Top Banner
ISSN - l086 - 5430 1 , All 1111 Swatllnn S('~(ll'llt T'IISS,l'tln;I'I,tll" TlIsn~ll, 1'1111111 '1II11I1slllnlll"II@S(I'IIIS"~III" ,,1 /11(111'111 /-Il1s{ljllllnillillc ""~1111III flll.'(<I' 1'1II1".j"II,1 '7n~tlkl'.llllnll'.rn('/I1I1I~SII"I'I${lkll.llr.ld Keywords: financial, distress, kinerja, kuangan, finacial distress, DT 1\, LOWC Financial performance (fillallcial ratios) and the compaus] will determine the size of the cOlllpallY into the cntegonj of non-financial distress and filla/lcial distress, which is a very difficult situation call evell be said 10 be close 10 ballkruptcy, which, if not immediately resolved will have a major impact all the companies with loss confidence of stakeholders, experienced by the cOlllpally. By kllOT'uillg lite finaucinl distress experienced by ilte co"'pallY is expected to be taken 10 reclify this situation. III this research will IJCdeuoted ill ",akillg predictions (estimated) financiai diffiCIIlties (financial distress) bcdasarkan property illdllslry financiai ratios and sizes of companies ill lndonesia Stock Exchange. Resul ts of this stlldy showed ihn! tlte higher the ratio of working capita! to totnl assets (WCTA), lhe financial condition of ilu: cOlllpallY's henltlly (11011 [iuancial distress), and vice versa. So workillg capital was insinnnental III the cOIII]JaIlY'sIlcaltil. But the ratio of current assets to total assets (CATA) that tue bigger tire[uianciat condition of the COlllpatlY made more diffiwlt (finoncia! distress). If the compnlly is too IIIl1ch inuentors] ill tile for", of finished unsold homes, it will be diffierll t for tlie COlllpany, and vice versa. The perfonunno: capnhilily is very nccurate to predict, nmneli] distre: 597,7 percent, 99.S,lcrcelll non-distress, nud nil nverage 99.2 percent, Moreover, the higher the ratio of workilLg capital 10 total assets (WCTA), the better the corporate finance; The Irigher tile ratio of lotnl debt to totnl nssets (DTA), will reduce the fi"allcinl licaltl: of the vendor. But [arlong-ierm debt ratio (LOWC) and (Ldta) the opposite applies, tire greotcr the long-term debt, tire better the coiupmuj's fi"allcinl condition. Mn/lngerinl implications of ttiis research is to provide Ilolicy considerations against corporate debt, where the higlter lite ratio of toto! debt to totnl assets (OrA), will reduce the fillnllcinl healtl: of the vendor and the ratio of long-tenn debt (LOWC) and (Ldta) the opposite is true, the large long-tern: debt, till! better the couuunuj's finaucia! condition, Future studies done snllle peuilitian the cOlllpnlly - a colllpnlly ellgnget/ ill oilier fields. Abstract Anita Swantari' dan FachruI Husain Habibie" PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN KEMAMPUAN KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI PROPERTY MiTTra (Mice, Tour & Travel) VolumeJ, No. 1 /enueri .201.2, Hal. 1-18
18

PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

Apr 07, 2019

Download

Documents

duongnga
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

ISSN - l086 - 5430 1

, All 1111Swatllnn S('~(ll'llt T'IISS,l'tln;I'I,tll" TlIsn~ll, 1'1111111'1II11I1slllnlll"II@S(I'IIIS"~III" ,,1/11(111'111/-Il1s{ljllllnillillc ""~1111III flll.'(<I' 1'1II1".j"II,1 '7n~tlkl'.llllnll'.rn('/I1I1I~SII"I'I${lkll.llr.ld

Keywords: financial, distress, kinerja, kuangan, finacial distress, DT1\, LOWC

Financial performance (fillallcial ratios) and the compaus] will determine thesize of the cOlllpallY into the cntegonj of non-financial distress and filla/lcialdistress, which is a very difficult situation call evell be said 10 be close 10ballkruptcy, which, if not immediately resolved will have a major impact all thecompanies with loss confidence of stakeholders, experienced by the cOlllpally. BykllOT'uillg lite finaucinl distress experienced by ilte co"'pallY is expected to betaken 10 reclify this situation. III this research will IJCdeuoted ill ",akillgpredictions (estimated) financiai diffiCIIlties (financial distress) bcdasarkanproperty illdllslry financiai ratios and sizes of companies ill lndonesia StockExchange. Resul ts of this stlldy showed ihn! tlte higher the ratio of workingcapita! to totnl assets (WCTA), lhe financial condition of ilu: cOlllpallY's henltlly(11011 [iuancial distress), and vice versa. So workillg capital was insinnnental III

the cOIII]JaIlY'sIlcaltil. But the ratio of current assets to total assets (CATA) thattue bigger tire [uianciat condition of the COlllpatlY made more diffiwlt (finoncia!distress). If the compnlly is too IIIl1ch inuentors] ill tile for", of finished unsoldhomes, it will be diffierll t for tlie COlllpany, and vice versa. The perfonunno:capnhilily is very nccurate to predict, nmneli] distre: 597,7 percent, 99.S,lcrcelllnon-distress, nud nil nverage 99.2 percent, Moreover, the higher the ratio ofworkilLg capital 10 total assets (WCTA), the better the corporate finance; TheIrigher tile ratio of lotnl debt to totnl nssets (DTA), will reduce the fi"allcinllicaltl: of the vendor. But [arlong-ierm debt ratio (LOWC) and (Ldta) the oppositeapplies, tire greotcr the long-term debt, tire better the coiupmuj's fi"allcinlcondition. Mn/lngerinl implications of ttiis research is to provide Ilolicyconsiderations against corporate debt, where the higlter lite ratio of toto! debt tototnl assets (OrA), will reduce the fillnllcinl healtl: of the vendor and the ratioof long-tenn debt (LOWC) and (Ldta) the opposite is true, the large long-tern:debt, till! better the couuunuj's finaucia! condition, Future studies done snlllepeuilitian the cOlllpnlly - a colllpnlly ellgnget/ ill oilier fields.

Abstract

Anita Swantari' dan FachruI Husain Habibie"

PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKANKEMAMPUAN KINERJA KEUANGAN PADA INDUSTRI

PROPERTY

MiTTra (Mice, Tour & Travel) VolumeJ, No. 1 /enueri .201.2,Hal. 1-18

Page 2: PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

ISSN • 2.086 • 54302

Latar Belakang Penelitian

Krisisekonomi global yang berimbas ke Indonesia dapat saja terulang kembaliseperti tahun 2008. Hal ini terjadi karena ekomi dunia sudah saling terkait.Terjadinya kesulitan ekonomi di suatu negara, terutama yang mendominasiekonomi dunia seperti Amerika dan Eropa akan berdampak pada negara laintermasuk Indonesia.Ketika itu, dampak krisis global tersebut tidak hanya terjadipada sektor keuangan, tetapi juga telah merambah ke sektor riil. Kerugian dankebangkrutan baik di industri keuangan maupun manufaktur terus terjadi, yangdisusul dengan gelombang pemutusan hubungan kerja di seluruh dunia. AmerikaSerikat (AS),Inggris, Jepang dan sejumlah negara lainnya sudah dinyatakan dalamfase resesi.

Krisisekonomi global menggerus daya beli dan kepercayaan masyarakat dandiperburuk oleh suku bunga yang tetap tinggi, sehingga berdampak juga padabisnis properti,meskipun kebutuhan perumahan semakin tinggi. Kondisi inidiperkuat dengan adanya pelambatan pertumbuhan pembelian rumah, yang terasasejak akhir tahun silam. Melambatnya pembelian rumah dapat dilihat dari trenpelambatan pertumbuhan kredit pemilikan rumah mengingat sebagian besarkonsumen rumah (rata-rata 70persen) memanfaatkan fasilitasKPRuntuk transaksipembelian rumahnya. Pertumbuhan KPRmelambat dari 37,1persen Agustus 2008menjadi 30,3persen pada Desember 2008.Pada saat itu, suku bungaKPR ada padalevel rata-rata 14 persen.Pelambatan ini hingga triwulanII-2009, di manapertumbuhan nilai KPR perbankan per Mei 2009 hanya 16,5 persen (sekitar Rp127,1 triliun), lebih lambat dari pertumbuhan tahun 2008 sebesar 34,9 persen.Kondisi ini memunculkan kekhawatiran akan meredupnya prospek sektorperumahan di Indonesia (Kompas:2010).

Menurunnya penjualan, tentu saja mengakibatkan keuangan bisnis propertiterganggu karena akan kesulitan memenuhi kewajiban-kewajibannya sepertimembayar pemasok,gaji karyawan, membayar hutang dan sebagainya yang dapatberujung pada kebangkrutan. Oleh karena itulah pentingnya pengetahuan tentangkondisi keuangan agar dapat dilakukan pencegahan sedini mungkin.Prediksikekuatan keuangan suatuperusahaan pada umumnya dilakukan oleh pihakeksternal perusahaan, seperti: investor, kreditor, auditor, pemerintah, dan pemilikperusahaan. Pihak-pihak tersebut biasanya merespon sinyal distress seperti:penundaan pengiriman, masalah kualitas produk, hilangnya kepercayaan daripara pelanggan, tagihan dari bank atau kreditur, dan lain sebagainya untukmengindikasikan adanya financial distress,keadaan yang sangat sulit bahkan dapatdikatakan mendekati kebangkrutan yang apabila tidak segera diselesaikan akanberdampak besar pada perusahaan-perusahaan tersebut dengan hilangnyakepercayaan dari stakeholder, yang dialami oleh perusahaan. Dengan diketahuinyafinancial distress yang dialami oleh perusahaan di harapkan dapat dilakukantindakan untuk memperbaiki situasi ini.

PENDAHULUAN

Mlrrr4 (Mk~, Tour & Tr4vel) VolumeJ, No. 7 Janu,JrlJ07J

Page 3: PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

Kinerja perusahaan didefinisikan oleh Fourtland (2003:10) sebagaipeningkatan yang dicapai oleh individu atau kelompok dalam memimpin suatuperusahaan (organisasi) dan mencapai tujuan perusahaan tersebut dengan efektifdan efisien.Sedangkan Eirich (2003:52)secara umhm mengartikan kinerja sebagaihasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat secara terusmenerus. Agar bisa mengetahui keberhasilan per~sahaan dalam mencapai tujuanyang sudah ditetapkan, kinerja perusahaan h~rus secara berkesinambungandievaluasi. Evaluasikinerja dapat dilakukan dengan mengukur dan menilai tingkatefektifitas dan efisiensi perusahaan. Kriteria efektifitas dan efisiensi antara satuperusahaan akan berbeda dibandingkan dengaru perusahaan yang lain. Kriteriatersebut disebabkan adanya perbedaan jenis, ukuran, sifat, maupun strukturorganisasi yang dimiliki tiap-tiap perusahaan.

Melalui kinerja yang baik, perusahaan dapat menjalankan operasi usahanyadengan baik dan kelangsungan hidupnya lebih terjamin, sehingga keadaanperusahaan akan sernakin jauh meninggalkan titik likuidasi, yang pada gilirannya

II........................................................ ·······································..·····1········ .

ISSN - 1086 - 5430 I 3I

KinerjaPerusahaan

TinjauanPustaka

RERANGKATEORITIS

Berdasarkan uraian diatas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskansebagai berikut : IIApakah rasio-rasio keuangan liU~iditas:QATA,ATR,RETE,CashRatio,WCTA,CR,CASAL,CATAdapat mengelo;hpokkan perusahaan propertipada kategori financialdistress dan non-distress?"

Masalah Penelitian

IiIAnita SWdntdri & Fdcru/ Husain Habibie

Predlksl Flnancld/ Distress Berddsark;m Kemampuan Kinerja Keuangan

................................................................................................... ..l ~~~~.:~~~~~~~..~:.~~~'!r.I

Analisis laporan keuangan merupakan salah satu alat untuk memprediksikebangkrutan. Laporan keuangan dapat dijadikan dasar untuk mengukurkesehatan suatu perusahaan melalui rasio-rasio Ikeuangan yang ada. Kesehatansuatu perusahaan akan mencerminkan kemampuan perusahaan dalam

I

menjalankan usahanya, distribusi aktivanya, keefektifan penggunaan aktivanya,hasil usaha atau pendapatan yang telah dicapail beban-beban tetap yang harusdibayar, serta potensi kebangkrutan yang akan Idialami. Oleh karena itu, rasiokeuangan bermanfaat dalam memprediksi kebangkrutan bisnis untuk periodesatu sampai lima tahun sebelum bisnis tersebut benar-benar bangkrut. (Avianti,2000)

Sudah banyak penelitian dilakukan untuk menganalisa faktor-faktor yangmenyebabkan terjadinya financial distress.Dari penelitian-penelitian tersebut telahdikembangkan berbagai model, diantaranya discriminant analysis, logit analysis,dan genetic algorithm. Berdasarkan uraian tersebut diatas, peneliti tertarik untukmelakukan analisis logistic regression guna menghasilkan suatu model prediksikesulitan keuangan (financialdistress)pada propertl di BursaEfekIndonesia periode2002-2010. !

,!I

Page 4: PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

ISSN - 2086 - 54304

Rasio Keuangan sebagai Ukuran KinerjaGambaran perkembangan kinerja perusahaan berdasarkan kondisi finansial,

dapat dilakukan interpretasi atau analisis terhadap data finansial perusahaan yangbersangkutan. Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangansuatu perusahaan, diperlukan adanya ukuran tertentu. Ukuran yang seringdigunakan dalam laporan keuangan adalah "rasio", dimana rasio ini digunakanuntuk menjelaskan hubungan antara dua maeamdata keuangan. Menurut Riyanto(2002:329)rasio ini hanyalah alat yang dinyatakan dalam pengertian aritmatikayang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua maeam datafinansial.Dalammelakukan analisa rasio keuangan pada dasamya dapat dilakukandengan eara perbandingan yaitu: a Perbandingan rasio sekarang dengan rasio­rasio dari waktu-waktu yang lalu atau dengan rasio-rasioyang diperkirakan untukwaktu-waktu yang akan datang dari perusahaan yang sarna. Dengan earaperbandingan tersebut dapat diketahui perubahan-perubahan rasio dari tahun ketahun. Dengan menganalisa satu maeam rasio saja dapat diketahui apa yangmenyebabkan adanya perubahan tersebut. b Membandingkan rasio dari suatuperusahaan dengan perusahaan lain yang sejenisuntuk waktu yang sarna.Denganmembandingkan rasio perusahaan dengan rasio industri akan diketahui apakahperusahaan didalam aspek keuangan tertentu berada diatas rata-rata atau terletakdibawah rata-rata industrLDengan menggunakan analisis rasio, umumnyaperusahaan bertujuan untuk mengetahui tingkat kinerja, efisiensi operasional, danukuran kebijakan keuangan. Pengukuran kine~a perusahaan denganmenggunakan analisis rasio keuangan terdiri dari:

akan meningkatkan nilai perusahaan, Apabila nilai perusahaan meningkat; denganasumsi pasar modal adalah efisien;maka nilai saham perusahaan tersebut di bursajuga meningkat. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat kinerjaperusahaan akan membawa pengaruh yang besar terhadap nilai sahamperusahaan. ltulah sebabnya investor harus melakukan pengukuran kinerjaperusahaan sebelum menanamkan investasi. Pengukuran tersebut dapatdipergunakan untuk menilai keberhasilan perusahaan dalam memperoleh labadi masa mendatang, yang merupakan dasar untuk memprediksi return serta resikoyang akan diterima investor. Tujuan investor mengukur kinerja perusahaanmenurut Munawir (2002:31)antara lain: 1) untuk mengetahui tingkat likuiditas,yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yangharus segera dipenuhi pada saat ditagih,2) untuk mengetahui tingkat solvabilitas,yaitu kernampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabilaperusahaan tersebut dilikuidasi, 3) untuk mengetahui tingkat profitabilitas danrentabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selamaperiode tertentu dibandingkan dengan penggunaan aktiva atau modal secara aktif,dan 4) untuk mengetahui tingkat stabilitas usaha, yaitu kemampuan perusahaandalam menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, yang diukurdari kemampuan perusahaan dalam membayar pokok hutang dan beban bungatepat waktu, serta pembayaran dividen seeara teratur pada para pemegang sahamdaham tanpa mengalami kesulitan.

MITTra (Mict!. Tour & Travel) volume J. No. 1 Januari 020102

Page 5: PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

5ISSN - 2.086 - 5430

, I

!

jAnlta sweater! s Facrul Husain HablblePredlksl Financial DIstress B rdJsarkan Kemampuan Kinerja Keuangan

I Pada tndustr! Property...............;;:::~.~~:;;:::.~::::.~:;::~;~;;+;;;:~~~:~;.~::~:~:~;~;~::~;~likuiditas (liquiditt) mtios) mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhikewajibannya yang jatuh tempo.Rasio-rasio ~ang dapat digunakan untukmengukur likuiditas: 1) RasioAktiva Cair terhadap Total Aktiva (Quick Assets toTotal Assets), rasio ini mengukur persentase asJt likuid yang dapat digunakanuntuk memenuhi kewajiban jangka pendek Iterhadap keseluruhan aktivaperusahaan (Riyanto, 2002:332).Rumus : (Kas dan Setara Kas + Investasi JangkaPendek) / Total Aktiva,2) Rasio Cair (Quick ASfet atau Acid Test Ratio), adalahukuran penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan memenuhikemampuan jangka pendeknya tanpa memperhitungkan penjualan persediaan(Riyanto, 2002:333).Rasio ini dapat diukur dengan rumus : (Kas dan Setara Kas+Investasi Jangka Pendek) / Kewajiban Lancar, 3) RasioKas : Kemampuan untukmembayar utang yang segera harus dipenihi dengan kas dan setara kas yangtersedia dalam perusahaan yang dapat segeradiucingkan(Riyanto, 2002:332).Rasioinidiukur dengan rumus :Kas dan setara kas / k~wajiban lancar, 4) Rasio Lancar(Current ratio); merupakan ukuran yang paling umum digunakan untukmengetahui kesanggupan memenuhi kewajibanljangka pendek karena rasio inimenunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi olehaktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai da:lamperiode yang sama denganjatuh tempo utang (Sawir, 2005:8).Rasio ini diuk~r dengan rumus: Aktiva Lancar/ Kewajiban Lancar, 5) Rasio Kas terhadap Pehjualan (Ozslz to Sales): rasio iniuntuk mengukur perbandingan posisi kas dan penjualan yang dihasilkan olehperusahaan. Rasio ini diukur dengan menggunakan rumus: Kas dan setara kas /penjualan, 6) Rasio Aktiva Lancar terhadap TotJl Aktiva: rasio inimenunjukkan

Iporsi aktiva lancar alas total aktiva (Harahap, 1~99:302), 7) Rasio Modal Kerjaterhadap Total Aktiva: likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja (Riyanto,2002:333). Rasio ini diukur dengan menggunakan rumus : (Aktiva lancar -kewajiban lancar) / total aktiva. .

Solvabilitas dan Leverage. Solvabilitas adalah kemampuan untuk membayarutang jangka panjang, baik utang pokok maupun bunganya. Sementara rasioleverage (leverage ratios) mengukur tingkat sejauhmana aktiva perusahaan telah

I

dibiayai oleh penggunaan hutang (Kuswadi, 20,06:182).Rasio-rasio yang dapatdigunakan untuk mengukur solvabilitas adalah :1)Debt to Total Asset Ratio (DAR)atau disebut juga leverage atau debt ratio. Rasioinimenunjukkan persentase aktivaperusahaan yang didukung oleh hutang (Riyanto, 2002:333). Rumus : TotalKewajiban / Total aktiva, 2)RasioHutang Jangk~Panjang terhadap Modal Kerja:Bagian dari setiap modal kerja perusahaan yang digunakan untuk menjaminhutang jangka panjang (Riyanto, 2002:333),3) iRasio Hutang Jangka Panjangterhadap Total Aktiva: Bagian dari setiap aktiva perusahaan yang dijadikanjaminan untuk hutang jangka panjang perusahaan (Riyanto, 2002:333), 4) RasioTotal Aktiva terhadap Total Kewajiban: Perbandingan jumlah aktiva terhadapjumlah kewajiban, 5) Rasio Ekuitas terhadap Total Kewajiban :Bagian dari setiapekuitas perusahaan yang dijadikan jaminan untuk total kewajiban perusahaan(Riyanto, 2002:333).Rasioleverage (leverage ratios) yang biasanya digunakan adalah:1) Rasio Total Ekuitas terhadap Total Aktiva, 2) Rasio Laba Ditahan terhadap

Page 6: PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

ISSN - 2.086 - 54)06

Penyebab Kesulitan Keuangan (Financial Distress)

Eirich (2003:40), menyebutkan bahwa penyebab kesulitan keuangandigolongkan kepada dua faktor yaitu :pertama faktor Intern, antara lain: a) Kredityang diberikan kepada pelanggan terlalu besar. Kebijakan perusahaan yangdimaksudkan untuk meningkatkan volume penjualan adalah dengan melakukanpenjualan kredit, baik melalui saluran distribusi maupun langsung kepadapelanggan dengan persyaratan mudah. Dalam jangka pendek, likuiditas akanterganggu karena tingginya investasi pada piutang yang bisa berdampak kurangbaik pada tujuan jangka panjang perusahaan, b) Lemahnya kualifikasi sumberdaya manusia dalam hal skill, pengalaman, sifatcepat tanggap, dan inisiatif dapat

Kesulitan Keuangan (Financial Distress)

Kane (2000:84)menyatakan bahwa financial distress (kesulitan keuangan)adalah kondisi yang menggambarkan suatu keadaan memburuknya kemampuanmembayar klaim yang jatuh tempo ketika diperlukan. Menurut Brigham danDaves (2003)financial difficulties terjadi karena serangkaian kesalahan, pengambilankeputusan yang tidak tepat, dan kelemahan-kelemahan yang saling berhubunganyang dapat menyumbang secara langsung maupun tidak langsung kepadamanajemen serta tidak adanya atau kurangnya upaya mengawasi kondisikeuangan sehingga penggunaan uang tidak sesuai dengan keperluan(Fachrudin,2008).

Brigham dan Ehrhardt (2006:554)menyatakan kesulitan keuangan dapatdidefinisikan sebagai berikut:l. Economic failure, kondisi dimana pendapatanperusahaan tidak dapat menutup biaya total, termasuk biaya modal. Bisnis yangmengalami economic failure dapat meneruskan operasinya sepanjang krediturberkeinginan menyediakan tambahan modal dan pemilik dapat menerima tingkatpengembalian dibawahtingkat bunga pasar, 2. Business failure, merupakanpenyusun utama failure statistic untuk mendefinisikan usaha atau bisnis yangmenghentikan operasinya dengan akibat kerugian bagi kreditur. Dengan demikiansuatu usaha atau bisnis dapat diklasifikasikan sebagai distress meskipun tidakmelebihi kebangkrutan secara legal,dalam hal iniperusahaan dapat menghentikanatau menutup usahanyatetapi tidak dianggap sebagai gagal, dan 3. Tecnicalinsooensi, menunjukkan kekurangan likuiditas yang sifatnya semen tara dimanapada suatu waktu perusahaan dapat mengumpulkan uang untuk emenuhikewajibannya dan tetap menjalankan usahanya. Distress menurut Von Horne(2002:266),suatu perusahaan secara teknis insolven bila perusahaan tidak mampumemenuhi kewajiban lancarnya.

Total Aktiva. Rasio ini mengukur akumulasi laba selama perusahaan beroperasi,3) Rasio Notes Payment to Total Asset, 4) Rasio Notes Payment to Total Liabilities,5)Debt Equittj Ratio. Rasio ini menggambarkan perbandingan utang dan ekuitasdalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiriperusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rumus: TotalKewajiban / Total Ekuitas.

MiTTrd (Mi<:e, Tour & Trdvel) Volume J, No. 1Jimudrl .201.2

Page 7: PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

7ISSN - 2086 - 5430

Prediksi Kesulitan Keuangan (Financial Distres)

Untuk prediksi kesulitan keuangan, dapat dilakukan melalui analisis internaldan eksternal untuk mendukung keyakinan serta menentukan letak kelemahanperusahaan yang sangat mendasar terhadap kegagalan perusahaan, disampingtentu saja agar manajemen dapat secepat mungkin mengambil tindakan antisipasi.

Menurut Sadarachmat (2005:35)terdapat dua analisis kesulitan keuangan,yaitu:Pertama, dapat diamati oleh pihak ekstern, misalnya: a) penurunan jurnlah

Sumber: Data diambil dan ManajemenKeuangan,Westondan Copeland (2002:12).

100.0%Total

15.6%14.1%22.3%40.7%0.9%0.9%1.9%3.6%

Kurang pengalaman dalam liniKurang pengalaman manajerialPengalaman lidak seimbang dalam penjualan. keuangan, produksi dsb

I

Ketidakmampuan manajemenKecuranganBencanaKelalaianAlasan tidak diketahui

ProsenlaseSebab-sebab Kesulilan Keuangan

j Anitd swenter! & FdCrU/Husdin HdbibiePrediksi Findnc;,,/ Distress erddsarkan I<emdmpuan I<lnerjd I<eudngan

I Pdda tndustr! Property~:::~~::~:;··::ll:~:··~~~~·;:=~:~;~;~··=j·~:~··l::~~:~~·~:·~::;~~;~··;;~~··;~::~ipengendalian manajemen lemah, maka akan mempercepat proses kesulitankeuangan, c) Kekurangan modal kerja. Hasil penjualan yang tidak memadaiatau yang tidak dapat menutupi harga pokok P1enjualandan biaya operasional,secara terus-menerus akan menyebabkankekurangan modal kerja dan lebih lanjut

Imengarah pada kebangkrutan. d) Penyalahgun~an wewenang dan kec:urangan.Rendahnya kualitas individu dari pelaku di perusahaan dan kurangnyapengawasan yang baik memudahkan terjadinya penyalahgunaan wewenang dantimbulnya kecurangan-kecurangan sehingga menimbulkan suasana kerja yangtidak sehat dan dapat mempengaruhi kine~ja perusahaan. e) Keadaanperekonomian yang buruk, Resesi(kemundudn ekonomi), akan mengurangikeseluruhan aktivitas bisnis, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sektorrilldan sektor moneter merupakan sistem yangltidak bisa dipisahkan, sehinggagoncangan pada salah satu sektor tersebut akan mempengaruhi sektor lainnya.Faktor yang kedua adalah Faktor ekstem, antara1lain: a) Persaingan bisnis yangketat, b) Berkurangnya permintaan terhadap p~oduk atau jasa yang dihasilkan,c) Turunnya harga jual secara terus menerus, d) Kecelakaan atau bencana alamyang menimpa perusahaan.Terjadinya kecelakaan atau bencana alam dapatmerugikan perusahaan baik dari segi materiil ~taupun non materiil sehinggamempengaruhi jalannya aktivitas perusahaan. Pe~yebabpokok kebangkrutan ataukegagalan bisnis adalah inkompetensi bisnis Jnajerial. Berikut adalah daftarpenyebab kegagalan bisnis berdasarkan prosentasenya.

iI

Tabel1. Daftar Penyebab Kesulitan KeuanganI

Page 8: PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

ISSN • 2.086 - 54308

Sumber: (Damodaran, 2001:101)

Perusahaan yang insoluabel tetap likuid tidak segera dalam keadaan kesulitankeuangan, tetapi perusahaan yang illikuid akan segera dalarn situasi kesulitankeuangan karena segera menghadapi tagihan-tagihan dari krediturnya,

Distressgrey areaIllsolvable

DistressNon-DistressSolvable

lIIikllidLilalidKriteria

Tabel2. Keterkaitan Likuiditas dan Solvabilitas terhadapKesulitan Keuangan Perusahaan

deviden yang dibagikan kepada pemegang saham selama beberapa periode secaraberturut-turut, b) penurunan laba secara terus-menerus bahkan perusahaanmengalami kerugian, c) ditutup atau dijualnya satu atau lebih unit usaha, d)pemecatan pegawai secara besar-besaran, e) harga saham di pasar modal turunsecara terus-menerus. Kedua, sebaliknya indikator-indikator yang dapat diketahuidan harus diperhatikanoleh pihak intern perusahaan adalah: a) Turunnya volumepenjualan, hal ini dapat terjadi karena ketidakmampuan manajemen dalammenerapkan kebijakan dan strategi akibat kurang pengalaman atau kurangtanggap dalam menanggulangi kemunduran perusahaan serta kurang cepat dalammemanfaatkan peluang-peluang yang ada dalam situasi persaingan bisnis yangsernakin kompetitif sehingga pangsa pasar (market share) rnenurun. b) Turunnyakernampuan perusahaan dalam mencentak keuntungan. Hal inidapat disebabkankarena kesalahan-kesalahan penentuan strategi pemasaran. c) Ketergantunganterhadap hutang. Hutang perusahaan sangat besar, sehingga biaya modalnya jugamembengkak, Selanjutnya gejala-gejala yang mengindikasikan adanya kesulitankeuangan berawal dari:a) Kegagalan memenuhi kewajiban pernbayaran bungatepat pada waktunya. b) Ketidakmampuan untuk melunasi obligasinya.

Damodaran (2001:619)menjelaskan beberapa indikasi perusahaan yangberpotensi mengalami kesulitan keuangan tfinancial distress) dikaitkan denganlikuiditas dan solvabilitas perusahaan adalah : Nilai current ratio (Aktiva lancar/hutang lancar) dibawah, mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki kewajibanjatuh tempo dalarn satu tahun yang lebihbesar daripada jumlah dana yang dimiliki.Sernakin menurun nilai rasio, sernakin besar kernungkinan terjadinya kesulitankeuangan, nilai quick asset [(kas + efek + Piutang)/ hutang lancar] kurang dari 1(100%) dianggap kurang baik tingkat likuiditasnya, dari perspektif kreditor,perusahaan tersebut dapat diindikasikan mengalami distress jangka pendek, nilaiSolvabilitas rasio (total aktiva/ total hutang) kurang dari 1 (100%),dan perusahaanharus mengusahakan agar solvabilitasnya lebih dari 100%.Perusahaan yang illikuiddan insolimbel.Perusahaan yang illikuid meskipun solvable.Tabel 2 berikutmenggambarkan keterkaitan solvabilitas dan likuiditas perusahaandengankernungkinan terjadinya kesulitan keuangan (finandal distress) :

MITTr<1 (Mice, TOtJr& Tr<1ve/) votume ], No. 7 Jenuer! 2072

Page 9: PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

9ISSN- 2086 - 5430

Gambar 1Pemikiran

Tahapan Kesulitan KcuanganMenurut Hill (1996) kesulitan-kesulitan xeuangan yang merupakan penunjuk

awal terjadinya kebangkrutan dapat dianalisis dan melalui empat tahap,yaitu:

Tahap Pcrtama, Periode inkubasi, dalam npw·".,.r.p ini mungkin muncul satuatau beberapa kondisi operasi dan finansial yang tidak menguntungkandan tidak segera terdeteksi oleh pihak manaj maupun pihak eksternal,misalnya:a) penurunanvolumenpenjualan, I adanya perubahan seleraataupermintaan konsumen, b) kenaikan biaya c) inefisiensi produksi karenametode yang ketinggalan jaman, d) manajemen yang memegangposisi kunci, e) kegagalan dalam ekspansi, f)Tidak efektifnyapelaksanaan fungsi pengumpulan piutang, dan g) kurang adanya dukungan ataufasilitas perbankan (kredit).

Tahap Kedua, kesulitan likuiditas atau shortage. Pada tahapan ini untukpertama kalinya perusahaan tidak mampu memenurn kewajiban jangka pendek yangtelah jatuh tempo, meskipun aktiva fisiknya kewajibannya dan perusahaanmasih mampu menghasilkan keuntungan yang bagus, atau dapat dikatakanaktiva perusahaan tidak likuid.

Tahap Kctiga, Financial/commercialperusahaan tidak mampu memperoleh danamemenuhi kewajiban yangjatuh tempo.

Dan Tabap Keempat, Total insolvency. ........,,'.......yang paling menonjol daritotal insolvency adalah jumlah hutang yang lebih dari aktiva perusahaan. Padatitik ini perusahaan tidak lagi mampu diri dari pengakuankebangkrutan, dan usaha yang dilakukan pihak manajemen untukmemperolehdana tambahan guna penyelamatan tidak berhasil.

perusahaan yang insolvabel tetap likuid tidak dalam keadaan kesulitankeuangan, tetapi perusahaan yang illikuid segera dalam situasi kesulitankeuangan karena segera menghadapi dari kreditumya, perusahaanyang insolvabel tetapi likuid masih dapat dengan baik, dan sementara itumasih mempunyai kesempatan atau waktu untuk solvabilitasnya.Tetapiapabila usahanya tidak berhasil, maka perusahaan juga akan menghadapi kesulitankeuangan.

Anita Swatari & FachrulHusain Habibie

IBerdasarkan KemampuanKinerja Keuongan

Pada Industr; PmrlPriv

Prediks; Financial

Page 10: PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

ISSN- 2086 - 543010

Analisis DeskriptifJumlah perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan (financial distress)

berdasarkan kriteria current ratio berkisar antara 5 sampai 8 perusahaan setiaptahunnya, seperti yang disajikan pada tabel 3.

Financial Distress Berdasarkan Current Ratio (CR)

Perusahaan dikatakan mengalami kesulitan keuangan (financial distress) apabiJamemenuhi salah satu kriteria di bawah ini, yakni :CurrentRatio (CR) < 1;QuickRatio (QR) < 1;Retained on'Iotal Equty (RETE) < -0,5

Financial Distress

Perusahaan -perusahaan hampir seluruhnya bergerak di bidang properti secaraumum seperti real estate, apartment, perkantoran, pusat perbelanjaan, perhotelan,perdagangan dan jasa, konstruksi, industri manufaktur, printing, agribisnis,pertambangan dan transportasi.

Gambaran Umum Objek Penelitian

Secara sistematis dapat dibagi menjadi dua bagian utama yakni gambaranumum objek penelitian danjinancial distress.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatoris yani menjelaskanpenggunaan rasio keuangan likuiditas, solvabilitas, leverage, aktivitas, profitabilitas,arus kas, dan size perusahaan (variabel independen) untuk membentuk estimasifungsi kesulitan keuangan ke dalam kategori distress dan non-distress (variabeldependen). Variabel independen merupakan variabel kontinu sedang variabeldependen variabel kategori yaitu distress (nilai 0) dan non distress (nilai I). Penelitianini dilakukan bertempat di Bursa Efek Indonesia (BEl) Jakarta. Sedangkan waktupenelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus 2011, waktu tersebut meliputi persiapan,mencari literatur (referensi), mengumpulkan data, mengolah data, konsultasi danmenyusun Japoran penelitian. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dariemiten industri properti yang telah terdaftar di BEL Teknik pemilihan sampelnyaadalah purposive sampling dimana sampel dipilih berdasarkan bahwa emiten tersebuttelah terdaftar di Bursa Efek Indonesia minimal tahun 2002. Jadi sampel dalampenelitian ini adalah emiten peoperti periode 2002 sampai 2010.

METODE PENELITIAN

MiTTro (Mice, Tour & Travel) Volume 3, No.1 Jonuari 2012

Page 11: PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

11ISSN . :1.086 • 5430

Analisis Logistic Regression

Datadiolah menggunakan software SPSSversi 19dengan analisis binmy logisticdengan metode forward LR. Metode forward LR adalah mengeluarkan secara

iTabel 4 memperlihatkan bahwa perusahaan yang rnengalami kesulitan

keuangan (financial distress) mempunyai rata-rata rasio modal kerja terhadap totalaset (WCTA) lebih keeil (-0,28) untuk perusahaan yang mengalami kesulitankeuangan dibanding perusahaan sehat (0,33). Hal yang sarna juga berlaku padaCATA, rata-rata rasio aktiva lanear terhadap: total aktiva lebih keeil untukperusahaan yang mengalami financial distress (OJ7) dibanding perusahaan yangnon distress (0,64).

27.3582 1.9624.6433.0914.4208.1779CATA .0330

2.3142 .3037.3334.00m.3315-.0027-.2801WCfA -1.0524

Std. Dev,Max.MeanStd. Dev. Min.Max.MeanMin.

Non Distress N=199Distress N=42Variabel

I

Tabel4. Variabel Klasifikasi Distre~s dan Non DistressBerdasarkan CRI

I

I

I

Tabel3 memperlihatkan bahwa rata-rata r·umlah perusahaan mengalamifinancial distress setiap tahun sebanyak 6 buah atau sekitar 21 persen.Variabel­variabel yang dapat mengelompokkan perusahaan atau case ke dalam kelompokfinancial distress dan non distress berdasarkan CRaisajikan pada tabel4.3 di bawah

• • Iiru :

Tahun Distress No" Distress Total

Jumlah % Jumlah %

2002 8 28.6 20 71.4 28

2003 5 17.9 23 82.1 28

2004 5 17.9 23 82.1 28

2005 6 21.4 22 78.6 28

2006 6 21.4 22 78.6 28

2007 6 21.4 22 78.6 28

2008 6 21.4 22 78.6 28

2009 5 17.9 23 82.1 28

2010 6 21.4 22 78.6 28

Rata-rata 5.9 21.0 22.1 79.0 28.0

I

1Antt» sweater! & FiJcrul HusiJln HiJblblt'Predlksl FiniJncliJl Distress erdiJsiJrkanKemampuiJn KlneljiJ KeuiJngiJl'

PadiJ Industrl Property.............········:~:~:·~~·:~:=:=~~~·~~~~:~i]=~~~~:~~~=~~~······...........Berdasarkan CR Periode r002-1010

Page 12: PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

ISSN - 2086 - 543012

Observed PredictedZCR Non PercentageDistress Distress Correct

Step 1 ZCR Distress 42 1 97,7

Non Distress 198 99,5

Overall Percentage 99,2

Tabel 6. Prediksi Klasifikasi Berdasarkan CR

Untuk mengetahui kemampuan model dalam mengklasifikasikan perusahaandalam kelompok distres dan non distress digunakan tabel klasifikasi.

Prediksi Klasifikasi

Cox and Snell's R Square dan Nagelkereke's R squareUntuk mengetahui kontribusi variabel independen secara bersama-sama dapat

digunakan nilai Cox and Snell's R Square dan Nagelkereke's R square. Pada tabelE.2.3 terlihat bahwa nilai Nagelkerke R2 = 0,973Hal ini berarti bahwa variabelindependen 97,3% dapat menjelaskan variabel dependen. Jadi CATA, dan WCTAsccara bersama-sama 97,3% dapat menjelaskan suatu perusahaan akan mengalamifinancial distress atau non distress berdasarkan kriteria CR

Variabel Koefisien Exp Signifikansi

WCfA 261,787 4,926E113 ,018

CATA -1,978 ,138 ,814

Konstanta -,340 ,712 ,814

Hosmer and Lemeshow ,995

CoxSnelR2 ,591

Nagelkcreke R2 ,973

Tabel 5. HasH Uji Goognest of Fit dan Uji Parsial Berdasarkan CR

Uji Kelayakan Model (Goodness of Pit Test)

Untuk mengetahui seberapa baik model dapat dilakukan uji Hosmer andLemeshau:testdan pada tabel E.2.3memperlihatkan nilai Chi-square p value =0,995.Karena Chi-squarep value elf0,05atau 1>0,05,hal iniberarti bahwa model fit dengandata.Dengan kata lain data empiris cocok dengan model, karena model dapatmemprediksi nilai observasinya.

bertahap variabel-variabel independen yang tidak berpengaruh terhadap modelhingga diperoleh variabel-variabel independen yang berpengaruh terhadap model.

MiTTril (Mice, Tour & Travel) Volume), No. 1 JilnUilri .201.2

Page 13: PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

IDistress Non Distress Total

ITahun Iumlah % Iumlah %2002 19 67.9 9 32.1 282003 16 57.1 12 42.9 282004 15 53.6 13 46.4 282005 19 67.9 9 32.1 282006 17 60.7 11 39.3 282007 17 60.7 11 39.3 282008 19 67.9 9 32.1 282009 19 67.9 9 32.1 282010 18 64.3 10 35.7 28Rata-rata 17.7 63.1 10.3 36.9 28.0

.....................................................................................................l.................................................................ISSN - 2.086 - 5430 13

Jumlah perusahaan yang mengalami kesul tan keuangan (financial distress)berdasarkan kriteria quick ratio berkisar antara 5 sampai 19 perusahaan setiaptahunnya, seperti yang disajikan pada tabel7.

Tabel7. Perkembangan Kondisi K~uangan PerusahaanBerdasarkan QR Periode 2002-2010

I

Analisis Deskriptif

Financial Distress Berdasarkan Quick Ratio (Q

Untuk menguji apakah setiap variabel secara individual dapatmengelompokkan perusahan dalam kelompok ~erusahaan financial distress danfinancial non distress dilakukan uji parsial. HasUuji parsial disajikan pada tabelE.2.3Vji parsial dilakukan terhadap variabel-varia~elberikut WCTA,WCTApositifdan signifikan (p value < 0,05 atau 0,018< 0,09)' Hal ini berarti bahwa setiapkenaikan WCTAsebesar 1 % akan meningkatkan logofodds perusahaan non distressmenjadi 261;CATA,CATA negatif dan tidak sigpifikan (p value >0,05atau 0.814> 0,05). Hal ini berarti bahwa setiap penurunan CATA sebesar 1 % akanmeningkatkan log of odds perusahaan non distres menjadi 1,978.

Xt=WorkingCapital to Total Asset (WCTA)X2=Current Asset to Total Asset (CATA)

Persamaan Logistic Regression dan interpretasip

Ln 1- p = -3,4 + 261,79XJ-1,98~Dimana:

i

I Anlt. Sw.n"ri & F,,,,,I H",,'n H,blbl,Predfksi Financial Distress Berdasarkan Kemdmpudn Kineljd KeU,1ngdn

=~i~;~~;;;:'~;;:~~;:;~~~;;{~;'~i~;;;'~~;;;:;~;;~;;;non financial 99,5

Page 14: PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

ISSN - 1086 - 543014

Analisis Logistic Regression

Oengan metode /ol1l'nrdLR,dari 40 variabel independen yang dimasukkan,ada 8 variabel yang berpengaruh dalam model yaitu Cash Ratio, WCTA, DTA,LDWC, LDTA, NPTL, C//oTA, danLogTA. Karena terdapatonrber dilakukanrnsenuse

Tabel8 menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan(financialdistress)mempunyai rata-rata rasio kas dan setara kas terhadap kewajibanlancar (Cash Ratio) perusahaan non distress hampir 8 kali lebih besar (1,53)dibanding perusahaan distress (0,19). Rata-rata rasio modal kerja terhadap totalaset (WCTA)perusahaan non distress5kali lebih besar (0,45)dibanding perusahaandistress (0,09). Rata-rata rasio totalhutang terhadap total aktiva (OTA)perusahaandistress 2 kali lebih besar (0,7) dibanding perusahaan non distress (0,35). Padaperusahaan distress rata-rata rasio hutang jangka panjang terhadap modal kerja(LOWC)adalah negatif dan 20 kali lebih keeil (-3,2)dibanding perusahaan nondistress (3,3),sebaliknya rata-rata rasio hutang jangka panjang terhadap total aktiva(LOTA)lebih besar untuk perusahaan distress dibanding perusahaan non distress.Hal yang sarna dengan LOTA juga terjadi pada rasio hutang terhadap totalkewajiban (NPTL).Rata-rata arus kas dari operasi terhadap aset (CffoTA) lebihkeeil untuk perusahaan distress (0,04) dibanding perusahaan nondistress (0,06).Sebaliknya, rata-rata ukuran perusahan untuk distress lebih besar dibanding nondistress.

Tabel8. Variabel Klasifikasi Distress danNon Distress Berdasarkan QR

Varia bel Distress N=149 Non Distress Nc89Min. Mean Max. Std. Dev. Min. Mean Max. Std. Dev.

Cash .000 .198 .867 .208 .004 1.529 7.614 1.874

WCTA -1.052 .088 .576 .312 -.038 .454 2314 .391

DTA .101 .703 2239 .407 .023 .353 1.159 .263

LOWe - 4.608 20.418 .000 3.298 207.698 22.224

LDTA .000 .175 .792 .195 .000 .149 .946 .238

NPrL .000 .072 .831 .187 .000 .049 .487 .115

CffoTA -.122 .045 .230 .057 .000 .061 .306 .070

LogTA 5.033 6.111 6.788 .365 4.862 6.072 7.232 .658

Tabel 7menunjukkan, bahwa jumlah perusahaan yang rnengalami kesulitankeuangan (financial distress) lebih banyak setiap tahun dibanding jumlahperusahaan yang sehat seeara keuangan (financialnon distress). Hal ini disebabkanoleh kriteria likuiditas lebih tinggi untuk QR dibanding CR. Rata-rata jumlahperusahaan yang mengalami kesulitan keuangan sepanjang periode 2002-2010berkisar 18 perusahaan atau sekitar 63 persen.Variabel-variabel yang dapatrnengelompokkan perusahaan atau case ke dalam kelompok financial distress dannon distress berdasarkan QR disajikan pada tabel E.2.6 di bawah ini :

MITTra (Mice, Tour & Travel) Volume ], No. 1Januarl 2012

Page 15: PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

15ISSN • 2086 - 5430

ZCR Non PercentageObserved Distress Distress Correct

Step 1 ZCR Distress I !43 5 96.6Non Distress 80 8.99Non Distress I 94.1Overall Percentage I

I

Predicted

Prediksi Klasifikasi

Untuk mengetahui kemampuan model dalarrimengklasifikasikan perusahaandalam kelompok distres dan non distress digun~kan tabel klasifikasi

TabellO. Prediksi Klasifikasi Berdasarkan QRI .

Cox and Snell's R Square dan Nagelkereke's R slttareUntuk mengetahui kontribusi variabel indepdnden secarabersama-sama dapat

digunakan nilai Cox and Snell's R Square dan N1gelkereke's R square. Pada tabelE.2.7 terlihat bahwa nilai Nagelkerke R2= 0,90Br Hal ini berarti bahwa variabelindependen 90,8% dapat menjelaskan variabel dependen. [adi 90,8 persen secarabersama-sama Cash Ratio,wcrA, DTA, LDWC~LDTA, NPTL, CffoTA dan LogTA dapat menjelaskan suatu perusahaan akan mengalami financial distress ataunon distress berdasarkan kriteria QR.

,000,001,000,215,011,002,000,001,002

Hosmer and Lemeshow ,705CoxSnel R2 ,666Nagelkerke R2 ,908

SigniflkansiI

Variabel Koefislen ExpCash Ratio 17,113 27042278,200WCfA 10,200 26907,987DTA -11,659 ,000LOWe ,552 1,737LOTA 10,105 24462,405NPTL 8,623 5555,708CffoTA -52,545 ,000LogTA -4,042 ,018Konstanta 21,178 l,575E9

I

dan kembali metode /onmrd LRhal ini mengakibatkan case-nya berkurang dari244menjadi 238case. Korelasiantar variabel independen pun relatif kecilsehinggatidak terjadimulticolinearitas dengan demikian logisticregressiondapat digunakanuntuk prediksi.

Uji Kelayakan Model (Goodness 01Fit Test) IlUntuk mengetahui seberapa baik model d pat dilakukan uji Hosmer and

umesllolV testdan tabe14.8memperlihatkan nilai FJri-squarep value =0,705. KarenaChi-square p value e" 0,05 atau 0,705 >0,05, hal ini berarti bahwa model fit dengandata I

Tabel 9:Hasil Uji Goognest 01Fit dan Uj Parsial Berdasarkan QRI

II Anita sweater! & Facrul Husain Habibie

Prediksi Financial Distress Berdasarkan Kemampuan Kinerja KeuanganI Pada Industri Property

Page 16: PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

ISSN - 2086 - 543016

Xl=Cash Ratio~=Working Capital Total Asset (WCTA)

)(,=Oebt to Total Asset (DTA)X4=LongDebt Working Capital (LDWC)Xs=LongDebt Total Asset (LDTA)X6=Notes Payment Total Liability (NPTL)~=Cash flow to Total Asset (CffoTA)X8=Logaritma Total Asset (LogTA)Untuk menguji apakah setiap variabel secara individual dapat

mengelompokkan perusahan dalam kelompok perusahaan financial distress danfinancial non distress dilakukan uji parsial. Hasil uji parsial disajikan pada tabelE.2.7dengan menggunakan kriteria nilai signifikansi p value e~ 0,05atau p value< 0,05. Berdasarkan kriteria tersebut maka dapat dilakukan interpretasi padavariabel-variabel sebagai berikut

Cash Ratio, Cash Ratio positif dan signifikan (p value < 0,05 atau 0 < 0,05).Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan Cash Ratio sebesar 1 % akan meningkatkanlog odd perusahaan menjadi non distress 17,1.

WCTA,WCTApositif dan signifikan (p value < 0,05 atau 0,001< 0,05). Halini berarti bahwa setiap kenaikan WCTA sebesar 1 % akan meningkatkan log oddperusahaan menjadi non distress 10,2.

DTA,DTAnegatif dan signifikan (p value <0,05atau 0 <0,05). Hal ini berartibahwa setiap penurunan OTAsebesar 1% akan meningkatkan log odd perusahaanmenjadi non distress 11,6.

LDWC,LDWCpositif dan tidak signifikan (p value> 0,05atau 0,215> 0,05).Hal ini berarti bahwa setiap kenaikan LDWCsebesar 1 % akan meningkatkan logodd perusahaan menjadi non distress 0,5.

LDTA,LDTApositif dan signifikan (p value < 0,05atau 0,011< 0,05). Hal iniberarti bahwa setiap kenaikan LOTA sebesar 1 % akan meningkatkan log oddperusahaan menjadi non distress 10,1.

Persamaan Logistic Regression dan Interpretasi KoefisiennyaBerdasarkan tabel 4.9 dapat dibuat persamaan logistic regression sebagai

berikut:p

Ln1-p =21,2 + 17,1X1+10,2X2 11,7X3+0,6X,+10,1 x,+ 8,6X6-52,5x.,-4X,Dimana:

Tabel E.2.8Memperlihatkan bahwa model dapat memprediksi, kelompokperusahaan yang mengalami jil'umcinl distress sebesar 96,6 persen dan kelompoknon jinnndal89,9 persen.

........................................................................................................................................................................MITTrd (Mice, Tour & Trdvel) Volume J, No. 1 Jdnudri J012

Page 17: PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

Pertama,Prediksi perusahaan akan mengalami kesulitan keuangan (finansialdistress) atau sehat secara finansial (financial non distress) berdasarkan kriteriaCurrent Ratio < 1 dipengaruhi oleh kinerja likdiditas perusahaan, yakni : rasioWorking Capital Total Asset(WCTA)dan rasio Cu~rentAsset to Total Asset(CATA).Semakin tinggi rasio modal kerja terhadap total aktiva (WCTA) , maka kondisikeuangan perusahaan semakin sehat (financialn6n distress), dan sebaliknya. [adimodal kerja sangat berperan dalam kesehatan Plerusahaan. Tetapi rasio aktivalancar terhadap total aktiva (CATA) yang semakin besar akan semakin membuatkondisi keuangan perusahaan semakin sulit (financial distress). Hal ini dapatdimengerti, jika perusahaan terlalu banyak per;Jdiaan dalam bentuk rumah jadiyang belum terjual, tentu akan menyulitkan peJusahaan, demikian sebaliknya .Kemampuan kinerja tersebut sangat akurat untbk memprediksi , yakni distress97,7persen, non distress 99,5persen, dan rata-rata 99,2persen.

Kedua, Prediksi perusahaan akan mengalarb kesulitan keuangan (finansialdistress)atau sehat secara finansial (financialnondirtresS)berdasarkan kriteria QuickRatio« 1 dipengaruhi oleh kinerja likuiditas, solvabilitas, leverage,cashflOllJ,danukuran perusahaan, yakni : cash ratio, rasio Wotking Capital Total Asset(WCTA),Debt to TotalAsset (DTA), LongDebtWorking Capit~l(LDWC), LongDebt TotalAsset(LDTA), Notes Payment Total LiabilihJ(NPTL), Gashflow Operation to Total Asset(C/foTA), dan LogaritmaTotalAsset (LogTA). Serkkin tinggiRasio kas dan setarakas terhadap aktiva lancar yang semakin sehat ~euangan perusahaan, demikiansebaliknya; Semakin tinggi rasio modal kerja iterhadap total aktiva (WCTA),semakin baik keuangan perusahaan; Semakin tiriggi rasio total hutang terhadaptotal aktiva (DTA), akan menurunkan kesehatan keuangan peusahaan. Tetapiuntuk rasio hutang jangka panjang (LDWC) dan (LDTA)berlaku sebaliknya yaitu,semakin besar hutang jangka panjang, maka semakin baik kondisi keuanganperusahaan. Hal tersebut disebabkan hutang [angka panjang tersebut dapatdigunakan untuk mendanai operasi perusahaan, sementara pengembaliannyakreditnya dapat dijadwalkan dengan baik. Ukuran perusahaan (log TA) yangsemakin besar akan menurunkan kesehatan keuangan perusahaan. Hal inimungkin disebabkan oleh semakin kompleksnyamanajemen perusahaan seiringdengan bertambah besarnya ukuran perusahaan] Kemampuan kinerja tersebut

..................................................................................................... j .ISSN - 2086 - 5430 1 17

SIMPULAN

NPTL, NPTL positif dan signifikan (p valuell< 0,05atau 0,002< 0,05). Hal iniberarti bahwa setiap kenaikan NPTL sebesar 1 % akan meningkatkan log oddperusahaan menjadi non distress 8,6. l

CfEoTA, OfoT A negatif dan signifikan (p vLue <0,05atau 0 < 0,05). Hal iniberarti bahwa setiap penurunan CffoTA sebesar!l % akanmeningkatkan log oddperusahaan menjadi non distress 52,5. i

LogTA, LogTAnegatif dan signifikan (p value < 0,05atau 0,001< 0,05). Halini berarti bahwa setiap penurunan LogTAsebesar 1 % akan meningkatkan logodd perusahaan menjadi non distress 4.

iI

j Anita Swantari & Facrul Husain HablbieP,£'dlksi Finane/I)/ Distress erdasarkan Kemompuen Klnerjl) KeuilnganI Pada tndustri Property

.................................................................................................... j .

Page 18: PREDIKSI FINANCIAL DISTRESS BERDASARKAN …portal.kopertis3.or.id/bitstream/123456789/1896/1/Anita - Prediksi... · hasil dari banyak keputusan individu atau kelompok yang dibuat

155N - 2086 - 543018

Admiral, Agung. (2006). "Analisis Rasio Keuangan Berdasarkan Altman's ModelSebagai Alat Untuk Memprediksi Kepailitan Perusahaan Manufaktur YangTerdaftar di BEJ". Tesis. Fakultas Ekonomi, Universitas Airlangga, Surabaya

Almilia, Luciana Spica. (2004)."Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi KondisiFinancial Distress suatu Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta".Jurnal Riset Akuntansi Indonesia." Vol. 7. No.1: 1-22.

Altman, Edward I. (2000). Predicting Financial Distress of Companies: RevisitingThe Z-Score. Available at www.stern.nyu/-ealbnan.

Asquith P., R. Gertner dan D. Scharfstein. (1994. "Anatomy of Financial Distress:An Examination of Junk Bond Issuers". Quarterly Journal of Economics 109:1189-1222.

Avianti, lIya. (2000). "Model Prediksi Kepailitan Emiten di Bursa Efek Jakartadengan Menggunakan Indikator-Indikator Keuangan." Disertasi. ProgramDoktor llmu Ekonomi. UNPAD. Bandung

Damodaran, Aswath. (2001). "Corporate Finance; Theory and Practice". 2ndEdition. New York: John Wiley & Sons.

EIrich, Helfert A. (2003). "Teknik Analisis Keuangan; Petunjuk Praktis UntukMengelola dan Mengukur Kinerja Perusahaan". Edisi Kedelapan, Erlangga,Jakarta.

Fadjrih, Nur. (1999). "Tambahan Kandungan Informasi Rasio Arus Kas". IurnalRiset Akuntansi Indonesia (JRAI). Vol 2. No.2.

Fitriany. (2000). "Analisis Kecukupan Pengungkapan Informasi pada LaporanKeuangan Perusahaan Asuransi Kerugian Go Public." Tesis. Program MagisterAkuntansi. UI. Depok

Foster, G. (2003). Financial Statement Analysis, Second Ed., Prentice-Hall Inc.

DAFTAR PUSTAKA

cukup akurat untuk memprediksi, yani distress 96,6 persen, non distress 89,9 persen,dan rata-rata 94,1 persen.

MITTra (Mic~, Tour & Trav~1)volume s. No. 1 )iJnUiJri .201.2