Top Banner
LAPORAN PRAKTIKUM KULIAH LAPANG 2 PEMBUATAN YOGHURT Disusun oleh Nama : Uswatun Hasanah NIM : 13031011 Tgl Kunjungan : 28, 28, 30 April 2015 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS AGROINDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 2015
21

Praktikum Yoghurt Sasa New

Feb 06, 2016

Download

Documents

Uswatun Hasanah

praktikum
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Praktikum Yoghurt Sasa New

LAPORAN PRAKTIKUM

KULIAH LAPANG 2

PEMBUATAN YOGHURT

Disusun oleh

Nama : Uswatun Hasanah

NIM : 13031011

Tgl Kunjungan : 28, 28, 30 April 2015

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

2015

Page 2: Praktikum Yoghurt Sasa New

PEMBUATAN YOGHURT

I. TUJUAN

a. Mengetahui cara pembuatan yoghurt.

b. Mengetahui pengaruh penambahan Lactobacillus bulgaricus dan

Streptococcus thermophillus

II. DASAR TEORI

a. Yoghurt

Kata yoghurt diambil dari bahasa Turki yaitu yoghurt yang

berarti susu asam. Yoghurt merupakan hasil olahan susu yang diproses

melalui proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang

baik, salah satunya yaitu bakteri asam laktat (sebagai starter). Dalam

aksinya, bakteri ini akan mengubah laktosa (gula susu) menjadi asam

laktat (Purwiyanto, Haryadi, 2005).

Bahan dasar pembuatan yoghurt dapat berasal dari susu sapi segar

atau susu kambing (susu segar dan susu pasteurisasi). Bahan tambahan

yoghurt berupa susu skim dan rim untuk meningkatkan nilai gizi,

pemanis, stabilizer, flavour, serta pewarna untuk menarik minat

konsumen (Eko, Manik, 2007).

Susu yang diproduksi dari sapi setelah diperah dimanfaatkan oleh

manusia, sebagai bahan makanan baik dalam bentuk susu segar ataupun

dalam bentuk komoditi lain melalui proses pengolahan. Dalam rangka

peningkatan gizi masyarakat diperlukan zat-zat gizi yang mudah dicerna

oleh manusia. Dalam susu, kandungan laktosanya bagi beberapa orang

dapat memberikan reaksi yang berbeda dan bahkan merugikan. Oleh sebab

itu, agar gizi ini dapat dinikmati, maka diolah menjadi beberapa produk

tertentu seperti yoghurt. Dalam yoghurt, laktosa dirombak menjadi

glukosa dan galaktosa yang dapat diserap usus, dan dapat pula

memberikan rasa dan aroma yang menyenangkan (Hartono, 2012).

Page 3: Praktikum Yoghurt Sasa New

Yoghurt adalah susu asam yang merupakan hasil fermentasi susu

oleh bakteri asal laktat (BAL). Yoghurt biasanya dibuat dengan

menggunakan dua jenis BAL yaitu Streptococcus termophilus dan

Lactobacillus delbruecki ssp bulgaricus sebagai starter. Selain itu ada juga

yoghurt yang ditambahkan dengan BAL yang bersifat probiotik, misalnya

Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus casei, dan Bifidobacterium.

Bakteri probiotik bisa hidup dan melakukan proses metabolism di dalam

usus, sedangkan S.thermophillus dan L. delbruecki ssp bulgaricus tidak

bisa hidup dalam saluran pencernaan (Syamsir, 2009).

Untuk membuat yoghurt, susu dipasteurisasi terlebih dahulu,

selanjutnya sebagian besar lemak dibuang. Kedua bakteri yoghurt

ditambahkan pada susu dengan jumlah yang seimbang, selanjutnya

disimpan selama ± 5 jam pada temperatur 45oC. Selama penyimpanan

tersebut pH akan turun menjadi 4,0 sebagai akibat dari kegiatan bakteri

asam laktat. Selanjutnya susu didinginkan dan dapat diberi cita rasa.

yoghurt yang nikmat dan bergizi siap dinikmati (Krisna, 2011).

Prinsip pembuatan yoghurt adalah fermentasi susu dengan cara

penambahan bakteri-bakteri Lactobacillus bulgaris dan Streptoccus

thermophillus. Dengan fermentasi ini maka rasa yoghurt akan menjadi

asam, karena adanya perubahan laktosa menjadi asam laktat oleh bakteri-

bakteri tersebut. Kedua macam bakteri tersebut akan menguraikan laktosa

(gula susu) menjadi asam laktat dan berbagai komponen aroma dan

citarasa. Lactobacillus bulgaricus lebih berperan pada pembentukan

aroma, sedangkan Streptococcus thermophilus lebih berperan pada

pembentukan cita rasa yoghurt (Krisna, 2011).

Proses fermentasi yoghurt berlangsung melalui penguraian protein

susu. Sel-sel bakteri menggunakan laktosa dari susu untuk mendapatkan

karbon dan energi dan memecah laktosa tersebut menjadi gula sederhana

yaitu glukosa dan galaktosa dengan bantuan enzim β-galaktosidase. Proses

fermentasi akhirnya akan mengubah glukosa menjadi produk akhir asam

laktat.

Page 4: Praktikum Yoghurt Sasa New

Laktosa → Glukosa+Galaktosa →Asam piruvat → Asam

laktat+CO2+H2O

Adanya asam laktat memberikan rasa asam pada yoghurt. Hasil

fermentasi susu ini merubah tekstur susu menjadi kental. Hal ini

dikarenakan protein susu terkoagulasi pada suasana asam, sehingga

terbentuk gumpalan. Proses ini memakan waktu 1-3 hari yang merupakan

waktu tumbuh kedua bakteri, dan bekerja menjadi 2 fasa, kental dan

bening encer dan rasanya asam (Krisna, 2011).

Umur simpan yoghurt sangat bergantung pada proses produksi,

kondisi suhu penyimpanan dan ada tidaknya kontaminasi. Pada yoghurt

yang tidak disterilisasi setelah fermentasi selesai, aktivitas bakteri starter

biasanya tetap berlangsung sehingga semakin lama rasa asam produk akan

meningkat dan selanjutnya juga terbentuk cita rasa pahit karena proses

proteolisis. Kontaminasi mikroba terutama kapang dan khamir buisa

memperpendek umur simpan. Untuk umur simpan yang lebih lama,

dianjurkan untuk menyimpan produk di suhu rendah (6ºC). idealnya, pada

suhu rendah (4-6ºC), yoghurt bisa disimpan selama 35-40 hari. Jika

produk disterilisasi setelah proses fermentasi, maka umur simpan akan

lebih lama dan dapat disimpan di suhu ruang (Syamsir, 2009).

a. Susu sapi segar

Susu umumnya di definisikan sebagai cairan bergizi yang di

hasilkan oleh kelenjar mamae ( susu ) dari mamalia betina. Menurut SNI

01-3141-1998, susu segar merupakan cairan yang berasal dari ambing

sapi sehat dan bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar

yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau di tambah sesuatu apapun

dan belum mendapat perlakuan apapun. Sedangkan secar fisiologis, susu

merupakan sekresi fisiologi kelenjar ambing sebagai makanan dan

proteksi imunologis bagi bayi mamalia.

Susu juga merupakan campuran kompleks dari lipid, karbohidrat,

protein, dan banyak senyawa organic dan garam – garam anorganik yang

larut atau terdispersi dalam air. Beberapa dari senyawa tersebut seperti

karbohidrat, laktosa, dan sebagian besar dari garam – garam dan vitamin

Page 5: Praktikum Yoghurt Sasa New

– vitamin larut dalam air. Senyawa lainnya seperti lemak, protein, dan

kalsium fosfat terdispersi dalam air dalam bentuk koloid atau mendekati

bentuk koloid (Mayer,1973).

Susu yang merupakan sumber gizi terbaik bagi mamalia yang baru

dilahirkan disebut sebagai makanan yang hampir sempurna karena

kandungan zat gizinya yang lengkap. Selain air, susu mengandung

protein, karbohidrat, lemak, mineral, enzim – enzim, gas serta vitamin A,

C, dan D dalam jumlah memadai. Syarat susu segar yang baik yaitu

mengandung tidak kurang dari 3,25 persen lemak susu dan 8,25 persen

padatan bukan lemak, tidak mengandung tambahan air, bahan tambahan

pangan dan antibiotik, serta belum mengalami perubahan warna, bau dan

kekentalan. Kandungan zat gizi pada sapi dapat dilihat pada tabel berikut.

Komposisi Kandungan Gizi dalam susu sapi segar

Komposisi Gizi Susu Sapi Kandungan ( % )

Air 87,1

Lemak 3,9

Protein 3,4

Laktosa 4,8

Kadar Abu 0,72

Sumber : Buckle, 1987

b. Susu skim

Susu tanpa lemak atau susu skim adalah produk susu cair yang

sebagian besar lemaknya telah dihilangkan dan dipasteurisasi atau

disterilisasi atau diproses secara UHT. Susubjenis ini kadar lemak susunya

tidak lebih dari 1,25% dan kadar proteinnya tidak kurang dari 2,7%.

c. Gula

Gula jenis ini terbuat dari sari tebu yang mengalami proses

kristalisasi. Warnanya ada yang putih dan kecoklatan (raw sugar). Karena

ukuran butiranya seperti pasir, gula jenis ini sering disebut gula pasir.

Page 6: Praktikum Yoghurt Sasa New

Biasanya digunakan sebagai pemanis untuk masakan, minuman,kue atau

penganan lain.

III. METODOLOGI

A. Alat :

1. Autoklaf

2. Timbangan analitik

3. Kompor

4. Inkubator

5. pH meter

6. Mikro pipet

7. Labu takar

8. Beaker gelas

9. Gelas arloji

10. Erlenmeyer

11. Gelas ukur

12. Spatula

13. Panci kukus

B. Bahan :

1. Susu sapi segar

2. Susu skim

3. Gula

4. Starter Lactobacillus bulgaricus

5. Starter Streptococcus thermophillus

Page 7: Praktikum Yoghurt Sasa New

C. Cara Kerja

a. Peremajaan starter

b. Pembuatan yoghurt

Menyiapkan alat dan bahan

Menyiapkan 50 mL susu segar + susu skim 4%(b/v) + gula4%(b/v)

Mempasteurisasi pada suhu 900C selama 15 menit, lalu

mendinginkan sampai suhu 400C

Menginokulasikan dengan starter Streptococcus thermophillus

sebanyak 5%(b/v)

Menginkubasi pada suhu 370C dalam inkubatot selama 10 jam

Menyiapkan alat dan bahan

Menyiapkan 500 mL susu segar + susu skim 3%(b/v) + gula4%(b/v)

Mempasteurisasi pada suhu 900C selama 15 menit, lalu

mendinginkan sampai suhu 400C

Menginokulasikan dengan starter Streptococcus thermophillus

sebanyak 25mL dan Lactobacillus bulgaricus sebanyak 12,5 mL

Menginkubasi pada suhu 370C dalam inkubatot selama 17 jam

Page 8: Praktikum Yoghurt Sasa New

c. Pengamatan

d. Perbandingan gula, susu skim, dan bakteri yang ditambahkan

Kelompok Susu skim

%(b/v) Gula %(b/v) ST (mL) LB (mL)

1 3 4 25 12,5

4 3 4 25 25

7 3 4 12,5 25

IV. HASIL PENGAMATAN

a. Peremajaan starter

No. Bahan Viskositas Aroma Warna

1 Susu segar Cair Gurih, khas susu Putih susu

2 Starter ST (1) Agak kental Agak asam Putih

kekuningan

3 Starter LB (7) Kental asam Putih

kekuningan

Keterangan :

Starter ST (1) = Starter bakteri Streptococcus thermophillus dari kelompok 1

Starter LB (7) = Starter bakteri Lactobacillus bulgaricus dari kelompok 7

Menuang sedikit yoghurt ke dalam sloki dan sisanya ke botol plastik

Menguji secara organoleptik yoghurt yang dihasilkan meliputi

aroma, rasa, kekentalan warna dan kenampakan

Mengukur keasaman yoghurt dengan pH meter dan dicatat

Mempasteurisasi botol berisi yoghurt pada suhu 70-800C selama 45

menit

Page 9: Praktikum Yoghurt Sasa New

b. Tabel hasil pengujian yoghurt

Kriteria/Kelompok 1 4 7

Warna 3 2 1

Aroma 3 1 2

Rasa 3 1 2

Kekentalan 1 2 3

Kenampakan 1 3 2

Keterangan :

1. Paling tinggi

2. Sedang

3. Rendah

c. Tabel uji pH

Kelompok Nilai pH

1 3,49

4 3,37

7 3,38

d. Analisis biaya

Harga bahan:

Skim = Rp. 20.000,- / 250g = Rp. 80,-/g

Gula pasir = Rp. 12.500,- / 1kg = Rp. 125,-/g

Starter = Rp. 75.000,- / 280ml = Rp.268,- /ml

Susu segar = Rp. 6 000,- /1L = Rp. 6,- / ml

Page 10: Praktikum Yoghurt Sasa New

Modal

Bahan Jumlah Harga (Rp.)

Susu segar 550 ml 3.300

Gula 22 g 2.750

Susu skim 17 g 1.360

Gas - 1.000

Starter (ST) 2,5 ml 670

Botol plastik 2 botol 1.000

Jumlah 10.080

Harga produksi, misal tenaga kerja untuk membuat 2 botol yoghurt adalah

Rp.2000,- , maka: Rp. 10.080,- + Rp. 2000,- = Rp. 12.080

Harga Jual dengan keuntungan 10%:

= keuntungan + modal

= (10% x Rp. 12.080) + Rp. 12.080

= Rp 13.288,- / 2 botol

Harga jual/botol:

= Rp 13.288/2

= Rp 6.644,- ~ Rp. 6.700,-

Page 11: Praktikum Yoghurt Sasa New

V. PEMBAHASAN

Dari pengamatan percobaan peremajaan starter diketahui karakterstik

starter Lactobacillus bulgaricus lebih kental dari starter Streptococcus

thermophillus. Dalam peremajaan starter maupun pembuatan yoghurt susu segar

dipasteurisasi terlebih dahulu selama 15 menit pada suhu 900 C dan didinginkan.

Pendinginan dilakukan hingga mencapai suhu 43°C setelah pemanasan. Suhu ini

merupakan suhu optimum bagi pertumbuhan bakteri (Susilorini dan Sawitri,

2006)

Setelah susu dingin, bakteri diinokulasikan pada susu yang sudah ditambah

gula dan skim, pada pembuatan starter prbandingan suus skim dan gula untuk

setiap kelomok sama yaitu 4% (b/v), sedangkan dalam pembuatan yoghurt untuk

kelompok 1, 4 dan 7 menggunakan perbandingan susu skim 3% (b/v) dan gula

4%(b/v).

Penambahan susu skim pada peremajaan starter maupun pembuatan

yoghurt memiliki tujuan yaitu Laktosa yang terdapat dalam susu skim akan

digunakan oleh bakteri sebagai sumber energi dan sumber karbon selama

pertumbuhan pada saat fermentasi. Sumber energi yang digunakan oleh

bakteridalam merubah menjadi asam laktat selain dari susu skim, sumber energi

juga diperoleh dari bahan tambahan lain seperti gula yang ditambahkan. Semakin

banyak yang dapat memproduksi asam laktat, semakin tinggi asam laktat yang

terbentuk (Albaarri dan Tri Djoko, 2007).

Dari hasil yang diperoleh yoghurt dengan perbandingan ST: LB

(25:12,5)mL menghasilkan yoghurt yang paling kental, kemudian yoghurt dengan

perbandingan ST: LB (25:25)mL dan paling rendah kekentalannya yoghurt

dengan perbandingan ST: LB (12,5:25)mL. Kekentalan dapat disebabkan oleh

penguraian padatan oleh bakteri asam laktat pada proses fermentasi. Lebih lanjut

dijelaskan oleh Winarno dan Fernandes (2007) bahwa kekentalan susu

dipengaruhi oleh total solid yang terdapat dalam susu. Dalam hal ini laktosa,

glukosa, galaktosa pada susu fermentasi dan rafinosa serta stakiosa dalam filtrat

ubi jalar merah diuraikan oleh BAL sehingga mempengaruhi kekentalan susu

Page 12: Praktikum Yoghurt Sasa New

fermentasi. Kekentalan dapat juga dipengaruhi oleh kerusakan kasein,

homogenisasi, kandungan lemak dan pemanasan susu.

Adanya aktifitas BAL sangat mempengaruhi kekentalan susu karena BAL

akan merombak laktosa yang terdapat dalam susu menjadi asam laktat. BAL

yang menghasilkan enzim lactase dapat juga mempengaruhi kekentalan susu.

Enzim laktase dihasilkan karena adanya aktivitas Streptococcus thermophilus

(Susilorini dan Sawitri, 2006). Enzim laktase dalam susu digunakan untuk

menguraikan laktosa serta menghasilkan asam laktat yang menyebabkan

ketidakstabilan protein susu sehingga menjadi salah satu penyebab terjadinya

peningkatan kekentalan. Semakin meningkatnya aktivitas BAL mempengaruhi

proses pemecahan laktosa dalam menghasilkan asam laktat yang yang tinggi

sehingga menyebabkan nilai pH semakin turun.

Hasil pengujian pH pada yoghurt dengan perbandingan ST: LB

(25:12,5)mL adalah 4,49, kemudian yoghurt dengan perbandingan ST: LB

(25:25)mL nilai pHnya 3,37 dan 3,38 untuk yoghurt dengan perbandingan ST: LB

(12,5:25)mL. Pada yoghurt dengan perbandingan ST:LB tertinggi yaitu

(25:25)mL memiliki pH terendah. Hal tersebut sesuai dengan Susilorini dan

Sawitri (2006) yang menyatakan semakin meningkatnya aktivitas BAL

mempengaruhi proses pemecahan laktosa dalam menghasilkan asam laktat yang

yang tinggi sehingga menyebabkan nilai pH semakin turun.

Untuk rasa yoghurt dengan perbandingan ST: LB (25:25)mL memiliki cita

rasa asam paling tinggi, kemudian yoghurt dengan perbandingan ST: LB

(12,5:25)mL dan yoghurt dengan perbandingan ST: LB (25:12,5)mL. Yoghurt

dengan penambahan jumlah LB 25mL memberikan cita rasa yng lebih tinggi dari

pada yoghurt denan penambahan LB 12,5mL. Rasa asam berasal dari

Lactobacillus bulgaricus sebagai bakteri asam laktat yang mampu mengubah

laktosa menjadi asam laktat. Menurut Winarno (1991), rasa asam disebabkan

oleh donor proton, intensitas rasa asam tergantung pada ion H+

oleh hidrolisa

asam.

Page 13: Praktikum Yoghurt Sasa New

Secara visual warna yoghut yang dihasilkan berdasarkan tingkat

kekuningannya jika diurutkan yaitu yoghurt dengan perbandingan ST: LB

(12,5:25)mL yang memiliki warna paling kuning kemudian yoghurt dengan

perbandingan ST: LB (25:25)mL dan yoghurt dengan perbandingan ST: LB

(25:12,5)mL. Warna yoghurt ternyata dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi

oleh ternak. Makanan hijauan adalah sumber yang baik bagi beta karoten dimana

warna kuning pada karoten tersebut akan terdapat dalam lemak air susu (Ginting,

2005).

Aroma yoghut yang dihasilkan jika diurutkan yaitu yoghurt dengan

perbandingan ST: LB (25:25)mL yang memiliki aroma paling kuat kemudian

yoghurt dengan perbandingan ST: LB (12,5:25)mL dan yoghurt dengan

perbandingan ST: LB (25:12,5)mL. Bakteri yang baik yang terdapat didalam

yoghurt adalah Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus.

Kedua bakteri tersebut mangurangi laktosa susu menjadi asam laktat dengan

berbagai komponen aroma dan cita rasa, kedua bakteri ini dikenal sebagai

bakteri asam laktat. Lactobacillus bulgaricus berperan dalam pembentukan

aroma, sedangkan Streptococcus thermophillus lebih berperan dalam

pembentukan cita rasa. Cita rasa yang khas yang timbul dari yoghurt

diakibatkan adanya asam laktat, asam asetat, karbonil, asetaldehida, aseton,

asetoin dan diasetil. Chandan dan Shahani (1993), menambahkan flavour

yoghurt yang khas diperoleh dengan pembentukan asam laktat, asetaldehid,

asam asetat dan diasetil. Substansi yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat dan

komponen volatil memberikan karakteristik asam dan aroma yoghurt (Widodo,

2003).

Sedangkan untuk parameter kenampakan jika diurutkan yaitu yoghurt

dengan perbandingan ST: LB (25:12,5)mL yang memiliki kenampakan paling

baik kemudian yoghurt dengan perbandingan ST: LB (12,5:25)mL dan yoghurt

dengan perbandingan ST: LB (25:25)mL.

Analisis biaya produksi dengan modal sebesar Rp. 12.280 untuk

mendapatkan keuntungan 10% maka harga jual Rp 13.288,- / 2 botol atau Rp.

6.700,- per botol.

Page 14: Praktikum Yoghurt Sasa New

VI. KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa :

1. Dapat mengetahui proses pembuatan yoghurt mulai dari peremajaan

starter terlebih dahulu kemudian membuat yoghurt yaitu dengan cara

menyiapkan bahan, pasteurisasi, pendinginan, inokulasi dengan starter,

inkubasi dan pengemasan.

2. Mikroorganisnme yang digunakan dalam pembuatan yoghurt adalah

Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Di mana

Lactobacillus bulgaricus lebih berperan pada pembentukan aroma,

sedangkan Streptococcus thermophilus lebih berperan pada

pembentukan cita rasa yoghurt. Semakin banyak jumlah bakteri yang

ditambahkan menyebabkan pH yoghur semakin menurun.

3. Perubahan yang terjadi setelah proses fermentasi menjadi yoghurt

secara umum adalah warna menjadi kekuningan, rasa menjadi lebig

asam, aroma menjadi asam, kekentalan lebih kental dan pH ±3-4.

4. Yoghurt terbaik dari 3 kelompok yang diamati adalah yoghurt dengan

penambahan Lactobacillus Bulgaricus : Streptococcus Thermophillus

sebanyak 12,5ml:25ml.

5. Harga jual yoghurt Rp. 6.700,- per botol dengan modal sebesar Rp.

12.280 keuntungan 10%.

Page 15: Praktikum Yoghurt Sasa New

DAFTAR PUSTAKA

Albaarri, AN, dan T. Djoko, (2007), Analisa pH, Keasaman, Dan Kadar Laktosa

Pada Yakult, Yogurt, Kefir, http://milkordie.blogspot.com/, diakses 19 Mei

2015

Badan Standardisasi Nasional. 1992. SNI Yoghurt (SNI 01-2981-1992.1992).

Badan Standardisasi Nasional. Jakarta

Buckle,K.A., et. al., (1987), Ilmu Pangan, Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono,

Penerbit UI Press, Jakarta

Chandan, R. C. dan K. M. Shahani, 1993. Yogurt. In: Dairy Science and

Technology Handbook. 2. Product Manufacturing. Y. H. Hui, Ed. VCH,

Pub., Inc., USA.

Edwin. 2002. Khasiat Yoghurt Untuk Pengobatan. www.pikiranrakyat.com.

Diakses 18 mei 2015 pukul 20.00 WIB

Eko, Manik. T. 2007. Produk Olahan Susu. Jakarta : Penebar Swadaya

Ginting, Nurzainah dan Elsegustri Pasaribu. 2005. Pengaruh Temperatur Dalam

Pembuatan Yoghurt dari Berbagai Jenis Susu Dengan Menggunakan

Lactobacillus Bulgaricusdan Streptococcus Thermophilus. Jurnal Agribisnis

Peternakan, Vol.1, No.2, Agustus 2005.

Hartono dan Yusminah Hala. 2012. Penuntun Praktikum Pengantar Bioteknologi.

Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM

Krisna‚ Agus. 2011. Pemanfaatan Mikroorganisme di Bidang Pangan Berbasis

Bioteknologi Konvensional.http://aguskrisnoblog.wordpress.com/2011/12/26/

pemanfaatan-mikroorganisme-di-bidang-pangan-berbasis-bioteknologi-

konvensional/. Diakses pada tanggal 4 Oktober 2012

Mayer, El. H. 1973. Food chemistry. affiliated east press. P.V.T.Ltd

Prasetyo, H. 2010. Pengaruh Penggunaan Starter Yoghurt Pada Level Tertentu

Terhadap Karakteristik Yoghurt dihasilkan. SKRIPSI. Universitas Sebelas

Maret.

Purwiyanto, Haryadi. 2005. Teknologi Fermentasi. Yogyakarta : Kanisius.

SNI 01-3141-1998. Susu Segar. Jakarta : Dewan Standar Nasional.

Susilorini, T.E dan Sawitri, M.E. 2006. Produk Olahan Susu. Jakarta : Penebar

Swadaya.

Syamsir, Elvira. 2009. Peluang Usaha Yoghurt. http:ilmupangan.blogspot.com

/2009/05/peluang-usahayoghurt.html. Diakses pada tanggal 16 Mei 2015

Syarat Mutu, Gula Pasir, (1992), BPOM, Bandung.

Page 16: Praktikum Yoghurt Sasa New

Syarat Mutu, Susu Segar, (1992), BPOM, Bandung.

Widodo. 2003. Bioteknologi Industri Susu. Lacticia Press. Yogyakarta.

Winarno, F.G, Fernandes, E. I. 2007. Susu dan Produk Fermentasinya. MBRIO

PRESS. Jakarta.

Winarno.1991. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Page 17: Praktikum Yoghurt Sasa New

LAMPIRAN

Page 18: Praktikum Yoghurt Sasa New

Gambar 1. Starter yang sudah diremajakan

Gambar 2. Penimbangan gula

Gambar 3. Gulla dimasukkan erlenmeyer

Page 19: Praktikum Yoghurt Sasa New

Gambar 4. Penimbangan susu skim

Gambar 5. Susu skim dimasukkan erlenmeyer

Gambar 6. Susu segar diukur volumenya

Page 20: Praktikum Yoghurt Sasa New

Gambar 6. Susu segar ituang ke erlenmeyrr

Gambar 7. Yoghurt setelah iinkubasi selama 17 jam

Gambar 8. Yoghurt saat diuji organoleptik

Page 21: Praktikum Yoghurt Sasa New

Gambar 9. Yoghurt dikemas dalam botol

Gambar 10. Botol berisi yoghurt setelah dipasteurisasi