Top Banner

of 32

Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi Untuk UNIPDU Jombang

Oct 30, 2015

Download

Documents

Untuk kegiatan praktikum mahasiswa S1, D3, prodi keperawatan/kebidanan UNIPDU Jombang di Jurusan Biologi FMIPA UM
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • PENUNTUN PRAKTIKUM

    MIKROBIOLOGI & PARASITOLOGI

    Disusun Oleh:

    Prof. Dr. Utami Sri Hastuti, M.Pd

    Dr. Endang Suarsini, M.S

    Sofia Ery Rahayu, S.Pd, M.Si

    Dr. Abdul Ghofur, M.Si

    UNIVERSITAS NEGERI MALANG

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    JURUSAN BIOLOGI

    Juli 2009

  • ii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena berkat rahmat-

    Nyalah maka Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi ini dapat tersusun.

    Buku Penuntun Praktikum ini disusun dengan tujuan untuk membantu para mahasiswa

    dalam melaksanakan praktikum Mikrobiologi.

    Sebelum melaksanakan kegiatan praktikum ini hendaknya para mahasiswa

    membaca lebih dahulu buku petunjuk ini, terutama pada langkah-langkah kerja,

    sehingga pada saat praktikum tidak mengalami kesulitan.

    Semoga Buku Penuntun Praktikum Mikrobiologi & Parasitologi ini dapat

    berguna bagi para pemakainya.

    Malang, Januari 2007

    Penyusun

  • iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR.. i

    DAFTAR ISI. ii

    Kegiatan I : Pengamatan Morfologi koloni mikroba. 1

    Kegiatan II : Pewarnaan Bakteri Secara Gram... 6

    Kegiatan III : Pewarnaan Kapsula Bakteri... 10

    Kegiatan IV : Protozologi ....................................... 13

    Kegiatan V : Pengamatan Telur Cacing..... 19

    KEPUSTAKAAN. 22

    Lampiran ...... 23

  • 1

    Kegiatan I

    PENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI MIKROBA

    A. Pendahuluan : Mikroba dapat diperoleh hampir setiap tempat, misalnya : di

    udara, di antara helaian rambut, di sela-sela gigi, dari tanah dan

    sebagainya. Untuk mempelajari morfologi koloni mikroba, kita

    perlu menangkap dan menumbuhkan pada medium lempeng

    terlebih dahulu. Pada umumnya mikroba yang tertangkap pada

    medium lempeng ini akan tumbuh setelah + 2 x 24 jam.

    B. Tujuan : Untuk mempelajari morfologi koloni bakteri.

    C. Alat : 1. Inkubator

    2. Loupe

    D. Bahan : 2 buah medium lempeng NA

    E. Cara kerja

    1. Bawalah dua pasang cawan petri berisi medium lempeng ke tempat yang

    banyak dilalui orang, lalu bukalah tutup cawan petri itu selama 15 menit.

    Kemudian tutuplah kembali. Lakukan pada kedua medium lempeng.

    2. Simpanlah medium tersebut sebuah pada suhu kamar, dan yang lain pada

    suhu 370C.

    3. Setelah biakan berumur 1 x 24 jam atau 2 x 24 jam, lakukan pengamatan

    terhadap koloni mikroba yang tumbuh pada medium lempeng tersebut.

    4. Hitunglah jumlah koloni bakteri dan koloni jamur yang tumbuh. Koloni

    bakteri ditandai dengan bentuk seperti lendir, tetesan mentega, tetesan sari

    buah. Koloni jamur ditandai dengan adanya miselium yang berbentuk

    seperti bulu halus.

    5. Lakukan pengamatan macam koloni bakteri yang tumbuh.

    6. Lakukan pengamatan morfologi koloni dua macam koloni bakteri, yang

    meliputi :

  • 2

    a. Warna koloni

    b. Bentuk koloni

    c. Tepi koloni

    d. Elevasi (kenaikan permukaan koloni)

    e. Kepekaan koloni

    f. Mengkilat atau suram

    g. Diameter koloni

    Lakukan hal ini pada masing-masing koloni bakteri dan susunlah hasil

    pengamatan ini dalam bentuk tabel.

    Penentuan ciri-ciri (morfologi koloni bakteri mengacu pada gambar 2)

    Untuk koloni jamur, lakukan pengamatan terhadap :

    a. Warna koloni

    b. Sifat koloni

    c. Ciri-ciri yang dapat diamati

    d. Ada atau tidak adanya sekat pada hifa

    e. Alat perkembangbiakan

    Hasil pengamatan ditulis dalam lembar kerja.

    F. Bahan Diskusi

    Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi jumlah dan jumlah macam bakteri serta

    jamur pada suatu tempat? Jelaskan.

  • 3

    Gambar 1 ciri-ciri koloni bakteri : (dikutip dari : Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek, oleh : Ratna Siri Hadioetomo, 1985)

  • 4

    LEMBAR KERJA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Kelas :

    Kelompok :

    Pengamatan Bakteri

    Ciri Koloni no. 1 Koloni no. 2

    Morfologi Koloni

    a. Warna koloni

    b. Bentuk koloni

    c. Tepi koloni

    d. Elevasi koloni

    e. Mengkilat/suram

    f. Diameter koloni

    g. Kepekatan koloni

    h. Jumlah koloni

    ..

    ..

    ..

    ..

    ..

    ..

    ..

    ..

    Ciri lainnya

    ...

    Asal bakteri

    ..

  • 5

    LEMBAR KERJA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI Kelas :

    Kelompok :

    Pengamatan Jamur

    Ciri Koloni no. 1 Koloni no. 2

    1. Morfologi Koloni

    a. Warna koloni

    b. Miselium :

    panjang/pendek

    c. Jumlah koloni

    ..

    ..

    ..

    ..

    2. Morfologi Sel

    a. Miselium : ada / tidak

    b. Sekat hifa : ada / tidak

    c. Spora : ada / tidak

    d. Bentuk spora

    ...

    ...

    ...

    ..

    3. Ciri lainnya

    ..

    4. Asal jamur

    5. Gambar mikroskopik :

    Jamur pada koloni no. 1 :

    Jamur pada koloni no. 2 :

  • 6

    Kegiatan II

    PEWARNAAN BAKTERI SECARA GRAM

    A. Pendahuluan :

    Pewarnaan secara Gram merupakan salah satu prosedur yang penting dan paling

    banyak digunakan dalam klasifikasi bakteri. Dengan metode ini, bakteri dapat

    dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu :

    1. Bakteri gram positif, yang berwarna ungu pada akhir pewarnaan, dan

    2. Bakteri gram negatif, yang berwarna merah pada akhir pewarnaan.

    Karena kemampuannya membedakan suatu kelompok bakteri tertentu dari

    kelompok lainnya, maka pewarnaan ini juga disebut pewarnaan diferensial.

    B. Tujuan : 1. Memperoleh ketrampilan pewarnaan bakteri secara gram.

    2. Dapat menentukan sifat bakteri gram dari bakteri yang

    diperiksa.

    3. Dapat menentukan bentuk sel bakteri.

    C. Alat : 1. Mikroskop 5. Pipet

    2. Kaca benda 6. Pinset

    1. Mangkuk pewarna 7. Lampu spiritus

    2. Kawat penyangga 8. Botol penyemprot

    D. Bahan : 1. Aquades steril

    2. Piaraan murni bakteri umur 1 x 24 jam

    3. Larutan Ammonium Oksalat Kristal Violet

    4. Kertas penghisap

    5. Korek api

    6. Alkohol 95 %

    7. Lisol

    8. Sabun cuci

    9. Larutan Safranin

    10. Larutan Iodium

  • 7

    E. Cara Kerja :

    1. Sediakan kaca benda yang bersih, lalu lewatkan di atas api lampu spiritus.

    2. Teteskan setetes aquades steril di atas kaca benda tersebut.

    3. Secara aseptik ambilah inokulum bakteri yang akan diperiksa, lalu letakkan di

    atas tetesan aquades itu. Kemudian ratakan perlahan-lahan.

    4. Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut di atas nyala api

    lampu spiritus dengan cepat.

    5. Letakkan sediaan di atas kawat penyangga yang berada di atas mangkuk

    pewarna. Lalu teteskan larutan Ammonium Oksalat Kristal Violet di atas

    sediaan tersebut. Tunggulah selama 1 menit.

    6. Buanglah kelebihan zat warna tersebut ke dalam mangkuk dan bilaslah

    sediaan dengan air kran.

    7. Teteskan larutan Iodium di atas sediaan itu lalu tunggulah selama 2 menit.

    8. Buangkah kelebihan larutan Iodium ke dalam mangkuk lalu bilaslah dengan

    air kran.

    9. Teteskan alkohol 95 % di atas sediaan, lalu biarkan 1 menit.

    10. Buanglah sisa alkohol itu ke dalam mangkuk dan bilaslah sediaan dengan air

    kran.

    11. Teteskan larutan safranin di atas sediaan , lalu biarkan selama 30 detik.

    12. Buanglah kelebihan larutan safranin itu ke dalam mangkuk, lalu bilaslah

    dengan air kran.

    13. Keringkan sediaan itu secara hati-hati dengan kertas penghisap, lalu

    periksalah di bawah mikroskop.

    Jika teknik pewarnaan saudara berhasil dengan baik, maka sel-sel bakteri yang

    bersifat gram positif akan berwarna ungu, sedangkan sel-sel bakteri yang

    bersifat gram negatif akan berwarna merah muda atau merah.

    14. Tentukan sifat gram dari sel-sel bakteri yang berasal dari masing-masing

    koloni yang diperiksa.

    15. Amatilah dan tentukan bentuk sel bakteri dari masing-masing koloni

    16. Hasil pengamatan ditulis dalam lembar kerja.

  • 8

    F. Bahan Diskusi :

    Mengapa terjadi perbedaan reaksi dan hasil pewarnaan antara gram positif dan

    gram negatif ? Jelaskan proses kimiawi yang terjadi dalam proses pewarnaan

    gram !

    Gambar 2. Langkah-langkah Pewarnaan Bakteri Secara Gram

    (dikutip dari Mikrobiologi dasar dalam Praktek, oleh : Ratna Siri

    Hadioetomo,1985)

  • 9

    LEMBAR KERJA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

    Kelas :

    Kelompok :

    Pewarnaan Bakteri Secara Gram

    No. Koloni Warna Sel Bentuk Sel

    1

    2

    3

    4

  • 10

    Kegiatan III

    PEWARNAAN KAPSULA BAKTERI

    A. Pendahuluan : Kebanyakan bakteri mengeluarkan lendir pada permukaan

    selnya, melapisi dinding sel. Jika lapisan lendir ini cukup tebal

    dan kompak, maka disebut kapsula. Pada beberapa jenis

    bakteri, adanya kapsula ini menunjukkan sifat virulen. Kapsula

    bakteri tidak berwarna, sehingga perlu dilakukan pewarnaan

    khusus agar dapat diamati di bawah mikroskop cahaya dengan

    jelas.

    B. Tujuan : Untuk mengetahui adanya atau tidak adanya kapsula bakteri.

    C. Alat : 1. Mikroskop 5. Kawat penyangga

    2. Kaca benda 6. Jarum inokulasi berkolong

    3. Lampu spiritus 7. Pinset

    4. Mangkuk pewarna 8. Korek api

    D. Bahan : 1. Biakan campuran atau biakan murni bakteri

    2. Tinta cina merk Pelikan

    3. Aquades steril

    4. Larutan Kristal Violet 0,5 %

    5. Larutan CuSO4 , 5H2O 20 %

    6. Kertas penghisap

    7. Alkohol 8. Lisol

    9. Sabun cuci 10. Lap

    E. Cara Kerja :

    Cara I : Pewarnaan langsung / positif

    1. Sediakan kaca benda bersih, lalu lewatkan di atas nyala api lampu spiritus.

    2. Teteskan satu ose aquades steril di atas kaca benda itu.

    3. Secara aseptik inokulasikan bakteri yang akan diperiksa di atas tetesan

    aquades itu, lalu ratakan perlahan-lahan.

  • 11

    4. Lakukan fiksasi dengan cara melewatkan sediaan tersebut di atas nyala api

    spiritus dengan cepat.

    5. Teteskan larutan kristal Violet di atas sediaan ini. ( hendaknya kaca benda

    sediaan saudara letakkan di atas kawat penyangga yang telah diletakkan di

    atas mangkuk pewarna). Kemudian tunggulah selama 1 menit.

    6. Jepitlah kaca benda sediaan itu dengan pinsat (kedudukan tetap di atas

    mangkuk pewarna), lalu bilaslah sediaan ini dengan larutan Cu S04.5H2O.

    7. Keringkan sediaan dengan menggunakan kertas penghisap dengan hati-hati

    agar tidak merusak sediaan.

    8. Amatilah sediaan di atas di bawah mikroskop. Sel bakteri akan berwarna biru

    tua atau ungu. Apabila di sekeliling sel terdapat bayangan berwarna biru

    muda, berarti sel bakteri ini mempunyai kapsula. Catatlah data pengamatan

    saudara pada lembar kerja.

    Cara II : Pewarnaan tidak langsung / negatif

    1. Sediakan kaca benda yang bersih, lalu lewatkan di atas nyala api lampu

    spiritus.

    2. Siapkan biakan campuran atau biakan murni bakteri, lalu tentukan koloni

    bakteri yang akan diperiksa kapsulanya.

    3. Teteskan satu ose aquades steril di atas kaca benda.

    4. Secara aseptik ambillah inokulum bakteri yang akan diperiksa, lalu ratakan

    perlahan-lahan di atas tetesan aquades itu. Biarkan sampai sediaan ini

    mongering tanpa difiksasi.

    5. Teteskan setetes tinta cina merk Pelikan di atas sediaan tersebut, lalu

    ratakan perlahan-lahan.

    6. Biarkan sediaan ini mengering, lalu amatilah di bawah mikroskop (tanpa kaca

    penutup). Sel-sel bakteri nampak jernih tidak berwarna, sedangkan kapsula

    nampak serupa bayangan disekeliling sel berwarna kecoklatan. Catatlah data

    pengamatan saudara pada lembar kerja.

    F. Bahan Diskusi

    1. Apakah fungsi kapsula bagi bakteri ?

    2. Adakah hubungan antara kapsula dan virulensi bakteri? Jelaskan.

  • 12

    LEMBAR KERJA PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

    Kelas :

    Kelompok :

    Pewarnaan Kapsula Bakteri

    No. Koloni Jenis Pewarnaan Warna

    Sel Vegetatif

    Warna

    Kapsula

    1 Langsung

    Tak langsung

    2 Langsung

    Tak langsung

    3 Langsung

    Tak langsung

    4 Langsung

    Tak langsung

  • 13

    Kegiatan IV

    PROTOZOOLOGI

    A. Tujuan Khusus Pembelajaran

    Setelah melakukan pengamatan, diskusi, dan studi pustaka diharapkan mahasiswa

    dapat melakukan:

    1. Identifikasi terhadap anggota-anggota protozoa parasit berdasar alat geraknya.

    2. Mendeskripsi stadium vegetatif dan kista dari tiap jenis protozoa parasit berdasar

    ciri morfologi dan anatominya.

    3. Menjelaskan hubungan antara struktur suatu organ yang di temukan pada tiap jenis

    parasit dengan cara hidupnya.

    4. Mengelompokkan protozoa parasit berdasar organ tubuh yang diinfeksi.

    5. Menyebutkan hospes definitif clan perantara dari tiap jenis protozoa parasit.

    B. Teori Dasar

    Protozoa merupakan hewan bersel satu yang memiliki ukuran tubuh dalam

    satuan mikron. Sebagian besar anggotanya hidup di alam bebas, tetapi beberapa jenis

    hidup sebagai parasit pada tubuh manusia atau hewan. Meskipun ukuran tubuhnya

    hanya dalam beberapa mikron, namun tiap sel protozoa merupakan kesatuan lengkap

    yang sanggup melakukan fungsi kehidupan yang pada organisme multiselular

    dilakukan oleh sel-sel khusus.

    Dalam hal kehidupannya sebagai hewan parasit, hampir semua anggota

    protozoa hidup di dalam tubuh hospes (endoparasit) sebagai komensal atau patogen.

    Pada komensal biasanya hospes hanya mengalami gangguan ringan, sementara yang

    patogen dapat berakibat gangguan berat hingga kematian.

    Fungsi hidup protozoa dilakukan oleh protoplasma, suatu zat yang bergranula

    kasar atau halus, yang terdiri dari nukleoplasma dan sitoplasma. Sitoplasma terdiri

    dari bagian luar yang tipis disebut ektoplasma, dan bagian dalam yang lebih besar

    disebut endoplasma. Ektoplasma berhubungan dengan fungsi pergerakan,

    pengambilan makanan, ekskresi, respirasi, dan melindungi diri. Sementara

    endoplasma yang bergranula mengurus makanan dan reproduksi.

    Pengamatan secara mikroskopik terhadap ektoplasma menampakkan adanya

    bermacam-macam alat gerak, seperti: pseudopodium, silium, flagelum, atau membran

  • 14

    bergelombang. Makanan masuk ke dalam sitoplasma melalui setiap tempat dalam

    sitoplasma atau melalui satu tempat khusus (peristoma). Endoplasma berisi vakuola

    makanan, makanan cadangan, benda asing, vakuo1a kontraktil, dan benda kromatoid.

    Pacta Mastigophora kemungkinan dijumpai adanya kinetoplast yang terdiri atas

    benda parabasal dan blefaroplas.

    Struktur inti, terutama susunan kromatin dan kariosom dapat dipergunakan

    sebagai indikator untuk membedakan spesies. Susunan kromatin dapat mengumpul

    atau menyebar, berbentuk butir tunggal atau batang, letaknya tersebar atau perifer.

    Kariosom yang berperan dalam premitosis tampak berwarna gelap, letaknya eksentris

    atau konsentris, bentuknya tetap atau tidak tetap, dan ukurannya kecil atau besar.

    Dalam lingkaran hidupnya ada yang memiliki stadium vegetatif dan kista,

    atau hanya vegetatif saja. Perbedaan antara kedua stadium tampak jelas dalam hal:

    ukuran, bentuk, organel-organel sel dan benda-benda lain dalam endoplasma.

    C. Langkah Kerja

    1. Persiapan Bahan Amatan

    Bahan amatan yang diperlukan untuk kegiatan praktikum dapatt berupa

    spesimen awetan berupa preparat jadi dan spesimen segar yang berasal

    dari: tinja, darah, dan sekret " suatu organ". Spesimen yang berupa

    preparat jadi langsung darat diamati menggunakan mikroskop dengan

    perbesaran kuat (450x atau 1000x), sedang spesimen segar yang diperoleh

    perlu diproses terlebih dahulu sebelum diamati.

    Diantara spesimen segar yang paling mungkin dikerjakan di laboratorium

    kita adalah yang berasal dari tinja manusia, dan yang berasal dart saluran

    pencernaan kecoak. Pemeriksaan nya dilakukan dengan :

    a) Cara makroskopik. Yang menjadi sasaran perhatian adalah: warna tinja (kuning,

    putih, hijau atau hitam), bau tinja (amis seperti bau ikan atau bau busuk), adanya

    campuran (lendir, darah, potongan jaringan, sisa makanan yang belum dicernakan

    atau bahan sisa pengobatan seperti minyak, atau zat-zat lain), dan konsistensi tinja

    (padat, lembek atau cair).

  • 15

    b) Cara mikroskopik. Pemeriksaan tinja secara kikroskopik ini dibedakan atas: cara

    langsung dengan menggunakan kaca penutup, dan tanpa kaca penutup (sediaan

    apus).

    (1) Cara langsung dengan kaca penutup.

    Alat clan bahan yang diperlukan: lidi (+5cm), kaca benda, kaca penutup, air, air

    garam faal 0,85%, larutan eosin 2% dalam akuadestilata, larutan lugol 1% (1%

    larutan jenuh kalium iodida dengan kristal iodium dalam akuadestilata), dan tinja

    yang akan diperiksa.

    Cara pembuatan sediaan. Letakkan setetes larutan MIF (pulasan) di atas kaca

    benda, dan ambil sedikit tinja (1-2 mm3) dengan lidi. Hancurkan tinja dengan cara

    mengaduk dengan lidi di atas kaca benda sehingga menjadi suspensi homogen.

    Bila terdapat bahan yang kasar seperti sisa makanan, pasir, dll, harus dikeluarkan

    dengan lidi. Suspensi tinja kemudian ditutup dengan kaca penutup, dan diperiksa

    dengan mikroskop (pakai pembesaran lemah: lensa obyektif lOx) dan kondensor

    diturunkan atau diafragma dikecilkan.

    Larutan lugol: Akuadestilata 100 ml

    Kalium iodida 10 gram

    Kristal iodium 5 gram

    Garam iodium: Larutan lugol 1 bagian

    Akudestilata 14 bagian

    MIF (pulasan): Larutan lugal 0,10 ml

    Larutan formalin 0,125 ml

    Tingtur merthiolat 0,775 ml

    (2) Cara langsung tanpa kaca penutup_

    Alat dan bahan yang diperlukan: lidi, kaca benda, air, dan tinja yang akan

    diperiksa.

    Cara pembuatan sediaan. Letakkan setetes air di atas kaca benda, dan ambil sedikit

    tinja (2-4 mm3) dengan lidi. Hancurkan tinja dalam air di atas kaca benda sampai

  • 16

    menjadi suspensi. Sebarkan suspensi tinja di atas kaca benda hingga rata, dengan

    lapisan yang tipis tetapi tetap basah. Selanjutnya periksa di bawah mikroskop

    dengan pembesaran lemah (obyektif lOx).

    Cara mikroskopik lain untuk mengamati protozoa parasit pada hewan (kecoak).

    Alat dan bahan yang diperlukan: alas bedah, gunting bedah, pinset, jarum panjang,

    pipet kecil, kaca arloji, larutan NaCl 0,9%.

    Cara pembuatan sediaan. Setelah kecoak dibedah, pisahkan ususnya dari organ

    yang lain. Keluarkan semua isi usus ke dalam larutan NaCl, aduk-aduk hingga

    rata, tanpa menyertakan jaringan apapun. Ambil sedikit "campuran", letakkan di

    atas kaca benda kemudian tutup dengan kaca penutup, diamati di bawah

    rnikroskop dengan kekuatan lemah.

    Pengamatan terhadap preparat jadi dengan pembesaran kuat (okuler 10x, obyektif

    100x) harus disertai dengan penggunaan minyak emersi dan xylol. Penggunaan

    minyak emersi dilakukan dengan cara meneteskan di atas kaca benda yang

    mengandung "obyek" pengamatan, dan xylol digunakan untuk menghapus minyak

    emersi yang melekat pada kaca benda dan pada lensa obyektif. Bila preparat

    berupa hapusan/usapan, maka pada saat membersihkan sisa emersi dengan xylol

    harus dilakukan dengan kecermatan dan kehati-hatian. Kecerobohan dapat

    mengakibatkan terhapusnya "obyek" parasit.

    2. Pengamatan

    Setelah semua alat dan bahan dipersiapkan, amatilah di bawah mikroskop

    dengan langkah-langkah sebagai berikut.

    Kelas Rhizopoda

    Dalam lingkaran hidupnya anggota-anggota dari kelas ini umumnya memiliki

    dua stadium yaitu stadium vegetatif dan kista. Masing-masing stadium tersebut

    memiliki Girt morfologi dan anatomi yang berbeda.

    Dalam pengamatan. ciri morfologi yang dapat diperhatikan meliputi

    bentuk daD ukuran dart setiap stadium, pseudopodia, serta gerakan (bila

    spesimennya dalam keadaan segar). Sedang ciri anatomi yang dimaksud

  • 17

    dapat menyangkut keadaan dinding sel, dan endoplasma: inti sel (bentuk,

    jumlah, macam, warna, endosom. posisi), vakuola, organel-organel

    lainnya.

    Anggota-anggota yang akan dipelajari dalam kegiatan ini meliputi:

    Entamoeba histolytica, Entamoeba coli, Iodamoeba butschIii, Dientamoeba fragilis,

    Entamoeba ginggivalis dan Endolimax nana.

    Perhatikanlah dengan teliti, kemudian buatlah deskripsi, ciri dari setiap stadium, dan

    gambarlah.

    Kelas Flagellata

    Tidak berbeda dengan kelas sebelumnya, kelas ini dalam lingkaran hidupnya

    juga memiliki stadium vegetatif dan kista. Anggota-anggota species yang sering

    dipelajari adalah Trichomonas vaginalis, Giardia lamblia, Trypanosoma sp. yang

    memparasitir manusia dan beberapa yang memparasitir binatang.

    Perhatikanlah dengan teliti, kemudian buatlah ciri dari tiap stadium,

    lengkapi dengan gambar, dan temukan perbedaannya dengan anggota

    kelas Rhizopoda.

    Untuk species-species lain seperti:T. rhodesiense, T. gambiense, T. crusi, T.

    brucei, T. vi vax, T. uniforme, T.congolense, T. lewisi, T. equiperdum, T. Sillliae, T.

    grayi, T. theileri dan Leishmania donovani dapat saudara perdalam sendiri melalui

    buku teks wajib maupun penunjang.

    Kelas Sporozoa

    Anggota-anggota dari kelas ini dalam lingkaran hidupnya dibedakan atas

    stadium vegetatif clan kista. Perubahan stadium vegetatif menjadi stadium kistanya

    terjadi melalui perubahan yang cukup kompleks. Pada tiap species, perubahan demi

    perubahan itu ditandai oleh ciri yang sangat khusus.

    Beberapa anggota Sporozoa yang banyak dipelajari adalah yang termasuk

    Coccidia (Eimeria, Isospora, Toxoplasma), dan Haemosporidia (Plasmodium sp.).

    Perhatikanlah dengan cermat setiap stadium, deskripsikan ciri-ciri

    khususnya, gambarlah, dan temukan perbedaan atau persamaannya dengan

    anggota dari kelas yang lain!

  • 18

    Toxoplasma gondii dapat saudara perdalam sendiri melalui buku teks wajib

    maupun penunjang.

    Kelas Ciliata

    Diantara anggota Ciliata parasit yang dapat dipelajari antara lain Balantidium

    coli, clan Opalina sp. Keduanya merupakan parasit pacta hewan. Dalam lingkaran

    hidupnya dibedakan atas stadium vegetatif dan kista.

    Perhatikanlah dengan teliti, kemudian buatlah deskripsi, ciri dari tiap

    stadium, lengkapi dengan gambar, dan temukan perbedaannya dengan

    anggota kelas Rhizopoda!

  • 19

    Kegiatan V

    Cara pemeriksaan tanah untuk telur cacing (Metoda Suzuki,1977)

    (1) Bahan

    Saringan kawat kasa

    Alat pemusing

    Tabung sentrifuse

    larutan hipoklorit 30%

    Larutan sulfas magnesieus (282 gr/liter)

    Kaca tutup (ukuran 24 , 32 mm)

    ( 2 ) Cara keria

    Saring 100 gram sampel tanah dengan saringan kawat

    5 gram tanah yang sudah disaring dimasukkan, ke dalam tabung sentrifuse

    Tambahkan 20 mllarutan hipoklorit ke dalam tabung yang berisi tanah, aduk clan

    diamkm se[ama I jam,

    Pusing pada kecepatan putar 2.000 rpm selama 2 menit dan buang cairan

    supematan

    Tambahkan air ke dalam tabung dan pusing kembali 2 kali, untuk tiap kali 2 menit

    pada kecepatan putar yang sama

    Buang cairan supematan, dan tambahkan, larutan sulfas magnesicus dengan

    berat jenis 1, 260 ( 2 82 gr/1)

    Aduk dengan aplikator

    Pusing pada kecepatan putar 2.500 rpm (x 750 g) selama 5 menit

    Tambahkan, larutan sulfas magnesicus; secara hati-hati sampai mengisi penuh

    tabung

    Diamkan beberapa menit

    Secara hati-hati letakkan kaca tutup sampai kontak dengan permukaan larutan

    sulfas magnesieus, dan kemudian angkat kaca tutup perlahan-Iahan ke atas dan

    letakkan kaca tutup yang mengandung cairan di atas kaca benda

    Periksa dengan mikroskop

  • 20

    Cara pemeriksaan telur cacing pada jari-jari tangan

    (1) Bahan

    Kaca benda

    Kaca tutup

    Cawan petri

    Pinset

    Kain kasa (5 em x 5 em) Tabung sentrifuse

    Pipet dengan balon karet

    Larutan NaOH 0.25%

    (2) Cara Kerja

    Celupkan kain kasa ke dalam larutan NaOH yang terdapat dalam cawan Petri

    Bersihkan jari-jari tangan dengan cara menghapuskan kain kasa yang sudah basah.

    Celupkan beberapa kali kain kasa yang kotor ke dalam cawan Petri yang

    mengandung larutan NaOH dengan memakai pinset

    Masukkan larutan NaOH yang kotor ke dalam tabung sentrifuse

    Pusing tabung tersebut pada kecepatan putar 2.000 rpm. (x 600 g) selama 3 menit.

    Tuang keluar cairan supematan

    Ambil sedimen dengan pipet, letakkan pada kaca benda, kemudian tutup dengan

    kaca tutup

    Periksa dengan mikroskop.

    Cara pemeriksaan telur cacing di dalam debu

    (1) Bahan

    Kaca berada

    Kara tutup

    Kain kasa (5 em x 5 em)

    Gelas beker

    Corong

    Tabung sentrifus

    Kuas kecil

  • 21

    Aplikator

    Pipet

    Larutan sulfas magnesikus (berat jenis: 1,260)

    (2) Cara kerja:

    Kumpulkan 1 gram debu dari berbagai tempat di dalam rumah

    Masukkan debu tersebut ke dalam gelas Beker yang mengandung 15 m1 air

    Aduk dengan aplikator

    Saring suspensi debu dengan kain kasa ke dalam tabung sentrifuse

    Pusing selama 3 menit pada kecepatan putar 2.000 rpm (x 600 g)

    Tuang keluar cairan supematan

    Tambahkan 10 ml larutan sulfas magnesikus, aduk

    Pusing kembali selarna 5 menit pada kecepatan 2.500 rpm (x 750 g) Dengan hati-

    hati tambahkan larutan sulfas magnesikus perlahan-lahan sampai tabung menjadi

    penuh sehingga permukaan cairan menjadi cembung

    Diamkm 30 menit

    Letakkan kaca tutup dengan bati-hati, dan kemudian angkat kaca tersebut dan

    letakkan pada kaca benda

    Periksa dengan mikroskop.

  • 22

    KEPUSTAKAAN

    Cappucino, I.G. and Sherman, N. 1982. Microbiology: A Laboratory Manual. Sydney:

    Addison-Wesley Publishing Company.

    Jensen M.M, Wright N.D, and Robinson A.R. 1985. Microbiology For The Health

    Science. 4th Edition. New Jersey: Prentice Hall.

    Junoto (ed). 1980. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum (Untuk Perguruan Tinggi).

    Yogyakarta: Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian Universitas

    Gajah Mada.

    Pohan, Arthur. Tanpa tahun. Mikrobiologi Kedokteran. Surabaya: Klinik Waluyo Jati

    Ratna Siri Hadioetomo. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek. Jakarta: PT.

    Gramedia.

    Srikandi Fardiaz. 1989. Penuntun Praktek Mikrobiologi Pangan. Bogor: Penerbit IPB.

  • 23

    Lampiran

    ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN DALAM KEGIATAN MIKROBIOLOGI

    Autoclave

    Alat ini digunakan untuk mensterilkan bahan /alat/media dengan cara pemanasan

    basah (moist heat ).

    Sterilisasi dengan Autoclave ( Temperatur 121 0 C selama 15 menit )

    Isikan autoclave dengan aquadest jangan terlalu banyak ataupun terlalu sedikit ( +

    4 5 cm tingginya )

    Masukkan sample pada dandang bagian dalam ( dandang harus kering )

    Tutup autoclave diberi vaselin tipis-tipis bagian luar yang akan menempel di badan

    autoclave.

    Tutup rapat autoclave, anak panah pada tutup dan badan autocalve harus bertemu

    dengan garis di badan autoclave.

    Katup klep terbuka (posisi tegak lurus).

    Nyalakan kompor atau listrik dengan nyala besar, biarkan, tunggu sampai katup

    klep mengeluarkan asap dan mulai dihitung 5 menit, kemudian tutup katup

    sehingga posisi horizontal.

    Biarkan sampai jarum menunjukkan angka 15 PSI ( 121 0 C ), kecilkan nyala api ,

    biarkan selama 15 menit pada posisi tekanan 15 PSI.

    Setelah 15 menit matikan api, buka katup/ klep.

    Tutup autoclave jangan dibuka terlebih dahulu, tunggu sampai tekanan udara dalam

    dan luar sama ( sampai semua asap keluar tutup autocalve baru boleh dibuka).

    Yang perlu diperhatikan pada waktu sterilasasi dengan autoclave :

    1. Bila sterilisasi medium, ada baiknya bila medium yang disterilkan dalam

    volume yang kecil. Karena dalam volume kecil, medium tersebut akan lebih

    steril, artinya kontaminan yang terdapat dalam medium kecil.

    Contoh : Sterilisasi medium 500 ml

    bagi medium @ 100 ml masukkan dalam 5 erlemeyer kemudian

    disterilisasi.

    2. Bila sterilisasi medium dalam tabung bertutup ulir (screw cap), kendorkan

    tutup tabung, agar uap panas di dalam autoclave bisa masuk ke dalam

    tabung, sehingga medium menjadi steril.

  • 24

    Hot Air Sterilizer

    Alat ini digunakan untuk mensterilisasikan alat dengan cara pemanasan kering (dry

    heat).

    Untuk sterilisasi ( pilih salah satu suhu )

    160 0 C selama 60 menit

    170 0 C selama 40 menit

    180 0 C selama 20 menit

    Catatan : untuk sterilisasi plate sebaiknya jangan ditumpuk-tumpuk. Buat agak

    renggang

    supaya sirkulasi udara panasnya merata.

    Untuk mengeringkan gelas

    Keringkan gelas dari air sekering mungkin

    Suhu yang digunakan 100 0 C selama 15 30 menit.

    Untuk mengeringkan katalis anaerob :

    Suhu 160 0 C setidaknya selama 2 jam.

    Mikroskop

    Mikroskop yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi adalah :

    1.1.Mikroskop Cahaya

    Di bidang Mikrobiologi untuk pemeriksaaan sediaan yang diwarnai pada

    umumnya digunakan mikroskop cahaya. Hal-hal yang perlu diperhatikan

    dalam pembuatan sediaan adalah:

    sediaan tidak boleh terlalu tebal atau terlalu tipis

    berdasar pada asal biakan kuman yang akan digunakan, pembuatan sediaan

    ada dua macam:

    a bila biakan berasal dari perbenihan padat, maka perlu dibuat

    suspensi dengan air suling (aquadest) steril.

    b bila biakan kuman berasal dari perbenihan cair, maka tidak perlu

    dipakai air suling steril.

  • 25

    Cara memeriksa sediaan yang diwarnai :

    Kondensor mikroskop ditempatkan setinggi mungkin.

    Diafragma mikroskop dibuka selebar mungkin.

    Menggunakan minyak emersi.

    Menggunakan obyektif dengan pembesaran 100x.

    Gambaran kuman yang perlu diperhatikan :

    Bentuk sel kuman.

    Susunan sel kuman.

    Sifat pewarnaan kuman terhadap pewarnaan tertentu.

    Struktur tambahan lainnya misalnya : spora, kapsul, granula intraseluler.

    1.2.Mikroskop Lapangan gelap

    Mikroskop ini digunakan untuk melihat sediaan basah, kuman tampak terang

    dengan latar belakang gelap, kuman masih hidup sehingga dapat dilihat

    pergerakannya yang khas.

    Cara memeriksa sediaan yang perlu diperhatikan adalah :

    - Menggunakan kondensor khusus untuk mikroskop lapangan gelap.

    - Minyak emersi diletakkan diatas gelas penutup sediaan basah atau di

    atas kondensor.

    Inkubator (Lemari Pengeram)

    Alat ini digunakan untuk mengeramkan media yang telah ditanami dengan jasad renik

    (mikroorganisme) dan untuk menyimpan bahan pemeriksaan di mana kuman

    terkandung akan mati bila disimpan dalam lemari es misalnya, cairan cerebrospinal,

    suhu inkubator dapat diatur sesuai dengan suhu pertumbuhan optimal masing-masing

    kuman. Karena kuman-kuman patogen untuk manusia termasuk golongan mesofilik,

    maka pengeramannya dilakukan pada suhu 37 derajat Celcius. Alat ini juga digunakan

    untuk uji sterilisasi yaitu untuk menguji apakah sterilisasi sudah baik atau tidak.

  • 26

    Lemari Pendingin (Refrigerator)

    Alat ini digunakan untuk :

    - menyimpan media steril yang siap pakai, agar isi dan mutu media tersebut

    tidak berubah.

    - Menyimpan untuk sementara waktu bahan/spesimen yang belum sempat

    diperiksa agar tidak mengalami perubahan.

    - Menyimpan cakram antibiotika (antibiotic disk) yang belum dipakai agar

    tidak mengalami perubahan.

    Centrifuge

    Alat ini digunakan untuk memisahkan cairan, dari zat cairnya dan endapannya.

    Misalnya : untuk mencentrifuge suspensi dahak penderita TBC dalam metode Petroff

    Alkali.

    Timbangan digital

    Digunakan untuk menimbang bahan pembuat media dengan maximal berat 210 gram .

    Timbangan ini menggunakan listrik dengan keakuratan yang lebih tinggi.

  • 27

    Timbangan kasar

    Digunakan untuk menimbang bahan pembuat media dengan berat maximal 200 gram.

    Timbangan ini digunakan secara manual.

    Timbangan Halus

    Timbangan ini sama dengan timbangan digital sebelumnya hanya timbangan ini

    keakuratanya lebih tinggi dan lebih halus.

    pH Meter

    Alat ini digunakan untuk mengukur kadar keasaman dan basa suatu cairan

    Misalnya : H2SO4 bersifat asam pH < 7

    NaOH bersifat basa pH > 7

    pH normal = 7

    batas pH = 14

  • 28

    Waterbath

    Alat ini digunakan untuk memberikan suasana yang dibutuhkan oleh suatu pemeriksaan

    tertentu, misalnya untuk memanasi plasma kelinci dalam uji Koagulase Staphylococcus

    aureus.

    Cara membuat sediaan kuman yang siap untuk diwarnai dari biakan kuman yang

    diambil dari medium padat

    - Siapkan gelas obyek yang bersih (bila perlu dibersihkan dengan kapas

    alkohol)

    - Pijarkan sengkelit dengan posisi tegak dan dinginkan sebentar.

    - Ambil air suling steril dengan sengkelit yang telah dipijarkan itu secara

    aseptis

    - Lewatkan mulut tabung air suling steril itu dekat api lampu spiritus lalu

    tutup kembali dengan tutupnya

    - Letakkan air suling steril itu pada gelas obyek yang telah bersih

    - Pijarkan lagi sengkelit dengan posisi tegak dan dinginkan sebentar

    - Ambil sedikit kuman dari biakkan padat yang telah disediakan dengan

    menggunakan sengkelit tersebut.

    - Lewatkan mulut tabung biakkan kuman itu dekat lampu spiritus lalu tutup

    kembali dengan tutupnya.

    - Campurkan kuman dengan air suling pada gelas obyek hingga rata dengan

    menggunakan sengkelit.

    - Lebarkan campuran itu ke tepi dengan sengkelit yang diputar-putar sehingga

    didapatkan sediaan yang tidak terlalu tebal ataupun tidak terlalu tipis.

    - Keringkan sediaan itu di udara sedangkan sengkelitnya dipijarkan lagi agar

    steril.

    - Fiksasilah dengan cara melewatkan gelas Obyek itu diatas api lampu spiritus

    beberapa kali pada permukaan yang tidak ada sediaannya dengan maksud agar

    sediaan itu dapat menempel kuat pada permukaan gelas obyek, dan kuman mati

    sehingga menyerap warna lebih baik.

    - Sediaan dibiarkan dingin

    Sediaan yang diperoleh siap untuk diwarnai.

    Cara membuat sediaan kuman yang siap untuk diwarnai dari biakan kuman yang

    diambil dari medium Cair

    - Siapkan gelas obyek yang bersih (bila perlu dibersihkan dengan kapas

    alkohol)

  • 29

    - Pijarkan sengkelit dengan posisi tegak dan dinginkan sebentar.

    - Ambil biakan kuman yang akan diperiksa dengan sengkelit yang telah

    dipijarkan secara aseptis.

    - Lewatkan mulut tabung tersebut dekat api lampu spiritus lalu tutup kembali

    dengan tutupnya.

    - Letakkan biakan cair itu ( yang ada pada ujung sengkelit ) pada gelas obyek

    yang telah bersih.

    - Lebarkan campuran itu ke tepi dengan sengkelit yang diputar-putar sehingga

    didapatkan sediaan yang tidak terlalu tebal ataupun tidak terlalu tipis.

    - Keringkan sediaan itu di udara sedangkan sengkelitnya dipijarkan lagi agar

    steril.

    - Fiksasilah dengan cara melewatkan gelas Obyek itu di atas api lampu

    spiritus beberapa kali pada permukaan yang tidak ada sediaannya dengan

    maksud agar sediaan itu dapat menempel kuat pada permukaan gelas obyek.

    - Sediaan dibiarkan dingin.

    Sediaan yang diperoleh siap untuk diwarnai.

    Catatan : Cara membuat sediaan untuk semua jenis kuman yang akan diwarnai

    adalah sama seperti tersebut di atas.

    Pewarnaan Gram

    - Buatlah sediaan kuman pada gelas obyek, fiksasilah.

    - Tuangkan violet kristal pada sediaan kuman dan biarkan selama 1 menit.

    - Buang sisa violet kristal dari gelas obyek.

    - Tuangkan larutan lugol pada sediaan dan biarkan selama 1 menit

    - Buang sisa lugol dari gelas obyek.

    - Bilas dengan air bersih

    - Lunturkan dengan alkohol 95 % selama 10-20 detik sampai sisa zat warna

    hilang.

    - Bilas dengan air bersih

    - Tuangkan safranin pada sediaan dan biarkan selama 10-30 detik.

    - Buang sisa safranin dari gelas obyek

    - Bilas dengan air bersih.

    - Keringkan dengan kertas pengering.

    - Teteskan satu tetes minyak emersi pada sediaan lalu lihatlah di bawah

    mikroskop dengan lensa obyektif pembesaran 100x

    Catatan : Kuman yang berwarna biru-ungu disebut kuman gram positif

    Kuman yang berwarna merah disebut kuman gram negatif

    Tugas Lugol : sebagai mordant, membuat kompleks Kristal violet Iodine, sehingga

    kristal violet sulit keluar dari dinding sel kuman.