KINETIKA FERMENTASI DI DALAM PRODUKSI MINUMAN VINEGAR
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM teknologi FERMENTASI
Nama : Aleksander Boli Wisnu Prasetyaji Lolan NIM : 12.70.0154
Kelompok F4
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG20151
1. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan kinetika dalam produksi vinegar dari sari apel
malang dan kultur Saccharomyces cereviceae yang diamati setiap 24
jam selama 5 hari dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Kinetika dalam Produksi Vinegar dari
Sari Buah Apel KelompokPerlakuanWaktu MO Tiap PetakRata-rata/ MO
Tiap Petak Rata-rata/ MO Tiap ccOD (nm)pHTotal Asam
1234
F1Sari apel + S. cereviceaeN0148752 x 1070,31623,8216,32
N245047554549,2519,7 x 1071,35583,2419,20
N48394036413915,6 x 1071,58903,3514,40
N72456256695823,2 x 1071,62333,3714,59
N966072768372,7529,1 x 1071,83783,4014,02
F2Sari apel + S. cereviceaeN01213111111,754,7 x
1070,27213,2416,51
N2481101929391,7536,7 x 1071,09913,2217,28
N4816912315717915762,8 x 1071,10383,3314,40
N72787210112894,7537,9 x 1070,90603,4213,82
N96300300300300300120 x 1072,14253,4313,63
F3Sari apel + S. cereviceaeN02815221620,258,1 x
1070,31923,2717,09
N24546260565823,2 x 1071,24583,2217,28
N4812082818391,536,6 x 1071,49173,3316,32
N72123103108109110,7544,3 x 1071,64153,3415,55
N964439413740,2516,1 x 1071,29323,4214,02
F4Sari apel + S. cereviceaeN02617112920,758,3 x
1070,40843,3016,32
N2410190107124105,542,2 x 1071,51203,2519,20
N48819088978935,6 x 1071,55833,1314,40
N728376957582,2532,9 x 1070,74873,3414,59
N968276838681,7532,7 x 1070,78453,4813,82
KelompokPerlakuanWaktu MO Tiap PetakRata-rata/ MO Tiap Petak
Rata-rata/ MO Tiap ccOD (nm)pHTotal Asam
F5Sari apel + S. CerevisiaeN011272319208 x
1070,33523,3215,74
N2419218712475144,557,8 x 1071,29113,2317,28
N481151061199210843,2 x 1071,38603,3514,40
N721007569527429,6 x 1071,69583,5415,17
N9613589144167133,7553,4 x 1071,40693,4612,86
Hasil pengamatan diatas dapat dilihat dalam grafik berikut ini
:
Gambar 1. Grafik Hubungan Absorbansi dengan Waktu
Gambar 2. Grafik Hubungan Jumlah Sel Mikroorganisme dengan
Waktu
Gambar 3. Grafik Hubungan Jumlah Sel Mikrroganisme dengan pH
Gambar 4. Grafik Hubungan Jumlah Sel Mikroorganisme dengan
Absorbansi
Gambar 5. Grafik Hubungan Jumlah Sel mikroorganisme dengan Total
Asam
2. PEMBAHASAN
Vinegar merupakan bumbu yang biasa digunakan dalam makanan untuk
mengawetkan. Vinegar menurut Chang et al (2005), dapat meningkatkan
manfaat kesehatan. Kegunaannya yaitu untuk menurunkan tekanan
darah, mengurangi resiko penyakit kardiovaskular, aktivitas
antioksidan dan untuk metabolisme. Menurut Dantew et al (2012)
bahwa ragi dapat digunakan dalam berbagai proses industri seperti
minuman beralkohol, biomassa dan berbagai produk metabolik. Ragi
termasuk dalam kultur starter, untuk produksi jenis fermentasi
tertentu dari makanan seperti roti, sourdoughs, daging dan sayur
produk fermentasi. Ragi memiliki peranan dalam memenuhi gizi
manusia dengan produk hasil fermentasi. Produk hasil fermentasi ini
digunakan sebagai alternatif sumber protein untuk menutupi
rendahnya produksi dalam dunia pertanian yang rendah.
Pada praktikum ini, bahan yang digunakan adalah sari apel. Apel
menurut Ariyanto et al ( 2013) dalam jurnalnya Pengaruh Penambahan
Gula Terhadap Produktivitas Alkohol dalam Pembuatan Wine Berbahan
Apel Buang dengan Menggunakan Nopkor MZ.1, apel merupakan buah yang
memiliki kadar glukosa sebesar 14 %. Sementara untuk produk Wine
sendiri merupakan produk alkohol yang memiliki kadar alkohol
sebesar 8-15%. Syarat dalam pembuatan Wine berbahan sari buah yang
akan difermentasi adalah harus mengandung kadar glukosa sebesar 14%
untuk diubah menjadi alkohol.
Ada 4 macam pengukuran kerja yang dilakukan dalam praktikum ini
yaitu pengukuran biomassa dengan Haemocytometer, penentuan total
asam selama fermentasi, pengukuran pH serta menentukan hubungan
absorbansi dengan kepadatan sel. Asam karboksilat merupakan salah
satu kandungan dari sari apel. Sementara untuk perlakuan, digunakan
perlakuan penambahan S.Cerevisiae. menurut Atlas (1984), ragi yang
digunakan dalam praktikum ini digunakan untuk proses fermentasi
minuman yang melibatkan alkohol.
Dalam fermentasi dengan menggunakan yeast S. Cereviceae ini,
terjadi perombakan glukosa menjadi alkohol dan gas CO2 dengan
reaksi sebagai berikut :C6H12O6 2 CH3CH2OH + CO2Dari fermentasi
dengan Yeast tersebut menghasilkan Etanol sekitar 15%
(Kwartiningsih, 2005). Sementara untuk sari apel, menurut Zhang et
al (2008), asam organik yang terkandung di dalam jus buah akan
berpengaruh pada pH, rasa, stabilitas, nutrisi dan juga pada
kualitas.
Pada percobaan pertama yaitu pengukuran biomassa dengan
Haemocytometer, mula-mula disiapkan media pertumbuhan sebanyak 250
ml. media yang digunakan dalam praktikum ini, disterilisasi
terlebih dahulu. Menurut Fardiaz (1992), proses pemanasan pada
media bertujuan untuk memastikan media yang digunakan terbebas dari
mikroba yang tidak diinginkan sehingga tidak adanya pertumbuhan
mikroba pada media ketika ditambahkan kultur. Selain itu juga,
pemanasan ini bertujuan untuk menurunkan tingkat antioksidan pada
media selama fermentasi.
Kemudian,sebanyak 30 ml biakan yeast dimasukkan ke dalam media
pertumbuhan tadi secara aseptis. Kemudian langkah selanjutnya
adalah inkubasi dengan perlakuan shaker (penggoyangan). Proses
inkubasi ini dilakukan pada suhu ruang selama 5 hari dan tiap hari
dilakukan pengamatan untuk mengetahui pertumbuhan sel yeast dan
ditentukan nilai dari N0, N24, N48, N72 dan N96.. Proses inkubasi
ini dilakukan dilakukan pada LAF (Laminar Air Flow). Menurut
Hadioetomo (1993), perlakuan inkubasi pada LAF ini bertujuan untuk
menghindari adanya kontaminasi yang tidak diinginkan pada media.
Proses inkubasi ini harus dikondisikan dalam keadaan anaerob agar
dihasilkan produk alkohol. Selain itu juga, menurut Gaman &
Sherrington (1994), erlenmeyer yang digunakan selama inkubasi harus
ditutup dengan aluminium foil agar tetap steril.
Setelah diperoleh hasi pengamatan selama 5 hari, kemudian dibuat
grafik yang menggambarkan pertumbuhan yeast. Menurut Chen & Pei
(2011), pengukuran dengan Haemocytometer ini bertujuan untuk
menghitung jumlah mikroba yang terdapat pada 1 kotak ditengah plat
yang dibatasi oleh tiga garis pada keempat sisinya. Pengukuran ini
digunakan pada sel dengan densitas > 104 sel/ml. sampel yang
akan diamati diletakkan pada cekungan yang terdapat pada
haemocytometer dengan menggunakan pipet Pasteur dan tip (Said,
1987).
Sementara untuk percobaan kedua yang dilakukan adalah penentuan
total asam selama fermentasi. Pada percobaan kedua ini, total asam
selama fermentasi ditentukan berdasarkan metode titrasi menggunakan
NaOH 0,1 N dengan bantuan indikator PP. titrasi dihentikan setelah
terbentuk warna merah muda pada larutan.Untuk kadar total titrasi
dapat ditentukan dengan rumus :Total asam = = mg/ml Menurut Chang
(1991), jika titran yang digunakan NaOH maka maka indikatornya PP.
Pada praktikum ini juga dilakukanpengukuran pH dengan pH meter. pH
meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat keasaman
dari suatu cairan (Atlas, 1984)
Percobaan ketiga yang dilakukan adalah pengukuran pH minuman
vinegar. Mula-mula diambil sebanyak 10 ml sampel kemudian diukur pH
nya dengan pH meter. Dan untuk percobaan keempat yang dilakukan
adalah penentuan Hubungan absorbansi dengan kepadatan sel.
Mula-mula kultur yeast yang telah dibiakan diambil sebanyak 30 ml.
kemudian diukur nilai OD dengan menggunakan spektrofotometer pada
panjang gelombang 660 nm. Perlakuan ini dilakukan selama 5 hari
kemudian dibuat kurva yang menggambarkan nilai OD selama 5 hari
tersebut. Menurut Hadioetomo (1993), panjang gelombang yang biasa
dilakukan dalam pengukuran OD yeast saccharomyces cereviceae adalah
660 nm sehingga praktikum yang dilakukan sesuai dengan teori yang
ada.
Hubungan AntaraParameter-ParameterHubungan jumlah Sel
Mikroorganisme dengan Waktu Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa
hubungan jumlah sel mikroorganisme dengan waktu pada kelompok F3
sesuai dengan grafik pertumbuhan mikroorganisme. Sedangkan untuk
kelompok F1, F2, F4 dan F5 tidak sesuai dengan grafik karena jumlah
sel yang terbentuk tidak sesuai. Menurut Fardiaz (1992), dalam
pertumbuhan jumlah sel, jumlah sel awalnya sedikit karena awal
pertumbuhan sehingga tidak diperoleh adanya penambahan mikroba.
Umumnya pertumbuhan mikroba diawali dengan fase lag kemudian akan
meningkat dengan ditandai dengan peningkatan grafik (fase log).
Setelah melalui fase log, mikroba akan memasuki fase stasioner.
Fase ini merupakan fase dimana mikroba mengalami pertumbuhan dan
kemudian setelah nutrisi habis, akan memasuki fase kematian. Pada
fase kematian ini ditandai dengan adanya penurunan grafik.
Hubungan Absorbansi dengan WaktuPada grafik 1 yaitu diatas dapat
dilihat bahwa nilai absorbansi dari tiap kelompok mengalami
perubahan dari hari 1 hingga 5. Untuk setiap kelompok secara umum
dari hari 1 hingga ke 3 mengalami peningkatan. pada grafik
sementara untuk hari ke 4mengalami penurunan kecuali untuk kelompok
F1, F3 dan F5. Ketiga kelompok ini mengalami kenaikan pada grafik.
Sementara untuk hari ke 5, kelompok F2 mengalami kenaikan grafik
dan kelompok lainnya mengalami penurunan grafik. Dari grafik
diatas, menurut Gaman & Sherrington (1994), penurunan tersebut
disebabkan karena adanya penurunan jumlah volume cider dan jumlah
sel karena dilakukan proses pengambilan tiap harinya untuk diamati.
Selain itu juga, menurut pigeau (2007), penurunan grafik tersebut
disebabkan juga karena adanya pertumbuhan mikroba serta faktor dari
pH, suhu, makanan dan kelembaban.
Hubungan Jumlah Sel Mikroorganisme dengan Total AsamDari grafik
5 yang menggambarkan hubungan sel mikroorganisme dengan total asam
diatas dapat dilihat bahwa grafik yang ada berbentuk acak. Asam
yang dihasilkan akan semakin banyak seiring dengan adanya kelebihan
pada substrat dan total asam akan mengalami penurunan apabila
substrat yang dihasilkan telah habis (Galaction et al, 2010).
Hubungan Jumlah sel Mikroorganisme dengan pHDari grafik diatas
dapat dilihat bahwa pH yang tercapai yaitu diantara 3.1-3,8. pH
yang rendah ini disebabkan karena penggunaan sari apel yang
memiliki keasaman yang tinggi. Jika semakin tinggi pH optimum yang
tercapai, maka akan semakin banyak pula jumlah mikroorganisme yang
diperoleh. pH optimum dalam pembentukan tercapai, maka akan semakin
banyak pula jumlah mikroorganisme yang diperoleh. pH optimum dalam
pembentukan yeast saccharomyces cereviciae adalah 3,5-6,5. Dari
grafik diatas, dapat dilihat bahwa pH optimum yang tercapai adalah
3,8. Nilai pH yang tinggi ini dikarenakan waktu fermentasi yang
dilakukan sehingga akan meningkatkan kandungan alkohol selama
fermentasi. Sementara untuk nilai pH yang rendah yaitu hingga 3,1,
hal ini disebabkan oleh kandungan asam dari apel yang digunakan
(Galaction, 2010).
Hubungan Jumlah Sel Mikroorganisme dengan AbsorbansiMenurut
Pelczar & Chan (1986), absorbansi yang diperoleh akan semakin
kecil seiring dengan adanya peningkatan pada jumlah sel
miroorganisme. Hal ini dapat dilihat dari kekeruhan. Apabila
diperoleh tingkat kekeruhan yang tinggi maka terdapat jumlah sel
yang tinggi pula dan begitupun sebaliknya. Pada grafik Hubungan
Jumlah Sel Mikroorganisme dengan Absorbansi diatas, dapat dilihat
bahwa nilai absorbansi mengalami peningkatan saat adanya
pertumbuhan jumlah sel mikroorganisme. Hasil pengamatan ini tidak
sesuai dengan teori yang ada. Hal ini dikarenakan kurang tepatnya
proses pengambilan sampel yaitu hanya bagian cider jernih saja yang
diambil.
3. KESIMPULAN
Apel merupakan buah yang memiliki kadar glukosa sebesar 14 %.
Wine merupakan produk alkohol yang memiliki kadar alkohol sebesar
8-15%. Asam karboksilat merupakan salah satu kandungan dari sari
apel. Ragi yang digunakan bertujuan untuk proses fermentasi minuman
yang menghasilkan alkohol. Persaman reaksi : C6H12O6 2 CH3CH2OH +
CO2 Proses pemanasan pada media bertujuan untuk memastikan media
yang digunakan terbebas dari mikroba yang tidak diinginkan
Pemanasan bertujuan untuk menurunkan tingkat antioksidan pada media
selama fermentasi. Perlakuan inkubasi pada LAF bertujuan untuk
menghindari adanya kontaminasi yang tidak diinginkan pada media.
Erlenmeyer yang digunakan selama inkubasi harus ditutup dengan
aluminium foil agar tetap steril. Pengukuran dengan Haemocytometer
bertujuan untuk menghitung jumlah mikroba yang terdapat pada 1
kotak ditengah plat yang dibatasi oleh tiga garis pada keempat
sisinya. Panjang gelombang yang biasa dilakukan dalam pengukuran OD
yeast saccharomyces cereviceae adalah 660 nm Dalam pertumbuhan
jumlah sel, jumlah sel awalnya sedikit karena awal pertumbuhan
sehingga tidak diperoleh adanya penambahan mikroba. Penurunan nilai
absorbansi setelah hari ke 3 disebabkan karena adanya penurunan
jumlah volume cider dan jumlah sel karena dilakukan proses
pengambilan tiap hari untuk diamati. Asam yang dihasilkan akan
selama pengamatan 5 hari akan semakin tinggi seiring dengan adanya
kelebihan pada substrat. pH yang rendah pada produk fermentasi
alkohol disebabkan karena penggunaan sari apel yang memiliki
keasaman yang tinggi. Absorbansi yang diperoleh akan semakin kecil
seiring dengan adanya peningkatan pada jumlah sel miroorganisme
Semarang, 8 juli 2015Asisten Dosen
Aleksander Boli Wisnu P.L 12.70.0154
4. DAFTAR PUSTAKA
Ariyanto, Hermawan Dwi, Furqon Hidayatulloh dan Joko Murwono.
2013. Pengaruh Penambahan Gula Terhadap Produktivitas Alkohol dalam
Pembuatan Wine Berbahan Apel Buang dengan Menggunakan Nopkor
MZ.1.Jurnal Teknologi Kimia Industri Vol 2, No 4. Atlas, R. M.
(1984). Microbiology Fundamental and Applications. Mac
MillardPublishing Company. New York.Chang, Raymond. 2005.Kimia
Dasar: Konsep-konsep Inti Jilid I. Jakarta: Erlangga.Chen, Yu-wei.
(2011). Automatic Cell Counting for Haemocytometers ThroughImage
Processing. Taiwan: NationalChung Cheng UniversityDamtew ,
Wondimagegn, Shimelis Admassu Emire, Andualem Bahiru Aber. 2012.
Evaluation of Growth Kinetics and Biomass Yield Efficiency of
Industrial Yeast Strains. Scholars Research Library Archives of
Applied Science Research, 2012, 4 (5):1938-1948Fardiaz, S. (1992).
Mikroorganisme Pangan 1. PT. Gramedia Pustaka
Utama.JakartaGalaction, Anca-Irina; Anca-Marcela Lupasteanu and Dan
Cascaval. (2010).
KineticStudiesonAlcoholicFermentationUnderSubstrateInhibitionConditionsUsing
a Bioreactor with Stirred Bed of Immobilized Yeast Cells. The open
SystemsBiology Journal,3,9-20Gaman, P.M. dan K.B. Sherrington.
(1994). Pengantar Ilmu Pangan Nutrisi dan Mikrobiologi. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta. 317 hlm.Hadioetomo, R. S. (1993).
Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT GramediaPustaka.
Jakarta.Kwartiningsih, Endang Kwartiningsih, Ln. Nuning Sri
Mulyati. 2005. FERMENTASI SARI BUAH NANAS MENJADI VINEGAR.
EKUILIBRIUM Vol. 4. No. 1. 8 Juni 2005 : 8 12Pelezar, M. J. &
Chan. E.C.S. (1976). Turbidimetric Measurement of Plant CellCulture
Growth. Massachussets : MITPigeau, G. M.; E. Bozza; K. Kaiser &
D. L. Inglis. (2007). Concentration Effect ofRiesling Icewine
Juiceon Yeast Performanceand Wine Acidity. Journal of
AppliedMicrobiology ISSN 1364-5072Said, E.G. (1987). Bioindustri
Penerapan Teknologi Fermentasi. PT. Melton Putra.Jakarta. Hlm
317.Zhang et al. 2008. Prevalance and Assosiated Factors of
Overweight and Obesity in a Chinese Rural Population. Obesity.
5. LAMPIRAN5.1.PerhitunganPerhitungan Jumlah Biomassa dengan
HaemocytometerRumus :
Kelompok F1 N0
N24
N48
N72
N96
Kelompok F2 N0
N24
N48
N72
N96
Kelompok F3 N0
N24
N48
N72
N96
Kelompok F4 N0
N24
N48
N72
N96
Kelompok F5 N0
N24
N48
N72
N96
0. Perhitungan Total Asam Selama FermentasiRumus perhitungan
Total Asam
Kelompok F1 N0Volume titrasi = 8,5 ml
N24Volume titrasi = 10 ml
N48Volume titrasi = 7,5 ml
N72Volume titrasi = 7,6 ml
N96Volume titrasi = 7,3 ml
Kelompok F2 N0Volume titrasi = 8,6 ml
N24Volume titrasi = 9 ml
N48Volume titrasi = 7,5 ml
N72Volume titrasi = 7,6 ml
N96Volume titrasi = 7,1 ml
Kelompok F3 N0Volume titrasi = 8,9 ml
N24Volume titrasi = 9 ml
N48Volume titrasi = 8,5 ml
N72Volume titrasi = 8,1 ml
N96Volume titrasi = 7,3 ml
Kelompok F4 N0Volume titrasi = 8,5 ml
N24Volume titrasi = 10 ml
N48Volume titrasi = 7,5 ml
N72Volume titrasi = 7,6 ml
N96Volume titrasi = 7,2 ml
Kelompok F5 N0Volume titrasi = 8,2 ml
N24Volume titrasi = 9 ml
N48Volume titrasi = 7,5 ml
N72Volume titrasi = 7,9 ml
N96Volume titrasi = 6,7 ml
5.2.Laporan Sementara5.3.Jurnal