BAB IPENDAHULUANLatar BelakangPada era reformasi di segala
bidang saat ini, pemerintah memprioritaskan segala keperluan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya adalah
memanfaatkan potensi sumber daya alam, khususnya batuAndesit, tuff
dan batu pasiryang langsung dapat diusahakan oleh masyarakat, baik
melalui perusahaan pertambangan maupun kelompok pertambangan
rakyat.Diharapkan hasil pemanfaatan batuan andesit, tuff dan batu
pasirdapat menyerap tenaga kerja, peningkatan pendapatan masyarakat
dan memajukan daerah, mendidik masyarakat menjadi tenaga terampil
serta mendorong pengusaha/investor di bidang pertambangan.
Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan dari kegiatan
eksplorasi ini adalah: a. Untuk mengetahui potensi batu andesit,
tuff, batu pasir di Desa Srimuliyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten
Bantul D I Yogyakarta.b. Sebagai data acuan kegiatan penambangan
dan pengembangan Sumber Daya alam yang ada di Desa Srimuliyo,
kecamatan Piungan Kabupaten Bantul DI Yogyakarta.c. Agar mahasiswa
dapat mengerti garis- garis besar dalam kegiatan eksplorasi.
PerizinanIzin Usaha Pertambangan Eksplorasi Mineral Bukan Logam
dan Batuan di DesaSrimuliyo, Kecamatan Piyungan, Kabupaten
Bantul.Dasar Hukum yang digunakan yaitu :a. Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;b. Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara; danc. Peraturan Daerah Nomor 6
Tahun 2002 Izin Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C.
Spermohonan izin eksplorasi di kabupaten Bantul :a. Mengisi
blangko permohonan yang telah disediakan dengan dilampiri;b. Foto
kopi KTP penanggung jawab;c. Foto kopi akte pendirian badan hukum
disahkan pejabat yang berwenang;d. Referensi dari bank umum dan
fiskal;e. Proposal rencana kegiatan;f. Peta wilayah dengan skala
1:1.000 sampai dengan 1:10.000 yang dilengkapi dengan koordinatnya
dengan batas-batas yang jelas serta situasi daerah sekitar;g. Surat
pernyataan mempunyai tenaga ahli yang dilampiri dengan daftar
riwayat hidup tenaga ahli dimaksud; danh. Surat pernyataan tidak
berkeberatan dari pemegang hak atas tanah.
Sejarah PenyelidikanPenyelidikan Eksplorasi di Desa Srimuliyo,
Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantuldilakukan pada hari Selasa
tanggal 23Desember 2014.
BAB IIGEOGRAFI DAN KEADAAN GEOLOGI
2.1. Geografi Daerah PenelitianA. Lokasi dan Kesampaian Daerah
Lokasi KegiatanLokasi kegiatan penelitian berada di DesaSrimuliyo,
Kecamatan Piyungan dengan luas 3.254,86 Ha.dengan batas koordinat
sebagai berikut :Koordinat: 751'1"S 11027'55"E
Koordinat kelompok 8:X1 = 110 27 30,09X2 = 110 27 36,63Y1 = - 7
50 25,4Y2 = - 7 50 18,92
Kesampaian DaerahDaerah penyelidikan terletak di DesaSrimuliyo,
Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.Lokasi penyelidikan dapat dicapai dengan menggunakan
kendaraan roda dua melalui jalan beraspal dan jalan tanah dengan
kondisi yang cukup baik dalam waktu 45 menit Perjalanan dari Kampus
melalui jalan Ringroad Timur Yogyakarta, kemudian melalui jalan
Jogja Wonosari, Memasuki Kecamatan Piyungan dan DesaSrimuliyo.
Dilanjutkan dengan berjalan kaki melewati perumahan warga.
Gambar 2.1. Kondisi daerah penelitian
B.Kedaan Daerah Penelitian
Keadaan LingkunganLokasi Eksplorasi berada di Desa Srimuliyo
Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, D.I. Yogyakarta.Kecamatan
Piyungan berada di sebelah Timur Laut dari Ibukota Kabupaten Bantul
dengan luas wilayah 3.254,86 Ha.
Untuk kelompok 8 kami diberi daerah eksplorasi seluas 200m 200 m
atau 40.000 m.Penduduk di Kabupaten Bantul merupakan penduduk asli
dan sebagian merupakan pendatang dari penjuru Pulau Jawa. Agama
yang dianut adalah lslam, Kristen, Budha dan Hindu. Sarana
pendidikan terutarna SD, SLTP cukup merata di tiap Kecamatan,
sedangkan SLTA hanya terdapat di sebagian besar Ibukota Kecamatan.
Sarana ibadah seperti masjid, gereja, dan sarana ibadah lainnya
cukup tersedia. Hutan-hutan yang ada sebagian sudah hampir gundul
ditebangi penduduk setempat, dan sebagian lagi terutama yang ada di
sepanjang bukit masih cukup lebat. Berdasarkan pada laporan
Kecamatan Piyungan dalam tahun 2013, Kecamatan Piyungan dihuni oleh
10.177 KK. Jumlah keseluruhan penduduk Kecamatan Piyungan adalah
37.814 0rang dengan jumlah penduduk laki-laki 18.521 orang dan
penduduk perempuan 19.293 orang. Tingkat kepadatan penduduk di
Kecamatan Piyungan adalah 1.162 jiwa/Km2. Sebagian besar penduduk
Kecamatan Piyungan adalah petani. Dari data monografi Kecamatan
tercatat 16.420 orang atau 43,4 % penduduk Kecamatan Piyungan
bekerja di sektor pertanian.
Keadaan IklimKecamatan Piyungan beriklim seperti layaknya daerah
dataran rendah di daerah tropis dengan dengan cuaca panas sebagai
ciri khasnya. Suhu tertinggi yang tercatat di Kecamatan Piyungan
adalah 32C dengan suhu terendah 23C. Keadaan iklim daerah setempat
juga memiliki curah hujan yang cukup tinggi pada musim penghujan
karena daerah setempat merupakan daerah pegunungan dan perbukitan
.
Tabel 2.1POLA CURAH HUJAN TAHUN 2009 -
2011NoBulan200920102011
HHmmHHMmHHmm
1.Januari17,50188,0013714511425119
2.Februari12,60194,80821156285074
3.Maret10,17109,509412211164116
4.April10,38129,25991143
5.Mei001911813523
6.Juni1,6745,672224325023
7.Juli2,000143359
8.Agustus000000
9.September000000
10.Oktober00005212
11.November8,00192,205410004216124
12.Desember10,43225,7112218993566127
Jumlah72,741089,13643823415448766
Sumber : Dipertahut Kabupaten Bantul 2011
Musim Hujan merupakan musim yang sangat penting untuk penduduk
desa srimuliyo karena air hujan digunakan untuk kegiatan sehari
hari oleh penduduk sekitardan untuk pengaliran sawah. Wilayah
Simuliyo merupakan wilayah sulit untuk mendapatkan air serta belum
tersedianya jaringan air bersih (PDAM), sehingga warga Srimuliyo
memiliki bak penampungan untuk menampung air hujan yang akan
digunakan untuk kegiatan sehari hari ataupun untuk pengaliran
sawah.
Keadaan Flora dan Fauna.Keadaan flora dan fauna yang ada di Desa
srimuliyo, Kecamatan piyungan, Kabupaten bantul terdapat
bermacam-macam. Keadaan flora pada daerah penyelidikan antara
lain.a. Tanaman budidaya seperti ketela, kelapa, jagung, pisang,
jati, pada umumnya di usahakan oleh masyarakat setempat diladang
mereka.b. Tanaman liar berupa jenis perdu atau belikar lain dan
tanaman keras walaupun populasinya jarang.
Untuk jenis fauna merupakan peliharaan seperti kambing, sapi,
ayam, anjing yang umumnya masyarakat memelihara binatang tersebut
merupakan sampanan yang berfungsi sebagai tabungan untuk keperluan
jangka panjang. Sedangkan fauna liar antara lain ular, serangga,
burung dan lain-lain. Fauna yang terdapat di desa Srimuliyo
sebagian besar adalah hewan ternak karena selain sebagai petani
penduduk bekerja sebagai peternak.
Di desa Srimuliyo dilakukan sistim tanam tumpangsari, sehingga
di sela sela kelapa ditanami tanaman produksi, sehingga lahan yang
ada dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh penduduk.
C.Keadaan MorfologiBerdasarkan bentuk ketinggian dan sudut
lereng morfologi daerah penyelidikan dapat di bedakan menjadi 2
satuan morfologi. Yaitu satuan morfologi perbukitan terjal dan
satuan morfologi dataran.a. Satuan morfologi perbukitan
terjal.Merupakan satuan morfologi utama dengan penyebaran miring
daerah perbukitan dengan elevasi100 500 meter diatas permukan laut
, sudut lereng antara 30 - 80 .b. Satuan morfologi
dataran.Pemukiman penduduk di bagian atas dan bawah wilayah
penyelidikan menempati sekitar 35% dari luas wilayah.Pola
aliran/sungai-sungai dan cabangnya yang ada di lokasi ini merupakan
ujung bagian hulu, berpusat seolah-olah dari tengah daerah
penyelidikan mengalir ke segala arah diluar daerah penyelidikan
dengan membentuk pola aliran sub-radial dengan stadium erosi muda
dewasa.
2.2. GEOLOGI REGIONALDaerah penelitian dan sekitarnya yang
dibahas di sini mendasarkan pada hasil studi. Andesit, dan tuff
termasuk jenis batuan beku kategori menengah dan batuan beku
sedimentsi sebagai hasil bentukan lelehan magma diorite dan batu
pasir dari hasil sedimentasi. Nama andesit sendiri diambil
berdasarkan tempat ditemukan yaitu di daerah Pegunungan Andes,
Amerika Selatan. tuff (dari bahasa Italia "tufo") adalah tipe dari
bebatuan yang mengandung debu vulkanik yang dikeluarkan selama
letusan gunung berapi. Peranan bahan galian ini penting sekali di
sektor konstruksi, terutama dalam pembangunan infrastruktur,
seperti jalan raya, gedung, jembatan, saluran air/irigasi dan
lainnya. Wilayah Kabupaten Bantul mempunyai enam jenis tanah yaitu
tanah Alluvial, Litosol, Regosol, Grumosol, Mediteran, dan
Lathosol.Dalam pemanfaatannya dapat berbentuk batu belah, split dan
abu batu. Sebagai negara yang sedang membangun Indonesia
membutuhkan bahan galian ini yang terus setiap tahun.a. Mula
JadiJenis magma diorit merupakan salah satu magma terpenting dalam
golongan kapur alkali sebagai sumber terbentuknya andesit. Lelehan
magma tersebut merupakan kumpulan mineral silikat yang kemudian
menghablur, akibat pendinginan magma pada temparatur antara 1500
2500 C andesit berkomposisi mineral felspar plagioklas jenis kalium
felspar natrium plagioklas, kuarsa, felspatoid serta mineral
tambahan berupa hornblenda, biotit dan piroksen.Andesit bertekstur
afanitik mikro kristalin dan berwarna gelap.b. Sifat Kimia dan
FisikaKomposisi kimia dalam batuan andesit terdiri dari unsur-unsur
silikat, alumunium, besi, kalsium, magnesium, natrium, kalium,
titanium, mangan, fosfor dan air. Prosentasi kandungan unsur-unsur
tersebut sangat berbeda di beberapa tempat. Andesit berwarna
abu-abu kehitaman, sedangkan warna dalam keadaan lapuk berwarna
abu-abu kecoklatan. Berbutir halus sampai kasar.
Gambar 2.3 Peta Administrasi Kabupaten Bantul
Gambar 2.4 Lokasi PenelitianBAB IIIKEGIATAN EKSPLORASI
3.1 Metode PenyelidikanPada tahap kegiatan penelitian ini masih
berupa tahap survey tinjau, dimana dalam kegiatan penelitian ini
masih berupa pencarian terdapatnya singkapan-singkapan. Setiap
penemuan singkapan di Lapangan dilakukan ploting titik letaknya
(Marking) dan pengambilan sampel guna diteliti lebih lanjut untuk
mengetahui klasifikasi rinci dari jenis singkapan yang di
temukan.
3.2. Tahap Peneylidikan
Sebelum melakukan penyelidikan lapangan, terlebih dahulu
dilakukan persiapan-persiapan, seperti berikut :a. Menyiapkan peta
geologi regional.b. Menyiapkan peta topografi skala yang sesuai
dengan kegiatan yang akan dilakukan.c. Mempelajari materi
Eksplorasi terlebih dahulu.d. Mempelajari literatur yang relevan
dengan kegiatan yang akan dilakukan.
Data yang akan di hasilkan berupa kondisi umum permukaan baik
berupa kondisi topografi, singkapam batuan, struktur, variasi
andesit, batu pasir dan tuff, kemungkinan potensi lain, kondisi
umum daerah penelitiandan kemungkinan dari obyek-obyek lain yang di
perlukan dalam tahap pengembangan.
3.3. Uraian Pekerjaan yang Dilakukan.a. PenyelidikanGeologi
Daerah.Penyelidikangeologibertujuanuntukmengetahuikondisigeologibahansumberdaya
yang adaseperti: penyebaran, ketebalan, variasilitologi, struktur,
proses-proses geologidan data lain yang
diperlukandalampengembangandanpenambangan.
b. Pemetaan GeologiPemetaan geologi dilakukan dengan cara
menelusuri singkapan-singkapan yang ada di daerah penelitian.
Singkapan batuan biasanya berada di tebing-tebing dan bekas galian
penduduk. Setiap menemukan singkapan bahan galian, dideskripsi
kemudian diplot di peta dengan bantuan alat GPS, serta diambil
sampel batuannya untuk kemudian dianalisa.Pemetaan geologi sangat
penting dilakukan pada setiap penyelidikan bahan galian karena dari
data primer ini kita dapat mengetahui luas penyebaran bahan galian
dan formasi batuannya juga kualitasnya secara megaskopis.
c.
PemetaanTopografiMembuatgambarpetaronaataupermukaanbumipadadaerahsebaranbahangalianbatuandesitdansekitarnya,
antara lain meliputi tinggi-rendahnyapermukan,
sungaidancabang-cabangnya, lokasisingkapan, jalan,
jembatandanobyek-obyek lain yang
diperlukandalampengembangannya.
d. PengambilandanAnalisiaContohContoh yang didapatkan di
lapangandianalisadandideskripsikan agar
diketahuisifatfisikdansifatmekaniknyadariberbagaireferensidandaripengujian,
baikujilangsung di lapangan (in-situ) maupun di laboratorium.
e. Pemetaan Batas IUP.Pemetaan batas IUP kami lakukan dengan
menginput 4 koordinat acuan yang kami dapatkan dan dimasukan ke
dalam GPS. Hasil Inputan membentuk daerah berbentuk Segi empat,
yang dijadikan sebagai batasan daerah penelitian.
e. Pemetaan Singkapan.Dalam melakukan kegiatan penelitian, kami
mendapatkan 4 koordinat acuan sebagai batasan daerah yang akan
diteliti. Koordinat yang kami dapatkan kami plotkan ke GPS sehingga
kami lebih mudah mengetahui letak dari daerah penelitian kami
tersebut.
Setelah mendapatkan lokasi pada GPS, kami melakukan perjalanan
menuju daerah penelitian kami. Di dalam batasan daerah penelitian
kami melakukan perjalanan secara Jigjag, dari Titik X1Y1 ke titik
X1Y2, dari titk X1Y2 ke X2Y2, dan dari X2Y1. Dimana dalam
perjalanan secara jigjag diharapkan titik yang didapatkan dapat
mewakili dari keseluruhan keadaan totpogarfi dan kompleks daerah
penelitian. Dalam perjalanan, kami menemukan Beberapa singkapan,
Rumah warga, Kandang ternak, kebun jagung dan Sungai. Dari semua
objek yang di temukan telah kami plotkan ke dalam GPS guna sebagai
acuan dan data pembantu dalam pembuatan Peta nanti.
f. Pengambilan Contoh.Pada kegiatan penelitian ini, kami
melakukan perjalanan secara Jigjag didalam daerah penelitian yang
diharapkan dapat menemukan banyak singkapan. Pada setiap temuan
singkapan, kami melakukan pengambilan contoh yaitu pada batuan yang
masih memiliki kondisi segar Dan lapuk guna sebagai pembanding
untuk dilakukan klasifikasi lebih rinci. Dari setiap lokasi
pengambilan contoh kamiplotkan dengan GPS sehingga dapat diketahui
lokasi atau titik penyebaran dari baha galian tersebut.Gambar 3.1.
Proses pengambilan sampel
Gambar 3.2. Pengukuran strike dip
BAB IVHASIL EKSPLORASI
4.1. Kondis Geografis dan Geologi daerah penelitian.Lokasi
penelitian kelompok 8 yaitu terletak pada koordinatX1 = 110 27
30,09X2 = 110 27 36,63Y1 = - 7 50 25,4Y2 = - 7 50 18,92Lokasi
penelitian terletak pada perbukitan yaitu dengan elevasi 135 - 155
mdpl, Terdapat di sekitar pemukiman warga, kandang ternak dan
disekitarnya ditemukan tanaman/tumbuhan warga seperti Pisang,
mangga, Coklat, jagung, sayur dan yang lainnya
4.2. Keadaan Endapan/Bahan Galiana. PenyebaranBahan galian batu
andesit tuff dan batu pasir yang terdapat di daerah penyelidikan
dengan luas area 40.000m di perkirakan berumur miosen merupakan
batu andesit massif berwarna hitam kotor hingga hitam kehijauan.
Btuan pasir berwarna kuning kecoklatan Dari data sedangkan tuff
kekuningan. penyelidikan yang telah di lakukan menunjukkan endapan
batu andesit di daerah penyelidikan menyeluruh dalam wilayah
kelompok 20 dengan ketebalan singkapan rata-rata batu andesit yang
telah di ketahui dari hasil penyelidikan adalah 50cm 150cm dan di
perkirakan ketebalan masih menerus kearah dalam sudut N 272 E/35.
Kondisi batu andesit di permukaan pada bagian atas masih terdapat
lapisan batu andesit yang berwarna hitam kecoklatan kotor dan
sampai saat ini belum dimanfaatkan. Pada kedalaman tertentu
terdapat lapisan batu andesit kalkarinit dan batu andesit kristalin
yang umumnya berwarna hitam kecoklatan berbutir halus secara
megaskopis. Batuan tuff dan batu pasir juga keterdapatannya sedikit
dan dengan ketebalan 60 cm kalau di lihat dari permukaan.
Gambar 4.1 visual batuan
Kenampakan visual dan hasil analisa kimia menunjukkan sangat
sedikit kotoran baik kimiawi maupun klastik. Beberapa rekahan di
dalam batu andesit terisi oleh lempung dan ini merupakan jenis
pengotoran yang umum. Baik dipermukaan maupun di bagian dalam
terdapat retakan tetapi tidak ditemukan alterasi kimia. Singkapan
umumnya lapuk berwarna hitam kecoklatan. Dan tuff juga berwarna
agak kekuningan.
b. Kadar/Kualitas.Sifat endapan batu andesit tuff dan batu pasir
didaerah penyelidikan sangat sedikit pengotor (impuritis) senyawa
kimia, rongga dan rekahan yang ada di isi oleh lempung. Kualitas
endapan batu andesit hasil analisa contoh yang di lakukan oleh tim
eksplorasi kelompok 8menunjukkan bahwa kualitas endapan batu
andesit di daerah ini termasuk baik . Dimana masih berwarna
cerah/segar dengan kaya kristalin dan masih begitu keras. Sedangkan
batu pasirnya agak lapuk dan tuff ada dalam tanah.
Peranan bahan galian ini penting sekali di sektor konstruksi
terutama dalam pembangunan infrastruktur seperti jalan raya,
gedung, jembatan, saluran air/irigasi dan lainnya. Dalam
pemanfaatannya dapat berbentuk batu belah, split dan abu batu.
Sebagai negara yang sedang membangun Indonesia membutuhkan bahan
galian ini yang terus setiap tahun.
c. Perhitungan Cadangan.
Gambar 4.2 Kenampakan 3D untuk Grid Volume
BAB VKESIMPULAN
1. Keadaan Lingkungan Daerah Penyeberan Endapan dan
Sekitarnya.Lokasi penelitian kelompok 8 yaitu terletak pada
koordinat X1 = 110 27 30,09,X2 = 110 27 36,63,Y1 = - 7 50 25,4 dan
Y2 = - 7 50 18,92Lokasi penelitian terletak pada perbukitan yaitu
dengan elevasi antar 135-155 mdpl, yang berada di sekitar perumahan
warga.
2. Kondisi Geografi dan Geologi yang penting.Singkapan-singkapan
ditemukan hanya singkapan-singkapan kecil dan sedikit, karena
daerah eksplorasi derada di perumahan penduduk.
3.Kondisi bahan galian. Dari singkapan yang ditemukan masih
tergolong dalam batuan andesit tuff dan batu pasir dengan kualitas
baik, sedikit material pengotornya namun sebagian ada yang suda
lapuk.
DAFTAR PUSTAKA
http/www/.google.comRatminah, W. D., 2005, Peningkatan Kapasitas
Pengelolaan Sumberdaya Mineral di Kabupaten Kulon Progo, Propinsi
D.I. Yogyakarta, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, Deputi
Bidang Pengembangan Sumberdaya, Jakarta.Teknik Eksplorasi, Buku
Ajar Teknik Pertambanga Sekolah Tinggi Teknologi Nasional
Yogyakarta, 2013.Mitchell, Setiawan, dan Rahmi, 2000, Pengelolaan
Sumberdaya dan Lingkungan, Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.17