+ All Categories
Home > Documents > Praktikum DE - Percobaan VI (TRIAC)

Praktikum DE - Percobaan VI (TRIAC)

Date post: 27-Jun-2015
Category:
Author: vi-dputra
View: 1,468 times
Download: 105 times
Share this document with a friend
Embed Size (px)
of 20 /20
PERCOBAAN VI 1. JUDUL PERCOBAAN: TRIAC 2. TUJUAN PERCOBAAN: Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan TRIAC beserta penggunaannya sebagai switch (saklar) AC. 3. ALAT DAN BAHAN 1. Modul BEE 422D 2. Multimeter 100 mA 3. Power Supply ±15 VDC 4. Power Supply 5-50 VAC 50/60 Hz 4. DASAR TEORI 1. Pengertian TRIAC TRIAC merupakan singkatan dari TRIode Alternating Current, yang artinya adalah saklar triode untuk arus bolak-balik. TRIAC adalah pengembangan dari pendahulunya yaitu DIAC dan SCR. Ketiganya merupakan sub-jenis dari Thyristor, piranti berbahan silikon yang umum digunakan sebagai saklar elektronik, disamping transistor dan FET. Perbedaan diantara
Transcript

PERCOBAAN VI

1. JUDUL PERCOBAAN: TRIAC

2. TUJUAN PERCOBAAN: Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan TRIAC beserta penggunaannya sebagai switch (saklar) AC.

3. ALAT DAN BAHAN 1. Modul BEE 422D 2. Multimeter 100 mA 3. Power Supply 15 VDC 4. Power Supply 5-50 VAC 50/60 Hz

4. DASAR TEORI 1. Pengertian TRIAC TRIAC merupakan singkatan dari TRIode Alternating Current, yang artinya adalah saklar triode untuk arus bolak-balik. TRIAC adalah pengembangan dari pendahulunya yaitu DIAC dan SCR. Ketiganya merupakan sub-jenis dari Thyristor, piranti berbahan silikon yang umum digunakan sebagai saklar elektronik, disamping transistor dan FET. Perbedaan diantara ketiganya adalah dalam penggabungan unsur-unsur penyusunnya serta dalam segi arah penghantaran arus listrik yang melaluinya. TRIAC sebenarnya adalah gabungan dua buah SCR (Silicon Controlled Rectifier) atau Thyristor yang dirancang anti paralel dengan 1 (satu) buah elektroda gerbang (gate electrode) yang menyatu. SCR merupakan piranti zat padat (solid state) yang berfungsi sebagai sakelar daya berkecepatan tinggi.

Gambar 1. TRIAC dan Ekuivalensi Simbolnya 2. Karakteristik TRIAC TRIAC memiliki karakteristik swicthing seperti pada SCR, kecuali bahwa TRIAC dapat berkonduksi dalam berbagai arah. TRIAC dapat digunakan untuk mengontrol aliran arus dalam rangkaian AC. Elemen seperti penyearah dalam kedua arah menunjukkan kemungkinan dua aliran arus antara terminal utama M1 dan M2. Pengaturan dilakukan dengan menerapkan sinyal antara gate (gerbang) dan M1.

Gambar 2. Karakteristik TRIAC

Karena dapat bersifat konduktif dalam dua arah, biasanya TRIAC digunakan untuk mengendalikan fasa arus AC (contohnya kontroler tegangan AC). Selain itu, karena TRIAC merupakan devais bidirektional, terminalnya tidak dapat ditentukan sebagai anode atau katode. Jika terminal MT2 positif

terhadap terminal MT1, TRIAC dapat dimatikan dengan memberikan sinyal gerbang positif antara gerbang G dan MT1. Sebaliknya jika terminal MT2 negatif terhadap MT1 maka TRIAC akan dapat dihidupkan dengan memberikan sinyal pulsa negatif antara gerbang G dan terminal MT1. Tidak perlu untuk memiliki kedua sinyal gerbang positif dan negatif dan TRIAC akan dapat dihidupkan baik dengan sinyal positif atau negatif. Dalam prakteknya sensitifitas bervariasi antara satu kuadran dengan kuadran lain, dan TRIAC biasanya beroperasi di kuadran I+ (tegangan dan arus gerbang positif) atau kuadran III- (tegangan dan arus gerbang negatif). Konduksi atau hantaran diantara katoda dan anodanya ditahan dalam arah maju maupun mundur. Gerbang tidak dikendalikan sepanjang karakteristik mundur, namun dapat dipergunakan sebagai sakelar hantaran dalam arah maju. Bila diberi sinyal kecil diantara gerbang dan katoda, thyristor akan aktif, sehingga arus maju yang besar dapat mengalir dengan hanya memberikan tegangan kecil saja pada piranti ini. Sekali aktif, thyristor hanya dapat dimatikan dengan menurunkan arus yang melaluinya sampai kurang dari nilai arus yang disebut holding current (arus genggam). Arus genggam merupakan arus minimum yang dinyatakan untuk memastikan penerusan hantaran, dan ini biasanya dinyatakan dalam persen terhadap arus maju maksimum. Thyristor dapat disambung ke dalam kondisi hantaran maju dengan dua cara, yaitu dengan melampaui tegangan putus maju (forward break-over voltage) TRIAC, atau dengan memberikan suatu bentuk gelombang yang nilainya naik dengan cepat diantara anoda dan katodanya, pada khususnya lebih dari 50 V/s. Namun biasanya yang dipakai untuk mengendalikan titik pengaktifan adalah sinyal gerbang. Thyristor memiliki struktur yang tersusun atas empat lapisan silikon PN/N-P. Simbolnya merupakan simbol penyearah dengan terminal tambahan yang disebut gerbang (gate). Gerbang inilah yang mengizinkan pengendalian

atas aksi penyearah. Piranti ini dapat dibuat agar bertindak sebagai rangkaian terbuka (penahan maju) atau dapat dipicu sehingga memiliki kondisi hantaran maju resistansi rendah dengan memberikan pulsa singkat yang memilik daya relatif ren-dah/kecil pada terminal gerbang. Dengan memberikan thyristor secara diagonal akan terlihat bahwa struktur transistor P-N terdapat diantara anoda dan gerbang transistor N-P dalam daerah gerbang katoda.

3. Penggunaan TRIAC Piranti TRIAC dipakai secara luas untuk menggantikan ke-dudukan relai dan sakelar mekanik konvensional. TRIAC dapat dikehendaki berperilaku sebagai rangkaian terbuka atau sebagai penyearah tergantung dari cara pemakaian gerbangnya. TRIAC juga banyak dipakai untuk mengatur siklus pixel LCD, dengan menyambung/memutus arus yang mengalir ke setiap pixel (picture element) dalam ukuran sekian milidetik. Pengembangan karakteristik unsur penyusun TRIAC dapat menghasilkan waktu on-off yang lebih singkat. TRIAC kebanyakan digunakan dalam rangkaian kontrol gelombang penuh AC karena triac memberikan dua kelebihan dibandingkan dengan dua thyristor: a. Rancangan keping pendingin yang lebih sederhana, b. Rangkaian pemicu yang relatif lebih ekonomis.

4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kerja TRIAC Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, thyristor dan triac pada dasarnya merupakan piranti semikonduktor yang tersusun atas empat lapisan silikon yang digunakan untuk mengontrol daya yang besar. Seperti halnya piranti elektronik lainnya, pada umumnya penyearah dikendali silikon rusak akibat gangguan panas. Temperatur yang tinggi dalam piranti yang bervolume relatif kecil atau laju perputaran temperatur yang tinggi akan menyebabkan

keadaan rangkaian bertanbah buruk secara lambat yang pada akhirnya akan merusaknya. Penyearah dikendali silikon juga pada akhirnya rusak seperti halnya sebuah sekering, bila mereka dikenai sentakan arus beban lebih. Tentu saja ini merupakan pekerjaan para para perancang apakah piranti telah ditempatkan diatas keping pendingin yang memadai, serta memastikan pula bahwa sentakan arus yang besar tidak terjadi. Kerusakan yang dapat dijumpai, misalnya adalah tegangan putus maju yang rendah, hilangnya kontrol atas gerbang, anoda ke katoda yang terbuka atau terhubung singkat, atau gerbang ke katoda yang terbuka atau terhubung singkat. Juga tidak mustahil jika kerusakan thyristor atau triac disebabkan oleh keruskan di/dt. Gejala ini dapat dijelaskan dengan meninjau saat terjadinya pemicuan piranti. Arus gerbang dikonsen-trasikan dalam daerah yang amat sempit dari gerbang. Akibatnya aliran mula arus katoda dibatasi pada daerah yang sempit dan bila arus anoda ini memillki laju perubahan atau di/dt yang mencapai nilai kritis tertentu, maka panas yang cukup besar akan terkumpul pada suatu daerah yang sempit atau muncul bintik panas, akibatnya piranti akan rusak. Dalam kebanyakan rangkaian induktansi, beban membatasi laju perubahan arus. Sebutan laju perubahan tegangan dv/dt diberikan untuk suatu thyristor yang hanya dipicu oleh tegangan anoda yang naik secara tajam. Akan dapat dijumpai bahwa pada sejumlah rangkaian dengan jaringan AC dikawati secara paralel pada thyristor atau triac akan membungkam efek ini. Adapun kerusakan kerusakan pada rangkaian thyristor adalah sebagai berikut: KERUSAKAN Gerbang ke katoda terbuka. GEJALA Thyristor TAK MENGHANTAR dan tidak dapat dipicu ke dalam hantaran.

Sinyal gerbang terukur tinggi. Gerbang ke katoda terhubung Thyristor TAK MENGHANTAR dan singkat. tidak dapat dipicu ke dalam hantaran. Sinyal gerbang nol. Anoda ke katoda terhubung Thyristor menghantar singkat. dalam arah

maju maupun mundur. Tegangan jatuh diantara anoda dan katoda terukur nol.

Anoda atau katoda terbuka.

Thyristor TAK MENGHANTAR.

5. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Percobaan 1: Pengujian DC 1. Hubungkan TRIAC seperti gambar 1. Perhatikan bahwa terminal M1 dihubungkan ke 15 V, agar suplai ke rangkaian dapat menyuplai M2 dan gate dapat dibuat 15 volt positif atau negatif dengan mengacu pada M1. Sebelum menghubungkannya, atur potensiometer 2,2 k ke 0. Mulai dengan menghubungkan keduanya ke +30 volt.

Gambar 1. Rangkaian Pengujian DC

2. Siapkan tabel seperti pada gambar 2 berikut. Mode Trigger I+ IIII+ IIIGambar 2. Data Pengujian TRIAC Keterangan : Angka romawi menunjukkan kuadran pada karakteristik yang diuji menurut standar matematika, tanda +/- mengacu pada polaritas gerbang. 3. Putar potensiometer, perhatikan pembacaan arus gerbang, catat nilai yang dicapai sesaat sebelum lampu menyala pada baris pertama tabel. 4. Reset (kembalikan posisi) potensiometer kembali ke nol, putuskan hubungan kedua suplai, kemudian hubungkan kem-bali lampu seperti V Suplai beban ke terminal M2 V Suplai gerbang ke terminal M1 Arus gerbang (gate)

sebelumnya. 5. Hubungkan potensiometer ke 0 V (-15 ke M1) dan hubungkan kembali lampu seperti sebelumnya dan balik polaritas multimeter yang mengukur Ig. 6. Ulangi percobaan sesuai dengan nilai negatif dari arus gerbang sesaat sebelum konduksi. Hasil Anda akan memperlihatkan bahwa TRIAC akan berkonduksi dengan arah yang sesuai dengan sinyal gerbang yang diaplikasikan dengan cara yang sama dengan SCR.

2.

Percobaan 2: Kontrol On-off Pada Beban AC Menggunakan TRIAC 1. Atur arus gerbang ke 0. Putuskan hubungan lampu dari suplai dan hubungkan kembali ke 20 volt AC, gambar 3 (jika suplai di switch

menggunakan PS443, pilih tegangan yang tetap sebelum dihubungkan).

Gambar 3. Rangkaian Kontrol ON

OF Pada Beban AC TRIAC

2. Naikkan arus gerbang sampai lampu menyala, kemudian kurangi lagi. Catat bahwa lampu akan padam, hal ini berbeda dengan pengujian AC, alasannya adalah bahwa dua kali dalam tiap siklus suplai tegangan dan arus melalui nol. Jika arus gerbang tidak cocok untuk mengulang konduksi selama setengah siklus berikutnya, rangkaian arus beban akan diblok TRIAC. 3. Naikkan secara perlahan arus gate sampai lampu menyala. Guna-kan osiloskop menguji bentuk gelombang tegangan yang melintasi TRIAC.

TRIAC sering digunakan dengan sinyal gerbang yang digantikan dengan polaritas yang sama sebagai suplai utama. Pemutusan suplai gate, switch multimeter untuk membaca AC dan hubungan potensio-meter ke supply AC. Perhatikan bahwa dengan pengaturan ini dimungkinkan untuk melihat range batas dan control kontinu cahaya lampu walaupun hal ini tidak kontinu di atas titik dimana firing (penyulutan) menempati lebih dari 90% dalam half cycle.

6.

DATA HASIL PERCOBAAN 1. Percobaan 1 Mode Trigger V Suplai Beban ke Terminal M2 I+ IIIIIII+ 30 30 0 0 V Suplai Gerbang ke Terminal M1 30 0 0 30 Arus Gerbang (Gate) (mA) 7,1 -8,1 -8,3 21,8

2. Percobaan 2 V Suplai Beban ke Terminal M2 20 20 10 10 V Suplai Gerbang ke Terminal M1 30 0 30 0 Arus Gate Saat Lampu Hidup 7,0 -7,6 6,9 -7,5 Arus Gate Saat Lampu Terang 13,3 -8,3 13,9 -8,4

7.

TUGAS DAN JAWABAN PERTANYAAN 1. Mengapa pada saat VG = 0V, arus Gate negatif? Saat berada dalam mode trigger I-, VG = 0V dan tegangan ke M1 = 15V. Karena polaritas tegangan ke Gate adalah negatif terhadap M1 (M1 lebih positif terhadap VG), maka arus mengalir dari terminal suplai 0V ke terminal Gate yang menyebabkan arus gate yang terukur menjadi negatif (arah arus berlawanan dengan arah sebenarnya).

2. Mengapa pada saat VG = 15V, arus Gate = 0A (tidak ada arus yang mengalir)?

Tegangan pada M1 adalah sebesar 15V, sehingga apabila tegangan pada Gate juga 15V maka tidak akan ada arus yang mengalir dikarenakan resultan penjumlahan beda potensial pada M1 dan Gate adalah 0. Hal ini bisa diibaratkan mengukur tegangan power supply menggunakan

multimeter dengan menghubungkan kedua terminalnya hanya ke satu kutub power supply.

3. Mengapa ketika TRIAC dihubungkan dengan suplai AC ada tiga kondisi TRIAC (mati, redup, terang)? TRIAC memiliki lebih dari satu kondisi penyulutan (firing) yang bergantung kepada besarnya arus yang mengalir ke Gate (Gerbang). Pada rangkaian uji, besarnya arus tersebut berbanding terbalik dengan besarnya hambatan pada potensiometer sesuai dengan Hukum Ohm, sehingga apabila hambatan diperkecil maka arus yang mengalir akan menjadi lebih besar dengan tegangan tetap. Karena itu, arus yang lebih besar akan meningkatkan kondisi firing TRIAC tahap demi tahap, yang ditunjukkan oleh penyalaan lampu yang semakin terang.

8.

ANALISA HASIL PERCOBAAN Percobaan TRIAC ini dilakukan dalam dua jenis sub-percobaan untuk mengetahui karakteristiknya, dimana satu menggunakan arus DC sedangkan yang lain menggunakan arus AC. Pada percobaan yang pertama, yaitu saat dialiri arus DC, TRIAC berfungsi sebagai saklar yang hanya akan menghantar bila arus yang dialirkan ke gatenya mencapai nilai tertentu. Juga terlihat bahwa saat lampu sudah menyala (ada arus yang mengalir melalui beban) TRIAC akan tetap menghantar meskipun arusnya telah diputuskan. Perbedaan karakteristik TRIAC saat dicatu oleh arus AC dan DC terlihat ketika dilakukan percobaan kedua. Pada percobaan kedua, TRIAC

dicatu dengan arus bolak-balik (AC). Seperti halnya ketika dicatu DC, arus gate tertentu juga menghidupkan TRIAC jika dicatu AC, akan tetapi bila arus diturunkan, lampu akan padam. Hal yang demikian dapat dijelaskan berdasarkan sifat TRIAC itu sendiri, yaitu kondisi apa saja yang menyebabkan TRIAC on. Kondisi pertama adalah arus gate tertentu harus mengalir. Kondisi kedua, arus yang melalui M1 menuju M2 haruslah positif saja atau negatif saja, tidak boleh berubah arah. Sebab, ketika arus berubah arah TRIAC akan memblok arus tersebut yang kemudian akibatnya lampu akan padam. Pada arus bolak-balik, tegangan akan mencapai positif dalam setengah siklus, kemudian melalui 0V dan mencapai negatif pada setengah siklus berikutnya (yang artinya berbalik). Hal ini akan mengakibatkan terlanggarnya kondisi kedua sehingga lampu akan padam.

9.

KESIMPULAN 1. TRIAC menghantar arus listrik dua arah. 2. Untuk dapat menghantarkan arus listrik, TRIAC memerlukan suplai arus dengan besar tertentu pada gatenya. 3. Ada tiga kondisi TRIAC ketika menghantar arus listrik, yang dipengaruhi oleh besarnya arus gate. 4. Arus yang mengalir pada terminal M1 dan M2 searah dengan arah arus gate.

10.

LAMPIRAN GAMBAR PERALATAN

Multimeter

Power Supply PS445

Power Supply PS443

Modul Thyristor BEE422D

Kabel Penghubung

11.

DAFTAR PUSTAKA 1. TIM DE. 2007. Modul Praktikum Dasar Elektronika. Laboratorium Dasar Elektronika. Universitas Sriwijaya. 2. TRIAC. http://id.wikipedia.org/wiki/TRIAC. 2 Mei 2007.

3. Barmawi, Malvino. 1986. Prinsip Dasar Elektronika. Erlangga: Jakarta. 4. Yohanes, H.C. 1983. Dasar-dasar Elektronika. Ghalia Indonesia: Jakarta.


Recommended