Top Banner
p Laporan Praktek Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert) PRAKATA Dengan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kerja praktek sebagaimana mestinya. Kerja praktek ini disusun sebagai syarat untuk menempuh ujian strata satu (S1) pada Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, dengan judul “Analisis Ulang Box Culvert Pada Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran. Keberhasilan penyusunan laporan kerja praktek ini berkat doa restu dan dukungan banyak pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Syahril Taufik, M.sc. Eng.,pH.D, selaku Dosen pembimbing laporan kerja praktek. 2. PT. Perentjana Djaja, selaku Konsultan Pengawas pada Proyek Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran Banjarmasin. 3. Bapak Ir. Zainal Arifin, selaku Pengawas Lapangan pada Proyek Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran Banjarmasin. Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010) Rizal Fitriannor (H1A111035)
55

Prakata Page 1

Dec 25, 2015

Download

Documents

Rizal Trian

ahg
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Prakata Page 1

p Laporan Praktek

Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box

culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)

PRAKATA

Dengan memanjatkan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

karunia-Nya yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat

menyelesaikan laporan kerja praktek sebagaimana mestinya.

Kerja praktek ini disusun sebagai syarat untuk menempuh ujian strata satu

(S1) pada Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru, dengan

judul “Analisis Ulang Box Culvert Pada Pembangunan Oprit Jembatan Sei.

Pangeran.

Keberhasilan penyusunan laporan kerja praktek ini berkat doa restu dan

dukungan banyak pihak, untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Syahril Taufik, M.sc. Eng.,pH.D, selaku Dosen pembimbing

laporan kerja praktek.

2. PT. Perentjana Djaja, selaku Konsultan Pengawas pada Proyek

Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran Banjarmasin.

3. Bapak Ir. Zainal Arifin, selaku Pengawas Lapangan pada Proyek

Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran Banjarmasin.

4. Bapak-bapak Mandor serta para pekerja yang telah memberikan

informasi mengenai pelaksanaan konstruksi dilapangan.

5. Ka Dayah dan Ka Nova, selaku pihak administrasi program studi

Teknik Sipil yang telah membantu dalam penyusunan administrasi

laporan kerja praktek.

6. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik Unlam terutama teman-

teman satu tim praktek kerja.

Akhirnya, kami mengharapkan laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat

bagi kita semua terutama kami. Amin.

Banjarbaru, Oktober 2014

Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)

Page 2: Prakata Page 1

PelaksanaanEvaluasi

Pelaporan

Pengawasan

Program

Rencana

p Laporan Praktek

Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box

culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)

Penyusun

3.1. Pelaksanaan dan Pengawasan

Sistem konstruksi yang ideal adalah sistem konstruksi yang dapat

memenuhi fungsinya secara efektif dan efesien, yaitu mudah

melaksanakan, murah dan tidak merusak terhadap keselerasan dan

keindahan, serta merupakan elemen yang membentuk struktur bangunan

yang kuat, stabil dan memenuhi syarat teknis yang ditentukan. Untuk

melaksanakan pekerjaan pada proyek ini ada beberapa perlengkapan yang

harus dipenuhi, seperti material, peralatan, tenaga kerja dan jadwal

pelaksanaan. Seorang pimpinan proyek harus dapat membuat siklus

manajemen sehingga pemakaian material, peralatan, dan tenaga kerja

dapat optimal dan proyek dapat terlaksana dengan baik dan tepat waktu

terlihat pada bagan Gambar 3.1 berikut:

Gambar 3.1 Hubungan operasional proyek

Keterangan:

= tahapan dalam manajemen proyek

= pengawasan

3.1.1 Pelaksanaan

Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)

Page 3: Prakata Page 1

p Laporan Praktek

Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box

culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)

Adapun kegiatan pelaksanaan proyek pembangunan Oprit

jembatan Sei Pangeran Banjarmasin Provinsi Kalimantan Selatan

terdiri dari perencanaan, supervising, recording.

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan proses kegiatan yang dinamis dalam

rangka penentuan sasaran yang hendak dicapai, pengalokasian

dana dan sumber daya atau penilaian terhadap hasil – hasil untuk

menentukan langkah selanjutnya sertra dilakukan sebelum

persiapan dalam melaksanakan proyek ke lapangan.

Penjabaran perencanaan operasional terdiri dari :

a) Jenis pekerjaan

b) Cara Pelaksanaan

c) Jumlah pekerjaan

d) Jumlah tenaga kerja (rencana personil)

e) Tempat pekerjaan

f) Alat-alat yang digunakan

g) Waktu pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan proyek pembangunan Oprit Jembatan

dengan Box Culvert, Drainase, dan Pengaspalan meliputi

pekerjaan struktur yang dimulai dari oprit jembatan box culvert

hingga pekerjaan oprit underpass. Adapun uraian pekerjaan sesuai

pengawasan dilapangan antara lain:

a) Pasang Perancah

Pemasangan perancah menggunakan scafolding, ketinggian

scafolding disesuaikan dengan ketinggian yang direncanakan

b) Bekisting Pelat Lantai

Pemasangan bekisting pelat menggunakan papan multiplek.

c) Bekisting Pelat Dinding

Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)

Page 4: Prakata Page 1

p Laporan Praktek

Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box

culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)

Setelah melakukan bekisting pelat, dilakukan pemasangan

bekisting dinding, bekisting pelat dinding terbuat dari bahan

yang sama dengan bekisting pelat lantai yaitu papan

multiplek.

d) Perakitan Tulangan Pelat Latai, Pelat Dinding dan Tulangan

Geser. Perakitan tulangan balok dan pelat dilakukan di

tempat.

e) Pembersihan Lokasi Pengecoran

Semua alat-alat pengangkutan yang digunakan pada setiap

waktu harus dibersihkan dari sisa-sisa adukan yang

mengeras. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai

sebelum pemasangan besi beton selesai diperiksa dan

mendapatkan persetujuan oleh konsultan pengawas. Sebelum

dimulai pengecoran, maka tempat – tempat harus dibersihkan

dari segala kotoran-kotoran.

f) Pengecoran

Pengecoran pelat lantai menggunakan alat bantu berupa

concrete pump.

2. Supervising

Dalam pelaksanaan proyek, pekerjaan pengawasan merupakan

kunci dari keberhasilan tersebut. Hal ini dikarenakan pada

pekerjaan pengawasan ini dilakukan monitoring dan

pemeriksaan terus menerus sehubungan dengan pengendalian

mutu dan volume pekerjaan. Pemberi tugas mengatur dan

mengawasi pelaksanaan pekerjaan, sehingga jalannya proyek

dapat sesuai dengan syarat yang telah ditentukan. Dalam

pelaksanaan pekerjaan di lapangan seorang supervisi bertindak

sebagai pengawas lapangan. Apabila terjadi keterlambatan

pencapaian fisik bangunan dari perhitungan jadwal semula,

Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)

Page 5: Prakata Page 1

p Laporan Praktek

Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box

culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)

maka hal tersebut akan dilaporkan kepada pimpinan proyek, dan

akan diusahakan penanggulangan dan tindakan yang diperlukan.

3. Recording

Suatu proyek tidak akan terlaksana dengan lancar tanpa

administrasi yang baik dan teratur. Dimana setiap kegiatan yang

ada harus dicatat dan dibedakan untuk masing-masing kegiatan,

dan dibuat dalam buku yang setiap saat dikontrol (laporan

harian). Adapun catatan-catatan yang dimaksud adalah absensi

dan jumlah tenaga kerja, kegiatan, atau rencana kerja, masalah-

masalah yang timbul dilapangan, bahan-bahan yang masuk

lokasi, jumlah jam kerja, dan keadaan cuaca. Untuk

memudahkan pengontrolan, maka buku-buku catatan tersebut

harus selalu disiapkan dan diatur di dalam ruangan direksi, juga

gambar-gambar kerja yang perlu ditempel pada dinding ruangan

direksi.

3.1.2 Manajemen Pelaksanaan

Sebelum pekerjaan fisik dimulai terlebih dahulu dibuat rencana

kerja yang terpadu dari semua pekerjaan fisik sebagai pemandu

untuk bekerja. Untuk itulah maka dibuat rencana untuk waktu kerja,

yang mengatur waktu pelaksanaan dari semua pekerjaan yang

dilakukan. Jadwal pelaksanaan merupakan suatu sistem yang terdiri

dari uraian pekerjaan, lama pelaksanaan atau durasi pekerjaan serta

volume dan bobot pekerjaan.

Kegunaan dari jadwal pelaksanaan adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan kegiatan-kegiatan proyek yang akan dilaksanakan.

2. Memahami metode konstruksi yang dipakai dan durasi yang

dibutuhkan.

3. Dapat memberikan informasi yang cukup kepada estimator

untuk melakukan estimasi biaya.

Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)

Page 6: Prakata Page 1

p Laporan Praktek

Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box

culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)

4. Dapat mengoptimumkan durasi proyek dan pemakaian

sumberdaya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan jadwal

pelaksanaan adalah sebagai berikut:

a. Jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan

b. Waktu yang tersedia untuk menyelesaikan proyek

c. Sumber tenaga, alat dan bahan yang digunakan

d. Lokasi dimana proyek dilaksanakan

e. Biaya yang tersedia

Dari seluruh uraian pekerjaan akhirnya dapat dilihat

perkembangan atau kemajuan pekerjaan pada waktu tertentu,

begitu pula perbandingan kemajuan pekerjaan rencana dengan

dengan pekerjaan pelaksanaan dapat dipantau atau dikendalikan

sehingga proyek dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang

telah ditentukan.

Dari penjelasan-penjelasan di atas dapat disimpulkan

juga bahwa kontraktor pelaksana adalah pihak yang telah

memenangkan tender dan ditunjuk sebagai pelaksana

pembangunan fisik suatu proyek dan diberi wewenang

melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi Teknis dan

Gambar Kerja.

Pada Proyek Pembangunan Oprit Jembatan dengan Box

Culvert, Drainase, dan Pengaspalan di Banjarbaru produktivitas

kerja yang dihasilkan cukup cepat karena dengan jumlah tenaga

kerja yang ada yakni 15 orang dalam kurun waktu kurang lebih

3 bulan dapat diselesaikan semua tahapan pekerjaan struktur box

culvert.

Pada awal proses konstruksi, pelaksanaan terbilang

cepat, kurva-S realisasi berada diatas margin rencana. Namun

pada bulan Juli terjadi keterlambatan pelaksanaan proyek, hal

Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)

Page 7: Prakata Page 1

p Laporan Praktek

Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box

culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)

tersebut dikarenakan keterbatasan dan lambatnya bahan

bangunan yang datang ke kawasan proyek Pembangunan Oprit

Jembatan dengan Box Culvert dan kurangnya stok material.

Pelaksanaan bangunan tersebut kian stabil di bulan Agustus

hingga selesainya pekerjaan fisik bangunan.

3.1.3 Jadwal Proyek

Pada umumnya lamanya waktu pelaksanaan proyek sudah

ditentukan oleh pihak pemilik proyek yaitu Dinas Pekerjaan Umum

Provinsi Kalimantan Selatan. Pada proyek pembangunan Oprit

Jembatan dengan Box Culvert, Drainase dan Pengasapalan

Kalimantan Selatan, Banjarmasin ini lamanya waktu pelaksanaan

adalah 240 hari kalender. Awal pekerjaan proyek terjadwal pada

tanggal 12 Maret 2014 yang dimulai dari pekerjaan persiapan

sampai dengan pekerjaan bangunan fisik yang berakhir pada

tanggal 6 November 2014.

3.2 Pengawasan

Pengawasan adalah suatu kegiatan pemeriksaan, pencocokan serta

mengusahakan agar pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana dan hasil

yang diinginkan. Sistem pengawasan adalah kegiatan-kegiatan yang harus

dilaksanakan guna menjalin hasil pekerjaan yang baik dan memenuhi syarat

yang direncanakan. Pengawasan antara lain, yaitu:

a. Penyelidikan pemilihan akan sumber persediaan bahan dan material

langkah pertama harus melakukan survey dan penentuan lokasi

pengambilan material, yang bertujuan untuk menentukan apakah

mempunyai kualitas yang sesuai dengan syarat-syarat material yang akan

digunakan.

b. Pengontrolan terhadap pengolahan dan pengadaan

material, setelah diadakan pemeriksaan terhadap mutu material yang akan

digunakan:

Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)

Page 8: Prakata Page 1

p Laporan Praktek

Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box

culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)

1. Pemeriksaan terhadap alat yang digunakan untuk memproduksi agregat

agar agregat yang dihasilkan sesuai dengan gradasi yang digunakan.

Agregat yang digunakan dalam pekerjaan harus sedemikian rupa agar

campuran agregat yang proporsinya dibuat sesuai dengan campuran

kerja.

2. Agregat tidak boleh digunakan sebelum disetujui terlebih dahulu oleh

direksi teknik.

c. Pengawasan di lokasi pencampuran

Pengawasan di lokasi pencampuran dimaksudkan agar dalam pelaksanaan

pencampuran dapat menghasilkan campuran yang baik sesuai dengan

perencanaan yang disebut Job Mix Design. Pelaksanaan pekerjaan

pengawasan merupakan kunci dari keberhasilan yang ada. Sehubungan

dengan hal ini, pada pekerjaan itu perlu dilakukan monitoring dan

pemeriksaan yang teliti secara terus-menerus sehubungan dengan

pengendalin mutu.Kegiatan pengawasan meliputi, yaitu pengawasan

kegiatan keuangan, pengawasan kegiatan material, pegawasan kegiatan

operasional, dan pengawasan kegiatan kinerja perorangan.

3.2.1 Pencatatan Kemajuan pekerjaan

Berdasarkan catatan-catatan tersebut dibuat laporan

mengenai kemajuan pekerjaan proyek oleh pengawas dari PT.

Perentjana Djaja (Persero). Adapun laporan yang dipakai untuk

pecatatan kemajuan pekerjaan adalah sebagai berikut:

a. Laporan Bulanan

Memuat tentang prosentase kemajuan pelaksanaan pekerjaan

selama satu bulan sesuai dengan keterangan tentang

permasalahan yang timbul dan juga keputusan yang diambil.

Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)

Page 9: Prakata Page 1

p Laporan Praktek

Kerja Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box

culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)

b. Laporan Akhir

Memuat seluruh laporan, baik berupa laporan umum dan

Quantity report. Selain itu, laporan ini juga berisi tentang

laporan serah terima proyek.

3.3. Analisa Perbandingan Penulangan pada Gambar Rencana dan

Pelaksanaan di Lapangan

Pembahasan khusus disini mengenai perhitungan ulang tentang

perbandingkan antara penulangan rencana pada gambar proyek dengan

penulangan yang telah dilaksanakan dilapangan pada pelaksanaan

pembangunan oprit jembatan dengan box culvert. Adapun data-data pada

penulangan rencana dengan penulangan pelaksanaan di lapangan adalah

sebagai berikut beserta Gambar 3.2 – 3.5:

Gambar 3.2 Denah Proyek Pembangunan Oprit Jembatan dengan Box Culvert

Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)

Page 10: Prakata Page 1

p Laporan Praktek Kerja

Pembangunan Oprit Jembatan Sei. Pangeran dengan Underpass dan Box culvert (Analisis ulang penulangan pada Box culvert)

Gambar 3.3 Denah Rencana Penulangan Box Culvert

Nurhidayati Rahmah Al - Ambari (H1A111010)Rizal Fitriannor (H1A111035)

Page 11: Prakata Page 1

Gambar 3.4 Potongan Melintang Box Culvert

Gambar 3.5 Tampak Depan Pelaksanaan Penulangan Box Culvert

Page 12: Prakata Page 1

Gambar 3.6 Posisi Tulangan Balok G2 Dipasang

3.3.1 Data-Data Perhitungan

1. Data Geometris Box Culvert adalah sebagai berikut:

Lebar bentang penulangan B = 7,000m

Lebar trotoar bt = 2,300m

Tebal plat dinding b1 = 0,400m

b2 = 2,967m

B1 = 3,367m

L= 3B = 10,10m

Lebar box W = 10,50m

Tebal plat lantai atas h1 = 0,300m

h2 = 3,200m

Tebal plat lantai bawah h3 = 0,400m

Tinggi box H = 3,550m

Tebal trotoar Tt = 0,300m

Tebal lapisan aspal + overlay Ta = 0,050m

Tebal genangan air hujan Th = 0,050m

2. Data Material

Page 13: Prakata Page 1

a. Beton

Mutu beton K-300 = 300 kg/cm2

Kuat tekan beton, = 0,83 K/10 = 29,05MPa

Modulus Elastis Ec= 0,0043.(Wc)1,5. √ = 21410 MPa.

Selimut beton = 50 mm

Angka poisson (U) = 0,2

Modulus geser = 12,071 MPa

b. Baja

Untuk baja tulangan Ø > 12 mm U - 39

Tegangan leleh baja (fy) = U.10 = 390MPa

Untuk baja tulangan Ø H 12 mm U - 24

Tegangan leleh baja (fy) = U.10 = 240MPa

c. Berat jenis

Berat beton bertulang (Wc) = 25,00 kN/m3

Berat beton tidak bertulang (W’c) = 24,00 kN/m3

Berat aspal = 22,00 kN/m3

Berat jenis air = 9,80 kN/m3

Berat tanah dipadatkan = 17,20 kN/m3

3.3.2 Analisa Beban

1. Berat Sendiri (MS)

Berat sendiri (self weight) adalah berat bahan dan bagian jembatan

yang merupakan elemen struktural, ditambah dengan dengan elemen

non-struktural yang dipikulnya dan bersifat tetap. Berat sendiri box

culvert dapat dilihat pada Gambar 3.7 dihitung dengan meninjau

selebar 1 m (tegak lurus bidang gambar) sebagai berikut:

(i) Berat sendiri plat lantai QMS = h1 x Wc = 7,50 kNm

(ii) Berat sendiri plat dinding PMS = Hb x b1 x Wc = 35,50 kN

Page 14: Prakata Page 1

(iii) Berat ralling Prail =Hrx 0,5 x Wc= 15,625 kN

(iv) Berat trotoar Qt = Tt x Wc = 7,20 kN/m

Gambar 3.7 Pembebanan berat sendiri

2. Berat Mati Tambahan (MA)

Beban mati tambahan (superimposed dead load) adalah berat seluruh

bahan yang menimbulkan suatu beban pada jembatan yang

merupakan elemen non-struktural, dan mungkin besarnya berubah

selama umur jembatan. Perhitungan beban mati tambahan dapat

dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Beban mati tambahan

No Jenis Beban Mati TambahanTebal(m)

W(kN/m3)

Berat(kN)

1 Lapisan aspal + overlay 0,05 22,00 1,10

2 Air hujan 0,05 9,80 0,49

Jumlah beban mati tambahan (QMA) 1,59

Konfigurasi dari beban mati tambahan dapat dilihat pada Gambar 3.8

sebagai berikut:

Page 15: Prakata Page 1

Gambar 3.8 Beban mati tambahan

3. Beban Lalu Lintas

A. Beban Lajur (TD)

Beban kendaraan yang berupa beban lajur terdiri dari beban

terbagi rata (Uniformly Distributed load), BTR dan beban garis

(Knife Edge Load), KEL. UDL memiliki intensitas q (kpa) yang

besarnya tergantung pada panjang total L yang dibebani lalu-

lintas dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

q = 9,0 kpa untuk L ≤ 30 m

q = 9,0{0,5+15/L} kpa L > 30 m

Untuk bentang, L = 3B = 10,10 m

q = 9,00 kpa

p = 49,00 kN/m

Faktor beban dinamis (Dinamic load Allowance) untuk KEL

diambil sebagai berikut:

DLA = 0,4 untuk L ≤ 50 m

DLA = 0,4 – 0,0025 ( L–50) untuk 50 <L< 90 m

Page 16: Prakata Page 1

DLA = 0,3 untuk L ≥ 90 m

Bentang oprit sebesar 10,10 m, maka didapat beban lajur

sebesar:

DLA = 0,40

QTD = 9,00 kN/m

PTD = ( 1 + DLA )xp = ( 1 + 0,40 ) x 49,00= 68,60 kN

Konfigurasi beban lajur dapat dilihat pada Gambar 3.9 berikut:

Gambar 3.9 Pembebanan beban lajur

B. Beban Truk (TT)

Beban hidup pada lantai jembatan berupa beban roda ganda oleh

Truk (beban T) yang besarnya:

T = 112,5 kN

Faktor beban dinamis untuk pembebanan truk diambil,

DLA = 0,40 Beban truk “T”

PTT = ( 1 + DLA ) x T = 157,50 kN

C. Gaya Rem (TB)

Pengaruh percepatan dan pengereman lalu-lintas diperhitungkan

sebagai gaya dalam arah memanjang jembatan dianggap bekerja

pada permukaan lantai kendaraan. Besar gaya rem diperhitungkan

sebesar 5% dari beban “D” tanpa faktor beban dinamis.

Konfigurasi dari gaya rem dapat dilihat pada Gambar 3.10 sebagai

berikut: Gaya rem per meter lebar TTB = 5% ( q x L + p ) = 7kN

Page 17: Prakata Page 1

Gambar 3.10 Posisi cara kerja TB (Gaya Rem)

4. Tekanan Tanah (TA)

Pada bagian tanah dibelakang dinding abutment yang dibebani lalu-

lintas, harus diperhitungkan adanya beban tambahan yang setara

dengan tanah setebal 0,6 m yang berupa beban merata ekivalen

beban kendaraan pada bagian tersebut. Pembebanan akibat tekanan

tanah dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan Gambar 3.11 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Beban Tekanan Tanah (TA)

No. Jenis beban H (m) Ka kN/m

1. Tekanan tanah plat dinding

(QTA1) = 0,60*Ws*Ka 0,389 4,012

2. Tekanan tanah plat dinding

Kanan (QTA2) = QTA1 +

H*Ws*Ka

3,90 0,389 30,09

3. Tekanan tanah plat dinding

Kiri (QTA3) = QTA1 +

H*Ws*Ka

0,40 0,389 6,687

Page 18: Prakata Page 1

Gambar 3.11 Tekanan tanah

5. Beban Angin (EW)

Gaya angin tambahan arah horisontal pada permukaan lantai oprit

jembatan dihitung dengan rumus:

TEW = 0,0012 * CW * (Vw)2

Dimana: Cw = Koefisien seret = 1,25

Vw = Kecepatan rencana = 35 m/det

TEW = 0,0012 * CW * (Vw)2 = 0,0012 x (1,25) x (35)2

= 1,838 kN/m

Bidang vertikal yang ditiup angin merupakan bidang

samping kendaraan dengan tinggi 2,00 m diatas lantai oprit

jembatan. Beban akibat transfer beban angin ke lantai oprit

jembatan dapat dilihat pada Gambar 3.12 dan Gambar 3.13 sebagai

berikut:

QEW = ½ x h/x x TEW = ½ x 2/1,75 x 1,838 = 1,050 kN/m

Page 19: Prakata Page 1

Gambar 3.12 Posisi Beban angin yang terjadi

Gambar 3.13 Posisi Beban angin yang terjadi

Page 20: Prakata Page 1

Setelah semua beban dihitung maka dilakukan perhitungan dengan

menjumlahkan semua beban dan membuat kombinasi sesuai

perencanaa yang ada pada Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3 Kombinasi Beban Ultimit

No Jenis BebanFaktor

BebanCOMB-1 COMB-2

Aksi Tetap

1. Berat Sendiri (MS) KMS 1,30 1,30

2. Beban mati tambahan

(MA)

KMA 2,00 2,00

3. Tekanan tanah (TA) KTA 1,25 1,25

Aksi Transien

4 Beban Lajur (TD) KTD 1,80 1,00

5. Beban truk (TT) KTT 1,80 1,00

6. Beban rem (TB) KTB 1,80 1,00

Aksi Lingkungan

7. Beban angin (EW) KEW 1,00 1,20

3.3.2 Analisa Struktur

Dengan menggunakan program SAP2000 V14.0 permodelan

Frame-2D untuk mendapatkan nilai moment, gaya aksial, dan gaya

geser. Input data dan hasil analisa struktur dapat dilihat pada Gambar

3.14 – 3.23 sebagai berikut:

Page 21: Prakata Page 1

Gambar 3.14 Assigned beban mati (MS) pada SAP

2000 V14.0

Gambar 3.15 Assigned beban mati tambahan (MA) pada SAP 2000

V14.0

Page 22: Prakata Page 1

Gambar 3.16 Assigned beban tekanan tanah (TA) pada SAP 2000 V14.0

Gambar 3.17 Assigned beban lalu-lintas (TD) pada SAP 2000 V14.0

Gambar 3.18 Assigned beban truk (TT) pada SAP 2000 V14.0

Page 23: Prakata Page 1

Gambar 3.19 Assigned beban rem (TB) pada SAP 2000 V14.0

Gambar 3.20 Assigned beban angin (EW) pada SAP 2000 V14.0

Gambar 3.21 Hasil diagram moment pada salah satu kombinasi pembebanan

Page 24: Prakata Page 1

Gambar 3.22 Hasil diagram geser pada salah satu kombinasi pembebanan

Gambar 3.23 Hasil diagram normal pada salah satu kombinasi pembebanan

1. Gaya Aksial, Moment dan Gaya Geser Ultimit

Page 25: Prakata Page 1

Data gaya batang hasil analisis dengan SAP 2000 dapat dilihat pada

Tabel 3.4 sebagai berikut:

Tabel 1 Gaya batang hasil analisis SAP 2000

TABLE: Element Forces – FramesFrame Station OutputCase CaseType P V2 M3Text m Text Text KN KN KN-m

PELAT LANTAI

1 0 COMB1 Combination 3,718 19,375 9,5181 0,481 COMB1 Combination 3,718 19,375 0,19881 0,962 COMB1 Combination 3,718 19,375 -9,12051 1,443 COMB1 Combination 3,718 19,375 -18,441 1,924 COMB1 Combination 3,718 19,375 -27,7591 2,405 COMB1 Combination 3,718 21,186 -37,1731 2,886 COMB1 Combination 3,718 29,483 -49,3591 3,367 COMB1 Combination 3,718 37,781 -65,5361 0 COMB2 Combination 2,043 10,736 5,24611 0,481 COMB2 Combination 2,043 10,736 0,08211 0,962 COMB2 Combination 2,043 10,736 -5,0821 1,443 COMB2 Combination 2,043 10,736 -10,2461 1,924 COMB2 Combination 2,043 10,736 -15,411 2,405 COMB2 Combination 2,043 11,813 -20,6311 2,886 COMB2 Combination 2,043 16,748 -27,51 3,367 COMB2 Combination 2,043 21,683 -36,7432 0 COMB1 Combination -29,435 -453,75 -144,362 0,183 COMB1 Combination -29,435 -450,59 -61,612 0,183 COMB1 Combination -29,435 -167,09 -61,612 0,68317 COMB1 Combination -29,435 -158,47 19,80632 1,18333 COMB1 Combination -29,435 -149,84 96,90762 1,6835 COMB1 Combination -29,435 -141,21 169,6942 1,6835 COMB1 Combination -29,435 -17,729 169,6942 1,933 COMB1 Combination -29,435 -13,425 173,582 1,933 COMB1 Combination -29,435 270,075 173,582 2,889 COMB1 Combination -29,435 286,566 -92,4942 3,367 COMB1 Combination -29,435 294,811 -231,44

Page 26: Prakata Page 1

TABLE: Element Forces - Frames 

Frame Station OutputCase CaseType P V2 M32 0 COMB2 Combination -16,452 -253,16 -80,7052 0,183 COMB2 Combination -16,452 -93,786 -34,5482 0,68317 COMB2 Combination -16,452 -88,654 11,07712 1,18333 COMB2 Combination -16,452 -83,522 54,13562 1,6835 COMB2 Combination -16,452 -78,391 94,62742 1,6835 COMB2 Combination -16,452 -9,791 94,62742 1,933 COMB2 Combination -16,452 -7,231 96,75082 1,933 COMB2 Combination -16,452 150,269 96,75082 2,411 COMB2 Combination -16,452 155,173 23,75012 2,889 COMB2 Combination -16,452 160,078 -51,5952 3,367 COMB2 Combination -16,452 164,982 -129,283 0 COMB1 Combination -29,994 -537,57 -231,933 0,066 COMB1 Combination -29,994 -536,44 -196,493 0,066 COMB1 Combination -29,994 -252,94 -196,493 0,47038 COMB1 Combination -29,994 -245,96 -95,6163 0,87475 COMB1 Combination -29,994 -238,98 2,43353 1,27913 COMB1 Combination -29,994 -232,01 97,66233 1,6835 COMB1 Combination -29,994 -225,03 190,073 1,6835 COMB1 Combination -29,994 -101,55 190,073 1,816 COMB1 Combination -29,994 -99,267 203,3753 1,816 COMB1 Combination -29,994 184,233 203,3753 2,20375 COMB1 Combination -29,994 190,921 130,6423 2,5915 COMB1 Combination -29,994 197,61 55,31513 2,97925 COMB1 Combination -29,994 204,299 -22,6053 3,367 COMB1 Combination -29,994 210,987 -103,123 0 COMB2 Combination -16,79 -299,92 -129,613 0,066 COMB2 Combination -16,79 -299,24 -109,833 0,066 COMB2 Combination -16,79 -141,74 -109,833 0,47038 COMB2 Combination -16,79 -137,6 -53,355

Page 27: Prakata Page 1

3 0,87475 COMB2 Combination -16,79 -133,45 1,44653 1,27913 COMB2 Combination -16,79 -129,3 54,57023 1,6835 COMB2 Combination -16,79 -125,15 106,016

TABLE: Element Forces - Frames 

Frame Station OutputCase CaseType P V2 M33 1,6835 COMB2 Combination -16,79 -56,549 106,0163 1,816 COMB2 Combination -16,79 -55,189 113,4193 1,816 COMB2 Combination -16,79 102,311 113,4193 2,20375 COMB2 Combination -16,79 106,289 72,97663 2,5915 COMB2 Combination -16,79 110,267 30,99183 2,97925 COMB2 Combination -16,79 114,245 -12,5363 3,367 COMB2 Combination -16,79 118,224 -57,606

PELAT DINDING 

4 0 COMB1 Combination 19,375 3,718 3,68194 1,775 COMB1 Combination 19,375 3,718 -2,9184 3,55 COMB1 Combination 19,375 3,718 -9,5184 0 COMB2 Combination 10,736 2,043 2,00824 1,775 COMB2 Combination 10,736 2,043 -1,61894 3,55 COMB2 Combination 10,736 2,043 -5,24615 0 COMB1 Combination -491,53 33,153 78,82155 1,775 COMB1 Combination -491,53 33,153 19,97445 3,55 COMB1 Combination -491,53 33,153 -38,8735 0 COMB2 Combination -274,85 18,496 43,96275 1,775 COMB2 Combination -274,85 18,496 11,13295 3,55 COMB2 Combination -274,85 18,496 -21,6976 0 COMB1 Combination -832,38 0,559 0,48556 1,775 COMB1 Combination -832,38 0,559 -0,5066 3,55 COMB1 Combination -832,38 0,559 -1,49756 0 COMB2 Combination -464,9 0,338 0,32226 1,775 COMB2 Combination -464,9 0,338 -0,2776 3,55 COMB2 Combination -464,9 0,338 -0,87627 0 COMB1 Combination -210,99 -42,585 103,1197 1,775 COMB1 Combination -210,99 -42,585 -27,5317 3,55 COMB1 Combination -210,99 -42,585 48,05677 0 COMB2 Combination -118,22 -23,785 -57,606

Page 28: Prakata Page 1

7 1,775 COMB2 Combination -118,22 -23,785 -15,3887 3,55 COMB2 Combination -118,22 -23,785 26,8306

2. Reaksi Tumpuan

Tabel hasil reaksi dititik tumpuan hasil analisis dengan SAP 2000

dapat dilihat pada Tabel 3.5 sebagai berikut:

Tabel 3.5 Reaksi dititik tumpuan hasil analisis SAP 2000

Joint OutputCase CaseType PuText Text Text KNA COMB1 Combination -19,375A COMB2 Combination -10,736B COMB1 Combination 491,53B COMB2 Combination 274,847C COMB1 Combination 832,384C COMB2 Combination 464,904D COMB1 Combination 210,987D COMB2 Combination 118,224

PLAT LANTAI

Momen ultimit rencana untuk plat atas Mu = 231,928 kN

Gaya geser ultimit Vu = 537,537 kNm

PLAT DINDING

Gaya aksial ultimit Pu = 832,384 kNm

Moment ultimit Mu = 103,1186 kN

Gaya geser ultimit Vu = 42,586 kN

Page 29: Prakata Page 1

3.3.3 Perhitungan Penulangan

A. Perhitugan Tulangan Lentur Plat Lantai

Momen ultimit rencana slab Mu = 231,928 kNm

Mutu beton K-350 f’c = 29,05 MPa

Mutu baja U-39 fy = 390 MPa

Tebal slab beton h = 300 mm

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton d’ = 50 mm

Modulus elastisitas baja Es = 2x105 MPa

Blok stress β1 = 0,85

Rmax

Rmax

Rmax = 7,67

10,5 m

h = 300 mm

Page 30: Prakata Page 1

Faktor reduksi kekuatan lentur ϕ = 0,80

Tebal efektif slab beton d = h – d’ = 250 mm

Ditinjau slab beton selebar 1m b = 1000 mm

Momen nominal rencana Mn = = 289,90 kNm

Faktor tahanan momen Rn = 4,639

Rn ≤ Rmak = Ok

Rasio tulangan diperlukan:

ρ =

ρ = = 0,0132

Rasio tulangan minimum ρmin = 0,0013

Rasio tulangan yang digunakan ρ = 0,0132

Luas tulangan yang diperlukan As = ρ x b x d= 3300 mm2

Diameter tulangan yang digunakan ( D25 )

Jarak tulangan yang diperlukan s = = 156 mm

Digunakan tulangan D25 – 150

Luas tulangan terpasang As = = 3320 mm2

Tulangan bagi As’ = 30% As = 996 mm2

Diameter yang digunakan ( D13 )

Jarak tulangan yang dgunakan S = = 133,197

Digunakan tulangan D13 – 100

Page 31: Prakata Page 1

Luas tulangan yang terpasang As = = 1326,65 mm2

B. Perhitungan Tulangan Geser Plat Lantai

Gaya gesr ultimit rencana Vu = 537,537 kN

Mutu beton K-350 f’c = 29,05 MPa

Mutu baja U-39 fy = 390 MPa

Tebal slab beton h = 300 mm

Tebal efektif slab beton d = h – d’= 250 mm

Vc = = = 225 kN

Faktor reduksi kekuatan geser ϕ = 0,75

ϕVc = 168,75 kN

ϕVc < Vu = Perlu tulangan geser

Gaya geser yang dipikul tulangan geser Vs = = 268,768 kN

Untuk tulangan geser digunakan tulangan ( D13 )

Jarak tulangan arah y (Sy) = 200 mm

Luas tulangan geser Asv = = 663,325 mm2

Jarak tulangan geser yang diperlukan

Sx = = = 240,632 mm

Digunakan tulangan geser D13

Jarak arah x = D13-200

Jarak arah y = D13-200

C. Perhitungan Tulangan Aksial Lentur Plat Dinding

Page 32: Prakata Page 1

Gaya aksial ultimit rencana Pu = 832.384 kN

Momen rencana ultimit Mu = 103.1186 kNm

Mutu beton K-300 f’c = 29,05 MPa

Ditinjau dinding beton selebar 1m b = 1000 mm

Tebal dinding h3 = 400 mm

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton ds = 50 mm

= 300 mm

Ag = h3.b = 400000 mm2

Nilai dan di plot ke dalam diagram interaksi P-M diperoleh,

Rasio tulangan diperlukan = 1.200

Luas tulangan yang diperlukan As = .b.h3 = 4800 mm2

Demikian tulangan yang digunakan ( D25 )

Tulangan tekan sama dengan tulangan tarik

3,55 m

0,4 m

Page 33: Prakata Page 1

Astekan = Astarik = As = 2400 mm2

S = 0.25. D25. = 204,53 mm

Jarak tulangan yang diperlukan

Digunakan Jumlah lapisan Diameter tulangan Jarak

1 1 D25 200

1 1 D25 200

0.0265 0.08091

D. Perhitungan Tulangan Geser Dinding

Kuat tekan beton f’c = 29,05 MPa

Tebal efektif slab beton fy = 390 MPa

Gaya geser ultimit rencana Vu = 53,75 kN

Gaya aksial ultimit rencana Pu = 832,40 kN

Momen ultimit rencana Mu = 103,1 kNm

Faktor reduksi kekuatan geser ɸ = 0.75

Ditinjau dinding beton selebar 1m b = 1000 mm

Tebal dinding h3 = 400 mm

Jarak tulangan terhadap sisi luar beton ds = 50 mm

Tebal efektif dinding d= h3-ds = 350 mm

Luas tulanagn longitudinal abutment As = 4800 m2

Kuat geser beton maksimum

Vc,mak = 0.2.f’c.b.d.103 = 2034 kN

ɸ.Vc,mak = 1525,13 kN

ɸ.Vc,mak > Vu = Ok

Page 34: Prakata Page 1

Rasio tulangan yang diperlukan

Rasio tulangan minimum

Rasio tulangan yang digunakan 2

Luas tulanangan yang diperlukan As = = 3.3 × 103 m 2

Diameter yang digunakan D25 As = 3300 mm2

Jarak antar tulangan S = = 156 m

D25 - 150

Luas tulangan terpasang As = = 3 m 2

Tulangan bagi diambil 30 % tulangan pokok

As = 30%.As = 990 mm2

Diameter tulangan yang digunakan D13 = 13mm

S = = 133,197 mm

D13 – 100

Luas tulangan terpotong Ast = = 1326,65 mm