Top Banner
Kontraksi Otot Polos Oleh : • Lailatun Ni’mah (2443013259) • Yetik Oktavia (2443013298) • Lina Melati (2443013131) • Wiwid Widiastutik (2443013325) • Patrikus Mario Guido Tio (2443013227) • Thresna Loko Demu
26

Ppt Kontraksi Otot Polos

Nov 22, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

Kontraksi otot polos

Kontraksi Otot PolosOleh :Lailatun Nimah (2443013259)Yetik Oktavia (2443013298)Lina Melati (2443013131)Wiwid Widiastutik (2443013325)Patrikus Mario Guido Tio (2443013227)Thresna Loko Demu (2443013209)

TujuanUntuk memahami fungsi otot polos melalui pemberian beberapa obat pada kerja otot esofagusLandasan TeoriFaktor-faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi dan kekuatan kontraksi otot polos adalah neurotransmiter otonom, peregangan mekanis, hormon tertentu, metabolit lokal, dan obat tertentu.Obat-obat yang mempengaruhi penghantaran hubungan saraf otot:

Obat-obat yang merangsang serabut otot dengan kerja seperti asetilkolin. Banyak senyawa, termasuk metakolin, karbakol dan nikotin mempunyai efek sama pada serabut otot seperti asetilkolin. Perbedaanya adalah bahwa mereka tidak dihancurkan oleh kolinesterase atau dihancurkan sangat lambat, sehingga bila diberikan pada serabut otot kerjanya menetap beberapa menit sampai beberapa jamJumlah moderat obat-obat tersebut di atas yang diberikan pada serabut otot menyebabakan depolarisasi lokal, dan setiap saat serabut otot mengalami repolarisasi. Daerah-daerah depolarisasi ini, karena sifat kebocoran ion-ion menyebabkan keadaan spasme. Bila dosisnya tinggi timbul keadaan paralisis flaksidObat-obat yang menghambat penghantaran hubungan saraf otot.Golongan obat kurariform dapat mencegah jalanya impuls dari end-plate ke dalam otot. Jadi D-tubokurarin mempengaruhi membrane, mungkin bersaing dengan asetilkolin pada tempat-tempat reseptor membrane sehingga asetilkolin tidak dapat meningkatkan permeabilitas membrane dengan cukup untuk membentuk gelombang-gelombang depolarisasi.

Golongan obat berikutnya adalah dengan mencegah penghantaran impuls ke dalam serabut-serabut otot dengan berbagai mekanisme. Obat-obat tersebut diantaranya adalah dekametonium

Obat-obat yang merangsang hubungan saraf otot dengan menginaktifkan kolinesterase.Tiga obat yang khususnya dikenal adalah neostigmin, fisostigmin dan diisopropil fluorofosfat menginaktifkan kolinesterase sehingga asetilkolin tidak dapat dihidrolisis keluar pada end-plate akibatnya terjadi spasme otot, hal ini dapat menyebabakan kematian akibat spasme larynx yang mencekik orang (Guyton, 1981).

ALAT DAN BAHANProgram ExPharmKomputer atau LaptopTATA KERJA1. Nyalakan komputer atau laptop2. Setelah program ExPharm terinstall, jalankan program tersebut dari folder ExPharm dengan mengklik icon Expharm3. Akan muncul peringatan

4. Klik yes5. Akan muncul gambar, pilih gambar katak

6. Akan muncul gambar,Klik tutorial7. Terlihat gambar seekor katak yang telah dipatahkan lehernya dan ranhang bawahnya dipisahkan. Esophagus dibuka dari kavitas bukal sampai ke perut dan dibuka dan ditusuk dengan jarum untuk menetapkan letaknya di papan kayu. Darah dilap dengan cotton swab yang telah dicelupkan dalam Ringer solution. Permukaan dibasahi oleh Ringer katak. Sebuah poppy seed diletakkan pada ujung cephalic dan pergerakan dan waktu yang diperlukan untuk berjalan dari jarak tertentu yang telah ditetapkan pada esophagus diamati

8. Terlihat juga bahwa jarak dari pergerakan poppy seed telah ditentukan. Titik awal dan titik akhir ditusuk dengan paku agar tetap pada ujung cephalic dan kaudal (distal)9. Teteskan (Instill) Ringer pada permukaan oesophagus. Tempatkan poppy seed (pick a poppy seed kemudian didrag ke arah ujung chepalic) di ujung cephalic oesophagus. Seed mulai bergerak karena motilitas silia. Ketika seed melewati titik awal (paku ujung cephalic), mulailah stop watch / clock. Hentikanlah (Stop) ketika seed mencapai paku distal.10. Catatlah waktu yang diperlukan untuk berjalan sepanjang jarak yang telah ditentukan tersebut. Ulangi langkah di atas untuk 3 pembacaan. Hitunglah rata-ratanya. Nilai ini menjadi nilai kontrol.11. Teteskan Ach (klik Instill) dan bacalah 3 pembacaan. Teteskan ringer dan baca kembali berapa waktu yang diperlukan seed melewati titik awal sampai titik akhir.12. Teteskan Fisostigmin, dan bacalah 3 pembacaan. Teteskan ringer dan baca kembali berapa waktu yang diperlukan seed melewati titik awal sampai titik akhir.

13. Teteskan Atropine dan bacalah 3 pembacaan.14. Setelah pemberian atropine ini, langsung teteskan (instill) Ach tanpa menggunakan ringer dan amatilah efeknya. Bandingkan efek yang diperoleh dengan Ach saja15. Tabulasikan pembacaan dan tulislah kesimpulan Anda.16. Catatan:Ujilah tiap obat termasuk Ringer 3x dan hitunglah rata-rata pembacaan untuk setiap obat.Pembacaan dengan Ringer dihitung sebagai kontrol dan dibandingkan dengan pembacaan obat uji.Ambillah pembacaan kontrol terpisah untuk setiap obat yaitu sebelum menguji obat, bacalah dulu pembacaan dengan Ringer.Gunakanlah katak yang baru untuk setiap obat. Untuk mengamati interaksinya, obat harus diberiakn pada katak yang sama secara berurutan tanpa menggunakan Ringer di antara penetesan obat.

Hasil praktikumNoObatWaktu 1Waktu 2Waktu 3Rata-rata1Ringer42454744,672Acetylcholine28322929,673Physostigmine22192120,674Atropine72656166Pemberian obat-obatan dengan pembilasan menggunakan RingerPemberian obat-obatan tanpa pembilasan menggunakan Ringer.

No ObatWaktu 1Waktu 2Waktu 3Rata-Rata1Acetylcholine292728282Physostigmine111111113Atropine33333433,33pembahasanAsetilkolin mempengaruhi membran otot cukup untuk membuat membrane otot sangat permeable terhadap ion natrium, yang memungkinkan pemasukan ion natrium dengan cepat ke dalam serabut otot. Sebagai akibatnya, potensial membran meningkat sebesar 50 sampai 75 milivolt pada daerah sekitar end-plate, menimbulkan potensial local yang dinamakan potensial end-plate (Guyton, 1981).Jadi Asetilkolin memiliki pengaruh menyebabakan permeabilitas terhadap ion natrium sehingga dapat mengakibatkan spasme, begitu pula obat-obat yang memilki mekanisme kerja seperti Asetilkolin seperti nikotin, metakolin, dan karbakol.

Fisostigmin memiliki mekanisme kerja dengan menginaktifkan kolinesterase (enzim yang mampu menghancurkan Asetilkolin) dengan cara membentuk ikatan dan menginaktifkannya selama beberapa jam. Sebagai akibatnya Asetilkolin meningkat jumlahnya sejalan dengan impuls saraf sehingga jumlah asetilkolin yang ekstrem merangsang serabut otot. Hal ini menyebabkan spasme otot (Guyton, 1981).Jadi fisostigmin juga memiliki efek yang sama dengan Asetilkolin yaitu sebagai kolinergik tetapi dengan mekanisme kerja yang berbeda.

Atropin adalah obat yang berkhasiat antikolinergik kuat dan merupakan antagonis khusus dari efek muskarin Ach juga sebagai spasmolitikum, pada kejang-kejang di saluran lambung-usus dan urogenital (Tan, 2007).Jadi atropin adalh obat antispasmodik yang dapat menurunkan kontraksi pad otot polos esofagus.Pada saat lambung mengendur maka pada usus halus timbul akativitas antiperistaltik yang menyalurkan isi usus halus bagian atas ke lambung. Hal ini terjadi pada proses muntah yang didahului oleh rasa mual, tachycardia dan muka pucat.DAFTAR PUSTAKAGuyton, A.C. 1981. Buku Teks Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta. Hal. 196-197.Sherwood, lauralee. 2011. Fisiologi manusia dari sel ke system. EGC. Jakarta. Hal. 317-318.Terima Kasih