Top Banner
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIFTERI Oleh Erminia M Pareira P.17420113011 Add Corporate Logo Here
23

PPT-DIFTERI ANAK

Sep 03, 2015

Download

Documents

Riindhu Screamo

Kep. Anak
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DIFTERI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIFTERI Oleh Erminia M PareiraP.17420113011Add CorporateLogoHere

12Definisi Difteri adalah suatu penyakit infeksi toksik akut yang menular, disebabkan oleh corynebacterium diphtheriae dengan ditandai pembentukan pseudomembran pada kulit dan atau mukosa.

2Klasifikasi Berdasar berat ringannya penyakit diajukan Beach (1950): Infeksi ringanInfeksi sedangInfeksi berat

Berdasar letaknya , digolongkan sebagai berikut:

Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.3KlasifikasiDifteri Hidung

Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.4

KlasifikasiDifteria Tonsil Faring (fausial)

Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.5

KlasifikasiDiteria Laring

Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.6

KlasifikasiDifteri Kulit, Vulvovaginal, Konjungtiva dan Telinga

Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.7

EtiologiCorynebacterium diphtheriae, bakteri gram positif, yang bersifat polimorf, tidak bergerak dan tidak membentuk spora.Basil dapat membentuk : Pseudomembran yang sukar diangkatEksotoksin yang sangat ganas

8

89PatofisiologiKuman berkembang biak pada saluran nafas atas.Terbentuklah disitu membaran putih keabu-abuan(pseudomembrane). Membran ini sukar diangkat dan mudah berdarah. Di bawah membran ini bersarang kuman difteri dan kuman-kuman ini mengeluarkaneksotosin (exotoxin)yang memberikan gejala-gejala yang lebih berat dan kelenjer getah bening yang berada disekitarnya akan mengalami hiperplasia dan mengandung toksinEksotoksin bila mengenai otot jantung akan mengakibatkan terjadinya miokarditis dan timbul paralysis otot-otot pernafasan bila mengenai jaringan saraf.Sumbatan jalan nafas terjadi akibat dari fungsi pseudomembrane pada laring dan trachea dapat menyebabkan kondisi fatal.9PATHWAY1010Manifestasi Klinis1. Gejala UmumDemam Batuk, pilek yang ringan dan sakit kepalaMual, muntah, dan anoreksia.Lemah, lesu dan pucat.

2. Gejala khas ( menurut lokasi difteri )

1111

1212Komplikasi Racun difteri bisa menyebabkan kerusakan pada jantung, sistem saraf, ginjal ataupun organ lainnya:Infeksi tumpangan oleh kuman lainObstruksi jalan napas akibat membran atau oedem jalan nafasSistemik- Miokarditis- NeuritisSusunan saraf

Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.13PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Gram Noda kultur kerongkongan atau selaput Pemeriksaan Laboratorium Elektrokardiogram (EKG) Pengambilan sediaan (spesimen) berupa apusan tenggorokan (throat swab)Pemeriksaan Uji Shick

141415PENGKAJIAN1. IdentitasUmur : Biasanya terjadi pada anak-anak umur 2-10 tahun dan jarang ditemukan pada bayi berumur dibawah 6 bulan dari pada orang dewasa diatas 15 tahunSuku bangsa :Dapat terjadi diseluruh dunia terutama di negara-negara miskinTempat Tinggal : Biasanya terjadi pada penduduk di tempat dengan higine dan sanitasi jelek dan fasilitas kesehatan yang kurang.

=

Asuhan Keperawatan15Asuhan KeperawatanKeluhan utamaRiwayat keperawatan sekarangRiwayat penyakit keluargaRiwayat Imunisasi Imunisasi DPT ADL

Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.16Asuhan KeperawatanPemeriksaanPemeriksaan umumKesadaran : compos mentis sampai dengan comaTD: turunRR: cepat dan dangkalNadi: cepatSuhu : peningkatan suhu tubuh

Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.17Asuhan KeperawatanPemeriksaan fisikWajah: sianosisHidung : terdapat secret berbau busuk sedikit bercampur darah, ada membran putih pada septum nasiMulut: bibir kering, mulut terbuka, ada membran putih pada tonsil dan faring.Leher: pembesaran getah bening pada leher, edema pada laring dan trachea (Bullneck), permukaan laring dan trachea tertutup oleh pseudomembran.

Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.18Asuhan KeperawatanPemeriksaan Penunjang:Laboratorium Bakteriologi : Hapusan tenggorokan di temukan kuman corinebakterium difteriaDarah : Penurunan kadar HB dan leukosit polimorfonukleus, penurunan jumlah eritrosit dan kadar albumin. Skin test : Test kulit untuk menentukan status imunitas.

Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.19Asuhan KeperawatanDIAGNOSATidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan obstruksi pada jalan nafas akibat pembengkakan.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia, mual, muntah, nyeri menelan akibat peradangan pada faring.Resiko penyebarluasan infeksi berhubungan dengan organisme virulen.Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan proses penyakit (metabolisme meningkat, intake cairan menurun)

Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.20 INTERVENSI KEPERAWATAN2121Asuhan KeperawatanEVALUASITidak terjadi obtruksi jalan napas, anak bisa bernapas dengan efektifBB stabil, pasien bebas dari tanda-tanda malnutrisi dan anak dapat mengumpulkan energi untuk beraktivitas kembali.Resiko infeksi tidak menyebar luasKurangnya volume cairan tidak terjadi.

Doc. Arifin Dwi Atmaja, S. Kep.22^^TERIMA KASIH TEMAN TEMAN ^^

23