Diare Cair dengan Dehidrasi pada Anak Nixon Sinurat 102010308 (A9)
Diare Cair dengan Dehidrasi pada Anak
Nixon Sinurat
102010308 (A9)
Anamnesis
= Wawancara medis tahap awal dari rangkaian pemeriksaan pasien, baik secara langsung atau tidak untuk mendapatkan informasi menyeluruh dari pasien yang bersangkutan.
Kelompok data yang dibutuhkan : Identitas pasien Riwayat penyakit sekarang Riwayat penyakit dahulu Riwayat kesehatan keluarga Riwayat pribadi, sosial-ekonomi-budaya
Pemeriksaan Fisik
Periksa TTV Inspeksi, mata yg cekung
Palpasi, turgor kulit
Perkusi Auskultasi, dengar bising usus
Pemeriksaan Penunjang
Tes Tinja Makroskopik : jumlah dan frekuensi, konsistensi, warna,
bau, lendir, darah, pus, parasit Mikroskopik : eritrosit (+) = inflamasi, perdarahan
leukosit (+) = inflamasi, infeksi
sisa makanan
epitel
telur cacing
protozoa Periksa darah Tes serologi : untuk mengetahui ada tidaknya antibody
terhadap antigen penyebab diare tersebut
Diagnosis working
diagnosis Diare cair akut
Diare yang jelas mulainya dan kemudian dapat sembuh kembali dengan normal dalam waktu yang relatif singkat. <7 hari.
Penyebab diare akut dapat berupa infeksi ataupun non infeksi
Infeksi : rotavirus, E. coli, kolera
Non infeksi : obat-obatan, alergi makanan
Tinja biasanya cair, tanpa disertai darah. Bahaya komplikasi dehidrasi
Diagnosis Differential
diagnosis Dysentri
Diare disertai darah dan lendir pada tinjanya. Penularannya secara fecal –oral kontak dan orang ke orang atau kontak orang dengan alat rumah tangga, menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi dan biasanya terjadi pada daerah dengan sanitasi dan higiene perorangan yang buruk.
Komplikasi : anoreksia, penurunan BB
Penyebab : Shigella, Salmonella, Compylobacter jejuni
Diagnosis Differential
diagnosis Keracunan makanan
Penyebab keracunan makanan secara sederhana dapat dibagi menjadi 2 jenis:
Keracunan makanan akibat bakteri (Bacterial Food Poisoning)
Keracunan makanan bukan akibat bakteri (Non-Bacterial Food Poisoning)
Diagnosis Differential
diagnosis Staphylococcal Food Poisoning
Enterotoksin tahan panas pada temperatur 100 ℃selama beberapa menit
Masa inkubasi: 1-6 jam Nyeri perut (dengan kram) yang disertai muntah
hebat yang berulang Segera mereda dalam 6 atau 8 jam, jarang sekali
sampai melebihi 24 jam
Diagnosis Differential
diagnosis Bacillus cereus Food Poisoning
Berbentuk batang, aerob, berspora, gram-negatif, tersebar luas di alam
Keracunan bila menelan 36.000-950 juta bakteri
Masa inkubasi 2-6 jam Diare berat, nyeri perut, tenesmus rektum,
nausea, dan terkadang muntah Pada anak menghilang setelah 3 hari
Diagnosis Differential
diagnosis Clostridium Botulinum Food Poisoning
Batang, anaerob, gram-positif, spora-toksin Paralisis otot dan gangguan saluran cerna
dan dapat berakhir dengan kematian Masa inkubasi antara 12 dan 36 jam (kisaran
2 jam sampai 14 hari) Gejala gastrointestinal, terutama jenis E, yaitu
nausea, muntah, nyeri perut dan distensi
Dehidrasi
Berdasarkan banyaknya cairan yg hilang : Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5% BB): gambaran
klinisnya turgor kurang, suara serak (vox cholerica). Pasien belum jatuh dalam pre-shock.
Dehidrasi sedang ( hilang cairan 5- 8% BB): turgor buruk, suara serak, pasien jatuh dalam presyok atau syok, nadi cepat , napas cepat dan dalam.
Dehidrasi berat ( hilang cairan 8- 10 BB): tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadran menurun ( apatis sampai koma), otot- otot kaku sianosis.
Dehidrasi
Berdasarkan kadar ion Na+ : Dehidrasi hipotonik (dehidrasi hiponatremia) yaitu bila
kadar natrium dalam plasma kurang dari 130mmol/L Dehidrasi isotonik (dehidrasi isonatremia) bila kadar
natrium plasma 130-150mmol/L. Dehidrasi hipertonik (hipernatremia) bila kadar natrium
dalam plasma lebih dari 150mmol/L.
Etiologi
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
Faktor infeksi
a. Infeksi enteral, meliputi :
Infeksi bakteri : Vibrio, E.colli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dsb.
Infeksi virus : Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus
Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides), Protozoa (Entamoeba hystolitica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis)
Etiologi
Infeksi parenteral,yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar alat pencernaan.
Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
Malabsorbsi lemak. Malabsorpsi protein.
Etiologi
Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
Faktor psikologis : rasa takut dan cemas.
Epidemiologi
Perilaku kehidupan sehari hari : BAB sembarangan, hygine, pemberian PASI dini
Imuno defisiensi Kurang gizi Variasi musim
Patofisiologi
Gangguan osmotik
Terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam
rongga usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air
dan elektrolit ke dalam rongga usus.
Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin)
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga
usus.
Penatalaksanaan
Medika Mentosa Loperamid - antimotilitas Somatostatin - antisekretorik
Non Medica Mentosa Rehidrasi oral Rehidrasi intravena Pemberian makanan enteral dan pemilihan diet Suplementasi zink
Pencegahan
Mempromosikan pemberian ASI ekslusif Meningkatkan kualitas makanan pendamping ASI Imunisasi rotavirus
Dianjurkan penggunaan vaksin bovine-based pentavalent rotavirus oral secara rutin pada batita usia 2, 4, 6 bulan.
Meningkatkan sanitasi air Menjaga kebersihan diri
Komplikasi
Kehilangan cairan dan kelainan elektrolit merupakan komplikasi utama
Syok hipovolemik-Tubular Nekrosis Akut pada ginjal-gagal multi organ
Sindrom Guillain – Barre: demielinasi polineuropati akut-kelemahan motorik
Prognosis
Kebanyakan kasus diare akan sembuh dalam minggu pertama setelah sakit, namun sebagian kecil kasus dapat bertahan hingga lebih dari dua minggu
Kesimpulan
Hipotesis diterima