Top Banner
Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan B eras adalah makanan pokok bagi masyarakat Indonesia dan merupakan komodi yang memberikan kontribusi sangat signifikan terhadap pembangunan. Unsur-unsur penng yang terkandung dalam beras yaitu pa (dengan porsi 80-85%), protein, mineral, vitamin dan air. Selain sebagai makanan pokok, beras juga dapat digunakan sebagai bahan baku kudapan. Berdasarkan penelian FAO (2011), bahan pangan pokok termasuk beras harus bisa memenuhi kebutuhan energi manusia untuk menjaga kesehatan. Tubuh manusia direkomendasikan untuk mendapatkan kalori sebanyak minimal 1.800 kilo kalori (apabila lebih rendah dapat menyebabkan malnutrisi). Dari data BPS (2014), rata-rata konsumsi beras di Indonesia periode 2010- 2014 yaitu sebesar 98,5 kg per kapita per tahun dengan laju pertumbuhan konsumsi yang menurun sebesar 1,48% per tahun. Penurunan laju pertumbuhan ini kemungkinan terjadi karena meningkatnya kesadaran tentang diversifikasi pangan, pengembangan bahan pangan pokok lokal atau bahkan meningkatnya konsumsi pangan turunan dari terigu (seper mie dan ro). Di dunia internasional, beras juga menjadi makanan pokok bagi lebih dari separuh jumlah populasi dunia. Beras sebagai makanan pokok biasanya dikonsumsi di negara yang memproduksi beras seper Thailand dan Vietnam. Tingginya permintaan beras di pasar dunia, serta besarnya produksi beras di negara-negara tersebut menjadikan kedua negara tersebut sebagai eksporr utama beras dunia. Di Indonesia, beras juga merupakan salah satu komodi yang menyumbang bobot inflasi terbesar yaitu mencapai 3,8% pada tahun 2014 (BPS, 2014). Perkembangan Harga Beras di Pasar Domesk Harga beras sangat dipengaruhi oleh jumlah suplai padi. Harga beras cenderung stabil pada saat kondisi suplai padi normal, menurun pada saat suplai berlimpah yaitu pada panen raya, dan meningkat pada saat suplai terbatas yaitu pada masa paceklik (Bank Indonesia, 2008). Musim panen raya padi di Indonesia sekitar bulan Maret-Mei, sedangkan musim paceklik sekitar bulan Januari-Februari. Harga rata-rata beras secara nasional menurut data BPS pada Januari 2016 naik 0,84% jika dibandingkan dengan Desember 2015 dan naik 8,4% jika dibandingkan dengan harga bulan Januari 2015. Selama Januari 2016, harga beras termurah secara nasional mencapai Rp 10.622/kg dengan koefisien keragaman harga bulanan selama Januari 2015 – Januari 2016 sebesar 3,5% POTRET PERDAGANGAN BERAS Beras adalah makanan pokok bagi masyarakat Indonesia sekaligus komodi yang menyumbang bobot inflasi terbesar bagi negara. Oleh karena itu, pemerintah melakukan pengendalian perdagangan beras dan merumuskan kebijakan secara berkala. Kebijakan yang terbaru adalah Inpres No. 5/2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/ Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah. Dari tahun 2003-2015, pemerintah sudah menerbitkan sembilan Inpres yang dikeluarkan terkait dengan HPP gabah/beras (Tabel 2). Seper yang terlihat pada Tabel 2, perkembangan HPP gabah/beras yang merupakan harga referensi cenderung terus meningkat. Hal ini secara dak langsung berpengaruh terhadap harga eceran beras yang meningkat dari tahun ke tahun. Meskipun demikian, HPP ini memberikan jaminan bahwa pemerintah akan membeli gabah/beras dari petani dengan harga tertentu sesuai dengan kualitas yang diharapkan Bulog, baik dalam masa panen maupun dak. Selain Inpres, pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Selaku Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan No.21/Permentan/PP.200/4/2015 tentang Pedoman Harga Pembelian Gabah dan Beras di Luar Kualitas oleh Pemerintah (Tabel 3). Peraturan ini melengkapi Inpres No. 5 tahun 2015 tentang kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah yang belum mengatur Pedoman Harga Pembelian Gabah dan Beras di Luar Kualitas. (Kumara Ja)
2

POTRET PERDAGANGAN B BERAS - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Potret_Perdagangan_Beras.pdf · eras adalah makanan pokok bagi masyarakat Indonesia dan merupakan

Mar 06, 2019

Download

Documents

vodieu
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: POTRET PERDAGANGAN B BERAS - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Potret_Perdagangan_Beras.pdf · eras adalah makanan pokok bagi masyarakat Indonesia dan merupakan

Badan Pengkajian danPengembangan Perdagangan

Beras adalah makanan pokok bagi masyarakat Indonesia dan merupakan komoditi yang memberikan kontribusi sangat signifikan terhadap

pembangunan. Unsur-unsur penting yang terkandung dalam beras yaitu pati (dengan porsi 80-85%), protein, mineral, vitamin dan air. Selain sebagai makanan pokok, beras juga dapat digunakan sebagai bahan baku kudapan. Berdasarkan penelitian FAO (2011), bahan pangan pokok termasuk beras harus bisa memenuhi kebutuhan energi manusia untuk menjaga kesehatan. Tubuh manusia direkomendasikan untuk mendapatkan kalori sebanyak minimal 1.800 kilo kalori (apabila lebih rendah dapat menyebabkan malnutrisi).

Dari data BPS (2014), rata-rata konsumsi beras di Indonesia periode 2010-2014 yaitu sebesar 98,5 kg per kapita per tahun dengan laju pertumbuhan konsumsi yang menurun sebesar 1,48% per tahun. Penurunan laju pertumbuhan ini kemungkinan terjadi karena meningkatnya kesadaran tentang diversifikasi pangan, pengembangan bahan pangan pokok lokal atau bahkan meningkatnya konsumsi pangan turunan dari terigu (seperti mie dan roti).

Di dunia internasional, beras juga menjadi makanan pokok bagi lebih dari separuh jumlah populasi dunia. Beras sebagai makanan pokok biasanya dikonsumsi di negara yang memproduksi beras seperti Thailand dan Vietnam. Tingginya permintaan beras di pasar dunia, serta besarnya produksi beras di negara-negara tersebut menjadikan kedua negara tersebut sebagai eksportir utama beras dunia. Di Indonesia, beras juga merupakan salah satu komoditi yang menyumbang bobot inflasi terbesar yaitu mencapai 3,8% pada tahun 2014 (BPS, 2014).

Perkembangan Harga Beras di Pasar DomestikHarga beras sangat dipengaruhi oleh jumlah suplai padi. Harga beras

cenderung stabil pada saat kondisi suplai padi normal, menurun pada saat suplai berlimpah yaitu pada panen raya, dan meningkat pada saat suplai terbatas yaitu pada masa paceklik (Bank Indonesia, 2008). Musim panen raya padi di Indonesia sekitar bulan Maret-Mei, sedangkan musim paceklik sekitar bulan Januari-Februari. Harga rata-rata beras secara nasional menurut data BPS pada Januari 2016 naik 0,84% jika dibandingkan dengan Desember 2015 dan naik 8,4% jika dibandingkan dengan harga bulan Januari 2015. Selama Januari 2016, harga beras termurah secara nasional mencapai Rp 10.622/kg dengan koefisien keragaman harga bulanan selama Januari 2015 – Januari 2016 sebesar 3,5%

POTRET PERDAGANGAN BERAS

Beras adalah makanan pokok bagi masyarakat Indonesia sekaligus komoditi yang menyumbang bobot inflasi terbesar bagi negara. Oleh karena itu, pemerintah melakukan pengendalian perdagangan beras dan merumuskan kebijakan secara berkala. Kebijakan yang terbaru adalah Inpres No. 5/2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah.

Dari tahun 2003-2015, pemerintah sudah menerbitkan sembilan Inpres yang dikeluarkan terkait dengan HPP gabah/beras (Tabel 2). Seperti yang terlihat pada Tabel 2, perkembangan HPP gabah/beras yang merupakan harga referensi cenderung terus meningkat. Hal ini secara tidak langsung berpengaruh terhadap harga eceran beras yang meningkat dari tahun ke tahun. Meskipun demikian, HPP ini memberikan jaminan bahwa pemerintah akan membeli gabah/beras dari petani dengan harga tertentu sesuai dengan kualitas yang diharapkan Bulog, baik dalam masa panen maupun tidak.

Selain Inpres, pemerintah juga mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Selaku Ketua Harian Dewan Ketahanan Pangan No.21/Permentan/PP.200/4/2015 tentang Pedoman Harga Pembelian Gabah dan Beras di Luar Kualitas oleh Pemerintah (Tabel 3). Peraturan ini melengkapi Inpres No. 5 tahun 2015 tentang kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah yang belum mengatur Pedoman Harga Pembelian Gabah dan Beras di Luar Kualitas. (Kumara Jati)

Page 2: POTRET PERDAGANGAN B BERAS - bppp.kemendag.go.idbppp.kemendag.go.id/media_content/2017/08/Potret_Perdagangan_Beras.pdf · eras adalah makanan pokok bagi masyarakat Indonesia dan merupakan

(BPS, 2016). Hal ini mengindikasikan bahwa harga beras dalam kondisi stabil karena masih dibawah koefisien keragaman 9% berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Perdagangan.

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

11.000

Jan

Feb

Mar Ap

rM

ei Jun Jul

Agu

Sep

Okt

Nop

Des

Jan

Feb

Mar Ap

rM

eiJu

ni Juli

Agu

Sep

Okt

Nov

Des

Jan

Feb

Mar Ap

rM

ei Jun Jul

Agu

Sep

Okt

Nov

Des

Jan

2013 2014 2015 2016

Paritas Thai 15% Paritas Viet 15% Beras Medium Termurah BPS

Gambar 1. Perkembangan Harga Beras Bulanan Domestik dan Paritas Harga Impor (Thai 5% dan Viet 5%), 2013 –2016 (Rp/Kg).Sumber : Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, BPS, Reuters dan Bloomberg (2016), diolah

250

300

350

400

450

500

550

600

Jan Mar Mei Ju

l

Sep

Nop Jan M

ar Mei Juli

Sep

Nov

Jan Mar Mei Juli Sep

Nov

Jan

2013 2014 2015 2016

Thai 5% Thai 15% Viet 5% Viet 15%

Gambar 2. Perkembangan Harga Beras Internasional, 2013-2016 (USD/ton).

Sumber: Reuters (2016)

Produksi, Konsumsi, Ekspor dan Impor Beras di DuniaProduksi beras dunia cenderung meningkat sekitar 6% dalam 10 tahun

terakhir. Hal yang sama terjadi juga pada stok beras dunia. Di sisi lain, jumlah konsumsi beras juga meningkat seiring dengan naiknya jumlah populasi dunia. Konsumsi beras dunia meningkat rata-rata sebesar 2-3% per tahun.

Tabel 1. Sepuluh Besar Negara Produsen, Konsumen, Ekportir dan Importir Beras Tahun 2014 (Ribu Ton)

No. Produsen Konsumen Eksportir Importir Negara Jumlah Negara Jumlah Negara Jumlah Negara Jumlah

1 RRT 144.000 RRT 148.000 Thailand 10.000 RRT 3.700

2 India 106.000 India 98.000 India 9.000 Nigeria 3.500

3 Indonesia 37.700 Indonesia 39.200 Vietnam 6.700 Filipina 1.800

4 Bangladesh 34.800 Bangladesh 34.800 Pakistan 3.900 Iran 1.700

5 Vietnam 27.800 Vietnam 21.500 USA 3.262 Irak 1.450

6 Thailand 20.500 Filipina 13.200 Myanmar 1.300 EU-27 1.400

7 Filipina 12.200 Myanmar 11.000 Kamboja 1.200 S. Arabia 1.325

8 Myanmar 12.150 Thailand 10.900 Uruguay 950 P. Gading 1.200

9 Brasil 8.500 Jepang 8.200 Brasil 900 Malaysia 1.100

10 Jepang 7.700 Brasil 8.150 Mesir 875 Senegal 1.100

11 Lainnya 69.369 Lainnya 86.164 Lainnya 3.313 Lainnya 20.042

Total 480.719 479.114 41.400 38.317

Sumber: Bank Dunia (2015)

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa Republik Rakyat Tiongkok (RRT) merupakan produsen beras terbesar di dunia dengan pangsa produksi sebesar 30%. Berdasarkan Tabel 1 juga terlihat sepuluh besar negara produsen beras dunia menguasai 85,6% dari total produksi beras dunia yang mencapai 411,3 juta ton di tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa beras didominasi oleh beberapa negara saja, meskipun lebih dari 78 negara menghasilkan beras di dunia. Pada tahun 2014, selain sebagai produsen terbesar RRT juga merupakan konsumen beras terbesar di dunia yang mencapai 30,9% dari total konsumsi beras dunia. Secara umum sepuluh besar konsumen beras di dunia mengkonsumsi 392,9 juta ton atau 82% dari konsumsi beras dunia di tahun 2014 (Bank Dunia, 2015).

Dari sisi ekspor, Thailand merupakan negara pengekspor beras terbesar di dunia dengan pangsa ekspor sebesar 24,2% di tahun 2014. Berdasarkan Tabel 1 sepuluh besar negara eksportir beras dunia menguasai 92% dari total beras dunia atau total 38 juta ton. Hal ini juga mengindikasikan bahwa eksportir beras hanya didominasi oleh beberapa negara saja, dari total 37 negara yang mengekspor beras. Republik Rakyat Tiongkok juga merupakan negara terbesar pengimpor beras di dunia dengan pangsa sebesar 9,7% dari total impor beras dunia di tahun 2014. Secara umum sepuluh besar negara importir beras membeli 18,2 juta ton atau 47,7% dari total seluruh beras yang diimpor dunia.

Tabel 2. Perkembangan HPP Gabah/Beras Tahun, 2002-2015

2003 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2012 2015 URAIAN HPP berdasarkan INPRES No: 9/2002 2/2005 13/2005 3/2007 1/2008 8/2008 7/2009 3/2012 5/2015

Periode Jan'03- Mar'05- Jan'06- Apr'07- Apr'08- Jan'09- Jan'10- Apr'12- Mar'15-

Berlaku Feb'05 Des'05 Mar'07 Mar'08 Des'08 Des'09 Feb'12 Mar'15 Sekarang

HPP GKP 1.230 1.330 1.730 2.000 2.200 2.400 2.640 3.300 3.700

Gap (%) 38,2 32,7 30,1 28,8 27,3 25,0 25,0 25,8 24,3

HPP GKG 1.700 1.765 2.250 2.575 2.800 3.000 3.300 4.150 4.600

Gap (%) 64,1 101,1 57,8 55,3 50 53,3 53,3 59 58,7

HPP Beras 2.790 3.550 3.550 4.000 4.200 4.600 5.060 6.600 7.300

Sumber: Kementerian Perdagangan (2015), diolah

Kebijakan CBP dan HPP Beras di IndonesiaBerdasarkan Rencana Strategis Kementerian Pertanian (2015), pemerintah

memberikan anggaran yang cukup besar dalam hal perberasan. Selama periode 2009- 2011, anggaran APBN untuk penyediaan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) mencapai Rp 1 triliun per tahun. Anggaran tersebut naik menjadi Rp 2 triliun per tahun selama periode 2012-2014.

Cadangan Beras Pemerintah (CBP) adalah sejumlah beras tertentu milik pemerintah yang dananya dari APBN dan dikelola oleh Badan Urusan Logistik (BULOG) untuk dimanfaatkan bagi kebutuhan masyarakat dalam menanggulangi masalah kekurangan pangan, gejolak harga, kerawanan pangan serta keadaan darurat karena bencana alam. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah diharapkan bisa bekerja sama dengan BULOG untuk memanfaatkan CBP sesuai dengan tujuan dan prosedur yang berlaku.

Kebijakan beras terbaru diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 5 tahun 2015 tentang Kebijakan Pengadaan Gabah/Beras dan Penyaluran Beras oleh Pemerintah. Tujuan dibuatnya Inpres Nomor 5 tahun 2015 adalah untuk stabilisasi ekonomi nasional, melindungi tingkat pendapatan petani, stabilisasi harga beras, pengamanan Cadangan Beras Pemerintah (CBP), dan penyaluran beras untuk keperluan yang ditetapkan pemerintah. Inpres ini sudah berlaku sejak Maret 2015. Inpres tersebut juga mengatur Harga Pembelian Pemerintah (HPP) untuk beras di gudang Bulog sebesar Rp 7.300/kg.

Tabel 3. Pedoman Harga Pembelian Beras di Luar Kualitas Gudang Bulog

No. Kualitas Mutu Kriteria (%) Harga (Rp/Kg) Derajat Kadar air Butir Patah Butir Menir Sosoh (min) (Maks) (Maks) 2

1 Premium I 95 14 10 2 7.700

2 Premium II 95 14 15 2 7.500

3 Medium (HPP) 95 14 20 2 7.300

4 Kualitas Rendah 95 14 25 2 7.100

Sumber: Permentan No.21/Permentan/PP.200/4/2015 tentang Pedoman Harga Pembelian Gabah dan Beras di Luar Kualitas oleh Pemerintah.

Selama ini pengendalian harga beras dilakukan sebagai upaya mengontrol inflasi dan merupakan keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat berpenghasilan rendah untuk memenuhi kebutuhan dasar. Bentuk pengendalian harga beras oleh pemerintah yaitu dari sisi penawaran dengan cara menambah pasokan melalui operasi pasar beras dan penyaluran rastra/raskin (beras sejahtera atau beras untuk rakyat miskin). Kualitas beras rastra diharapkan terus meningkat dengan ciri-ciri tidak berbau, tidak berwarna kuning, tidak berbatu dan berjamur, serta layak dikonsumsi.

Perkembangan Harga Beras DuniaHarga beras dunia dapat diwakili oleh harga beras di Thailand dan Vietnam

sebagai negara yang mendominasi ekspor beras. Harga beras dunia pada Januari 2016 dibandingkan Desember 2015 mengalami peningkatan sebesar 3,45% untuk beras Thailand kualitas broken 5% dan 3,66% untuk beras Thailand kualitas broken 15%. Dalam periode yang sama, beras Vietnam kualitas broken 5% maupun 15% mengalami penurunan masing-masing sebesar 2,82% dan 2,89%. Jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, beras jenis Thailand broken 5% dan 15% mengalami penurunan sebesar 12,1% dan 13,8%. Sementara itu, harga beras Vietnam kualitas broken 5% dan 15% masing-masing turun sebesar 4,4% dan 2,9%.