Top Banner
MODUL 3 POSTUR KERJA AHMAD WIRA INDRAWAN D221 12 251 KELOMPOK 3 LABORATORIUM ERGONOMI
70

Postur Kerja

Jan 05, 2016

Download

Documents

Ergonomic Laboratory
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Postur Kerja

MODUL 3

POSTUR KERJA

AHMAD WIRA INDRAWAND221 12 251

KELOMPOK 3

LABORATORIUM ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJAPROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRIJURUSAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

2015

Page 2: Postur Kerja

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu sistem kerja, pada dasarnya terdiri dari empat komponen utama,

yaitu: manusia, bahan, mesin dan lingkungan kerja. Dari keempat

komponen tersebut, komponen manusia haruslah menjadi sentral dalam

sistem kerja yang bersangkutan, karena pada dasarnya manusia selain

berperan sebagai perencana dalam perancangan suatu sistem kerja, juga

sebagai pelaksana dan pengendali yang harus berinteraksi dengan sistem

untuk dapat mengendalikan proses yang sedang berlangsung pada sistem

kerja secara keseluruhan.

Komponen penyusun sistem kerja yang kurang baik dapat

mempengaruhi postur kerja seorang dalam bekerja. Sikap kerja (postur)

memegang peranan penting. Dengan memiliki postur kerja yang benar,

pekerja akan memerlukan sedikit istirahat, lebih cepat, dan lebih efisien

dalam bekerja, sebaliknya postur kerja yang keliru dan dalam jangka waktu

panjang akan mengakibatkan berbagai macam resiko cidera.

Untuk mengetahui potensi cidera akibat postur kerja yang kurang baik

dapat dianalisis dengan metode Rapid Upper Limb Assesment (RULA) dan

Rapid Entire Body Assessment (REBA), dimana akan dihasilkan skor akhir

yang dapat dijadikan dasar untuk memperbaiki kondisi tersebut. Penyesuaian

komponen sistem kerja terhadap fisik manusia yang menggunakan komponen

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 1D221 12 251

Page 3: Postur Kerja

tersebut akan sangat membantu kerja manusia tersebut sehingga sistem akan

berjalan optimal.

B. Tujuan Praktikum

1. Praktikan mampu memahami analisa postur kerja.

2. Praktikan mampu menganalisa postur kerja pekerja.

3. Praktikan mampu mengaplikasikan metode rula dan reba untuk

mengurangi resiko kerja.

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 2D221 12 251

Page 4: Postur Kerja

BAB II

TEORI DASAR

A. Pengertian Postur Kerja

Postur kerja merupakan titik penentu dalam menganalisa keefektifan

dari suatu pekerjaan. Apabila postur kerja yang dilakukan oleh operator sudah

baik dan ergonomis maka dapat dipastikan hasil yang diperoleh oleh operator

tersebut akan baik. Akan tetapi bila postur kerja operator tersebut tidak

ergonomis maka operator tersebut akan mudah kelelahan. Apabila operator

mudah mengalami kelelahan maka hasil pekerjaan yang dilakukan operator

tersebut juga akan mengalami penurunan dan tidak sesuai dengan yang

diharapkan.

B. Pengaruh Postur Kerja Terhadap Musculoskeletal

Musculoskeletal adalah risiko kerja mengenai gangguan otot yang

disebabkan oleh kesalahan postur kerja dalam melakukan suatu aktivitas kerja.

Keluhan musculoskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal

yang dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai sangat

sakit.

Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan dalam waktu

yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa kerusakan pada sendi,

ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan inilah yang biasanya

diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDs) atau cedera

pada sistem muskuloskeletal.

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 3D221 12 251

Page 5: Postur Kerja

Secara garis besar keluhan otot dapat dikelompokkan menjadi dua,

yaitu:

1. Keluhan sementara (reversible), yaitu keluhan otot yang terjadi pada saat

otot menerima beban statis, namun demikian keluhan tersebut akan segera

hilang apabila pembebanan dihentikan.

2. Keluhan menetap (persistent), yaitu keluhan otot yang bersifat menetap.

Walaupun pembebanan kerja telah dihentikan, namun rasa sakit pada otot

masih terus berlanjut.

C. Rapid Upper Limb Assessment (RULA)

RULA adalah sebuah metode untuk menilai postur, gaya dan gerakan

suatu aktivitas kerja yang berkaitan dengan penggunaan anggota tubuh bagian

atas (upper limb). Metode ini dikembangkan untuk menyelidiki resiko

kelainan yang akan dialami oleh seorang pekerja dalam melakukan aktivitas

kerja yang memanfaatkan anggota tubuh bagian atas (upper limb).

Metode ini  menggunakan diagram postur tubuh dan tiga tabel

penilaian untuk memberikan evaluasi terhadap faktor resiko yang akan dialami

oleh pekerja. Faktor-faktor resiko yang diselidiki dalam metode ini adalah

yang telah dideskripsikan oleh McPhee’ sebagai faktor beban eksternal

(external load factors) yang meliputi :

1. Jumlah gerakan

2. Kerja otot statis

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 4D221 12 251

Page 6: Postur Kerja

3. Gaya

4. Postur kerja yang ditentukan oleh perlengkapan dan perabotan

5. Waktu kerja tanpa istirahat

Untuk menilai empat faktor beban eksternal pertama yang disebutkan

di atas (jumlah gerakan, kerja otot statis, gaya dan postur), RULA

dikembangkan untuk:

1. Menyediakan metode penyaringan populasi kerja yang cepat, untuk

penjabaran kemungkinan resiko cidera dari pekerjaan yang berkaitan

dengan anggota tubuh bagian atas;

2. Mengenali usaha otot berkaitan dengan postur kerja, penggunaan gaya dan

melakukan pekerjaan statis atau repetitif, dan hal–hal yang dapat

menyebabkan kelelahan otot;

3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dalam penilaian ergonomi

yang lebih luas meliputi faktor-faktor epidemiologi, fisik, mental,

lingkungan dan organisasional; dan biasanya digunakan untuk melengkapi

persyaratan penilaian dari UK Guidelines on the prevention of work-

related upper limb disorder (Panduan dalam pencegahan cidera kerja yang

berkaitan dengan anggota tubuh bagian atas di negara Inggris).

Pengembangan dari Rapid Upper Limb Assessment melalui 3 buah

tahapan, yaitu pertama adalah merekam posisi kerja, kedua adalah penggunaan

dari sistem skor, yang ketiga adalah penentuan level untuk mengetahui tingkat

risiko yang ada bagi tubuh dan menentukan perbaikan apa yang disarankan.

Penjelasan untuk masing-masing langkah sebagai berikut:

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 5D221 12 251

Page 7: Postur Kerja

1. Pengembangan untuk pencatatan postur tubuh

Untuk menghasilkan suatu metode yang mudah digunakan maka

tubuh dibagi ke dalam 2 segmen yaitu Grup A terdiri dari lengan bagian

atas dan bawah termasuk wrist. Sedangkan grup B terdiri dari leher,

punggung, dan kaki, semua bagian tubuh dari grup B digunakan untuk

memastikan bahwa ada kemungkinan bagian tubuh tersebut

mempengaruhi postur tubuh saat bekerja.

a. GRUP A

Posisi Lengan Atas

TABEL 3.1 Pergerakan Lengan AtasGerakan Skor

Lengan atas membentuk sudut 15° 1

Lengan atas membentuk sudut 15° - 45°

2

Lengan atas membentuk sudut 45° - 90°

3

Lengan atas membentuk sudut lebih dari 90°

4

Jika bahu terangkat dan lengan bawah mendapat tekanan maka

skor ditambah 1, dan bila posisi operator bersandar dan lengan

ditopang maka skor dikurangi 1.

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 6D221 12 251

Page 8: Postur Kerja

Posisi lengan bawah

TABEL 3.2 Pergerakan Lengan Bawah

Gerakan Skor

Lengan bawah membentuk sudut 0° - 90°

1

Lengan bawah membentuk sudut lebih dari 90°

2

Jika lengan bawah bekerja menyilang di depan tubuh atau

berada di samping tubuh maka skor ditambah 1.

Penentuan posisi wrist atau tekukan telapak tangan berdasarkan

issu kesehatan dan keselamatan adalah sebagai berikut:

TABEL 3.3 Pergerakan Tekukan Telapak Tangan (wrist)

Gerakan Skor

Jika telapak tangan berada dalam posisi netral 1

Jika telapak tangan tertekuk dengan sudut 0°- 15°

2

Jika telapak tangan tertekuk dengan sudut lebih dari 15°

3

Jika telapak tangan mengalami tekukan pada deviasi ulnar dan

radial maka skor ditambah 1.

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 7D221 12 251

Page 9: Postur Kerja

Posisi untuk telapak tangan yang mengalami tekukan dan perputaran

TABEL 3.4 Posisi telapak tangan yang mengalami tekukan dan perputaranGerakan Skor

Bila telapak tangan yang tertekuk berputar pada posisi tengah

1

Bila telapak tangan tertekuk didekat atau diakhir dari putaran

2

Untuk lebih jelas maka posisi tubuh GRUP A dapat di lihat

pada gambar di bawah ini :

GAMBAR 3.1 Posisi Tubuh dari GRUP A

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 8D221 12 251

Page 10: Postur Kerja

b. GRUP B

Posisi dari Leher

TABEL 3.5 Pergerakan LeherGerakan Skor Jika leher

menoleh kesamping

kiri dan kanan dan jika leher menekuk

ke samping kiri dan

kanan maka skor +1

Jika leher membentuk sudut 0°- 10°

1

Jika leher membentuk sudut 10° - 20°

2

Jika leher membentuk sudut lebih dari 20°

3

Jika leher melakukan dalam posisi ekstensi ke atas

4

Jika leher operator banyak menoleh kesamping kiri atau kanan

dan tertekuk kesamping kiri dan kanan maka skor ditambah 1.

Posisi Punggung

TABEL 3.6 Pergerakan Punggung atau Batang TubuhGerakan Skor

Jika duduk atau disangga dengan baik oleh batang tubuh 1

yang membentuk sudut 90° atau lebih

Jika punggung membentuk sudut 0° - 20° 2

Jika punggung membentuk sudut 20° - 60° 3

Jika punggung membentuk sudut 60° 4

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 9D221 12 251

Page 11: Postur Kerja

Posisi Kaki

TABEL 3.7 Pergerakan KakiGerakan Skor

Jika paha dan kaki mendukung dan seimbang 1

Jika paha dan kaki tidak mendukung dan tidak seimbang

2

Untuk lebih jelas maka posisi tubuh GRUP B dapat di lihat

pada gambar di bawah ini :

GAMBAR 3.2 Posisi Tubuh dari GRUP B

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 10D221 12 251

Page 12: Postur Kerja

2. Pengembangan sistem skor untuk penggolongan bagian tubuh

Sebuah nilai tunggal dibutuhkan dari grup A dan Grup B yang

mana mewakili tingkatan atau pembobotan postur dari sistem

musculoskeletal yang terdapat dalam kombinasi postur bagian tubuh.

Kemudian langkah selanjutnya adalah menetapkan skor penggunaan otot

(muscle use score) dan skor untuk gaya atau pembebanan (force/load

score), dengan ketentuan sebagai berikut:

Untuk muscle use score ketentuan adalah bila postur tubuh tetap

dalam jangka waktu yang lama (memegang dalam waktu lebih dari 1

menit) atau melakukan pengulangan gerakan kira-kira 4 kali dalam waktu

1 menit maka skor bertambah menjadi 1.

Untuk force/load score dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

TABEL 3.8 Penggunaan OtotGerakan Otot Skor

Sebagian besar statis, misalnya memegang lebih dari 10 menit

1

Gerakan yang mengulang lebih dari 4 kali per menit 1

TABEL 3.9 Gaya atau PembebananGerakan Skor

Bila beban kurang dari 2 kg (intermittent) 0

Bila beban antara 2kg – 10 kg (intermittent) 1

Bila beban antara 2kg – 10kg (statis atau perulangan)

2

Bila beban lebih dari 10 kg atau perulangan atau

3

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 11D221 12 251

Page 13: Postur Kerja

Untuk force atau load score selain menggunakan tabel di atas juga

ditentukan dari lamanya bekerja. Untuk waktu kerja 4-6 jam maka skor

menjadi 1, sedangkan untuk waktu kerja lebih dari 6 jam skor menjadi 2.

Setelah hal di atas dilakukan maka langkah selanjutnya adalah membuat

tabel untuk postur tubuh baik dari grup A dan grup B yang nantinya

bersama dengan force/load score dan muscle use score digunakan untuk

menemukan score akhir dan daftar aksi perbaikan. Untuk menentukan nilai

grup A menggunakan Tabel berikut:

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 12D221 12 251

Page 14: Postur Kerja

TABEL 3.10 Pembobotan GRUP A (postur Anggota Gerak Atas)

TABEL A

Pergelangan Tangan

1 2 3 4

Pergelangan

Tangan

Menekuk

Pergelangan

Tangan

Menekuk

Pergelangan

Tangan

Menekuk

Pergelangan

Tangan

MenekukLengan

Atas

Lengan

Bawah1 2 1 2 1 2 1 2

  1 1 2 2 2 2 3 3 3

1 2 2 2 2 2 3 3 3 3

3 2 3 2 3 3 3 4 4

  1 2 2 2 3 3 3 4 4

2 2 2 2 2 3 3 3 4 4

  3 2 3 3 3 3 4 4 5

  1 2 3 3 3 4 4 5 5

3 2 2 3 3 3 4 4 5 5

  3 2 3 3 4 4 4 5 5

  1 3 4 4 4 4 4 5 5

4 2 3 4 4 4 4 4 5 5

  3 3 4 4 5 5 5 6 6

  1 5 5 5 5 5 6 6 7

5 2 5 6 6 6 6 7 7 7

  3 6 6 6 7 7 7 7 8

  1 7 7 7 7 7 8 8 9

6 2 7 8 8 8 8 9 9 9

  3 9 9 9 9 9 9 9 9

Cara penggunaannya adalah setelah kita menemukan semua skor

untuk lengan atas dan lainnya kita masukkan ke dalam tabel sesuai dengan

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 13D221 12 251

Page 15: Postur Kerja

skor dari Tabel sebelumnya sampai kita menemukan nilai akhir dari Tabel

A ini. Untuk Grup B menggunakan Tabel di bawah ini:

Untuk grup B menggunakan Tabel di bawah ini:

TABEL 3.11 Pembobotan GRUP B (leher, Punggung, Kaki)

TABEL

B

Batang Tubuh

1 2 3 4 5 6

Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki

Leher 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7

2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7

3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7

4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8

5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8

6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

3. Pengembangan skor akhir dan langkah perbaikan

Setelah tadi melakukan pencarian nilai untuk grup A dan grup B

maka langkah terakhir yang dilakukan adalah melakukan pencarian skor

akhir untuk mengetahui apakah postur tubuh dari operator tersebur

mengandung tingkat bahaya atau tidak, dengan penggabungan dari muscle

use score dan force/load score. Dapat diformulasikan dengan rumus

sebagai berikut:

Score A + muscle use score dan force/load score grup A = Score C

Score B + muscle use score dan force/load score grup B = Score D

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 14D221 12 251

Page 16: Postur Kerja

Nilai Akhir (Grand Total Score) diperoleh berdasarkan dari tabel

berikut ini:

TABEL 3.12 Nilai Akhir (Grand Total Score)

Score C*

Nilai Akhir (Grand Total Score)

Score D = Score dari Tabel B + Muscle Use Score + Force

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1 2 3 3 4 5 5 5 5

2 2 2 3 4 4 5 5 5 5

3 3 3 3 4 4 5 6 6 6

4 3 3 3 4 5 6 6 6 6

5 4 4 4 5 6 7 7 7 7

6 4 4 5 6 6 7 7 7 7

7 5 5 6 6 7 7 7 7 7

8 5 5 6 7 7 7 7 7 7

9 5 5 6 7 7 7 7 7 7

Setelah didapatkan nilai dari score C dan score D maka kemudian

dimasukkan ke dalam tabel Grand Score yang kemudian didapatkan skor

yang ada di dalam tabel tersebut. Kemudian untuk menterjemahkan nilai

dari tabel 10, maka dibuatlah suatu daftar perbaikan yang bisa dilihat

berikut ini:

a. Level 1, skor akhir menunjukkan nilai 1-2 yang mengindikasikan

bahwa postur tersebut dapat diterima dan tidak memerlukan perbaikan

untuk jangka waktu yang lama.

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 15D221 12 251

Page 17: Postur Kerja

b. Level 2, skor akhir menunjukkan nilai 3-4 mengindikasikan

membutuhkan investigasi dan perubahan terhadap postur kerja

mungkin dapat dilakukan.

c. Level 3, skor akhir menunjukkan nilai 5-6 yang berarti investigasi dan

perubahan postur kerja harus dilakukan secepatnya.

d. Level 4, skor akhir menunjukkan nilai akhir 7 yang mengindikasikan

investigasi dan perubahan harus dilakukan dengan segera.

Setelah langkah ini dilakukan kita baru bisa mengambil keputusan

untuk melakukan perubahan dan perbaikan dari postur kerja operator baik

itu dari fasilitas kerja maupun dari metode kerja yang ada, dan tergantung

dari kebutuhan dari organisasi yang membutuhkan.

D. Rapid Entire Body Assessment (REBA)

REBA sebuah metode penilaian postur kerja untuk menilai faktor

resiko gangguan tubuh secara keseluruhan. Data yang dikumpulkan adalah

data mengenai postur tubuh, kekuatan yang digunakan, jenis pergerakan atau

aksi, pengulangan dan pegangan. Skor akhir REBA dihasilkan untuk

memberikan sebuah indikasi tingkat resiko dan tingkat keutamaan dari sebuah

tindakan yang harus diambil.

Faktor postur tubuh yang dinilai dibagi atas dua kelompok utama atau

grup yaitu grup A yang terdiri atas postur tubuh kanan dan postur tubuh kiri

dari batang tubuh (trunk), leher (neck) dan kaki (legs). Sedangkan grup B

terdiri atas postur kanan dan kiri dari lengan atas (upper arm), lengan bawah

(lower arm), dan pergelangan tangan (wrist). Pada masing-masing grup,

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 16D221 12 251

Page 18: Postur Kerja

diberikan suatu skala postur tubuh dan suatu pernyataan tambahan. Diberikan

juga faktor beban/kekuatan dan pegangan (coupling).

REBA dapat digunakan ketika penilaian postur kerja diperlukan dan

dalam sebuah pekerjaan:

1. Keseluruhan bagian badan digunakan.

2. Postur tubuh statis, dinamis, cepat berubah, atau tidak stabil.

3. Melakukan sebuah pembebanana seperti mengangkat benda baik secara

rutin maupun sesekali.

4. Perubahan tempat kerja, peralatan, atau pelatihan pekerja sehingga

dilakukan dan diawasi sebelum atau sesudah perubahan.

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 17D221 12 251

Page 19: Postur Kerja

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

1. Kamera, handycam, atau alat lain yang dapat mendokumentasikan

gambar

2. Beban

B. Prosedur Praktikum

1. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan berupa lembar pengamatan

postur kerja serta alat tulis.

2. Tiap kelompok mengobservasi pekerjaan yang ada di lapangan.

3. Merekam aktivitas kerja.

4. Melaksanakan pengamatan terhadap objek melalui video.

5. Mencatat hasil pengamatan dalam lembar pengamatan postur kerja.

6. Melakukan perhitungan perhitungan kerja.

7. Membuat laporan praktikum, analisis data, dan perbaikan sistem kerja.

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 18D221 12 251

Page 20: Postur Kerja

BAB IV

PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

4.1. PENGOLAHAN DATA

A. Elemen Kerja 1 (Menjangkau)

GAMBAR 4.1 Aktifitas kerja menjangkau beban

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 19D221 12 251

7878°

75°

24°

22°

Page 21: Postur Kerja

1. Skor

a. Skor postur kerja grup A

1) Lengan atas membentuk sudut 75° sehingga mendapatkan skor: 3

2) Lengan bawah membentuk sudut 22° sehingga mendapatkan skor:

1

3) Telapak tangan berada pada posisi normal sehingga mendapatkan

skor: 1

4) Telapak tangan yang tertekuk berputar pada posisi tengah sehingga

mendapatkan skor: 1

b. Skor postur kerja grup B

1) Leher membentuk sudut 24° sehingga mendapatkan skor 3

2) Punggung membentuk sudut 78° sehingga mendapatkan skor 4

3) Paha dan kaki mendukung dan seimbang sehingga mendapatkan

skor 1

c. Skor beban

1) Berat beban 0 kg sehingga mendapatkan skor: 0

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 20D221 12 251

Page 22: Postur Kerja

2. Tabel

a. Pembobotan grup A

TABEL 4.1 Pembobotan GRUP A (postur Anggota Gerak Atas)

TABEL A

Pergelangan Tangan

1 2 3 4

Pergelangan

Tangan

Menekuk

Pergelangan

Tangan

Menekuk

Pergelangan

Tangan

Menekuk

Pergelangan

Tangan

MenekukLengan

Atas

Lengan

Bawah1 2 1 2 1 2 1 2

1

1 1 2 2 2 2 3 3 3

2 2 2 2 2 3 3 3 3

3 2 3 2 3 3 3 4 4

2

1 2 2 2 3 3 3 4 4

2 2 2 2 3 3 3 4 4

3 2 3 3 3 3 4 4 5

3

1 2 3 3 3 4 4 5 5

2 2 3 3 3 4 4 5 5

3 2 3 3 4 4 4 5 5

4

1 3 4 4 4 4 4 5 5

2 3 4 4 4 4 4 5 5

3 3 4 4 5 5 5 6 6

5

1 5 5 5 5 5 6 6 7

2 5 6 6 6 6 7 7 7

3 6 6 6 7 7 7 7 8

6

1 7 7 7 7 7 8 8 9

2 7 8 8 8 8 9 9 9

3 9 9 9 9 9 9 9 9

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 21D221 12 251

Page 23: Postur Kerja

b. Pembobotan grup B

TABEL 4.2 Pembobotan GRUP B (postur Anggota Gerak Bawah)

TABEL

B

Batang Tubuh

1 2 3 4 5 6

Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki

Leher 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7

2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7

3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7

4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8

5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8

6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

c. Bobot total (skor grup A/B + load skor = skor C/D)

1. Skor total A (skor C) sebesar 2

2. Skor total B (skor D) sebesar 5

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 22D221 12 251

Page 24: Postur Kerja

TABEL 4.3 Pembobotan total

Score C

Nilai Akhir (Grand Total Score)

Score D = Score dari Tabel B + Muscle Use Score + Force

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1 2 3 3 4 5 5 5 5

2 2 2 3 4 4 5 5 5 5

3 3 3 3 4 4 5 6 6 6

4 3 3 3 4 5 6 6 6 6

5 4 4 4 5 6 7 7 7 7

6 4 4 5 6 6 7 7 7 7

7 5 5 6 6 7 7 7 7 7

8 5 5 6 7 7 7 7 7 7

9 5 5 6 7 7 7 7 7 7

3. Keputusan

Dari hasil akhir perhitungan skor postur kerja dari elemen kerja

menjangkau didapatkan bahwa elemen kerja tersebut berada pada level 2

dengan skor akhir 4 yang mengindikasikan membutuhkan investigasi dan

perubahan terhadap postur kerja mungkin dapat dilakukan.

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 23D221 12 251

Page 25: Postur Kerja

B. Elemen Kerja II (Mengangkat)

GAMBAR 4.2 Aktifitas kerja mengangkat beban

1. Skor

a. Skor postur kerja grup A

1) Lengan atas membentuk sudut 53° sehingga mendapatkan skor: 3

2) Lengan bawah membentuk sudut 42° sehingga mendapatkan skor:

1

3) Telapak tangan membentuk sudut 12° sehingga mendapatkan skor:

2

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 24D221 12 251

68°

53°

32°

42°

12°

Page 26: Postur Kerja

4) Telapak tangan yang tertekuk berputar pada posisi tengah sehingga

mendapatkan skor: 1

b. Skor postur kerja grup B

1) Leher membentuk sudut 32° sehingga mendapatkan skor: 3

2) Punggung membentuk sudut 68° sehingga mendapatkan skor: 4

3) Paha dan kaki mendukung dan seimbang sehingga mendapatkan

skor: 1

c. Skor beban

1) Berat beban sebesar 15 kg sehingga mendapatkan skor: 3

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 25D221 12 251

Page 27: Postur Kerja

2. Tabel

a. Pembobotan grup A

TABEL 4.4 Pembobotan GRUP A (postur Anggota Gerak Atas)

TABEL A

Pergelangan Tangan

1 2 3 4

Pergelangan

Tangan

Menekuk

Pergelangan

Tangan

Menekuk

Pergelangan

Tangan

Menekuk

Pergelangan

Tangan

MenekukLengan

Atas

Lengan

Bawah1 2 1 2 1 2 1 2

1

1 1 2 2 2 2 3 3 3

2 2 2 2 2 3 3 3 3

3 2 3 2 3 3 3 4 4

2

1 2 2 2 3 3 3 4 4

2 2 2 2 3 3 3 4 4

3 2 3 3 3 3 4 4 5

3

1 2 3 3 3 4 4 5 5

2 2 3 3 3 4 4 5 5

3 2 3 3 4 4 4 5 5

4

1 3 4 4 4 4 4 5 5

2 3 4 4 4 4 4 5 5

3 3 4 4 5 5 5 6 6

5

1 5 5 5 5 5 6 6 7

2 5 6 6 6 6 7 7 7

3 6 6 6 7 7 7 7 8

6

1 7 7 7 7 7 8 8 9

2 7 8 8 8 8 9 9 9

3 9 9 9 9 9 9 9 9

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 26D221 12 251

Page 28: Postur Kerja

b. Pembobotan grup B

TABEL 4.5 Pembobotan GRUP B (postur Anggota Gerak Bawah)

TABEL

B

Batang Tubuh

1 2 3 4 5 6

Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki

Leher 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7

2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7

3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7

4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8

5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8

6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

c. Bobot total (skor grup A/B + load skor = skor C/D)

1. Skor total A (skor C) sebesar 6

2. Skor total B (skor D) sebesar 8

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 27D221 12 251

Page 29: Postur Kerja

TABEL 4.6 Pembobotan total

Score C

Nilai Akhir (Grand Total Score)

Score D = Score dari Tabel B + Muscle Use Score + Force

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1 2 3 3 4 5 5 5 5

2 2 2 3 4 4 5 5 5 5

3 3 3 3 4 4 5 6 6 6

4 3 3 3 4 5 6 6 6 6

5 4 4 4 5 6 7 7 7 7

6 4 4 5 6 6 7 7 7 7

7 5 5 6 6 7 7 7 7 7

8 5 5 6 7 7 7 7 7 7

9 5 5 6 7 7 7 7 7 7

3. Keputusan

Dari hasil akhir perhitungan skor postur kerja dari elemen kerja

mengangkat didapatkan bahwa elemen kerja tersebut berada pada level 4

dengan skor akhir 7 yang mengindikasikan investigasi dan perubahan

harus dilakukan segera.

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 28D221 12 251

Page 30: Postur Kerja

C. Elemen Kerja III (Membawa)

GAMBAR 4.3 Aktifitas kerja membawa beban

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 29D221 12 251

39°

65°

41°

12°0°

Page 31: Postur Kerja

1. Skor

a. Skor postur kerja grup A

1) Lengan atas membentuk sudut 12° sehingga mendapatkan skor: 1

2) Lengan bawah membentuk sudut 65° sehingga mendapatkan skor:

1

3) Telapak tangan membentuk sudut 41° sehingga mendapatkan skor:

3

4) Telapak tangan yang tertekuk berputar pada posisi tengah sehingga

mendapatkan skor: 1

b. Skor postur kerja grup B

1) Leher membentuk sudut 39° sehingga mendapatkan skor: 3

2) Punggung membentuk sudut 0° tanpa penyangga sehingga

mendapatkan skor: 2

3) Paha dan kaki tidak mendukung dan tidak seimbang sehingga

mendapatkan skor: 2

c. Skor beban

1) Berat beban sebesar 15 kg sehingga mendapatkan skor: 3

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 30D221 12 251

Page 32: Postur Kerja

2. Tabel

a. Pembobotan grup A

TABEL 4.7 Pembobotan GRUP A (postur Anggota Gerak Atas)

TABEL A

Pergelangan Tangan

1 2 3 4

Pergelangan

Tangan

Menekuk

Pergelangan

Tangan

Menekuk

Pergelangan

Tangan

Menekuk

Pergelangan

Tangan

MenekukLengan

Atas

Lengan

Bawah1 2 1 2 1 2 1 2

1

1 1 2 2 2 2 3 3 3

2 2 2 2 2 3 3 3 3

3 2 3 2 3 3 3 4 4

2

1 2 2 2 3 3 3 4 4

2 2 2 2 3 3 3 4 4

3 2 3 3 3 3 4 4 5

3

1 2 3 3 3 4 4 5 5

2 2 3 3 3 4 4 5 5

3 2 3 3 4 4 4 5 5

4

1 3 4 4 4 4 4 5 5

2 3 4 4 4 4 4 5 5

3 3 4 4 5 5 5 6 6

5

1 5 5 5 5 5 6 6 7

2 5 6 6 6 6 7 7 7

3 6 6 6 7 7 7 7 8

6

1 7 7 7 7 7 8 8 9

2 7 8 8 8 8 9 9 9

3 9 9 9 9 9 9 9 9

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 31D221 12 251

Page 33: Postur Kerja

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 32D221 12 251

Page 34: Postur Kerja

b. Pembobotan grup B

TABEL 4.8 Pembobotan GRUP B (postur Anggota Gerak Bawah)

TABEL

B

Batang Tubuh

1 2 3 4 5 6

Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki

Leher 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7

2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7

3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7

4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8

5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8

6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

c. Bobot total (skor grup A/B + load skor = skor C/D)

1. Skor total A (skor C) sebesar 5

2. Skor total B (skor D) sebesar 7

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 33D221 12 251

Page 35: Postur Kerja

TABEL 4.9 Pembobotan total

Score C

Nilai Akhir (Grand Total Score)

Score D = Score dari Tabel B + Muscle Use Score + Force

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1 2 3 3 4 5 5 5 5

2 2 2 3 4 4 5 5 5 5

3 3 3 3 4 4 5 6 6 6

4 3 3 3 4 5 6 6 6 6

5 4 4 4 5 6 7 7 7 7

6 4 4 5 6 6 7 7 7 7

7 5 5 6 6 7 7 7 7 7

8 5 5 6 7 7 7 7 7 7

9 5 5 6 7 7 7 7 7 7

3. Keputusan

Dari hasil akhir perhitungan skor postur kerja dari elemen kerja

membawa didapatkan bahwa elemen kerja tersebut berada pada level 4

dengan skor akhir 7 yang mengindikasikan investigasi dan perubahan

harus dilakukan segera.

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 34D221 12 251

Page 36: Postur Kerja

D. Elemen Kerja IV (Meletakkan)GAMBAR 4.4 Aktifitas kerja menaruh beban

1. Skor

a. Skor postur kerja grup A

1) Lengan atas membentuk sudut 71° sehingga mendapatkan skor: 3

2) Lengan bawah membentuk sudut 12° sehingga mendapatkan skor:

1

3) Telapak tangan berada pada posisi netral sehingga mendapatkan

skor: 1

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 35D221 12 251

68°

71°

28°

12°

Page 37: Postur Kerja

4) Telapak tangan yang tertekuk berputar pada posisi tengah sehingga

mendapatkan skor: 1

b. Skor postur kerja grup B

1) Leher membentuk sudut 28° sehingga mendapatkan skor: 3

2) Punggung membentuk sudut 68° sehingga mendapatkan skor: 4

3) Paha dan kaki mendukung dan seimbang sehingga mendapatkan

skor: 1

c. Skor beban

1) Berat beban sebesar 15 kg sehingga mendapatkan skor: 3

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 36D221 12 251

Page 38: Postur Kerja

2. Tabel

a. Pembobotan grup A

TABEL 4.10 Pembobotan GRUP A (postur Anggota Gerak Atas)

TABEL A

Pergelangan Tangan

1 2 3 4

Pergelangan

Tangan

Menekuk

Pergelangan

Tangan

Menekuk

Pergelangan

Tangan

Menekuk

Pergelangan

Tangan

MenekukLengan

Atas

Lengan

Bawah1 2 1 2 1 2 1 2

1

1 1 2 2 2 2 3 3 3

2 2 2 2 2 3 3 3 3

3 2 3 2 3 3 3 4 4

2

1 2 2 2 3 3 3 4 4

2 2 2 2 3 3 3 4 4

3 2 3 3 3 3 4 4 5

3

1 2 3 3 3 4 4 5 5

2 2 3 3 3 4 4 5 5

3 2 3 3 4 4 4 5 5

4

1 3 4 4 4 4 4 5 5

2 3 4 4 4 4 4 5 5

3 3 4 4 5 5 5 6 6

5

1 5 5 5 5 5 6 6 7

2 5 6 6 6 6 7 7 7

3 6 6 6 7 7 7 7 8

6

1 7 7 7 7 7 8 8 9

2 7 8 8 8 8 9 9 9

3 9 9 9 9 9 9 9 9

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 37D221 12 251

Page 39: Postur Kerja

b. Pembobotan grup B

TABEL 4.11 Pembobotan GRUP B (postur Anggota Gerak Bawah)

TABEL

B

Batang Tubuh

1 2 3 4 5 6

Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki

Leher 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7

2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7

3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7

4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8

5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8

6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

c. Bobot total (skor grup A/B + load skor = skor C/D)

1. Skor total A (skor C) sebesar 5

2. Skor total B (skor D) sebesar 8

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 38D221 12 251

Page 40: Postur Kerja

TABEL 4.12 Pembobotan total

Score C

Nilai Akhir (Grand Total Score)

Score D = Score dari Tabel B + Muscle Use Score + Force

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1 2 3 3 4 5 5 5 5

2 2 2 3 4 4 5 5 5 5

3 3 3 3 4 4 5 6 6 6

4 3 3 3 4 5 6 6 6 6

5 4 4 4 5 6 7 7 7 7

6 4 4 5 6 6 7 7 7 7

7 5 5 6 6 7 7 7 7 7

8 5 5 6 7 7 7 7 7 7

9 5 5 6 7 7 7 7 7 7

3. Keputusan

Dari hasil akhir perhitungan skor postur kerja dari elemen kerja

meletakan didapatkan bahwa elemen kerja tersebut berada pada level 4

dengan skor akhir 7 yang mengindikasikan investigasi dan perubahan

harus dilakukan segera.

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 39D221 12 251

Page 41: Postur Kerja

E. Elemen Kerja V (Melepas)

GAMBAR 4.5 Aktifitas kerja melepas beban

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 40D221 12 251

29°

0° 0°

12°

Page 42: Postur Kerja

1. Skor

a. Skor postur kerja grup A

1) Lengan atas membentuk sudut 0° sehingga mendapatkan skor: 1

2) Lengan bawah membentuk sudut 30° sehingga mendapatkan skor:

1

3) Telapak tangan berada dalam posisi netral sehingga mendapatkan

skor: 1

4) Telapak tangan yang tertekuk berputar pada posisi tengah sehingga

mendapatkan skor: 1

b. Skor postur kerja grup B

1) Leher membentuk sudut 29° sehingga mendapatkan skor: 3

2) Punggung membentuk sudut 0° sehingga mendapatkan skor: 2

3) Paha dan kaki mendukung dan seimbang sehingga mendapatkan

skor: 1

c. Skor beban

1) Berat beban sebesar 0 kg sehingga mendapatkan skor: 0

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 41D221 12 251

Page 43: Postur Kerja

2. Tabel

a. Pembobotan grup A

TABEL 4.13 Pembobotan GRUP A (postur Anggota Gerak Atas)

TABEL A

Pergelangan Tangan

1 2 3 4

Pergelangan

Tangan

Menekuk

Pergelangan

Tangan

Menekuk

Pergelangan

Tangan

Menekuk

Pergelangan

Tangan

MenekukLengan

Atas

Lengan

Bawah1 2 1 2 1 2 1 2

1

1 1 2 2 2 2 3 3 3

2 2 2 2 2 3 3 3 3

3 2 3 2 3 3 3 4 4

2

1 2 2 2 3 3 3 4 4

2 2 2 2 3 3 3 4 4

3 2 3 3 3 3 4 4 5

3

1 2 3 3 3 4 4 5 5

2 2 3 3 3 4 4 5 5

3 2 3 3 4 4 4 5 5

4

1 3 4 4 4 4 4 5 5

2 3 4 4 4 4 4 5 5

3 3 4 4 5 5 5 6 6

5

1 5 5 5 5 5 6 6 7

2 5 6 6 6 6 7 7 7

3 6 6 6 7 7 7 7 8

6

1 7 7 7 7 7 8 8 9

2 7 8 8 8 8 9 9 9

3 9 9 9 9 9 9 9 9

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 42D221 12 251

Page 44: Postur Kerja

b. Pembobotan grup B

TABEL 4.14 Pembobotan GRUP B (postur Anggota Gerak Bawah)

TABEL

B

Batang Tubuh

1 2 3 4 5 6

Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki Kaki

Leher 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7

2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7

3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7

4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8

5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8

6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

c. Bobot total (skor grup A/B + load skor = skor C/D)

1. Skor total A (skor C) sebesar 1

2. Skor total B (skor D) sebesar 3

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 43D221 12 251

Page 45: Postur Kerja

TABEL 4.15 Pembobotan total

Score C

Nilai Akhir (Grand Total Score)

Score D = Score dari Tabel B + Muscle Use Score + Force

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 1 2 3 3 4 5 5 5 5

2 2 2 3 4 4 5 5 5 5

3 3 3 3 4 4 5 6 6 6

4 3 3 3 4 5 6 6 6 6

5 4 4 4 5 6 7 7 7 7

6 4 4 5 6 6 7 7 7 7

7 5 5 6 6 7 7 7 7 7

8 5 5 6 7 7 7 7 7 7

9 5 5 6 7 7 7 7 7 7

3. Keputusan

Dari hasil akhir perhitungan skor postur kerja dari elemen kerja

melepas didapatkan bahwa elemen kerja tersebut berada pada level 2

dengan skor akhir 3 yang mengindikasikan membutuhkan investigasi dan

perubahan terhadap postur kerja mungkin dapat dilakukan.

4.2. ANALISA

Dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan dapat dianalisa dan

dievaluasi postur kerja dalam pekerjaan memindahkan material dengan cara

manual material handling dengan beban seberat 15 kg.

Dari hasil perhitungan didapatkan hasil akhir dari elemen kerja

menjangkau dan melepaskan berada pada level 2 yang mengindikasikan

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 44D221 12 251

Page 46: Postur Kerja

membutuhkan investigasi dan perubahan terhadap postur kerja untuk

dilakukan. Sedangkan hasil akhir dari kerja mengangkat, membawa, dan

meletakan berada pada level 4 yang mengindikasikan investigasi dan

perubahan harus dilakukan segera.

Dari hasil tersebut dengan beban seberat 15 kg sangat beresiko untuk

dilakukan pekerjaan memindahkan material secara manual berulang kali

terkhusus untuk elemen kerja mengangkat, membawa, dan meletakan.

Sedangkan untuk menjangkau dan melepaskan meski tanpa ada beban tetap

saja dibutuhkan perubahan sistem kerja untuk dilakukan, ini mengindikasikan

bahwa postur kerja dari pekerja tersebut sangat beresiko dilakukan berulang

kali.

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 45D221 12 251

Page 47: Postur Kerja

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Dalam menganalisa postur kerja terdapat beberapa metode yang dapat

digunakan, yaitu NIOSH Lifting Guide, RULA, REBA, dan QEC. Dari

metode – metode tersebut yang sering dipakai yaitu RULA dan REBA.

RULA (Rapid Upper Limb Asessment) adalah sebuah metode untuk

menilai postur kerja dari suatu aktifitas kerja pada tubuh bagian atas,

sedangkan REBA (Rapid Entire Body Asessment) adalah sebuah metode

untuk menilai postur kerja pada seluruh tubuh.

2. Dari hasil skor akhir, dapat dilihat bahwa elemen kerja mengangkat,

membawa, dan meletakan, dimana berada pada level 4 (low risk) yang

berarti sangat beresiko dilakukan berulang kali dan perubahan sistem kerja

dilakukan dengan segera. Sedangkan elemen kerja menjangkau dan

melepas, dimana berada pada level 2 (negligible risk) yang berarti

membutuhkan investigasi dan perubahan yang mungkin dapat dilakukan.

3. Ketiga elemen kerja, yakni mengangkat, membawa, dan meletakan harus

dilakukan perbaikan kerja untuk mengurangi resiko kerja dengan

memberikan alat pemindah bahan yang dapat membantu pekerja dan untuk

menjangkau material pada tinggi yang ideal, serta dengan segera

memperbaiki sistem kerja dari pekerjaan tersebut.

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 46D221 12 251

Page 48: Postur Kerja

B. SARAN

1. Untuk Asisten

a. Tidak ada saran untuk mengubah tapi sebaiknya pahami betul materi

sebelum percobaan dilakukan.

b. Waktu respon baiknya dioptimalkan, bukan dipersingkat.

2. Untuk laboratorium

Sebaiknya alat percobaannya dilengkapi sehingga sangat memadai

dalam pengambilan data.

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 47D221 12 251

Page 49: Postur Kerja

DAFTAR PUSTAKA

1. Andrian, Deni. 2013. Pengukuran Tingkat Resiko Ergonomi Secara

Biomekanika Pada Pekerja Pengangkutan Semen (Studi Kasus: PT. Semen

Baturaja).

2. Bambang Tjitro S, Budi G S, Heru Wicaksono, 2006, Perbaikan Fasilitas

Kerja Pada Proses Finishing yang Ergonomis di Industri Rumah Tangga

Plastik Hasta Cipta Indoplast Surabaya, Laboratorium Engineering

Management, Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya, Seminar

Nasional Ergonomi, Proceeding

3. http://mutiamanarisa.wordpress.com/2010/03/25/rula-rapid-upper-limb-

assessment/ Diakses : 4 Januari 2015

4. Susihono, Wahyu. 2012. Perbaikan Postur Kerja Untuk Mengurangi

Keluhan Musculoskeletal Dengan Pendekatan Metode OWAS (Studi

Kasus Di UD. Rizki Ragil Jaya - Kota Cilegon).

5. Tarwaka, PGDip.sc. 2010. Ergonomi Industri Dasar-dasar Pengetahuan

Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Harapan Press, Solo.

Kelompok 3Ahmad Wira Indrawan MODUL 3:

Postur Kerja Hal 48D221 12 251