Page 1
PORTOFOLIO
Nama Peserta : dr. Reza Pramyudha
Nama Wahana : RSUD Banjar Baru
Topik : Hemiparese sinistra e. c. Susp. Stroke Non Haemoragie
Tanggal (Kasus) : 15 Januari 2013
Nama Pasien : Tn. A No MR : 17.27.48
Tanggal Presentasi : 19 Januari 2013
Nama Pendamping : dr. Faisal Rahman
Tempat Presentasi : Aula Komite Medik RSUD Banjar Baru
Objektif Presentasi : Diagnostik
Deskripsi
ANAMNESI S
AUTO / ALLO ANAMNESA : Auto & Alloanamnesa
KELUHAN UTAMA : Lemas Pada Tangan dan kaki Sebelah Kiri
KELUHAN TAMBAHAN : Pusing dan Mual
± 3 jam SMRS pasien mengeluhkan lemas pada tangan dan kaki sebelah kiri.
Lemas dirasakan mucul secara berbarengan pada tangan dan kaki sebelah kiri. Lemas
yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba, pasien mencoba minum teh manis hangat dan
mengoleskan minyak kayu putih untuk mengurangi rasa lemas tersebut dan beberapa saat
kemudian pasien merasa rasa lemas tersebut sudah mulai berangsur-angsur membaik,
namun selang ± 15 menit kemudian keluhan tersebut kembali mucul. Lemas dirasakan
pasien sessat setelah pasien terbangun dari tidur siangnya.
± 3 jam SMRS pasien juga mengeluhkan pusing. Pusing dirasakan pasien
berbarengan dengan munculnya keluhan lemas pada tangan dan kaki sebelah kiri. Pusing
dirasakan pada seluruh kepalanya. Pusing yang dirasakan pasien seperti terasa melayang.
Untuk mengurangi keluhan ini pasien belum minum obat apapun. Pasien juga
menyangkal bahwa sebelumnya pasien mengalami benturan pada kepala. Oleh keluarga
Page 2
pasien langsung dibawa ke RSUD banjarbaru. Pasien juga mengeluhkan muncul keluhan
mual tapi tanpa disertai muntah.
Pasien mempunyai riwayat stroke sebelumnya (+) ± 1 tahun yang lalu, namun
pasien tidak tahu pasti stroke yang diderita pasien saat itu merupakan stroke karena
sumbatan atau perdaharan, dan pasien dirawat ± 2 minggu. Hipertensi tidak terkontrol
(+), kolestrol (+), Riwayat penyakit kencing manis, asam urat, penyakit jantung
disangkal. Riwayat merokok disangkal. Pasien menyukai makanan yang berlemak dan
bersantan. Pasien juga jarang berolahraga.
Tujuan : Mendiagnosis dan memberikan penatalaksanaan yang
tepat pada pasien Hemiparese sinistra e. c. Susp. Stroke
Non Haemoragie
Bahan Bahasan : Kasus
Cara Membahas : Presentasi dan diskusi
Data Pasien : Nama : Tn. A
Umur : 61 tahun
No. MR : 17.27.48
Tempat : Bangsal Camar kelas I Ruang A 4
RSUD Banjar Baru
Data Utama Untuk Bahan Diskusi
1. Diagnosis : Hemiparese sinistra e. c. Susp. Stroke Non Haemoragie
2. Gambaran Klinis
- ± 3 jam SMRS pasien mengeluhkan lemas pada tangan dan kaki sebelah kiri.
Lemas dirasakan mucul secara berbarengan pada tangan dan kaki sebelah kiri.
Lemas yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba, namun beberapa saat kemudian
pasien merasa rasa lemas tersebut sudah mulai berangsur-angsur membaik,
namun selang ± 15 menit kemudian keluhan tersebut kembali mucul. Lemas
dirasakan pasien sessat setelah pasien terbangun dari tidur siangnya.
- ± 3 jam SMRS pasien juga mengeluhkan pusing. Pusing dirasakan pasien
berbarengan dengan munculnya keluhan lemas pada tangan dan kaki sebelah
kiri. Pusing dirasakan pada seluruh kepalanya. Pusing yang dirasakan pasien
Page 3
seperti terasa melayang. Untuk mengurangi keluhan ini pasien belum minum
obat apapun. Pasien juga menyangkal bahwa sebelumnya pasien mengalami
benturan pada kepala. Oleh keluarga pasien langsung dibawa ke RSUD
banjarbaru. Pasien juga mengeluhkan ,uncul keluhan mual tapi tanpa disertai
muntah.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat stroke sebelumnya (+) ± 1 tahun yang lalu
- Riwayat Hipertensi tidak terkontrol (+), kolestrol (+)
- Riwayat penyakit kencing manis, asam urat, penyakit jantung disangkal.
- Riwayat trauma pada kepala disangkal
- Riwayat kejang disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat dalam keluarga dengan penyakit yang sama disangkal
5. Riwayat Alergi
- Riwayat alergi makanan dan obat-obatan disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
Objective
S TATUS GENERALIS
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Komposmentis
GCS : E4M6V5 = 15
Tekanan darah : 160/90 mmhg
Nadi : 96 X/menit
Suhu : 36,7ºC
RR : 20 x/menit
Page 4
PEMERIKSAAN REGIONAL
KEPALA : T.A.K
KALVARIUM : T.A.K
MATA : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
HIDUNG : Bentuk biasa, Lapang, Sekret -
MULUT : T.A.K
TELINGA : T.A.K
OKSIPUT : T.A.K
LEHER : T.A.K
TORAKS : Pergerakan simetris, kanan = kiri
JANTUNG : BJ I-II Normal, Gallop Ө, Murmur Ө
PARU-PARU : BND Vesikuler
ABDOMEN : Datar, Lemas, Nyeri Tekan Ө
HEPAR : Tidak teraba
LIEN : Tidak teraba
VESIKA URINARIA : Tidak dilakukan
GENITALIA EKSTERNA : Tidak dilakukan
EKSTREMITAS : T.A.K
SENDI-SENDI : T.A.K
OTOT-OTOT : Nyeri tekan Ө
GERAKAN LEHER : Baik
GERAKAN TUBUH : Baik
NYERI KETOK : -
NYERI SUMBU : -
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
1. TANDA-TANDA PERANGSANGAN MENINGEN
KAKU KUDUK : - BRUDZINSKI I : -
KERNIG : -/- BRUDZINSKI II : -/-
LASEQUE : >70/>70
Page 5
2. GANGGUAN SARAF OTAK
N. I (OLFAKTORIUS)Normosmia
N. II (OPTIKUS)Kanan Kiri
VISUS KASAR baik baik
LIHAT WARNA baik baik
KAMPUS (KONFRONTASI) baik baik
FUNDUSKOPI baik baik
N. III, IV, VI (OKULOMOTORIUS, TROKHLEARIS, ABDUSEN)
SIKAP BOLA M ATA
- PTOSIS : -/-
- STRABISMUS : -/-
- NISTAGMUS : -/-
- EKSOPTALMUS : -/-
- ENOPTALMUS : -/-
- DIPLOPIA : -/-
- DEVIASI KONJUGE : -/-
PERGERAKAN BOLA M ATA
- LATERAL KANAN : Baik
- LATERAL KIRI : Baik
- ATAS : Baik
- BAWAH : Baik
- BERPUTAR : Baik
PUPIL
- BENTUK : Bulat, Ø 3-3 mm
- ISOKOR : Isokor
Kanan Kiri
- REFLEKS CAHAYA
- Langsung +/+ +/+
- Konsensual +/+ +/+
- REFLEKS AKOMODASI +/+ +/+
Page 6
N. V (TRIGEMINUS)Kanan Kiri
M OTORIK MEMBUKA MULUT Baik Baik
GERAKAN RAHANG Baik Baik
MENGGIGIT (Palpasi)
- Maseter - -
REFLEKS
- REFLEKS KORNEA +/+
- REFLEKS MASETER +
N. VII (FASIALIS)SIKAP WAJAH (dalam istirahat) : Simetris
MIMIK : Biasa
Kanan Kiri
ANGKAT ALIS Baik Baik
KERUT DAHI Baik Baik
LAGOFTALMUS - -
KEMBUNG PIPI Baik Baik
MENYERINGAI Baik Baik
RASA KECAP (2/3 depan) Tidak dilakukan
FENOMENA ”CHVOSTEK” Tidak dilakukanSULCUS NASOLABIALIS mendatar ke kiri
N. VIII (VESTIBULOKOKHLEARIS)V ESTIBULARIS
- NISTAGMUS -/-
- VERTIGO -/-
KOKHLEARIS Kanan Kiri
- SUARA BISIK +/+ +/+
- GESEKAN JARI +/+ +/+
- TES RINNE +/+ +/+
- TES WEBER +/+ +/+
- TES SHWABAH +/+ +/+
Page 7
N. IX, X (GLOSOFARINGEUS, VAGUS)
ARKUS FARING : Simetris
PALATUM MOLE : Ditengah
DISFONI : -
RINOLALI : -
DISARTRIA : -
DISFAGI : -
BATUK : -
MENELAN : Baik
MENGEJAN : Baik
REFLEKS FARING : Baik
N. XI (ASESORIUS)Kanan Kiri
MENOLEH (kanan, kiri, bawah) Baik Baik
ANGKAT BAHU Baik Baik .
M.STERNOKLEIDOMASTOIDEUS Baik Baik
N. XII (HIPOGLOSUS)SIKAP LIDAH DALAM MULUT : Baik
JULUR LIDAH : Baik, tidak ada deviasi
GERAKAN LIDAH : Baik
TREMOR : -
FASIKULASI : -
TENAGA OTOT LIDAH : -
3. MOTORIK
DERAJAT KEKUATAN OTOT (0-5)Kanan Kiri
LENGAN - Atas 5 4- Bawah 5 4- Lengan 5 4- Jari 5 4
Page 8
TUNGKAI - Atas 5 4- Bawah 5 4- Kaki 5 4- Jari 5 4
BERDIRIJONGKOK BERDIRI : Tidak dilakukan
JALAN - Langkah : Tidak dilakukan
- Lenggang lengan : Tidak dilakukan
- Di atas tumit : Tidak dilakukan
- Jinjit : Tidak dilakukan
TONUS OTOT (Hiper, noro, hipo, atoni)
Kanan Kiri
LENGAN - Fleksor Normotoni Normotoni
- Ekstensor Normotoni Normotoni
TUNGKAI - Fleksor Normotoni Normotoni
- Ekstensor Normotoni Normotoni
TROFI OTOT
Kanan Kiri
LENGAN Normotrofi Normotrofi
TUNGKAI Normotrofi Normotrofi
GERAKAN SPONTAN ABNORMAL
KEJANG : - TETANI : -TREMOR : -KHOREA : -ATETOSIS : -
BALISMUS : -DISKINESIA : -MIOKLONIK : -
Page 9
4. KOORDINASI
STATIS
- Duduk : Tidak dilakukan
- Berdiri : Tidak dilakukan
- Test Romberg : Tidak dilakukan
DINAMIS
- Jari-jari : Baik
- Tremor Intensi : -
- Disdiadokokinesis : -
- Disetri : -
- Bicara (Disartri) : -
- Menulis : -
5. REFLEKS
REFLEKS TENDOKanan Kiri
- Biseps + +
- Triseps + +
- Radius + +
- Ulna + +
- Knee Pes Reflex + +
- Achilles Pes Reflex + +
REFLEKS KULIT
- Telapak kaki (Stuple) + +
- Kulit perut Tidak dilakukan
- Anus Interna Tidak dilakukan
- Anus Eksterna Tidak dilakukan
REFLEKS ABNORMAL
- Babinski - -
- Haddok - -
- Oppenhei - -
- Gordon - -
- Shaeffer - -
Page 10
- Rosslio - -
- Endel Behterew - -
- Hoffman Tromer - -
- Klonus lutut - -
- Klonus kaki - -
6. SENSIBILITAS
EKSTEROSEPTIF
- Rasa raba (pakai kapas) : tidak dilakukan
- Rasa nyeri (pakai jaru) : tidak dilakukan
- Rasa suhu (pakai tabung air panas / air dingin) : tidak dilakukan
PROPIOSEPTIF
Kanan Kiri
- Rasa sikap Tidak dilakukan
- Rasa getar (garpu tala) Tidak dilakukan
7. VEGETATIF
MIKSI : baik
DEFEKASI : baik
SALIVASI : baik
SEKRESI KERINGAT : Baik
FUNGSI SEKS : -
8. FUNGSI LUHUR
MEMORI : baik
BAHASA : baik
AFEK DAN EMOSI : baik
VISUOSPATIAL : baik
KOGNITIF : baik
9. TANDA REGRESI
REFLEKS MENGHISAP : Tidak dilakukan
REFLEKS MENGGIGIT : Tidak dilakukan
REFLEKS MEMEGANG : Tidak dilakukan
SNOUT REFLEX : Tidak dilakukan
Page 11
10. PALPASI SARAF TEPI
N. ULNARIS : Tidak dilakukan
N. AURIKULARIS MAGNUS : Tidak dilakukan
LABORATORIUM
Darah Lengkap
Darah Rutin 15 Januari 2013
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hemoglobin 13,7 g/dl
Leukosit 9.200mm3
Trombosit 257.000/mm3
Hematokrit 38%
LED 10
Diff Count 0/1/2/57/40/0
Kimia Klinik 16 Januari 2013
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
GDS 106
Cholesterol (total) 270
Cholesterol LDL 157
Cholesterol HDL 184
Trigliserida 55
Diagnosis : Hemiparese sinistra e. c. Susp. Stroke Non Haemoragie
PENATALAKSANAAN
• Posisi kepala dan badan atas 20-30o dengan bahu pada sisi yang lemah diganjal
bantal.
• O2 nasal 2 Lpm
• IVFD : I RL 20 tpm/24 jam
• MM : Piracetam 3 x 500mg
Citikolin 2 x 500mg
Page 12
Clopidogrel 1 x 75mg
Simvastatin 1 x 20 mg
Captopril 2 x 25 mg
Rangkuman Hasil pembelajaran Portofolio
1. Subjektif
± 3 jam SMRS pasien mengeluhkan lemas pada tangan dan kaki sebelah kiri.
Lemas dirasakan mucul secara berbarengan pada tangan dan kaki sebelah kiri.
Lemas yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba, pasien mencoba minum teh manis
hangat dan mengoleskan minyak kayu putih untuk mengurangi rasa lemas
tersebut dan beberapa saat kemudian pasien merasa rasa lemas tersebut sudah
mulai berangsur-angsur membaik, namun selang ± 15 menit kemudian keluhan
tersebut kembali mucul. Lemas dirasakan pasien sessat setelah pasien terbangun
dari tidur siangnya. Pasien juga mengeluhkan pusing. Pusing dirasakan pasien
berbarengan dengan munculnya keluhan lemas pada tangan dan kaki sebelah kiri.
Pusing dirasakan pada seluruh kepalanya. Pusing yang dirasakan pasien seperti
terasa melayang. Untuk mengurangi keluhan ini pasien belum minum obat
apapun. Pasien juga menyangkal bahwa sebelumnya pasien mengalami benturan
pada kepala. Oleh keluarga pasien langsung dibawa ke RSUD banjarbaru. Pasien
juga mengeluhkan muncul keluhan mual tapi tanpa disertai muntah. Pasien
mempunyai riwayat stroke sebelumnya (+) ± 1 tahun yang lalu, namun pasien
tidak tahu pasti stroke yang diderita pasien saat itu merupakan stroke karena
sumbatan atau perdaharan, dan pasien dirawat ± 2 minggu. Hipertensi tidak
terkontrol (+), kolestrol (+), Riwayat penyakit kencing manis, asam urat, penyakit
jantung disangkal. Riwayat merokok disangkal. Pasien menyukai makanan yang
berlemak dan bersantan. Pasien juga jarang berolahraga.
2. Objektif
Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan :
- Gejala klinis : Berdasarkan subjektif yang telah dipaparkan di atas
- Pemeriksaan fisik
Page 13
o MOTORIK
DERAJAT KEKUATAN OTOT (0-5)Kanan Kiri
LENGAN - Atas 5 4- Bawah 5 4- Lengan 5 4- Jari 5 4
TUNGKAI - Atas 5 4- Bawah 5 4- Kaki 5 4- Jari 5 4
o REFLEKS TENDO
Kanan Kiri- Biseps + +
- Triseps + +
- Radius + +
- Ulna + +
- Knee Pes Reflex + +
- Achilles Pes Reflex + +
o REFLEKS ABNORMAL
- Babinski - -
- Haddok - -
- Oppenhei - -
- Gordon - -
- Shaeffer - -
- Rosslio - -
- Endel Behterew - -
- Hoffman Tromer - -
- Klonus lutut - -
- Klonus kaki - -
Page 14
- Pemeriksaan laboratorium
Darah Lengkap
Darah Rutin 15 Januari 2013
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
Hemoglobin 13,7 g/dl
Leukosit 9.200mm3
Trombosit 257.000/mm3
Hematokrit 38%
LED 10
Diff Count 0/1/2/57/40/0
Kimia Klinik 16 Januari 2013
Pemeriksaan Hasil Nilai normal
GDS 106
Cholesterol (total) 270
Cholesterol LDL 157
Cholesterol HDL 184
Trigliserida 55
PEMERIKSAAN ANJURAN
DPL, Rö Thorax, EKG, CT-Scan tanpa kontras.
PROGNOSIS
AD VITAM : Bonam
AD SANASIONUM : Dubia ad Malam
AD FUNGSIONUM : Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Page 15
I. PENDAHULUAN
Stroke atau bencana gangguan peredaran darah di otak (cerebro vascular accident)
paling banyak menyebabkan orang cacat pada kelompok usia diatas 45 tahun. banyak
penderita menjadi cacat, invalid, tidak mampu lagi mencari nafkah seperti sediakala,
menjadi tergantung kepada orang lain dan tidak jarang menjadi beban bagi keluarganya.
Beban ini dapat berupa beban tenaga, beban perasaan, dan beban ekonomi.
Angka kejadian stroke meningkat dengan bertambahnya usia.. Makin tinggi usia,
makin banyak kemungkinan untuk mendapatkan stroke. Pencegahan stroke merupakan
salah satu tujuan utama dari program kesehatan. Pengenalan faktor utama dari program
kesehatan, pengenalan faktor risiko dan tindakan untuk menghilangkan atau menurunkan
berbagai akibat yang ditimbulkannya merupakan upaya utama untuk mengurangi tingkat
kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh stroke.
II. DEFINISI
Stroke menurut definisi WHO adalah manifestasi klinik dari gangguan fungsi
serebral baik lokal maupun menyeluruh (global), berlangsung cepat, lebih dari 24 jam
atau berakhir dengan maut tanpa ditemukan penyebabnya selain gangguan vaskuler.
Adapun penyakit atau kelainan dan penyakit pembuluh darah otak, yang
mendasari terjadinya stroke, misalnya arteriosklerosis otak, aneurisma, angioma
pembuluh darah otak dan sebagainya disebut penyakit-penyakit peredaran darah otak
(cerebrosvakular disease/CVD).
III. EPIDEMIOLOGI
Di negara industri penyakit stroke umumnya merupakan penyebab kematian No 3
pada kelompok usia lanjut setelah penyakit jantung dan kanker. Di Indonesia stroke
merupakan salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis yang utama.
Secara pukul rata dapat dikatakan bahwa angka kejadian (insiden) stroke adalah
200 per 100.000 penduduk. Dalam satu tahun, di antara 100.000 penduuk, maka 200
orang mendapat stroke.
Ditaksir bahwa dari 1000 orang yang berusia 55-64 tahun, dalam satu tahun 1,8
orang atau kira-kira 2 orang mendapat stroke.
Page 16
IV. KLASIFIKASI
Klasifikasi modifikasi MARSHALL adalah sebagai berikut :
A. Berdasarkan patologi anatomi
1. Stroke iskemik
a. Transiet Ischemic Attack (TIA)
b. Trombosis serebri
c. Emboli serebri
2. Stroke hemoragik
a. Perdarahan intraserebral
b. Perdarahan subarachnoid
B. Berdasarkan stadium/pertimbangan waktu
a. Transient Ischemic Attack TIA
b. Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)
b. Stroke in evolution
c. Completed stroke
C. Berdasarkan sistem pembuluh darah
a. Sistem karotis
b. Sistem vertebro – basilar
V. PATOFISIOLOGI
Stroke iskemik
Pada fase stroke akut, perubahan terjadi pada aliran darah otok. Pada daerah yang terkena
iskemia, terjadinya stroke iskemik secara etiologi terdapat perbedaan yaitu iskemik otak
global dan iskemik otak fokal.Iskemi global aliran otak secara keseluruhan menurun
akibat tekanan perfusi misalnya karena syok irreversibel karena henti jantung
Iskemi fokal
Akibat menurunnya tekanan perfusi otak regional. Keadaan ini disebabkan oleh
sumbatan atau baik sebagian atau seluruh lumen pembuluh darah otak, penyebabnya
antara lain:
- Perubahan patologik pada dinding arteri pembuluh darah otak menyebabkan
trombosis yang diawali oleh proses arteriosklerosis ditempat tersebut. Selain itu
Page 17
proses pada arteriole karena vaskuitis atau lipohialinosis dapat menyebabkan
stroke iskemik karena infark lakunar.
- Perubahan akibat proses hemodinamik dimana tekanan perfusi sangat menurun
karena sumbatan di proksimal pembuluh arteri seperti sumbatan arteri karotis atau
vertebro-basilar
- Perubahan akibat perubahan sifat darah misalnya: Sickel-cell, leukemia akut,
polisitemia, hemoglobinopati dan makroglobulinemia
- Tersumbatnya pembuluh akibat emboli daerah proksimal misalnya: “artery-to
artery thrombosis”. Emboli jantung dan lain-lain.
Sebagai akibat dari penutupan aliran darah ke sebagian otak tertentu, maka terjadi
serangkaian proses patologik pada daerah iskemik. Perubahan ini dimulai ditingkat
seluler, berupa perubahan fungsi dan struktur sel yang diikuti dengan kerusakan pada
fungsi utama serta integritas fisik dari susunan sel selanjutnya akan berakhir dengan
kematian neuron.
Disamping itu terjadi pula perubahan-perubahan dalam milliu ekstra seluler,
karena peningkatan pH jaringan serta kadar gas darah, keluarnya zat neurotransmitter
(glutamat) serta metabolisme sel-sel yang iskemik, disertai kerusakan blood brain barrier.
Seluruh proses ini merupakan perubahan yang terjadi pada stroke iskemik.
Pengurangan aliran darah yang disebabkan oleh sumbatan atau sebab lain akan
menyebabkan iskemia di suatu daerah otak. Tetapi pada awalnya, tubuh terlebih dahulu
mengadakan kompensasi dengan kolateralisasi dan vasodilatasi, sehingga terjadi:
Pada sumbatan kecil, terjadi daerah iskemia yang dalam waktu singkat dapat
dikompensasi. Secara klinis, gejala yang timbul adalah Transient ischemic Attack
(TIA) yang timbul dapat berupa hemiparesis sepintas atau amnesia umum
sepintas, yaitu selama ≤ 24 jam.
Sumbatan agak besar, daerah iskemia lebih luas sehingga penurunan CBF
regional lebih besar. Pada keadaan ini, mekanisme kompensasi masih mampu
memulihkan fungsi neurologik dalam waktu beberapa hari sampai dengan 2
minggu. Secara klinis disebut Reversible Ischemic Neurologic Defisit (RIND)
Page 18
Sumbatan yang cukup besar menyebabkan daerah iskemia yang luas sehingga
mekanisme kolateral dan kompensasi tak dapat mengatasinya. Dalam keadaan ini
timbul defisit neurologis yang berlanjut.
VI. FAKOR RESIKO
Faktor resiko bagi stroke ialah kelainan atau penyakit yang membuat seseorang
lebih rentan terhadap serangan stroke.
1. Tidak dapat dimodifikasi
Usia
Jenis kelamin
Herediter
Ras
2. Dapat dimodifkasi
Faktor-faktor resiko yang kuat (mayor)
1. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
2. Penyakit jantung
a. Infark miokard
b. Elektrokardiogram abnormal disritmia, hipertrofi bilik kiri
c. Penyakit katup jantung
d. Gagal jantung kongestif
3. Sudah ada manifestasi arterosklerosis secara klinis
a. Gangguan pembuluh darah koroner (angina pectoris)
b. Gangguan pembuluh darah karotis
4. Diabetes melitus
5. Polisitemia
6. Pernah mendapat stroke
7. Merokok
Faktor-faktor resiko yang lemah (minor)
1. Kadar lemak yang tinggi di darah
2. Hematokrit yang tinggi
3. Kegemukan
Page 19
4. Kadar asam urat tinggi
5. Kurang gerak badan/olahraga
6. Fibronogen tinggi
VII. GEJALA KLINIS
Setiap stroke menunjukkan gejala-gejala yang khas, yaitu terjadinya defisit
neurologik kontralateral terhadap pembuluh yang tersumbat dan mendadak akibat
gangguan peredaran darah otak dan pola gejalanya berhubungan dengan waktu.
Kesadaran dapat menurun sampai koma terutama pada perdarahan otak. Sedang pada
stroke iskemiklebih jarang terjadi penurunan kesadaran.
Gejala yang disebabkan oleh infark atau perdarahan, masing-masing menunjukkan
perbedaan yang nyata
1. Infark otak
Onset biasanya mendadak, kadang-kadang bertahap atau didahului TIA. Penderita
sering mengeluh sakit kepala disertai muntah. Umumnya defisit neurologik dirasakan
pada waktu bangun tidur atau sedang istirahat. Infark otak paling sering terjadi pada
usia tua dengan hipertensi atau usia yang lebih muda dengan kelainan jantung sebagai
sumber emboli. Pada permulaan sakit, kesadaran umumnya tidak terganggu. Faktor
risiko sangat berperan pada infark otak, dan akan menimbulkan ciri-ciri klinis yang
sesuai. Infark otak biasanya tidak menunjukkan kelainan pada likuor serebrospinalis.
2. Perdarahan otak
Onset sangat mendadak diikuti rasa sakit kepala hebat, muntah-muntah dan kadang-
kadang disertai kejang. Sering terjadi pada penderita yang sedang aktif atau
emosional. Perdarahan otak umumnya terjadi pada usia tua atau setengah tua dengan
atau tanpa hipertensi, tergantung dari faktor penyebabnya. Liquor yang berdarah
berasal dari perdarahan ekstraserebral primer atau perdarahan intraserebral yang
merembas ke dalam ventrikel atau ruangan subarakhnoid, ini akan menimbulkan
gejala kaku kuduk.
Page 20
Gejala Infark otak akibat oklusi oleh Thrombus atau emboli
1. Thrombus
Thrombus terbentuk pada arteri otak yang sklerotik, oleh karena itu sering terdapat
pada usia lanjut dengan hipertensi atau faktor risiko lain
2. Emboli
Kelainan jantung seperti infark miokard akut, endokarditis bakterialis sub akut,
fibrilasi atrium, kelainan katup dan lain-lain kadang merupakan sumber emboli otak
di samping sumber emboli lain seperti fraktur tulang panjang, abses paru-paru dan
sebagainya.
VIII. DIAGNOSA STROKE
Menegakkan diagnosa stroke terutama tergantung dari :
1. Anamnesa yang teliti dan tepat
Pada anamnesa akan ditemukan kelumpuhan anggota gerak sebelah badan, mulut
mencong atau bicara pelo dan tidak dapat berkomunikasi dengan baik. Keadaan ini
timbul sangat mendadak.
2. Pemeriksaan fisik umum dan neurologik yang baik
3. Melokalisasi tempat lesi dan
4. Mencari penyebab serta faktor risiko
Untuk mendiagnosis stroke, konsensus nasional pengolahan stroke di Indonesia,
1999, antara lain mengemukakan hal berikut :
- Diagnosis stroke ditegakkan berdasarkan temuan klinis
- CT-Scan tanpa kontras merupakan pemeriksaan baku emas untuk menentukan jenis
patologi stroke, lokasi dan ekstensi lesi serta menyingkirkan lesi non vaskuler.
- Pungsi lumbal dapat dilakukan bila ada indikasi khusus
- MRI dilakukan untuk menentukan lesi patologik stroke secara lebih tajam.
Neurosonografi dilakukan untuk mendeteksi adanya stenosis pembuluh darah
ekstrakranial dan intrakranial dalam membantu evaluasi diagnostik, etiologik, terapi dan
prognosa.
Page 21
Pemeriksaan fisik
Defisit neurologik yang sudah jelas mudah dikenal terutama hemiparesis yang jelas.
Selain itu teradpat pula tanda-tanda pengiring hemiparesis yang dinamakan tanda-
tanda gangguan “Upper Motor Neuron” (UMN) ialah:
a. Tonus otot pada lesi yang lumpuh meninggi
b. Refleks tendon meningkat pada sisi yang lumpuh
c. Refleks patologis positif pada sisi yang lumpuh
Mengenal manifestasi stroke yang sangat ringan adalah lebih penting daripada
mengenal hemiparesis yang sudah jelas. Manifestasi stroke yang paling ringan sering
berupa gangguan ketangkasan gerak maka dari itu urutan pemeriksaan susunan
motorik sebagai berikut :
1. Pemeriksaan ketangkasan gerak
2. Penilaian tenaga otot-otot
3. Penilaian refleks tendon
4. Penilaian refleks patologis, seperti:
a. Refleks babinski
b. Refleks opppenheim
c. Refleks gordon
d. Refleks schaefer
e. Refleks gonda dan lain-lain
Pemeriksaan Penunjang
A. Lumbal Pungsi
B. Laboratorium
Pemeriksaan darah rutin
Pemeriksaan kimia darah lengkap
- Gula darah
- Kolesterol, ureum, kreatinin, asam urat, fungsi hati, enzim
SGOT/SGPT/CPK dan profil lipid ( trigliserid, LDL-HDL serta total lipid)
Pemeriksaan hemostasis
- Waktu protrombin
- APTT
Page 22
- Kadar fibrinogen
- D-dimer
- Viskositas plasma
B. Foto Thoraks
Dapat memperlihatkan keadaan jantung serta mengidentifikasi kelainan paru yang
potensial mempengaruhi proses manajemen dan memperburuk prognosis.
C. CT-Scan Otak
Untuk mencari gambaran perdarahan, karena perbedaan manajemen perdarahan dan
infark otak.
IX. PEMBAGIAN KLINIS
Dari segi klinis, stroke dibagi atas:
- Serangan iskemia sepintas (transient ischemic attack/TIA)
- Stroke iskemik atau stroke non hemoragik
- Stroke hemoragik
Klasifikasi stroke berdasarkan Siriraj Stroke Score (SSS)
SSS = (2,5 x kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x sakit kepala) + (9,11 x
tekanan darah diastol) – (3 x ateroma) – 12.
Nilai
Kesadaran : sadar
Delirium, stupor
Semikoma dan koma
0
1
2
Muntah/sakit kepala dalam dua jam : tidak
ada
0
1
Aterom/riwayat diabetes : tidak ada
1 atau lebih
0
1
SSS diagnosa
> 1 Perdarahan serebral
< -1 Infark serebral
- 1 sampai 1 diagnosa tidak pasti gunakan kurva kemungkinan/ CT-Scan
Page 23
KLASIFIKASI STROKE BERDASARKAN ALGORITMA
STROKE GADJAH MADA
PENETAPAN JENIS STROKE MENURUT SKORING
PROF. DR. DJOENAEDI W
1. Tia sebelum serangan 1
2. Permulaan serangan - Sangat mendadak (1-2 menit)
- Mendadak ( menit – 1 jam)
- Pelan-pelan (beberapa jam)
6,5
6,5
1
3. Waktu serangan - Bekerja (aktivitas) 6,5
Penderita stroke
Penurunan kesadaran Nyeri kepala Refleks babinski
Ketiganya atau 2 dari ketiganya ada (+)
Stroke perdarahan intraserebral
Tidak
Penurunan kesadaran (+) Nyeri kepala (-) Refleks babinski (-)
Tidak
Penurunan kesadaran (-) Nyeri kepala (-) Refleks babinski (-)
Stroke perdarahan intraserebral
Stroke iskemik akut atau stroke infark
Ya
Ya
Ya
Page 24
- Istirahat/duduk/tidur
- Bangun tidur
1
1
4. Sakit kepala waktu
serangan
- Sangat hebat
- Hebat
- Ringan
- Tidak ada
10
7,5
1
0
5. Muntah - Langsung sehabis serangan
- Mendadak (beberapa menit-jam)
- Pelan-pelan (1 hari/ >)
- Tidak ada
10
7,5
1
0
6. Kesadaran - Menurun langsung waktu serangan
- Menurun mendadak (menit-jam)
- Menurun pelan-pelan (1 hari/ >)
- Menurun sementara lalu sadar lagi
- Tidak ada gangguan
10
10
1
1
0
7. Tekanan darah sistolik - Waktu serangan sangat tinggi
(> 200/110)
- Waktu MRS sangat tinggi (> 200/110)
- Waktu serangan tinggi (> 140/100)
- Waktu MRS tinggi (> 140/100)
7,5
7,5
1
1
8. Tanda serangan
Selaput otak
- Kaku kuduk hebat
- Kaku kuduk ringan
- Kaku kuduk tidak didapatkan
10
5
0
9. Pupil - Isokor
- Anisor
- Pinpoint kanan/kiri
- Midriasis kanan/kiri
- Midriasis dan reaksi lambat
- Kecil dan reaktif
5
10
10
10
10
10
10. Papil - Perdarahan subhialoid 10
Page 25
- Perdarahan retina (flame shped)
- Normal
7,5
0
Ketepatan score ini : 87,5%
Stroke hemoragik : 91,3%
Stroke non hemoragik : 82,4%
Total score : 20 stroke hemoragik
: < 20 : stroke non hemoragik
X. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan umum
Pasien stroke umumnya dan khususnya yang mengalami penurunan kesadaran
harus dirawat dengan baik.
1. Airways dan Breathing
Pembebasan jalan napas dan observasi terus menerus irama dan frekuensi napas.
Posisi kepala dan badan atas 20-30o dengan bahu pada sisi yang lemah diganjal
bantal.
2. Circulation
Stabilisasi sirkulasi untuk perfusi organ-organ tubuh yang adekuat.
Pemasangan IVFD dan cairan yang diberikan tidak boleh mengandung glukosa,
karena hiperglikemia menyebabkan perburukan fungsi neurologis. Diberikan manitol
20%. dapat juga diberikan steroid.
3. Nutrisi
Dapat diberikan per os, per sonde atau parenteral, tergantung keperluan. Kalori harus
cukup.
Begitu pula elektrolit dan cairan diperhatikan.
4. Bila pasien kurang sadar dan mengalami retentio urinae, dapat dipasang dawer
catheter, defekasi diusahakan agar lancar dan teratur.
5. Hygiene dan lain-lain harus diperhatikan untuk menjaga kebersihan dan mencegah
komplikasi.
Khususnya dalam stadium akut perlu berhati-hati akan kemungkinan terjadinya
herniasi otak atau hidrosefalus akut.
Page 26
Infeksi yang sering terjadi ialah di paru-paru, traktus urinarius atau dekubitus.
Penatalaksanaan medik
Merupakan intervensi medik dengan tujuan mencegah meluasnya proses sekunder
dengan menyelamatkan neuron-neuron di daerah penumbra serta merestorasikan fungsi
neurologik yang hilang.
Trombolisis
r-TPA (recombinant-tissue plasminogen activatora) yang diberikan dengan
syarat-syarat tertentu dalam waktu kurang dari 3 jam setelah onset stroke
Antikoagulan
Heparin dan heparinoid (fraxiparine) untuk memperkecil thrombus dan mencegah
pembentukan thrombus baru.
Saat ini, penggunaan antikoagulan pada stroke hanya untuk mengobati thrombus
vena dalam yang merupakan penyulit stroke akut. Dan belum direkomendasikan
sebagai penanganan rutin stroke akut
Neuroprotektan
Mencegah dan memblok proses yang menyebabkan kematian sel-sel terutama di
daerah penumbra. Berperan dalam menginhibisi dan mengubah reversibilitas
neuronal yang terganggu akibat ischemic cascade.
Stroke Iskemik
Pada stroke iskemik didapat gangguan pemasokan darah kesebagian jaringan
otak, yang disebabkan karena aliran darah berkurang atau terhenti.
Tujuan terapi ialah agar reaksi lanjutan jangan sampai merugikan penderita.
Diusahakan agar sel otak yang berada dalam keadaan gawat jangan sampai mati.
Diupayakan agar aliran darah di daerah yang iskemik dapat pulih demikian juga
metabolismenya. Berikut ini beberapa macam obat yang digunakan pada stroke iskemik:
Obat untuk edema otak
Obat antiedema otak adalah cairan hiperosmolar, misalnya manitol 20%, larutan gliserol
10%. Pembatasan cairan juga dapat membantu. Dapat pula menggunakan deksametason.
Page 27
Obat antiagregasi trombosit
Obat yang dapat mencegah pengumpulan sehingga mencegah terbentuknya trombus yang
dapat menyumbat pembuluh darah. Obat ini dapat digunakan pada TIA. Obat yang
banyak digunakan adalah asetosal (aspirin) dengan dosis 40 mg – 1,3 gram perhari.
Akhir-akhir ini digunakan tiklopidin dengan dosis 2 x 250 mg. Pada TIA untuk mencegah
kekambuhan atau pencegahan terjadinya stroke yang lebih berat. Lama pengobatan
dengan antiagregasi berlangsung 1 – 2 tahun.
Antikoagulansia
Antikoagulansia mencegah terjadinya gumpalan darah dan embolisasi trombus.
Antikoagulansia masih sering digunakan pada penderita stroke dengan kelainan jantung
yang dapat menimbulkan embolus. Obat yang digunakan adalah heparin, kumarin dan
sintrom.
Obat atau tindakan lain
Berbagai obat yang masih diteliti dengan tujuan memperbaiki atau mengoptimasi
keadaan otak, metabolisme dan sirkulasinya dengan hasil masih kontroversial. Obat-obat
ini misalnya kondergokrin mesilat (Hydergin), nimodipin (nimotop), pentoksifilin
(tental), sitikolin (Nicholin).
Sedangkan tindakan yang perlu penelitian lanjut adalah hemodilusi, hal ini bila darah
kental pada fase akut stroke, misalnya hemotokrit lebih besar dari 44 – 50%, darah
dikeluarkan sebanyak 250 cc, diganti dengan larutan dekstran 40 atau larutan lain, bila
masih kental juga dapat dikeluarkan.
XI. PENCEGAHAN STROKE
Banyak penderita stroke yang meninggal, menjadi cacat atau invalid seumur hidup.
Stroke dapat dicegah setidak-tidaknya dapat diundurkan munculnya dengan berbagai
pencegahan, antara lain :
a. Pencegahan primer
Memasyarakatkan gaya hidup sehat bebas stroke:
- Menghindari : rokok, stress mental, alkohol, kegemukan, konsumsi garam berlebihan,
obat-obat golongan amfetamin, kokain dan sejenisnya
-
Page 28
- Mengurangi: kolesterol dan lemak dalam makanan
- Mengendalikan: hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung misalnya fibrilasi
atrium, infark miokard akut, penyakit jantung reumatik), penyakit vaskular
aterosklerotik lainnya
b. Pencegahan sekunder
1. Modifikasi gaya hidup beresiko stroke dan faktor resiko, misalnya:
- Hipertensi: diet, obat anti hipertensi yang sesuai
- Diabetes melitus: diet, obat hipoglikemik oral/insulin
- Penyakit jantung aritmia nonvalvular (antikoagulan oral)
- Dislipidemia : diet rendah lemak dan obat anti dislipidemia
- Berhenti merokok
- Hindari alkohol, kegemukan dan kurang gerak
- Hiperurisemia: diet dan antihiperurisemia
2. Melibatkan peran serta keluarga seoptimal mungkin
Pencegahan stroke merupakan salah satu tujuan utama dari program kesehatan.
Pengenalan faktor resiko dan tindakan untuk menghilangkan atau menurunkan berbagai
akibat yang ditimbulkannya merupakan upaya utama guna mengurangi tingkat kesakitan
dan kematian yang diakibatkan oleh stroke.
Page 29
DAFTAR PUSTAKA
1. Lumban Tobing SM, Prof.DR.dr, Stroke Bencana Peredaran Darah di Otak, Balai
Penerbit Fakulas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, 1994
2. Guideline Stroke 2000, seri Pertama, Kelompok Studi Serebrovaskuler dan
Neurogeriatri, Perhimpunan Dr. Sp.Saraf Indonesia PERDOSSI
3. Aliah, Amirudin, F. Kuswara, R. Arifin Limoa Waysang “Gambaran Umum
Tentang Peredaran Darah Otak”. Kapita Selekta Neurologi, Gadjah Mada Press
Yogyakarta 1996
4. Chusid J.G, Neuroanatomi Korelatif dan Neurologi Fungsional, Jilid 2,
Yogyakarta, UGM Press, 1993; Hal 699 – 714
5. Mahar Marjono, Priguna S, Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat
6. Lumban Tobing, SM, Prof.DR.dr, “Neurogeriatri” Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
7. National Stroke Assication, http://www.stroke.org/
8. Stroke/ceeu_stroke_clinical http://www.replondon.ac.uk/pubs/books