REPUBLIKA.CO.ID,CIPAYUNG -- DKI Jakarta adalah salah satu kota dengan tingkat polusi paling tinggi di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya kerusakan di berbagai aspek lingkungan. Seperti udara, diakibatkan oleh melonjaknya volume kendaraan bermotor yang menyebabkan tingkat polusi udara di DKI Jakarta semakin meningkat. Karena asap dari kendaraan bermotor tersebut mengandung unsur senyawa kimia yang berbahaya bagi kesehatan manusia, maupun kondisi lingkungan.Selain asap kendaraan, asap rokok juga tidak kalah buruknya dari asap kendaraan karena mengandung unsur unsur senyawa kimia yang dapat menyebabkan penyakit. Polusi air juga melanda DKI Jakarta, air yang merupakan sumber kehidupan semua makhluk hidup juga mengalami pencemaran di ibukota. Di DKI Jakarta, volume air bersih sudah semakin menurun, hal ini disebabkan oleh sampah-sampah yang dibuang ke sungai. Kebanyakan dari sampah yang dibuang tersebut
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
REPUBLIKA.CO.ID,CIPAYUNG -- DKI Jakarta
adalah salah satu kota dengan tingkat polusi
paling tinggi di Indonesia. Hal ini
dibuktikan dengan adanya kerusakan di
berbagai aspek lingkungan. Seperti udara,
diakibatkan oleh melonjaknya volume
kendaraan bermotor yang menyebabkan tingkat
polusi udara di DKI Jakarta semakin
meningkat. Karena asap dari kendaraan bermotor tersebut
mengandung unsur senyawa kimia yang
berbahaya bagi kesehatan manusia, maupun
kondisi lingkungan.Selain asap kendaraan,
asap rokok juga tidak kalah buruknya dari
asap kendaraan karena mengandung unsur unsur
senyawa kimia yang dapat menyebabkan
penyakit.
Polusi air juga melanda DKI Jakarta, air
yang merupakan sumber kehidupan semua
makhluk hidup juga mengalami pencemaran di
ibukota. Di DKI Jakarta, volume air bersih
sudah semakin menurun, hal ini disebabkan
oleh sampah-sampah yang dibuang ke sungai.
Kebanyakan dari sampah yang dibuang tersebut
adalah sampah jenis plastik dan styrofoam
yang sulit untuk dicerna oleh alam.Polusi udara yang melanda ibu kota juga
menimbulkan banyak masalah sosial bagi
warganya.Contohnya masalah kesehatan, polusi
udara yang buruk dapat menyebabkan infeksi
pada saluran pernafasan, asma, bahkan kanker
paru-paru.Karena kesehatan yang menurun,
maka biaya pengobatan pun akan meningkat.Oleh sebab itu,partisipasi dan sinergi
antara pemerintah dan masyarakat dalam
memperbaiki lingkungan juga perlu
digalakkan.Pada dasarnya banyak warga Jakarta yang
telah memahami masalah ini. Mereka
berinisiatif untuk ikut memperbaikinya.
Mereka mengadakan bike to work, bike to
school, dan CFD (Car Free Day) sebagai
bentuk partisipasi untuk mengurangi tingkat
polusi di Jakarta. Akan lebih baik jika
kegiatan ini didukung oleh pemerintah juga
lebih di tingkatkan dengan kegiatan tanam
seribu pohon, serta memperluas area
lingkungan hijau di DKI Jakarta.
LintasCafe - Jakarta adalah kota dengan
tingkat polusi terburuk nomor 3 di dunia
(setelah kota di Meksiko dan Thailand).
Masih dalam skala global, kadar partikel
debu (particulate matter) yang terkandung
dalam udara Jakarta adalah yang tertinggi
nomor 9 (yaitu 104 mikrogram per meter
kubik) dari 111 kota dunia yang disurvei
oleh Bank Dunia pada tahun 2004
Kondisi udara yang tidak bersih dan cuaca
yang berubah-ubah seperti kota Jakarta
merupakan salah satu pemicu ISPA, Infeksi
Saluran Pernapasan Akut. Menurut data
Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun
2007, prevalensi ISPA masih cukup tinggi
yaitu sebesar 25,50% dari penduduk Indonesia
dan di Jakarta. Di tahun 2010, ISPA
menempati urutan pertama dari 10 penyakit
terbanyak yang terdapat di masyarakat.
Untukpenularannya, ISPA dapat menular
melalui percikan air ludah, bersin, udara
pernafasan yang mengandung virus atau
bakteri yang terhirup oleh orang sehat ke
saluran pernafasannya. Faktor utama penyakit
ISPA selain dari daya tahan tubuh juga
karena kurangnya kesadaran masyarakat akan
kebersihan diri dan lingkungannya antara
lain mencuci tangan karena tangan adalah
sumber bakteri yang masuk ke dalam tubuh
serta menggunakan masker pelindung.
Pekerja kantoran adalah masyarakat yang
cukup rentan terkena penyakit ini. Menurut
pengamatan, dari mulai berangkat ke kantor
dengan angkutan massal, lingkungan kantor
yang tertutup, interaksi yang tinggi dengan
bebagai orang serta faktor stress yang dapat
menurunkan daya tahan tubuh, adalah hal-hal
yang membuat mereka sangat rentan untuk
tertular ataupun menularkan ke orang lain.
Begitu banyak virus atau bakteri yang dapat
menempel, berpindah dan ditambah lagi dengan
situasi ketika ada orang yang sedang batuk,
bersin, ataupun gejala lainnya yang tidak
disadari oleh orang sekitar, mampu
mengakibatkan penularan yang tidak dapat
dihindarkan. Apalagi jika selanjutnya secara
tidak sengaja menularkan pada orang lain di
sekitarnya bahkan kepada orang – orang yang
mereka sayangi, seperti orang tua, istri,
suami bahkan anak – anak.
Pada anak-anak atau orang tua dimana kondisi
daya tahan tubuhnya lemah atau belum
berkembang sempurna, penyakit ISPA dapat
menyebabkan komplikasi seperti peradangan
pada telinga tengah, sinusitis, atau turun
ke bawah menjadi infeksi pita suara,
bronchitis, bahkan bronkopneumonia. Pada
anak, menurut data Riskesdas tahun 2007,
pneumonia merupakan penyebab kematian kedua
tertinggi setelah diare pada anak balita.
Kampanye maskerMeskipun penggunaan masker adalah langkah
awal pencegahan penyakit ISPA, namun tak
semua orang mengerti akan besarnya manfaat
yang didapat melalui penggunaan masker
pelindung. Bahkan beberapa enggan
menggunakannya karena alasan risih, pengap,
sesak nafas dan tidak terbiasa. Untuk
mengedukasi masyarakat perkotaan akan
besarnya manfaat penggunaan masker pelindung
bagi kesehatan diri, sejak tahun 2010 lalu,
PT. Combiphar memperlihatkan komitmen serius
untuk memberikan kontribusi terhadap
kesehatan masyarakat dengan mencanangkan
sebuah kampanye kesadaran sosial yang
bertajuk Kampanye Masker ‘OBH Combi Peduli’.Di tahun 2012 ini, dalam rangka 40 Tahun OBH
Combi hadir di Indonesia, Kampanye Masker
‘OBH Combi Peduli’ dilaksanakan secara
serentak di beberapa lokasi yang potensial
terkena dampak penyakit ISPA ini. Seperti
dipaparkan oleh pihak PT Combiphar “Sejak
tiga tahun lalu kami mencanangkan kampanye
kepedulian terhadap masyarakat bertajuk ‘OBH
Combi Peduli’ agar terjadi peningkatan
kesadaran masyarakat terhadap kesehatan diri
sendiri dan juga orang lain di sekitarnya
serta lingkungan”.
Promosi kegiatan masker OBH Combi Peduli
kali ini juga memanfaatkan medium sosial
media sebagai medium untuk menyampaikan
pesan ini secara lebih cepat dan luas. Tim
OBH Combi ingin mengajak masyarakat untuk
ikut berpartisipasi dengan menunjukan
dukungan mereka terhadap program ini. Hanya
dengan cara mengirimkan foto mereka yang
sedang menggunakan masker ke
www.facebook.com/berbagitenang dan mengajak
rekan – rekan mereka untuk memberikan tag
“like”, team OBH Combi akan menyumbangkan
masker sebanyak tag “like” kepada orang-
orang yang selama ini rentan terhadap
gangguan ISPA karena lingkungan kerjanya
seperti polisi lalu lintas, pekerja
bangunan, dinas parkir, dan dinas
kebersihan. Program, ini akan berlangsung
hingga akhir Agustus 2012.
Membiasakan pemakaian masker dilihat PT.
Combiphar sebagai kampanye sederhana tapi
sangat positif untuk selalu mengingatkan
masyarakat agar lebih peduli terhadap
sekitar. Dengan memakai masker, seseorang
dapat mengurangi risiko penularan penyakit
ISPA. Pada salah satu penelitian yang dimuat
di British Medical Journal tahun 2009
menyebutkan bahwa dari 6 orang yang
mempergunakan masker, maka dapat mencegah 1
kejadian terjadinya ISPA.
Kampanye Masker ‘OBH Combi Peduli’ merupakan
bagian dari tanda terima kasih PT. Combiphar
kepada masyarakat. Tahun ini OBH Combi genap
berumur 40 Tahun dan telah membawa
ketenangan baik secara fisik maupun
emosional kepada keluarga Indonesia dengan
produknya yang efektif dalam meredakan
batuk. Tentunya dibutuhkan partisipasi lebih
banyak pihak dalam meningkatkan kesadaran
untuk peduli terhadap kesehatan orang-orang
di sekitar kita.
PT. Combiphar sendiri adalah salah
perusahaan farmasi lokal yang lebih dikenal
oleh masyarakat sebagai produsen obat batuk
OBH Combi. PT. Combiphar sudah berada di
Indonesia sejak 1971, di motori oleh Dr.
Biantoro Wanandi, yang pernah menjabat
sebagai wakil Indonesia untuk WHO. Saat ini
merupakan perusahaan yang dipercaya oleh
sejumlah perusahaan asing maupun lokal untuk
memasarkan dan memproduksi produk-produk
mereka. Total merek yang di pasarkan oleh
PT. Combiphar sekitar 200 merek, termasuk
obat bebas, produk perawat kesehatan maupun
obat resep. Seiring dengan meningkatnya
kesadaran masyarakat untuk menganut gaya
hidup sehat, Combiphar ke depan akan
mencurahkan lebih banyak sumber daya untuk
menyediakan produk-produk yang dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat,
terutama kalangan usia produktif
Para petugas dari KLH, BLH, kepolisian,
Dishub, mahasiswa, dan dealer mobil
melakukan pengujian emisi gas buang pada
kendaraan yang melintas di Jalan
Martadinata, Manado, Sulawesi Utara, Rabu
(1/8/2012). Jika didapati kendaraan yang
melebihi ambang batas normal maka petugas
akan memberi teguran dan mewajibkan
pengendara melakukan perawatan. (TRIBUN
MANADO/RIZKY ADRIANSYAH) TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui
Kementerian Perhubungan berupaya menurunkan
emisi gas buang atau polusi di Indonesia.
Menteri Perhubungan EE Mangindaan
menargetkan penurunan gas buang emisi
mencapai 26 persen pada 2020."Akan menurunkan gas emisi hanya 25 persen
sampai 2020, jadi ada batas waktu," ujar EE
Mangindaan, Kamis (7/3/2013).
Salah satu cara yang akan dilakukan
Kementerian Perhubungan dengan cara proyek
percontohan transportasi Indonesia. Dengan
proyek tersebut, pemerintah menggandeng
Jerman untuk mengembangkan teknologi
transportasi yang ramah lingkungan.Untuk sementara, Indonesia akan menerapkan
proyek tersebut di tiga kota yakni Manado,
Medan, dan Batam. Ketiga kota besar itu
dipilih karena memiliki volume kendaraan
yang tinggi dan bisa disesuaikan dengan
teknologi yang ramah lingkungan."Proyek ini merupakan pilot proyek
sustainable percontohan tiga negara,
Columbia, Afrika Selatan dan Indonesia.
Batam, Manado jadi contoh," ungkap EE
Mangindaan.Dari data Kementerian Perhubungan,
transportasi di Indonesia menghasilkan emisi
sebesar 60 Juta Ton CO2 equivalent (MtCO2-
eq) pada 2005 atau sebesar 26 persen dari
emisi yang dihasilkan oleh sektor energi.
Kontributor terbesar dari emisi transportasi
ini adalah sektor transportasi darat sebesar
89 persen, disusul oleh transportasi laut
sebesar 6 persen, transportasi udara 4
persen, dan kereta api sebesar 1 persen.
Polusi Udara di JakartaOleh : Troeno Marayoga | 04-Mar-2010,
22:16:33 WIB
KabarIndonesia - Polusi udara di Jakarta
adalah yang terparah di seluruh Indonesia,
sampai-sampai sebagian warga Jakarta
memberikan julukan "kota polusi" kepadanya.
Munculnya julukan tersebut tentu bukan tanpa
alasan sama sekali. Data-data di bawah ini
bisa memberikan gambaran tentang parahnya
polusi udara di Jakarta.
Pertama, dalam skala global, Jakarta adalah
kota dengan tingkat polusi terburuk nomor 3
di dunia (setelah kota di Meksiko dan
Thailand). Kedua, masih dalam skala global,
kadar partikel debu (particulate matter)
yang terkandung dalam udara Jakarta adalah
yang tertinggi nomor 9 (yaitu 104 mikrogram
per meter kubik) dari 111 kota dunia yang
disurvei oleh Bank Dunia pada tahun 2004.
Sebagai perbandingan, Uni Eropa menetapkan
angka 50 mikrogram per meter kubik sebagai
ambang batas tertinggi kadar partikel debu
dalam udara. Ketiga, jumlah hari dengan
kualitas tidak sehat di Jakarta semakin
meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun
2002, Jakarta dinyatakan sehat selama 22
hari, sedangkan pada tahun 2003, Jakarta
dinyatakan sehat hanya selama 7 hari. Lebih
lanjut, berdasarkan penelitian Kelompok
Kerja Udara Kaukus Lingkungan Hidup, pada
tahun 2004 dan 2005, jumlah hari dengan
kualitas udara terburuk di Jakarta jauh di
bawah 50 hari. Namun pada tahun 2006,
jumlahnya justru naik di atas 51 hari.
Dengan kondisi seperti itu, tidak berlebihan
jika Jakarta dijuluki "kota polusi" karena
begitu keluar dari rumah, penduduk Jakarta
akan langsung berhadapan dengan polusi.
Penyebab paling signifikan dari polusi udara
di Jakarta adalah kendaraan bermotor yang
menyumbang andil sebesar ±70 persen. Hal ini
berkorelasi langsung dengan perbandingan
antara jumlah kendaraan bermotor, jumlah
penduduk dan luas wilayah DKI Jakarta.
Berdasarkan data Komisi Kepolisian
Indonesia, jumlah kendaraan bermotor yang
terdaftar di DKI Jakarta (tidak termasuk
kendaraan milik TNI dan Polri) pada bulan
Juni 2009 adalah 9.993.867 kendaraan,
sedangkan jumlah penduduk DKI Jakarta pada
bulan Maret 2009 adalah 8.513.385 jiwa.
Perbandingan data tersebut menunjukkan bahwa
kendaraan bermotor di DKI Jakarta lebih
banyak daripada penduduknya. Pertumbuhan
jumlah kendaraan di DKI Jakarta juga sangat
tinggi, yaitu mencapai 10,9 persen per
tahun. Angka-angka tersebut menjadi sangat
signifikan karena ketersediaan prasarana
jalan di DKI Jakarta ternyata belum memenuhi
ketentuan ideal. Panjang jalan di DKI
Jakarta hanya sekitar 7.650 kilometer dengan
luas 40,1 kilometer persegi atau hanya 6,26
persen dari luas wilayahnya. Padahal,
perbandingan ideal antara prasarana jalan
dan luas wilayah adalah 14 persen. Dengan
kondisi yang tidak ideal tersebut, dapat
dengan mudah dipahami apabila kemacetan
makin sulit diatasi dan pencemaran udara
semakin meningkat.
Penyebab lain dari meningkatnya laju polusi
di Jakarta adalah kurangnya ruang terbuka
hijau (RTH) kota. RTH kota adalah bagian
dari ruang-ruang terbuka (open spaces) suatu
wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan,
tanaman, dan vegetasi (endemik, introduksi)
guna mendukung manfaat langsung dan/atau
tidak langsung yang dihasilkan oleh RTH
dalam kota tersebut yaitu keamanan,
kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan
wilayah perkotaan. RTH kota memiliki banyak
fungsi, di antaranya adalah sebagai bagian
dari sistem sirkulasi udara (paru-paru
kota), pengatur iklim mikro, peneduh,
produsen oksigen, penyerap air hujan,
penyedia habitat satwa, penyerap polutan
media udara, air dan tanah, serta penahan
angin. Kurangnya RTH kota akan mengakibatkan
kurangnya kemampuan ekosistem kota untuk
menyerap polusi.
Berdasarkan perhitungan para ahli, luas RTH
kota idealnya adalah minimal 30 persen dari
luas seluruh wilayah kota. Perhitungan ini
telah diadopsi dalam Pasal 29 UU Nomor 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
Sayangnya, dengan segala permasalahannya,
Jakarta tampaknya belum dapat memenuhi luas
ideal RTH kota dalam waktu dekat. Hingga
tahun 2009, RTH Jakarta hanya 9 persen,
sedangkan rencana RTH Jakarta pada tahun
2000-2010 hanya ditetapkan sebesar 13,94
persen. Ketidakmampuan Jakarta untuk
memenuhi luas ideal RTH kota tentu akan
berimbas pada memburuknya kadar polusi.
Buruknya kadar polusi udara di Jakarta
menimbulkan banyak masalah sosial bagi
penduduknya. Masalah utamanya tentu saja
adalah masalah kesehatan. Menurut data Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo, 46 persen penyakit
di Jakarta disebabkan oleh pencemaran udara,
di mana penyakit-penyakit umumnya adalah
infeksi saluran pernapasan, asma, dan kanker
paru-paru. Selain penyakit-penyakit itu,
polusi juga berpotensi mengakibatkan
perubahan fisiologis pada manusia seperti:
melemahkan fungsi paru-paru dan memengaruhi
tekanan darah.
Dampak lanjutan dari menurunnya kualitas
kesehatan masyarakat adalah meningkatnya
biaya untuk pengobatan. Jika masyarakat
sakit-sakitan, tentu saja akan ada beban
sosial pada masyarakat yang akan memengaruhi
GDP (Gross Domestic Product). Sebagai
ilustrasi, biaya untuk mengatasi masalah
kesehatan yang diakibatkan oleh polusi udara
pada tahun 1998 mencapai Rp 1,8 triliun.
Apabila peningkatan kadar polusi tidak juga
dicegah, biaya tersebut akan terus meningkat
dan bisa mencapai Rp 4,3 triliun pada tahun
2015.
Selain masalah kesehatan yang berdampak pada
kesejahteraan masyarakat, polusi buruk juga
memengaruhi estetika kota. Tentu tidak
nyaman melihat suasana kota yang udaranya
hampir terus-menerus dicemari kabut asap
polusi dari kendaraan bermotor dan industri.
Untuk menghilangkan citra negatif Jakarta
sebagai kota polusi, sudah semestinya
apabila masyarakat dan Pemerintah DKI
Jakarta perlu menetapkan dan melaksanakan
langkah-langkah perbaikan yang tepat.
Langkah-langkah yang tidak tepat atau tidak
sesuai dengan aspirasi masyarakat perlu
diidentifikasi dan kemudian dihindari untuk
mencegah resistansi (perlawanan) dari
masyarakat agar upaya perbaikan yang
ditempuh tidak menjadi kontraproduktif.
Sebagai contoh, rencana pembatasan jumlah
kendaraan bermotor untuk membantu mengurangi
polusi dan kemacetan menuai protes dari para
pelaku industri otomotif karena pembatasan
tersebut dapat mengurangi produktivitas
mereka dan berimbas pada kehidupan dan
pekerjaan para tenaga kerja sektor otomotif.
Sebagai alternatif solusi, Pemerintah perlu
memperbaiki sektor transportasi dan
fasilitas angkutan umum sehingga para
pengguna kendaraan pribadi tidak akan
segan-segan untuk beralih ke kendaraan umum.
Dalam beberapa kasus (seperti pengoperasian
busway), cara ini sudah menampakkan hasil
yang lumayan. Pemerintah perlu menyadari
bahwa membludaknya penggunaan kendaraan
pribadi di Jakarta disebabkan terutama oleh
buruknya fasilitas angkutan umum yang
mengakibatkan penumpang merasa tidak aman
dan nyaman menggunakannya.
Pelaksanaan dan penegakan hukum memegang
peran yang sangat krusial dalam mencegah
laju polusi, tidak hanya di Jakarta tetapi
juga di seluruh Indonesia. Fakta membuktikan
bahwa ketidaktegasan dalam pelaksanaan hukum
menyumbang andil signifikan dalam
peningkatan polusi di Indonesia. Sebagai
contoh, UU Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan telah
memberlakukan kewajiban uji emisi kendaraan
bermotor. Pasal 50 ayat (1) dan ayat (2) UU
tersebut menyatakan, "Untuk mencegah
pencemaran udara dan kebisingan suara
kendaraan bermotor yang dapat mengganggu
kelestarian lingkungan hidup, setiap
kendaraan bermotor wajib memenuhi
persyaratan ambang batas emisi gas buang dan
tingkat kebisingan. Setiap pemilik,
pengusaha angkutan umum dan/atau pengemudi
kendaraan bermotor wajib mencegah terjadinya
pencemaran udara dan kebisingan yang
diakibatkan oleh pengoperasian
kendaraannya."
Orang yang melanggar ketentuan tersebut akan
terkena sanksi pidana sebagaimana diatur
dalam Pasal 67 UU tersebut: "Barangsiapa
mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak
memenuhi persyaratan ambang batas emisi gas
buang, atau tingkat kebisingan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 50 ayat (1) dan ayat
(2), dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 2 (dua) bulan atau denda setinggi-
tingginya Rp. 2.000.000,- (dua juta
rupiah)." Dalam kenyataan, kita bisa melihat
sendiri dengan sejelas-jelasnya banyak
kendaraan bermotor di negara kita yang bebas
berlalu lalang di jalan umum dengan
mengeluarkan asap hitam pekat dan suara yang
memekakkan telinga. Itulah salah satu contoh
pahit penegakan hukum di Indonesia.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa
penanganan polusi membutuhkan keterlibatan
seluruh masyarakat. Pelaksanaan kebijakan
apapun tentu tidak akan mendatangkan hasil
maksimal apabila hanya mengandalkan peran
Pemerintah. Sebagai contoh, aturan yang
ditetapkan oleh Pemerintah untuk mencegah
polusi tidak akan banyak berarti tanpa
kesadaran masyarakat. Oleh karena itu,
partisipasi masyarakat dan sinergi antara
Pemerintah dan masyarakat dalam perbaikan
lingkungan juga perlu digalakkan. Pada
dasarnya, banyak warga Jakarta yang telah
memahami persoalan kota mereka dan telah
berinisiatif untuk ikut memperbaikinya.
Gerakan "bike to work" (bersepeda ke tempat
kerja) adalah salah satu contoh bentuk
kepedulian warga Jakarta untuk mengurangi
emisi kendaraan bermotor. Kepedulian dan
partisipasi warga perlu terus dijaga sebagai
aset penting dalam pemeliharaan kesehatan
lingkungan. (*)
Penulis: Peserta Pelatihan Menulis Online
HOKI (PMOH) Angkatan II, 2010
Sumber gambar:
http://www.sinarharapan.co.id/feature/otomot
if/2003/0828/oto01.jpg
1. Pencemaran AIR?
Dalam kehidupan sehari – hari kita
membutuhkan air yang bersih untuk minum,
memasak, mandi, mencuci dan kepentingan
lainnya. Air yang kita gunakan harus
berstandart 3B yaitu tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak beracun. Tetapi banyak kita
lihat air yang berwarna keruh dan berbau
sering kali bercampur dengan benda – benda
sampah seperti plastik, sampah organic,
kaleng dan sebagainnya. Pemandangan seperti
ini sering kita jumpai pada aliran sungai,
selokan maupun kolam- kolam. Air yang
demikian disebut air kotor atau air yang
terpolusi. Air yang terpolusi mengandung
zat- zat yang berbahaya yang dapat
menyebabkan dampak buruk dan merugikan kita
bila di konsumsi.Namun bagi kita, khususnya masyarakat
pedesaan, sungai adalah sumber air sehari –
hari untuk kelangsungan hidup. Mereka kurang
begitu peduli kandungan yang terdapat pada
air tersebut.Dari salah satu dampak negative dari kemjuan
ilmu dan teknologi yang tidak digunakan
dengan benar adalah terjadinya polusi.
Polusi adalah peristiwa masuknya zat,
unsure, zat atau komponen lain yang
merugikan ke dalam lingkungan akibat
aktivitas manusia atau proses alami. Segala
sesuatu yang menyebabkan polusi disebut
polutan.Suatu benda dapat dikatakan polutan bila
kadarnya melebihi batas normal, berada pada
tempat dan waktu yang tidak tepat. Polutan
dapat berupa suara, panas, radiasi, debu,
bahan kimia, zat- zat yang dihasilkan
makhluk hidup dan sebagainya. Polusi air
adalah peristiwa masuknya zat, energi,
unsure atau komponen lainnya ke dalam air,
sehingga kualitas air terganggu yang
ditandai dengan perubahan warna, bau dan
rasa. Beberapa contoh polutan antara lain:
Fosfat yang berasal dari penggunaan pupuk
buatan dan detergen, Poliklorin Bifenil
(PCB) senyawa ini berasal dari pemanfaatan
bahan- bahan peluma dan plastic, Minyak dan
Hidrokarbon dapat berasal dari kebocoran
pada roda dan kapal pengangkut minyak,
logam- logam berat berasal dari industri
bahan kimia dan bensin, Limbah Pertanian
berasal dari kotoran hewan dan tempat
penyimpanan makanan ternak, Kotoran Manusia
berasal dari saluran pembuangan tinja
manusia.( Djambur, 1993) Sumber polusi air
antara lain sampah masyarakat, limbah
industri, limbah pertanian dan limah rumah
tangga. Ada beberapa tipe polutan yang dapat
merusak perairan yaitu; bahan- bahan yang
mengandung bibit penyakit, bahan- bahan yang
banyak membutuhakan oksigen untuk
penguraiannya, bahan- bhan kimia organic
dari industri atau limbah pupuk pertanian,
bahan- bahan yang tidak sediment, bahan-
bahan yang mengandung radioaktif dan panas.Pembuangan sampah dapat mengakibatkan kadar
O2 terlarut dalam air semakin berkurang
karena sebagian besar dipergunakan oleh
bakteri pembusuk. Pembuangan sampah organic
maupun anorganik yang dibuang kesungai
terus- menerus, selain menemari air,
terutama di musim hujan akan mengakibatkan
banjir.Air adalah unsure alam yang penting bagi
mahluk hidup dengan sifat mengalir dan
meresap. Apabila jalur aliran- alirannya
tersumbat akan mengakibatkan banjir. Polusi
air terjadi karena kurangnya rasa disiplian
masyarakat, misalnya dalam kebersihan
lingkungan dan membuang sampah sembarangan.Musibah banjir terbagi menjadi dua macam
yaitu banjir banding ( besar) dan banjir
genangan.Banjir bandeng terjadi akibat air meluap
dari jaur- jalur aliran (sungai) dengan
volume air yang besarBanjir genangan terjadi tergenangnya air
hujan disuatu daerah yang saluran air dan
daya seluranya terbatas.Bajir Besar yang diakibatkan oleh hujan yang
lebat ditambah dengan naiknya air pasang
yang disebabkan gerhana matahari/bulan.Banyak jenis kerang- kerangan yang mungin
mengandung zat- zat yang berbahaya untuk
dimakan. Laut dapat pula tercemar oleh yang
asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik,
melalui sungai, atau dari kapal tanker yang
rusak. Minyak dapat mematikan burung dan
hewan laut lainnya, sebagai contoh efek
keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri
yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk
minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan
dan masyarakat yang mengkonsumsinya
menderita cacat dan meninggal.
Banyak akibat yang ditimbulkan oleh polusi
air, diantaranya:
1. Terganggunya kehidupan organisme air
karena berkurangnya kandungan oksigen 2. Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan
air3. Pendangkalan dasar perairan 4. Tersumbatnya penyaring reservoir, dan
menyebabkan perubahan ekologi 5. Dalam jangka panjang mengakibatkan kanker
dan kelahiran cacat 6. Akibat penggunaan pestisida yang
berlebihan selain membunuh hama dan
penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk
yang berguna terutama predator 7. Kematian biota kuno, seperti plankton,
ikan bahkan burung 8. Dapat mengakibatkan mutasi sel kanker dan
leukemia.
2.Menggunakan Filter air yang berkualitas?
Filter air adalah suatu alat yang berfungsi
untuk menyaring dan menghilangkan kontaminan
/bakteri /kuman/debu lumpur di dalam air
dengan menggunakan penghalang atau media,
baik secara proses fisika, kimia maupun
biologi. Filter air dapat digunakan secara
luas untuk irigasi, air minum, akuarium dan
kolam renang.filter air sangat bagus untuk
daerah yg sering terkena banjir atau masa
setelah banjir dimana masa pengeringan
bakteri-bakteri dapat berkembang dengan
pesat,membuat kita cepat terkena penyakit
diare,malaria,muntahber, dll , pengunaan air
bersih menjadi hal yg diperlukan, sebagai
kelengkapan supplay air panas dan air dingin
akan memberikan rasa aman pada pengunaan air
baik di
perumahan,salon,gedung,apartemen,hotel,mal,r
umah sakit,pabrik,dll Air berkualitas baik dapat di peroleh dengan
menambah filter air sebagai sarana penyaring
air, memberikan filterasi produk
berkualitas : seperti filter air1. Filter Waterco,2. pinguin, 3. dllDjambur. W. Sukarno. 1993. Biologi 1 untuk
Sekolah Menengan Umum. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, pusat perbukuanAhya M Salman. 1993. Biologi 1 untuk Sekolah
Menengah Umum, Dekdibud, JakartaSantiyono. 1994. Biologi 1 untuk sekolah
Menengah Umum, penerbit Erlangga
Wilayah yang mepunyai kualitas air paling jelek adalah Jakarta Utara. Tujuh dari delapan sumur yang dipantau di wilayah ini masuk kategori cemar berat dan sedang.
(Dikutip dari : Munir, Ahmad. "Wawancara Green Radio ke - 4". http://ahmadmunir.page.tl/, 30 Maret
2011)
Barangkali kutipan-kutipan di atas dapat menggambarkan betapa buruknya kualitas air di
Jakarta. Jangankan untuk diminum, mungkin untuk mandi atau keperluan sehari-hari lainnya, air di Jakarta tidak bisa dikategorikan layak untuk hal-hal tersebut.
Betapa mirisnya hal ini, Jakarta sebagai ibu kota, sudah sepantasnya mampu memberikan kebutuhan yang sangat mendasar dan krusial bagi penduduknya. Air adalah salah satu komponen terpenting bagi tubuh manusia, hampir 70% tubuh manusia terdiri atas air, tanpa air, manusia hanya bisa bertahan selama 3-5 hari.
Glass of Water
Namun sayang, begitu pesatnya pembangunan di Jakarta dan didukung dengan adanya aktivitas industri - industri yang cukup padat menyebabkan kerusakan lingkungan yang cukup parah. Diperparah lagi karena adanya industri - industri di Jakarta yang tidak mengolah limbahnya secara benar, sehingga tidak heran, lingkungan tercemar, maka airsebagai salah satu unsurnya pun juga ikut tercemar.
Saya memanglah bukan penduduk asli Jakarta, namun semenjak saya menetap di sini setahun yang lalu, saya rasa sudah tidak mungkin menemukan aliran sungai yang jernih, rata-rata aliran air yang ada, sudah menghitam, bahkan airyang dipasok PDAM di Jakarta pun patut dipertanyakan apakah layak untuk diminum, mengingat begitu tingginya tingkat pencemaran di Jakarta. Hal ini benar-benar berbeda di daerah asal saya, Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Tanjungpinang adalah kota kecil yang merupakan ibu kota provinsi Kepulauan Riau. Di sini, air PDAM yang dipasok masih layak untuk diminum, penduduk cukup memasak air yang dipasok. Yah, memang rasanya tidak logis membandingkan kota kecil dengan kota besar, namun di sini saya hanya ingin menekankan bahwa pencemaran air di Jakarta sudah benar-benar parah.
Air memang kebutuhan yang vital bagi manusia, namun sayang, pemerintah DKI Jakarta belum mampu memasok airbersih bagi seluruh penduduknya, dan hal ini menyebabkan banyak warga yang terpaksa menyedot air tanah demi kelangsungan hidup, walaupun sudah ada larangan dari pemerintah.
Sulitnya Mendapatkan Air Bersih
Alasan pemerintah melarang bukanlah karena mereka pelit, namun jika hal ini dilakukan maka hal ini akan menyebabkan turunnya ketinggian tanah, jika hal ini dilakukan berterusan, maka tidaklah tidak mungkin jika suatu saat Jakarta bisa tenggelam. Daratan Jakarta semakin turun sedangkan permukaan air laut semakin meninggi karena adanya global warming.
Sekarang kembali ke kita sebagai penduduk dan warga negara Indonesia, sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga kelestarian sumber air minum di daerah masing-masing.
Untuk yang berdomisili di Jakarta maupun di daerah lain, ada dua hal mudah yang bisa kita lakukan untuk mencegah bertambah buruknya polusi terhadap sumber air daerah, yaitu :1. Menggunakan air sehemat mungkin, gunakanlah hanya seperlunya, jangan boros, masih banyak di luar sana yang tidak bisa merasakan nikmatnya air bersih. Dan ketika musim hujan, penghematan air bisa dilakukan dengan memanfaatkan air hujan itu sendiri, tampung dan gunakanlah untuk hal-hal yang tidak memerlukan air bersih, misalnya untuk mencuci kendaraan.2. Jangan buang sampah sembarangan, selain menyebabkan pencemaran, sampah-sampah tersebut juga bisa menyebabkan terhambatnya aliran air, sehingga bisa menyebabkan banjir.
Sekarang, pemerintah provinsi DKI Jakarta juga sudah mulai tanggap terhadap hal ini, berbagai upaya sedang dikerahkan untuk membuat aliran sungai di Jakarta kembali jernih. Akhir-akhir ini terdengar kabar, bahwa peerintah akan mencoba menggunakan metode perusahaan dari Cina, yaitu menggunakan bakteri untuk membersihkan kotoran - kotoran yang ada di sungai.
Bakteri tersebut memiliki kemampuan menghancurkan sampah-sampah padat dan menjadikan airsungai bening. Perusahaan ini pun sudah melakukan pemaparan di
Sekretariat Negara untuk mempromosikan teknologi tersebut.
(Dikutip dari : Adisty, Lariza Oki. "Sampah Sungai Jakarta Akan Diurai dengan
Namun, kapan pastinya metode ini akan diterapkan masih belum dipastikan. Saat ini berbagai pihak seperti perusahaan-perusahaan besar juga telah meluncurkan produk yang bisa menjernihkan air, sehingga layak untuk diminum, salah satunya adalah Unilever yang meluncurkan produk "Pureit".
Pureit
Untuk melakukan penjernihan, Pureit sama sekali tidak memerlukan listrik atau gas, sehingga lebih ekonomis dan praktis. Selain itu produk ini bisa didapatkan dengan harga terjangkau dan kapasitas air yang bisa ditampung juga besar, yaitu 18 liter. Untuk menjernihkan air, Pureit melakukannya dalam 4 tahap, antara lain :
1. Saringan Serat Mikro - Menghilangkan semua kotoran yang terlihat2. Filter Karbon Aktif - Menghilangkan pestisida dan parasit yang berbahaya 3. Prosesor Pembunuh Kuman - Menghilangkan bakteri dan virus berbahaya dalam air4. Penjernih - Menghasilkan air yang jernih, tidak berbau, dengan rasa yang alami
Namun perlu diingat, air yang dimasukkan ke dalam Pureit adalah air yang biasa direbus untuk diminum.Pureit memiliki Germkill Kitt (tahap 2,3,4 di atas adalah komponen dari Germkill Kitt), dan Pureit memiliki indikator yang dapat menunjukkan kapan Kitt tersebut harus ditukar, sehingga konsumen tidak perlu khawatir akan hal ini.
Air menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius. Untuk mendapatkan air yang baik sesuai dengan standar baku mutu cukup sulit dirasakan masyarakat baik diperkotaan maupun dipedesaan di berbagai daerah. Hal ini dikarenakan air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari berbagai hasil kegiatan manusia. Sehingga menyebabkan kualitas air menurun, begitupun dengan kuantitasnya.
Salah satu penyebab pencemaran air adalah limbah industri (bahan kimia baik cair ataupun padatan, sisa-sisa bahan bakar, tumpahan minyak dan oli, kebocoran pipa-pipa minyak tanah yang ditimbun dalam tanah), penggunaan lahan hijau untuk perumahan dan mall, limbah pertanian (pembakaran lahan, pestisida), limbah rumah tangga (limbah cair, seperti sisa mandi, MCK, sampah padatan seperti plastik, gelas, kaleng, batu batere, sampah cair seperti detergen dan sampah organik, seperti sisa-sisa makanan dan sayuran).
Usaha-usaha yang dapat dilakukan menjaga air agar tetap bersih diantaranya : menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman, pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau ekosistem, pengawasan terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran, memperluas gerakan penghijauan, tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan, memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya, melakukan intensifikasi pertanian.
Krisis air juga terjadi di hampir semua Pulau Jawa dan sebagian Sumatera, terutama kota-kota besar baik akibat pencemaran limbah cair industri, rumah tangga maupun pertanian. Selain merosotnya kualitas air akibat pencemaran, krisis air juga terjadi dari kurangnya ketersediaan air dan terjadinya erosi akibat pembabatan hutan di hulu serta perubahan pemanfaatan lahan di hulu dan hilir.
Pencemaran air, seperti di Teluk Jakarta yang berakibat bagi para petambak. Bukan hanya beberapa spesies ikan yang hilang, tetapi udang dan bandeng juga banyak yang mati. Secara kimiawi, pencemaran yang
terjadi di Teluk Jakarta termasuk cukup parah. Sehingga indicator pencemar seperti kerang hijau terlah berkembang secara pesat. Selain itu, penggunaan pestisida yang berlebihan dan berlangsung lama juga akan berakibat terjadinya pencemaran air.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda, seperti :
Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah pada eutrofikasi.
Sampah organik seperti air comberan (sewa ge) menyebabkan peningkatan kebutuhan
oksigen pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang
dapat berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam berat,
toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal,
terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen
dalam air.
Seperti limbah pabrik yg mengalir ke sungai seperti di sungai Ciliwung, Citarum dan
sungai Ciujung.
Sejumlah besar limbah dari sungai akan masuk ke laut. Polutan ini dapat merusak kehidupan air sekitar muara sungai dan sebagian kecil laut muara. Bahan-bahan yang berbahaya masuk ke laut atau samudera mempunyai akibat jangka panjang yang belum diketahui. Banyak jenis kerang- kerangan yang mungkin mengandung zat- zat yang berbahaya untuk dimakan.
Laut dapat pula tercemar oleh yang asalnya mungkin dari pemukiman, pabrik, melalui sungai. Minyak dapat mematikan burung dan hewan laut lainnya, sebagai contoh efek keracunan dapat dilihat di Jepang. Merkuri yang dibuang oleh sebuah industri ke teluk Minamata terakumulasi di jaringan tubuh ikan dan masyarakat yang mengkonsumsinya menderita cacat dan meninggal.
Pencemaran air yang terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, telah mengakibatkan terjadinya krisis air bersih. Lemahnya pengawasan pemerintah serta keengganan untuk melakukan penegakan hukum secara benar menjadikan problem pencemaran air menjadi hal yang kronis yang makin lama makin parah.
Perubahan Fungsi Lahan Dan Pencemaran Tanah
Pergeseran fungsi lahan akibat industrialisasi, dengan merubah fungsi lahan pertanian telah menyebabkan luas daerah resapan air dibanyak daerah di Indonesia. Disamping merubah fungsi lahan kegiatan industri ini juga telah berdampak pada terjadinya pencemaran tanah dan badan air. Akibat pencemaran ini antara lain juga dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/produk pertanian, terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain.
Kegaiatan lain yang berdampak pada ikutan kerusakan dan pencemaran tanah, sedimentasi, erosi serta kekeringan, adalah kegiatan pertambangan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi(landscape), terutama pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining)meninggalkan lubang-lubang besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih tambang, permukaan tanah dikupas dan digali dengan menggunakan alat-alat berat. Para pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu saja tanpa melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi.
Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungannya perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari lahan pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang bisa mencemari badan air dan merusak tanah dan tanaman serta berakibat lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup.
Terjadinya Pencemaran Tanah
Tanah dikatagorikan subur apabila tanah mengandung cukup nutrisi bagi tanaman maupun mikro organisme, dan dari segi fisika, kimia, dan biologi memenuhi untuk pertumbuhan. Tanah dapat rusak karena terjadinya pencemaran tanah.
Pencemaran tanah merupakan keadaan di mana materi fisik, kimia, maupun biologis masuk dan merubah alami lingkungan tanah. P
encemaran dapat terjadi karena kegiatan rutin manusia maupun akibat keceroban, seperti kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan yang tercemar dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan armada pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Apabibila diklasifikasikan maka pencemaran tanah dapat terjadi karena hal-hal di bawah ini, yaitu :
Pencemaran langsung : Pencemaran ini misalnya terjadi karena penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida, dan pembuangan limbah yang tidak dapat diuraikan seperti plastik, kaleng, botol, dan lain-lainnya.
Pencemaran melalui air : Air yang tercemar (mengandung bahan pencemar/polutan) akan mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di permukaan tanah.
Pencemaran melalui udara : Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar yang mengakibatkan tanah tercemar juga.
Bahan-bahan kimia termasuk pestisida dan berbagai bentuk detergen disamping bermanfaat apabila dipergunakan secara berlebihan akan menimbulkan berbagai bentuk pencemaran terhadap lingkungan termasuk tanah. Beberapa jenis polutan tersebut menyebabkan jenis pencemaran yang relatif permanen karana bersifat sulit terurai di alam.
1. Pestisida dipergunakan sebagai pembasmi hama tanaman.
2. Insektisida dipergunakan sebagai chat pembasmi insekta atau serangga yang biasa mengganggu tanaman.
3. Herbisida dipergunakan sebagai obat pembasmi tanaman yang tidak diharapkan tumbuh.
4. Fungisida dipergunakan sebagai obat pembasmi jamur yang tidak di harapkan tumbuh .
5. Rodentisida dipergunakan sebagai obat pemusnah binatang pengerat seperti tikus.
6. Akarisida ( Mitesida ) dipergunakan sebagai pembunuh kutu.
7. Algisida dipergunakan sebagai pembunuh ganggang.
8. Avisida dipergunakan sebagai pembunuh burung.
9. Bakterisida dipergunakan sebagai pembunuh bakteri.
10. Larvisida dipergunakan sebagai pembunuh ulat.
11. Moleksisida dipergunakan sebagai pembunuh siput.
12. Nematisida dipergunakan sebagai pembunuh nematoda.
13. Ovisida dipergunakan sebagai perusak telur.
14. Pedukulisida dipergunakan sebagai pembunuh tuma.
15. Piscisida dipergunakan sebagai pembunuh ikan
16. Predisida dipergunakan sebagai pembunuh predator ( pemangsa ).
17. Silvisida dipergunakan sebagai pembunuh pahon atau pembersih pahon.
18. Termisida dipergunakan sebagai pembunuh rayap atau hewan yang suka melubangi kayu.
19. Atraktan dipergunakan sebagai penarik serangga melalui baunya.
20. Kemostrilan dipergunakan sebagai pensterilan serangga atau vertebrata.
21. Defoliant dipergunakan sebagai penggugur daun untuk memudahkan panen.
22. Desican dipergunakan sebagai pengering daun atau bagian tanaman lainnya.
23. Desinfektan dipergunakan sebagai pembasmi mikro organisme
24. Repellan dipergunakan sebagai penolak atau penghalau hama.
25. Sterilan dipergunakan sebagai mensterilkan tanah dari jasad renik atau biji gulma.
26. Surpaktan dipergunakan sebagai untuk meratakan pestisida pada permukaan daun .
27. Stimulan dipergunakan sebagai zat yang dapat mendorong pertumbuhan tetapi mematikan terjadinya buah.
28. dan lain-lain
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Dampak yang Ditimbulkan Akibat Pencemaran Tanah
Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah, diantaranya:
Pada kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.
Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan
sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian.
Pada Ekosistem
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Terdapat beberapa cara untuk mengurangi dampak dari pencemaran tanah, antara lain dengan remediasi dan bioremidiasi. Remediasi yaitu dengan cara membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Sedangkan Bioremediasi dengan cara proses pembersihan pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Remediasi Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih mahal dan rumit.
Penanganan pestisida sebagai pencemar tanah ialah dengan tidak menggunakannya. Cara ini merupakan yang paling baik hasilnya, tetapi hama tanah mengakibatkan hasil produksi menurun.
Cara yang dapat ditempuh antara lain pengaturan jenis tanaman dan waktu tanam, Memilih varietas tanaman yang tahan hama, menggunakan musuh alami untuk hama, menggunakan hormon serangga, pmandulan (sterilisasi), serta memanfaatkan daya tarik seks untuk serangga
Penting untuk diperhatikan adalah prosedur penggunaan dan perlakuan terhadap penggunaan bahan kimia seperti pestisida dan bahan kimia lainnya. Karakteristik pestisida ini terbagi menurut struktur kimia dan komposisi materi penyusunnya, sehingga prosedur penyimpanan dan penggunaan harus disesuaiakan dengan prosedur.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, google, serta pakain kerja yang memadai penting dilakukan agar bahan tidak kontak langsung dengan tubuh dan lingkungan sehingga mencemari lingkungan. Sedangkan perlakukan yang harus diterapkan pada sampah hasil kegiatan, sebagaimana prinsip penanganan sampah lainnya harus selalu diperhatikan, misalnya dengan prinsip Reuse, Recycling, Reducing, dengan metode-metode sanitary landfill, dumping, grinding, composting, incineration, atau derngan metode pirolisis. (Dari berbagai sumber)
Karenanya, disarankan untuk melakukan pemeriksaan pendengaran secara berkala sebagai upaya mencegah ketulian
akibat kebisingan. Sebenarnya polusi suara bukan hanya mengganggu indera pendengaran semata. Akan tetapi, juga
memicu hipertensi lantaran terpicu oleh emosi yang tidak stabil.Hasil studi epidemologis di Amerika Serikat
menyebutkan, ketidakstabilan emosi akibat terpapar suara bising akan menyebabkan stres. Jika ditambah dengan
penyempitan pembuluh darah, maka dapat memacu jantung untuk bekerja lebih keras memompa darah ke seluruh
tubuh.
Dalam waktu lama, tekanan darah akan naik dan terjadilah hipertensi. Penelitian yang sama juga dilakukan pada 2003
oleh Robert Koch Institute di Jerman. Robert meneliti 1.700 penduduk Kota Berlin. Hasilnya, orang yang hidup di
tengah kebisingan lalu lintas cenderung memiliki tekanan darah tinggi ketimbang mereka yang tinggal di lingkungan
lebih tenang.
Dr Heidemarie Wende yang mengepalai studi tersebut dari federal Environment Agency mengatakan, studi ini
menunjukkan bahwa polusi suara meningkatkan tekanan darah dan karenanya memiliki dampak buruk bagi kesehatan
jangka panjang. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), terpaan polusi suara bahkan berpotensi meningkatkan risiko
serangan jantung.Tak heran, masyarakat perkotaan memiliki risiko 46% terkena serangan jantung dibanding
masyarakat yang hidup di daerah tenang.
Faktanya,bukan hanya nun jauh di Jerman sana masyarakat terkena bahaya polusi suara. Masyarakat Indonesia pun
disadari atau tidak juga mengalami bahaya kesehatan akibat polusi yang satu ini. Buktinya, Indonesia masuk dalam
empat besar negara dengan kasus gangguan pendengaran terbanyak di Asia. Menurut Dr Damayanti Soetjipto, pendiri
Komite Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian, 4,6% penderita gangguan pendengaran di
Asia berasal dari Indonesia.
“Data WHO menyebutkan, pada 1998 terdapat sekitar 250 juta penderita gangguan pendengaran, 50% di antaranya
berada di Asia.Para penderita gangguan pendengaran ini mudah terserang gangguan, seperti gampang marah dan
stres,”kata Damayanti. Lingkungan yang sehat,menurut Damayanti, memiliki tingkat kebisingan maksimal 70 desibel.
Di atas angka itu, akan sangat berbahaya bagi telinga.“Kalau Anda terpapar kebisingan –katakanlah sampai 90
desibel– itu maksimal hanya boleh satu jam.Kalau tidak, bahaya bagi pendengaran,” sambung Damayanti. Sayangnya,
banyak kota besar di Indonesia memiliki tingkat kebisingan di atas angka aman tersebut. Ahli THT dari Rumah Sakit Dr
Cipto Mangunkusumo, Dr Ronny Suwento bersama timnya pernah mengadakan penelitian tingkat kebisingan di 25 titik
di jalan raya Jakarta.
Hasilnya, ternyata di 25 titik itu, terutama perempatan Senen dan Tanjung Priok,memiliki tingkat kebisingan yang
mencapai 80 desibel.Penelitian itu juga menemukan sekitar 10,7% pedagang asongan dan kaki lima, tukang parkir,
serta polisi lalu lintas yang sering terpapar kebisingan di daerah- daerah itu, mengalami gangguan pendengaran.
Awalnya ketika ditanya para responden mengaku tidak mengalami gangguan pendengaran.Namun setelah dilakukan
tes dengan menggunakan soundproof,dan alat lain di lingkungan yang steril,mereka terbukti mengalami gangguan
pendengaran. Ronny menjelaskan, gangguan pendengaran itu bersifat gradual. Orang sering kali tidak sadar bahwa
mereka telah mengalami gangguan pendengaran. Maka itu, untuk mengetahui apakah seseorang mengalami
gangguan pendengaran dapat dilakukan dengan patokan berikut.
Umumnya, gangguan itu terjadi pada frekuensi tinggi,sekitar 4.000 Hz.Orang baru sadar ada gangguan jika gangguan
itu mulai masuk ke frekuensi 500–2.000 Hz. Ini frekuensi yang sering didengar orang. “Kerasnya kurang lebih seperti
percakapan sehari-hari. Jadi jika ada orang bicara, dia agak tidak mendengar dan baru sadar kalau terkena gangguan
pendengaran,” kata Ronny.Jika Anda selalu terpapar polusi suara, sebaiknya gunakan pelindung telinga atau ear plug
ataupun flat attenuator yang biasa digunakan oleh teknisi musik saat menyiapkan konser. (sri noviarni)
Sumber: http://www.seputar-indonesia.com, Wednesday, 15 September 2010
Pajak Emisi Gas Buang
KORAN JAKARTA/REPIANTO
Kondisi ini tentu saja menggambarkan trade off yang sangat rumit mengingat sektor otomotif sering diklaim menjadi penyumbang utama
memburuknya kualitas udara.
Dalam sebuah artikel di situs Hijau Indonesia, disebutkan adanya ketidaksadaran telah hidup di kota dengan tingkat polusi yang jauh melebihi standar internasional. Juga, selama ini, bangsa telah menghirup udara yang mengandung benda-benda partikulat yang sangat tinggi.
Menurut WHO, banyak kota besar di dunia, termasuk Jakarta, yang memiliki tingkat polusi PM10 rata-rata per tahun yang jauh melebihi batas aman yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia itu. PM10 adalah benda-benda partikulat yang ukurannya kurang dari 10 mikron. Benda-benda partikulat ini hampir mustahil diamati dengan mata telanjang.
Manusia hanya bisa melihat benda dengan berukuran sama atau di atas 40 mikron tanpa bantuan alat seperti mikroskop. Benda-benda partikulat inilah yang bertanggung jawab terhadap berbagai masalah kesehatan di masyarakat, seperti asma, bronkitis, kanker paru-paru, perilaku kekerasan, dan menurunnya kecerdasan anak.
Berdasar laporan WHO, dari lima kota di Indonesia yang diamati, hanya Pekanbaru yang memiliki standar polusi rata-rata per tahun di bawah standar WHO sebesar 20 mikrogram per meter kubik (20 Ug/m3). Dari data yang diambil WHO pada 2008, tingkat polusi PM10 Pekanbaru sebesar 11 mikrogram per meter kubik (11 ug/m3). Kota-kota besar lain di Indonesia seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan, memiliki tingkat polusi yang jauh di atas batas aman WHO.
Standar polusi udara Jakarta, misalnya, yang dicatat WHO di tahun 2008 sudah mencapai 43 μg/m3 atau 200 persen di atas standar aman WHO. Angka ini meningkat pada 2009 menjadi 68,5 μg/m3 atau lebih dari 300 persen. Tahun 2010, angka ini diklaim turun walaupun masih 200 persen di atas standar WHO menjadi 48,5 μg/m3.
Sebagian karena efek diselenggarakannya program bebas kendaraan bermotor di Jakarta (Jakarta Car Free Day). Kota Surabaya, Bandung, dan Medan justru memiliki kualitas udara yang lebih parah dari Jakarta. Standar polusi PM10 di Kota Kembang mencapai rata-rata 51 μg/m3 per tahun, sementara di Surabaya nilainya mencapai 69 μg/m3, dan Medan mencapai 111 μg/m3 per tahun.
Angka-angka di atas memberi gambaran nyata betapa buruknya tingkat polusi udara di kota-kota besar di Tanah Air. Kondisi ini tentu saja menggambarkan trade off yang sangat rumit mengingat sektor otomotif sering diklaim menjadi penyumbang utama memburuknya kualitas udara. Di sisi lain, sektor otomotif juga menjadi kontributor utama pertumbuhan ekonomi nasional, khususnya dari sektor konsumsi masyarakat.
Terlebih di tahun 2012, berdasarkan data Gaikindo, pasar mobil baru baru saja mencetak rekor penjualan mobil hingga 1 juta unit, tertinggi dalam sepanjang sejarah industri otomotif nasional. Selama 10 tahun terakhir, tren penjualan kendaraan bermotor khususnya mobil memang terus meningkat secara signifikan.
Tahun 2003, penjualan mobil masih di kisaran 354 ribu, tahun 2011 menjadi 813 ribu. Sempat terjadi sedikit fluktuasi tahun 2006 dan 2009 seiring dengan badai krisis ekonomi dunia. Dari sisi domestik, fluktuasi tersebut berbarengan dengan kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi.
Pencapaian prestasi penjualan 1 juta unit mobil tentu patut mendapat apresiasi tersendiri mengingat beratnya tantangan dan hambatan yang mengadang di tahun 2012. Misalnya, mulai dari wacana kenaikan harga BBM bersubsidi, kenaikan uang muka kredit kendaraan, serta permasalahan buruh yang tak kunjung mereda.
Keberhasilan tersebut sekaligus mengindikasikan 100 persen pulihnya daya beli masyarakat yang sempat terpuruk akibat krisis ekonomi. Menggeliatnya pasar otomotif memang memberi dampak signifi kan bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Sayang, kenaikan laju sektor otomotif justru kurang direspons secara optimal oleh pemerintah.
Penyediaan jalan, pengaturan perparkiran, serta transportasi publik belum memuaskan. Beberapa proyek transportasi umum memang tengah disiapkan meskipun masih terkendala baik birokrasi maupun teknis. Akibatnya, kualitas udara di beberapa kota-kota besar di Indonesia terus memburuk. Banyak kerugian yang ditimbulkan oleh terlepasnya berbagai zat beracun dalam kendaraan bermotor ke udara.
Secara umum, dampak-dampak yang sering teridentifi kasi adalah munculnya gangguan hipertensi akibat tekanan kerja jantung yang berlebihan untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh. Munculnya penyakit gangguan mata, penurunan kecerdasan, terganggunya perkembangan mental anak, penyakit aluran pernapasan, serta dalam jangka panjang munculnya bahaya kanker dan gangguan fungsi reproduksi pria.
Secara teori, ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk mengendalikan emisi gas buang melalui kebijakan fiskal dan nonfiskal. Melalui kebijakan fiskal, pemerintah dapat mengenakan mekanisme pajak kendaraan, pajak bahan bakar, serta insentif fiskal untuk kendaraan ramah lingkungan. Sedangkan strategi nonfiskal dapat ditempuh melalui pengetatan standar emisi gas buang, pembatasan lalu lintas, pengembangan bahan bakar ramah lingkungan serta peningkatan kualitas bahan bakar.
Pajak Hingga kini, pemerintah sudah menerapkan standar pengaturan emisi gas buang sebagai prasyarat di dalam perpanjangan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) setiap tahunnya. Bahkan persyaratan mengenai emisi gas buang sudah menjadi aturan tersendiri dalam Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan.
Dalam Pasal 64 paragraf 1 dikatakan bahwa emisi gas buang menjadi persyaratan laik jalan kendaraan bermotor. Pasal 65 juga menyebutkan bahwa emisi kendaraan bermotor harus diukur berdasarkan kandungan polutan yang dikeluarkan kendaraan bermotor serta wajib tidak melebihi ambang batas.
Berdasarkan besarnya dampak yang ditimbulkan pengelolaan emisi gas buang, perlu mengaji lebih dalam kemungkinan pengenaan pajak emisi gas buang setiap tahunnya, berbarengan dengan pengenaan PKB. Dengan pengenaan pajak emisi gas buang, nantinya tidak akan menghilangkan kewajiban pembayaran berbagai jenis PKB lainnya, namun ada sedikit penyesuaian di dalam sistem pemungutannya.
Pajak emisi gas buang tersebut nanti mengadopsi mekanisme insentif dan disinsentif. Untuk kendaraan bermotor yang melebihi ambang batas emisi gas buang akan dikenakan tarif pajak progresif. Sebaliknya, untuk kendaraan bermotor yang mampu mengelola emisi gas buang di bawah ambang batas akan memperoleh keringanan tarif pajak.
Pajak emisi gas buang tersebut akan dikenakan pemda dan dikelola provinsi, berbarengan dengan pengenaan PKB di dalam STNK pemilik kendaraan bermotor. Seyogianya pajak emisi gas buang kendaraan bermotor ini wajib di-ear marking, untuk dikembalikan lagi bagi pembangunan infrastruktur jalan, pemeliharaan jalan, infrastruktur transportasi umum, pengembangan bahan bakar alternatif, pengujian emisi serta upaya perbaikan kualitas udara yang tercemar.
Pemda yang tidak menaati aturan penggunaan dapat dikenakan sanksi dan hukuman. Misalnya tidak mendapat alokasi dana untuk periode selanjutnya. Indonesia dapat mencontoh Australia yang sudah menerapkan mekanisme pajak emisi gas buang. Meskipun awalnya menuai banyak protes khususnya dari para oposisi dan industriawan, pajak itu akan dikenakan pada polusi yang dihasilkan korporasi.
Sekitar 350 perusahaan "produsen" polusi utama harus membayar 23 dolar Australia atau setara 220 ribu rupiah untuk setiap ton karbon yang mereka hasilkan. Sebagai gambaran, Australia merupakan salah satu negara produsen polusi per kapita terparah di dunia. Dengan skema tersebut, Australia berharap tahun 2020, polusi karbon setidaknya berkurang 159 juta ton/tahun dibanding tidak diterapkan.
Pengurangan polusi ini sama dengan melenyapkan sekitar 45 juta mobil
dari jalanan. Rencananya, setelah tiga tahun berjalan, akan ada transisi dari pajak karbon ke skema perdagangan emisi berbasis pasar. Demi tujuan perbaikan bersama Jakarta, rumusan tadi tentu masih bisa diperdebatkan. Justru berbagai masukan yang konstruktif sangat dibutuhkan. Namun, semuanya harus bermuara pada satu tujuan bersama: menciptakan transportasi Jakarta yang bersahabat dan bermartabat.