A. DEFINISI Neuropati adalah gangguan saraf perifer yang meliputi kelemahan motorik, gangguan sensorik, otonom dan melemahnya refleks tendon, dapat akut atau kronik. Kelainan yang dapat menyebabkan neuropati dapat digolongkan secara umum yaitu yang disebabkan oleh penyakit defisiensi, kelainan metabolisme, intoksikasi, alergi, penyakit keturunan, iskemik,dan kompresi. Sistem saraf perifer terdiri dari bermacam-macam tipe sel dan elemen yang membentuk saraf motor, saraf sensor, dan saraf autonom. Polineuropati adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sindroma yang terjadi dari lesi yang mengenai saraf- saraf, dimana dimanifestasikan sebagai kelemahan, kehilangan kemampuan sensor, dan disfungsi autonom (lipincott ) Menurut Mattle et all, polineuropati adalah kondisi yang mengenai saraf-saraf perifer. Gambaran klinis dari polineuropati biasa nya terdistribusi secara simetris dan lambat progresif. Gejala awalan dari polineuropati dalam praktek klinis sering dimulai dari kedua kaki. Penyebab dari polineuropati bermacam- macam.Dalam penelitian secara Consensus-based principles, polineuropati harus bermula dari kaki dan simetris pada kedua sisi tubuh. Polineuropati dapat muncul pada umur berapapun, meski ada beberapa sindroma yang menyerang pada anggota umur tertentu. (199-207) Menurut WHO, technical report series 645, 1980 : batasan neuropati saraf tepi adalah kelainan menetap (lebih dari
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
A. DEFINISI
Neuropati adalah gangguan saraf perifer yang meliputi kelemahan motorik, gangguan sensorik,
otonom dan melemahnya refleks tendon, dapat akut atau kronik. Kelainan yang dapat
menyebabkan neuropati dapat digolongkan secara umum yaitu yang disebabkan oleh penyakit
defisiensi, kelainan metabolisme, intoksikasi, alergi, penyakit keturunan, iskemik,dan kompresi.
Sistem saraf perifer terdiri dari bermacam-macam tipe sel dan elemen yang membentuk saraf
motor, saraf sensor, dan saraf autonom. Polineuropati adalah istilah yang digunakan untuk
menjelaskan sindroma yang terjadi dari lesi yang mengenai saraf-saraf, dimana
dimanifestasikan sebagai kelemahan, kehilangan kemampuan sensor, dan disfungsi autonom
(lipincott )
Menurut Mattle et all, polineuropati adalah kondisi yang mengenai saraf-saraf perifer.
Gambaran klinis dari polineuropati biasa nya terdistribusi secara simetris dan lambat progresif.
Gejala awalan dari polineuropati dalam praktek klinis sering dimulai dari kedua kaki. Penyebab
dari polineuropati bermacam-macam.Dalam penelitian secara Consensus-based principles,
polineuropati harus bermula dari kaki dan simetris pada kedua sisi tubuh. Polineuropati dapat
muncul pada umur berapapun, meski ada beberapa sindroma yang menyerang pada anggota
umur tertentu. (199-207)
Menurut WHO, technical report series 645, 1980 : batasan neuropati saraf tepi adalah kelainan
menetap (lebih dari beberapa jam) dari neuron sumsum tulang, neuron motorik batang otak
bagian bawah, sensorimotor primer, neuron susunan saraf autonom perifer dengan kelainan
klinis, elektroneurografik dan morfologik.
B. ANATOMI FISIOLOGI
Sistem saraf (Nervous System) merupakan salah satu sistem organ yang ada di tubuh kita. Layaknya
sebuah sistem jaringan komunikasi, sel-sel saraf di setiap bagian dari tubuh memainkan peran dalam
proses menanggapi rangsangan dan pengendalian otot-otot kita. Sistem saraf di bina lebih dari 80
jaringan saraf utama. Setiap jaringan saraf tersusun atas 1 juta neuron, yaitu unit fungsional sistem saraf
(sel-sel saraf).
Neuron atau sel saraf memiliki bagian-bagian sel yang berbeda dengan tipe lainnya. Berikut bagian-
bagian sel saraf beserta fungsinya dalam menghantarkan impuls (rangsangan) sebagai unit fungsional
sistem saraf.
1. Intisel, merupakan struktur inti sel pada umunya yang di dalam nya terdapat asam nukleat (materi inti).
Inti sel berperan sebagai pengatur segala aktifitas sel saraf.
2. Badansel (perykaryon), merupakan struktur utama dari sel saraf yang kaya akan sitoplasma dan di
bagian tengahnya terdapat inti sel saraf. Badan sel berfungsi sebagai tempat metabolisme sel saraf.
3. Dendrit, merupakan serabut pendek dan bercabang-cabang yang merupakan penjuluran badan sel pada
badan sel. Dendrit berfungsi menerima dan menghantarkan rangsangan dari luar ke badan sel saraf.
4. Neurit, merupakan serabut panjang hasil penjuluran badan sel yang mengandung struktur benang-
benang halus yang disebut mikrofibril dan neurofibril.
Mikrofibril dan neurofibril berfungsi untuk menjaga bentuk dan kepadatan sel saraf. Neurit atau yang
sering dikenal akson memiliki peranan menghantarkan rangsangan dari badan sel saraf yang satu ke sel
saraf lain. Rangsangan akan dihantarkan melalui akson dari satu sel saraf menuju dendrit dari sel saraf
yang lain. Struktur neurit merupakan struktur yang lebih kompleks dari pada dendrit.
Neurit memiliki pembungkus yang disebut selaput myelin yang didalamnya terdapat sel Schwann.
Bagian neurit yang tidak terbungkus oleh selaput myelin disebut nodus Ranvier.
Neuro
Sel-sel saraf akan berkumpul membentuk jaringan saraf dan selanjutnya jaringan jaringan saraf
akan berkumpul dan berkoordinasi membentuk system saraf. Hubungan antara sel saraf yang
satu dengan sel saraf yang lain disebut sinapsis, sedangkan hubungan antara sel saraf dengan
serabut otot disebut neuromuscular junction.
Neuron pada manusia dapat kita kelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya. Neuron
berdasarkan strukturnya dibagi menjadi tiga tipe, yaitu neuron multipolar, neuron bipolar,
neuron unipolar. Neuron multipolar adalah tipe neuron yang memiliki banyak dendrite dan satu
akson. Neuron bipolar memiliki hanya satu dendrite dan satu akson, sedangkan neuron unipolar
tidak memiliki dendrite dan proses penghantaran impuls dilakukan oleh satu akson.
Tipe Saraf
Neuron berdasarkan fungsinya dibedakan atas sel saraf sensorik (afferent), sel saraf motorik
(efferent), dan sel saraf konektor (association). Sel saraf sensorik berfungsi menghantarkan
rangsangan (impuls) dari indra ke saraf pusat (otak) dan sumsum tulang belakang. Sel saraf
motorik berfungsi menghantarkan rangsangan dari saraf pusat (otak) atau sumsum tulang
belakang ke otot atau kelenjar. Rangsangan dari sel saraf sensorik di teruskan menuju sel saraf
motorik melalui sel saraf konektor.
Membran neuron layaknya membrane sel lainnya bersifat semipermeabel (hanya molekul-
molekul tertentu yang dapat keluar masuk misalnya ion-ion tetapi tidak untuk molekul
berukuran besar). Membran sel saraf juga secara elektrikal bersifat polar (adanya ion-ion
bermuatan negative yang disebut kation di sekitar permukaan luar membrane dan ion-ion
bermuatan negative yang disebut anion di bagian sebelah dalam membran). Impuls saraf
berhasil di transmisikan (disalurkan) dari sel saraf yang satu ke sel saraf yang lain disebabkan
oleh potensial aksi yang berpindah di dekat sel saraf. Stimulus merubah kemampuan spesifik
permeable lapisan membrane dan menyebabkan depolarisasi kation dan anion. Perubahan ini
menyebar sepanjang serabut saraf yang selanjutnya disebut sebagai impuls saraf itu sendiri.
Polarisasi kembali terjadi setelah depolarisasi yang diikuti oleh periode refractory selama
impuls selanjutnya dating lagi.
Sinapsis
Polarisasi dibuat dengan mempertahankan kelebihan ion-ion sodium (Na+) pada bagian luar
membrane dan kelebihan ion-ion potassium (K+) pada bagian dalam membran. Jumlah tertentu
dari Na dan K selalu bocor (berkurang) melewati membran, tetapi pompa Na/K pada
membrane secara aktif mengatasi hal tersebut.
Intensitas atau frekuensi antara impuls saraf yang satu dengan yang lain ditentukan oleh
diameter dari serabut saraf, hal ini berkaitan juga dengan serabut saraf berselaput myelin dan
serabut saraf tanpa selaput myelin. Sitoplasma dari akson atau serabut saraf merupakan
konduktor elektrik dan selaput myelin menurunkan kapasitasnya sebagai penghantar. Kondisi
tersebut mencegah kebocoran muatan melalui membran.
Depolarisasi pada nodus ranvier cukup untuk memicu regerasi voltase elektrik pada nodus
berikutnya. Oleh karena itu, potensial aksi pada serabut saraf bermielin tidak berpindah
layaknya perpindahan gelombang tetapi terjadi secara berulang pada nodus-nodus. Potensial
aksi pada nodus ranvier akan berpindah seperti loncatan-loncatan muatan listrik.
SISTEM SARAF
Sistem saraf manusia dan beberapa vertebrata lain mengandung dua bagian utama, yaitu:
Sistem saraf pusat yang terbagi atas otak dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Sistem
saraf pusat dilindungi oleh selaput meninges yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu Pia meter
(selaput paling dalam dan banyak mengandung pembuluh darah), Dura meter (lapisan terluar
yang padat dan keras serta menyatu dengan tengkorak sebelah dalam) dan terakhir Arakhnoid
(terletak di antara pia meter dan dura meter yang merupakan selaput jaringan yang lembut
membatasi kedua lapisan yang lain)
Sistem Saraf Pusat
Sistem saraf tepi yang terbagi atas sel-sel saraf sensori yang menghantarkan impuls
ke system saraf pusat dan sel-sel saraf motori yang menghantarkan impuls dari system
saraf pusat ke efektor. Sistem saraf tepi dalam hal ini sel-sel saraf motori dapat dibagi
ke dalam dua kelompok, yaitu system saraf somatic yang secara langsung berperan
dalam kontraksi otot-otot rangka dan system saraf autonom yang mengontrol
aktivitas organ-organ dan variasi otot-otot tak sadar (involunter), seperti otot jantung
dan otot polos.
MEKANISME GERAK
Gerak dapat dilakukan secara sadar (gerak biasa) dan secara tidak sadar (gerak
reflek). Perbedaan dari kedua macam gerak tersebut adalah berkaitan dengan jalannya
impuls saraf yang melewati system saraf pusat, yaitu jika impuls melewati otak maka
gerak yang dilakukan sebagai hasil respon dari otak dinamakan gerak sadar,
sedangkan jika impuls tidak melewati otak tetapi sumsum tulang belakang, maka
gerak yang dihasilkan sebagai respon dari sumsum tulang belakang dinamakan gerak