Top Banner
POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI KECAMATAN LABUHAN MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR (Skripsi) Oleh PUSPA SARI DEWI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2019
66

POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

Feb 20, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL

LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI KECAMATAN LABUHAN

MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

(Skripsi)

Oleh

PUSPA SARI DEWI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 2: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

ii

ABSTRAK

POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL

LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI KECAMATAN LABUHAN

MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh

Puspa Sari Dewi

Burung air merupakan salah satu jenis burung yang secara ekologi bergantung

pada lahan basah. Lahan basah merupakan suatu ekosistem yang memiliki

berbagai fungsi ekologis yang penting untuk kehidupan burung air. Tujuan

penelitian ini untuk mengetahui pola persebaran dan kelimpahan burung air pada

areal lahan basah di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

Lampung Timur.

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Februari-Maret selama 12 hari

dengan tiga hari pengamatan utama dan sembilan hari pengulangan. Pengambilan

data dilakukan di tiga lokasi pengamatan yaitu pada areal sawah, tambak dan

hutan mangrove pada pukul 06.00-09.00 WIB dan pukul 15.00-18.00 WIB.

Identifikasi jenis burung dilakukan secara langsung dengan menggunakan buku

identifikasi burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Penelitian ini

Page 3: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

iii

menggunakan metode point count dan analisis data deskriptif dengan

menjabarkan analisa pola persebaran dan kelimpahan burung air yang ditemukan.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa pola persebaran jenis burung air

mengelompok di semua lokasi pengamatan, kecuali di lokasi tambak yaitu jenis

raja udang erasi (Alcedo atthis) yang pola persebarannya teratur. Kelimpahan jenis

burung air rata-rata rendah pada semua lokasi penelitian, kelimpahan tinggi pada

jenis blekok sawah (Ardeola speciosa) dan kuntul kecil (Egretta garzetta) di

lokasi sawah, kelimpahan tinggi pada jenis kuntul kecil (Egretta garzetta) dan

pecuk padi hitam (Phalacrocorax sulcirotris) di lokasi tambak, kelimpahan

sedang pada jenis ibis roko roko (Plegadis falcinellus).

Kata kunci : burung air, lahan basah, pola persebaran, kelimpahan.

Page 4: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL

LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI KECAMATAN LABUHAN

MARINGGAI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

Oleh

PUSPA SARI DEWI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA SAINS

Pada

Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2019

Page 5: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI
Page 6: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI
Page 7: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI
Page 8: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

viii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Sukaraja, Kec. Gedong Tataan,

Kab. Pesawaran, Provinsi Lampung pada tanggal 15

Januari 1997, sebagai putri keempat dari empat

bersaudara buah hati Bapak Dede Sahwandi dan Ibu

Elis Juarningsih.

Penulis memulai pendidikan pertamannya di Sekolah Dasar (SD) Negri Satu

Gedong Tataan tahun 2003 dan menyelesaikannya pada tahun 2009, selanjutnya

Penulis menempuh pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 1

Gedong Tataan hingga tahun 2012, kemudian ditahun yang sama Penulis

melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 1 Gedong

Tataan.

Pada tahun 2015, Penulis tercatat sebagai salah satu mahasiswa Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di Universitas Lampung

melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan

melaksanakan pendidikan di perguruan tinggi hingga meraih gelar Sarjana Sains

Page 9: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

ix

pada tahun 2019. Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten

praktikum Mamalogi. Penulis juga aktif di Organisasi Himpunan Mahasiswa

Biologi (HIMBIO) FMIPA Universitas Lampung sebagai anggota Bidang

Ekspedisi 2016-2017 dan Kelompok Pemerhati Avifauna (KPA) Cairina sebagai

Bendahara 2018-2019.

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada bulan Januari-

Februari 2018 di Rhino Protection Unit (RPU) Taman Nasional Way Kambas

selama 30 hari kerja efektif dengan judul “TEKNIK PENGAMBILAN DATA

JEJAK AKTIVITAS BADAK SUMATRA (Dicerorhinus sumatrensis) DI

HABITAT ALAMI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS”. Penulis

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada bulan Juli-Agustus 2018 di Desa

Lehan, Kec. Bumi Agung, Kab. Lampung Timur selama 40 hari. Penulis

melaksanakan penelitian di Desa Margasari, Kec. Labuhan Maringgai, Kab.

Lampung Timur pada bulan Februari-Maret 2019.

Page 10: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

PERSEMBAHAN

Bismillahirrahmannirrahim

Alhamdulillahi Robbil’Alamin

Teriring rasa syukur atas semua nikmat yang Allah SWT berikan kepadaku

dan dengan penuh rasa bangga

Kupersembahkan Karya Sederhana ini teruntuk:

Bapak dan Ibu,

Kedua orang tua terbaikku Bapak Dede Sahwandi dan Mama Elis Juarningsih

yang selalu kusayangi, yang selalu mengasihiku dengan kasih sayang yang tiada

hentinya, yang senantiasa selalu menyebut namaku di dalam do’a nya,

mendidikku dan menjadi tauladan yang baik bagi pribadi ini sepanjang hayat,

memberikan dukungan baik moril maupun materil, serta yang selalu berkorban

tanpa mengenal waktu untuk kebahagian dan kesuksesanku.

Seluruh Keluargaku Tercinta,

Kakak-kakak ku serta seluruh keluarga besar yang selalu memberi semangat

untuk tetap berjuang melewati masa-masa sulit dan memberikan motivasi untuk

terus berkarya dan menuntaskan pendidikanku.

Para Pendidikku,

Para guru dan dosen yang telah medidik, membimbing dan mengajariku hingga

dengan dedikasi, kesabaran dan keikhlasanya.

Sahabat-Sahabat Terbaikku,

Yang selalu memberikan semangat, dukungan yang menguatkan serta

mengajarkan arti sebuah persaudaraan dan membuat hari-hariku menjadi lebih

berwarna.

Almamaterku Tercinta,

Terimakasih.

Page 11: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

MOTTO

Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu. Dan boleh

jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah

Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

(QS. Al - Baqarah 2:216)

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah

kesulitan itu ada kemudahan.

(QS. Asy Syarh 94:5-6)

Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya; hidup di tepi jalan dan

dilempari orang dengan batu tetapi membalas dengan buah.

(Abu Bakar Sibli)

Tidak ada doa yang lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai.

(Anonymous)

Page 12: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

xii

SANWACANA

Segala Puji dan Syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wataala atas

limpahan rahmat dan ridho-Nya, serta limpahan karunia dan nikmat-Nya yang tak

terhitung hingga hari ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pola Persebaran Dan Kelimpahan Burung Air Pada Areal Lahan

Basah Di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

Lampung Timur”. Shalawat teriring salam semoga senantiasa tercurahkan

kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para

sahabatnya serta kelak kita sebagai umatnya mendapatkan syafaatnya di yaumil

akhir, Aamiin.

Penulis menyadari ini bukanlah hasil jerih payah sendiri akan tetapi berkat

bimbingan, perhatian, saran, serta dukungan berbagai pihak sehingga penulisan

skripsi ini dapat terselesaikan, oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis

menyampaikan rasa hormat, penghargaan dan ucapan terimakasih teriring doa

kepada ;

1. Ibu Dr. Nuning Nurcahyani, M.Sc., selaku Pembimbing I yang telah

banyak meluangkan waktu, memberikan arahan dan ilmu, membimbing

serta memberikan saran dan kritik yang membangun bagi penulis selama

pelaksanaan penelitian hingga terselesaikannya skripsi ini.

Page 13: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

xiii

2. Bapak Tugiyono, M.Si. Ph. D., selaku Pembimbing II yang telah dengan

sabar memberikan masukan, arahan, bimbingan, kepada penulis dalam

penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Pembahas atas

dedikasi, bimbingan,nasihat, arahan, saran, motivasi serta semangat yang

diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Ir. Salman Farisi, M. Si., selaku Pembimbing Akademik atas

bimbingan, motivasi, masukan, semangat, kritik dan sarannya kepada

penulis selama menempuh pendidikan di Jurusan Biologi.

5. Bapak Drs. M. Kanedi, M. Si., selaku Ketua Jurusan Biologi.

6. Bapak Drs. Suratman, M.Sc., selaku Dekan Fakultas MIPA.

7. Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas

Lampung.

8. Bapak dan Ibu dosen yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas

dedikasi dan ilmu yang sudah diberikan kepada Penulis selama Penulis

menempuh pendidikan di Jurusan Biologi.

9. Ibu Wahyu, selaku kepala Desa Margasari, Kecamatan Labuhan

Maringgai, Kabupaten lampung Timur yang telah memberikan penginapan

dan bantuan selama pelaksanaan penelitian.

10. Sahabat penelitian ku tercinta Miranti Febriani Safitri dan Rara Fitria

Anggreani yang telah melalui susah senang selama penelitian ini bersama,

saling menyemangati, membantu dan mendoakan.

Page 14: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

xiv

11. Sahabat seperburungan ku Rere, Danang dan Mba Harnes yang banyak

membantu selama pelaksanaan penelitian ini dari mulai survei lokasi

penelitian dan diskusi seputar penelitian.

12. Keluarga Besar Kelompok Pemerhati Avifauna CAIRINA Mba Kiki, Mba

Nana, Aris, Bagus, Mba Harnes, Danang, Rere, Miranti dan Rara tempat

berdiskusi maupun berkeluh kesah yang memberi banyak ilmu dan

pengalaman di dunia perburungan.

13. Sahabat “Akhtong” ku tersayang Endang Miranti, Harum Mutmainnah,

dan Dwi Hastuti sebagai teman, sahabat, sekaligus keluarga dari mulai

masuk dunia perkuliahan sampai lulus, yang selalu mendoakan, memberi

motivasi, semangat, yang selalu ada dalam senang maupun sedih, orang-

orang terbaik yang ku temui selama di dunia perkuliahan.

14. Teman-teman ku tersayang Ika, Janah, Vina, Desti, Mba wuri dan

Rohmah yang banyak membantu, menyemangati dan mendoakan yang

memberikan banyak cerita dalam dunia perkuliahan.

15. Teman-teman terbaikku Arip, Tareq, Keling, Badrus yang selalu mau

direpotkan, tidak pernah bosan membantu dari mulai duduk di bangku

sekolah sampai sekarang.

16. Sahabat tercinta ku Yaya, Tiwi, Nurma, Bita tempat berkeluh kesah,

melewati susah senang bersama dari mulai duduk di bangku sekolah

sampai sekarang.

17. Keluarga Besar Biologi Angkatan 2015 yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, terimakasih atas kebahagiaan, kebersamaan, bantuan, dukungan,

semangat, dan kekeluargaan yang telah terjalin selama ini.

Page 15: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

xv

18. Keluarga Besar KWI 2016 “kelompok 43” Rara, Nurul, Titi, Jo, Tiara,

Aji, Iqbal, Ridho dan Natan yang telah menjadi bagian dari keluarga baru

Penulis.

19. Keluarga Besar “Tim Kestari” KWI 2017 yang tidak dapat disebutkan satu

persatu, atas kerjasama serta ilmu yang dibagikan satu sama lain.

20. Keluarga “KKN Desa Lehan” periode II Juli 2018, Shabil, Ncis, Yaya,

Tokek dan Harist atas dukungan, perhatian, pengalaman, dan

kebersamaan, serta telah menjadi bagian dari keluarga baru Penulis.

21. Keluarga Besar Rhino Protection Unit (RPU) TNWK atas segala bantuan,

inspirasi, pengalaman, saran dan ilmu yang sangat bermanfaat bagi Penulis

selama melaksanakan Praktek Kerja Lapangan.

22. Serta semua pihak yang telah membantu, mempermudah dan mendoakan

penulis dalam melaksanakan dan menyelesaian skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan penulis

semoga skripsi ini dapat memberikan informasi, sehingga dapat digunakan

sebagai bahan rekomendasi di kemudian hari dan bermanfaat bagi kita semua.

Aamiin.

Bandar Lampung, 05 Agutus 2019

Penulis,

Puspa Sari Dewi

Page 16: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

xv

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DEPAN ……………………………………………………….... i

ABSTRAK ………………………………………………………………… ii

HALAMAN JUDUL DALAM …………………………………………… iv

HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………… v

HALAMAN PENGESAHAN ………………………….……………….. vi

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ……………………………… vii

RIWAYAT HIDUP ……………………………………………………. viii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………….………………..………….…. x

MOTTO ……………………………………………………………….….. xi

SANWACANA …………………………………………………….……. xii

DAFTAR ISI …………………………………………………………..... xv

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xviii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xix

I. PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

Page 17: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

xvi

B. Tujuan Penelitian.............................................................................. 4

C. Manfaat Penelitian .......................................................................... 4

D. Kerangka Pikir ................................................................................ 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 7

A. Burung Air ...................................................................................... 7

B. Morfologi ........................................................................................ 9

C. Habitat ............................................................................................. 13

D. Lahan Basah .................................................................................... 14

E. Makanan .......................................................................................... 17

F. Persebaran di Indonesia ................................................................... 18

G. Kemelimpahan Burung .................................................................... 22

H. Ancaman .......................................................................................... 22

I. Perilaku Makan ................................................................................. 24

J. Migrasi ............................................................................................... 26

K. Musim Migrasi .................................................................................. 27

L. Gambaran Lokasi Penelitian ............................................................. 28

M. Status Konservasi Burung air ........................................................... 30

III. METODE ............................................................................................... 34

A. Waktu dan Tempat ......................................................................... 34

B. Alat dan Bahan .............................................................................. 35

C. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 35

1. Survei Pendahuluan ................................................................. 35

2. Pengamatan Utama .................................................................. 35

D. Parameter Penelitian ...................................................................... 37

E. Analisis Data ................................................................................... 37

IV. HASIL DAN PEMBAHSAN ................................................................. 39

A. Pola Persebaran Burung Air Pada Areal Lahan Basah

di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai

Kabupaten Lampung Timur ........................................................... 39

B. Kelimpahan Burung Air Pada Areal Lahan Basah di

Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai

Kabupaten Lampung Timur ........................................................... 71

C. Migrasi Burung Air ......................................................................... 73

D. Status Konservasi Burung Air ........................................................ 76

E. Lokasi Penelitian dan Potensi Gangguan Terhadap

Burung air ....................................................................................... 79

V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 86

A. Kesimpulan........................................................................................... 85

B. Saran ..................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 88

LAMPIRAN ............................................................................................ 93

Page 18: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar famili dan persebaran burung air di Indonesia................................ 21

2. Lembar pengamatan pola persebaran dan kemlimpahan burung air

pada areal lahan basahdi Desa Margasari, Kecamatan

Labuhan Maringgai .................................................................................. 36

3. Pola Persebaran Burung Air Pada Areal Lahan Basah di Desa

Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung

Timur........................................................................................................ 40

4. Datar Jenis Burung Air Migran Pada Areal Lahan Basah di Desa

Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung

Timur ...................................................................................................... 75

5. Datar Jenis Burung Air Pada Areal Lahan Basah di Desa

Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung

Timur dan Status Konservasi ................................................................. 78

Page 19: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Alir Penelitian ............................................................................. 6

2. Topografi dasar burung pantai .................................................................. 13

3. Tiga pola dasar persebaran spasial dari individu dalam suatu

habitat ........................................................................................................ 19

4. Rangkuman daur migrasi burung pantai................................................... 28

5. Peta lokasi penelitian................................................................................. 34

6. Bambangan merah yang terlihat sedang mengintai mangsa

di lokasi sawah......................................................................................... 43

7. Bambangan coklat yang sedang mencari makan di pinggiran

sawah yang berair .................................................................................... 44

8. Blekok sawah dalam keadaan tidak berbiak dan blekok sawah

dalam keadaan berbiak ............................................................................ 45

9. Blekok sawah yang sedang mencari makan dengan kelompok

burung air lain ........................................................................................... 46

10. Cangak abu yang sedang mencari makan di hamparan

lumpur hutan mangrove............................................................................. 47

11. Cangak merah yang sedang mengintai mangsa dan cangak

merah yang sedang terbang ...................................................................... 48

12. Kokokan laut laut yang sedang mengintai mangsa ................................... 49

13. Kuntul besar yang sedang berkelompok mencari makan ......................... 50

Page 20: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

xx

14. Kuntul cina yang sedang mencari makan dengan kelompok

burung air lain ........................................................................................... 51

15. Kuntul kecil yang sedang mencari makan di pinggiran sawah ................. 52

16. Kuntul kerbau yang sedang berkumpul dengan burung air lain

untuk mencari makan ................................................................................ 53

17. Kuntul perak yang sedang mencari makan di lokasi hutan

mangrove ................................................................................................... 54

18. Cekakak belukar yang sedang mengintai mangsa ....................................... 55

19. Cekakak sungai yang sedang mengintai mangsa di lokasi sawah ............... 56

20. Raja udang biru yang sedang bertengger sambil mengintai

mangsa ......................................................................................................... 57

21. Raja udang erasia yang sedang mengintai mangsa ...................................... 58

22. Belibis polos yang sedang berenang pada saat air laut pasang

di lokasi hutan mangrove ............................................................................. 59

23. Bangau bluwok yang sedang berjemur di hamparan lumpur

hutan mangrove ........................................................................................... 60

24. Bangau tong tong yang sedang berkelompok untuk mencari

makan di hamparan lumpur hutan mangrove .............................................. 61

25. Cerek tilil yang sedang mencari makan di hamparan lumpur

hutan mangrove ........................................................................................... 62

26. Pecuk padi kecil yang sedang mencari makan di hutan mangrove ............. 63

27. Pecuk padi hitam yang sedang berkelompok sambil mengintai

mangsa di hutan mangrove .......................................................................... 64

28. Gagang bayam timur yang sedang mencari makan di lokasi

tambak .......................................................................................................... 65

Page 21: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

xxi

29. Gagang bayam belang yang sedang mencari makan di lokasi

tambak .................................................................................................... 66

30. Gajahan penggala yang sedang mencari makan di hutan

mangrove ................................................................................................ 67

31. Trinil semak yang sedang mencari makan di hutan mangrove ............. 68

32. Trinil pantai yang sedang mencari makan di lokasi hutan

mangrove ................................................................................................ 69

33. Dara laut jambul yang sedang bertengger di lokasi hutan

mangrove ................................................................................................ 70

34. Ibis roko roko yang sedang mencari makan di lokai sawah ................... 71

35. Grafik Kelimpahan Burung Air Pada Areal Lahan Basah di

Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

Lampung Timur…………………………………………………….…. 72

36. Kondisi lokasi pengamatan pada areal sawah ………....…….……….. 80

37. Kondisi lokasi pengamatan pada areal tambak …………......………... 82

38. Gangguan terhadap burung air oleh elang dan jaring-jaring di

lokasi tambak ........................................................................................ 83

39. Kondisi lokasi pengamatan pada areal hutan mangrove …….....…….. 84

Page 22: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara yang memiliki keanekaragaman jenis burung yang

cukup tinggi dengan jumlah mencapai 1.771 jenis, yang persebarannya

bersifat migran ataupun menetap (Burung Indonesia, 2018). Burung

merupakan indikator kualitas lingkungan yang mudah dijumpai diberbagai

tempat dan memiliki posisi penting sebagai kekayaan satwa di Indonesia yang

jenisnya sangat beranekaragam dengan memiliki keindahan tersendiri pada

masing-masing jenis (Wisnubudi, 2009).

Baik sebagai objek penelitian, pendidikan dan kebudayaan, kepentingan

rekreasi dan pariwisata keberadaan burung sangat berperan dalam kehidupan

manusia. Selain itu burung juga memiliki manfaat untuk membantu

penyerbukan bunga, pemencaran, mengontrol populasi serangga, memiliki

nilai ekonomis dan sebagai sumber plasma nutfah (Alikodra, 1990).

Pola persebaran merupakan karakter penting dalam suatu komunitas ekologi.

Hal ini biasanya yang pertama kali diamati dalam melihat beberapa

komunitas dan salah satu sifat dasar darikebanyakan kelompok organisme

hidup. Informasi mengenai kepadatan populasi dirasakan belum cukup untuk

Page 23: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

2

memberi gambaran yang lengkap mengenai keadaan suatu populasi yang

terdapat dalam suatu habitat. Dua populasi mungkin saja memiliki kepadatan

yang sama, tetapi mempunyai perbedaan yang nyata dalam pola sebaran

spasialnya. (Iskandar& Colijn, 2000).Pengetahuan mengenai penyebaran

sangat penting untuk mengetahui tingkat pengelompokan dari individu yang

dapat memberikan dampak terhadap populasi dari rata-rata per unit area

(Soegianto, 1994).

Persebaran burung hampir diberbagai tempat. Burung terdapat disuatu tempat

apabila pada tempat tersebut terpenuhi kebutuhan hidupnya, yaitu habitat

yang mendukung dan aman dari ancaman predator (Hernowo dan Prasetyo,

1989). Selain di wilayah konservasi terdapat burung-burung yang hidup di

wilayah perkebunan, persawahan, pemukiman, pertambakan dan lainnya yang

perlu diperhatikan untuk upaya konservasi diwaktu yang akan datang (Dewi,

2005).

Salah satu jenis burung yang saat ini perlu diperhatikan status konservasinya

adalah jenis burung air. Burung air adalah jenis burung yang melakukan

seluruh aktivitas hidupnya di daerah perairan (Rusila-Noor dkk, 1999).

Burung air merupakan salah satu jenis burung yang secara ekologis

bergantung pada lahan basah yang menjadi salah satu indikator untuk menilai

pentingnya kondisi suatu lahan baah. Lahan basah meliputi hutan mangrove,

dataran berlumpur, danau, rawa, sawah, tambak dan lain-lain. Burung air

Page 24: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

3

sering dijumpai dalam bentuk berkelompok terutama saat ada ancaman yang

akan mengganggu keberlangsungan hidupnya (Shahnaz dkk., 1995).

Lahan basah merupakan habitat penting untuk bersarang dan membesarkan

anak, mencari makan, tempat berlindung dan berinteraksi sosial. Hubungan

antara lahan basah dan burung air sangat dipengaruhi oleh ketersediaan air,

makanan, tempat berlindung dan predator (Alikodra, 2002).

Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

Lampung Timur yang dibuka pada tahun 1975 dan diresmikan pada tanggal

02 Februari 1981dengan luas wilayah 1.002 ha. Desa Margasari memiliki 12

dusun yang berbatasan langsung dengan wilayah-wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Timur : Laut Jawa

b. Sebelah Selatan : Desa Sriminosari

c. Sebelah Barat : Desa Srigading

d. Sebelah Utara : Desa Suko Rahayu

Desa Margasari merupakan daerah yang memiliki lahan basah berupa hutan

mangrove, pantai, tambak dan sawah yang merupakan habitat alami bagi

burung air. Data mengenai pola persebaran dan kelimpahan burung air di

wilayah tersebut belum ada, sehingga penelitian ini perlu dilakukan untuk

mengupayakan konservasi burung air di wilayah tersebut.

Page 25: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

4

B. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pola persebaran burung air pada areal lahan basah di Desa Margasari

Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur.

2. Kelimpahan burung air pada areal lahan basah di Desa Margasari

Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur.

3. Mengetahui potensi gangguan terhadap burung air pada areal lahan basah

di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung

Timur.

C. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberi informasi berupa data

mengenai burung air pada areal lahan basah di Desa Margasari, Kecamatan

Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur dan mengupayakan

konservasi burung air di wilayah tersebut.

D. Kerangka Pikir

Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang

cukup tinggi, baik tumbuhan maupun satwa liar. Salah satu satwa liar yang

Page 26: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

5

terdapat banyak di Indonesia adalah burung. Burung di Indonesia sangat

beranekaragam yang persebarannya diberbagai tempat. Burung memliki

peran penting dikehidupan manusia, selain untuk indikator suatu lingkungan,

objek peneltian, wisata dan budaya, burung juga memiliki peran yang sangat

penting di dalam ekosistem dan sebagai sumber plasma nutfah. Konservasi

burung di Indonesia masih terfokus pada wilayah-wilayah konservasi,

padahal tak jarang burung ditemukan wilayah lahan basah seperti sawah,

tambak dan hutan mangrove. Salah satu jenis burung di Indonesia yang

memerlukan perhatian untuk dikonservasi adalah burung air. burung air

adalah burung yang menghabiskan waktunya didaerah perairan. Lahan basah

merupakan habitat yang sangat baik untuk burung air berkembang biak,

membesarkan anak, mencari makan dan berlindung. Lahan basah meliputi

hutan mangrove, rawa, sawah, tambak dan lainnya.

Desa Margasari merupakan wilayah yang terletak di Kecamatan Labuhan

Maringgai Kabupaten Lampung Timur. Wilayah ini memiliki lahan

basahyang cukup luas berupa hutan mangrove, pantai, tambak dan sawah

yang merupakan habitat alami bagi burung air. Data mengenai pola

persebaran dan kelimpahan burung air di wilayah tersebut belum ada,

sehingga penelitian ini perlu dilakukan untuk mengupayakan konservasi

burung air di wilayah tersebut.Digram alir penelitian pola persebaran dan

kelimpahan burung air pada areal lahan basah di Desa Margasari, Kecamatan

Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur disajikan pada Gambar 1.

Page 27: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

6

Desa Margasari,

Kecamatan Labuhan

Maringgai

Gambar. 1 Diagram alir penelitian pola persebaran dan kelimpahan burung air

pada areal lahan basah di Desa Margasari Kecamatan Labuhan

Maringgai Kabupaten Lampung Timur.

Lahan Basah

Pola Persebaran dan Kelimpahan

Burung Air

Penelitian

Survei Pendahuluan Pengamatan Utama

Titik Pengamatan

Metode

Pengamatan Analisis Data

Point Count Indeks Persebaran

Poisson dan Indeks

Kelimpahan Relatif

Data Pola Persebaran dan

Kelimpahan Burung Air

Page 28: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Burung Air

Menurut Welty (1982) dalam Darmawan (2006) burung merupakan hewan

yang memiliki bulu, tungkai atau lengan depan yang berfungsi untuk

terbang, tungkai belakang yang beradaptasi untuk berjalan, berenang dan

hinggap sesuai dengan lingkungannya, memiliki paruh, jantung memiliki

empat ruang, rangka ringan, memiliki kantong udara, berdarah panas,

tidak memiliki kandung kemih dan bertelur. Burung masuk ke dalam kelas

hewan bertulang belakang, terbagi dalam 29 ordo yang terdiri dari 158

famili.

Burung air merupakan salah satu jenis burung yang secara ekologi

bergantung pada lahan basah. Lahan basah meliputi hutan mangrove,

dataran berlumpur, danau, rawa, sawah, tambak dan lain-lain. Burung air

sering dijumpai dalam bentuk berkelompok terutama saat ada ancaman

yang akan mengganggu keberlangsungan hidupnya (Shahnaz dkk., 1995).

Page 29: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

8

Burung air memiliki kaki berselaput yang digunakan untuk mendayung

pada saat berenang dan memiliki kaki panjang yang memudahkan mereka

untuk berjalan pada saat mencari makan di lingkungan air. Burung air

cenderung dimasukkan ke dalam tiga kelompok kategori. Pertama

kelompok burung laut (marine bird), yaitu kelompok burung yang

mencari makan di laut lepas dan kembali ke darat ketika akan

berkembangbiak. Kedua kelompok burung yang mengandalkan air tawar

sebagai sumber makan dan membuat sarang di daerah dekat sumber

makanannya tersebut. Ketiga kelompok burung pantai yang terdiri dari sub

ordo Charadiiformes. Dari ketiga kelompok tersebut burung yang sering

berarda di darat adalah kelompok burung pantai dan burung air tawar

sedangkang kelompok burung laut lebih sering menghabiskan waktu di air

(Balai Taman Nasional Alas Purwo, 2011).

Kelompok burung air memiliki beberapa istilah, yaitu Wildfowl yang

merupakan kelompok burung air liar dari famili Anatidae atau bebek-

belibis. Shorebird, waders atau yang biasa di sebut burung pantai,

merupakan kelompok burung air perancah yang memiliki ukuran tubuh

bervariasi antara 13-66 cm, bentuk dan ukuran paruh yang beragam, dan

memiliki kemampuan berjalan di tempat lunak dan tergenang air (Sibuea

dkk., 1996).

Page 30: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

9

B. Morfologi

Menurut Balai Taman Nasional Alas Purwo (2011) burung air pada

umumnya memiliki jari-jari kaki yang lurus dan berselaput, paruh

meruncing lurus ataupun melengkung dan ada beberapa jenis burung air

yang paruhnya berkantung panjang. Memiliki perbandingan ukuran

panjang tubuh dengan panjang kaki 1 : 1 sampai 1 : 3. Bulu penutup yang

dilapisi lilin yang berguna untuk mencegah bulu agar tidak basah. Berikut

morfologi burung air berdasarkan sukunya :

1. Podicipedidae

Burung air pada suku ini memiliki paruh runcing, ekor pendek,

leher tegak, jari kaki lebih berdaun dari pada berselaput dan

memiliki bulu yang panjang.

2. Phalacrocoracidae

Burung air pada suku ini memiliki paruh tajam yang berkait pada

ujungnya, berwarna hitam dengan kilau hijau atau ungu contohnya

pecuk padi hitam (Phalacrocorax sulcirostris), pecuk padi belang

(Phalacrocorax melanoleucos), berwarna putih pada bagian bawah

dan miliki paruh serta kulit muka berwarna kuning.

3. Pelecanidae

Burung air pada suku ini memiliki paruh sangat besar dan di

sepanjang paruh terdapat kantung makanan yang bisa

menggembung. Leher membengkok pada saat terbang, berwarna

putih pada jenis burung undan putih (Pelecanus onocrotalus),

Page 31: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

10

berwarna ungu pada jenis burung undan paruh totol (Pelecanus

philippenis) dan berwarna hitam pada jenis burung undan kacamata

(Pelecanus conspicillatus).

4. Ardeidae

Burung air pada suku ini memiliki paruh panjang lurus, berkaki

panjang, leher panjang. Berwarna putih pada jenis burung kuntul,

berwarna hitam pada jenis burung kowak dan berwarna abu-abu

gelap pada jenis burung cangak laut (Ardea sumatrana).

5. Ciconiidae

Burung air pada suku ini memiliki paruh yang sangat besar,

panjang dan kuat. Memiliki kaki panjang, sayap lebar, dan ekor

pendek.

6. Threskiornithidae

Burung air pada suku ini memiliki paruh yang panjang dan

melengkung kebawah, ekor lebat, bulu terbang terestrial

memanjang berwarna abu-abu.

7. Anatidae

Burung air pada suku ini memiliki paruh yang khas dan pipih, kaki

berselaput, tungkai pendek, sayap sempit runcing yang terletak

agak kebelakang, ekor pendek.

8. Rallidae

Burung air pada suku ini memiliki paruh yang lurus dan kuat, kaki

panjang dengan jajri-jari yang sangat panjang, sayap pendek.

Page 32: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

11

9. Heliornithidae

Burung air pada suku ini memiliki kaki lebar berbentuk dayung

tanpa selaput diantara jarinya, berwarna coklat zaitun.

10. Jacanidae

Burung air pada suku ini memiliki jari kaki yang sangat panjang

berguna untuk berjalan diatas daun teratai dan tumbuhan terapung

lainnya.

11. Rostratuloidae

Burung air pada suku ini memiliki ciri khusus berupa strip menyala

pada kepala dan bahu, sayap terhias ramai dengan garis-garis, strip

dan bentuk seperti bulatan mata, memiliki paruh yang panjang dan

melengkung.

12. Charadriidae

Burung air pada suku ini memiliki paruh lurus dengan penebalan

keras pada ujungnya, tungkai panjang dan kuat, pada beberapa

spesiel tidak memiliki jari belakang, sayap agak panjang, ekor

pendek, berpola warna coklat, hitam dan putih.

13. Scolopacidae

Burung air pada suku ini memiliki paruh ramping memanjang, kaki

panjang, sayap meruncing panjang. Pada beberapa spesies memiliki

paruh sangat panjang yang digunakan untuk mengais di dalam

lumpur guna mencari cacing dan udang-udangan yang

bersembunyi.

Page 33: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

12

14. Recurvirostridae

Burung air pada suku ini memiliki kaki yang panjang berwarna

merah, kepala dan tubuh berwarna putih.

15. Phalaropodidae

Burung air pada suku ini memiliki paruh yang sempit dan tajam,

tubuh ramping dan anggun, memiliki bulu lebat dan halus yang

membuat tubuhnya mudah mengapung, jari kaki bercuping dan

tidak memiliki selaput.

16. Burhinidae

Burung air pada suku ini memiliki paruh lurus agak pendek dan

kuat, kaki panjang, tidak memiliki jari belakang, lutut membesar,

mata besar berwarna kuning bening, sayap berwarna hitam dan

putih.

17. Glareolidae

Burung air pada suku ini memiliki paruh kuat, membengkok dan

meruncing serta memiliki sayap yang panjang.

18. Laridae

Burung air pada suku ini memiliki tubuh berwarna putih dengan

ujung sayap yang hitam, pada bagian kepala dan ata tubuh

memiliki perbedaan tingkat warna hitam, abu-abu dan coklat.

Berikut merupakan gambar tipografi dasar burung pantai pada

Gambar 2.

Page 34: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

13

Gambar 2. Topografi dasar burung pantai (Howes dkk., 2003)

C. Habitat

Habitat adalah tempat setiap unit kehidupan dengan kondisi tertentu yang

dijadikan tempat suatu jenis atau komunitas hidup yang berperan penting

bagi distribusi dan jumlah burung (Bibby dkk., 2000). Habitat merupakan

kawasan yang terdiri atas berbagai komponen biotik maupun abiotik yang

Page 35: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

14

hidup di dalamnya serta menjadi tempat melakukan berbagai aktivitas

sehari-hari dan berkembang biak (Alikodra, 1990).

Habitat yang baik bagi burung adalah habitat yang ditinjau dari segi

kuantitas dan kualitas dapat menyediakan pakan, air, tempat berlindung,

tempat beristirahat dan tidur malam, serta tempat untuk berkembang biak

yang terbentang dari ujung pantai hingga ujung gunung (Suryadi, 2006).

Tipe burung beranekaragam sesuai dengan habitatnya, antara lain tipe

burung hutan (forest birds), burung hutan kayu terbuka (open woodland

birds), burung lahan budidaya (cultivated birds), burung pekarangan

rumah (rural area birds), burung pemangsa (raptor birds) dan burung air

atau perairan (water birds) (Kurnia, 2003).

D. Lahan Basah

Secara umum burung air dalam beraktivitas dikehidupannya sangat

bergantung kepada pantai ataupun lahan basah. Lahan basah merupakan

habitat penting bagi burung air serta tegakan tumbuhan yang ada di

atasnya menjadi tempat untuk mencari makan maupun beristirahat.

Meskipun banyak dari beberapa jenis burung air yang berbiak jauh di

daratan yang bukan merupakan daerah pantai atau lahan basah.

Lahan basah merupakan ekosistem kompleks yang memiliki berbagai

fungsi ekologis penting seperti pengatur hidrolisis, penghasil sumberdaya

Page 36: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

15

alam hayati dan habitat dari berbagai jenis satwa liar dan tumbuhan.

Keistimewaan kawasan tersebut dimanfaatkan oleh burung-burung air

yang hanya bisa tinggal pada kawasan tertentu atau cocok dengan

kebutuhan hidupnya. Keberadaan lahan basah sebagi habitat burung air

telah dirumuskan dalam konvensi Internasional Ramsar sebagai suatu

kepentingan internasional (Sibuea, 1997).

Jenis-jenis lahan basah yang sering digunakan burung air sebagai

habitatnya adalah :

a. Mangrove dan hamparan lumpur (mudflat) (Mustari, 1992)

Habitat mangrove memberikan tempat yang baik bagi burung air

untuk membuat sarang dan berlindung dari ancaman predator

terutama pada jenis burung Cangak (Ardea sp.), Bangau

(Ciconiidae sp.), Pecuk (Phalacrocoracidae sp.). Selain itu habitat

mangrove juga digunakan sebagai tempat bertengger dan

memberikan sumber makanan yang berlimpah. Hamparan lumpur

merupakan tempat mencari makan yang terdapat akar-akar

mangrove sebagai tempat burung air beristirahat terutama selama

air pasang.

b. Hutan rawa air tawar dan hutan gambut (Rusila, dkk., 1995)

Hutan rawa air tawar dan hutan gambut merupakan tempat yang

baik untuk berkembangbiak, mencari makan dan aktivitas lainnya

bagi beberapa jenis burung air langka seperti burung serati hutan

atau yang sering disebut dengan mentok rimba (Asarcornis

Page 37: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

16

scutulata), bangau strom (Ciconia stormi) dan ibis karau (Pseudibis

davisoni).

c. Rawa rumput (grass swamp) dan rawa herba (herbaceous swamp)

(Rusila, dkk., 1995)

Tipe habitat ini menjadi tempat yang sangat disukai oleh berbagai

jenis burung air terutama dari famili Ardeidae, Anatidae, Raliidae

dan Jacanidae.

d. Daerah persawahan (Sibuea, dkk., 1995)

Daerah sawah sering digunakan burung air sebagai tempat mencari

makan dan beristirahat. Salah satu jenis burung air yang sering

ditemukan di daerah sawah adalah burung blekok sawah pada saat

awal musim penghujan atau pada saat sawah ditanami padi. Pada

saat musim kemarau burung blekok sawah tidak pernah ditemukan

di sawah karena sawah mengalami kekeringan. Pada saat sawah

dalam kondisi kering burung yang sering ditemukan adalah jenis

burung kuntul kerbau.

e. Daerah pertambakan (Sibuea, dkk., 1995)

Beberapa jenis burung air biasa ditemukan di daerah tambak yang

telah dipanen. Tambak yang kering atau memiliki air yang dangkal

merupakan tempat bagi burung-burung air mencari makan. Pada

musim kemarau di daerah tambak jarang ditemukan burung air

karena biasanya tambak dialihfungsikan menjadi ladang garam.

Page 38: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

17

E. Makanan

Ketersediaan makanan dalam suatu wilayah sangat berpengaruh dalam

kelangsungan hidup burung air. Jenis makanan burung air sangat

bervariasi, antara lain seperti ikan, amphibi, reptil, crustacea dan

invertebrata akuatik dan teresterial. Kelimpahan makanan dapat

berpengaruh dalam dinamika populasi, kelangsungan hidup dan perilaku

individu burung air (Bulter, 1992).

Jarak antara patch dan jarak dari tempat bersarang dan beristirahat

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi makan

oleh burung air. Selama musim berbiak ketersediaan makanan dan waktu

makan sangatlah penting. Dalam memperoleh makanannya burung air

melakukan dengan sendiri ataupun berkelompok (Draugelis-Dale & Rassa,

2008).

Air merupakan salah satu komponen yang menentukan burung air untuk

mencari lokasi makan. Air berhubungan dengan kehadiran makanan yang

dibutuhkan oleh burung. Keberadaan burung untuk mencari makan

dipengaruhi oleh ketinggian air. Ketinggian air yang sesuai untuk burung

air mencari makan berbeda untuk masing-masing jenis burung air. Jika

terlalu tinggi atau terlalu dangkal maka dapat berpengaruh pada

keberadaan burung tersebut (Gawlik, 2002).

Page 39: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

18

F. Persebaran di Indonesia

Untuk memenuhi tuntutan hidupnya burung memerlukan suatu koridor

untuk melakukan pergerakan yang dapat menghubungkan dengan sumber

keanekaragaman. Persebaran burung dapat dilihat dari pergerakannya dan

kondisi lingkungan seperti ketinggian, luas kawasan dan letak geografis.

Dibanding dengan satwa liar yang lain burung merupakan satwa yang

paling merata persebarannya, hal ini dikarenakan kemampuan terbang

yang dimilikinya (Alikodra, 2002). Beberapa faktor yang mempengaruhi

persebaran burung antara lain faktor kimia, habitat dan faktor fisik,

kemampuan pemencaran, perilaku, ada tidaknya spesies lain dan adaptasi

burung terhadap perubahan lingkungan (Celebes Bird Club, 2006).

Pola penyebaran burung dibedakan menjadi tiga kategori yaitu: (Michael,

1994).

1. Pola penyebaran teratur, dimana individu-individu terdapat pada

suatu tempat tertentu dalam komunitas. Terjadinya penyebaran ini

apabila terdapat persaingan yang keras sehingga timbulnya

kompetisi yang mendorong pembagian ruang hidup yang sama.

2. Pola penyebaran secara acak (random), dimana individu-individu

menyebar dalam beberapa tempat dan mengelompok pada tempat

yang lain. Terjadinya penyebaran ini apabila lingkungan homogen.

3. Pola penyebaran berkelompok atau berumpun, dimana individu-

individu selalu berada dalam kelompok-kelompok dan tidak

Page 40: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

19

terpisah sendiri. Terjadinya penyebaran ini karena adanya

kebutuhan akan faktor lingkungan yang sama.

Berikut tiga pola daar persebaran spasial dari individu dalam suatu

habitat pada Gambar 3.

Gambar 3. Tiga pola dasar persebaran spasial dari individu dalam suatu

habitat (Krebs, 1998).

Hutchinson (1953) mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya

pola-pola persebaran suatu organisme. Faktor-faktor tersebut yaitu:

1. Faktor vektorial yang timbul dari gaya eksternal lingkungan

(seperti angin, pergerakan air dan intensitas cahaya).

2. Faktor reproduksi yang berkaitan dengan model reproduksi dari

suatu organisme (seperti kloning dan regenerasi dari keturunan).

3. Faktor sosial karena tingkah laku penghuni (seperti tingkah laku

teritorial).

4. Faktor koaktif yang dihasilkan dari interaksi intraspesifik (seperti

kompetisi).

Page 41: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

20

Mackinnon, dkk (1998) menjelaskan tentang persebaran burung

dibeberapa pulau di Indonesia, pada pulau Sumatera memiliki 397 jenis

burung, dari total 541 jenis di Kalimantan, Jawa, Sumatera, Bali, Malaysia

dan pulau-pulau sekitarnya dengan jumlah burung endemik yang termasuk

dalam pulau-pulau kecil hanya 22 jenis. Persebaran burung Sumatera

terdapat 306 jenis di kalimantan, 345 jenis terdapat di Semenanjung

Malaysia dan 211 jenis terdapat di Jawa. Sedangkan di pulau Jawa hanya

289 jenis dari jumlah seluruh jenis, 164 jenis terdapat di pulau-pulau

lainnya. 176 jenis terdapat di Kalimantan, 251 junis terdapat di Sumatera,

49 jenis terdapat di luar Sunda Besar dan 30 jenis merupakan jenis burung

endemik. Di pulau Kalimantan memiliki 358 jenis jumlah burung.

Sebanyak 164 jenis terdapat disemua pulau yang lain, 306 jenis terdapat di

Sumatera, 297 jenis terdapat di Semenanjung Malaysia, 177 jenis terdapat

di pulau Jawa dan 42 jenis terdapat di pulau-pulau di luar Sunda Besar.

Sebanyak 37 jenis merupakan burung endemik.

Menurut Rose dan Schott dalam Sibuea, dkk (1996) Indonesia merupakan

negara yang memiliki keragaman jenis burung air tertinggi di dunia.

Tercatat bahwa di Indonesia memiliki 184 jenis burung air dari 833 jenis

burung air di dunia dari 20 famili.

Page 42: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

21

Kedua puluh famili tersebut disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Daftar famili dan persebaran burung air di Indonesia.

Famili Persebaran di Indonesia

Podicipedidae S, J, M, C, T, P

Phalacrocoracidae S, K, J, C, M, T, P

Pelecanidae S, J, C, M, T, P

Ardeidae S, K, J, C, M, T, P

Ciconiidae S, K, J, C, T, P

Threskiornithidae S, K, J, C, M, T, P

Anatidae S, K, J, C, M, T, P

Gruidae P

Rallidae S, K, J, C, M, T, P

Heliornithidae S, J

Jacanidae S, K, J, C, M, T, P

Rostratulidae S, K, J, C, T

Haematopodidae J, M, T, P

Charadriidae S, K, J, C, M, T, P

Scolopacidae S, K, J, C, M, T, P

Recurvirostridae S, K, J, C, M, T, P

Phalaropodidae K, J, C, M, T, P

Burhinidae S, K, J, C, M, T, P

Glareolidae S, K, J, C, M, T, P

Laridae S, K, J, C, M, T, P

Keterangan : S = Sumatera, K = Kalimantan, J = Jawa, C = Sulawesi,

M = Maluku, T = Nusa Tenggara, P = Papua

Beberapa jenis burung hidup menetap dalam daerah tertentu, tetapi banyak

pula jenis burung yang sesuai dengan perubahan musim mereka

melakukan migrasi secara teratur dari suatu daerah ke daerah tertentu.

Burung air lebih banyak melakukan migrasi dibandingkan dengan jenis

burung lain. Umumnya daerah yang sering dilewati burung sebagai jalur

migrasi adalah daerah bagian Utara dan Selatan bumi atau yang sering

disebut dengan Latitudinal. Tetapi terdapat beberapa jenis burung yang

melakukan migrasi altitudinal yaitu ke daerah-daerah pegunungan selama

Page 43: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

22

musim panas yang terdapat di Amerika Utara bagian Barat. Burung

melakukan migrasi ke tempat-tempat tertentu yang terdapat banyak

makanan dan bersarang kemudian akan kembali lagi ketika musim sudah

sesuai untuk kehidupannya (Pratiwi, 2005).

G. Kelimpahan Burung

Kelimpahan adalah istilah umum yang digunakan untuk suatu populasi

satwa dalam hal jumlah yang sebenarnya dan kecenderungan naik turunya

populasi atau keduanya. Kelimpahan erat kaitannya dengan distribusi,

sehingga biasanya kedua istilah ini sering kali digunakan bersama-sama

(Mahmud, 1991). Kelimpahan dapat dinyatakan juga sebagai jumlah

organisme per unit area (kepadatan absolut), atau sebagai kepadatan

relatif, yaitu kepadatan dari satu populasi terhadap populasi lainnya.

Kelimpahan relatif adalah perbandingan kelimpahan individu tiap jenis

terhadap kelimpahan (jumlah) seluruh individu dalam suatu komunitas

(Krebs, 1998).

H. Ancaman

Menurut Noor dkk. (2003) ancaman bagi penurunan populasi burung air

adalah sebagai berikut :

Page 44: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

23

a. Perusakan habitat

Perusakan habitat sangat mempengaruhi penurunan populasi

burung karena rusaknya tempat burung berkembangbiak. Burung

air umumnya berkembang biak secara berkelompok dan

menggunakan satu tempat untuk membuat sarang dan digunakan

secara bersama-sama. Rusaknya habitat dapat mengancam

kelangsungan hidup kelompok karena burung air tidak dapat

membentuk kelompok yang sama di tempat yang lain.

b. Perburuan dan perdagangan

Masalah yang sering terjadi pada burung air adalah perburuan

untuk dikonsumsi dagingnya. Tetapi tak jarang pula burung air

yang diburu untuk diperjual belikan sebagai hewan peliharaan.

Pemburu biasa menangkap burung dengan senapan angin, jerat dan

burung pemikat. Pemburu tersebut bukan hanya menangkap burung

dewasa melainkan pada anakan burung bahkan telur-telunya.

c. Pencemaran dan penggunaan pestisida

Pencemaran dan penggunaan pestisida di persawahan dan tambak

sebagai tempat burung air mencari makan dapat memberikan

dampak buruk bagi burung air tersebut. Pestisida yang termakan

oleh burung dapat meracuni burung dan merusak struktur ketebalan

cangkang telur burung yang dapat mempengaruhi keberhasilan

penetasan telur. Akibat dari itu populasi jenis burung tersebut akan

menurun.

Page 45: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

24

I. Perilaku Makan

Perilaku makan merupakan perilaku yang nampak terlihat pada saat

aktivitas makan. Aktivitas makan adalah salah satu aktivitas harian. Pada

umumnya aktivitas makan burung dilakukan pada waktu pagi hingga sore

hari, kecuali pada beberapa jenis burung malam yang aktif mencari makan

pada waktu malam hari (Powel, 1986).

Manurut Kushlan (1978) ada tiga macam perilaku makan yang tampak

pada famili Ardeidae, yaitu stand or stalk feeding yang berarti berdiri atau

mengikuti mangsa, disturb and chase feeding yang berarti menunggu dan

memburu mangsa, aerial and deep water feeding yang berarti menangkap

mangsa diudara dan dibawah perairan.

Burung kuntul merupakan salah satu jenis burung air yang memiliki

perilaku mencari makan menarik. Burung kuntul sering sekali

memanfaatkan kehadiaran jenis burung lain untuk mendapatkan makanan.

Misalnya pada interaksi burung burung kuntul dengan Phalacrocorax sp.

yang menyelam untuk mencari makan. Pada saat burung jenis ini

menyelam ke air untuk mencari makan maka mangsa akan naik ke

permukaan, hal tersebut dimanfaatkan oleh kuntul untuk mendapatkan

mangsa yang sebanyak-banyaknya (Hancock dan Kushlan, 1984).

Burung pantai merupakan sekelompok burung air yang untuk memenuhi

kebutuhan hidupnya bergantung pada pantai. Wilayah mencari makan

Page 46: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

25

burung pantai biasanya wilayah pasang surut, sehingga burung pantai

hanya bisa menacari makan pada saat air surut. Setiap burung pantai

memiliki perilaku makan yang efisien, sehingga dengan waktu yanng

terbatas mereka dapat memperoleh makanan yang cukup (Holmes, dkk.,

2003).

Beberapa burung pantai memiliki perilaku makan yang khas dan

mencolok. Perbedaan perilaku tersebut disebabkan karena adanya

perbedaan ukuran dan bentuk paruh, kaki dan habitat masing-masing

burung pantai tersebut. Umumnya perilaku makan burung pantai yang

memiliki mata besar adalah dengan berdiri tegak sambil melihat-lihat

mangsanya, berlari dan mematuk mangsanya. Sedangkan burung pantai

yang memiliki mata lebih kecil, memiliki paruh yang lebih kecil dan

mencari makan dengan menusuk-nusukkan paruh ke sedimen yang lembut

(Holmes, dkk., 2003).

Beberapa jenis burung pantai biasanya mencari makan di daerah pesisir

yang dangkal dengan berlari mengejar mangsanya di perairan tersebut.

Ada juga yang mencari makan dengan membalikkan batu atau seresah

yang diduga sebagai tempat persembunyian mangsanya. Ada beberapa

jenis burung pantai yang mencari makan dengan berenang, memutar-

mutarkan tubuhnya di permukaan air dan menangkap mangsa dengan

mengapung di air. Ada pula yang mencari makan dengan berputar-putar

terbang di sekitar daerah pasang surut dan segera menangkap mangsa

dengan terbang menukik ke arah mangsa tersebut (Holmes, dkk., 2003).

Page 47: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

26

Selama periode tidak berbiak burung air berkumpul pada lokasi tertentu

dengan jumlah besar. Hal ini dapat menyebabkan kompetisi untuk

memperoleh makanan, wilayah mencari makan dan wilayah bertengger

yang aman. Wilayah pasang surut merupakan sebagian besar wilayah

tempat mereka mencari makan, sehingga beberapa jenis burung air hanya

bisa mencari makan di wilayah pasang surut saja. Kondisi seperti itu

menjadi tantangan bagi beberapa jenis burung air untuk mencari makan.

Untuk mengatasi masalah tersebut mereka menerapkan strategi makan

yang efisien (Davies, dkk., 1995).

J. Migrasi

Migrasi merupakan pergerakan musiman yang dilakukan hewan secara

terus menerus dari satu tempat ke tempat lain dan kembali ke tempat

semula yang dilakukan dalam musim datang dan kembali ke daerah

perkembangbiakan (Alikodra, 1990).

Menurut (Comelius, 2013) migrasi merupakan siklus utama kehidupan

yang menjadi contoh hubungan antara suatu organisme dengan

lingkungannya. Migrasi dilakukan hampir 2000 spesies burung yang setiap

memasuki musim semi burung burung mulai melakukan penerbangan

yang melintasi jarak cukup jauh dari habitat asalnya untuk mencari

keuntungan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Pada saat musim gugur,

burung migran kembali kekebiasannya untuk mencukupi tenaga dan

Page 48: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

27

persiapan migrasi berikutnya sebelum datang musim panas dan musim

yang cukup ekstim.

Strategi migrasi burung pantai sangat bervariasi bergantung dari jenis,

jarak, rute, waktu, sumber daya makanan disuatu tempat serta temapat

persinggahan saat migrasi. Beberapa jenis burung singgah disuatu tempat

dalam kurun waktu yang cukup lama bila terdapat persediaan sumber daya

makanan yang melimpah, namun ada juga beberapa jenis burung yang

hanya singgah sebentar dalam perjalanan migrasinya (Skagen, dkk., 2005).

K. Musim Migrasi

Selama bermigrasi burung pantai singgah di daerah khusu yang yang

memiliki karakter lahan basah datar, tidak berombak besar, terdapat

sumber makanan yang cukup melimpah hingga mereka memiliki tenaga

untuk melanjutkan kembali perjalanan mereka. Burung pantai bergerak

dari bumi belahan Selatan menuju bumi belahan Utara untuk berbiak di

sekitar pulau-pulau Arktik. Waktu berbiak biasanya berlangsung pada

bulan Maret-Juni. Sementara waktu untuk kembali bermigrasi dalam

keadaan non-breeding terjadi dari bulan Juli-Oktober (Oldland, dkk.,

2009).

Indonesia merupakan tempat persinggahan antara antara tujuan migrasi

dari belahan bumi Utara ke belahan bumi Selatan. Waktu terbaik untuk

Page 49: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

28

mengamati burung pantai migran adalah pada saat mereka memulai

perjalanan menuju belahan bumi selatan (September – Maret) dan pada

saat mereka kembali ke lokasi berbiak (Maret – April). Rangkuman daur

migrasi burung pantai disajikan pada Gambar 4.

Gambar 4. Rangkuman Daur Migrasi Burung Pantai (Howes, dkk., 2003).

L. Gambaran Lokasi Penelitian

Kabupaten Lampung Timur dibentuk berdasarkan Undang-Undang No. 12

tahun 1999, diremikan pada tanggal 27 April 1999 dengan pusat

pemerintahan di Sukadana. Kabupaten lampung Timur merupakan daerah

kanupaten pesisir hasil pemekaran dari Kabupaten Lampung Tengah yang

dimekarkan menjadi tiga daerah kabupaten dan kota yaitu Kabupaten

Lampung Tenga, Kota Metro dan Kabupaten Lampung Timur.

Page 50: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

29

Kabupaten Lampung Timur saat ini terdiri atas 24 kecamatan dan 246 desa

dengan luas wilayah kurang lebih 5.325,03 km2

, atau 15% dari total

wilayah Provinsi Lampung. Dari 24 kecamatan tersebut dua diantaranya

merupakan kecamatan pesisir, yaitu kecamatan Labuhan Maringgai dan

Kecamatan Pasir Sakti.

Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

Lampung Timur yang dibuka pada tahun 1975 dan diresmikan pada

tanggal 02 Februari 1981dengan luas wilayah 1.002 ha. Desa Margasari

memiliki 12 dusun yang berbatasan langsung dengan wilayah-wilayah

sebagai berikut :

a. Sebelah Timur : Laut Jawa

b. Sebelah Selatan : Desa Sriminosari

c. Sebelah Barat : Desa Srigading

d. Sebelah Utara : Desa Suko Rahayu

Desa Margasari merupakan daerah yang memiliki lahan basah berupa

hutan mangrove, pantai, tambak dan sawah yang merupakan habitat alami

bagi burung air. Data mengenai pola persebaran dan kelimpahan burung

air di wilayah tersebut belum ada, sehingga penelitian ini perlu dilakukan

untuk mengupayakan konservasi burung air di wilayah tersebut.

Page 51: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

30

M. Status Konservasi Burung Air

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1990 Tentang

Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya

Konservasi sumberdaya alam hayati adalah pengelolaan sumberdaya

alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk

menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan

meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya. Konservasi

sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya bertujuan mengusahakan

terwujudnya kelestarian sumberdaya alam hayati serta keseimbangan

ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya peningkatan

kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia (Depatermen

Kehutanan, 2002).

2. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik

Indonesia Nomor P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2018

Tentang Jenis Tumbuhan Dan Satwa Yang Dilindungi

Penetapan satwa yang dilindungi menjadi satwa yang tidak dilindungi

dan sebaliknya ditetapkan oleh Menteri setelah mendapat pertimbangan

Otoritas Keilmuan (Scientific Authority) dalam hal ini Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI). Penetapan ini khusus terhadap jenis

satwa burung memperhatikan kondisi di masyarakat, terdiri atas :

Page 52: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

31

a. Banyaknya penangkaran

b. Banyaknya pemeliharaan untuk kepentingan hobi dan dukungan

dalam kehidupan masyarakat

c. Lomba atau kontes

Satwa burung yang dilindungi maupun tidak dilindungi , untuk

pengawetan dan pemanfaatan sumberdaya alam hayati dilakukan

pembinaan oleh Pemerintah melalui pendataan bertahap yang

dilakukan secara wajib dan sukarela. Pendataan secara wajib

dilakukan bagi satwa yang dilindungi dan pendataan secara sukarela

bagi satwa yang tidak dilindungi.

Bagi seseorang yang dengan sukarela melakukan pendaftaran

terhadap satwa burung yang dilindungi maupun tidak dilindungi,

diberikan penghargaan melalui pemberian insentif yakni dengan

pemberian izin penangkaran, pemberian penandaan atau

pemeriksaan satwa dari petuga sebanyak tiga kali. Penghargaan

tersebut tidak dibebani biaya dan hanya berlaku bagi perorangan

dan pendaftar sukarela yang melakukan pendaftaran dalam jangka

waktu dua tahun (Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Republik Indonesia, 2018).

Page 53: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

32

3. IUCN (International Union for Conservation of Nature and Natural

Resources)

Kategori status konservasi IUCN Red List merupakan kategori yang

digunakan oleh IUCN dalam melakukan klasifikasi terhadap spesies-

spesies berbagai makhluk hidup yang terancam kepunahan. Kategori

konservasi berdasarkan IUCN Red List versi 3.1 meliputi Extinct (EX:

Punah), Extinct in the Wild (EW: Punah di alam liar), Critically

Endangered (CR: Kritis), Endangered (EN: Genting atau Terancam),

Vulnerable (VU: Rentan), Near Threatened (NT: Hampir Terancam),

Least Concern (LC: Berisiko Rendah), Data Deicient (DD: Informasi

Kurang), dan Not Evaluated (NE: Belum dievaluasi) (IUCN, 2018).

4. CITES (Convention on International Trade in Endangered Species

of Wild Fauna and Flora)

CITES mengatur perdagangan internasional spesimen hewan dan

tumbuhan dari jenis-jenis tumbuhan dan satwa liar, seperti ekspor,

reekspor dan impor baik hidup, mati maupun bagian-bagiannya dan

turunan-turunannya, berdasarkan suatu sistem perizinan yang dapat

diterbitkan apabila persyaratan-persyaratan tertentu telah dipenuhi.

Berdasarkan status kelangkaan dan perdagangan yang telah ditentukan

oleh pihak CITES digolongkan dalam tiga kelompok atau Appendiks

Page 54: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

33

yaitu Appendiks I, Appendiks II dan Appendiks III dengan penjelasan

sebagai berikut :

1. Appendiks I memuat spesies yang sudah sangat langka dan

mendapat tekanan yang tinggi oleh perdagangan, spesies ini

dilarang untuk diekspor atau impor kecuali untuk tujuan non-

komersial tertentu (seperti riset) dengan pengaturan yang sangat

ketat.

2. Appendiks II memuat spesies yang walaupun saat ini belum

langka, tetapi akan menjadi langka apabila perdagangannya tidak

dikendalikan.

3. Appendiks III memuat spesies yang oleh negara tertentu

dimintakan untuk dikontrol melalui CITES karena kondisi populasi

di negara tersebut terancam (CITES, 2018).

Page 55: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

34

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2019 di Desa

Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur

pada areal lahan basah berupa hutan mangrove, tambak dan sawah. Peta

lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Peta lokasi penelitian (modifikasi dari Google Eart 2019).

Page 56: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

35

B. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam peneitian ini adalah binokuler yang

berfungsi untuk membantu melihat objek yang tidak terlihat jelas oleh

mata dengan bentuk teropong perbesaran, buku panduan lapangan burung

Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan (Mackinnon dkk., 2010) yang

berfungsi untuk membantu mengidentifikasi jenis-jenis burung, GPS

(Global Positioning System) yang berfungsi untuk menentukan titik

koordinat pengamatan, kamera yang berfungsi untuk mendokumentasikan

hasil pengamatan, jam tangan digital yang berungsi untuk mengetahui

batas waktu pengamatan, alat tulis berupa pulpen dan lembar pengamatan.

C. Pelaksanaan Penelitian

1. Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan telah dilakukan pada bulan Januari 2019 bertujuan

untuk mengenal lokasi pengamatan, kondisi lapangan, metode dan titik

pengamatan yang akan digunakan pada saat penelitian.

2. Pengamatan Utama

Pengamatan utama telah dilakukan menggunakan metode point count,

yaitu dengan menentukan titik pengamatan untuk mengamati dan

Page 57: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

36

mengambil data penelitian. Titik pengamatan dibagi menjadi 3 titik

dengan jarak antar titik sejauh 50 meter. Pengamatan dimulai dari titik

hitung satu, dengan melakukan pengamatan dan pencatatan tehadap

perjumpaan burung air pada lembar kerja. Waktu yang digunakan

dalam pengamatan adalah 20 menit. Setelah waktu 20 menit tersebut

selesai, pengamatan dilakukan pada titik pengamatan yang berikutnya

dan melakukan hal sama sebagaimana prosedur pada titik sebelumnya.

Pengambilan data dilakukan selama 12 hari dengan tiga hari

pengamatan utama dan sembilan hari pengulangan. Identifikasi jenis

burung dilakukan secara visual. Penelitian dilakukan sesuai dengan

kondisi cuaca cerah dan mendung. Pengamatan dilakukan pada pagi

hari pukul 06.00-09.00 WIB dan sore hari pukul 15.00-18.00 WIB

secara berulang sebanyak 3 kali pengulangan untuk setiap lokasi

pengamatan. Lembar pengamatan disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Lembar pengamatan pola persebaran dan kelimpahan burung

air pada areal lahan basah di Desa Margasari, Kecamatan

Labuhan Maringgai.

No. Hari/

Tanggal

Waktu

(WIB)

Spesies Lokasi /

titik

pengamatan

Jumlah

individu

Ket

Cuaca

1.

2.

3.

Page 58: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

37

D. Parameter Penelitian

Parameter yang diukur pada penelitian ini adalah waktu, jenis, lokasi,

jumlah dan cuaca pada saat ditemukannya burung air pada lokasi

pengamatan.

E. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan menjabarkan analisa

daftar jenis burung, pola persebaran dan kelimpahan burung air.

Untuk mengetahui pola persebaran dari data yang telah didapat, akan

dianalisis menggunakan indeks persebaran Poisson (Sugito, 2011). Data

yang diperoleh ditabulasikan dalam bentuk tabel melalui Microsoft Excel,

kemudian data tersebut selanjutnya dianalisa dalam penghitungan indeks

Poisson menggunakan rumus :

∑ – (∑ ) ⁄

keterangan :

: Variansi

: Jumlah spot yang diamati

∑ : Jumlah rata-rata burung yang ditemukan

Page 59: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

38

Nilai yang didapatkan dari indeks ini digunakan untuk mengetahui pola

persebaran burung air yang terdapat di areal lahan basah Desa Margasri,

Kecamatan Labuhan Maringgai ke dalam tiga kategori :

Jika :

: pola persebaran random/acak

: pola distribusi mengelompok

: pola persebaran teratur

Untuk mengetahui indeks kelimpahan relatif dapat dihitung dengan

persamaan yang diadopsi dari Krebs (1998) :

Keterangan :

= Indeks Kelimpahan Relatif

= Jumlah Individu Suatu Spesies

= Jumlah Total Individu yang ditemukan

Selanjutnya nilai indeks kelimpahan relatif digolongkan dalam tiga

kategori yaitu tinggi (>20%), sedang (15%-20%), dan rendah (<15%).

Page 60: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

85

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada areal lahan basah di

Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung

Timur dapat disimpulkan bahwa :

1. Ditemukan 28 jenis burung air dari 10 famili pada semua lokasi

pengamatan yaitu di sawah, tambak, dan hutan mangrove.

2. Pola persebaran jenis burung air mengelompok di semua lokasi

pengamatan, kecuali di lokasi tambak yaitu pada jenis raja udang erasi

(Alcedo atthis) yang pola persebarannya teratur.

3. Kelimpahan jenis burung air rata-rata rendah pada semua lokasi

penelitian, kelimpahan tinggi pada jenis blekok sawah (Ardeola

speciosa) dan kuntul kecil (Egretta garzetta) di lokasi sawah,

Kelimpahan tinggi pada jenis kuntul kecil (Egretta garzetta) dan pecuk

padi hitam (Phalacrocorax sulcirotris) di lokasi tambak, kelimpahan

sedang pada jenis ibis roko roko (Plegadis falcinellus).

Page 61: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

86

4. Kondisi lahan basah di lokasi penelitian masih cukup baik untuk

habitat burung air namun memiliki potensi gangguan oleh manusia dan

hewan predator.

B. Saran

Perlunya penyadartahuan kepada masyarakat tentang konvervasi burung

air dan pentingnya menjaga ekosistem lahan basah supaya areal lahan

basah pada Desa Margasari masih ramai di kunjungi burung air penetap

maupun migran yang mencari makan ataupun bersarang di lokasi tersebut.

Perlunya penegakan hukum oleh pemerintah kepada oknum-oknum

tertentu yang memburu burung air pada wilayah tersebut.

Page 62: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

88

DAFTAR PUSTAKA

Alikodra, H. S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid 1. Buku. Fakultas Kehutanan

Institus Pertanian Bogor. Bogor

Alikodra, H. S. 2002. Pengelolaan Satwa Liar. Fakultas Kehutanan Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Avila, G. A,. A. L. Bernedt, I.G. Holwell. 2013. Dispersal Behavior of Parasitic

Wasp Cotesiaurabae (Hymenoptera : Braconidae): A Recently Introdeced

Biokontrol Agent for the Control Urabalugens (Lepidoptera : Nolidae) in

New Zaeland. Biological Control 66 (2013) 166-172

Balai Taman Nasional Alas Purwo. 2011. Seri Buku Informasi Dan Potensi

Burung Air. Buku. Banyuwangi.

Bibby, C. M. Jones, dan S. Marsden. 2000. Teknik Ekspedisi Lapangan Survey

Burung. Bird Life International Indonesia Programme.

Bulter, R.W. 1992. Great Blue Heron (Ardea herodias) Tehe Bird og North

America Online (A. Poole, Ed.). Ithaca : Cornell Lab of Ornithology ;

Retrived from the Birds of North America.

Burung Indonesia. 2018. Gambar: Infografis Status Keterancaman Burung

Indonesia 2018. http://www.burung .org diakses pada 25 Oktober 2018.

Celebes Bird Club. 2006. Mengenal Burung di Taman Nasional Lore Lindu,

Sulawesi Tengah. Pusat penelitian Biologi-LIPI & NagaoNatural

Enviroment Foundation (NEF), Jakarta.

Darmawan, M. P. 2006. Keanekaragaman Jenis Burung pada Beberapa Tipe

Habitat di Hutan Lindung Gunung Lumut Kalimantan Timur. (Skripsi).

Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Fakultas

Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 63: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

89

Davies J, G,. F. Claridge., C. E. Nirarita. 1995. Manfaat Lahan Basah: Potensi

Lahan Basah dalam Mendukung dan Memelihara Pembangunan. Bogor:

PHPA/AWB.

Depatermen Kehutanan, 2002. Hutan Penelitian Dramaga Pusat Litbang dan

Konservasi Alam. Bogor.

Dewi, T. S. 2005. Kajian Keanekaragaman Jenis Burung di Berbagai Tipe

Lanskap Hutan Tanaman Pinus (Studi Kasus: Daerah Aliran Sungai

Ciliwung Hulu). (Skripsi). InstitutPertanian Bogor. Bogor

Draugelis – Dale, Rassa O. 2008. Assesment of Effectiveness and Limitations of

Habitat Suitability Models for Wetland Restoration. U.S. Geological Survey

Report 2007. 136 p.

Gawlik, D.E. 2002. The Effects of Prey Availability on the Numerical Response of

Wading Birds. Ecological Monographs 73 : 329 - 346

Hancock, J. dan J. Kushlan. 1984. The Herons Handbook. London: Nicholas

Enterprise.

Hernowo, J. B. Dan L. B. Prasetyo. 1989. Konsepi Ruang Terbuka Hijau di Kota

Sebagai Pendukung Pelestarian Burung (The Concept of Green Space Area

in Town to Support Bird Conservation). (Jurnal Media Konservasi). 2(4) :

12-25.

Holmes, J., D. Bakewel. Dan Y.R. Noor 2003. Panduan Studi Burung Pantai.

Wetlands International-Indonesia Programme. Bogor: 327 pp.

Howes J., D. Bakewell., Y. R. Noor. 2003.Panduan Studi Burung Pantai.

Wetlands Internasional. Bogor.

Hutchinson, G. E. 1953. The Concept Of Pattern Ecology. Proceedings Axademy

Natural Sciences, Philadelphia : PA.

Page 64: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

90

Iskandar, D. T., and E.Colijn. 2000. Preliminary Checklist of Southeast Asian and

New Guinean Herpetofauna. I. Amphibians. Treubia. Batavia 32 : 1-134.

IUCN. 2018. The IUCN Red List of Threatened Species. Version 3.1.

http://oldredlist.iucnredlist.org/search/link/5c81f53f-caacdbc3. Diakses

tanggal 12 Mei 2019.

Junaidi E, E. P. Sagala., Joko. 2009. Kelimpahan Populasi dan Pola distribusi

Remis (Corbicula Sp) di Sungai Borang Kabupaten Banyuasin. (Jurnal

Penelitian Sains).

Krebs, C.J. 1998. Ecological Methodology. Harper dan Row. Publisher. New

York.

Kurnia, I. 2003. Studi Keanekaragaman Jenis Burung Untuk Pengembangan

Wisata Birdwatching di Kampus IPB Darmaga. (Skripsi). Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Kushlan JA. 1978. Feeding behaviour of North American Heron. Auk 93:86-93.

MacKinnon, J., K. Philipps,. Dan B. Van Balen,. 2010. Burung-burung di

Sumatera, Jawa, Bali, dan kalimantan. Buku. LIPI Seri Panduan lapangan.

Bogor. 509 hlm.

Mahmud, A. 1991. Kemelimpahan dan Pola Penyebaran Burung-burung

Merandai di Cagar Alam Pulau Rambut. (Skripsi). Jurusan Konservasi

Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia. 2018. Peraturan

Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesi Nomor

P.92/MENLHK/SETJEN/KUM.1/8/2008. Jakarta.

Michael, P, E. 1994. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan ladang dan

Laboratorium. Buku. Universitas Indonesia. Jakarta.

Mustari A.H. 1992. Jenis – Jenis Burung Air di Hutan mangrove Delta Sungai

Cimanuk, Indramayu – Jawa Barat. Media Konservasi (IV).

Page 65: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

91

Noor, R.Y., J. Howes., D. Bakewell. 2003. Panduan Studi Burung

Pantai.Wetlands International–Indonesia Programme.

Nugroho, M.S,. S. Ningsih, M. Ihsan,. (2013). Keanekaragaman Jenis Burung

pada Areal Dongi-Dongi di Kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Jurusan

Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Tadulako. Warta Rimba

volume 1, Nomer 1.2013.

Oldland. J, M., R. S. Taylory,. and M.F. Clarke,. (2009). Habitat Preferences of

the Noisy Miner (Manorina melanocephala) a Propensity for Prime Real

Estate. Austral Ecology 34, 306-316

Powell GVN. 1986. Habitat ue by wading birds in asubtropical estuary :

implication of hidrography. Auk 104 : 740-749.

Pratiwi, A. 2005. Pengamatan Burung di Resort Bama Seksi Konservasi Wilayah

II Bekol dalam Upaya Reinventarisasi Potensi Jenis. Laporan Kegiatan

Pengendali Ekosistem Hutan, Taman Nasional Baluran.

Rusila, N. Y. 1995. Status Dan Ekologi Burung Air Di Indonesian, Tinjauan

Dengan Pendekatan Pelestarian. Dirjen PHPA dan AWB Indonesia.

Rusila, N. Y., M. Khazali dan I.N.N Suryadiputra. 1999. Panduan Pengenalan

Mangrove di Indonesia. Bogor: Ditjen. PHKA dan Wetlands International –

Indonesia Programme.

Shahnaz, J., P. Jepson, dan Rudyanto. 1995. Burung-burung Terancam Punah di

Indonesia. Departemen Kehutanan-Birdlife International Indonesia

Programme. Bogor.

Sibuea, T.T., Y. R. Noor., J.S. Marcel dan A. Susmianto. 1995. Panduan untuk

Jaringan kerja Burung Bangau, Pelatuk Besi dan Paruh sendok Di

Indonesia. Wetlands International – Indonesia Program.

Skagen, K. S., S. Brown., and R. Johnson,. 2005. Implications of Different

Shorebird Migration Strategies for Habitat 59 Conservation. USDA Forest

Service Gen. Tech. Rep. PSW - GTR

Page 66: POLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG …digilib.unila.ac.id/58327/2/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdfPOLA PERSEBARAN DAN KELIMPAHAN BURUNG AIR PADA AREAL LAHAN BASAH DI DESA MARGASARI

92

Soegianto. A. 1990. Ekologi Kuantitatif. Sumber: Usaha Nasional.

Sugito, A. M., Mukid. 2011. Persebaran Poisson Dan Persebaran Eksponensial

Dalam Proses Stokastik. Media Statistika. Vol. 4. No. 2, Desember

2011: 113-120.

Suryadi, S. 2008. Mengintip Kehidupan Burung. Dalam : Blog Suer e Assocoate.

Swastikaningrum, H. Bambang I dan Sucipto H, 2012. Jeni Burung pada Berbagai

Tipe Pemanfaatan Lahan di Kawasan Muara Kali Lamong Perbatasan

Surabaya-Gresik. (Journal of Biological Researches). 17(2): 1-13.

Welty, J.C. 1982. The Life of Bird. Philadelphia. Saunders Collage Publishing.

Wisnubudi, G. 2009. Penggunaan strata vegetai oleh burung di Kawasan Wiasata

Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. (Jurnal Vis Vitalis). 2(2) : 41-49.