Top Banner
71

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

Jun 30, 2018

Download

Documents

dinhkhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup
Page 2: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

PANCING RAWAI

BANK INDONESIA

Page 3: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

iBANK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional

memiliki peran yang penting dan strategis. Namun demikian, UMKM masih memiliki

kendala, baik untuk mendapatkan pembiayaan maupun untuk mengembangkan

usahanya. Dari sisi pembiayaan, masih banyak pelaku UMKM yang mengalami

kesulitan untuk mendapatkan akses kredit dari bank, baik karena kendala teknis,

misalnya tidak mempunyai/tidak cukup agunan, maupun kendala non teknis, misalnya

keterbatasan akses informasi ke perbankan. Dari sisi pengembangan usaha, pelaku

UMKM masih memiliki keterbatasan informasi mengenai pola pembiayaan untuk

komoditas tertentu. Di sisi lain, ternyata perbankan juga membutuhkan informasi

tentang komoditas yang potensial untuk dibiayai.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka menyediakan rujukan bagi

perbankan untuk meningkatkan pembiayaan terhadap UMKM serta menyediakan

informasi dan pengetahuan bagi UMKM yang bermaksud mengembangkan

usahanya, maka menjadi kebutuhan untuk penyediaan informasi pola pembiayaan

untuk komoditi potensial tersebut dalam bentuk model/pola pembiayaan komoditas

(lending model). Sampai saat ini, Bank Indonesia telah menghasilkan 88 judul buku pola

pembiayaan komoditi pertanian, industri dan perdagangan dengan sistem pembiayaan

konvensional dan 21 judul dengan sistem syariah. Dalam upaya menyebarluaskan

lending model tersebut kepada masyarakat maka buku pola pembiayaan ini telah

dimasukkan dalam website Sistem Informasi Terpadu Pengembangan UKM (SI-PUK)

yang terintegrasi dalam Data dan Informasi Bisnis Indonesia (DIBI) dan dapat diakses

melalui internet di alamat www.bi.go.id.

Dalam penyusunan buku pola pembiayaan ini, Bank Indonesia bekerjasama

dengan Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia (DKP) dan

memperoleh masukan dari banyak pihak antara lain dari perbankan, lembaga/instansi

Page 4: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

ii POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

terkait lainnya, asosiasi dan UMKM. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih atas

segala bantuan dan kerjasamanya selama ini.

Bagi pembaca yang ingin memberikan kritik, saran dan masukan bagi

kesempurnaan buku ini atau ingin mengajukan pertanyaan terkait dengan buku ini

dapat menghubungi:

Direktorat Kredit, BPR dan UMKMBiro Pengembangan UMKMTim Penelitian dan Pengembangan Perkreditan dan UMKMJl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta PusatTelp. (021) 381.8922 atau 381.7794Fax. (021) 351.8951

Besar harapan kami bahwa buku ini dapat melengkapi informasi tentang pola

pembiayaan komoditi potensial bagi perbankan dan sekaligus memperluas replikasi

pembiayaan oleh UMKM pada komoditi tersebut.

Jakarta, Desember 2008

Page 5: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

iiiBANK INDONESIA

RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN USAHA KECILPANCING RAWAI DASAR

No Unsur Pembiayaan Uraian

1 Jenis usaha Pancing rawai dasar

2 Lokasi usaha Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi

3 Dana yang digunakan Investasi : Rp. 135.000.000

Modal Kerja : Rp. 39.200.000

Total : Rp. 174.200.000

4 Sumber dana

a. Modal Sendiri Rp. 69.680.000

b. Kredit : Rp. 104.520.000

(1) Kredit Investasi : Plafond : Rp. 81.000.000

Suku Bunga : 14%

Jangka Waktu : 3 tahun

(2) Kredit Modal Kerja Plafond : Rp. 23.520.000

Suku Bunga : 14%

Jangka Waktu : 3 tahun

5 Periode pembayaran kredit Angsuran pokok dan bunga dibayarkan setiap bulan

6 Kelayakan usaha

A Periode proyek 3 tahun

B Produk Ikan (hasil tangkapan pancing rawai)

C Skala proyek Produksi per bulan : 313 kg

D Teknologi Line hauler untuk membantu menggulung pancing

E Pemasaran ProdukKonsumen langsung, pedagang pengumpul dan industri pengolah

7 Kriteria kelayakan usaha

NPV Rp 42.197.000,-

IRR 26,84%

Net B/C Ratio 1,24

Page 6: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

iv POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

No Unsur Pembiayaan Uraian

Pay Back Period 2,506

BEP Penjualan rata-rata Rp. 160.513.000,-

BEP Produksi rata-rata 200.500 kg

Penilaian Layak

8 Analisis sensitivitas

(1) Biaya variabel

a Biaya variabel naik 5%

NPV Rp. 16.459.248

IRR 19,06%

Net B/C Ratio 1,09

Pay Back Period 2,79 tahun

Penilaian Layak

b Biaya variabel naik 8,3%

NPV Rp (433.538)

IRR 13,87%

Net B/C Ratio 1,00

Pay Back Period 3,01 tahun

Penilaian Tidak Layak

(2) Pendapatan

a Pendapatan turun 2%

NPV Rp. 26.776.799

IRR 22,20%

Net B/C Ratio 1,15

Pay Back Period 2,67 tahun

Penilaian Layak

b Pendapatan turun 5,5%

NPV Rp (208.691)

IRR 13,94%

Net B/C Ratio 1,00

RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN

Page 7: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

vBANK INDONESIA

No Unsur Pembiayaan Uraian

Pay Back Period 3 tahun

Penilaian Tidak Layak

(3) Biaya variabel dan pendapatan

Biaya variabel naik 1% dan pendapatan turun 1%

NPV Rp. 29.325.618

IRR 22,97%

Net B/C Ratio 1,17

Pay Back Period 2,64 tahun

Penilaian Layak

Biaya variabel naik 3,3% dan pendapatan turun 3,3%

NPV Rp. (252.642)

IRR 13,92%

Net B/C Ratio 1,00

Pay Back Period 3 tahun

Penilaian Tidak Layak

Page 8: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

vi POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

DAFTAR ISI

HalKATA PENGANTAR................................................................................ iRINGKASAN........................................................................................... iiiDAFTAR ISI............................................................................................. viDAFTAR GAMBAR ................................................................................ viiiDAFTAR PHOTO .................................................................................... viiiDAFTAR TABEL...................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1

BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN 2.1 Profil Usaha.............................................................. 32.2 Pola Pembiayaan ...................................................... 4

BAB III ASPEK PASAR DAN PEMASARAN3.1 Aspek Pasar.............................................................. 7

3.1.1 Permintaan ..................................................... 73.1.2 Penawaran ..................................................... 83.1.3 Analisis Persaingan dan Peluang Pasar............. 9

3.2 Aspek Pemasaran .................................................... 93.2.1 Harga ............................................................. 93.2.2 Jalur Pemasaran Produk .................................. 103.2.3 Kendala Pemasaran ........................................ 11

BAB IV ASPEK TEKNIS PRODUKSI4.1 Lokasi Usaha ............................................................ 134.2 Fasilitas Produksi dan Peralatan ................................ 134.3 Tenaga Kerja............................................................ 154.4 Teknologi................................................................. 154.5 Proses Produksi......................................................... 154.6 Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi.............................. 174.7 Produksi Optimum.................................................... 184.8 Kendala Produksi .................................................... 19

RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN

Page 9: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

viiBANK INDONESIA

BAB V ASPEK KEUANGAN5.1 Pemilihan Pola Usaha.............................................. 215.2 Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan .... 22

5.3 Komponen dan Struktur Biaya Investasi dan BiayaOperasional ............................................................ 235.3.1 Biaya Investasi ............................................... 235.3.2 Biaya Operasional........................................... 24

5.4 Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja............. 255.5 Produksi dan Pendapatan........................................ 265.6 Proyeksi Rugi Laba Usaha dan Break Even Point ...... 275.7 Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek.................. 285.8 Analisis Sensitivitas Kelayakan Proyek...................... 295.9 Hambatan dan Kendala........................................... 31

BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN 6.1 Aspek Ekonomi dan Sosial....................................... 336.2 Aspek Dampak Lingkungan..................................... 33

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN7.1 Kesimpulan............................................................. 357.2 Saran…................................................................... 36

DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 37DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. 40

Page 10: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

viii POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1.1 Pancing Rawai Dasar .................................................................. 13.1 Skema Jalur Pemasaran Ikan Hasil Tangkapan Pancing Rawai ..... 11

DAFTAR PHOTO

Photo Hal

4.1 Perahu Pancing Rawai Dasar ...................................................... 144.2 Pemasangan Umpan................................................................... 164.3 Pengoperasian Pancing Rawai..................................................... 164.4 Penarikan Jaring ......................................................................... 174.5 Hasil Tangkapan Pancing Rawai .................................................. 18

DAFTAR ISI

Hal

Page 11: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

ixBANK INDONESIA

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1 Perkembangan Konsumsi Ekspor Ikan Indonesia dariTahun 2005 - 2007........................................................................ 7

3.2 Produksi Ikan Target Tangkapan Pancing Rawai Dasar di Kabupaten Tanjung Jabung Barat .................................................................... 8

3.3 Perkembangan Harga Ikan Hasil Tangkapan Pancing Rawai Dasar dari Tahun 2005 – 2007 ................................................................ 10

4.1 Fasilitas Produksi Pancing Rawai Dasar............................................ 14

5.1 Asumsi untuk Analisis Keuangan................................................... 22

5.2 Komposisi Biaya Investasi............................................................... 24

5.3 Komponen Biaya Operasional........................................................ 24

5.4 Komponen Dan Struktur Biaya Proyek............................................ 25

5.5 Perhitungan Angsuran Kredit.......................................................... 26

5.6 Proyeksi Produksi dan Pendapatan.................................................. 26

5.7 Proyeksi Pendapatan dan Rugi Laba Usaha..................................... 27

5.8 Rata-rata Laba Rugi dan BEP Usaha.................…………................. 28

5.9 Kelayakan Usaha pancing rawai dasar ........................................... 28

5.10 Analisis Sensitivitas Biaya Variabel Naik........................................... 29

5.11 Analisis Sensitivitas Pendapatan Turun............................................ 30

5.12 Analisis Sensitivitas Kombinasi........................................................ 31

Page 12: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

x POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

DAFTAR TABEL

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 13: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

1BANK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN

Kegiatan penangkapan ikan adalah kegiatan yang sifatnya berburu, yang

dilakukan di laut guna menangkap ikan yang layak konsumsi. Berbagai jenis alat

tangkap telah dikembangkan untuk membantu mempermudah proses berburu di

laut. Alat tangkap dikembangkan dengan mengacu pada tingkah laku jenis ikan dan

habitat dimana ikan berada. Berdasarkan habitat dimana ikan berada, sumber daya

ikan dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar yaitu ikan pelagis (permukaan) dan

ikan demersal (ikan dasar). Jenis-jenis ikan dasar, biasanya adalah ikan karnivora yang

mempunyai nilai ekonomis tinggi, seperti: ikan-ikan karang, kerapu, cucut, dsb. Sesuai

dengan karakteristik habitat dan tingkah laku ikan dasar, kemudian dikembangkan

beberapa alat tangkap, seperti: pancing, jaring dasar dan rawai dasar.

Gambar 1.1 Pancing rawai dasar

Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

produktif. Disamping mudah dari sisi pengoperasiannya, alat tangkap ini juga relatif

murah dari sisi pembiayaannya. Sebagai akibatnya, alat tangkap pancing rawai dasar

cukup tersebar hampir di seluruh perairan Indonesia.

Page 14: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

2 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Pengguna terbesar pancing rawai dasar adalah nelayan yang mempunyai

penghasilan menengah ke bawah, karena pancing rawai dasar memerlukan biaya

yang relatif kecil sehingga terjangkau oleh nelayan kecil. Sebagian besar pengguna

pancing rawai dasar adalah nelayan tradisional dan berpendidikan rendah.

Hasil tangkapan pancing rawai dasar, umumnya adalah ikan karnivora yang

mempunyai daging lezat. Disamping itu, mutu ikan yang tertangkap dengan pancing

juga mempunyai mutu yang lebih baik jika dibandingkan dengan alat tangkap lain.

Sehingga ikan-ikan hasil tangkapan pancing rawai dasar mempunyai harga yang

relatif mahal dibandingkan dengan jenis hasil tangkapan lainnya. Hasil tangkapan

pancing rawai dasar selain dijual ke restoran-restoran sea food, juga diperuntukkan

untuk komoditas ekspor.

Namun demikian, sebagai mana kondisi nelayan pada umumnya, nelayan

pancing ulur kondisinya masih relatif terbelakang dari sisi kemampuan ekonominya

bila dibandiingkan dengan pelaku usaha lainnya. Selain faktor manajemen usaha yang

relatif belum baik, juga aspek permodalannya yang masih kurang. Nelayan biasanya

akan panen uang selama musim penangkapan ikan dan mengalami kekurangan uang

semasa masa paceklik tiba. Nelayan pancing rawai dasar biasanya akan mencari

sumber permodalan dari pihak ketiga yang pengembaliannya memberatkan.

Pusat-pusat kegiatan pancing rawai dasar umumnya terletak di pesisir pantai

yang dasar perairannya relatif dangkal. Pantai utara Jawa, Madura, pantai barat

Sumatera dan beberapa lokasi lainnya di Kalimantan dan Sulawesi menjadi sentra-

sentra pancing rawai dasar. Untuk memberikan gambaran tentang kegiatan pancing

rawai dasar kaitannya dengan keragaan usaha dan permodalannya, telah dilakukan

buku pengkajian tentang pancing rawai dasar di Kuala Tungkal, Jambi. Gambaran

tentang usaha pancing rawai dasar ini meliputi aspek pasar dan pemasaran, aspek

produksi, aspek keuangan, aspek ekonomi dan aspek lingkungan. Dalam rangka

menyebarluaskan hasil-hasil penelitian kepada masyarakat luas. maka buku pola

pembiayaan pancing rawai dasar ini akan ditransformasi dalam Sistem Informasi

Terpadu Pengembangan Usaha Kecil (SI-PUK) yang dapat diakses melalui website

Bank Indonesia.

PENDAHULUAN

Page 15: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

3BANK INDONESIA

BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

2.1. Profil Usaha

Usaha penangkapan dengan menggunakan pancing rawai dasar adalah salah

satu jenis usaha perikanan tangkap yang umumnya berskala mikro dan kecil. Tidak

seperti jenis usaha pada umumnya yang menghasilkan produk tertentu, jenis kegiatan

pancing rawai dasar adalah mengejar target untuk ditangkap. Alat tangkap pancing

rawai biasanya dioperasikan oleh nelayan-nelayan tradisional yang bermodal kecil

secara perseorangan.

Lokasi usaha pancing rawai dasar umumnya di pesisir pantai yang memiliki

dasar perairan yang relatif landai, berlumpur atau berkarang dimana jenis-jenis ikan

dasar banyak ditangkap. Pancing rawai dasar hampir dioperasikan oleh nelayan skala

kecil di seluruh perairan Indonesia. Pancing rawai dasar, banyak dijumpai di pantai

utara Jawa, perairan Madura, Nusa Tenggara, Sumatera.

Di Propinsi Jambi, pancing rawai dasar banyak dioperasikan di Kabupaten

Tanjung Jabung Barat dan Tanjung Jabung Timur. Khusus untuk Kabupaten Tanjung

Jabung Barat, sentra kegiatan pancing rawai dasar terdapat di Kuala Tungkal. Bila

dibandingkan dengan jenis alat tangkap yang lainnya, rumah tangga perikanan

pancing rawai dasar mempunyai jumlah yang lebih sedikit. Pancing rawai dasar yang

dioperasikan kurang lebih berjumlah 50 unit.

Usaha pancing rawai dasar di wilayah Kuala Tungkal Kabupaten Tanjung

Jabung Barat umumnya berbentuk usaha perorangan dengan skala usaha mikro dan

kecil. Pengelola usaha ini umumnya adalah keluarga yang dilakukan secara mandiri

dengan sebagian besar tenaga kerja tetap merupakan anggota keluarganya.

Pancing rawai dasar yang dioperasikan di Kuala Tungkal adalah jenis pancing

rawai dasar yang ditujukan untuk menangkap ikan dasar. Jenis-jenis ikan yang

biasa tertangkap dengan pancing rawai dasar adalah ikan kerapu, kakap, jenis-jenis

ikan karang, pari dan sebagainya. Sesuai dengan perubahan musim, maka musim

Page 16: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

4 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

penangkapan ikan pancing rawai dasarpun juga mengalami perubahan berdasarkan

perkembangan musim. Hasil tangkapan pancing rawai dasar biasanya dijual langsung

kepada pedagang pengumpul di desa nelayan.

2.2. Pola Pembiayaan

Pembiayaan usaha perikanan pancing rawai dasar di Kuala Tungkal, berasal

dari modal sendiri nelayan atau bantuan dari teman/saudara. Disamping sumber-

sumber pembiayaan yang biasa dilakukan oleh nelayan, pada beberapa tahun terakhir

nelayan juga memperoleh sumber dana yang berasal dari lembaga Pemerintahan

melalui Dinas Perikanan dan Kelautan.

Secara umum, lembaga perbankan yang melayani kebutuhan permodalan

nelayan di lokasi kajian adalah Bank Bukopin melalui Swamitra Mina Kuala Tungkal.

Swamitra Mina adalah suatu bentuk kerjasama/kemitraan antara Bank Bukopin

dengan Koperasi Nelayan atau Koperasi Perikanan yang berorientasi kepada

kepentingan nelayan untuk modernisasi usaha simpan pinjam melalui pemanfaatan

jaringan teknologi dan dukungan manajemen yang profesional. Meskipun demikian,

usaha perikanan pancing rawai dasar sampai saat ini belum memperoleh kesempatan

menerima bantuan modal dari lembaga keuangan yang ada.

Dalam rangka pemberian kredit perorangan, Swamitra Mina melakukan

analisis terhadap karakter calon nasabah, kemampuan manajemen, kemampuan

keuangan meliputi modal dan laba usaha, aspek teknis, kondisi dan prospek usaha,

serta agunan. Suku bunga untuk skim kredit KUK yang diberikan oleh Bank Bukopin

untuk usaha ini sebesar 14% per tahun dengan jangka waktu kredit satu hingga tiga

tahun.

Seperti pada sistem perbankan umumnya, beberapa prosedur seperti

surat pengajuan kredit dari debitur, pengumpulan data (data keuangan, jaminan),

pembuatan proposal dan pengajuan ke komite kredit harus dipenuhi oleh calon

nasabah. Dalam pemenuhan syarat perbankan tersebut, sering nelayan menghadapi

beberapa masalah diantaranya masalah agunan dan penyusunan proposal kegiatan.

PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

Page 17: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

5BANK INDONESIA

Oleh sebab itu, disamping memberikan kredit, Swa Mitra Mina Kuala Tungkal juga

membantu nelayan dalam memenuhi persyaratan perbankan, misalnya membantu

mengurus pembuatan akta tanah dan proposal rencana kegiatan.

Setelah prosedur administrasi dilengkapi, petugas Koperasi Swamitra Mina

akan melakukan pengumpulan data ke lapangan untuk memverifikasi informasi yang

ada. Setelah administrasi dan prosedur dipenuhi, biasanya dana akan cair dalam

waktu yang tidak lebih dari satu minggu.

Page 18: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

6 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 19: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

7BANK INDONESIA

BAB IIIASPEK PASAR DAN PEMASARAN

3.1. Aspek Pasar

3.1.1. Permintaan

Usaha pancing rawai dasar mempunyai peranan yang cukup penting bagi

usaha perikanan nasional terutama dalam memenuhi kebutuhan protein masyarakat.

Konsumsi ikan dalam negeri menunjukkan peningkatan. Dalam kurun waktu 3 tahun

terakhir pengeluaran rata-rata per kapita penduduk Indonesia untuk ikan dan udang

serta konsumsi ikan dan udang per kapita menunjukkan tren kenaikan. Meskipun

konsumsi ikan per kapita masih relatif rendah, kecenderungan ini menunjukkan

bahwa permintaan ikan senantiasa meningkat.

Tabel 3.1 Perkembangan konsumsi ekspor ikan Indonesia

dari tahun 2005 - 2007

No. KeteranganTahun

2005 2006 2007

1 Pengeluaran pangan per kapita (1000) 168,8 - 194,2

2Pengeluaran rata-rata per bulan untuk ikan (Rp.)

10.675 13.374 13.622

3 Konsumsi rata-rata per kapita seminggu

Udang dan Ikan segar (kg)a. 0,252 0,281 0,260

Udang dan ikan yang diawetkan (ons)b. 0,441 0,499 0,523

4 Eksport udang dan ikan (juta US$) 1.324 1.456 1.493

Sumber: BPS, 2008

Page 20: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

8 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Dengan jumlah penduduk yang bertambah dan kesadaran masayarakat yang

sudah mulai membaik tentang konsumsi ikan, maka permintaan ikan dari tahun ke

tahun akan selalu bertambah besar. Sehingga penambahan produksi ikan di masa

yang akan datang menjadi tantangan tersendiri.

Searah dengan perkembangan nilai ekspor produk ikan dan udang nasional

yang terus mengalami peningkatan, ekspor ikan dari Propinsi Jambi juga mengalami

peningkatan. Bila ekspor ikan senangin ke Malaysia pada tahun 2004 sekitar 100 ton

(US$ 68.071) meningkat sampai di atas 300 ton (US$ 464.821,5) pada tahun 2008.

3.1.2. Penawaran

Analisa pasar terhadap penawaran hasil tangkapan pancing rawai dasar

secara langsung masih belum dilakukan secara nasional. Perhitungan tidak langsung

dapat dilakukan dengan memperkirakan permintaan ikan hasil tangkapan pancing

rawai dasar berdasarkan daerah dan waktu (musim penangkapan).

Tabel 3.2. Produksi ikan target tangkapan pancing rawai dasar

di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi

No. Nama IkanProduksi (ton)

2005 2006 2007

1. Senangin (Polynemus sp) 259,1 84,2 315,9

2. Pari (Trigonidae) 219,5 174,2 269,2

3. Gerot-gerot (Pomadasys sp) 59,6 - 71

Meskipun relatif bersifat musiman, ikan-ikan hasil tangkapan pancing rawai

dasar relatif tersedia sepanjang tahun. Hal ini karena usaha ini bersifat tradisional

dan dikelola secara perseorangan sehingga kegiatan penangkapan akan dilakukan

sepanjang waktu selama musim atau kondisi laut masih memungkinkan untuk

dilakukan operasi penangkapan.

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Page 21: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

9BANK INDONESIA

Produksi ikan-ikan hasil tangkapan pancing rawai dasar di Kabupaten Tanjung

Jabung Barat secara umum menunjukkan tren peningkatan. Meskipun produksi pada

tahun 2006 lebih kecil dibandingkan pada tahun 2005, tetapi produksi pada tahun

2007 meningkat kembali. Peningkatan nilai permintaan luar negeri diduga telah

mendorong peningkatan upaya penangkapan ikan-ikan senangin.

3.1.3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar

Persaingan dalam usaha pancing rawai dasar bukan terletak pada aspek

pemasarannya, melainkan pada aspek produksi. Persaingan pemasaran pada usaha

pancing rawai dasar tidak tajam, karena para nelayan umumnya telah mempunyai

pelanggan tetap yaitu juragan ikan yang telah membiayai operasi penangkapan nelayan.

Upaya yang harus dilakukan nelayan adalah menjaga mutu sehingga pelanggan puas

dan tidak pindah ke nelayan lain. Pada sistem pemasaran yang seperti ini, nelayan tidak

mempunyai kekuatan untuk menentukan nilai hasil tangkapannya. Harga ikan sering

ditentukan secara sepihak oleh pedagang pengumpul. Persaingan yang justru terjadi

adalah persaingan dalam proses penangkapan ikan, dimana daerah penangkapan ikan

pancing rawai dasar terus mengalami penyempitan karena terdesak oleh beroperasinya

kapal trawl ke pesisir pantai dimana pancing rawai dasar dioperasikan.

3.2. Aspek Pemasaran

3.2.1. Harga

Karena dijual ke luar negeri, harga ikan hasil tangkapan pancing rawai dasar

relatif stabil. Harga ikan-ikan hasil tangkapan pancing rawai dasar yang dijual kepada

konsumen pada saat survei dilakukan berkisar antara Rp 10.000 – Rp 28.000 per

kg. Perbedaan harga ditentukan berdasarkan jenis ikan hasil tangkapan dan tingkat

kesegaran ikan. Ikan pari dihargai Rp.10.000 per kg, sedangkan ikan senangin

dihargai Rp. 25.000 per kg. Selain untuk konsumsi lokal, hasil tangkapan pancing

rawai dasar dijual ke Malaysia.

Page 22: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

10 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Bila melihat tren harga hasil tangkapan dari tahun ke tahun dapat di ketahui

bahwa harga ikan senantiasa menunjukkan peningkatan. Bila ikan senangin pada

tahun 2005 dihargai Rp.12.000 per kg meningkat menjadi sekitar Rp. 25.000 per

kg. Selain senangin hasil tangkapan lainnya juga menunjukkan peningkatan harga

(Tabel 3.3).

Tabel 3.3 Perkembangan harga ikan hasil tangkapan pancing rawai dasar

dari tahun 2005 – 2007

No Nama IkanProduksi (ton)

2005 2006 2007 2008*

1. Senangin (Polynemus sp) 12.000 11.866 20.716 25.000

2. Pari (Trigonidae) 2.238 5.997 6.730 10.000

3. Gerot-gerot (Pomadasys sp) 15.000 - 23.282 27.500

Keterangan: *) Hasil survey 2008

3.2.2. Jalur Pemasaran Produk

Penjualan produk usaha pancing rawai dasar ini dapat dilakukan sendiri oleh

nelayan atau melalui pedagang pengumpul (toke) untuk kemudian diekspor atau

dijual langsung ke konsumen. Pola pemasaran produk pancing rawai dasar ini secara

umum terbagi dua, yaitu :

Nelayan menjual langsung produknya ke pasar-pasar setempat. Pada pola a.

ini daerah pemasaran hanya berkisar pada pasar-pasar yang terdapat pada

kabupaten yang sama dengan daerah produsen pancing rawai dasar yang

bersangkutan.

Nelayan menjual ke pedagang pengumpul untuk kemudian dieksport ke luar b.

negeri, melalui pedagang besar di Batam.

Pedagang pengumpul menjual ikan-ikan yang bukan kualitas ekspor ke c.

pedagang pengecer untuk kemudian dijual ke konsumen lokal.

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Page 23: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

11BANK INDONESIA

Nelayan Pedagang Pengumpul

Pedagang pengecer

Konsumen Lokal

PedagangBesar

KonsumenLuar Negeri

Gambar 3.1. Skema jalur pemasaran hasil tangkapan pancing rawai dasar

3.2.3. Kendala Pemasaran

Kendala pemasaran yang dihadapi oleh usaha pancing rawai dasar adalah

fluktuasi hasil tangkapan karena berubahnya sistem musim dan persaingan dengan

jenis alat tangkap lain yang lebih produktif seperti trawl. Selain masalah produksi,

kendala pemasaran yang lain adalah persepsi masyarakat yang belum memilih ikan

sebagai produk pilihan selain daging dan telur.

Disisi lainnya, struktur lembaga keuangan yang belum memihak kepada

nelayan juga dirasakan menjadi kendala pemasaran. Jalur-jalur pemasaran selama

ini masih dikuasai oleh pedagang pengumpul yang tertutup sangat rapi sehingga sulit

bagi nelayan untuk menembusnya. Karena tidak mengetahui informasi pasar, harga

ikan dikendalikan oleh pedagang pengumpul.

Page 24: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

12 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 25: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

13BANK INDONESIA

BAB IVASPEK TEKNIS PRODUKSI

4.1. Lokasi Usaha

Lokasi usaha pancing rawai dasar harus berorientasi pada daerah pesisir pantai

yang mempunyai dasar perairan berlumpur dan berkarang. Wilayah Kabupaten

Tanjung Jabung Barat, merupakan salah satu sentra usaha pancing rawai dasar di

Jambi. Lokasi penangkapan ikan berada di sekitar pantai yang mempunyai dasar

perairan landai dan berlumpur. Perairan di sekitar Kuala Tungkal merupakan perairan

yang relatif dangkal dan berlumpur sehingga cocok untuk pengoperasian pancing

rawai dasar.

4.2. Fasilitas Produksi dan Peralatan

Pancing rawai dasar atau dalam bahasa asingnya adalah long line, adalah alat

tangkap yang terdiri dari rangkaian tali-temali yang disambung-sambung sehingga

merupakan tali yang panjang dengan beratus-ratus tali cabang. Ayodhyoa (1981)

menyatakan bahwa alat tangkap rawai dasar terdiri dari tali utama (main line), tali

cabang (branch line), tali pelampung, bendera, pelampung tali pancing, pancing

dan tali-temali lainnya. Prinsip kerja dari pancing rawai dasar adalah memikat ikan

untuk memakan umpan pada mata pancing yang merupakan perangkap bagi target

tangkapan.

Page 26: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

14 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Photo 4.1 Perahu Pancing Rawai Dasar

Untuk mengoperasikan pancing rawai dasar, digunakan sebuah perahu dengan

ukuran 7,0 x 1,0 x 0,7 m. Sebagai tenaga penggerak digunakan mesin motor tempel

dengan kekuatan 5,5 HP. Sedangkan pancing rawai yang digunakan berjumlah 7

box dimana masing-masing box mempunyai panjang 180 m. Sebagai Tali utama

pancing rawai dasar digunakan senar dengan diameter 3 mm. Pada tali utama setiap

box dipasangkan sekitar 45 mata pancing (no.5) dengan jarak 3-4 meter. Untuk

mengikatkan mata pancing pada senar utama (main line), digunakan senar pancing

(branch line) berukuran 1,5 mm dengan panjang 50 cm. Bila setiap box mempunyai

panjang 180m maka panjang total pancing rawai sekitar 1 – 1,5 km.

Tabel 4.1. Fasilitas produksi pancing rawai dasar

No Komponen Biaya Harga per Satuan Rp

1 Kapal Ukuran 7,0 x 1,0 x 0,7 m 6.000.000

2 Pancing rawai 7 box @ 180 m 1.000.000

3 Mesin Penggerak 16 PK 6.000.000

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

Page 27: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

15BANK INDONESIA

4.3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang terlibat dalam kegiatan ini berjumlah 2-3 orang. Sistem pengupahan

terhadap tenaga kerja pada sistem operasi penangkapan ikan dengan menggunakan

alat tangkap pancing rawai dasar, menggunakan sistem bagi hasil. Hasil tangkapan

setelah dikurangi biaya, akan dibagi menjadi 3 bagian. Satu bagian untuk pemilik,

satu bagian untuk perahu dan alat tangkap dan satu bagian untuk ABK. Biasanya,

pemilik kapal akan ikut operasi penangkapan sebagai fishing master, sedangkan ABK

yang lainnya membantu dalam proses penangkapan ikan di laut.

4.4. Teknologi

Teknologi yang digunakan untuk mengoperasikan pancing rawai dasar relatif masih

sederhana. Pengembangan teknologi dapat diterapkan dalam proses pemasangan

pancing atau penggulungan pancing. Mengingat pancing ulur menggunakan tali

pancing yang panjang, maka dalam proses pemasangannya (setting) sering terjadi

kecelakaan ketika tali pancing utama kusut. Demikian juga dalam proses penarikannya,

tidak jarang karena ikan terjerat di tali pancing, tali pancing juga kusut. Untuk

mengatasinya, biasanya digunakan line hauler.

4.5. Proses Produksi

Proses produksi pancing rawai dasar yang dilakukan dalam studi pola

pembiayaan ini adalah proses penangkapan ikan dengan menggunakan pancing rawai

dasar. Diagram alir proses penangkapan ikan dengan pancing rawai dasar adalah

sebagai berikut :

Persiapan1. , yaitu mempersiapkan seluruh perbekalan ke laut dan anak buah

kapal yang terlibat dalam operasi penangkapan ikan, biasanya dilakukan

pada waktu subuh.

Perjalanan menuju daerah penangkapan ikan2. . Setelah persiapan

selesai, armada penangkapan kemudian menuju daerah penangkapan yang

Page 28: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

16 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

telah direncanakan. Perjalanan menuju daerah fishing ground biasanya

akan memakan waktu sekitar 2 jam. Sambil menuju fishing ground, nelayan

akan mempersiapkan pancing dan memasang umpan di mata pancing.

Umpan biasanya akan diperoleh dengan cara melakukan penangkapan ikan

terhadap ikan-ikan non-ekonomis di pesisir pantai. Bila tidak didapatkan

jumlah yang mencukupi, umpan diperoleh dari nelayan lain.

Photo 4.2 Pemasangan Umpan

Pemasangan pancing3. . Bila daerah penangkapan ikan dinilai layak,

dari segi jumlah ikan dan keselamatan operasi penangkapan kemudian

dilakukan operasi penangkapan. Pemasangan pancing rawai akan

memakan waktu sekitar satu jam.

Photo 4.3 Pengoperasian Pancing Rawai

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

Page 29: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

17BANK INDONESIA

Perendaman pancing. 4. Untuk memberi kesempatan ikan datang

mendekati mata pancing dan memakan umpan yang ada di mata pancing,

pancing direndam selama kurang lebih 2 jam.

Pengangkatan jaring. 5. Bila waktu perendaman dirasakan telah cukup dan

ikan yang tertangkap sudah banyak, maka kemudian pancing diangkat ke

atas perahu.

Photo 4.4 Penarikan Jaring

Pemasangan ulang, 6. bila hasil tangkapan masih sedikit dan belum

mencukupi secara ekonomi, akan dilakukan proses penangkapan ulang.

Kembali ke 7. fishing base, bila hasil tangkapan telah mencukupi atau bila

waktu operasi telah lebih dari 6 jam, maka kemudian diputuskan untuk

kembali ke fishing base.

4.6. Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi

Jenis ikan yang menjadi target penangkapan pancing rawai dasar di Kuala

Tungkal adalah ikan senangin, pari, belut laut (malung), dan gerot-gerot. Rata-rata

hasil produksi setiap unit kapal penangkapan ikan untuk masing-masing jenis ikan

Page 30: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

18 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

pada setiap trip operasi penangkapannya adalah sebanyak 5 kg. Bila dalam satu unit

usaha ada 10 perahu penangkap ikan, maka total hasil tangkapan adalah 50 kg per

trip unit usaha. Karena ikan tertangkap pada mata pancing di posisi mulut ikan, secara

umum mutu ikan dalam kondisi baik. Namun demikian, kegiatan penangkapan yang

dilakukan di lokasi kajian, secara umum belum menggunakan es sebagai sarana untuk

membantu peningkatan mutu ikan.

Photo 4.5 Hasil Tangkapan Pancing Rawai Dasar

4.7. Produksi Optimum

Produksi atau hasil tangkapan pancing rawai dasar utamanya dipengaruhi oleh

musim penangkapan ikan. Pada saat musim penangkapan, maka akan dihasilkan

tangkapan yang optimum. Dalam kondisi optimum, pancing rawai dasar dasar akan

menghasilkan ikan sebanyak 100 kg per trip. Musim ikan hanya berlangsung sekitar

6 bulan dari bulan Mei sampai dengan Oktober. Diluar musim penangkapan tersebut,

hasil tangkapan sedikit dan bahkan tidak mendapatkan hasil sama sekali.

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

Page 31: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

19BANK INDONESIA

4.8. Kendala Produksi

Karena mengoperasikan kapal di atas wahana air, maka iklim dan cuaca

menjadi kendala utama dalam usaha perikanan umumnya dan pancing rawai dasar

pada khususnya. Hal ini karena, bila cuaca atau iklim buruk, maka nelayan tidak

melakukan kegiatan penangkapan. Selain mempengaruhi kondisi wahana air dimana

kapal dioperasikan, cuaca dan iklim juga mempengarhi musim ikan. Sesuai dengan

siklus hidupnya, ikan akan melakukan proses migrasi untuk keberlangsungan hidup

dirinya dan keturunannya. Kendala yang lainnya adalah persaingan penangkapan

ikan dengan armada penangkapan lainnya. Area penangkapan ikan yang ada menjadi

sempit karena makin banyaknya armada yang beroperasi.

Page 32: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

20 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 33: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

21BANK INDONESIA

BAB VASPEK KEUANGAN

Analisa aspek keuangan diperlukan untuk mengetahui kelayakan usaha dari

sisi keuangan, terutama kemampuan nelayan untuk mengembalikan kredit yang

diperoleh dari bank. Analisa keuangan ini juga dapat dimanfaatkan nelayan dalam

perencanaan dan pengelolaan usaha pancing rawai dasar.

5.1. Pemilihan Pola Usaha

Pola usaha yang dipilih adalah usaha penangkapan ikan dengan menggunakan

pancing rawai dasar. Penentuan waktu dan musim penangkapan ikan yang tepat

merupakan kunci keberhasilan dari kegiatan usaha ini. Hal ini berkaitan dengan

musim ikan dan keselamatan kerja selama mengoperasikan alat tangkap di laut,

Sebagai sarana utama dalam kegiatan ini adalah perahu yang digunakan untuk

mengoperasikan alat tangkap pancing rawai dasar. Oleh sebab itu, biaya investasi

sebagian besar diperlukan untuk pembelian perahu dan pancing rawai dasar berikut

mesin penggeraknya.

Pola usaha kegiatan perikanan pancing rawai dasar yang diusulkan dalam

kegiatan ini adalah kelompok, dimana dalam satu kelompok terdiri atas 10 unit perahu

pancing rawai dasar. Kelompok tersebut merupakan Kelompok Usaha Bersama (KUB)

yang di pimpin oleh seorang ketua yang mengkoordinir kegiatan usaha. Anggota-

anggota kelompok nanti secara bersama-sama akan bertanggung jawab memajukan

usaha yang dijalankan.

Jenis teknologi yang digunakan adalah teknologi sederhana dengan mengacu

pada tipe-tipe perikanan rawai pada umumnya. Penangkapan ikan dilaksanakan

sepanjang tahun, meskipun ada penekanan pada musim-musim banyak ikan. Pada

musim banyak ikan, trip dilakukan setiap hari, sedangkan pada musim yang lain

tergantung kondisi yang terjadi.

Page 34: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

22 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

5.2. Asumsi dan Parameter untuk Analisis Keuangan

Untuk analisa kelayakan usaha diperlukan adanya beberapa asumsi mengenai

parameter teknologi proses maupun biaya, sebagaimana terangkum dalam Tabel

5.1. Asumsi ini diperoleh berdasarkan kajian terhadap usaha pancing rawai dasar di

Kabupaten Tanjung Jabung Barat serta informasi yang diperoleh dari nelayan dan

pustaka.

Penentuan usia proyek selama 3 tahun didasarkan atas pertimbangan investasi

perahu dan alat tangkap yang digunakan dalam proses produksi. Pancing rawai dasar,

memiliki umur ekonomis selama 3 tahun, sehingga pada saat proyek selesai maka

peralatan tersebut perlu dilakukan re-investasi. Melalui asumsi produksi sebanyak

135 kg per hari dan selama 20 hari kerja perbulan, maka total produksi pancing rawai

dasar diproyeksikan sebanyak 2.700 kg dengan tingkat penurunan kualitas hasil

tangkapan sebesar 0%. Harga ikan karena berubah setiap waktu, maka kemudian

dilakukan perata-rataan terhadap seluruh hasil tangkapan dengan pendekatan rata-

rata proporsional. Selanjutnya meskipun umur proyek disusun 3 tahun, namun karena

musim penangkapan ikan hanya berlangsung selama 6 bulan maka analisis ekonomi

dilakukan dengan basis produksi selama 6 bulan.

Tabel 5.1. Asumsi untuk Analisis Keuangan

No Asumsi Satuan Nilai/Jumlah

1 Periode proyek tahun 3

2 Bulan kerja tahun bulan 6

3 Output, Produksi dan Harga:

a. Produksi ikan per bulan kg 2.700

b. Harga penjualan ikan Rp/kg 20.500

c. Lama menunggu pendapatan hari 1

d. Hasil penjualan hari 1

e. Keberhasilan produksi persen 100%

ASPEK KEUANGAN

Page 35: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

23BANK INDONESIA

4 Tenaga kerja :

a. Produksi orang 20

b. Pemasaran orang 0

5 Penggunaan input dan harga:

a. BBM liter/bln 2.500

b. Harga BBM Rp/liter 7.500

6 Suku Bunga per Tahun % 14%

7 Proporsi Modal :

a. Kredit % 60%

b. Modal Sendiri % 40%

8 Jangka waktu Kredit tahun 3

5.3. Komponen dan Struktur Biaya Investasi dan Biaya Operasional

Komponen biaya dalam analisis kelayakan usaha pancing rawai dasar

dibedakan menjadi dua yaitu biaya investasi dan biaya operasional. Biaya investasi

adalah komponen biaya yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dana awal

pendirian usaha yang meliputi perahu, alat penggerak perahu dan alat tangkap

pancing rawai dasar. Biaya operasional adalah seluruh biaya yang harus dikeluarkan

dalam proses penangkapan ikan.

5.3.1. Biaya Investasi

Biaya investasi yang dibutuhkan pada tahap awal usaha pancing rawai dasar

ini meliputi pembelian perahu, mesin penggerak perahu dan alat tangkap pancing

rawai dasar. Secara keseluruhan, biaya investasi yang dibutuhkan untuk satu unit

perahu rawai dasar adalah sebesar Rp 13.500.000. Komponen terbesar mesin

penggerak (44%) dan perahu (44%), kemudian diikuti pancing rawai dasar (8%) dan

biaya perijinan (4%) (Tabel 5.2). Selengkapnya ditampilkan pada Lampiran 2.

Page 36: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

24 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel 5.2. Komposisi Biaya Investasi (Rp)

No Komponen Biaya Jumlah Persentase

1 Perahu ukuran 7,0 x 1,0 x 0,7 m 6.000.000 44

2 Pancing rawai dasar 7 box @ 180 m 1.000.000 8

3 Mesin Penggerak 16 PK 6.000.000 44

4 Biaya perijinan 500.000 4

Jumlah 13.500.000 100

5.3.2. Biaya Operasional

Biaya operasional dalam usaha pancing rawai dasar hanya terdiri dari satu

komponen yaitu biaya variabel. Total biaya operasional per tahun sebesar Rp

39.200.000 dengan asumsi bahwa pada tahun pertama hingga tahun ketiga usaha

ini sudah dapat beroperasi dengan kapasitas 100% (Lampiran 3 dan 4).

Tabel 5.3. Komponen Biaya Operasional (Rp)

Tabel 5.3. Komponen Biaya Operasional (Rp)No Struktur biaya SatuanJumlah

FisikBiaya persatuan Rp

Jumlah biaya1 bulan Rp

Biaya Perbekalan 0

1 Perbekalan paket 250 10.000 2.500.000

2 BBM (solar) liter 2.500 8.000 20.000.000

3 Umpan kg 2.500 3.000 7.500.000

4 Oli liter 50 25000 1.250.000

5 Perawatan Kapal trip 10 100.000 1.000.000

6 Perawatan alat tangkap trip 10 100.000 1.000.000

7 Perawatan Mesin trip 10 100.000 1.000.000

8 Upah ABKRp/

orang20 12.375 4.950.000

Total Biaya Variabel 39.200.000

ASPEK KEUANGAN

Page 37: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

25BANK INDONESIA

5.4. Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja

Total kebutuhan biaya proyek (untuk investasi dan modal kerja) adalah

sebesar Rp 174.200.000. Diproyeksikan 60% biaya tersebut diperoleh dari lembaga

keuangan seperti bank dan sisanya dari modal sendiri. Kredit investasi ini seluruhnya

diterima pada masa konstruksi dengan jangka waktu pinjaman selama 3 tahun dan

suku bunga 14% pertahun (Tabel 5.4).

Modal kerja yang dibutuhkan untuk produksi dan penjualan pancing rawai

dasar untuk jangka waktu 1 bulan, yaitu sebesar Rp 39.200.000, dimana sebesar

Rp 23.520.000 (60%) diperoleh dari kredit bank. Diasumsikan kredit modal kerja

diperoleh bersamaan dengan kredit investasi, sehingga jangka waktu pinjaman selama

3 tahun dengan suku bunga 14% pertahun, sementara kebutuhan modal kerja

tersebut dihitung dari kebutuhan biaya variabel dan biaya tetap selama 1 bulan.

Tabel 5.4. Komponen dan Struktur Biaya Proyek

No Komponen Biaya Proyek Persentase Total Biaya (Rp)

1 Biaya Investasi 135.000.000

Kredit a. ±60% 81.000.000

Modal Sendirib. ±40% 54.000.000

2 Biaya Modal Kerja 39.200.000

Kredit a. ±60% 23.520.000

Modal Sendirib. ±40% 15.680.000

3 Total Biaya Proyek 174.200.000

Kredit c. ±60% 104.520.000

Modal Sendirid. ±40% 69.680.000

Kewajiban nelayan dalam melakukan angsuran pokok dan angsuran bunga

dilakukan setiap bulan selama jangka waktu kredit. Rekapitulasi jumlah angsuran

kredit pertahun dapat dilihat pada Tabel 5.5, sedangkan perhitungan jumlah angsuran

kredit perbulan selengkapnya ditampilkan pada Lampiran 5 dan 6.

Page 38: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

26 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel 5.5. Perhitungan Angsuran Kredit

TahunAngsuran

PokokAngsuran

BungaTotal

AngsuranSaldo Awal Saldo Akhir

104.520.000 104.520.000

1 34.840.000 12.712.233 47.552.233 104.520.000 69.680.000

2 34.840.000 7.834.633 42.674.633 69.680.000 34.840.000

3 34.840.000 2.957.033 37.797.033 34.840.000 0

5.5. Produksi dan Pendapatan

Berdasarkan kapasitas yang ada, hasil tangkapan pancing rawai dasar per

bulan sebanyak 2.700 kg dengan asumsi penurunan kualitas hasil tangkapan sebesar

0%. Usaha ini diproyeksikan untuk dapat berproduksi secara optimal mulai tahun

pertama hingga akhir tahun ketiga (sesuai umur proyek).

Tabel 5.6. Proyeksi Produksi dan Pendapatan

No Jenis Tangkapan Volume UnitHarga Jual

(Rp)Penjualan

1 Bulan (Rp)

1 Pari 600,0 kg 10.000 6.000.000

2 Senangin 800,0 kg 25.000 20.000.000

3 Gerot 800,0 kg 20.000 16.000.000

4 Malung 500,0 kg 27.500 13.750.000

Total 55.750.000

Dengan rata-rata harga jual hasil tangkapan sebesar Rp 20.500 per kg, maka

untuk satu tahun produksi diproyeksikan akan memperoleh pendapatan sebesar

Rp. 310.500.000. Proyeksi produksi dan pendapatan usaha serta harga penjualan

ditampilkan pada Tabel 5.6 dan Lampiran 4.

ASPEK KEUANGAN

Page 39: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

27BANK INDONESIA

5.6. Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point (BEP)

Hasil proyeksi laba rugi usaha menunjukkan usaha pancing rawai dasar telah

menghasilkan laba (setelah pajak) pada tahun pertama (kapasitas 100%) sebesar

Rp 28.209.602 dengan nilai profit on sales 8,49% dan mengalami peningkatan laba

hingga tahun ke-3 yang berjumlah Rp 36.501.522 dengan profit on sales 10,99%

(Tabel 5.7).

Seperti terlihat pada Tabel 5.8. selama kurun waktu 3 tahun proyek usaha

pancing rawai dasar secara rata-rata akan menghasilkan keuntungan bersih per tahun

sebesar Rp. 32.355.000 dan profit margin rata-rata 9,74%. Dengan membandingkan

pengeluaran untuk biaya tetap terhadap biaya variabel dan total penerimaan, maka

BEP usaha ini terjadi pada penjualan senilai Rp 177.230.500 pada tahun ke-1 hingga

Rp. 143.797.000 pada tahun ke-3, dengan BEP rata-rata sebesar Rp.160.513.000

untuk 200.500 kg hasil tangkapan. Selengkapnya proyeksi rugi laba usaha ditampilkan

pada Lampiran 7.

Tabel 5.7. Proyeksi Pendapatan dan Laba Rugi Usaha

No UraianTahun

1 2 3A Penerimaan Total Penerimaan 332.100.000 332.100.000 332.100.000 B Pengeluaran Biaya Variabel 235.200.000 235.200.000 235.200.000 Depresiasi 39.000.000 39.000.000 39.000.000 Angsuran Bunga 12.712.233 7.834.633 2.957.033

Biaya Pemasaran/Distribusi

12.000.000 12.000.000 12.000.000

Total Pengeluaran 298.912.233 294.034.633 289.157.033 C R/L Sebelum Pajak 33.187.767 38.065.367 42.942.967D Pajak (15%) 4.978.165 5.709.805 6.441.445E Laba Setelah Pajak 28.209.602 32.355.562 36.501.522F Profit on Sales 8,49% 9,74% 10,99%G BEP: Rupiah 177.230.500 160.513.500 143.797.000 kg 221.538 200.642 179.746

Page 40: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

28 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel.5.8. Rata-rata Laba Rugi dan BEP Usaha

Uraian Nilai

Laba per tahun Rp. 32.355.000

Profit Margin 9,74%

BEP: Rupiah 160.513.000

Kg 200.500

5.7. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Usaha

Untuk aliran kas (cash flow) dalam perhitungan ini dibagi dalam dua aliran,

yaitu arus masuk (cash inflow) dan arus keluar (cash outflow). Arus masuk diperoleh

dari penjualan hasil tangkapan pancing rawai dasar selama satu tahun. Untuk arus

keluar meliputi biaya investasi, biaya variabel, termasuk angsuran pokok, angsuran

bunga dan pajak penghasilan.

Evaluasi profitabilitas rencana investasi dilakukan dengan menilai kriteria

investasi untuk mengukur kelayakan pendirian usaha yaitu meliputi NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), Net B/C Ratio (Net Benefit-Cost Ratio). Usaha

pancing rawai dasar dengan menggunakan asumsi yang ada menghasilkan NPV

Rp 42.197.000 pada tingkat bunga 14% dengan nilai IRR adalah 26,84% dan Net

B/C Ratio 1,24 (Lampiran 8).

Tabel 5.9. Kelayakan Usaha Pancing Rawai Dasar

No Kriteria NilaiJustifikasi Kelayakan

1. NPV (14%) Rp 42.197.000 > 02. IRR 26,84% > 14%3. Net B/C 1,24 > 1,004. PBP (tahun) 2,51 < 3 tahun

ASPEK KEUANGAN

Page 41: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

29BANK INDONESIA

5.8. Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha

Dalam analisis kelayakan suatu proyek, biaya produksi dan pendapatan

biasanya akan dijadikan patokan dalam mengukur kelayakan usaha karena kedua hal

tersebut merupakan komponen inti dalam suatu kegiatan usaha, terlebih lagi bahwa

komponen biaya produksi dan pendapatan juga didasarkan pada asumsi dan proyeksi

sehingga memiliki tingkat ketidakpastian yang cukup tinggi. Untuk mengurangi

resiko ini maka diperlukan analisis sensitivitas yang digunakan untuk menguji tingkat

sensitivitas proyek terhadap perubahan harga input maupun output. Dalam pola

pembiayaan ini digunakan tiga skenario sensitivitas, yaitu:

(1). Skenario I

Sensitivitas kenaikan biaya variabel dimungkinkan dengan melihat

perkembangan ekonomi saat ini dan kenaikan harga BBM sehingga memunculkan

asumsi peningkatan biaya produksi/variabel, sedangkan pendapatan dianggap

tetap/konstan. Kenaikan biaya operasional terjadi antara lain karena bahan baku

dan bahan pembantu maupun upah tenaga kerja mengalami kenaikan. Hasil

analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya variabel ditampilkan pada Tabel 5.10 serta

perhitungan arus kas untuk sensitivitas ini selengkapnya pada Lampiran 9 dan 10.

Tabel 5.10. Analisis Sensitivitas Biaya Variabel Naik

No Kriteria Naik 5% Naik 8,3%1. NPV (Rp) Rp 16.459.248 - Rp 433.5382. IRR (%) 19,06% 13,87%3. Net B/C Ratio 1,09 1,004. Pay Back Period (tahun) 2,79 3,01

Analisis sensitivitas berdasarkan Skenario I, biaya variabel mengalami kenaikan

5% dengan asumsi pendapatan tetap. Pada kenaikan biaya variabel sebesar 5%,

Net B/C Ratio masih lebih dari satu, NPV positif dan IRR mencapai 19,06% serta

Page 42: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

30 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

PBP 2,7 tahun (layak). Skenario kenaikan pada level 8,3% dari biaya variabel, NPV

menunjukkan nilai negatif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada

suku bunga 14% dengan kenaikan biaya variabel sebesar 8,3% maka proyek ini

tidak layak dilaksanakan.

(2). Skenario II

Sensitivitas penurunan pendapatan dimungkinkan karena penurunan produk

pancing rawai dasar yang dapat terjual atau penurunan harga jual per butirnya,

sedangkan biaya pengeluaran dianggap tetap/konstan. Hasil analisis sensitivitas

akibat penurunan pendapatan ditampilkan pada Tabel 5.11 serta perhitungan

arus kas untuk sensitivitas ini selengkapnya pada Lampiran 11 dan 12.

Tabel 5.11. Analisis Sensitivitas Pendapatan Turun

No KriteriaPendapatanTurun 2%

PendapatanTurun 5,5%

1. NPV (Rp) Rp 26.776.799 - Rp 208.6912. IRR (%) 22,20% 13,94%3. Net B/C Ratio 1,15 1,004. Pay Back Period (tahun) 2,67 3,00

Analisis sensitivitas berdasarkan Skenario II, pada saat pendapatan turun

sebesar 2% diperoleh NPV positif, Net B/C Ratio lebih dari satu dengan IRR

mencapai 22,20%. Selanjutnya, analisis penurunan pendapatan sebesar 5,5%

menunjukkan kinerja yang sudah tidak layak lagi. Dapat disimpulkan bahwa

penurunan pendapatan lebih besar dari 5,5% menunjukkan keragaan usaha

yang tidak layak.

(3). Skenario III

Sensitivitas ini dilakukan dengan cara mengkombinasikan sensitivitas pada

skenario I dan II, yaitu peningkatan biaya variabel dan penurunan pendapatan.

ASPEK KEUANGAN

Page 43: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

31BANK INDONESIA

Hasil analisis sensitivitas akibat kenaikan biaya variabel dan penurunan pendapatan

secara bersamaan ditampilkan pada Tabel 5.12 serta perhitungan arus kas untuk

sensitivitas ini selengkapnya pada Lampiran 13 dan 14.

Tabel 5.12. Analisis Sensitivitas Kombinasi

No Kriteria

Biaya Variabel Naik 1% dan Pendapatan Turun 1%

Biaya Variabel Naik 3,3% dan

Pendapatan Turun 3,3%

1. NPV (Rp) Rp 29.325.618 - Rp 252.6422. IRR (%) 22,97% 13,92%3. Net B/C Ratio 1,17 1.00 4. Pay Back Period (tahun) 2,64 3,00

Analisis sensitivitas menurut Skenario III, diasumsikan terjadi penurunan

pendapatan dan kenaikan biaya variabel. Pada penurunan pendapatan dan

kenaikan biaya variabel masing-masing sebesar 1%, proyek tersebut masih layak

dilaksanakan tingkat suku bunga 14% menghasilkan Net B/C Ratio lebih dari

satu dan NPV positif serta IRR 22,97%. Namun, jika kenaikan biaya variabel dan

penurunan pendapatan mencapai sebesar 3,3% usaha pancing rawai sudah

tidak layak lagi.

5.9. Hambatan dan Kendala

Hambatan dan kendala yang dihadapi oleh nelayan pancing rawai dasar adalah

berfluktuasinya hasil tangkapan karena perubahan musim. Sedangkan kendala yang

sering timbul berkaitan dengan kegiatan ini adalah tersapunya pancing rawai dasar

karena operasi penangkapan trawl.

Page 44: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

32 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 45: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

33BANK INDONESIA

BAB VI ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN

DAMPAK LINGKUNGAN

6.1 Aspek Ekonomi dan Sosial

Kabupaten Tanjung Jabung Barat dikenal sebagai daerah sentra perkebunan

sawit dan perikanan. Sebagian besar penduduk bermata pencaharian di bidang ini,

baik sebagai nelayan ataupun menjadi buruh perkebunan. Keberadaan usaha pancing

rawai dasar meningkatkan pendapatan nelayan di lokasi kajian.

Dari segi pemenuhan gizi masyarakat, pancing rawai dasar dapat menjadi

salah satu alternatif pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat. Dengan

harga yang murah dan rasa yang lezat, produk pancing rawai dasar akan memiliki

pasar yang luas yang tidak saja ditujukan bagi masyarakat menengah ke bawah

melainkan juga bagi masyarakat menengah ke atas.

Secara umum keberadaan dan pengembangan usaha pancing rawai dasar

memberi dampak yang positif bagi wilayah sekitarnya, karena semakin terbukanya

peluang kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat dan sekaligus peningkatan

pendapatan daerah.

6.2. Aspek Dampak Lingkungan

Proses produksi dalam usaha pancing rawai dasar akan menghasilkan limbah

padat dan limbah cair. Limbah padat umumnya berupa sisa-sisa ikan atau kotoran ikan

yang dibuang. Limbah-limbah padat ini umumnya tidak berbahaya bagi lingkungan.

Penanganan limbah ini cukup sederhana, yaitu dengan cara menguburkannya di dalam

tanah dimana untuk bahan organik akan terurai menjadi bahan-bahan anorganik

unsur hara tanah.

Page 46: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

34 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Limbah cair yang dihasilkan dari air sisa pencucian ikan yang umumnya

langsung dibuang ke laut tanpa pengolahan terlebih dahulu. Dalam jangka waktu

yang lama limbah ini dikhawatirkan dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan

yang besar, karena itu tindakan pengolahan limbah secara sederhana sepertinya

sudah menjadi keharusan. Pembuatan bak penampung limbah cair sederhana dapat

menjadi salah satu alternatif penanganan limbah cair yang dihasilkan dari usaha

pancing ulur berumpon.

ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN DAMPAK LINGKUNGAN

Page 47: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

35BANK INDONESIA

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1. Kesimpulan

Usaha pancing rawai dasar mempunyai peranan penting dalam rangka memenuhi a.

kebutuhan sumber protein dan lemak yang berharga murah bagi masyarakat.

Faktor terpenting bagi keberhasilan usaha pancing rawai dasar selain faktor b.

cuaca adalah persaingan dengan alat tangkap lain.

Total biaya proyek yang dibutuhkan untuk usaha pancing rawai dasar adalah c.

Rp 174.200.000, yang dibiayai dari pinjaman kredit 60% (Rp. 104.520.000)

dan modal sendiri 40% (Rp 69.680.000), dengan bunga pinjaman 14% dan

masa pinjaman kredit selama 3 tahun. Biaya investasi yang dibutuhkan sebesar

Rp. 135.000.000, sedangkan biaya modal kerja sebesar Rp. 23.520.000.

Analisis keuangan dan kelayakan proyek usaha pancing rawai dasar sesuai asumsi d.

yang digunakan adalah layak untuk dilaksanakan dengan nilai NPV yang dihasilkan

sebesar Rp 42.197.000, IRR 26,84%, Net B/C 1,24 dan PBP 2,51 tahun. Usaha ini

juga mampu melunasi kewajiban angsuran kredit kepada bank.

Usaha pancing rawai dasar ini sensitif terhadap kenaikan biaya variabel maupun e.

penurunan pendapatan.

Pengembangan usaha pancing rawai dasar memberikan manfaat yang positif dari f.

aspek sosial ekonomi wilayah dengan terbukanya peluang kerja serta peningkatan

pendapatan masyarakat dan tidak menimbulkan dampak lingkungan yang

signifikan.

Page 48: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

36 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

7.2. Saran

Berdasarkan potensi bahan baku, prospek pasar, tingkat teknologi proses dan a.

aspek finansial, usaha pancing rawai dasar ini, layak untuk dibiayai.

Untuk menjamin kelancaran pengembalian kredit, pihak perbankan seyogyanya b.

juga turut berpartisipasi dalam pembinaan usaha ini, khususnya pada aspek

keuangan dan manajemen pembukuan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 49: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

37BANK INDONESIA

DAFTAR PUSTAKA

Ayodhyoa, 1981. Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri. Bogor

Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jambi, 2005. Statistik Perikanan Tangkap

Propinsi Jambi Tahun 2005. Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jambi.

Jambi

Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jambi, 2006. Statistik Perikanan Tangkap

Propinsi Jambi Tahun 2006. Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jambi.

Jambi

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, 2007. Laporan

tahunan Statistik Perikanan Kabupaten Tanjung Jabung Barat Tahun 2007.

Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

Page 50: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

38 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 51: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

39BANK INDONESIA

LAMPIRAN

Page 52: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

40 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1 Asumsi Untuk Analisis Keuangan........................................................ 41

2 Biaya Investasi..................................................................................... 42

3 Biaya Variabel..................................................................................... 43

4 Proyeksi Produksi dan Pendapatan Kotor............................................. 43

5 Angsuran Kredit Investasi.................................................................... 44

6 Angsuran Kredit Modal Kerja.............................................................. 45

7 Proyeksi Rugi Laba Usaha.................................................................... 46

8 Proyeksi Arus Kas................................................................................ 47

9 Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel 5%................................. 48

10 Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel 8,3%.............................. 49

11 Analisis Sensitivitas Penurunan Pendapatan 2%.................................. 50

12 Analisis Sensitivitas Penurunan Pendapatan 5,5%............................... 51

13 Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel 1% dan Penurunan Pendapatan 1%................................................................................. 52

14 Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel 3,3% dan Penurunan Pendapatan 3,3%.............................................................................. 53

15 Rumus dan Cara Perhitungan untuk Analisis Kelayakan Usaha............ 54

LAMPIRAN

Page 53: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

41BANK INDONESIA

Lampiran 1. Asumsi Untuk Analisis Keuangan

No Asumsi Satuan Nilai / Jumlah1 Periode proyek tahun 32 Bulan kerja tahun bulan 63 Output, Produksi dan Harga: a. Produksi ikan per bulan kg 2.700 b. Produksi ikan per hari kg 12,5 c. Harga penjualan ikan Rp/kg 20.500 d. Lama menunggu pendapatan hari 1 e. Hasil penjualan hari 1 f. Keberhasilan produksi persen 100%4 Tenaga kerja : b. Produksi orang 20 c. Pemasaran orang 05 Penggunaan input dan harga: a. BBM liter/bln 2.500 b. Harga BBM Rp/liter 7.5006 Suku Bunga per Tahun % 14%7 Proporsi Modal : a. Kredit % 60% b. Modal Sendiri % 40%8 Jangka waktu Kredit tahun 3

Page 54: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

42 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Lam

pira

n 2.

Bia

ya In

vest

asi

No

Ko

mp

on

en B

iaya

Satu

anJu

mla

h

Fisi

k

Har

ga

per

Sa

tuan

Rp

Jum

lah

Bia

yaR

p

Um

ur

Eko

no

mis

(tah

un

)

Nila

iPe

nyu

suta

nR

p

Nila

i Sis

aR

p

1K

apal

Uku

ran

7.0

x 1.

0 x

0.7

mbu

ah10

6.00

0.00

060

.000

.000

512

.000

.000

24.0

00.0

00

2Pa

ncin

g ra

wai

7 b

ox @

180

mbu

ah10

1.00

0.00

010

.000

.000

110

.000

.000

0

3M

esin

Pen

gger

ak 1

6 PK

bu

ah10

6.00

0.00

060

.000

.000

512

.000

.000

24.0

00.0

00

4Bi

aya

Sura

t-su

rat

unit

1050

0.00

05.

000.

000

15.

000.

000

0

Ju

mla

h

13

5.00

0.00

0

39.0

00.0

0048

.000

.000

LAMPIRAN

Page 55: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

43BANK INDONESIA

Lam

pira

n 3.

Bia

ya V

aria

bel

No

Stru

ktu

r b

iaya

Satu

anJu

mla

h

Fisi

k

Bia

ya p

ersa

tuan

R

p

Jum

lah

bia

ya1

bu

lan

Rp

Jum

lah

bia

ya

1 ta

hu

nR

p

1Pe

rbek

alan

pa

ket

250

10.0

002.

500.

000

15.0

00.0

002

BBM

(sol

ar)

liter

2.50

08.

000

20.0

00.0

0012

0.00

0.00

03

Um

pan

kg2.

500

3.00

07.

500.

000

45.0

00.0

004

Oli

liter

5025

.000

1.25

0.00

07.

500.

000

5Pe

raw

atan

Kap

altr

ip10

100.

000

1.00

0.00

06.

000.

000

6Pe

raw

atan

ala

t ta

ngka

ptr

ip10

100.

000

1.00

0.00

06.

000.

000

7Pe

raw

atan

Mes

intr

ip10

100.

000

1.00

0.00

06.

000.

000

8U

pah

ABK

Rp/o

rang

2012

.375

4.95

0.00

029

.700

.000

To

tal B

iaya

Var

iab

el

39.2

00.0

0023

5.20

0.00

0

Lam

pira

n 4.

Pro

yeks

i Pro

duks

i dan

Pen

dapa

tan

Kot

or

No

Jen

is

Tan

gka

pan

Vo

lum

e U

nit

Har

ga

Jual

(R

p)

Pen

jual

an 1

Bu

lan

(Rp

)

1Pa

ri

600

.0

kg

10.

000

6.00

0.00

0 2

Sena

ngin

8

00.0

k

g

2

5.00

0

20.

000.

000

3G

erot

8

00.0

k

g

2

0.00

0

16.

000.

000

4M

alun

g

500

.0

kg

27.

500

1

3.75

0.00

0

Tota

l

5

5.75

0.00

0

Page 56: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

44 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Lampiran 5. Angsuran Kredit Investasi (Suku Bunga 14%)

Periode Kredit Angsuran Tetap Bunga Total Saldo Awal Saldo Akhir

Tahun-0 81.000.000 81.000.000 81.000.000Bulan -1 1.125.000 945.000 2.070.000 81.000.000 79.875.000Bulan -2 1.125.000 931.875 2.056.875 79.875.000 78.750.000Bulan -3 1.125.000 918.750 2.043.750 78.750.000 77.625.000Bulan -4 1.125.000 905.625 2.030.625 77.625.000 76.500.000Bulan -5 1.125.000 892.500 2.017.500 76.500.000 75.375.000Bulan -6 3.375.000 879.375 4.254.375 75.375.000 72.000.000Bulan -7 3.375.000 840.000 4.215.000 72.000.000 68.625.000Bulan -8 3.375.000 800.625 4.175.625 68.625.000 65.250.000Bulan -9 3.375.000 761.250 4.136.250 65.250.000 61.875.000Bulan -10 3.375.000 721.875 4.096.875 61.875.000 58.500.000Bulan -11 3.375.000 682.500 4.057.500 58.500.000 55.125.000Bulan -12 1.125.000 643.125 1.768.125 55.125.000 54.000.000Tahun-1 27.000.000 9.922.500 36.922.500Bulan -1 1.125.000 630.000 1.755.000 54.000.000 52.875.000Bulan -2 1.125.000 616.875 1.741.875 52.875.000 51.750.000Bulan -3 1.125.000 603.750 1.728.750 51.750.000 50.625.000Bulan -4 1.125.000 590.625 1.715.625 50.625.000 49.500.000Bulan -5 1.125.000 577.500 1.702.500 49.500.000 48.375.000Bulan -6 3.375.000 564.375 3.939.375 48.375.000 45.000.000Bulan -7 3.375.000 525.000 3.900.000 45.000.000 41.625.000Bulan -8 3.375.000 485.625 3.860.625 41.625.000 38.250.000Bulan -9 3.375.000 446.250 3.821.250 38.250.000 34.875.000Bulan -10 3.375.000 406.875 3.781.875 34.875.000 31.500.000Bulan -11 3.375.000 367.500 3.742.500 31.500.000 28.125.000Bulan -12 1.125.000 328.125 1.453.125 28.125.000 27.000.000Tahun-2 27.000.000 6.142.500 33.142.500Bulan -1 1.125.000 315.000 1.440.000 27.000.000 25.875.000Bulan -2 1.125.000 301.875 1.426.875 25.875.000 24.750.000Bulan -3 1.125.000 288.750 1.413.750 24.750.000 23.625.000Bulan -4 1.125.000 275.625 1.400.625 23.625.000 22.500.000Bulan -5 1.125.000 262.500 1.387.500 22.500.000 21.375.000Bulan -6 3.375.000 249.375 3.624.375 21.375.000 18.000.000Bulan -7 3.375.000 210.000 3.585.000 18.000.000 14.625.000Bulan -8 3.375.000 170.625 3.545.625 14.625.000 11.250.000Bulan -9 3.375.000 131.250 3.506.250 11.250.000 7.875.000Bulan -10 3.375.000 91.875 3.466.875 7.875.000 4.500.000Bulan -11 3.375.000 52.500 3.427.500 4.500.000 1.125.000Bulan -12 1.125.000 13.125 1.138.125 1.125.000 -Tahun-3 27.000.000 2.362.500 29.362.500

LAMPIRAN

Page 57: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

45BANK INDONESIA

Lampiran 6. Angsuran Kredit Modal Kerja (Suku Bunga 14%)

Periode KreditAngsuran

TetapBunga Total Saldo Awal Saldo Akhir

Tahun-0 23.520.000 23.520.000 23.520.000Bulan -1 653.333 274.400 927.733 23.520.000 22.866.667Bulan -2 653.333 266.778 920.111 22.866.667 22.213.333Bulan -3 653.333 259.156 912.489 22.213.333 21.560.000Bulan -4 653.333 251.533 904.867 21.560.000 20.906.667Bulan -5 653.333 243.911 897.244 20.906.667 20.253.333Bulan -6 653.333 236.289 889.622 20.253.333 19.600.000Bulan -7 653.333 228.667 882.000 19.600.000 18.946.667Bulan -8 653.333 221.044 874.378 18.946.667 18.293.333Bulan -9 653.333 213.422 866.756 18.293.333 17.640.000Bulan -10 653.333 205.800 859.133 17.640.000 16.986.667Bulan -11 653.333 198.178 851.511 16.986.667 16.333.333Bulan -12 653.333 190.556 843.889 16.333.333 15.680.000Tahun-1 7.840.000 2.789.733 10.629.733Bulan -1 653.333 182.933 836.267 15.680.000 15.026.667Bulan -2 653.333 175.311 828.644 15.026.667 14.373.333Bulan -3 653.333 167.689 821.022 14.373.333 13.720.000Bulan -4 653.333 160.067 813.400 13.720.000 13.066.667Bulan -5 653.333 152.444 805.778 13.066.667 12.413.333Bulan -6 653.333 144.822 798.156 12.413.333 11.760.000Bulan -7 653.333 137.200 790.533 11.760.000 11.106.667Bulan -8 653.333 129.578 782.911 11.106.667 10.453.333Bulan -9 653.333 121.956 775.289 10.453.333 9.800.000Bulan -10 653.333 114.333 767.667 9.800.000 9.146.667Bulan -11 653.333 106.711 760.044 9.146.667 8.493.333Bulan -12 653.333 99.089 752.422 8.493.333 7.840.000Tahun-2 7.840.000 1.692.133 9.532.133Bulan -1 653.333 91.467 744.800 7.840.000 7.186.667Bulan -2 653.333 83.844 737.178 7.186.667 6.533.333Bulan -3 653.333 76.222 729.556 6.533.333 5.880.000Bulan -4 653.333 68.600 721.933 5.880.000 5.226.667Bulan -5 653.333 60.978 714.311 5.226.667 4.573.333Bulan -6 653.333 53.356 706.689 4.573.333 3.920.000Bulan -7 653.333 45.733 699.067 3.920.000 3.266.667Bulan -8 653.333 38.111 691.444 3.266.667 2.613.333Bulan -9 653.333 30.489 683.822 2.613.333 1.960.000Bulan -10 653.333 22.867 676.200 1.960.000 1.306.667Bulan -11 653.333 15.244 668.578 1.306.667 653.333Bulan -12 653.333 7.622 660.956 653.333 0Tahun-3 7.840.000 594.533 8.434.533

Page 58: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

46 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Lampiran 7. Proyeksi Rugi Laba Usaha (Rp)

No UraianTahun

1 2 3A Penerimaan

Total Penerimaan 332.100.000 332.100.000 332.100.000

B Pengeluaran

i. Biaya Variabel 235.200.000 235.200.000 235.200.000

ii. Depresiasi 39.000.000 39.000.000 39.000.000

iii. Angsuran Bunga 12.712.233 7.834.633 2.957.033

iv. Biaya Pemasaran/Distribusi 12.000.000 12.000.000 12.000.000

Total Pengeluaran 298.912.233 294.034.633 289.157.033

C R/L Sebelum Pajak 33.187.767 38.065.367 42.942.967

D Pajak (15%) 4.978.165 5.709.805 6.441.445

E Laba Setelah Pajak 28.209.602 32.355.562 36.501.522

F Profit on Sales 8.49% 9.74% 10.99%

G BEP: Rupiah 177.230.472 160.513.743 143.797.015

Kg 221.538 200.642 179.746

LAMPIRAN

Page 59: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

47BANK INDONESIA

Lampiran 8. Proyeksi Arus Kas

No UraianTahun

0 1 2 3A Arus Masuk

1. Total Penjualan 332.100.000 332.100.000 332.100.000

2. Kredit

a. Investasi 81.000.000

b. Modal Kerja 23.520.000

3. Modal Sendiri

a. Investasi 54.000.000

b. Modal Kerja 15.680.000

4. Nilai Sisa Proyek 48.000.000

Total Arus Masuk 174.200.000 332.100.000 332.100.000 380.100.000

Arus Masuk untuk Menghitung IRR - 292.900.000 332.100.000 380.100.000

B Arus Keluar

1. Biaya Investasi 135.000.000 - - -

2. Biaya Variabel/operasional 39.200.000 196.000.000 235.200.000 235.200.000

4. Angsuran Pokok 34.840.000 34.840.000 34.840.000

5. Angsuran Bunga 12.712.233 7.834.633 2.957.033

6. Pajak 4.978.165 5.709.805 6.441.445

7. Biaya Pemasaran/Distribusi 12.000.000 12.000.000 12.000.000

Total Arus Keluar 174.200.000 260.530.398 295.584.438 291.438.478

Arus Keluar untuk Menghitung IRR 174.200.000 212.978.165 252.909.805 253.641.445

C Arus Bersih (NCF) - 71.569.602 36.515.562 88.661.522

D Cash Flow Untuk Menghitung IRR (174.200.000) 79.921.835 79.190.195 126.458.555

Discount Factor (14%) 1.0000 0.8772 0.7695 0.6750

Present Value (174.200.000) 70.106.873 60.934.284 85.355.923

E Cummulative (174.200.000) (104.093.127) (43.158.844) 42.197.079

F Analisis Kelayakan Usaha

NPV (14%) (Rp) 42.197.079

IRR 26,84%

Net B/C 1.24

PBP 2,5 tahun

Page 60: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

48 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Lampiran 9. Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel 5%

No UraianTahun

0 1 2 3A Arus Masuk

1. Total Penjualan 332.100.000 332.100.000 332.100.000

2. Kredit

a. Investasi 81.000.000

b. Modal Kerja 23.520.000

3. Modal Sendiri

a. Investasi 54.000.000

b. Modal Kerja 15.680.000

4. Nilai Sisa Proyek 48.000.000

Total Arus Masuk 174.200.000 332.100.000 332.100.000 380.100.000

Arus Masuk untuk Menghitung IRR - 292.900.000 332.100.000 380.100.000

B Arus Keluar

1. Biaya Investasi 135.000.000 - - -

2. Biaya Variabel/operasional 41.160.000 203.742.000 246.960.000 246.960.000

4. Angsuran Pokok 34.840.000 34.840.000 34.840.000

5. Angsuran Bunga 12.712.233 7.834.633 2.957.033

6. Pajak 4.978.165 5.709.805 6.441.445

7. Biaya Pemasaran/Distribusi 12.000.000 12.000.000 12.000.000

Total Arus Keluar 176.160.000 268.272.398 307.344.438 303.198.478

Arus Keluar untuk Menghitung IRR 176.160.000 220.720.165 264.669.805 265.401.445

C Arus Bersih (NCF) (1.960.000) 63.827.602 24.755.562 76.901.522

D Cash Flow Untuk Menghitung IRR (176.160.000) 72.179.835 67.430.195 114.698.555

Discount Factor (14%) 1,0000 0,8772 0,7695 0,6750

Present Value (176.160.000) 63.315.645 51.885.345 77.418.258

E Cummulative (176.160.000) (112.844.355) (60.959.010) 16.459.248

F Analisis Kelayakan Usaha

NPV (14%) (Rp) 16.459.248

IRR 19,06%

Net B/C 1,09

PBP 2.78 tahun

LAMPIRAN

Page 61: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

49BANK INDONESIA

Lampiran 10. Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel 8.3%

No UraianTahun

0 1 2 3A Arus Masuk

1. Total Penjualan 332.100.000 332.100.000 332.100.000

2. Kredit

a. Investasi 81.000.000

b. Modal Kerja 23.520.000

3. Modal Sendiri

a. Investasi 54.000.000

b. Modal Kerja 15.680.000

4. Nilai Sisa Proyek 48.000.000

Total Arus Masuk 174.200.000 332.100.000 332.100.000 380.100.000

Arus Masuk untuk Menghitung IRR - 292.900.000 332.100.000 380.100.000

B Arus Keluar

1. Biaya Investasi 135.000.000 - - -

2. Biaya Variabel/operasional 42.453.600 208.744.351 254.721.600 254.721.600

4. Angsuran Pokok 34.840.000 34.840.000 34.840.000

5. Angsuran Bunga 12.712.233 7.834.633 2.957.033

6. Pajak 4.978.165 5.709.805 6.441.445

7. Biaya Pemasaran/Distribusi 12.000.000 12.000.000 12.000.000

Total Arus Keluar 177.453.600 273.274.750 315.106.038 310.960.078

Arus Keluar untuk Menghitung IRR 177.453.600 225.722.516 272.431.405 273.163.045

C Arus Bersih (NCF) (3.253.600) 58.825.250 16.993.962 69.139.922

D Cash Flow Untuk Menghitung IRR (177.453.600) 67.177.484 59.668.595 106.936.955

Discount Factor (14%) 1,0000 0,8772 0,7695 0,6750

Present Value (177.453.600) 58.927.617 45.913.046 72.179.399

E Cummulative (177.453.600) (118.525.983) (72.612.936) (433.538)

F Analisis Kelayakan Usaha

NPV (14%) Rp (433.538)

IRR 13,87%

Net B/C 1,00

PBP 3 tahun

Page 62: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

50 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Lampiran 10. Analisis Sensitivitas Kenaikan Biaya Variabel 8.3%

No UraianTahun

A Arus Masuk

1. Total Penjualan 332.100.000 332.100.000 332.100.000

2. Kredit

a. Investasi 81.000.000

b. Modal Kerja 23.520.000

3. Modal Sendiri

a. Investasi 54.000.000

b. Modal Kerja 15.680.000

4. Nilai Sisa Proyek 48.000.000

Total Arus Masuk 174.200.000 332.100.000 332.100.000 380.100.000

Arus Masuk untuk Menghitung IRR - 292.900.000 332.100.000 380.100.000

B Arus Keluar

1. Biaya Investasi 135.000.000 - - -

2. Biaya Variabel/operasional 42.453.600 208.744.351 254.721.600 254.721.600

4. Angsuran Pokok 34.840.000 34.840.000 34.840.000

5. Angsuran Bunga 12.712.233 7.834.633 2.957.033

6. Pajak 4.978.165 5.709.805 6.441.445

7. Biaya Pemasaran/Distribusi 12.000.000 12.000.000 12.000.000

Total Arus Keluar 177.453.600 273.274.750 315.106.038 310.960.078

Arus Keluar untuk Menghitung IRR 177.453.600 225.722.516 272.431.405 273.163.045

C Arus Bersih (NCF) (3.253.600) 58.825.250 16.993.962 69.139.922

D Cash Flow Untuk Menghitung IRR (177.453.600) 67.177.484 59.668.595 106.936.955

Discount Factor (14%) 1,0000 0,.8772 0,7695 0,6750

Present Value (177.453.600) 58.927.617 45.913.046 72.179.399

E Cummulative (177.453.600) (118.525.983) (72.612.936) (433.538)

F Analisis Kelayakan Usaha

NPV (14%) Rp (433.538)

IRR 13,87%

Net B/C 1,00

PBP 3 tahun

Lampiran 11. Analisis Sensitivitas Penurunan Pendapatan 2%

No UraianTahun

0 1 2 3A Arus Masuk

1. Total Penjualan 325.458.000 325.458.000 325.458.000

2. Kredit

a. Investasi 81.000.000

b. Modal Kerja 23.520.000

3. Modal Sendiri

a. Investasi 54.000.000

b. Modal Kerja 15.680.000

4. Nilai Sisa Proyek 48.000.000

Total Arus Masuk 174.200.000 325.458.000 325.458.000 373.458.000

Arus Masuk untuk Menghitung IRR - 286.258.000 325.458.000 373.458.000

B Arus Keluar

1. Biaya Investasi 135.000.000 - - -

2. Biaya Variabel/operasional 39.200.000 196.000.000 235.200.000 235.200.000

4. Angsuran Pokok 34.840.000 34.840.000 34.840.000

5. Angsuran Bunga 12.712.233 7.834.633 2.957.033

6. Pajak 4.978.165 5.709.805 6.441.445

7. Biaya Pemasaran/Distribusi 12.000.000 12.000.000 12.000.000

Total Arus Keluar 174.200.000 260.530.398 295.584.438 291.438.478

Arus Keluar untuk Menghitung IRR 174.200.000 212.978.165 252.909.805 253.641.445

C Arus Bersih (NCF) - 64.927.602 29.873.562 82.019.522

D Cash Flow Untuk Menghitung IRR (174.200.000) 73.279.835 72.548.195 119.816.555

Discount Factor (14%) 1,0000 0,8772 0,7695 0,6750

Present Value (174.200.000) 64.280.557 55.823.480 80.872.762

E Cummulative (174.200.000) (109.919.443) (54.095.963) 26.776.799

F Analisis Kelayakan Usaha

NPV (14%) Rp 26.776.799

IRR 22,20%

Net B/C 1,15

PBP 2,67 tahun

LAMPIRAN

Page 63: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

51BANK INDONESIA

Lampiran 12. Analisis Sensitivitas Penurunan Pendapatan 5.5%

No UraianTahun

0 1 2 3A Arus Masuk

1. Total Penjualan 321.140.700 321.140.700 321.140.700

2. Kredit

a. Investasi 81.000.000

b. Modal Kerja 23.520.000

3. Modal Sendiri

a. Investasi 54.000.000

b. Modal Kerja 15.680.000

4. Nilai Sisa Proyek 48.000.000

Total Arus Masuk 174.200.000 321.140.700 321.140.700 369.140.700

Arus Masuk untuk Menghitung IRR - 281.940.700 321.140.700 369.140.700

B Arus Keluar

1. Biaya Investasi 135.000.000 - - -

2. Biaya Variabel/operasional 40.493.600 201.131.711 242.961.600 242.961.600

4. Angsuran Pokok 34.840.000 34.840.000 34.840.000

5. Angsuran Bunga 12.712.233 7.834.633 2.957.033

6. Pajak 4.978.165 5.709.805 6.441.445

7. Biaya Pemasaran/Distribusi 12.000.000 12.000.000 12.000.000

Total Arus Keluar 175.493.600 265.662.110 303.346.038 299.200.078

Arus Keluar untuk Menghitung IRR 175.493.600 218.109.876 260.671.405 261.403.045

C Arus Bersih (NCF) (1.293.600) 55.478.590 17.794.662 69.940.622

D Cash Flow Untuk Menghitung IRR (175.493.600) 63.830.824 60.469.295 107.737.655

Discount Factor (14%) 1,0000 0,8772 0,7695 0,6750

Present Value (175.493.600) 55.991.951 46.529.159 72.719.848

E Cummulative (175.493.600) (119.501.649) (72.972.490) (252.642)

F Analisis Kelayakan Usaha

NPV (14%) Rp (252.642)

IRR 13,92%

Net B/C 1,00

PBP > 3 tahun

Page 64: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

52 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Lampiran 13. Proyeksi Arus Kas Kenaikan Biaya Variabel 1% dan

Penurunan Pendapatan 1%

No UraianTahun

0 1 2 3A Arus Masuk

1. Total Penjualan 328.779.000 328.779.000 328.779.000

2. Kredit

a. Investasi 81.000.000

b. Modal Kerja 23.520.000

3. Modal Sendiri

a. Investasi 54.000.000

b. Modal Kerja 15.680.000

4. Nilai Sisa Proyek 48.000.000

Total Arus Masuk 174.200.000 328.779.000 328.779.000 376.779.000

Arus Masuk untuk Menghitung IRR - 289.579.000 328.779.000 376.779.000

B Arus Keluar

1. Biaya Investasi 135.000.000 - - -

2. Biaya Variabel/operasional 39.592.000 197.564.080 237.552.000 237.552.000

4. Angsuran Pokok 34.840.000 34.840.000 34.840.000

5. Angsuran Bunga 12.712.233 7.834.633 2.957.033

6. Pajak 4.978.165 5.709.805 6.441.445

7. Biaya Pemasaran/Distribusi 12.000.000 12.000.000 12.000.000

Total Arus Keluar 174.592.000 262.094.478 297.936.438 293.790.478

Arus Keluar untuk Menghitung IRR 174.592.000 214.542.245 255.261.805 255.993.445

C Arus Bersih (NCF) (392.000) 66.684.522 30.842.562 82.988.522

D Cash Flow Untuk Menghitung IRR (174.592.000) 75.036.755 73.517.195 120.785.555

Discount Factor (14%) 1,0000 0,8772 0,7695 0,6750

Present Value (174.592.000) 65.821.715 56.569.094 81.526.809

E Cummulative (174.592.000) (108.770.285) (52.201.191) 29.325.618

F Analisis Kelayakan Usaha

NPV (14%) Rp 29.325.618

IRR 22,97%

Net B/C 1,17

PBP 2,64 tahun

LAMPIRAN

Page 65: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

53BANK INDONESIA

Lampiran 14. Proyeksi Arus Kas Kenaikan Biaya Variabel 3% dan

Penurunan Pendapatan 3%

No UraianTahun

0 1 2 3

A Arus Masuk

1. Total Penjualan 300.093.750 300.093.750 300.093.750

2. Kredit

a. Investasi 94.500.000

b. Modal Kerja 27.440.000

3. Modal Sendiri

a. Investasi 40.500.000

b. Modal Kerja 11.760.000

4. Nilai Sisa Proyek 48.000.000

Total Arus Masuk 135.000.000 339.293.750 300.093.750 348.093.750

Arus Masuk untuk Menghitung IRR - 300.093.750 300.093.750 348.093.750

B Arus Keluar

1. Biaya Investasi 135.000.000 - - -

2. Biaya Variabel 242.256.000 242.256.000 242.256.000

4. Angsuran Pokok 40.646.667 40.646.667 40.646.667

5. Angsuran Bunga 14.463.439 8.772.906 3.082.372

6. Pajak 1.306.734 2.160.314 3.013.894

7. Biaya Pemasaran/Distribusi 12.000.000 12.000.000 12.000.000

Total Arus Keluar 135.000.000 310.672.840 305.835.886 300.998.933

Arus Keluar untuk Menghitung IRR 135.000.000 255.562.734 256.416.314 257.269.894

C Arus Bersih (NCF) - 28.620.910 (5.742.136) 47.094.817

D Cash Flow Untuk Menghitung IRR (135.000.000) 44.531.016 43.677.436 90.823.856

Discount Factor (14%) 1,0000 0,8772 0,7695 0,6750

Present Value (135.000.000) 39.062.295 33.608.369 61.303.516

E Cummulative (135.000.000) (95.937.705) (62.329.337) (1.025.821)

F Analisis Kelayakan Usaha

NPV (14%) Rp (1.025.821)

IRR 13,60%

Net B/C 0,99

PBP 3,02 tahun

Page 66: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

54 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Lampiran 15. Rumus dan Cara Perhitungan untuk Analisis Aspek Keuangan

1. Menghitung Jumlah Angsuran.

Angsuran kredit terdiri dari angsuran pokok ditambah dengan pembayaran bunga

pada periode angsuran. Jumlah angsuran pokok tetap setiap bulannya. Periode

angsuran (n) adalah selama 36 bulan untuk kredit investasi dan 12 bulan untuk

kredit modal kerja.

Cicilan pokok = Jumlah Pinjaman dibagi periode angsuran (n).

Bunga = i% x jumlah (sisa) pinjaman.

Jumlah angsuran = Cicilan Pokok + Bunga.

2. Menghitung Jumlah Penyusutan/Depresiasi dengan Metode Garis Lurus

dengan Nilai Sisa 0 (nol).

Penyusutan = Nilai Investasi /Umur Ekonomis.

3. Menghitung Net Present Value (NPV).

NPV merupakan selisih antara present value dari benefit dan present value dari

biaya. Adapun rumus untuk menghitung NPV adalah sebagai berikut:

n B1 – Ct

NPV = ∑ –––––––––

t = 1 (1 + i)t

Keterangan :

Bt = Benefit atau manfaat (keuntungan) proyek yang diperoleh pada tahun

ke-t.

Ct = Biaya atau ongkos yang dikeluarkan dari adanya proyek pada tahun ke-t.

tidak dilihat apakah biaya tersebut dianggap merupakan modal atau

dana rutin/operasional.

i = Tingkat suku bunga atau merupakan social opportunity cost of capital.

n = Umur Proyek.

LAMPIRAN

Page 67: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

55BANK INDONESIA

Untuk menginterpretasikan kelayakan suatu proyek, dapat dilihat dari hasil

perhitungan NPV sebagai berikut:

a. Apabila NPV > 0 berarti proyek layak untuk dilaksanakan secara finansial;

b. Apabila NPV = nol berarti proyek mengembalikan dananya persis sama besar

dengan tingkat suku bunganya (Social Opportunity of Capital-nya).

c. Apabila NPV < 0 berarti proyek tidak layak untuk dilanjutkan karena proyek

tidak dapat menutupi social opportunity cost of capital yang digunakan.

4. Menghitung Internal Rate of Return (IRR).

IRR merupakan nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan

0 (nol). IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi

bersih dari suatu proyek, sepanjang setiap benefit bersih yang diperoleh secara

otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat

keuntungan i yang sama dan diberi bunga selama sisa umur proyek. Cara

perhitungan IRR dapat didekati dengan rumus dibawah ini :

NPV1

IRR = i1 + (i2 – i1) X –––––––––––––

(NPV1 – NPV2)

Keterangan :

IRR = Nilai Internal Rate of Return. dinyatakan dalam %.

NPV1 = Net Present Value pertama pada DF terkecil.

NPV2 = Net Present Value kedua pada DF terbesar.

i1 = Tingkat suku bunga /discount rate pertama.

i2 = Tingkat suku bunga /discount rate kedua.

Kelayakan suatu proyek dapat didekati dengan mempertimbangkan nilai IRR

sebagai berikut:

Page 68: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

56 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

a. Apabila nilai IRR sama atau lebih besar dari nilai tingkat suku bunganya maka

proyek tersebut layak untuk dikerjakan.

b. Apabila nilai IRR lebih kecil atau kurang dari tingkat suku bunganya maka

proyek tersebut dinyatakan tidak layak untuk dikerjakan.

5. Menghitung Net B/C.

Net benefit-cost ratio atau perbandingan manfaat dan biaya bersih suatu proyek

adalah perbandingan sedemikian rupa sehingga pembilangnya terdiri atas present

value total dari benefit bersih dalam tahun di mana benefit bersih itu bersifat

positif, sedangkan penyebut terdiri atas present value total dari benefit bersih

dalam tahun di mana benefit itu bersifat negatif.

Cara menghitung Net B/C dapat menggunakan rumus dibawah ini:

NPV B-C Positif

Net B/C = ––––––––––

NPV B-C Negatif.

Keterangan :

Net BC = Nilai benefit-cost ratio.

NPV B-C Positif = Net present value positif.

NPV B-C Negatif = Net present value negatif.

Hasil perhitungan Net B/C dapat diterjemahkan sebagai berikut:

a. Apabila nilai Net B/C > 1 maka proyek layak dilaksanakan.

b. Apabila nilai Net B/C < 1 maka proyek tidak layak untuk dilaksanakan.

6. Menghitung Titik Impas (Break Even Point).

Titik impas atau titik pulang pokok atau Break Even Point (BEP) adalah suatu

keadaan dimana tingkat produksi atau besarnya pendapatan sama dengan

besarnya pengeluaran pada suatu proyek, sehingga pada keadaan tersebut

proyek tidak mendapatkan keuntungan dan tidak mengalami kerugian.

LAMPIRAN

Page 69: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

PANCING RAWAI

57BANK INDONESIA

Terdapat beberapa rumus untuk menghitung titik impas yang dapat dipilih.

namun dalam buku ini digunakan rumus pada huruf a, b dan c di bawah ini :

Biaya Tetap

a. Titik Impas (Rp.) = —————————————

Total Biaya Variabel

1 - —————————

Hasil Penjualan

Titik Impas (Rp)

b. Titik Impas (satuan) = ——–———————

Harga satuan Produk

c. Jika biaya variabel dan biaya tetap tidak dipisahkan maka pencarian titik

impas dapat menggunakan prinsip total pendapatan = total pengeluaran.

Total Pendapatan = Harga x Jumlah produk yang dihasilkan.

Total Pengeluaran = Jumlah semua biaya yang diperlukan proyek.

Jadi harga produk x jumlah produk yang dihasilkan = Total Pengeluaran.

Titik Impas (Rp.)

d. Titik Impas (n) = —————————— X Total Produksi

Hasil Penjualan (Rp.)

7. Menghitung PBP (Pay Back Period atau Lama Pengembalian Modal).

PBP digunakan untuk memperkirakan lama waktu yang dibutuhkan proyek untuk

mengembalikan investasi dan modal kerja yang ditanam.

Cara menterjemahkan PBP untuk menetapkan kelayakan suatu proyek adalah

sebagai berikut:

a. Apabila nilai PBP lebih pendek dari jangka waktu proyek yang ditetapkan

maka suatu proyek dinyatakan layak.

Page 70: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup

58 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

b. Apabila nilai PBP lebih lama dari jangka waktu proyek maka suatu proyek

dinyatakan tidak layak.

8. Menghitung Discount Factor (DF).

DF dapat didefinisikan sebagai: “Faktor yang dipergunakan untuk

memperhitungkan nilai sekarang dari suatu jumlah yang diterima di masa dengan

mempertimbangkan tingkat bunga yang berlaku atau disebut juga faktor nilai

sekarang (present worth factors)” DF diperhitungkan apabila suatu proyek

bersifat multi-period atau periode lebih dari satu kali. Dalam hal ini periode lazim

diperhitungkan dengan semester atau tahun. Nilai dari DF berkisar dari 0 sampai

dengan 1

Cara memperhitungkan DF adalah dengan rumus sebagai berikut :

1

Rumus DF per tahun = ———— , dimana

(1+ r) n

r = suku bunga

n = tahun 0, 1, ……….. n ; sesuai dengan tahun proyek

LAMPIRAN

Page 71: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL...... pancing, jaring dasar dan rawai dasar. Gambar 1.1 Pancing rawai dasar Pancing rawai dasar merupakan salah satu jenis alat tangkap dasar yang cukup