Page 1
POLA KOMUNIKASI KELOMPOK PSM GITA TIRTAYASA DALAM
MENJAGA KOMITMEN ANGGOTA
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat gelar sarjana ( S1 ) pada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Oleh :
PUTRI DELIA SYLVIANY
NIM. 6662102735
KONSENTRASI HUMAS
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG - BANTEN
2017
Page 5
MOTTO :
“ All the Impossible is possible for those who believe! “
PERSEMBAHAN :
Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini kudedikasikan untuk alm. Ibunda dan ayahanda
tercinta yang telah bekerja keras dan berdoa untuk ananda. Semoga Allah selalu melimpahkan
rahmat-Nya bagi kita semua.
Page 6
iii
ABSTRAK
Putri Delia Sylviany. NIM. 6662102735. Skripsi. Pola Komunikasi Kelompok PSM
Gita Tirtayasa dalam Menjaga Komitmen Anggotanya. 2017. Pembimbing I : Dr Rahmi
Winangsih, M.Si dan Pembimbing II : Burhanudin M, SE, M.Si
Paduan Suara Mahasiswa Gita Tirtayasa merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa
di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dimana seseorang dapat memilih dan
menyalurkan bakat mereka di lingkungan kampus sebagai kegiatan tambahan diluar jam
kuliah. Karena kegiatan ini bersifat sekunder dan bukan menjadi tujuan utama seorang
mahasiswa, disitulah timbul hambatan – hambatan dalam menjalankan kegiatan
didalamnya. Namun ketika mereka mengalami hambatan – hambatan tersebut, mereka
sudah berkomitmen untuk terus berkontribusi di PSM Gita Tirtayasa.
Untuk Mencari tahu alasan bagaimana kelompok ini menjaga komitmen
anggotanya, maka peneliti tertarik untuk membahas mengenai pola – pola komunikasi
kelompok. Yang didalamnya termasuk tindakan – tindakan yang merupakan
komunikasi dalam kelompok tersebut yang dapat memebedakan dengan kelompok –
kelompok lain.
Dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan kesimpulan bahwa tanggung jawab
sebagai anggota dan kenyamanan berkomunikasi didalam kelompok tersebut dapat
menimbulkan komitmen kepada PSM gita Tirtayasa dalam menjaga dan
mempertahankan keberadaan UKM PSM Gita Tirtayasa dikampus UNTIRTA.
Kata Kunci :Pola Komunikasi, PSM Gita Tirtayasa Komitmen
Page 7
iv
ABSTRACT
Putri Delia Sylviany. NIM. 6662102735. Thesis. Communication Pattern of Gita
Tirtayasa PSM Student Choir to Maintaining Member Commitment. 2017. Supervisor
I: Dr. Rahmi Winangsih, M. Si and Supervisor II: Burhanudin M, SE, M.Si
The Gita Tirtayasa Student Choir is a Student Activity Unit at Sultan Ageng
Tirtayasa University where one can choose and channel their talents in the campus
environment as an additional activity outside of college hours. Because this activity is
secondary and not the main purpose of a student, there arises obstacles - barriers in
carrying out activities in it. But when they experience these obstacles, they are
committed to continue to contribute to PSM Gita Tirtayasa Student Choir.
To find out the reasons for how this group maintains the commitment of its
members, the researcher is interested in discussing the patterns of group
communication. These include actions that constitute communication within the group
that can be differentiated with other groups.
In this research, the researcher got the conclusion that the responsibility as
member and comfort of communicating within the group can give commitment to PSM
gita Tirtayasa in maintaining and maintaining the existence of PSM Gita Tirtayasa
Student Choir at UNTIRTA.
Keywords: Communication Pattern, PSM Gita Tirtayasa Commitment.
Page 8
vi
KATA PENGANTAR
Assallamualaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah
memberikan rahmat, karunia dan hidayahNya kepada saya, sehingga pada akhirnya
dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Pola Komunikasi Kelompok PSM Gita
Tirtayasa.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu dengan senang hati menerima kritik dan saran dari para akademisi dan yang
membaca skripsi ini. Hal tersebut justru akan membuat skripsi ini semakin lengkap.
Selain itu, skripsi ini dapat diselesaikan tentunya dengan dukungan, materi, dan
petunjuk – petunjuk dari orang – orang terdekat penulis.
Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih sebesar – besarnya kepada
orang – orang yang berjasa sebagai berikut :
1. Bapak Prof. Dr. Sholeh Hidayat, M.Pd. Selaku Rektor Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politk Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Page 9
vii
3. Ibu Dr. Rahmi Winangsih, M.Si selaku ketua jurusan program studi sekaligus
dosen pembimbing satu skripsi di jurusan ilmu komunikasi universitas sultan
ageng tirtayasa.
4. Bapak Burhanudin M.SE, M.Si sebagai dosen pembimbing akademik sekaligus
dosen pembimbing dua skripsi di jurusan ilmu komunikasi. terima kasih atas
bimbingan bapak dari pertama penulis kuliah hingga selesai.
5. Seluruh dosen ilmu komunikasi yang telah memberi ilmu kepada penulis.
Terimakasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis dan semoga kelak
akan terlihat keberhasilan dari ilmu yang telah penulis dapatkan tersebut.
6. Keluargaku tersayang Bapak Asep Sutisna dan alm. Ibu Lilis Hermawati selaku
orang tua saya, serta Ka Afif Juliansyah Ramdhan, dan Ka Raissa Novrini
sebagai kakak dan semua keluarga yang selalu memotivasi serta mendoakan
tiada henti untuk kelancaran skripsi ini.
7. Keluarga Besar PSM Gita Tirtayasa yang telah menjadi keluarga kedua saya
selama saya kuliah dan juga telah mengizinkan saya untuk membuat penelitian
tentang PSM Gita Tirtayasa
8. Keluarga ibu Tinuk Herna yang telah membantu saya selama penelitian.
9. Teman – teman koscer yang selalu memberikan keceriaan dan semangat kepada
penulis selama penulis kuliah hingga sekarang
Page 10
viii
10. Teman seperjuangan selama kuliah sampai selesai Septa susanti lubis, siti
mutoharoh, melysa, meitha mardani yang telah sama – sama berjuang dengan
penuh semangat hingga saat ini.
11. Fajar dwi cahyani, Riesty Aprilia Buddiantine, Karina, Putri rachmawati yang
telah menemani selama masa – masa sulit hingga sekarang.
12. Teman – teman NR kelas G, Terima kasih atas canda tawa dan pertemanannya
selama ini.
13. Seluruh teman – teman di UNTIRTA yang telah memberikan warna dalam
hidup penulis selama ini.
Penulis sadar bahwa skripsi ini jauh dari kata sempurna, maka mohon maaf apabila
ada kesalahan atas skripsi ini yang diajukan sebagai syarat kelulusan sarjana
komunikasi ( S1 ) di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Serang, 25 juli 2017
Penulis
Putri Delia Sylviany
Page 11
vii
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ORISINALITAS ......................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .................................................................................... ii
ABSTRAK ................................................................................................................ iii
ABSTRACT.............................................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Penelitian ................................................................................... 1
1. 2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 11
1. 3 Identifikasi Masalah............................................................................................ 11
1. 4 Tujuan Masalah .................................................................................................. 11
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 12
Page 12
viii
1. 5. 1 Manfaat Akademis ................................................................................ 12
1. 5. 2 Manfaat Praktis ..................................................................................... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Pengertian Komunikasi ....................................................................................... 13
2. 2 Unsur – unsur Komunikasi ................................................................................. 17
2. 3 Pola Komunikasi ................................................................................................ 21
2. 4 Komunikasi Kelompok ...................................................................................... 26
2. 5 Proses Komunikasi Kelompok ........................................................................... 27
2. 6 Fungsi Komunikasi Kelompok ........................................................................... 30
2. 7 Hambatan Komunikasi ....................................................................................... 33
2.8 Teori Percakapan Kelompok ............................................................................... 38
2. 9 Komitmen ........................................................................................................... 39
2. 10 Paduan Suara .................................................................................................... 40
2. 11 Kerangka Berfikir ............................................................................................. 43
2. 12 Penelitian Terdahulu ......................................................................................... 45
Page 13
ix
BAB III METODE PENELITIAN
3. 1 Paradigma Penelitian .......................................................................................... 50
3. 2 Metode Penelitian ............................................................................................... 50
3. 3 Jenis Data ............................................................................................................ 53
3. 4 Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 54
3. 5 Teknik Pengambilan Informan ........................................................................... 56
3. 6 Profil Informan ................................................................................................... 57
3. 7 Analisis Data ....................................................................................................... 59
3. 8 Uji Keabsahan Data ............................................................................................ 60
3. 9 Keterbatasan Penelitian ...................................................................................... 61
3. 10 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian ........................................................... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN
4. 1 Profil PSM Gita Tirtayasa .................................................................................. 65
4. 1. 1 Filosofi .................................................................................................. 65
4. 1. 2 Visi dan Misi ......................................................................................... 66
4.1.3 Keanggotaan ............................................................................................ 66
Page 14
x
4.1.4 Struktur Organisasi .................................................................................. 67
4. 1. 5 Aktivitas Kelompok PSM Gita Tirtayasa.............................................. 67
4. 1. 6 Sistem perekrutaan ................................................................................ 69
4. 1. 7 Sistem Pendidikan dan Pelatihan ( Diklat ) ........................................... 70
4. 1. 8 Penyampaian Materi .............................................................................. 71
4. 1. 9 Konser Tahunan .................................................................................... 71
4. 2 Deskripsi Data .................................................................................................... 73
4. 3 Hasil Penelitian dan Pembahasan ....................................................................... 74
4. 3. 1 Komunikasi Kelompok PSM gita Tirtayasa.......................................... 78
4. 3. 2 Pola Komunikasi PSM Gita Tirtayasa .................................................. 79
4. 3. 3 Faktor – Faktor Pendukung .................................................................. 81
4. 3. 4 Hambatan Kelompok ............................................................................ 84
4. 3. 5 Upaya Mengatasi Hambatan ................................................................. 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 91
5.2 Saran .................................................................................................................... 93
Page 15
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 : ............................................................................................................ 42
Gambar 4. 1 ............................................................................................................... 72
Page 16
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 : Penelitian Terdahulu ............................................................................... 46
Tabel 3. 1 : Waktu Penelitian .................................................................................... 63
Tabel 4. 1 : Materi Latihan Konser ............................................................................ 72
Tabel 4. 2 : Sarana Prasarana ..................................................................................... 81
Page 17
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Buku Bimbingan Skripsi
Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 3 : Hasil Wawancara
Lampiran 4 : Dokumentasi
Lampiran 5 : Nama Anggota PSM Gita Tirtayasa
Lampiran 6 : Logo dan Pamflet
Lampiran 7 : Biodata Peneliti
Page 18
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Paduan suara atau kor (dari bahasa Belanda, koor) merupakan istilah yang
merujuk kepada ensembel musik yang terdiri atas penyanyi-penyanyi maupun musik
yang dibawakan oleh ensembel tersebut. Umumnya suatu kelompok paduan suara
yang membawakan musik paduan suara terdiri atas beberapa bagian suara. Musik
paduan suara adalah musik yang dinyanyikan oleh paduan suara atau koor
(Belanda), yang berasal dari bahasa Yunani Choros (di bahasa Inggris disebut
sebagai Choir), yang berarti gabungan sejumlah penyanyi di mana mereka
mengombinasikan berbagai suara ke dalam suatu harmoni.1
Hampir semua paduan suara kini menyajikan lagu-lagu mereka di dalam
suatu harmoni yang terdiri atas empat bagian, yaitu Sopran (suara tinggi wanita),
Alto (suara rendah wanita), Tenor (suara tinggi pria), dan Bass (suara rendah pria).
Namun demikian, karya-karya musik paduan suara dapat pula ditulis atau diaransir
di dalam lebih dari empat bagian suara tadi. Musik paduan suara dapat diubah
dengan iringan instrumen maupun tanpa iringan instrumen, biasanya disebut
acapella. Tetapi sebagian besar karya-karya musisi terkemuka ditulis untuk paduan
suara dengan iringan instrumen.2
1 Silabus Training Paduan Suara (TRAPARA) In Campus PSM UIN Jakarta, angkatan INFINITO, 1
Maret 2013 di Aula Madya lt. 2 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2 Ibid
Page 19
2
paduan suara sudah dikenal dan membawakan lagu-lagu pujian di Kenisah-
kenisah Sumeria pada kira-kira tahun 1000 sebelum masehi. Di Yunani Kuno,
paduan suara bahkan diajarkan di sekolah-sekolah, di mana pada masa itu juga
sering berlangsung berbagai macam lomba paduan suara, seperti yang ada di
Indonesia.3
Pada tahun 800-an, suatu musik baru yang disebut musik polyphonic
berkembang di Eropa. Dalam musik polyphonic ini beberapa melodi dinyanyikan
atau dimainkan dalam waktu bersamaan. Sekitar pada akhir tahun 1100-an,
komponis Perancis yang bernama Perotin menggabungkan semua unsur musik.
Seperti melodi, irama, harmoni, dan polyphonic. Karya-karya tersebut ditampilkan
oleh paduan suara, penyanyi solo dengan iringan berbagai instrumen musik. Sebuah
karya musik paduan suara yang terkenal pada tahun 1300-an adalah Misa Notre
Dame, yang digubah oleh komponis dan penyair Perancis Guillaume de Machaut
pada tahun 1364.4
Baru pada tahun 1600-an, beberapa instrumen musik dalam paduan suara
sudah terbiasa dilakukan. Dengan waktu yang hampir bersamaan, ditemukan pula
bentuk-bentuk baru karya musik paduan suara, seperti Cantata Gerejawidan
Oratorio (karya-karya musik berlatar-belakang Injil. Karya-karya ini digubah baik
untuk paduan suara, penyanyi solo, maupun untuk instrumen pengiringnya). Dua
komponis dunia terkemuka yang menggubah musik paduan suara adalah Johann
Sebastian Bach dan George Friedrich Handel, keduanya berasal dari Jerman. Karya
Bach, St. Matthew Passion (1729) dan Oratorio karya Handel berjudul Messiah
3 Ibid
4 Ibid
Page 20
3
(1742) merupakan karya-karya yang banyak digelar di berbagai negara. Di dalam
hampir semua musik paduan suara karya Bach dan Handel, orkestra maupun iringan
instrumen solo memainkan bagian yang sangat penting di setiap pagelaran. Banyak
pula karya-karya musik paduan suara yang terkenal hingga saat ini yang digubah
oleh Charles Ives dari Amerika Serikat, Bela Bartok dan Zoltan Kodaly dari
Hungaria, Arthur Honegger dari Perancis, Paul Hindemith dan Carl Orff dari
Jerman, serta Sir William Walton dan Benjamin Britten dari Inggris.5
Paduan suara biasanya dipimpin oleh dirigen atau choirmaster atau pada
zaman sekarang disebut conductor. Umumnya paduan suara terdiri atas empat
bagian suara (sopran, alto, tenor, dan bass), walaupun tidak dapat dikatakan bahwa
tidak ada batasan jumlah suara yang terdapat dalam paduan suara. Selain empat
suara, jumlah jenis suara yang paling lazim dalam paduan suara adalah tiga, lima,
enam, dan delapan. Bila menyanyi dengan satu suara, itu dinamakan atau
diistilahkan secara unisono.6
Untuk latihan paduan suara, alat pengiring yang digunakan biasanya adalah
piano, keyboard, pianika, gitar, dan biola. Sedangkan tanpa iringan biasanya
ditampilkan secara acapella. Misalnya: lagu “Bendrong Lesung” yang di Aransemen
oleh pelatih paduan suara Vicky Achmad dan dibawakan oleh PSM Gita tirtayasa.
Paduan suara bertujuan menyampaikan pesan dari komponis kepada
masyarakat pendengar. Pesan yang disampaikan merupakan fungsi yang membantu
masyarakat pendengar untuk memahami berbagai nilai dalam kehidupan manusia.
Agar tugas atau fungsi paduan suara tercapai, maka berbagai pelatihan cara–cara
5 Ibid
6 Ibid
Page 21
4
bernyanyi, membaca notasi, menghayati berbagai posisi penampilan, dan
menginterpretasikan lagu yang dibawakan dengan baik dan sesuai dengan lagu
tersebut.
Pada zaman ini, Paduan suara sudah menjadi wadah bagi para penyanyi
untuk menyalurkan hobi, dan tak sedikit pula yang menjadikan paduan suara sebagai
mata pencaharian utama, sehingga banyak para choister yang sukses mengharumkan
nama Indonesia di ajang nasional dan internasional. Sudah banyak komunitas–
komunitas yang ada di Indonesia, tidak hanya paduan suara gerejawi tetapi
komunitas paduan suara yang berdiri sendiri atau independent dan ada pula yang
berdiri dibawah naungan Sekolah, Universitas, serta Instansi – instansi. Contohnya
Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Gita Tirtayasa di
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA)
PSM Gita Tirtayasa adalah Unit Kegiatan Mahasiswa yang bergerak di
bidang Paduan Suara. Anggota Paduan Suaranya adalah Mahasiswa Untirta. Di
dalam UKM PSM Gita Tirtayasa tidak hanya belajar bagaimana berorganisasi di
lingkungan kampus tetapi juga belajar bagaimana mengelola sebuah tim paduan
suara yang sukses, baik dari segi kualitas vokal nya maupun keseluruhan
penampilannya.
Pada Awalnya PSM Gita Tirtayasa Hanyalah Sebuah Komunitas yang
bernama “Bengkel Pakupatan“ dan di prakarsai oleh Deny Soetrisna dkk. Komunitas
ini berdiri di latar belakangi hanya karena kesamaan hoby dalam bernyanyi. Pada
tahun–tahun pertama Komunitas bengkel pakupatan selalu ingin mengukur
kemampuan bernyanyi anggotanya dengan mengikuti lomba–lomba paduan suara,
Page 22
5
walaupun tidak mengetahui dengan benar bagaimana paduan suara yang sebenarnya,
serta tidak mempunyai ilmu tentang mekanisme perlombaan paduan suara, tetapi
tekad para anggotanya dalam meraih mimpi–mimpi tidaklah pudar, sesampainya
kemabali dari lomba paduan suara menjadikan bengkel pakupatan lebih mengerti
akan definisi paduan suara yang sesungguhnya dan mulai menerapkan sistem serta
struktur yang benar dalam paduan suara untuk bekal para anggota yang akan
datang.7
Seiring berjalannya waktu Untirta pun berubah menjadi Perguruan Tinggi
Negeri (PTN) dan salah satu syarat menjadi PTN adalah mempunyai Mars dan
Hymne PTN itu sendiri, maka ketika itu deny soetrisna menciptakan lirik dan lagu
Hyme Untirta dan yayat menciptakan lirik dan lagu Mars Untirta. Ketika sudah
menjadi PTN, Bengkel pakupatan bergabung dengan Ukm Klasik yang terlebih
dahulu membentuk UKM dan mempunyai berbagai divisi yang salah satunya adalah
divisi paduan suara. karena divisi PSM mempunyai agenda rutin baru yaitu
bernyanyi di acara wisuda dan berbagai acara resmi lainnya sehingga membuat PSM
membentuk UKM baru pada tanggal 31 desember 2009 dengan nama PSM Gita
Tirtayasa. PSM Gita Tirtayasa mulai di kenal di lingkungan kampus sebagai salah
satu UKM dari 14 UKM yang ada di Untirta dengan pengalaman dari para
pendahulunya membuat PSM Gita Tirtayasa lebih percaya diri dalam mengikuti
berbagai acara kampus. tidak puas sampai distu, PSM Gita Tirtayasa Ingin
7 Gita Tirtayasa, PSM. ( [email protected] ). Sejarah PSMGT. Diakses 17 januari 2017
Page 23
6
mempunyai prestasi di bidang tarik suara sebagai tolak ukur, sudah sejauh mana
kualitas PSM Gita Tirtayasa di bandingkan dengan Paduan Suara lainnya. 8
Akhirnya pada tahun 2010 PSM Gita Tirtayasa mengikuti Lomba Festival
Paduan Suara ITB dan dengan hasil usaha selama ini PSM Gita Tirtayasa mampu
menjadi Diploma III dalam kategori Mix Choir.Hasil ini dirasacukup baik untuk
pertama kali mengikuti kompetisi besar dan bergengsi yang diadakan hanya 2 tahun
sekali tersebut. Seiring berjalan nya waktu sudah cukup banyak prestasi PSM Gita
Tirtayasa yaitu :
1. 20 besar 6th
National Folklore Festival yang diadakan oleh BEM FE UI 2012
2. Juara 1 Lomba HUT Koperasi Provinsi Banten
3. 16 besar 7th
National Folklore Festival BEM FE UI 2013
4. BRONZE MEDAL dalam lomba Satya Dharma Gita National Choir Festival
di Universitas Diponegoro Semarang pada tahun 2013
5. Juara 1 Lomba Vocal Group yang di adakan oleh direktorat jendral pajak
6. 12 besar 8th
National Folklore Festival BEM FE UI 2014.
7. Silver A Medal Kategori Folkore dalam kompetisi Satya Dharma Gita
National Choir Festival (SDGNCF)
8. Silver B Medal kategori Paduan Suara Dewasa dalam kompetisi Satya
Dharma Gita National Choir Festival (SDGNCF) . 9
Sampai pada hari ini PSM Gita Tirtayasa memiliki anggota aktif dan non
aktif sebanyak 130 orang dari berbagai disiplin ilmu dan mempunyai 1 PKM yang
terletak di PKM B dan PSM Gita Tirtayasa memiliki 5 Ketua umum dari mulai
8 Ibid 9 Ibid
Page 24
7
berdirinya UKM tersebut dan sampai sekarang jumlah anggota PSM Gita Tirtayasa
terus bertambah di tambah dengan banyaknya kegiatan tahunan yang menjadi
agenda wajib dan ada di PSM Gita Tirtayasa. Kegiatan yang sudah PSM Gita
Tirtayasa selenggarakan yaitu Lomba paduan suara antar SMA dan Jurusan yang
dinamakan Untirta Choir competition, kemudian Internal concert, Welcoming party,
workshop anggota, dan annual concert. Selain itu PSM Gita Tirtayasa juga sering
dipercaya oleh beberapa instansi baik pemerintahan maupun swasta dalam mengisi
acara - acara yang berkaitan dengan instansi tersebut seperti Peresemian Kepala
Cabang Bank Indonesia provinsi banten, Musda Partai Demokrat, Upacara Hari
Nasional di Pemerintahan Walikota Serang, Pelantikan Ketua Umum Hipmi, BKC,
KNPI, serta acara–acara peresmian ataupun protokoler lainnya.10
Dengan Banyaknya Aktifitas di PSM Gita Tirtayasa yang memerlukan
kualitas vokal yang sesuai dengan kegiatan yang diadakan, maka dari itu selalu ada
latihan rutin setiap minggunya dalam menjaga kestabilan kualitas suara karena
ibaratnya mesin mobil jika tidak di panaskan akan cepat rusak, begitu pula anggota
PSM Gita Tirtayasa yang harus berlatih agar pita suara tetap terjaga karena apabila
tidak ada latihan maka kualitas suara akan kurang baik dan cepat sakit ketika
bernyanyi. PSM Gita Tirtayasa sendiri mengadakan latihan 2 kali dalam 1 minggu
yaitu pada hari selasa dan rabu, jadwal latihan di tentukan ketika anggota pertama
kali mengikuti pendidikan dan latihan yang di adakan oleh PSM Gita Tirtayasa
setelah anggota tersebut terpilih menjadi anggota.11
10
Ibid 11
Ibid
Page 25
8
Mekanisme menjadi anggota yaitu harus mengikuti Audisi yang di adakan
setiap tahun ajaran baru,syarat mengikuti audisi yaitu dapat menyanyikan lagu
sesuai dengan pilihan juri kemudian dapat membaca notasi angka ataupun balok,
serta dapat membaca ritmis dalam sebuah partitur. ketika sudah lolos audisi langkah
selannjutnya yaitu Mengikuti Diklat yang akan dilaksanakan di kampus dan diluar
kampus, biasanya diadakan 2 sampai 3 hari. Dalam diklat tersebut dibekali segala
macam tentang PSM Gita Tirtayasa.12
Sesudah Diklat calon anggota PSM Gita Tirtayasa membuat Welcoming
Party untuk Audisi terakhir berupa Konser, mereka akan menyanyikan beberapa
lagu dan akan di tonton oleh anggota PSM Gita Tirtayasa, Keluarga Calon anggota,
sampai Kerabat pun datang. WP bertujuan untuk memantapkan mental calon
anggota untuk ikut bergabung dengan PSM Gita Tirtayasa karena kegiatan tersebut
adalah contoh kecil dari apa yang akan mereka lakukan kedepannya nanti13
ketika anggota baru melaksanakan seluruh rangkaian acara yang di
selenggarakan PSM Gita Tirtayasa, secara alami mereka pun sedang melakukan
proses komunikasi dengan berinteraksi dan bekerjasama dengan teman guna
mencapai tujuan yang di inginkan oleh anggota PSM Gita Tirtayasa. Dengan proses
interaksi yang terus menerus secara intens maka tak jarang, mereka pun menjadikan
PSM Gita Tirtayasa sebagai tempat pengembangan diri dan pemenuhan
kebutuhannya. Terbentuknya proses komunikasi di PSM Gita Tirtayasa menjadi
alamiah. Anggota – anggotanya berkumpul, saling berbagi dan bertukar informasi di
dalamnya. Latang belakang anggota yang berbeda menjadikan komunikasi sebagai
12
Ibid 13 Ibid
Page 26
9
jalan untuk para anggota saling bertukar informasi dan menyamakan makna
terutama yang berkaitan dengan PSM Gita Tirtayasa. Tentu saja proses ini
berdampak positif dan memberikan lebih banyak manfaat kepada anggota
diantaranya meningkatkan kualitas bernyanyi para anggota dan mempererat team
dalam paduan suara ketika latihan maupun event lainnya.
Namun disisi lainnya juga anggota adalah seorang mahasiswa yang tugas
utamanya adalah belajar. Ketika dua hal tersebut menjadi saat penting disaat yang
bersamaan tentu saja menjadi dilema bagi anggota dan terpaksa harus memilih yang
paling penting. Ketika salah satu anggota memilih untuk mengerjakan tugas sebagai
mahasiswanya tetapi ia dibutuhkan di PSM Gita Tirtayasa itu secara bersamaan,
maka yang terjadi adalah tumpang tindih tugas dan juga kurangnya anggota dalam
menjalankan kegiatan berpaduan suaranya. Hal ini juga dapat menyebabkan kurang
idealnya hubungan anggota dengan kelompoknya.
Faktor yang dapat terjadi sebagai akibat dari tidak idealnya hubungan antara
anggota dengan PSM Gita Tirtayasa adalah turn over yang tinggi dan seringkali
melibatkan bibit–bibit terbaik PSM Gita Tirtayasa. Faktor ini dapat menyebabkan
lunturnya komitmen bagi kelompok ini. Ketika terjadi perubahan dalam kelompok,
para anggota kelompok membuat kesimpulan sendiri atas setiap informan yang
mereka dengar dan mereka peroleh. Karena itu, keterbukaan informasi yang jelas,
semangat yang tinggi , dan kekeluargaan sangat dibutuhkan oleh anggota kelompok,
sebelum menimbulkan persepsi bias dari anggota kelompok.
Karena PSM Gita Tirtayasa memiliki banyak anggota tentunya dalam
mendiskusikan sesuatu selalu didiskusikan melalui forum anggota suara terbanyak
Page 27
10
akan menjadi acuan dalam pemilihan keputusan, tetapi tidak terlepas dari hak ketua
umum untuk memberikan keputusan akhir. PSM Gita Tirtayasa menerapkan pola
komunikasi internal dan eksternal yang cukup efektif, karena tidak hanya diskusi
mengenai PSM Gita Tirtayasa tetapi juga menyangkut hal hal pribadi. Karena itulah
komunikasi yang terjalin di PSM sangat erat bahkan seperti keluarga.
Upaya PSM Gita Tirtayasa ini didasarkan pada perjalanan pasang surut nya
kelompok yang mempunyai 2 tugas sekaligus yaitu, berorganisasi yang baik dan
Melaksanakan agenda latihan ataupun segala hal yang berkaitan dengan paduan
suaranya. Serta, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi seperti
apa yang digunakan oleh PSM Gita Tirtayasa, terkait pada komitmen para anggota
untuk terus bersama PSM Gita Tirtayasa sejak pertama masuk sebagai anggota
hingga kelak lulus menjadi sarjana. Terlebih, penulis adalah anggota aktif PSM Gita
Tirtayasa dan pernah menjabat sebagai Ketua PSM Gita Tirtayasa Periode 2011 –
2012. Dan sudah berada di PSM Gita Tirtayasa selama kurang lebih 5 Tahun
sehingga dapat memberikan nilai tersendiri bagi penulis dalam penelitian ini.
Page 28
11
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini
yaitu “ Bagaimana Pola Komunikasi Kelompok PSM Gita Tirtayasa dalam menjaga
komitmen Anggota ? “
1. 3 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah dalam penelitian ini sebgai berikut :
1. Bagaimana Pola Komunikasi Anggota PSM Gita Tirtayasa dalam
menjaga komitmen para anggotanya.
2. Apakah faktor Hambatan Komunikasi yang terjadi pada Anggota PSM Gita
Tirtayasa dalam menjaga komitmen para anggotanya.
3. Apa saja faktor Pendukung Komunikasi yang terjadi pada Anggota PSM
Gita Tirtayasa dalam menjaga komitmen para anggota.
4. Apa saja solusi dalam mengatasi hambatan tersebut.
1. 4 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Mendeskripsikan Pola Komunikasi Anggota PSM Gita Tirtayasa
dalam menjaga komitmen para anggotanya.
2. Mendeskripsikan Hambatan Komunikasi yang terjadi pada Anggota
PSM Gita Tirtayasa dalam menjaga komitmen para anggotanya.
3. Mendeskripsikan Faktor pendukung Komunikasi yang terjadi pada Anggota
PSM Gita Tirtayasa dalam menjaga komitmen para anggotanya.
4. Memaparkan Solusi yang terjadi pada anggota PSM Gita Tirtayasa
Page 29
12
1. 5 Manfaat Penelitian
Adapun dalam penelitian ini, manfaat penelitian terbagi menjadi manfaat
akademis dan manfaat praktis.
1. 5. 1 Manfaat Akademis
Secara akademik penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
menambah kepustakaan perkembangan ilmu pengetahuan bagi program studi
ilmu komunikasi khususnya dalam perilaku komunitas kelompok sosial.
1. 5. 2 Manfaat Praktis
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi
elemen yang terlibat didalamnya yaitu :
1. Bagi penulis, diharapkan dapat bermanfaat sebagai implementasi
yang ditekuni yaitu Ilmu Komunikasi yang berkaitan dengan kajian
komunitas sosial masyarakat.
2. Bagi UKM PSM Gita Tirtayasa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi bermanfaat untuk mempertahankan dan bahkan meningkatkan
eksistensi keberadaan UKM PSM Gita Tirtayasa tersebut.
3. Bagi masyarakat umum, hasisl penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi yang bermanfaat dalam nilai – nilai menjaga komitmen sebuah
organisasi atau kelompok tertentu, dan sebagai bahan referensi penelitian
berikutnya.
Page 30
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Langkah setiap kelompok maupun perubahan individu atau kelompok untuk
mencapai tujuan yang terus berkembang lebih baik membutuhkan komunikasi yang
intensif dari pimpinan puncak sampai anggota paling bawah di dalam kelompok.
Komunikasi yang dilakukan dengan baik dan tepat sebagai landasan dalam
melakukan inovasi untuk mencapai tujuan tersebut.
Jadi untuk mencapai tujuan yang terarah, salah satunya adalah memiliki pola
komunikasi dan melakukan pengelolaan informasi yang terdapat di dalam kelompok
tersebut agar lebih baik dan bermanfaat untuk individu, dan kelompok.
2.1 Pengertian Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy14
secara etimologi istilah–istilah
komunikasi berasa; dari perkataan inggris yaitu Communication yang berarti
pemberitahuan atau penukaran pikiran makna hakiki, dari communication ialah
communis yang berarti “sama” atau kesamaan arti. Sama halnya dengan pengertian
tersebut astrid susanto mengemukakan “perkataan komunikasi: berasal dari
“communicare” yang dalam bahasa latin memiliki arti berpartisipasi atau
memeberitahukan, kata communis berarti memiliki bersama atau berlaku dimana-
mana15
.
14
Onong Uchjana Effendy, Spektrum Komunikasi, ( Bandung : Mandar Maju, 1992 ), Cet., Ke-1.,h.4 15
Phil Astrid S. Susanto, komunikasi Dalam Teori dan Praktek 1, ( Bandung : Bina Cipta, 1998 ),
cet., ke-3., h.1
Page 31
14
Dalam pengertian pragmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu : ada
yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media
massa, misalnya seperti surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk dan
sebagainya. Sehingga dikatakan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian
suatu pesan. oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan, maupun tidak langsung
melalui media16
.
Ditinjau dari segi terminologis, para ahli komunikasi mendefinisikan
komunikasi antara lain sebagai berikut :
Menurut Onong : komunikasi adalah suatu proses penyampaian suatu
pernyataan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau merubah
sikap, pendapat dan perilaku, baik langsung secara lisan maupun tak langsung
melalui media17
.
Menurut Arni Muhammad : Komunikasi adalah suatu proses dimana
individu dalam hubungannya dengan individu lainnya, dalam kelompok, dalam
organisasi, dan dalam masyarakat guna memberikan suatu informasi18
.
Arni Muhammad menyimpulkan definisi komunikasi yakni komunikasi
adalah suatu proses dengan menggunakan symbol verbal maupun non verbal untuk
dikirimkan, diterima, dan diberi arti.
16
Onong Uchjana Effendy, Dinamika komunikasi, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), cet., ke-4,
h.,4 17 Onong Uchjana Effendy, Dinamika komunikasi, ( Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), cet., ke-2,
h.,6 18 Arni Muhammad,Komunikasi Organisasi, ( Jakarta :Bumi Aksara, 2001), cet., ke-4, h.,3
Page 32
15
Dari masing – masing definisi diatas, dapat dikatakan bahwa pada hakikinya
komunikasi merupakan suatu proses akan tetai belum ada kesepahaman. Ada yang
mengatakan proses akan tetapi belum ada kesepahaman. Ada yang mengatakan
proses penyampaian pesan kepada orang lain untuk memberitahukan atau merubah
sikap, ada juga yang mengatakan proses hubungan antara individu dalam
mengirimkan informasi, dan ada juga yang mengatakan proses pengiriman pesan
dengan menggunakan symbol verbal maupun non verbal. Dari semua definisi itu,
penulis mencoba mengambil benang bahwa pada intinya adalah proses pengiriman
pesan dapat disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Namun dari
beberapa definisi tersebut maksud dan tujuannya sama. Yang terpenting dalam
komunikasi adalah bagaimana mempunyai kesamaan pesan yang sistematis oleh
seseorang dengan melibatkan orang lain.
Dengan demikiam, dapat dikatakan bahwa seseorang yang berkomunikasi
berate mengharapkan agar orang lain ikut berpartisipasi atau bertindak sesuai
dengan tujuan dan harapan dari isi pesan yang disampaikan. Jadi diantara yang
terlibat dalam kegiatan komunikasi harus memiliki kesamaan arti dan harus sama –
sama mengetahui hal yang dikomunikasikan, jika tidak demikiam makan kegiatan
komunikasi tersebut tidak berlangsung dengan baik dan tidak efektif.
Berkaitan dengan pesan yang disampaikan dalam suatu komunikasi.
Schramm merumuskan adanya kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan
pesan yang disampaikan mendapat respon sesuai dengan yang dikehendaki. Kondisi
ini disebut The Condition of Succes In communication, yang terdiri dari :
Page 33
16
1. Pesan harus dirancang dan disampikan dedemikian rupa sehingga dapat
menarik perhatian komunikasi.
2. Pesan harus menggunakan lambing – lambing yang tertuju kepada
pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama –
sama mengerti.
3. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan
menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut.
4. pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi
yang layak bagi situasi kelompok dimana komunikan berada pada saat ia
digerakkan untuk meberikan tanggapan yang dikehendaki.
Menurut Stewart L. Tubbs dan silvia moss, sebagaimana dikutip oleh jalaludin
rakhmat, dalam bukunya “psikologi komunikasi” ia menguraikan ciri – ciri
komunikasi yang baik dan efektif paling tidak dapat menimbulkan 5 hal :
1) Pengertian : komunikator dapat memahami mengenai pesan – pesan yang
disampaikan kepada komunikan.
2) Kesenangan : menjadikan hubungan yang hangat dan akrab serta
menyenangkan
3) Mempengaruhi sikap : dapat mengubah sikap orang lain sehingga bertindak
sesuai dengan kehendak komunikator tanpa merasa terpaksa
4) Hubungan sosial yang baik, menumbuhkan dan memepertahankan hubungan
yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi
Page 34
17
5) Tindakan : membuat komunikan melakukan suatu tindakan yang sesuai
dengan pesan yang disajikan19
.
Dalam lima ciri – ciri komunikasi yang efektif diatas, dapat dipahami bahwa
komunikasi menjadi penting untuk pertumbuhan hidup manusia. Melalui
komunikasi akan ditemui jatidiri, dapat mengembangkan konsep diri, dan
menetapkan hubungan dengan dunia sekitarnya.
2.2 Unsur – unsur Komunikasi
Komunikasi dilakukan oleh pihak yang membeitahukan (komunikator)
kepada pihak penerima (komunikan). Komunikasi efektif terjadi apabila sesuatu
(pesan) yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh
komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi.
Selanjutnya unsur – unsur dalam proses komunikasi menurut Philip kohler
(Onong Uchjana, 1990 : 18) diantaranya :
1. Sender : Komunikasi yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau
sejumlah sejumlah orang.
2. Encoding : Penyandian, yakin proses pengalihan pikiran ke dalam bentuk
lambang.
3. message : pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang
disampaikan oleh komunikator
4. Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator
kepada komunikan.
19
Jalaludin Rakhmat, psikologi komunikasi ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2000 ), cet. Ke-15,
h.13-16
Page 35
18
5. Decoding : Pengawasandian, yaitu proses dimana komunikan menetapkan
makna pada lambing yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
6. Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari komunikator
7. Response : Tanggapan, seperangkat komunikasi pada komunikan setelah di
terpa pesan.
8. Feedback : Umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan
atau disampaikan kepada komunikator.
9. Noise : Gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi
sebagai akibat diterimanya pesan yang disampaikan oleh komunikator
kepadanya.
Untuk mendapatkan komunikasi yang efektif, maka kita perlu memahami
beberapa unsur – unsur komunikasi secara lebih lanjut, sebagai berikut :
1. Komunikator
Komunikator adalah orang yang mempunyai motif komunikasi dan
komunikator yang mempunyai 3 unsur yaitu manusia, yang menyampaikan
pesan, dan untuk mewujudkan motif komunikannya. Komunikator terdiri
dari satu orang, atau banyak orang dalam pengertian lebih dari satu orang.
Apabila lebih dari satu orang yakni banyak orang dimana relatif saling kenal
sehingga terdapat ikatan emosional yang kuat dalam kelompoknya, maka
kumpulan banyak orang ini kita sebut kelompok kecil (saling kenal). Dalam
satu kelompok, komunikator adalah eorang pemimpin atau ketua. Dalam diri
komunikator terdapat gagasan/ide dan bentuk pesan (encode).
Page 36
19
Proses komunikasi dimulai dari timbulnya gagasan, ide, fakta, dan
lain – lain dari si pengirim yang ingin disampaikan oleh pengirim. Proses
komunikasi dapat berlangsung jika tujuan tersebut diwujudkandalam bentuk
nyata yang dapat disampaikan kepada pengirim sehingga dapat diketahui
apakah proses komunikasi yang terjadi mencapai sasaran yang diharapkan
atau tidak.
Dalam suatu kelompok, pengirim mengkomunikasikannya kepada
satu atau lebih. Misalnya seorang pemimpin berkomunikasi dengan para
anggota, bukan hanya saja dalam rangka memberikan perintah, intruksi dan
bimbingan serta pembinaan, akan tetapi juga dalam rangka memberikan
Susana kerja yang intim serasi dengan perilaku organisasional dijiwai oleh
semangat kerjasama.
2. Pesan
Pesan adalah informasi yang hendak disampaikan komunikator
kepada komunikan. Pesan bisa berupa perintah, informasi, ide, kritik, saran,
kemarahan ataupun perhatian. Isi komunikasi berupa pesan (message) yang
disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Kejelasan pengiriman
dan penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap kesinambungan
komunikasi.
Apabila dilihat dari jenisnya pesan dibagi menjadi dua yaitu pesan
verbal yang berupa bahasa lisan dan tulisan. Yang kedua yaitu pesan non
verbal seperti wilayah pribadi berupa ruang dan jarak yang berkaitan
dengabn status dan fungsi/kedudukan seseorang, bahasa tubuh dan tata
Page 37
20
krama. Sebagian besar pesan dapat bentuk kata berupa ucapan ataupun
tulisan. Akan tetapi beranekaragam perilaku non verbal juga dapat digunakan
seperti gerakan tubuh, raut muka, dsb.
3. Saluran
Saluran adalah alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator
(sumber) kepada komunikan (penerima) baik secara langsung (tatap muka),
maupun tidak langsung (menerima media cetak/elektronik dll)
Saluran komunikasi terbagi menjadi dua yaitu : tatap muka yang
menyampaikan isi pertanyaan yang berkaitan dengan kepentingannya
(aktivitas komunikasi) berupa pertemuan tatap muka, forum, diskusi panel,
rapat, ceramah. Sedangkan dengan media terdiri dari media massa yaitu
periodic (terbit atau bertahap) seperti elektronik dan cetak sedangkan non
medis massa yaitu manusia seperti kurir atau massanger dan benda yaitu
elektronik dan non elektronik.
Untuk menyampaikan isi pesan, hendaknya dikomunikasikan dengan
menggunakan saluran tertentu. Saluran sering disebut juga dengan media,
media adalah alat dimana pesan berpindah dari komunikator kepada
komunikan. Saluran merupakan jalan melalui mana informasi secara fisik
disampaikan.
4. komunikan
Komunikan adalah penerima (receiver) yang menerima pesan dari
komunikator, kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya memberi
respon. Komunikan dalam penerima pesan melakukan dua kegiatan yaitu
Page 38
21
menginterpretasikan pesan atau penafsiran pesan dan melakukan tindakan
atau reaksi setelah pesan tersebut dimengerti. Proses tersebut disebut
decoding.
2.3 Pola Komunikasi
Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau
lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga pesan yang
dimaksud dapat dipahami. Dimensi pola komunikasi terdiri dari dua macam, yaitu
pola yang berorientasi pada konsep dan pola yang berorientasi pada sosial yang
mempunyai arah hubungan yang berlainan. Tubbs dan Moss mengatakan bahwa
pola komunikasi atau hubungan itu dapat dicirikan oleh : komplementaris atau
simetris.
Dalam hubungan komplementer satu bentuk perilaku dominan dari satu
partisipan mendatangkan perilaku tunduk dan lainnya. Dalam simetri, tingkatan
sejauh mana orang berinteraksi atas dasar kesamaan. Dominasi bertemu dengan
dominasi atau kepatuhan dengan kepatuhan. Disini kita mulai melihat bagaimana
proses interaksi menciptakan struktur sistem. Bagaimana orang merespon satu sama
lain menetukan jenis hubungan yang mereka miliki.
Menurut T. Hani Handoko, dalam bukunya Manajemen Mengemukakan
bahwa ada 4 (empat) pola komunikasi (atau yang disebut dengan jaringan
komunikasi), yakni :
Page 39
22
1 ). Pola Lingkaran
Dimana B hanya dapat berkomunikasi dengan A dan C. untuk
berkomunikasi dengan E, maka B harus melalui A atau melalui C dan seterusnya.
Pola lingkaran adalah bentuk komunikasi yang tidak terpusat atau desentralistik.
2 ). Pola Rantai
Pada pola ini menunjukan dua bawahan A dan E yang melapor kepada atasan
mereka B dan D, yang selanjutnya oleh B dan D dilaporkan ke C. Garis koordinasi
secara structural yang melibatkan komunikasi antara bawahan dengan atasan.
Page 40
23
3 ). Pola Bintang
Dimana C dapat berkomunikasi langsung dengan A, B, D dan E. Garis Koordidnasi
ini melibatkan semua komponen yang dapat berkomunikasi, dimana C sebagai
centralnya komunikasi dengan yang lainnya, begitu juga sebaliknya.
4 ). Pola Y
Dimana E berkomunikasi dengan D, Kemudian dari D ke C, dan
disampaikan kepada A dan B, garis koordinasi yang terpusat pada satu titik C,
kemudian dari C langsung sampai ke A dan B.
Page 41
24
Sama halnya dengan pendapat H. A. Widjaja, dalam bukunya Ilmu
Komunikasi Pengantar Studi, mengemukakan bahwa ada 4 ( empat ) pola
komunikasi yakni :20
1 ). Pola Roda
Dimana seseorang A berkomunikasi kepada yang lain B, dan seterusnya.
Jalur komunikasi ini hampir sama dengan pola roda, hanya bersifat 1 arah.
2 ). Pola Rantai
Dimana seseorang A berkomunikasi kepada seseorang yang lain B, dan
seterusnya. Jalur komunikasi ini hampir sama dengan pola roda, hanya bersifat 1
arah.
20 H. A. W Widjaja, ilmu komunikasi pengantar studi, ( Jakarta : Rineka Cipta, 2000 ) cet.,ke-2, h.
102-103
Page 42
25
3). Pola Bintang
Semua anggota berkomunikasi dengan anggota. Komunikasi ini memiliki
reaksi timbal balik dari semua lawan bicara.
4 ). Pola Lingkaran
Pada ini hampir sama dengan pola rantai, namun orang terakhir E berkomunikasi
dengan orang pertama. Pola ini bersifat satu arah21
.
21 Ibid
Page 43
26
2.4 Komunikasi Kelompok
Komunikasi kelompok merupakan pemahaman tentang segala sesuatu yang
terjadi pada saat individu – individu berinteraksi dalam suatu kelompok, dan bukan
penjelasan mengenai bagaimana seharusnya komunikasi terjadi, serta bukan pula
sebuah nasehat tentang cara – cara bagaimana komunikasi yang baik ditempuh.
Sedangkan pengertian komunikasi kelompok adalah “komunikasi yang
berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya
lebih dari dua orang”. Jika sekelompok orang yang menjadi komunikan sedikit,
maka komunikasi yang berlangsung disebut dengan komunikasi kelompok kecil.
Namun, jika komunikan dalam sekelompok tersebut banyak, maka komunikasi yang
berlangsung disebut komunikasi kelompok besar.
Komunikasi kelompok kecil bersifat lebih formal, lebih terorganisir daripada
komunikasi antar pribadi, contoh komunikasi kelompok kecil ialah : diskusi, rapat,
kuliah, ceramah, forum, dan lain – lain. Komunikasi kelompok kecil dapat dikatakan
komunikasi yang efektif, karena dalam komunikasi kelompok kecil komunikator
dapat melihat reaksi komunikan, dapat mengajukan pertanyaan apakah mengerti
atau tidak, dapat mengulangi pesannya, dapat meyakinkan, dsb, sehingga
komunikasi berlangsung sukses.
Sedangkan pola komunikasi kelompok besar berbeda dengan situasu
kelompok kecil. Dalam komunikasi kelompok besar kontak antara komunikator
dengan komunikan jauh lebih kurang dibandingkan dengan situasi kelompok kecil,
apalagi jika dibandingkan dengan situasi komunikasi antar pribadi. Dalam kelompok
besar komunikan hanya bisa memberikan tanggapan ynag sifatnya emosional. Disini
Page 44
27
komunikator bertindak hanya seorang saja. Misalnya pidato hitler distadiun
Neurenberg.
2. 5 Proses Komunikasi kelompok
Semua orang tidak akan terpisah dari komunikasi kelompok, terkecuali bila
orang tersebut selalu menyendiri atau tidak berinteraksi dengan masyarakat sekitar,
komunikasi kelompok sangat luas sekali jangkauannya, partisipasi dalam
komunikasi kelompok bisa bermacam – macam bentuknya, mulai dari orientasi
kepda tugas, sampai dengan berorientasi pada masyarakat.
Meskipun kelompok kecil berusaha mencapai tujuan – tujuan dengan hanya
mendiskusikan isi dari permasalahan yang dihadapinya, namun salah satu factor
yang selalu menentukan kekuatan hasil diskusi kelompok ialah bagaimana caranya
masalah – masalah procedural diangkat dan diselesaikan oleh anggota kelompok.22
Selain dari kode – kode dalam proses komunikasi kelompok, para ahli
komunikasi mengemukakan fase – fase yang terjadi dalam komunikasi kelompok,
Yaitu:
1. Orientasi
Dalam fase ini, anggota kelompok berada pada tahap perkenalan atau
awal dalam komunikasi kelompok. Anggota kelompok menyatakan
pendapat, ide – ide dan sikap sementara.
2. Konflik
Fase ini biasanya ditandai oleh perbedaan pendapat para anggota. Disini
para anggota mulai mengambil sikap untuk berargumentasi terhadap
22
Ibid
Page 45
28
pendapat anggota lain, dan komentar – komentar yang dilontarkan lebih
semangat.
3. Timbulnya sikap – sikap baru
Dalam fase ini sering terjadi perubahan dari sikap para anggota diskusi,
dari tidak setuju menjadi setuju, sehingga timbul usulan – keputusan tertentu
yang akan disepakati.
4. Dukungan
Perbedaan pendapat mulai berakhir, komentar – komentar yang
meragukan tidak terlihat, dukungan – dukungan bermunculan, khususnya
dalam menyetujui beberapa usulan – usulan keputusan tertentu. Fase ini
ditandai oleh semangat kesatuan.
Kerja sama antar individu yang baik di dalam suatu kelompok tidak terjadi
dengan sendirinya, maka untuk berusaha supaya dalam kelompok terdapat kerja
sama yang efektif, berhasil baik terdapat beberapa prinsip yang hendak diperhatikan,
diantaranya :23
1. Suasana
Setiap anggota dianggap setara dalam suatu kelompok, sehingga tidak
terjadi eksploitasi terhadap anggotanya. Dan akhirnya anggota kelompok
merasa nyaman ketika mereka berada dalam lingkungan kelompoknya.
2. Rasa aman
Anggota kelompok merasa aman ketika mereka berada dalam
lingkungan kelompok. Tidak ada faktor – faktor yang akan menghambat
23
Ibid
Page 46
29
produktivitas kelompok seperti ancaman terhadap anggota lain ataupun
kecrigaan sesama anggota kelompok.
3. Kepemimpinan bergilir
Pemimpin hendaknya dilakukan secara bergilir. Dalam
kepemimipinan bergilir timbul kepercayaan atau kemampuan diri sendiri dan
kepercayaan terhadap anggota lain, hal demikian merupakan ciri bahwa
kelompok tersebut telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
4. Perumusan tujuan
Sebuah kelompok akan berjalan efektif jika kelompok tersebut
mempunyai tujuan yang sudah jelas, sehingga anggota – anggota yang
tergabung dalam kelompok itu merupakan itu merupakan indiv idu yang
mempunyai tujuan yang sama. Jika anggota dalam kelompok mempunyai
tujuan yang sama, maka para anggota akan melaksanakan tugas dengan baik,
sehingga kelompok dapat berjalan secara efektif.
5. Fleksibilitas
Dalam merencanakan tujuan, hendaknya disertai oleh alternatif-
alternatif lain. Hal demikian sangat berguna jika dalam pelaksanaan tujuan
terdapat kendala – kendala yang tak terduga.
6. Mufakat
Sebelum melakukan tindakan, suatu kelompok hendaklah melakukan
pertimbangan-pertimbangan dengan jalan musyawarah untuk mencapai
mufakat, sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama
dan aik menjadi tanggung jawab bersama juga.
Page 47
30
7. Kesadaran berkelompok
Jika suatu kelompok ingin berjalan secara efektif, maka anggota –
anggota kelompok harus mempunyai rasa saling pengertian, sehingga terjalin
kerjasama yang bdalam kelompok tersebut. Jika kerjasama dilakukan dengan
baik, amak kelompok tersebut akan lebih mudah dalam merealisasikan
tujuan – tujuannya.
8. Evaluasi yang sinambung
Kelompok harus senantiasa melakukan kegiatan evaluasi terhadap
kegiatan-kegiatannya karena kegiatan – kegiatan kelompok tersebut harus
sesuai dengan keinginan anggota – anggota kelompok. Jika kegiatan tersebut
dirasakan tidak sesuai dengan keinginan anggota, maka lebih baik dilakukan
perubahan.
2. 6 Fungsi Komunikasi Kelompok
Komunikasi dapat dimanfaatkan untuk mencapai tujuan. Dalam sebuah
kelompok, komunikasi berfungsi sebagai alat untuk :
a) Menyampaikan Informasi (to inform)
Fungsi komunikasi yang paling utama adalah untuk menyampaikan
informasi. Dalam sebuah kelompok, informasi diperlukan oleh seluruh
anggota dalam rangka pelaksanaan fungsi dan tugasnya masing – masing.
Sebagai contoh jika para pengurus mengadakan rapat, terlebih dahulu
diperlukan pemberitahuan tentang hal tersebut.
b) Mendidik (to educate)
Page 48
31
Fungsi komunikasi sebagai alat mendidik maksudnya komunikasi
yang dilakukan bertujuan untuk mendidik manusia untuk sopan santun dalam
menyapa, berbicara dengan orang yang lebih tua, tata krama memasuki
rumah orang lain, dan sebagainya.
c) Menghibur (to entertain)
Fungsi komunikasi sebagai alat untuk menghibur maksudnya
komunikasi yang dilakukan bertujuan untuk menghibur seseorang yang
sedang memiliki masalah.
d) Mempengaruhi (to influence)
Fungsi komunikasi sebagai alat untuk mempengaruhi maksudnya
komunikasi untuk mengajak orang lain agar mengikuti kehendak pengirim.
Contohnya yaitu selebaran iklan yang dikirim oleh suatu kelompok kepada
khalayak yang berisi informasi tentang barang baru yang diproduksinya.
Dengan berkomunikasi dapat menjalin saling pengertian dengan orang lain
Karen komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, diantaranya
adalah :
1. Fungsi Informasi. Untuk memberitahukan sesuatu (pesan) kepada pihak
tertentu, dengan maksud agar komunikan dapat memahaminya.
2. Fungsi ekspresi. Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator
atas apa yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
3. Fungsi control. Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan,
dengan memberi pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain
sebagainya.
Page 49
32
4. Fungsi sosial. Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan dengan
komunikator dan komunikan.
5. Fungsi ekonomi. Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan
dengan finansial, barang dan jasa..
6. Fungsi da’wah. Untuk menyampaikan pesan – pesan keagamaan dan
perjuangan bersama.
Ketika fungsi dalam berkomunikasi dicerminkan dalam sebuah kelompok, maka
fungsi – fungsi tersebut menjadi acuan penting dalam mencapai tujuan kelompok
sebagai berikut :
1. Fungsi hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu kelompok mampu
memelihara dan menetapkan hubungan sosial diantara para anggotanya.
2. Fungsi pendidikan, dalam arti bagaimana informal bekerja untuk
mencapai dan mempertukarkan pengetahuan. Fungsi pendidikan
tergantung pada tiga factor yaitu jumlah informasi baru yang
dikontribusikan, julah partisipan dalam kelompok, serta frekuensi
interaksi di antara para anggota kelompok. Fungsi pendidikan ini sangat
efektif jika setiap anggota kelompok membawa pengetahuan yang
berguna bagi kelompoknya.
3. Fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mepersuasi
anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
4. Fungsi problem solving, kelompok juga dicerminkan dengan kegiatan –
kegiatannya untuk memecahkan persoalan dan membuat keputusan –
keputusan. Pemecahan masalah (problem solving) berkaitan dengan
Page 50
33
penemuan alternative atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya,
sedangkan pembuatan keputusan (decision making) berhubungan dengan
pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahan masalah
menghasilkan materi atau bahan untuk pembuatan keputusan.
5. Fungsi terapi, kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok
lainnya. Karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Obyek dari
kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Obyek dari kelompok terapi
adalah membantu setiap individu mencapai perubahan persoalannya.
Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok
lainnya guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalah
membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai
consensus. (burgin, 2006:172)
2. 7 Hambatan Komunikasi
Komunikasi dalam kehidupan sangatlah penting, tetapi komunikasi sering
tidak efektif dengan adanya ketentuan-ketentuan yang menghambatnya. Oleh karena
kompleksnya proses komunikasi, permasalahan dalam komunikasi dapat terjadi
pada tingkat individu, Kelompok, maupun organisasi. Berbagai hambatan apabila
tidak dipahami dan ditangani dengan baik dapat mengganggu dan menghalangi
tercapainya tujuan komunikasi.
Bagi seseorang komunikasi yang efektif yaitu apabila orang lain memberikan
jawaban atau reaksi sejalan dengan isi pesan yang disampaikan, sehingga orang lain
dapat memprediksi secara cepat pengaruh atau hasil daripada berita yang
disampaikannya itu.
Page 51
34
Komunikasi yang efektif tidak akan terjadi apabila dalam prosesnya banyak
yang mengalami gangguan . beberapa hambatan utama dari komunikasi yang efektif
yaitu :
a. Menilai sumber, maksudnya penafsiran atau pemberian arti pada suatu pesan
dipengaruhi oleh orang yang mengirim (komunikator) pesan tersebut.
b. Penyaringan, berkaitan dengan manipulasi informasi, khususnya informasi
yang negatif
c. Tekanan waktu, keterbatasan waktu merupakan fenomena yang terjadi dalam
setiap aspek kehidupan, dan tekanan waktu menciptakan masalah penting
dalam proses komunikasi.
d. Mendengarkan secara efektif, maksudnya orang cenderung hanya
mendengarkan bagian tertentu dari informasi dan mengabaikan bagian lainya
dengan berbagai alasan
e. Masalah bahasa, komunikasi merupakan suatu proses simbolis yang sebagian
besar tergantung pada kata – kata yang dimaksudkan mengandung arti
tertentu. Seringkali orang berfikir mereka berbicara dalam bahasa dan
pengertian yang sama padahal kata-kata yang diucapkan memiliki arti yang
berbeda bagi yanglain.
f. Bahasa kelompok, pada umumnya bahasa kelompok professional hanya
dimengerti oleh kelompoknya saja. Seringkali tidak dipahami oleh kelompok
lainnya sehingga menimbulkan hambatan komunikasi.
Page 52
35
g. Perbedaan kerangka acuan, komunikasi yang efektif memerlukan adanya
proses penyandian dan penguraian didasarkan pada suatu pengalaman yang
sama.
h. Beban komunikasi berlebihan, jika penerima mendapatkan informasi lebih
dari yang memungkinkan, maka hal tersebut dapat di tangani, mereka akan
mengalami beban komunikasi yang berlebihan.\
i. Emosi, adalah reaksi subyektif dari setiap individu yang berdasarkan
perasaan setiap manusia.
Hambatan – hambatan yang sebagaimana dipaparkan diatas adalah suatu hal
yang wajar terjadi. Karena itu hambatanpun dibagi menajadi dua yaitu hambatan
objektif dan subjektif. Hambatan objektif adalah gangguan atau halangan terhadap
jalannya komunikasi, yang tidak disengaja dibuat oleh pihak lain, tapi mungkin juga
disebabkan oleh keadaan yang tidak menguntungkan dalam effendi ( 2000 ),
diuraikan sebagai berikut24
:
1. Hambatan Teknik
Hambatan teknis terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam
berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransisi
melalui saluran mengalami kerusakan ( channel noise ) misalnya, gangguan
pada stasiun Radio atau TV, gangguan jaringan telepon, rusaknya pesawwat
radio sehingga terjadi suara bising dan semacamnya.
24
Ahmad Sihabudin dan Rahmi Winingsih. 2012. Komunikasi Antarmanusia , Serang
Pustaka Getok Tular
Page 53
36
2. Hambatan Semantik
Hambatan semantic adalah gangguan komunikasi disebabkan karena
kesalahan bahasa yang digunakan ( Blake, 1979 ). Gangguan semantic terjadi
karena :
a. Kata – kata yang digunakan terlalu banyak memakai jangan bahasa
asing, sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu.
b. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan penerima pesan
c. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana mestinya, sehingg
membingungkan penerima
d. Latar belakang budaya menyebabkan salah persepsi terhadap simbol –
simbol bahasa digunakan
Seperti halnya gangguan teknis, maka gangguan semantic sangat peka
dalam proses komunkasi
3. Hambatan Psikologis.
Hambatan psikologis terjadi seringkali disebabkan karena prsoalan –
persoalan individu. Misalnya rasa curiga penerimaan kepada sumber, situasi
berduka atau gangguan jiwa lainnya, sehingga dalam menerima dan memberi
informasi tidak sempurna.
4. Hambatan Fisik
Hambatan fisik disebabkan karena kondisi geografis, misalnya jarak
yang jauh, sehingga sulit dicapai, tidak ada sarana kantor pos, telepon,
transportasi dan semacamnya. Dalam komunikasi antar manusia, hambatan
Page 54
37
fisik dapat juga sebagai gangguan organic, yakni tidak berfungsinya salah
satu pengindera penerima pesan.
5. Hambatan Status
Hambatan status terjadi disebabkan jarak social antara peserta
komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan yunior atau atasan
dan bawahan. Perbedaan status seperti ini biasanya menuntut perilaku
komunikasi yang selalu memperhitungkan kondisi dan etika yang sudah
membudaya dalam masyarakat.
6. Hambatan Kerangka Acuan Berfikir/ Pendidikan
Gangguan ini disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator
dan khalayak terhadap pesan yang disampaikan dalam berkomunikasi. Hal
ini dilator belakangi pengalaman dan pendidikan yang berbeda.
7. Hambatan Budaya
Hambatan budaya merupakan gangguan yang terjadi disebabkan karena
adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai – nilai dianut oleh pihak –
pihak terlibat dalam komunikasi. Pada Negara sedang berkembang,
masyarakatnya cenderung menerima informasi dari sumber yang banyak
memiliki kesamaan dengan dirinya, seperti bahasa, agama, dan kebiasaan –
kebiasaan lainnya.
Sedangkan hambatan bersifat subjektif ialah sengaja dibuat oleh pihak lain,
sehingga menimbulkan gangguan dan pertentangan terhadap upaya komunikasi.
Dasar gangguan dan pertentangan ini biasanya disebabkan karena adanya
kepentingan, prasangka, tamak, iri hati, apatis dan sebagainya. Faktor kepentingan
Page 55
38
dan prasangka merupakan faktor paling berat, karena usaha paling sulit dilakukan
oleh komunikator karena mengadakan komunikasi dengan orang – orang yang jelas
tidak menyukai komunikator.25
Bagi seseorang, hambatan – hambatan diatas tadi menjadi sangat wajar
terjadi dilingkungan manusia. Namun bagi komunikator yang efektif akan senantiasa
berusaha menghilangkan hambatan atau rintangan yang dihadapi baik dalam
peningkatan kualitas berkomunikasi bagi diri sendiri ataupun dengan orang lain.
Dengan kata lain berusaha komunikator atau komunikan yang baik akan
menghasilkan proses komunikasi yang efektif.
2.8 Teori Percakapan Kelompok
Teori percakapan kelompok sangat erat kaitannya dengan produktivitas,
kelompok atau upaya – upaya untuk mencapainya melalui pemeriksaan masukan
dari anggota (Member input). Variabel – variabel perantara (mediating variables),
dan keluaran dari kelompok (group outputs). Masukan atau input tersebut berasa
dari anggota kelompok (group output). Masukan atau input yang berasal dari
anggota kelompok dapat diidentifikasikan sebagai perilaku, interaksi dan harapan –
harapan (expectations) yang bersifat individual.
Sedangkan variable – variable perantara merujuk pada struktur formal dan
struktur peran dari kelompok seperti status, norma, dan tujuan kelompok. Yang
dimaksud dengan keluaran atau ouput kelompok adalah pencapaian suatu prestasi
dari tugas atau tujuan kelompok. Produktivitas kelompok dapat dijelaskan melalui
konsekuensi perilaku, interaksi, harapan – harapan melalui struktur kelompok.
25
Ibid
Page 56
39
Perilaku, interaksi, dan harapan – harapan (input variables) mengarah pada struktur
formal, sedangkan struktur formal dan struktur peran (mediating variables) yang
sebaliknya variable ini mengarah pada produktivitas, semangat, dan keterpaduan
(group echievement)
2.9 Komitmen
kelompok tidak akan tumbuh dengan sendirinya, ada hubungan signifikan
antara dengan komitmen anggota. komitmen sebagai suatu keadaan dimana seorang
individu memihak serta tujuan – tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan
keanggotaanya dalam kelompok
Untuk mengukur tingkat komitmen suatu anggota diperlukan beberapa
indicator untuk menunjang penilaian suatu komitmen.26
Menurut Sudarrmanto (2009: 102) indikator-indikator tersebut, diantaranya sebagai
berikut:27
1. Affecitive Commitment
a. Tingkat rasa memiliki anggota terhadap kelompok dimana ia berada
b. Dari rasa memiliki tersebut, maka akan muncul rasa untuk terlibat lebih dalam
dengan segala aktivitas kelompok. Anggota yang berkomitmen afektif,
dengan sukarela melakukan yang lebih dari yang diharapkan
2.Continuance Commitment
a. Perasaan yang dialami anggota bahwa ia akan menanggung suatu biaya
ekonomi yang tinggi apabila keluar dari perusahaan.
26
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi ke-12, Jakarta:
Salemba Empat. 27
Sudarmanto. 2009. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM (Teori, Dimensi Pengukuran dan
Implementasi dalam Organisasi). Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Page 57
40
b. Selain pertimbangan ekonomi, seorang anggota anggota akan
mempertimbangan resiko yang akan dihadapinya jika berada diluar
kelompok.
c. Anggota yang berkomitmen berkelanjutan juga memiliki kebanggaan
menjadi bagian dari kelompok.
d. Demikian pula dengan kesamaan nilai yang dimiliki individu yang selaras
dengan nilai-nilai yang dimiliki.
3. Normative Commitment
a. Suatu perasaan yang kuat dari anggota untuk tetap bertahan dalam
organisasi
b. Dengan Kuatnya perasaan tersebut, maka seorang anggota yang berkomiten
juga tidak sensitif atau mudah terbujuk oleh rayuan organisasi lain
c. Memiliki dedikasi ( Pengabdian ) Total kepada organisasi dan berbuat yang
terbaik untuk kepentingan berorganisasi
d. Memiliki ikatan emosional yang kuat dengan perusahaan.
Dalam penelitian ini , kata komitmen merujuk kepada bagaimana cara
anggota UKM PSM Gita Tirtayasa dalam menjaga komitmennya terhadap PSM Gita
Tirtayasa agar segala bentuk kegiatan di dalam kelompok ini dapat berjalan dengan
baik.
2. 10 Paduan Suara
Menurut Sitompul (1988 ; 1) “ Paduan suara merupakan himpunan sejumlah
penyanyi yang dikelompokkan menurut jenis suaranya “.Untuk anak – anak maupun
wanita, jenis – jenis suara itu adalah : sopran, mezzo- sopran, alto. Dan untuk laki –
Page 58
41
laki dewasa : Tenor, baritone, bass. Jenis – jenis suara itu satu sama lain berbeda
warna suara dan timbre. Paduan suara dengan suara sejenis bisa kita temukan :
sopran, mezzo, dan alto (Untuk anak – anak atau wanita dewasa), atau tenor,
baritone, bass ( untuk paduan suara \pria). Sedangkan ( Mix choir ), di mana terdapat
wanita dan pria, lazimnya merupakan himpunan dari penyanyi Sopran, Alto, Tenor ,
Bass (SATB).
Paduan suara bertujuan menyampaikan kesan dan pesan dari komponis
kepada masyarakat pendengar.Kesan dan pesan yang disampaikan merupakan fungsi
yang membantu masyarakat pedengar untuk memahami berbgai nilai dalam
kehidupan manusia.Agar tugas dan fungsi paduan suara ini tercapai, maka berbagai
posisi penampilan, dan menginterpretasikan lagu dilaksanakan dengan cra yang baik
dan benar.
Pada penelitian ini PSM Gita Tirtayasa pada umumnya dipandang suatu
wadah UKM, dimana fungsi keanggotaan dilaksanakan untuk mencapai tujuan
paduan suara. Paduan suara seyogyanya berfungsi sebagai penyampai semua kesan
dan pesan dari komponis yang telah ada di dalam karya musik vokal yang
diciptakannya.Oleh karena itu setiap paduan suara menjadikan kesan dan pesan itu
menjadi milik semua anggota yang disampaikan kepada publik pendengar.
Namun demikian tidaklah tertutup kemungkinan bahwa paduan suara itu
tidak berhasil dalam penyampaian kesan dan pesan, karena berbagai kendala
ataupun masalah yang di hadapi. PSM Gita Tirtayasa menghadapi masalah
dikarenakan perbedaan latar belakang anggota, sehingga diperoleh cara pandang
yang berbeda – beda terhadap paduan suara itu. Ada anggota memandang paduan
Page 59
42
suara itu tempat mencari hiburan saja,ada juga anggota yang hanya ingin
berorganisasinya saja tetapi di waktu latihan tidak datang, kemudian ada juga yang
karena kesibukan kuliah dan belum bisa membagi waktu pada akhirnya menghilang
padahal anggota tersebut sudah menjadi bagian dari team dan akhirnya merusak
keseimbangan team, dan lain sebagainya. Disamping itu ada anggota yang sungguh
memahami benar bahwa fungsi utama paduan suara adalah menyajikan secara baik
karya musik vokal.
Agar diperoleh kesamaan pandangan dari seluruh anggota terhadap fungsi
utama dalam paduan suara, maka diperlukan komitmen yang kuat dalam menjalani
kegiatan apapun untuk pencapaian tujuan itu.
Gambar 2.1
Ode bulan agustus #2 kompas gramedia 2016
Sumber : [email protected] diakses tanggal 27 januari 2017
Page 60
43
2. 11 Kerangka Berfikir
Dalam penelitian ini, peneliti mencoba memulai penelitian yang diangkat
dengan memahami masalah apa yang terjadi dan bagaimana solusi yang dihadapi
dalam mengatasi masalah tersebut. Dari ini permasalahan tersebut, terbentuklah pola
komunikasi seperti apa yang terjadi di PSM Gita Tirtayasa. Setelah poin – poin
tersebut didapat, barulah peneliti mengembangkan penelitian ini dengan
mengidentifikasi masalah dalam bentuk poin – poin pertanyaan.
Setelah poin identifikasi masalah dibentuk, peneliti mulai mengembangkan
masalah yang diangkat dalam penelitian dengan teori percakapan kelompok yang
menurut peneliti cocok dengan penelitian tersebut. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, teori ini memfokuskan tentang bagaimana produktivitas suatu
kelompok dalam mencapai tujuan – tujuan penelitian.
Indikator komunikasi terdiri dari komunikasi dalam mengambil keputusan
berlangsung sangat kompleks, komunikasi berjalan efektif, komunikasi membangun
antusiasme yang tinggi dari seluruh anggota. Dari pemaparan diatas dapat
digambarkan kerangka berfikir penelitian sebagai berikut.
Page 61
44
GAMBAR 2. 7 Kerangka Berfikir Olahan Peneliti
Faktor utama yang menjadi dasar suatu kelompok adalah adanya komitmen
dalam berkomunikasi, karena dengan adanya komitmen untuk menjalankan suatu
PSM Gita Tirtayasa
Komunikasi kelompok
Teori berfikir kelompok
Irvin L.Janis :
1. sifat – sifat dari
kepribadian kelompok
2. struktural internal
3. Sifat keanggotaan
komitmen Anggota
Kelompok menurut
sudarmanto :
1. Affecitive Commitment
2.Continuance Commitment
3. Normative Commitment
Menjaga komitmen anggota
Pola komunikasi kelompok PSM Gita
Tirtayasa
Page 62
45
kegiatan secara bertanggung jawab maka akan dengan mudah mencapai tujuan
kelompok itu sendiri.
Berdasarkan pengertian ini, dapat dikatakan dalam penelitian ini PSM Gita
Tirtayasa sebagai sekumpulan orang yang melakukan kegiatan paduan suara secara
terstruktur guna mencapai visi misi kelompok tersebut. Karena karakteristik inilah,
penulis mengkategorikan komunikasi yang terjadi pada PSM Gita Tirtayasa
termasuk ke dalam kajian Komunikasi Kelompok.
PSM Gita Tirtayasa memiliki cara dalam menjaga komitmen anggotanya.
cara inilah yang dipakai oleh PSM Gita tirtayasa dalam mengatasi hambatan –
hambatan komunikasi sesama anggota, sehingga masih bisa bertahan sampai saat
ini.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti segera melihat dalam pembentukan
hipotesis sejak awal penelitian. Berbeda dengan penelitian kualitatif yang menguji
hipotesis, pada penelitian kualitatif hipotesis merupakan sesuatu yang diduga akan
terjadi. Setelah hipotesis – hipotesis tersebut sudah di temukan, kemudian terjadilah
upaya – upaya dalam mengatasi masalah yang terjadi dalam kelompok tersebut.
2.12 Penelitian Pendahulu
Penelitian mengenai pola komunikasi sesungguhnya sudah banyak dilakukan
oleh peneliti terdahulu. Dalam penelitian yang berjudul “Pola Komunikasi
Organisasi (Studi kasus : Pola komunikasi Antara pimpinan dan karyawan di
Radjo Kota Perak Yogyakarta “ini bermula ketika penulis masih menjadi anggota
paduan suara tersebut, dan kemudian penulis melihat begitu pentingnya menjaga
Page 63
46
komitmen di dalam suatu kelompok apalagi kelompok yang masih terikat dengan
unit kegiatan mahasiswa bukan independent.
Tabel 2. 1
Nama
Peneliti
Muzawir Kholiq Fajar Suryo
Heriawan
Putri Delia
Sylviany
Universitas Universitas
Islam Negeri
Sunan Kalijaga
Yogyakarta
Universitas
Multimedia
Nusantara
Universitas
Muhammadiya
h surakarta
Untirta
Tahun 2010 2013 2016 2017
Judul
Penelitian
Pola
Komunikasi
Organisasi
Studi Kasus
Radio Kota
Perak
Yogyakarta.
Program
Komunikasi
Internal
Untuk
meningkatkan
Kinerja
Karyawan
Pola
Komunikasi
Kelompok
Pada
komunitas
Scooter
“vespa” dalam
menjalin
hubungan
solidaritas
Pola
Komunikasi
Kelompok
PSM Gita
Tirtayasa
dalam
menjaga
komitmen
anggotanya
Metode /
Paradigma
Metode yang
digunakan
adalah metode
Metode yang
didigunakan
adalah metode
Metode yang
digunakan
adalah metode
Metode yang
didigunakan
adalah
Page 64
47
kualitatif
dengan teknik
studi kasus.
kualitatif
dengan studi
deskriptif.
kualitatif
dengan teknik
studi kasus.
metode
kualitatif
dengan studi
deskriptif.
Hasil
Penelitian/
Kesimpula
n
Kesimpulan
penelitian ini
bahwa telah
terjadi
paradigma
komunikasi
yang
dipengaruhi
oleh unsur nilai
agama dan
budaya
melahirkan
satu bentu
komunikasi
sturtural untuk
transformasi
nilai.
Kesimpulan
penelitian ini
bahwa
aktivitas
komunikasi
dari karyawan
ke manajemen
untuk
mrningkatkan
kinerja
organisasi
tersebut
tidaklah
berjalan
semudah yang
diharapkan .
maka
komunikasi
dua arah
Kesimpulan
penelitian ini
adalah Pola
yang sering
digunakan
oleh ikatan
scooter
wonogiri
adalah pola
komunikasi
diadik yaitu
pendekatan
personal
masing –
masing
anggotanya.
Kesimpulan
Penelitian
diketahui
bahwa
apabila fase –
fase
komunikasi
kelompok
dijalankan
sesuai dengan
baik akan
tercipta
komitmen
yang baik
juga didalam
kelompok
tersebut.
Page 65
48
diantara
keduanya
perlu di
tingkatkan
juga.
Persamaan Menggunakan
Metode
Kualitatif,
Teknik
sampling,
wawancara,
observasi, dan
dokumentasi
Menggunakan
Metode
Kualitatif,
Teknik
sampling,
wawancara,
observasi, dan
dokumentasi
Menggunakan
Metode
Kualitatif,
Teknik
sampling,
wawancara,
observasi, dan
dokumentasi
Menggunaka
n Metode
Kualitatif,
Teknik
sampling,
wawancara,
observasi,
dan
dokumentasi
Perbedaan Lebih terfokus
pada cara
berkomunikas
iyang baik
agar
terjadinya
peningkatan
kinerja dari
karyawan
Lebih terfokus
pada teknik
komunikasiny
a agar
solidaritasnya
terus
terbangun
Lebih
terfokus pada
berjalannya
fase – fase
dalam
komunikasi
komikasi
kelompok
guna menjaga
Page 66
49
komitmen
anggotanya.
Sumber Perpustakaan
UIN
Perpustakaan
UMN
Perpustakaan
UMT
-
Page 67
50
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Paradigma penelitian
Paradigma merupakan orientasi dasar untuk teori dan riset.Pada umumnya
suatu paradigm keilmuan merupakan sistem keseluruhan dari berfikir. Paradigm
terdiri dari asumsi dasar, teknik riset yang digunakan, dan contoh seperti apa
seharusnya teknik riset yang baik (Lawrence W. Newman, 200: 62) wimmer &
Dominick menyebutkan bahwa paradigm adalah seperangkat teori, produser dan
asumsi yang diyakini tentang bagaimana peneliti melihat dunia.
3.2 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan pendekatan metode kualitatif.Metodologi kualitatif
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata
tertulis atau lisan dari orang – orang dan perilaku yang diamati.Menurut mereka
pedekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistic (utuh).Jadi
dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variable
atau hipotesis, tetapi perlu memandang sebagai bagian dari kebutuhan.
Karakteristik penelitian kualitatif antara lain berlangsung pada latar yang
alamikah, peneliti merupakan instrument atau alat pengumpulan data utama, dan
analisis data yang dilakukan dengan mendeskriptifkan segala sesuatu yang terjadi
pada latar penelitian dengan selengkapnya. Oleh karena itu data yang dikumpulkan
berupa kata – kata gambar dan bukan angka – angka.Hal itu disebabkan oleh adanya
Page 68
51
penerapan metode kualitatif. Selain itu semua yang dikumpulkan menjadi kunci
terhadap apa yang diteliti.
Sebagaimana adanya dalam lingkungan yang alami untuk memperoleh
makna yang dalam,dari hakekat proses tersebut.
Metode Deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis, factual dan akurat mengenai fakta – fakta , sifat – sifat
serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.
Penelitian ini bertujuan menggambarkan realitas empiris sesuai dengan
fenomena yang terjadi secara rinci dan tuntas serta untuk mengungkapkan gejala
secara holistic kontekstual melalui pengumpulan data dari latar yang alami dengan
peneliti sebagai instrument kunci.
Adapun jenis pnelitian dalam skripsi ini adalah penelitian dengan kualitatif
deskriptif . Menurut Whintney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta
dengan interpretasi yang tepat. Penelitian deskriptif mempelajarai masalah-masalah
dalam masyarakat serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi
tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-
pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh
dari suatu fenomena. Dalam metode deskriptif, peneliti bisa saja membandingkan
fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu setudi komparatif .
adakalanya peneliti mengadakan klasifikasi, seerta penelitian terhadap fenomena-
fenomena dengan menetapkan suatu setandar atau suatu norma tertentu sehingga
banyak ahli menamakan metode deskriptif ini dengan nama survei normatif
(normative survey).. Metode deskriptif juga ingin mempelajari norma-norma atau
Page 69
52
setandar-setandar, sehingga penelitian deskriptif ini disebut juga survey normative.
Dalam metode deskriptif dapat diteliti masalah normative bersama-sama dengan
masalah setatus dan sekaligus membuat perbandingan-perbandingan antar
fenomena. Studi demikian dinamakan secara umum sebagai studi atau penelitian
deskriptif. Prespektif waktu yang dijangkau dalam penelitian deskriptif , adalah
waktu sekarang, atau sekurang-kurangnya jangka waktu yang masih terjangkau
dalam ingatan responden.
Mulyana mengatakan bahwa ini bertujuan dalam metode deskriptif, peneliti
berupaya secara seksama dan dengan berbagai cara mengkaji sejumlah besar
variabel mengenai suatu kasus khusus, dengan mempelajari semaksimal mungkin
individu, suatu kelompok, atau suatu kajian.
Peneliti dalam penelitian ini bertujuan memberikan uraian yang lengkap dan
mendalam mengenai sunyek yang diteliti. Pendekatan penelitian ini menggambarkan
pendekatan penelitian kualitatif. Metode pendekatan penelitian kualitatif menurut
sugiono adalah :
“ Metode penelitian yang berdasarkan pada filsafat positivisme, digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang ilmiah, ( sebagai lawannya adalah
eksperiman ) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan secara tringulasi ( gabungan ), analisis data bersifat induktif dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Melalui penelitian kualitatif ini, peneliti berupaya menggambarkan data yang
diperoleh dilapangan secara jelas mengenai Pola Komunikasi PSM Gita Tirtayasa.
Page 70
53
3.3 Jenis Data
Dalam penelitisn ini peneliti menggunakan dua jenis data, yaitu :
1. Data Primer
Data Primer diperoleh berdaasarkn wawancara mendalam (Indepth
interview) dengan sumber informasi secara langsung. Wawancara yang
dilakukan adalah wawancara mendalam tak terstruktur, itu berrati peneliti
tidak memberikan pilihan jawaban pada pertanyaan terbuka dan membiarkan
informan menjawab pertanyaan tersebut tanpa ada batasan pilihan jawaban.
(Nurman K. Deanzin, 1989: 105). Indepth Interview ini juga dilakukan
untuk mengetahui pandangan personal dari subyek penelitian, cara ini
memotret jelas orang tersebut dan menyikap apa yang tidak diperoleh
penelitian kualitatif ( Deddy Mulyana, 2002: 187).
Teknik pengumpulan data yang kedua adalah dengan melakukan
observasi terus – terang atau tersamar. Dalam hal ini penulis dalam
melakukan pemgumpulan data mengatakan terus terang kepada sumber
bahwa ia sedang melakukan penelitian. Tetapi dalam suatu saat peneliti juga
terus terang atau tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari kalau
suatu data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan.
Data yang diperoleh berupa verbatim dalam konteks yang bisa
diinterpretasikan. Selain indepth interview, penelitian ini juga menggunakan
metide pengumpulan pengamatan (observasi) terhadap subyek penelitian
sebagai penunjang data.
Page 71
54
Data yang dikumpulkan berupa kata – kata, gambar, dan bukan angka –
angka. Maka untuk memetakan pola komunikasi penelitian ini perlu
mengadakan kunjungan langsung ke tempat UKM PSM Gita Tirtayasa
berada yaitu di UKM Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Dalam riset ini
memerlukan wawancara langsung dengan Pengurus dan anggotanya sendiri.
2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah
jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang dikeluarkan di berbagai
organisasi atau perusahaan, termasuk majalah internal, jurnal (Rosady
Ruslan, 2002: 30 )
Data Sekunder dalam penelitian ini akan diperoleh melalui informasi –
informasi yang tersedia tempat organisasi tersebut berada, kemudian data
yang didapat dari materi perkuliahan, bahan – bahan yang bersifat ilmiah
yang dapat diperoleh selama kuliah, kamus – kamus, ensiklopedia, dan
artikel – artikel yang ada di Koran, majalah serta internet.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilapangan diperoleh dengan observasi,
wawancara dan dokumentasi. Dalam pelaksanaannya penelitian ini harus
memperhatikan pada proses Triangulasi yaitu menyatukan penelitian data yang
diperoleh dari tiga teknik tersebut. Yang selanjutnya akan diuraikan sebagai berikut :
1. Observasi
Untuk memperoleh data yang objektif, peneliti harus melakukan
observasi langsung ke lokasi penelitian. Pelaksaan observasi bertujuan untuk
Page 72
55
memperoleh informasi yang berkaitan dengan hal – hal yang berhubungan
dengan disekelilingnya, sehingga peneliti memperoleh makna dari informasi
yang dikumpulkan. Seperti yang telah dikemukakan oleh sudjiman bahwa
observasi sebgai alat pengumpul data banyak digunakan untuk mengukur
tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat
diamati baik dalam situasi yang sebelumnya maupun situasi buatan.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk melanjutkan informasi menyangkut maslah
yang diajukan dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan kepada responden
yang dianggap mempunyai masalah dalam penelitian ini. Jenis wawancara
yang akan digunakan adalah wawancara terstruktur. Pada wawancara
terstruktur, peneliti menetapkan terlebih dahulu masalah dan pertanyaan
yang akan diajukan. Pada pelaksanaan wawancara ini akan berdasarkan pada
pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya. Wawancara terstruktur
ini dilakukan terhadap pengurus dan anggota PSM Gita Tirtayasa sebagai
pihak yang paling bertanggung jawab dalam proses penelitian ini. Alat bantu
dala wawancara ini menggunakan alat perekam, tape recorder, maupun
sejenisnya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bagian yang mendukung dalam proses
mengungkapkan atau mendeskripsikan hasil penelitian. Karena dokumentasi
merupakan salah satu pengumpulan data dalam penelitian deskriptif ( dalam
hal ini studi kasus ), dengan dokumentasi ini diharapkan terkumpul dokumen
Page 73
56
– dokumen dalam penelitian ini,baik dokumen yang tertulis, gambar,
maupun elektronik. Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan untuk
mempelajari dan mendalami berbagai dokumen yang berkaitan dengan
penelitian. Tenik ini juga digunakan untuk memperoleh data dan informasi
untuk melengkapi data yang diperlukan.
3.5 Teknik Pengambilan Informan
Infirman atau narasumber penelitian adalah seorang yang memiliki informasi
(data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti dan dianggap dapat dimintai
informasi mengenai objek penelitian tersebut. Dalam hal ini, informan merupakan
sumber data penelitian yang utama yang memberikan informasi dan gambaran
mengenai pola penelitian yang utama yang memberikan informasi dan gambaran
mengenai pola perilaku dari kelompok masyarakat yang diteliti.
Sebagaimana yang dikemukakan Moelong berikut ini :
“ Bagi peneliti kualitatif, manusia adala instrument utama, karena ia menjadi segala
dari keseluruhan penelitian ia sekaligus menjadi perencana, pengumpul data,
analisis, penafsir dam pada akhirnya ia yang menjadi pelopor pennelitian.
Porposive sampling, sebagaimana maksud yang disampaikan oleh sugiono adalah :
“ Porposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang
dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai
penguasa sehingga memudahkan peneliti menjelajahi objek/ situasi social yang
diteliti.
Page 74
57
Porpose sampling didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat
oleh peneliti sendiri. Berdasarkan ciri atau sifat – sifat populasi yang sudah
diketahui sebelumnya, mula – mula peneliti mengidentifikasikan semua karakteristik
informan dengan mengadakan studi pendahuluan terlebih dahulu. Setelah itu,
berdasarkan pertimbangannya, peneliti menetapkan sebagian informan sesuai
dengan kebutuhan data penelitian. Maka subyek penelitian adalah :
1. Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum PSM Gita Tirtayasa Periode 2014-
2015 yang bertanggung jawab dalam segala aktivitas PSM Gita Tirtayasa
2. Pelatih PSM Gita Tirtayasa sebagai pengayom serta yang menjembatani
hubungan kepada pihak pimbina dan rektorat
3. Empat Orang Anggota PSM aktif
4. Satu Orang SC yang merupakan alumni dari PSM Gita Tirtayasa
3.6 Profil Informan
Informan I adalah Ahmad Asyidiqi, adalah Ketua Umum PSM Gita
Tirtayasa Periode 2014 – 2015. Ahmad adalah mahasiswa UNTIRTA Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini angkatan
2012 dan Wakil Ketua nya adalah Fakhri Jati Kusuma merupakan mahasiswa
Untirta Fakultas Hukum (FH) jurusan Ilmu hokum angkatan 2012. Fakhri
berpengaruh terhadap hasil wawancara mengenai Pola Komunikasi PSM baik dari
pengurus ke anggota maupun sebaliknya.
Informan ke II adalah Vicky achmad. Vicky adalah pelatih dari PSM Gita
Tirtayasa, sudah melatih PSM Sejak 2007 sebelumnya vicky bergabung dengan
PSM sejak 2005 dan menjadi anggota hingga akhirnya di daulat menjadi pelatih
Page 75
58
PSM hingga sekarang. Kontribusinya di PSM sangat besar karena dia lah PSM dapat
mencapai prestasi yang membanggakan banten dan dapat dikenal oleh Paduan suara
lainnya di luar banten. vicky berpengaruh pada penelitian karena beliau lah yang
mengetahui bagaimana perjalanan PSM dalam menjaga komitmen bersama sehingga
sampai saat ini PSM masih tetap ada dan berkembang.
Informan ke III adalah Ahmad Jaelani, Sumanto. Mereka adalah anggota
Aktif PSM Gita Tirtayasa. Mereka adalah anggota yang menjalankan seluruh
kegiatan PSM dan menjalankan proses komunikasi serta komunikasi vertikal ke atas
dan kebawah.
Spadley mengemukakan bahwa “situasi sosial sampel awal sangatg
disarankan suatu situasi sosial yang didalamnya menjadi semacam muara dan
banyak domain lainnya”. Selanjutnya menyatakan bahwa sampel sebagai sumber
data atau sebagai informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagi berikut :
1. Mereka yang menguasai atau memenuhi sesuatu melalui proses enkulturasu,
sehingga itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayati.
2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlihat pada
kegiatan yang tegah diteliti.
3. Mereka yang mempunyai wakti yang memenuhi untuk dimintai informasi.
4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil “ kemasannya”
sendiri
5. Mereka yang pada mulanya tergolong “ cukup asing dengan peneliti
sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan guru atau narasumber.
Page 76
59
3. 7 Analisis Data
Analisis data yang dimaksudkan untuk menganalisis data – data yang
diperoleh dari teknik – teknik pengumpulan data baik dari wawancara, observasi
maupun dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan meggunakan teknik
analisis data kualitatif, dengan melakukan data secara deskriptif terhadap data yang
telah diperoleh dilapangan berupa kata – kata. Adapun langkah yang peneliti
gunakan dalam menganalisis data sesuai dengan pendapat yang dikembangkan oleh
Miles dan hubman : “Analisis dilakukan melalui prosedur dan tahapan – tahapan
berikut :
1. Pengumpulan data
Dalam penelitian kualitatif, proses pengumpulan data bergerak dari
lapangan dalam upaya membangun teoru dari data. Proses pengumpulan data
ini diawali degan memasuki lokasi penelitian. Dalam hal ini peneliti
mendatangi tempat penelitian yaitu UKM PSM Gita Tirtayasa yang
sekretariatnya terletak di dalam kampus UNTIRTA Serang Banten.
Kemudian, dipilih hal – hal yang pokok, difokuskan pada hal – hal yang
penting.
2. Reduksi Data
Reduksi data merupakan pemilihan data dan pemutusan perhatian
kepada data – data yang dibutuhkan sebagai data utama. Laporan lapangan
diruksi, dirangkum, dipilih hal – hal yang pokok, di infokan pada hal – hal
yang penting.
3. Klasifikasi Data
Page 77
60
Data yang telah terkumpul selama penelitian kemudian dikelompokkan
sesuai dengan tujuan penelitian yaitu pola komunikasi organisasi PSM Gita
Tirtayasa dalam mennjaga komitmen anggotanya.
4. Penyajian Data
Maksud dari penyajian data tersebut agarf memudahkan bagi peneliti
untuk melihat gambaran secara keseluruhan dari penelitian tersebut.
5. Penarikan Kesimpulan
Setelah melakukan penyajian data maka kesimpulan awal dapat
dilakukan.Sejak penelitian awal dan dalam proses pengumpulan data peneliti
harus berusaha melakukan analisis dan mencari makna dari yang telah
terkumpulkan,
3.8 Uji Keabsahan Data
Teknik yang digunakan peneliti untuk mengetahui keabsahan data adalah
dengan teknik tringulasi. Tringulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembandung data itu.
Tringulasi yang digunakan peneliti adalah Tringulasi dengan sumber. Hal ini
berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi
yang keseluruhannya terintegrasi.Tujuannya adalah untuk memperkembagkan
pengetahuan yang mendalam mengenai ojbjek yang bersangkutan
Menurut Winner & Dominick kelebihan beberapa studi kasus adalah,
pertama studi kasus sangat tepat digunakan bagi peneliti yang bertujuan
Page 78
61
menghimpun sebanyak mungkin informasi daro objek yang diteliti. Pengumpulan
data dengan metode ini memungkinkan diperoleh informasi paling detail yang
lengkap. Yang tidak diperoleh bila menggunakan teknik survey.
Lalu yang kedua, Studi Kasus ini mampu menjawab pertanyaan “ mengapa “
terhadap suatu kondisi khusus yang timbul pada objek yang diteliti. Untuk
memperoleh sebanyak mungkin alasan yang mendasari sebuah fenomena dalam
objek studi, penelitian survey tidak terlalu tepat karena sifat pengukurannya sangat
kuantitatif sehingga cenderung hanya fenomena yang dapat diukur secara statistic
saja yang muncul.
3.9 Keterbatasan Penelitian
Setelah menjalankan dan menyusun, peneliti tetap merasa bahwa hasil
penelitian ini memiliki beberapa kelemahan didalamnya, adalah :
1. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus, jadi
hasil dari penelitian ini tidak dapat di generalisasikan untuk semua kasus,
karena kelompok yang berbeda seringkali memiliki kasus yang berbeda pula.
2. Waktu penelitian yang singkat dikarenakan peneliti ingin segera
menyelesaikan tugas akhirnya.
3.10 Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Untuk memperoleh data yang menunjang penelitian yang berjudul “ Pola
Komunikasi Kelompok PSM Gita Tirtayasa Dalam Menjaga Komitmen
Anggotanya” Peneliti melakukan penelitian terhadap salah satu Unit Kegiatan
Mahasiswa Univeristas Sultan Ageng Tirtayasa Banten, waktu penelitian dimulai
dari tahun 2016. Penelitian ini berakhir pada bulan juni 2017. Seperti penelitian pada
Page 79
62
umumnya, penelitian ini dilakukan dimulai dari penyusunan latar belakang
penenlitian, pemilihan informan, observasi, wawancara, pengambilan data
penelitian, sampai dengan penyelesaian penelitian. Berikut adalah perincian waktu
penelitian yang disampaikan dalam bentuk table sebagai berikut :
Page 80
63
Tabel 3. 1 Waktu Penelitian
NO Agenda Feb – jun
Jul – mei Juni – juli
Sept - okt Nov- des Jan- feb Mar - apr Mei - jun
2016 2017
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 penyusun
skipsi
2 bimbingan
skripsi
3 Persiapan
Siding
Page 81
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada bab ini peneliti akan menggunakan data dan hasil penelitian tentang
permasalahan yang telah dirumuskan pada BAB 1, Yaitu Bagaimana Pola
Komunikasi Kelompok PSM Gita Tirtayasa dalam Menjaga Komitmen
Anggotanya.
Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara dengan informan
sebagai bentuk pencairan data dan observasi langsung di lapangan yang kemudian
peneliti analisis. Analisis ini sendiri terfokus pada siswa – siswi, yang kemudian
dikaitkan dengan beberapa unsur atau identifikasi masalah.
Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
berupa kata – kata tertulis dan lisan didasari oleh orang atau perilaku yang diamati.
Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu secara holistic ( Utuh ). Jadi, tidak
dilakukan proses isolasi pada objek penelitian ke dalam variabel dan hipotesis.
Tetapi memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Untuk tahap analisis,
yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat daftar pertanyaan untuk wawancara,
pengumpulan data, dan analisis data yang dilakukan sendiri oleh peneliti. Untuk
dapat mengetahui sejauhmana yang diberikan oleh informan penelitian peneliti
menggunakan beberapa tahap :
Page 82
65
1. Menyusun draf pertanyaan wawancara dari unsur – unsur kredibilitas yang
akan ditanyakan.
2. Melakukan wawancara dengan anggota PSM Gita Tirtayasa yang telah
ditetapkan sebagai informan penelitian.
3. Melakukan observasi langsung dilapangan untuk melengkapi data – data
yang berhubungan dengan penelitian.
4. Memindahkan hasil data wawancara yang telah dilakukan. Agar pembahasan
lebih sistematis dan tearah.
4.1 Profil PSM Gita Tirtayasa
PSM Gita Tirtayasa secara resmi berdiri pada tanggal 31 Desember 2009.
Pada awalnya PSM hanya sebuah komunitas bernama Bengkel Pakupatan yang di
didirikan oleh Deny Soetrisna sebagai wadah bagi mahasiswa – mahasiswa yang
senang bernyanyi dan mengisi acara ceremonial kampus, kemudian seiring
berjalannya waktu PSM tumbuh menjadi salah satu UKM penting di UNTIRTA
dibawah naungan Agustiar Halwani sebagai Pembina. PSM Gita Tirtayasa
bertempat di Gedung PKM B lantai 2. PSM Gita Tirtayasa kurang lebih memiliki
anggota 130 orang dari berbagai macam jurusan di UNTIRTA, dan anggotanya pun
harus mahasiswa atau mahasiswi aktif kuliah karena paduan suara mahasiswa masih
dalam naungan kampus UNTIRTA bukan paduan suara independent.
4.1.1 Filosofi
“Membentuk insan akademis yang inovatif dan kreatif serta berwawasan seni dan
budaya”28
28
Gita Tirtayasa, PSM. ( [email protected] ). Sejarah PSMGT. Diakses 17 januari 2017
Page 83
66
4.1.2 Visi dan Misi
Visi :
Menjadi organisasi paduan suara yang profesional, unggul, dan kontributif di
lingkungan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan Republik Indonesia.
Misi :
1) Membina dan mengembangkan kreatifitas mahasiswa di bidang seni musik
khususnya pada Paduan Suara;
2) Melaksanakan kegiatan – kegiatan dalam berbagai bidang seni musik dan
budaya Paduan Suara dengan Azas tujuan Organisasi;
3) Menanamkan kepedulian terhadap nilai – nilai luhur kebudayaan nasional29
.
4.1.3 Keanggotaan
1) Anggota PSM Gita Tirtayasa adalah mahasiswa Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa yang telah mengikuti rangkaian penerimaan anggota baru.
2) Rangkaian penerimaan anggota baru terdiri dari :
a) Pendaftaran
b) Audisi
c) Pradiklat
d) Diklat
e) Welcoming Party
3) Pengunduran keanggotaan dapat dilakukan dengan cara ;
a ) Mengajukan surat pengunduran diri dan ditanda tangani materai 6000
b ) Surat pengunduran diri diajukan kepada Ketua PSM Gita Tirtayasa ;
29
ibid
Page 84
67
c ) Anggota PSM Gita Tirtayasa yang sudah mengundurkan diri / dicabut
dari status keanggotaannta tidak dapat menjadi anggota kembali.30
4.1.4 Struktur Organisasi
4. 1. 5 Aktivitas Kelompok PSM Gita Tirtayasa
Kegiatan kelompok ini diantaranya adalah melakukan latihan bernyanyi pada
hari selasa dan kamis, jika ada latihan tambahan biasanya dilakukan ketika ada event
dari dalam atau luar kampus maupun ketika ingin mengikuti kompetisi paduan
suara. Mengapa latihan menjadi sangat penting bagi paduan suara, karena bernyanyi
30
Ibid
Pembina
AGUSTIAR HALWANI
Dewan Pengawas
Vicky Achmad
Ketua Umum
Achmad Asyidiqi
Wakil Ketua Umum
Fakhri Jati Kusuma
Bendahara Umum
Annisa Muslimah
Bendahara II
Eva Nur Kemala
Sekretaris II
Damiati Soliha
Sekretaris Umum
Ahmad Bandaniji
Divisi Infokom
Eko Prayogo
Divisi Kepelatihan
Sumanto
Divisi Minat Bakat
Ahmad Bandajiji
Disini Event Order
Julian Fadhlan
Page 85
68
itu perlu menggunakan teknik yang benar agar suara yang dikeluarkan menjadi
indah dan enak di dengar, untuk mendapatkan suara yang indah dan berpadu dengan
suara yang lain tidaklah mudah, perlu latihan yang intensif, mengingat suara jika
tidak diproduksi dengan baik akan menimbulkan sakit pada tenggorokan dan juga
pada pada tubuh penyanyi. Pada choister juga dituntut untuk bisa menguasai lagu
yang ada di partitur dengan wilayah suara masing – masing ( Sopran, Tenor, Alto,
Bass ). Membaca partitur tidaklah mudah, karena ditulis menggunakan notasi balok
atau notasi angka yang biasa nya ada pada buku – buku lagu daerah, apabila tidak
mempelajari cara membaca not maka akan sulit untuk menyanyikan sebuah lagu
dengan notasi yang benar dan bisa menghasilkan nada yang sumbang dan tidak padu
dengan anggota lain, maka di PSM Gita Tirtayasa juga diajarkan kelas khusus
membaca not balok dan not angka.31
Selain Bernyanyi, chorister dituntut untuk berpenampilan menarik ketika
bernyanyi di suatu acara atau ketika mengikuti lomba, karena seperti layaknya
pementas di atas panggung, para chorister ini menampilkan sebuah nyanyian dengan
kemasan yang menarik dan lengkap. Contohnya, ketika bernyanyi lagu daerah
mereka harus menyampaikan interpretasi dari lagu tersebut agar sampai pada para
pendengar. Biasanya chorister menggunakan tarian dari daerah tersebut sebagai
bentuk interpretasi mereka terhadap lagunya. PSM Gita Tirtayasa tidak hanya
menyanyikan lagu – lagu nasional dan daerah seperti koor di sekolah – sekolah,
tetapi mereka bernyanyi lagu dari jaman barok yang berlatarkan notasi - notasi
31
Ibid
Page 86
69
klasik hingga jaman sekarang yang notasinya sudah lebih ringan dan modern, dan
juga bernyanyi lagu – lagu dari seluruh mancanegara.32
Kegiatan lainnya yaitu mengikuti kelas tata rias dan kelas tari yang diadakan
oleh anggota tersebut. Kelas-kelas seperti ini sangat penting karena tidak semua
anggota bisa mempersiapkan diri sebelum naik keatas panggung, terlebih anggota
yang sama sekali tidak bisa menari harus diberi latihan khusus agar tampil baik dan
sama dengan yang lain.33
4. 1. 6 Sistem perekrutaan
Proses perekrutan PSM Gita Tirtayasa adalah dengan cara Audisi. Audisi
dilakukan di kampus UNTIRTA dengan jurinya audisinya yaitu dari pelatih, senior,
dan juga pengurus. Ada2 tahapan Audisi PSM Gita Tirtayasa, yaitu :
1. Tahap audisi vokal
Audisi ini terdiri dari 3 Orang juri dan satu calon anggota di dalam satu
ruangan. Ditahap ini para peserta di persilahkan untuk bernyanyi, beberapa
lagunya adalah lagu yang sudah ditentukan oleh PSM dan calon anggota dapat
memilih salah satu dari lagu tersebut untuk dinyanyikan dihadapan dewan juri.
Kemudian ketika peserta sudah selesai bernyanyi maka salah satu juri
mempersilahkan peserta untuk memilih salah satu partitur lagu diatas meja juri
dan peserta dipersilahkan membaca notasi pada partitur tersebut. Peserta diberi
keleluasaan untuk membaca karena tidak semua peserta bisa membaca nada
pada partitur tersebut, setelah membaca notasi tersebut selesai peserta di
32
Ibid 33
Ibid
Page 87
70
perkenankan menunjukkan kemampuan bermain alat musik yang dikuasai atau
keahlian dalam bidang seni lainnya.34
2. Tahap Wawancara
Ditahap ini wawancara dilakukan oleh pengurus kepada calon anggota.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui seberapa besar niat peserta untuk
menjadi bagian dari PSM Gita Tirtayasa, peserta akan diwawancarai mengenai
komitmen terhadap PSM ketika mereka sudah menjadi anggota nanti, hal ini
menjadi penting, mengingat kegiatan utama calon anggota adalah kuliah dan
PSM Gita tirtayasa ini sebagai sarana minat dan bakat para mahasiswa yang
berkuliah.35
4. 1. 7 Sistem Pendidikan dan Pelatihan ( Diklat )
Pendidikan dan latihan merupakan salah satu kegiatan yang rutin dilakukan.
Tujuan dilakukannya kegiatan ini adalah untuk menyampaikan dasar – dasar dan
tanda baca. Megingat bahwa anggota yang lolos dari seleksi penwaru dan diterima
sebagai anggota, tidak semua memiliki latar belakang dan kemampuan musikal yang
sama.
Diklat ini merupakan tahap dimana anggota yang telah diterima kemudian
diikut sertakan dalam diklat. Karena masing-masing anggota baru memiliki
kemampuan bernyanyi, cara bernyanyi dan pengetahuan musik yang berbeda.
Agenda ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tiap anggota. Pengenalan
teori musik, teknik vokal, cara bernyanyi yang baik, mengenal notasi angka dan cara
34
Ibid 35
Ibid
Page 88
71
membaca notasi. Diklat ini dilaksanakan satu tahun sekali ketika penerimaan
anggota baru sekaligus meresmikannya.36
4. 1. 8 Penyampaian Materi
Materi pembelajaran pada awal pertemuan adalah materi tentang teori musik,
notasi angka dan balok, nilai nada dan bentuk ritmis, pada latihan berikutnya adalah
tentang notasi pada lagu dan interpretasinya. Pelatih menggunakan metode
pembelajaran ekspositori dan demontrasi. Metode eksplositori digunakan untuk
menyampaikan materi berupa nilai nada, notasi lagu, ritmis lagu. Metode demontrasi
yaitu mencontohkan dengan menggunakan media piano atau keyboard.
4. 1. 9 Konser Tahunan
Konser tahunan merupakan kegiatan rutin yang dilakukan untuk
menyampaikan hasil belajar para anggota paduan suara selama kurang lebih satu
tahun, dengan adanya konser dapat diketahui sejauh mana dapat digunakan sebagai
ajang promosi dan menunjukkan eksistensi PSM Gita Tirtayasa ditengah komunitas
paduan suara di Banten. Peserta yang mengikuti konser ini adalah anggota paduan
suara angkatan baru dan juga senior. Untuk mempersiapkan kegiatan ini dilakukan
dengan materi lagu sesuai tema yang telah ditentukan.
36
Ibid
Page 89
72
Gambar 4. 1
1st Annual Concert PSM Gita Tirtayasa
Sumber : [email protected] diakses pada 1 maret 2017
Dalam setiap latihan, pelatih menentukan target pencapaian. Target yang
diterapkan dalam persiapan konser adalah sebagai berikut :
Tabel 4. 1
Materi Latihan Konser
Bulan Minggu Materi
1
1 Notasi dan Syair lagu 1
2 Notasi dan Syair lagu 2
3 Notasi dan Syair lagu 3
4 Notasi dan Syair lagu 4
1 Notasi dan Syair lagu 5
2 Notasi dan Syair lagu 6
Page 90
73
2 3 Notasi dan Syair lagu 7
4 Notasi dan Syair lagu 8
3
1 Notasi dan Syair lagu 9
2 Notasi dan Syair lagu 10
3 Koreo dan Blocking
4 Koreo dan Blocking
4
1 Pemantapan lagu dan
koreo
2 Pemantapan lagu dan
koreo
3 Simulasi,Tutorial make up,
Grooming
4 Simulasi Konser
Sumber : [email protected] diakses pada tanggal 20 januari 2017
4. 2 Deskripsi Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi
dann wawancara. Penelitian ini bertempat di UKM Gita Tirtayasa UNTIRTA yang
bertempat digedung PKM B yang berada di kampus UNTIRTA Serang Banten,
namun peneliti memfokuskan objek penelitian pada pelatih, para pengurus dan
anggota, peneliti menyiapkan beberapa pertanyaan untuk pelatih yang mengajar.
Wawancara yang dilakukan secara tertulis dengan daftar pertanyaan
diberikan kepada pelatih untuk menjawab secara langsung. Wawancara dilakukan
Page 91
74
beberapa kali untuk mendapatkan data yang lengkap dan mendalam, serta dilakukan
secara langsung atau tatap muka.
Selain melakukan wawancara mendalam, peneliti juga melakukan observasi
yang cukup lama. Peneliti melakukan observasi terbuka, dalam artian peneliti
melakukan observasi pada pelatih, pengurus, dan anggota dilakukan secara terang –
terangan.
4. 3 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dari hasil penelitian yang dilakukan, terlihat bahwa PSM Gita Tirtayasa
dapat menjadi sebuah saran minat dan bakat khususnya dalam bernyanyi untuk
mahasiswa UNTIRTA. Beberapa alasan yang menjadi latar belakang anggota
mengikuti kegiatan ini adalah karena PSM Gita Tirtayasa dapat menjadi wadah
untuk menyalurkan bakat yang dimiliki selagi mengisi waktu kosong ketika selesai
berkuliah. Para anggota menginginkan kegiatan yang positif dan mendapatkan
banyak ilmu selain ilmu di bangku kuliah, selain menambah ilmu kegiatan ini juga
dapat menambah teman diluar teman satu jurusan yang cukup banyak karena jumlah
anggota PSM yang selalu banyak dan bertambah.
Sebagai bagian dari struktur belajar di kelompok, para anggota dan pengurus
tentu tidak lepas dari pola komunikasi yang mereka bangun. Dalam penelitian ini,
peneliti menemukan beberapa fakta komunikasi yang dilakukan oleh anggota dan
pengurus kepada pelatih dan sesama anggota.
Secara keseluruhan tidak jauh beda dengan pola komunikasi di kelompok
lainnya, namun karena PSM Gita Tirtyasa adalah Unit Kegiatan Mahasiswa yang
seluruh anggotanya adalah mahasiswa aktif kuliah, maka dapat dikatakan kegiatan
Page 92
75
ini bukan menjadi prioritas anggota sebagai mahasiswa. Namun ketika anggota dan
pengurus berada sesi latihan, semuanya fokus untuk membaca materi dan bernyanyi.
Adapun proses latihan yang diberikan pelatih kepada anggota dan pengurus
dilakukan secara baik dan terarah sesuai jadwal. Selanjutnya jika melihat pola
komunikasi yang berlangsung dalam kegiatan tersebut, antara pelatih dan anggota
sudah melakukan komunikasi yang efektif dan efisien untuk melangsungkan
kegiatan tersebut, walaupun terdapat beberapa hambatan yang sering terjadi pada
anggota, yaitu ketika tugas – tugas kuliah banyak maka anggota melalaikan tugas
PSM yaitu latihan tepat waktu dan juga ketika hari libur kuliah yang harusnya tetap
latihan tetapi anggota lebih memilih pulang ( hambatan geografis ) dan hambatan
non teknis ( gangguan lingkungan, psikologi dan faktor kemampuan dasar ),
hambatan tersebut diatas masih bisa diatasi dengan cara evaluasi.
Jadi, dikatakan pola komunikasi tersebut berjalan cukup efektif, indikasi ini
dilihat pada proses penyampaian ( teori ) hal tersebut terjadi ketika seseorang pelatih
menyampaikan sebuah materi. Sebelum menyampaikan materi lagu, pelatih terlebih
dahulu merencanakan pesan dan materi lagu yang akan diberikan kepada anggota
dan mengajarkan nya secara baik agar terjadi kesamaan makna dan arti.
Dikatakan efisien indikasi ini terjadi pada proses latihan/ praktek, ketika
terdapat beberapa anggota yang tidak mengerti dan belum bisa bernyanyi,
disebabkan oleh anggota tersebut belum menguasai materi lagu.
Oleh sebab itu, seorang pelatih memerintahkan kepada anggota yang sudah
mengerti untuk mengajarkan kepada anggota yg belum bisa. Dengan begitu proses
latihan menjadi efisien.
Page 93
76
Suatu proses komunikasi akan berhasil jika terjadi perubahan pada diri
komunikan. Dalam hal ini peneliti menemukan suatu perubahan pada diri
komunikan, baik dari dampak kognitif, afektif dan behavioral.37
Dampak kognitif yang timbul pada diri komunikan, menyebabkan
komunikan menjadi tahu bagaimana bernyanyi yang baik dan membaca partitur
secara benar. Dampak afektif yang timbul yang timbul pada diri komunikan
membuat komunikan memanfaatkan ilmu yang baik untuk kepentingan diri mereka
dan orang lain. Contohnya ketika anggota dapat menguasai materi lagu dan
bernyanyi dengan baik dan mengajarkan kepada anggota yang belum bisa atau tidak
mengerti.38
Proses latihan yang terjadi pada PSM Gita Tirtayasa merupakan suatu
komunikasi tatap muka (face to face). Komunikasi di PSM Gita Tirtayasa
mempunyai ciri – ciri komunikasi kelompok, jika dilihat dari segi sasaran dan
situasi. Ciri – ciri tersebut adalah :
1. Proses komunikasi hal mana pesan – pesan yang disampaikan oleh seseorang
pembicara pada khalayak dalam jumlah yang lebih banyak pada tatap muka.
Hal tersebut menunjukkan adanya seorang pembicara, dalam hal ini adalah
pelatih yang menjelaskan kepada anggota dengan jumlah yang besar.
2. Komunikasi berlangsung continue. Hal ini sesuai dengan program suatu
latihan PSM Gita Tirtayasa yang mempunyai jadwal latihan yang
berlangsung terus – menerus.
37
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi [Edisi Revisi], (Bandung: Remaja Eosdakarya, 2007) 38
Ibid
Page 94
77
3. Pesan yang disampaikan terencana ( dipersiapkan ) dan bukan spontanitas
untuk segmen khalayak tertentu. Maksud dari ciri ini adalah seorang
komunikator atau pembicara ( dalam hal ini seorang pelatih ) harus
mempunyai program yang terencana atau sudah disiapkan sebelumnya.
Bukan suatu spotanitas, karena hal tersebut harus dipertanggung jawabkan
oleh komunikator terhadap materi lagu yang diberikan.
Salah satu bentuk kegiatan komunikasi kelompok kecil indikasi ini terlihat
ketika komunikator menyampaikan pesannya kepada komunikan yang jumlahnya
lebih dari tiga orang atau lebih kemudian komunikator menunjukan pesannya berupa
bentuk pikiran bukan perasaan komunikan. Dalam hal ini setelah komunikator
menyampaikan pesannya kepada komunikan maka timbulah beberapa pertanyaan
yang diajukan oleh komunikan ketika mereka tidak paham mengenai hal – hal yang
disampaikan komunikator dan ketika itu komunikator bisa merubah bentuk
komunikasi tersebut dengan komunikasi interpersonal.
Dalam proses latihan pada kegiatan ini memenuhi unsur – unsur komunikasi,
yakni unsur – unsur tersebut adalah :
1. Komunikator ( pelatih ) sebagai pengirim pesan atau sumber informasi
2. Pesan (message) merupakan alat komunikasi dalam bentuk verbal berupa
suara, lambing, bahasa tulisan dan bahasa lisan.
3. Penerima pesan (komunikan) merupakan orang yang ditinju oleh
komunikator untuk menyampaikan pesannya agar orang yang dituju tersebut
mengerti atau paham maksud dan isi pesan yang disampaikan oleh
komunikator;
Page 95
78
4. Saluran komunikasi ( media ) merupakan saluran penyampaian pesan kepada
komunikan. Komunikator menyampaikan pesannya melalui sebuah alat atau
media berupa piano, partitur, garpu tala dan lain sebagainya.
5. Efek komunikasi, merupakan pengaruh yang ditimbulkan pesan komunikator
kepada komunikan. Efek yang diharapkan komunikator kepada komunikan
yaitu efek konatif, dimana komunikator harus mampu merubah komunikan
untuk sebuah tingkah laku yang membuat seseorang bertindak melakukan
sesuatu.39
4. 3. 1 Komunikasi Kelompok dalam PSM Gita Tirtayasa
Komunikasi memiliki peran penting dalam berbagai aspek kehidupan social,
termasuk dalam kelompok, selain sebagai penghubung komunikator dan komunikan
untuk saling bertukar pesan dan makna, komunikasi juga berperan penting untuk
menyatukan perbedaan diantara dua pihak dalam sebuah kelompok.
Deddy mulyana dalam buku komunikasi suatu pengantar menerjemahkan
komunikasi kelompok sebagai komunikasi yang terjalin diantara sekumpulan orang
yang punya tujuan bersama. Komunikasi kelompok ditandai dengan adanya rasa
saling ketergantungan atau saling membutuhkan, mengenal satu sama lain dengan
baik dan nyaman, saling bertatap muka, dan mengundang setiap anggota sebagai
bagian dari kelompok tersebut, walaupun setiap anggota memiliki perannya masing
–masing. Umpan balik dari seorang peserta dalam kelompok dengan sendirinya
melibatkan juga komunikasi antarpribadi. Oleh sebab itu, komunikasi dalam
kelompok sangat berperan besar dalam menjaga kelangsungan kelompok.
39
Mulyana, Deddy Prof., Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007
Page 96
79
Besarnya pengaruh komunikasi juga disadari kelompok PSM Gita Tirtayasa.
Oleh karena itu, mereka selalu berusaha untuk menjaga pola komunikasi agar
maksud maksud dan tujuan masing – masing anggota dapat tersampaikan. Dengan
begitu, maka komitmen dari kelompokn PSM Gita Tirtayasa dapat terjaga dengan
baik.
Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan, peneliti menemukan fakta bahwa
PSM Gita Tirtayasa selalu berussaha mencari upaya – upaya untuk mempertahankan
kelompok dengan mencari solusi ketika terjadi hambatan – hambatan. Salah satunya
ketika ada beberapa anggota yang memiliki masalah internal dan juga memiliki
masalah dengan perkuliahan, sehingga tidak dapat mengikuti kegiatan PSM Gita
Tirtayasa, maka disitulah peran dari pengurus dan pelatih, serta anggota lain untuk
mengingatkan kepada anggota tersebut dengan cara memberikan pilihan – pilihan
solusi agar anggota tersebut tetap mengikuti kegiatan tanpa mengurangi intensitas
anggota dalam menjalankan kewajibannya sebagai mahasiswa.
4. 3. 2 Pola Komunikasi PSM Gita Tirtayasa
POLA BINTANG
Pola bintang adalah pola yang sangat cocok bagi PSM Gita Tirtayasa, karena
pada jaringan ini disebut juga jaringan komunikasi semua saluran / all channel,
sehingga setiap anggota dapat berkomunikasi dan melalukan timbal balik dengan
Page 97
80
semua anggota. Setiap anggota berhak mengutarakan pendapatnya baik didalam
forum maupun diluar forum secara pribadi, karena kelompok ini mengatasi masalah
dengan membicarakan terlebih dahulu.
Seperti yang dikatakan sumanto :
“Bisanya saya komunikasiin secara pribadi kalau saya ada unek – unek atau
pendapat nanti disampein ke publik sama pengurus,tapi kalau lagi ada forum
saya biasanya ngomong juga kok, yang penting gak miskom jadi kalau mau
apa – apa saya omongin pokoknya.”40
Apabila secara pribadi tidak dapat menyelesaikan masalah maka akan dilemparkan
ke forum, dengan demikian komunikasi di dalam PSM Gita Tirtayasa adalah
komunikasi ke segala arah
Ketika terjadi masalah didalam PSM Gita Tirtayasa vicky mengatakan :
“Oooh buat abang pribadi abang gak masalah banget put… mereka mau
kuliah dari pagi sampe pagi lagi, atau apapun itu yang penting mah satu
“sadar diri” ngerti kan maksudnya? Udah mahasiswa udah gak pantes
dibilangin tugas itu dikerjain jam berapa aja, kapan harus ngerjain tugas dan
kapan harus fokus latihan,nah masalahnya banyak yang gak sadar diri, ketika
kuliah padat masih sempet nunda2 tugas buat ke mall makan siang atau
karaokean nah giliran udah malem baru deh ngerasain tugas banyak dan gak
40
Lampiran Hal. 21
Page 98
81
mungkin dikerjain habis latihan akhirnya ngorbanin latihan yang cuma 3 jam
itu padahal bisa habis kuliah langsung ngerjain, maksud abang tuh yang lain
bisa kenapa kamu gak bisa?kan kaya gitu berarti ada yang salah sama
management waktunya kan put?? Abang segini mah sabar kalau kalian
dating setelah gak latihan – latihan gak abang tegor, nah di padus lain mah
kaya gitu udah di babat abis kali.. abang aja yang kerja dari pagi di Jakarta
sama tangerang masih bisa nyempetin buat ngelatih ke serang nah temen –
temen masa gak bisa sih itu yang abang heran banget sih. Untung gak semua
anak kaya gitu, kalau kaya gitu mah udah gakan ada yang latihan kali,
hahaha.. “41
4. 3. 3 Faktor – Faktor Pendukung
1. Sarana
Sarana merupakan faktor pendukung yang sangat penting dalam
melaksanakan kegiatan PSM Gita Tirtayasa, karena sarana merupakan alat
atau media dalam melakukan komunikasi, sarana – sarana yang terdapat di
PSM Gita Tirtayasa cukup memadai dan telah memenuhi kebutuhan sebagai
salah satu pendukung komunikasi. Hal ini dapat dibuktikan dari tabel
dibawah ini :
Tabel 4.2
NO SARANA JUMLAH KETERANGAN
1 Piano Elektrik 1 Mendukung
41
Lampiran Hal 10
Page 99
82
2 Mic Condensor 16 Mendukung
3 Kostum wisuda dan batik 120 Mendukung
4 Komputer 1 Mendukung
5 Printer 1 Mendukung
6 Keyboard 2 Mendukung
7 White Board 1 Mendukung
Sumber : [email protected] diakses pada tanggal 20 januari 2017
Tabel diatas menjelaskan bahwa sarana yang tersedia dapat mendukung jalannya
proses latihan dan pertunjukan dalam program kegiatan PSM Gita Tirtayasa di
UNTIRTA
Seperti yang dikatakan Diqy yaitu :
“ Seperti yang saya bilang tadi teh, kalau sarana Alhamdulillah ukm kita mah
lumayan diperhatikan sama rektorat, kita ngajuin piano dapet piano
walaupun di simpen di ruang pembina kita Pak Agustiar, soalnya kan pkm
kita sempit gak muat pianonya dan gak mungkin ditaro di pkm b, soalnya
kan itu juga nanti dimaenin sama orang – orang. Selebihnya sih tercukupi
semua palingan ya itu tadi, ruangan latihan yang belum ada sama pkm kita
terlalu kecil buat orang sebanyak ini. Itu aja…”42
42
Lampiran Hal. 4
Page 100
83
2. Faktor Lingkungan
Yang dimaksud dengan faktor lingkungan disini adalah faktor situasi
yang tidak bising dari suara – suara dari UKM lain yang dapat menggangu
konsentrasi anggota dalam latihan sehingga dapat menciptakan suasana yang
kondusif, maka hal itu dapat mendukung terjadinya kegiatan proses latihan.
Selain itu faktor anggota lain dan kemauan belajar partitur dan materi lagu
dari diri sendiri dapat mempengaruhi jalannya proses penyampaian materi
karena situasi yang kondusif dapat terbentuk dari faktor tersebut, jika situasi
kondusif sudah terbentuk maka proses akan berjalan denan baik43
3. Faktor kemampuan dasar
Faktor ini dapat menjadi pendukung terlaksananya komunikasi yang
baik, faktor ini terdapat pada anggota yang mempunyai skill bernyanyi dan
membaca notasi dengan baik.
Vicky berkata bahwa :
“Nah makanya itu latihan, itu fungsi sesungguhnya dari latihan..bukan
sekedar mejeng atau karena takut diomelin kalau gak latihan, tapi karena
memang benar – benar sadar kalau saya masing banyak kurangnya, berarti
saya harus latihan lagi, saya harus latihan lebih keras dari yang lainnya, kan
sudah ada jadwal – jawdal yang dikasih, kalau emang masih gak bisa ya
latihan diluar jam latihan sama senior. Soalnya skill itu bisa di asah, percaya
43
Ibid
Page 101
84
deh sama abang asal ada kemauan sama ulet aja kalau usahanya cuma segitu
ya dapetnya juga cuma segitu”44
4.3. 3 Hambatan Kelompok
Kelompok PSM Gita Tirtayasa ini memiliki kegiatan yang cukup padat,
kegiatan didalam internal PSM itu sendiri sudah sangat banyak seperti mengadakan
lomba paduan suara,mengadakan konser, mengadakan workshop, mengikuti lomba
paduan suara tingkat regional maupun nasional. Selain itu juga PSM tidak hanya
bertugas dalam mengisi acara – acara di kampus seperti wisuda, dies natalis,
kegiatan - kegiatan fakultas dan jurusan, tetapi juga mengisi acara diluar kampus
seperti bernyanyi di acara partai, acara pemerintahan, upacara hari nasional, dan
juga mengisi di acara komunitas atau organisasi – organisasi besar lainnya. Karena
banyaknya kegiatan yang dijalankan PSM Gita Tirtayasa, maka menuntut anggota
untuk lebih meluangkan waktu pada PSM, tetapi hal ini menjadikan anggota
kesulitan membagi waktu antara kuliah dan kegiatan PSM.
Pada tahapan encoding dan decoding dalam proses komunikasi memerlukan
kepekaan dan kemampuan dalam kecakapan mental dan panca indera oleh karena
hambatan manusiawi dipandang sebagai factor utama dalam komunikasi, karena
hambatan ini tidak pernah bisa dihilangkan dan sangat sulit dikurangi frekuensinya.
Hambatan dalam proses komunikasi dimulai dari pengirim pesan, misalnya
pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau mengirim pesan, hal ini
dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.
44
Lampiran Hal. 13
Page 102
85
Hal yang tidak pernah luput dari proses interaksi yaitu hambatan komunikasi
yang dimana dapat menjadi penggangu serta penghalang saat kita melakukan
interaksi. Banyak hambatan yang pasti dilalui oleh anggota dan pengurus.
Banyak hal yang bisa menghambat untuk terjadinya komunikasi yang efektif.
Effendi ( 2000 ), berikut hambatan yang terdapat di PSM Gita Tirtayasa, antara lain
:45
1. Hambatan psikologis
Hambatan psikologis terjadi seringkali disebabkan karena persoalan -
persoalan individu. Misalnya saat latihan tidak semua materi lagu dapat dipahami
oleh seluruh anggota terutama anggota yang kurang mengungkap materi lagu.
Seperti yang dijelaskan oleh diqy selaku ketua PSM Gita Tirtayasa :
“ Nah itu dia gunanya latihan, kan sebelum manggung itu ada latihan disitu
deh dari yang mulai gak bisa jadi bisa dan jadi bagus, inimah minder itu tuh
belum karena mental nya belum kuat.. padahal kita latihan kan supaya bisa,
biasanya juga yang masih belum paham disesi latihan dipersilahkan latihan
lagi diluar jam latihan, biar bisa pas laihan.”46
Di PSM Gita Tirtayasa sendiri hambatan psikologis misalnya saat
latihan tidak semua dapat mengerti notasi – notasi lagu pada partitur tersebut,
45
Ahmad Sihabudin dan Rahmi Winingsih. 2012. Komunikasi Antar Manusia. Serang :
Pustaka Getok Tular 46 Lampiran wawancara Hal. 1
Page 103
86
sehingga pelatih sendiri disini sangat sabar dapat mengajarkan anggota di
PSM Gita Tirtayasa dimana banyak berbagai macam karakter dari masing –
masing siswa.
2. Hambatan Fisik
Hambatan fisik disebabkan karena kondisi geografis, misalnya jarak
yang jauh, sehingga sulit dicapai, transportasi dan semacamnya. Dalam
komunikasi antar manusia, hambatan fisik dapat juga sebagai gangguan organik,
yakni tidak berfungsinya salah satu panca indera penerima pesan.
Hambatan Geografis yang saya temukan di PSM Gita Tirtayasa yaitu
tidak semua anggota PSM yang berdomisili di Serang, dan mereka biasanya
pulang pada hari sabtu dan minggu ketika perkuliahan libur, biasanya pengurus
sigap dalam mengatasi hal ini dengan bertanya kepada teman – teman apakah
memiliki urusan yang penting dengan keluarga atau hanya ingin pulang,jika ada
urusan keluarga maka pengurus dan pelatih mengijinkan untuk pulang dan
apabila tidak ada hal penting maka dianjurkan untuk tidak pulang, karena
biasanya latihan sabtu minggu itu hanya latihan tambahan dan tidak bersifat terus
menerus.
Alan Mengatakan :
“Nah itu kaya masalah aku juga teh, sebagai anggota yang domisilinya di
TNG aku ngerasain banget sih gimana rasanya pengen pulang, apalagi ortu
yang nyuruh pulang, pasti aku juga ngerasa baper pengen pulang banget
Page 104
87
soalnya uang juga udah pas – pasan banget kalau udVah jumat. Eeemm
pokoknya problemnya banyak deh tapi karena latihan weekend tuh pasti
karena mau ada even atau lomba jadi ya tau diri aja gak pulang dulu minggu
ini terus minggu depannya baru pulang atau ijin pulang ya pinter – pinter aja
lah,heheee..”47
3. Hambatan Budaya
Hambatan budaya merupakan gangguan yang terjadi disebabkan karena
adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai – nilai dianut oleh pihak –pihak
terlihat dalam komunikasi. Pada negara sedang berkembang, masyarakatnya
cenderung menerima informasi dari sumber yang banyak memiliki kesamaan
dengan dirinya, seperti bahasa, agama, dan kebiasaan – kebiasaan lainnya.
Hambatan budaya yang sangat terlihat disini, yang terjadi karena adanya
perbedaam norma, kebiasaan dan nilai – nilai. Karena di PSM Gita Tirtayasa
merupan Unit kegiatan mahasiswa dari berbagai macam jurusan dan berbagai
macam daerah, cara berkomunikasi anggota dari serang berbeda dengan anggota
dari tangerang, terkadang itu yang membuat terjadinya salah paham, namun
karena intensitas latihan membuat sedikit demi sedikit kecanggungan tersebut
hilang seiring berjalannya waktu.
47 Lampiran wawancara Hal. 19
Page 105
88
4. 3. 4 Upaya Mengatasi Hambatan
Komunikasi yang efektif tergantung pada kualitas dari proses komunikasi
baik pada tingkat individu maupun kelompok. Komunikasi yang efektif terjadi
apabila perilaku komunikan sesuai dengan yang diinginkan komunikator.
Banyaknya hambatan dari proses penyampaian atau penerimaa pesan akan
menimbulkan perilaku yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, bila mengalami
hambatan dalam berkomunikasi maka haruslah berusaha mengatasi hambatan
tersebut dengan cara :
a. Menggunakan media/ alat bantu atau mengambil translatter
PSM Gita tirtayasa memili akun sosial media yang cukup banyak sehingga
seluruh Informasi yang diberikan oleh pengurus perihal kegiatan – kegiatan
ataupun informasi seputar kampus diberikan di akun tersebut, akun – akun
tersebut dapat menjadi media informasi utama bagi anggota dan juga dapat
menjadi media promosi untuk memperkenalkan apa saja kegiatan PSM didalam
maupun luar kampus.
b. Pemimpin akan melakukan cross check terhadap berita tersebut
Seperti yang dikatakan oleh ahmad asyidiqi bahwa ketika PSM Gita
Tirtayasa kehilangan salah satu anggota dikarenakan mengundurkan diri, maka
sebagai ketua dalam kelompok tersebut, ia membertitahukan orang tersebut
untuk tidak tergesa – gesa dalam mengambil keputusan dan dipikirkan dengan
matang hingga mendapat solusi terbaik atas permasalahannya.
c. Meningkatkan umpan balik
Page 106
89
Meningkatkan umpan balik, kesalahpahaman yang terjadi antara seluruh
anggota dapat dikurangi apabila proses umpan balik dapat dilakukan dengan
baik dan menghilangkan kesalahpahaman. Mekanisme umpan balik dalam
kelompok sama pentingnya dengan komunikasi antar pribadi
d. Empati
Empati pada dasarnya merupakan komunikasi juga, pengurus sebagai
komunikator harus dapat memposisikan diri sebagai penerima segala bentuk
keluhan dan cerita dari seluruh anggota .
e. Pengulangan
hal ini dapat membantu pendengaran dan mengiterpretasikan pesan yang
tidak terdengar, terutama ketika latihan banyak noise yang datang dan pergi
dengan memberikan pengulangan maka pesan yang tersampaikan akan semakin
efektif.
f. Pengaturan waktu yang tepat
Agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik, maka harus
memilih waktu yang tepat disaat semua pihak bisa mendengarnya. Biasanya
diskusi atau evaluasi dilakukan ketika setelah latihan atau setelah selesai
berkegiatan, maka disaat itulah waktu yang tepat untuk menyampaikan pesan.
Memperbaiki komunikasi dalam kelompok berkaitan dengan melakukan
proses yang akurat melalui penyandiam, penyampaian pesan, penguraian, dan
umpan balik pada tingkat kelompok, menciptakan dan memonitor masalah dengan
efektif. Sehingga kedepannya permasalahan yang tentunya mumbuat suasana tidak
Page 107
90
nyaman dan kondusif dapat segera terselesaikan. Point – point yang dapat
disimpulkan dari upaya dalam mengatasi hambatan – hambatan tersebut adalah :
Page 108
91
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan Hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat
menimpulkan bahwa komunikasi kelompok terbukti memberikan peran besar dalam
membangun komitmen kelompok PSM Gita Tirtayasa. Intensitas komunikasi yang
tinggi membuat hubungan antaranggota menjadi semakin erat. Selanjutnya peneliti
menyimpulkan beberapa poin, berikut penjelasannya :
1) PSM Gita Tirtayasa menggunakan Pola komunikasi jaringan berbentuk
bintang pola yang sangat cocok bagi PSM Gita Tirtayasa, karena pada
jaringan ini disebut juga jaringan komunikasi semua saluran / all channel,
sehingga setiap anggota dapat berkomunikasi dan melalukan timbal balik
dengan semua anggota. Setiap anggota berhak mengutarakan pendapatnya
baik didalam forum maupun diluar forum secara pribadi, karena kelompok
ini mengatasi masalah dengan membicarakan terlebih dahulu.
2) Faktor Pendukung kegiatan PSM Gita Tirtayasa adalah sarana prasarana
yang memadai, dilihat dari banyaknya jumlah alat – alat penunjang latihan
dan pentas yang membuat kegiatannya berjalan lancar. Kemudian terjalinnya
komunikasi yang baik antara PSM Gita Tirtayasa dengan pihak kampus
UNTIRTA dilihat dari dukungan secara moril diberikan oleh pihak kampus
selama ini sebagai dukungan atas prestasi – prestasi dari PSM selama ini.
Page 109
92
3) Faktor – faktor yang menghambat terjadinya komunikasi secara efektif yaitu
adanya faktor Hambatan komunikasi yang terlihat yaitu
1. Faktor lingkungan, hal ini ditandai dengan adanya persoalan didalam
ini yang menyebabkan kurangnya intensitas berkomunikasi, misalnya
ketika ada masalah dan juga ketika tidak dapat menguasai lagu
dengan baik.
2. Faktor Budaya, adanya anggota yang tidak berdomisili di serang atau
sekitar area kampus, menyebabkan banyaknya anggota yang tidak
dapat mengikuti latihan Karena harus memilih pulang ke rumah
masing – masing.
3. Faktor kemampuan diri, Hal ini terlihat dari adanya beberapa anggota
yang belum menguasai
materi dengan baik dari vokal maupun dari teknik paduan suara, hal
tersebut membuat beberapa anggota menjadi takut dan jarang latihan.
4) Memperbaiki komunikasi dalam kelompok berkaitan dengan melakukan
proses yang akurat melalui penyandian, penyampaian pesan, penguraian, dan
umpan balik pada tingkat kelompok, menciptakan dan memonitor masalah
dengan efektif.
Page 110
93
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memiliki beberapa saran yang
sekiranya bisa bermanfaat dikemudian hari bagi anggota maupun akademisi yang
ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai pola komunikasi kelompok. Berikut
ini penjelasanya :
1) Meski pola komunikasi yang terjalin diantara anggota berjalan cukup baik,
tetapi keberlangsungannya harus tetap dijaga, karena sebagai kelompok yang
intens bertemu, pertengkaran atau kesalahpahaman sangat mungkin terjadi,
maka hal ini harus dilakukan demi keberlangsungan kelompok itu sendiri.
2) Hambatan yang ada hendaklah diatasi segera, penyelesaian masalah bukan
dilakukan ketika adanya masalah tersebut tetapi harus sebelum adanya
masalah, apa saja yang sekiranya akan menjadi masalah kedepannya
haruslah segera ditemukan solusinya.
3) Menjaga komitmen itu adalah kewajiban dari masing – masing anggota,
karena dengan menjaga komitmen terhadap suatu hal adalah bentuk
keseriusan setiap orang ketika seseorang tersebut sudah mengambil
keputusan untuk mengikuti kelompok tersebut, maka lama kelamaa akan
timbul rasa memiliki dan rasa tanggung jawab untuk menjaga kelompok
tersebut agar tetap berjalan dengan baik tanpa kehilangan suatu apapun
4) Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu sumber pengetahuan tambahan
dan acuan bagi akademisi yang ingin melakukan penelitian lanjutan baik
mengenai perkembangan komunikasi kelompok dan pola komunikasi.
Page 111
DAFTAR PUSTAKA
Deddy Mulyana., Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. 2007 Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya
Muhammad, Arni, Komunikasi Organisasi. 2001. Jakarta :Bumi Aksara
Rakhmat Jalaludin, psikologi komunikasi, 2000. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Sihabudin, Ahmad dan Winangsih Rahmi. 2012. Komunikasi Antarmanusia , Serang : Pustaka
Getok Tular
Sudarmanto.. Kinerja dan Pengembangan Kompetensi SDM (Teori, Dimensi Pengukuran dan
Implementasi dalam Organisasi). 2009. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Susanto, Phil Astrid S., komunikasi Dalam Teori dan Praktek 1. 1998. Bandung : Bina Cipta,
Stephen P, Robbins,. dan A. Judge, Timothy. Perilaku Organisasi Edisi ke-12, 2008
Jakarta: Salemba Empat.
Uchjana Effendy, Onong, , Spektrum Komunikasi, 1992. Bandung : Mandar Maju
Widjaja, H.A. W, ilmu komunikasi pengantar studi, 2000. Jakarta : Rineka Cipta,
Sumber Lain :
Gita Tirtayasa, PSM. ( [email protected] ). Sejarah PSMGT. Diakses 17 januari 2017
Silabus Training Paduan Suara (TRAPARA) In Campus PSM UIN Jakarta, angkatan INFINITO,
Maret 2013 di Aula Madya lt. 2 UIN Syarif Hidayatullah Jakar
Page 112
LAMPIRAN
WAWANCARA
Page 113
LAMPIRAN 1
Nama : : Ahmad Asyidiqi
Usia : 22 Tahun
Nama Panggilan : Diqi
Jabatan : Ketua
Alamat : Serang
Lokasi dan Waktu : Gedung PKM B UNTIRTA,Pukul 19.00 wib
1. Apa alasan kamu mengikuti UKM PSM Gita Tirtayasa?
Oke, alasan yang paling mendasar kenapa saya ikut ukm gita tirtayasa itu,
karena saya melihat ukm itu sangat menjanjikan pada awalnya, Karena saya
pikir eee…ukm ini hanya ukm bernyanyi tetapi ternyata lebih dari itu,saya
mendapat banyak benefit dan ilmu tentunya dari ukm ini sendiri,itu saja.
2. Apa Saja Tugas Kamu Sebagai Ketua PSM Gita Tirtayasa?
Aduh apa ya?eee,..tugas saya adalah menjalankan kegiatan ukm psm ini dengan
sebaik baiknya, baik internal maupun eksternal kampus. Dan
memastikan,eeeee…seluruh anggota merasa betah disini agar dapat semua
proker bisa terlaksana dan membawa prestasi yang banyak.
3. Dukungan Seperti Apa yang diberikan UNTIRTA terhadap PSM Gita
Tirtayasa?
Page 114
Eee..Kalo dari rektorat khususnya pihak kampus sih banyak banget yah seperti
dana terus inventaris kaya alat – alat mic sampe piano, apalagi kalau kita juara
kompetisi, pasti kita dipanggil sama pihak kampus malahan itu tuh suka di
umumin pas apel di lapangan habis itu foto – foto sama pak rektor,heheheee…
4. Adakah Hambatan – hambatan yang kamu terima selama menjabat
menjadi ketua?
Hambatannya juga banyak teh..kadang – kadang kita gak ada dana buat
berangkat kompetisi sampe ngamen itu tuh di alun – alun atau pasar lama,
soalnya kan teteh tau sendiri kita mah ramean kalau berangkat kemana – kemana
juga itu tuh uang nya gede, terus juga dari anggotanya yang suka bikin kesel gitu
tuh teh kalau gak latihan atau ijin – ijin padahal kan sengaja latihannya malem –
malem juga dibuat karna kan biar yang kuliah udah pada pulang itu tuh, tapi
tetep aja ada yang dating padahal latihan full team tuh penting banget apalagi
kalau mau kompetisi,istilahnya tuh udah gak usah lu pikirin yang lain dulu ini
susah susah bisa lolos buat kompetisi eh malah males – malesan jadi suka kesel
itu tuh teh apalagi yang pulang – pulang ke rumah, suka greget kaya belum
ngerti gitu tugas nya masih banyak,heheeheee…
5. bagaimana cara kamu mengatasi anggota yang jarang datang dan latihan
karena tidak bisa menguasai lagu atau koreo ?
Nah itu dia gunanya latihan, kan sebelum manggung itu ada latihan disitu deh
dari yang mulai gak bisa jadi bisa dan jadi bagus, inimah minder itu tuh belum
Page 115
karena mental nya belum kuat.. padahal kita latihan kan supaya bisa, biasanya
juga yang masih belum paham disesi latihan dipersilahkan latihan lagi diluar
jam latihan, biar bisa pas laihan.
6. Bagaimna cara kamu mengatasi anggota yang tidak latihan karena jadwal
kuliahnya padat?
Itu mah semua termasuk saya juga sama dong, kalau mau ngomong masalah
kuliah mah semua juga sama kan belajar juga punya tugas juga punya kewajiban
juga, jadi biasanya sih yang kaya gitu kesadaran masing – masing, palingan
kalau say amah nanya apa tugasnya banyak sampai gak bisa luangin waktu 3
jam latihan? Kan habis latihan juga bisa ngerjain lagi. Tapi eee…ya kalau
bener2 penting kaya uas atau uts mah dimaklumin kok.
7. Bagaimana cara kamu mengatasi anggota yang mengikuti kegiatan kampus
lainnya?
Nah itu juga suka jadi masalah sih..soalnya kan di PSM aja udah nyita waktu
banyak banget yah latihan malem paginya kuliah kalau kaya gitu
mmm…biasanya mmm..saya suruh dia milih yang lebih penting yang diduluin
gitu tuh. Misalnya ikut PSM sama BEM, nah pas BEM ada kegiatan proker kaya
bikin acara gitu dia harus bisa tau dia di PSM kaya apa, missal PSM nya juga
lagi latihan lomba berarti dia di BEM jangan jadi panitia yang penting panitia
yang biasa – biasa aja jadi masih bisa fleksibel ke PSM dl latihan baru ke BEM.
Tapi kalau dua – duanya sama – sama di event penting saya pasti nyuruh dia
Page 116
milih dan Alhamdulillah sih selama ini Cuma 1 atau 2 orang yang lebih milih
kegiatan lain disbanding PSM.
8. Bagaimana dengan ketersediaan sarana pendukung di PSM Gita Tirtayasa
?
Seperti yang saya bilang tadi teh, kalau sarana Alhamdulillah ukm kita mah
lumayan diperhatikan sama rektorat, kita ngajuin piano dapet piano walaupun di
simpen di ruang pembina kita Pak Agustiar, soalnya kan pkm kita sempit gak
muat pianonya dan gak mungkin ditaro di pkm b, soalnya kan itu juga nanti
dimaenin sama orang – orang. Selebihnya sih tercukupi semua palingan ya itu
tadi, ruangan latihan yang belum ada sama pkm kita terlalu kecil buat orang
sebanyak ini. Itu aja…
9. Bagaimana kamu mengahadapi anggota yang tidak berdomisili di Serang
dan pulang pada hari sabtu minggu sedangkan pada hari itu ada latihan
paduan suara?
Itu yang kaya saya bilang tadi, harus dari kesadaran masing – masing orang,
makanya perlu banget ada komitmen dari temen – temen pas masuk PSM karena
kaya gini nantinya, ibaratnya kalau orang yang udah cinta pasti dia gak mau
kehilangan orang itu dan mau ketemu terus sama orang itu, nah itu tuh yang lagi
mau kita terrapin ke masing masing orang,eeee….kalau rasa memiliki udah
timbul pasti dengan sendirinya dia ikhlas jalanin waktu yang harusnya dia
pulang tapi dia di PSM. Menumbuhkan rasa yang kaya gitu yang masih harus
Page 117
sama – sama di ajarin,mmmm biar kalau mau pulang inget dulu PSM atau
seenggaknya dirumahpun dia latihan sendiri. Kalau ditanya posisi dari saya
sebagai ketua pasti semua itu balik lagi ke komunikasi ke temen – temen secara
pribadi, bicarain dulu biar dapet solusinya gitu.
10. Bagaimana cara kamu dalam menjaga kekompakan anggota PSM?
Caranya gimana?mmm caranya harus bikin diri sendiri dulu nyaman di PSM
baru bisa ngajak orang lain nyaman, terus juga kita harus deket sama yang laen
buat Cuma dilatihan habis itu kelar, tapi ya latihan habis latihan ngbrol, main
bareng, curhat bareng biar makin deket secara personal juga.tapi biasanya kita
sebagai pengurus ngadain semacam training camp terus gathering atau jalan –
jalan bareng biar makin akrab bareng – bareng tapi sebenernya sih dengan kita
ngerjain acara bareng – bareng atau latihan intensif juga udah bikin kita deket
sih..caranya banyak kalau untuk yang baik – baik mah yang penting kalau udah
deket banget jangan sampe berantem itu yang paling kita takutin kalau udah
deket banget kan malahan suka berantem.
11. Apakah Kegiatan PSM Gita Tirtayasa mengganggu jadwal kuliah ?
Tergantung sih..kalau ganggu jadwalnya sih nggak karena latihannya malem
tapi kalau lagi sebelum uts atau uas kan suka ada tugas numpuk nah itu yang
bikin anak – anak gak latihan tuh itu tuh teh.. makanya kadang suka kita pikirin
juga jadwal latihan sama jadwal kuliah yang penting – penting jangan sampai
mengganggu kedua duanya, kadang juga dipikirin buat temen – temen yang
Page 118
kuliah di kampus teknik atau kampus ciwaru gimana enaknya jadwalnya dan
biasanya sih ketemu aja solusinya. Asal positif aja sih teh pikirannya jangan
dibikin susah kan kita mau seneng – seneng ya di PSM bukan malah jadi beban
pikiran.hhehehee….
12. Bagaimana cara kamu menyikapi anggota yang ingin mengundurkan diri?
Waduh kalau itu mah kita cecer banget istilahnya..kita tanyain baik – baik
kenapa kok sampe bisa mau ngundurin diri secara resmi? Apa yang jadi
masalah, sebenernya udah pernah ada dan asalannya yaitu karena orang tua tidak
mengizinkan..sekarang kalau kaya gitu bisa apa kita?kembaliin lagi ke masing –
masing orang. Kalau dia udah nyaman di PSM pasti dia juga balik lagi karena
semua orang punya masalah yang beda – beda.
13. bagaimana cara kamu menjaga komitmen anggota ?
Karena udah mahasiswa kita harus sama – sama saling ngingetin, ketika kita
udah pilih UKM ini, kita harus yakin kita bisa ngelakuin kegiatannya dan kita
harus bertanggung jawab sama apa yang sudah kita pilih,eeeee.. jangan pernah
eee..apa ya? Kaya anak kecil gitu habis milih maenan itu kalau udah beres
mainan yauda gak dimainenin lagi padahal dari awal udah mau banget sama
maenan itu.yakin deh kalau udah bisa tanggung jawab sama apa yang kita pilih
kesananya juga pasti komitmen itu ada.
14. Apa harapan kamu terhadap PSM Gita Tirtayasa?
Page 119
Harapannya supaya lebih baik lagi,mmmm… lebih maju dan bisa dikenal di luar
Banten,karena masih banyak yang gak tau Serang itu dimana?? Emang ada
paduan suara dari serang??bahkan ada yang gak tau UNTIRTA. Makanya kita
juga bawa misi besar buat bawa nama kampus biar dikenal lagi. Gitu aja sih…
Page 120
LAMPIRAN 2
Nama : : Fakhri Jati Kusuma
Usia : 22 Tahun
Nama Panggilan : Fakhri
Jabatan : Wakil Ketua
Alamat : Griya Permata Asri Blok C 10 NO. 4
Kec. Cipocok jaya kota serang
Lokasi dan Waktu : Gedung PKM B UNTIRTA,Pukul 19.015 wib
1. Apa alasan kamu mengikuti UKM PSM Gita Tirtayasa?
Alasannya?simple aja sih..karena saya suka bernyanyi, dan saya suka ngasah
bakat saya daridulu ikutan eskul macem – macem, tadinya juga mau ikut UKM
lain selain PSM tapi ternyata udah nyaman duluan sama PSM karena daridulu
saya mau bisa baca not balok dan sekarang sudah bisa walaupun belum
sempurna.yaa…begitu.
2. Apa Saja Tugas Kamu Sebagai Wakil Ketua PSM Gita Tirtayasa?
Seperti namanya ya “wakil” yaitu mewakili atau mendampingi ketua dalam
menjalankan tugasnya dan apabila ketua tidak ada saya menggantikan, kalau
tugas di PSM sebenernya sih sama aja sama UKM lain menjalankan program
Page 121
kerja yang udah dibuat tapi di PSM Cuma bedanya disini kita ada latihan, ada
kompetisi dan lomba – lomba antar fakultas yang kita buat di UNTIRTA.
3. Dukungan Seperti Apa yang diberikan UNTIRTA terhadap PSM Gita
Tirtayasa?
Dukungan finansial dan dukungan moril, karena PSM kan UKM yang cukup
dikenal di UNTIRTA karena cuup sering dipanggil pihak kampus untuk mengisi
acara protocol kampus ataupun acara acara lainnya.eee…kalau ditanya selama
ini pihak kampus mendukung sepenuhnya tidak?akan saya jawab mendukung
tetapi ketika ada acara seperti konser yang kita buat diluar kampus seperti
dijakarta,eeeee…..masih kurang tetapi itu mungkin karena jadwal bapak dan ibu
yang tidak memungkinkan untuk menghadiri konser kami.heheheee…….
4. Apa saja kegiatan di PSM Gita Tirtayasa?
Kegiatannya banyak banget ka..Latihan, Kompetisi,mmmm nyanyi di acara
internal dan eksternal kampus,mmmm…di acara partai atau komunitas lainnya,
dan bikin proker sendiri juga seperti Lomba padus antar fakultas, ikut kompetisi
paduan suara,bikin konser internal dan tahunan.
5. Adakah Hambatan – hambatan yang kamu terima selama menjabat
menjadi ketua?
Pasti ada ka.. hambatannya kalau bentrok sama kuliah sama acara keluarga,terus
juga kalau gak bisa ikut acara PSM karena urusan mendadak, dan kalau
orangtua mulai bawel karena latihan terus sampai malem..tapi yang kaya gitu
Page 122
mah dijadiin penyemangat aja soalnya hambatan kan pasti ada tapi gimana ini,
selama ini yang saya lihat sih belum ada yang sampe parah gitu gara – gara
masalah – masalah pribadi ataupun kelompok.heheee…..
6. Bagaimna cara kamu mengatasi anggota yang tidak latihan karena jadwal
kuliahnya padat?
Dibicarain dan di lakuin, biasanya anak – anak suka riweuh duluan aja tapi gak
ada solusi, nah disini pengurus ngasih solusi kalau emang tugasnya gak bisa
dibawa ketempat latihan yauda dippersilahkan ngerjain tugas tapi dengan
catatan harus bisa nguasain lagu yang dilatih pas dia gak ada..
7. Bagaimana cara kamu mengatasi anggota yang mengikuti kegiatan kampus
lainnya?
Gapapa… selama dia bertanggung jawab, ya kalau bisa bagi waktu mah sok sok
aja say amah, Cuma ketika dia lebih banyak waktu ke yang lain ya akan saya
tegor,gitu aja sih.. soalnya kita kan gak bisa ngelarang dia mau ikut kegiatan lain
tapi kan semua itu masih bisa dibicarain lagi ya gak?heheeeee
8. bagaimana cara kamu mengatasi anggota yang jarang datang dan latihan?
Ditegor lah…kenapa gak latihan?emang nya gampang apa datang ketika lagu
udah dilatih jauh?jangan manja… harus bisa bersolusi sendiri. Karena ini kan
demi PSM yang lebih baik jadi harus rela berkorban kalau Cuma alasan – alasan
sepele masih bisa ditangani ya bersolusi sendiri.
Page 123
9. Bagaimana kamu mengahadapi anggota yang tidak berdomisili di Serang
dan pulang pada hari sabtu minggu sedangkan pada hari itu ada latihan
paduan suara?
Banyak juga sih yang rumahnya di Jabodetabek,mmmm….tapi ya justru mereka
yang saya lihat jarang pulang dan malahan selalu latihan, kadang – kadang jarak
itu gak menentukan sejauh mana dia setia atau gak sama UKM, malah yang
deket – deket yang suka ngilang, hmmm…..
10. Bagaimana cara kamu dalam menjaga kekompakan anggota PSM?
Kalau punya masalah pribadi satu dengan yang lain ya dibicarain jangan
dipendem, kalau ada masalah kelompok juga jangan sampai mengganggu latihan
dan biasanya kita bikin forum, terus juga kita biasa ngeluarin unek – unek kita di
forum, sama kita biasanya ngadain jalan – jalan dan gathering gitu…supaya
makin deket. Tahun baruan bareng juga….
11. Apakah Kegiatan PSM Gita Tirtayasa mengganggu jadwal kuliah ?
Gak ganggu karena malam latihannya, tapi namanya kampus kan ada aja yang
malem2 kuliah atau acara – acara lainnya.ya kaya gitu mah menyesuaikan aja
sih ka..
12. Bagaimana cara kamu menyikapi anggota yang ingin mengundurkan diri?
Udah pernah dibahas diforum sih ini ka.. jadi kalau ada yang keluar pasti itu
alasannya udah cukup berat tapi alasan terbanyak sih Karena ortu gak ngijinin
dan biasanya kita siasatin dengan orang yang bersangkutan coba lobi dulu
Page 124
ortunya kalau memang gak bisa ya….kita kembaliin lagi ke dia. Biasanya ada
yang balik lagi da nada juga yang emang bener – bener out.
13. Bagaimana Komitmen kamu terhadap PSM ?
sebenarnya saya seneng sih kaka nanyain ini karena emang yang namanya
komitmen itu penting buat suatu kelompok, karena dengan berkomitmen dengan
suatu hal kita bisa jadi lebih bertanggung jawab atas apa yang kita
lakuin,mmm…baik aku atau angggota lain masih perlu belajar lagi tentang
komitmen karena kami masih sering egois mentingin diri sendiri dan ngerugiin
PSM, cara paling simple yang aku lakuin saat ini ya dating latihan, ikut semua
kegiatan, dan ambil ilmu sebanyak – banyaknya buat saya dulu baru buat orang
lain.
14. Apa harapan kamu terhadap PSM Gita Tirtayasa?
Pastinya pengen PSM semakin JAYA sesuai sama jargon kita, pengennya gak
muluk – muluk PSM bisa diakui di mata paduan suara lainnya diluar sana,eee…
soalnya saat ini masih banyak yang gak tau kalau UNTIRTA punya paduan
suara yang bernama PSM Gita Tirtayasa.itu aja sih,heheheee…
Page 125
LAMPIRAN 3
Nama : : Vicky Achmad
Usia : 29 Tahun
Nama Panggilan : Vicky
Jabatan : Pelatih
Alamat : Pondok Makmur, Kutabumi, Tangerang
Lokasi dan Waktu : Gedung PKM B UNTIRTA,Pukul 22.00 wib
1. Apa alasan anda menjadi pelatih UKM PSM Gita Tirtayasa?
Yap baik terimakasih..awalnya saya juga anggota dari PSM karena saya juga
alumni UNTIRTA, saya gak pernah berfikir kalau saya jadi pelatih saat ini, dulu
saya diajak teman untuk ikutan PSM karena dulu kurang orang, tanpa audisi
langsung nyanyi diacara kampus..dulu niatnya Cuma bantu temen aja, tapi lama
– lama saya tertarik juga sama dunia Paduan suara karena saya juga kebetulan
suka nyanyi, pada suatu hari saya gantiin bang chiko yang saat itu jadi pelatih
karena satu dan lain hal, darisitu saya makin eksis di paduan suara sampai
akhirnya saya ikut Audisi GBN 2010, dan Alhamdulillah diterima dari situ saya
belajar banyak hal,eee…bahwa ternyata dunia paduan suara sangatlah luas tidak
segmented dan banyak sekali ilmu yang saya dapat bukan hanya soal bernyanyi
tetapi bagaimana memproduksi suara dengan baik, membaca notasi dengan
Page 126
benar, hingga koreografi yang tidak pernah saya lakukan
sebelumnya.mmm….akhirnya saya memutuskan untuk terus di PSM,
mengajarkan teman – teman dan membawa nama PSM ke ajang kompetisi –
kompetisi regional dan nasional.mmmm…memang tidak mudah membangun
PSM di Banten, karena Paduan suara di Banten tidak sebesar paduan suara
dikota – kota lain, iklim nya pun berbeda..tantangan untuk membentuk team
yang bisa diikutkan dalam kompetisi – komppetisi nasional sangatlah besar,
eeeee..saya pun hampir bingung put, tapi ketika saya yakin saya bisa lakukan, ya
saya lakukan. Modal nekad istilahnya put,ehehehe…ya kalau putri lihat hasilnya
saat ini juga abang yakin itu karena kita udah berani ngelewatin proses panjang
yang penuh resiko juga sih menurut abang.
2. Apa Saja Tugas Anda sebagai pelatih PSM Gita Tirtayasa?
Ya..tugasnya melatih…melatih seluruh komponen dari paduan suara, selain
suara saya melatih mental juga loh, latihan itu basic nya untuk membiasakan diri
agar nanti ketika menampilkan sesuatu bisa maksimal, itu kenapa saya suka
bawel kalau latihan penting ya karna ini, untuk ke tujuan itu harus lewatin
proses panjang..
3. Bagaimana cara anda mengatasi anggota yang jarang latihan?
Caranya harus dikasih latihan mental yang terus menerus,membiasakan latihan
itu memang susah banget, karrena kalau ngerasa udah bisa aja pasti nyepelein
latihan,mmmm..padahal latihan itu dasar dari kita bisa bernyanyi atau nampilin
Page 127
yang paling baik nanti nya. Hasil gakan menghianati proses,hehehe iya gak
put?hahaaaha..intinya harus terus menerus jangan bosen ngingetin buat latihan
dimana aja ya bukan cuma dikampus.
4. Adakah Hambatan – hambatan yang anda terima selama menjabat
menjadi pelatih?
Mmm apa ya?oya ada karena ukm ini kan paduan suara mahasiswa, dan waktu
mereka di untirta kan palingan 4-6 tahun aja, disitu susahnya garap psm, karena
buat dapetin dream team itu perlu waktu bertahun – tahun gak cuma setahun
terus bisa apalagi yang kaya saya bilang,eee…kalau psm di Banten
ini,eeee…iklimnya bukan iklim paduan suara jadi pasti lama dan ketika udah
ketemu dream teamnya merekanya udah keburu sibuk skripsi atau malah udah
lulus cepet dan jadinya harus godok ulang deh teamnya dan itu bikin kesel sih
apalagi pas banget mau kompetisi, duh itu bikin keki tau put..huuh.
5. bagaimana cara anda berkomunikasi dengan anggota ketika sesi latihan ?
di awal latihan abang jarang banget ngasih arahan tentang apa – apa karena kan
langsung latihan jadi komunikasinya habis latihan,biasanya adain evaluasi aja
sih tentang latihan tadi dan anak –anak juga biasanya fokus kalau udah latihan
kalau diawal udah keburu kepikiran baca partitur kali ye,hahhaaa..
6. Bagaimna cara kamu mengatasi anggota yang tidak latihan karena jadwal
kuliahnya padat?
Page 128
Oooh buat abang pribadi abang gak masalah banget put… mereka mau kuliah
dari pagi sampe pagi lagi, atau apapun itu yang penting mah satu “sadar diri”
ngerti kan maksudnya? Udah mahasiswa udah gak pantes dibilangin tugas itu
dikerjain jam berapa aja, kapan harus ngerjain tugas dan kapan harus fokus
latihan,nah masalahnya banyak yang gak sadar diri, ketika kuliah padat masih
sempet nunda2 tugas buat ke mall makan siang atau karaokean nah giliran udah
malem baru deh ngerasain tugas banyak dan gak mungkin dikerjain habis latihan
akhirnya ngorbanin latihan yang cuma 3 jam itu padahal bisa habis kuliah
langsung ngerjain, maksud abang tuh yang lain bisa kenapa kamu gak bisa?kan
kaya gitu berarti ada yang salah sama management waktunya kan put?? Abang
segini mah sabar kalau kalian dating setelah gak latihan – latihan gak abang
tegor, nah di padus lain mah kaya gitu udah di babat abis kali.. abang aja yang
kerja dari pagi di Jakarta sama tangerang masih bisa nyempetin buat ngelatih ke
serang nah temen – temen masa gak bisa sih itu yang abang heran banget sih.
Untung gak semua anak kaya gitu, kalau kaya gitu mah udah gakan ada yang
latihan kali, hahaha..
7. Bagaimana cara kamu mengatasi anggota yang tidak dapat mengikuti
kegiatan secara baik dikarenakan skill dari individu tersebut masih kurang
baik diantara yang lainnya?
Nah makanya itu latihan, itu fungsi sesungguhnya dari latihan..bukan sekedar
mejeng atau karena takut diomelin kalau gak latihan, tapi karena memang benar
Page 129
– benar sadar kalau saya masing banyak kurangnya, berarti saya harus latihan
lagi, saya harus latihan lebih keras dari yang lainnya, kan sudah ada jadwal –
jawdal yang dikasih, kalau emang masih gak bisa ya latihan diluar jam latihan
sama senior. Soalnya skill itu bisa di asah, percaya deh sama abang asal ada
kemauan sama ulet aja kalau usahanya cuma segitu ya dapetnya juga cuma
segitu.
8. Bagaimana cara kamu menjaga kekompakan kelompok kamu?
Caranya sering – sering sharing, harus terbuka dan bikin forum evaluasi, jadi tau
apa aja masalahnya,jangan menyelesaikan masalah ketika ada masalah tapi
selesaian dan temukan solusi apabila nanti akan muncul masalah itu. Dan abang
selalu bikin acara kaya training camp atau latihan diluar biar cari suasana baru
biar makin akrab dulu baru bisa punya team yang solid, selama ini sih berhasil
ya mudah- mudahan selalu berhasil karena abang nyontoh dari padus lain juga
gimana sih caranya,gitu..
9. Bagaimana kamu mengahadapi anggota yang tidak berdomisili di Serang
dan pulang pada hari sabtu minggu sedangkan pada hari itu ada latihan
paduan suara?
Abang juga bukan orang serang, kalau ada yang mau pulang paling abang sindir
abang juga pulang kalau kalian pulang, simple kan? Tapi emang harus kaya gitu,
latihan tambahan itu diadain yak arena memang ngerasa kurang waktunya dan
butuh latihan makanya harus dipaksain biar bagus yang belum rapih lagu nya di
Page 130
rapihin, kan nyuruh latihan bukan tanpa sebab. Toh juga kemarin – kemarin gak
seperti itu,gitu…
10. Apakah komunikasi anda dengan pengurus dan anggota berjalan lancar?
Berjalan lancer karena kita ada group kan, group line antara pengurus sama
abang,terus abang sama semua anggota. Emang adanya sosmed itu sangat
membantu sih, soalnya kalau jarkom lewat sms aja suka gak dibales kalau ini
kan ada apa – apa bisa langsung kerjain,mmmm….terus abang juga sering
banget ngobrol sama pengurus sih terutama kalau emangada hal yang harus
dibicarain. Sekarang sih makin gampang banget yak arena ada sosmed apa aja.
11. Apakah selama ini ada bantuan dari pihak kampus terhadap kepelatihan?
Maksudnya dibayar bukan? Kalau dibayar dulu iya, jadi ada biaya pelatihnya
kalau sekarang saya gak tau deh ada apa gak soalnya yang ngurus udah
pengurus,say amah tau nya dapet gajinya aja. Kalau secara moril sih sering ada
yang ngasih arahan dan masukan untuk psm gimana – gimana, gitu aja sih..
12. Bagaimana cara anda menyikapi anggota yang ingin mengundurkan diri?
Sangat – sangat menyesalkan kalau ada yang mengundurkan diri, karena psm itu
butuh banyak orang, untungnya selama ini cuma 1 apa 2 orang gitu yang
ngundurin diri, jadi ya kalau gitu kita harus sama – sama introspeksi diri juga.
13. Bagaimana cara anda sebagai pelatih dalam menjaga komitmen kepada
PSM Gita Tirtayasa?
Page 131
Saya rasa saya kalau saya pribadi saya sudah sangat berkomitmen yah ke psm,
karena saya sudah hampir 12 tahun di psm baik sebagai anggota maupun pelatih,
jadi kalau dibilang komitmen ya cara saya dengan terus ada di psm dan
membuat psm jadi lebih baik, harusnya komitmen itu dibangun dari awal masuk
hingga sekarang jadi tau gitu loh apa artinya tanggung jawab.
14. Apa harapan anda terhadap PSM Gita Tirtayasa?
Semoga psm bisa terus ada di Banten dan jadi salah satu paduan suara
mahasiswa yang disegani di dalam maupun luar banten, dan jadi lebih baik aja
sih heheee
Page 132
LAMPIRAN 4
Nama : : Ahmad Jaelani
Usia : 23 Tahun
Nama Panggilan : Alan
Jabatan : Asisen Pelatih
Alamat : Serang
Lokasi dan Waktu : Tangcity Mall ,Pukul 20.00 wib
1. Apa alasan kamu mengikuti UKM PSM Gita Tirtayasa?
Emmm…alasannya karena dari SMA udah ikut paduan suara dan vocal group,
jadi tertarik dari pertama pengenalan UKM, tapi pas semester awal sempet gak
latihan agak lama sampai akhirnya latihan terus jadi anggota dan kalau bang
Vicky lagi gak bisa ngajar aku yang gantiin ngajar.
2. Apa Saja Tugas Kamu Sebagai Asisten Pelatih PSM Gita Tirtayasa?
Tugasnya ya gantiin bang Vicky kalau lagi gak bisa ngelatih,dan kalau abang
butuh pendamping saat ngelatih juga..tapi selebihnya sih aku mah jadi anggota
tetep jadi player kalau nyanyi.
3. Dukungan Seperti Apa yang diberikan UNTIRTA terhadap PSM Gita
Tirtayasa?
Page 133
Dukungannya banyak..yang saya tahu psm mah dibantu banget sama rektorat
karena kalau rektorat ngeliat dari prestasi dan keaktifan juga sih teh, kalau psm
mah kan sering juga ngisi acara wisuda atau dies natalis kampus jadi kepake
terus gitu istilahnya. Kalau ada kompetisi juga dana – dana lomba biasanya
cepet keluar sih. Ya pokoknya dibantu banget kalau rektorat mah asal psmnya
aja gak bikin kecewa kalau kata aku mah.
4. Adakah Hambatan – hambatan yang kamu terima selama menjabat
menjadi asisten pelatih?
Hambatannya kalau miskom aja teh sama abang, atau abang ngedadak ngasih
tau kalau gak bisa dating, ya itu mah kan alan langsung sibuk nyiapin bahan
latihan..terus juga alan kan orang tangerang bukan orang serang jadi kadang
kalau masalah jarak suka mempengaruhi juga sama rajinnya latihan, cuma ya
dipaksain aja harus berangkat. Kadang suka nyess juga sih kalau gak ada kuliah
tapi ke serang cuma buat latihan tapi ya anggap aja bayarannya itu bisa latihan
bagus gitu,hehehee…
5. bagaimana cara kamu mengatasi anggota yang jarang datang dan latihan?
Kadang suka kesel juga sih teh, soalnya alan ngerasa alan aja yang jauh dating
gitu walaupun gak ada mk eh kuliah gitu tapi tetep dateng karena ngerasa ada
tanggung jawab aja kalau gak dateng kan ada tugas yang numpuk istilahnya
apalagi suka malu kalau yang lain udah latihan cape – cape alan gak dateng dan
pas latihan berikutnya alan gak bisa terus malah ngerecokin tenor yang udah
Page 134
latihan kemaren. Alan mah kalau yang deket – deket suka alan chat pribadi “eh
Kemana lu?latihan” misalnya gitu biar pada sadar aja teh,hehee
6. Bagaimna cara kamu mengatasi anggota yang tidak latihan karena jadwal
kuliahnya padat?
Kalau padet – padetan jadwal mah alan juga berani di adu apalagi akuntansi mah
ada brevet malemnya, tapi apa coba?alan tetep latihan tuh habis brevet. Buat
orang kaya gitu mah di ingetin banget deh kita sesame anggota juga saling
ngingetin juga soalnya kalau bukan kita siapa lagi kalau udah diingetin masih
gak bisa yauda paling juga jadi bahan evaluasi di forum .
7. Bagaimana cara kamu mengatasi anggota yang mengikuti kegiatan kampus
lainnya?
Emmmm… gak masalah sih yang kaya gitu asal tau waktu aja sih nah
masalahnya kan kadang suka bentrok acaranya itu sih yang suka jadi
masalah,kaya gituu…
8. Bagaimana dengan ketersediaan sarana pendukung di PSM Gita Tirtayasa
?
Alhamdulillah.. alan dari awal masuk psm juga fasilitas udah lengkap karena itu
tadi,psm didukung sama rektorat,gitu teh…
9. Bagaimana kamu mengahadapi anggota yang tidak berdomisili di Serang
dan pulang pada hari sabtu minggu sedangkan pada hari itu ada latihan
paduan suara?
Page 135
Nah itu kaya masalah aku juga teh, sebagai anggota yang domisilinya di TNG
aku ngerasain banget sih gimana rasanya pengen pulang, apalagi ortu yang
nyuruh pulang, pasti aku juga ngerasa baper pengen pulang banget soalnya uang
juga udah pas – pasan banget kalau udah jumat. Eeemm pokoknya problemnya
banyak deh tapi karena latihan weekend tuh pasti karena mau ada even atau
lomba jadi ya tau diri aja gak pulang dulu minggu ini terus minggu depannya
baru pulang atau ijin pulang ya pinter – pinter aja lah,heheee..
10. Bagaimana cara kamu dalam menjaga kekompakan anggota PSM?
Caranya harus satu tujuan, mau dibawa kemana psm ini,yaelah kaya armada
aja,hahahahaaa…..lanjut..kalau tujuannya itu mau bikin psm lebih baik apa
contoh konkret nya? Kita sebagai player apa tugasnya?ya jalanin dulu aja,belajar
bertanggung jawab,udah dipilih pasti karena abang liat potennsi kita jadi harus
sadar dulu baru bisa ngajak orang buat sadar terus sama – sama bangun psm
lagi,gitu….
11. Apakah Kegiatan PSM Gita Tirtayasa mengganggu jadwal kuliah ?
Tergantung sih..kalau ganggu jadwalnya sih nggak karena latihannya malem
tapi kalau lagi sebelum uts atau uas kan suka ada tugas numpuk nah itu yang
bikin anak – anak gak latihan tuh itu tuh teh.. makanya kadang suka kita pikirin
juga jadwal latihan sama jadwal kuliah yang penting – penting jangan sampai
mengganggu kedua duanya, kadang juga dipikirin buat temen – temen yang
kuliah di kampus teknik atau kampus ciwaru gimana enaknya jadwalnya dan
Page 136
biasanya sih ketemu aja solusinya. Asal positif aja sih teh pikirannya jangan
dibikin susah kan kita mau seneng – seneng ya di PSM bukan malah jadi beban
pikiran.hhehehee….
12. Bagaimana cara kamu menyikapi anggota yang ingin mengundurkan diri?
Wah… kalau itu mah palingan juga kita Tanya – tanyain kenapa lo mau
ngundurin diri kalau bisa di nego ya kita nego biar dia gak keluar tapi kalau
udah kekeh banget mah buat apa dipaksain berarti kan usaha dia cuma segitu di
psm yauda kita hargai aja keputusan dia walauupun ngeselin juga sih kaya gitu..
13. bagaimana cara kamu menjaga komitmen anggota ?
kalau alan sih cuma dengan setia dan loyal terus sama psm mau ada halangan
apapun juga alan anggap itu udah berkomitmen, kan halangan mah pasti ada tapi
alan tetep dsni,jadi itu bentuk komitmen aku.
14. Apa harapan kamu terhadap PSM Gita Tirtayasa?
Eemmm..hahahaa harapannya supaya psm makin solid,anggotanya makin loyal,
makin sukses dan bisa jadi paduan suara yang dikenal dimana – dimana dan
bawa harum nama kampus kalau bisa nama Indonesia juga,amiiiiiiiiin….
Page 137
LAMPIRAN 5
Nama : : Sumanto
Usia : 21 Tahun
Nama Panggilan : Manto
Jabatan : Anggota
Alamat : Solo
Lokasi dan Waktu : Saung Smesco UNTIRTA,Pukul 13.00 wib
1. Apa alasan kamu mengikuti UKM PSM Gita Tirtayasa?
Awalnya iseng – iseng aja seru kayanya ikutan PSM lama – lama beneran seru
ya ternyata dan gak ada yang bisa ngalahin deh keseruannya sama ukm – ukm
lain aku rasa, apalagi temen – temennya juga asik – asik jadi bikin nyaman aja
sama psm,emmmmm… terus juga termyata banyak buangeeeet ilmu vocal yang
aku dapet gratis kalau les vocal mah udah berapa kali,heheheee
2. Apa Saja Tugas Kamu Sebagai Anggota PSM Gita Tirtayasa?
Ya nyanyi,heheeee…tugasnya ikut dalam semua kegiatan psm soalnya kan psm
mah kaya perform dimana – dimana gitu kan bukan yang cuma rapat aja
makanya ya harus ikutin semua agenda psm.
3. Dukungan Seperti Apa yang diberikan UNTIRTA terhadap PSM Gita
Tirtayasa?
Page 138
Dukungannya kayanya kalau kita mau lomba pasti disupport dari mulai dana
sampai pelepasan pas mau berangkat ya kaya dukungan moril juga sih, soalnya
diakui aja udah seneng jadi kalau dapet dukungan juga bikin semangat.
4. Adakah Hambatan – hambatan yang kamu terima selama menjadi
anggota?
Kalau saya sih hambatannya kalau lagi banyak tugas dan banyak
masalah,biasanya suka pusing dan gak mau ke psm dulu, cuma biasanya di tegor
sama pengurus. Kadang emang kalau lagi ada masalah apalagi saking deketnya
sama temen – temen psm suka ada aja masalah dan itu yang ngehambat kita buat
dateng ke psm, tapi karena dituntut untuk professional ya kadang bodo amat sih
walalupun lagi ada masalah tetep dateng.
5. bagaimana cara kamu mengatasi anggota yang jarang datang dan latihan?
Nah kan itu dia the, biasanya kalau ada yang gak dateng ditegor sama penngurus
atau malahan pelatih,kadang saya juga suka negor teh apalagi kalau temen deket
atau temen satu section biasanya saya tegor pake bahasa non formal aja biar
deket dan sampe gitu ke orangnya.
6. Bagaimna cara kamu mengatasi jadwal kuliah yang padat?
Itu tergantung bagaimana kitanya sih teh, kalau saya pribadi lebih ke bagaimana
ngatur waktu dan mana yang lebih penting, kalau lagi uts atau uas saya akan
lebih milih uts atau uas tapi kalau emang tugasnya masih bisa dikerjain ketika
beres latihan ya saya kerjain pas beres latihan aja, itu cuma soal management
Page 139
waktu aja kalau emang bener – bener tau mana yang harus didahulukan juga
nanti terbiasa sendiri
7. Apakah kamu mengikuti kegiatan lain / UKM lain ?
Kalau saya sih gak ikut kegiatan lain karena psm aja udah nyita waktu banget
sih, tadinya sempet kepikiran mau ikut ini itu tapi ya akhirnya gak juga sih
karena udah nyaman juga di psm dan saya orang nya gak bisa di dua kegiatan
sekaligus pasti gakaan fokus aja.
8. Bagaimana dengan ketersediaan sarana pendukung di PSM Gita Tirtayasa
?
Hahaa..kalau kata senior saya sih dulu emang sulit belum punya mic belum
punya piano pokoknya alat penunjang latihan tapi kalau sekarang sih pas dari
awal saya masuk psm udah punya apa yang dibutuhin, sampai kostumpun
sekarang udah lengkap banget sih,jadi ngerti kalau psm tuh di saying sama
rektorat,hehehee
9. Apakah kamu berdomisili di serang? Dan jika tidak bagaimana tanggapan
kamu ketika sabtu minggu ada latihan tambahan padahal kamu harus
pulang?
Saya orang solo tapi saya suka pulang ke solonya setahun sekali kalau lebaran
dan disini saya ngekos taapi saya juga suka pulang tiap minggu ke rumah nenek
saya di anyer, nah kalau sabtu minggu latihan Alhamdulillah saya sih gak
Page 140
pernah masalah kecuali ada keluarga saya di anyer yang sakit atau urusan
keluarga yg penting saya akan pulang pastinya, baru ikut psm besoknya..
10. Bagaimana cara kamu dalam menjaga kekompakan anggota PSM?
Kalau saya itu biasanya sama anggota bass suka kongkow gitu teh,hehehehe
ajakin dulu aja sesame section buat jalan bareng sekalian latihan biar makin
kompak sesame section bass dulu baru deh nanti gabung ngumpulnya sama yang
lain biar makin nyaman gitu tuh teh…..
11. Bagaimana cara kamu mengutarakan pendapat kamu kepada pengurus
atau sesama anggota?
Bisanya saya komunikasiin secara pribadi kalau saya ada unek – unek atau
pendapat nanti disampein ke publik sama pengurus,tapi kalau lagi ada forum
saya biasanya ngomong juga kok, yang penting gak miskom jadi kalau mau apa
– apa saya omongin pokoknya.
12. Bagaimana cara kamu menyikapi anggota yang ingin mengundurkan diri?
Kalau saya mah menghargai keputusan orang itu pasti dia keluar juga karena
udah gak nyaman atau ada alasan yang penting soalnya ada juga kemarin yang
sempet ngundurin diri dengan alasan psm orangtua nya tidak ngizinin tapi
akhirnya dia balik lagi karena masih ngerasa nyaman di psm dan ada juga yang
keluar karena emang gak nyaman sama psm walaupun dipaksa – paksa balik
juga gak akan mau kalau emang gak betah mah. Kalau saya sih blm ada niatan
untuk keluar palingan juga kalau udah lulus baru keluar,hehehee
Page 141
13. bagaimana cara kamu menjaga komitmen sesame anggota ?
caranya itu dengan terus berkontribusi di psm, komit itu kan sama kaya janji ya
karna kita udah berjanji kita harus tepatin,caranya ya lakuin aja semua kegiatan
psm tunjukin kalau kita solider sama temen – temen dan komit sama omongan
kita waktu dulu di wawancara psm.
14. Apa harapan kamu terhadap PSM Gita Tirtayasa?
Semoga PSM selalu JAYA,hahahaha itu aja..
Page 142
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Page 143
DOKUMENTASI LATIHAN DAN RAPAT
Rapat kepengurusan 1 tahun kedepan
Jumat, 19 Mei 2017
Latihan Rutin Di Gedung D
Page 144
25 Maret 2017
DOKUMENTASI KEGIATAN PSM
1ST
Annual Concert di Auditorium Gedung B
05 Desember 2014
2ND
Annual Concert di Gedung Graha Swara Universitas Tarumanegara
Page 145
04 Maret 2017
MENYELENGGARAKAN LOMBA UNTIRTA CHOIR COMPETiTION 2017
Lomba Untirta Choir Competition 2015
LOMBA – LOMBA YANG DIIKUTI PSM GITA TIRTAYASA
Page 146
Lomba Untirta Choir Competition 2016
KOMPETISI NASIONAL
CUSTOM CHOIR COMPETITION JANUARI 2015
Page 147
5TH
SDGNCF di SEMARANG
20 SEPTEMBER 2015
Page 148
LOGO PSM GITA TIRTAYASA
PAMFLET RECITAL VOCAL
Page 150
JUMLAH ANGGOTA ANGKATAN 2015
Data Anggota Psm Gita Tirtayasa Angkatan 2015
No Nama Jurusan Wilayah
Suara
Keterangan
1 Astridfia Fitriani Sopran Aktif
2 Reva Leonita Inovri Ilmu Hukum Sopran Aktif
3 Iif Fauziah PLB Sopran Aktif
4 Veronica Natalia S Ilmu Hukum Alto Aktif
5 Tuti Alawiyah PBI Alto Aktif
6 Sifa Laraswati P.Teknik Elektro Sopran Aktif
7 Nurkartika Sari P.Sosiologi Sopran Aktif
8 Siti Nur Aliyah D3 Perpajakan Sopran Aktif
9 Fitri Andryani Sopran Aktif
10 Alenta Humaira Arman PG PAUD Alto Aktif
11 Anna Safitri P.Teknik Elektro Sopran Aktif
12 Diyah Rochmah Utami P.B Inggris Alto Aktif
13 Kissi Marwanti P.Fisika Sopran Aktif
14 Ratu Anita Pratiwi PGSD Sopran Aktif
15 Rizka Nur Azizah Akuntansi Sopran Aktif
16 Niken Aprilia Ilmu Hukum Sopran Aktif
17 Amadea Bianca Ilmu Hukum Alto Aktif
18 Ernawati Alto Aktif
19 Regita Ayu Pratiwi Ilmu Hukum Sopran Aktif
20 Ruth Supyanti PBI Sopran Aktif
21 Restu Gusti M Alto Aktif
22 Iha Mufliha P.B Inggris Sopran Aktif
23 Erfie Shapira W P.Sosiologi Sopran Aktif
24 Saraswati PLB Sopran Aktif
25 Amar Nur Ramadhan Keuangan Perbankan Bass Aktif
26 Ardi Wiranata Ilmu Hukum Tenor Aktif
27 Hadiel Fitra Ilmu Adm Negara Tenor Aktif
28 Dena Yanti Keuangan Perbankan Sopran Aktif
29 Prisilia Fani Andani Akuntansi Alto Aktif
30 Arisal Caisar P. Matematika Tenor Aktif
31 Winda Siti Rahmawati PGSD Sopran Aktif
32 Hana Lestari PGSD Alto Aktif
33 Widya Esra Damayanti Ilmu Hukum Sopran Aktif
34 Siti Dwi Jumiyati PLB Sopran Aktif
35 Fitri Muthia Zulfa Sopran Aktif
36 Supenti PLS Sopran Aktif
37 Anis S M Sopran Aktif
38 Tedi Wahyudin PGSD Bass Aktif
Page 151
39 Nurul Maulida Akuntansi Sopran Aktif
40 Hamzah Akuntansi Bass Aktif
DATA ANGGOTA PSM GITA TIRTAYASA ANGKATAN 2014
1 Aadilah S Mulya Ilmu Pemerintahan Sopran Aktif
2 Alfia Rengganis Akuntansi Alto Aktif
3 Citra Delonix Pendidikan B.Inggris Sopran Tidak Aktif
4 Diana A P Ilmu Hukum Alto Aktif
5 Dini Purnamasari Akuntansi Alto Aktif
6 Farki Mahbubi Ilmu Pemerintahan Tenor Aktif
7 Rizki Iskandar Pendidikan B.Inggris Tenor Tidak Aktif
8 Fitriani Nur M Ilmu Komunikasi Alto Aktif
9 Hanifah Shalihah Perikanan Alto Tidak Aktif
10 Juri Pelawi Akuntansi Tenor Tidak Aktif
11 Melki Sedek Agribisnis Alto Tidak Aktif
12 Maylina Pendidikan Biologi Alto Tidak Aktif
13 Miyanti Rahma Akuntansi Sopran Tidak Aktif
14 Muhammad Fian A Ilmu Hukum Tenor Aktif
15 Neneng Isni Pendidikan Biologi Alto Tidak Aktif
16 Rendi Mangatur Akuntansi Bass Tidak Aktif
17 Rendi Pata Serpa Pendidikan B.Inggris Bass Aktif
18 Riva Annisa D3 Perpajakan Sopran Aktif
19 Utami Nindya Ilmu Pemerintahan Alto Tidak Aktif
20 Utari Nandya Ilmu Pemerintahan Alto Tidak Aktif
Data Anggota Psm Gita Tirtayasa Angkatan 2013
Dara Novita Sari Akuntansi Sopran Tidak Aktif
Ika Yunisyara Pendidikan
Matematika
Tidak Aktif
Johandra Primayadi Teknik Mesin Tenor Tidak Aktif
Ratu Rifa Hanifah Manajemen Sopran Aktif
Sri Fujiyani Pgsd Alto Tidak Aktif
Siti Lia Yuliana Pgsd Alto Tidak Aktif
Nailah Amalia Pg Paud Sopran Tidak Aktif
Suryantika Suri P Akuntansi Sopran Aktif
Ayu Haerliani Akuntansi Sopran Aktif
Ariratri Nurjati K Pls Sopran Aktif
Astiyani Pramuningtyas Pendidikan Bahasa
Inggris
Sopran Tidak Aktif
Evina Yustiningsih Pendidikan Bahasa
Ingrrris
Tidak Aktif
Hanna Fitri Amelia Ilmu Komunikasi Sopran Tidak Aktif
Teguh Kurniawan Pls Tenor Tidak Aktif
Taruli Silalahi Ekonomi Sopran Tidak Aktif
Page 152
Pembangunan
Lestari E Girsang Ilmu Komunikasi Alto Tidak Aktif
Suly Maratusholiah Pendidikan
Matematika
Alto Tidak Aktif
Annisa Muslimah A Akuntansi Sopran Aktif
Damiati Sholiha Akuntasi Alto Aktif
Rita Verawati Pendidikan
Matematika
Alto Tidak Aktif
Rahmita Handayani Agroekoteknologi Sopran Aktif
Miratunasuha Pgsd Tidak Aktif
Hari Hutama N Ilmu Hukum Bass Aktif
Amim Amrullah Administrasi Negara Tenor Tidak Aktif
Ade Rifia Manajemen Sopran Tidak Aktif
Dendy Rifaldy Maulana Pendidikan Bahasa
Inggris
Tenor Tidak Aktif
Yeti Maryani Agroekoteknologi Sopran Tidak Aktif
Arienda Khoerunnisa Pendidikan Bahasa
Inggris
Tidak Aktif
Fajar Nureni Pg Paud Tidak Aktif
Eko Prayogo Ilmu Komunikasi Bass Aktif
Putri Roma Uli Ilmu Hukum Tidak Aktif
Erina Apriandi S Ilmu Ekonomi
Pembangunan
Tidak Aktif
Pratiwi Rahayudiningrat Ilmu Ekonomi
Pembangunan
Tidak Aktif
Sista Mendika Rizkani Ilmu Ekonomi
Pembangunan
Tidak Aktif
Intan Triadini Ilmu Hukum Sopran Tidak Aktif
Talitha Alifa M Akuntansi Alto Tidak Aktif
Sri Puji Astuti Pgsd Tidak Aktif
Silviana Sapitri Manajemen Tidak Aktif
Sumanto Ilmu Komunikasi Bass Aktif
Julian Fadlan Ilmu Komunikasi Tenor Aktif
M. Aan Burhanudin Administrasi Negara Bass Aktif
Shely Markuri Pendidikan
Matematika
Alto Tidak Aktif
Lulu Putri Utami Pls Alto Tidak Aktif
Iska Nur Andriani Pendidikan
Matematika
Alto Tidak Aktif
Nur Andini Putri Perpajakan Sopran Aktif
Alfa Febri Ramadhan Ilmu Hukum Tenor Tidak Aktif
Data Anggota Psm Gita Tirtayasa Angkatan 2012
Ahmad Asyidiqy Pg Paud Bass Aktif
Fakhri Jati Kusuma Ilmu Hukum Tenor Aktif
Page 153
Ahmad Bandaniji Ilmu Hukum Bass Aktif
Irfan Zulfami Teknik Elektro Bass Aktif
Firman Pendidikan Bahasa
Inggris
Tidak Aktif
Usamah Pendidikan Bahasa
Inggris
Tidak Aktif
Beni Astria Ilmu Hukum Tenor Tidak Aktif
Jorgi P Ilmu Hukum Tidak Aktif
Eva Nur Kemala Akuntansi Sopran Aktif
Yessi Fransisca T Akuntansi Alto Aktif
Fatimah Tunggadara Akuntansi Sopran Aktif
Fika Rahma A Akuntansi Sopran Aktif
Atik Windaryanti Akuntansi Tidak Aktif
Gabriella Manihuruk Pgsd Alto Tidak Aktif
Utami Darajat Pls Tidak Aktif
Fifi Alfianti Akuntansi Tidak Aktif
Petra Ayu L Pendidikan Biologi Sopran Tidak Aktif
Ulfah Fadillah Administrasi Negara Tidak Aktif
Fiqi Nur Aliya Ilmu Hukum Tidak Aktif
Dwi Febri Administrasi Negara Tidak Aktif
Nina Prasetyaningsih Ilmu Komunikasi Tidak Aktif
Azkia Wahyu P Pendidikan Bahasa
Inggris
Tidak Aktif
Afifah Aulia Nida Pendidikan
Matematika
Sopran Aktif
Cipto Hadi Mprawiro Pendidikan Bahasa
Indonesia
Tenor Aktif
Kokom Mukaromah Pendidikan Biologi Tidak Aktif
Apriyanti Pendidikan Biologi Tidak Aktif
Data Anggota Psm Gita Tirtayasa Angkatan 2011
Rina Laverina Pg Paud Alto Aktif
Elva Sovia Farhatina Pendidikan Biologi Alto Aktif
Larusi Agribisnis Alto Aktif
Frasticha Pg Paud Tidak Aktif
Nurmeida Urwani Pendidikan Bahasa
Inggris
Alto Aktif
Ayu Fazriyani Ilmu Komunikasi Sopran Aktif
Dita Fitra Pendidikan Bahasa
Inggris
Tidak Aktif
Putri Nurma Hardini Pendidikan
Matematika
Sopran Tidak Aktif
Kristina Natalia Ilmu Hukum Sopran Aktif
Achmad Jaelani Akuntansi Tenor Aktif
Darul Pendidikan Bahasa Tidak Aktif
Page 154
Indonesia
Maruli Ilmu Ekonomi
Pembangunan
Tidak Aktif
Page 155
BIODATA
Nama : Putri Delia Sylviany
Tempat Tanggal Lahir : Sukabumi, 19 Mei 1992
Aama : Islam
Alamat : Taman Kutabumi Blok A – 9 No.7 Tangerang Banten
Telepon : 089689602109
Email : [email protected]
Pendidikan Formal : 2010 – Selesai : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten
2008 – 2010 : SMAN 4 Kota Tangerang
2006 – 2008 : SMPN 17 Kota Tangerang
2001 – 2006 : SDN Karet II Kab. Tangerang
2000 – 2001 : TK AL – Furqon Kota Tangerang
Page 157
JOB DI INSTANSI PEMERINTAHAN
UPACARA DI PEMKOT SERANG