Top Banner
ARTIKEL Pokok-pokok pikiran "integrasi" SDKI, SKRT dan SUSENAS dalam mendukung kebutuhan Informasi Program Pembangunan * ** Oleh Prof. DR. Sumarmo Poorwo Soedarmo ; S. Soemantri, PhD Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan ** Ahli Peneliti pada Puslitbang Pelayanan Kesehatan, Badan Litbangkes I. LATAR BELAKANG 1.1. Langkah Kebijaksanaan 'T' UJUAN pembangunan kesehatan dalam Pelita VI adalah meningkatkan kualitcs sumber daya manusia serta kesejahteraan keluarga dan masyarakat pada umumnya. Untuk terwujudnya tujuan tersebut maka peningkatan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan yang makin merata serta pemngembangan kesadaran dan perilaku hidup sehat di kalangan masyarakat sendiri perlu dipacu. Tercapainya derajat kesehatan yang lebih tinggi sebagai salah satu prakondisi untuk meningkatkan produktivitas sumber daya manusia lebih jauh dapat memacu upaya pengentasan masyarakat miskin. Untuk memperlancar pelaksanaan pokok program dan program-program pembangunan jangka panjang bidang kesehatan, unsur-unsur sumber daya yang mencakup sumber daya tenaga, fasilitas dan dana, penggerakan pelak- sanaan yang mencakup organisasi, motivasi kerja sama intra dan intersektoral, bimbingan, pengawasan, pengendalian dan penilaian, merupakan hal-hal yang sangat penting diperhatikan. Pengembangan dan pemantapan sistim infor- masi kesehatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijaksanaan pelaksanaan pembangunan kesehatan. Hal tersebut diharap- kan dapat menunjang sepenuhnya pelaksana- an, manajemen dan pengembangan upaya kesehatan, melalui penggunaan tehnologj yang sederhana sampai yang mutakhir. 1.2. Upaya efisiensi pelaksanaan pengum- pulan data di masyarakat Salah satii sumber data yang diperlukan dalam mendukung perencanaan dan penilaian program adalah data yang dikumpuikan dari masyarakat (population based data). Data yang dikumpuikan dari masyarakat (umumnya hasil community based survey) seyogyanya merupakan komplemen dari data khusus (special studies) lainnya, agar secara optimal dan efisien dapat dimanfaatkan sebagai bagian dari sistem informasi untuk program. Berbagai cara pengumpulan data di ma- syarakat telah dikembangkan oleh Biro Pusat Statistik, misalnya Sensus, Supas, Susenas, Sakernas dan Iain-lain yang umumnya diran- cang untuk keperluan Departemen Teknis misalnya Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) oleh Depkes (Badan Litbangkes), dan Media Litbangkes Vol III No. 02/1993
5

Pokok-pokok pikiran integrasi SDKI, SKRT dan SUSENAS …

Nov 24, 2021

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pokok-pokok pikiran integrasi SDKI, SKRT dan SUSENAS …

ARTIKEL

Pokok-pokok pikiran "integrasi" SDKI,SKRT dan SUSENAS dalammendukung kebutuhan InformasiProgram Pembangunan

* **Oleh Prof. DR. Sumarmo Poorwo Soedarmo ; S. Soemantri, PhD

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan**

Ahli Peneliti pada Puslitbang Pelayanan Kesehatan, Badan Litbangkes

I. LATAR BELAKANG

1.1. Langkah Kebijaksanaan

'T' UJUAN pembangunan kesehatan dalamPelita VI adalah meningkatkan kualitcs

sumber daya manusia serta kesejahteraankeluarga dan masyarakat pada umumnya.Untuk terwujudnya tujuan tersebut makapeningkatan derajat kesehatan masyarakatmelalui peningkatan mutu dan jangkauanpelayanan kesehatan yang makin merata sertapemngembangan kesadaran dan perilaku hidupsehat di kalangan masyarakat sendiri perludipacu. Tercapainya derajat kesehatan yanglebih tinggi sebagai salah satu prakondisiuntuk meningkatkan produktivitas sumberdaya manusia lebih jauh dapat memacu upayapengentasan masyarakat miskin.

Untuk memperlancar pelaksanaan pokokprogram dan program-program pembangunanjangka panjang bidang kesehatan, unsur-unsursumber daya yang mencakup sumber dayatenaga, fasilitas dan dana, penggerakan pelak-sanaan yang mencakup organisasi, motivasikerja sama intra dan intersektoral, bimbingan,pengawasan, pengendalian dan penilaian,merupakan hal-hal yang sangat pentingdiperhatikan.

Pengembangan dan pemantapan sistim infor-masi kesehatan merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari kebijaksanaan pelaksanaanpembangunan kesehatan. Hal tersebut diharap-kan dapat menunjang sepenuhnya pelaksana-an, manajemen dan pengembangan upayakesehatan, melalui penggunaan tehnologj yangsederhana sampai yang mutakhir.

1.2. Upaya efisiensi pelaksanaan pengum-pulan data di masyarakat

Salah satii sumber data yang diperlukandalam mendukung perencanaan dan penilaianprogram adalah data yang dikumpuikan darimasyarakat (population based data). Datayang dikumpuikan dari masyarakat (umumnyahasil community based survey) seyogyanyamerupakan komplemen dari data khusus(special studies) lainnya, agar secara optimaldan efisien dapat dimanfaatkan sebagai bagiandari sistem informasi untuk program.

Berbagai cara pengumpulan data di ma-syarakat telah dikembangkan oleh Biro PusatStatistik, misalnya Sensus, Supas, Susenas,Sakernas dan Iain-lain yang umumnya diran-cang untuk keperluan Departemen Teknismisalnya Survei Kesehatan Rumah Tangga(SKRT) oleh Depkes (Badan Litbangkes), dan

Media Litbangkes Vol III No. 02/1993

Page 2: Pokok-pokok pikiran integrasi SDKI, SKRT dan SUSENAS …

ARTIKEL

SPI/SDKI oleh BKKBN (pelaksana BPS).Pengumpulan data ini dilakukan untuk meme-nuhi kebutuhan khusus dari Departemen/NonDepartemen Teknis tersebut.

SKRT yang dilakukan oleh Depkesmempunyai kekhususan dalam substansi danteknis pelaksanaannya, yang dalam berbagaihal sulit dilakukan oleh pengumpul data BPSmisalnya dalam menegakkan diagnosis penya-kit dan sebab kematian serta pemeriksaan fisikkesehatan. Meskipun demikian banyak datayang sama dikumpulkan oleh SKRT dan jugaoleh survei-survei nasional BPS, sehingga haltersebut dinilai kurang efisien dalam peng-gunaan sumber daya dan kurang optimaldalam pemaniaatan datanya.

Langkah awal untuk mengupayakanefisiensi penggunaan sumber daya danmeningkatkan pemanfaatan data telahdilakukan dalam bentuk integrasi SKRT danSusenas 1992. Cara tersebut dinilai membe-rikan manfaat tambah sesuai dengan yangdiharapkan, antara lain persiapan dandesiminasi data (kesehatan) yang lebih cepat,dan kemungkinan manfaat data yang lebih luas(misalnya dukungan SKRT dalam analisispengentasan masyarakat miskin). Meskipundemikian diperlukan upaya persiapan yanglebih memadai untuk kegiatan integrasi yangsama di masa yang akan datang.

II. DASAR PEMIKIRAN "INTEGRASI"SDKI/SKRT/SUSENAS

SKRT dan SDKI merupakan communitybased survey yang sifatnya nasional,direncanakan akan dilakukan secara berkala 3tahunan. Selang pelaksanaan SDKI dan SKRTtidak sampai satu tahun (sebagai misalpengumpulan data SDKI 1994 direncanakanpertengahan 1994 dan SKRT 1995 pada awal1995). Karena substansi kesehatan di SDKImerupakan pula bagian dari substansi yang

ada di SKRT, maka dinilai kurang efisienuntuk mengumpulkan data yang sama dalamselang waktu yang hampir bersamaan. Disamping itu sumber daya yang terbatas diDepkes (Badan Litbangkes) dinilai pula tidakefisien untuk melibatkan diri dalam SDKI yangterpisah dengan penanganan SKRT. Upaya"integrasi" merupakan solusi untuk secaraefisien memanfaatkan sumber daya yangterbatas tersebut.

Dukungan yang baik kepada perencanaandan penilaian program memerlukan tersedia-nya data yang berkualitas tinggi. Upayamemilih cara mengumpulkan data dengan hasilkualitas tinggi perlu ditingkatkan. Di sampingitu penilaian kualitas data seyogyanyamerupakan bagian yang tidak terpisahkan dariupaya mengumpulkan data. Hal-hal tersebutdapat diakomodasi dalam "integrasi" SDKI/SKRT/Susenas.

Sebagai misal kualitas pengumpulan datayang berbeda dari SDKI, SKRT dan Susenasmemberikan peluang untuk menentukan datakesehatan mana yang seyogyanya dikumpul-kan di SDKI, di SKRT dan Susenasseandainya tidak diperlukan pengumpulan datakesehatan yang sama (peningkatan kualitasdata). Sedangkan kegiatan tindak lanjutpengumpulan data oleh tenaga medis SKRTdari kejadian yang diidentifikasi tenagapengumpul data SDKI atau Susenas dapatdimanfaatkan sebagai upaya semacam postenumeration survey (penilaian kualitas data)

Karena keterbatasan sumber daya yangada, dan untuk lebih meningkatkan upayadukungan perencanaan dan penilaian programpembangunan, diperlukan peningkatan "net-working". SDKI/SKRT/Susenas dapat diang-gap pula sebagai upaya meningkatkan"networking" tersebut.

Media Litbangkes Vol III No. 02/1993

Page 3: Pokok-pokok pikiran integrasi SDKI, SKRT dan SUSENAS …

ARTIKEL

HI. RANCANGAN POLA "INTEGRASI"SDKI/SKRT/SUSENAS

Gambar di Bawah ini menjelaskan secarasederhana RANCANGAN POLA yangmungkin diterapkan dalam integrasi SDKI/SKRT/Susenas khususnya dalam pelaksanaanSDKI 1994 dan SKRT/Susenas 1995.

Substansi kesehatan dalam SDKI perluditambah dengan keterangan kematianmaternal dengan cara Sisterhood Method

pengumpul data Susenas. Keterangan saudarakandung wanita untuk memperkirakan angkakematian maternal sangat diperlukan olehprogram sebagai upaya memantau keberhasil-an safe motherhood program.

Ibu hamil yang dinilai lebih memadaidiidentifikasi dalam SDKI dibandingkan dalamSusenas dapat ditindak lanjuti oleh tenagamedis sebagai bagian dari SKRT. Selangwaktu pelaksanaan pengumpulan data SDKIdan SKRT/Susenas tepat untuk upaya tindak

KERANGKA PIKIR " INTEGRASI" SDKI/SKRT/SUSENAS

BKKBN/BPS/DEPKES DEPKES/BPS

SDKI 94:- REPROD.- CONTRAC.- PREGN.- BREASTF.- MARRIAGE- PERT.

+/+ MAT.MORT.

FU-BUMIL- MATERNAL- PERINATAL

I

SKRT 95:-KOR- MODUL

ISENAS95-KOR- MODUL

- MORT : Cause of Death- MORBIDITY- DISABILITY- RISK FACT- HEALTHY LIFE BEHAV.

- PLANNING

• EVALUATION}

SUMBER LAIN:- SERV.STAT.- SPEC. ST

(cara tak langsung maupun langsung)mengingat kualitas pengumpul data SDKIlebih memadai untuk mengumpulkan jenisketerangan ini dibandingkan dengan

lanjut ibu hamil sampai saat yangbersangkutan menyelesaikan masa nifas.Tindak lanjut penanganan ibu hamil ini akanmemberikan keterangan tambahan tentang

Media Litbangkes Vol III No. 02/1993

Page 4: Pokok-pokok pikiran integrasi SDKI, SKRT dan SUSENAS …

ARTIKEL

kesehatan ibu hamil, kematian maternal dankematian perinatal maupun kesehatan bayi ma-sa dini yang sangat diperlukan pula oleh prog-ram (safe matherhood-child survival program).

Upaya menilai kualitas data surveiseyogyanya merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari survei itu sendiri. PostEnumeration Survey (PES) merupakan salahsatu pendekatan yang dapat dilakukan danPES ini dapat diintegrasikan dalam kegiatantindak lanjut ibu hamil di SKRT.

Integrasi SKRT/Susenas pada prinsipnyatidak berbeda dengan upaya integrasi sebelum-nya. Kekhususan SKRT sebagai wahanamengumpulkan data mortalitas (sebab kemati-an) dan morbiditas tetap dipertahankan. Perludipertimbangkan penambahan data kecacadan(disability), pemantapan data perilaku hidupsehat (healthy life) maupun data yangberkaitan dengan faktor risiko sebagai bagianSKRT. Keterangan kesehatan yang dinilailebih memadai dikumpulkan dalam SDKIdapat dipertimbangkan untuk tidak dikumpul-kan dalam SKRT/Susenas.

"Integrasi" SDKI/SKRT/Susenas memer-lukan kesepakatan tinggi dari semua pihakyang terlibat, mulai dari persiapan, pelaksana-an, dan pemanfaatannya.

IV. LANGKAH KONKRTT TINDAKAN"INTEGRAS!"

Kesepakatan "integrasi" pada tingkatpengambilan keputusan (BKKBN/BPS/Depkes) perlu dicapai. Kesepakatan ini yangakan mendasari pembentukan Tim Teknis atauTim Inti yang mewakili ke tiga pihak danlangkah-langkah yang perlu segera dilaksana-kan oleh Tim tersebut.

Langkah pertama yang perlu segeradilakukan oleh Tim Teknis/Tim Inti adalah

.assessment dari kelayakan integrasi itu sendiri.Kelayakan perlu memperhatikan aspek teknismaupun non-teknis. Waktu dan dana merupa-kan kendala yang perlu mendapatkan per-hatian pula.

Kalau integrasi dinilai layak, langkahberikutnya adalah persiapan oleh semua pihakuntuk menentukan substansi masing-masingsurvei. Yang sangat krusial adalah upaya men-capai kesepakatan dengan program (Depkes)mengenai materi data yang dikumpulkandalam SDKI mengingat kendala waktu. TimTeknis Depkes/Badan Litbang akan segeramengambil langkah-langkah cepat untuk men-capai kesepakatan tersebut. Substansi SKRT/Susenas 1995 sedini mungkin perlu puladisiapkan.

Persiapan pengorganisasian kegiatanintegrasi perlu segera dilaksanakan. Pengorga-nisasian perlu memperhatikan sistem yang su-dah ada di masing-masing pihak yang terlibat.

Tim Teknis "Integrasi SDKI/SKRT/Susenas" diharapkan pula dapat bertindaksebagai pendukung utama "networking" yangtidak terbatas pada lingkup tiga pihak yangterlibat (BKKBN/Depkes/BPS). Keterlibatanuniversitas, donor agencies, organisasi profesi-onal dan Iain-lain periu dipertimbangkan dalam"networking". Langkah-langkah kearah ituperlu direalisasikan oleh semua pihak dan ini-siatif dapat dilakukan oleh Tim Teknis/TimInti.

DAFTARPUSTAKA

1. Biro Pusat Statistik (1992). SUSENAS (SurveiSosial Ekonomi Nasional) 1992. PedomanPencacahan. Pedoman //.— Jakarta : Biro PusatStatistik.

Media Litbangkes VoL III No. 02/1993

Page 5: Pokok-pokok pikiran integrasi SDKI, SKRT dan SUSENAS …

ARTIKEL

kedua 73,5 ml/Hektar, sedangkan MALA-THION pada siklus pertama 440 ml/Hektardan siklus kedua 466,7 ml/Hektar. Dampakdari pengasapan tersebut menunjukkan bahwainsektisida LORSBAN 480 EC, ICON 25 ECdan MALATHION 96 EC hanya mampumenekan populasi Ae. aegypti selama satuminggu setelah pengasapan rumah, sedangkanuntuk Cx. quinquefasciatus mampu menekanpopulasi di dalam rumah selama dua minggu.

Bila melihat persentase perangkap telurpositif dan rata-rata jumlah telur Aedes perperangkap positif setelah pengasapan rumah,insektisida LORSBAN 480 EC dan ICON 25EC mampu menekan populasi Ae. aegypti didalam rumah sampai minggu ke lima.Sedangkan MALATHION 96 EC hanyaefektif sampai dua minggu.

UCAPAN TERIMA KASffl

Atas selesainya penelitian ini kamiucapkan terima kasih kepada Ka. Sub. Dit. P2Arbovirosis, Ka. Bidang Bindal PKPP, Kanwil

Dep.Kes. di Semarang dan Ka. DinasKesehatan Tingkat II, Kabupaten Kebumenserta PT. ICI Pestisida Indonesia dan PT.Pacific Chemicals Indonesia yang telahmembantu dalam pembiayaan penelitiantersebut.

DAFARPUSTAKA:

1. Hadi, S : Sustriayu, N : Barodji., (1991) Icon(OMS-30210, Thermal fogging to control the DHFVektor Aedes aegypty in Ungaran Sub District,Semarang Regency. Buletin Penelitian KesehatanDepkes, 19 (2): 13-21.

2. Santyo, K, (1985) Pemberantasan nyamuk denganLorsban 480 EC yang mengandung Chloro-pyrifos., DitJen PPM & PLP. Depkes., 20 hal.

3. Sumarmo, P.S., (1990) Demam berdarah dengue diIndonesia situasi sekarang dan harapan di masadatang. Laporan semiloka, Depok 27-28 Nopem-ber 1989:22-29.

4. Sudyono (1983) Malathion Depkes., DirektoratJenderal P3M Jakarta.

5. Suharyono, W., (1987) Penanggulangan demamberdarah dengue dengan fogging malathion padatempat penularan potensial di Yogyakarta1985/1986. Cennin Dunia Kedokteran 45 : 7-10

Pokok-pokok pikiranSambungan dari halaman 6

2. Central Bureau of Statistics (1993). Proposal,Indonesia Demograhic and Health Survey, 1994.

3. Departemen Kesehatan R.I. (1982). SistemKesehatan National.

4. Departemen Kesehatan R.I. (1992) SurveiKesehatan Rumah Tangga 1992. PedomanPewawancara.— Jakarta : Badan LitbangKesehatan.

5. Departemen Kesehatan R.I. (1992). SurveiKesehatan Rumah Tangga 1992. PedomanKerja.- Jakarta : Badan Litbang Kesehatan.

6. Departemen Kesehatan R.I. (1993). RencanaPembangunan Lima Tahun Keenam BidangKesehatan 1994/1995 -1998/1999 (Rancangan I)

Media Litbangkes Vol III No. 02/1993 IS