BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG . Pneumotorak adalah keadaan terdapat udara atau gas dalam rongga pleura. Pada keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya paru-paru eluasa mengembang terhadap rongga udara pneumotoraks dapat terjadi secara spontan maupun traumatic. Pneumotoraks spontan dibagi menjadi primer dan sekunder, pneumotorak traumatic dibagi menjadi iatrogenic dan bukan itrogenik. (Barmawy. H) Insidens pneumotoraks sedikit diketahui, karena episodenya banyak yang tidak diketahui. Pria lebih banyak dari pada wanita dengan perbandingan 5:1. pneumotorak spontan primer (PSP) sering juga dijumpai pada individu sehat, tanpa riwayat penyakit paru sbelumnya. PSP banyak dijumpai pada pria dengan usia antara 2 dan 4. salah satu penelitian menyebutkan sekitar 81% kasus PSP berusia kurang dari 45 tahun. Seaton dkk melaporkan bahwa pasien tuberculosis aktif mengalami komplikasi pneumotorak sekitar 2,4% dan jika ada kavitas paru komplikasi pneumotoraks meningkat lebih dari 90%. (Barmawy. H) Di Olmsted country, Minnesota, amerika, meiton et al melakukan penelitian selama 25 tahun pada pasien yang terdiagnosis sebagai pneumotoraks, didapatkan 75 pasien karena trauma, 102 pasien karena iatrogenic da sisanya 141 pasien karena pneumotoraks spontan. Dari 141 pasien tersebut 77 pasien PSP dan 64 pasien PSS. Pada pasien pneumotorak spontan didapatkan angka incident sebagai berikut: PSP terjadi pada 7,4 per 100.000 pertahun untuk peria dan 2,0 per 100.000 tahun untuk wanita. (Barmawy. H) Sesuai perkembangan dibidang pulmunologi telah sering dikerjakan pendekatan baru berupa tindakan torakostomi disertai video (video-assisted thoracostomi), ternyata memberikan banyak keuntungan pada pasien yang mengalami pneumotoraks relaps dan lama rawat inap di RS yang lebih sigkat.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .
Pneumotorak adalah keadaan terdapat udara atau gas dalam rongga pleura. Pada keadaan
normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya paru-paru eluasa mengembang terhadap rongga
udara pneumotoraks dapat terjadi secara spontan maupun traumatic. Pneumotoraks spontan
dibagi menjadi primer dan sekunder, pneumotorak traumatic dibagi menjadi iatrogenic dan
bukan itrogenik. (Barmawy. H)
Insidens pneumotoraks sedikit diketahui, karena episodenya banyak yang tidak
diketahui. Pria lebih banyak dari pada wanita dengan perbandingan 5:1. pneumotorak spontan
primer (PSP) sering juga dijumpai pada individu sehat, tanpa riwayat penyakit paru sbelumnya.
PSP banyak dijumpai pada pria dengan usia antara 2 dan 4. salah satu penelitian menyebutkan
sekitar 81% kasus PSP berusia kurang dari 45 tahun. Seaton dkk melaporkan bahwa pasien
tuberculosis aktif mengalami komplikasi pneumotorak sekitar 2,4% dan jika ada kavitas paru
komplikasi pneumotoraks meningkat lebih dari 90%. (Barmawy. H)
Di Olmsted country, Minnesota, amerika, meiton et al melakukan penelitian selama 25
tahun pada pasien yang terdiagnosis sebagai pneumotoraks, didapatkan 75 pasien karena trauma,
102 pasien karena iatrogenic da sisanya 141 pasien karena pneumotoraks spontan. Dari 141
pasien tersebut 77 pasien PSP dan 64 pasien PSS. Pada pasien pneumotorak spontan didapatkan
angka incident sebagai berikut: PSP terjadi pada 7,4 per 100.000 pertahun untuk peria dan 2,0
per 100.000 tahun untuk wanita. (Barmawy. H)
Sesuai perkembangan dibidang pulmunologi telah sering dikerjakan pendekatan baru
berupa tindakan torakostomi disertai video (video-assisted thoracostomi), ternyata memberikan
banyak keuntungan pada pasien yang mengalami pneumotoraks relaps dan lama rawat inap di
RS yang lebih sigkat.
B. TUJUAN.
1. Tujuan Umum
Tujuan yang ingin dicapai dalam penyusunan makalah ini adalah penulis mempu
mengungkapkan pola pikir ilmiah dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan pneumotoraks secara komprehensif dan memperoleh pengalaman secara nyata
tentang pneumotoraks.
2. Tujuan Khusus.
Setelah dilakukan askep ini penulis mampu:
a. Melakukan pengkajian klien dengan pneumotoraks.
b. Mengidentifikasi data klien.
c. Menganalisa data yang diperoleh dari pengkajian.
d. Merumuskan diagnosa keperawatan.
e. Menentukan prioritas masalah keperawatan.
f. Menyusun rencana keperawatan.
g. Melaksanakan tindakan keperawatan, berdasarkan rencana yang telah disusun dalam
intervensi keperawatan.
h. Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan berdasarkan
criteria standard.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep penyakit
1. PENGERTIAN
Pneumotorak adalah keadaan terdapatnya udara atau gas dalam rongga pleura.
Pneumotoraks adalah menggambarkan individu yang mengalami atau beresiko tinggi
untuk mengalami akumulasi udara pada pleura yang berhubungan dengan cedera. Pada
keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya paru-paru leluasa mengembang
terhadap rongga dada. Pneumotoraks dapat diklarifikasikan sesuai dengan penyebabnya :
1. Traumatic.
2. Spontan : Spontan primer, spontan sekunder.
3. Terapeutik : Bukan iatrogenic, iatrogenic.
Pneumotoraks juga dapat diklarifikasikan sesuai dengan urutan peristiwa yang
merupakan kelanjutan adanya robekan pleura:
1. Terbuka
2. Tertutub
3. Tekanan
2. ETIOLOGI.
Berdasarkan Penyebabnya .
Pneumotoraks Spontan
a. Pneumotoraks Spontan Primer. Terjadi tanpa ada riwayat penyakit paru yang
mendasari sebelumnya umumnya pada individu sehat dewasa muda, tidak
berhubungan. Dengan aktifitas fisik yang berat tetapi justru terjadi pada saat
istirahat da sampai sekarang belum diketahui penyebabnya .
b. Pneumotoraks Spontan Sekunder Suatu pneumotoraks yang terjadi karena
penyebab paru yang mendasarinya (tuberculosis paru, PPOK, asma bronchial,
pneumonia, tumor paru, dan sebagainya).
Pneumotoraks traumatic Pneumotoraks yang terjadi akibat suatu penetral kedalam
rongga pleura karena luka tusuk atau luka tembak atau tusukan jarum atau kanul.
a. Pneumotorak Traumatic Bukan Iatrogenic. Terjadi karena jejas kecelakaan,
jejas dada terbuka atau tertutub, barotraumas.
b. Pneumotoraks traumatic bukan iatrogenic. Terjadi Akibat Tindakan Oleh
Tenaga Medis, Dibedakan Lagi:
c.. Pneumotoraks traumatic iatrogenic aksidental Akibat tindakan medis karena
kesalahan atau komplikasi indakan tersebut, missal: pada tindakan
parasentetis dada, biopsy pleural dan lain-lain.
d. Pneumotoraks traumatic iatrogenic artificial (deliberate) Sengaja dikerjakan
dengan cara mengisis udara ke dalam rongga pleura melalui jarum dengan
suatu alat Maxwell box.
3. KLASIFIKASI
1.Berdasarkan terjadinya yaitu artipicial,traumaticdan spontan.
2.Berdasarkan lokasinya, yaitu pneumotoraksparietalis ,mediastinalisdan basalis.