Top Banner

of 18

Pneumonia Aspirasi

Jul 20, 2015

Download

Documents

dr_yusuf
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

PNEUMONIA ASPIRASICicilia Dara Poetry Agnes Esa Bellina

DEFINISI PNEUMONIAPeradangan akut parenkim paru-paru yang biasanya berasal dari suatu infeksi

KLASIFIKASICommunityacquired pneumonia Nosocomial Pneumonia Pneumonia caused by opportunistic organisms

Emerging pathogens

Pneumonia aspirasi

PNEUMONIA ASPIRASIMerupakan infeksi paru yang disebabkan oleh terhirupnya bahan-bahan ke dalam saluran pernapasan

Epidemiologi Beberapa studi menyatakan bahwa 5-15% dari 4.5 juta kasus community-acquired pneumonia diakibatkan oleh pneumonia aspirasi. Kira-kira 10% pasien yang diopname pasca intoksikasi atau overdosis obat/racun akan menjadi pneumonitis aspirasi

ETIOLOGIFaktor penyebab paling sering aspirasi pada orang dewasa : Alkoholisme Stroke gangguan neuromuscular Anestesi pada kondisi dimana reflek batuk dan refleks muntah tertekan gangguan menelan abnormalitas struktur esophagus Gastroesofageal refluks desease hilangnya kesadaran

Aspirat yang bisa masuk ke dalam paru-paru : 1. Aspirasi benda asing (corpus alienum) 2. Aspirasi cairan : berhubungan dengan cairan lambung, hampir tenggelam, barium, parafin cair 3. Aspirat Infeksius (Necrotizing Pneumonia) 4. Pneumonia Aspirasi Lentil : aspirasi bahan kacang-kacangan

GAMBARAN KLINIS1. Anamnesis u/ mengetahui kemungkinan kuman penyebab yg berhubungan dengan faktor infeksi evaluasi faktor pasien/predisposisi, membedakan lokasi infeksi, usia pasien dan awitan 2. Pemeriksaan fisik Awitan akut biasanya o/ kuman S. Pneumoniae, Streptococcus spp., Staphylococcus. Pneumonia virus ditandai dengan mialgia, malaise, batuk kering, dan nonproduktif. Tanda fisik seperti pd tipe pneumonia klasik bisa didapatkan berupa demam, sesak napas, tanda-tanda konsolidasi paru (perkusi paru pekak, ronki nyaring, suara napas bronchial). Bentuk klasik berupa bronkopneumonia, pneumonia lobaris, atau pleuropneumonia. Warna, konsistensi, dan jumlah sputum penting untuk diperhatikan.

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS Pilihannya adalah foto thorax konvensional Gambaran radiologisnya bervariasi tergantung pada beratnya penyakit dan lokasinya Lobus bawah dan lobus tengah kanan paling sering terkena, tetapi lobus bawah kiri juga sering Ditemukan area-area ireguler yang tidak berbatas tegas yang mengalami peningkatan densitas Pada tahap awal area densitas tinggi tersebut hanya lokal, akan tetapi pada tahap lanjut akan berkelompok/ menyatu (infiltrat)

Pada penyakit kronik dan aspirasi berulang akan mengakibatkan pneumonitis basis paru kronik yang menampilkan bercak berawan (perselubungan inhomogen) atau bercak linear pada basis paru Aspirasi asam lambung akan menimbulkan pneumonitis kimia yang menimbulkan udem paru pada area yang terkena gambarannya seperti udem paru lobus bawah yang disebabkan oleh penyakit lainnya Pada pasien yang kesulitan menelan : infiltrat difus pada alveoli yang non-spesifik

CT Scan Dalam kasus pneumonia aspirasi, CT scan lebih unggul dibandingkan dengan foto konvensional dalam menentukan sifat, luas, dan komplikasi aspirasi. Gambaran pada CT scan lebih detail dibandingkan foto polos thorax. Benda asing intratrakeal atau intrabronkial dapat diidentifikasi pada CT scan, serta ateletaksis atau konsolidasi dan fokus udara berlebih. Pada beberapa kasus, aspirasi spesifik seperti lemak dan material opak dapat diidentifikasi dan diukur dalam gambaran CT scan.

CT atau ultrasonografi berguna untuk menentukan lokasi abnormalitas untuk biopsi atau aspirasi/drainase. Komplikasi dari pneumonia aspirasi (seperti terbentuknya abses, nekrosis paru, empyema) sangat baik terlihat pada CT scan. Komplikasi jangka panjang, seperti bronkiolitis obliteratif sangat baik dengan menggunakan high resolution CT (HRCT) CT scan juga dapat menentukan kelainan anatomi di kepala, leher, dan toraks. Temuan ini mungkin dapat membantu penyebab aspirasi seperti fistulla atau tumor trakea, laring, atau esofagus. CT scan juga dapat mengambarkan struktur esofagus.

Potongan bronkus lobus bawah menunjukan objek metal di bronkus lobus bawah

MRI Beberapa penelitian besar dari MRI yang didedikasikan untuk penyakit aspirasi pneumonia ini telah dilakukan. Namun, hasil dari studi kasus dipublikasikan muncul untuk mengkonfirmasi akurasi pencitraan MRI untuk kondisi-kondisi seperti peradangan akut, Granuloma, dan fibrosis. MRI berkerja baik dalam mendefinisikan sifat aspirasi dan reaksi tubuh terhadap aspirasi. Beberapa penulis telah menemukan bahwa MRI lebih unggul daripada CT scan dalam diagnosis lipoid aspirasi.

b. Pemeriksaan laboratorium : Leukositosis infeksi bakteri ; leukosit normal/rendah dapat disebabkan oleh infeksi virus/micoplasma atau pada infeksi berat. Leukopenia menunjukkan depresi imunitas.c. Pemeriksaan bakteriologis : Bahan berasal dari sputum, darah, aspirasi nasotrakeal, aspirasi jarum transtorakal. Torakosentesis, bronkoskopi, atau biopsi. d. Pemeriksaan khusus Titer antibodi terhadap infeksi virus, legionella, dan mikoplasma. Analisis gas darah dilakukan untuk menilai tingkat hipoksia dan kebutuhan oksigen

TERAPITerapi suportif umum a. Terapi O2 untuk mencapai PaO2 80 100 mmHg atau saturasi 95 96% berdasarkan pemeriksaan analisis gas darah. b. Humidifikasi dengan netribulizer untuk pengenceran dahak yang kental, dapat disertai nebulizer untuk pemberian bronkodilator bila terdapat bronkospasme c. Pengaturan cairan. d. Ventilasi mekanis. Antibiotik Dimaksudkan sebagai terapi kausal terhadap kuman penyebabnya. Penisilin G dosis tinggi 6 12 juta unit/hari Ampicilin/Amoxicilin 3 4 x (500 1000) mg/hari Eritromicin 3 4 x 500 mg/hari Sefalosporin dosis sesuai jenis preparat Cotrimoxazol 2 x (1 2) tablet Dapat pula diberi klindamycin selama 1 hingga 2 minggu

PROGNOSISPrognosis sangat ditentukan oleh tingkat keparahan pneumonia, jenis organisme yang menginvasi, dan luas area paru yang terlibat. Jika terus dibiarkan maka akan berkembang pada kegagalan respirasi yang akut dan fatal yang bisa menyebabkan kematian.

KOMPLIKASI Penyebaran infeksi secara hematogen (bacteremia) Penurunan tekanan darah Syok Acute Respiratory Distress Syndrome Pneumonia dengan abses paru