Top Banner
TUGAS TERMODINAMIKA Makalah Kunjungan PLTU Tanjung Jati B Disusun Oleh : Muhammad Yahya (21060112130092) UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014
19

PLTU TJB_Muhammad Yahya(21060112130092)

Nov 16, 2015

Download

Documents

MUhammad Yahya

Laporan kunjungan PLTU TJB
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • TUGAS TERMODINAMIKA

    Makalah Kunjungan PLTU Tanjung Jati B

    Disusun Oleh :

    Muhammad Yahya (21060112130092)

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    2014

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    2.1 Latar Belakang

    Seiring dengan perkembangan teknologi listrik telah menjadi salah satu

    kebutuhan pokok dalam menjalani kehidupan. Hampir semua aspek kehidupan

    manusia memerlukan energi listrik, di perkantoran, rumah tangga, dan perindustrian.

    Semakin banyaknya berdiri industri-industri baru yang memerlukan energi listrik

    dalam pengoperasiannya sehingga menyebabkan kebutuhan akan energi listrik terus

    meningkat setiap tahunnya.

    Dalam memenuhi kebutuhan akan energi listrik didirikan pembangkit-

    pembangkit yang baru. Pembangkit energi listrik ini biasanya berada di daerah yang

    jauh dari pusat beban. Agar energi listrik ini sampai ke pusat beban maka diperlukan

    saluran transmisi dan distribusi energi listrik. Pembangkit listrik di Indonesia umunya

    menggunakan saluran transmisi 150 kV. Masalah lain yang muncul adalah

    penyebaran pusat-pusat beban yang tidak merata. Sehingga pembangkit yang

    mempunyai kapasitas kecil seringkali harus digunakan untuk menyuplai beban yang

    besar, sedangkan pembangkit yang berkapasitas besar digunakan untuk menyuplai

    beban yang kecil. Untuk mengatasi hal ini, pusat pembangkit yang ada harus

    diinterkoneksikan, agar tenaga listrik dapat ditransmisikan sesuai dengan kebutuhan.

    Interkoneksi sistem ini bertujuan untuk menghubungkan pembangkit-pembangkit

    yang ada menjadi satu, sehingga pembangkit tenaga listrik yang ada dapat digunakan

    untuk menyuplai beban yang letaknya jauh dari lokasi tersebut.

  • 2.2 Tujuan

    1. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan pengetahuan tentang dunia

    kelistrikan.

    2. Meningkatkan dan memperluas pengetahuan tentang PLTU Tanjung Jati B

    Jepara.

    3. Memahami aspek-aspek usaha yang potensial dalam lapangan kerja, antara lain

    struktur organisasi usaha, asosiasi usaha, jenjang karier dan management usaha

    di PT PLN (persero).

    4. Memperoleh masukan dan umpan balik guna memperbaiki dan mengembangkan

    PT PLN (PERSERO) ke depannya.

  • BAB II

    DASAR TEORI

    2.1 Profil Umum Perusahaan

    PLTU Tanjung Jati B adalah pembangkit listrik berbahan bakar batubara yang

    terletak di wilayah Jawa Tengah tepatnya di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang,

    Kabupaten Jepara.

    PLTU Tanjung Jati B merupakan sebuah produk strategi energi nasional

    Indonesia yang mendorong investasi internasional guna menyediakan keamanan dan

    ketersediaan energi listrik bagi rakyat Indonesia. PLTU ini memberikan keuntungan

    bagi infrastruktur jaringan listrik dan pembangkit-pembangkit listrik yang ada pada

    saat ini, dengan menyediakan 2640 MW tambahan energi listrik yang dapat

    diandalkan, ekonomis dan dalam lingkungan pengelolaan yang bertanggung jawab.

    Berikut adalah rincian profil dari PLTU Tanjung Jati B.

    Area : 150 ha Location : Desa Tubanan, Kec. Kembang, Jepara Jawa Fuel : Fuel Oil (start-up) and Coal Capacity : 4 x 660 MW Net Lessor : PT Central Java Power (Sumitomo group) Lessee : PT PLN (Persero) Operator : PT TJB Power Services & PT KPJB COD

    Unit 1 : 1 October 2006 Unit 2 : 1 November 2006 Unit 3 : 1st Sync : 15 Mei 2011 COD : 13 Oct 2011 Unit 4 : 1st Sync : 15 Ags 2011 COD : 1 Jan 2012

    Berikut ini adalah gambar PLTU Tanjung Jati B Jepara

  • Gambar 2.1 Penampakan PLTU Tanjung Jati B Jepara

    2.2 Pembangkit Listrik Tenaga Uap

    Prinsip Kerja Utama PLTU ditunjukan pada gambar dibawah.

    Gambar 2.2 Gambaran sistem kerja pada PLTU

    Dalam PLTU, energi primer yang dikonversikan menjadi energi listrik adalah

    bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan dapat berupa batu bara (padat), minyak

    (cair), atau gas. Ada kalanya PLTU menggunakan Kombinasi beberapa macam bahan

    bakar.

  • Konversi energi tingkat pertama yang berlangsung dalam PLTU adalah

    konversi energi primer menjadi energi panas (kalor).Hal ini dilakukan alam ruang

    bakar dari ketel uap PLTU.Energi panas ini kemudian dipindahkan ke dalam air yang

    ada dalam ruang bakar dari ketel uap PLTU. Energi panas ini kemudian dipindahkan

    ke dalam air yang ada dalam pipa ketel untuk menghasilkan uap yang dikumpulkan

    dalam drum dari ketel. Uap dari drum ketel dialirkan ke turbin uap. Dalam turbin uap,

    energi (enthalpy) uap dikonversikan menjadi energi mekanis penggerak generator,

    dan akhirnya energi mekanis dari turbin uap ini dikonversikan menjadi energi listrik

    oleh generator.

    Proses pembakaran batu bara umumnya membutuhkan tempat penyimpanan

    dan peralatan penangannannya. Ukuran biji batu bara diperkecil dengan

    menggunakan mesin pemecah (pulverizer) dan disimpan di tempat terbuka sampai

    sekiranya dibutuhkan baru akan diambil. Conveyor bertugas menganggkut batubara

    menuju ke mesin pemecah (pulverizer). Pada umumnya batubara di hancurkan di

    mesin pulverizer dengan menggunakan variable speed coal feeders controlled untuk

    merespon perubahan beban. Batubara akan terbakar dengan mudah dan efisien seperti

    gas jika dibuat dalam serbuk halus. Di samping itu jika digunakan dalam bentuk

    serbuk, batubara akan mempunyai keuntungan-keuntungan antara lain dapat

    menanggapi perubahan beban dengan baik, kebutuhan akan kelebihan udara

    pembakaran (excess air) rendah sehingga konsumsi daya untuk kipas lebih rendah,

    suhu pembakaran lebih tinggi, efisiensi thermal lebih baik dan biaya operasi dan

    pemeliharaan rendah. Kemudian serbuk batu bara tersebut didorong oleh udara

    primer dari primary air fan (PAF) sampai ke pembakaran. Pembakar batu bara serbuk

    menerima serbuk batubara kering dan udara primer kemudian mencampurnya dengan

    udara pembakaran utama dari forced draft fan (FDF) sehingga timbullah nyala api di

    dalam.

  • Gambar 2.3 Sistem batu bara serbuk

    Dalam perhitungan neraca energi dan efisiensi perlu diketahui nilai kalor dari

    proses pembakaran batubara. Nilai kalor menunjukkan perpindahan panas dari suatu

    proses pembakaran batu bara yang didinginkan sampai suhu awak dari udara dan

    batu bara.

    Ada dua macam nilai kalor, yaitu nilai kalor Tinggi (HHV, High Heating

    Value) yaitu nilai kalor yang terjadi jika semua uap yang terbentuk telah

    terkondensasi, sehingga dalam hal ini termasuk kalor laten penguapan air. Selain

    HHV ada nilai lain yaitu Nilai Kalor Rendah (LHV, Low Heating Value) yaitu nilai

    kalor yang tidak termasuk nilai kalor laten untuk penguapan uap air. HHV dan LHV

    dalam kcal/kg dapat ditentukan dengan:

    HHV = [ 8,080C + 34.500 (H O/8) +2220 SJ]

    Dan

    LHV = HHV - 588,76 x W

  • Dimana:

    - C = Fraksi massa Karbon

    - H = Fraksi massa Hidrogen

    - O = Fraksi massa Oksigen

    - S = Fraksi massa Sulfur

    - W = Jumlah uap air yang terbentuk karena pembakaran 1 kg batu bara

    Dalam perhitungan neraca energi dan efisiensi digunakan HHV karena semua

    kandungan energi total harus diperhitungkan. Panas yang dihasilkan dalam kcal/hr

    dari pembakaran batubara di dalam Boiler sebesar:

    QBB= HHV x BB

    Dimana:

    - BB : Jumlah batubara yang dibakar di ketel dalam kg/hr

    Sedangkan untuk mencari kebutuhan udara yang dibutuhkan untuk pembakaran tiap

    kg batubara adalah :

    UOG = 11,5C +34,5

    8 + 4,325

    UOV =

    1,29

    Dimana :

    - UOG : kebutuhan udara teoritis (kgudara/kgbatubara)

    - UOV : kebutuhan udara teoritis (m3

    udara/kgbatubara)

    - C,H,O,S : fraksi C,H,O dan S dalam setiap kg batubara (%)

    Kebutuhan udara sebenarnya tiap kg batu bara memperhitungkan factor excessair

    (udara lebih) supaya pembakaran yang terjadi lebih sempurna. Factor udara lebih

    (excess air) dicari dengan menggunakan persamaan:

    m = 21/(21-O2)

    dimana:

    - m : Faktor udara lebih (excess air)

    - O2 : Kadar oksigen dalam gas buang (%)\

  • Kebutuhan udara sebenarnya adalah:

    U = m.Uo

    Dimana:

    - U = kebutuhan udara actual (kgudara/kgbatubara) atau (m3

    udara/kgbatubara)

    - Uo = kebutuhan udara teoritis (kgudara/kgbatubara) atau (m3

    udara/kgbatubara)

    Dari pembakaran tersebut dihasilkan gas buang yang dibuang ke atmosfer melalui

    cerobong. Untuk menghitung laju aliran dari gas buang ini digunakan persamaan :

    Gog = Uog + (1 A)

    Gg = m.Uog + (1 A)

    Gov = Uov+ 5,6

    8 +1,24W + 0,8 N

    Gv = (m-1) Uov +Gov

    Dimana:

    - Gog : berat gas asap teoritis (kggasasap/kgbatubara)

    - Gg : berat asap actual (kggasasap/kgbatubara)

    - A,W,N : fraksi asap, uap air, nitrogen dalam setiap kg batu bara (%)

    - Gov : volume gas asap teoritis (m3

    gasasap/kgbatubara)

    - Gv : volume gas asap actual (m3

    gasasap/kgbatubara)

    Laju aliran udara atau gas buang yang diperlukan atau dihasilkan oleh pembakaran

    sujumlah tertentu batu bara dalam kg/hr adalah:

    m = U.BB

    debit aliran fluida dalam m3/hr adalah :

    Q = m/

    Dimana adalah berat jenis fluida

  • BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Komponen Utama PLTU Tanjung Jati B

    Pada PLTU Tanjung Jati B ini terdapat beberapa komponen utama dalam

    proses pembankitan daya listrik, seperti proses pembangkitan uap, proses

    pembangkitan daya listrik, peralatan bantu, dan penanganan limbah. Berikut adalah

    masterplan PLTU Tanjung Jati B

    Gambar 3.1 Masterplan PLTU Tanjung Jati B

    3.2 Proses Pembangkitan Uap

    Proses pembangkitan uap merupakan kombinasi kompleks dari peralatan-

    peralatan di dalam ketel seperti ekonomiser, superheater dan reheater. Ketel sebagai

    bagian utama dari proses pembangkitan uap mengubah cair jenuh menjadi uap jenuh.

    Berikut adalah kombinasi peralatan penghasil uap pada PLTU Tanjung Jati B.

  • Gambar 3.2 peralatan penghasil uap PLTU Tanjung Jati B

    Pada instalasi pembangkit tenaga yang besar biasanya digunakan ketel pipa

    air daripada ketel pipa api karena memiliki dimensi yang lebih kecil sehingga

    harganya lebih ekonomis.

    Gambar 3.3 Diagram alir proses pembangkitan uap secara umum

    Pada gambar diatas menunjukkan proses yang berlangsung pada boiler

    termasuk perubahan fluida didalamnya. Pada boiler untuk membangkitkan panas

  • diperlukan adanya 3 hal yaitu udara, bahan bakar, dan batu bara. Udara didapatkan

    dari luar dengan bantuan FD Fan yang menyedot udara langsung dari luar, sedangkan

    serbuk batubara yang sudah benar-benar halus nantinya akan di sedot oleh PA fan dan

    masuk ke boiler. Pada boiler terdapat 2 buah drum yaitu upper drum dan lower drum,

    bedasarkan fungsinya yaitu untuk proses pemisahan antara fluida dengan uap. Uap

    yang sudah dipanaskan nantinya akan digunakan oleh turbin HP turbin, dan panas

    sisanya nantinya akan di panaskan kembali, berguna untuk meningkatkan efisiensi.

    Penyerapan panas pada masing-masing peralatan dirumuskan sebagai berikut :

    Q = m (hout - hin)

    Dimana:

    - m : laju aliran air atau uap (kg/hr)

    - hout : entalpi air atau uap keluar (kJ/kg)

    - hin : entalpi air atau uap masuk (kJ/kg)

    Efisiensi ketel adalah ratio antara panas yang diserap oleh ketel dengan panas dari

    bahan bakar.

    ketel =

    yang perlu diperhatikan di sini adalah pengendalian proses pembangkitan uap

    (tekanan, suhu, dan ketinggian air) yang berakibat langsung terhadap efisiensi PLTU

    apabila terjadi perubahan beban. Efisiensi pembakaran maksimum memerlukan lebih

    banyak udara disbanding dengan perhitungan secara teoritis. Pengandalian proses

    pembakaran dan mengoprasikan control valve, dampers dan variable speed drive.

    Bahan bakar atau panas yang masuk ke dalam ketel harus dijaga sesuai dengan

    tekanan uap yang diinginkan.Aliran udara ke dalam ketel dikoordinasikan dengan

    panas yang masuk. Bila beban pada uap meningkat tekanan ketel akan menurun, hal

    ini terdeteksi oleh alat pengatur sehingga aliran udara dan panas masuk dan di

    tingkatkan untuk menjaga tekanan uap menjadi normal. Air dalam drum uap harus

    dijaga pada ketinggian yang konstan, konsumsi uap yang tinggi oleh turbin dan

    rendahnya penyediaan air pengisi ketel penyebab rendahnya air dalam drum uap. Hal

  • ini akan menggerakkan alat pengukur untuk meningkatkan bukaan katup pengisi air

    ketel. Akibat dari banyaknya jumlah panas yang terserap pada komponen logam dari

    superheater dan reheater menyebabkan suhu uap berubah.Suhu uap yang tinggi

    menyebabkan kerusakan pada peralatan.Suhu uap yang keluar superheater dan

    reheater dikendalikan oleh katup atur pada penyemprot adir dalam attemperator yang

    diletakkan di dalam peralatan tersebut.

    3.2.1 Kondensasi dan pendinginan

    Fungsi kondensor adalah menciptakan ruang hampa udara pada keluaran

    turbin, mengkondensasi uap yang keluar dari turbin untuk digunakan kembali pada

    situs tertutup, melakukan deaerasi kondensor untuk mempertahankan ruang hampa

    dan mereduksi jumlah gas tak mampu kondensasi yang terbawa masuk kedalam ketel

    melalui feedwater

    Alat ini biasanya berupa penukar panas selongsong dan tabung (shell and

    tube) dimana mekanisme perpindahan panasnya terutama adalah pengembunan uap

    jenuh di luar tabung dan pemanasan dengan konveksi.

    Gambar 3.4 Skema kondensor

    Gambar diatas menunjukkan skema kondensor yang mempunyai dua aliran pad

    sisi air terdiri atas sebuah selongkong baja dengan kotak air pada kedua ujungnya.

    Air masuk ke tabung dari kotak air yang terbagi dua terdapat pada satu ujung

    kondensor, mengalir melalui tabung-tabung itu sampai ke kotak air berbalik arah dan

  • mengalir melalui tabung yang separuh lagi ke belahan lainnya pada kotak air yang

    terbagi dua. Gas tidak dapat dikondensasi dipisahkan dari kondensor dengan

    menggunakan multistage steam fet air ejectors (SJALE). Proses pembuangan gas tak

    mampu kondensasi disebut deaerasi. Biasanya terdapat batas maksimum gas-gas tak

    mampu kondensasi yang terkandung dalam kondensat ( 0,01 cm3/L). peralatan

    deaerasi ini juga digunakan untuk membuat ruang hampa udara

    Air kondensat dari kondensator ini kemudian dipanaskan di dalam feed water

    heater dengan menggunakan uap dari bocoran uap (extractiob steam) dari turbin.

    Feedwater heater ini biasanya jumlahnya lebih dari satu dan dipasang secara seri.

    Apabila uap bocoran yang masuk ke dalam feed water heater bertekanan tinggi maka

    heaternya dinamakan high preasure feedwater heater (HPH), sebaliknya dinamakan

    low preasure feedwater heater (LPH), selain heater-heater di atas terdapat satu,

    peralatan lagi yang juga berfungsi untuk membuang gas-gas tak mampu kondensasi

    di samping untuk memanaskan air pengisi ketel yang dinamakan Deaerator.

    3.3 Proses Pembangkitan Daya Listrik

    Turbin uap adalah alat yang digunakan untuk mengkonversi energi kinetis

    fluida menjadi enrgi mekanis yang akan memutar generator dan menghasilkan energi

    listrik..uap air akan masuk kedalam turbin melewati beberapa tahap yang tiap

    tahapnya terdiri dari sebuah sudu tetap yang berfungsi sebagai nosel dan sudu

    bergerak yang terpasang pada rotor. Pada nosel, uap air dipercepat sampai kecepatan

    tinggi, dan energi kinetic ini dirubah menjadi kerja pada poros.

    Apabila digunakan satu buah turbin, akan menyebabkan kerugian karena

    diperlukan uap dengan kecepatan yang sangat tinggi di atas kecepatan yang diijinkan

    karena ekspansi dari tekanan tinggi sampai tekanan condenser. Maka biasanya

    digunakan lebih dari satu buah turbin, pada bahasan kali ini ada 3 buah turbin yaitu

    turbin bertekanan tinggi (high preasure turbine), turbin bertekanan menengah

    (intermediate pressure turbine) dan turbin tekanan rendah (low preasure

    turbine).Untuk tekanan tinggi biasanya menggunakan asas impuls sedangkan untuk

    tekanan rendah biasanya digunakan turbin menggunakan asas reaksi.

  • Gambar dibawah menunjukkan turbin tekanan tinggi, turbin tekanan

    menengah, dan turbin tekanan rendah.

    Gambar 3.3 Konfigurasi turbin uap

    Selanjutnya Turbin akan membuat generator berputar dan menghasilkan daya

    listrik yang akan ditransmisikan nantinya. Generator menghasilkan arus pada

    tegangan 22800 Volt yang mengalir dari generator melewati konduktor menuju

    transformator. Berikut adalah generator yang digunakan di PLTU Tanjung Jati B.

    Gambar 3.4 Turbin Uap PLTU Tanjung Jati B

  • 3.4 Peralatan Bantu (Auxiliary Equipment)

    Untuk mengoprasikan pembangkit listrik tenaga uap diperlukan peralatan-

    peralatan bantu untuk meningkatkan unjuk kerja dari sitem tersebut di samping

    peralatan-peralatan utama. Dalam suatu pembangkit listrik dengan kapasitas besar,

    peralatan bantu ini mutlak diperlukan keberadaannya.

    Sistem peralatan bantu disini termasuk sistem air pengisian ketel, sistem udara

    pembakaran dan gas buang serta sistem penanganan dan persiapan bahan bakar.

    Peralatan-peralatan utamanya antara lain boiler feed pumps, condensate pumps,

    condenser circulating water pumps, boiler water circulating pumps, forced draft fans,

    primary air fans, induced draft fans dan pulverizers. Peralatan bantu lain seperti

    kompresor udara, sistem pendinginan air, sistem pemanasan, sistem penerangan dan

    lain-lain.

    Daya listrik yang dibutuhkan oleh peralatan-peralatan bantu tersebut biasanya

    disuplai oleh instalasi itu sendiri. Jadi daya listrik yang diterima oleh masyarakat

    adalah daya total dari PLTU itu dikurangi oleh daya peralatan bantunya.

    3.4.1 Pompa

    Pompa berfungsi untuk memindahkan fluida dari suatu tempat ke tempat lain.

    Dalam suatu instalasi pembangkit terdapat beberapa macam pompa yang berfungsi

    sebagai auxiliary equipment. Beberapa yang besar yaitu boiler feed pump yang

    berfungsi untuk meindahkan air pengisi ketel dari feedwater heater ke dalam ketel,

    condensate pump digunakan untuk memindahkan air dari kondensor ke dalam

    feedwater heater, condensate water pump untuk memasukkan air laut ke dalam

    kondensor dan boiler water circulating pump untuk membuat sirkulasi air dari dalam

    drum menuju ke heater dan naik ke steam drum sambil menerima perpindahan panas.

    3.4.2 Fan

    Fan berfungsi mendorong atau menarik udara atau gas. Forced draft fan

    berfungsi untuk mendorong udara yang dibutuhkan untuk pembakaran batu bara.

  • Primary air fan befungsi untuk mendorong udara primer yang dibutuhkan untuk

    trasportasi serbuk batu bara ke dalam burner sekaligus mengeringkan batubara

    tersebut. Induced draft fan berfungsi untuk menarik gas buang dari dalam dapur

    pembakaran dan membuangnya melalui cerobong.

    3.4.3 Pulverizer

    Pulverizer ini berfungsi untuk menghancurkan bongkahan batu bara menjadi

    serbuk batu bara. Di samping itu di dalam pulverizer ini juga terjadi pengeringan batu

    bara oleh udara primer panas yang masuk ke dalam pulverizer.

    Gambar 3.5 Pulverizer PLTU Tanjung Jati B

  • 3.5 Penanganan Limbah

    PLTU Tanjung jati B sudah memiliki mekanisme penanganan limbah hasil

    proses produksinya sendiri, yaitu dari mulai penangkap debu, penanganan abu,

    penyerapan sulfur, cerobong asap, dan pengolahan limbah cair.

    1. Electro Static Precipitator (ESP) untuk mengatasi pencemaran udara

    dengan cara menangkap abu terbang (fly ash) dengan kemampuan 99.3%

    abu terbang dapat ditangkap.

    2. Flue Gas Desulphurization (FGD) untuk menurunkan kadar sulfur dalam

    gas buang menggunakan batu kapur.

    3. Ash Pond untuk menampung abu hasil pembakaran batubara.

    4. Waste Water Treatment Plant (WWTP) untuk mengolah limbah padat dan

    cair.

    Berikut adalah diagram alir penanganan limbah di PLTU Tanjung Jati B.

    Gambar 3.6 diagram alir penanganan limbah PLTU Tanjung Jati B

  • BAB IV

    PENUTUP

    1. Kesimpulan

    Setelah melakukan kunjungan studi ke PLTU Tanjung Jati B maka penulis

    dapat mengambil kesimpulan bahwa :

    1. PLTU Tanjung Jati B ini memiliki 4 unit dengan kapastitas bersih masing-

    masingnya 660 MW dan berjasa dalam menyuplai 10% kurva bebabn Jawa-

    Bali sekarang ini.

    2. PLTU tanjung Jati B ini memiliki kebutuhan batubara sebesar 12000 ton per

    2 unit.

    3. Untuk menghindari korosi akibat penggunaan air, maka PLTU Tanjung Jati

    B menerapkan perlindungan katodik dan Chlorinization pada peralatan yang

    rentan terhadap korosi.

    4. PLTU Tanjung Jati B sudah memiliki mekanisme penangan limbah yang

    baik dan membuat dampak buruk terhadap lingkungan berkurang.

    2. Saran

    Setelah melakukan kunjungan studi ke PLTU Tanjung Jati B maka penulis

    dapat menyarankan untuk :

    1. PT PLN (Persero) memperbaiki alat yang rusak di PLTU Tanjung Jati B

    yang cukup berjasa dalam menyediakan daya listrik di Indonesia ini

    khususnya Jawa Bali.