Top Banner

of 19

PLN Corporate Exposure PLTS

Oct 12, 2015

Download

Documents

AndikaLesmana

Describe PLN program concerning PV power generation.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 1

    PLN: PROGRAM PEMBANGUNAN PLTS

    Diklat Perencanaan PLTS PLN Udiklat Makassar, 15 Juli 2014

    Winner Sianipar PT PLN (Persero) Kantor Pusat

  • Latar Belakang

    Negara Kepulauan: ribuan pulau kecil/lokasi terpencil belum berlistrik

    RE masih rendah: 7 lokasi >;

    supply security > Harga

  • Potensi dan Pemanfaatan EBT Skala Kecil

    3

    Sumber: RUPTL 2013-20122

  • Pertumbuhan kebutuhan energi listrik rata-rata sekitar 9,47% pertahun

    Proyeksi Kebutuhan Energi Listrik

    3

  • Pembangkit berbahan bakar fossil masih dominan hingga sekitar 82,2%, dengan sekitar 65,6% adalah menggunakan bahan bakar batubara .

    Menekankan pada pengurangan konsumsi BBM.

    Memprioritaskan pembangunan pembangkit dengan sumber daya EBT dalam memenuhi kebutuhan kecukupan tenaga listrik (FTP II), termasuk energi surya.

    Rencana Pembangunan Kelistrikan

    3

  • Rasio Elektrifikasi Tahun 2013

    SUMUT, 87,34%

    SUMBAR, 76,40%

    JAMBI, 61,87%

    BENGKULU, 78,26%

    SUMSEL, 68,18%

    LAMPUNG, 72,89%

    BANTEN, 87,85%

    JABAR, 79,53% JATENG, 85,72%

    DIY, 80,52% JATIM, 79,21%

    RIAU, 61,15%

    BABEL, 80,96%

    DKI, 99,99%

    NTT, 48,30% NTB, 63,40%

    SULSEL 77,15%

    KALBAR 69,25%

    KALTIM, 70,84%

    SULBAR 47,22%

    KALTENG, 58,79%

    BALI, 77,93%

    SULTRA 57,54%

    MALUKU, 67,57%

    MALUT, 63,82% SULUT, 80,38%

    GORONTALO, 62,92%

    PAPUA, 30,48%

    PAPUA BARAT, 62,34%

    KALSEL, 80,86%

    SULTENG 63,69%

    VERSI NASIONAL IT

    PLN (%) 78.00 64.84

    TOTAL (%) 80.32 70.79

  • Rencana Pembangunan EBT Skala Kecil (MW)

    3

    Sumber: RUPTL 2013-20122

  • Potensi Pengembangan PV

    3

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    70

    80

    90

    2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

    Kap

    asit

    as, M

    Wp

    Tahun

  • Pembangunan PLTS dilaksanakan secara intensif: potensi radiasi matahari, perkembangan teknologi, biaya investasi cenderung turun dan layak secara ekonomi.

    9

    PLN memutuskan pengembangan PLTS secara hibrid dengan diesel eksisting,

    angin, biomass dan atau sumber energi terbarukan untuk lokasi remote sebagai

    respon kebijakan pemerintah untuk mengurangi konsumsi BBM

    Rencana PLTS PLN

  • NAD: 44 lokasi, 7.4 MWp

    Sumut: 27 lokasi 6.1 MWp

    Sumbar:

    42 lokasi 7.7 MWp

    Babel: 16 lokasi 35.0 MWp

    Riau: 151 lokasi 60.1 MWp

    Jabar, Banten: 3 lokasi 1.1 MWp

    Sulselrabar:

    17 lokasi 29.7 MWp

    NTB: 15 lokasi 44.5 MWp Bali: 1 lokasi 0.3 MWp

    Jateng DIY: 5 lokasi 0.7 MWp NTT: 99 lokasi 45.2 MWp

    Jatim: 12 lokasi 4.3 MWp

    Lampung: 18 lokasi 2.5 MWp

    Sumsel, Jambi, Bengkulu:

    6 lokasi 3.4 MWp

    Kalbar: 63 lokasi 40.1 MWp

    Kaltim: 30 lokasi 24,9 MWp

    Kalselteng: 96 lokasi 48.7 MWp

    Sulut, Sulteng, Gorontalo:

    39 lokasi 30.9 MWp Maluku, Malut:

    29 lokasi 33.5 MWp

    Papua, Pabar:

    66 lokasi 44.9 MWp

    Program PLTS 1000 Pulau

  • Kebijakan Konfigurasi Disain Teknis

    3

    PROYEK PLN Kapasitas PV s/d 1000 kWp Sistem OFF GRID (PV+ Energy Storage) TR Sistem ON GRID (PV dengan atau tanpa Energy Storage) TR; TM Sistem HIBRID (Sistem Mini/Micro Grid) TR, TM

    PROYEK IPP

    Kapasitas PV 1000 kWp Sistem ON GRID TM

    Berdasarkan NPC (LCOE) : Konfigurasi PLTS sistem hibrid adalah yang paling optimal

  • Perbandingan Least Cost (case study)

    3

    Untuk ketersediaan/keandalan sebesar 100%, pilihan adalah PV Diesel.

    Kecuali jika ketersediaan/keandalan dibatasi 80%, konfigurasi sistem PV+Bat dimungkinkan memiliki ongkos termurah., tetapi akan memiliki potensi pemadaman atau keterbatasan pelayanan. Pelanggan akan klaim

  • Least cost PV-Diesel Hybrid Option case study (drastically reduces reliance on diesel)

    3

    PV + diesel hibrid membutukan diesel kira-kira 620% dari PV+BAT

    Diesel menyalurkan listrik 613%.

    Kapasitas diesel yang dibutuhkan akan lebih kecil dan jam operasi lebih kecil.

  • Implikiasi Pengoperasian PV+DG Hibrid

    3

    Dengan memiliki fleksibilitas pengoperasian yang lebih besar terhadap perubahan beban termasuk pertumbuhan beban, investasi (penambahan PV) dapat disesuaikan dengan pertumbuhan beban itu.

    Jaringan pengiriman bahan bakar dapat diatur

    Volume BB jauh lebih kecil dari penggunaan hanya DG.

    BBM dibutuhkan pada periode bulan yang tingkat radiasi matahari rendah, saat bersamaan kondisi gelombang laut yang menghambat, maka kecukupan kapasitas battery harus diperhatikan.

    Pemeliharaan DG lebih dapat diatur.

    Periode pemeliharaan DG jauh berkurang karena jumlah jam operasi menurun.

    Sistem pengoperasian sistem PV hibrid relatif lebih kompleks.

    dibutuhkan program capacity building yang baik.

    Khususnya pada sistem hibrid PV+DG pada mode load following, dibutuhkan alat pengatur otomatis untuk pengaturan pengoperasian hibrid, tetapi memerlukan operator dengan keahlian lebih.

  • Kebijakan Feed in Tariff (FiT) Energi Surya

    3

    Mengoptimalkan penyertaan investor swasta (IPP) dalam pencapaian target pembangunan pembangkit listrik EBT, khususnya energi surya PV.

    Penerbitan Permen No. 17 Tahun 2013 Harga Tertinggi (ceilling price) energi surya fotovoltaik melalui tender kuota PLTS.

    Harga/kWh maksimum US$ 25 atau US$ 30 (TKDN modul surya >40%) Tender dilakukan oleh KESDM Panitia Tender; PLN anggota alternate PPA akan ditandatangani dengan PLN untuk masa kontrak 20 tahun. Standar kontrak disiapkan oleh PLN. Pemenang harus melakukan studi detail untuk mengetahui dampak PLTS terhadam

    sistem PLTS, a.l. studi aliran beban, hubung singkat, stabil. Material, pemasangan dan koneksi ke sistem PLN harus sesuai dengan standar PLN

    atau yang diakui oleh PLN.

  • Kriteria Lokasi Untuk PLTS IPP

    3

    Pokok: Diusulkan pada sistem kecil dan menengah yang masih menggunakan

    DG (BBM). Sistem PLTS adalah konfigurasi on grid dengan batasan awal

    perkiraan penetrasi maksimum 20% dari beban rata-rata siang hari, yaitu antara 1 s/d. 10 MWp.

    BPP listrik di lokasi lebih tinggi dari harga FiT.

    Kondisi Akhir: Lokasi telah ditetapkan sebanyak 80 titik lokasi, dengan kapasitas

    total 140 MWp Sampai dengan Mei 2014 : 7 lokasi sudah ditetapkan pemenang.

  • Tourit Islands -6 locations - 0,92 MWp)

    Outer Islands -8 locations -1,34 MWp)

    The 1000 Islands Programme ( 800 locations; 379 MWp)

    100 Island Step I -- 36 locations -- 7 MWp

    100 Island Step II -- 78 locations -- 13 MWp

    1000 Islands -- 672 locations -- 119 MWp

    IPP > 1 MWp -- 80 locations -- 140 MWp

    OPERATION OPERATION OPERATION/KONSTRUKSI FUNDING

    PREPARATION

    FIT (CEILING PRICE)

    94 locations; 19,5 MWp Scheme: Hybrid, loan (FUNDING PREPARATION)

    Evaluation of Existing

    PV-PP

    PERMEN 17 Tahun 2013 Ceiling Price Tender lead by Ministry

    HYBRID

    Road Map Pengembangan PLTS PV di PLN

  • Kesimpulan

    3

    PLN telah menetapkan rencana pembangunan PLTS sebesar 620 MWp Sistem PLTS dihibrid dengan sumber energi lain seperti DG, angin, dan

    biomass dll dengan tujuan mengurangi konsumsi BBM secara proporsional.

    Pengoperasian sistem PLTS + DG yang diatur akan mengurangi konsumsi BBM

    Pengoperasian PLTS+DG hibrid membutuhkan peningkatan kapasitas SDM.

    Percepatan pencapaian target pembangunan PLTS melibatkan investor swasta melalui skema IPP.

    Harga energi surya PLTS telah ditetapkan US$ cent 25/kWh atau US$ cent 30/kWh dengan TKDN modul surya >40%.

  • 19

    Terima Kasih