Top Banner
EdisiFebruari2015 www.ipb.ac.id Pesona Lingkar Kampus diperuntukkan bagi 17 Desa Lingkar Kampus di Sekitar IPB Darmaga melalui Kantor Desa atau Kelurahan. Kel. Balumbang Jaya, Kel. Setu Gede, Kel. Margajaya, Desa Babakan, Cikarawang, Cihideung Udik, Cihideung Ilir, Benteng, Cibanteng, Petir, Ciherang, Neglasari, Sinarsari, Sukawening, Purbasari, Sukadamai dan Dramaga. DiseminasiTeknologidanInovasiIPB MelaluiProgramSLAK Penanggung Jawab: Yatri Indah Kusumastuti Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Siti Zulaedah Editor : Nunung Munawaroh Reporter Rio Fatahilah, Siti Zulaedah, Dedeh H, M.Awaluddin Layout : Bambang Andriyanto Fotografer: Cecep AW Sirkulasi: M. Awaluddin Alamat Redaksi: Sekretariat Bidang Humas, Gd. Rektorat Lt. 1 Kampus IPB Darmaga. Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected] Diseminasi Teknologi dan Inovasi IPB Melalui Program SLAK Tahu Hot Jeletot Bang Jack Suka Hutan, Winda Pilih IPB Prof Upik: Antisipasi DBD dengan 3M plus 1 M IPB Gelar Pelatihan Pembuatan Ramuan Antidiabetes Tingkatkan Produksi Jamur Tiram dengan Karung Goni Prof Bambang Purwantara : Mengudara di RRI, Bicara Kesehatan Kuda Delman Petani Desa Cibunian Maju Bersama IPB dan Bank Mandiri Gerakan Pungut Sampah Forum Wacana IPB di Jalan Bara Neuron Dance Pad: Karpet Pintar Cegah Obesitas
8

PLK Februari 2015 ok.cdr

Jan 20, 2017

Download

Documents

doandien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PLK Februari 2015 ok.cdr

Edisi�Februari�2015

www.ipb.ac.idPesona Lingkar Kampus

diperuntukkan bagi 17 Desa Lingkar Kampus di Sekitar IPB Darmaga melalui Kantor Desa atau Kelurahan.

Kel. Balumbang Jaya, Kel. Setu Gede, Kel. Margajaya, Desa Babakan, Cikarawang, Cihideung Udik, Cihideung Ilir, Benteng, Cibanteng, Petir, Ciherang,

Neglasari, Sinarsari, Sukawening, Purbasari, Sukadamai dan Dramaga.

�Diseminasi�Teknologi�dan�Inovasi�IPB�Melalui�Program�SLAK�

Penanggung Jawab: Yatri Indah Kusumastuti

Pimpinan Redaksi: Siti Nuryati Redaktur Pelaksana: Siti Zulaedah

Editor : Nunung Munawaroh Reporter Rio Fatahilah, Siti Zulaedah, Dedeh H, M.Awaluddin

Layout : Bambang Andriyanto Fotografer: Cecep AW Sirkulasi: M. Awaluddin

Alamat Redaksi: Sekretariat Bidang Humas, Gd. Rektorat Lt. 1 Kampus IPB Darmaga.

Telp. : (0251) 8425635, Email: [email protected]

Diseminasi Teknologi dan Inovasi IPB Melalui Program SLAK

Tahu Hot Jeletot Bang Jack

Suka Hutan, Winda Pilih IPB

Prof Upik: Antisipasi DBD dengan 3M plus 1 M

IPB Gelar Pelatihan Pembuatan Ramuan Antidiabetes

Tingkatkan Produksi Jamur Tiram dengan Karung Goni

Prof Bambang Purwantara : Mengudara di RRI, Bicara Kesehatan Kuda Delman

Petani Desa Cibunian Maju Bersama IPB dan Bank Mandiri

Gerakan Pungut Sampah Forum Wacana IPB di Jalan Bara

Neuron Dance Pad: Karpet Pintar Cegah Obesitas

Page 2: PLK Februari 2015 ok.cdr

2 Edisi Februari / 2015

embaga Penelitian dan Pengabdian kepada LMasyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) menggagas program Stasiun Lapang Agro Kreatif

(SLAK). Sebanyak 14 orang Manajer SLAK ditempatkan untuk bertugas pada 11 sentra pertanian di delapan kabupaten di Indonesia. Delapan kabupaten tersebut adalah Bangli, Malang, Magelang, Pekalongan, Tegal, Cilacap, Bojonegoro, dan Nunukan.

Kepala LPPM IPB, Dr. Prastowo menyatakan, SLAK ini dimaksudkan untuk menghadirkan inovasi IPB di sentra produksi pertanian. Dengan demikian IPB dapat mendampingi masyarakat petani dalam suatu kawasan atau sentra produksi pertanian, menuju sitem produksi pertanian yang modern dan optimum melalui penerapan IPTEK IPB untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Selain itu, SLAK ini dibentuk dalam rangka membangun kemitraan untuk kemandirian masyarakat petani dan mengoptimalkan peran IPB dalam mewujudkan harapan kedaulatan pangan dengan cara menempatkan para lulusan IPB sebagai fasilitator. Langkah ini diharapkan dapat membantu dalam penyelesaian masalah pertanian yang dialami masyarakat di berbagai daerah, bahkan diharapkan meningkatkan perekonomian masyarakat secara signifikan.

Salah satu manajer SLAK, Mohamad Iyos Rosyid, dinilai berhasil mengemban misi di sentra produksi sapi, titik Bojonegoro Jawa Timur, untuk program Sekolah Peternakan Rakyat (SPR). Alumni Departemen Sains

�Diseminasi�Teknologi�dan�Inovasi�IPB�Melalui�Program�SLAK�

Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (Fema) ini menyatakan, “Adanya program ini memberikan dampak positif bagi para peternak. Mereka sangat terbantu dan terfasilitasi dalam proses kegiatan peternakan, apalagi program yang dibawa oleh manajer lapang untuk SPR Bojonegoro ini memperkuat dan mensinergikan kelembagaan”.

Iyos berharap masyarakat dapat belajar bersama, dan menjalankan usaha bisnis pada sektor produksi sapi potong secara bersama pula. Selain itu, masyarakat juga menikmati hasil keringat (keuntungan bisnis) dari menjalankan sistem bisnis yang didasari dengan rasa penuh tanggung jawab dan solidaritas tinggi. Di sisi lain, Iyos berharap agar Pemerintah Daerah (Pemda) terus konsisten membantu masyarakat bawah dengan pendekatan bottom up (dari bawah ke atas). (RF)

TOPIK UTAMA

Page 3: PLK Februari 2015 ok.cdr

3Edisi Februari / 2015

ahu Hot Jeletot, adalah tahu goreng yang berisi irisan Tsayur kol, wortel, bihun dan ditambahkan cabai yang digiling. Tepung untuk membalut tahunya pun terasa

pedas karena diberi cabai. Tahu goreng jenis ini kini banyak dicari konsumen. Tak sulit untuk mendapatkannya, karena sudah banyak orang yang menjajakan. Salah satunya adalah gerobak tahu Bang Jack (51) di pengkolan Babakan Tengah Desa Babakan, tak jauh dari Kampus IPB Dramaga.

Antrian panjang para pembeli kerap ditemui. Tak jarang mereka antri untuk mendapatkan tahu yang masih ada dalam penggorengan. Lima tahun sudah ia melakoni kerja sebagai penjual tahu pedas, setelah hampir 25 tahun ia berjualan rujak buah keliling. Keputusannya untuk pindah jenis produk dagangan ini ternyata tepat.

Bapak empat anak ini juga punya alasan lain kenapa memilih tahu olahan sebagai bisnisnya. Menurutnya, tahu termasuk penganan pokok masyarakat Indonesia. Selain bahan bakunya mudah didapat, permintaan masyarakat terhadap penganan tahu terus meningkat.

Bang Jack yang asli warga Babakan ini paham bagaimana menyajikan tahu olahan dengan cita rasa khusus, beda dengan tahu olahan kebanyakan. Dia memilih bahan baku tahu yang bermutu dan bumbu khusus yang dia racik sendiri. Tahu kuning dipilihnya karena memiliki karakteristik yang cocok untuk tahu pedas dan teksturnya yang berongga sehingga bumbu bisa lebih meresap.

Berbekal modal 300 ribu rupiah, Bang Jack merintis bisnis tahu olahannya dengan menggunakan gerobak. Pada masa awal, dia mengaku masih melakukan penyesuaian rasa sesuai keinginan konsumen. Tak butuh waktu lama, hanya dalam waktu tiga bulan, tahu pedas buatannya sudah diterima oleh konsumen.

Bagi Anda yang menginginkan tahu Bang Jack, bisa ditemui di pengkolan Babakan mulai pukul delapan pagi hingga pukul sembilan malam. Tahunya hanya mampu bertahan satu hari, karena tidak memakai bahan pengawet.

Setiap harinya tidak kurang dari seribu buah tahu berhasil ia jual dengan harga Rp 1.500 per buahnya. Kebanyakan pembeli adalah sivitas IPB. “Alhamdulillah, dengan usaha ini saya berhasil menyekolahkan keempat anak saya hingga lulus SMA,” ujarnya. (awl)

Wi n d a L i s m a y a , p u t r i

sulung dari Ismail, w a r g a K a m p u n g Cangkurawok Desa Babakan Kecamatan D r a m a g a b e r h a s i l menggapai impiannya m e n j a d i S a r j a n a Kehutanan (S.Hut). Sejak kecil , Winda m e m a n g s u d a h m e n u n j u k k a n minatnya terhadap dunia kehutanan. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (Fahutan IPB) akhirnya menjadi pilihan Winda untuk memuaskan keingintahuannya tentang kehutanan. “Selain dekat dengan rumah, sejak kecil saya memang sudah akrab dengan dunia kehutanan. Ayah kerja di Fakultas Kehutanan IPB dan waktu saya masih di bangku sekolah selalu jumpa dengan mahasiswa dari Fakultas Kehutanan,” ujar lulusan SMAN 1 Leuwiliang Kabupaten Bogor ini.

Peraih Juara I Olimpiade Matematika tingkat SMA ini, terbilang aktif di berbagai organisasi kemahasiswaan, seperti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gentra Kaheman dan Himpunan Profesi (Himpro) Forestry Management Student Club. Akhirnya, setelah mengikuti perkuliahan selama empat tahun, penerima beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) ini akhirnya mengikuti prosesi wisuda pada Rabu (18/3), setelah dinyatakan lulus dari Departemen Manajemen Hutan Fahutan IPB.

Selaku orang tua, tentu saja Ismail sangat bangga karena putri sulungnya berhasil lulus dari IPB. “Alasan kami kenapa pilih IPB adalah dekat dengan rumah, sehingga tidak perlu kost dan ketika waktunya makan bisa pulang. Satu lagi, lulusasn IPB mudah diterima kerja,” ujarnya.

Ismail yang sudah mengabdi selama 28 tahun di IPB ini mengimbau para orang tua dari desa lingkar kampus untuk tidak takut menyekolahkan anaknya ke IPB. “Saya selalu bilang ke tetangga atau warga dari desa lain, jangan takut masalah biaya. Mau kita anak petani, anak buruh atau anak tukang ojek, jika anaknya pintar, masukkan ke IPB,” ujar staf kependidikan di Bagian Administrasi Pascasarjana Silvikultur Fakultas Kehutanan IPB ini.

Sementara itu, Winda mengungkap ada ketakutan lain yang dirasakan warga, yakni masa Tingkat Persiapan Bersama (TPB). “Kebanyakan anak‐anak di sini pada takut dengan TPB karena jika nilainya tidak bagus banyak yang di DO (Drop Out) saat di tingkat ini. Padahal, agar bisa lulus di TPB ada trik dan tipsnya, yakni kita belajar sungguh‐sungguh dan jangan malu bertanya

Suka�Hutan,�Winda�Pilih�IPB

Tahu�Hot Jeletot�Bang�Jack

Page 4: PLK Februari 2015 ok.cdr

4 Edisi Februari / 2015

etiap kali musim penghujan tiba, kasus penyakit Sdemam berdarah dengue (DBD) pun meningkat di sejumlah daerah, termasuk di daerah Bogor. Kondisi

ini mengundang banyak pertanyaan dari masyarakat terkait bagaimana mengantisipasi hal tersebut. Peneliti Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof.Dr.drh. Upik Kesumawati Hadi menjawab dari hasil penelitian dengan judul “Antisipasi Gigitan Nyamuk Aedes aegypti dengan Lotion Tolak Nyamuk” yang telah berjalan pada tahun 2008. Penelitiannya ini dilakukan di 15 RT dari empat RW di Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.

Hasil Risetnya yaitu penggunaan lotion tolak nyamuk (repelen) secara massal dalam jangka panjang mampu menurunkan populasi nyamuk suatu daerah. Hasil ini diperoleh setelah dilakukan penelitian selama 15 minggu dengan total populasi sebanyak 954 Kepala Keluarga (3.864 penduduk) atau sebanyak 828 rumah. Repelen yang digunakan sebagai bahan uji dalam penelitian ini adalah lotion tolak nyamuk berbahan aktif Diethyl‐toluamide (DEET).

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penggunaan repelen dapat ditambahkan pada program pemerintah dalam menghadapi penyakit DBD, yaitu 3 M (Menutup, Menguras dan Mengubur) menjadi 3 M plus 1 M yaitu mengoleskan repelen. Terlebih saat ini lotion tolak nyamuk merupakan obat nyamuk yang harganya terjangkau dan mudah ditemukan di berbagai tempat penjualan. Selain penggunaannya mudah dan praktis, mengacu pada penelitian tersebut lotion ini pun efektif mencegah gigitan nyamuk dan aman untuk kulit.

D E E T a t a u n a m a k i m i a ny a N , N , d i e t hy l ‐ 3 ‐methylbenzamide (dahulu dikenal sebagai N,N‐diethyl‐meta‐toluamide) adalah bahan aktif repelen yang paling banyak digunakan di dunia saat ini. DEET dikembangkan oleh Angkatan Darat Amerika Serikat (US Army) pada tahun 1946 untuk kepentingan pasukan Amerika dan baru digunakan untuk umum pada tahun 1957 di Amerika. DEET dapat diaplikasikan langsung pada kulit maupun pakaian dan saat ini tersedia dalam berbagai formulasi, mulai lotion, liquid, gel, aerosol dan sebagainya. Bekerjanya DEET lebih mengusir serangga daripada membunuhnya.

DEET diyakini bekerja dengan memblok reseptor serangga (yang digunakan untuk mendeteksi karbondioksida dan asam laktat) yang digunakan untuk menemukan sasaran. DEET efektif mengacaukan indera serangga sehingga insting menggigit atau makan tidak dipicu oleh keberadaan manusia yang menggunakannya.

Kewaspadaan masyarakat untuk menyikapi DBD melalui langkah antisipatif dengan penggunaan obat anti nyamuk merupakan cara tepat untuk memberikan perlindungan dari gigitan nyamuk di tingkat individu dan keluarga. Selain itu, yang tak kalah penting adalah melaksanakan perilaku hidup sehat, terutama peduli akan kesehatan lingkungan. Semua ini menjadi tanggung jawab yang harus dijalankan secara bersinergi antar individu dan komponen masyarakat agar upaya pencegahan DBD dapat terwujud lebih optimal di Indonesia. (Dh disarikan dari riset Prof.Dr.drh. Upik Kesumawati Hadi ‐ Fakultas Kedokteran Hewan IPB)

Prof�Upik: Antisipasi�DBD�dengan�3M�plus�1�M

Page 5: PLK Februari 2015 ok.cdr

5Edisi Februari / 2015

usat Pengembangan Sumberdaya Manusia P(P2SDM) Lembaga Penel i t ian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut

Pertanian Bogor (LPPM IPB), bekerjasama dengan Pusat Studi Biofarmaka (PSB) LPPM IPB menggelar pelatihan pembuatan ramuan antidiabetes, Kamis (5/3). Kegiatan yang bertempat di Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Kenanga Kelurahan Situ Gede Kecamatan Bogor Barat ini diikuti oleh 20 orang peserta dari tiga Posdaya.

Peneliti P2SDM LPPM IPB, Warcito, SP.MM dalam sambutannya mengatakan, tujuan diadakannya kegiatan ini adalah dalam rangka menindaklanjuti keberadaan taman terapi diabetes yang ada di Posdaya Kenanga Situ Gede, yang sudah dibuat pada tahun 2014.

“Maka setelah produk tamannya sudah ada, sekarang bagaimana cara mengolah tanaman tersebut menjadi obat herbal untuk mencegah dan mengobati warga yang terkena penyakit diabetes. Jalan satu‐satunya adalah kader Posdaya diberikan pelatihan cara pembuatan ramuan antidiabetes dari taman TOGA yang ada. Hasil dari pelatihan ini diharapkan kader Posdaya bisa membuat, meramu, mengemas, sampai menjual,” paparnya.

Ke depan, PSB LPPM IPB akan membantu dalam pengembangan permasalahan produk‐produk tanaman obat, khususnya untuk mengobati penyakit diabetes. Hal ini dikarenakan penggunaan bahan‐bahan tanaman alami akan lebih mendorong dan mengoptimalkan tubuh untuk melakukan penguatan diri dalam menghadapi penyakit.

Sekretaris Teknis PSB LPPM IPB Siti Sa'diah, M.Si,Apt menjelaskan bahwa meramu dan meracik tanaman antidiabetes untuk hasil yang maksimal dan aman, butuh ketelitian dalam pembuatannya, ketepatan dalam meracik bahan o b a t , d a n k e c e r m a t a n m e n e n t u k a n takarannya.(Awl)

IPB�Gelar�Pelatihan�Pembuatan�Ramuan�Antidiabetes

ondisi lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan jamur Ktiram adalah suhu dan kelembaban ruangan. Biasanya untuk mendapatkan suhu dan kelembaban yang sesuai, petani

menggunakan mesin pendingin. Namun penggunaan mesin pendingin memerlukan biaya dan energi yang besar. Tim peneliti dari Departemen Teknik Mesin dan Biosistem Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor (Fateta IPB) memanfaatkan karung goni basah untuk mengendalikan suhu dan kelembaban ruangan. Riset yang dipublikasikan di Jurnal Keteknikan Pertanian Volume 26 tahun 2012 ini, dilakukan oleh Manunggal Ajie Putranto dan Mad Yamin. “Penggunaan karung goni basah untuk menstabilkan suhu di dalam kumbung dapat meningkatkan produktivitas jamur tiram. Panen jamur tiram tanpa perlakuan sebanyak 75 baglog hanya mendapatkan 16,5 kilogram. Sedangkan pada jamur tiram yang mendapatkan perlakuan karung goni, hasil panennya sebesar 23,5 kilogram”, ujar Manunggal. Karung goni sebagai media pendingin ruangan disimpan di lantai di sela‐sela rak jamur tiram. Tujuannya adalah untuk menjaga suhu serta kelembaban yang ideal untuk pertumbuhan jamur tiram. Karung goni tersebut dialiri air secara berkala menggunakan timer dan pompa melalui pipa yang sudah dibolongi. Ini bertujuan untuk mengkondisikan karung goni agar tetap basah. “Pada siang hari, air yang tertampung pada karung goni akan menguap dan berubah menjadi uap air. Uap‐uap air tersebut mengakibatkan suhu di sekitarnya turun. Hal ini terjadi secara kontinyu karena air yang mengaliri karung goni diatur secara berkala”, terangnya. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi, Manunggal menyarankan pada saat melakukan pembudidayaan, intensitas penyiraman tergantung kondisi kumbung. Penempatan karung goni di sela‐sela rak dan pada konstruksi bangunan di tempat yang panas, sebaiknya tidak menggunakan atap asbes melainkan menggunakan atap genteng.(zul)

Tingkatkan�Produksi�Jamur�Tiram�

dengan�Karung�Goni

Page 6: PLK Februari 2015 ok.cdr

6 Edisi Februari / 2015

uda telah lama akrab dengan kehidupan manusia. KPemanfaatannya sebagai alat transportasi, olahraga dan satwa kesayangan telah melekat di masyarakat

sejak zaman purba. Dahulu kuda sangat berguna untuk menjadi kendaraan dan fasilitas berperang. Di beberapa daerah, kuda bahkan dijadikan sebagai sumber protein hewani yang secara rutin dipotong pada rumah potong tertentu. Demikian disampaikan Prof Dr Bambang Purwantara, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (FKH IPB) dalam siaran Dialog Pakar IPB di RRI Bogor, Selasa (24/2). Prof Bambang mengatakan, salah satu pemanfaatan kuda pada saat ini adalah sebagai penarik delman. Kuda‐kuda tersebut biasanya merupakan kuda lokal yang memiliki kemampuan daya angkut yang memadai, sesuai ukurannya dan memiliki perangai yang relatif tenang dan tidak mudah gugup. Ada dua kelompok kuda yang dibahas Prof. Bambang kali ini yaitu kuda delman dan kuda tunggang wisata yang banyak tersebar seperti di Bogor, Sukabumi dan Cianjur. Delman yang mangkal di Pasar Bogor dan sering dijumpai tengah membawa para wisatawan berkeliling Kota Bogor, merupakan atraksi tersendiri bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara. Namun demikian, dari studi yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa FKH IPB, banyak hak‐hak kuda yang tidak dipenuhi oleh para pemilik kuda. Hak‐hak tersebut meliputi hak untuk hidup layak, yakni pakan yang mencukupi baik jumlah dan mutunya, jam kerja yang seyogyanya tidak melebihi kemampuan tenaganya dan hak memperoleh pelayanan kesehatan. Menurutnya, kuda delman harus dirawat sebagaimana kuda‐kuda lain. Karena kuda delman banyak digunakan tenaganya untuk menarik dan mengangkut, maka perawatan dan monitoring kesehatannya harus lebih baik dan memadai. “Kuda harus secara rutin dibersihkan dan disisir atau yang lebih dikenal dengan di‐groom. Pakan yang diberikan, baik berupa rumput atau hijauan lainnya dan pakan penguat berupa biji‐bijian atau dedak dan lainnya harus diberikan secara mencukupi dan berimbang,” terang Prof Bambang. Indikasi kuda yang kurang pakan, baik jumlah dan mutunya meliputi postur tubuh yang kurus dengan body condition score (BCS) yang rendah, mudah lelah dan pada akhirnya mudah terserang penyakit. Pakan yang kurang juga dapat

berimplikasi pada penampilan yang menjadi kurang menarik seperti bulu kusam, cahaya mata yang redup, pertumbuhan kuku yang tidak sehat dan rapuh. Kuda juga harus memperoleh vaksinasi untuk membangun kekebalan terhadap beberapa penyakit penting yang dapat membahayakan kuda apabila tidak dilakukan. Pemilik kuda harus secara rutin memeriksakan kudanya pada dokter hewan, agar dapat diketahui kalau ada masalah kesehatan yang harus ditangani segera. Pemberian vitamin secara suntik maupun oral diperlukan agar kuda dalam kondisi segar. Dengan masa bunting hampir satu tahun, kuda betina diharapkan dapat menghasilkan keturunan secara rutin setiap 15 bulan. (wrw)

Prof�Bambang�Purwantara�:�Mengudara�di�RRI,�Bicara�Kesehatan�Kuda�Delman

Belajar Korupsi di Sekolah

Banu adalah anak seorang pejabat negara yang bertugas dalam bidang keuangan. Kebetulan, Banu pun merupakan bendahara di sekolahnya. Suatu hari, ia ketahuan menggunakan uang kelas itu untuk keperluan pribadi. Dipanggillah ia ke ruang guru.

Guru: "Mengapa kau gunakan uang itu untuk kepentinganmu sendiri? Padahal itu kan uang milik temanmu! Apakah kau sedang terdesak?"

Banu: "Tidak, Bu..."

Guru: "Lalu mengapa?" (Banu hanya terdiam) "Cepat katakan! Jika tidak,akan saya laporkan kepada ayahmu!!"

Banu: "Laporin aja, Bu! Toh ayah saya yang mengajarkannya kepada saya."

Mobil Baru Eksekutif Muda

Ada seorang eksekutif muda sedang mengendarai BMW seri terbarunya seorang diri. Tiba-tiba terjadi kecelakaan yang menyebabkan pintu mobilnya lepas. Sang eksekutif muda itu spontan saja terkejut.

"Wahhh!!! Pintunya lepas...pintunya lepas!" Dia terus saja berteriak-teriak tidak karuan sampai seorang polisi tiba untuk mengevaluasi kecelakaan tersebut.

Eksekutif itu berkata kepada si polisi, "Pak! Bagaimana ini, pintu mobil saya rusak!"

Sahut si polisi, "Anda ini bagaimana! Pintu mobil saja yang anda ributkan! Lihat tuh tangan anda putus!"

Si eksekutif melihat tangannya yang putus dan berteriak histeris,

“Waaaa... Jam tangan Rolex saya mana?!!"

Si polisi tidak bisa komentar apa-apa lagi.

HUMOR

Page 7: PLK Februari 2015 ok.cdr

7Edisi Februari / 2015

atusan relawan yang tergabung dalam Gerakan RPungut Sampah (Rakpungpah) melakukan kegiatan pungut sampah di Jalan Babakan Raya (Bara) dan

sekitarnya, Sabtu (28/2). Para relawan tersebut merupakan mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), baik mahasiswa Pascasarjana dan mahasiswa Sarjana. Sedangkan Jalan Bara dipilih karena daerah ini dijadikan sebagai pusat jajanan bagi mahasiswa dan masyarakat. Aksi peduli lingkungan yang diadakan oleh Forum Mahasiswa Pascasarjana (Forum Wacana) IPB ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Program Magister Sekolah Pascasarjana IPB, Prof.Dr Nahrowi. Tampak hadir Kepala Desa Babakan, Syaehu, sekaligus memberikan dukungan terhadap program yang memiliki tagline “Menuju Bara IBADAH (Indah, Bersih, Aman, Damai, Asri, Hijau) ini. Sekretaris Umum Forum Wacana, Adi Sutrisno, berharap 'Bara IBADAH' ditargetkan dapat terwujud dalam lima tahun. ”Pekerjaan semacam ini tidaklah gampang. Tidak hanya mengubah lingkungan, tetapi juga mengubah pola pikir masyarakatnya. Gerakan ini akan dirutinkan setiap akhir bulan dan ditujukan untuk membentuk komunitas peduli sampah,” terang Adi yang didampingi Ketua Pelaksana, Dafit Ariyanto. (AS)

Gerakan�Pungut�Sampah�Forum�Wacana�IPB�

di�Jalan�Bararogram Keahlian Teknologi Produksi dan Manajemen PPerikanan Budidaya yang bernaung di bawah Direktorat Program Diploma Institut Pertanian Bogor

(IPB) bekerjasama dengan Bank Mandiri, menjadikan petani ikan di Desa Cibunian Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor sebagai sasaran penerima manfaat. Kemitraan yang telah berlangsung selama kurang lebih satu tahun ini ditutup pada Rabu (18/2). Program kemitraan ini merupakan salah satu program yang diagendakan oleh Credit Operation Group Bank Mandiri. Sedangkan Direktorat Program Diploma IPB dipercaya sebagai partner untuk menjalankan program ini. “Kami berusaha melibatkan diri secara langsung. Kami merasa sangat terbantu dengan keterlibatan IPB sebagai partner lapang yang mumpuni dalam kegiatan yang sifatnya turun langsung menyentuh masyarakat,” ujar Agus Jaenal sebagai representasi dari Credit Operation Group. “Ke depannya semoga dengan adanya program semacam ini dapat meningkatkan kesejahteraan kelompok petani ikan, yang pada akhirnya akan memberikan manfaat kepada masyarakat, khususnya masyarakat Desa Cibunian,” jelasnya. Dalam program kemitraan ini masyarakat Desa Cibunian diberikan bantuan berupa modal dan pelatihan untuk menjalankan usaha budidaya perikanan. Pelatihan yang diberikan meliputi pembenihan bibit ikan, pengobatan ikan sakit, pembuatan pakan ikan hingga tahap pemasaran hasil. Closing ceremony ini dihadiri oleh Direktur Program Diploma IPB, Koordinator Program Keahlian Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya beserta dosen, perwakilan Bank Mandiri, kelompok petani ikan, aparatur desa, dan tokoh masyarakat. “Program ini bertujuan untuk memperbaiki sistem budidaya ikan di Desa Cibunian, sehingga beberapa kendala usaha budidaya bisa diatasi. Semoga dengan pembinaan yang telah dilakukan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan terjalin hubungan yang baik antara masyarakat dan kami selaku fasilitator,” ujar Direktur Program Diploma, Dr Bagus Priyo Purwanto. (AS)

Petani�Desa�Cibunian�Maju�Bersama�IPB�dan�Bank�Mandiri

Page 8: PLK Februari 2015 ok.cdr

8 Edisi Februari / 2015

Neuron�Dance�Pad:�Karpet�Pintar�Cegah�Obesitas

inimnya intensitas berolahraga masih menjadi Mmasalah utama yang memicu terjadinya penyakit degeneratif seperti obesitas, hipertensi, dan

jantung koroner. Hal ini disebabkan oleh gaya hidup serba instant yang menimbulkan keengganan seseorang meluangkan waktunya untuk beraktivitas. Banyak solusi yang ditawarkan dari berbagai jenis olah raga untuk mengatasi keengganan tersebut, namun solusi tersebut memiliki kelemahan baik dalam hal ruang gerak olah raga dan waktu yang diperlukan.

IPB menghadirkan Neuron Dance Pad, sebuah produk berupa alat olahraga yang diharapkan dapat menjadi solusi alternatif untuk olah raga yang menyenangkan sekaligus mengasah kecerdasan dalam bentuk karpet elektronik. Dengan tingkat penggunaan yang termasuk kategori olahraga ringan, Neuron Dance Pad memiliki keunggulan yakni membakar kalori lebih tinggi sehingga sangat efisien untuk mengatasi obesitas.

Inovasi yang diberi label Neuron ini dibuat oleh sekelompok mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) dari Fakultas Kedokteran Hewan. Yakni Hanifah Arief Muqaddam, Ridzki Muhammad Luthfi Megapasha dan Dhenok Maria Ulva. Lewat inovasi ini, ketiganya berhasil menyabet medali emas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2014 yang di gelar di Universitas Diponegoro, Agustus kemarin.

Produk Neuron Dance Pad terinspirasi dari mesin Dance‐dance Revolution dan Pump it Up yang dapat ditemukan di game center di beberapa pusat perbelanjaan. Mesin tersebut belum begitu banyak disadari sebagai alat olahraga dan hanya dimainkan sebagai hobi. Padahal, setiap kali menyelesaikan lagu (±2 menit) pengguna dapat membakar kalori 10‐50 kilo kalori, tergantung tingkat kesulitan yang dipilihnya. Artinya, dalam 30 menit seseorang dapat membakar hingga 150‐750 kilo kalori tubuh.

Menurutnya, selain bermanfaat bagi kesehatan, Neuron juga berfungsi sebagai alat pengasah kecerdasan otak kanan karena konsep dasar alat ini menggunakan ritme lagu untuk bergerak di atas papan dansa (dance pad simulator) dengan menginjakkan kaki di setiap tombol sesuai dengan irama. Desain yang portable membuat Neuron dapat dipakai dimana saja dan kapan saja sehingga cocok dalam berbagai kondisi.

Harga yang ditawarkan oleh produk ini mungkin lebih mahal dari produk yang sudah beredar di pasaran, namun dengan prinsip ATM (Amati, Tiru, dan Modifikasi), produk Neuron dance pad menjadi sangat kompetitif di pasaran dan lebih disukai oleh konsumen. Harga yang ditawarkan untuk produk single pad adalah Rp450.000,00 per unit, dan double pad Rp600.000,00 per unit. Produk Neuron dance pad dapat terjual sekitar 20‐40 unit, dengan omset mencapai 20 juta rupiah per bulannya.

Kelebihan Neuron

Jika perangkat dance pad pada umumnya berbahan dasar yang lebih lembek, Neuron hadir dengan menggunakan alas matras yang lebih padat. Sisi inovasi dari produk ini adalah perangkat merupakan hasil modifikasi dari joystick game yang semula dikendalikan oleh jari tangan menjadi dikendalikan oleh sensor kaki pada alas pad . namun tetap bersifat portable sehingga memudahkan pengguna Neuron untuk memakainya di mana saja.

“Selain itu, Neuron pad dapat didesain dengan gambar sesuai pesanan konsumen agar produk cocok dengan selera, terlihat lebih eksklusif dan limited edition,” ujarnya.

Cara pemakaiannya sangat mudah. Neuron dikoneksikan ke laptop atau PC yang sudah ter‐install program step mania (dapat diunduh secara gratis di www.stepmania.com). Ratusan lagu yang dipakai untuk program ini sudah disediakan gratis sebagai bonus pembelian produk. Jika dirasa kurang, masih terdapat banyak file lagu yang dapat diunduh secara gratis di internet. Penggunaan Neuron disesuaikan dengan level yang dipilih (1‐26). Semakin tinggi tingkat kesulitan level yang dimainkan, semakin banyak pula kalori tubuh yang terbakar.

Hingga saat ini, produk Neuron telah berhasil terjual ke seluruh wilayah di Indonesia dan mancanegara. Konsumen dalam negeri yang tercatat selama ini berasal dari seluruh kota dan kabupaten di Pulau Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua. Adapun konsumen mancanegara berasal dari Georgia, Florida (Amerika Serikat), Beijing (Tiongkok), Adelaide dan Melbourne (Australia).(zul)