Top Banner
“SKENARIO 5” PLENO TUTORIAL 1 – blok COME Andrian Rivanda 1218011019 Anggun Chairunnisa 1218011020 Arista Devy Apriana 1218011021 Asep Setya Rini 1218011023 Asoly Giovano Imartha 1218011024 Hanna Insani Vedy 1218011066 Hanarisha Putri Azkia 1218011061 Hani Pratiwi 1218011062 Nisrina Pradya 1218011114 Rossadea Atziza 1218011133 Singgih Suhananto 1218011145 Siti Alvina Oktaria 1218011146
39

Pleno Skenario 3 Fix

Dec 05, 2015

Download

Documents

arista950428

COME
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pleno Skenario 3 Fix

“SKENARIO 5”

PLENO TUTORIAL 1 – blok COME

Andrian Rivanda 1218011019Anggun Chairunnisa 1218011020Arista Devy Apriana 1218011021

Asep Setya Rini 1218011023Asoly Giovano Imartha 1218011024

Hanna Insani Vedy 1218011066Hanarisha Putri Azkia 1218011061

Hani Pratiwi 1218011062Nisrina Pradya 1218011114

Rossadea Atziza 1218011133Singgih Suhananto 1218011145Siti Alvina Oktaria 1218011146

Page 2: Pleno Skenario 3 Fix

Skenario 3Penelitian ini dilakukan diseluruh puskesmas dan rumah sakit Bandar lampung yang telah melaksanakan DOTS yang berjumlah 27 puskesmas dan 1 rumah sakit. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2012- Oktober 2012

Populasi penelitian ini terdiri dari populasi kasus dan populasi kontrol. Populasi kasus terdiri dari628 penderita TB BTA positif yang tercatat ditempat studi pada periode januari- juli 2012. Populasi kontrol adalah suspek TB yang menderita TB. Yang didukukng dengan hasil laboratorium yang negatif atau pemeriksaan rotgen. Yang tercatat ditempat studi pada periode Januari- juli 2012. Jumlah sampel pada kelompok kasus dan kelompok kontrol. Berdasarkan metode perhitungan sampel untuk kelompok kasus dan kelompok kontrol. Masing- masing adalah 238 (14). Pada penelitian ini jumlah sampel 238 digunakan untuk mengklarifikasi pengaruh yang signifikan secara statistik pada power 80 % dan tingkat kemaknaan 95 %.

Pada penelitian ini. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel terikat pada penelitian ini adalah sakit TB (ya atau tidak). Sedangkan variabel bebas terdiri dari determinan sosial, yang diukur melalui indikator pendidikan (jumlah tahun pedidikan yang diselesaikan kepala rumah tangga : <9 tahun dan >9 tahun) pekerjaan. Pekerjaan (pekerjaan kepala rumah tangga tidak bekerja dan bekerja), pendapatan (pendapatan keluarga: Rp. 16.391.999 dan 16.391.999) dan kelas sosial. (Kepemikiran sumber daya produktif keluarga tidak mempunyai dan mempunyai sumber daya produktif) (9.10.15.16).

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara menggunakan alat bantu kuesioner. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis bivarat dan multivarat regresi logistik untuk mengethaui besar pengaruh variabel bebas yang teliti terhadap insiden TB.

Ethical clearance pada penelitian ini diperoleh daru Kimite Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Fakultas kedokteran Universitas Gadjah Mada, selain itu seluruh responden yang terlibat dalam penelitian juga berpartisipasi secara sukareladan mendapatkan informasi yang cukup sebelum dilakukannya wawancara.

Page 3: Pleno Skenario 3 Fix

Step 1

-

Page 4: Pleno Skenario 3 Fix

Step 2

1. Desain penelitian ?2. Populasi ? sampel ? bagaimana pemilihan sampel ?3. Metode perhitungan besaran sampel ?4. Definisi Oprasional ?5. Instrument ?

Page 5: Pleno Skenario 3 Fix

Step 41. Berdasarkan pada ruang lingkup penelitian :

Penelitian Klinis

Penelitian Lapangan

Penelitian Laboratorium

2. Berdasarkan pada waktu :

1. Penelitian Transversal (Cross sectional)

Peneliti melakukan observasi / pengukuran variabel pada satu saat tertentu, satu kali observasi dan dilakukan pengukuran variabel pada saat pemeriksaan tersebut. Biasanya digunakan untuk studi klinis dan studi lapangan.

2. Penelitian Longitudinal

penelitian yang dilakukan dengan ciri: waktu penelitian lama, memerlukan biaya yang relatif besar, dan melibatkan populasi yang mendiami wilayah tertentu, dan dipusatkan pada perubahan variabel amatan dari waktu ke

waktu.

bertujuan untuk mempelajari pola dan urutan perkembangan dan/atau perubahan sesuatu hal, sejalan dengan berlangsungnya perubahan waktu.

 

1. DESAIN PENELITIAN ?

Page 6: Pleno Skenario 3 Fix

3. Berdasarkan pada substansi :

a. Penelitian Dasar

penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau untuk menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. Artinya kegunaan hasil penelitian itu tidak segera dipakai namun dalam waktu jangka panjang juga akan terpakai.

b. Penelitian Terapan

penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. Berarti hasilnya diharapkan segera dapat dipakai untuk keperluan praktis. Misalnya penelitian untuk menunjang kegiatan pembangunan yang sedang berjalan, penelitian untuk melandasi kebijakan pengambilan keputusan atau administrator.

4. Berdasarkan pada ada / tidaknya analisi hubungan antar variabel :

Penelitian Deskriptif

Penelitian Analitik

Desain Khusus

Uji Diagnostik

Analisis Kesintasan

Meta – Analisis

1. DESAIN PENELITIAN ?

Page 7: Pleno Skenario 3 Fix

1. DESAIN PENELITIAN ?

Penelitian dibagi menjadi dua, yaitu :• Penelitian eksperimental

Quasi Experimental

True Experimental• Penelitian Observasional

Deskriptif

Analitik

a. Penelitian Cohort

b. Case control

c. Cross Sectional

Page 8: Pleno Skenario 3 Fix

penelitian epidemiologis non-eksperimental yang mengkaji antara variabel independen (faktor resiko) dan variabel dependen (efek kejadian/penyakit).

COHORT

Page 9: Pleno Skenario 3 Fix

CASE CONTROL

rancangan penelitian yang membandingkan antara kelompok kasus dengan kelompok kontrol untuk mengetahui proporsi kejadian berdasarkan riwayat ada tidaknya paparan

sifat retrospektif, yaitu rancangan bangun dengan melihat ke belakang dari suatu kejadian yang berhubungan dengan kejadian kesakitan yang diteliti.

Page 10: Pleno Skenario 3 Fix

CROSS SECTIONAL

rancangan penelitian yang pengukuran dan pengamatannya dilakukan secara simultan pada satu saat (sekali waktu)

mempelajari prevalensi, distribusi, maupun hubungan penyakit dengan paparan (faktor penelitian) dengan cara mengamati status paparan, penyakit, atau karakteristik terkait kesehatan lainnya, secara serentak pada individu-individu dari suatu populasi pada satu saat.

Page 11: Pleno Skenario 3 Fix

2. POPULASI ? SAMPEL ? BAGAIMANA PEMILIHAN SAMPEL ?

Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti.

a. Populasi TargetPopulasi yang merupakan sasaran akhir penerapan hasil penelitian. Popolasi ini bersifat umum, yang pada penelitian klinis biasanya dibatasi oleh karakteristik demografis dan karakteristik klinis.

b. Populasi TerjangkauBagian populasi target yang dapat dijangkau peneliti. Populasi ini dibatasi tempat dan waktu.

Populasi

Page 12: Pleno Skenario 3 Fix

SAMPLE

Adalah sebagian sari populasi yang digunakan untuk memperoleh data/ informasi dari populasi yang ingin di teliti. Subyek yang dipilik dengan cara tertentu yang dapat mewakili suatu populasi.

Kegunaan sampel : • Menghemat biaya• Mempercepat pelaksanaan penelitian• Menghemat tenaga• Memperluas ruang lingkup penelitian• Memperoleh hasil yang lebih akurat

Page 13: Pleno Skenario 3 Fix

Teknik Pengambilan Sample

a) Probability :

- Simple random sampling

- Systematic random sampling

- Stratified Random sampling

- Cluster sampling

- Multistage sampling

b) Non-probability :

- Purposive sampling

- Quota sampling

- Accidental sampling

Page 14: Pleno Skenario 3 Fix

cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel.

A. RANDOM SAMPLING / PROBABILITY SAMPLING

Page 15: Pleno Skenario 3 Fix

SIMPLE RANDOM SAMPLING

adalah teknik yang paling sederhana (simple). Sampel diambil secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang ada dalam populasi.

Misalnya :Populasi adalah siswa SD Negeri XX Jakarta yang berjumlah 500 orang. Jumlah sampel ditentukan dengan Tabel Isaac dan Michael dengan tingkat kesalahan adalah sebesar 5% sehingga jumlah sampel ditentukan sebesar 205.Jumlah sampel 205 ini selanjutnya diambil secara acak tanpa memperhatikan kelas, usia dan jenis kelamin.

Page 16: Pleno Skenario 3 Fix

Stratified Random Sampling

Teknik ini hampir sama dengan simple random sampling namun penentuan sampelnya memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi.

misal: status gizi, umur

Multistage sampling

Adalah pengambilan sampel ini berdasarkan tingkat wilayah secara bertahap.

Cluster sampling

Cluster sampling adalah proses penarikan sampel secara acak pada

kelompok individu dalam populasi berdasarkan kelas

Page 17: Pleno Skenario 3 Fix

Systematic Sampling

• modifikasi simple random sampling

• Caranya dengan membagi jumlah atau anggota populasi

dengan perkiraan jumlah sampel yang diinginkan,

hasilnya adalah interval sampel

• Sample diambil dengan mendaftar anggota populasi

secara acak dari 1 sampai banyaknya anggota populasi.

Kemudian membagi dengan jumlah sampel yang

diinginkan, hasilnya sebagai interval X, maka yang

terkena sampel adalah setiap kelipatan dari X tersebut.

Page 18: Pleno Skenario 3 Fix

NON-RANDOM SAMPLING / NONPROBABILITY SAMPLING

nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi

tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima

elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah

peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya

kemungkinannya 0 (nol).

Page 19: Pleno Skenario 3 Fix

Purposive sampling

didasarkan pada pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan cirri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Quota sampling

dilakukan dengan cara menetapkan sejumlah anggota sampel secara quotum atau jatah. Pertama dengan menetapkan berapa besar jumlah sampel diperlukan. Kemudian jumlah atau quotum tersebut dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan.

Accidental sampling

Accidental sampling : dengan cara mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian

Page 20: Pleno Skenario 3 Fix

4. Definisi Oprasional ?

adalah uraian tentang batasan variable yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variable yang bersangkutan.

Misalnya :

Definisi operasional tentang variable “status gizi” anak balita, adalah hasil penimbangan atau pengukuran berat badan dan tinggi badan anak balita berdasarkan umur.

Page 21: Pleno Skenario 3 Fix

• adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh, mengelola, dan menginteprasikan informasi dari para responden yang dilakukan dengan pola pengukuran yang sama

• Instrumen penelitian di rancang untuk satu tujuan dan tidak bias digunakan pada penelitian yang lain.

5. INSTRUMEN PENELITIAN ?

Page 22: Pleno Skenario 3 Fix

1. Tes

adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk

mengukur ketrampilan, pengukuran, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

oleh individu atau kelompok.

2. Angket atau kuesioner.

sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atu hal-hal yang ia ketahui.

3. Interview

untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari data tentang variabel latar

belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap sesuatu.

Jenis-jenis instrument

Page 23: Pleno Skenario 3 Fix

4. Observasimengadakan pengamatan secara langsung, abservasi dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, ragam gambar, dan rekaman suara. Pedoman observasi berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang mungkin timbul dan akan diamati.

5. Skala bertingkat (ratings)suatu ukuran subyaktif yang dibuat bersekala. memberikan informasi tertentu tentang program atau orang. Intrumen ini depat dengan mudah menberikan gambaran penampilan, terutama panampilan didalam orang menjalankan tugas, yang menjukan frekuensi munculnya sifat-sifat.

6. DokumentasiPenelitian menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, dan sebagainya.

Page 24: Pleno Skenario 3 Fix

Kegunaan instrument penelitian antara lain :

1. Sebagai alat pencatat informasi yang disampaikan oleh responden

2. Sebagai alat untuk mengorganisasi proses wawancara

3. Sebagai alat evaluasi performa pekerjaan staf peneliti

Page 25: Pleno Skenario 3 Fix

Step 5

1. Sebutkan macam metode dalam perhitungan besaran sampel ?

2. Sebutkan macam – macam skala variabel ?

Page 26: Pleno Skenario 3 Fix

Cara menghitung besar sampel suatu penelitian sangat ditentukan oleh desain penelitian yang digunakan dan data yang diambil. Jenis penelitian observasional dengan menggunakan disain cross-sectional akan berbeda dengan case-control study dan khohor, demikian pula jika data yang dikumpulkan adalah proporsi akan beda dengan jika data yang digunakan adalah data continue. Pada penelitian di bidang kesehatan masyarakat, kebanyakan menggunakan disain atau pendekatan cross-sectional atau belah lintang, meskipun ada beberapa yang menggunakan case control ataupun kohort.

1. Sebutkan macam metode dalam perhitungan besaran sampel ? Step 7

Page 27: Pleno Skenario 3 Fix

Untuk penelitian survei, biasanya rumus yang bisa dipakai menggunakan proporsi binomunal (binomunal proportions). Jika besar populasi (N) diketahui, maka dicari dengan menggunakan rumus berikut:

Dengan jumlah populasi (N) yang diketahui, maka peneliti bisa melakukan pengambilan sampel secara acak)

RUMUS SAMPEL PENELITIAN CROSS-SECTIONAL

Page 28: Pleno Skenario 3 Fix

Namun apabila besar populasi (N) tidak diketahui atau (N-n)/(N-1)=1 maka besar sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :N = jumlah sampel minimal yang diperlukan = derajat kepercayaanp = proporsi anak yang diberi ASI secara eksklusifq = 1-p (proporsi anak yang tidak diberi ASI secara eksklusifd = limit dari error atau presisi absolutJika ditetapkan =0,05 atau Z1- /2 = 1,96 atau Z21- /2 = 1,962 atau dibulatkan menjadi 4, maka rumus untuk besar N yang diketahui kadang-kadang diubah menjadi :

Page 29: Pleno Skenario 3 Fix

Adapun rumus yang banyak dipakai untuk mencari sampelminimal penelitian case-control adalah sebagai berikut :

RUMUS SAMPEL PENELITIAN KOHORT DAN CASE CONTROL

Page 30: Pleno Skenario 3 Fix

Menurut Supranto J (2000) untuk penelitian eksperimen dengan rancangan acak lengkap, acak kelompok atau faktorial, secara sederhana dapat dirumuskan:

(t-1) (r-1) > 15 t = banyaknya kelompok perlakuanj = jumlah replikasi Contohnya: Jika jumlah perlakuan ada 4 buah, maka jumlah ulangan untuk tiap perlakuan dapat dihitung:

 (4 -1) (r-1) > 15(r-1) > 15/3

r > 6Untuk mengantisipasi hilangnya unit ekskperimen maka dilakukan koreksi dengan 1/(1-f) di mana f adalah proporsi unit eksperimen yang hilang atau mengundur diri atau drop out.

Penelitian Eksperimental

Page 31: Pleno Skenario 3 Fix

JENIS DATAJenis data secara garis besarnya dapat dibagi menjadi dua macam yaitu data dikhotomi dan data kontinum :

1. Dikhotomi• data deskrit, data kategorik atau data nominal• Merupakan hasil perhitungan, sehingga tidak dijumpai

bilangan pecahan.• data yang paling sederhana yang disusun menurut

jenisnya atau kategorinya. Bila kita telah memberikan nama kepada sesuatu berarti kita telah menentukan jenis atau kategorinya menurut pengukuran kita.

• setiap data dikelompokan menurut kategorinya dan diberi angka. Angka-angka tersebut hanyalah label belaka, bukan menunjukan tingkatan (ranking).

2. SKALA VARIABEL

Page 32: Pleno Skenario 3 Fix

Contoh dari data dikotomi sebenarnya antara lain adalah: jenis kelamin umpamanya ada tiga yaitu laki-laki diberi angka 1, banci diberi angka 2 dan perempuan diberi angka 3. Anka 3 pada wanita bukan berarti kekutan wanita sama dengan tiga kali laki-laki. Demikian pula bansi sama dengan dua laki-laki. Tetapi seperti disebutkan tadi bahwa angka-angka tersebut hanyalah label belaka. Banyak contoh-contoh data dikotomi sebenarnya ini seperti macam warna kulit, suku bangsa, bahasa daerah, dan sebagainya.

Data dikotomi ini mempunyai sifat-sifat ekskuisif, tidak mempunyai urutan (ranking), tidak mempunyai ukuran baru, dan tidak mempunyai nol mutlak.

CONTOH

Page 33: Pleno Skenario 3 Fix

2. Data Kontinum

Data kontinum terdiri atas tiga macam data yaitu: data ordinal, data interval, dan data rasio. Ketiga macam data-data tersebut diuraikan seperti berikut ini:

a. Data Ordinaldiurutkan dari jenjang yang paling rendah sampai ke jenjang yang paling tinggi, atau sebalikntya tergantung peringkat selera pengukuran yang subjektif terhadap objek tertentu. Kita dapat menyatakan bahwa saya lebih suka jeruk A daripada Jeruk B meskipun sama-sama tergolong jenis jeruk. Selanjutnya jeruk B kita beri bobot 1 dan jeruk A kita beri bobot 2. Pembobotan biasanya merupakan urutannya. Oleh sebab itu, data ordinal disebut juga sebagai data berurutan, data berjenjang, data berpangkat, data tata jenjang, data ranks, dan data petala, data bertangga atau data bertingkat.

Page 34: Pleno Skenario 3 Fix

b. Data Interval

Data interval mempunyai sifat-sifat nominal dari data ordinal. Di samping itu ada sifat tambahan lainnya pada data interval yaitu mempunyai nol mutlak. Akibatnya ia mempunyai skala interval yang sama jaraknya. Pengukuran data interval tidak memberikan jumlah yang absolut dari objek yang diukur.

Contohnya adalah sebagai berikut: Dalam Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa dikenal standar-standar penilaian sebagai berikut:A = 4, B = 3, C = 2, dan D = 1.

Contoh-contoh lainnya dari data interval adalah: persepsi, tanggapan, dan sebagainya. Dalam penelitian sosial data interval paling banyak digunakan.Data interval bersifat Ekskuisif, mempunyai urutan, mempunyai ukuran baru, tetapi tidak mempunyai nilai nol mutlak.

Page 35: Pleno Skenario 3 Fix

c. Data Rasio

Data rasio mengandung sifat-sifat interval, dan selain itu ia mempunyai nilai nol mutlak. Contoh dari data rasio di antaranya adalah: berat badan, tinggi, panjang, atau jarak. Misalnya kita mempunyai data panjang A = 10 m, B = 20 m, C = 30 m, dan D = 40 m

Data rasio ini sering dipakai dalam penelitian keilmuan atau enjinering. Karena data rasio, ordinal, dan interval merupakan hasil pengukuran, maka pada ketiga data tersebut ditemui adanya bilangan pecahan. Data rasio bersifat ekskuisif, mempunyai urutan, mempunyai ukuran baru, dan mempunyai nol mutlak.

Page 36: Pleno Skenario 3 Fix

1. Sumber primerlangsung mengamati objek atau subjek yang diteliti

2. Sumber sekunder data yang diperoleh melalui wawancara kepada pihak lain tentang objek dan subjek yang diteliti, dan mempelajari dokumentasi-dokumentasi tentang objek dan subjek yang diteliti.

Teknik-teknik pengumpulan data dapat dilakukan melalui: wawancara (interview), pengamatan (observation), angket (kuesioner), dan dokumentasi (documentation).

SUMBER DATA DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Page 37: Pleno Skenario 3 Fix

Tehnik pengumpulan data secara ringkas digambarkan seperti gambar berikut ini :

Page 38: Pleno Skenario 3 Fix

 DAFTAR PUSTAKA

 Sumarni Murti (2006). Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Andi.

Hafidin Drs (2010). Bahan Ajar Metodologi Pendidikan. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Kuntjojo Drs (2009). Metodologi Penelitian. Kediri: Universitas Nusantara PGRI.

Dayan, Anto, 1984. Pengantar Metode Statistik Jilid I, LP3ES, Jakarta. Levin, Richard, 1984. Statistics for Management, Prentice Hall of India, New Delhi

Mc. Clave, James & Districh II, Frank, 1985. Statistics, Third Edition, Dellen, Publishing Company, San Francisco.

Nasoetion, Andi Hakim & Barizi, 1987. Metode Statistika, PT. Gramedia Jakarta, Jakarta.

Page 39: Pleno Skenario 3 Fix