Page 1
TINGKAT KEJENUHAN BELAJAR MAHASISWA
(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh :
Hendrikus Nahak
NIM: 121114075
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 2
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 3
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 4
iii
HALAMAN MOTTO
Jangan pernah menyesal dengan suatu kegagalan yang kamu lakukan, akan tetapi
tetaplah bersyukur karena suatu kegagalan merupakan satu langkah maju menuju
kesuksesan.
Moris Keta Hodi Halua, Hamulak No Serisu.
-Hendrikus Nahak-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 5
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan
Kepada:
Tuhan Yesus Kristus
Malaikat Kecilku dan Pelindungku
Bapak Kornelis Letto Taek dan Mama Thresia Marghareta Abuk.
Kakak Gaspar Burak dan Dominggas Rafu
Bapak Emanuel Bele Bau
Romo Paulus Wiryono
Juster Donal Sinaga
Kakak Stefanus Mau
Keluarga Besar Suku Lahoan Bei Ikun
Keluarga Suku Laninis dan Keluarga Besar Suku Lianain.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Program Studi Bimbingan dan Konseling Khususnya Angkatan 2012.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 6
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 7
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 8
vii
ABSTRAK
TINGKAT KEJENUHAN BELAJAR MAHASISWA
(Studi Deskriptif pada Mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
Hendrikus Nahak
Universitas Sanata Dharma
2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kejenuhan belajar
mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dan usulan-usulan topik bimbingan belajar.
Kejenuhan belajar digolongkan menjadi 5 kategori yaitu sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah, dan sangat rendah.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Subyek dalam
penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta berjumlah 53 orang. Alat
pengumpalan data yang digunakan oleh peneliti adalah Skala Kejenuhan Belajar
Mahasiwa, yang terdiri dari 40 item, dengan nilai koefisien reliabilitas Alpha
Cronbach 0.867. Teknik analisis data yang digunakan adalah membuat tabulasi
dari skor masing-masing item, menghitung persentase masing-masing aspek,
menghitung butir instrumen yang perolehan skornya tinggi dan deskripsi
kategorisasi distribusi normal, dengan 5 kategori, Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang,
Rendah, dan Sangat Rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh mahasiswa
Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta memiliki skor kejenuhan belajar kategori tinggi dan sedang
dengan rincian sebagai berikut: sebanyak 11 mahasiswa ( 20,75 %) mengalami
kejenuhan belajar tinggi, dan 42 mahasiswa (79,24 %) mengalami kejenuhan
belajar sedang. Butir item yang perolehan skor tinggi menggambarkan kejenuhan
belajar mahasiswa yaitu sangat tinggi 1 item, tinggi 14 item, sedang 21 item,
rendah 3 item dan sangat rendah 1 item. Maka dari itu, 14 item yang berada pada
kategori tinggi dapat dijadikan usulan-usulan topik bimbingan belajar.
Kata kunci: Kejenuhan Belajar, Mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 9
viii
ABSTRACT
STUDENTS’ STUDYING SATURATION LEVEL
(Descriptive Study of the Students of the Guidance and Counseling Study
Program Batch 2013 Sanata Dharma University Yogyakarta)
Hendrikus Nahak
Sanata Dharma University
2017
The aim of this research was to measure studying saturation level among
the guidance and counseling students batch 2013 and some suggested topics for
tutoring programs. Studying saturation levels were classified into five categories,
namely: very high, high, medium, low, and very low.
The type of this research was a quantitative descriptive. The subjects of
this research were 53 guidance and counseling students batch 2013, Sanata
Dharma University. Data collection instrument that was used by the researcher
was Students Saturation Level Scale, which consisted of 40 items with Cronbach’s
Alpha reliability coefficient 0.867. Data analysis technique was applied to make a
tabulation of each item, to count the percentage of each aspect, to count the item
instrument that had a high score and to describe five normal distribution
categories, namely: very high, high, medium, low, very low.
The result of this research showed that more than half of the guidance and
counseling students batch 2013, Sanata Dharma University had high and medium
studying saturation levels, the details are as follows: 11 students (20.75%)
experienced high level of saturation, and 42 students (79.24%) experienced
medium level of saturation. Item which had high score described students’
studying saturation levels that were: 1 item was very high, 14 items were high, 21
items were medium, 3 items were low and 1 item was very low. Therefore, 14
items that belonged to high category could be proposed as suggestion topics of
tutoring.
Keywords: Saturation Learning, Student.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 10
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat perlindungan, dan karunianya bagi penulis sehingga bisa menyelesaikan
skripsi dengan judul Tingkat Kejenuhan Belajar Mahasiswa Angkatan 2013
Program Studi Bimbingan Dan Konseling Sanata Dharma.
Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan program studi Bimbingan dan Konseling.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini banyak menemui
hambatan- hambatan serta kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak sehingga semuanya dapat diselesaikan.
Oleh karena itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Dr. Gendon Barus, M.Si. selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Juster Donal Sinaga, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dosen pembimbing
yang telah banyak meluangkan waktu penuh kesabaran dalam memberikan
bimbingan, pengarahan, dan motivasi bagi penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas
Sanata Dharam Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai
ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi penulis.
5. Bapak Moko selaku Sekretariat Program Studi Bimbingan dan Konseling
yang telah berkenan membantu seluruh penelitian hingga penyelesaian skripsi.
6. Mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyayakarta selaku subyek penelitian yang
sudah membantu dan bersedia meluangkan waktu untuk mengerjakan
kuesioner penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 11
x
7. Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling 2012 yang telah
mendukung dan membantu dalam penyelesaian skripsi.
8. Orangtuaku tercinta Bapak Kornelis Leto Taek dan Mama Thresia Margaretha
Abuk, serta program kerja sama Baku Peduli yang selalu menyemangati
dalam menyelesaikan skripsiku dan seluruh keluarga besar yang telah
mendukung serta memberikan motivasi dalam karya skripsiku sehingga
semuanya dapat diselesaikan dengan lancar dan baik.
9. Teman –teman Baku Peduli Belu 02 ( Ari Caca, Any Keun, Corma, Febby,
Greg, Hendro, Lina, Sintus, Stevi, Lia dan Lisa) yang selalu memberikan
dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.
10. Teman –teman seperjuanganku ( Ari Caca, Betty, Donny, Meks, Armed, dan
Iron) yang selalu memberikan motivasi dan selalu membantu ketika
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan skripsi.
11. Teman-teman Rakat Atambua-Jogja ( Okto Morais Amaral, Roy Atok, Putra
Wahab, Halek Jr, Jimmy, Sukardi Lahoan, Akehy, Moruk, Santus Besin,
Farid Bambang, Malik Jr, Rolly Bas, Mauk Sipri, Liber Amaral, Vhyana,
Lhyana, Delvhy dan Ady Bauk) yang selalu memberikan dukungan dan
motivasi dalam menyelesaikan skripsi.
12. Teman-teman Asrama Student Resident Sanata Dharma Yogyakarta ( Neppi,
Milo, Daus, Andy, Ricko, Chris, Heron, Frengki, Marita dan Lhyana) yang
selalu memberikan dukungan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.
13. Terspesial buat kekasihku Maria Gaudensiana Aek yang selalu mensupport
dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 12
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 13
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... ii
HALAMAN MOTTO ………..................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………….. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................... v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................... vi
ABSTRAK................................................................................................... vii
ABSTRAC ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................ ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK ................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................... 6
C. Batasan Masalah ......................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ...................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8
G. Defenisi Istilah .......................................................................... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Kejenuhan Belajar ......................................................... 10
1. Pengertian Belajar ................................................................. 10
2. Pengertian Kejenuhan Belajar ...............................................11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 14
xii
3. Karakteristik Kejenuhan Belajar ........................................... 12
4. Faktor-Faktor Kejenuhan Belajar ......................................... 13
B. Hakikat Mahasiswa Sebagai Dewasa Awal ................................ 24
1. Pengertian Dewasa Awal ...................................................... 24
2. Tugas Perkembangan Dewasa Awal ..................................... 25
3. Ciri-Ciri Dewasa Awal ......................................................... 28
4. Karakteristik Periode Dewasa Awal ..................................... 30
5. Minat Dewasa Awal Pada Belajar ........................................ 32
6. Hambatan-hambatan belajar...................................................34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian.............................................................................37
B. Waktu dan Tempat Penelitian .....................................................38
C. Subyek Penelitian ........................................................................38
D. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data ............................... 38
E. Validitas dan Realibilitas Instrument ......................................... 40
1. Validitas ................................................................................ 40
2. Realibilitas ............................................................................ 42
F. Teknik Analis Data ..................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ........................................................................... 48
1. Deskriptif Tingkat Kejenuhan Belajar Mahasiswa ............... 48
2. Gambaran Persentase Kejenuhan Belajar Mahasiswa .......... 50
3. Indentifikasi Butir Instrumen Yang Perolehan Skornya
Tinggi……………………………………………………….51
B. Pembahasan ................................................................................54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 15
xiii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 59
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 59
C. Saran ........................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 61
LAMPIRAN................................................................................................. 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 16
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penentuan Skor Tiap Alternatif Jawaban ....................................... 39
Tabel 2. Kisi-Kisi Skala Tingkat Kejenuhan Belajar Mahasiswa Sebelum Uji
Coba ...............................................................................................39
Tabel 3. Kisi-Kisi Skala Kejenuhan Belajar Final .......................................42
Tabel 4. Kualifikasi Reliabilitas .................................................................. 43
Tabel 5. Reliabilitas Statistics....................................................................... 44
Tabel 6. Norma Penggolongan Kategorisasi Kejenuhan Belajar
Mahasiswa ....................................................................................45
Tabel 7. Kategori Skor Subjek Penelitian.................................................... 46
Tabel 8. Kategori Skor Item Penelitian........................................................46
Tabel 9. Kategori Aspek Kejenuhan Belajar................................................47
Tabel 10. Tingkat Kejenuhan Belajar Mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta....................................................................................48
Tabel 11. Analisis Aspek Kejenuhan Belajar...............................................50
Tabel 12. Kategori Butir Item Instrumen Penelitian.....................................52
Tabel 13. Kesebelas Item Beserta Besaran Skornya.....................................52
Tabel 14. Usulan Topik Bimbingan Berdasarkan Instrumen Penelitian.......57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 17
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 1 : Tingkat Kejenuhan Belajar Mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta ................................................................................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 18
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Diagram Pie Persentase Aspek Kejenuhan Belajar
Mahasiswa.................................................................................50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 19
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kisi- Kisi Skala Tingkat Kejenuhan Belajar Mahasiswa .........64
Lampiran 2 : Kuesioner Kejenuhan Belajar Mahasiswa ...............................65-70
Lampiran 3 : Realibilitas ............................................................................... 71
Lampiran 4 : Surat Penelitian ....................................................................... 72
Lampiran 5 : Tabulasi Data Penelitian ..........................................................73-75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 20
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini disajikan tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan defenisi istilah.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dalam pengertian yang luas merupakan kegiatan yang
meliputi semua perbuatan atau semua usaha dari generasi yang lebih
tingkat pengetahuan dan pengalaman untuk mengalihkan pengetahuan,
pengalaman serta keterampilannya kepada generasi tingkat
pengetahuannya lebih rendah. Pendidikan mempunyai fungsi sebagai salah
satu cara dalam menyiapkan generasi yang lebih mudah agar dapat
memenuhi fungsi hidupnya baik secara jasmani maupun rohani.
Upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan dalam kehidupan
yang semakin kompleks dan beraneka ragam serta perkembangan
teknologi yang semakin canggih dan perkembangan budaya yang semakin
luas. Sistem pendidikan yang dirancangkan oleh pemerintah sekarang ini
merupakan salah satu wahana dalam pembentukan karakteristik
kepribadian remaja yang lebih baik, sehingga diharapkan mampu dalam
mengembangkan aspek pengetahuan, sikap dan nilai keterampilan
(kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang diperolehnya dari dalam dunia
pendidikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya semata-
mata berkaitan dengan aspek kognitif saja. Dari pengalaman dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 21
2
pengamatan peneliti menemukan bahwa, penggunaan metode tidak variasi
dalam proses pembelajaran sehingga mahasiswa mengalami kejenuhan
belajar akibatnya tujuan dari proses pembelajaran tidak dapat berjalan
dengan baik dan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kejenuhan juga dapat terjadi karena proses belajar seseorang yang
melampaui batas kemampuan fisik karena lelah dan bosan. Namun
kejenuhan yang umum terjadi adalah karena keletihan yang melanda
mahasiswa, sehingga bisa berperilaku menyimpang seperti membolos,
melalaikan tugas, dan malas mengerjakan tugas. Keletihan dapat
dikategorikan menjadi tiga macam yaitu: keletihan indera, keletihan fisik,
dan keletihan mental.
Keletihan indera dan fisik seperti mata, telinga atau indera lainnya.
Pada umumnya dapat dikurangi atau dihilangkan lebih mudah setelah
istrahat yang cukup, terutama tidur nyenyak dan mengonsumsi makanan
dan minuman yang bergizi, dan sebaliknya keletihan pada mental tidak
dapat diatasi dengan cara sederhana seperti cara untuk mengatasi keletihan
lainnya.
Masalah–masalah yang biasa terjadi di lingkungan perkuliahan
terkait dengan kejenuhan yang sering dialami mahasiswa khususnya ketika
pelaksanaan proses perkuliahan yakni apabila mahasiswa sudah jenuh atau
bosan maka ada mahasiswa yang sering keluar ruangan dengan meminta
izin untuk ke kamar mandi secara bergantian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 22
3
Kejenuhan belajar merupakan salah satu jenis kesulitan belajar
yang sering terjadi pada kalangan mahasiswa. Secara harafiah kejenuhan
berarti padat atau penuh sehingga tidak dapat memuat menerima apapun.
Selain itu juga, jenuh mempunyai arti jemu atau bosan. Kejenuhan yang
dialami mahasiswa dapat menyebabkan usaha belajar yang dilakukan sia-
sia yang disebabkan oleh suatu akal yang tidak bekerja sebagaimana
mestinya dalam memproses item-item informasi atau pengalaman baru
yang diperoleh.
Faktor yang dapat menyebabkan mahasiswa mengalami kejenuhan
dalam belajar, seperti kehilangan motivasi dan konsolidasi yang
merupakan salah satu tingkat keterampilan yang di miliki mahasiswa
sebelum mencapai pada tingkat keterampilan selanjutnya. Artinya,
mahasiswa tersebut telah mengalami kejenuhan yang berasal dari dalam
dirinya sendiri. Sedangkan salah satu contoh faktor kejenuhan yang
berasal dari luar yaitu mahasiswa berada pada situasi kompetitif yang ketat
dan menuntut kerja intelek yang berat (Muhibbin Syah, 2010:170).
Mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, saat ini sudah
menempuh tujuh semester. Mereka sudah mencapai 144 SKS. Mereka di
harapkan dapat menyelesaikan studinya 8 semester (4 tahun). Akan tetapi
sebagian mahasiswa yang belum mencapai target tersebut harus kuliah
mengulang bersama angkatan berikutnya untuk memperbaiki nilai mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 23
4
kuliah yang belum lulus atau mata kuliah wajib lulus yang belum lulus
sehingga sangat menguras tenaga, pikiran, dan waktu.
Separuh dari mahasiswa selalu menunda-nunda mengerjakan tugas
perkuliahan yang diberikan oleh setiap dosen. Mereka beranggapan bahwa
masih ada waktu untuk menyelesaikan tugas perkuliahan yang diberikan.
Pada akhirnya, tugas perkuliahan semakin banyak dan semakin menumpuk
sehingga mahasiswa kewalahan untuk mengerjakannya.
Ada kalanya mahasiswa, menggunakan sistem kebut semalaman
(deadline), sebuah sistem yang sering dipakai oleh mahasiswa untuk
menyelesaikan tugas perkuliahan. Sehingga tugas perkuliahan yang
dikerjakannya hasilnya tidak semaksimal mungkin karena keletihan dan
kelesuhan yang membuat mahasiswa tidak berkonsentrasi dalam
mengerjakan tugas perkuliahan.
Istilah kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani, yaitu
curir yang artinya” pelari’’ dan curere yang berarti “ tempat berpacu”.
Kurikulum adalah semua kegiatan proses pendidikan dan pengalaman
potensial ( isi/materi) yang telah disusun secara ilmiah, baik yang terjadi di
dalam lingkungan pendidikan maupun diluar lingkungan pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan (Zainal, 2011: 4).
Kurikulum 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta merupakan sebuah kurikulum baru
yang mulai diterapkan pada tahun akademik 2013/2014. Kurikulum ini
dikembangkan berbasis kompetensi dengan mengacu pada Kerangka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 24
5
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). Dalam konsep KKNI, sarjana
masuk dalam level 6. Kurikulum 2013 dikembangkan untuk meningkatkan
dan menyeimbangkan kemampuan soft skilss dan hard skills yang berupa
sikap, keterampilan, dan pengetahuan ( Fadlillah 2014 : 16). Kurikulum
2013 ini menuntut mahasiwa harus aktif mencapai 70 % dan 30 %
merupakan tambahan materi dari berbagai dosen yang mengampuh mata
kuliah tersebut. Jumlah sks setiap semester tidak menentu (rata-rata 20
sks) akan tetapi setiap mata kuliah ada yang 6 sks, 4 sks, dan 2 sks.
Sistem kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum 2006. Jumlah
sks Kurikulum 2006 sebanyak 152 sks sebagai syarat untuk mendapatkan
gelar sarjana pendidikan. Sedangkan jumlah sks Kurikulum 2013
sebanyak 144 sks sebagai syarat untuk mendapatkan gelar sarjana
pendidikan. Pada kurikulum 2013 ada beberapa mata kuliah memiliki
besaran sks (6 sks dan 6 jam pertemuan). Dalam satu semester jumlah
sksnya bisa mencapai 24 sks. Bagi mahasiswa yang IPK nya tidak
mencapai standar (3,0) tidak bisa mengambil sebanyak 24 sks dalam satu
semester, sehingga mahasiswa tersebut dianjurkan untuk mengambil
setelah semester berikutnya. Apabila pada semester ganjil ada satu mata
kuliah berjumlah 6 sks dan mahasiswa tersebut nilainya tidak mencapai
standar atau tidak lulus harus menunggu satu tahun untuk bisa
memperbaiki nilainya. Kejadian seperti ini membuat mahasiswa merasa
jenuh dan bosan dengan proses perkuliahan. Sistem kebut semalam, yang
sering dipakai oleh mahasiswa mengerjakan tugas ketika menjelang ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 25
6
presentasi, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. Sistem kebut
semalam ini, hampir digunakan oleh seluruh mahasiswa di wilayah
Indonesia khususnya mahasiswa angkatan 2013 Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk
mengangkat judul “Tingkat Kejenuhan Belajar Mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling Tahun Akademik 2013/2014 Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta’’.
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, peneliti
mengidentifikasi berbagai masalah sebagai berikut:
1. Ditemukan beberapa mahasiswa kurang memiliki motivasi dari
dalam diri untuk menyelesaikan tugas perkuliahan.
2. Ditemukan beberapa mahasiswa menunda-nunda untuk
mengerjakan tugas perkuliahan, sehingga semakin banyak dan
semakin menumpuk tugas perkuliahan.
3. Ada beberapa mahasiswa acuh tak acuh terhadap tugas perkuliahan
yang diberikan oleh setiap dosen.
4. Ketika mengerjakan tugas kelompok, ada kalanya mengharapkan
teman kelompok yang mengerjakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 26
7
C. Batasan Masalah
Untuk memperoleh hasil lebih mendalam mengenai tingkat kejenuhan
belajar mahasiswa angkatan 2013, maka peneliti membatasi permasalahan
pada variabel yang akan di teliti yaitu kejenuhan belajar mahasiswa
angkatan 2013.
D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan dalam penelitian ini yaitu:
1. Seberapa tinggi tingkat kejenuhan belajar mahasiswa angkatan
2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta?
2. Seberapa tinggi persentase masing-masing aspek kejenuhan belajar
mahasiswa menggambarkan tingkat kejenuhan belajar mahasiswa
Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta?
3. Butir-butir skala kejenuhan belajar mahasiswa mana saja yang
teridentifikasi perolehan skornya tinggi sebagai dasar penyusunan
topik-topik bimbingan belajar?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 27
8
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang akan di teliti dalam penelitian ini yaitu:
1. Mengukur tingkat kejenuhan belajar mahasiswa angkatan 2013
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
2. Menganalisis aspek kejenuhan belajar mahasiswa berdasarkan
besaran persentase skor.
3. Mengidentifikasi butir-butir skala kejenuhan belajar yang
perolehan skornya tinggi sebagai dasar penyusunan topik-topik
bimbingan belajar.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu:
1. Manfaat teoritis
Melalui penelitian ini diharapkan mampu memberikan
sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan khususnya
bagi tingkat kejenuhan belajar mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling Tahun Akademik 2013/2014 Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 28
9
2. Manfaat praktis
a. Dosen
Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dalam memberikan
materi maupun tugas perkuliahan. Sehingga mahasiswa tidak
mengalami kejenuhan dalam belajar
b. Bagi mahasiswa
Membantu mahasiswa untuk mengurangi tingkat kejenuhan
belajar baik dilingkungan perkuliahan maupun diluar
lingkungan perkuliahan.
G. Definisi Istilah
1. Kejenuhan belajar merupakan suatu kondisi mental seseorang saat
mengalami rasa bosan dan lelah yang amat sangat sehingga
mengakibatkan timbulnya rasa lesu tidak bersemangat atau hidup tidak
bergairah untuk melakukan aktivitas belajar.
2. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku seseorang
yang dilakukan secara sengaja yaitu usaha melalui latihan dan
pengalaman, sehingga timbul kecakapan baru dalam dirinya.
3. Dewasa awal merupakan masa pencarian kemantapan dan masa
reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan
ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode komitmen, dan
masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan
penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 29
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini disajikan kajian pustaka tentang kejenuhan belajar,
dan hakikat mahasiswa sebagai dewasa awal.
A. Hakikat Kejenuhan Belajar
1. Pengertian Belajar
Dalam proses pendidikan di perguruan tinggi, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok. Pencapaian tujuan pendidikan
banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh
seseorang sebagai mahasiswa. Menurut Winkel (2010) belajar adalah
suatu aktivitas mental maupun psikis yang dialami langsung oleh
seseorang dalam berinteraksi aktif dengan lingkungan, sehingga dapat
menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam pengelolaan
pemahaman, keterampilan dan sikap-sikap. Perubahan-perubahan ini
bersifat relatif konstan dan tidak membekas.
Menurut Gagne dan Berliner (Makmun, 2014) belajar merupakan
suatu proses usaha seseorang mengubah perilakunya karena hasil
pengalaman. Belajar mengandung tiga ciri yaitu: belajar berkaitan
dengan perubahan perilaku, perubahan perilaku tersebut terjadi karena
didahului oleh pengalaman, dan perubahan perilaku yang disebabkan
belajar bersifat relatif permanen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 30
11
Menurut Slameto (2003) belajar merupakan suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku
yang baru secara menyeluruh, sebagai hasil dari pengalamannya
sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa, belajar merupakan suatu usaha sadar individu
untuk mencapai tujuan peningkatkan diri atau sebuah proses yang
memungkinkan seseorang memperoleh dan membentuk kompetensi,
keterampilan, dan sikap yang baru serta melibatkan proses mental
internal yang terjadi berdasarkan latihan, pengalaman dan interaksi
sosial.
2. Pengertian Kejenuhan Belajar
Syah (2010: 180) mengatakan bahwa jenuh dapat berarti jemu dan
bosan dimana sistem akalnya tidak dapat bekerja sesuai dengan yang
diharapkan dalam memproses item-item informasi atau pengalaman
baru. Sedangkan kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang
digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil.
Sejalan dengan Syah, Suparno (2001:15) mendefenisikan
kejenuhan sebagai tekanan sangat mendalam yang sudah sampai titik
jenuh. Kejenuhan belajar adalah suatu kondisi mental seseorang saat
mengalami rasa bosan dan lelah yang amat sangat sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 31
12
mengakibatkan timbulnya rasa lesu tidak bersemangat atau hidup tidak
bergairah untuk melakukan aktivitas belajar (Hakim, 2004:62).
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa kejenuhan belajar merupakan kondisi dimana
emosional dan fisik seseorang yang tidak dapat memproses informasi–
informasi atau pengalaman baru karena tekanan sangat mendalam yang
berkaitan dengan belajar sehingga tidak bersemangat untuk melakukan
aktivitas belajar.
3. Karakteristik Kejenuhan Belajar
Menurut Hakim (Mulyati 2004: 63) kejenuhan belajar adalah
tanda-tanda atau gejala-gejala yang sering dialami yaitu timbulnya rasa
enggan, malas, lesu dan tidak bergairah untuk belajar. Sedangkan menurut
Reber (Muhibbin Syah, 2010:170), tanda-tanda kejenuhan belajar adalah
sebagai berikut:
a. Merasa seakan–akan pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari
proses belajar tidak ada kemajuan. Siswa yang mulai memasuki
kejenuhan dalam belajarnya merasa seakan–akan pengetahuan dan
kecekapan yang diperolahnya dalam belajar tidak meningkat, sehingga
siswa merasa sia-sia dengan waktu belajarnya. Contohnya: Merasa
tidak memiliki pengetahuan walaupun mempelajarinya
b. Sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagai mana yang diharapkan
dalam memproses informasi atau pengalaman, sehingga mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 32
13
stagnan dalam kemajuan belajarnya. Seorang siswa yang sedang dalam
keadaan jenuh, sistem akalnya tidak dapat bekerja sebagaimana yang
diharapkan dalam memproses berbagai informasi yang diterima atau
pengalaman baru yang didapatnya. Contohnya: Tidak dapat mengingat
kembali banyak materi yang diberikan.
c. Kehilangan motivasi dan konsolidasi.
Siswa yang dalam keadaan jenuh merasa bahwa dirinya tidak lagi
mempunyai motivasi yang dapat membuatnya bersemangat untuk
meningkatkan pemahamnnya terhadap pelajaran yang diterimanya atau
dipelajarinya. Contohnya: Tidak dapat memotivasi diri dalam
mengerjakan tugas.
Berdasarkan beberapa pendapat dari ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa, tanda-tanda kejenuhan belajar disebabkan karena
rasa malas, lesu, tidak bersemangat untuk belajar sehingga proses
belajarnya tidak ada kemajuan sebagai mana yang diharapkan dalam
memproses informasi atau pengalaman dan kehilangan motivasi untuk
belajar.
4. Faktor-Faktor Penyebab Kejenuhan Belajar
Menurut Syah (2010:164) faktor-faktor penyebab kejenuhan
belajar adalah sebagai berikut:
a. Terlalu lama waktu untuk belajar tanpa atau kurang istirahat,
belajar secara rutin atau monoton tanpa variasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 33
14
b. Lingkungan belajar yang tidak mendukung.
Lingkungan yang mendukung dapat meningkatkan motivasi belajar
begitu pula dengan lingkungan yang kurang mendukung dapat
menyebabkan kejenuhan belajar.
c. Lingkungan yang baik menimbulkan suasana belajar yang baik,
sehingga kejenuhan dalam belajar akan berkurang, begitupun
sebaliknya.
d. Konflik
Adanya konflik dalam lingkungan belajar anak baik itu konflik
dengan guru atau teman sangat mempengaruhi proses belajar
seseorang.
e. Tidak adanya umpan balik positif terhadap belajar.
Gaya belajar yang berpusat pada guru atau siswa tidak diberi
kesempatan dalam menjelaskan maka siswa dapat merasa jenuh.
f. Mengerjakan sesuatu karena terpaksa.
Tidak adanya minat siswa dalam belajar dapat menyebabkan
kejenuhan belajar terhadap pelajaran itu.
Menurut Suparno (2001:52) faktor penyebab kejenuhan belajar
adalah:
a. Cara atau metode belajar yang tidak bervariasi.
b. Belajar hanya di tempat tertentu.
c. Suasana belajar yang tidak berubah-ubah.
d. Kurang aktivitas rekreasi atau hiburan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 34
15
e. Adanya ketegangan mental kuat dan berlarut-larut pada saat
belajar.
Menurut Ahmadi (2013) faktor-faktor penyebab kejenuhan
belajar yaitu:
a. Faktor Interal
Faktor internal adalah faktor yang berada dari dalam individu
yang belajar. Faktor tersebut dapat di golongkan menjadi dua
golongan yaitu faktor-faktor fisiologi dan faktor-faktor psikologi.
1) Faktor-faktor fisiologi
Kondisi jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai
tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya dapat
mempengaruhi belajar. Kondisi organ tubuh yang lemah dapat
menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi
yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.
2) Faktor-faktor psikologis
Ada tujuh yang tergolong kedalam faktor psikologi yang
mempengaruhi belajar. Faktor-faktor psikologis yaitu:
intelegensi, minat, bakat, perhatian, motivasi, motif,
kematangan, dan kelelahan.
b. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor
eksternal yang berpengaruh terhadap proses belajar seseorang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 35
16
Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi proses belajar yaitu
dapat di kelompokkan menjadi beberapa faktor yaitu:
1) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota
keluarga, suasana keadaan rumah tangga, dan keadaan ekonomi
keluarga.
2) Faktor sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencakup:
metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan mahasiswa,
relasi, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran
dan waktu sekolah, metode belajar dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor eksteren yang juga
berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena
keberadaan siswa dalam masyarakat.
4) Faktor waktu
Waktu memang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar.
Sebenarnya yang sering menjadi masalah bagi siswa bukan ada
atau tidaknya waktu, melainkan bisa atau tidaknya mengatur
waktu yang tersedia untuk belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 36
17
5) Faktor media sosial
Media sosial merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi proses belajar remaja masa kini, jika remaja
salah menggunakan media sosial maka proses belajarnya akan
terganggu.
Slameto (2010:54) menyebutkan faktor-faktor yang
mempengaruhi kejenuhan belajar dapat digolongkan menjadi
dua yaitu: faktor intern dan faktor ekstern adalah sebagai
berikut:
a. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang
sedang belajar. Faktor-faktor intern dibagi menjadi dua yaitu:
faktor jasmaniah dan faktor psikologis.
1) Faktor Jasmaniah
a) Kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta
bagian-bagiannya bebas dari penyakit. Kesehatan seseorang
berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan
terganggu jika kesehatannya terganggu, selain itu juga ia akan
cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, dan
mengantuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 37
18
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan seseorang
kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/badan.
Cacat tubuh itu dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan tangan,
dan sebagainya. Keadaan cacat tubuh juga sangat
mempengaruhi proses belajar seseorang. Seseorang yang cacat
belajarnya akan terganggu.
2) Faktor Psikologis
a) Perhatian
Perhatian adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu
pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek. Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik, maka seseorang harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika
bahan pelajaran tidak menjadi perhatian seseorang maka
timbullah kebosanan sehingga seseorang tidak lagi suka
belajar.
b) Minat
Adanya minat terhadap objek yang dipelajari akan
mendorong orang untuk mempelajari sesuatu dan mencapai
hasil belajar yang maksimal. Minat merupakan komponen
psikis yang berperan mendorong seseorang untuk meraih
tujuan yang diinginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 38
19
c) Motivasi
Motivasi belajar seseorang akan menentukan hasil belajar
yang dicapainya. Menurut Maslow (Rusman 2013) motif-motif
belajar yaitu adanya kebutuhan fisik, kebutuhan akan rasa
aman, kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dari orang
lain, kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan, dan
kebutuhan aktulisasi diri.
d) Inteligensi
Intelegensi merupakan kecakapan untuk menghadapi dan
menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan
efektif. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan
belajar. Dalam situasi yang, seseorang yang mempunyai tingkat
intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang
mempunyai tingkat intelegensi rendah. Walaupun begitu
seseorang yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi
belum pasti berhasil dalam belajarnya.
e) Memori
Memori merupakan kemampuan untuk merekam,
menyimpan, dan mengungkapkan kembali apa yang telah
dipelajari akan sangat membantu dalam proses belajar dan
mencapai hasil belajar yang lebih baik.
f) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respons atau
bereaksi. Kesedian itu timbul dari dalam diri seseorang dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 39
20
juga berhubungan dengan kemantangan, karena kemantangan
berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan ini
perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika seseorang
ingin belajar sudah ada kesiapan maka hasil belajarnya akan
lebih baik.
b. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu yang
belajar. faktor ekstern di bagi menjadi tiga yaitu: faktor
keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
1) Faktor keluarga
a) Cara orang tua mendidik
Cara orang tua mendidik anak besar pengaruhnya terhadap
belajar anaknya. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang
pertama dan utama. Keluarga yang sehat artinya untuk pendidikan
dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan
dalam ukuran besar. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan
berpengaruh terhadap proses belajarnya.
b) Relasi antar anggota keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi
orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan
saudaranya juga mempengaruhi proses belajarnya. Demi
kelancaran belajar seseorang, perlu diusahakan relasi yang baik di
dalam keluarga tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 40
21
c) Keadaan ekonomi keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubunganya dengan belajar
seseorang. Seseorang yang sedang belajar selain harus terpenuhi
kebutuhan pokoknya, misalnya makan, pakaian, dan perlindungan
kesehatan, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang
belajar, meja kursi, penerangan, alat tulis-menulis dan buku buku
pelajaran. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga
mempunyai uang.
2) Faktor sekolah
a) Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui di
dalam mengajar. Mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran oleh
orang kepada orang lain agar orang lain itu menerima, menguasai,
dan mengembangkannya.
b) Waktu sekolah
Waktu sekolah adalah waktu terjadinya proses belajar mengajar
(pagi, siang, dan sore hari). Waktu sekolah juga mempengaruhi
proses belajar seseorang. Jika pelajaran dilaksanakan pada sore
hari, sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Dimana
siswa harus beristirahat, tetapi mengikuti proses belajar-mengajar
hingga mereka mendengarkan pelajaran sambil mengantuk.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 41
22
c) Relasi Guru dengan Siswa
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa.
Proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses
itu sendiri. Cara belajar siswa dipengaruhi oleh relasi dengan
gurunya. Guru yang kurang baik berinteraksi dengan siswa secara
akrab menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar.
Siswa merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif
dalam belajar.
d) Siswa dengan Siswa.
Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang
kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri
atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan
dari kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan
mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi malas untuk
mengikuti proses belajar-mengajar di sekolah karena di sekolah
mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari teman-
temannya.
3) Faktor masyarakat
a) Bentuk kehidupan masyarakat
Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh
terhadap proses belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang-
orang yang tidak terpelajar, dan mempunyai kebiasan yang tidak
baik akan berpengaruh jelek kepada anak (siswa) yang berada di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 42
23
lingkungan masyarakat tersebut, akibatnya proses belajarnya
terganggu dan bahkan kehilangan semangat belajar.
b) Teman bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul seseorang lebih cepat
masuk dalam jiwannya. Teman bergaul yang baik akan
berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya teman
bergaul yang jelek pasti mempengaruhi proses belajar temannya.
c) Kegiatan siswa dalam masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan
terhadap perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian
dalam kegiatan masyarakat yang terlalu banyak misalnya
berorganisasi, kegiatan-kegiatan sosial dan keagamaan proses
belajarnya akan terganggu, jika tidak bijaksana dalam mengatur
waktunya.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kejenuhan belajar maka dapat
disimpulkan bahwa, kejenuhan belajar disebabkan oleh dua yaitu
faktor internal dan eksternal. Faktor-faktor internal yaitu faktor-
faktor fisiologis dan faktor-faktor psikologis dan faktor eksternal
yaitu lingkungan keluarga, sekolah, media sosial dan lingkungan
masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 43
24
B. Hakikat Mahasiswa Sebagai Dewasa Awal
1. Pengertian Dewasa Awal
Masa dewasa adalah masa awal seseorang dalam menyesuaikan
diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial
baru. Pada masa ini, seseorang dituntut untuk memulai kehidupannya.
Menurut Hurlock, (Jahja, 2011: 246) dewasa awal adalah masa
pencarian kemantapan dan masa reproduktif yaitu suatu masa yang
penuh dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi
sosial, periode komitmen, dan masa ketergantungan, perubahan nilai-
nilai, kreativitas dan penyesuaian diri pada pola hidup yang baru.
Masa dewasa dikatakan sebagai masa sulit bagi indvidu. Pada masa
ini seseorang dituntut untuk melepaskan ketergantungannya terhadap
orang tua dan berusaha untuk dapat mandiri. Menurut Santrock,
(Jahja; 2011) dewasa awal adalah masa kemandirian ekonomi dan
pribadi dalam membuat keputusan untuk bekerja dan menjalin
hubungan dengan lawan jenis serta perjuangan antara ketertarikan pada
kemandiran dan menjadi terlibat secara sosial.
Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa, masa dewasa merupakan masa seseorang dalam menyesuaikan
diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan masa dimana seseorang
harus melepaskan ketergantungannya terhadap orangtua dan mulai
belajar mandiri karena telah mempunyai peran dan tugas yang baru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 44
25
2. Tugas Perkembangan Dewasa Awal
Havighurst (Rochmah, 2005:80-83) membagi kehidupan masa
dewasa menjadi tiga fase, yaitu: dewasa awal, dewasa madya, dan
dewasa lanjut. Pada dewasa muda tugas-tugas perkembangan yang
harus diselesaikan individu adalah:
a. Memilih pasangan hidup
Masa dewasa muda merupakan masa awal membina karier dan
keluarga. Kehidupan berkeluarga diawali dengan memilih
pasangan hidup sebagai suami istri. Pasangan suami istri selain
didasari oleh pertimbangan yang matang, tentang kesesuaian sifat,
kesamaan tujuan hidup, serta berbagai kemampuan dan kesiapan
melaksanakan tugas-tugas rumah tangga.
b. Belajar hidup dengan pasangan
Hidup berkeluarga merupakan hidup bersama antara dua orang
yang memiliki dua latar belakang kehidupan, sifat dan mungkin
minat dan kebiasaan yang berbeda. Meskipun demikian, mereka
memiliki kebutuhan yang sama, yaitu kebutuhan untuk hidup
bersama. Pemahaman tentang kesamaan dan perbedaan-perbedaan
tersebut tidak muncul begitu saja, tetapi harus ada kesediaan dan
usaha dari kedua belah pihak untuk mempelajarinya. Tanpa
pemahaman, maka keharmonisan keluarga sulit direalisasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 45
26
c. Memulai hidup berkeluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Hampir seluruh aspek
kehidupan kemasyarakatan ada didalam keluarga. Dalam keluarga
ada aspek ekonomi, sosial, politik, budaya, agama, pendidikan,
kesehatan, keamanan, etika, estetika, dan lain-lain. Suami istri
dengan anak-anaknya, harus mengembangkan mekanisme kerja,
menciptakan iklim kehidupan dan lain-lain sehingga semua
kebutuhan dapat terpenuhi dan semua urusan keluarga dapat
diselesaikan dengan baik.
d. Memelihara dan mendidik anak
Setiap keluarga mendambakan kehadiran anak sebagai
pemersatu suami-istri, sebagai penerus generasi. Kehadiran anak
harus dirawat, dipelihara dan dididik dengan baik. Jika tidak,
mungkin saja anak itu bukan lagi penghibur dan penerus
kebanggaan, tetapi menjadi sumber kedukaan dan kegundahan.
Memelihara pertumbuhan fisiknya relatif lebih mudah
dibandingkan dengan mendidik kerohaniannya. Membimbing
perkembangan rohani (psikis) anak membutuhkan kesiapan
tertentu dari kedua orang tuanya.
e. Mengelola rumah tangga
Rumah tangga ibarat suatu perusahaan atau lembaga yang
memiliki banyak bagian atau kaitan, baik antar bagian-bagiannya
maupun bagian tersebut dengan bagian diluar rumah. Semua hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 46
27
tersebut perlu direncanakan dan dikelola dengan baik, sehingga
dapat membentuk satu kesatuan yang harmonis.
f. Memulai kegiatan pekerjaan
Pekerjaan bukan hanya berfungsi untuk mendapatkan nafkah,
tetapi juga merupakan bagian dari karier sekaligus identitas
keluarga. Seorang dewasa muda harus mempersiapkan, memilih,
serta memasuki pekerjaan yang cocok dengan kemampuan latar
belakang pendidikannya, untuk kemudian mengembangkan dirinya
seoptimal mungkin dalam pekerjaan tersebut. Walaupun seseorang
telah mengikuti pendidikan untuk suatu pekerjaan, tetapi dalam
praktek masih harus banyak belajar dan mengembangkan diri.
g. Bertanggungjawab sebagai warga masyarakat dan warga negara
Seorang dewasa muda harus mampu membina hubungan sosial
dengan sesama warga masyarakat. Selain ia dituntut mematuhi
semua peraturan, ketentuan, dan nilai yang ada dalam masyarakat,
ia juga dituntut untuk memelihara dan mengawasinya, ia juga
dituntut untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan.
h. Menentukan persahabatan dalam kelompok sosial
Di masyarakat terdapat berbagai kelompok sosial, seperti
kelompok etnis, agama, budaya, profesi, hobi dan lain-lain.Seorang
dewasa muda dituntut untuk dapat hidup dalam berbagai kelompok
sosial tersebut dengan harmonis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 47
28
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa,
masa dewasa dibagi menjadi tiga fase yaitu fase dewasa awal,
dewasa madya, dan dewasa usia lanjut. Pada masa awal ini, tugas-
tugas dan tahapan perkembangan harus dilaksanakan dengan baik
sehingga individu akan tumbuh dan berkembang secara optimal
dan menjadi pribadi yang sehat. Perubahan minat, mobilitas sosial,
dan penyesuaian peran seks pada masa ini juga sangat berpengaruh
bagi tiap individu.
3. Ciri-ciri Dewasa Awal
Dewasa awal merupakan peralihan dari masa remaja. Pada masa
dewasa awal ini, identitas diri didapat sedikit demi sedikit sesuai
dengan umur kronologisnya. Menurut Sumanto (2014: 246)
menyebutkan ciri-ciri dewasa awal sebagai berikut:
a. Masa pengaturan (settle down)
Pada masa ini, seseorang akan mencoba-coba sebelum ia
menentukan mana yang sesuai, cocok, dan memberi kepuasan
permanen. Ketika ia telah menentukan pola hidup yang diyakini
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, ia akan mengembangkan
pola-pola perilaku, sikap, dan nilai-nilai yang cenderung akan
menjadi kekhasannya selama hidupnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 48
29
b. Masa Usia Produktif
Dinamakan sebagai masa produktif karena pada rentang usia
ini merupakan masa-masa yang cocok untuk menentukan pasangan
hidup dan menikah. Pada masa ini, organ reproduksi sangat
produksi dalam menghasilkan keturunan.
c. Masa Ketegangan Emosional
Ketika seseorang berumur 20-an (sebelum 30-an), kondisi
emosionalnya tidak terkendali. seseorang cenderung labil, resah,
dan mudah memberontak. Pada masa ini juga emosi seseorang
sangat bergelora, mudah tegang, dan khawatir dengan status dalam
pekerjaan yang belum tinggi dan posisinya yang baru sebagai
orang tua.
d. Masa Komitmen
Pada masa ini juga setiap individu mulai sadar akan
pentingnya sebuah komitmen. Seseorang mulai membentuk pola
hidup, tanggung jawab dan komitmen baru.
e. Masa perubahan nilai
Nilai yang dimiliki seseorang ketika ia berada pada masa
dewasa berubah karena pengalaman dan hubungan sosialnya
semakin meluas. Nilai sudah mulai dipandang dengan kacamata
orang dewasa. Pada masa ini juga seseorang akan lebih
menerima/berpedoman pada nilai konvensional dalam hal
keyakinan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 49
30
Berdasarkan pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa, ciri-
ciri dewasa awal meliputi masa pengaturan, masa usia produktif,
masa ketegangan emosional, masa komitmen, dan masa perubahan
nilai. Pada masa ini, seseorang mulai menentukan arah dan tujuan
hidup masing-masing dan tidak tergantung kepada orang lain.
4. Karakteristik Periode Dewasa Awal
Karakteristik yang menonjol dalam masa dewasa awal yang
membedakannya dengan masa kehidupan yang lain, nampak dalam
adanya peletakan dasar dalam banyak aspek kehidupannya,
melonjaknya persoalan hidup yang dihadapi dibandingkan dengan
remaja akhir dan terdapatnya ketegangan emosi. Menurut Sumanto
(2014 : 90) Karakteristik dewasa awal sebagai berikut yaitu:
a. Merupakan periode pemantapan dan pengendapan. Apabila
kematangan telah tercapai, seseorang diharapkan mulai memikul
tanggung jawab dan mengadakan pemantapan-pemantapan dalam:
1) Bidang kerja
Yang dipilih sebagai kariernya dimasa depan bagi
umumnya pria dan beberapa wanita. Sedangkan bagi beberapa
wanita lainnya memilih sebagai ibu rumah tangga saja, atau
memilih berperan ganda sebagai ibu rumah tangga sekaligus
sebagai pekerja/ karyawan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 50
31
2) Bidang kehidupan keluarga
Yaitu dalam memilih calon teman hidupnya. Umumnya,
sebelum mantap dalam memilih, terlebih dahulu mencoba
bergaul dengan bermacam-macam teman, sampai menemukan
yang cocok. Atau sampai akhirnya memutuskan untuk hidup
sendiri.
b. Merupakan usia reproduktif
Pasangan-pasangan yang menikah pada usia mudah
memusatkan perhatian untuk menjadi orang tua sekitar usia 20-30
tahun. Sedangkan mereka yang sekolah terus meniti karir, baru
menjadi orang tua sekitar usia 30 tahun, manakala sudah merasa
betul-betul siap.
c. Merupakan periode penuh ketegangan emosional
Dengan meninggalkan masa remaja dan memasuki masa
dewasa, terjadi kenaikan/ketegangan emosi, karena dirasakannya
semua serba baru dan asing baginya. Kadang-kadang mereka ingin
merubah keadaan masyarakat (ingat, usia mahasiswa yang penuh
gejolak dan ide-ide baru), namun mendekati usia 30-an umumnya
mereka telah menjadi tenang dan emosional stabil, serta telah dapat
mengatasi masalah-masalahnya. Ketegangan tersebut antara lain
disebabkan karena mereka harus mulai mampu melepaskan
ketergantungan dari orang tua, teman-teman dan mencapai
kemandirian secara emosional, walaupun ia tetap mempertahankan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 51
32
hubungan emosional yang erat dengan orang lain. Mereka tidak
terlalu merasa kecewa atau marah bila orang lain tidak sependapat
dengannya, atau tidak senang dengannya.
5. Minat Dewasa Awal pada Belajar
Minat timbul bersumber dari hasil pengenalan dengan lingkungan,
atau hasil berinteraksi dan proses belajar dengan lingkunganya. Bila
minat terhadap sesuatu sudah dimiliki seseorang, maka ia akan
menjadi potensi bagi orang lain bersangkutan untuk dapat meraih
sukses di bidang itu. Menurut Hurlock (Makmun, 2014: 136) minat
merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan
apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Ketika
seseorang menilai bahwa sesuatu akan bermanfaat, maka akan menjadi
berminat, kemudian hal tersebut akan mendatangkan kepuasan.
Kepuasan seseorang menurun maka minatnya juga akan menurun.
Minat tidak bersifat permanen, tetapi minat bersifat sementara dan
dapat berubah-ubah.
Menurut Jahja (2011, 63) minat adalah suatu dorongan yang
menyebabkan terikatnya perhatian inidividu pada objek tertentu seperti
pekerjaan, pelajaran, benda, dan orang. Minat berhubungan dengan
aspek kognitif, afektif, dan motorik. Minat bersumber dari motivasi
untuk melakukan apa yang diinginkan. Minat bersifat sementara dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 52
33
bersifat tetap (persistent) sehingga ada unsur memenuhi kebutuhan dan
memberikan kepuasaan.
Menurut Makmun (2014:12) belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan secara sadar dan terus menerus melalui bermacam-
macam aktivitas dan pengalaman guna memperoleh pengetahuan baru
sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku yang lebih baik.
Perubahan tersebut bisa ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
perubahan dalam hal pemahaman, pengetahuan, perubahan sikap,
tingkah laku dan daya penerimaan.
Menurut Winkel (2010) belajar adalah suatu aktivitas mental
maupun psikis yang dialami langsung oleh seseorang dalam
berinteraksi aktif dengan lingkungan, sehingga dapat menghasilkan
perubahan-perubahan positif dalam pengelolaan pemahaman,
keterampilan dan sikap-sikap. Perubahan-perubahan ini bersifat relatif
konstan dan tidak membekas.
Berdasarkan beberapa pendapat tentang minat dan belajar di atas,
dapat disimpulkan minat adalah keinginan terhadap sesuatu yang
bermanfaat bagi perkembangan dirinya sedangkan belajar adalah suatu
usaha sadar individu untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman
baru. Jadi minat belajar adalah rasa senang, tertarik, dan keinginan
yang tinggi terhadap proses belajar yang dipandang memberi
keuntungan dan kepuasan pada dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 53
34
6. Hambatan-hambatan Belajar
Menurut Syah, (2003: 185-186) hambatan-hambatan belajar yang
sering dialami seseorang dalam proses belajar adalah sebagai berikut:
a. Disleksia (Dyslexia)
Disleksia adalah ketidakmampuan belajar membaca. Membaca
merupakan aktivitas audiovisual untuk memperoleh makna dari simbol
berupa huruf atau kata. Hal ini akan berdampak pada kemampuan
membaca pemahaman. Orang yang memiliki keterlambatan
kemampuan membaca, mengalami kesulitan dalam mengartikan atau
mengenali struktur kata-kata (misalnya huruf atau suara yang
seharusnya tidak diucapkan, sisipan, dan penggantian kata). Mereka
juga mengalami kesulitan lain seperti cepat melupakan apa yang telah
dibacanya.
b. Disgrafia ( Dysgraphia)
Disgrafia adalah ketidakmampuan belajar menulis.
Ketidakmampuan belajar menulis melibatkan proses menggambar
simbol simbol bunyi menjadi simbol huruf atau angka. Kesulitan
menulis tersebut terjadi pada beberapa tahap aktivitas menulis, yaitu:
1) Mengeja, yaitu aktivitas memproduksi urutan huruf yang
tepat dalam ucapan atau tulisan dari suku kata/kata.
Kemampuan yang dibutuhkan aktivitas mengeja yaitu:
decoding (kemampuan menguraikan kode/simbol visual),
auditori ( ingatan atas obyek kode/simbol yang sudah
diurai) dan divisualisasikan dalam bentuk tulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 54
35
2) Menulis cetak dan menulis sambung, yaitu aktivitas
membuat gambar simbol tertulis. Sebagian orang
berkesulitan belajar umumnya lebih mudah menuliskan
huruf cetak yang terpisah-pisah daripada menulis huruf
sambung. Dalam menulis huruf cetak, rentang perhatian
yang dibutuhkan mereka relatif pendek, karena mereka
menulis per huruf. Sedangkan saat menulis huruf sambung
rentang perhatian yang dibutuhkan relatif lebih panjang,
karena mereka menulis per kata.
c. Diskalkulia (Dyscalculia)
Diskalkulia adalah ketidakmampuan berlajar berhitung.
Ketidakmampuan berhitung adalah kesulitan dalam menggunakan
bahasa simbol untuk berpikir, mencatat, dan mengkomunikasikan ide-
ide yang berkaitan dengan kuantitas atau jumlah. Kesulitan berhitung
dapat dikelompokkan menurut tingkatan, yaitu kemampuan dasar
berhitung, kemampuan dalam menentukan nilai tempat, kemampuan
melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan, kemampuan
memahami konsep perkalian dan pembagian.
Berdasarkan pendapat diatas dapat di simpulkan bahwa, hambatan-
hambatan belajar seseorang disebabkan karena ketidakmampuan
belajar membaca ((Dyslexia), ketidakmampuan menulis (Dysgraphia),
dan ketidakmampuan berhitung (Dyscalculia). Jadi, dengan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 55
36
hambatan-hambatan belajar ini membuat proses belajar seseorang
terganggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 56
37
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini disajikan tentang jenis penelitian, subyek penelitian, teknik
dan instrumen pengumpulan data, validitas dan realibilitas instrumen, dan teknik
analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian
kuantitatif dekriptif ini bertujuan untuk menjelaskan, meringkaskan berbagai
kondisi, berbagai situasi, dan berbagai variabel yang timbul di masyarakat
yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Menurut
Sugiyono (2013) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang diarahkan
untuk mendeskripsikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian
secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.
Menurut Nazir (2005:55), metode deskriptif adalah suatu metode dalam
meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu kondisi, suatu sistem
pemikiran, dan suatu peristiwa yang terjadi dimasa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau skala
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta peristiwa, dan sifat-
sifat hubungan antar fenomena yang diselidiki. Penelitian kuantitatif dengan
metode deskriptif dirancang untuk memperoleh gambaran mengenai Tingkat
Kejenuhan Belajar Mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 57
38
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kampus III Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang terletak di Jl. Paingan, Kelurahan Maguwoharjo, Kecamatan
Depok Timur, Kabupaten Sleman. Pengambilan data penelitian ini dilakukan
pada tanggal 25-26 Oktober 2016.
C. Subyek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa angkatan 2013
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta Tahun Akademik 2013/2014. Jumlah mahasiswa pada penelitian
ini adalah 53 orang yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 43 orang
perempuan. Penelitian ini termasuk penelitian sampel.
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
berupa penyebaran skala tentang kejenuhan belajar kepada mahasiswa
angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta. Skala yang digunakan dikembangkan berdasarkan skala
Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi
seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2013).
Alternatif jawaban yang disediakan dalam skala ini berpedoman pada
teknik penyusunan skala likert. Untuk menghindari kecenderungan responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 58
39
memilih alternatif jawaban yang memiliki skor netral, maka jumlah alternatif
jawaban yang disediakan dimodifikasi menjadi lima alterntif jawaban.
Alternatif jawaban yang digunakan sangat tidak setuju (STS) dengan bobot
setiap altenatif jawaban adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2013:135).
Tabel 1.
Penentuan Skor Tiap Alternatif Jawaban
NO Pernyataan
Alternatif jawaban
S
(Sangat
Setuju)
S
(Setuju)
TS
(Tidak Setuju)
STS
(Sangat Tidak
Setuju)
1. Favorabel 4 3 2 1
2. Unfavorabel 1 2 3 4
Skala yang digunakan adalah Skala Kejenuhan Belajar Mahasiswa yang
dikembangkan dari karakteristik kejenuhan belajar menurut Reber ( Syah, 2010).
Adapun kisi-kisi Skala Kejenuhan Belajar Mahasiswa adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Kisi-Kisi Skala Kejenuhan Belajar Mahasiswa (Sebelum Uji Coba)
N
o
Karakteristik Indikator Item Jlh
Favo Unfavo
1 Merasa seakan – akan
pengetahuan dan
kecakapan yang
diperoleh dari proses
belajar tidak ada
kemajuan.
a. Merasa tidak memiliki
pengetahuan walaupun
mempelajarinya.
13,41 17, 9,
48
16
b. Berpikir bahwa orang lain
jauh lebih mengerti
tentang suatu materi
perkuliahan.
14,31
,32,
50
16, 33
c. Berpikir bahwa orang
lain jauh lebih mengerti
tentang suatu materi
perkuliahan.
15,42
,47
34, 30
2 Sistem akalnya tidak
dapat bekerja dalam
memproses informasi
a. Tidak dapat mengingat
kembali banyak materi
yang diberikan.
12,
29,
35
43, 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 59
40
N
o
Karakteristik Indikator Item Jlh
Favo Unfavo
atau pengalaman. b. Tidak bisa berkonsentrasi
saat mengikuti proses
perkuliahan.
18,11
,44,
38
36,49
c. Memiliki daya tanggap
mengingat materi sangat
rendah.
6, 8,
20,
27
10,
19,37,
3 Kehilangan motivasi
dan konsolidasi.
a. Tidak dapat memotivasi
diri dalam mengerjakan
tugas.
5,21,
39,
40,
22,26 17
b. Tidak ada minat dan
perhatian untuk mengikuti
proses perkuliahan.
3,4,
23,
24
45,28
c. Menampilkan perilaku
acuh tak acuh dengan
tugas yang diberikan.
1,2,7 25,46
Jumlah
Total
32 18
50
E. Validitas dan Realibilitas Instrumen
1. Validitas
Validitas suatu instrumen penelitian adalah derajat yang
menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur
(Arikunto, 2002: 122). Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk memperoleh (mengukur) data yang valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya
diukur (Sugiyono, 2013: 173).
Validitas instrumen penelitian ini menggunakan validitas isi.
Validitas isi merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap
isi tes dengan analisis rasional atau lewat professional judgement (Azwar,
2007:45).Dalam penelitian ini, instrument penelitian dikontruksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 60
41
berdasarkan aspek-aspek yang akan diukur dan selanjutnya di
konsultasikan kepada ahli (dosen pembimbing).
Setelah melakukan validitas isi yang di lakukan oleh ahli, validitas
instrument diuji secara empiris dengan melakukan uji konsistensi internal
menggunakan rumus product moment. Menurut Azwar, (2007 : 19)
adapun rumus product moment adalah sebagai berikut:
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ )+* ∑ (∑ ) +
Keterangan:
= korelasi produk moment
= nilai setiap butir
= nilai dari jumlah butir
= jumlah responden
Koefisien korelasi validitas item diukur menggunakan SPSS versi
16.0 agar perhitungan jadi lebih cepat dan mudah. Menurut Azwar (2011:
95), item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 dianggap
memuaskan. Berdasarkan ketentuan tersebut dapat dikatakan bahwa item
yang valid adalah item yang memiliki nilai korelasi ≥ 0,30. Sementara itu,
suatu item dikatakan tidak valid jika memiliki nilai korelasi < 0,30.
Dari hasil uji validitas yang dilakukan oleh peneliti, maka
didapatkan 40 item Skala Kejenuhan Belajar Mahasiswa yang valid.
Sehingga item Skala Kejenuhan Belajar Mahasiswa yang digunakan
berjumlah 40 item. Hasil uji validitas instrumen menggunakan SPSS dapat
di lihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 61
42
Tabel 3. Kisi-Kisi Skala Kejenuhan Belajar Mahasiswa ( Final)
No Karakteristik Indikator Item Jlh
Valid Gugur
1 Merasa seakan –
akan pengetahuan
dan kecakapan yang
diperoleh dari
proses belajar tidak
ada kemajuan.
a. Merasa tidak memiliki
pengetahuan walaupun
mempelajarinya.
13, 17,9 11
b. Berpikir bahwa orang
lain jauh lebih
mengerti tentang suatu
materi perkuliahan.
14,
1631,
32,33
c. Berpikir bahwa orang
lain jauh lebih
mengerti tentang suatu
materi perkuliahan.
15,30 34,
2 Sistem akalnya
tidak dapat bekerja
dalam memproses
informasi atau
pengelaman.
a. Tidak dapat mengingat
kembali banyak materi
yang diberikan.
12,
29,
35 14
b. Tidak bisa
berkonsentrasi saat
mengikuti proses
perkuliahan.
18,11 36,38
c. Memiliki daya tanggap
mengingat materi
sangat rendah.
6,8,
20,7,
10,19
37,
3 Kehilangan
motivasi dan
konsolidasi.
a. Tidak dapat
memotivasi diri dalam
mengerjakan tugas.
5,22,
26,
21,39,
40
15
b. Tidak ada minat dan
perhatian untuk
mengikuti proses
perkuliahan.
3,4,
23,
24,28
c. Menampilkan perilaku
acuh tak acuh dengan
tugas yang diberikan.
1,2,7,
25.
Jumlah
Total
30 10
40
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil pengukuran (Azwar,
2007).Pengukuran yang mempunyai reliabilitas tinggi yaitu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 62
43
mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya, disebut sebagai
reliabel (Azwar, 2007:176).
Menurut Azwar (2011:4) konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas
alat ukur erat berkaitan dengan masalah eror pengukuran (error of
measurement), sedangkan konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas
hasil ukur erat berkaitan dengan eror dalam pengambilan sampel
(sampling error) yang mengacu pada konsistensi hasil ukur apabila
pengukuran dilakukan ulang pada kelompok individu yang berbeda.
Peneliti melakukan uji reliabilitas menggunakan program SPSS
versi 16 dengan uji Cronbach’s Alpha. Menurut Azwar (2007: 76)
adapun rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach (α) adalah sebagai
berikut:
α =2[1- ]
Keterangan rumus :
S12 dan S2
2 : varians skor belahan 1 dan varians
skor belahan 2
Sx2 : varians skor skala
Hasil perhitungan indeks reliabilitas dikonsultasikan dengan
kriteria Guilford (Masidjo, 1995: 209).
Tabel 4.
Kualifikasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Sedang
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat rendah
2S
2S + 2S
x
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 63
44
Perhitungan reliabilitas penelitian ini menggunakan Cronbach’s
Alpha dan memberikan hasil sebagai berikut:
Tabel 5.
Reliability Statistics
Cronbach’s Alpha N of Items
,867 40
Berdasarkan tabel perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa,
taraf reliabilitas Skala Kejenuhan Belajar Mahasiswa berada pada
kualifikasi tinggi.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan untuk memperoleh hasil tingkat
kejenuhan belajar mahasisiwa Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan untuk
mengetahui item kejenuhan belajar mahasiswa yang tergolong tinggi.
Teknik Analisis data yang digunakan adalah teknik kategorisasi jenjang
ordinal (Azwar 2011: 107-108). Ada lima kategorisasi yang digunakan
dapat di lihat pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 64
45
Tabel 6.
Norma Penggolongan Kategorisasi Kejenuhan Belajar
Mahasiswa
Penghitungan Skor Item Kategori
µ+1,5σ < X Sangat Tinggi
µ+0,5σ< X ≤ µ+1,5σ Tinggi
µ-0,5σ<X ≤ µ + 0,5σ Sedang
µ-1,5σ<X ≤ µ - 0,5σ Rendah
X ≤ µ - 1,5σ Sangat rendah
Keterangan:
X maximum teoritik : Rata-rata skor total tertinggi
X minimum teoritik : Rata-rata skor total terendah
σ : Standar deviasi, yaitu luas jarak rentangan
yang dibagi dalam 6 satuan deviasi sebaran.
µ : Mean teoretik, yaitu rata-rata teoretis dari
skor maksimum dan minimum.
Kategori tersebut menjadi patokan untuk menentukan tinggi
rendahnya kejenuhan belajar mahasiswa angkatan 2013 Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta..
Kategorisasi subjek penelitian diperoleh melalui perhitungan (item 40)
sebagai berikut:
X maxsimum teoritik :40 x 4 = 160
X minimum teoritik :40 x 1 = 40
Luas Jarak : 160 – 40 = 120
σ :120 : 6 = 20
µ : (160 + 40) : 2 = 100
Jadi, dalam penelitian ini subjek digolongkan ke dalam lima kategori,
sehingga keenam satuan deviasi standar dibagi dalam lima bagian adalah
sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 65
46
Tabel 7.
Kategori Skor Subjek Penelitian
Penghitungan Skor Item Rerata Skor Kategori
X > µ+1,5σ X > 130 Sangat Tinggi
µ+0,5σ< X ≤ µ+1,5σ 110 < X ≤ 130 Tinggi
µ-0,5σ<X ≤ µ + 0,5σ 90 < X ≤ 110 Sedang
µ-1,5σ<X ≤ µ - 0,5σ 70 < X ≤ 90 Rendah
X ≤ µ - 1,5σ X ≤ 70 Sangat rendah
Kategorisasi ini digunakan sebagai acuan atau norma dalam
mengelompokkan skor subjek dalam kategorisasi atau skala kejenuhan belajar
mahasiswa.
Kemudian, kategorisasi butir-butir item penelitian diperoleh melalui
perhitungan (dengan jumlah subjek 53) sebagai berikut:
X maxsimum teoritik : 53x 4 = 212
X minimum teoritik : 53 x 1 = 53
Luas Jarak : 212 – 53 = 159
σ : 159 : 6 = 26,5
µ : (212 + 53): 2 = 132,5
Jadi Penentuan kategorisasi item-item setelah dilakukan
penghitungan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 8.
Kategori Skor Item Penelitian
Penghitungan Skor Item Rerata Skor Kategori
X> µ+1,5σ X >172,25 Sangat Tinggi
µ+0,5σ< X ≤µ+1,5σ 145,75 < X ≤172,25 Tinggi
µ-0,5σ<X≤µ + 0,5σ 119,25 < X ≤145,75 Cukup Tinggi
µ-1,5σ<X≤µ - 0,5σ 92,75< X ≤119,25 Rendah
X≤µ - 1,5σ X ≤92,75 Sangat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 66
47
Kategorisasi ini digunakan sebagai acuan untuk mengelompokkan
skor item dalam kategorisasi.Sedangkan untuk menjawab rumusan masalah
No. 2 digunakan teknik analisis data deskriptif persentase, dengan rumus
sebagai berikut:
Tabel 9.
Kategori Aspek kejenuhan belajar
x 100%
Rumus ini digunakan untuk menghitung skor persentase tiap-tiap item
dalam presentase atau skala kejenuhan belajar mahasiswa angkatan 2013 Program
Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 67
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini disajikan tentang hasil penelitian dan pembahasan
tingkat kejenuhan belajar mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
A. Hasil Penelitian
1. Deskriptif Tingkat Kejenuhan Belajar Mahasiswa Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat
kejenuhan belajar mahasiswa angkatan 2013 Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Berdasarkan data-data yang telah diperoleh dan diolah diketahui
tingkat kejenuhan belajar mahasiswa Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, seperti tampak
pada tabel dibawah ini:
Tabel 10.
Distribusi skor Tingkat Kejenuhan Belajar Mahasiswa
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta
Rentang Skor f % Kategori
> 130 0 0 % Sangat tinggi
110-130 11 20,75 % Tinggi
90-110 42 79,24 % Sedang
70-90 0 0 % Rendah
<70 0 0 % Sangat rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 68
49
Kategorisasi Deskripsi Tingkat Kejenuhan Belajar Mahasiswa jika
digambarkan dalam bentuk grafik dapat di lihat pada grafik berikut:
Gambar 1 : Grafik Tingkat Kejenuhan Belajar Mahasiswa
Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Berdasarkan tabel dan gambar diagram di atas dapat dijelaskan
bahwa: tidak ada mahasiswa yang mengalami tingkat kejenuhan belajar
berada pada kategori sangat tinggi, rendah, dan sangat rendah. Terdapat 11
mahasiswa (20,75 %) yang tingkat kejenuhan belajar mahasiswa Angkatan
2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta masuk dalam kategori tinggi dan terdapat 42 mahasiswa
(79,24 %) yang tingkat kejenuhan belajar mahasiswa angkatan 2013
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta masuk dalam kategori sedang. Jadi, berdasarkan dari data di
atas dapat disimpulkan bahwa secara umum tingkat kejenuhan belajar
mahasiswa dapat dikatakan sedang.
0
20,75
79,24
0 0 0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah SangatRendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 69
50
2. Analisis Persentase Masing-Masing Aspek Kejenuhan Belajar
Mahasiswa.
Untuk mengetahui gambaran persentase tiap-tiap aspek kejenuhan
belajar dibagi dalam tiga aspek yaitu: merasa seakan–akan
pengetahuan dan kecakapan yang diperoleh dari proses belajar tidak
ada kemajuan, sistem akalnya tidak dapat bekerja dalam memproses
informasi atau pengalaman, kehilangan motivasi dan konsolidasi. Hasil
perhitungan persentase dapat di lihat pada tabel gambar berikut:
Tabel 11.
Analisis Aspek Kejenuhan Belajar Mahasiswa
x100%
Gambar 2 : Diagram Pie Persentase Aspek-Aspek Kejenuhan
Belajar Mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Merasa
seakan-akan
pengetahuan
dan kecapan
yang di peroleh
driproses
belajartidakada
kemajuan
19%
Sistem akalnya
tidak dapat
bekerja dlm
memproses
informasi atau
pengelaman
34%
Kehilangan
motivasi dan
konsolidasi
47%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 70
51
Berdasarkan diagram pie di atas dapat dijelaskan bahwa: aspek
kejenuhan belajar mahasiswa yang mencerminkan tingkat kejenuhan
belajar mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang paling tinggi
adalah aspek kehilangan motivasi dan konsolidasi dengan besaran
persentase 47 %. Persentase tertinggi kedua adalah aspek kejenuhan
belajar dengan besaran persentase 34 % . Aspek yang dengan persentase
terendah adalah aspek merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan
yang diperoleh dari proses belajar tidak ada kemajuan dengan persentase
19 %. Jadi dari tiga aspek kejenuhan belajar mahasiswa angkatan 2013
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, aspek yang paling tinggi persentasenya adalah aspek
kehilangan motivasi dan konsolidari dengan persentase sebesar 47%,
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kejenuhan belajar mahasiswa tinggi.
3. Indentifikasi Butir Instrumen Yang Perolehan Skornya Tinggi
Skor butir item instrumen penelitian tingkat kejenuhan belajar
mahasiswa digolongkan dalam lima kategori yaitu: sangat tinggi,
tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Dari keseluruhan 40 butir
item skala tingkat kejenuhan belajar mahasiswa Angkatan 2013
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta, telah menggunakan pengujian program SPSS versi 16.0
dan telah didapatkan hasil dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 71
52
Tabel 12. Kategori Butir Item Instrumen Penelitian
Kriteria Penilaian ∑ Item
> 172, 25 Sangat Tinggi 1 2
145,75- 172,25 Tinggi 14 4,5,10,18,19,22,27,28,31,
35,36, 37,39,40
119,25-145,75 Sedang 21 1,3,6,8,11,12,14,15,16,17,
20,21,23,24,25,26,29,30,3
2,33, 38
92,75-119,25 Rendah 3 7,13,34
< 92,75 Sangat Rendah 1 9
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa, terdapat 1
butir skala kejenuhan belajar mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang
berada pada kategori sangat tinggi, 14 item yang berada pada kategori
tinggi, 21 item yang berada pada kategori sedang, 3 item pada kategori
rendah dan 1 item berada pada kategori sangat rendah. Dengan demikian
maka, 14 item yang berada pada kategori tinggi di jadikan sebagai dasar
penyusunan topik-topik bimbingan.
Adapun ke 14 item beserta besaran skornya adalah sebagai berikut:
Tabel 13.
Keempatbelas Item Beserta Besaran Skornya
No Aspek Item Skor
1. Merasa seakan-akan
pengetahuan dan
kecakapan yang diperoleh
dari proses belajar tidak
ada kemajuan.
Saya mengabaikan mengerjakan
tugas diberikan oleh dosen sehingga
telat mengumpulkan. (31)
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 72
53
No Aspek Item Skor
2. Sistem akalnya tidak dapat
bekerja dalam memproses
informasi atau
pengalaman.
Saya dapat menjelaskan kembali
materi kepada teman dan dosen
tentang suatu materi yang sudah
dipelajari sebelumnya. (10)
152
Saya mengerjakan tugas
perkuliahan yang diberikan oleh
dosen hanya membuang-buang
waktu saja karena tidak ada
gunanya. (18)
167
Saya lebih merasa memahami
materi perkuliahan yang dijelaskan
oleh dosen ketika saya mencatat
intinya dari materi perkuliahan. (19)
161
Saya beranggapan bahwa masih ada
waktu untuk mengikuti proses
perkulaihan sehingga saya sering
membolos. (27)
160
Saya sering meminta izin keluar
meninggalkan kuliah berlangsung
untuk menyegarkan pikiran ketika
mengalami jenuh dan bosan tentang
materi yang dijelaskan.(35)
150
Saya merasa bahwa saya telah
membuang-buang waktu belajar
susah payah karena tidak membuat
saya lebih paham materi kuliah.
(36)
161
Saya merasa membuang-buang
waktu ketika mengerjakan satu
tugas saja sehingga saya memilih
menunggu banyak tugas
perkuliahan untuk dikerjakan.(37)
152
3. Kehilangan motivasi dan
konsolidasi.
Saya merasa lebih memahami suatu
materi perkuliahan yang dijelaskan
oelh dosen ketika saya mengulangi
untuk mempelajarinya.(5)
163
Saya merasa lebih memahami
dalam mengerjakan tugas
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 73
54
No Aspek Item Skor
perkuliahan bersama teman-teman.
(22)
Saya merasa minder dengan
kemampuan yang dimiliki dalam
memahami suatu materi
perkuliahan.(4)
152
Saya merasa memiliki niat dan
semangat yang tinggi untuk
mengerjakan tugas perkuliahan
namun saya merasa jenuh dengan
banyak tugas perkuliahan. (28)
146
Saya terkadang kebingungan untuk
menyelesaikan banyak tugas yang
diberikan oleh dosen. (39)
155
Saya merasa percuma belajar
selama ini karena merasa tidak ada
kemajuan pada diri saya. (40)
146
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian tingkat kejenuhan belajar mahasiswa
tersebut menunjukkan bahwa tidak ada mahasiswa yang mengalami
kejenuhan belajar berada pada kategori sangat tinggi, rendah, dan sangat
rendah. Terdapat 11 mahasiswa yang memiliki tingkat kejenuhan belajar
berada pada kategori tinggi dan terdapat 42 mahasiswa yang mengalami
kejenuhan belajar berada pada kategori sedang. Artinya, lebih dari separuh
mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan dan Konseling
Universitas Sanata Dharma Yogyakata mengalami kejenuhan belajar
kategori tinggi dan sedang.
Menurut Suparno (2001:1) bahwa kejenuhan adalah tekanan sangat
mendalam yang sudah sampai titik jenuh. Kejenuhan belajar adalah suatu
kondisi mental seseorang saat mengalami rasa bosan dan lelah yang amat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 74
55
sangat sehingga mengakibatkan timbulnya rasa lesu tidak bersemangat
atau hidup tidak bergairah untuk melakukan aktivitas belajar (Hakim,
2004:62). Dari pengertian tersebut, hasil penelitian ini dapat ditafsirkan
bahwa sebagian besar mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi
Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
mengalami tekanan dalam belajar. Mereka mengalami kebosanan dan
kelelahan sehingga merasa tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas
belajar.
Hal tersebut menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya semata-
mata berkaitan dengan aspek kognitif saja. Dari pengalaman dan
pengamatan peneliti menemukan bahwa, penggunaan metode tidak variasi
dalam proses pembelajaran sehingga mahasiswa mengalami kejenuhan
belajar akibatnya tujuan dari proses pembelajaran tidak dapat berjalan
dengan baik dan lancar sesuai dengan apa yang diharapkan.
Kejenuhan juga terjadi karena proses belajar seseoran yang
melampaui batas kemampuan jasmaninya karena lelah dan bosan. Namun
kejenuhan yang umum terjadi adalah karena keletihan yang melanda
mahasiswa, sehingga bisa berperilaku menyimpang seperti membolos,
melalaikan tugas, dan malas mengerjakan tugas. Keletihan dapat
dikategorikan menjadi tiga macam yaitu: keletihan indera, keletihan fisik,
dan keletihan mental.
Keletihan indera dan fisik seperti mata, telinga atau indera lainnya.
Pada umumnya dapat dikurangi atau dihilangkan lebih mudah setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 75
56
istrahat yang cukup, terutama tidur nyenyak dan mengonsumsi makanan
dan minuman yang bergizi, dan sebaliknya keletihan pada mental tidak
dapat diatasi dengan cara sederhana seperti cara untuk mengatasi keletihan
lainnya.
Menurut Syah (2003: 180) mengatakan bahwa jenuh dapat berarti
jemu dan bosan dimana sistem akalnya tidak dapat bekerja sesuai dengan
yang diharapkan dalam memproses item-item informasi atau pengalaman
baru. Sedangkan kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang
digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil.
Dapat diduga bahwa kejenuhan belajar mahasiswa Angkatan 2013
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta disebabkan oleh faktor belajar yang melampaui batas
kemampuan. Selain itu diduga karena keletihan indera dan fisik. Sejalan
dengan pendapat Syah (2010) kejenuhan belajar mahasiswa dapat
diartikan sebagai perilaku belajar yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan untuk memproses informasi atau pengalaman baru. Artinya,
faktor penyebab kejenuhan belajar mahasiswa Angkatan 2013 Program
Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
adalah faktor internal menurut Ahmadi (2013). Faktor penyebab
kejenuhan belajar adalah faktor yang berada dalam diri individu yang
belajar. Faktor internal tersebut dapat berbentuk fisiologis seperti sakit,
panca indera lemah dan sebagainya. Sedangkan bentuk psikologis dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 76
57
berupa rendahnya intelegensi, minat, perhatian, motivasi, dan
kemantangan belajar.
Tabel 14.
Usulan Topik Bimbingan Berdasarkan Analisis Butir Instrumen
No Item Tujuan Bimbingan Topik
Bimbingan
1 Saya mengabaikan mengerjakan
tugas diberikan oleh dosen sehingga
telat mengumpulkan. (31)
Membantu mahasiswa
agar rajin mengerjakan
tugas perkuliahan
Manajemen
waktu
2 Saya mengerjakan tugas perkuliahan
yang diberikan oleh dosen hanya
membuang-buang waktu saja karena
tidak ada gunanya. (18)
Membantu mahasiswa
agar lebih aktif dalam
mengerjakan tugas
perkuliahan.
Raihlah
kesuksesan
dengan
belajar
Saya dapat menjelaskan kembali
kepada teman dan dosen tentang
suatu materi yang sudah dipelajari
sebelumnya. (10)
Saya lebih merasa memahami
materi perkuliahan yang dijelaskan
oleh dosen ketika saya mencatat
intinya dari materi perkuliahan. (19)
Saya beranggapan bahwa masih ada
waktu untuk mengikuti proses
perkulaihan sehingga saya sering
membolos. (27)
Saya sering meminta izin keluar
meninggalkan kuliah berlangsung
untuk menyegarkan pikiran ketika
mengalami jenuh dan bosan tentang
materi yang dijelaskan. (35)
Saya merasa bahwa saya telah
membuang-buang waktu belajar
susah payah karena tidak membuat
saya lebih paham materi kuliah.(36)
Saya merasa membuang-buang
waktu ketika mengerjakan satu tugas
saja sehingga saya memilih
menunggu banyak tugas perkuliahan
untuk dikerjakan. (37)
3 Saya merasa tidak ada gunanya
mengerjakan tugas perkuliahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 77
58
No Item Tujuan Bimbingan Topik
Bimbingan
dengan serius. (4)
Membantu mahasiswa
agar lebih memotivasi
diri dalam
mengerjakan tugas
perkuliahan
Kemandirian
dalam
mengerjakan
tugas
perkuliahan
Saya merasa lebih memahami suatu
materi perkuliahan yang dijelaskan
oleh dosen ketika saya mengulangi
untuk memperlajarinya. (5)
Saya merasa lebih memahami dalam
mengerjakan tugas perkuliahan
bersama teman-teman. (22)
Saya merasa percuma belajar selama
ini karena merasa tidak ada
kemajuan pada diri saya. (40)
Saya merasa memiliki niat dan
semangat yang tinggi untuk
mengerjakan tugas perkuliahan
namun saya merasa jenuh dengan
banyak tugas perkuliahan. (28)
Saya terkadang kebingungan untuk
menyelesaikan banyak tugas yang
diberikan oleh dosen. (39)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 78
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini disajikan tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan
saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta analisis yang telah
dilakukan tentang Tingkat Kejenuhan Belajar Mahasiswa Angkatan 2013
Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma
Yogayakarta dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Lebih dari separuh mahasiswa Angakatan 2013 Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Sanata Darma Yogyakarta memiliki skor
kejenuhan belajar mahasiswa dalam kategori tinggi dan sangat tinggi.
2. Aspek kejenuhan mahasiswa Angkatan 2013 Program Studi Bimbingan
dan Konseling Univeristas Sanata Dharma Yogyakarta yang perolehan
skornya paling tinggi adalah aspek kehilangan motivasi dan konsolidasi.
3. Ditemukan 11 item skala kejenuhan belajar mahasiswa Angkatan 2013
Program Studi Bimbingan dan Konselling Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta berada pada kategori tinggi dan dijadikan dasar penyusunan
topik bimbingan belajar.
B. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam penelitian ini yaitu: peneliti
tidak dapat dengan penuh memantau keseriusan dan kejujuran mahasiswa
dalam mengisi kuesioner tentang tingkat kejenuhan belajar mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 79
60
C. Saran
1. Bagi dosen, lebih memantau para mahasiswa supaya bisa bertanggung
jawab dalam mengerjakan tugas-tugas perkuliahan yang telah diberikan
oleh dosen.
2. Bagi mahasiswa Bimbingan dan Konseling, agar lebih aktif mengikuti
proses perkuliahan dan bertanggung jawab atas tugas perkuliahan yang
diberikan oleh dosen.
3. Bagi peneliti lain, melakukan uji coba alat ukur terlebih dahulu sebelum
melakukan penelitian agar dapat mengetahui kualitas alat ukur yang akan
digunakan dalam penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 80
61
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. H & Supriyono Widodo.( 2013). Psikologi Belajar.
Jakarta:Rineka Cipta.
Ahmadi Abu. H. (2003). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto,Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: PT.Rineka cipta.
Azwar, Saifuddin. (2011). Penyusunan Skala Psikologi.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Azwar, Saifuddin. ( 2007). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Fadliilah. (2014). Implementasi kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar- Ruzz Media.
Makmun, Khairani. (2014). Psikologi Belajar. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
Mulyati. (2004). Psikologi Belajar. Yogyakarta: C.V. Andi Offset.
Majid abdul. (2013). Implementasi kurikulum 2013. Bandung: Interes
Media.
Nazir, Mohammad. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Rochmah, Elfi Yuliani. (2005). Psikologi Perkembangan. Yogyakarta:
Teras.
Sumanto. (2014). Psikologi Perkembangan Fungsi Dan Teori. Yogyakarta:
Centerof academik publising service.
Suparno, Suhaenah A. (2001). Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D.
Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:
PT.Rineka Cipta.
Muhibbin, Syah. (2003). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muhibbin, Syah. (2010). Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Winkel. (2010). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Sketsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 81
62
Yudrik, Jahja. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 82
63
LAMPIRAN-LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 83
64
Kisi-kisi Skala Tingkat Kejenuhan Belajar Mahasiswa
No Aspek Indikator Item Jlh
Favo Unfavo
1 Merasa seakan – akan
pengetahuan dan
kecakapan yang
diperoleh dari proses
belajar tidak ada
kemajuan.
a. Merasa tidak memiliki
pengetahuan walaupun
mempelajarinya.
13 9,17 11
b. Berpikir bahwa orang
lain jauh lebih
mengerti tentang suatu
materi perkuliahan.
14,
31,
32
16, 33
c. Berpikir bahwa orang
lain jauh lebih
mengerti tentang suatu
materi perkuliahan.
15 34, 30
2 Sistem akalnya tidak
dapat bekerja dalam
memproses informasi
atau pengelaman.
a. Tidak dapat mengingat
kembali banyak materi
yang diberikan.
12,
29,
35
14
b. Tidak bisa
berkonsentrasi saat
mengikuti proses
perkuliahan.
18 11,36
c. Memiliki daya tanggap
mengingat materi
sangat rendah.
6, 8,
20,
10,
19,37,
38, 27
3 Kehilangan motivasi
dan konsolidasi.
a. Tidak dapat
memotivasi diri dalam
mengerjakan tugas.
21,39
, 40,
5,22,26 15
b. Tidak ada minat dan
perhatian untuk
mengikuti proses
perkuliahan.
3,4,
23,
24,28
c. Menampilkan perilaku
acuh tak acuh dengan
tugas yang diberikan.
1,2,7 25
Jumlah
Total
23 17
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 84
65
KUESIONER
Tingkat Kejenuhan Belajar Mahasiswa
A. Identitas
Nama : ...................................
Jenis Kelamin : ……….........………....
Tanggal pengisian : ……/…………/2016
Suku : .....................................
B. Kata Pengantar
Teman-teman yang terkasih,
Pada kesempatan ini saya meminta kerelaan dan kesediaan teman-teman
untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat kejenuhan belajar. Saya sangat mengharapkan teman-teman mengisi
kuesioner ini dengan teliti, jujur, dan sesuai dengan diri dan pengalaman teman-
teman. Atas kesedian teman-teman sayamengucapkan terimakasih.
C. Petunjuk Pengisian
Di bawah ini ada sejumlah pernyataan tentang tingkat kejenuhan
belajarmahasiswa. Bacalah masing-masing pernyataan dengan teliti. Berikanlah
tanda centang (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan pengalaman
teman-teman.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
1. Baca dan pahamilah setiap pernyataan dalam kuesioner ini!
2. Jawablah setiap pernyataan dengan jujur dan teliti sesuai dengan diri Anda!
3. Berilah tanda centang pada salah satu kolom yang telah disediakan!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 85
66
No Pernyataan
Sa
ng
at
Set
uju
(SS
)
Set
uju
(S
)
Tid
ak
Set
uju
(TS
)
Sa
ng
at
Tid
ak
Set
uju
(ST
S)
1 Saya mengikuti proses perkuliahan yang
sedang berlangsung namun tidak hadir
secara psikologis.
2 Saya merasa tidak ada gunanya
mengerjakan tugas perkuliahan dengan
serius.
3 Saya baru saja mendengarkan dosen
menjelaskan suatu materi namun saya
cepat melupakannya.
4 Saya merasa minder dengan
kemampuan yang dimiliki dalam
memahami suatu materi perkuliahan.
5 Saya merasa lebih memahami suatu
materi perkuliahan yang dijelaskan oelh
dosen ketika saya mengulangi untuk
mempelajarinya.
6 Ketika saya mengalami masalah dalam
keluarga saya merasa kurang mampu
untuk memotivasi diri mengerjakan
tugas perkuliahan.
7 Saya merasa acuh tak acuh terhadap
tugas perkuliahan yang diberikan oleh
dosen.
8 Saya kurang mampu menjelaskan
sendiri materi perkuliahan yang sudah
dipelajari kepada teman-teman maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 86
67
No Pernyataan
Sa
ng
at
Set
uju
(SS
)
Set
uju
(S
)
Tid
ak
Set
uju
(TS
)
Sa
ng
at
Tid
ak
Set
uju
(ST
S)
dosen sehingga saya lebih memilih
menggunakan power point.
9 Saya merasa diri saya tidak memilik
pengetahuan dalam mengerjakan tugas-
tugas kuliah.Saya berpikir bahwa saya
telah membuang waktu kuliah di tempat
ini.
10 Saya dapat menjelaskan kepada teman
dan dosen tentang suatu materi yang
dipelajari sebelumnya.
11 Saya berpikir bahwa orang lain jauh
lebih baik mengerti tentang materi
perkuliahan.
12 Ketika saya merasa malas mengerjakan
tugas perkuliahan saya tidak tahu cara
untuk membangkitkan minat.
13 Saya kurang mampu mengendalikan
emosi ketika saya mengalami suatu
masalah dengan teman sekelas sehingga
saya terganggu untuk mengikuti proses
perkuliahan.
14 Saya merasa membuang-buang waktu
untuk belajar setiap hari sehingga saya
lebih memilih belajar pada saat
diberikan tugas perkuliahan.
15 Saya mudah lupa materi yang baru saja
dijelaskan oleh dosen.
16 Saya mampu mengingat kembali materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 87
68
No Pernyataan
Sa
ng
at
Set
uju
(SS
)
Set
uju
(S
)
Tid
ak
Set
uju
(TS
)
Sa
ng
at
Tid
ak
Set
uju
(ST
S)
yang sudah diberikan oleh dosen.
17 Saya merasa kurang percaya diri ketika
saya memberikan pertanyaan tentang
materi perkuliahan yang belum
dipahami karena saya takut ditertawakan
oleh teman-teman.
18 Saya mengerjakan tugas perkuliahan
yang diberikan oleh dosen hanya
membuang-buang waktu saja karena
tidak ada gunanya.
19 Saya merasa lebih memahami materi
perkuliahan yang dijelaskan oleh dosen
ketika saya mencatat intinya dari
materi perkuliahan.
20 Saya sudah mempelajari materi
sebelumnya namun ketika presentasi
saya enggan mengingat lagi materi yang
sudah dipelajari.
21 Ketika dalam perkuliahan tiba-tiba
dosen bertanya, saya gelagapan
menjawab.
22 Saya merasa lebih memahami dalam
mengerjakan tugas perkuliahan ketika
mengerjakan bersama teman-teman.
23 Saya mudah terganggu dengan keributan
teman ketika proses perkuliahan sedang
berlangsung.
24 Saya merasa materi perkuliahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 88
69
No Pernyataan
Sa
ng
at
Set
uju
(SS
)
Set
uju
(S
)
Tid
ak
Set
uju
(TS
)
Sa
ng
at
Tid
ak
Set
uju
(ST
S)
dijelaskan oleh dosen kurang menarik
karena selama proses perkuliahan dosen
banyak melakukan ceramah mengenai
materi perkuliahan.
25 Saya mudah mengantuk ketika proses
perkuliahan pada sore hari karena saya
merasa perkuliahan tidak menarik.
26 Saya mencoba berkonsultasi dengan
dosen ketika ada materi yang belum
saya pahami.
27 Saya beranggapan bahwa masih ada
waktu untuk mengikuti proses
perkulaihan sehingga saya sering
membolos.
28 Saya merasa memiliki niat dan semangat
yang tinggi untuk mengerjakan tugas
perkuliahan namun saya merasa jenuh
dengan banyak tugas perkuliahan.
29 Saya sering menunda mengerjakan tugas
perkuliahan yang diberikan oleh dosen
sehingga kewalahan untuk mengerjakan
banyak perkuliahan yang diberikan oleh
dosen.
30 Saya mudah melupakan materi yang
sudah pernah dijelaskan oleh dosen.
31 Saya mengabaikan mengerjakan tugas
diberikan oleh dosen sehingga telat
mengumpulkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 89
70
No Pernyataan
Sa
ng
at
Set
uju
(SS
)
Set
uju
(S
)
Tid
ak
Set
uju
(TS
)
Sa
ng
at
Tid
ak
Set
uju
(ST
S)
32 Saya lebih memilih bercerita dengan
teman sebangku daripada mendengarkan
penjelasan dosen.
33 Saya sering mengatakan bahwa masih
ada waktu untuk mengerjakannya
sehingga tugas semakin menumpuk.
34 Saya kurang menerima pendapat teman-
teman ketika mengerjakan tugas
perkuliahan.
35 Saya sering meminta izin keluar
meninggalkan kuliah berlangsung untuk
menyegarkan pikiran ketika mengalami
jenuh dan bosan tentang materi yang
dijelaskan.
36 Saya merasa bahwa saya telah
membuang-buang waktu belajar susah
payah karena tidak membuat saya lebih
paham materi kuliah.
37 Saya merasa membuang-buang waktu
ketika mengerjakan satu tugas saja
sehingga saya memilih menunggu
banyak tugas perkuliahan untuk
dikerjakan.
38 Saya merasa diri saya tidak memiliki
pengetahuan dalam mengerjakan tugas-
tugas kuliah.
39 Saya terkadang kebingungan untuk
menyelesaikan banyak tugas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 90
71
No Pernyataan
Sa
ng
at
Set
uju
(SS
)
Set
uju
(S
)
Tid
ak
Set
uju
(TS
)
Sa
ng
at
Tid
ak
Set
uju
(ST
S)
diberikan oleh dosen.
40 Saya merasa percuma belajar selama ini
karena merasa tidak ada kemajuan pada
diri saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 91
72
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 54 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 54 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability statistics
Cronbach’s Alpha N of Items
,867 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 92
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 93
74
Suku 1 2 3 4 5 6 7 8 10 11 12 13 14 15 16 18 19 20 21 22 23 24 26 28 29 31 32 35 39 40 9 17 25 27 30 33 34 36 37 38
Jawa 3 1 2 4 4 2 3 2 3 4 4 1 3 4 1 3 3 2 3 3 4 1 3 3 3 2 3 2 4 3 2 4 3 4 4 2 1 4 3 2 112
Flores 3 4 3 3 4 2 1 2 3 3 3 4 1 3 3 4 4 2 2 4 3 3 1 2 2 4 3 3 4 1 1 3 4 3 1 2 3 2 2 4 109
Jawa 3 4 3 1 2 2 1 4 4 2 2 3 2 3 2 4 2 4 1 3 4 2 4 2 1 4 1 4 3 4 1 1 2 4 2 4 2 3 1 2 103
Dayak 3 1 3 4 3 2 3 4 3 3 4 1 4 3 3 4 3 2 2 3 1 4 3 4 3 1 2 3 3 4 1 2 1 4 3 3 2 4 1 3 110
Jawa 3 3 3 3 3 2 2 4 3 1 2 3 1 4 3 3 3 4 4 3 2 1 3 4 1 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 2 3 4 3 1 111
Jawa 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 4 2 2 4 4 3 3 2 4 3 2 4 3 3 3 1 1 3 3 3 112
Jawa 2 4 4 2 2 4 2 3 4 3 3 1 3 3 3 4 3 3 2 3 1 3 3 1 4 4 2 3 3 3 1 2 2 4 3 3 2 4 2 3 111
Jawa 2 4 2 2 1 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 4 4 3 2 4 2 3 4 3 3 4 2 4 2 4 1 3 4 4 1 3 1 3 2 1 109
Jawa 2 4 2 3 2 3 1 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 1 3 1 2 2 2 4 2 4 3 3 1 2 2 4 3 3 1 4 4 4 104
Batak 3 3 2 4 1 3 4 2 3 4 2 1 4 2 3 3 4 4 3 2 2 3 4 2 4 3 2 3 2 4 1 3 1 3 3 3 1 3 1 4 109
Jawa 3 2 4 1 2 3 3 4 1 3 2 2 3 1 4 2 3 1 3 3 3 2 4 3 2 1 4 3 3 4 2 4 2 1 3 2 3 1 2 2 101
Jawa 2 3 1 2 4 2 2 3 1 3 3 2 1 3 3 1 4 2 3 4 4 2 3 3 3 2 1 3 4 3 4 4 1 4 4 2 1 4 2 3 106
Jawa 2 4 2 3 4 3 1 3 4 2 3 2 4 2 2 4 4 3 2 3 1 3 3 3 1 3 4 2 4 2 1 1 2 3 3 2 4 4 3 4 110
Bali 3 4 3 3 3 3 1 4 3 2 3 1 4 4 3 4 3 2 3 3 2 4 2 3 2 3 2 4 4 3 1 1 1 4 2 3 1 3 3 2 109
Timor 2 3 4 1 3 3 2 3 4 4 2 2 1 3 4 3 3 2 1 4 3 2 4 2 3 2 4 1 3 2 1 2 3 1 2 3 3 2 4 1 102
Jawa 4 3 2 3 1 2 2 1 2 3 1 3 4 2 3 1 3 3 4 1 3 2 2 3 2 1 4 2 2 1 4 2 4 3 4 3 1 3 3 4 101
Jawa 1 3 2 2 4 3 3 2 4 1 2 3 2 2 1 3 2 3 3 4 2 1 3 4 3 1 3 4 3 1 4 4 2 2 3 2 1 3 2 4 102
Jawa 2 4 3 3 3 1 2 3 4 1 3 3 2 2 3 4 3 2 2 3 1 4 3 1 4 4 2 2 3 3 2 1 2 3 3 1 4 3 2 1 102
Jawa 3 3 2 4 4 2 1 3 1 3 4 2 3 3 1 2 4 3 1 4 2 2 3 4 2 3 3 4 3 2 2 2 3 1 1 1 3 1 2 3 100
Toraja 2 3 3 3 4 3 2 2 3 2 1 3 2 3 4 3 4 4 2 3 1 3 2 2 4 2 3 3 4 4 1 2 3 2 3 1 2 4 4 3 109
Jawa 2 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 1 4 2 2 4 3 3 2 4 1 3 3 2 2 4 2 4 3 4 1 4 3 1 1 3 1 1 4 3 105
Jawa 2 4 3 3 1 3 2 1 3 2 3 2 3 4 3 3 4 4 3 2 2 3 1 3 2 3 1 2 4 1 1 1 2 2 2 4 3 1 3 2 98
Jawa 2 4 2 2 3 3 2 1 3 3 2 1 3 3 4 3 2 4 2 3 4 2 3 3 3 4 1 4 2 4 4 3 2 4 1 2 3 3 3 3 110
Jawa 3 3 3 1 2 2 3 1 3 2 4 2 4 1 3 3 1 4 2 3 2 2 1 2 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 2 2 4 4 4 108
Papua 3 1 3 2 4 2 3 2 3 4 2 3 1 4 2 1 2 3 3 4 1 2 3 1 2 4 3 1 2 1 1 3 2 3 3 2 3 3 3 3 98
Jawa 2 4 3 4 4 2 1 4 3 2 4 1 4 3 3 4 4 3 2 4 4 3 3 1 3 4 1 4 2 4 1 1 3 4 2 2 1 4 3 4 115
Batak 2 4 2 3 4 3 2 3 3 2 1 2 3 2 4 3 4 3 2 3 3 1 3 3 2 4 1 1 3 2 2 1 2 4 3 3 4 2 4 3 106
Toraja 2 4 3 3 3 2 1 3 3 2 1 2 3 3 2 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 1 4 3 4 1 1 2 4 2 2 2 4 3 3 110
Jawa 1 4 3 4 2 3 1 4 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 1 3 3 3 4 3 2 4 2 4 3 4 1 1 2 4 2 3 1 3 3 4 112
Jawa 2 3 2 4 3 2 1 2 3 3 4 2 4 2 3 3 4 3 2 3 3 1 3 3 3 4 4 4 1 4 1 1 2 4 2 1 2 3 3 3 107
Tionghoa 2 3 3 4 3 1 3 2 4 3 2 2 3 1 4 3 3 1 2 3 2 4 4 3 2 1 4 2 3 1 1 4 1 4 2 2 3 1 3 2 101
Batak 2 4 3 3 4 2 2 2 3 3 4 1 2 4 3 4 3 3 2 4 1 3 1 3 3 2 3 2 3 2 1 1 2 4 1 2 3 3 1 4 103
Bali 2 3 2 1 4 3 2 2 3 1 1 2 4 2 3 3 3 4 4 4 2 2 3 4 3 3 2 1 4 3 1 4 1 3 4 2 4 3 3 4 109
Flores 2 4 3 4 3 3 2 4 4 2 3 1 3 3 4 2 4 2 2 3 2 4 1 3 4 2 3 2 4 4 1 1 3 1 2 2 1 4 4 3 109
Jawa 2 3 3 3 1 4 2 1 3 4 2 4 4 3 3 3 4 1 4 3 4 3 4 3 2 3 2 4 3 2 1 4 1 1 3 2 1 2 3 2 107
Jawa 2 4 3 3 3 2 2 3 4 4 1 1 4 3 3 3 1 2 2 1 4 3 1 2 2 2 3 4 4 1 1 2 3 4 4 2 3 4 4 2 106
Jawa 3 3 2 3 4 2 2 2 2 3 4 1 3 3 1 1 3 2 3 4 1 4 1 4 2 3 2 2 1 2 1 3 2 4 1 4 4 3 1 4 100
Dayak 2 4 3 2 3 3 1 3 1 3 4 2 3 3 2 4 2 3 2 1 4 2 1 4 1 4 3 3 4 1 2 1 3 3 2 2 1 3 2 4 101
Jawa 1 4 3 3 4 3 1 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 1 2 1 4 3 3 2 2 1 1 4 4 2 1 2 2 4 2 4 1 4 4 2 104
Jawa 3 3 2 4 3 2 1 4 3 2 1 3 4 3 3 4 4 2 1 3 2 3 1 2 3 4 1 4 4 1 2 2 3 4 2 2 2 3 4 1 105
Jawa 1 4 3 3 3 3 2 3 2 4 2 3 1 3 4 2 2 1 2 4 3 2 2 3 1 2 1 1 2 4 1 1 4 4 2 4 4 4 2 1 100
Jawa 2 4 4 4 4 3 1 2 4 2 4 1 4 3 3 4 4 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 4 1 1 2 3 2 3 1 3 3 4 110
Jawa 2 3 1 3 4 2 4 3 3 4 2 1 2 3 2 3 1 1 4 3 2 1 2 2 1 3 1 3 1 3 1 4 3 2 4 2 3 4 4 2 99
Papua 2 4 3 3 3 4 1 3 4 3 3 2 1 4 4 4 1 3 3 2 3 2 4 3 2 1 4 3 1 2 1 2 4 1 2 2 1 2 3 3 103
Jawa 1 4 4 4 4 3 1 2 4 3 4 2 2 2 3 3 4 1 1 2 2 3 2 1 3 3 1 3 3 3 1 1 1 4 2 3 2 4 2 3 101
Jawa 3 3 3 4 2 2 2 3 2 4 3 4 3 4 1 4 3 2 3 1 3 4 3 4 2 4 1 3 1 4 1 2 2 1 2 3 1 3 1 2 103
Jawa 2 4 3 3 3 3 2 3 1 2 4 3 2 4 2 4 2 3 1 2 2 1 1 2 1 3 4 1 4 2 4 1 4 3 3 4 3 2 4 1 103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 94
75
Sunda 2 4 2 3 4 3 1 3 3 1 4 4 1 2 1 2 4 3 2 2 1 3 2 4 3 2 3 4 3 1 1 2 3 2 4 3 1 3 4 2 102
Nias 3 4 2 3 3 2 1 4 2 3 1 4 3 2 2 4 2 1 1 3 4 2 1 3 3 1 3 2 3 3 1 3 2 4 2 1 2 4 4 4 102
Jawa 1 3 4 4 3 3 2 1 1 4 1 3 1 2 1 3 3 4 2 2 1 4 2 3 4 3 1 2 2 4 3 4 4 3 1 4 1 2 3 2 101
Jawa 3 3 3 1 4 2 4 2 1 3 4 2 2 4 1 4 2 1 1 3 2 2 3 3 1 2 3 3 4 3 3 3 1 2 4 1 3 3 4 1 101
Timor Leste 2 4 3 2 4 2 2 3 4 1 3 2 3 3 3 4 4 3 1 4 1 1 2 4 3 2 4 1 4 1 1 2 4 3 1 2 2 3 4 3 105
Jawa 2 4 3 4 4 4 1 3 2 3 3 4 2 1 2 1 4 2 2 1 2 3 4 3 2 2 1 3 1 4 1 3 2 1 2 4 2 4 3 3 102
119 181 145 152 163 136 101 143 152 144 142 115 144 145 140 167 161 138 119 151 130 133 136 146 130 149 125 150 155 146 83 121 128 160 129 130 111 161 152 145Jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 95
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 96
77
aspek 3
1 2 3 4 5 7 21 22 23 24 28 26 39 40
3 1 2 4 4 3 3 3 4 1 3 3 4 3
3 4 3 3 4 1 2 4 3 3 2 1 4 1
3 4 3 1 2 1 1 3 4 2 2 4 3 4
3 1 3 4 3 3 2 3 1 4 4 3 3 4
3 3 3 3 3 2 4 3 2 1 4 3 3 3
3 3 3 2 3 3 3 2 4 2 4 2 4 3
2 4 4 2 2 2 2 3 1 3 1 3 3 3
2 4 2 2 1 2 2 4 2 3 3 4 2 4
2 4 2 3 2 1 3 1 3 1 2 2 3 3
3 3 2 4 1 4 3 2 2 3 2 4 2 4
3 2 4 1 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4
2 3 1 2 4 2 3 4 4 2 3 3 4 3
2 4 2 3 4 1 2 3 1 3 3 3 4 2
3 4 3 3 3 1 3 3 2 4 3 2 4 3
2 3 4 1 3 2 1 4 3 2 2 4 3 2
4 3 2 3 1 2 4 1 3 2 3 2 2 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Page 97
78
1 3 2 2 4 3 3 4 2 1 4 3 3 1
2 4 3 3 3 2 2 3 1 4 1 3 3 3
3 3 2 4 4 1 1 4 2 2 4 3 3 2
2 3 3 3 4 2 2 3 1 3 2 2 4 4
2 4 3 2 3 2 2 4 1 3 2 3 3 4
2 4 3 3 1 2 3 2 2 3 3 1 4 1
2 4 2 2 3 2 2 3 4 2 3 3 2 4
3 3 3 1 2 3 2 3 2 2 2 1 3 4
3 1 3 2 4 3 3 4 1 2 1 3 2 1
2 4 3 4 4 1 2 4 4 3 1 3 2 4
2 4 2 3 4 2 2 3 3 1 3 3 3 2
2 4 3 3 3 1 2 3 4 4 3 3 3 4
1 4 3 4 2 1 1 3 3 3 3 4 3 4
2 3 2 4 3 1 2 3 3 1 3 3 1 4
2 3 3 4 3 3 2 3 2 4 3 4 3 1
2 4 3 3 4 2 2 4 1 3 3 1 3 2
2 3 2 1 4 2 4 4 2 2 4 3 4 3
2 4 3 4 3 2 2 3 2 4 3 1 4 4
2 3 3 3 1 2 4 3 4 3 3 4 3 2
2 4 3 3 3 2 2 1 4 3 2 1 4 1
3 3 2 3 4 2 3 4 1 4 4 1 1 2
2 4 3 2 3 1 2 1 4 2 4 1 4 1
1 4 3 3 4 1 2 1 4 3 2 3 4 2
3 3 2 4 3 1 1 3 2 3 2 1 4 1
3 4 2 3 3 1 1 3 4 2 3 1 3 3
1 3 4 4 3 2 2 2 1 4 3 2 2 4
3 3 3 1 4 4 1 3 2 2 3 3 4 3
2 4 3 2 4 2 1 4 1 1 4 2 4 1
2 4 3 4 4 1 2 1 2 3 3 4 1 4
119 181 145 152 163 101 119 151 130 133 146 136 155 146
1977
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI