Top Banner
 1 I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dewasa ini, jumlah dan proporsi dari lemak hewan dalam makanan manusia mengalami peningkatan dalam banyak masyarakat. Hal ini memiliki hubungan dengan kasus penyakit kardiovaskuler (Lichtenstein, 1999; Katan,2000). Di masyarakat barat penyakit jantung koroner dan artherosclerosis berkaitan erat dengan jumlah kolesterol dan asam l emak jenuh y ang dimakan, diantaranya merupakan penyebab yang paling utama kematian manusia (Sacks,2002). Disamping itu,hubungan yang sangat erat telah diketahui antara konsentrasi struktur kolesterol dan penyakit Alzheimer (Michikawa, 2003). Secara luas diakui bahwa masalah ini adalah sebuah k eperluan y ang sangat pen ting untuk mengembalikan pola makan asam lemak yang seimbang dengan mengurangi  jumlah masukan kolsterol dan lemak-lemak jenuh (Evans et al, 2002). Daging ayam memiliki kandungan lemak dan kolesterol yang lebih rendah, dan biasanya lebih dipertimbangkan untuk kesehatan dari pada sumber protein hewan lain, terutama daging merah dari hewan mamalia. Di tahun terakhir , supelemen-suplemen pakan seperti bawang putih, copper  dan asa m lemak omeg a-3 diuji dalam percobaan untuk mengurangi l emak dan kolesterol yang terkandung dalam daging ayam (Pesti dan Bakalli, 1996; Konjufca et al., 1997; Matsurra, 2001; Ayerza et al., 2002; Chowdhury et al., 2002). Meskipun usaha-usaha ini telah banyak dikembangkan untuk menurunkan kadar kolesterol dan asam lemak jenuh, nampaknya masih ada informasi yang kurang mengenai alternatif produksi untuk mencapai tujuan penting ini. Tepung siva (s  ynbiotic cassava) sebagai salah satu produk sinbiotik baru memiliki banyak kelebihan untuk meningkatkan kualitas produksi ternak, kandungan, 1,3-1,6 D- glucan dan mannan oligosakarida yang sangat penting sebagai growth promoter  dan enzim lipase dan senyawa hasil fermentasi Sacharomyces cereviceae yang berupa asam organik dimungkinkan dapat memutus dekonjugasi kolesterol sehingga mencegah penimbunan kolestrol dalam tubuh ternak. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah  bagaimana pengaruh pemberian tepung siva ( synbiotic cassava) terhadap  performans a yam broiler (yang meliputi pertambahan bobot badan, bobot badan akhir, konsumsi ransum, konversi ransum), kadar lemak kasar dan kadar kolesterol daging yang dihasilkan serta keuntungan yang diperoleh selama  pemeliharaan. Tujuan Program Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah mempelajari pemberian tepung siva ( synbiotic cassava) terhadap performans ayam broiler (yang meliputi  pertambahan bobot badan, konsumi ransum, konversi r ansum), kadar lemak kasar dan kadar kolesterol daging yang dihasilkan serta keuntungan yang diperoleh selama pemeliharaan.
21

PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

Jul 12, 2015

Download

Documents

mr_sesha
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 1/21

1

I. PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dewasa ini, jumlah dan proporsi dari lemak hewan dalam makanan manusia

mengalami peningkatan dalam banyak masyarakat. Hal ini memiliki hubungan

dengan kasus penyakit kardiovaskuler (Lichtenstein, 1999; Katan,2000). Di

masyarakat barat penyakit jantung koroner dan artherosclerosis berkaitan eratdengan jumlah kolesterol dan asam lemak jenuh yang dimakan, diantaranya

merupakan penyebab yang paling utama kematian manusia (Sacks,2002).

Disamping itu,hubungan yang sangat erat telah diketahui antara konsentrasi

struktur kolesterol dan penyakit Alzheimer (Michikawa, 2003). Secara luas

diakui bahwa masalah ini adalah sebuah keperluan yang sangat penting untuk mengembalikan pola makan asam lemak yang seimbang dengan mengurangi

  jumlah masukan kolsterol dan lemak-lemak jenuh (Evans et al, 2002). Dagingayam memiliki kandungan lemak dan kolesterol yang lebih rendah, dan biasanya

lebih dipertimbangkan untuk kesehatan dari pada sumber protein hewan lain,terutama daging merah dari hewan mamalia.

Di tahun terakhir , supelemen-suplemen pakan seperti bawang putih, copper  

dan asam lemak omega-3 diuji dalam percobaan untuk mengurangi lemak dankolesterol yang terkandung dalam daging ayam (Pesti dan Bakalli, 1996;

Konjufca et al., 1997; Matsurra, 2001; Ayerza et al., 2002; Chowdhury et al.,

2002). Meskipun usaha-usaha ini telah banyak dikembangkan untuk menurunkan

kadar kolesterol dan asam lemak jenuh, nampaknya masih ada informasi yang

kurang mengenai alternatif produksi untuk mencapai tujuan penting ini.

Tepung siva (s  ynbiotic cassava) sebagai salah satu produk sinbiotik baru

memiliki banyak kelebihan untuk meningkatkan kualitas produksi ternak,

kandungan, 1,3-1,6 D- glucan dan mannan oligosakarida yang sangat penting

sebagai growth promoter  dan enzim lipase dan senyawa hasil fermentasi

Sacharomyces cereviceae yang berupa asam organik dimungkinkan dapat

memutus dekonjugasi kolesterol sehingga mencegah penimbunan kolestrol dalam

tubuh ternak.

Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalahbagaimana pengaruh pemberian tepung siva (synbiotic cassava) terhadap

performans ayam broiler (yang meliputi pertambahan bobot badan, bobot badanakhir, konsumsi ransum, konversi ransum), kadar lemak kasar dan kadar

kolesterol daging yang dihasilkan serta keuntungan yang diperoleh selamapemeliharaan.

Tujuan Program

Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah mempelajari pemberiantepung siva (synbiotic cassava) terhadap performans ayam broiler (yang meliputi

pertambahan bobot badan, konsumi ransum, konversi ransum), kadar lemak kasar

dan kadar kolesterol daging yang dihasilkan serta keuntungan yang diperoleh

selama pemeliharaan.

Page 2: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 2/21

2

Luaran Yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah artikel dan hak paten

tentang pemanfaatan tepung siva (synbiotic cassava) dalam ransum ayam broiler

yang dapat memperbaiki produktifitas, kualitas karkas dan menghasilkan daging

yang rendah kolesterol.

Kegunaan Program

Memberikan informasi baru tentang pemanfatan tepung siva (synbiotic

cassava) pada pakan ayam broiler kepada masyarakat dan praktisi peternakan

guna memperbaiki produktifitas ayam, meningkatkan kualitas karkas dan

menghasilkan daging yang rendah kolesterol yang bermanfaat bagi kesehatankonsumen.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Karakteristik Ayam BroilerBroiler adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam hasil budidaya

teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu

pertumbuhan yang cepat, konversi pakan yang baik dan dapat dipotong pada usiayang relatif muda sehingga sirkulasi pemeliharaannya lebih cepat dan efisien serta

menghasilkan daging yang berkualitas baik (Murtidjo, 1992). Broiler sangat

mudah terserang penyakit dikarenakan secara genetik kekebalan tubuh yang

dimilikinya sangat rendah, dan itu merupakan konsekuensi cepatnya pertumbuhan

yang dimiliki oleh ayam broiler. Termasuk juga gangguan jantung dengan gejalas

hydropsascites (penyakit metabolis) dan kepincangan. Mortalitas rata-rata untuk 

broiler sekitar 1% persen selama 1 minggu, 7 hari lebih baik dibanding ayam

petelur pada umur yang sama.

Strain ayam broiler banyak macamnya berdasarkan karakteristik dan

fisiologinya. Salah satu strain yang cukup diminati adalah strain Arbor Arcres CP

707 yang dihasilkan PT. Charoen Phokphand Indonesia. Karakteristik yang

dimiliki strain ini antara lain : Berat badan 8 minggu : 2,1 Kg, Konsumsi ransum :

4,4 Kg, Konversi ransum : 2,2, Berat bersih : 74%, Daya hidup : 98% , Warnakulit : Kuning , Warna bulu : Putih, (Rasyaf, 2000).

Nilai nutrisi dari daging dapat ditaksir berdasarkan parameter sepertikandungan dan komposisi protein, kandungan asam amino, kandungan lemak,

kandungan sakarida ,substansi mineral dan vitamin. Substansi mineral yangsangat penting bagi daging unggas antara lain: potassium (0.4%), phosphorus

(0.2%), sodium (0.09%), dll. (Lazar, 1990). Steinhauser et al. (2000) menyatakanbahwa kandungan protein adalah kandungan daging yang sangat penting dari

aspek nutrisi dan teknologi. Kandugan protein dalam otot dilaporkan sekitar 18

dan 22%. Komposisi kimia daging ayam terdiri dari protein 18,6%, lemak 

15,06%, air 65,95% dan abu 0,79% (Stadelman et al., 1988).Becker et al. (1979) mempelajari kandungan lemak abdominal pada ayam

broiler umur 58 hari dan menunjukan bahwa broiler jantan memiliki kandungan

lemak pada bagian abdominal (2.18%) dibandingkan dengan broiler betinan

(2.82%). Kecenderungan yang sama juga pada karkas (12.0% untuk jantan, 13.7%

untuk lemak betina dari isi perut (47.6% untuk jantan, 56.2% untuk betina) dan

kandungan total lemak (10.4% untuk pejantan, 12.2% untuk betina.

Page 3: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 3/21

3

2.2. Kolesterol

Kolesterol merupakan sterol utama pada jaringan hewan (Anggorodi, 1979

dan Lehninger, 1992), terdapat pada hati, daging, otak dan kuning telur (Harper et 

al, 1977) serta terdapat juga pada usus, ginjal dan organ-organ tubuh lain

(Tejayadi, 1991). Ditinjau dari sudut kimiawi kolesterol diklasifikasikan kedalam

golongan lipid (lemak), berkomponen alcohol steroid (Sitepoe, 1992).Kolesterol memiliki formula C27H45OH (Ganong, 1983) dan dapat

dinyatakan sebagai 3-hidroksi -5,6 kolesten karena mempunyai satu gugus

hidroksil pada atom C3, ikatan rangkap pada atom C5 dan C6 serta ada

percabangan pada C10, C13 dan C17 (Herper et al, 1977).

Gambar 1. Rumus Bangun Kolesterol (Winarno, 1986)

Kolesterol tubuh berasal dari dua sumber, yakni berasal dari makanan dan

disebut sebagai eksogenus kolesterol dan yang diproduksi oleh tubuh disebut

dengan endogenous kolesterol (Piliang and Djojosoebagio, 1990). Jika jumlah

kolestrol yang berasal dari makanan sedikit, untuk memenuhi kebutuhan jaringan

dan organ, sintesis kolestrol dalam hati dan usus besar akan meningkat. Dan

sebaliknya jika jumlah kolestrol dalam makanan meningkat maka jumlah sintesis

kolestrol dalam hati dan usus besar akan menurun. (Muchtadi et al., 1993).

Kenaikan kadar kolesterol dalam darah merupakan suatu faktor resiko

terjadinya atherosclerosis (Guyton, 1987). Atherosclerosis ini merupakan suatupenebalan pembuluh darah yang bias mengakibatkan penyumbatan bahkan

penyempitan pada arteri (Sitepoe, 1992).

Fungsi kolesterol merupakan substrat untuk pembentukan zat-zat essensial

seperti asam empedu, hormone steroid, serta vitamin D3 yang merupakan satu-

satunya vitamin yang disintesis dalam tubuh (Lehninger, 1992), tertapi karena

sifatnya yang sangat membahayakan tubuh, maka dianjurkan agar selalu hati-hati

 jangan sampai terjadi kelebihan konsumsi.

Jalan yang dapat ditempuh untuk menurunkan kadar kolestrol pada daging

ayam yang dihasilkan adalah menurunkan kadar kolestrol darah. Untuk 

menurunkan kadar kolesterol darah dapat dilakukan dengan menurunkankonsumsi, kecernaan, menurunkan sintesis kolestrol endogenus, meningkatkan

pengeluaran melalui bile dan feses. Sekresi bile is berhubungann dengan totalkandungan kolesterol (Muslim 1989).

Pelepasan bagian utama kolesterol yang terdapat dalam hati melaluikonversi dalam asam bile, yakni asam cholic dan chenodeoxy cholic tererserap

pada glycine atau taurine untuk membentuk garam bile , dan kemudiandikeluarkan melalui bile dalam duadenum. Beberapa asam bile yang tidak 

terserap oleh hati melalui sirkulasi dan mengeluarkan kembali dalam bile. Asam

bile yang tidak dapat diserap akan didegradasi yang terdapat pada usus besar dan

Page 4: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 4/21

4

dikeluarkan melalui feses, (Muchtadi et al. 1993). Menurut Beynen (1980)

pengeluaran kolesterol dari tubuh melalui beberapa jalan, yaitu kolesterol hati

membentuk cairan empedu, dikeluarkan dalam usus dan selanjutnya kolesterol

bersama asam empedu hilang bersama feses, hilang dalam mukosa usus dan kulit,

bergabung dengan hormone-hormon steroid dan dikeluarkan bersama urin.

Menurut Supadmo (1997) kandungan kolesterol daging ayam broiler yangdiberi ransum basal rataannya adalah 78.83mg/100gr, sedangkan yang diberi

ransum basal + 100% khitin rataannya adalah 61.06 mg/100gr. Menurut

Hendrawati (1999) pemberian temulawak secara nyata (P<0.05) menurunkan

kadar kolesterol daging ayam yang mendapat tambahan 9% temulawak yaitu

sebesar 84.20 mg/100gr, sedangkan yang tertinggi pada ayam yang tidak menerima penambahan temulawak (kontrol) yaitu sebesar 115.08/100gr.

2.3. Tepung Siva dan Sacharomyces Cereviceae 

Adapun tepung siva (synbiotic cassava) merupakan tepung modifikasicassava melalui proses enzimatis menggunakan β-amilase yang disertai dengan

fermentasi sacharomyces cereviceae, Mikroorganisma yang memproduksi enzim

pemutus amilosa sehingga membentuk tepung siva. Mikroorganisma yang ikutdalam proses fermentasi ini memproduksi enzim sehingga Tepung Siva ini

mengandung protein pembuatan tepung siva : Singkong dipotong-potong hingga

membentuk, Chip ; kemudian direndam dalam air, dibubuhi β-amilase sebanyak 

3%, penambahan biakan sacharomyces cereviceae 5%. Setelah 18-24 jam

tercium aroma khas, diangkat kemudian dijemur dengan panas matahari atau

dioven pada suhu 40-55 derajad celcius , setelah kering digiling, (Aisyah, 2010) .

Tepung siva merupakan karbohidrat yang berperan sebagai prebiotik yang

bersifat resisten starch, dimana didalam saluran cerna menyeimbangkan dan

menyuburkan mikroorganisma probiotik dan mampu membunuh mikroorganisma

pathogen didalam saluran cerna (Fuller, 1992)

Produk mikroorganisma ini dari hasil penelitian ternyata mampu

meningkatkan sistem pertahanan non spesifik pada hewan uji atau dikatakan

sebagai imunomodulator, yang dapat meningkatkan aktifitas sel-sel imun dalammemfagosit antigen dan sel-sel pathogen, Selain itu juga mampu menghambat

pengikatan phitin terhadap protein dan mineral sehingga dapat memperlancarpenyerapan protein dan mineral dalam saluran cerna, (Aisyah, 2010)

Tepung siva (synbiotic cassava) dapat dipergunakan sebagai penggantitepung terigu yang tidak diperkenankan untuk dikonsumsi oleh individu

bergolongan darah A yang menginginkan diet. Tepung siva juga dapat bertindak sebagai prebiotik yang dapat menyuburkan pertumbuhan probiotik dan probiotik 

yang dihasilkan juga mampu mencegah pertumbuhan prokarsinogen sehingga

tidak tumbuh menjadi karsinogen. Sifat yang dimiliki Sacharomyces ini

menunjukkan bahwa mikroorganisma ini bertindak sebagai probiotik.Sacharomyces cereviceae menurut beberapa peneliti berpotensi mengandung

beberapa enzim antara lain protease, karbohidrase, lipase, dsb. Daya kerja

Sacharomyces ini mampu menurunkan kadar kholesterol darah, dapat bertindak 

sebagai probiotik yang dapat membunuh mikroorganisma patogen disaluran

cerna, (Aisyah, 2010).Yeast (sacharomyces cereviceae) pada broiler dengan konsentrasi 1, 1.5 dan

2% secara signifikan meningkatkan pertambahan bobot badan, konsumsi pakan

Page 5: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 5/21

5

dan konversi pakan. Sebagai salah satu probiotik mikroorganisme hidup yang

ketika masuk melalui sistem pencerna, memberikan pengaruh positif pada

kesehatan inangnya melalui pengaruh nutrisi langsung (Patterson JA, Burkholder

KM, 2003). Mekanisme yang berbeda dari pengaruh probiotik menyarankan

bahwa pengaruh nutrisi dari reaksi regulasi metabolik yang memproduksi

substansi racun, stimulasi dari enzim endogenus dan dengan memproduksivitamin-vitamin atau substansi antimicrobial (Guillot JF, 2005). Selain itu

Sacharomyces cereviceae dapat berfungsi sebagai bioregulator dari mikro flora

usus dan menguatkan pertahanan alami inangnya,memberikan efek sehat dengan

meningkatkan ketahanan kolonisasi dan menstimulasi respon imun, Efek ini

sebagian besar mencerminkan penggunaan mannan oligosakarida, yang secaraalami berasal dari ekstrak dari dinding sel sacharomyces cereviceae. Kandungan

oligosakarida ini terdiri dari 50% fraksi karbohidrat dan meningkatkanpertambahan bobot badan pada ayam broiler dan efek ini dapat dihubungkan pada

efek tropis dari produk ini dalam mucosa usus, karena itu meningkatkan tinggivillus, terutama selama 7 hari pertama kehidupan ayam, (Santin E, Mairoka A,

Macari M, 2001). Fakta bahwa penambahan Saccharomyces cerevisiae rata-rata

1.5,2 dan 2.5 berpengaruh sangat nyata meningkatkan total serum protein dankadar gukosa. Dan kebalikannya sangat menarik dan dapat menyehatkan

konsumen karena dapat menurunkan kadar koleserol dan trigliserida pada masing-

masing total serum, (A. M. Shareef and A. S. A. Al-Dabbagh, 2009). Pemberian

probiotik secara oral telah menunjukan secara signifikan mengurangi kadar

kolesterol sebanyak 22-33%( Taranto MP, Medici M, 2000)

Dalam penggunaan probiotik, tidak ada efek negatif penggunaannya dalam

organ bagian dalam maupun gambaran hematologi. Secara alami merupakan

sumber protein dan mineral serta vitamin B-komplek, yang terdapat dalam rag,

dan dinding selnya mengandung 1,3-1,6 D- glucan dan mannan oligosakarida

yang sangat penting sebagai growth promoter  alami untuk produksi dalam

peternakan modern (Davis. p, 1976). Manfaat dari antibiotik  growth promoter  

tradisional tersebut adalah 1) tidak adanya waktu withdrawal, 2) tidak adanya efek 

residu, 3) tidak menyebabkan mutasi mikrobial (Gibson GR, Roberfroid MB,2008).

Mannan oligosakarida merupakan imunomodulator yang mampumemblokade bakteri pathogen pada usus hewan dan kolonisasi yang

menyebabkan penyakit dan berperan sebagai nutrient pada bakteri lain yangmenguntungkan, (Firon N, Ofek,, 1983)

Probiotik adalah mikrobial hidup, yang secara menguntungkanmempengaruhi hewan inangnya dengan meningkatkan keseimbangan

mikrobialnya dalam salauran pencernaan (Fuller, 1989). Definisi ini

disebarluaskan oleh Havenaar and Huis in’t Veld (1992) untuk mono atau

campuran biakan dari mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi manusiadan hewan dengan meningkatkan kandungan mikroflora indogenus, kemudian

definisi ini disempurnakan menjadi mikroorganisme hidup, yang masuk dalam

proses pencernaan dalam jumlah tertentu, meningkatkn kesehatan dalam

meningkatkan nutrisi dasarnya, (Guarner and Schaafsman 1998).

Melalui simposium, fakta yang telah dipresentasikan menggambarkan

keuntungan yang ditimbulkan oleh probiotik, prebiotik dan sinbiotik : 1) Campur

tangan patogen, pengeluaran dan perlawanan; 2) immunostimulasi dan

Page 6: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 6/21

6

immunomodulasi; 3) antikarsinogenik and aktivitas antimutagenik pada hewan

model; 4) pengurangan gejala-gejala kekurangan laktosa; 5) vaginal/kesehatan

saluran urinari; 6) peurunan tekanan darah dalam kondisi hipertensi; 7)

mengurangi timbulnya diarhea dan 8) pemeliharaan mucosal.

Sebagai   feed additive, probiotik memberikan dampak yang baik pada

peternakan unggas (Stavric and Kornegay, 1995). Organisme hidup ini setelahbertempat tinggal di saluran usus dan metabolism mereka dapat berfungsi sebagai

agen immunomodulator dengan mengaktifkan spesifik dan non spesifik respon

immune inang pada ayam, yang dalam gilirannya dapat membantu dalam

mencegah dan mengontrol bermacam-acam infeksi penyakit. (Fuller,

1992;Koenen et al., 2004)

III. METODE PENDEKATAN

Waktu dan Tempat PelaksanaanPenelitian ini akan dilaksanakan sejak adanya pengumuman proposal

penelitian ini didanai oleh Dikti melalui program hibah PKM tahun 2010 dan akan

dilaksanakan pada Eksperimental Farm dan Laboratorium Nutrisi FakultasPertanian Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang.

Materi dan Metode Penelitian

Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah DOC ayam broiler

sebanyak 36 ekor, diberi pakan basal Br 1 selama 14 hari dan diberi ransum

tepung siva yang dipelihara selama 26 hari. Dalam pembuatan ransum bahan yang

digunakan adalah tepung siva, jagung kuning giling, tepung ikan, bungkil kedelai,

minyak, tepung kerang dan premix. Rencana ransum penelitian yang akan disusun

dengan kandungan energi berkisar 2500-2600 kkal/kg dan rata-rata protein kasar

19%.

Ransum yang diberikan terdiri dari 4 (empat) macam yaitu :

P0 = Ransum mengandung tanpa tepung siva

P1 = Ransum mengandung 5% tepung sivaP2 = Ransum mengandung 10% tepung siva

P3 = Ransum mengandung 15% tepung siva

Metode PenelitianRancangan percobaan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak 

lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan, masing-masing 3 ulangan dan setiapulangan terdiri dari 3 ekor ayam.

Model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut :

Yij = µ+ti+eij 

Yij = Nilai pengamatan perlakuan ke-jµ = Nilai rataan umum 

ti = Pengaruh perlakuan ke-i

eij = Pengaruh galat perlakuan ke-I dan ulangan ke-j

i = Perlakuan ke-i (1,2,3,4)

 j = Ulangan ke-j (1,2,3) peubah yang diamati

Page 7: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 7/21

7

Denah Penelitian

P0 1 P1 2 P2 3 P3 3

P2 2 P3 2 P0 2 P1 3

P3 1 P2 1 P1 1 P0 3

Keterangan : P0 : Ransum tanpa tepung siva

P1 : Ransum Mengandung 5% tepung siva

P2 : Ransum Mengandung 10% tepung siva

P3 : Ransum Mengandung 15% tepung siva

Variabel-Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah ransum yang mengandung tepungsiva berturut-turut 0 persen, 5 persen, 10 persen dan 15 persen.

Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah performans ayam broiler (yang

meliputi pertambahan bobot badan, bobot badan akhir, konsumsi ransum,

konversi ransum), kadar kolesterol dan kadar lemak kasar (Lieberman Buchard),

serta keuntungan yang diperoleh selama pemeliharaan.

Variabel Kontrol

Variabel kontrol meliputi :

a. Subyek penelitian yaitu ayam broiler strain cobb dengan umur 2 minggu

b.Bobot badan ayam rata-rata 450 sampai 500 gram

c. Jenis kelamin ayam adalah jantan karena relatif cepat pertumbuhannya danlebih tahan terhadap penyakit

d.Waktu dan lama perlakuan

e. Pemelilharaan dan perlakuan on farm 

Tabel 3.1. Susunan Ransum Ayam Broiler penelitian (26 hari)

Bahan Baku P0 P1 P2 P3

Minyak 2.31 2.76 2.50 2.26Jagung Kuning 61.68 55.29 50.09 45.27

Bungkil Kedelai 15.42 13.82 16.28 14.71Tepung siva 0.00 5.53 10.02 14.71

Premik 6.94 8.29 7.51 8.49

Tepung Kerang 0.54 0.48 0.44 0.40Tepung Ikan 13.11 13.82 13.15 14.15

Jumlah 100,00 100,00 100,00 100,00

Page 8: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 8/21

8

Komposisi zat butrisi berdasarkan perhitungan ;

Energi Metabolis

(kkal/kg) 2533.24 2601.79 2563.66 2583.72

Protein Kasar (%) 19.36 19.33 19.35 19.33

Lemak Kasar (%) 9.36 9.45 8.74 8.25Serat Kasar (%) 10.56 10.08 10.30 9.93

Kalsium (%) 0.93 0.94 0.90 0.93

Fosfor (%) 0.65 0.64 0.62 0.63

lisin (%) 1.23 1.21 1.23 1.22

Metionin (%) 0.46 0.45 0.44 0.44

Analisis Data

Data diperoleh dengan analisis dengan menggunakan sidik ragam (ANOVA)

menurut Steel dan Torrie (1991) dan jika memberikan hasil yang berbeda nyatamaka dilanjutkan dengan uji   Duncan’s Bew Mutiple Range Test untuk melihat

perbedaan antar perlakuan.

IV. PELAKSANAAN PROGRAM

Tahapan Pelaksanaan

Agenda

Bulan I

Maret

Bulan II

April

Bulan III

Mei

Bulan IV

Juni

Minggu Minggu Minggu Minggu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan

Pelaksanaan

Penyusunan laporan

Presentasi hasil penelitian

Jadwal Faktual Pelaksanaan

Persiapan = 27 maret – 03 mei 2011

Pembelian bahan pakan = 04 april – 06 aprl 2011

Pembuatan tepung siva = 09 april – 22 april 2011

Analisa pakan = 25 april – 26 april 2011

Penyusunan ransum = 27 april – 29 april 2011

Persiapan kandang = 30 april – 02 mei 2011

Pelaksanaan = 04 mei – 18 juni 2011Pengadaan DOC = 04 mei 2011

Pemeliharaaan = 04 mei – 15 juni 2011Pengambilan penyembelihan sampel daging = 15 juni 2011

Pengukuran kadar lemak dan kolesterol daging = 16 juni – 18 juni 2011Penyusunan laporan = 18 juni – 20 juni 2011

Presentasi = 25 juni 2011

Page 9: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 9/21

9

Instrumen Pelaksanaan

Alat

1.  Mobil   Exsperimental Farm UMM untuk mobilisasi dalam pengadaan

bahan pakan, dll.

2.  Peralatan untuk membuat tepung siva antara lain ; pisau, baki, sikat, alatpemotong singkong, plastic roll untuk menjemur dan penggiling tepung.

3.  Peralatan kandang meliputi tempat pakan, tempat minum, kotak sekat,

penghangat / brooder,dan lain-lain.

4.  Peralatan analisa proksimat :

a.  Tabung sohxlet, kertas saring, waterbath untuk analisa lemak pakan.

b.  Tabung dekstruksi kamar asam, destilator modifikasi untuk analisaprotein pakan.

c.  Waterbath, botol dan alat penyaring untuk analisa serat pakan.d.  Oven untuk analisa bahan kering dan pengering sampel.

e.  Timbangan analisa untuk menimbang sampel pakan.

f.  Tanur untuk alat pemanas analisa kadar abu.5.  Peralatan pendukung analisa :

a.  Blender untuk menghaluskan sampel pakan.

b.  Pengayak untuk mengayak pakan yang telah dihaluskan.

c.  Gelas ukur untuk mengambil sampel larutan dalam proses analisa.

6.  Peralatan penyusunan ransum

a.  Penggiling pakan untuk memperkecil ukuran pakan.

b.  Timbangan duduk skala 300 kg untuk menimbang bahan pakan.

c.  Mixer untuk mencampur dan mengaduk pakan dalam jumlah besar.

7.  Peralatan analisa kadar lemak kasar dan kolesterol metode Liebermen

Buchard.

a.  Pisau untuk menyembelih ayam penelitian dan mengambil sampel

dagingnya.

b.  Alat Penggiling untuk menggiling daging.c.  Tabung reaksi untuk mencampur sampel daging dengan larutan

kloroform.d.  Mikropipet (Socorex dengan volume 10 µl).

e.  Vortex untuk homegenisasi larutan kloform dan sampel dagingyang telah dihaluskan.

f.  Sentrifuge untuk memisahkan fase kloroform dengan fase lipid.g.  Kuvet tabung penempatan sampel pada spektrofotometer.

h.  Spektrofotometer untuk memeriksa kadar kolesterol yang terdapat

dalam daging.

Bahan1.  Disenfektan dan kapur untuk mensucihamakan kandang sebelum DOC

datang.

2.  DOC sebanyak 100 ekor strain cob, karena itu jumlah min pembelian.

3.  Pakan BR 1 digunakan untuk ayam penelitian yang berumur 1-14 hari.

4.  Pakan Penelitian yang tersusun dari tepung siva, jagung kuning giling,

tepung ikan, bungkil kedelai, minyak, tepung kerang dan premix. dengan

Page 10: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 10/21

10

kandungan energi berkisar 2500-2600 kkal/kg dan rata-rata protein kasar

19%.

5.  Vaksin yang digunakan adalah vaksin ND lasota umur 4 hari, gumboro a

umur 9 hari dan gumboro b umur 14 hari.

6.  Vitamin yang digunakan menggunakan vitachicks, neobro dan fortevit.

7.   Litter berupa sekam padi untuk alas kandang ayam.8.  Bahan analisa proksimat

a.  Aceton untuk pelarut ekstrasi lemak.

b.  H2SO4 pekat dan NaOH 50% untuk pelarut proses destruksi.

c.  Zn dan tablet kjedhal sebagai katalisator.

d.  H Cl untuk menangkap hasil destilasi analisa protein.e.  NaOH untuk titrasi hasil destilasi.

f.  H2SO4 untuk analisa serat kasar.g.  NaOH untuk analisa serat kasar.

h.  Aquades untuk pelarut setiap analisa proksimat9.  Bahan analisa kadar lemak kasar dan kolesterol.

a.  Sampel daging ayam masing-masing perlakuan.

b.  Kloroform.c.  Metanol.

d.  Reagen CHOD – PAP.

Rancangan dan Realisasi Biaya

No Uraian Kuantitas Harga satuan Jumlah (Rp)

1 Persiapan Lokasi

a.Sewa Kandang dan Peralatan 1 periode 100.000 100.000

b.Disenfektan 1 kali 20.000 20.000

c.Kapur Hidup 2 kg 3.000 6.000

d.Pengadaan Litter 10 sak 4.000 40.000f.Plastik Roll 2m X 25m 1 buah 150.000 150.000

2 Pembelian DOC 100 ekor 1750 175.000

3 Pakan Ternak 

Minyak 14 kg 150.000 150.000

Jagung Kuning 246 kg 4.000 984.000

Bungkil Kedelai 50 kg 4.850 242.500

Singkong 1 121 kg 650 78.650

Singkong 2 250 kg 850 212.500

Premik 27 kg 7.500 202.500Tepung Kerang 3 kg 500 1.500

Tepung Ikan 60 kg 5.750 345.000

4 Vaksin

ND Lasota 100 dosis/1 pcs 7.000 7.000

Gumboro a 100 dosis/1 pcs 12.000 12.000

Gumboro b 100 dosis/1 pcs 12.000 12.000

Page 11: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 11/21

11

5 Vitamin dan mineral

Vitachicks 1 bungkus 19.000 19.000

Neobro 1 ons 9.000 9.000

Fortevit 1 ons 35.000 35.000

Neomeditril 1botol 27.000 27.000

6 Akomodasi dan Transportasi 1 periode 50.000 50.000

Dokumentasi 1 kali 20.000 20.000

8 Biaya Analisa Penelitian

Analisa Proksimat Bahan Pakan 10 kali 500.000 500.000

Analisa Kadar Lemak dan

Kolesterol36 kali 15.000 540.000

9 Pembuatan Laporan 1 kali 50.000 50.000

Jumlah 3.990.150

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Pemberian Tepung Siva (Synbiotic Cassava) Terhadap Performans

Ayam Broiler yang Meliputi Pertambahan Bobot Badan, Konsumi Ransum,

Konversi Ransum, Kadar Kolestrol dan Lemak Kasar, serta Keuntungan

yang diPeroleh Selama Pemeliharaan

Kandungan Zat Nutrisi Ransum Penelitian

Tabel 5.1. Kandungan Zat Nutrisi Ransum Penelitian Berdasarkan Hasil AnalisisProksimat

No Bahan BK PK LK SKEnergi Bruto

(kkal)

1 P0 88.99 22.45 13.05 13.05 2875.42 P1 88.77 22.19 6.83 6.83 2991.4

3 P2 88.80 22.33 5.74 5.74 2869.34 P3 88.01 22.63 4.62 4.62 2774.9

Keterangan : P0 : Ransum tanpa tepung sivaP1 : Ransum Mengandung 5% tepung siva

P2 : Ransum Mengandung 10% tepung sivaP3 : Ransum Mengandung 15% tepung siva

Dari hasil analisis proksimat telihat bahwa energi bruto ransum berkisar

2700-2990 kkal/kg dengan perbedaan antar perlakuan 100-290 kkal/kg.

Kandungan protein kasar berkisar 12.63-22.45 %, protein kasar ransum P0, P1, P2dan P3 hasil analisis proksimat sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan

perhitungan dengan selisih 2.8-3.1%, kemungkinan hal ini disebabkan adanya

kesalahan dalam penimbangan atau proses pencampuran bahan pakan. Serat kasar

ransum penelitaan berkisar4.60-13.0%, semakin tinggi penggunaan tepung siva

serat kasar ransum akan semakin menurun karena tepung siva memiliki kada serat

kasar cukup rendah yaitu 2-5%. Menurut Lubis (1961) bahwa batas maksimum

serat kasar dalam pakan unggas adalah 8%.

Page 12: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 12/21

12

Pemeriksaan Patologi Anatomi dan Tekstur Daging yang diHasilkan

, tampak bahwa pada semau perlakauan tidak terdapat kelainan pada

organ-organ seperti jantung, hati, paru-paru, gizzard, proventikulus, duodenum

dan yeyenum dan ileum dan perlemakan abdomen tidak terdapat pendarahan di

semua organ. Hati tepi-tepinya tampak runcing dan berwarna merah bata, tidak 

terdapat pembendungan-pembendungan, hal ini menunjukan bahwa sistempertahanan tubuh ayam sangat bagus.

Kualitas daging cukup bagus, karena daging tampak bersih, perlemakan

tidak tampak, sehingga daging tampak padat. Hasil uji organoleptik uji kesukaan

diantara 20 orang menilai bahwa daging ayam yang dihasilkan mirip dengan

tekstur daging ayam kampung.

Pengaruh Perlakuan Terhadap Pertambahan Bobot Badan HarianPertambahan bobot badan harian adalah selisih antara penimbangan awal

dikurangi penimbangan akhir dibagi 25 hari masa pemeliharaan. Hasil penelitiandengan perlakuan ransum penambahan tepung siva terhadap pertambahan bobot

badan harian diperoleh rataan pada Tabel 5.2

Tabel 5.2. Rataan Pertambahan Bobot Badan (Gram) 

UlanganPerlakuan

P0 P1 P2 P3

1 49.333 48.667 47.067 43.600

2 41.333 50.000 47.333 44.667

3 34.667 48.800 50.667 50.667

Jumlah 125.333 147.467 145.067 138.933

Rata2 41.778 49.156 48.356 46.311

Keterangan : P0 : Ransum tanpa tepung siva

P1 : Ransum Mengandung 5% tepung sivaP2 : Ransum Mengandung 10% tepung siva

P3 : Ransum Mengandung 15% tepung siva

Berdasarkan Tabel 5.2 di atas dapat dilihat nilai pertambahan bobot badan

harian rata-rata tertinggi adalah pada perlakuan P1 yaitu sebesar 49.156 gram dan

pertambahan bobot badan akhir terendah adalah perlakuan P0 yaitu sebesar

41.778 gram.

Pertambahan bobot badan harian pada perlakuan P0 sebesar 41.778 gram

memiliki kandungan tepung siva sebesar 0 persen atau kontrol, perlakuan P1sebesar 49.156 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 5 persen, perlakuan

P2 sebesar 48.356 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 10 persen,perlakuan P3 sebesar 46.311 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 15

persen.Selanjutnya diuji dengan analisis ragam dengan tujuan untuk mengetahui

ada tidaknya pengaruh pemberian berbagai persentase pemberian tepung sivaterhadap pertambahan bobot badan harian ayam broiler. Berikut ini adalah tabel

analisis ragam pertambahan bobot badan harian.

Page 13: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 13/21

13

Tabel 5.3. Analisis Ragam Pertambahan Bobot Badan Harian

Sumber

VariansiDb JK KT Fhit

Ftab

0.050 0.01

Perlakuan 3 98.370 32.790 1.797tn  4.07 7.59

Galat 8 146.003 18.250

Total 11 244.373

Keterangan: tn = Berpengarung tidak nyata (P>0,05)

Dari hasil Tabel 5.3 di atas dapat diketahui bahwa penggunaan berbagai

persentase tepung siva dalam ransum menunjukan pengaruh tidak nyata terhadappertambahan bobot badan harian (P<0,05). Hal ini disebabkan karena bobot badan

dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan yang dikonsumsi,dengan demikian

perbedaan kandungan zat-zat makanan pada pakan dan banyaknya pakan yang

dikonsumsi akan memberikan pengaruh terhadap pertambahan bobot badan yang

dihasilkan, karena kandungan zat-zat makanan yang seimbang dan cukup sesuai

dengan kebutuhan hidupnya (Febrianto, 2011; Prafitdhin, 2011).

Pertambahan bobot badan harian tidak dipengaruhi oleh persentase tepungsiva. Hal ini menunjukkan nilai yang sangat baik, meskipun dalam konsentrasi

tinggi penggunaan tepung siva dalam ransum tidak mempengaruhi tingkat

pertambahan bobot badan ayam dalam semua perlakuan. Di lain pihak, kadar

kolesterol dan persentase lemak dalam daging menurun seiring pertambahan

konsentrasi tepung siva dalam ransum.

Pengaruh Perlakuan Terhadap Bobot Badan Akhir

Bobot badan akhir adalah nilai berat badan ayam saat penimbangan diakhir

penelitian. Bobot badan akhir sangat menentukan harga jual ayam. Semakin beratbobot akhir ayam, maka akan semakin tinggi harga per kilogramnya (Prafitdhin,

2011). Rataan bobot badan akhir ayam penelitian dapat dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4. Rataan Bobot Badan Akhir (Gram)

UlanganPerlakuan

P0 P1 P2 P3

1 1700.000 1666.667 1666.667 1533.333

2 1566.667 1800.000 1633.333 1566.667

3 1366.667 1733.333 1733.333 1700.000

Jumlah 4633.333 5200.000 5033.333 4800.000

Rata2 1544.444 1733.333 1677.778 1600.000

Keterangan : P0 : Ransum tanpa tepung siva

P1 : Ransum Mengandung 5% tepung siva

P2 : Ransum Mengandung 10% tepung sivaP3 : Ransum Mengandung 15% tepung siva

Berdasarkan Tabel 5.4 di atas dapat dilihat nilai bobot badan akhir rata-rata

tertinggi adalah pada perlakuan P1 yaitu sebesar 1733.333 gram dan pertambahan

bobot badan akhir terendah adalah perlakuan P0 yaitu sebesar 1544.444 gram.

Bobot badan akhir pada perlakuan P0 sebesar 1544.444 gram memiliki

kandungan tepung siva sebesar 0 persen atau kontrol, perlakuan P1 sebesar

Page 14: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 14/21

14

1733.333 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 5 persen, perlakuan P2

sebesar 1677.778 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 10 persen,

perlakuan P3 sebesar 1600.000 gram dengan kandungan protein pakan sebesar 15

persen.

Untuk mengetahui besar pengaruh pemberian berbagai persentase tepung

siva dalam pakan terhadap bobot badan akhir dapat dilihat berdasarkan Tabeltentang analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap bobot badan akhir. Hasil

analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh nyata (P<0,05) perlakuan

berbagai persentase tepung siva dalam pakan terhadap bobot badan akhir ayam

broiler dapat dilihat pada tabel 5.5

Tabel 5.5 Analisis Ragam Bobot Badan Akhir(Gram)

Sumber

VariansiDb JK KT Fhit

Ftab

0.05 0.01

Perlakuan 3 62592.593 20864.198 1.943tn

4.07 7.59

Galat 8 85925.926 10740.741

Total 11 234444.444Keterangan: tn= Berpengaruh tidak nyata (P>0.05)

Hasil analisis ragam pada Tabel 4.5 menunjukkan nilai F hitung sebesar

4.609 dimana nilai F hitung lebih kecil dari F tabel0.05 dan F table 0,01,

sehingga perlakuan tersebut dinyatakan berpengaruh tidak nyata (P>0,05).

Pengaruh tidak nyata (P>0,05) pada bobot badan akhir ayam broilermenunjukkan hal positif. Konsentrasi pemberian tepung hingga 15 persen ternyata

tidak memberikan pengaruh. Bobot badan akhir ditentukan oleh pertumbuhantulang, daging dan perlemakan serta bagian-bagian lain dari tubuh ayam. Dalam

penelitian pemberian tepung siva menyebabkan kadar lemak mengalami

penurunan secara nyata, sehingga hasil yang didapatkan pemberian tepung siva

berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan bobot badan akhir.

Pengaruh Perlakuan Terhadap Rata-Rata Konsumsi Ransum

Konsumsi ransum merupakan faktor terpenting untuk kebutuhan hidup

ternak. Konsumsi ransum merupakan jumlah ransum yang diberikan dikurangi

dengan sisa ransum dalam jangka waktu tertentu. Konsumsi ransum diukur setiap

hari dengan cara mengurangi ransum yang diberikan dengan ransum yang tersisa

(Febrianto, 2011).

Tabel 5.6. Rataan Konsumsi Ransum Harian (Gram)

UlanganPerlakuan

P0 P1 P2 P3

1 146.800 131.933 144.800 132.8672 132.133 131.933 137.200 142.133

3 138.667 145.600 143.467 140.267

Jumlah 417.600 409.467 425.467 415.267

Rata2 139.200 136.489 141.822 138.422

Keterangan : P0 : Ransum tanpa tepung siva

P1 : Ransum Mengandung 5% tepung sivaP2 : Ransum Mengandung 10% tepung siva

Page 15: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 15/21

15

P3 : Ransum Mengandung 15% tepung siva

Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat nilai konsumsi ransum rata-rata

terendah adalah pada perlakuan P1 yaitu sebesar 136.489 gram dan pertambahan

bobot badan akhir tertinggi adalah perlakuan P2 yaitu sebesar 141.822 gram.

Konsumsi ransum harian rata-rata pada perlakuan P0 sebesar 139.200 grammemiliki kandungan tepung siva sebesar 0 persen atau kontrol, perlakuan P1

sebesar 136.489 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 5 persen, perlakuan

P2 sebesar 141.822 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 10 persen,

perlakuan P3 sebesar 138.422 gram dengan kandungan protein ransum sebesar 15

persen.Selanjutnya diuji dengan analisis ragam dengan tujuan untuk mengetahui

ada tidaknya pengaruh pemberian berbagai persentase pemberian tepung sivaterhadap konsumsi ransum harian ayam broiler, seperti terlihat pada tabel 5.7.

Tabel 5.7. Analisis Ragam Konsumsi Ransum Harian

Sumber

Variansi Db JK KT Fhit

Ftabel

0.05 0.01

Perlakuan 3 43.930 14.643 0.374tn

4.07 7.59

Galat 8 313.476 39.184

Total 11 357.406

Keterangan: tn = Berpengarung tidak nyata (P>0,05)

Dari hasil Tabel 5.7 di atas dapat diketahui bahwa penggunaan berbagaipersentase tepung siva dalam ransum menunjukan tidak berpengaruh nyata

terhadap konsumsi ransum harian (P<0,05). Hal ini berarti pemberian tepung sivadengan berbagai konsentrasi tidak mengaurangi daya palatabilitas ayam broiler

terhadap ransum. Pengaruh tidak nyata (P>0,05) memberikan nilai yang baik 

terhadap kualitas ransum meskipun dengan penambahan tepung siva sampaidengan konsentrasi 15 persen.

Pengaruh Perlakuan Terhadap Rata-Rata Konversi Ransum

Konversi ransum dapat digunakan sebagai perbandingan dalam produksi

ternak, karena dalam konversi ditentukan oleh konsumsi ransum dan hasil akhir

dari ayam kampung jantan berupa bobot badan akhir (Febrianto, 2011). Tabel

konversi pakan seperti terlihat pada Tabel 5.8

Tabel 5.8. Rataan Konversi Ransum 

UlanganPerlakuan

P0 P1 P2 P3

1 2.976 2.711 3.076 3.047

2 3.197 2.639 2.899 3.182

3 4.000 2.984 2.832 2.768

Jumlah 10.172 8.333 8.807 8.998

Rata2 3.391 2.778 2.936 2.999

Keterangan : P0 : Ransum tanpa tepung siva

P1 : Ransum Mengandung 5% tepung siva

Page 16: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 16/21

16

P2 : Ransum Mengandung 10% tepung siva

P3 : Ransum Mengandung 15% tepung siva

Berdasarkan Tabel 5.8 di atas dapat dilihat nilai konversi ransum rata-rata

terendah adalah pada perlakuan P1 yaitu sebesar 2.778 gram dan pertambahan

bobot badan akhir tertinggi adalah perlakuan P0 yaitu sebesar 3.391 gram.Konversi ransum rata-rata pada perlakuan P0 sebesar 3.391 gram memiliki

kandungan tepung siva sebesar 0 persen atau kontrol, perlakuan P1 sebesar 2.778

gram dengan kandungan tepung siva sebesar 5 persen, perlakuan P2 sebesar 2.936

gram dengan kandungan tepung siva sebesar 10 persen, perlakuan P3 sebesar

2.999 gram dengan kandungan protein ransum sebesar 15 persen.Untuk mengetahui besar pengaruh pemberian berbagai persentase tepung

siva dalam pakan terhadap konversi ransum dapat dilihat berdasarkan Tabel 5.9tentang analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap konversi ransum.

Tabel 5.9. Analisis Ragam Konversi Ransum

Sumber

Variansi Db JK KT Fhit

Ftab

0.05 0.01

Perlakuan 3 0.611 0.204 2.120tn

4.07 7.59

Galat 8 0.768 0.096

Total 11 1.379

Keterangan: tn = Berpengaruh tidak nyata (P>0,05)

Hasil analisis Tabel 5.9 menunjukkan nilai F Hitung > F Tabel, berartibahwa terdapat pengaruh tidak nyata (P>0,05) perlakuan berbagai persentase

tepung siva dalam ransum terhadap konversi ransum ayam broiler. Hal inimenunjukkan bahwa pemberian perlakuan tidak mempengaruhi konversi ransum

meskipun dalam konsentrasi sampai dengan 15 persen. Analisis ragam

menunjukkan nilai yang baik terhadap konversi ransum meskipun denganberbagai konsentrasi penggunaan tepung siva.

Pengaruh Perlakuan Terhadap Rata-Rata Lemak Daging

Berdasarkan hasil perhitungan analisis ragam kadar lemak kasar daging

ayam menunjukan perbedaan yang sangat nyata (P>0.01), dengan adanya

perlakuan pencampuran tepung siva dalam bahan pakan dapat menurunkan kadar

lemak kasar yang terdapat pada daging ayam. Kandungan kadar lemak kasar

berkisar 21.717-26.156%.

Tabel 5.10 Rataan Kadar Lemak yang Terdapat pada Daging Ayam dalam

Persen

UlanganPerlakuan

P0 P1 P2 P3

1 26.282 24.042 22.790 21.759

2 26.376 24.847 22.559 21.224

3 25.810 23.546 22.802 20.966

Jumlah 78.468 72.435 68.151 63.949

Rata2 26.156a

24.145a

22.717b

21.316c 

Page 17: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 17/21

17

Keterangan : P0 : Ransum tanpa tepung siva

P1 : Ransum Mengandung 5% tepung siva

P2 : Ransum Mengandung 10% tepung siva

P3 : Ransum Mengandung 15% tepung siva

Terlihat pada tabel 5.10 kadar lemak kasar daging ayam mengalamipenurunan seiring dengan banyaknya pemberian tepung siva sampai dengan level

15% dalam komposisi pakan. Kandungan kolestrol daging dengan rentang

tertinggi sebesar 26.156% dicapai oleh P0 dengan kadar pemberian tepung siva

0% (tanpa pemberian tepung siva) dan rentan terendah sebesar 21.316% dicapai

oleh P3 dengan kadar pemberian tepung siva sebanyak 15%.

Tabel 5.11 Analisis Ragam Kadar Lemak Kasar

SumberVariansi

Db JK KT FhitF Tabel

0.05 0.01

Perlakuan 3 38.472 12.8238 72.76608** 4.07 7.59

Galat 8 1.410 0.17623Total 11 38.882

Pengaruh sangat nyata (P<0.01) pada penurunan kadar lemak kasar

disebabkan adanya enzim lipase yang dihasilkan Sacharomyces cereviceae dapat

mendegradasi lemak yang terkandung dalam ransum menjadi asam lemak yang

dapat langsung dimanfaatkan oleh ayam menjadi energi dalam metabolisme

tubuh.

Tabel 5.12. Uji Beda Nyata Terkecil

P0 P1 P2 P3

26.156 24.145 22.717 21.316

P0 26.156 -

P1 24.145 2.011** -

P2 22.717 3.439** 1.428** -

P3 21.316 4.840** 2.828** 1.401** -

Keterangan : ** = berpengaruh sangat nyata terhadap

peningkatan kadar kolesterol

Pengaruh Perlakuan Terhadap Rata-Rata Kolestrol Daging

Nilai Kandungan kolesterol daging ayam broiler terlihat pada tabel. Hasil

ragam kandungan kolesterol daging akibat pakan penelitian menghasilkan

perbedaan yang sangat nyata (P<0.01) yang dapat dilihat pada tabel yang

membahas analisis ragam pemberian tepung siva terhadap kandungan kolesteroldaging Ayam, adapun kandungan kolesterol daging hasil penelitian berkisarantara 36.829 mg/100g sampai dengan 69.455 mg/100g.

Page 18: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 18/21

18

Tabel 5.12 Rataan Kadar Kolesterol Daging Ayam per 100 gram Sampel 

UlanganPerlakuan

P0 P1 P2 P3

1 68.208 46.825 46.279 38.765

2 63.441 52.073 42.120 36.098

3 76.715 53.729 41.231 35.624

Jumlah 208.365 152.627 129.629 110.487

Rata2 69.455a

50.876b

43.210c

36.829d 

Keterangan : P0 : Pakan tanpa tepung siva

P1 : Pakan Mengandung 5% tepung siva

P2 : Pakan Mengandung 10% tepung siva

P3 : Pakan Mengandung 15% tepung siva

Pada tabel 5.12 terlihat bahwa kolesterol daging ayam menurun dengan

semakin banyaknya pemberian tepung siva hingga level 15%. Kandungan

kolestrol daging dengan rentang tertinggi sebesar 69.455 mg/100g dicapai oleh P0

dengan kadar pemberian tepung siva 0% (tanpa pemberian tepung siva) danrentang terendah sebesar 36.829 mg/100g dicapai oleh P3 dengan kadarpemberian tepung siva sebanyak 15%.

Tabel 5.13. Analisis Ragam Pengaruh Kadar Kolesterol

Sumber

Variansi Db JK KT Fhit

F Tabel

0.05 0.01

Perlakuan 3 1796.429 598.810 35.051** 4.07 7.59

Galat 8 136.671 17.084

Total 11

Keterangan : ** = Berpengaruh Sangat Nyata

Pengaruh sangat nyata (P<0.01) pada penurunan kadar kolesterol dagingayam broiler disebabkan adanya senyawa asam organik pada tepung siva yang

merupakan produk fermentasi glukosa dan disakarida hasil pemutusam amilosa

yang dihasilkan oleh Sacharomyces cereviceae. Dan sifat dari asam organik inidapat mencegah dekonjugasi kolesterol dalam yang diproduksi oleh tubuh dan

dapat mendegradasi kandungan kolesterol yang terdapat dalam ransum denganbantuan lipase yang dihasilkan Sacharomyces cerevicea serta dapat memacu

kinerja hati untuk mengkonversi kolesterol menjadi garam empedu lebih cepatlalu di sekresikan dalam feses melalui usus.

Tabel. 5.14 Uji Beda Nyata Terkecil

P0 P1 P2 P3

69.455 50.876 43.210 36.829

-

18.579** -

26.245** 7.666tn -

32.626** 14.047** 6.381tn -

Keterngan : ** = berpengaruh sangat nyata

tn = tidak berpengaruh nyata

Page 19: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 19/21

19

Secara umum ransum yang mengandung tepung siva dapat menurunkan

kadar kolesterol, ransum mengandung tepung siva 15% menghasilkan kadar

kolesterol dalam daging yang paling rendah, hal ini menunjukan bahswa

semakin tinggi kadar tepung siva semaikin banyak pula tepung siva yang

dikonsumsi oleh ayam. Hal ini sesuai dengan pernyataan Aisyah,( 2010) bahwa

daya kerja Sacharomyces ini mampu menurunkan kadar kholesterol darah, dapatbertindak sebagai probiotik yang dapat membunuh mikroorganisma patogen

disaluran cerna, (Aisyah, 2010)

Pengaruh Perlakuan Terhadap Rata-Rata Keuntungan Yang Di Peroleh

Selama Pemeliharaan

Tabel 5.15. Rataan Keuntungan Yang diperoleh Setiap Ekor Ayam Selama

Pemeliharaan Menggunakan Pakan Penelitian

Keterangan Perlakuan

P0 P1 P2 P3

Pengeluaran

Harga DOC (Rp/ekor) 1700 1700 1700 1700Harga Pakan (Rp/kg) 4700 4700 4650 4600

Rataan Konsumsi 3.48 3.55 3.54 3.46

Biaya Pakan 16356 16685 16461 15916

Obat-obatan 1000 1000 1000 1000

Total (Rp) 19056 19385 19161 18616

Pendapatan

Rataan Bobot Badan Akhir (kg) 1.544 1.733 1.678 1.600

Harga Ayam Hidup (Rp/kg) 16216.67 18200 17616.67 16800

Keuntungan -2839.33 -1185 -1544.33 -1816

Harga jagung Rp.4000/kg, bungkil kedelai Rp.4850/kg, tepung siva Rp.3000,

premik Rp.7.500/kg, tepung ikan Rp.5.750, tepung kerang Rp.450

Chaerullah, (2000) menyatakan bahwa selisih jual hidup dengan biaya

pakan dan DOC sekitar Rp.7.100-10.250, Sedangkan pada penelitian ini hasil

pendapatan yang dalam penelitian ini adalah –Rp.1.200 sampai –Rp2.800.

Perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan kualitas bahan pakan dan

kandungan nutrisi yang berbeda serta harga ayam broiler yang pada masa

penelitian ini harga jual ayam hidup sedang mengalami penurunan dengan harga

 jual Rp.10.500/kg nya.

VI. KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan

Pemberian tepung siva dalam ransum berpengaruh sangat nyata terhadappenurunan kadar lemak kasar dan kolesterol daging ayam, tetapi berpengaruh

tidak nyata terhadap performans (pertambahan bobot badan harian, konsumsiransum harian, bobot badan akhir dan konversi ransum) ayam broiler. Persentase

tepung siva yang paling baik untuk neurunkan kadar lemak dan kolesterol dalamdaging sebesar 15%.

Page 20: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 20/21

20

Saran

Berdasarkan penelitian disarankan kepada peternak untuk menggunakan

tepung siva sebagai bahan baku pakan yang dapat menurunkan kadar lemak kasar

dan kolesterol dalam daging ayam broiler.Perlu adanya penelitian lebih lanjut

terhadap pemberian tepung siva dalam ransum lebih dari 15%.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S. 2010. Produksi Tepung Siva Berbentuk Synbiotik . Tidak 

Dipublikasikan. Malang 2009-2010.

Anggorodi, 1979. Ilmu Makanan Ternak Umum. Cetakan Pertama. PT.Gramedia.Jakarta

Anonim.2001.   National choleterol education program.1 U.S. Department Of Health And Human Services, Public Health Service, National Institutes of 

Health, National Heart, Lung, and Blood InstituteDavis P. 1976. Single cell protein. 2nd Ed . Academic press. New York, USA.

Firon N, SN,Ofek.1983. Carbohydrate Specifity Of The Surface Lectins Of 

  Esherichia Coli, Klebsiella Pneuomoniae And Salmonella Typhimurium.Carbohydr. Res ;120: 235-249

Fuller, R. (1989) Probiotics in man and animals. J. Appl. Bacteriol. 66: 365–378

Gibson GR, MB. Roberfroid.2008. Handbook of probiotics. CRC press, Tylor and

Francis group, USA; 485pp

Guarner F, G.J, Schaafsma. 1998. Probiotics. Int. J. Food Microbiol. 39: 237–

238.

Guillot JF. 2005. Consequences of probiotics release in the intestine of animals.

Universite de Tours-IUT,29, rue de Pont-Vollant, 37082 Tours Cedex 2,

France:pp17-1.

Guyton, A.D. 1987. Fisiologi kedokteran. EGC. Penerbit Buku Kedokteran.

Jakarta.

Havel RJ, JP Keane. The Metabolic And Molecular Bases Of Inherited Disease.

Volume II. USA, 1995 :p1841 – 50Havenaar, R. & JHJ Huis in’t Veld. 1992. Probiotics: a general view. In: The

  Lactic Acid Bacteria, Vol. 1: The Lactic Acid Bacteria in Health andDisease (Wood, B.J.B., ed.), pp. 209–224. Chapman & Hall, New York,

NY.Herper, R. P.V.W. Rodwell and R.A Mayes. 1977. Review of Physicological

Chemistry 17th

Edition Large Medical Publication. California.Klaenhammer ,Todd.R.2000. Probiotic Bacteria: Today and Tomorrow,Southeast

Dairy Foods Research Center and Department of Food Science, College of 

Agriculture and LifeSciences, North Carolina State University, Raleigh ,

  NC 27695-7624.J.Nutr.130 : 415S–416S,at Symposium: ProbioticBacteria: Implications for Human Health

Lehninger. A.L.1992. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Erlangga. Jakarta

Muchtadi D, S. Palupi , M Astawan. 1993. Metabolisme zat gizi. Sumber, Fungsi

dan Kebutuhan bagi Tubuh Manusia. Jilid. II. Pustaka Sinar Harapan.

Jakarta. 43-48

Page 21: PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung

5/11/2018 PKMP 11 Mohamad Evaluasi Pemberian Tepung - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/pkmp-11-mohamad-evaluasi-pemberian-tepung 21/21

21

Muslim A. 1989.   Lemak dan Metabolisme dan Penyakit Jantung Koroner .

Peningkatan Pengembangan Perguruan Tinggi. Universitas Andalas.

Padang.

Patterson JA, KM Burkholder. 2003.  Application of prebiotics and probiotics In

  poultry production. Poult Sci; 82: 627-631.

Piliang WG, Djojosoebagio S. 1990.   Metabolisme Lemak, Protein dan Serat Kasar. Fisiologi Nutrisi I. Institut Pertanian Bogor Press. Bogor

Santin E, A Mairoka, M Macari. 2001. Performance And Intestinal Mucosa

  Development Of Broiler Chickens Fed Diets Containing Sacchromces

Cerevisiae Cell Wall. J Appl Poult Res; 3:236-244.

Shareef, A.M and A. S. A. Al-Dabbagh, 2009. Effect Of Probiotic

(Saccharomyces Cerevisiae) On Performance Of Broiler Chicks,

Department of Veterinary Public Health, College of Veterinary Medicine,University of Mosul, Mosul, Iraq

Sitepoe. 1992. Kolesterolphobia Keterkaitannya Dengan Penyakit Jantung. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Stadelman, W.J., V.M. Olson, G.A. Shmwell, S. Pasch. 1988. Egg and Poultry

 Meat Processing. Ellis Haexewood Ltd.Supadmo. 1977. Pengaruh Sumber Khitin dan Prekursor Karnitin Serta Minyak 

Ikan Lemuru Terhadap Kadar Lemak & Kadar Kolesterol serta Asam

Lemak Omega-3 Ayam Broiler. Disertasi Pasca Sarjana. Institut Pertanian

Bogor. Bogor.

Tanuwidjojo S. 2003.   Recent Development In Pathogenesis Of Atherosclerosis.

Dalam: Tanuwidjojo S, Rifqi S.  Atherosklerosis From Theory To Clinical

Practice, Naskah lengkap Cardiology-Update:p13-18.

Taranto MP, M Medici, G Perdigon, R Holgado, GF Valdez.2000.   Effect of 

lactobacillus reuteri on the prevention of hypercholesterolemia in mice. J.

Dairy Sci;83:401-403

Tejayadi. 1991. Kolesterol dan Hubungannya dengan Penyakit Kardiovaskuler.

Cermin Dunia Kedokteran, No. 73 : 34-35

The Merck online manual library.2009. atherosclerosisPrafitdhin, Ahmad. 2011. Evaluasi Pemberian Berbagai Jenis Pakan Komplit

Komersial terhadap Bobot Badan Akhir, Efisiensi Pakan dan Income Over 

Feed Cost (IOFC) Ayam Kampung Jantan.Sekripsi. FPP UMM.

Febrianto, Wahyu. 2011. Analisis Pemberian Berbagai Jenis Pakan KomplitKomersial Terhadap , Konsumsi Pakan  , Konversi Dan Pertambahan

Bobot Badan Ayam Kampung Jantan.Sekripsi. FPP UMM.