1 I.PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dewasa ini, jumlah dan proporsi dari lemak hewan dalam makanan manusia mengalami peningkatan dalam banyak masyarakat. Hal ini memiliki hubungan dengan kasus penyakit kardiovaskuler (Lichtenstein, 1999; Katan,2000). Di masyarakat barat penyakit jantung koroner dan artherosclerosisberkaitan erat dengan jumlah kolesterol dan asam l emak jenuh y ang dimakan, diantaranya merupakan penyebab yang paling utama kematian manusia (Sacks,2002). Disamping itu,hubungan yang sangat erat telah diketahui antara konsentrasi struktur kolesterol dan penyakit Alzheimer (Michikawa, 2003). Secara luas diakui bahwa masalah ini adalah sebuah k eperluan y ang sangat pen ting untuk mengembalikan pola makan asam lemak yang seimbang dengan mengurangi jumlah masukan kolsterol dan lemak-lemak jenuh (Evans et al, 2002). Daging ayam memiliki kandungan lemak dan kolesterol yang lebih rendah, dan biasanya lebih dipertimbangkan untuk kesehatan dari pada sumber protein hewan lain, terutama daging merah dari hewan mamalia. Di tahun terakhir , supelemen-suplemen pakan seperti bawang putih, copperdan asa m lemak omeg a-3 diuji dalam percobaan untuk mengurangi l emak dan kolesterol yang terkandung dalam daging ayam (Pesti dan Bakalli, 1996; Konjufca et al., 1997; Matsurra, 2001; Ayerza et al., 2002; Chowdhury et al., 2002). Meskipun usaha-usaha ini telah banyak dikembangkan untuk menurunkan kadar kolesterol dan asam lemak jenuh, nampaknya masih ada informasi yang kurang mengenai alternatif produksi untuk mencapai tujuan penting ini. Tepung siva (s ynbiotic cassava) sebagai salah satu produk sinbiotik baru memiliki banyak kelebihan untuk meningkatkan kualitas produksi ternak, kandungan, 1,3-1,6 D- glucan dan mannan oligosakarida yang sangat penting sebagai growth promoterdan enzim lipase dan senyawa hasil fermentasi Sacharomyces cereviceaeyang berupa asam organik dimungkinkan dapat memutus dekonjugasi kolesterol sehingga mencegah penimbunan kolestrol dalam tubuh ternak. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pemberian tepung siva ( synbiotic cassava) terhadap performans a yam broiler (yang meliputi pertambahan bobot badan, bobot badan akhir, konsumsi ransum, konversi ransum), kadar lemak kasar dan kadar kolesterol daging yang dihasilkan serta keuntungan yang diperoleh selama pemeliharaan. Tujuan Program Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini adalah mempelajari pemberian tepung siva ( synbiotic cassava) terhadap performans ayam broiler (yang meliputi pertambahan bobot badan, konsumi ransum, konversi r ansum), kadar lemak kasar dan kadar kolesterol daging yang dihasilkan serta keuntungan yang diperoleh selama pemeliharaan.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini adalah artikel dan hak paten
tentang pemanfaatan tepung siva (synbiotic cassava) dalam ransum ayam broiler
yang dapat memperbaiki produktifitas, kualitas karkas dan menghasilkan daging
yang rendah kolesterol.
Kegunaan Program
Memberikan informasi baru tentang pemanfatan tepung siva (synbiotic
cassava) pada pakan ayam broiler kepada masyarakat dan praktisi peternakan
guna memperbaiki produktifitas ayam, meningkatkan kualitas karkas dan
menghasilkan daging yang rendah kolesterol yang bermanfaat bagi kesehatankonsumen.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Ayam BroilerBroiler adalah istilah untuk menyebutkan strain ayam hasil budidaya
teknologi yang memiliki karakteristik ekonomis dengan ciri khas yaitu
pertumbuhan yang cepat, konversi pakan yang baik dan dapat dipotong pada usiayang relatif muda sehingga sirkulasi pemeliharaannya lebih cepat dan efisien serta
menghasilkan daging yang berkualitas baik (Murtidjo, 1992). Broiler sangat
mudah terserang penyakit dikarenakan secara genetik kekebalan tubuh yang
dimilikinya sangat rendah, dan itu merupakan konsekuensi cepatnya pertumbuhan
yang dimiliki oleh ayam broiler. Termasuk juga gangguan jantung dengan gejalas
hydropsascites (penyakit metabolis) dan kepincangan. Mortalitas rata-rata untuk
broiler sekitar 1% persen selama 1 minggu, 7 hari lebih baik dibanding ayam
petelur pada umur yang sama.
Strain ayam broiler banyak macamnya berdasarkan karakteristik dan
fisiologinya. Salah satu strain yang cukup diminati adalah strain Arbor Arcres CP
707 yang dihasilkan PT. Charoen Phokphand Indonesia. Karakteristik yang
dimiliki strain ini antara lain : Berat badan 8 minggu : 2,1 Kg, Konsumsi ransum :
4,4 Kg, Konversi ransum : 2,2, Berat bersih : 74%, Daya hidup : 98% , Warnakulit : Kuning , Warna bulu : Putih, (Rasyaf, 2000).
Nilai nutrisi dari daging dapat ditaksir berdasarkan parameter sepertikandungan dan komposisi protein, kandungan asam amino, kandungan lemak,
kandungan sakarida ,substansi mineral dan vitamin. Substansi mineral yangsangat penting bagi daging unggas antara lain: potassium (0.4%), phosphorus
(0.2%), sodium (0.09%), dll. (Lazar, 1990). Steinhauser et al. (2000) menyatakanbahwa kandungan protein adalah kandungan daging yang sangat penting dari
aspek nutrisi dan teknologi. Kandugan protein dalam otot dilaporkan sekitar 18
dan 22%. Komposisi kimia daging ayam terdiri dari protein 18,6%, lemak
15,06%, air 65,95% dan abu 0,79% (Stadelman et al., 1988).Becker et al. (1979) mempelajari kandungan lemak abdominal pada ayam
broiler umur 58 hari dan menunjukan bahwa broiler jantan memiliki kandungan
lemak pada bagian abdominal (2.18%) dibandingkan dengan broiler betinan
(2.82%). Kecenderungan yang sama juga pada karkas (12.0% untuk jantan, 13.7%
untuk lemak betina dari isi perut (47.6% untuk jantan, 56.2% untuk betina) dan
kandungan total lemak (10.4% untuk pejantan, 12.2% untuk betina.
dikeluarkan melalui feses, (Muchtadi et al. 1993). Menurut Beynen (1980)
pengeluaran kolesterol dari tubuh melalui beberapa jalan, yaitu kolesterol hati
membentuk cairan empedu, dikeluarkan dalam usus dan selanjutnya kolesterol
bersama asam empedu hilang bersama feses, hilang dalam mukosa usus dan kulit,
bergabung dengan hormone-hormon steroid dan dikeluarkan bersama urin.
Menurut Supadmo (1997) kandungan kolesterol daging ayam broiler yangdiberi ransum basal rataannya adalah 78.83mg/100gr, sedangkan yang diberi
ransum basal + 100% khitin rataannya adalah 61.06 mg/100gr. Menurut
Hendrawati (1999) pemberian temulawak secara nyata (P<0.05) menurunkan
kadar kolesterol daging ayam yang mendapat tambahan 9% temulawak yaitu
sebesar 84.20 mg/100gr, sedangkan yang tertinggi pada ayam yang tidak menerima penambahan temulawak (kontrol) yaitu sebesar 115.08/100gr.
2.3. Tepung Siva dan Sacharomyces Cereviceae
Adapun tepung siva (synbiotic cassava) merupakan tepung modifikasicassava melalui proses enzimatis menggunakan β-amilase yang disertai dengan
fermentasi sacharomyces cereviceae, Mikroorganisma yang memproduksi enzim
pemutus amilosa sehingga membentuk tepung siva. Mikroorganisma yang ikutdalam proses fermentasi ini memproduksi enzim sehingga Tepung Siva ini
mengandung protein pembuatan tepung siva : Singkong dipotong-potong hingga
membentuk, Chip ; kemudian direndam dalam air, dibubuhi β-amilase sebanyak
3%, penambahan biakan sacharomyces cereviceae 5%. Setelah 18-24 jam
tercium aroma khas, diangkat kemudian dijemur dengan panas matahari atau
dioven pada suhu 40-55 derajad celcius , setelah kering digiling, (Aisyah, 2010) .
Tepung siva merupakan karbohidrat yang berperan sebagai prebiotik yang
bersifat resisten starch, dimana didalam saluran cerna menyeimbangkan dan
menyuburkan mikroorganisma probiotik dan mampu membunuh mikroorganisma
pathogen didalam saluran cerna (Fuller, 1992)
Produk mikroorganisma ini dari hasil penelitian ternyata mampu
meningkatkan sistem pertahanan non spesifik pada hewan uji atau dikatakan
sebagai imunomodulator, yang dapat meningkatkan aktifitas sel-sel imun dalammemfagosit antigen dan sel-sel pathogen, Selain itu juga mampu menghambat
pengikatan phitin terhadap protein dan mineral sehingga dapat memperlancarpenyerapan protein dan mineral dalam saluran cerna, (Aisyah, 2010)
Tepung siva (synbiotic cassava) dapat dipergunakan sebagai penggantitepung terigu yang tidak diperkenankan untuk dikonsumsi oleh individu
bergolongan darah A yang menginginkan diet. Tepung siva juga dapat bertindak sebagai prebiotik yang dapat menyuburkan pertumbuhan probiotik dan probiotik
yang dihasilkan juga mampu mencegah pertumbuhan prokarsinogen sehingga
tidak tumbuh menjadi karsinogen. Sifat yang dimiliki Sacharomyces ini
menunjukkan bahwa mikroorganisma ini bertindak sebagai probiotik.Sacharomyces cereviceae menurut beberapa peneliti berpotensi mengandung
beberapa enzim antara lain protease, karbohidrase, lipase, dsb. Daya kerja
Sacharomyces ini mampu menurunkan kadar kholesterol darah, dapat bertindak
sebagai probiotik yang dapat membunuh mikroorganisma patogen disaluran
cerna, (Aisyah, 2010).Yeast (sacharomyces cereviceae) pada broiler dengan konsentrasi 1, 1.5 dan
2% secara signifikan meningkatkan pertambahan bobot badan, konsumsi pakan
dan konversi pakan. Sebagai salah satu probiotik mikroorganisme hidup yang
ketika masuk melalui sistem pencerna, memberikan pengaruh positif pada
kesehatan inangnya melalui pengaruh nutrisi langsung (Patterson JA, Burkholder
KM, 2003). Mekanisme yang berbeda dari pengaruh probiotik menyarankan
bahwa pengaruh nutrisi dari reaksi regulasi metabolik yang memproduksi
substansi racun, stimulasi dari enzim endogenus dan dengan memproduksivitamin-vitamin atau substansi antimicrobial (Guillot JF, 2005). Selain itu
Sacharomyces cereviceae dapat berfungsi sebagai bioregulator dari mikro flora
usus dan menguatkan pertahanan alami inangnya,memberikan efek sehat dengan
meningkatkan ketahanan kolonisasi dan menstimulasi respon imun, Efek ini
sebagian besar mencerminkan penggunaan mannan oligosakarida, yang secaraalami berasal dari ekstrak dari dinding sel sacharomyces cereviceae. Kandungan
oligosakarida ini terdiri dari 50% fraksi karbohidrat dan meningkatkanpertambahan bobot badan pada ayam broiler dan efek ini dapat dihubungkan pada
efek tropis dari produk ini dalam mucosa usus, karena itu meningkatkan tinggivillus, terutama selama 7 hari pertama kehidupan ayam, (Santin E, Mairoka A,
Macari M, 2001). Fakta bahwa penambahan Saccharomyces cerevisiae rata-rata
1.5,2 dan 2.5 berpengaruh sangat nyata meningkatkan total serum protein dankadar gukosa. Dan kebalikannya sangat menarik dan dapat menyehatkan
konsumen karena dapat menurunkan kadar koleserol dan trigliserida pada masing-
masing total serum, (A. M. Shareef and A. S. A. Al-Dabbagh, 2009). Pemberian
probiotik secara oral telah menunjukan secara signifikan mengurangi kadar
kolesterol sebanyak 22-33%( Taranto MP, Medici M, 2000)
Dalam penggunaan probiotik, tidak ada efek negatif penggunaannya dalam
organ bagian dalam maupun gambaran hematologi. Secara alami merupakan
sumber protein dan mineral serta vitamin B-komplek, yang terdapat dalam rag,
dan dinding selnya mengandung 1,3-1,6 D- glucan dan mannan oligosakarida
yang sangat penting sebagai growth promoter alami untuk produksi dalam
peternakan modern (Davis. p, 1976). Manfaat dari antibiotik growth promoter
tradisional tersebut adalah 1) tidak adanya waktu withdrawal, 2) tidak adanya efek
residu, 3) tidak menyebabkan mutasi mikrobial (Gibson GR, Roberfroid MB,2008).
Mannan oligosakarida merupakan imunomodulator yang mampumemblokade bakteri pathogen pada usus hewan dan kolonisasi yang
menyebabkan penyakit dan berperan sebagai nutrient pada bakteri lain yangmenguntungkan, (Firon N, Ofek,, 1983)
Probiotik adalah mikrobial hidup, yang secara menguntungkanmempengaruhi hewan inangnya dengan meningkatkan keseimbangan
mikrobialnya dalam salauran pencernaan (Fuller, 1989). Definisi ini
disebarluaskan oleh Havenaar and Huis in’t Veld (1992) untuk mono atau
campuran biakan dari mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi manusiadan hewan dengan meningkatkan kandungan mikroflora indogenus, kemudian
definisi ini disempurnakan menjadi mikroorganisme hidup, yang masuk dalam
proses pencernaan dalam jumlah tertentu, meningkatkn kesehatan dalam
meningkatkan nutrisi dasarnya, (Guarner and Schaafsman 1998).
Melalui simposium, fakta yang telah dipresentasikan menggambarkan
keuntungan yang ditimbulkan oleh probiotik, prebiotik dan sinbiotik : 1) Campur
tangan patogen, pengeluaran dan perlawanan; 2) immunostimulasi dan
saluran urinari; 6) peurunan tekanan darah dalam kondisi hipertensi; 7)
mengurangi timbulnya diarhea dan 8) pemeliharaan mucosal.
Sebagai feed additive, probiotik memberikan dampak yang baik pada
peternakan unggas (Stavric and Kornegay, 1995). Organisme hidup ini setelahbertempat tinggal di saluran usus dan metabolism mereka dapat berfungsi sebagai
agen immunomodulator dengan mengaktifkan spesifik dan non spesifik respon
immune inang pada ayam, yang dalam gilirannya dapat membantu dalam
mencegah dan mengontrol bermacam-acam infeksi penyakit. (Fuller,
1992;Koenen et al., 2004)
III. METODE PENDEKATAN
Waktu dan Tempat PelaksanaanPenelitian ini akan dilaksanakan sejak adanya pengumuman proposal
penelitian ini didanai oleh Dikti melalui program hibah PKM tahun 2010 dan akan
dilaksanakan pada Eksperimental Farm dan Laboratorium Nutrisi FakultasPertanian Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang.
Materi dan Metode Penelitian
Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah DOC ayam broiler
sebanyak 36 ekor, diberi pakan basal Br 1 selama 14 hari dan diberi ransum
tepung siva yang dipelihara selama 26 hari. Dalam pembuatan ransum bahan yang
digunakan adalah tepung siva, jagung kuning giling, tepung ikan, bungkil kedelai,
minyak, tepung kerang dan premix. Rencana ransum penelitian yang akan disusun
dengan kandungan energi berkisar 2500-2600 kkal/kg dan rata-rata protein kasar
19%.
Ransum yang diberikan terdiri dari 4 (empat) macam yaitu :
P0 = Ransum mengandung tanpa tepung siva
P1 = Ransum mengandung 5% tepung sivaP2 = Ransum mengandung 10% tepung siva
P3 = Ransum mengandung 15% tepung siva
Metode PenelitianRancangan percobaan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak
lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan, masing-masing 3 ulangan dan setiapulangan terdiri dari 3 ekor ayam.
Model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut :
Yij = µ+ti+eij
Yij = Nilai pengamatan perlakuan ke-jµ = Nilai rataan umum
ti = Pengaruh perlakuan ke-i
eij = Pengaruh galat perlakuan ke-I dan ulangan ke-j
Keterangan : P0 : Ransum tanpa tepung sivaP1 : Ransum Mengandung 5% tepung siva
P2 : Ransum Mengandung 10% tepung sivaP3 : Ransum Mengandung 15% tepung siva
Dari hasil analisis proksimat telihat bahwa energi bruto ransum berkisar
2700-2990 kkal/kg dengan perbedaan antar perlakuan 100-290 kkal/kg.
Kandungan protein kasar berkisar 12.63-22.45 %, protein kasar ransum P0, P1, P2dan P3 hasil analisis proksimat sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan
perhitungan dengan selisih 2.8-3.1%, kemungkinan hal ini disebabkan adanya
kesalahan dalam penimbangan atau proses pencampuran bahan pakan. Serat kasar
ransum penelitaan berkisar4.60-13.0%, semakin tinggi penggunaan tepung siva
serat kasar ransum akan semakin menurun karena tepung siva memiliki kada serat
kasar cukup rendah yaitu 2-5%. Menurut Lubis (1961) bahwa batas maksimum
Pemeriksaan Patologi Anatomi dan Tekstur Daging yang diHasilkan
, tampak bahwa pada semau perlakauan tidak terdapat kelainan pada
organ-organ seperti jantung, hati, paru-paru, gizzard, proventikulus, duodenum
dan yeyenum dan ileum dan perlemakan abdomen tidak terdapat pendarahan di
semua organ. Hati tepi-tepinya tampak runcing dan berwarna merah bata, tidak
terdapat pembendungan-pembendungan, hal ini menunjukan bahwa sistempertahanan tubuh ayam sangat bagus.
Kualitas daging cukup bagus, karena daging tampak bersih, perlemakan
tidak tampak, sehingga daging tampak padat. Hasil uji organoleptik uji kesukaan
diantara 20 orang menilai bahwa daging ayam yang dihasilkan mirip dengan
tekstur daging ayam kampung.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Pertambahan Bobot Badan HarianPertambahan bobot badan harian adalah selisih antara penimbangan awal
dikurangi penimbangan akhir dibagi 25 hari masa pemeliharaan. Hasil penelitiandengan perlakuan ransum penambahan tepung siva terhadap pertambahan bobot
badan harian diperoleh rataan pada Tabel 5.2
Tabel 5.2. Rataan Pertambahan Bobot Badan (Gram)
UlanganPerlakuan
P0 P1 P2 P3
1 49.333 48.667 47.067 43.600
2 41.333 50.000 47.333 44.667
3 34.667 48.800 50.667 50.667
Jumlah 125.333 147.467 145.067 138.933
Rata2 41.778 49.156 48.356 46.311
Keterangan : P0 : Ransum tanpa tepung siva
P1 : Ransum Mengandung 5% tepung sivaP2 : Ransum Mengandung 10% tepung siva
P3 : Ransum Mengandung 15% tepung siva
Berdasarkan Tabel 5.2 di atas dapat dilihat nilai pertambahan bobot badan
harian rata-rata tertinggi adalah pada perlakuan P1 yaitu sebesar 49.156 gram dan
pertambahan bobot badan akhir terendah adalah perlakuan P0 yaitu sebesar
41.778 gram.
Pertambahan bobot badan harian pada perlakuan P0 sebesar 41.778 gram
memiliki kandungan tepung siva sebesar 0 persen atau kontrol, perlakuan P1sebesar 49.156 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 5 persen, perlakuan
P2 sebesar 48.356 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 10 persen,perlakuan P3 sebesar 46.311 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 15
persen.Selanjutnya diuji dengan analisis ragam dengan tujuan untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh pemberian berbagai persentase pemberian tepung sivaterhadap pertambahan bobot badan harian ayam broiler. Berikut ini adalah tabel
Tabel 5.3. Analisis Ragam Pertambahan Bobot Badan Harian
Sumber
VariansiDb JK KT Fhit
Ftab
0.050 0.01
Perlakuan 3 98.370 32.790 1.797tn 4.07 7.59
Galat 8 146.003 18.250
Total 11 244.373
Keterangan: tn = Berpengarung tidak nyata (P>0,05)
Dari hasil Tabel 5.3 di atas dapat diketahui bahwa penggunaan berbagai
persentase tepung siva dalam ransum menunjukan pengaruh tidak nyata terhadappertambahan bobot badan harian (P<0,05). Hal ini disebabkan karena bobot badan
dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan yang dikonsumsi,dengan demikian
perbedaan kandungan zat-zat makanan pada pakan dan banyaknya pakan yang
dikonsumsi akan memberikan pengaruh terhadap pertambahan bobot badan yang
dihasilkan, karena kandungan zat-zat makanan yang seimbang dan cukup sesuai
dengan kebutuhan hidupnya (Febrianto, 2011; Prafitdhin, 2011).
Pertambahan bobot badan harian tidak dipengaruhi oleh persentase tepungsiva. Hal ini menunjukkan nilai yang sangat baik, meskipun dalam konsentrasi
tinggi penggunaan tepung siva dalam ransum tidak mempengaruhi tingkat
pertambahan bobot badan ayam dalam semua perlakuan. Di lain pihak, kadar
kolesterol dan persentase lemak dalam daging menurun seiring pertambahan
konsentrasi tepung siva dalam ransum.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Bobot Badan Akhir
Bobot badan akhir adalah nilai berat badan ayam saat penimbangan diakhir
penelitian. Bobot badan akhir sangat menentukan harga jual ayam. Semakin beratbobot akhir ayam, maka akan semakin tinggi harga per kilogramnya (Prafitdhin,
2011). Rataan bobot badan akhir ayam penelitian dapat dilihat pada tabel 5.4.
Tabel 5.4. Rataan Bobot Badan Akhir (Gram)
UlanganPerlakuan
P0 P1 P2 P3
1 1700.000 1666.667 1666.667 1533.333
2 1566.667 1800.000 1633.333 1566.667
3 1366.667 1733.333 1733.333 1700.000
Jumlah 4633.333 5200.000 5033.333 4800.000
Rata2 1544.444 1733.333 1677.778 1600.000
Keterangan : P0 : Ransum tanpa tepung siva
P1 : Ransum Mengandung 5% tepung siva
P2 : Ransum Mengandung 10% tepung sivaP3 : Ransum Mengandung 15% tepung siva
Berdasarkan Tabel 5.4 di atas dapat dilihat nilai bobot badan akhir rata-rata
tertinggi adalah pada perlakuan P1 yaitu sebesar 1733.333 gram dan pertambahan
bobot badan akhir terendah adalah perlakuan P0 yaitu sebesar 1544.444 gram.
Bobot badan akhir pada perlakuan P0 sebesar 1544.444 gram memiliki
kandungan tepung siva sebesar 0 persen atau kontrol, perlakuan P1 sebesar
Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat nilai konsumsi ransum rata-rata
terendah adalah pada perlakuan P1 yaitu sebesar 136.489 gram dan pertambahan
bobot badan akhir tertinggi adalah perlakuan P2 yaitu sebesar 141.822 gram.
Konsumsi ransum harian rata-rata pada perlakuan P0 sebesar 139.200 grammemiliki kandungan tepung siva sebesar 0 persen atau kontrol, perlakuan P1
sebesar 136.489 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 5 persen, perlakuan
P2 sebesar 141.822 gram dengan kandungan tepung siva sebesar 10 persen,
perlakuan P3 sebesar 138.422 gram dengan kandungan protein ransum sebesar 15
persen.Selanjutnya diuji dengan analisis ragam dengan tujuan untuk mengetahui
ada tidaknya pengaruh pemberian berbagai persentase pemberian tepung sivaterhadap konsumsi ransum harian ayam broiler, seperti terlihat pada tabel 5.7.
Tabel 5.7. Analisis Ragam Konsumsi Ransum Harian
Sumber
Variansi Db JK KT Fhit
Ftabel
0.05 0.01
Perlakuan 3 43.930 14.643 0.374tn
4.07 7.59
Galat 8 313.476 39.184
Total 11 357.406
Keterangan: tn = Berpengarung tidak nyata (P>0,05)
Dari hasil Tabel 5.7 di atas dapat diketahui bahwa penggunaan berbagaipersentase tepung siva dalam ransum menunjukan tidak berpengaruh nyata
terhadap konsumsi ransum harian (P<0,05). Hal ini berarti pemberian tepung sivadengan berbagai konsentrasi tidak mengaurangi daya palatabilitas ayam broiler
terhadap ransum. Pengaruh tidak nyata (P>0,05) memberikan nilai yang baik
terhadap kualitas ransum meskipun dengan penambahan tepung siva sampaidengan konsentrasi 15 persen.
Pengaruh Perlakuan Terhadap Rata-Rata Konversi Ransum
Konversi ransum dapat digunakan sebagai perbandingan dalam produksi
ternak, karena dalam konversi ditentukan oleh konsumsi ransum dan hasil akhir
dari ayam kampung jantan berupa bobot badan akhir (Febrianto, 2011). Tabel
Tabel 5.12 Rataan Kadar Kolesterol Daging Ayam per 100 gram Sampel
UlanganPerlakuan
P0 P1 P2 P3
1 68.208 46.825 46.279 38.765
2 63.441 52.073 42.120 36.098
3 76.715 53.729 41.231 35.624
Jumlah 208.365 152.627 129.629 110.487
Rata2 69.455a
50.876b
43.210c
36.829d
Keterangan : P0 : Pakan tanpa tepung siva
P1 : Pakan Mengandung 5% tepung siva
P2 : Pakan Mengandung 10% tepung siva
P3 : Pakan Mengandung 15% tepung siva
Pada tabel 5.12 terlihat bahwa kolesterol daging ayam menurun dengan
semakin banyaknya pemberian tepung siva hingga level 15%. Kandungan
kolestrol daging dengan rentang tertinggi sebesar 69.455 mg/100g dicapai oleh P0
dengan kadar pemberian tepung siva 0% (tanpa pemberian tepung siva) danrentang terendah sebesar 36.829 mg/100g dicapai oleh P3 dengan kadarpemberian tepung siva sebanyak 15%.
Tabel 5.13. Analisis Ragam Pengaruh Kadar Kolesterol
Sumber
Variansi Db JK KT Fhit
F Tabel
0.05 0.01
Perlakuan 3 1796.429 598.810 35.051** 4.07 7.59
Galat 8 136.671 17.084
Total 11
Keterangan : ** = Berpengaruh Sangat Nyata
Pengaruh sangat nyata (P<0.01) pada penurunan kadar kolesterol dagingayam broiler disebabkan adanya senyawa asam organik pada tepung siva yang
merupakan produk fermentasi glukosa dan disakarida hasil pemutusam amilosa
yang dihasilkan oleh Sacharomyces cereviceae. Dan sifat dari asam organik inidapat mencegah dekonjugasi kolesterol dalam yang diproduksi oleh tubuh dan
dapat mendegradasi kandungan kolesterol yang terdapat dalam ransum denganbantuan lipase yang dihasilkan Sacharomyces cerevicea serta dapat memacu
kinerja hati untuk mengkonversi kolesterol menjadi garam empedu lebih cepatlalu di sekresikan dalam feses melalui usus.
Rataan Bobot Badan Akhir (kg) 1.544 1.733 1.678 1.600
Harga Ayam Hidup (Rp/kg) 16216.67 18200 17616.67 16800
Keuntungan -2839.33 -1185 -1544.33 -1816
Harga jagung Rp.4000/kg, bungkil kedelai Rp.4850/kg, tepung siva Rp.3000,
premik Rp.7.500/kg, tepung ikan Rp.5.750, tepung kerang Rp.450
Chaerullah, (2000) menyatakan bahwa selisih jual hidup dengan biaya
pakan dan DOC sekitar Rp.7.100-10.250, Sedangkan pada penelitian ini hasil
pendapatan yang dalam penelitian ini adalah –Rp.1.200 sampai –Rp2.800.
Perbedaan tersebut dikarenakan adanya perbedaan kualitas bahan pakan dan
kandungan nutrisi yang berbeda serta harga ayam broiler yang pada masa
penelitian ini harga jual ayam hidup sedang mengalami penurunan dengan harga
jual Rp.10.500/kg nya.
VI. KESIMPULAN DAN SARANKesimpulan
Pemberian tepung siva dalam ransum berpengaruh sangat nyata terhadappenurunan kadar lemak kasar dan kolesterol daging ayam, tetapi berpengaruh
tidak nyata terhadap performans (pertambahan bobot badan harian, konsumsiransum harian, bobot badan akhir dan konversi ransum) ayam broiler. Persentase
tepung siva yang paling baik untuk neurunkan kadar lemak dan kolesterol dalamdaging sebesar 15%.