1 PENDAHULUAN Latar Belakang Semakin pesatnya perkembangan kabupaten dan kota di Indonesia menuntut perbaikan sarana dan prasarana yang digunakan masyarakat. Perkembangan dan perbaikan jalan umum menurut Hermawan (2008) dari jalan propinsi sampai jalan lingkungan menuntut perlengkapan jalan seiring dengan kepadatan aktivitas pemakai jalan. Salah satu perlengkapan jalan yang sangat dibutuhkan adalah Penerangan Jalan Umum (PJU). Kondisi PJU sebagian besar daerah belum menggunakan alat pencatat dan pengukur listrik. Lampu- lampu yang dipakai masih banyak yang menggunakan lampu yang tidak sesuai dengan kebutuhan kelas jalan (lampu dengan daya watt tinggi tetapi lux rendah), dan juga semakin banyaknya lampu penerangan jalan liar yang dipasang sendiri oleh masyarakat. Di lain pihak PLN sebagai penyedia sarana energi listrik, melakukan perhitungan pemakaian energi listrik yang digunakan untuk PJU adalah pemakaian daya yang tercatat di kWH meter bagi PJU yang telah dipasang kWH meter dan PJU yang tidak dipasang kWH meter berdasarkan kelompok daya yang telah ditetapkan (Hermawan, 2008). Biaya energi listrik untuk PJU diperoleh pemerintah daerah dari pajak penerangan jalan yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Semakin pesatnya perkembangan kabupaten dan kota di Indonesia
menuntut perbaikan sarana dan prasarana yang digunakan masyarakat.
Perkembangan dan perbaikan jalan umum menurut Hermawan (2008) dari jalan
propinsi sampai jalan lingkungan menuntut perlengkapan jalan seiring dengan
kepadatan aktivitas pemakai jalan. Salah satu perlengkapan jalan yang sangat
dibutuhkan adalah Penerangan Jalan Umum (PJU).
Kondisi PJU sebagian besar daerah belum menggunakan alat pencatat dan
pengukur listrik. Lampu- lampu yang dipakai masih banyak yang menggunakan
lampu yang tidak sesuai dengan kebutuhan kelas jalan (lampu dengan daya watt
tinggi tetapi lux rendah), dan juga semakin banyaknya lampu penerangan jalan
liar yang dipasang sendiri oleh masyarakat. Di lain pihak PLN sebagai penyedia
sarana energi listrik, melakukan perhitungan pemakaian energi listrik yang
digunakan untuk PJU adalah pemakaian daya yang tercatat di kWH meter bagi
PJU yang telah dipasang kWH meter dan PJU yang tidak dipasang kWH meter
berdasarkan kelompok daya yang telah ditetapkan (Hermawan, 2008).
Biaya energi listrik untuk PJU diperoleh pemerintah daerah dari pajak
penerangan jalan yang dipungut pada setiap bulan dari setiap pelanggan PLN
berdasar prosentase rekening pelanggan listrik. Beban pembayaran rekening listrik
PJU pada masing -masing kabupaten dan kota semakin lama semakin meningkat
seiring dengan bertambahnya lampu PJU yang terpasang di jalan. Kondisi ini
sangat memberatkan pemerintah kabupaten dan kota untuk menutup kekurangan
biaya listrik untuk PJU. Karena beban yang semakin besar tersebut maka tak
jarang di beberapa daerah, seringkali dijumpai pemda atau pemkot yang
mempunyai tunggakan rekening listrik PJU yang tidak sedikit.
Hermawan (2008) menguraikan bahwa dalam penelitiannya, akan dibuat
suatu program untuk mengetahui seberapa besar sebenarnya kebutuhan energi
listrik untuk penerangan jalan, dalam beberapa kelas jalan yang telah ditentukan,
2
sehingga diharapkan pemasangan lampu penerangan jalan umum tidak memakan
energi listrik yang berlebihan.
Dari permasalahan di atas maka kami membuat Karya Ilmiah dengan judul
“Optimalisasi Penataan Lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) dengan
Pemanfaatan Fungsi Trigonometri Sebagai Upaya Hemat Energi”.
Rumusan Masalah
Bagaimana mengoptimalkan penataan lampu penerangan jalan umum (PJU)
dengan memanfaatkan fungsi trigonometri sebagai upaya penghematan energi.
Tujuan
Untuk mengetahui pengoptimalan penataan lampu penerangan jalan umum (PJU)
dengan pemanfaatan fungsi trigonometri sebagai upaya hemat energi.
Manfaat Penulisan
1. Agar masyarakat mengetahui daya yang dibutuhkan untuk lampu
Penerangan Jalan Umum (PJU).
2. Agar masyarakat mengetahui jarak pemasangan lampu penerangan jalan
umum.
3. Agar masyarakat dapat mengetahui penataan penerangan jalan umum
(PJU) sesuai dengan besarnya pancaran lampu.
3
GAGASAN
Konsep Dasar Penerangan
a. Arus Cahaya / Fluks Cahaya ( )
Menurut Abdul Kadir (1995:32) fluks cahaya adalah sebagai jumlah total
cahaya yang dipancarkan oleh sumber cahaya setiap detik.
=
Dimana :
= fluks cahaya dalam lumen (lm)
Q = Energi cahaya dalam lumen detik (lm.dt)
t = waktu dalam detik (dt)
b. Intensitas Cahaya (I)
Adalah arus cahaya dalam lumen yang diemisikan setiap sudut ruang
(pada arah tertentu) oleh sebuah sumber cahaya (Hermawan, 2008).
I =
Dimana:
= fluks cahaya dalam lumen (lm)
I = intensitas cahaya dalam candela (cd) =
sudut ruang dalam steridian (sr)
c. Iluminasi (E)
Iluminasi menurut Stevenson (1983:53) adalah (kuat penerangan)
kepadatan arus gaya bercahaya yang jatuh pada permukaan seluas satu satuan
luas, kalau permukaan diterangi secara seragam.
4
E =
Dimana:
E = iluminasi dalam lux (lx) =
= fluks cahaya dalam lumen (lm)
A = luas bidang (m²)
Karena arus cahaya dan
maka
E =
d. Luminasi (L)
Adalah pernyataan kuantitatif jumlah cahaya yang dipatulkan oleh
permukaan pada suatu arah (Muhaimin, 2001:12).
L =
Maka
L =
Dimana:
L = luminasi dalam nit (nt) =
I = intensitas cahaya dalam candela (cd) =
r = titik jarak / luas ( )
5
e. Efikasi Cahaya ( )
Menurut Suryatmo (1996) efikasi cahaya adalah perbandingan fluks
cahaya dengan daya.
=
Dimana:
= efikasi cahaya dalam (
P = daya listrik dalam watt (w)
= fluks cahaya dalam lumen (lm)
f. Menentukan Jarak Tiang (J) Lampu yang dipasang pada Satu Sisi Jalan
Muhaimin (2001:181) menguraikan bahwa dalam menentukan jarak tiang
faktor pemakaian dan faktor kehilangan sangat berpengaruh.
J =
g. Menentukan Jumlah Lampu (n)
n = jarak
Standar Perhitungan Penerangan
a. Fluks Cahaya (
Tabel 1. Arus Cahaya
No. Sumber Cahaya
1. Lampu Pijar 60 W 730
2. Lampu Fluoresen 18 W 900
3. Lampu Merkuri Tekanan Tinggi 50 W 1.800
4. Lampu Natrium Tekanan Rendah 55 W 3.500
5. Lampu Natrium Tekanan Tinggi 50 W 8.000
6
6. Lampu Metal Halida 2000 W 190.000
Sumber : Teknologi Pencahayaan hlm. 7
b. Kuat Penerangan (E)
Tabel 2. Kuat Penerangan
No. Sumber Cahaya E (lux)
1. Siang hari yang cerah di tempat terbuka 100.000
2. Siang hari yang cerah di dalam ruangan dekat jendela 2.500
3. Selama matahari terbit 500
4. Penerangan jalan raya 5-30
5. Terang bulan pada malam yang cerah 0,25
Sumber : Teknologi Pencahayaan hlm. 11
c. Luminasi (L)
Tabel 3. Luminasi
No. Permukaan L ( )
1. Permukaan Matahari 1.650.000.00
2. Filamen Lampu Pijar Bening 7.000.000
3. Lampu Fluoresen 5.000 – 15.000
4. Permukaan Bulan Purnama 2.500
Sumber : Teknologi Pencahayaan hlm. 15
d. Efikesi ( )
Tabel 4. Perbandingan Kemampuan Lampu
No. Jenis Lampu ( ) Umur (jam) % Depriasi
1. Lampu Pijar 9 – 22 750 – 2.500 10 – 22
2. TL 45 – 95 7.500 – 20.000 11 – 28
7
3. Metal Halida 80 – 115 7.500 – 15.000 12 – 22
4. SON 80 – 140 12.000 – 24.000 8 – 10
Sumber : Teknologi Pencahayaan hlm. 138
e. Faktor Kehilangan
Tabel 5. Faktor Kehilangan Cahaya Lampu Penerangan Jalan Raya
No. LingkunganWaktu Pemakaian (tahun)
1 2 3
1. Sangat bersih 0,98 0,94 0,93
2. Bersih 0,95 0,92 0,90
3. Sedang 0,92 0,87 0,84
4. Kotor 0,87 0,81 0,75
5. Sangat kotor 0,72 0,63 0,57
Sumber : Teknologi Pencahayaan hlm. 183
Jenis Lampu Listrik
a. Lampu Pijar
- lampu halogen
- lampu dingin
b. Lampu Fluoresen
- lampu fluoresen
- lampu neon
- lampu tabung yang berisi gas Neon menghasilkan sinar kemerahan.
c. Lampu natrium
d. Lampu merkuri tekanan tinggi
e. Lampu metal helida
Tabel 6. Jenis Lampu Penerangan Jalan Ditinjau dari Karakteristik dan
Penggunaannya
JenisLampu
Efikasirata-rata(lumen /
watt)
Umurrencanarata-rata
(jam)
Daya(watt)
Pengaruhthd warna
obyekKeterangan
8
Lamputabung
fluoresentekananrendah
60 – 70 8.000 –10.000
18 - 20 Sedang - untuk jalan kolektor dan lokal- efisiensi cukup tinggi
tetapi berumur pendek- jenis lampu ini masih dapat digunakan untuk hal-hal yang terbatas
Lampu gas
merkuritekanantinggi
(MBF/U)
50 – 55 16.000–
24.000
125; 250;400; 700
Sedang - Untuk jalan kolektor, lokal, dan persimpangan
- Efisiensi rendah, umur panjang, dan ukuran lampu kecil
- Jenis lampu ini masih dapat digunakan secara terbatas
Lampu gas
sodiumtekananrendah(SOX)
100-200
8.000 -10.000
90 -180 Sangatburuk
- untuk jalan kolektor, lokal,persimpangan, penyeberangan, terowongan, tempat peristirahatan (rest area), efisiensi sangat tinggi, umur cukup panjang, ukuran lampu besar. sehingga sulit untuk mengontrol cahayanya dan cahaya lampu sangat buruk karena warna kuning.
- Jenis lampu ini dianjurkan digunakan karena faktor efisiensinya yang sangat tinggi.
Lampu gas
sodiumtekanantinggi(SON)
110 12.000-20.000
150, 250,400
Buruk - Untuk jalan tol, arteri, kolektor, persimpangan besar/luas dan interchange; efisiensi tinggi, umur sangat panjang, ukuran lampu kecil, sehingga mudah pengontrolan cahayanya;
- Jenis lampu ini sangat baik dan sangat dianjurkan untuk digunakan.