1 JUDUL Pengabdian Lingkungan Hidup (PLH) berbasis ”TRASH–E” di SD Islam Nurul Qur’an Jalan Raya Kudu Kelurahan Kudu, Kota Semarang B. LATAR BELAKANG MASALAH Mayoritas masyarakat belum menyadari arti penting Pengabdian Lingkungan Hidup (PLH). Seharusnya PLH dikenal masyarakat karena pada perkembangan prosesnya, PLH tidak semata-mata membahas aspek lingkungan saja, namun juga membahas aspek lainnya seperti aspek ekonomi, kesehatan, serta dalam rangka mewujudkan masyarakat mandiri. Salah satu hal yang sangat diperlukan dalam penerapan dan pengembangan PLH sebagai upaya pelestarian lingkungan adalah sikap dan pengetahuan masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang telah memiliki kesadaran dan pengetahuan lingkungan akan mengalami peningkatan kapasitas kemampuan, ketrampilan maupun tingkah laku yang mencerminkan pengabdian kepada lingkungan. Satu hal yang perlu diingat, PLH harus dapat menjadi bagian dari aktivitas masyarakat sehari-hari dan juga bagian dari sistem pembelajaran di sekolah. Selain itu, PLH harus diberikan sejak usia dini baik di lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat hingga tingkat profesional. Untuk itu kami memfokuskan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
JUDULPengabdian Lingkungan Hidup (PLH) berbasis ”TRASH–E” di SD Islam
Nurul Qur’an Jalan Raya Kudu Kelurahan Kudu, Kota Semarang
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Mayoritas masyarakat belum menyadari arti penting Pengabdian
Lingkungan Hidup (PLH). Seharusnya PLH dikenal masyarakat karena pada
perkembangan prosesnya, PLH tidak semata-mata membahas aspek lingkungan
saja, namun juga membahas aspek lainnya seperti aspek ekonomi, kesehatan,
serta dalam rangka mewujudkan masyarakat mandiri.
Salah satu hal yang sangat diperlukan dalam penerapan dan
pengembangan PLH sebagai upaya pelestarian lingkungan adalah sikap dan
pengetahuan masyarakat itu sendiri. Masyarakat yang telah memiliki kesadaran
dan pengetahuan lingkungan akan mengalami peningkatan kapasitas
kemampuan, ketrampilan maupun tingkah laku yang mencerminkan
pengabdian kepada lingkungan.
Satu hal yang perlu diingat, PLH harus dapat menjadi bagian dari aktivitas
masyarakat sehari-hari dan juga bagian dari sistem pembelajaran di sekolah.
Selain itu, PLH harus diberikan sejak usia dini baik di lingkungan sekolah,
keluarga, masyarakat hingga tingkat profesional. Untuk itu kami memfokuskan
kegiataan kami melalui skema formal yang dimulai dari lingkungan Sekolah
Dasar sebagai objek Program Kreatifitas Mahasiswa – Pengabdian Masyarakat
dalam rangka Pengabdian Lingkunga Hidup (PLH) bersis “TRASH – E”.
Program PLH ini dimulai dari lingkungan Sekolah Dasar yang bertujuan
building mindset karena di usia dini inilah merupakan momen dimana seorang
anak mulai belajar dan mengikuti apa yang ada di pikiran mereka. Secara tidak
langsung mereka disadarkan tentang posisi mereka terhadap lingkungan,
kemudian dari kecintaan terhadap lingkungan diharapkan nantinya akan
tercipta suatu hal yang bernilai ekonomis. Menjadi suatu pertanyaan, kenapa
dalam kesempatan ini kami mengambil fokus lingkungan dengan lokus siswa
Sekolah Dasar, bahwasanya pendidikan anak yang dilakukan sejak dini dapat
berdampak besar dan berkelanjutan nantinya yang bertujuan agar mereka dapat
menjadi seorang manusia yang tumbuh dengan berbasis kesadaran lingkungan.
2
Karena faktanya dalam era pembangunnan yang serba kompleks ini, banyak
sekali kegiatan-kegiatan yang mengesampingkan kesehatan lingkungan demi
kebutuhan yang tak terbatas.
Selama ini sampah selalu menjadi salah satu sumber permasalahan yang
timbul di masyarakat karena belum adanya penanganan secara serius. Sampah
merupakan material yang dihasilkan dari sisa kegiatan manusia untuk itu perlu
adanya pengelolaan sampah dalam rangka mengurangi dampaknya terhadap
kesehatan, lingkungan atau keindahan lingkungan. Selain itu pengelolaan
sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam.
Untuk memulai menanamkan pemahaman peduli lingkungan, kegiatan
yang akan kami lakukan ini menggunakan basis Trash – E yaitu suatu metode
pengolahan sampah dengan mengubah material yang tidak berguna atau
sampah menjadi sesuatu yang bernilai ekonomi. Maksud dari basis Trash – e
itu adalah mengambil sesuatu yang berasal dari tempat sampah kemudian
dijadikan sesuatu yang dapat bermanfaat. Metode pengolahan sampah dengan
berbasis Trash –E ini akan mulai ditanamkan sejak usia dini yaitu mulai dari
usia anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar dikarenakan usia tersebut
merupakan usia mencetak kepribadian seseorang nantinya.
Melalui kegiatan ini diharapkan generasi mendatang akan menjadi penerus
dalam upaya pembangunan berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
Implementasi PLH berbasis Trash - E dapat dimulai dari hal sederhana, yang
paling dekat dan oleh siapa saja untuk tujuan global. Kami harap kegiatan ini
dapat bermanfaat bagi guru dan siswa Sekolah Dasar dalam proses
pembelajaran PLH di sekolah. Semoga dengan adanya kegiatan pembelajaran
berbasis Trash – E tersebut, siswa sebagai generasi penerus dapat memiliki
sikap peduli serta mencintai lingkungan guna mendorong terciptanya
peningkatan kualitas lingkungan yang berkelanjutan.
C. PERUMUSAN MASALAH
C.1 Rumusan Masalah
Generasi muda saat ini yang hakikatnya merupan cikal bakal penerus dan
pemimpin negara sudah mulai tidak peduli dengan kondisi lingkungan yang
3
telah nampak jelas. Bagian terkecilnya adalah fenomena sampah yang sering
terlihat berserakan tanpa ada penanganannya. Berbagai cara telah ditempuh
untuk menanamkan jiwa peduli terhadap lngkungan melalui pelatihan-pelatihan
yang berorientasi kepada pemaksaan terhadap jiwa anak itu sendiri tanpa ada
benefit yang didapatkan oleh siswa itu sendiri.
Melalui program-program yang tidak memiliki benefit untuk para pelaku
yang peduli terhadap lingkungan tersebut, terkadang sasaran hanya melakukan
kegiatan tersebut selama penyuluhan dilakukan dan mulai meninggalkan
kebiasaan yang diberikan pada saat pemyuluhan tersebut setelah penyuluhan
berakhir.
Menanamkan jiwa peduli terhadap lingkungan tidak semudah membalikkan
telapak tangan. Membangkitkan jiwa peduli terhadap lingkungan kepada
seseorang harus dilakukan secara kreatif dengan memposisikan diri kita
sebagai subjek yang dijadikan sebagai sasaran dalam penyuluhan. Dengan
demikian kita memiliki poin-poin penting yang akan kita jadi nilai lebih untuk
membangkitkan jiwa peduli terhadap lingkungan pada sasaran yang akan kita
berikan penyuluhan tersebut.
Salah satu cara tersebut adalah memberikan benefit atau keuntungan kepada
para pelaku yang peduli terhadap lingkungan melalui sistem insentif dan
disinsentif seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008
mengenai pengelolaan sampah.
C.2 Batasan Masalah
Dari sekian masalah yang telah diuraikan dalam rumusan masalah, bahwa
masalah pelestarian lingkungan menjadi masalah berkelanjutan di Indonesia.
Oleh karena itu kami membatasi masalah yang berkaitan dengan judul proposal
”Pengabdian Lingkungan Hidup berbasis ”TRASH – E”.
D. TUJUAN
Dengan adanya penyuluhan terhadap bahaya dan manfaat yang terjadi dari
adanya sampah ini diharapkan target group yaitu siswa sekolah dasar dapat
lebih menilai manfaat yang didapat dibandingkan masalah yang ditimbulkan
dengan adanya sampah itu sendiri. Dengan demikian mindset dari target group
4
lebih mengarah kepada benefit bukan bahaya itu sendiri. Mengapa demikian,
karena benefit atau keuntungan lebih mengarah ke personal individu yang
melakukan kegiatan pengabdian terhadap lingkungan sedangkan konsep
terhadap bahaya yang ditimbulkan dari adanya sampah lebih mengarah kepada
sekelompok golongan dimana apabila tanggung jawab yang dimilki antara satu
dengan yang lainnya berbeda akan menimbulkan suatu pekerjaan tidak berjalan
sempurna.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
a. Siswa dapat memahami manfaat yang luar biasa yang dapat diperoleh dari
sampah itu sendiri.
b. Lingkungan tempat mereka bernaung menjadi lebih nyaman dan hijau.
c. Dengan adanya penyuluhan ini diharapkan siswa mampu menjadi agen-agen
peduli lingkungan yang siap menangani masalah mengenai sampah
khususnya yang ada disekitarnya.
d. Para siswa dapat membuang pikiran tentang bahaya sampah itu sendiri dan
dapat mengembangkan diri dengan melihat dari perspektif benefit yang
dihasilkan.
F. KEGUNAAN
Berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka Pengabdian Lingkungan
Hidup tentu saja banyak mendatangkan manfaat bagi objek sasaran PLH baik
dari segi pengetahuan, keterampilan hingga ekonomi. Manfaat yang dapat kita
peroleh dari kegiatan ini antara lain :
a. Guru dan murid Sekolah Dasar yang menjadi objek PLH akan
memperoleh tambahan ilmu pengetahuan lingkungan hidup yang didukung
dengan keterampilan merawat dan memanfaat lingkungan secara arif.
b. Sampah yang selama ini dipandang sebagai perusak lingkungan ternyata
mampu menghasilkan pundi-pundi rupiah yang cukup menggiurkan. Dari
sampah itulah kami ajarkan untuk memilah sampah yang dibedakan
menjadi sampah organik dan sampah non organik. Dimana sampah
organik dikumpulkan pada bak sampah organik yang nantinya diolah
5
menjadi pupuk kompos. Pupuk kompos tersebut dapat dimanfaatkan untuk
taman di sekolah tersebut.
c. Masih ada sampah non organik yang nantinya dikelompokan menjadi
kelompok kertas, botol dan plastik untuk selanjutnya dijual pada agen loak
dengan tujuan menambah celengan sampah siswa.
d. Uang hasil penjualan sampah yang dikumpulkan di celengan sampah dapat
dimanfaatkan untuk membeli buku dan menambah koleksi buku di
perpustakaan sekolah tersebut.
G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
G.1 Gambaran Masyarakat Umum
Sekolah Dasar yang kami jadikan objek Program Kreativitas Mahasiswa –
Pengabdian Masyarakat dalam rangka Pengabdian Lingkungan Hidup (PLH)
berbasis ”TRASH – E” adalah SD Islam Nurul Qur’an Semarang. Kami
memilih SD Islam Nurul Qur’an ini karena melihat lokasinya yang terletak
di pinggiran Kota Semarang dan cukup sulit untuk diakses. Hal inilah yang
menjadi salah satu alasan kami mengapa kami memilih SD Islam Nurul
Qur’an Kota Semarang sebagai objek Program Pengabdian Lingkungan
Hidup (PLH) ini. SD Islam Nurul Qur’an terletak di Jalan Raya Kudu,
Kelurahan Kudu, Kecamatan Genuk Kota Semarang dengan jumlah siswa
sebanyak 169 siswa. Dengan adanya keadaan ini maka kami rasa Pengabdian
Lingkungan Hidup (PLH) berbasis ”TRASH – E” cocok diterapkan di SD
Islam Nurul Qur’an Kota Semarang.
G.2 Uraian Permasalahan Masyarakat Sasaran
Suasana lingkungan sekitar Sekolah Dasar Islam Nurul Qur’an Semarang
kurang kondusif untuk mendukung pembelajaran lingkungan hidup, ditambah
lagi tidak tersedianya fasilitas pendukung studi lingkungan hidup yang
memadai. Selain itu, kegiatan yang berhubungan dengan pelestarian
lingkungan di Sekolah Dasar Islam Nurul Qur’an juga belum pernah
dilaksanakan sebelumnya.
6
G.3 Gambaran Umum Solusi yang Ditawarkan
Serangkaian kegiatan PLH yang meliputi pengenalan terhadap lingkungan
hdup, menyadarkan pada siswa tentang pentingnya lingkungan, serta
pemeliharaan dan pemanfaatan limbah sampah secara arif dirasa mampu
mengatasi permasalahan yang selama ini terdapat di Sekolah Dasar Islam
Nurul Qur’an.
H. METODE PELAKSANAAN
H. 1 Prosedur Pelaksanaan ProgramPelaksanaan program yang meliputi penyuluhan dan pembelajaran
lingkungan serta proses daur ulang sampah menjadi prakarya/pupuk kompos
dilaksanakan dalam waktu 3 bulan, dimana tempat pelaksanaanya di SD
Islam Nurul Qura’an Kota Semarang yang beralamat di Jalan Raya Kudu
Kelurahan Kudu, Semarang Kota Semarang.
Teknik pelaksanaan kegiatan program penyuluhan lingkungan dibagi
menjadi beberapa hal :
Metode pembelajaran lingkungan hidup.
Dalam metode pembelajaran lingkungan hidup ini, diawali dengan
proses pengenalan siswa pada lingkungan sekitar, pemeliharaan
lingkungan secara arif hingga pemanfaatan lingkungan secara optimal.
Metode audio visual.
Pembelajaran metode audio visual dilaksanakan dengan menonton film
dalam bentuk lingkungan hidup, yang nantinya diharapkan siswa
mampu menangkap pesan positif dalam memahami lingkungan hidup.
Metode praktikum
Siswa mempraktekkan pembelajaran mengenai daur ulang sampah
untuk mengubah barang yang tidak bernilai menjadi barang yang
bernilai ekonomis.
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
7
No
Jenis Kegiatan
Bulan Ke1 2 3 4 5
1Koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan pihak sekolah
2Penyediaan sarana dan prasarana penunjang kegiatan
3 Materi + perkenalan 4 Materi + games 5 Pembuatan apotik hidup 6 Menonton film lingkungan 7 Pemesanan booklet
8Menonton dokumentasi + pembagian booklet sadar lingkungan + perpisahan
9 Pembuatan laporan
J. RANCANGAN BIAYA
J.1 Biaya Langsung
RincianHarga Satuan
(Rp)Banyak
Jumlah(Rp)
Tempat tabungan penyimpanan uang hasil pegolahan sampah 15.000 6 90.000Tempat Sampah ukuran 30 cm 35.000 42 1.470.000Bak sampah besar( dibuat dari batu bata dan bahan bangunan lain bentuk seperti tempat penyimpanan air ) 500.000 6 3.000.000Pembuatan apotik hidup + Bibit tanaman untuk apotik hidup + mediasi + pupuk 300.000 2 600.000Stiker 2000 40 80.000Alat Tulis Kantor
a. Buku agenda 15.000 2 30.000b. Pulpen 22.500 / (lusin) 2 45.000c. Spidol untuk masuk ke kelas 9.000 4 36.000
d. Hadiah untuk siswa green 60.000
9 ( diambil 3 orang terbaik setiap sekolahnya) 540.000
RincianHarga Satuan
(Rp)Banyak
Jumlah(Rp)
8
e. Plakat siswa peduli lingkungan 40.000 3 120.000
CD entang lingkungan 60.000 4 240.000Penyewaan LCD 250.000 2 X 500.000Booklet 750 300 225.000Buku kenang kenangan kegiatan 35.000 10 350.000Total 7.326.000
J.2 Biaya tidak langsung
RincianHarga Satuan
(Rp) Banyak JumlahBensin ( transportasi ) 4500 100 liter 450.000Konsumsi untuk rapat dengan pihak sekolah terkait 13.500