ANALISIS ETIKA PENYELENGGARAAN WORLD CUP 2014 DI BRAZIL
(Menggunakan Pendekatan Utilitarian, Right, dan Justice)
Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok Etika Bisnis
Dosen Pengampu : Sudiyanti, M.Sc.Disusun oleh :
Rivan Hamdani
12/330630/EK/18816Danar Setiyo Utomo 12/332995/EK/19011
Septaria Dinda Putri
12/336326/EK/19189
Khrisna Dewantara
13/346512/EK/19323
Yeni Eka S.
13/346449/EK/19308
Milka Viona R.13/346470/EK/19313JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA2014BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Piala dunia yang diselenggarakan setiap 4 tahun sekali merupakan
tradisi yang sudah ada sejak 1930 di Uruguay dan berhenti selama 12
tahun karena perang dunia. Piala Dunia pada tahun 2014 diadakan di
Brazil dengan biaya yang mencapai US$ 14 miliar atau sekitar 168
triliun yang ditaksir kurang lebih 6,8% dari utang pemerintah
Indonesia. Tercatat hingga akhir Mei 2014 mencapai Rp2.461,36
triliun (sumber : finance.detik.com)
Biaya penyelenggaraan World Cup 2014 mencapai US$ 14 miliar atau
Rp 168 triliun. Angka ini setara dengan kurang lebih 6,8% dari
jumlah utang pemerintah Indonesia. Marketing Manager Lamudi,
Christiana Joan dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/7/2014)
pada detik.com mengatakan uang yang dihabiskan untuk Piala Dunia
2014 juga setara dengan 5,6 kali lipat nilai investasi seluruh
pengembang properti di Indonesia pada 2013. Bahkan, besarnya biaya
tersebut juga setara dengan biaya produksi batu bara per tahunnya
di Indonesia atau sekitar 40 persen dari total produksi batu bara
pada tahun 2013, yang mencapai 421 juta metrik ton.
Berbagai kalangan mungkin cukup gemas dengan hal seperti ini,
apalagi jika dibandingkan dengan kesejahteraan bagi rakyat, uang
sebanyak itu bisa untuk mengentaskan kemiskinan atau pelayanan
sosial yang ditingkatkan. Tentunya piala dunia yang diselenggarakan
di Brazil mempunyai banyak sekali sisi positif dan negatif yang
dirasakan, baik oleh negara itu sendiri atau negara yang
disekitarnya, atau bahkan mendunia.
Hal inilah yang menarik penulis untuk mengidentifikasi di ranah
etika bisnis terselenggaranya World Cup di Brazil pada tahun 2014
ini, dengan acuan berbagai studi pustaka, sumber dari internet,
atau juga wawancara pendapat kepada teman di sekitar penulis dalam
pendapatnya mengenai World Cup yang diselenggarakan.1.2 Rumusan
Masalah
1.2.1 Apa yang menyebabkan masyarakat Brazil menolak
terselenggaranya piala dunia 2014 di Brazil?
1.2.2 Apakah penyelenggaran World Cup 2014 di Brazil
beretika?1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Mengetahui apa saja yang menyebabkan masyarakat Brazil
menolak terselenggaranya piala dunia 2014 di Brazil.
1.3.2 Mengetahui etis atau tidaknya menggunakan pendekatan
utilitarian, right dan justice, tentang World Cup 2014 yang
diselenggarakan di Brazil1.4 Batasan Masalah
Dalam membuat rumusan masalah, kami membatasi beberapa ranah
karena terbatasnya informasi dan identifikasi. Hal tersebut tertera
sebagai berikut.1.4.1 Negara lain yang dimaksud adalah Indonesia,
di samping kami warga negara Indonesia, kami juga mempunyai
beberapa pengalaman disekitar kami dibandingkan kami
mengidentifikasi negara lain yang belum tentu kebenarannya.
1.4.2 Analisis beretika atau tidak menggunakan 3 pendekatan
etika bisnis, yakni pendekatan utilitarian, right dan justice.BAB
II
LANDASAN TEORI
Menurut Manuel G. Velasquez, dalam buku Business Ethics, etika
merupakan suatu disiplin ilmu yang membahas tentang suatu moral
standard seseorang atau moral standard masyarakat untuk
mengevaluasi alasan dari diberlakukannya moral standard tersebut
serta implikasinya.
Sesuatu dapat dinilai beretika atau tidak dengan menggunakan
tiga pendekatan, yaitu pendekatan utilitarian yang menyatakan bahwa
sebuah tindakan dianggap beretika apabila jumlah manfaat yang
dihasilkan dari tindakan tersebut lebih besar dari jumlah biaya
yang harus dikeluarkan untuk tindakan tersebut.
Pendekatan yang kedua adalah right yang menyatakan bahwa sebuah
tindakan dianggap beretika apabila tindakan tersebut dapat memenuhi
hak-hak yang dimiliki oleh individu.
Pendekatan yang ketiga adalah justice yang menyatakan bahwa
sebuah tindakan dapat dikatakan beretika apabila tindakan tersebut
mendistribusikan manfaat dan beban secara adil pada pihak-pihak
yang terkait.BAB III
PEMBAHASAN3.1. Sejarah Piala Dunia
Piala Dunia merupakan kompetisisepak bolainternasionalyang
diikuti olehtim nasional putrasenior anggotaFdration Internationale
de Football Association(FIFA), badan pengatur sepak bola dunia,
diselenggarakan setiap empat tahun sekali sejaktahun 1930.
Format turnamen diikuti oleh 32 tim yang bersaing memperebutkan
gelar juara di di negara tuan rumah dalam waktu sekitar satu bulan.
Untuk mendapatkan 32 tim yang akan berlaga di Piala Dunia, diadakan
tahap kualifikasiyang diselenggarakan untuk memutuskan jumlah
tempat yang diberikan kepada masing-masing zona benua, umumnya
didasarkan pada kekuatan relatif tim-tim dalam konfederasi.
Pada awalnya, Piala Dunia diselenggarakan oleh negara-negara
yang dipilih melalui kongres FIFA. Pemilihan lokasi ini seringkali
kontroversial karena Amerika Selatan dan Eropa, dua pusat kekuatan
utama sepak bola, berjarak sangat jauh dan perjalanannya
menghabiskan waktu tiga minggu dengan kapal laut. Untuk menghindari
kontroversi yang mungkin terjadi di masa depan, FIFA mulai
menerapkan pola tuan rumah bergiliran antara Eropa dan Amerika,
yang tetap digunakan sejak tahun 1958 hingga tahun 1998.3.2.
Overview Case
Pada perhelatan Piala Dunia di brazil tahun 2014 menuai banyak
kontroversi dari kalangan masyarakat Brazil sendiri. Dikarenakan
biaya yang FIFA berikan kepada Brazil masih jauh dari cukup untuk
memenuhi kualitas standart dari FIFA sebagai penyelenggara World
Cup. Sehingga pemerintah Brazil harus mengeluarkan lagi setidaknya
$12 milyar dollar dari anggaran Negara mereka sendiri. Pengeluaran
ini diklaim sebagai spending terbesar dalam penyelenggaraan Piala
Dunia sepanjang sejarah sejak digelar tahun 1930. Hingga hal ini
pada akhirnya menimbulkan protes dari warga Brazil sendiri. Sekitar
48% warga Brazil menolak Piala Dunia digelar dinegaranya. Ternyata
jika kita melihat dari perspektif masyarakat Brazil, ada sesuatu
yang salah terjadi di negaranya saat ini. Banyak kepentingan
masyarakat Brazil yang dikorbankan demi penyelenggaraan event
ini.Banyak masalah yang sudah ada di Brazil sebelum penyelenggaraan
World Cup ini, kemudian ditambah dengan pengeluaran secara besar
besaran demi terselenggaranya Piala Dunia. Sampai akhirnya,
kesabaran masyarakat Brazil mencapai batasnya sehingga mereka
sampai melakukan protes secara besar besaran. Masyarakat Brazil
mengatakan bahwa sebenernya ada kebutuhan yang lebih mendesak yang
seharusnya dipenuhi pemerintah Brazil, yaitu memenuhi kebutuhan
pendidikan dan kesehatan yang masih jauh dibawah standar.Terjadi
banyak demonstrasi besar ketika persiapan piala dunia terjadi,
banyak orang berharap bahwa Piala Dunia dibatalkan untuk
diselenggarakan di Brazil., hingga terjadi kerusuhan Di Sao Paulo
hingga Polisi sampai menembakkan peluru karet dan gas air mata ke
para pengunjuk rasa yang mengakibatkan 55 orang terluka dan menahan
40 orang, selain itu di Rio de Janeiro dan kota kota lainnya sempat
terjadi kerusuhan. Namun, sayangnya tidak ada tanggapan yang serius
dari pemerintah dan dunia di balik keprihatinan yang terjadi,
hingga pada akhirnya para demonstran ini mencari cara agar mendapat
simpati dan dapat disorot oleh Dunia. Hingga pada akhirnya para
Demonstran membuat pemukiman yang terbuat tenda tenda plastic yang
dekat dengan Stadion, terdapat 3000 penduduk yang ikut dalam
demonstrasi tersebut.
Mereka menilai bahwa ini adalah kesempatan bagi mereka agar
suaranya tidak hanya didengarkan namun juga ada tindak lanjut dari
pemerintah Brazil. Mereka menamakan gerakan para demonstran ini
sebagai Peoples Cup. Kenaikan harga pada kebutuhan sehari hari,
transportasi, serta sewa tempat tinggal menjelang Piala Dunia ini
mencekik warga Brazil yang sudah tersiksa sebelumnya. Hal ini
memaksa beberapa orang untuk pindah dari perkotaan hingga memaksa
menepi ke daerah pinggiran kota.Masyarakat mengatakan mereka akan
terus melaksanakan aksinya ini sampai ada tindak nyata yang
dilakukan pemerintah untuk menanggulangi permasalahan ini yaitu
rumah bersubsidi. Permasalahan yang lain adalah pemerintah Brazil
sudah dikenal sebagai pemerintah yang korup. Sehingga masyarakat
menilai adanya indikasi penggelembungan anggaran bagi pemenuhan
fasilitas Piala Dunia dan keuntungan yang didapat dari
penyelenggaraan Piala Dunia juga tidak berdampak langsung kepada
masyarakat sedangkan keuntungan hanya akan dinikmati beberapa
golongan saja, melainkan pada tingkat pemerintah dan kalangan elite
politik mereka.3.3. Data Pendukung :
3.3.1. Angka kriminalitas di Brazil
TEMPO.CO Angka K, Rio de Janeiro - Tingkat kejahatan di Rio de
Janeiro, Brasil, semakin meningkat. Padahal, kota ini akan menjadi
tuan rumah Piala Dunia 2014 pada Juni hingga Juli mendatang.
Menyikapi hal itu, para pejabat setempat memutuskan akan
menempatkan tambahan 2.000 personel polisi di jalanan rawan di Rio
untuk keamanan ekstra.Data statistik dari Institute Keamanan
Republik Negara bagian Rio de Janeiro menunjukkan bahwa perampokan
di jalanan pada kuartal pertama melonjak 44 persen menjadi 10.154
dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Diperkirakan angka
kemiskinan yang cukup tinggi di Rio menyebabkan masyarakat nekat
melakukan pencurian.
Selain itu, masih sering terjadi baku tembak antara polisi dan
geng narkoba di sekitar kota kumuh Rio dalam beberapa bulan
terakhir. Tak hanya di kota kumuh, kejahatan juga rawan terjadi di
daerah wisata, seperti di pantai Copacabana dan dekat Stadion
Marcana.Angka kejahatan di Rio yang cukup tinggi dikhawatirkan akan
membuat Brasil mendapat nilai merah dari wisatawan. Belum lagi
prediksi bahwa sejumlah stadion tidak akan selesai tepat waktu
untuk melangsungkan perhelatan sepak bola terbesar tahun ini.3.3.2.
Angka Korupsi dan Kemiskinan di Brazil
Apabila angka yang dikatakan FIESP mengenai tingkat korupsi di
Brazil dapat dipercayai, kita dapat mebgatakan bahwa pada tahun
2013 ada selisih uang dari $32 milyar dan $53,1 milyar bisa dikatan
sebagai korupsi. Apabila uang tersebut dapat dialokasikan untuk
pendidikan di Brazil maka para siswa sekolah dasar yang dapat
meningkat di Brazil dapat menignkat dari 35,5 juta jiwa menjadi 51
juta jiwa.
Apabila uang tersebut dialokasikan pada system kesehatan untuk
publik makan uang tersebut dapat meningkatkan jumlah tempat tidur
yang tersedia di seluruh rumah sakit Brazil dari 367.397 tempat
tidur ke 694.409 tempat tidur. Uang tersebut juga dapat memberikan
2,9 juta warga Brazil rumah yang layak.
Sebuah studi yang diterbitkan di Brazil mendapatkan bahwa
sepertiga penduduk negara itu, atau sekitar 58 juta orang,
berpenghasilan kurang dari satu dolar sehari atau sekitar 8 ribu
rupiah, dan digolongkan sebagai sangat miskin, serta memiliki
pendidikan serta kesejahteraan masyarakat yang rendah.
Dalam membahas dan menganalisis kasus ini, penulis menggunakan
tiga pendekatan pada etika bisnis yang kemudian dipaparkan sebagai
berikut,3.4 Utilitarian
Pendekatan Utilitarian adalah pendekatan etika yang menilai
suatu aktifitas atau kebijakan dikatakan beretika apabila
keuntungan yang didapatkan oleh semua pihak yang terkait dari suatu
aktifitas atau kebijakan tersebut lebih besar dibandingkan cost
yang dikeluarkan. Pada prinsipnya pandangan ini menekankan pada
Greater goods, for greatest people.
Terkait dengan diadakannya piala dunia di Brazil banyak
keuntungan yang didapatkan oleh Brazil, dari mulai sektor
pariwisata yang semakin terkenal dimata dunia, hal ini akan
meningkatkan devisa negara, keuntungan lain yaitu banyaknya
infrastruktur yang diperbaiki yang akan memberikan banyak benefit
untuk masyarakat Brazil dan pemerintahan Brazil kedepannya, selain
itu banyak lapangan pekerjaan baru yang dapat dimanfaatkan oleh
warga negara Brazil, namun disisi lain tentunya ada cost yang harus
dibayarkan.
Banyak warga Brazil yang beranggapan bahwa piala dunia ini malah
membawa masalah bagi mereka, para masyakarat yang menggerakan
peoples camp ini adalah contohnya, mereka sengaja membuat
tenda-tenda plastic dipelataran stadion sebagai salah satu bentuk
protes, mereka banyak kehilangan rumahnya dikarenakan tidak mampu
membayar ongkos sewa rumah yang belakangan naik hingga dua kali
lipat sejak stadion didirkan, tidak hanya sewa rumah namun harga
makanan dan minuman pun semua naik. Mereka melakukan protes ini
dengan harapan pemerintah memberikan rumah subsidi untuk mereka
dengan memanfaatkan momen piala dunia ini agar pemerintah
memperhatikan protes yang mereka lakukan.
Dengan melihat dari sudut pandang utilitarian kami menganggap
dengan diadakannya piala dunia di Brazil ini adalah hal yang etis,
mungkin memang masyarakat merasa dirugikan dengan banyak harga yang
naik, namun kita tentunya tidak bisa menyenangkan semua orang dalam
hal ini, keputusan pemerintah Brazil untuk mengadakan World Cup di
negaranya memiliki benefit yang lebih banyak, walopun ada beberapa
yang merasa kesulitan namun dalam jangka panjang dengan diadakannya
piala dunia ini membawa banyak hal positif untuk negara dan
tentunya untuk masyarakat, seperti infrastruktur yang semakin baik
yang dapat menunjang kehidupan para masyrakat kedepannya. 3.5
Right
Pendekatan right dalam etika bisnis merupakan teori yang
menyatakan bahwa setiap tindakan harus didasarkan atau
memperhatikan hak-hak yang dimiliki individu. Terdapat beberapa
jenis hak yang dapat dimilki individu, yaitu negative right yang
merupakan kewajiban pihak lain untuk tidak ikut campur dalam
tindakan yang dilakukan oleh individu yang memilki hak tersebut,
positive right yang merupakan kewajiban pihak lain untuk
menyediakan apa yang dibutuhkan individu yang memiliki hak tersebut
untuk mencapai tujuannya, serta contractual right yang merupakan
hak dan kewajiban yang ditentukan oleh kontrak dan batasan
tertentu. Selain itu juga terdapat legal right yang merupakan hak
individu yang diatur dalam undang-undang suatu negara.
Pemerintah Brazil memiliki kewajiban untuk menjamin pembangunan
nasional seperti yang telah diatur dalam konstitusi Brazil artikel
ketiga, bagian kedua sebagai berikut,
TITLE I. FUNDAMENTAL PRINCIPLE
Article 3.The fundamental objectives of the Federative Republic
of Brazil are:I. to build a free, just and solidary society;II. to
guarantee national development;III. to eradicate poverty and
substandard living conditions and to reduce social
and regional inequalities;IV. to promote the well-being of all,
without prejudice as to origin, race, sex,
colour, age and any other forms of discrimination. Berdasarkan
kewajibannya tersebut, pemerintah Brazil memiliki negative right
untuk menentukan strategi pembangunan nasional seperti apa yang
akan mereka laksanakan dan salah satu caranya melalui dukungan
terhadap penyelenggaraan World Cup 2014. Menurut pemerintah Brazil,
World Cup ini dapat menghasilkan keuntungan dan pembangunan
infrastruktur menjadi bentuk pembangunan nasional untuk jangka
panjang seperti yang telah dijelaskan melalui pendekatan
utilitarian.
Brazil memang merupakan negara demokrasi dengan rakyat sebagai
pemegang kedaulatan, namun dengan adanya World Cup ini penduduk
Brazil terbagi menjadi dua sisi, yaitu pihak yang mendukung dan
pihak yang menolak World Cup sehingga butuh pihak ketiga sebagai
penengah. Dalam hal ini, pemerintah memilki hak negatif dan
otoritas sebagai pihak pengambil keputusan apakah mereka akan
mendukung atau menolak World Cup. Keputusan yang diambil oleh
pemerintah Brazil adalah mendukung World Cup sesuai dengan
pertimbangan keuntungan yang telah dibahas dalam pendekatan
utilitarian. Keputusan ini kemudian tidak dapat diganggu gugat oleh
pihak manapun, sehingga penyelenggaraan World Cup dianggap etis
oleh pemerintah.
Pada tahun 2007 ketika Brazil terpilih untuk menjadi tuan rumah
Piala Dunia 2014, perekonomian Brazil memang sedang mengalami
kenaikan sebesar 4,5% walaupun tingkat kemiskinan dan kriminalitas
masih cukup tinggi. Pemerintah Brazil setuju untuk mengadakan World
Cup untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa Brazil adalah negara
yang mulai maju dan proyek ini dianggap dapat meningkatkan
pendapatan negara. Pemerintah memakai pajak negara untuk membiayai
World Cup, padahal sebenarnya pajak tersebut dapat digunakan untuk
membenahi kemiskinan dan kriminalitas di Brazil. Kemudian pada
tahun 2011, Brazil mengalami penurunan GDP akibat menurunnya
aktivitas industri di Brazil. Pemerintah kemudian memutuskan untuk
mengurangi beberapa anggaran negara agar tetap dapat membiayai
World Cup 2014 yang dianggap sebagai piala dunia termahal. Apabila
dilihat dari pihak masyarakat, terdapat sebagian masyarakat yang
dirugikan dari penyelenggaraan World Cup. Masyarakat Brazil
memiliki legal right yang telah diatur dalam konstitusi Brazil
artikel ketiga bagian ketiga sebagai bentuk hak sosial, di mana
pemerintah wajib untuk memberantas kemiskinan dan kondisi hidup di
bawah standar, serta mengurangi kesenjangan sosial dan regional.
Selain itu masyarakat Brazil juga memiliki hak sosial yang diatur
dalam konstitusi chapter kedua, artikel keenam sebagai
berikut,TITLE I - FUNDAMENTAL PRINCIPLE
CHAPTER II SOCIAL RIGHTSArticle 6. Education, health,
work,habitation, leisure, security, social security, protection of
motherhood and childhood, and assistance to the destitute, are
social rights, as set forth by this ConstitutionDari adanya World
Cup ini pemerintah memang mendapatkan keuntungan yang besar, namun
dalam pembiayaannya pemerintah justru mengurangi anggaran kesehatan
dan pendidikan yang menjadi hak sosial rakyat Brazil. Pemerintah
juga tidak memberikan solusi untuk pembangunan fasilitas pendidikan
dan kesehatan yang terhambat selama World Cup.Momen World Cup ini
juga menyebabkan pedagang menaikkan harga barang-barang di Brazil
hingga terjadi kenaikan sebesar 400% yang dapat menyebabkan
inflasi. Kenaikan harga-harga juga tidak disertai dengan perbaikan
lapangan kerja dan peningkatan gaji pegawai sehingga hak masyarakat
untuk mendapat kesejahteraan tidak terpenuhi, khususnya rakyat
miskin.
Selain itu, ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup akibat
kenaikan harga juga menyebabkan banyak warga Brazil yang melakukan
demonstrasi dan terjadi perkelahian dengan pihak aparat keamanan.
Banyak juga terjadi pencurian, perampokan, serta tindakan
kriminalitas lainnya karena banyak warga miskin yang tidak mampu
membeli barang-barang dan memutuskan untuk mencuri. Hal ini
mengganggu keamanan yang menjadi hak penduduk Brazil. Keamanan para
wisatawan pun juga turut terganggu. Pemerintah kembali mengeluarkan
dana yang cukup besar senilai US$ 840 juta untuk biaya keamanan.
Fenomena-fenomena tersebut mengindikasikan bahwa pemerintah lebih
mengutamakan kesuksesan World Cup daripada kebutuhan rakyatnya
sehingga hal ini dapat dianggap tidak etis dilihat dari pihak
masyarakat, khususnya masyarakat kurang mampu yang merasakan dampak
World Cup secara langsung.
3.6 Justice
Piala Dunia pada tahun 2014 diadakan di Brazil dengan biaya yang
mencapai US$ 14 miliar atau sekitar 168 triliun dengan income
tentunya mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi, Bahkan rakyat
yang mempunyai kedaulatan pun juga banyak yang protes dengan cara
membuat tenda di sekitar pembangunan beberapa stadion. Protes yang
dilandasi oleh adanya peningkatan harga sewa tanahKeraguan
masyarakat Brasil mengenai pernyataan bahwa Piala Dunia bisa
memajukan ekonomi sempat didukung oleh lembaga pemeringkat Moodys
Investor Services yang menyatakan pembangunan infrastruktur yang
dilakukan tidak seberapa dibandingkan ekonomi Brasil yang mencapai
US$ 2 triliun (Rp 20 ribu triliun), dan keuntungannya pun hanya
akan berlangsung sekejap (dikutip dari
vibiznews/RegiFirmansyah).Hukum di Brazil Chapter II mengenai
SOCIAL WELFARE, isinya dinyatakan sebagai berikut.Article
194.Social welfare comprises an integrated whole of actions
initiated by the Government and by society, with the purpose of
ensuring the rights to health, social security and assistance.Sole
paragraph - It is incumbent upon the Government, as provided by
law. to organize social welfare, based on the following
objectives:
i. Universality of coverage and service;
ii. Uniformity and equivalence of benefits and services for
urban and rural populations;
iii. Selectivity and distributiveness in the provision of
benefits and services;
iv. Irreducibility of the value of the benefits;
v. Equitable participation in funding;
vi. Diversity of the financing basis;
vii. Democratic and decentralized character of management,by
means of a four-parties administration, with the participation of
workers, employers, retired personsand the Government in the
collective bodies.
Clause VII amended by CA 20, December 15th 1998, which included
the reference to the Government.Pada Undang-Undang ini menjelaskan
bahwa kesejahteraan sosial merupakan prakarsa bersama, yakni antara
pemerintah dan rakyat, dan dengan tujuan penjaminan hak atas
kesehatan dan lain-lain. Tapi dalam kasus ini rakyat yang sudah
menuntut pun sampai harus membuat tenda di sekitar stadion agar
dunia tahu bahwa disamping penyelenggaraan World Cup ini tidak
diiringi dengan kesejahteraan sosial yang dirasakan oleh rakyat.The
Dark Knight holds a placard reading: 'We want education, health,
schools and hospitals at Fifa standards' on 15 May 2014.
Berdasarkan foto-foto di atas, Eron Morais de Melo, seorang
dokter gigi yang berpose Metro favela -Rio on 10 January 2014
mengemukakan pendapatnya yang menuntut perbaikan dan peningkatan
pelayanan akan pendidikan (sekolah) dan rumah sakit (rumah sakit)
di luar adanya FIFA WORLD CUP 2014. Keadilan disini belum merata,
dalam hal ini mungkin dipandang dari pemerintah dalam jangka
panjang, investasi akan pembangunan stadion dan infrastruktur
sebagai pendukung dari World Cup memang ada, tapi dari segi
masyarakat dimana mereka harus membayar sewa yang lebih tinggi
dirasa tidak cukup adil. Padahal, dari segi keadilan, harus ada
pendistribusian yang merata.
Article 196. Health is a right of all and a duty of the State
and shall be guaranteed by means of social and economic policies
aimed at reducing the risk of illness and other hazards and at the
universal and equal access to actions and serv ices for its
promotion, protection and recovery.
Article 197. Health actions and services are of public
importance, and it is incumbent upon the Government to provide, in
accordance with the law, for their regulation, supervision and
control, and they shall be carried out directly or by third parties
and also by individuals or private legal entities.
Jaminan kesehatan juga dituntut oleh para protester yang
mendatangi stadion langsung walaupun sedang berlangsung. Protes
terjadi karena masih ada beberapa kasus terkait dengan pelayanan
kesehatan. Kasus yang baru-baru terjadi pada April 2014 lalu Rumah
Sakit Pedro Ernesto di Rio de Janeiro di mana ada penemuan sekitar
40 jasad bayi yang ada di lemari pendingin di rumah sakit. Hal ini
menurut Direktur rumah sakit, Rodolfo Acatuassu Nunes pun
memaparkan pada salah satu stasiun televisi di Brazil bahwa
kematian yang terjadi pun tidak ada klaim oleh keluarga si
bayi.Ketidakadilan yang ada juga terjadi pada suku asli dari Brazil
yakni suku Indian dan lebih lagi suku Guarani yang merupakan suku
indigenous di Brazil. Dalam undang-undang yang ada di Brazil
berbunyi seperti berikut.CHAPTER VIII - INDIANS
Article 231.Indians shall have their social organization,
customs, languages. creeds and traditions recognized, as well as
their original rights to the lands they traditionally occupy, it
being incumbent upon the Union to demarcate them, protect and
ensure respect for all of their property.Paragraph 1 -Lands
traditionally occupied by Indians are those on which they live on a
permanent basis, those used for their productive activities, those
indispensable to the preservation of the environmental resources
necessary for their well-being and for their physical and cultural
reproduction, according to their uses, customs and traditions.
Paragraph 2 - The lands traditionally occupied by Indians are
intended for their permanent possession and they shall have the
exclusive usufruct of the riches of the soil, the rivers and the
lakes existing therein.
Paragraph 3 - Hydric resources, including energetic potentials,
may only be exploited, and mineral riches in Indian land may only
be prospected and mined with the authorization of the National
Congress, after hearing the communities involved, and the
participation in the results of such mining shall be ensured to
them, as set forth by law.
Paragraph 4 - The lands referred to in this article are
inalienable and indisposable and the rights thereto are not subject
to limitation.
Paragraph 5 - The removal of Indian groups from their lands is
forbidden. except ad referendum of the National Congress, in case
of a catastrophe or an epidemic which represents a risk to their
population, or in the interest of the sovereignty of the country,
after decision by the National Congress, it being guaranteed that,
under any circumstances, the return shall be immediate as soon as
the risk ceases.Paragraph 6 - Acts with a view to occupation,
domain and possession of the lands referred to in this article or
to the exploitation of the natural riches of the soil, rivers and
lakes existing therein, are null and void, producing no legal
effects, except in case of relevant public interest of the Union,
as provided by
a supplementary law and such nullity and voidness shall not
create a right to indemnity or to sue the Union, except in what
concerns improvements derived from occupation in good faith, in the
manner prescribed by law.
Paragraph 7 - The provisions of article 174, paragraphs 3 and 4,
shall not apply to Indian lands.
Article 232.The Indians, their communities and organizations
have standing under the law to sue to defend their rights and
interests, the Public Prosecution intervening in all the procedural
acts.
Secara garis besar, ada perlindungan khusus dari pemerintah
(seharusnya) mengenai suku asli Brazil ini mengenai kemerdekaan
lahannya. Namun yang dibahas dalam hal ini adalah protester dari
suku Indian pada saat pertandingan sedang berlangsung. Mereka
menuai protes akrena adanya penggunana tanah adat yang digusur
untuk pembuatan infrastruktur penyelenggaraan World Cup mengacu
pada undang-undang penyelenggaran World Cup yang menjelaskan bahwa
harus ada kualitas internasional baik akses, infrastruktur, dan
juga stadion minimal ada 20 yang bertaraf internasional (kursi pun
juga harus berkualitas).
Mereka protes karena dilansir dari Survival International
menyebutkan bahwa :Coca-Cola, the promoter of the trophy tour and
one of the biggest sponsors of the World Cup, has recently been
dragged into the Guaranis land struggle, as a report revealed that
it is sourcing sugar from US food giant Bunge which in turn buys
sugar cane from farmers who have taken over Guarani land. (dikutip
dari http://www.survivalinternational.org/news/10063)
Dari hal tersebut bahwa terselenggaranya World Cup ini yang juga
disponsori oleh promotor terbesar yakni Coca Cola Company telah
mengambil sumber gula dari Bunge yang merupakan tanah leluhur suku
Guarani. Protes tersebut juga diwarnai dengan adanya protes yang
berkaitan dengan amandemen PEC 215 mengenai demarksasi lahan. Jadi
dalam hal ini, penyelenggaran World Cup 2014 tidak beretika.BAB
IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Menurut tiga pendekatan yang telah kami analisis berdasarkan
pendekatan utilitarian kami berpendapat bahwa piala dunia di Brazil
ini beretika karena benefit yang dihasilkan untuk kedepannya lebih
besar dibandingkan cost yang dikeluarkan.
Menurut pendekatan Right jika dilihat dari hak-hak yang dimiliki
pemerintah kami beranggapan bahwa penyelenggaran piala dunia ini
adalah hal yang etis, karena pemerintah memiliki otoritas untuk
menentukan kebijakan mengenai apa yang baik untuk negaranya, namun
jika dilihat dari sisi masyarakat hal ini tentunya sangat tidak
etis karena banyak hak-hak legal yang dilanggar oleh pemerintah
dengan diadakannya piala dunia di Brazil, seperti hak untuk
mendapat tempat tinggal yang layak, pendidikan dan kesehatan yang
memadai dan lain-lain.
Sementara dengan analisa melalui pendekatan justice jika dilihat
dari sisi masyarakat yang dalam kasus ini tergabung dalam gerakan
peoples camp tentunya tidak etis karena dengan diadakan piala dunia
tersebut mereka kehilangan tempat tinggal dan kesulitan untuk
melanjutkan hidup karena semua biaya hidup yang serba meningkat ,
namun jika dilihat dari sisi pemerintah ini merupakan hal yang etis
karena jika dilihat jangka panjang keputusan ini sebenarnya banyak
memberikan hal positif bagi Brazil dan seluruh warganya, contohnya
dengan infrastruktur yang meningkat dan devisa negara yang naik
pesat karena pamor Brazil yang naik dimata dunia akibat piala dunia
ini.
Jika diambil kesimpulan sebenarnya keputusan pemerintah Brazil
untuk mengadakan piala dunia di Brazil memiliki banyak nilai
positif namun mungkin dampaknya tidak langsung terlihat saat ini
namun untuk masa depan, hal ini dapat dibuktikan dengan naiknya
devisa negara dan peningkatan infrastruktur di Brazil yang tentunya
akan meningkatkan kualitas hidup di masyarakat Brazil di masa
mendatang.4.2 SaranKami memberikan rekomendasi untuk pemerintah
Brazil untuk membangun kembali kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah dengan cara:
Menekan korupsi
Melakukan transparansi dalam setiap pengambilan keputusan
Hal hal diatas dikarenakan kebrutalan dari masyarakat Brazil
sudah tidak bisa ditoleransi, walaupun dicegah dengan meningkatkan
pasukan keaman hal ini malah membuat masyarakat semakin marah
terhadap pemerintah, untuk itu harus dilakukan pendekatan personal
yang lebih halus kepada mereka dengan membuktikan bahwa pemerintah
Brazil dapat dipercaya dengan selalu menginformasikan segala
keputusan yang akan diambil agar tidak ada spekulasi negative dari
masyarakat terhadap pemerintah dan pemerintah juga harus mampu
memberikan pertanggung jawaban yang jelas.
Selain itu kami merekomendasikan untuk mengalokasikan surplus
dari Piala Dunia tersebut untuk membenahi kerugian sosial yang
telah terjadi dimasyarakat, seperti naiknya angka criminal dan
banyaknya masyarakat yang kehilangan tempat tinggal dengan
mendirikan rumah-rumah subsidi untuk mereka. Hal lain yang dapat
dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan menaikkan standar gaji
masyarakat sehingga kejahatan di masyarakat dapat ditekan, hal yang
dapat menunjang ini adalah dengan meningkatkan faisilitas
pendidikan dan kesehatan di masyarakat sehingga masyarakat dapat
berfikir lebih kritis terhadap situasi yang mereka hadapi dan tidak
melakukan hal-hal yang merugikan pemerintah atau radikal.
Kami juga sangat merekomendasikan untuk melakukan tindakan
preventif untuk event-event besar yang akan diadakan di Brazil di
masa mendatang seperti Olimpiade di tahun 2016 untuk melakukan
sosialisasi yang jelas mengenai dampak dari event-event tersebut
agar peristiwa semacam peoples camp ini tidak akan terulang di masa
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKAVelasquez, M. G., 2012. Business Ethics : Concepts
and Cases. 7th ed. New Jersey:
Pearson.http://data.worldbank.org/indicator/NY.GDP.MKTP.CD/countries/BR?display=default
http://edition.cnn.com/2014/06/11/world/americas/brazil-world-cup-tent-city/
http://economy.okezone.com/
http://m.bisnis.com/quick-news/read/20140922/18/259250/ekonomi-brasil-implementasi-reformasi-dinilai-gagal-ini-tandanyahttp://vibiznews.com/2014/07/18/world-cup-di-brasil-berakhir-tim-samba-berduka-dan-pemerintah-terancam-rugi/
http://www.okehit.com/bola/2014/07/14/piala-dunia-2014-memakan-dana-rp-162-triliun/http://www.statista.com/http://www.survivalinternational.org/news/10063http://www.telegraph.co.uk/sport/football/world-cup/10882116/World-Cup-2014-report-highlights-dangers-awaiting-fans-in-Brazil.html
http://www.tempo.co/
http://www.v-brazil.com/government/laws/constitution.html