Top Banner

of 29

PI Psikologi Penting Rafi

Jul 19, 2015

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

BAB I PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen untuk menilai secara umum dan cedera diri yang berfokus pada penggunaan internet. Subjek adalah seorang siswa SMA di SMA suasta subjek sering mencari informasi seputar hobinya bermain game dan chating serta online. Ini terbentuk dari pelariannya terhadap kesepian karena dia hanya tinggal dengan ayahnya, subjek adalah seorang anak laki-laki berusia 17tahun. Dia terbiasa dengan internet dan menyukai hal-hal eksterim dan tantangan, dari luar lingkungan subjek terlihat pendiam, dan tidak banyak beraktvitas dengan orang, tapi di dunia maya, dia menampilkan ini diri saya, saya sebenarnya tapi pada kenataannya sehari-hari dia tidak seperti itu. Kegemaranya bermain game, berbau kekerasan dan simulasi perang, online dengan teman di dunia maya yang belum dia temui. Subjek adalah salah satu orang darai berjuta pengguna yang kecanduan akibat layanan nternet, tiada hari tanpa internet, sampai-sampai bolos sekolah, dan tidak pernah mengerjakan tugas karena internetan tiada habis-habisanya. Subjek tinggal dengan ayahnya setelah ibunya cerai dengan ayahnya karena ibunya selingkuh. Dari kecil subjek terbiasa sendri, ayahnya bekerja sebagai TNI dan Ibunya sering keluar menghabiskan uang ayahnya mencari hiburan sendri tanpa punya waktu untuk subjek. Dan ayah subjek tidak tahu ibunya sering berpergian dan mencari hiburan. Subjek adalah anak sematwayang. Subjek selalu merasa kesepian mengalihkan kesepian itu dengan bermain internet game online, dan chating. Subjek di jejaring social fb memiliki teman chating seorang wanita yang tidak pernah ia temui, wanita tersebut berumur 25tahun. subjek dan wanita tersebut berpacaran di dunia maya dan via sms dan telefon mereka tiadak pernah bertemu karena jarak daerah yang jauh subjek di depok jawa barat sedangkan wanita itu anak Kalimantan. Mereka bersatus berhubungan sudah 5bulan, sehari saja tidak ada komunikasi langsung saja gelisah dan tidak berkonsentrasi dengan sekolahnya. Di merasa nyaman berkomunikasi di dunia maya, seakan punya teman untuk berbagi walaupun umur mereka sangat cukup jauh dan mereka tidak pernah bertemu. Setelah1

berpacaran 7bulan lamanya, subjek dan wanita tersebut putus, itu di karnakan wanita itu ingin mengakkhiri hubungannya, tapi subjek tidak mau bersih keras, hingga ingin menyusul wanita tersebut ke Kalimantan. Dan wanita itu bilang, saya tidak bisa dengan anda lagi karena saya mau menikah, anda hanya saya anggap sebagai adik saya selama ini. Padahal kenyataannya yang dianggap subjek dia berstatus pacaran, di merasanyaman, di perhatikan, sellau di ingatkan dan itu yang membuat subjek tidak bisa melepasan wanita tersebut, karena kesal memikirkan hal tersebut subjek sedih, semakin tidak focus dengan sekolahnya, sering diam, marah dan sensitive, tidak respek pada kedaan di sekitarnya. Sampai kondisinya tergangu. Subjek merasa pusing, dan strees, depresi patah hati dan kekecewaan teramat dalam. Tiada tempat untuk dia berani berbagi dan bercerita, tekanan sakitnya kepala kian lama- kian membuatnya tidak nyaman, subjek mengonsumisi obat secara berlebihan, tetapi subjek tetap tidak bisa menghapus rasa kesedihannya, dia terus mencoba bermain games, tapi tetap saja tidak bisa mengaalihkan rasa kekecewaannya, selanjutnya dia mencoba mencari teman di dunia maya lagi, tapi wanita tersebut selalu menghantui pemikirannya, dia mencoba melupakan wanita tersebut hampir 4bulan lamanya. Tapi tetap tidak bisa, kekesalan semakin memuncak, dia sering melakukan hal yang menyakiti dirinya, menyat-nyat tubuhnya, lalu membenturkan kepalanya, minum obat puyer sakit kepala secara berlebihan hidupnya benar-benar tidak sehat. Suatu hari ayahnya mengetahui bahwa dia melakukan menyat-nyat tubuhnya setelah ada pemeriksaan di sekolah saat di sekolah ada raziah pakaian dan rambut. Ayah subjek sangat terkejut, di Tanya soal mengapa begitu, subjek bilang itu terjadi karena kecelakan. Subjek terkena pecahan kramik. Tapi setelah di Tanya lebih dalam subjek mengakui bahwa dia sendri yang melakukan tersebut, kalau di Tanya apa sebab akbibatnya subjek tidak mau berkomentar. Tapi ayahnya tahu akhirnya setelah memeriksa anaknya ke psikiater bahwa anaknya memikiki kecendrungan untuk melakukan self injury, di mana subjek sering menyakiti dirinya dengan menyat-nyat tubuhnya serta minum obat secara berlebihan. Secara ringkas self injury didefinisikan sebagai mekanisme coping yang digunakan seorang individu untuk mengatasi rasa sakit secara emosional atau menghilangkan rasa kekosongan kronis dalam diri dengan memberikan sensasi pada diri sendiri. Self injury merupakan mekanisme coping yang kejam dan merusak namun banyak orang melakukannya karena memang mekanisme tersebut bekerja dan2

bahkan bisa menyebabkan kecanduan. Dalam pendefinisian lain dikatakan bahwa self injury merupakan segala tindakan melukai diri sendiri yang dilakukan secara sengaja tanpa adanya maksud membunuh dirinya ataupun tidak berhubungan dengan kepentingan estetika (misal tato) dan sanksi sosial dengan tujuan membebaskan diri dari distres emosional. Rasa sakit secara fisik lebih mudah dihadapi ketimbang sakit secara psikis sebab sakit secara fisik nampaknya lebih nyata. Nyeri fisik dapat membuktikan pada seseorang bahwa rasa sakit yang dirasakan secara emosional memang benar dan nyata. Perilaku ini dapat membawa ketenangan dan membangunkan seseorang. Namun demikian self injury hanya menyebabkan pembebasan yang bersifat sementara dan tidak mengatasi akar permasalahannya. Hingga akhirnya seseorang yang pernah melakukannya akan memiliki kecenderungan untuk mengulanginya dengan peningkatan pada frekuensi dan derajat kerusakan secara fisik yang ditimbulkannya. Self injury dalam istilah lain dikenal sebagai self harm (SH), self-inflicted violence (SIV), dan self-mutilation walaupun oleh sebagian besar orang definisi yang terakhir dianggap kurang tepat terutama di kalangan pelakunya. Dalam arti yang lebih luas, self injury meliputi juga fenomena lainnya yang berkaitan dengan pengrusakan tubuh sendiri namun pelakunya melakukan tindakan ini dengan harapan dapat mengatasi atau membebaskan diri dari emosi yang tidak tertahankan atau rasa tak nyaman. Subjek sampai saat ini belum ada perubahan walau sudah di bawa ke psikiater. 2.2 Rumusan Masalah 1. Apakah yang mendorong seseorang tersebut menggunakan internet? 2. Mengapa anak itu melakukan self injury sebagai pelarian kekecewaannya karena teman inernet? 3. Apa ya, yang menyebabkan gangguan ini terjadi? 4. Bagaimana mengatasinya?

2.3 Tujuan Penelitian 1. Mengobservasi dan mengidentifikasi penggunaan internet yang melakukan self injury dalam masyarakat. 2. Menjelaskan mengapa sesorang bisa melakukan self injury 3. Sebagai sumber pengetahuan agar kita lebih mengetahui bagaimana seharusnya menggunakan internet itu secara sehat tanpa self injury.

3

2.4 Pembahasan Masalah Sebagai Virtual Informasi saat ini Teman dan Masyarakat menggunakan komputer sebagai kebutuhan sehari-hari telah berkembang pesat selama dekade terakhir. Di antara kaum muda Amerika, 87% menggunakan Internet secara teratur. Internet adalah tempat untuk perawatan kesehatan saran dan kontak interpersonal. Ketersediaan cedera diri Informasi dan perilaku masyarakat seperti terkurung atau stigma. Pada tahun 2005, kami mendokumentasikan lebih dari 400 aktif cedera diri yang berfokus pada papan pesan (Whitlock, Powers, & Eckenrode, 2006); ada lebih dari 500 tahun kemudian. Sebuah query sederhana di Google mesin pencari menggunakan istilah-istilah seperti cedera diri, melukai diri sendiri, atau diri menimbulkan kekerasan, menghasilkan lebih dari satu juta hit. Meskipun tidak mungkin untuk memverifikasi bahwa semua ini adalah link khusus dari apa yang kita ketahui sebagai diri-luka. Di tempat-tempat umum, baik poster dan pengamat harus memutuskan apa yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan kerentanan mereka. Ini sulit, terutama bagi individu yang kurang mengembangkan kapasitas untuk mengatur diri sendiri, seperti remaja muda dan individu rentan terhadap gambar, cerita, atau suara yang membangkitkan keinginan untuk melukai diri sendiri. Internet tampaknya menjadi sangat penting untuk remaja dan dewasa muda. karena dengan pembangunan sosial dan emosional yang sehat maka akan

menciptakan generasi yang sehat pula. Bagi banyak orang, Internet dapat menjadi teman pengganti dan / atau keluarga di mana pengguna dapat mencari mereka yang memberikan inspirasi yang mendukung. Sebuah penelitian laporan diri apakah cedera diri kelompok diskusi mengurangi atau memperburuk perilaku yang merugikan diri sendiri, 37% menunjukkan bahwa ia memiliki efek positif pada perilaku mereka (Murray & Fox, 2006) melalui dukungan upaya mereka untuk menghentikan cedera diri dan / atau melalui peningkatan penerimaan diri. Hanya minoritas (7%) mengindikasikan bahwa mereka percaya kelompok itu menyebabkan peningkatan cedera diri. Seperti pengalaman subjektif positif dari partisipasi adalah marah oleh kemungkinan bahwa partisipasi berkelanjutan dan aktif di komunitas internet secara efektif dapat menggantikan untuk upaya nyata diperlukan untuk mengembangkan hubungan yang positif dan sehat mengatasi. Tidak seperti tatap muka hubungan yang sering membutuhkan bekerja untuk mempertahankan.

4

Hubungan internet mudah sekali pakai, jika satu teman mengecewakan, maka teman banyak teman lain yang klik. Interaksi virtual dapat memberikan arti, ilusi atau nyata, bahwa kebutuhan perkembangan inti untuk masyarakat, keintiman, dan kejujuran terpenuhisetidaknya untuk sementara Selain itu, meskipun banyak orang yang melukai diri sendiri mengungkapkan keinginan yang kuat untuk menemukan hubungan interpersonal yang langgeng, namun mereka sering membutuhkan bantuan dalam melalui sejumlah hambatan, termasuk riwayat trauma dan kekecewaan masa lalu. Kesempatan seperti itu tidak mudah ditemui di Web. Diagnosa, cedera diri paling erat terkait dengan kepribadian borderline gangguan (BPD) karena berfungsi sebagai salah satu dari beberapa kriteria untuk gangguan ini. Meskipun banyak telah mengakui kekurangan dengan dimasukkannya cedera diri sebagai kriteria BPD adalah nilai di sini karena dapat membantu untuk menerangi salah satu alasan bahwa internet merupakan pertukaran yang menarik bagi mereka dengan perilaku diri yang merugikan. Borderline kepribadian gangguan dianggap sebagai ketidakmampuan untuk berhasil, moderat stres seperti bahwa mereka dengan gangguan tersebut bereaksi lebih intens terhadap stres dan memakan waktu lebih lama untuk pulih. Menggunakan internet begitu luas, terutama di kalangan remaja. Seorang psikoterapis akan lalai mengabaikan penilaian penggunaan internet dan khususnya digunakan untuk cedera diri yang berfokus pada Internet. Banyak klien mengumpulkan informasi cedera diri, aktif mengamati atau ditukar posting inWeb forum, atau membaca dan berbagi cerita tentang cedera diri sebelum memutuskan untuk masuk terapi. Psikoterapis biasanya mengambil medis, keluarga, dan sejarah hubungan, namun mereka sering mengabaikan penilaian dari penggunaan Internet dan dampaknya. Dalam pengalaman kami, saat psikoterapis jangan memunculkan penggunaan internet dengan referensi cedera diri sebagai bagian dari rekomendasi umum untuk mencari kelompok dukungan online. Karena lokal kelompok untuk selfinjurers masih kurang di kebanyakan komunitas. Namun, tanpa pemahaman yang memadai bagaimana klien mereka sudah menggunakan internet dan tanpa rekomendasi spesifik tentang situs yang mereka pikir akan paling menguntungkan klien mereka, seperti rekomendasi dapat membuktikan sembrono. Klien dapat pengalaman yang tidak menghadiri ke bagian penting dari kehidupan mereka sebagai empatik kegagalan. Kesehatan mental profesional yang kurang akrab dengan perubahan dalam Internet akan disarankan untuk mendidik diri mereka tentang modalitas berbasis Web yang tersedia5

untuk mereka. Dalam hal terapis dianggap dukungan online mempunyai nilai potensial untuk kliennya, disarankan untuk membuat rekomendasi tentang situs aktif di mana pelanggan mungkin aman dan produktif kunjungi. Hal ini mungkin memerlukan waktu dan eksplorasi. Penelitian kami menunjukkan bahwa non-bunuh diri cedera diri (NSSI) situs afiliasi dengan WebMD, LifeSigns, BPDToday, dan saat ini sangat SIARI dikelola oleh yang berpengalaman (meskipun mungkin tidak dilatih secara formal) individu atau kelompok. Selain memperoleh pengetahuan tentang pilihan Internet, kami merekomendasikan bahwa psikoterapis menilai penggunaan internet umum dan self-injury difokuskan pada intake dan seluruh proses terapi.

2.5 Manfaat Penelitian Diuraikan secara umum agar kita sebagai penguna internet dapat menggunakan

internet secara sehat dan baik dan bermafaat untuk kita tanpa self injury. Karena kegunaan internet itu untuk mempermudah kita dalam askes di dunia vitual digital.

2.6 Kerangka Teori Proliferasi dari papan pesan cedera diri, situs Web informasi, blog, dan posting YouTube adalah sebuah tantangan klinis. Pada artikel ini, kita meninjau penelitian tentang cedera diri dan Internet digunakan dan kemudian membuat serangkaian rekomendasi untuk dokter. 2007 Wiley Periodicals, Inc J Clin psikolog: Dalam Sesi 63: 1135-1143, 2007. Periode yang sama melihat yang signifikan peningkatan jumlah film, musik, dan artikel berita dengan cedera diri adegan atau tema. Hari ini, segudang acara televisi, seperti DeGrassi, Intervensi, yang abu-abu Anatomi, dan Surga Ketujuh, menggambarkan detail fisik dan emosional cedera diri dengan cara yang mungkin sorot sebagai outlet emosional yang tersedia untuk individu cenderung dengan perilaku (Whitlock, Purington, & Gershkovich, di tekan). Virtual Informasi, Teman, dan Masyarakat Menggunakan komputer telah berkembang pesat selama dekade terakhir (Becker, 2000). hari ini, lebih dari 70% orang dewasa Amerika menggunakan Internet secara teratur; 65% dari online internet setiap hari. Di antara kaum muda Amerika, 87% menggunakan Internet secara teratur dan lebih dari setengah log harian (Lenhart, Madden, & Hitlin, 2005). Internet adalah tempat yang semakin untuk perawatan kesehatan saran dan kontak interpersonal. Lebih dari setengah dari semua6

sampel perwakilan nasional dari orang dewasa menunjukkan bahwa Internet telah membantu mereka baik secara pribadi mengatasi utama penyakit atau membantu orang lain dalam hidup mereka mengatasi penyakit utama (Horrigan & Rainie, 2006). Diantara remaja, internet digunakan terutama untuk alasan sosial (Gross, 2004, Roberts, Foehr, & Rideout, 2005) dan telah menjadi tempat pertemuan virtual di mana remaja menghabiskan waktu bersosialisasi dengan rekan-rekan mereka. Memang, tempattempat bersosialisasi virtual seperti myspace. com telah mengalahkan mal sebagai tempat bersosialisasi utama untuk remaja. instant messaging (IM) telah berkembang sebagai sarana pertukaran dengan 75% dari remaja online, (65%) dari semua remaja mengatakan bahwa mereka menggunakan IM untuk tetap berhubungan dengan jaringan luas dari teman dan keluarga (Lenhart et al, 2005.). Ketersediaan Diri Cedera Informasi dan Masyarakat Perilaku seperti terkurung atau stigma, seperti anoreksia (Norris, Boydell, Pinhas, & Katzman, 2006), cedera diri masyarakat dan outlet berkembang di theWeb. Pada tahun 2005, kami mendokumentasikan lebih dari 400 aktif cedera diri yang berfokus pada papan pesan (Whitlock, Powers, & Eckenrode, 2006); ada lebih dari 500 tahun kemudian. Sebuah query sederhana di Google mesin pencari menggunakan istilah-istilah seperti cedera diri, melukai diri sendiri, atau diri menimbulkan kekerasan, menghasilkan lebih dari satu juta hit. Internet Exchange dan Moderator yang Studi menunjukkan bahwa sekali online, mereka yang terlibat dalam Internet pertukaran melakukan apa yang orang sering lakukan secara offline: mendukung pertukaran, berbagi kisah-kisah pribadi, dan pendapat suara (Murray & Fox, 2006; Whitlock et al, 2006). Dalam sebuah studi cedera diri papan pesan, pendukung informal dan diskusi tentang peristiwa kehidupan proksimal yang memicu cedera diri adalah yang paling umum jenis pertukaran, diikuti oleh informasi kasual dan kadang-kadang pribadi terkait dengan kualitas adiktif praktek mereka, ketakutan mereka yang berkaitan dengan pengungkapan, pengalaman dengan psikoterapi, bagaimana mereka melukai diri sendiri, dan masalah kesehatan lainnya yang terkait (Whitlock et al., 2006). Beberapa forum dan moderator dapat aktif dicirikan sebagai pro-cedera diri, mirip dengan yang didokumentasikan dalam review dari situs Web anoreksia (Norris et al., 2006). Banding dari Virtual Diri Cedera Masyarakat "Asli digital" Hari ini adalah lahir pada pertengahan 1980-an. Individu datang usia di era digital memiliki pengalaman dan yang paling penting, satu set harapan tentang bagaimana, kapan, dimana, dan dengan siapa kebutuhannya terpenuhi yang mungkin sangat7

berbeda dari para tetua mereka. Internet memiliki daya tarik khusus bagi individu yang melukai diri sendiri karena jaminan anonimitas online adalah biasanya nyaman untuk individu berjuang dengan rasa malu, isolasi, dan kesusahan (McKenna & Bargh, 2000;. Whitlock et al, 2006). Insecure lampiran pada anak usia dini mungkin memainkan peran dalam pengembangan cedera diri serta kesulitan mengembangkan lampiran berikutnya (misalnya, Gratz, Conrad, & Roemer, 2002; Yates, 2004). Meskipun sifat sering rahasia dan tersembunyi dari tindakan, bagaimanapun, individu sering melaporkan berharap bahwa seseorang akan mengenali dan memahami intensitas emosional rasa sakit yang mendasari perilaku (Conterio & Lader, 1998; Walsh, 2005). Internet tampaknya menjadi sangat penting untuk remaja dan dewasa muda karena sehat pembangunan engsel sosial dan emosional pada kemampuan mereka untuk membangun bermakna hubungan, untuk menemukan penerimaan dan milik dalam kelompok sosial, dan untuk membangun interpersonal yang keintiman (Reis & Shaver, 1988; Sullivan, 1953). Memang, dalam sebuah penelitian laporan diri apakah cedera diri kelompok diskusi mengurangi atau memperburuk perilaku yang merugikan diri sendiri, 37% menunjukkan bahwa ia memiliki efek positif pada perilaku mereka (Murray & Fox, 2006) melalui dukungan upaya mereka untuk menghentikan diri cedera dan / atau melalui peningkatan penerimaan diri. Hanya minoritas (7%) mengindikasikan bahwa mereka percaya kelompok itu menyebabkan peningkatan cedera diri Apakah hasil dari bawaan kapasitas atau keterampilan yang dikembangkan dari waktu ke waktu sebagai respon terhadap interpersonal yang sering konflik, peningkatan kemampuan tersebut dapat

berkontribusi pada hubungan yang tidak stabil dan intens karakteristik dari gangguan (Lynch et al., 2006) emosi. dengan pengamatan praktisi yang merugikan diri sendiri individu sering melaporkan kesulitan manuver nyaman dalam hubungan interpersonal dan menunjukkan tinggi kepekaan terhadap penolakan diantisipasi dan / atau dirasakan (Conterio & Lader, 1998; Walsh, 2005). Temuan tersebut konsisten Karena penggunaan Internet, dalam dan dari dirinya sendiri, bisa menjadi kebiasaan membentuk-apa sebagian orang disebut "Internet

kecanduan" (Young & Rodgers, 1998)- membiasakan diri dengan alat untuk memahami, mengukur, dan mengobati kecanduan internet disarankan sebagai www.netaddcition.com untuk artikel dan alat pada kecanduan internet.) baik. (Lihat

8

2.7 Hipotesis Menggunakan internet begitu luas, terutama di kalangan remaja, yang psikoterapis akan lalai mengabaikan penilaian penggunaan internet dan, khususnya digunakan, cedera diri yang berfokus pada Internet. Banyak klien mengumpulkan informasi cedera diri, aktif mengamati atau ditukar posting inWeb forum, atau membaca dan berbagi cerita tentang cedera diri sebelum memutuskan untuk masuk terapi. Psikoterapis biasanya mengambil medis, keluarga, dan sejarah hubungan, namun, mereka sering mengabaikan penilaian dari penggunaan Internet dan dampaknya. Kesehatan mental profesional yang kurang akrab dengan perubahan dalam Internet akan disarankan untuk mendidik diri mereka tentang modalitas berbasis Web yang tersedia untuk mereka yang ikut dalam forum dan masuk dalam jejaring sosial. Dalam hal terapis dianggap dukungan online nilai potensial untuk nya atau kliennya, disarankan untuk membuat rekomendasi tentang situs aktif di mana pelanggan mungkin aman dan produktif kunjungi. Hal ini mungkin memerlukan waktu dan eksplorasi. penelitian kami menunjukkan bahwa non-bunuh diri cedera diri (NSSI) situs afiliasi dengan WebMD, LifeSigns, BPDToday, dan saat ini sangat SIARI dikelola oleh yang berpengalaman (meskipun mungkin tidak dilatih secara formal) individu atau kelompok. Merekomendasikan bahwa psikoterapis mengumpulkan informasi tentang cedera diri menggunakan Internet secara signifikan lebih mudah daripada mengeluarkan rekomendasi tentang bagaimana informasi yang digunakan. Pada tingkat paling dasar, persahabatan online dan masyarakat harus diberikan sama anggap sebagai hubungan Pengunjung paralel. Selain itu, terapis perlu memperhatikan petunjuk tentang fungsi dan dampak dari pengalaman virtual dalam keputusan offline dan perilaku. Keterlibatan dalam komunitas yang fundamental dukungan klien dan tujuan terapi mungkin sangat menguntungkan. Keterlibatan dalam komunitas virtual sebagai pengganti keintiman kehidupan nyata, meskipun tampaknya tidak berbahaya, dapat merusak pengobatan melalui narasi penguatan dan pertukaran dangkal.

9

2.8 Metode Penelitian Penelitian dalam pembahasan makala ini menggunakan metode wawancara kepada para pengguna intenet. Dari wawancara tersebut dapat diambil penilaian terkait perilakuperilaku yang ditimbulkan dari akibat penggunaan internet. Pada pertanyaan wawancara menekankan pemahaman tingkat keterlibatan dengan teman online atau masyarakat dan fungsi keterlibatannya. Confidantes online dapat berpengaruh sebagai confidantes offline dan pertimbangan dalam proses terapi. Sejak confidantes online dapat memanfaatkan pengaruh pada klien persepsi diri dan perilaku. Penting untuk menyelidiki sifat, lingkup, dan efek dari hubungan ini dan awal sebagai agar kita mengetahui lebih detil permasalahan agar kita bukan hanya memndapat hasil penelitian tetapi juga dapat memberi saran dan memberi pilihan terbaik bagi pengguna internet.

2.9 Sistimatika Penyajian Dalam jurnal ini peneliti memiliki tujuan untuk mengobservasi dan mengidentifikasi penggunaan internet dalam masyarakat yang telah memasuki dunia kesehatan. Identifikasi ini mencakup masalah-masalah yang kompleks. Seperti kasus bunuh diri atau mencederai diri sendiri akibat ke tidakpuasan terhadap hubungan sosial didunia maya. Namun kasus-kasus yang diteliti tidak hanya dampak negatif, dampak positif dari penggunaan internet juga menjadi bagian dari penelitian. jika dampak negative penggunaan internet dapat membuat seseorang mencederai diri maka dampak positif nya ialah seorang dapat mendapat hiburan atau pengganti teman saat dibutuhkan. Dan hal tersebut terdapat dalam hubungan jejaring sosial. yaitu ketika teman dalam dunia nyata membuat kecewa maka kekecewaan itu dapat dicurahkan melalui dunia maya. Sehingga tidak ada orang yang tersakiti akibat pelampiasan rasa kecewa.

10

BAB II LANDASAN TEORI

Internet affords: pengumpulan informasi dan berbagi yang sebelumnya tidak mungkin. Bagi individu yang mempraktekkan cedera diri, kapasitas ini memungkinkan cepat mengidentifikasi orang lain dengan sejarah bersama, pengalaman, dan praktek. Banyak dari mereka yang melukai diri sendiri dengan kemampuan untuk menemukan orang lain seperti mereka mengurangi isolasi dan kesepian yang begitu sering mencirikan perilaku. Pengalaman kami menunjukkan bahwa penilaian reguler cedera diri menggunakan Internet jarang dalam pengaturan terapeutik. Proliferasi dari papan pesan cedera diri, situs Web informasi, blog, dan posting YouTube adalah sebuah tantangan klinis. Pada jurnal ini, kita meninjau penelitian tentang cedera diri dan Internet digunakan dan kemudian membuat serangkaian rekomendasi untuk dokter. Secara ringkas self injury didefinisikan sebagai mekanisme coping yang digunakan seorang individu untuk mengatasi rasa sakit secara emosional atau menghilangkan rasa kekosongan kronis dalam diri dengan memberikan sensasi pada diri sendiri. Self injury merupakan mekanisme coping yang kejam dan merusak namun banyak orang melakukannya karena memang mekanisme tersebut bekerja dan bahkan bisa menyebabkan kecanduan. Dalam pendefinisian lain dikatakan bahwa self injury merupakan segala tindakan melukai diri sendiri yang dilakukan secara sengaja tanpa adanya maksud membunuh dirinya ataupun tidak berhubungan dengan kepentingan estetika (misal tato) dan sanksi sosial dengan tujuan membebaskan diri dari distres emosional. Rasa sakit secara fisik lebih mudah dihadapi ketimbang sakit secara psikis sebab sakit secara fisik nampaknya lebih nyata. Nyeri fisik dapat membuktikan pada seseorang bahwa rasa sakit yang dirasakan secara emosional memang benar dan nyata. Perilaku ini dapat membawa ketenangan dan membangunkan seseorang. Namun demikian self injury hanya menyebabkan pembebasan yang bersifat sementara dan tidak mengatasi akar permasalahannya. Hingga akhirnya seseorang yang pernah melakukannya akan memiliki kecenderungan untuk mengulanginya dengan peningkatan pada frekuensi dan derajat kerusakan secara fisik yang ditimbulkannya. Self injury dalam istilah lain dikenal sebagai self harm (SH), self-inflicted11

violence (SIV), dan self-mutilation walaupun oleh sebagian besar orang definisi yang terakhir dianggap kurang tepat terutama di kalangan pelakunya. Dalam arti yang lebih luas, self injury meliputi juga fenomena lainnya yang berkaitan dengan pengrusakan tubuh sendiri namun pelakunya melakukan tindakan ini dengan harapan dapat mengatasi atau membebaskan diri dari emosi yang tidak tertahankan atau rasa tak nyaman. Kesalahan konsepsi yang lazim dijumpai dalam self injury adalah bahwa masyarakat umum menganggap bahwa tindakan ini dilakukan oleh pelakunya untuk mencari perhatian semata. Sedangkan dalam kenyataannya, banyak pelaku self injury yang sangat menyadari keberadaan luka dan parut pada tubuh mereka dan umumnya mereka berusaha

menyembunyikannya dari orang lain. Jika dipertanyakan oleh orang lain bagaimana mereka memperoleh luka-luka tersebut maka biasanya mereka menjawab bahwa luka-luka tersebut diperoleh dengan cara lain misalnya saja kecelakaan dan biasanya mereka menyembunyikannya dengan cara menggunakan baju yang sangat tertutup. Dalam pendefinisian yang diperluas, self harm dibedakan dengan self injury. Self harm merupakan istilah umum untuk seluruh kegiatan melukai diri sendiri (dengan definisi ini maka penyalahgunaan alkohol dan bulimia termasuk di dalamnya), sedangkan self injury memiliki pengertian yang lebih spesifik yaitu merupakan tindakan memotong, mengiris, membuat memar diri sendiri, meracuni diri sendiri, hingga over dosis (tanpa maksud bunuh diri), membakar diri, dan tindakan lainnya yang secara langsung untuk dilakukan untuk melukai tubuh. Jadi secara akurat untuk mendefinisikan self harm atau self injury harus diketahui bahwa maksud dari tindakan tersebut bukanlah untuk bunuh diri namun untuk mengatasi stres emosional yang dihadapi oleh seseorang. Baik DSM IV, ICD-10, ataupun PPDGJ III tidak mengklasifikasikan secara tersendiri gangguan ini walaupun banyak pelaku self injury yang menginginkan agar kelainan ini dijadikan diagnosa tersendiri. Walaupun perilaku ini nampaknya ekstrim namun sebenarnya kita tetap dapat melihat perilaku self injury dalam kelompok masyarakat yang sehat. Misalnya menggigiti kuku, memencet jerawat, atau menggaruk bekas gigitan nyamuk sampai berdarah. Ada banyak juga orang-orang yang rela mengikuti diet hingga kelaparan hanya supaya dapat memakai celana ukuran tertentu. Jadi harus diperhatikan bahwa sebenarnya banyak orang yang melakukannya namun yang harus diperhatikan adalah bila kegiatan ini sudah membutuhkan perhatian khusus. 2007 Wiley Periodicals, Inc J Clin psikolog: Dalam Sesi 63: 1135-1143, 2007. Bagi orang lain,12

Namun, hal itu menimbulkan risiko untuk pemulihan. Kehadiran tumbuh cedera diri di Web sejajar dengan proliferasi selfinjury kesadaran dalam masyarakat Amerika. Dua dekade lalu, melukai diri adalah sebagian besar tidak diketahui kepada publik dan umumnya dilakukan dalam privasi. Para peneliti berspekulasi bahwa yang tersebar ke dalam budaya populer mengumpulkan momentum pada 1990-an ketika lebih dari 14 ikon pop mengungkapkan kebiasaan yang merugikan diri sendiri di berbagai media. Periode yang sama melihat yang signifikan peningkatan jumlah film, musik, dan artikel berita dengan cedera diri adegan atau tema. Risiko dan kebajikan penggunaan internet biasa adalah topik perdebatan yang sedang berlangsung. pengalaman kami menunjukkan bahwa Internet memainkan peran yang semakin penting dalam kehidupan, pengobatan, dan pemulihan dari mereka yang mempraktekkan non-bunuh diri melukai diri. Dengan menggunakan Internet meningkat pada tingkat yang cepat, kemungkinan yang baik bahwa ketika selfinjurious klien masukkan psikoterapi mereka akan sudah menggunakan sumber daya online untuk menemukan informasi tentang cedera diri, terutama jika mereka adalah remaja atau dewasa muda. Pengumpulan informasi seringkali merupakan aktivitas yang pasif di mana salah satu surfing untuk informasi. Sebagian besar pengguna internet menggunakan Internet dengan cara ini, dan beberapa besar dan kuat mesin pencari mengakomodasi kegiatan ini. Demikian pula, sebagian besar pertukaran berbasis Forum web, seperti papan pesan, YouTube, dan blog

interaktif, yang dihuni oleh "Lurkers"-individu yang pasif mengamati tukar, tetapi yang jarang, jika pernah, membuat posting sendiri. Ini merupakan satu dimensi tentang yang untuk sebagai bagian rutin dari penilaian internet digunakan dalam

mengumpulkan informasi

pengobatan. Internet Exchange dan Moderator yang Studi menunjukkan bahwa sekali online, mereka yang terlibat dalam Internet pertukaran melakukan apa yang orang sering lakukan secara offline: mendukung pertukaran, berbagi kisah-kisah pribadi, dan pendapat suara (Murray & Fox, 2006; Whitlock et al, 2006).. Dalam sebuah studi cedera diri papan pesan, pendukung informal dan diskusi tentang peristiwa kehidupan proksimal yang memicu cedera diri adalah yang paling umum jenis pertukaran, diikuti oleh informasi kasual dan kadang-kadang pribadi terkait dengan kualitas adiktif praktek mereka, ketakutan mereka yang berkaitan dengan pengungkapan, pengalaman dengan psikoterapi, bagaimana mereka melukai diri sendiri, dan masalah kesehatan lainnya yang terkait (Whitlock et al., 2006).

13

Keterampilan moderator bervariasi juga. Pada beberapa cedera diri papan, moderator profesional kesehatan mental yang terlatih mampu menawarkan umpan balik dan wawasan sebagai bagian dari pertukaran publik. Paling sering, bagaimanapun, moderator adalah arsitek papan dengan sedikit atau tidak terlatih dalam kesehatan mental. Karena banyak cedera diri papan pesan yang dibuat oleh individu dengan pengalaman langsung, kemampuan untuk mengenali posting memicu tinggi. Beberapa forum dan moderator dapat aktif dicirikan sebagai pro-cedera diri, mirip dengan yang didokumentasikan dalam review dari situs Web anoreksia (Norris et al., 2006). Kenyataan bahwa pesan papan lilin dan berkurang dalam tingkat aktivitas dan umur membuat sulit untuk mengidentifikasi papan paling membantu. Banding dari Virtual Diri Cedera Masyarakat Individu datang usia di era digital memiliki pengalaman dan yang paling penting, satu set harapan tentang bagaimana, kapan, dimana, dan dengan siapa kebutuhannya terpenuhi yang mungkin sangat berbeda dari para tetua mereka. Meskipun psikoterapis paling dikenal dan sering pengguna internet, mereka klien remaja dan dewasa muda cenderung beralih ke Internet dan untuk bentuk lain dari anonim atau impersonal pertukaran sebagai sumber daya lini pertama dalam pertemuan sosial dan, dalam banyak kasus, kebutuhan pembangunan. Internet memiliki daya tarik khusus bagi individu yang melukai diri sendiri karena jaminan anonimitas online adalah biasanya nyaman untuk individu berjuang dengan rasa malu, isolasi, dan kesusahan (McKenna & Bargh, 2000;. Whitlock et al, 2006). Insecure lampiran pada anak usia dini mungkin memainkan peran dalam pengembangan cedera diri serta kesulitan mengembangkan lampiran berikutnya (misalnya, Gratz, Conrad, & Roemer, 2002; Yates, 2004). Meskipun sifat sering rahasia dan tersembunyi dari tindakan, bagaimanapun, individu sering melaporkan berharap bahwa seseorang akan mengenali dan memahami intensitas emosional rasa sakit yang mendasari perilaku (Conterio & Lader, 1998; Walsh, 2005). Internet tampaknya menjadi sangat penting untuk remaja dan dewasa muda karena sehat pembangunan engsel sosial dan emosional pada kemampuan mereka untuk membangun bermakna hubungan, untuk menemukan penerimaan dan milik dalam kelompok sosial, dan untuk membangun interpersonal yang keintiman (Reis & Shaver, 1988; Sullivan, 1953). Bagi banyak orang, Internet dapat menjadi teman pengganti dan / atau keluarga di mana pengguna dapat mencari mereka yang memberikan tidak hanya mendukung, tapi normal juga. Memang, dalam sebuah penelitian laporan diri apakah cedera diri kelompok diskusi mengurangi atau memperburuk perilaku yang merugikan diri sendiri, 37% menunjukkan bahwa ia memiliki efek14

positif pada perilaku mereka (Murray & Fox, 2006) melalui dukungan upaya mereka untuk menghentikan diri cedera dan / atau melalui peningkatan penerimaan diri. Hanya minoritas (7%) mengindikasikan bahwa mereka percaya kelompok itu menyebabkan peningkatan cedera diri. Seperti pengalaman subjektif positif dari partisipasi adalah marah oleh kemungkinan bahwa partisipasi berkelanjutan dan aktif di komunitas internet secara efektif dapat menggantikan untuk upaya nyata diperlukan untuk mengembangkan hubungan yang positif dan sehat mengatasi. Tidak seperti tatap muka hubungan, yang sering membutuhkan bekerja untuk mempertahankan, hubungan internet mudah sekali pakai, jika satu teman mengecewakan, teman yang lain adalah klik hanya jauhnya. Karena pertukaran online dapat mengisi-di mana pertukaran online gagal, interaksi virtual dapat memberikan arti, ilusi atau nyata, bahwa kebutuhan perkembangan inti untuk masyarakat, keintiman, dan kejujuran terpenuhi-setidaknya untuk sementara. Meskipun penguatan narasi akhirnya dapat menyebabkan orang untuk mengenali kerusakan yang diderita oleh sendiri dan orang lain dengan perilaku yang merugikan diri sendiri, juga dapat menjaga mereka dari mengidentifikasi dan menghadiri dengan penyebab yang mendasarinya. Situs yang menampilkan rekaman video atau foto, seperti YouTube, sering termasuk gambar cedera parah dan puisi grafis dan karya seni-banyak yang mungkin sangat sugestif atau memicu untuk merugikan diri sendiri peserta. Selain itu, meskipun banyak orang yang melukai diri sendiri mengungkapkan keinginan yang kuat untuk menemukan langgeng hubungan interpersonal, mereka sering membutuhkan bantuan bekerja melalui sejumlah hambatan, termasuk riwayat trauma dan kekecewaan masa lalu. Kesempatan seperti itu tidak mudah ditemui di Web. Diagnosa, cedera diri paling erat terkait dengan kepribadian borderline gangguan (BPD) karena berfungsi sebagai salah satu dari beberapa kriteria untuk gangguan ini. Para peneliti menemukan bahwa mereka dengan BPD memiliki kemampuan ditingkatkan untuk mengenali ekspresi kebahagiaan, kesedihan, kemarahan, dan ketakutan di wajah orang lain. Apakah hasil dari bawaan kapasitas atau keterampilan yang dikembangkan dari waktu ke waktu sebagai respon terhadap interpersonal yang sering konflik, peningkatan kemampuan tersebut dapat berkontribusi pada hubungan yang tidak stabil dan intens karakteristik dari gangguan (Lynch et al., 2006) emosi. Temuan tersebut konsisten dengan pengamatan praktisi yang merugikan diri sendiri individu sering melaporkan kesulitan manuver nyaman dalam

15

hubungan interpersonal dan menunjukkan tinggi kepekaan terhadap penolakan diantisipasi dan / atau dirasakan (Conterio & Lader, 1998; Walsh, 2005). Menggunakan internet begitu luas, terutama di kalangan remaja, yang psikoterapis akan lalai mengabaikan penilaian penggunaan internet dan, khususnya digunakan, cedera diri yang berfokus pada Internet. Banyak klien mengumpulkan informasi cedera diri, aktif mengamati atau ditukar posting inWeb forum, atau membaca dan berbagi cerita tentang cedera diri sebelum memutuskan untuk masuk terapi. Psikoterapis biasanya mengambil medis, keluarga, dan sejarah hubungan, namun, mereka sering mengabaikan penilaian dari penggunaan Internet dan

dampaknya. Kesehatan mental profesional yang kurang akrab dengan perubahan dalam Internet akan disarankan untuk mendidik diri mereka tentang modalitas berbasis Web yang tersedia untuk mereka klien. Dalam hal terapis dianggap dukungan online nilai potensial untuk nya atau kliennya, disarankan untuk membuat rekomendasi tentang situs aktif di mana pelanggan mungkin aman dan produktif kunjungi. Hal ini mungkin memerlukan waktu dan eksplorasi. penelitian kami menunjukkan bahwa non-bunuh diri cedera diri (NSSI) situs afiliasi dengan WebMD, LifeSigns, BPDToday, dan saat ini sangat SIARI dikelola oleh yang berpengalaman (meskipun mungkin tidak dilatih secara formal) individu atau kelompok.

16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Populasi Dan Stempel Penelitian Pengguna jejaring social facebook anak laki-laki berusia 17tahun yang sering melakukan self injury akibat kekecewaanya terhadap teman chating di dunia maya.

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian 1. Daerah : Margonda Raya Depok Jawa-Barat 2. waktu : 30 Oktober 2011

3. Tempat : Seputaran daerah Margonda Raya.

3.3 Metode Dan Alat Pengumpulan Data Secara observasi melalui penelitian di kasus-kasus yang di angkat dari permasalahan pengguna internet, penelitian ini dilakukan secara penelitian ke forum jejajring social. serta dengan pendekatan dan wawancara secara langsung. Dan melakukan pencarian di kepustakaan untuk mencari tahu tentang penalaran yang lebih lanjut untuk melakukan pemecahan permasalahan alam kasus ini.

3.4 Metode Analisi Data Penelitian dalam pembahasan makalah menggunakan metode wawancara kepada para pengguna intenet. Dari wawancara tersebut dapat diambil penilaian terkait perilaku-perilaku yang ditimbulkan dari akibat penggunaan internet. Pada pertanyaan wawancara menekankan pemahaman tingkat keterlibatan dengan teman online atau masyarakat dan fungsi keterlibatannya. Confidantes online dapat berpengaruh sebagai confidantes offline dan pertimbangan dalam proses terapi. Dan pengamatan dengan forum-forum web serta jejaring social.

17

BAB IV SAJIAN DAN ANALISIS DATA

4.1 Sajian Data Berupa analisi prilaku hasil observasi kepada perilaku subjek, dan wawancara pada orang tua subjek, subjek dan teman sebangku. Dalam penelitian ini saya mencoba meminta izin kepada pihak sekolah, agar saya dapat melakukan penelitian terkait self injury karena internet. Dan sekolah menyuruh saya menghubungi orang tua subjek. Saya mendatangi subjek karena orang tua subjek memberikan izin. dan saat subjek bertemu dengan saya tidak banyak bicara, dan terlihat diam, saat saya mencoba untuk menyapa dia menjawab dengan tenang. Seperti ini hasil dari ringkasan wawancara kepada subjek. Wawancara di awali dengan salam dengan subjek menanyakan apa kabar dia, apa rutinitas dia sekarang. Dan berlanjut dengan menanyakan pada subjek apakah saya bisa mewawancarai dia, seputar penelitian saya. Subjek mau di wawancarai tapi dia tidak mengizinkan saya merekam, ataupun mengambil gambar. Kulas tentang wawancara yang saya ambil. Subjek memang orangnya sangat tertutup pendiam, dan terlihat tenang tapi dingin dan kaku. Seperti ini rangkuman wawancara: Wawancara I Wawancara denga subjek: 1. Pertanyaan : Sejak kapan anda menggunakan internet? Jawaban : Sejak saya di SMP.

2. Pertanyaan : Apa yang membuat anda tertarik dengan internet? Jawaban : saya biasanya main internet buat main game, karena saya suka game.

3. Pertanyaan : Permainan apa yang anda sukai? Jawaban : PB(Point Blank), CS (Counter Strike) yang bertimulus perang-perang, kalau tidak TEKEN, yang ada duel-duelnya lah. 4. Pertanyaan : Apakah anda pernah membuat akun jejaring social seperti fb, twiter, Ym, ikut forum blok interaktif di internet? Jawaban : ia, pernah dan saya sering chating dan online kok.

5. Pertanyaan : apakah anda pernah membuat pertemanan di jejaring social fb itu? Jawaban : pernah.18

6. Pertanyaan : apa yang mendorong anda memiliki teman dunia maya? Jawaban : pertama saya hanya mau memiliki teman saja, namun itu membuat saya merasa nyaman dengan dia. Dan saya berstatus berhubungan dengan dia. 7. Pertanyaan : apa kamu pernah bertemu dengan wanita tersebut? Jawaban : belum pernah, sampai saya berpisah dan sekarang kita benar-benar sudah miss communication. 8. Pertanyaan : mengapa bisa terjadi seperti itu? Jawaban : dia yang ingin mengakhiri hubungan kami, karena dia akan menikah dengan orang lain, dan dia bilang selama ini saya hanya dianggap adik.

9. Pertanyaan : Apa yang anda rasakan dengan statement yang dia lakukan? Jawaban : saya sangat mempercayai dia, dan tidak pernah terfikirkan bahwa dia akan meninggalakan saya. sekarang saya sedih dan tidak bisa berfikir apa-apa terasa terus menggangu saya saya tidak bisa menahan diri saya. Saya benar-benar kecewa mengapa dia harus menyakiti saya, timbul pertanyaan apa salah saya? Dan saya tidak ingin seperti ini. 10. Pertanyaan : lalu langkah apa yang anda lakukan untuk mempertahankan hubungan kalian? Jawaban : saya mengirim pesan dan saya bilang saya akan menyusul dia ke Kalimantan. Dan saya bertanya, apa arti 7bulan kedeatan kita? 11. Pertanyaan : apa respon dia apa? Jawaban : dia bilang jangan menggangu saya lagi, kita hanya teman kita tidak mungkin bersama. Kamu jangan melakukan hal yang gila. Dan dia blokir akun pertemanan saya. 12. Pertanyaan : lalu apa respon anda? Jawaban : saya mencoba mencari tahu tentang dia, tetapi tidak ada informasi yang saya dapat, saya tidak bisa menahan diri, saya merindukan perhatian dia, dia selalu membuat saya nyaman. Bercerita, dan becanda dengan dia saya merasa ada teman karena saya merasa kesepian di sekolah tidak ada teman yang bisa saya ajak dekat, karena saya malas19

berteman, dan di rumah juga sepi, mama udah engga tinggal bareng, papa selalu kerja tugas keluar. Saya engga mau ikut mama, dan saya juga enggak mau pindah sini pindah situ ikut papa karena saya mau dirumah aja. 13. Pertanyaan : seberapa besar pengaruh teman chating di dunia maya menurut anda? Jawaban : sangat penting, karena saya belum pernah bertemu dan di beri perhatian seperti wanita itu member perhatian kepada saya. Dan kehilangan dia membuat saya menjadi hamper gila, stess, frustasi, depresi, dan benar-benar kacau. 14. Pertanyaan : lalu apa yang anda lakukan untuk melupakan dia. Jawaban : melupakannya sih, sampai sekarang tidak bisa. Sampai kepala saya pusing, di bentur-bentur minum obat engga bisa hilang-hilang juga tetep-tep aja mkirin dia, enggak tahu dia mikirin saya apa engga. 15. Pertanyaan : apa anda pernah melakukan self injury (menyakiti diri anda sendri) untuk membuat anda tenang menghadapi permasalahan ini? Jawaban : sering, kekesalan yang sering muncul membuat saya tertekan, stress berat pusing berat, fertigo, sesak nafas. Kalau udah kesel ya saya sering bentur-bentur kepala, mukul dinding, minum obat sakit kepala 2 sampai-sampai jantung terasa mau copot, dan saya pernah menyatnyat tangan sampai berdarah, kalau saya marah semua isi kamar berantakan. Dan itu membuat saya tenang. 16. Pertanyaan : mengapa anda melakukan itu tersebut? Jawaban : saya kesal, mengapa saya bodoh tidak bisa melupakan dia, dan saya ingin dia tahu, ini semua karena dia. 17. Pertanyaan : pernah kah anda berfikr untuk berhenti untuk melakukan self injury? Jawaban : pernah, kan saya juga pernah di ajak terapis tapi belum terlalu berpengaruh. Saya ingin berhenti melupakan dia, ingin hilang ingatan, tapi belum mau mati dulu. 18. Pertanyaan : apa motivasi anda dan keinginan anda sampai saat ini? Jawaban : ingin bertemu dengan dia. Saya tidak akan menyakiti diri saya kalau saya sudah bertemu dia.20

19. Pertanyaan : apa alasan anda ingin bertemu dia? Jawaban : karena saya sayang dan kehilangan dia, tapi papa melarang saya untuk bertemu dia, karena papa bilang saya itu di tipu di bohongi. Tapi saya tidak mendengar papa. 20. Pertanyaan : lalu apa tindakan anda? Jawaban : saya tidak bisa menentang, dan saya tetap menunggu dia.

21. Pertanyaan : lalu sampai kapan anda akan menunggu dia? Jawaban : sampai nanti.

Wawancara II Kepada ayah subjek. 1. Pertanyaan : Apa yang anda rasakan saat anda mengetahui bahwa anak anda memiliki kecendrungan self injury (menyakiti dirinya sendri)? Jawaban : saya sangat kecewa dan sedih.

2. Pertanyaan : Apakah anda mengetahui mengapa anak anda melakukan itu? Jawaban : iya tahu, karena awalnya dia merasa kesepian dirumah, dan dia bermain internet dan di internet itu dia memiki teman dunia maya. Karena temannya pergi meninggalkannya jadi dia sering marah, sensitif, sering murung dan saya baru tahu waktu wali kelasnya melaporkan kepada saya bahwa anak saya luka-luka di tubuhnya. 3. Pertanyaan : lalu, langkah apa yang anda lakukan agar anak anda tidak melakukan self injury. Jawaban : sekarang saya sering membawa dia ketempat terapi, teman saya pernah menyarankan bahwa anak saya harus di masukan ke rumah sakit jiwa. Tapi saya tidak mau, karena menurut saya anak saya tidak gila. Dan saya hanya bisa berdoa agar pada Allah agar dia di berikan ketenangan hati dan jalan yang lurus. Dan saya juga selalu mengingatkan agar dia untuk beribadah.

21

Wawancara III Kepada teman sebangku. 1. Pertanyaan : seberapa dekat anda dengan Ds? Jawaban : saya sih, engga terlalu dekat ya temenan biasa aja.

2. Pertanyaan : apakah Ds sering tidak masuk sekolah? Jawaban : Sering kak, dia hobi bolos?

3. Pertanyaan : yang anda ketahui tentang Ds mengapa dia suka bolos? Jawaban sakit. 4. Pertanyaan : bagaimana sikap Ds yang anda ketahui? Jawaban : pendiam, engga banyak ngomong, tapi dia pintar kok kak. Kan dia : tidak tahu kak, karena dia tidak pernah bercerita. Paling mungkin

juara kelas. walau engga sering masuk, tapi nilainya bagus-bagus. 5. Pertanyaan : apakah dia pernah mengajak anda berbicara atau pergi jalan? Jawaban : pernah, paling bicara nanya soal apa materi pekerjaan rumah, atau

engga apa materi ulangan. 6. Pertanyaan : apa anda tahu Ds memiliki akun fb? Jawaban : tidak, saya tidak pernah berteman dengan dia di f b.

7. Pertanyaan : Ds punya teman dekat di kelas? Jawaban : dia berteman sama semua orang, tapi dia lebih senang sendri.

8. Pertanyaan : apa yang sering dilakukan Ds di sekolah dan di kelas? Jawaban : Ds cuman duduk-duduk di kelas, enggak pernah kekantin, paling ke

Wc aja, engga pernah gabung atau berkelompok sama temen-temen, paling dia sibuk main hp, psp, kalau engga tabnya.

4.2 Analisis Data Apakah yang mendorong seseorang tersebut menggunakan internet? Pertama subjek menggunakan internet untuk, menyalurkan hobinya dengan bermain game, setelah itu subjek juga menggunakan internet untuk berinteraksi dengan temannya di dunia maya. Dari kebiasaan menjadi kan subjek terbiasa menggunakan internet dia dan melakukan online dan chating dengan teman di dunia mayanya.22

Mengapa anak itu melakukan self injury sebagai pelarian kekecewaannya karena teman inernet? Karena dia merasa kecewa dengan tindakan teman internetnya (pacarnya di dunia maya), karena teman subjek tersebut memutuskan berhubungan di jejaring social sedangkan subjek bergantung pada temannya itu. Subjek merasa tenang dan nyaman ada teman yang selalu menemani dia dalam kesepian tapi, tidak selamnya itu membuat dia bahagia, pada akhirnya dia merasa terluka karena di tinggalkan oleh teman dunia mayanya. Dan yang di lakukan subjek untuk melupakan temannya itu dengan melakukan self injury terhadap dirinya sebagai pengalihan kekesalan, amarah dan emosinya karena kekecewan, kesedihan, keputusasaan, stress, dan dorongan psikisnya yang tidak menerima kepergian teman dunia mayanya. Apa ya, yang menyebabkan gangguan ini terjadi? Yang menyebakannya adalah karena subjek mengalami. Deperesi, pikiran yang kacau, perasaan sendirian, kesepian, tidak mendapatkan perhatian dar keluargannya sendri, kekecewaan yang berlebihan akibat kehilangan teman dunia maya, dan kekesalan yang tak dapat diluapkan, perasaan tertekan, pengalaman pahit yang dia rasakan, penderitaan, ketidak berdayaan, kecemasan berlebih terhadap masa depan, kurang dimengerti, penderitaan yang mendalam disebabkan apapun, kehilangan, penyesalan, diabaikan, serta masalah kehidupan mulai dari masalah hubungan dan tekanan pikiran. Sebenarnya tidak ada penderita self harm ini yang benar-benar sendirian, ia pandai menyembunyikan hal ini terhadap lingkungannya, merasa sepi walau dikelilingi banyak orang, karena orang lain mungkin tidak paham terhadap apa yang mereka rasakan, ketidakmampuan kita memahami mereka akan semakin memperburuk keadaan mereka. Sedikit sekali orang dapat memahami hal ini, karena bagi orang normal kebiasaan mereka itu sangat mengerikan. Sebenarnya bagi para penderita kelainan ini, self harm dapat membantu mereka untuk lebih relax, tenang dan merasa benar-benar hidup saat memotong bagian tubuhnya. Karena ketika mereka menyakiti fisiknya, tubuhnya akan memproduksi endorphins yang menciptakan perasaan positif yang membuat mereka merasa lebih baik. Kesalahan konsepsi yang lazim dijumpai dalam self injury adalah23

bahwa masyarakat umum menganggap bahwa tindakan ini dilakukan oleh pelakunya untuk mencari perhatian semata. Sedangkan dalam kenyataannya, banyak pelaku self injury yang sangat menyadari keberadaan luka dan parut pada tubuh mereka dan umumnya mereka berusaha menyembunyikannya dari orang lain. Jika dipertanyakan oleh orang lain bagaimana mereka memperoleh luka-luka tersebut maka biasanya mereka menjawab bahwa luka-luka tersebut diperoleh dengan cara lain misalnya saja kecelakaan dan biasanya mereka menyembunyikannya dengan cara menggunakan baju yang sangat tertutup. Bagaimana mengatasinya? Menurut informasi yang saya baca ada beberapa arternatif, menurut saya itu positif subjek dapat menghentikan kecanduan akan menyakiti diri sendiri itu dengan berbagai terapi, terapi cognitive misalnya. Sedangkan pada kasus yang berat subjek mngkin memerlukan antidepressant. subjek juga dapat memilih alternative lain untuk menghindari self harm misalnya : pada keadaan marah cobalah untuk berlari atau menari dengan cepat, memukuli bantal, berteriak, melempar barang, atau mematahkan pensil jika subjek merasa kosong dan subjek butuh untuk merasakan sesuatu cobalah mandi dengan air dingin, menggenggam es batu kuat-kuat, makanmakanan yang pedas. Jika anda ingin menenangkan diri, cobalah menggambar sesuatu, menulis atau mandi, bermeditasi serta lebih mendekatkan diri dengan Tuhan yang maha esa. Subjek juga harus mulai belajar membuka diri anda, ceritakan masalah yang subjek hadapi pada orang yang anda percaya. Atau tidak dengan Olah raga teratur setiap hari termasuk 20 menit latihan aerobic Konsumsi menu seimbang, banyak kandungan serat seperti sayur dan buah. Hindari kafein, karena zat ini mungkin menyebabkan insomnia dan kegelisahan. kurangi konsumsi gula rafinasi. Kelebihan gula menyebabkan fluktuasi berulang pada level gula darah, menambah tekanan pada fungsi fisik tubuh. Kurangi obat-obatan. Zat-zat ini menambah sakit kepala dan menambah depresi. Tidur cukup selama tujuh jam di malam hari. Jalan-jalan atau memelihara binatang kesayangan bisa jadi obat mujarab stres. Kontak fisik dipercaya menjadi cara ampuh meredakan self injury.

24

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan secara internasional mengenai definisi self injury. Secara ringkas self injury didefinisikan sebagai mekanisme coping yang digunakan seorang individu untuk mengatasi rasa sakit secara emosional atau menghilangkan rasa kekosongan kronis dalam diri dengan memberikan sensasi pada diri sendiri. Self injury merupakan mekanisme coping yang kejam dan merusak namun banyak orang melakukannya karena memang mekanisme tersebut bekerja dan bahkan bisa menyebabkan kecanduan. Dalam pendefinisian lain dikatakan bahwa self injury merupakan segala tindakan melukai diri sendiri yang dilakukan secara sengaja tanpa adanya maksud membunuh dirinya ataupun tidak berhubungan dengan kepentingan estetika (misal tato) dan sanksi sosial dengan tujuan membebaskan diri dari distres emosional. Rasa sakit secara fisik lebih mudah dihadapi ketimbang sebab sakit secara fisik nampaknya lebih nyata. Nyeri fisik dapat membuktikan pada seseorang bahwa rasa sakit yang dirasakan secara emosional memang benar dan nyata. Perilaku ini dapat membawa ketenangan dan membangunkan seseorang. Namun demikian self injury hanya menyebabkan pembebasan yang bersifat sementara dan tidak mengatasi akar permasalahannya. Hingga akhirnya seseorang yang pernah melakukannya akan memiliki kecenderungan untuk mengulanginya dengan peningkatan pada frekuensi dan derajat kerusakan secara fisik yang ditimbulkannya. Tindakan mengambil pisau kemudian digunakan untuk diiriskan pada tubuh sendiri kemudian memperhatikan darah yang mengalir dari luka tersebut mungkin merupakan tindakan yang tidak terbayang dapat dilakukan oleh seseorang. Namun dalam kenyataannya beberapa orang melakukannya. Tindakan ini dilakukan tidak dengan tujuan bunuh diri tetapi sebagai suatu cara untuk melampiaskan emosi-emosi yang terlalu menyakitkan untuk diekspresikan dengan kata-kata oleh karena itu maka self injury dibedakan dari bunuh diri walau keduanya sama-sama menyebabkan luka fisik pada tubuh. Perilaku ini bertujuan untuk mencapai pembebasan dari emosi yang tak tertahankan, perasaan bahwa dirinya tidak nyata,25

dan mati rasa. Contoh self injury lainnya meliputi: Meninju, memukul, dan mencakar diri sendiri, Menggigit tangan, lengan, bibir, atau lidah, Menggaruk-garuk kulit sampai berdarah, Mengutak-atik luka yang sedang dalam proses penyembuhan, Mememarkan tubuh lewat kecelakaan yang sudah direncanakan sebelumnya Membakar diri baik dalam bentuk ringan misal dengan rokok atau pembakaran tubuh secara luas. Menusuk diri sendiri dengan kawat, peniti, paku, pulpen, dan lainnya. Mematahkan tulang-tulang mereka sendiri, Mencungkil mata, Menelan bahan kimia korosif, baterai, peniti, dan benda lainnya dan Pada beberapa kasus juga dilaporkan pelaku meracuni dirinya sendiri secara berulang. Deperesi, pikiran yang kacau, perasaan sendirian, kesepian, tidak mendapatkan pengakuan/ penerimaan dari lingkungan, perasaan takut terhadap apapun, kekesalan yang tak dapat diluapkan, perasaan tertekan, pengalaman pahit masa lalu, penderitaan, ketidak berdayaan, kecemasan berlebih terhadap masa depan, kurang dimengerti, penderitaan yang mendalam disebabkan apapun, kehilangan, penyesalan, diabaikan, serta masalah kehidupan mulai dari hubungan. Sebenarnya tidak ada penderita self harm ini yang benar-benar sendirian, ia pandai menyembunyikan hal ini terhadap lingkungannya, merasa sepi walau dikelilingi banyak orang, karena orang lain mungkin tidak paham terhadap apa yang mereka rasakan, ketidakmampuan kita memahami mereka akan semakin memperburuk keadaan mereka. Sedikit sekali orang dapat memahami hal ini, karena bagi orang normal kebiasaan mereka itu sangat mengerikan. Sebenarnya bagi para penderita kelainan ini, self harm dapat membantu mereka untuk lebih relax, tenang dan merasa benar-benar hidup saat memotong bagian tubuhnya. Karena ketika mereka menyakiti fisiknya, tubuhnya akan memproduksi endorphins yang menciptakan perasaan positif yang membuat mereka merasa lebih baik.

26

5.2 Saran Kepada Subjek Saran saya anda harus berfikir logis atas apa yang anda lakukan saat ini, karena hidup anda tidak distake di sini. Dan diluar bila anda bisa membuka diri anda, masih banyak orang yang perduli dan memperhatikan anda. Anda tidak sendiran, semua oaring perduli terhadapa anda. Tentang apapun yang terjadi pada anda. Itu sebagai pelajaran berharga untuk anda agar anda tidak berteman dengan sembarangan orang, dan tidak mudah untuk mempercayai orang lain dengan mudah. Jangan pernah berputus asa untuk berubah, yakin lah bahwa hidup anda akan lebih baik. Apabila anda merasa kesepian karena sendri, di luar anda bisa membuka mata untuk berbagi, bekerja sama dan melakukan hal-hal yang bermanfaat dengan rekan anda. Dan gunakan internet itu sebagai sarana untuk mencari pengetahuan yang bermanfaat, anda boleh berteman dan menggunakan jejaring social tidak ada salahnya tapi kembali pada kegunaan dn manfaatnya untuk anda.internet di buat untuk mempermudah anda bukan mempersulit anda, kita sebagai pengguna dan pengguna yang memanfaatkan dunia digital, bukan kita yang di manfaatkan oleh dunia digital.

Kepada Orangtua Lebih memperhatikan anaknya lagi, dan melakukan bimbingan kepada anak. Dan anak mempunyai hak untuk di berikan kasih sayang dan perhatian serta pembelajar, tanamkan nilai yang baik untuk anak agar anak juga bisa mengarah pada sikap positif.

Kepada Pengguna Internet Dengan adanya kemajuan dunia digital berupa fitur, jejaring social, dan layanan lainnya dapat di askes semakin mudah, kemajuan era globalisasi media internet digital yang semakin hari semakin maju tentunya memberikan manfaat yang baik untuk kita, dan seperti yang seharusnya manusia dapat berikir dengan rasio (nyata), bahwa dunia digital berfungsi sebagai sarana untuk kemudahan, untuk kita manfaatkan, bukan kita yang di manfaatkan oleh dunia digital. Jadi gunakan media internet digital sebaik mungkin.

27

REFERENSI

Barstow DG: Self injury and self mutilation: nursing approaches, Psikologi Nurs Ment Health Serv33 (2):19,1995. Bulit RA and others: Clinical correlation of self-mutilation in birderline personality disorder, Am I psychiatry 151 (9):1350,1994. Gainer MJ: Torem MS: Ego-state therapy for self-inurious behavior, Am I Clin Hypnosis 35(4):257,1993. Lancee WJ and others: The relation between nursess limit setting styles and anger in psychiatry 57(4):316,1994

28

DAFTAR PUSTAKA

Atwater, E. (1983). Psychology of adjustment (2 nd ed.). New Jersey: Prentice-Hall, Inc. Bonta, J., & Gendreau, P. (1990). Reexamining the cruel and unusual punishment of

prison life. Law and Human Behavior, 14 (4), 347-372. Calhoun, J. F., & Acocella, J. R. (1990). Psychology of adjustment and human relationship. (3 rd ed. ). USA: McGraw-Hill, Inc.

Feldman, R. S. (1989). Adjustment: Applying psychology in a complex world. New York: McGraw-Hill Haber, A., & Runyon, R. P. (1984). Psychology of adjustment. Illinois: The Dorsey Press. Hyde, K. E. (1990). Religion in childhood and adolescence: A comprehensive review of the research. Alabama: Religious Education Press. Johnson, B. R., Larson, D. B., Pitts, T. C. (1997, Maret). Religious programs, institutional Fellowship adjustment, and recidivism among former inmates in Prison 14 di amblil dari http://www.leaderu.com/

Programs. Justice

Quarterly,

humanities/johnson.html, tanggal 5 Februari 2007. Lazarus, R. S. (1969). Pattern of adjustment and human effectiveness. New

York: McGraw-Hill Book Company. Paloutzian, R. F. (1996). Invitation to the psychology of religion (2 nd ed.) Massachusetts: Allyn & Bacon. Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2004). Human development (9 th McGraw-Hill Poerwandari, E. K. (2005). Pendekatan kualitatif untuk penelitian perilaku manusia (ed. ke-3). Depok: LPSP3 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. ed.). Boston:

29