Page 1
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP
DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN
SEHAT
DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA
MISKIN DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN
CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG
PERIODE Juli – Agustus 2012
Disusun oleh :
Vellyana Lie
Bobby Nagandi
Ellysia Budiman
DOKTER INTERNSHIP
PUSKESMAS PERUMNAS
PERIODE MEI- AGUSTUS 2012
1
Page 2
LEMBAR PERSETUJUAN
JUDUL:
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP
DANPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI
TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN
DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN CURUP
TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG
PERIODE Juli – Agustus 2012
Penyusun:
Vellyana Lie
Bobbby Nagandi
Ellysia Budiman
Curup, Agustus 2012
Mengetahui,
Pembimbing Puskesmas Perumnas
( dr. Yuli Astikasari )
NIP. 140.367.822
2
Page 3
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas berkat dan pimpinan-Nya pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan penulisan laporan penelitian ini.
Penelitian dan laporan penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
dalam menjalani Internship sebagai syarat menyelesaikan Kepaniteraan Internship
Judul yang dipilih pada penelitian ini adalah
GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN
RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR MELES BAWAH
KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG
PERIODE JULI – AGUSTUS 2012
Penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini tentunya tak lepas dari bantuan
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu yaitu:
1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong beserta seluruh staf.
2. Drg. Asep Setiabudi selaku Kepala Puskesmas Perumnas, beserta seluruh staf
Puskesmas.
3. dr Yuli Astikasari selaku pembimbing dokter internship di puskesmas.
4. Rekan – rekan dokter internship atas bantuan, dukungan dan perhatiannya selama
penelitian ini.
5. Keluarga yang telah memberikan perhatian, doa dan dukungannya.
6. Teman – teman dan pihak – pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu,
yang telah memberikan dorongan, semangat, saran, serta masukan yang bersifat
membangun.
Dengan memanfaatkan waktu dan sarana yang tersedia, penulis berusaha
melakukan penelitian dan penulisan laporan penelitian ini dengan sebaik-baiknya.
Walaupun demikian, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, sehingga
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari pembaca sekalian.
3
Page 4
Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga penelitian ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Curup, November 2012
Hormat saya,
Penulis
4
Page 5
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ix
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................................12
1.2. Identifikasi Masalah..........................................................................13
1.3. Tujuan Penelitian..............................................................................15
1.4. Manfaat Penelitian............................................................................15
1.5. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................16
1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................16
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Tatanan Rumah Tangga
( Depkes RI, 1999/2000 ).................................................................17
2.1.1. Pengertian...............................................................................17
2.1.1.1. PHBS.........................................................................17
2.1.1.2. Rumah Tangga..........................................................17
2.1.1.3 PHBS di Tatanan Rumah Tangga..............................18
2.1.2. Sasaran...................................................................................19
2.1.3. Langkah-langkah Pembinaan Program PHBS Di Tatanan
Rumah Tangga.......................................................................20
2.1.4. Indikator PHBS......................................................................21
2.2. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehaatn ( Soekidjo, 2003 )...........22
2.2.1. Batasan Perilaku.....................................................................23
2.2.2. Perilaku Kesehatan.................................................................24
2.2.3. Domain Perilaku.....................................................................28
2.2.4. Perubahan (Adopsi) Perilaku dan Indikatornya.....................34
2.2.5. Aspek Sosio-Psikologi Perilaku Kesehatan...........................37
5
Page 6
BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Pemikiran..........................................................................41
3.2. Definisi Operasional.........................................................................50
BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Metode Penelitian.............................................................................51
4.2. Instrumen Penelitian.........................................................................51
4.3. Populasi dan Sampel.........................................................................51
4.4. Pengumpulan Data............................................................................51
4.5. Cara Pengolahan Data.......................................................................52
BAB V. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................53
5.2. Hasil Penelitian.................................................................................54
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan.......................................................................................69
6.2. Saran.................................................................................................69
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................70
6
Page 7
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Keluarga di Kecamatan Curup Timur...............................................13
Tabel 1.2. Indikator, target, cakupan program, dan kesenjangan.......................14
Tabel 1.3. Peringkat Masalah menurut sistem PAHO di Kecamatan
Curup Timur.......................................................................................15
Tabel 2.1. Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga......................................19
Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan usia ibu........................................47
Tabel 5.2. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan.......................48
Tabel 5.3. Distribusi respoden berdasarkan pekerjaan.......................................48
Tabel 5.4. Distribusi responden berdasarkan pendapatan perkapita...................48
Tabel 5.5. Distribusi responden yang pernah mengetahui tentang
PHBS……………………………………………………………….49 Tabel 5.6 Distribusi responden yang mengetahui kepanjangan PHBS50…......49
Tabel 5.7 Distribusi responden yang mengetahui aspek PHBS………………..50
Tabel 5.8 Distribusi responden yang mengetahui syarat rumah sehat………….50
Tabel 5.9 Distribusi responden yang mengetahui pemberian ASI……………..1
Tabel 5.10 Distribusi responden yang mengetahui manfaat TT pada ibu hamil
Tabel 5.11 Distribusi responden yang mengetahui program pemerintah tentang
Persalinan……………………………………………………………52
Tabel 5.12 Distribusi responden yang mengetahui jarak yang baik antara jamban
dengan sumber air………………………………………………….52
Tabel 5.13 Distribusi responden mengenai tersedianya JAGA d rumah………52
Tabel 5.14 Distribusi responden mengenai merokok di dalam rumah
membahayakan anggota keluarga yang lain ………………………53
Tabel 5.15 Distribusi responden yang mengetahui tentang mencuci makan tidak
bersih dapat mengakibatkan diare…………………………………53
Tabel 5.16 Distribusi responden yang mengetahui tempat dimana membuang
Sampah……………………………………………………………53
7
Page 8
Tabel 5.17 Distribusi responden yang mengetahui lantai rumah terbuat dari apa.54
Tabel 5.18 Distribusi jawaban responden mengenai oleh siapa ibu melakukan
persalinan ............................................................................................54
Tabel 5.19 Distribusi jawaban responden mengenai jenis makanan apa yang ibu
makan setiap harinya ..........................................................................54
Tabel 5.20 Distribusi jawaban responden mengenai “apakah ibu menjadi anggota
dana sehat (JPKM……………………………………………………54
Tabel 5.21 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu memcuci tangan
dengan menggunakan sabun sebelum makaN.....................................55
Tabel 5.22 Distribusi jawaban responden mengenai apakah rumah ibu setiap hari
Dibersihkan..........................................................................................55
Tabel 5.23 Distribusi jawaban responden mengenai apakah setiap ruangan
mempunyai jendela ………………………………………………...56
Tabel 5.24 Distribusi jawaban responden mengenai seberapa sering responden
membersihkan jamban di rumah……………………………………56
Tabel 5.25 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu selalu melakukan
aktifitas fisik setiap hari.........................................................................................57
Tabel 5.26 Distribusi jawaban responden mengenai kemakah ibu selalu
membuang sampah rumah tangga..........................................................................57
Tabel 5.27 Distribusi jawaban responden mengenai bagi ibu yang pernah
mempunyai bayi, berapa seringkah menimbang bayi di posyandu........................57
Tabel 5.28 Distribusi jawaban responden mengenai berapa kali dalam seminggu
ibu
memotong...............................................................................................................58
Tabel 5.29 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah ibu
pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang
diadakan oleh kader/ bidan desa/ tenaga kesehatan ?”….......................................58
Tabel 5.30 Distribusi jawaban responden yang pernah mendapatkan penyuluhan
PHBS terhadap pertanyaan ”Berapa kali mendapatkan penyuluhan tentang
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?”………………………………………………59
8
Page 9
Tabel 5.31 Distribusi responden yang pernah mendapatkan penyuluhan PHBS
terhadap pertanyaan “Kapan terakhir kali ibu diberi penyuluhan tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat ?”………………………………………………………59
Tabel 5.32 Distribusi jawaban responden yang tidak pernah mendapatkan
penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan “apakah penyuluhan tersebut
bermanfaat ?”.........................................................................................................60
Tabel 5.33 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Dimana tempat
berkumpul yang paling cocok untuk melakukan penyuluhan tentang Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat ?”………………………………………………………60
Tabel 5.34 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Kapan sebaiknya
dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?”…………….60
Tabel 5.35 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Siapa sebaiknya
yang melakukan penyuluhan tersebut ?”..............................................................61
Tabel 5.36 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Bagaimana cara
yang diinginkan dalam menyampaikan penyuluhan tersebut ?”………………..61
Tabel 5.37. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang PHBS……………….62
Tabel 5.38. Distribusi Sikap Responden Tentang PHBS ...................................62
Tabel 5.39. Distribusi Perilaku Responden Tentang PHBS……………………62
,
9
Page 10
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.FotoKegiatan................................................................................65
Lampiran 2. Kuesioner.………………………………………………………66
10
Page 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN
Derajat kesehatan suatu masyarakat pada garis besarnya dipengaruhi oleh 4
faktor utama, yaitu: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan (
herediter ). Dimana untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, maka 4 faktor utama tersebut diperlukan secara
bersama-sama.
Perilaku, khususnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) merupakan
komponen penting dalam pembangunan kesehatan dimana diperlukan adanya
kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat dari setiap penduduk sehingga
derajat kesehatan yang optimal dapat terwujud, dan dengan demikian masyarakat
diharapkan mampu berpartisipasi dalam memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatannya sendiri. Sedangkan pembangunan kesehatan mempunyai peran
dalam menentukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang
merupakan fokus pembangunan nasional. Oleh karena itu, PHBS ini perlu
diselenggarakan sebaik-baiknya agar dapat memberikan sumbangan yang nyata
baik dalam pembangunan kesehatan maupun pembangunan nasional.
Persentase cakupan angka cakupan kunjungan K-1, Linakes, gizi ( N/S, D/S,
dan Vit A ), imunisasi dan kesling ( rumah sehat, air bersih, jamban, SPAL ) di
wilayah kerja Puskesmas Perumnas masih rendah, terutama dalam bidang kesling
( rumah sehat ). Selain itu, peringkat pertama dari 10 penyakit terbanyak menurut
PAHO adalah diare. Sedangkan tingginya angka kejadian diare ini telah kita
ketahui sangat dipengaruhi oleh PHBS yang kurang baik.
Keluarga miskin di wilayah kerja Puskesmas Perumnas semakin meningkat
jumlahnya setiap tahun, sebagaimana kita ketahui juga bahwa tingkat sosial
ekonomi sangat berpengaruh terhadap PHBS. Desa Air Meles Bawah merupakan
salah satu dari 6 dusun yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Perumnas, dipilih
sebagai lokasi penelitian, berdasarkan tingginya persentase kemiskinan di desa
11
Page 12
tersebut.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) adalah bentuk perwujudan
Paradigma Sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga, dan masyarakat yang
berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi
kesehatannya baik fisik, mental spiritual, maupun sosial. Selain itu, PHBS ini
dapat dijadikan indikator dari derajat kesehatan suatu daerah tertentu. Bila PHBS
di suatu daerah cukup baik, dengan sendirinya akan memperkecil masalah-
masalah kesehatan, juga meperkecil kemungkinan terjadinya suatu wabah
penyakit. Dengan kata lain, PHBS ini merupakan salah satu bentuk tindakan
preventif dalam bidang kesehatan.
Dengan latar belakang tersebut, maka penyusun memilih judul penelitian:
GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI
TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR
MELES BAWAH KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN
REJANG LEBONG PERIODE JULI – AGUSTUS 2012
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ( P2KT,2005 )
Berdasarkan keterangan yang telah disebutkan dalam latar belakang
penelitian mengenai tingginya angka kemiskinan di kecamatan Perumnas,
rendahnya angka cakupan kunjungan K-1, Linakes, gizi ( N/S, D/S, dan Vit A ),
imunisasi dan kesling ( rumah sehat, air bersih, jamban, SPAL ), serta besarnya
masalah menurut sistem PAHO maka dapat kita lihat tabel berikut ini:
12
Page 13
Tabel 1.2 Indikator, target, cakupan program, dan persentase
No. Upaya
Kesehatan
Indikator
Pelayanan
Jumlah Cakupan
saat ini
%
1. KIA Kunjungan K-1 75 71 94,7
Kunjungan K-2 75 72 96,0
Linakes 72 67 93,1
Kunjungan N-2 72 67 93,1
Resti 72 14
KB Peserta KB aktif 462 8
GIZI Tablet Fe 1 75 71 94,7
Tablet Fe 3 75 72 96,0
Imunisasi
Bumil
TT 1 75 71 94,7
TT 2 75 72 96,0
2. Imunisasi DPT 1 68 66 97,1
DPT 2 68 64 94,1
DPT 3 68 64 94,1
POLIO 1 68 64 94,1
POLIO 2 68 66 97,1
POLIO 3 68 66 97,1
POLIO 4 68 66 97,1
BCG 68 64 94,1
HEP B 1 68 66 97,1
HEP B 2 68 64 94,1
HEP B 3 68 64 94,1
CAMPAK 68 77 113,2
\TT 1 75 71 94,7
TT 2 75 72 96
3. Gizi D / S 217 153 63,8
13
Page 14
N / S 217 73
K / S 217 206 94,9
VIT A 291 222
4. Kesling Rumah sehat 583 380 34%
Jamban 583 483
SPAL 583 392
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan Umum
Tujuan Umum dari penelitian adalah untuk mengetahui Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga Keluarga Miskin di Desa Air
Meles Bawah.
Tujuan khusus
Tujuan Khusus dari penelitian adalah untuk mengetahui Gambaran Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga Keluarga Miskin ( PUS
atau keluarga dengan ibu sedang hamil, atau memiliki bayi, atau memiliki
Balita ) di Desa Air Meles Bawah
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat lebih jauh mengetahui gambaran Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat di tatanan rumah tangga, khususnya pada keluarga
miskin di desa Air Meles Bawah kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang
Lebong periode Juli – Agustus 2012 dan dapat memberikan masukkan kepada
puskesmas mengenai :
Pendataan jumlah keluarga miskin di desa.
Informasi tentang kendala-kendala PHBS yang ada.
Bahan pertimbangan dalam memilih jalan keluar yang akan ditempuh
untuk memperbaiki kendala PHBS yang ada.
Bahan literatur untuk penelitian selanjutnya.
14
Page 15
1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN
Untuk penelitian ini, penyusun membatasi ruang lingkup penelitian hanya
pada keluarga PUS /Pasangan Usia Subur ( ibu yang berusia 15-45 tahun, tidak
hamil) atau keluarga dengan ibu yang sedang hamil atau memiliki bayi atau
memiliki Balita.
1.6 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN
Lokasi penelitian dilakukan di Balai Desa Air Meles Bawah Dusun 01. Dan
waktu penelitan berlangsung tanggal 19 juli 2012
15
Page 16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN RUMAH
TANGGA ( Depkes RI, 1999/2000 )
2.1.1 PENGERTIAN
2.1.1.1 PHBS
PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau
menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan
masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi, dan
melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku,
melalui pendekatan pimpinan, bina suasana ( social support ), dan
pemberdayaan masyarakat ( empowerment ) sebagai suatu upaya untuk
membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam
tatanan rumah tangga, agara dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam
rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatannya.
2.1.1.2 RUMAH TANGGA
Adalah wahana atau wadah dimana keduanya yang terdiri dari bapak,
ibu, dan anak-anaknya melaksanakan kehidupan sehari-hari.
2.1.1.3 PHBS DI TATANAN RUMAH TANGGA
Adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk
berperilaku hidup bersih dan sehat.
2.1.2 SASARAN
Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga
secara keseluruhan tapi lebih diutamakan kepada ibu yang dituju oleh
program penyuluhan. Sasaran program Pembinaan PHBS terbagi dalam :
1. Sasaran primer dalam rumah tangga yaitu sasaran utama yang
16
Page 17
akan diubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah.
Sasaran primer: individu dalam keluarga yang bermasalah.
2. Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi
individu yang bermasalah.
Sasaran sekunder: Kepala Keluarga, Ibu , orang tua, tokoh
keluarga, Kader, tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas
kesehatan, dan PKK.
3. Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi
unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung dalam hal
dana, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan
PHBS di rumah tangga.
Sasaran tersier : Kader, guru, tokoh masyarakat, dll.
2.1.3 LANGKAH-LANGKAH PEMBINAAN PROGRAM PHBS DI
TATANAN RUMAH TANGGA
Langkah-langkah kegiatan pembinaan program PHBS di tatanan
rumah tangga yang perlu dilakukan oleh petugas kesehatan di tingkat
kabupaten / kota secara umum adalah sebagai berikut:
1. Diseminasi informasi PHBS kepada petugas di Puskesmas dan lintas
program/ lintas sektor serta mitra kerja di tingkat kabupaten / kota.
2. Mengarahkan dan membimbing pelaksanaan pengkajian
3. Membimbing proses penyusunan rencana kegiatan PHBS seperti
menentukan tujuan, menyusun langkah-langkah kegiatan,
pengembangan media, dll
4. Monitoring dan supervisi pelaksanaan PHBS
5. Membantu proses penilaian PHBS di Tatanan Rumah Tangga
2.1.4 INDIKATOR PHBS
Dalam melakukan pengkajian PHBS, indikator merupakan suatu
petunjuk yang membatasi fokus perhatian. Sehingga dalam kegiatan
penilaian nanti kita dapat membandingkan antara hasil pengkajian dengan
17
Page 18
hasil penilaian PHBS. Indikator PHBS di rumah tangga meliputi indikator
input, proses, dan output. Khusus indikator output digunakan untuk
melakukan pengkajian PHBS. Sedangkan indikator input, proses, dan output
dikembangkan untuk melakukan penilaian PHBS. Indikator PHBS di tatanan
keluarga diarahkan pada lima aspek program prioritas penyuluhan, yaitu
KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup dan Upaya Kesehatan.
Tabel 2.1 Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga.
No VARIABEL INDIKATOR
INPUT Definisi PROSES Definisi OUTPUT Definisi
1. Pertolongan
persalinan
Tersediannya
Sarana
Kesehatan
RS,
Puskesmas,
Polindes,
(pemerintah
/ swasta)
Pencarian
pertolongan
persalinan
oleh petugas
kesehatan
Dokter,
bidan, pera-
wat, dukun
terlatih di-
dampingi
petugas ke-
sehatan
Persalinan
ditolong pe-
tugas kese-
hatan
Ditolong oleh
bidan, dokter
dan perawat,
dukun terlatih
(didampingi
petugas
kesehatan)
2. Imunisasi Mengetahui
manfaat
imunisasi dan
jadwal
pemberian
imunisasi
Manfaat
imunisasi
adalah :
untuk
meningkat-
kan daya
tahan tubuh
anak
Membawa
anak untuk
diimunisasi
Jenis
imunisasi
diberikan
sesuai
dengan
umur anak
Anak
mendapat
imunisasi
lengkap yang
dapat dilihat
dari KMS
Imunisasi
lengkap
terdiri dari:
BCG, DPT,
Polio,
Hepatitis, dan
Campak
Penimbangan
Balita
Mempunyai
KMS dan me-
ngetahui man-
faat penim-
bangan
KMS: Kartu
yang untuk
memantau
pertumbuh-
an dan per-
kembangan
kesehatan
Balita
Membawa
balita untuk
ditimbang
Penimbang-
an dilaku-
kan satu
bulan sekali
minimal 8x
setahun
Balita ditim-
bang secara
teratur sesuai
jadwal (dapat
dilihat pada
KMS)
Angka/ grafik
penimbangan
untuk menge-
tahui status
gizi anak
3. Jamban Tersedianya
jamban yang
memenuhi
syarat
Jamban me-
liputi kakus
cemplung
tanpa atau
dengan le-
Memanfaat-
kan dan me-
melihara
jamban de-
ngan alat
Alat pem-
bersih ter-
diri dari
sikat jam-
ban, sapu
Jamban digu-
nakan bersih
dan tidak ber-
bau
Jamban digu-
nakan oleh
seluruh ke-
luarga
18
Page 19
her angsa
lengkap de-
ngan pe-
nampungan
kotoran/
septiptank
pembersih lidi, dan
karbol
4. Air bersih Tersedianya
air bersih
yang
memenuhi
syarat
Air yang
tidak ber-
bau, ber-
warna, dan
berasa
Memanfaat-
kan air bersih
dan dipeli-
haranya tem-
pat penam-
pungan air
bersih
Tempat
penampung
an air bersih
bebas lum-
pur jentik
dan lumut
Digunakan air
bersih oleh
semua kelu-
arga
Air bersih
untuk minum
(yang sudah
dimasak)
masak, man-
di, dan men-
cuci pakaian
5. Sampah Tersedianya
tempat sam-
pah yang
tertutup di
dalam dan di
luar rumah
Tempat
sampah
yang terbuat
dari seng,
plastik, se-
men baik di
dalam dan
di luar ru-
mah
Digunakan
dan dipeli-
haranya tem-
pat sampah
Tempat
sampah
dalam ke-
adaan baik
dan diber-
sihkan se-
cara teratur
Halaman dan
rumah dalam
keadaan ber-
sih bebas
sampah
Sampah di-
tampung dan
dibuang di
tempat pem-
buangan
6. Kebersihan
Kuku
Tersedianya
alat pemotong
kuku
Ketersedia-
an alat pe-
motong ku-
ku berupa
gunting atau
lainnya
Menggunting
kuku dan
membersih-
kan secara
teratur
Minimal
kuku ang-
gota keluar-
ga dipotong
1 kali dan
dibersihkan
setiap hari
Kuku ke-
luarga pendek
dan bersih
Bersih ar-
tinya tidak
ada kotoran /
hitam di-
sekitar kuku
dan kuku ter-
sebut pendek
7. Gizi keluarga Tersedianya
bahan maka-
nan yang ber-
gizi dan ber-
aneka ragam
Bahan ma-
kanan ber-
gizi terdiri
dari kar-
bohidrat,
protein, le-
mak, vi-
tamin, dan
mineral
yang dapat
diperoleh di
halaman ru-
Mengolah
bahan ma-
kanan yang
tersedia de-
ngan benar
Memilih,
mencuci,
dan mema-
sak bahan
makanan
yang ter-
sedia
Mengkonsum
-si makanan
yang bergizi/
beraneka ra-
gam
Semua ang-
gota keluarga
mengkonsum
-si makanan
yang bergizi
dan beraneka
ragam
19
Page 20
mah dan pa-
sar terdekat
8 Kebiasaan tidak
merokok dan
penyalahgu-
naan Napza
Tidak ada ro-
kok, asbak,
dan abu
rokok. Tidak
ditemukan ba-
han
penyalahguna
-an Napza
Tidak dite-
mukan
rokok, pun-
tung, dan
abu rokok di
dalam dan
halaman ru-
mah. Tidak
ditemukan
bahan pe-
nyalahgu-
naan napza
Tidak ada
anggota ke-
luarga yang
membeli ro-
kok dan me-
nyimpan
secara tidak
sah bahan-
bahan Napza
Tidak ada-
nya biaya
pengeluar-
an rumah
tangga un-
tuk
membeli
rokok dan
napza
Tidak adanya
anggota ke-
luarga yang
merokok dan
menyalahgu-
nakan Napza
Rumah bebas
asap rokok
dan bahan
Napza
9. Informasi PMS/
AIDS
Tersedianya
informasi ten-
tang AIDS /
PMS
Informasi
AIDS /
PMS me-
liputi penu-
laran, pen-
cegahan, &
penyebab
AIDS/ PMS
yang diper-
oleh dari
berbagai
media
Memperoleh
informasi
tentang AIDS
dari berbagai
sumber in-
formasi
Informasi
tersebut da-
pat diper-
oleh dari
berbagai
sumber
yaitu: TV,
Koran, Ra-
dio, Cera-
mah, dll.
Dapat men-
jelaskan 2
cara : pence-
gahan dan
penularan
AIDS / PMS
Dua cara
pencegahan
dan penu-
laran
10
.
JPKM dana
sehat As.Kes
lainnya
Terbentuknya
JPKM/ Dana
sehat dan As-
kes lainnya
yang sejenis
Penyeleng-
garaan
Pemelihara-
an kesehat-
an yang
pembiayaan
-nya dilak-
sanakan se-
cara pra
upaya ber-
azaskan u-
saha ber-
sama dan
kekeluarga-
an
Menjadi
peserta dana
sehat, JPKM,
dan Askes
lainnya
Peserta
Dana Sehat,
JPKM, dan
Askes lain-
nya adalah
peserta
yang
mendapat
kartu
anggota
Membayar
premi/ iuran
secara teratur
Biaya yang
dibayarkan
pada jangka
waktu yang
telah diten-
tukan
20
Page 21
2.2 KONSEP PERILAKU DAN PERILAKU KESEHATAN ( Soekidjo, 2003 )
2.2.1 BATASAN PERILAKU
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme ( makhluk
hidup ) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis
semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai
dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas
masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada
hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari
uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku ( manusia )
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Skiner ( 1938 ) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku
merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus ( rangsangan
dari luar ). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori
Skiner ini disebut teori ”S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respons. Skiner
membedakan adanya 2 respons:
1. Respondent response , yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-
rangsangan ( stimulus ) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting
stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap.
Misalnya: makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan,
cahaya terang menyebabkan mata tertutup. Sedangkan Respondent
response mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita
mudibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan
kegembiraannya dengan tertawa.
2. Operant respons atau instrumental response, yakni respon yang timbul
dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang
21
Page 22
tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer,
karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan
melaksanakan tugasnya dengan baik ( respon terhadap uraian tugasnya
atau job skripsi ), kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya
( stimulus baru ), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi
dalam melaksanakan tugasnya.
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat
dibedakan menjadi dua.
1. Perilaku tertutup ( covert behaviou r)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau
tertutup ( covert ). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih
terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang
terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan sikap yang
terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat
diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert
behaviour atau unobservable behaviour, misalnya : seorang ibu hamil
tahu pentingnya untuk memeriksakan kehamilan, seorang pemuda tahu
bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan
sebagainya.
2. Perilaku terbuka ( overt behaviour )
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau
terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk
tindakan atau praktek ( practice ), yang dengan mudah dapat diamati
atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behaviour,
tindakan nyata atau praktek ( practice ), yang dengan mudah dapat
diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt
behaviour, tindakan nyata atau praktek ( practice ) misalnya, seorang ibu
memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas
untuk diimunisasi, penderita TB paru minum obat secara teratur, dan
sebagainya.
Seperti telah disebutkan di atas, sebagian besar perilaku manusia
22
Page 23
adalah operant response. Oleh sebab itu untuk membentuk jenis respon atau
perilaku perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant
conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning
ini menurut Skiner adalah sebagai berikut:
a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan
penguat atau reinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi
perilaku yang akan dibentuk.
b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-
komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki.
Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang
tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.
c. Menggunakan secara urut komponen-komponen itu
sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau
hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.
d. Melakukan pembentukan perilaku dengan
menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Apabila
komponen pertama telah dilakukan, maka hadiahnya diberikan. Hal ini
akan mengakibatkan komponen atau perilaku ( tindakan ) tersebut
cenderung akan sering dilakukan. Kalau ini sudah terbentuk maka
dilakukan komponen ( perilaku ) yang kedua yang kemudian diberi
hadiah ( komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi ). Demikian
berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu
dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai
seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk.
2.2.2 PERILAKU KESEHATAN
Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku
kesehatan adalah suatu respons seseorang ( organisme ) terhadap stimulus
atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan
kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini,
perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok.
23
Page 24
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan ( health maintenance )
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara
atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk
penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku
pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek.
a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit
bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah
sembuh dari penyakit.
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam
keadaan sehat. Perlu dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu
sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehat
pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan
yang seoptimal mungkin.
c. Perilaku gizi ( makanan ) dan minuman. Makanan dan
minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan
seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat
menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang,
bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat
tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan
minuman tersebut.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan
kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (
health seeking behaviour ).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang
pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau
perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri ( self treatment )
sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
3. Perilaku kesehatan lingkungan.
Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya. Dengan
perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya
24
Page 25
sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, atau
masyarakatnya. Misalnya bagaimana mengelola pembuangan
tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan
limbah, dan sebagainya.
Seorang ahli lain ( Becker, 1979 ) membuat klasifikasi lain tentan
perilaku kesehatan ini.
a. Perilaku hidup sehat.
Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau
kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya.
Perilaku ini mencakup antara lain:
1. Makan dengan menu seimbang ( appropriate diet ).
Menu seimbang di sini dalam arti kualitas
(mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan
kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi
kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih).
Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal dengan
ungkapan empat sehat lima sempurna.
2. Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas
( gerakan ), dan kuantitas dalam arti frekuensi dan
waktu yang digunakan untuk olahraga. Dengan
sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia,
dan status kesehatan yang bersangkutan.
3. Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan jelek yang
mengakibatkan berbagai macam penyakit. Ironisnya
kebiasaan merokok ini, khususnya di Indonesia seolah-
olah sudah membudaya. Hampir 50 % penduduk
Indonesia usia dewasa merokok. Bahkan dari hasil
suatu penelitian, sekitar 15 % remaja kita telah
merokok. Inilah tantangan pendidikan kesehatan kita.
4. Tidak minum minuman keras dan narkoba. Kebiasaan
25
Page 26
minum miras dan mengkonsumsi narkoba (narkotik
dan bahan-bahan berbahaya lainnya) cenderung
meningkat. Sekitar 1 % penduduk Indonesia dewasa
diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minum
miras ini.
5. Istirahat cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan
hidup akibat tuntutan untuk penyesuaian dengan
lingkungan modern, mengharuskan orang untuk
bekerja keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu
istirahat. Hal ini juga dapat membahayakan kesehatan.
6. Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja,
dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan.
Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang
keras seperti diuraikan di atas. Kecenderungan stres
akan meningkat pada setiap orang. Stres tidak dapat
kita hindari, maka yang penting agar stres tidak
menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat
mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-
kegiatan yang positif.
7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi
kesehatan, misalnya: tidak berganti-ganti pasangan
dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan
lingkungan, dan sebagainya.
b. Perilaku sakit ( ilness behaviour )
Perilaku sakit ini mencakup respon seseorang terhadap sakit
dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang:
penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan
sebagainya.
c. Perilaku peran sakit ( the sick role behaviour )
Dari segi sosiologi, orang sakit ( pasien ) mempunyai peran,
yang mencakup hak-hak orang sakit ( right ) dan kewajiban
26
Page 27
sebagai orang sakit ( obligation ). Hak dan kewajiban ini harus
diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain
( terutama keluarganya ), yang selanjutnya disebut perilaku
peran orang sakit ( the sick role ). Perilaku ini meliputi:
1. tindakan untuk memperoleh kesembuhan
2. mengenal / mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/
penyembuhan penyakit yang layak
3. mengetahui hak ( misalnya: hak memperoleh perwatan,
memperoleh pelayanan kesehatan, dsb ) dan kewajiban
orang sakit ( memberitahukan penyakitnya kepada
orang lain terutama kepada dokter/ petugas kesehatan,
tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan
sebagainya ).
2.2.3 DOMAIN PERILAKU
Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus
atau rangasang dari luar organisme ( orang ), namun dalam memberikan
respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang
yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi
beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor yang
membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan
perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni :
1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang
bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat
kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.
2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor
lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai
perilaku seseorang.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah
merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan
27
Page 28
hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal
maupun eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah
kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat luas. Benyamin Bloom
( 1908 ) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke
dalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni : a.kognitif, b. Afektif,
c.psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk
pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:
1. Pengetahuan ( Knowledge )
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain
yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang ( overt behaviour
).
a.Proses Adopsi Perilaku.
Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang
didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers ( 1974 )
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru
( berperilaku baru ), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan, yakni:
1. Awareness ( kesadaran ), yakni orang tersebut menyadari dalam
arti mengetahui stimulus ( objek ) terlebih dahulu.
2. Interest, yakni orang yang mulai tertarik kepada stimulus.
3. Evacuation ( menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya ). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik
lagi.
4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.
5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan
28
Page 29
pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun demikian dari penelitan selanjutnya Rogers menyimpulkan
bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas.
Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses
seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif,
maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng ( long lasting ). Sebaliknya
apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka
tidak akan berlangsung lama.
b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif.
Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan:
1. Tahu ( know )
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah diperlajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali ( recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu
ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk
mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan
sebagainya.
2. Memahami ( comprehension )
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi ( aplication )
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondiri real ( sebenarnya ). Aplikasi di
29
Page 30
sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang
lain.
4. Analisis ( analysis )
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat
menggambarkan ( membuat bagan ), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis ( syntesis )
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi ( evaluation )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu didasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria
yang telah ada.
c.Sikap ( attitude )
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari
seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapa batasan lain
tentang sikap ini dapat dikutipkan sebagai berikut.
”An individual’s social attidude is a syndrome of response
consistency with regard to social object” ( Campbell,1950 ).
“A mental and neural state of rediness, organized through
expertence, exerting a directive or dynamic influence up on the
30
Page 31
individual’s response to all objects and situation with which it is related” (
Allport, 1954 ).
“Attitude entails an existing predisposition to response to social
objecs which in interaction with situational and other dispositional
variables, guides and direct the overt behavior of the individual”
( Cardno, 1955 ).
Dari batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi
sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata
menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu
yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat
emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli
psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif
tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi
merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah
laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap
objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
Diagram di bawah ini dapat lebih menjelaskan uraian tersebut.
Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi
a. Komponen Pokok Sikap
Dalam bagian lain Allport ( 1954 ) menjelaskan bahwa sikap itu
31
Stimulus
Rangsangan
Proses
Stimulus Reaksi
Tingkah laku
(terbuka)Sikap
(tertutup)
Page 32
mempunyai 3 komponen pokok.
1. Kepercayaan ( keyakinan ), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3. Kecenderungan untuk bertindak ( tend to behave ).
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (
total attitude ). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,
pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.
b. Berbagai Tingkatan Sikap.
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai
tingkatan.
1. Menerima ( receiving )
Menerima diartikan bahwa orang ( subjek ) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan ( objek ).
2. Merespon ( responding )
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari
sikap. Karena dengan suatu usaha unutk menjawab pertanyaan atau
mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar
atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
3. Menghargai ( valuing )
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.
4. Bertanggung jawab ( responsible )
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan
tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana
pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek.
c. Praktek atau Tindakan ( practise )
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan ( overt
behaviour ). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata
32
Page 33
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,
antara lain adalah fasilitas. Sikap ibu yang positif terhadap imunisasi
harus mendapat konfirmasi dari suaminya, dan ada fasilitas imunisasi
yang mudah dicapai, agar ibu tersebut mengimunisasikan anaknya. Di
samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan ( support ) dari
pihak lain, misalnya, dari suami atau istri, orangtua atau mertua, dan
lain-lain. Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan:
1. Persepsi ( perception )
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat
pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memilih makanan yang
bergizi tinggi bagi anak Balitanya.
2. Respons terpimpin ( guided response )
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan
sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat
dua.
3. Mekanisme ( mechanism )
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka
ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.
4. Adopsi ( adoption )
Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah
dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan
tersebut.
Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung,
yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu ( recall ).
Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan
mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.
33
Page 34
2.2.4 PERUBAHAN ( ADOPSI ) PERILAKU DAN INDIKATORNYA
Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan
memerlukan waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku atau
seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui
3 tahap.
1. Pengetahuan
Sebelum seseorang mengadopsi perilaku ( berperilaku baru ), ia harus
tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau
keluarganya. Indikator-indikator apa yang dapat digunakan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi:
- penyebab penyakit
- gejala atau tanda-tanda penyakit
- bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan
- bagaimana cara penularannya
- bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi, dan sebagainya.
b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat,
meliputi:
- jenis-jenis makanan yang bergizi
- manfaat makanan yang bergizi bagi kesehatannya
- pentingnya olahraga bagi kesehatan
- penyakit-penyakit atau bahaya-bahaya merokok, minum-minuman keras,
narkoba, dan sebagainya
- pentingnya istirahat cukup, relaksasi, rekreasi, dan sebagainya bagi
kesehatan, dan sebagainya
c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
- manfaat air bersih
- cara-cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk pembuangan
kotoran yang
34
Page 35
sehat, dan sampah
- manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat
- akibat polusi ( polusi air, udara, dan tanah ) bagi kesehatan, dan
sebagainya
2. Sikap
Telah diuraikan di atas bahwa sikap adalah penilaian ( bisa berupa
pendapat ) seseorang terhadap stimulus atau objek ( dalam hal ini adalah
masalah kesehatan, termasuk penyakit ). Setelah seseorang mengetahui
stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap
stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap
kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan seperti di atas, yakni:
a. Sikap terhadap sakit dan penyakit.
Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap: gejala atau
tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara
pencegahan penyakit, dan sebagainya.
b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat
Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap lingkungan dan
pengaruhnya terhadap kesehatan.
c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan
Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan
pengaruhnya terhadap kesehatan.
3. Praktek atau Tindakan ( practice )
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan,
kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui,
proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan
apa yang diketahui atau disikapinya ( dinilai baik ). Inilah yang disebut
praktek ( practice ) kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan
( overt behaviour ). Oleh sebab itu, indikator praktek kesehatan ini juga
35
Page 36
mencakup hal tersebut di atas, yakni:
a.Tindakan sehubungan dengan penyakit
Tindakan atau perilaku ini mencakup : a. Pencegahan penyakit , b.
Penyembuhan penyakit.
b. Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Tindakan atau perilaku ini mencakup antara lain : mengkonsumsi makanan
dengan gizi seimbang, melakukan olahraga dengan teratur, tidak merokok,
tidak minum minuman keras dan narkoba, dan sebagainya.
c.Tindakan kesehatan lingkungan
Perilaku ini antara lain mencakup : membuang air besar di jambanm
membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air bersih untuk
madi, cuci, masak, dsb.
2.2.5 ASPEK SOSIO-PSIKOLOGI PERILAKU KESEHATAN
Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu
sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain: susunan saraf pusat, persepsi,
motivasi, emosi, dan belajar. Susunan saral pusat memegang peranan
penting dalam perilaku manusia, karena perilaku merupakan sebuah bentuk
perpindahan dari rangsang yang masuk ke rangsang yang dihasilkan.
Perpindahan ini dihasilkan oleh susuran saraf pusat dengan unit-unit
dasarnya yang disebut neuron. Neuron memindahkan energi-energi di dalam
impuls-impuls saraf. Impuls-impuls saraf indera pendengaran, penglihatan,
pembauan, pengecapan, dan perubahan disalurkan dari tempat terjadinya
rangsangan melalui impuls-impuls saraf ke susunan saraf pusat.
Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui
melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui
indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang
mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. Motivasi
diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan
tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk
36
Page 37
perilaku.
Perilaku dapat juga timbul karena emosi. Aspek psikologis yang
mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani. Sedang
keadaan jasmani merupakan hasil keturunan ( bawaan ). Dalam proses
pencapaian kedewasaan pada manusia semua aspek yang berhubungan
dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum
perkembangan. Oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi
merupakan perilaku bawaan.
Belajar diartikan sebagai suatu perilaku yang dihasilkan dari praktek-
praktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson ( 1964 ) mengatakan bahwa
belajar adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku
terdahulu.
Dari uraian dia tas dapat disimpulkan bahwa perilaku terbentuk
melalui suatu proses tertentu, dan berlangsung dalam interaksi manusia
dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang memegang peranan di dalam
pembentukan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yakni faktor intern dan
ekstern. Faktor intern berupa kecerdasan, persepsi, motivasi, minat, emosi,
dan sebagainya untuk mengolah pengaruh-pengaruh dari luar. Faktor ekstern
meliputi: objek, orang, kelompok, dan hasil-hasil kebudayaan yang
dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya. Kedua faktor
tersebut akan dapat terpadu menjadi perilaku yang selaras dengan
lingkungannya apabila perilaku yang terbentuk dapat diterima oleh
lingkungannya, dan dapat diterima oleh individu yang bersangkutan.
Perilaku sebagai konsepsi, bukanlah hal yang sederhana. Konsep
perilaku yang diterima secara luas ialah yang memandang perilaku sebagai
variabel pencampur ( interventing variable ), oleh karena itu ia mencampuri
atau mempengaruhi responsi subjek terhadap stimulus.
Menurut konsepsi ini maka perlaku adalah pengorganisasian proses-
proses psikologi oleh seseorang yang memberikan predisposisi untuk
melakukan responsi menurut cara tertantu terhadap sesuatu kelas atau
golongan objek-objek.
37
Page 38
Dalam bidang kesehatan masyarakat khususnya pendidikan kesehatah,
mempelajari perilaku adalah sangat penting. Karena pendidikan kesehatan
sebagai bagian dari kesehatan masyarakat, berfungsi sebagai media atau
sarana untuk menyediakan kondisi sosio-psikologis sedemikian rupa
sehingga individu atau masyarakat berperilaku sesuai dengan norma-norma
hidup sehat. Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan bertujuan untuk
merubah perilaku individu atau masyarakat sehingga sesuai dengan norma-
norma hidup sehat.
Setiap individu sejak lahir berada di dalam suatu kelompok, terutama
kelompok keluarga. Kelompok ini akan membuka kemungkinan untuk
dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota kelompok lain. Oleh
karena pada setiap kelompok senantiansa berlaku aturan dan norma sosial
tertentu, maka perilaku setiap individu anggota kelompok berlangsung di
dalam suatu jaringan normatif. Demikian pula perilaku individu tersebut
terhadap masalah-masalah kesehatan.
Saparinah Sadli (1982), menggambarkan hubungan individu dengan
lingkungan sosial yang saling mempengaruhi dalam diagram di bawah ini:
Hubungan Individu dengan Lingkungan Sosial
Keterangan:
- Perilaku kesehatan individu: sikap dan kebiasaan individu yang erat
kaitannya dengan lingkungan
38
Lingkungan umum
Lingkungan terbatas
Lingkungan
keluargaIndividu
Interaksi perilaku kesehatan
Page 39
- Lingkungan keluarga: kebiasaan-kebiasaan tiap anggota keluarga
mengenai kesehatan
- Lingkungan terbatas: tradisi, adat istiadat, dan kepercayaan masyarakat
sehubungan dengan kesehatan
- Lingkungan umum: kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang
kesehatan, undang-undang kesehatan, program-program kesehatan, dan
sebagainya.
39
Page 40
BAB III
KERANGKA PEMIKIRAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 KERANGKA PEMIKIRAN
1. Pertolongan persalinan
2. Imunisasi
3. Jamban
4. Air bersih
5. Sampah
6. Kebersihan kuku
7. Gizi keluarga
8. Kebiasaan tidak merokok dan penyalahgunaan napza
9. Informasi PMS/ AIDS
10. JPKM/ dana sehat, Asuransi Kesehatan lain
( sumber: Dinkes RI, 1999/2000 )
3.2 DEFINISI OPERASIONAL
1. Keluarga miskin
Keluarga dengan kriteria ( MINIMAL MEMENUHI 4 kriteria di bawah ) :
Frekuensi makan < 2 kali sehari
Frekuensi makan lauk (daging/telur/tahu/tempe) 1 kali/minggu
Tidak mampu membeli pakaian baru minimal 1 stel setahun terakhir
Sebagian besar lantai rumah dari tanah
Anak usia 7 – 15 tahun tidak bersekolah karena alasan ekonomi
Bila anggota keluarga sakit tidak mampu berobat ke sarana pelayanan
kesehatan dasar
PUS tidak mampu ber KB dengan alasan ekonomi
40
PHBS di
Tatanan
Rumah
Tangga
Keluarga
Miskin
Page 41
KK terkena PHK dan atau kehilangan mata pencaharian pokok/utama
keluarga
2. Pasangan usia subur
Ibu-ibu yang pada saat penelitian berusia antara 15-45 tahun, tidak sedang
hamil dan belum mempunyai anak
3. Umur ibu
Ulang tahun terakhir ibu pada bulan dan tahun dilaksanakannya penelitian
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Skala : Interval
4. Pendidikan ibu
Pendidikan formal tertinggi yang diikuti ibu
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Skala : Ordinal
5. Pekerjaan ibu
Kegiatan tersering yang dilakukan ibu sehari-hari
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Skala : Ordinal
6. Pendapatan per kapita per bulan
Bila < Rp. 200.000,00 berarti keluarga miskin
Cara ukur : Survey
Alat ukur : Kuesioner
Skala : Ordinal
41
Page 42
7. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )
Upaya memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi
bagi perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat, dengan memberi
informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,
sikap, dan perilaku sebagai upaya untuk membantu masyarakat mengenali
dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan RT, agar dapat
menerapkan cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan
meningkatkan kesehatannya. Indikator dari PHBS antara lain :
7.1 Pengetahuan
Adalah pengetahuan mengenai pengetahuan dari pentingnya hidup
bersih dan sehat, yang dinilai melalui pertanyaan yang dapat dijawab yang
terdapat dalam kuesioner. Pertanyaan pengetahuan berjumlah 8 pertanyaan
pilihan berganda. Apabila dijumlahkan, maka responden dikelompokan ke
dalam 2 kategori tingkat pengetahuan, yaitu:
1. Pengetahuan Cukup, apabila responden memperoleh skor antara 5-8
2. Pengetahuan Kurang, apabila responden memperoleh skor antara 0-4
Skala : Ordinal
Alat Ukur : Kuesioner
7.2 Sikap
Adalah sikap dalam mempraktekkan kebiasaan hidup bersih dan sehat,
yang dinilai melalui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam
kuesioner.
Pertanyaan sikap yang berjumlah 8 pertanyaan merupakan pertanyaan
pilihan berganda. Setelah dijumlahkan, responden dikelompokkan dalam 2
kategori yaitu:
1. Sikap Cukup, apabila responden memperoleh skor antara 5-8
2. Sikap Kurang, apabila responden memperoleh skor antara 0-4
Skala : Ordinal
42
Page 43
Alat Ukur : Kuesioner
7.3 Perilaku
Adalah perilaku masyarakat dalam mengamalkan hidup bersih dan
sehat terhadap lingkungan serta anggota keluarga , yang dinilai melalui jumlah
jawaban yang dapat dijawab melalui pertanyaan yang terdapat dalam
kuesioner.
Pertanyaan Perilaku berjumlah 8 pertanyaan, merupakan pertanyaan
pilihan berganda. Setelah dijumlahkan, maka responden dikelompokkan
dalam 2 kategori tingkat perilaku, yaitu:
1. Perilaku Cukup, apabila responden memperoleh skor antara 5-7
2. Perilaku Kurang, apabila responden memperoleh skor antara 0-4
Skala : Ordinal
Alat Ukur : Kuesioner
8. Penyuluhan
Di dalam kuesioner terdapat 8 pertanyaan mengenai penyuluhan yang
bertujuan untuk mengetahui penyuluhan tentang PHBS yang diterima oleh
responden dan bagaimana harapan responden akan penyuluhan-
penyuluhan kesehatan yang akan datang.
43
Page 44
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan survey yang menggunakan metode
deskriptif, yang bisa memberi gambaran tentang tingkat pendidikan,
tingkat sosial ekonomi, pengetahuan, perilaku, dan penyuluhan para
responden yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat,
pengumpulan data dilakukan dengan cara kuesioner.
4.2. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang keterangan umum
responden, meliputi nama, alamat, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan,
pendapatan perkapita, 24 pertanyaan tentang PHBS dan 8 pertanyaan
tentang penyuluhan.
4.3. POPULASI DAN SAMPEL
a. Populasi penelitian adalah para ibu ( PUS atau sedang hamil atau
memiliki bayi atau memiliki Balita ) dari Keluarga Miskin yang
bertempat tinggal di desa Air Meles Bawah yang berjumlah 75 orang
ibu.
b. Sample
Sample yang digunakan adalah minimal sample, yaitu sebesar 43
orang ibu.
44
Page 45
4.4. PENGUMPULAN DATA
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder, yaitu:
a. Data primer
Data ini didapat dengan cara wawancara secara terpimpin dan
pengamatan langsung terhadap responden yang memenuhi kriteria
berpedoman kepada kuesioner yang telah disusun.
b. Data sekunder
Berupa data-data yang diperoleh dari para petugas kesehatan dan
kecamatan di wilayah setempat.
4.5. CARA PENGOLAHAN DATA
Semua data yang diperoleh, dicatat, diolah secara manual lalu disusun ke
dalam tabel sesuai dengan penelitian
45
Page 46
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.6. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini berlokasi di Desa Air Meles Bawah , yang termasuk ke dalam
wilayah kerja Puskesmas Perumnas, yang secara administratif termasuk ke
dalam wilayah Kecamatan Curup Timur, Kabupaten Rejang Lebong,. Wilayah
kerja Puskesmas Perumnas terdiri atas 6 dusun.
Desa Air Meles Bawah
Adapun batas-batas wilayah kerja Desa Air Meles Bawah adalah :
Batas utara berbatasan dengan wilayah kerja BTN
Batas selatan berbatasan dengan wilayah kerja Air Bang
Batas barat berbatasan dengan wilayah kerja Talang Rimbo
Batas timur berbatasan dengan wilayah kerja Sukaraja
Luas wilayah Air Meles Bawah 403 km2 , dengan jumlah penduduk pria :587 jiwa
, penduduk wanita: 500 jiwa. Dengan jumlah kepala keluarga: 217 KK yang
dengan mata pencaharian sebagian besar adalah: wiraswasta dan petani, dan
sebagian kecil adalah dagang. Dan rata- rata penduduknya beragama Islam.
4.7. HASIL PENELITIAN
USIA RESPONDEN
Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan usia ibu
Usia ibu (tahun) Jumlah Persentase
15-21 18 41,86
21-35 13 30,23
>35 12 27,91
JUMLAH 43 100
46
Page 47
Berdasarkan data di atas responden terbanyak kelompok umur 15-21
tahun, diikuti kelompok usia 21-35 tahun. Berarti di Desa Air Meles
Bawah banyak terdapat ibu usia produktif.
TINGKAT PENDIDIKAN RESPONDEN
Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
Pendidikan Jumlah Persentase
Tidak tamat SD 10 23,26
Tamat SD 20 46,51
Tidak tamat SMP 0 0
Tamat SMP 5 11,63
Tidak tamat SMA 3 6,98
Tamat SMA 5 11,63
Tamat PT/ Akademi 0 0
JUMLAH 43 100
Berdasarkan data di atas, didapatkan bahwa pendidikan responden
berpendidikan rendah ini terlihat dari 46% hanya tamat SD dan 30% tak
tamat sekolah tingkat lanjut
PEKERJAAN RESPONDEN
Tabel 5.3 Distribusi respoden berdasarkan pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Persentase
Ibu Rumah Tangga 20 46,51
Buruh 14 32,56
Petani 0 0
Pedagang 6 13,93
PNS 3 6,98
TNI / POLRI 0 0
Lain-lain 0 0
JUMLAH 43 100
47
Page 48
Dari data di atas diperoleh bahwa pekerjaan terbanyak responden adalah
sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 20%. Diikuti buruh 14%
PENDAPATAN PERKAPITA RESPONDEN
Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan pendapatan perkapita
Pendapatan / kapita/ bulan Jumlah Persentase
< Rp. 200.000,00 /kapita/ bulan 31 72,10
Rp. 200.000,00 /kapita/ bulan 12 27,90
JUMLAH 43 100
Dari tabel di atas didapatkan bahwa 72% responden adalah benar
keluarga miskin.
PHBS RESPONDEN
Tabel 5.5 Distribusi responden yang pernah mengetahui tentang
PHBS
Kategori Jumlah Persentase
Pernah 38 88,37
Tidak 5 11,63
JUMLAH 43 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 88% responden mengetahui PHBS dan
12% responden tidak mengetahui
48
Page 49
Tabel 5.6 Distribusi responden yang mengetahui kepanjangan PHBS
Kategori Jumlah Persentase
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 28 65,12
Perilaku Hidup Bersih dan Sejahtera
Peilaku Hidup Bahagia dan Sejahtera
13
2
30,23
4,65
JUMLAH 43 100
Dari data di atas didapatkan 65% menjawab dengan benar dan 35 %
menjawab salah
Tabel 5.7 Distribusi responden yang mengetahui aspek PHBS
Kategori Jumlah Persentase
KIA 5 11,63
Gizi
Kesehatan Lingkungan
Gaya Hidup
Peran serta dalam Upaya Kesehatan
5
23
5
5
11,63
53,48
11,63
11,63
JUMLAH 43 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 53% responden menjawab kesehatan
lingkungan 5%KIA, 5% Gizi, 5% gaya hidup dan 5% peran serta upaya
kesehatan
Tabel 5.8 Distribusi responden yang mengetahui syarat rumah sehat
Kategori Jumlah Persentase
Berventilasi 0 0
Berventilasi, Pencahayaan yang cukup
Berventilasi,Pencahayaan yang cukup,
halaman rumah bersih
Berventilasi, Pencahayaan yang cukup,
halaman yang bersih, tersedianya
jamban keluarga
0
3
40
0
6,98
93,02
JUMLAH 43 100
49
Page 50
Dari data di atas didapatkan bahwa 94% menjawab tepat dan 6%salah
Tabel 5.9 Distribusi responden yang mengetahui pemberian ASI
Kategori Jumlah Persentase
Sampai usia 2 tahun 30 69,77
Sampai usia 6 bulan
Sampai usia 10 bulan
Sampai usia 8 bulan
11
2
25,58
4,65
0
JUMLAH 43 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 70% menjawab tepat dan 30 % salah
Tabel 5.10 Distribusi responden yang mengetahui manfaat TT pada ibu
hamil
Kategori Jumlah Persentase
Membangun kekebalan sebagai
upaya mencegah infeksi tetanus dan
melindungi bayi baru lahir dari
tetanus neonatorum
35 81,40
Mencegah infeksi pada luka
Lain – lain
8 18,60
JUMLAH 43 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 81% menjawab tepat dan 19%salah
50
Page 51
Tabel 5.11 Distribusi responden yang mengetahui program pemerintah
tentang persalinan
Kategori Jumlah Persentase
Jamkesmas 0 0
Jampersal
Jamkesda
Jamsostek
Lain – lain
43
0
0
0
100
0
0
0
JUMLAH 43 100
Dari data di atas didapatkan bahwa semua responden tahu tentang
JAMPERSAL
Tabel 5.12 Distribusi responden yang mengetahui jarak yang baik antara
jamban dengan sumber air
Kategori Jumlah Persentase
> 10 meter 40 93,02
< 10 meter 3 6,98
JUMLAH 43 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 94% menjawab tepat dan 6%salah
Tabel 5.13 Distribusi responden mengenai tersedianya JAGA d rumah
Kategori Jumlah Persentase
Setuju 43 100
Tidak setuju 0 0
JUMLAH 43 100
. Dari data di atas didapatkan bahwa semua setuju
51
Page 52
Tabel 5.14 Distribusi responden mengenai merokok di dalam rumah
membahayakan anggota keluarga yang lain
Kategori Jumlah Persentase
Ya 40 93,02
Tidak
Abstain
3
0
6,98
0
JUMLAH 43 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 94% menjawab tepat dan 6%salah
Tabel 5.15 Distribusi responden yang mengetahui tentang mencuci makan
tidak bersih dapat mengakibatkan diare
Kategori Jumlah Persentase
Ya 29 67,44
Tidak 8 18,60
JUMLAH 43 100
Dari data diatas semua responden mengetahui tentang mencuci makan tidak
bersih dapat mengakibatkan diare
Tabel 5.16 Distribusi responden yang mengetahui tempat dimana
membuang sampah
Kategori Jumlah Persentase
TPS/TPA 30 69,02
Sungai
Dibakar
Lainnya
Abstain
5
8
0
0
11,63
18,60
0
0
JUMLAH 43 100
Dari data di atas didapatkan bahwa 70% responden menjawab di TPA
12% di sungai dan 18% dibakar
52
Page 53
Tabel 5.17 Distribusi responden yang mengetahui lantai rumah terbuat dari
apa
Kategori Jumlah Persentase
Keramik/ ubin 25 58,14
Tanah
Semen
0
18
0
41,86
JUMLAH 43 100
Dari tabel di atas didapatkan 58% responden menjawab keramik/ubin 42
% semen
Tabel 5.18 Distribusi jawaban responden mengenai oleh siapa ibu
melakukan persalinan
Jawaban Jumlah Persentase
Bidan 40 93,08
Dokter
Paraji
3
0
6,92
0
JUMLAH 43 100
Dari tabel di atas didapatkan 94% responden menjawab ditolong bidan dan
hanya 6% ditolong dokter“
Tabel 5.19 Distribusi jawaban responden mengenai jenis makanan apa
yang ibu makan setiap harinya
Jawaban Jumlah Persentase
Nasi, sayur, lauk pauk,
buah (4 sehat)
5 11,63
Nasi, sayur dan lauk pauk
Nasi dan sayur atau nasi
dan lauk pauk
Nasi saja
30
0
69,02
0
53
Page 54
Lain – lain 8 18,60
JUMLAH 43 100
Dari tabel di atas didapatkan 70% hanya makan nasi+lauk pauk
Tabel 5.20 Distribusi jawaban responden mengenai “apakah ibu menjadi
anggota dana sehat (JPKM)
Jawaban Jumlah Persentase
Ya 38 88,37
Tidak
Abstain
5 11,63
JUMLAH 43 100
Dari tabel di atas didapatkan88% ”ya” 12% responden menjawab
“Tidak”.
Tabel 5.21 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu memcuci
tangan dengan menggunakan sabun sebelum makan
Jawaban Jumlah Persentase
Ya 27 62,79
Tidak 16 37,21
JUMLAH 43 100
Dari tabel di atas didapatkan88% ”ya” 12% responden menjawab
“Tidak”.
Tabel 5.22 Distribusi jawaban responden mengenai apakah rumah ibu
setiap hari dibersihkan
Jawaban Jumlah Persentase
Ya 25 58,14
tidak 18 41,86
Abstain 0 0
JUMLAH 43 100
54
Page 55
Dari tabel di atas didapatkan 94% ya hanya 6% responden menjawab
“Tidak pernah”.
Tabel 5.23 Distribusi jawaban responden mengenai apakah setiap ruangan
mempunyai jendela
Jawaban Jumlah Persentase
Ya 40 93,02
Tidak
Abstain
3 6,98
JUMLAH 43 100
Dari tabel di atas didapatkan 94% ya hanya 6% responden menjawab
“Tidak pernah”.
Tabel 5.24 Distribusi jawaban responden mengenai seberapa sering
responden membersihkan jamban di rumah
Jawaban Jumlah Persentase
Sebulan sekali 9 20,93
Seminggu sekali
Tidak pernah
Abstain
23
11
53,49
25,58
JUMLAH 43 100
Dari tabel di atas didapatkan semua seminggu sekali
55
Page 56
Tabel 5.25 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu selalu
melakukan aktifitas fisik setiap hari
Jawaban Jumlah Persentase
Ya 26 60,46
Tidak
Abstain
17 39,53
JUMLAH 43 100
Dari tabel di atas didapatkansema menjawab ya”.
Tabel 5.26 Distribusi jawaban responden mengenai kemakah ibu selalu
membuang sampah rumah tangga
Jawaban Jumlah Persentase
TPS/TPA 25 58,14
Sungai 5 11,63
Dibakar 13 30,23
Lainnya 0 0
JUMLAH 43 100
Dari tabel di atas di dapatkan 81% responden membuang di TPA 19%
dibakar
Tabel 5.27 Distribusi jawaban responden mengenai bagi ibu yang pernah
mempunyai bayi, berapa seringkah menimbang bayi di posyandu
Jawaban Jumlah Persentase
1x seminggu 0 0
2x sebulan
1xsebulan
0
43
0
100
JUMLAH 43 100
56
Page 57
Dari tabel di atas didapatkan semua melakukannya sebulan sekali
Tabel 5.28 Distribusi jawaban responden mengenai berapa kali dalam
seminggu ibu memotong kuku
Jawaban Jumlah Persentase
Seminggu sekali 3 6,98
2 minggu sekali 17 39,54
Sebulan sekali /> sebulan
Abstain
23 53,44
JUMLAH 43 100
Dari tabel di atas didapatkan 94% sebulan sekali hanya 6% responden
menjawab seminggu sekali
PENYULUHAN
Tabel 5.29 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah ibu
pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
yang diadakan oleh kader/ bidan desa/ tenaga kesehatan ?”
Jawaban Jumlah Persentase
Pernah 35 81,40
Tidak pernah
Abstain
8 18,60
JUMLAH 43 100
Dari tabel di atas didapatkan 81% responden yang pernah mendapat
penyuluhn tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Tabel 5.30 Distribusi jawaban responden yang pernah mendapatkan
penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan ”Berapa kali mendapatkan
penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?”
57
Page 58
Jawaban Jumlah Persentase
1 kali 2 4,65
2 kali 18 41,86
3 kali
Abstain
23
0
53,49
0
JUMLAH 43 100
Tabel 5.31 Distribusi responden yang pernah mendapatkan penyuluhan
PHBS terhadap pertanyaan “Kapan terakhir kali ibu diberi penyuluhan
tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?”
Jawaban Jumlah Persentase
< 3 bulan y.l 3 6,9
3-6 bulan y.l 3 6,9
6-9 bulan y.l 9 20,93
9-12 bulan y.l 15 34,88
> 1 tahun y.l 13 30,23
JUMLAH 43 100
Tabel 5.32 Distribusi jawaban responden yang tidak pernah mendapatkan
penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan “apakah penyuluhan tersebut
bermanfaat ?”
Jawaban Jumlah Persentase
Ya 43 100
Tidak
Abstain
0 0
0
JUMLAH 43 100
58
Page 59
Dari tabel di atas didapatkan bahwa semua responden yang pernah
mendapatkan penyuluhan PHBS menjawab penting
Tabel 5.33 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Dimana
tempat berkumpul yang paling cocok untuk melakukan penyuluhan
tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?”
Jawaban Jumlah Persentase
Puskesmas 15 34,88
Posyandu 20 46,51
Balai desa 8 18,60
Lainnya: 0 0
JUMLAH 43 100
Tabel 5.34 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Kapan
sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat ?”
Jawaban Jumlah Persentase
Minggu 0 0
Jam kerja Puskesmas 18 41,86
Saat Posyandu 23 53,48
Abstain 2 4,65
JUMLAH 43 100
Tabel 5.35 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Siapa
sebaiknya yang melakukan penyuluhan tersebut ?”
59
Page 60
Jawaban Jumlah Persentase
Dokter 13 30,32
Bidan 28 65,11
Kader kesehatan 2 4,65
Tokoh agama dan
Masyarakat
0 0
Lainnya
Abstain
0 0
JUMLAH 43 100
Tabel 5.36 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Bagaimana
cara yang diinginkan dalam menyampaikan penyuluhan tersebut ?”
Jawaban Jumlah Persentase
Ceramah 3 6,9
Ceramah + tanya jawab 23 53,48
Ceramah + gambar-gambar 8 18,60
Wawancara 7 16,27
Abstain 2 4,65
JUMLAH 43 100
Tabel 5.37. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang PHBS
60
Page 61
Jawaban Jumlah Persentase
Cukup 35 81,36 Kurang 8 18,64
Total 43 100 Dari tabel diatas maka pengetahuan responden akan PHBS dapat dikatakan cukup
Tabel 5.38. Distribusi Sikap Responden Tentang PHBS
Jawaban Jumlah Persentase
Cukup 28 65,12
Kurang 15 34,88
Total 43 100 Dari tabel diatas maka sikap responden akan PHBS dapat dikatakan cukup
Tabel 5.39. Distribusi Perilaku Responden Tentang PHBS
Jawaban Jumlah Persentase
Cukup 26 60,46 Kurang 17 39,54
Total 43 100 Dari tabel diatas maka perilaku responden akan PHBS dapat dikatakan cukup
BAB VI
61
Page 62
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 KESIMPULAN
Dari hasil penelitian di desa Air Meles Bawah dapat ditarik kesimpulan
berupa :
1. Sebagian besar ibu berusia antara 15-21 tahun (40 %) diikuti kelompok
usia 21-35(30 %), yang tingkat pendidikannya tergolong rendah ( rata-
rata tidak tamat SD dan tamat SD ) yang pekerjaan mayoritas responden
adalah sebagai Ibu Rumah Tangga
2. Dengan latar belakang di atas, maka dapat dilihat gambaran PHBS di di
Desa Air Meles bawah mempunyai perilaku dan pengetahuan yang
cukup terhadap PHBS, hal ini harus ditingkatkan terus dan harus
berkesinambungan sehingga tingkat kepemilikan dan penggunaan
lingkungan sekitar dapat terus ditingkatkan untuk mencapai lingkungan
yang nyaman di wilayah Desa Air Meles Bawah
3. Selain Penyuluhan, Untuk anak-anak sekolah juga diajarkan tari cuci
tangan. Semoga dapat meningkatkan ketanggapan serta kepedulian anak-
anak tentang perntingnya menjaga kebersihan supaya terbebas dari
kuman dan menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.
6.2 SARAN
1. Menggalakkan penyuluhan mengenai PHBS oleh Nakes terutama oleh
dokter dalam bentuk ceramah dan tanya jawab 1 bulan sekali
2. Melakukan pelatihan terhadap para kader, juru imunisasi, bidan, mantri,
tokoh masyarakat yang terjun langsung ke lapangan untuk memantau
PHBS
3. Melakukan Pembangunan Jamban Keluarga (JAGA)
4. Pengadaan UKS di setiap sekolah minimal 1 bulan sekali oleh petugas
kesehatan.
5. Mengadakan lomba rumah PHBS serta desa PHBS setahun sekali untuk
memacu masyarakat secara umum dan rumah tangga miskin secara
62
Page 63
khusus untuk menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
6. Melakukan kerjasama dengan pihak perusahaan Perkebunan untuk
pembangunan sarana TPS.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dachroni. Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup Bersih dan
63
Page 64
Sehat di Tatanan Rumah Tangga, Departemen Kesehatan RI, Jakarta,
1999/2000.
2. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT. Asdi
Mahasatya, Jakarta, 2003.
FOTO KEGIATAN
64
Page 65
KUESIONER
I IDENTITAS
65
Page 66
1. Nama
2. Alamat
3. Usia
4. Pekerjaan
a. Tidak bekerja
b. Petani
c. Buruh
d. Buruh Tani
e. Pedagang
f. Pegawai Negri
g. TNI/ Polri
h. Pegawai Swasta
i. Pensiunan
5. Pendidikan
i. Tidak sekolah
ii. Tidak tamat SD/ sederajat
iii. Tamat SD/sederajat
iv. Tidak tamat SMP/sederajat
v. Tamat SMP/sederajat
vi. Tidak tamat SMA/sederajat
vii. Akademi/ Perguruan Tinggi
6. Penghasilan perkapita perbulan
a. < Rp 200.000,00
b. > Rp 200.000,00
II PENGETAHUAN
1.Apakah ibu pernah mendengar tentang PHBS?
a.Pernah
b.Tidak pernah
2.Kepanjangan PHBS
a.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
b.Perilaku Hidup Bersih dan Sejahtera
c.Perilaku Hidup Bahagia dan Sejahtera
4.Apakah yang termasuk aspek PHBS ? ( jawaban boleh lebih dari satu )
a.KIA
66
Page 67
b.Gizi
cKesehatan Lingkungan
dGaya Hidup
ePeran Serta dalam Upaya Kesehatan
5.Apakahsyarat rumah sehat?
A.Berventilasi
B.Berventilasi,pencahayaan yang cukup
C.Berventilasi, pencahayaan yang cukup, halamn rumah yang bersih
D.Berventilasi, pencahayaan yang cukup, halaman rumah yang bersih,
tersedianya jamban keluarga
6Apakah yang dimaksud dengan pemberian ASI eksklusif?
APemberian ASI sampai usia bayi 2 tahun
BPemberian ASI sampai bayi usia 6 bulan
CPemberian ASI sampai usia 10 bulan
DPemberian ASI sampai usia 8 bulan
7Apa manfaat suntikan TT pada ibu hamil?
AMembangun kekebalan sebagai upaya mencegah infeksi tetanus dan
Belindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum
CMencegah infeksi pada luka
DLain - lain
8.Apakah program pemerintah tentang persalinan?
A.Jamkesmas
BJampersal
CJamkesda
DJamsostek
F Lain - lain
9.Berapa meter jarak yang baik antara jamban dengan sumber air?
a. > 10 meter
67
Page 68
b. < 10 meter
III SIKAP
1. Apakah anda setuju setiap rumah mempunyai JAGA ( Jamban Keluarga) ?
a. Setuju
b. Tidak setuju
2. apakah anda setuju merokok di dalam rumah dapat membahayakan anggota
keluarga yang lain?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah anda setuju cuci tangan yang tidak bersih sebelum makan dapat
mengakibatkan diare?
a. Ya
b. Tidak
4. Kemanakah anda selalu membuang sampah rumah tangga?
a. TPS/TPA
b. Sungai
c. Kebon
d. Dibakar
e. Lainnya:____________
5. Terbuat dari apakah lantai rumah ibu?
a. Keramik/Ubin
b. Tanah
c. Semen
6. Oleh siapa ibu melakukan persalinan?
a. Bidan
b. Dokter
c. Paraji
7. Jenis makanan apa yang ibu makan setiap harinya?
a. Nasi, sayur, lauk pauk, buah (4 sehat)
b. Nasi, sayur dan lauk pauk
c. Nasi dan sayur / nasi dan lauk pauk
68
Page 69
d. Nasi saja
e. Lain – lain : ______
8. Apakah Ibu menjadi anggota Dana Sehat (JPKM)?
a. Ya
b. Tidak
IV PERILAKU
1. Apakah ibu selalu mencuci tangan
dengan menggunakan sabun sebelum makan?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah rumah ibu setiap hari
dibersihkan?
a. Ya
b. Tidak
3. Apakah setiap ruangan mempunyai
jendela?
a. Ya
b. Tidak
4. Seberapa sering Anda membersihkan
jamban di rumah anda?
a. Sebulan sekali
b. Seminggu sekali
c. Tidak pernah
5. Apakah ibu selalu melakukan aktifitas
fisik setiap hari? ( seperti : membersihkan rumah, bekerja di kebun,dll;
minimal 30 menit/hari)
a. Ya
b. Tidak
6. Kemanakah ibu selalu membuang
sampah rumah tangga?
a. TPS/TPA
b. Sungai
c. Dibakar
d. Lainnya:________
69
Page 70
7. Bagi ibu yang pernah mempunyai bayi,
berapa seringkah menimbang bayi ke posyandu?
a. 1x seminggu
b. 2x sebulan
c. 1x sebulan
8. Berapa kali dalam seminggu ibu
memotong kuku ?
a. Seminggu sekali
b. 2 minggu sekali
c. sebulan sekali/ > sebulan
V PENYULUHAN
1. Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup bersih dan
Sehat?
a. Pernah
b. Tidak pernah
2. Bila pernah, berapa kali mendapatkan penyuluhan tentang perilaku Hidup
bersih dan Sehat?
a. 1 kali
b. 2 kali
c. > 3 kali
3. Kapan terakhir kali ibu diberi penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat?
a. < 3 bulan yang lalu
b. 3 – 6 bulan yang lalu
c. 6 – 9 bulan yang lalu
d. 9 – 12 bulan yang lalu
e. > 1 tahun
4. Apakah penyuluhan tersebut ( tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
bermanfaat?
a. Ya
b. Tidak
5. Menurut ibu, dimana tempat berkumpul yang paling cocok untuk melakukan
70
Page 71
penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?
a. Puskesmas
b. Posyandu
c. Balai desa
d. Lainnya:________
6. Kapan sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat?
a. Hari Minggu
b. Hari ” Minggoen Desa”
c. Pada saat jam kerja Puskesmas
d. Saat kegiatan Posyandu
e. Lainnya:_______
7. Siapa sebaiknya yang melakukan penyuluhan tersebut?
a. Dokter
b. Bidan
c. Kader Kesehatan
d. Pemimpin/ Tokoh Agama dan Masyarakat
e. Lainnya :________
8. Bagaimana cara yang tepat dalam menyampaikan penyuluhan tersebut?
a. Ceramah saja
b. Ceramah dengan acara tanya jawab
c. Ceramah dengan gambar – gambar
d. Wawancara
e. Lainnya : ________
71