Date post: | 03-Mar-2019 |
Category: | Documents |
View: | 228 times |
Download: | 0 times |
PETUNJUK PRAKTIKUM
PRAKTIKUM SISTEM KENDALI
Modul 4 Sistem Kendali Proses di Industri
Sekolah Teknik Elektro Dan Informatika
Institut Teknologi Bandung
2018
Laboratorium Dasar Teknik Elektro
Modul 4
Sistem Kendali Proses di Industri
1. Tujuan Praktikum
a. Mengenali tipikal proses di industri
b. Mengenali besaran-besaran dan instrumentasi pengukuran yang digunakan
pada proses di industri
c. Mengenali penerapan ilmu sistem kendali pada proses di industri
d. Mengimplementasikan pengendali PID pada plant berstandar industri
e. Mengetahui manfaat dari penggunaan sistem kendali otomatis pada industri
2. Tugas Pendahuluan
a. Metode utama yang umum digunakan untuk menentukan konstanta PID
adalah Ziegler Nichols (open loop/tipe 1). Berikan rumusan untuk
perhitungan konstanta PID dari metode tersebut. Berikan ilustrasi grafik
respon jika diperlukan untuk memperjelas rumusan.
b. Dari grafik fungsi transfer kecepatan motor (yang telah diperoleh pada
praktikum 2), tentukan konstanta PID (Kp Ti Td) dengan menggunakan
metode Ziegler Nichols.
c. Tuliskan besaran-besaran yang umum diukur pada industri dan tipe-tipe
sensor yang umum digunakan untuk pengukurannya.
d. Tuliskan langkah-langkah untuk mengaktifkan mini refinery plant.
e. Bacalah seluruh bagian modul hingga akhir sebelum praktikum dimulai.
Patuhi peringatan keselamatan yang tercantum. Gunakan sepatu yang tidak
licin karena pada praktikum ini sangat besar peluang bagi praktikan dan
asisten untuk terkena cipratan air. Praktikum ini dilakukan pada ruangan
Laboratorium Dasar 05, Honeywell Control Laboratory.
3. Pengenalan Kendali Proses di Industri
a. Proses di Industri
Seiring dengan perkembangan teknologi, terjadi peningkatan kebutuhan untuk
melakukan produksi berbagai substansi kimia (plastik, bahan bakar, resin, antiseptik,
cairan pembersih, dan masih banyak lagi). Beberapa substansi tersebut dapat
langsung digunakan oleh konsumen, yang lainnnya digunakan sebagai bahan baku
untuk memproduksi berbagai benda kebutuhan sehari-hari maupun industri
selanjutnya.
Kendali proses berhubungan erat dengan proses manufaktur berbagai substansi di
industri, terutama manufaktur bahan-bahan kimia. Beberapa proses yang umum
dilakukan adalah distillation, cracking, smelting, liquefaction of gases, sintering,
pulping, bleaching, dan masih banyak lagi.
Gambar 4. 1 Ilustrasi instrumentasi pabrik kertas [1]
Contoh gambar di atas mengilustrasikan proses produksi kertas. Beberapa bagian
proses produksi kertas adalah Pulping, Bleaching, Wet End, dan Waste Treatment.
Pulping merupakan tahapan pengolahan kayu secara mekanik (dihancurkan) dan
kimiawi hingga menjadi bubur kertas. Temperatur, tekanan, kecepatan alir, dan pH
merupakan besaran penting yang perlu dikontrol dalam proses ini untuk
menghasilkan pulp yang berkualitas. Namun tidak hanya pada tahap pulping, seluruh
tahap di atas memerlukan pengukuran presisi dan pengendalian terhadap besaran-
besaran penting untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan.
Proses industri lainnya yang sering dipelajari pada literatur adalah proses distilasi.
Proses distilasi merupakan proses pemisahan dua atau lebih substansi kimia yang
memiliki titik didih berbeda melalui proses pemanasan. Untuk memperoleh
konsentrasi1 produk yang diinginkan, diperlukan pengendalian terhadap bukaan
katup reflux serta temperatur pada bagian atas kolom. Pada proses ini, diperlukan
pengendalian dan pengukuran terhadap besaran temperature, level, flow, dan
khusus untuk pemeriksaan produk yaitu density.
1 Mengapa konsentrasi? Karena campuran air-ethanol memiliki sifat azeotrop (selanjutnya dapat dicari pada literatur kimia) yang membuat kedua zat ini tidak dapat benar-benar dipisahkan hanya dengan proses pemanasan pada tekanan 1 atmosfir. Proses distilasi pada tekanan 1 atmosfir hanya dapat menghasilkan ethanol dengan kemurnian 95.63% berat (sekitar 96.1% volume pada temperatur dan tekanan udara ruang). Untuk mencapai konsentrasi ethanol yang lebih tinggi, diperlukan steam boiler bertekanan, yang tidak tersedia pada lab ini karena alasan keamanan untuk praktikum dalam ruangan.
b. Tipikal Proses di Industri
Pada sebagian besar proses di Industri, terdapa empat besaran utama yang perlu
diukur dan dikendalikan yaitu kecepatan alir fluida (flow), tekanan (pressure),
ketinggian fluida (level), dan temperatur (temperature). Selain keempat besaran
utama tersebut, pada proses-proses khusus dibutuhkan pengukuran terhadap massa
jenis (density), asam/basa (pH), kekentalan (viscosity), kelembapan (humidity), dan
lain sebagainya.
Ada dua cara untuk memastikan besaran-besaran tersebut tetap pada nilai
reference/set point yang diharapkan. Pertama, dengan melakukan pengendalian
secara manual. Sebagai contoh, untuk pengendalian temperatur air. Misalkan pada
sebuah tangki dengan steam boiler yang berisi air untuk dipanaskan, terdapat
saluran untuk mengeluarkan air panas yang dihasilkan, serta saluran untuk
menyuplai tangki dengan air dingin. Operator yang bertugas akan membaca
temperatur dari termometer yang terpasang untuk mengukur temperatur air panas
yang dihasilkan. Dari informasi temperatur, ia kemudian mengatur besar bukaan
keran (manual valve) untuk mengatur aliran uap panas menuju pemanas yang
berada di dalam tangki. Jika temperatur sudah lebih tinggi dari set point yang
diharapkan, maka operator akan mengecilkan bukaan keran, dan sebaliknya jika
temperatur lebih rendah dari set point maka operator akan meningkatkan bukaan
keran. Perubahan temperatur dapat terjadi karena perubahan kebutuhan air panas
ataupun faktor lain seperti perubahan temperatur ruangan yang akan
mempengaruhi perubahan temperatur suplai air dingin.
Cara kedua adalah dengan melakukan pengendalian secara otomatis/menggunakan
controller. Data temperatur air panas yang diproduksi dibaca menggunakan sensor
khusus yang akan mengubah data temperatur menjadi besaran elektrik yang dapat
dikonversi menjadi sinyal 4-20 mA (atau tegangan, bergantung pada jenis pengontrol
yang digunakan) untuk kemudian dibaca oleh pengontrol. Jika algoritma
pengendalian yang digunakan adalah PID, maka pengontrol akan membandingkan
nilai set point temperatur dengan nilai pembacaan dari sensor. Kemudian galat (error)
yang diperoleh akan dikalikan dengan konstanta Kp, diakumulasi per time sampling
Ti (Ki=Kp/Ti), dan diukur perubahannya per time sampling Td (Kd=Kp x Td). Hasil
perhitungan akan digunakan untuk menentukan bukaan aktuator, misal dalam hal ini
control valve. Penentuan konstanta algoritma pengendalian PID umumnya dilakukan
dengan proses tuning jika model telah didapatkan. Konstanta PID akan
mempengaruhi kualitas sistem (overshoot, settling time, dll).
Gambar 4. 2 Perbandingan antara Kendali Manual & Otomatis untuk Produksi Air Panas[4]
Umumnya, cara kedua yaitu pengendalian otomatis menggunakan pengontrol lebih
diunggulkan karena responnya lebih cepat dibantingkan operator manusia, lebih
presisi, meminimalkan faktor kelalaian, dan mengurangi resiko kecelakaan operator
(karena aktuator yang berada pada plant tidak memerlukan kontak langsung dengan
operator). Pengendalian dapat dilakukan (controller dapat diposisikan) pada daerah
yang lebih aman, dan bahkan monitoring dapat dilakukan dari jarak jauh.
Secara umum diagram blok sistem kendali dapat diperhatikan dalam gambar 4.3
berikut ini.
Gambar 4. 3 Diagram Blok Sistem Kendali [3]
Controller menerima input dari sensor (Process Value), mengetahui set point, dan
menghasilkan sinyal untuk mengatur aktuator (Manipulater Variable atau Operating
Point dari aktuator). Bentuk lain dari diagram tersebut yang juga umum digunakan
pada process control adalah sebagai berikut.
Gambar 4. 4 Alternatif Diagram Blok Sistem Kendali
Kedua diagram tersebut menunjukkan hal yang sama dari sudut pandang yang
sedikit berbeda. Controller menerima nilai dari elemen pengukur (Process Value) dan
mengetahui Set Point, menghitung Operating Point aktuator, sebagai Manipulated
Variable yang mempengaruhi proses. Controlled Variable dari proses kemudian
dibaca oleh sensor, nilai besarannya disebut Process Value yang akan kembali masuk
ke pengontrol.
c. Kebutuhan instrumentasi dan kendali
Sistem kendali loop tertutup dapat dibuat menggunakan mikrokontroller.
Mikrokontroler sering digunakan untuk berbagai device rumahan dengan kebutuhan
daya rendah. Namun untuk sebuah industri, dapat membutuhkan ribuan control loop,
menerima process value dari ribuan sensor dan memberikan operating point untuk
ribuan aktuator, penggunaan mikrokontroller semisal Atmega 8535 tidak
dimungkinkan.
Pengontrol yang digunakan di Industri umumnya berupa PLC (Programmable Logic
Controller) atau menggunakan sistem DCS (Distributed Control System), yang di
dalamnya dapat berisi beberapa microcontroller untuk implementasi logika.
Kelebihan dari kedua pengontrol