DeFINISI NEUROPATI DIABETIKA Suatu gangguan pada saraf perifer, saraf otonom dan saraf cranial yang ada hubungannya dengan diabetes mellitus. Biasanya disebabkan oleh kerusakan mikrovaskuler yang meliputi pembuluh darah yang kecil-kecil. (vasa nervorurn) Keadaan yang relative biasa terjadi pada neuropati diabetika adalah : v Parese N. III daerah sekitar mata v Mononeuropati v Mononeuropati multipleks v Amiotrofi diabetika v Painful neuropathy v Neuropati otonom dan v Neuropati torako-abdominal (Medline NLMdefinition of Diabetic Neuropathies) Diabetic neuropathy bisa terjadi pada setiap waktu, namun risiko >> besar, bila menderita diabetes lebih lama. Sekitar 50% 1 (60 – 70%) 2 penderita diabetes menderita suatu bentuk neuropati, namun tidak semuanya mempunyai gejala. Persentase tertinggi neuropati diabetika terjadi pada penderita diabetes lamanya >>25 tahun. DM neuropati >> sering pada pasien-pasien dengan gula darah terkontrol, kadar lipid darah yang tinggi, hipertensi, berat badan berlebihan, dan yang berumur >> 40 tahun Patofisiologi Dasar patofisiologi penyebab neuropati diabetika belum dimengerti seluruhnya, dan terdapat banyak hipotesis, dan dianggap suatu proses yang multi faktorial
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
DeFINISI NEUROPATI DIABETIKA
Suatu gangguan pada saraf perifer, saraf otonom dan saraf cranial yang ada
hubungannya dengan diabetes mellitus. Biasanya disebabkan oleh kerusakan
mikrovaskuler yang meliputi pembuluh darah yang kecil-kecil. (vasa nervorurn)
Keadaan yang relative biasa terjadi pada neuropati diabetika adalah :
v Parese N. III daerah sekitar mata
v Mononeuropati
v Mononeuropati multipleks
v Amiotrofi diabetika
v Painful neuropathy
v Neuropati otonom dan
v Neuropati torako-abdominal
(Medline NLMdefinition of Diabetic Neuropathies)
Diabetic neuropathy bisa terjadi pada setiap waktu, namun risiko >> besar, bila
menderita diabetes lebih lama. Sekitar 50%1 (60 – 70%)2 penderita diabetes menderita
suatu bentuk neuropati, namun tidak semuanya mempunyai gejala. Persentase tertinggi
neuropati diabetika terjadi pada penderita diabetes lamanya >>25 tahun.
DM neuropati >> sering pada pasien-pasien dengan gula darah terkontrol, kadar lipid
darah yang tinggi, hipertensi, berat badan berlebihan, dan yang berumur >> 40 tahun
Patofisiologi
Dasar patofisiologi penyebab neuropati diabetika belum dimengerti seluruhnya,
dan terdapat banyak hipotesis, dan dianggap suatu proses yang multi faktorial 1
kombinasi dari berbagai factor.
Beberapa teori yang banyal diterima yaitu :
v Teori metabolic
v Teori neurovaskuler / vaskuler (iskemik hipoxik)
v Teori oto-imun
v Teori altered neurotrophic support
v Teori laminin
v Gangguan mekanis
v Factor keturunan (inherited traits)
v Factor cara hidup (lifestyles)
v Gangguan pada proses perubahan essential fatty acid / EFA menjadi gamma-
linolenic acid (GLA)
SKOR KLINIS NEUROLOGIS :
Terdapat beberapa skor klinis neurologist untuk mengases tingkatan neuropati
diabetika, termasuk :
v Neuropathy impairment scale (NIS)
v Vibration detection threshold (VDT)
v Code Detection Scale (CDT), dan
v Heel Pain (HP)
Namun secara umum biasanya dipakai staging.
Ada beberapa tingkat staging neuropati diabetika sebagai berikut :
NO → tak ada neuropathy
N 1a → neuropati asimptomatik yang dideteksi dengan abnormalitas KHS minimal di 2
saraf
N 1b → N l a+ pemeriksaan neurologist yang abnormal
N2a → simptomatik neuropati diabetika yang ringan dengan gejala sensorik, motorik
atau otonom, dan pasien masih bisa berjalan diatas tumit
N2b → neuropati diabetika yang simptomatik yang berat (seperti pada N2a, namun
pasien tidak mampu untuk berjalan diatas tumit)
N3 → polineuropati diabetika yang menyebabkan cacat (disabling)
Diperlukan 5 kriteria untuk menetapkan diagnosa polineuropati diabetika :
1. Pasien menderita diabetes mellitus berdasarkan criteria National Diabetes Data
Group
2. Diabetes mellitus telah menyebabkan hiperglikemia khronis untuk waktu yang
lama
3. Pasien terutama menderita polineuropati yang predominan distal sensorimotorik
pada ekstremitas bawah
4. Retinopati diabetika atau nefropati hampir sama dengan polineuropati (
mikrovaskuler)
5. Kausa lain dari,polineuropati sensorimotorik bisa disingkirkan.
Pada DM tipe 1 (IDDM), polineuropati distal biasanya terjadi setelah hiperglikemia
khronis untuk waktu yang lama. Sebaliknya pada DM tipe 2 (NIDDM), terjadinya
setelah beberapa tahun adanya control gula darah yang kurang baik. Kadang-kadang
malahan neuropati diabetika sudah ditemukan pada waktu ditegakkan diagnosa DM.
NEUROPATI DIABETIKA
Bisa timbul dalam berbagai bentuk gejala sensorik, motorik dan otonom, gejala
sensorik bisa merupakan gejala negative atau positif, difus atau local. Gejala motorik
dapat menyebabkan kelemahan yang distal, proksimal atau fokal. Gejala otonom dapat
berupa :
v Gangguan sudumotorik
v Gangguan pupil
v Gangguan kardiovaskuler L
v Gangguan pada mikisO (urgency, inkontinensia, menetes),
v Gastrointestinal (diare nocturnal, konstipasi, muntah)
v Gangguan seksual : impotensi, gangguan ejakulasi, no climax pada wanita
Klasifikasi neuropati diabetika
Yang diterima secara umum adalah pembagian luas dalam neuropati yang
simetris dan asimetris. Gejala-gejala biasanya dapat timbul pada setiap derajat
gangguan neuropati atau malahan tidak timbul sama sekali. Terjadinya gejala
tergantung dari lamanya terkena hiperglikemi (total hyperglycemic exposure) dan lain-
lain factor risiko.
Pemeriksaan yang diteliti diperlukan untuk menetapkan diagnosa karena pads 5-
10% pasien terjadi gejala-gejala yang bukan disebabkan oleh polineuropati diabetika.
Klasifikasi neuropati diabetika
Neuropati diabetika dapat diklasifikasi sebagat neuropati penfer, otonom,proksimal, dan
fokal dan setiap tipe mengenai bagian badan yang berlainan dengan cara yang berbeda
pula.
v Neuropati perifer menyebabkan nyeri atau kehilangan rasa pada jari jari kaki,
tungkai, tangan dan lengan.
v Neuropati otonom menyebabkan perubahan pada pencernaan, usus, fungsi,
kandung kemih, respons seksual dan perspirasi. Juga dapat mempengaruhi saraf-
saraf yang mengurus jantung dan tekanan darah, saluran pencernaan, truktus
urinarius, organ seks, kelenjar keringat dan mata.
Neuropati otonom juga bisa menyebabkan tidak sadarnya adanya hipoglikemia
(hypoglycemia unawareness of low blood sugar), dimana penderita tidak lagi bisa
merasakan tanda-tanda akan terjadinya hipoglikemia.
v Neuropati proksimal menyebabkan nyeri dipaha, panggul atau pada bokong dan
bisa menyebabkan kelemahan pada tungkai.
v Neuropati fokal menyebabkan kelemahan mendadak dari satu saraf atau kumpulan
saraf yang menyebabkan kelemahan otot atau rasa nyeri dan setiap saraf dibadan
dapat terkena dan bisa mengenai mata, otot muka, telinga, paha dan abdomen.
Neuropati fokal :
Kadang-kadang neuropati diabetika timbulnya mendadak dan mengenai saraf
perifer terutama di kepala, torso atau tungkai.
Neuropati fokal bisa menyebabkan :
Gangguan memfokuskan mata
Melihat dobel (double vision)
Nyeri dibelakang satu mata
Bell's palsy (saat menghadap keatas dahi tidak terdapat kerutan.)
Nyeri hebat di punggung bawah atau pelvis
Nyeri dibagian depan paha
Nyeri didada, perut atau samping badan
Nyeri disebelah luar atau sebelah dalam kaki
Nyeri dada atau abdominal yang sering disalah diagnosa sebagai suatu penyakit
jantung, serangan jantung atau appendicitis.
Pada penderita diabetes biasanya dapat terjadi entrapment syndromes antara lain carpal
tunnelsy menyebabkan rasa tebal dan tingling di tangan dan kadang-kadang disertai
kelemahan atau nyeri. Bisa terjadi entrapment saraf lain-lain juga. Gejala-gejalanya DM
NEUROPATI adalah sebagai berikut :
v Gejala neuropati perifer antara lain adalah :
o Rasa tebal atau kurang merasakan rasa nyeri dan atau suhu
o Rasa seperti geli / tingling, seperti terbakar atau seperti ditusuk-tusuk
o Nyeri yang tajam atau kramp dan nyeri terasa di jari kaki, kaki, tungkai, tangan,
lengan dan jari tangan
o Rasa berlebihan terhadap sentuhan .
o Kehilangan keseimbangan dan koordinasi
o Kelemahan
o Mengecilnya otot-otot kaki atau tangan dan biasanya gejala-gejala ini dirasakan
lebih berat pada malam hari.
v Gangguan pencernaan, nausea atau muntah
v Diare atau kostipasi
v Rasa mabuk atau mau pingsan (dizziness / fitness) yang disebabkan oleh
menurunnya tekanan darah postural.
v Gangguan miksi
v Disfungsi erektil (impotensi) atau mengeringnya vaginal
v Kelemahan
Selain itu bisa terjadi beberapa gejala yang bukan merupakan gejala neuropati,
namun sering menyertainya yaitu penjr nt n berat badan dan depresi
Mencegah timbulnya neuropati diabetika :
Cara terbaik mencegah timbulnya neuropati diabetika adalah dengan jalan :
o Mengatur kadar gula darah pads level normal
o Mempertahankan kadar gula darah pads level yang aman akan melindungi
terjadinya kerusakan saraf diseluruh badan.
PEMRIKSAAN NEUROLOGI PADA ND (NEUROPATI DIABETIKA)
I. ANAMNESA (SECRED SEVEN)
II. PEMERIKSAAN MOTORIK
Kelemahan Otot
Cara menunjukkan kekuatan otot
0 : tidak terlihat kontraksi
1 : terlihat kontraksi
2 : hanya bisa menggeser
3 : bisa melawan gravitasi tanpa tekanan
4 : bisa melawan gravitasi dengan tekanan ringan, sedang dan berat
5 : kekuatan normal
Refleksi fisiologis pada anggota gerak
Ekstremitas superior
Reflek briceps brachii
Cara : lengan difleksikan terhadap siku dan lengan bawah ditupang
pada alas tertentu / lengan pemeriksa, jari pemeriksa ditempatkan pada
tendon m.biceps (diatas lipatan siku) kemudian di pukul /dengan reflek
hammer.
Reflek triceps brachii
Cara : lengan bawah difleksikan disendi siku dan sedikit di promosikan,
tendon triceps diketok dengan reflek hammer (1-2 cm diatas akronim)
Respon : ekstensi lengan bawah di sandi siku
Ekstremitas inferior
Reflek patella
Cara : pasien berbaring terlentang dengan tungkai difleksikan disendi
lutut, tendon patella diketok dengan reflek hammer Respon : kontraksi
otot quadriceps fermoris)ekstensi dari tungkai bawah
Reflek Achilles
Cara : tungkai diletakkan / disilangkan diatas tungkai bawah
kontralateral, dengan posisi dorso fleksi kemudian pemeriksa
memegang ujung-ujung jari dan tendon Achilles diketok dengan reflek
hammer
Respon : gerak plantar fleksi kaki
III. PEMERIKSAAN SENSORIK
Ada 2 macam gangguan sensorik :
1) Sensorik protopatik
(nyeri superficial, suhu, raba)
Sensorik propioseptik
(tekan, getar, posisi, neyeri dalam / tekan)
2) Sensorik diskriminatif
(2 / two point tactile discrimination)
Nyeri superficial
Cara : bisa memakai jarum bundle / jarum suntik atau jarum pada reflek hummer.
Rangsangan berganti ganti antara ujung tajam dan tumpul bila perlu
diselingi dengan sentuhan jari
Minta kepada pasien untuk membedakan bermacam-macam rangsangan
tersebut.
Dimulai dari yang abnormal kemudian diminta memajukan kapan
merasakan ketajaman jarum
Respon : yang dicatat adalah perubahan sensasi atau perbedaan sensasi tersebut
Suhu / Temperatur
Cara : di periksa dengan 2 gelas / botol berisi air panas dan dingin (temperature
bisa diubah-ubah / variasi) dengan mata menutup pasien diminta
membedakan gelas / botol tersebut setelah disentuh dibagian dadanya.
Raba
Cara : diperiksa dengan bahan-bahan kapas, kertas atau perabaan ujung-ujung jari
pemeriksa tehnik sama dengan rasa nyeri.
Getar
Cara : gerputala 128 H2 / 256 H2 digetarkan kemudian diletakkan pada daerah
dengan tulang yang menonjol seperti pergelangan tangan, kaki, ruas-ruas
jari tangan dan kaki, siku, lateral elmvicla, lutut, tibia, panggul, processus
spinous vertelome kemudian dibandingkan kanan dan kid untuk kasus
polineuropati diabetika di bandingkan dengan pemeriksa.
Respon : bila pemeriksa masih merasakan getaran berarti rasa getaran penderita
sudah menurun / abnormal
Posisi
Cara : pemeriksa memegang bagian sisi samping dari jari pasieu yang akan
diperiksa digerakkan keatas dan ke bawah pasien yang diminta mengenal
gerakan jarinya tersebut ke atas dan kebawah.
Respon : apabila penderita tidak mengenal jari jari tersebut disebut abnormal
Gangguan 2/two point tactile discrimination
Cara : diperiksa dengan 2 rangsangan tumpul pada 2 titik dianggota gerak secara
serentak, bisa memakai jarum pads ujung jari dengan jarak 2-7mm untuk
sum-sum anus 20-30 mm untuk tdur sum anus 20-30mm untuk telapak
tangan 8-12 mm
Respon : membandingkan kedua sisi
IV. FUNGSI OTONOM / VEGETATIF
Disfungsi otonom khususnya :
o Inkontinensia : gangguan miksi / defekasi yang tak terkontrol
o Konstipasi : gangguan defekasi
o lmpotensi : gangguan ejakulasi pads pria-pria bisa mencapai klimaks