Top Banner

of 14

Petunjuk praktikum modul 11

Jul 22, 2015

Download

Documents

gitaaryanti
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LABORATORIUM HISTOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA 2006

I. PERATURAN PRAKTIKUM HISTOLOGI KULIT1. Sebelum praktikum, mahasiswa harus mengumpulkan gambar sesuai materi yang akan dipraktikumkan. 2. Gambar kulit tipis,kulit tebal dan kulit kepala seperti pada petunjuk praktikum dan menggunakan pensil warna sesuai atlas di Fiore. 3. Sebelum mengikuti praktikum, mahasiswa harus sudah memahami materi praktikum. 4. Penilaian Penilaian meliputi attitude, keaktifan mengikuti praktikum dan knowledge. Sasaran pembelajaran: 1. Mahasiswa mampu menggunakan mikroskop untuk identifikasi sistem integumen. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan system integumen secara histologi Sumber Belajar: 1. di Diore. 1992. Atlas Histologi Manusia. Edisi 6. EGC. Jakarta 2. Eroschenko,V,P. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi 9. EGC. Jakarta 3. McKenzie, J, Klein, RM. 1999. Basic Concept in Cell Biology and Histology. McGraw-Hill. New York 4. Junquiera. 1997. Histologi Dasar. Edisi 8. EGC. Jakarta 5. Leeson. 1996. Buku Ajar Histologi. EGC. Jakarta 6. Wheater, Burkitt, Daniels.1995. Histologi Fungsional. EGC. Jakarta

2

SISTEM INTEGUMEN Kulit dan turunannya membentuk sistem integumen. Pada manusia, turunan kulit mencakup kuku, rambut dan beberapa jenis kelenjar keringat dan sebasea. Kulit terdiri atas 2 daerah berbeda yaitu epidermis dan dermis. Epidermis adalah lapisan superficial non vascular yang mengandung epitel berlapis gepeng dengan keratin. Lapisan paling luar pada epidermis terdiri atas sel-sel berkeratin yang sudah mati. Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini lebih dalam, lebih tebal dan vascular. Lapisan superficial dermis 3

berlekuk-lekuk masuk ke epidermis dan membentuk indentasi yang disebut papilla dermis. Ini merupakan stratum papilare dermis dan terdiri dari jaringan ikat longgar yang tidak teratur. Lapisan dermis yang lebih dalam dengan jaringan ikat padat adalah stratum retikulare. Dermis menyatu dengan hypodermis atau lapisan subkutan dibawahnya yang terdiri dari fasia superfisialis dan jaringan lemak. Jaringan ikat dermis sangat vascular dan mengandung banyak saraf. Reseptor sensoris badan Meisner terdapat dekat permukaan kulit di papilla dermis, namun badan Vater Pacini terdapat lebih dalam di jaringan ikat dermis. Histologi kulit pada dasarnya serupa dalam berbagai bagian tubuh, namun ketebalan epidermisnya bervariasi. Telapak tangan dan kaki secara tetap terpajan dengan gesekan, tarikan dan abrasi. Akibatnya, epidermis daerah tubuh ini tebal, terutama lapisan keratin superfisialnya. Daerah ini memiliki kulit tebal. Sisa permukaan tubuh lain ditutupi oleh kulit tipis. KULIT TIPIS Epidermisnya lebih tipis dan komposisi selnya lebih sederhana, terdapat folikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat dan muskulus arektor pili pada selubung jaringan ikat folikel rambut dan stratum papilare dermis. Epidermis pada kulit tipis terdiri dari epitel gepeng berlapis. Lapisan tunggal yang terdiri dari selsel kolumnar rendah adalah stratum basale. Di atasnya terdapat beberapa deretan sel polygonal yang disebut sebagai stratum spinosum yang bercampur dengan selsel stratum korneum yang lebih memanjang dan tidak bertanduk.

4

KULIT TEBAL Epidermis pada kulit tebal jauh lebih tebal dan lebih kompleks dibandingkan pada kulit tipis. Dari dalam ke luar, epidermis terdiri atas lima lapis sel penghasil keratin (keratinosit), yaitu: 1. stratum basale (stratum germinativum), terdiri dari selapis sel kuboid atau silindris basofilik yang terletak di atas lamina basalis pada batas epidermis dan dermis. 2. stratum spinosum, terdiri atas sel-sel kuboid, polygonal atau agak gepeng dengan inti di tengah.Epidermis dari daerah yang terkena gesekan dan tekanan secara terus-menerus mempunyai stratum spinosum yang lebih tebal. 3. stratum granulosum, ditandai oleh tiga sampai lima lapis sel polygonal gepeng dengan sitoplasma yang berisi granula basofilik kasar (granula keratohialin). 4. stratum lucidum, tampak jelas pada kulit tebal, terdiri dari selapis sel eosinofilik sangat gepeng. Inti tidak tampak. 5. stratum korneum, terdiri dari 15-20 lapis sel gepeng berkeratin dan tanpa inti. Sitoplasmanya dipenuhi keratin. Kulit tebal mengandung banyak kelenjar keringat, namun tanpa folikel rambut, folikel sebasea atau serat otot polos yang disebut muskulus arektor pili. Duktus kelenjar keringat menembus epidermis diantara 2 papila dermis, kehilangan epitelnya dan berpilin melalui lapisan sel epidermis ke permukaan kulit berupa saluran kecil dengan lapisan kutikula tipis. Papila dermis tampak jelas pada kulit tebal.

5

KULIT KEPALA Pada epidermis tampak lapisan sel stratum korneum, stratum spinosum dan stratum basale dengan granul (pigmen) melanin. Jaringan ikat papilla dermis membentuk lekuk-lekuk khas pada bagian epidermis. Stratum papilare dermis,merupakan lapisan tipis tepat di bawah dermis. Stratum retikulare dermis merupakan jaringan ikat yang lebih tebal. Di bawah stratum papilare dermis, terdapat lapisan subkutan yang mengandung jaringan lemak. Di dermis bagian dalam atau di lapisan subkutan terdapat bagian basal kelenjar keringat. Di bawah lapisan subkutan terdapat serat otot rangka. Folikel rambut di kulit kepala sangat banyak, berhimpitan dan tertanam miring terhadap permukaan kulit. Setiap folikel rambut terdiri atas kutikula, sarung akar rambut dalam, sarung akar rambut luar, sarung jaringan ikat, bulbus pili dan papilla jaringan ikat. Rambut berjalan ke atas melalui folikel ke permukaan kulit. Banyak kelenjar sebasea mengelilingi setiap folikel rambut.

6

KELENJAR KULIT a. Kelenjar sebasea Kelenjar sebasea terbenam dalam dermis. Kelenjar sebasea dilapisi epitel belapis yang menyatu dengan sarung akar luar folikel rambut. Epitel kelenjar dimodifikasi dan di sepanjang dasarnya terdapat sebaris sel silindris atau kuboid yaitu sel basal yang intinya gepeng. Sel-sel ini berada di atas membran basal yang dikelilingi jaringan ikat dermis. Sel-sel basal menampakkan aktivitas mitotic dan mengisi asinus membulat. Sel-sel-sel di bagian dalam asinus mengalalmi sitolisis dan bersama produk sebumnya melalui duktus pendek kelenjar masuk lumen dari folikel rambut. b. Kelenjar keringat Kelenjar keringat adalah kelenjar tubular simpleks sangat bergelung, yang meluas ke dermis bagian dalam atas bagian atas hypodermis. Bagian bergelung kelenjar keringat yang terletak di dermis bagian dalam adalah bagian sekretoris. Sel-sel 7

sekretoris di sini besar, silindris dan terpulas eosinofilik lemah. Di sekeliling sel-sel sekretoris terdapat sel-sel mioepitel berbentuk kumparan dan tipis. Sel-sel ini terletak di antara dasar sel sekretoris dan membrane basal. Duktus ekskretorius yang meninggalkan bagian sekretoris mempunyai bentuk lebih kecil dan terpulas lebih gelap. Tidak ada sel-selmioepitel di sekitar duktus ekskretorius. Sewaktu menembus melalui dermis, duktus ekskretorius melurus dan menerobos lapisan sel epidermis kemudian kehilangan dinding epitelnya. Di dalam epidermis, duktus berjalan berpilin memalui sel menuju permukaan kulit.

II. PERATURAN PRAKTIKUM HISTOLOGI ORGAN LIMFOID 1. Sebelum praktikum, mahasiswa harus mengumpulkan gambar sesuai materi yang akan dipraktikumkan. 2. Gambar hepar, lien/limpa, limfonodus, thymus, tonsila palatina seperti pada petunjuk praktikum dan menggunakan pensil warna sesuai atlas di Fiore. 3. Sebelum mengikuti praktikum, mahasiswa harus sudah memahami materi praktikum. 4. Penilaian Penilaian meliputi attitude, keaktifan mengikuti praktikum dan knowledge. Sasaran pembelajaran: 1. Mahasiswa mampu menjelaskan organ limfoid secara histologi. 2. Mahasiswa mampu menggunakan mikroskop untuk pemeriksaan mikroskopis sistemkardiovaskuler.

8

Sumber Belajar: 7. di Fiore. 1992. Atlas Histologi Manusia. Edisi 6. EGC. Jakarta 8. Eroschenko,V,P. 2003. Atlas Histologi di Fiore dengan Korelasi Fungsional. Edisi 9. EGC. Jakarta 9. McKenzie, J, Klein, RM. 1999. Basic Concept in Cell Biology and Histology. McGraw-Hill. New York 10. Junquiera. 1997. Histologi Dasar. Edisi 8. EGC. Jakarta 11. Leeson. 1996. Buku Ajar Histologi. EGC. Jakarta 12. Wheater, Burkitt, Daniels.1995. Histologi Fungsional. EGC. Jakarta

HEPARBahan : Hepar Pewarnaan : Hematoxilin Eosin Secara umum hepar dibagi oleh suatu jaringan ikat (septum interlobular) menjadi lobuluslobulus. Lobulus berbentuk bangunan poligonal. Pada bagian-bagian tertentu dari septum (terutama bagian sudut) terdapat terdapat suatu daerah yang disebut celah portal (Trigonum Kiernan=Portal Triad), yang berisi pembuluh darah,pembuluh limfe dan saluran empedu. Lobulus Hepar : Pada pembesaran rendah terlihat vena sentralis (tengah) dan septum interlobular (perifer). Di antaranya terdapat hepatosit yang tersusun radier. Pada pembesaran kuat akan terlihat vena sentralis yang dilapisi endotel. Di dalam lobulus terdapat lempeng/lamina yang terdiri dari hepatosit. Lamina-lamina kadang bercabang dan beranastomosis, kecuali lamina pada daerah perifer lobulus. Di antara lamina-lamina terdapat sinusoid yang mengikuti percabangan dan anastomosis dari lamina. Sinusoid dilapisi endotel secara tidak lengkap dan terdapat sel-sel lain pada sinusoid, seperti makrofag, sel kupffer, kadang eritrosit dan lekosit. Sinusoid akan bermuara ke vena

9

sentralis. Hepatosit berbentuk poligonal, ukurannya bermacam-macam, nukleus besar, bulat, kadang berinti dua. Sitoplasma kadang terdapat granula asidofilik Portal Triad : Merupakan celah portal yang letaknya pada sudut pertemuan antar lobuluslobulus (3 lobulus), merupakan jaringan ikat yang berisi a. interlobularis, v. interlobularis, duktus biliferus dan pembuluh limfe. Hepar

1. Trigonum Kiernan

2. V. centralis

3. Sinusoid Retikulo endotelial sistem Retikulo endotelial sistem (RES) atau system limfoid terdiri atas sel-sel atau organ-organ yang direncanakan untuk melindungi lingkungan interna dari invasi serta kerusakan zat-zat asing. Sistem limfoid terdiri atas: a. sel yang bergerak ( mobille cell) limfosit macrofag b. sel yang menetap (fixed cell) i. sel retikuloendotelial Lien ii. sel plasma c. jaringan ikat, didominasi oleh : jaringan ikat retikuler i. Limpa/lien Organ yang termasuk dalam retikuloendotheal system 1. lien/limpa 2. Lymfonodus 3. Thymus 4. Tonsilopalatina Pulpa putih

Pulpa merah

10 Arteri Centralis

Thymus Thymus

Cortex

Medulla

Badan Hassel

Septum interlobular

11

Tonsila Palatina

Epitel Squamous Complex Non Keratin

Nodulus Limfatikus

Trabekula Kripte Tonsilaris

12

Limfonodus (Gambaran Umum)

Capsul Fibrosa

Medula

Trabekula Cortex

13

Nodulus limfatikus

Limfonodus

Capsula Fibrosa

Sinus Kapsularis

Centrum Germinativum dan nodulus limfatikus

Trabekula

Sinus Trabekularis

14