Top Banner
SOSIOLOGI PEDESAAN “PETANI RASIONAL”
22

Petani rasional

Dec 15, 2014

Download

Education

 
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Petani rasional

SOSIOLOGI PEDESAAN

“PETANI RASIONAL”“PETANI RASIONAL”

Page 2: Petani rasional

MORAL (Scott ) RASIONAL (Popskin)Petani mendasarkan tindakan

pada prinsip2 moralPetani mendasarkan tindakan

pada prinsip2 rasional

Motifnya didasarkan pada kepentingan sosial

Tindakan kolektif utk kebutuhan bersama didasarekan atas

pertimbangan2 individu dan kepentingan utk menikmati hasil

dari kerja kolektif

Petani tradisional lebih menggantungkan hidupnya

pada keluargannya atau kelompok kecil, utk

menegaskan jaminan subsistensinya.

Lebih didominasi utk mendapatkan keuntungan pribadi, bukan kelompok.

Page 3: Petani rasional

Pandangan Scott sejalan dengan pandangan

Geertz dan Boeke

Bahwa aspek moral ternyata sangat

mendominasi kehidupan masyarakat petani.

Page 4: Petani rasional

MENURUT BOEKE

• Petani tradisional di Indonesia tidak mempunyai rasionalitas ekonomi yang cukup memadai sehingga tidak responsif terhadap kebijakan yang rasional.

• Kebutuhan dan kebanggaan sosial dinilai lebih menonjol dibanding kepentingan ekonomi.

Page 5: Petani rasional

Menurut Boeke

• Motif moral dan tindakan sosial menjadi dasar paling tepat utk mengarahkan keputusan – keputusan yg diambil

• Soal2 yang berkaitan dengan masalah ekonomi sebagai persoalan sekunder yg tidak diutamakan.

• Hukum2 rasional tentang penawaran dan permintaan tidak akan relevan dikembangkan kedalam sistem masy yg tradisional

Page 6: Petani rasional

Persamaan antara Scott dan Boeke

• Sistem rasionalitas tidak berlaku pada masyarakat tradisional;

• Penetrasi kapitalisme merusakkan organisasi kemasyarakatan yg kohesif yg mendasarkan pada interaksi sosial dan prinsip-prinsip moral

Page 7: Petani rasional

Boeke ScottBahwa petani tradisional bersikap pasrah sekali terhadap perusakan2 lembaga tradisional sebagai akibat dari penetrasi kapitalisme

Melihat penetrasi kapiotalisme membangkitkan resistensi atau perlawanan dari petani tradisional dalam rangka mempertahankan pola subsistensi

PERBEDAAN

Page 8: Petani rasional

• Lembaga-lembaga tradisional pedesaan tidak efektif dalam menjamin kebutuhan subsistensinya.

• Di dalam masyarakat tradisional, eksternalitas produksi dan biaya informasi yg sedmikian tinggi. Oleh karena itu pemanfaatan pranata-pranata nonpasar dianggap memberikan keuntungan lebih besar. Misal mempekerjakan tetangga berdasarkan azas gotong royong dan hub patron-client

Menurut Popskin

Page 9: Petani rasional

Dalam kenyataannya sekarang, usahatani mandiri yang murni sebagaimana yang digambarkan itu sudah jarang sekali dapat dijumpai. Yang ada tinggalah berbagai bentuk peralihan dari usahatani mandiri ke usahatani komersial, yaitu usahatani yang menjual sebagian atau seluruh produksinya kepada pihak luar.

Usahatani komersial

Page 10: Petani rasional

Popkin (1979), mengemukakan ciri-ciri usahatani komersial, sebagai berikut:  

1. MENYUKAI PERUBAHAN

2. MEMERLUKAN PASAR

Page 11: Petani rasional

Berbeda dengan kehidupan masyarakat yang masih subsiten, hubungan patroon-client antara elit-masyarakat dan warganya, antara pemilik lahan dan penyakap/penggarap, dan antara petani pengelola dengan buruh-taninya, dalam masyarakat yang telah melakukan usahatani komersial sudah tidak dapat dijumpai lagi.

Yang terjadi hanyalah hubungan bisnis atau untung-rugi atau bahkan saling mengeksploitasi, demi peningkatan efisiensi dan pendapatan/ keuntungannya.

Hubungan Eksploitatif

Page 12: Petani rasional

Dalam masyarakat petani komersial, masing-masing selalu saling berusaha memperoleh manfaat setinggi-tingginya dari setiap korbanan yang dilakukan.

Dalam hubungan ini, kehar-monisan kehidupan

antar warga masyarakat sudah dikalahkan dengan kepentingan pribadi, dan kesejahteraan hanya dapat dinikmati dari banyaknya pendapatan/ keuntungan yang dapat dijadikan alat-tukar atau alat pembelian produk (barang dan atau hasa) yang menjadi kebutuhan keluarganya.

Page 13: Petani rasional

Petani Sebagai Manusia Petani  sebagai manusia, ia juga rasional,  memiliki  harapan-harapan,  keinginan-keinginan,  dan kemauan  untuk  hidup lebih baik.

Di samping itu, petani seperti halnya manusia yang  lain  juga memiliki harga diri  dan  tidak  bodoh, sehingga  memiliki potensi yang dapat  dikembangkan  guna memper-baiki kehidupannya.

Mosher(1967) memberikan gambaran yang agak luas tentang "petani", yakni:

Page 14: Petani rasional

Petani  sebagai manusia, umumnya adalah KEPALA  KELUARGA  di dalam rumah tangganya.

Karena itu,  sebenarnya tidak ada satupun petani yang tidak selalu ingin  memperbaiki kehidupan dan kesejahteraan keluarganya.  

Sehingga, mereka  juga mau dan selalu ingin mencoba setiap  peluang yang  dapat dilaku-kannya untuk memperbaikikehidupan   keluarga.  

Page 15: Petani rasional

Petani  sebagai manusia, biasanya  memiliki  IKATAN KEKERABATAN serta memegang teguh adat-istiadat  masyara katnya. Dengan demikian, seringkali penyuluhan agak  lamban diterima, karena mereka memang butuh pertimbangan dan legitimasi dari anggota masyarakatnya..  

Page 16: Petani rasional

Seperti halnya dengan manusia yang lain, sebenarnya juga memiliki  sikap  untuk selalu  ingin  maju, inovatif dan tidak  ada  satupun  di antara mereka yang tidak ingin memperbaiki kehidupan  dan kesejahteraan keluarganya sesuai dengaan adat dan  nilai-nilai yang diterima oleh masyarakatnya

Page 17: Petani rasional

PETANI SEBAGAI JURUTANI

Petani sebagai jurutani, adalah petani yang melakukan kegiatan bertani, yang memiliki pengalaman dan  telah belajar dari pengalamannya.

Hasil belajarnya itu, tercermin  dari kebiasaan-kebiasaan yang mereka terapkan  dalam kegiatan bertani.

Page 18: Petani rasional

Kebiasaan-kebiasaan yang mendukung penyuluhan  adalah: 1. Kebiasaan memperhatikan gejala-

gejala alam, yang dapat dijadikan  pedoman bertani.

2. Kebiasaan "ingin tahu" atau bertanya "mengapa" tentang banyak  hal yang berkaitan dengan kegiatannya  bertani maupun yang berkaitan dengan kehidupannya sehari-hari.

Page 19: Petani rasional

Kebiasaan - kebiasaann yang mendukung penyuluhan  adalah:3. Kebiasaan untuk menghitung-

hitung (menganalisis)  jumlah pengeluaran dan penerimaan yang diperolehnya.

4. Kebiasaan  untuk  "meniru" dan  "mencoba"  (trial  dan error) tentang segala sesuatu yang dinilainya  sebagai peluang baru yang dapat  meningkatkan  produksinya.

Page 20: Petani rasional

Kebiasaan - kebiasaan yang kurang mendukung penyuluhan  adalah:1. Tidak  mudah percaya pada orang lain,  terutama  orang luar yang belum dikenalnya. 2. Memegang teguh adat-istiadat,

sehingga setiap  inovasi yang ditawarkan kepadanya selalu  dikajinya  terlebih dahulu, apakah memang tidak menyalahi kebiasaan-kebia saannya yang dinailai baik itu

Page 21: Petani rasional

Petani Sebagai Pengelola Usahatani berarti bahwa, petani adalah  orang  yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan sendiri  tentang usahataani yang dikelolanya, serta terbiasa  memper tanggungjawabkan hasil pengelolaannya itu kepada keluarga serta masyarakat lingkungannya.

Page 22: Petani rasional