Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini pencemaran terjadi dimana- mana dengan laju yang begitu cepat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sejak Perang Dunia II kecenderungan pencemaran mengarah kepada dua hal yaitu pembuangan senyawa kimia tertentu yang makin meningkat terutama akibat kegiatan industry dan transportasi. Penyebab lainnya yaitu penggunaan berbagai produk biosida dan bahan- bahan berbahaya aktivitas manusia. Berdasarkan pengertianya pencemaran merupakan masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energy dan atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau merubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kwalitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menmjadi kurang atau tidak dabat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya. Peristiwa pencemaran baru dapat dikatakan sebagai pencemaran lingkungan bila lingkungan yang tercemar adalah lingkungan hidup manusia (Achmad, Rukaesih. 1999). Dengan meningkatnya kegiatan industri dan transportasi tentu saja meningkat pula pencemaran terhadap lingkungan. Pencemaran terhadap sumber air minum telah sering menyebabkan penyakit- penyakit dengan perantara air (waterbone desease) yang telah membinasakan penduduk di sejumlah kota. Sekarang ini beban pencemaran terhadap air sudah semakin berat dengan masuknya bahan- bahan industri yang mengandung senyawa- senyawa kimia berbahaya (Anonimous, Agen Orange,1983). Pencemaran lingkungan terjadi pula di udara dan tanah dengan segala dampak yang ditimbulkannya. Penyebab pencemaran ini selain oleh kegiatan manusia juga dapat disebabkan oleh kegiatan alami seperti kebakaran hutan karena kemarau panjang, 1 | Page
31

Pestis Ida

Dec 30, 2014

Download

Documents

Anang Budi
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pestis Ida

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat ini pencemaran terjadi dimana- mana dengan laju yang begitu cepat

yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sejak Perang Dunia II kecenderungan

pencemaran mengarah kepada dua hal yaitu pembuangan senyawa kimia tertentu

yang makin meningkat terutama akibat kegiatan industry dan transportasi. Penyebab

lainnya yaitu penggunaan berbagai produk biosida dan bahan- bahan berbahaya

aktivitas manusia.

Berdasarkan pengertianya pencemaran merupakan masuknya atau

dimasukkannya mahluk hidup, zat, energy dan atau komponen lain kedalam

lingkungan dan atau merubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau

proses alam, sehingga kwalitas lingkungan turun sampai tingkat tertentu yang

menyebabkan lingkungan menmjadi kurang atau tidak dabat berfungsi lagi sesuai

dengan peruntukannya. Peristiwa pencemaran baru dapat dikatakan sebagai

pencemaran lingkungan bila lingkungan yang tercemar adalah lingkungan hidup

manusia (Achmad, Rukaesih. 1999).

Dengan meningkatnya kegiatan industri dan transportasi tentu saja meningkat

pula pencemaran terhadap lingkungan. Pencemaran terhadap sumber air minum

telah sering menyebabkan penyakit- penyakit dengan perantara air (waterbone

desease) yang telah membinasakan penduduk di sejumlah kota. Sekarang ini beban

pencemaran terhadap air sudah semakin berat dengan masuknya bahan- bahan

industri yang mengandung senyawa- senyawa kimia berbahaya (Anonimous, Agen

Orange,1983).

Pencemaran lingkungan terjadi pula di udara dan tanah dengan segala dampak

yang ditimbulkannya. Penyebab pencemaran ini selain oleh kegiatan manusia juga

dapat disebabkan oleh kegiatan alami seperti kebakaran hutan karena kemarau

panjang, letusan gunung berapi dan sebagainya (Anonimous, Agen Orange,1983).

Bahan yang sering kita temui dalam kehidupan sehari- hari dan juga merupakan

salah satu bahan yang menyebabkan pencemaran adalah pestisida. Pestisida

merupakan penyebab pencemaran lingkungan yang utama baik itu untuk pencemaran

udara, tanah dan air. Banyak pestisida yang sangat beracun seperti DDT dan menjadi

lebih tinggi konsentrasinya di dalam rantai makanan (Kusno S , 1992).

Mahkluk hidup terutama manusia banyak menarik keuntungan dengan adanya

pestsida. Suatu kenyataan tanpa pestisida bidang pertanian tidak akan

mengahasilkan produk yang sesuai dengan yang diperkirakan. Dari pengalaman

masalah masa lalu, keracuanan tanaman pertanian oleh hama dan penyakit telah

1 | P a g e

Page 2: Pestis Ida

menyebabkan kelaparan penduduk dunia dalam jumlah yang sangat besar. Oleh

karena itu pestisida akan terus digunakan, yang perlu mendapat perhatian dalam hal

ini adalah mencari pestisida yang lebih aman dan lebih mudah terurai dalam

lingkungan setelah digunakan.

1.2. Perumusan Masalah

Telah dikemukakan sebelumnya bahwa pestisida merupakn penyebab utama

pencemaran baik itu udara, tanah, maupun air yang dapat membahayakan lingkungan

serta makhluk hidup disekitarnya. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa pemakaian

pestisida dilakukan terus-menerus oleh masyarat tanpa melihat dampak penggunaan

pestisida itu sendiri. Adapun masalah yang kami angkat adalah Bagaimana upaya

pencegahan pencemaran yang diakibatkan pestisida?

1.3. Tujuan dan Manfaat

a. Tujuan

Tujuan makalah ini adalah :

1. Mengetahui dampak pencemaran yang di akibatkan oleh pestisida.

2. Mengetahui solusi pencegahan pencemaran yang di akibatkan oleh

pestisida.

b. Manfaat

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah :

1. Dapat mengetahui informasi mengenai dampak-dampak pencemaran yang

di akibatkan oleh penggunaan pestisida.

2. Dapat mengurangi penggunaan pestisida yang berlebihan.

3. Dapat mengetahi solusi dalam mengatasi pencemaran yang di sebabkan

oleh penggunaan pestisida.

BAB 11

2 | P a g e

Page 3: Pestis Ida

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. PENGERTIAN PENCEMARAN

Disadari atau tidak, sebenarnya masalah pencemaran lingkungan mau tidak

mau akan merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan

manusia dalam hubungannya dengan alam. Manusia memang kurang daya

penguasaannya, artinya jika kemampuan manusia menguasai alam meningkat, maka

akan lebih sedikit masalah yang akan dihadapi. Peristiwa pencemaran baru dapat

dikatakan sebagai pencemaran lingkungan bila lingkungan yang tercemar adalah

lingkungan hidup manusia, yang terkena dampak akibat negatif yang tidak diinginkan

adalah manusianya dan didalam lingkungan tersebut terdapat bahan-bahan

berbahaya yang disebabkan oleh peradaban manusia itu sendiri (Benn, F.R

[ and ]C.A. Mac Auliffe, 1975).

Batasan pencemaran menurut UU No. 4 Tahun 1982, menjelaskan bahwa

“Pencemaran” adalah masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energy dan

atau komponen lain kedalam lingkungan dan atau merubahnya tatanan lingkungan

oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kwalitas lingkungan turun sampai

tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menmjadi kurang atau tidak dabat

berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

Pencemaran suatu lingkungan bisanya melalui tahap-tahap yaitu:

1. Tingkatan Pertama

Bila zat pencemar tersebut baik jumlah dan waktu aktifnya tidak membawa

akibat yang merugikan manusia.

2. Tingkatan kedua

Bila zat pencemar sudah mengakibatkan gangguan pada alat- alat panca

indera dan alat perkembangbiakan secara vegetatif serta kerusakan

lingkungan hidup yang lebih luas.

3. Tingkatan ketiga

Bila zat pencemar sudah mengakibatkan gangguan fisiologis yang

membawa akibat kesakitan yang menahun.

4. Tingkatan keempat

Bila zat pencemar sudah mengakibatkan gangguan-ganguan yang gawat

seperti kematian dan lain-lain.

Pencemaran dapat terjadi di lingkungan hidup manusia. Berdasarkan itu dikenal

pencemaran lingkungan berdasarkan objeknya, yaitu : pencemaran

udara,pencemaran tanah,pencemaran air dan pencemaran kebudayaan. Dalam

makalah ini, pencemaran lingkungan yang akan dibahas adalah tiga bagian yang

pertama diatas yang diakibatkan oleh Pestisida (Achmad, Rukaesih. 1999)

3 | P a g e

Page 4: Pestis Ida

2.2. JENIS-JENIS PESTISIDA

Menurut peraturan pemerintah RI No. 7 Tahun 1973, yang dimaksud dengan

Pestisida ialah Semua zat kimia dan bahan-bahan lain serta zasad-zasad renik dan

virus yang digunakan untuk:

1. Memberantas atau mencegah hama dan penyakit yang merusak tanaman,

bagian-bagian tanaman atau hasil pertanian.

2. Memberantas rerumputan

3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tak diinginkan.

4. Mencegah hama-hama air.

5. Membrantas atau mencegah binatang yang dapat menyebabkan penyakit pada

manusia.

Berdasarkan kegunaanya pestisida dapat dibagi atas :

1. INSEKTISIDA : Zat / Senyawa kimia yang digunakan untuk mematikan /

Memberantas serangga.

2. ASCARISIDA : Memberantas Tunggau

3. NEMATOSIDA : Memberantas cacing Nematoda.

4. FUNGISIDA : Memberantas Jamur / Cendawan.

5. HERBISIDA : Memberantas rumput / Gulma.

6. OVISIDA : Memberantas telur serangga.

7. LARVASIDA : Memberantas Larva

8. RODENTISIDA : Memberantas Hewan Pengerat.

9. ALGASIDA : Memberantas Alga.

10. MOLUSCISIDA : Memberantas Hewan Molluska.

Dengan melihat bentuk fisiknya, pestisida digolongkan kedalam beberapa bentuk :

Tepung hembus, Tepung semprot ( Wetable Powder),Minyak Aerosol, Rook patroner

Dari segi struktur kimianya, pestisida dibagi atas :

1 . Orgahochlorine

Pestisida jenis ini mengandung unsur-unsur Carbon, Hidrogen, dan Chlorine.

Misal : DDT

2 . Orgahoposphate

Pestisida yang mengandung unsur : P, C, H misal : tetra ethyl phyro posphate

(TEPP )

3. Carbonate

Pestisida yang mengandung gugus Carbonate. Misal : Baygon, Sevin dan

Isolan.

4. Lain-Lain

4 | P a g e

Page 5: Pestis Ida

Diluar ketiga jenis diatas, pestisida ini mengandung senyawa organik, serychin,

senyawa sulphur organik dan dinytrophenol (Achmad, Rukaesih. 1999).

2.3. PESTISIDA DAN REVOLUSI HIJAU

Alam dengan segala isinya di terima sebagaimana adanya. Dan manusia

menyesuaikan pola hidupnya dengan irama yang ditentukan oleh lingkungan alam.

Karena perubahan lingkungan alam berada di luar kendali tangan manusia, maka

manusia memasrahkan diri kepada lingkungan. Ini melahirkan kebiasaan tradisi dan

hukum-hukum yang tidak tertulis, yang kemudian mengatur pergaulan hidup

masyarakat (Ekha Isuasta, 1988).

Tetapi satu faktor dalam kehidupan masyarakat mengalami perubahan otonom,

yaitu pertambahan jumlah manusia. Naluri mempertahankan diri manusia mendorong

hasrat berkembangbiak dan melangsungkan dehidupan. Ini dimungkinkan oleh akal

dan kemampuan berpikir manusia, yang melahirkan ilmu dan teknologi. Oleh karena

itu manusia selalu menuntut kepada alam agar kebutuhan hidupnya dapat terpenuhi.

Kebutuhan primer manusia adalah makan. Dan untuk meningkatkan hasil-hasil bumi

mereka mempunyai ambisi besar untuk meningkatkan produksi pangan. Banyak hal

yang dilakukan manusia seperti program irigasi, pemupukan intensif yang kadang

berlebihan hingga merusak struktur tanah. Dan yang paling mengerikan adalah

berputarnya lingkaran setan pestisida yang tak pernah putus ditengah jalan, justru

semakin membabibuta.

Untuk mendukung keberhasilan produksi pangan ini, penelitian dan teknologi

semakin berkembang. Termasuk si lampu aladin, pestisida. Dunia pertanian seakan

terbangun dari tidurnya, terbangun untuk tragedi dari revolusi, bukan revolusi fisik,

bukan industry, tetapi revolusi hijau.Revolusii Hijau yang mencantumkan pemakaian

pestisida sebagai senjata utama yang menyakitkan lingkungan dan manusia sendiri

(Achmad, Rukaesih. 1999)

5 | P a g e

Page 6: Pestis Ida

BAB IIIPEMBAHASAN

3.1. KARATERISTIK PESTISIDA

1. Efektifitas

Merupakan daya bunuh pestisida terhadap OPT. Pestisida yang baik memiliki

daya bunuh yang cukup untuk mengendalikan OPT dengan dosis yang

rendah sehingga memperkecil dampat buruk terhadap lingkungan.

2. Selektifitas

Merupakan kemampuan pestisida membunuh beberapa jenis organisme.

Disarankan untuk menggunakan pestisida yang bersifat selektif atau

berspektrum sempit. Dimana pestisida tersebut hanya membunuh OPT

sasaran tanpa membahayakan organisme lain termasuk musuh alami OPT.

3. Fototoksisitas

Merupakan suatu efek samping aplikasi pestisida yang dapat menimbulkan

keracunan bagi tanaman yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal

setelah aplikasi pestisida. Oleh karena itu tidak boleh menggunakan pestisida

secara tidak terukur atau berlebihan.

4. Residu

Adalah kemampuan pestisida bertahan dalam bentuk racun setelah

penyemprotan. Residu yang terlalu lama akan berbahaya bagi manusia dan

lingkungan, sedangkan residu yang terlalu pendek akan mengurangi

efektifitas pestisida dalam pengendalian OPT.

5. Persistensi

Kemampuan pestisida bertahan dalam bentuk racun di dalam tanah.

Pestisida yang memiliki persistensi tinggi akan sangat berbahaya bagi

lingkungan.

6. Resistensi

Merupakan kekebalan OPT terhadap pestisida. Pestisida yang memiliki

potensi resistensi tinggi sebaiknya tidak digunakan. Untuk mencegah

6 | P a g e

Page 7: Pestis Ida

resistensi pada hama/penyakit terhadap salah satu jenis pestisida, sebaiknya

dilakukan penggantian bahan aktif setiap kali aplikasi pestisida.

7. Kompatibilitas

Adalah kesesusaian antara satu jenis pestisida untuk dicampur dengan

pestisida lain tanpa menimbulkan dampak negatif dari pencampuran itu.

3.2.PERKEMBANGAN PESTISIDA

Melihat perkembangan pestisida yang semakin meningkat, baik dari segi kualitas maupun segi kuantitas, dapat dilihat dari dua tabel berikut :

Tahun Produksi (Ton/KL) % Perubahan

1978/1979

1979/1980

1980/1981

1981/1982

1982/1983

9.128

20.812

25.671

33.576

47.369

-

128

23,3

30,8

26,2

Tabel 3.1 Peningkatan Produksi Pestisida Dalam Negeri

Dapat kita lihat juga impor Pestisida pada table dibawah ini:

Tahun Insektisida Fungisida Herbisida Total

1978TonU$

3.13155.66

0

6312.169

5101.279

4.27259.10

8

1979TonU$

1.9205.286

-

7081.935

7612.943

3.38910.06

4

1980TonU$

4.56015.96

3

9583.142

2.4211.366

6.13921.79

9

1981TonU$

116723

7002.900

4211.366

1.3274.989

1982Ton

339

9955.107

4451.245

1.4436.369

7 | P a g e

Page 8: Pestis Ida

U$

Tabel 3.2 Impor Pestisida

Hal ini memang mengembirakan bagi dunia pertanian, menyenangkan bagi

produsen pestisida tetapi di lain pihak muncul masalah- masalah serius. Pemakaian

pestisida yang berdendang membabi buta pada episode berikutnya, menjadi suatu hal

yang mengkhawatirkan. Pestisida memang bagaikan lampu aladin. Pestisida ibarat

dewa penolong tetapi di sisi lain, tanah dan semua perairan yang menjadi ikat

pinggangnya menjerit kesakitan, terlebih karena pestisida produksi mutakhir. Buah

simalakama ditawarkan kepada kita, pestisida membantu sekaligus mematikan.

Pestisida menjadi suatu tragedi kehidupan, nyata sudah di dalam sejarah

kehidupan manusia. Jaminan untuk itu sudah digaransikan, air, tanah, udara bahkan

nyawa manusia sendiri si penghasil teknologi pestisida. Satu persatu segi bahaya

pestisida telah menjamah kehidupan manusia. Bahaya pencemaran lingkungan hidup,

baik yang bersifat sosial dan alamiah yang mengakibatkan terganggunya ekosistem

kehidupan.

3.2.1 PENCEMARAN AIR PADA PESTISIDA

Air merupakan sumber kehidupan umat manusia. Kini tidak hanya air sungai

yang masuk ke laut, air laut pun sudah biasa merembes ke wilayah darat dan air

minum menjadi asin. Sementara di sini lain air menjadi pahit karena pencemaran

sungai-sungai yang melewati perkotaan dan residu pestisida yang tercecer dari

penyemprotan di sawah-sawah. Residu masuk air sungai, mengalir ke parit-parit

sawah, masuk ke saluran tersier ke saluran sekunder dan terbuang ke sungai kita.

Sungai mengalir masuk kota, menuju ke hilir dan sebagian rakyat menggunakan air

di hilir untuk mandi, cuci dan kakus. Pencemaran bertambah runyam, karena

pestisida, sampah rumah tangga dan produk alami. Pestisida dapat mencemari air

yang sangat berbahaya bagi kehidupan. karena pestisida mengandung bahan-

bahan kimia yang sangat bebahaya seperti senyawa Dinitro dan Thiosianat.

3.2.2. PENCEMARAN TANAH PADA PESTISIDA

Pestisida banyak digunakan oleh petani untuk lahan pertanian seperti

pembasmi hama serta untuk membasmi rumpu-rumput liar. Namun disisi lain

penggunaan pestisida secara berlebihan akan berdampak buruk bagi ekosistem

tanah seperti matinya organisme dalam tanah (cacing,dll), sehingga tanah menjadi

tandus dan kering.

8 | P a g e

Page 9: Pestis Ida

3.2.3. PENCEMARAN UDARA PADA PESTISIDA

Penyemprotan pestisida dengan menggunakan helikopter telah menggeser

pemakaian tenaga manusia yang dirasakan telah mengalami kekerdilan. Dengan

helikopter, dalam waktu sekejap berpuluh-puluh hektar ladang bahan pangan telah

tersemprot sekaligus. Tapi daerah-daerah yang bukan sasaran maupun hewan-

hewan dan serangga bukan sasaran target pembunuhan ikut menikmati hujan

pestisida dari cucuran helikopter.

Suatu bukti bahwa hewan bukan sasaran mendapat getahnya adalah kasus di

sebelah timur Illionis, Amerika Serikat. Di sini pada tahun 1954 telah dilakukan

penyemprotan suatu senyawa organochlorim dengan maksud menghentikan

Japanese beetle (kumbang Jepang). Tapi ternyata banyak spesies burung musnah

di daerah penyemprotan. Nasib yang sama dialami pula oleh kucing, tupai, insecta

predator, dll.

Pencemaran udara pestisida ini tidak hanya menyerang lingkungan manusia

sendiri saja, tetapi akhirnya jatuh ke pelukan manusia sendiri. Banyak tragedi-tragedi

kehidupan yang terjadi, dan yang paling naas, tragedi ini terjadi karena

penyelewengan manusia sendiri atas pestisida ini

Penyelewengan pestisida ini diarahkan pada pembasmian si pembuat dan si

pemakai utama, yaitu manusia. Pestisida digunakan untuk membunuh manusia.

Kejadian ini dipelopori oleh kekejaman Hitler di zaman Perang Dunia II, DDT dipakai

sebagai bahan percobaan dalam ladang-ladang kamp konsentrasi Hitler.

3.3. UPAYA PENCEGAHAN PENCEMARAN PESTISIDA

Harus diakui walaupun pestisida sangat berbahaya, peningkatan produksi

pertanian dapat tercapai justru dengan bantuan pestisida. Pencemaran yang

disebabkan oleh pestisida bukan hal sepele.

Tetapi kalau cara pemakaian pestisida dilakukan dengan sangat hati-hati,

kemungkinan besar pencemaran dapat dihindari atau setidaknya mengurangi

bahayanya pembatasan pemakaian pestisida ini sudah dimulai dengan gebrakan

PAN (Pesticides Action Network) yang beranggotakan 50 negara, termasuk

Indonesia.

Di sini ada tujuh jenis pestisida yang dilarang di antara 12 jenis yang

dimasukkan dalam The Dirty Dozen seperti Heptachlor. Di Indonesia, hal ini

didukung oleh ikut sertanya BATAN dalam meneliti residu-residu produk pertanian

dan mengeluarkan batas ambang yang aman bagi pemakaian pestisida.

9 | P a g e

Page 10: Pestis Ida

Juga turut peran serta pemerintah yaitu peraturan tentang ANDAL yang mulai

berlaku dari segi pengamanan baik bagi keselamatan manusia maupun lingkungan.

Tindakan pemerintah dengan peraturan ANDAL adalah tepat sebagai tindakan

pencegahan dan usaha menanggulangi kemungkinan terjadinya pencemaran

lingkungan hidup manusia Indonesia.

Bagaimanapun juga pestisida adalah racun. Sebenarnya kalau ada kerugian

yang ditimbulkan oleh pestisida, maka yang paling menderita adalah manusia.

Manusia harus bertanggung jawab terhadap kerusakan yang timbul, karena semua

kegiatan pencegahan hama adalah hasil karya manusia dan di tujukan untuk

pemenuhan kebutuhannya. Manusia adalah pelaku utama pemberantasan hama.

Karena itu selain perlindungan terhadap tanah, air, dan hewan lainnya dari bahaya

pestisida, perlindungan pertama justru harus diberikan terhadap manusia.

Cara yang paling baik untuk mencegah pencemaran pestisida adalah dengan

tidak menggunakan pestisida sebagai pemberantas hama. Mengingat akibat

sampingan yang terlalu berat atau bahkan menyebabkan rusaknya lingkungan dan

merosotnya hasil panen, penggunaan pestisida mulai dikurangi. Cara-cara yang

dapat ditempuh untuk mencegah atau mengurangi serangga hama antara lain:

a. pengaturan jenis tanaman dan waktu tanam,

b. memilih varietas yang tahan lama,

c. memanfaatkan musuh-musuh alami serangga,

d. penggunaan hormon serangga,

e. pemanfaatan daya tarik seks pada serangga

f. sterilisasi

Cara-cara tersebut di atas memang tidak memiliki efek yang cepat dan

merata dibahding pestisida. Karenanya bila dibutuhkan pemberantasan hama yang

sifatnya segera, penggunaan pestisida memang merupakan pilihan yang paling baik

dan tepat.Jika memang pestisidalah yakan digunakan, maka adalah suatu langkah

yang paling bijaksana untuk melakukan suatu tindakan pencegahan terhadap

pencemaran atau keracunan yang mungkin timbul.

Pada pencemaran lingkungan oleh pestisida, beberapa tindakan pencegahan

yang perlu dilakukan antara lain:

1. ketahuilah atau pahamilah dengan yakin tentang kegunaan dari suatu jenis

pestisida. Jangan sampai terjadi salah berantas.Misalnya herbisida jangan

digunakan untuk membasmi serangga. Hasilnya, serangga yang dimaksud

belum tentu mati, sedangkan tanah atau tanaman telah terlanjur tercemar.

2. ikuti petunjuk-petunjuk mengenai aturan pakai dan dosis yang dianjurkan pabrik

atau petugas penyuluh,

3. jangan terlalu tergesa-gesa menggunakan pestisida, Tanyakan pada penyuluh

apakah sudah saatnya digunakan pestisida, karena belum tentu suatu jenis

hama harus diberantas dengan pestisida.

10 | P a g e

Page 11: Pestis Ida

4. Jangan telat memberantas hama. Jika penyuluh sudah menganjurkan untuk

menggunakan pestisida, cepatlah dilakukan. Dengan semakin meluasnya hama

akan membutuhkan penggunaan pestisida dalam jumlah besar, ini berarti hanya

akan memperbesar peluang terjadinya pencemaran,

5. jangan salah pakai pestisida. Selain satu jenis pestisida biasanya hanya

digunakan untuk suatu jenis hama tertentu, terkadang usia tanaman yang

berbeda menghendaki jenis pestisida yang berbeda pula,

6. pahamilah dengan baik cara pemakaian pestisida. Jangan sampai tercecer di

sekitar tanaman,

7. jika pestisida yang akan digunakan harus dibuat larutan terlebih dahulu, gunakan

tempat yang khusus untuk itu. Pada waktu mengaduk, larutan jangan sampai

tercecer ke tempat lain. perhatikan dengan tepat jumlah larutan yang dibuat agar

tidak terdapat sisa setelah pemakaian. Sudah disebutkan bahwa selain tindakan

pencegahan terhadap pencemaran lingkungan oleh pestisida, juga diperlukan

tindakan-tindakan pengamanan terhadap pestisida. Tujuannya adalah agar

manusia terbebas dari keracunan. Beberapa tindakan yang perlu diambil untuk

mencegah keracunan oleh pestisida, yaitu:

a. Penyimpanan racun-racun hama:

1. Racun-racun harus disimpan dalam wadah-wadah yang diberi tanda,

sebaiknya tertutup dan dalam lemari tersendiri yang terkunci.

2. Campuran racun dengan tepung atau makanan tidak boleh disimpan

dekat makanan. Campuran yang rasanya manis biasanya paling

berbahaya. Tanda-tanda harus jelas biar untuk mereka yang buta huruf

sekalipun tabu.

3. Tempat-tempat bekas menyimpan yang telah tidak dipakai lagi harus

dibakar, agar racun-racun sisa musnah sama sekali.

4. Penyimpanan-penyimpanan di wadah-wadah untuk makanan atau

minuman seperti di hotel-hotel, sangat besar bahayanya.

b. Pemakaian alat-alat pelindung

1. Pakailah masker dan adakanlah ventilasi keluar setempat selama

melakukan pencampuran kering bahan-bahan.

2. Pakailah pakaian pelindung, kaca mata dan sarung tangan terbuat dari

neopren, jika kerjaan dimaksudkan untuk mencampur bahan tersebut

dengan minyak atau pelarut-pelarut organis.Pakaian pelindung harus

dibuka dan kulit dicuci sempurna sebelum makan.

3. Pakailah pelindung pernafasan, kaca mata, baju pelindung, dan sarung

tangan selama menyiapkan dan enggunakan semprotan, kabut atau

aerasol, jika kulit atau paru-paru mungkin kontak dengan bahan tersebut.

Alat-alat pelindung harus terbuat dari karet atau bahan tahan minyak.

11 | P a g e

Page 12: Pestis Ida

4. Selalu menyemprot ke arah yang tidak memungkinkan angin membawa

bahan, sehingga terhirup atau mengenai kulit dari tenaga kerja yang

bersangkutan.

5. Hindarkan waktu kerja lebih dari 8 jam sehari bekerja di tempat tertutup dengan memakai penguap termisi jauhkan alat tersebut dari rumah penduduk dan tempat pengolahan bahan makanan.

6. Janganlah disemprot tempat-tempat yang sebagian tubuh manusia akan bersentuhan dengannya pestisida, manusia dihadapkan pada suatu dilema.

3.4. PEMASANGAN LABEL DAN TANDA PADA BAHAN BERBAHAYA

Pemasangan label dan tanda dengan memakai lambang atau tulisan peringatan

pada wadah atau tempat penyimpanan untuk bahan berbahaya adalah tindakan

pencegahan yang esensial. Tenaga kerja yang bekerja pada proses produksi atau

pengangkutan biasanya belum mengetahui sifat bahaya dari bahan kimia dalam

wadah/packingnya, demikian pula para konsumen dari barang tersebut, dalam hal

inilah pemberian label dan tanda menjadi sangat penting.

Peringatan tentang bahaya dengan label dan tanda merupakan syarat penting

dalam perlindungan keselamatan kerja, namun hal tersebut tidak dapat dianggap

sebagai perlindungan yang sudah lengkap, usaha perlindungan keselamatan lainnya

masih tetap diperlukan. Lambang yang umum dipakai untuk bahan kimia yang

memiliki sifat berbahaya adalah sebagai berikut

Gambar 2.14 Tanda bahaya dari bahan kimiaKeterangan :E = Dapat Meledak T = BeracunF+ = Sangat Mudah Terbakar C = Korosif

12 | P a g e

Page 13: Pestis Ida

F = Mudah Terbakar Xi = IritasiO = Pengoksidasi Xn = Berbahaya Jika TertelanT+ = Sangat Beracun N = Berbahaya Untuk Lingkungan

3.5. CARA PENGGUNAAN PESTISIDA

Cara penggunaan pestisida yang tepat merupakan salah satu faktor yang

enting dalam menentukan keberhasilan pengendalian hama. Walaupun jenis obatnya

anjur, namun karena penggunaannya tidak benar, maka menyebabkan sia-sianya

penyemprotan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida, di

antaranya adalah keadaan angin, suhu udara, kelembapan dan curah hujan. Angin

yang tenang dan stabil akan mengurangi pelayangan partikel pestisida di udara.

Apabila suhu di bagian bawah lebih panas, pestisida akan naik bergerak ke atas.

Demikian pula kelembapan yang tinggi akan mempermudah terjadinya hidrolisis

partikel pestisida yang menyebabkan kurangnya daya racun. Sedang curah hujan

dapat menyebabkan pencucian pestisida, selanjutnya daya kerja pestisidaberkurang.

Hal-hal teknis yang perlu diperhatikan dalam penggunaan pestisida adalah

ketepatan penentuan dosis. Dosis yang terlalu tinggi akan menyebabkan pemborosan

pestisida, di samping merusak lingkungan. Dosis yang terlalu rendah menyebabkan

hama sasaran tidak mati. Di samping berakibat mempercepat timbulnya resistensi.

1. Dosis Pestisida

Dosis adalah jumlah pestisida dalam liter atau kilogram yang digunakan

untuk mengendalikan hama tiap satuan luas tertentu atau tiap tanaman yang

dilakukan dalam satu kali aplikasi atau lebih. Ada pula yang mengartikan dosis

adalah jumlah pestisida yang telah dicampur atau diencerkan dengan air yang

digunakan untuk menyemprot hama dengan satuan luas tertentu. Dosis bahan aktif

adalah jumlah bahan aktif pestisida yang dibutuhkan untuk keperluan satuan luas

atau satuan volume larutan. Besarnya suatu dosis pestisida biasanya tercantum

dalam label pestisida.

2. Konsentrasi pestisida

Ada tiga macam konsentrasi yang perlu diperhatikan dalam hal penggunaan

pestisida

* Konsentrasi bahan aktif, yaitu persentase bahan aktif suatu pestisida dalam

larutan yang sudah dicampur dengan air.

* Konsentrasi formulasi, yaitu banyaknya pestisida dalam cc atau gram setiap

liter air.

* Konsentrasi larutan atau konsentrasi pestisida, yaitu persentase kandungan

pestisida dalam suatu larutan jadi.

13 | P a g e

Page 14: Pestis Ida

3. Alatsemprot

Alat untuk aplikasi pestisida terdiri atas bermacam-macam seperti knapsack

sprayer (high volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar 500

liter. Mist blower (low volume) biasanya dengan volume larutan konsentrasi sekitar

100 liter. Dan Atomizer (ultra low volume) biasanya kurang dari 5 liter.

4. Menggunakan pestisida

Untuk menggunakan pestisida harus diingat beberapa hal yang harus diperhatikan:

* Pestisida digunakan apabila diperlukan

* Sebaiknya makan dan minum secukupnya sebelum bekerja dengan pestisida

* Harus mengikuti petunjuk yang tercantum dalamlabel

* Anak-anak tidak diperkenankan menggunakan pestisida, demikian pula wanita

hamil dan orang yang tidak baik kesehatannya

* Apabila terjadi luka, tutuplah luka tersebut, karena pestisida dapat terserap

melalui luka

* Gunakan perlengkapan khusus, pakaian lengan panjang dan kaki, sarung

tangan, sepatu kebun, kacamata, penutup hidung dan rambut dan atribut lain

yang diperlukan

* Hati-hati bekerja dengan pestisida, lebih-lebih pestisida yang konsentrasinya

pekat. Tidak boleh sambil makan dan minum.

* Jangan mencium pestisida, karena pestisida sangat berbahaya apabila

tercium

* Sebaiknya pada waktu pengenceran atau pencampuran pestisida dilakukan di

tempat terbuka. Gunakan selalu alat-alat yang bersih dan alat khusus.

* Dalam mencampur pestisida sesuaikan dengan takaran yang dianjurkan.

Jangan berlebih atau kurang

* Tidak diperkenankan mencampur pestisida lebih dari satu macam, kecuali

dianjurkan

* Jangan menyemprot atau menabur pestisida pada waktu akan turun hujan,

cuaca panas, angin kencang dan arah semprotan atau sebaran berlawanan

arah angin. Bila tidak enak badan berhentilah bekerja dan istirahat secukupnya

* Wadah bekas pestisida harus dirusak atau dibenamkan, dibakar supaya tidak

digunakan oleh orang lain untuk tempat makanan maupun minuman.

* Pasanglah tanda peringatan di tempat yang baru diperlakukan dengan

pestisida

* Setelah bekerja dengan pestisida, semua peralatan harus dibersihkan, demikian pula pakaian-pakaian, dan mandilah dengan sabun sebersihmungkin.

14 | P a g e

Page 15: Pestis Ida

BAB IVPEMBAHASAN KHUSUS

4.1. PERMASALAH

Salah satu jenis pestisida adalah pembasmi nyamuk. Banyak merek

pembasmi nyamuk di Indonesia yang di bilang aman dan ampuh. Tetapi, apakah kita

semua yakin bahwa pembasmi nyamuk itu benar-benar aman?

4.2. PEMBAHASAN

Di Indonesia ada beberapa jenis merek pembasmi nyamuk, diantaranya yaitu

baygon, hit, vape, raid dan mortein, autan, soffell, dan lain-lain.

Baygon adalah merek pestisida produksi S. C. Johnson & Son. Kegunaannya

adalah sebagai pembasmi dan pengendali hama rumah tangga, seperti

15 | P a g e

Page 16: Pestis Ida

nyamuk,kecoa, lipan, dan semut. Merek ini sangat populer di Indonesia sehingga

sudah menjadi nama generik bagi produk sejenis. Baygon pertama kali di produksi

oleh perusahaan bayer, sebuah perusahaan kimia asal Jerman pada tahun 1975.

Prinsip dasar yang harus di pahami oleh semua orang ketika menggunakan

obat nyamuk adalah bahwa zat yang di pakai itu racun, dan tidak ada racun yang

benar-benar aman.

Baygon mengandung 2 racun utama yaitu Propoxur dan transfluthrin. Propoxur

adalah senyawa karbamat (senyawa antaranya, MIC, pernah menewaskan ribuan

orang dan menyebabkan kerus akan syaraf ratusan ribu orang lainnya dalam kasus

Bhopal di India) yang telah dilarang penggunaannya di luar negri karena diduga kuat

sebagai zat karsinogenik sedangkan transfluthrin relatif aman hingga saat ini.

HIT yang promosinya sebagai obat nyamuk ampuh dan murah memang benar

bahkan sedikit lebih ampuh dari Baygon tapi sangat berbahaya karena bukan hanya

menggunakan Propoxur tapi juga DDVP atau dichlorvos, zat turunan chlorine yang

sejak puluhan tahun dilarang penggunaannya di dunia, murah tapi berbahaya.

Sedangkan obat nyamuk lain seperti Baygon tutup hijau , Vape, Raid dan

Mortein memang non propoxur dan non DDVP tapi keampuhannya sangat diragukan,

mereka hanya efektif melawan nyamuk Aedes tapi berantakan saat melawan nyamuk

Culex sp (ini nyamuk malam yang sering gangguin kita). Obat nyamuk bakar jelas

menghasilkan asap dan racun, begitupun juga dengan jenis elektrik tetap

menghasilkan racun. Penggunanaan obat nyamuk dengan cara dibakar atau dengan

listrik harus dalam ruangan dengan sirkulasi udara yang baik, tidak boleh dalam

ruangan tertutup karena racun dan asap yang dihasilkan akan mengurangi proporsi

kandungan oksigen dalam ruangan. Penolak nyamuk seperti Autan, Sari

Puspa/Soffell,atau Lavender Ketiganya mengandung racun bernama Diethyltoluamide

atau DEET . DEET ini sangat korosif, Autan tidak dapat disimpan dalam wadah plastik

PVC atau besi karena dalam hitungan minggu akan mengikis lapisannya. Bayangkan

bila itu kena kulit kita ? Jadi sekali lagi telah terjadi pembohongan publik lewat iklan

anti nyamuk yang lembut bagi kulit, mana mungkin zat yang jelas-jelas merusak kulit

dapat merawat kulit, bahkan setelah ditambahi embel-embel menggunkan Aloe Vera

atau zat pelembab lain tetap saja berbahaya, jangan guna kan pada kulit yang sensitif

atau anak di bawah usia 2 tahun.

Obat nyamuk hanya digunakan bila gangguan memang sudah tak terkendali

atau melebihi batas toleransi, dan gunakan dengan cara yang aman, dan jangan

pernah berfikir racun itu aman. Beberapa memang ampuh, tetapi tidak benar-benar

aman. Pilih lah yang memiliki efek racunnya yang paling kecil jika hanya sekedar

untuk mengendalikan bukan berarti membasmi, seperti contoh baygon tutup hijau.

16 | P a g e

Page 17: Pestis Ida

BAB VPENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Pestisida merupakan produk sebuah revolusi yang tidak hanya menarik tetapi

juga mengerikan. Berhadapan dengan pestisida dipakai, lingkungan alam tercemar.

Apabila tidak dipakai hama dan penyakit menjadi momok bagi manusia. Inilah yang

disebut tragedi. Dan manusia yang berhadapan dengan tragedi bisa mengambil sikap

dan langkah yang pasti sesuai dengan tuntutan situasi.

Apabila pestisida dipakai dalam batas-batas kewajaran sesuai dengan

petunjuk penggunaan kiranya merupakan tindakan yang bisa memperkecil lingkup

risiko yang harus ditanggung manusia dan alam.Pemakaian pestisida secara

membabi buta bisa mengundang bencana.

17 | P a g e

Page 18: Pestis Ida

Oleh karena itu masalah pestisida menuntut perhatian semua pihak, tidak

hanya para pejabat, tidak hanya si pemakai jasa. Kita semua memikul tanggung

jawab bersama atas lingkungan hidup kita sendiri. Pestisida bukan hanya menjadi

tanggung jawab pabrik penghasil, dan tanggung jawab pemerintah yang memberi izin

produksi, tapi menjadi tanggung jawab semua pihak, semua bangsa dan semua

negara.

Jikalau di suatu negara suatu jenis pestisida sudah diteliti, dinyatakan

berbahaya, dan dilarang untuk dipergunakan, semestinya semua negara di dunia juga

harus mengerti akan hal itu dan ikut melaksanakannya.Bersikap mendua dalam

mengambil langkah kiranya kurang membantu.Pemakaian pestisida dilarang tetapi

tetap diproduksi dan bahkan diekspor ke negara tetangga.

Setiap usaha pemberantasan harus melibatkan semua pihak dan bersifat

menyeluruh, kalau diharapkan berhasil. Mudah-mudahan di masa mendatang kasus-

kasus akibat pemakaian atau produksi pestisida mulai mengecil atau bahkan hilang

sama sekali. Meskipun sulit, kita semua berjuang agar risiko bagi lingkungan itu makin

diperkecil.

5.2. SARAN

Semoga kemajuan bidang IPTEK dapat menjawab segala dinamika tantangan

mengenai pemecahan masalah" PESTISIDA DAN PENCEMARANNYA " secara

bijaksana, demi kelangsungan hidup dan kesejahteraan mahluk hidup terutama

manusianya.

Oleh karena itu kita Penyuluh sebagai " Creative Generation" harus terbebani

tanggungjawab untuk ikut berpartisipasi dalam mengatasi masalah tersebut diatas.

Semoga harapan tidak tinggal harapan, tetapi sungguh menjadi kenyataan, sikap dan

perbuatan manusialah, yang akhirnya paling menentukan bagi nasib dirinya dan

lingkungan hidupnya.

1. Karena pada pestisida memiliki komposisi yang sudah diatur tiap bahan yang

digunakan sehingga ikatannya tidak mudah untuk di uraikan.

2. Untuk saat sekarang, susah untuk membedakan yang terkena pestisida atau

tidak, karena yang menggunakan pestisida juga terlihat akan tetapi jika terlalu

sering kita konsumsi dapat membahayakan kesehatan. Cara mengkonsumsinya

yaitu sayur atau buah yang kita beli sebaiknya di bersihkan dahulu, pada waktu di

masak pestisida itu akan menyatu dengan air sayur, dengan demikian jika kita

sudah mengetahuinya sebaiknya air itu jangan kita konsumsi.

3. Syarat yang terdapat pada pestisida itu tidak mutlak, karena hanya dikhususkan

untuk tikus, dan diusahakan juga tempat penempatannya yang tidak terjangkau

dari hewan lain,

18 | P a g e

Page 19: Pestis Ida

DAFTAR – PUSTAKA

1. Achmad, Rukaesih. 1999. Kimia Lingkungan.Bandung: ANDI.

2. Anonimous, Agen Orange,1983. Diduga penyebab kelahiran bayi cacat di Vietnam,

1983, Kompas 25 Maret 1983, Jakarta.

3. Benn, F.R [ and ]C.A. Mac Auliffe, 1975. Chemistry and pollution. New York : The Mac

Millan Press.

4. Ekha Isuasta, 1988.Dilema pestisida . Yogyakarta : Kanisius.

5. Kusno S , 1992. Pencegahan pencemaran pupuk dan pestida. Jakarta : Penerbit

Swadaya.

19 | P a g e

Page 20: Pestis Ida

Lampiran :

Bahan Aktif Pestisida

NAMA BAHAN AKTIF JENIS GOLONGAN

AbamektinInsektisidaAkarisida

Amidin, Avermectin

Alfametrin(Alfasipermetrin)

Insektisida Piretroid

Almunium fosetil Fungisida Organofosfat

AmitrazInsektisidaAkarisida

Amidin

Amorphous Insektisida DifenilAsam fosfit Fungisida -Asam oksoklinik Bakterisida AntibiotikAsam tolklofos Fungisida PirimidinAsefat Insektisida Organofosfat

20 | P a g e

Page 21: Pestis Ida

Asetamiprid Insektisida PiridinAsibensolar -s-metil Fungisida TiadiazolAzakonazol Fungisida TriazolAzoksistrobin Fungisida PirimidinBelerang Fungisida AnorganikBenfukarb Insektisida KarbamatBenomil Fungisida Benzimidazol, MBCBensultap Insektisida TiofulfonatBetasiflutrin Insektisida Piretroid Betasipermetrin Insektisida Piretroid Bifentrin Insektisida Piretroid Bisultap Insektisida NeristoksinBPMC (fenobukarb) Insektisida KarbamatBupirimat Fungisida PirimidinBuprofezin Insektisida TiadiazinDeltametrin Insektisida Piretroid Diafentiuron Insektisida TioureaDiazinon Insektisida OrganofosfatDifenokonazol Fungisida AzolDiflubenzuron Insektisida UreaDiklorfos Insektisida Organofosfat

DikofolInsektisidaAkarisida

Organoklor, difenil

Dimehipo Insektisida NeristoksinDimetoat Insektisida OrganofosfatDimetomorf Fungisida MorfolinDimikonazol Fungisida TriazolDinotefuran Insektisida TiosulfonatEmamektin benzoat Insektisida AvermectinEndosulfan Insektisida OrganoklorinEpoksikonazol Fungisida DiskarboksimidEsfenfalerat Insektisida PiretroidEtion Insektisida OrganofosfatEtiprol Insektisida OrganofosfatEtofenproks Insektisida Difenil

Fenamidon FungisidaDitiokarbamat, organomangan, organoseng

Fenarimol Fungisida PirimidinFenbukonazol Fungisida TriazolFenfalerat Insektisida PiretroidFenitrotion Insektisida OrganofosfatFenpiroksimat Akarisida PirazolFenpropatrin Insektisida

AkarisidaAmidin, piretroid

Fention Insektisida OrganofosfatFentoat Insektisida OrganofosfatFipronil Insektisida Fenil-pirazolFlufenoksuron Insektisida UreaFlusilazol Fungisida Triazol, organosilikonFlutalonil Fungisida Anilida, trifluorometilFolpet Fungisida Ftalimid, organoklorFormotion Insektisida OrganofosfatFtalida Fungisida Asam ftalat

Gammasihalotrin InsektisidaPiretroid, trifenorometil

Heksaflumuron Insektisida Bensoyl, ureaHeksakonazol Fungisida TriazolHeksitiazoks Insektisida Tiozolidin

21 | P a g e

Page 22: Pestis Ida

Imidakloprid InsektisidaNitroimidazolidin, neonikotinoid

Iminoktadin Fungisida DiskarboksimidIprodion Fungisida DiskarboksimidIprovalikarb Fungisida Karbamat

Isoksation InsektisidaOrganofosfat, azoksazol

Kaptan Fungisida FtalimidKarbaril Insektisida KarbamatKarbendazim Fungisida Benzimidazol, MBCKarbofuran Insektisida Karbamat

KarbosulfanInsektisidaAkarisida

Karbamat, organofosfat

Kartophidrokloroda Insektisida Karbamat

KasugamisinFungisidaBakterisida

Antibiotik

Klofentezim Insektisida TetrazinKlorfenapil Insektisida PirolKlorfluazuron Insektisida Urea, trifluorometilKlorotalonil Fungisida KloronitileKlorpirifos Insektisida Organofosfat, piridinLamdasihalotrin Insektisida PiretroidLufenuron Insektisida Trifluorometil, ureaMalation Insektisida Organifosfat

Maneb FungisidaDitiokarbamat, organomangan

Mankozeb FungisidaDitiokarbamat, organomangan, organomangan

Mefenoksam Fungisida PirimidinMerkaptodimetur Insektisida KarbamatMetaflumizonMetalaksil Fungisida AsilalaninMetalaksil-M Fungisida AsilalaninMetalkarb Insektisida Karbamat

Metidation InsektisidaOrgabofosfat, tiadiazol

Metil tiofanat FungisidaKarbamat, benzimidazol, MBC

Metipren InsektisidaJuvenile, homone, mimic

Metiram FungisidaDitiokarbamat, organoseng

Metoksifenoksida Insektisida DiazilhidrazinMetomil Insektisida KarbamatMikobutanil Fungisida TriazolMIPC (isopokarb) Insektisida KarbamatMonosultap Insektisida NeriktoksinNovaluron Insektisida Benzoyl, ureaOksitetrasiklin Bakterisida AntibiotikPCNB (quintozin) Fungisida QuintizinPermetrin Insektisida PiretroidPimetrozin Insektisida TriazinPiraklofos Insektisida OrganofosfatPiridaben Insektisida PhridazinonPiridafention Insektisida Organofosfat

Pirimifos metil InsektisidaOrganofosfat, pirimidin

Poksim Insektisida Organofosfat, nitrila

22 | P a g e

Page 23: Pestis Ida

Profenofos Insektisida Organofosfat

Prokimidon Fungisida Anilida, diskarboksimid

Propaksur Insektisida KarbamatPropamokarb hidroklorida

Fungisida Karbamat

Propargit Akarisida FenoksiPropikonazol Fungisida Triazol

Propineb Fungisida Karbamat, organoseng

Protiofos Insektisida OrganofosfatSiflutrin Insektisida PiretroidSimoksanil Fungisida UreaSipermetrin Insektisida PiretroidSiprokonazol Fungisida TriazolSiromazin Insektisida TriazinSpiromesifen Akarisida DitiokarbamatStreptomisin sulfat Bakterisida AntibiotikTebukonazol Fungisida TriazolTembaga Fungisida AnorganikTetasipermetrin Insektisida PiretroidTetradifon Akarisida Organoklor, difenilTetrakonazol Fungisida AzolTiakloprid Insektisida NeonikotinoidTiametoksam Insektisida Triazol, neonikotinoidTiodikarb Insektisida Karbamat

Tiram Fungisida Ditiokarbamat, organoseng

Triadimefon Fungisida TriazolTriadimenol Fungisida TriazolTriazofos Insektisida OrganofosfatTridemorf Fungisida Morfolin

Triflumizol Fungisida Trifluorometil, imidazol

Triflumuron Insektisida Benzoyl, ureaTriklorfon Insektisida OrganofosfatValidamisin Fungisida Antibiotik

Zineb FungisidaDitiokarbamat, organoseng

Ziram FungisidaDitiokarbamat, organoseng

Zoxamide Fungisida Pirimidin

23 | P a g e