Nicola Riess - 2509100095 Dosen Pembimbing : Nugroho Priyo Negoro ST, SE, MT 1 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA (KPS) DENGAN PENDEKATAN SWOT-AHP PADA RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUNG REYOG KABUPATEN PONOROGO
Nicola Riess - 2509100095
Dosen Pembimbing :
Nugroho Priyo Negoro ST, SE, MT
1
PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN SWASTA (KPS)
DENGAN PENDEKATAN SWOT-AHP PADA RENCANA PEMBANGUNAN KAMPUNG REYOG
KABUPATEN PONOROGO
PENDAHULUAN
2
4,06 % PDB
Rp28.039 T
Rp13.468,97 T
Rp11.976,3 T
Rp9.314,97 T
Rp7.603,45 T
3
World Indonesia
Salah satu sektor terbesar penyumbang devisa negara (BPS 2010)
TOURISM Latar Belakang (1)
Kabupaten Ponorogo
4
Latar Belakang (2)
5
Festival Reyog Mini
Larung Risalah Festival Reyog Nasional
Pariwisata menjadi salah satu sektor andalan penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Ponorogo
Grebeg Suro Pentas Seni Rakyat
............
Kirab Pusaka
Wayang Kulit
Latar Belakang (3)
6
Kampung Reyog
Stok merak semakin menipis
Jumlah kelompok reyog 2007-2010
-29%
Berkurang-nya minat pemuda
Pusat info wisatawan & pusat pengkajian
Stok unit reyog berkurang
Biaya maintenance mahal
Pengembangan seni reyog menjadi krusial !
Biaya produksi besar Latar Belakang (4)
Progress Proyek Kampung Reyog
7
Latar Belakang (5) Latar Belakang (5)
1.Inisiasi 2.Analisis kelayakan
1.Jadwal 2.Anggaran 3.Sumber Daya 4.Risiko 5.Staffing
1.Laporan status 2.Perubahan 3.Kualitas 4.Forecasts
1.Training customer 2.Transfer dokumen 3.Penugasan kembali staff 4.Lesson learned
1. Tujuan Kampung Reyog : menjadi lokomotif investasi dan ekonomi serta media pelestarian budaya Ponorogo
Kondisi Pariwisata Ponorogo
8
Kegiatan kepariwisataan murni ditangani pemerintah
Riset Operasional
Teknologi
Pendanaan Maintenance
Alokasi APBD tidak mencukupi
1. Perekonomian ekslusif 2. Perluasan lapangan kerja 3. Pengentasan kemiskinan 4. Pendidikan 5. Layanan kesehatan 6. Perimbangan keuangan
masyarakat pedesaan 7. Pariwisata BPS Kabupaten Ponorogo (2012)
Realisasi Kampung Reyog membutuhkan
biaya besar
KPS
8 Milyar
Setu Babakan 291 M
Kampung budaya Kalbar 60 M
Kampung budaya Semarang 20 M
Banyak unit reyog tidak terawat
Jalan-jaran rusak, fasilitas terbengkalai
Latar Belakang (6)
• Memperbaiki kualitas infrastruktur
• Memperingan kebutuhan APBD
• Dan lain-lain
Latar Belakang (6)
0,62 % APBD
Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan diselesaikan dalam penelitian ini adalah bagaimana merumuskan strategi pengembangan proyek Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) Kampung Reyog dengan penerapan SWOT-AHP menurut perspektif stakeholder proyek
9
Tujuan
10
• Mengidentifikasi faktor-faktor SWOT pembangunan proyek KPS Kampung Reyog berdasarkan perspektif stakeholder proyek
• Melakukan penilaian kuantitatif terhadap faktor-faktor SWOT dengan menggunakan pendekatan AHP
• Merumuskan strategi pengembangan proyek KPS Kampung Reyog melalui output SWOT-AHP
Ruang Lingkup
Stakeholder dalam penanganan proyek Kampung Reyog adalah sebagai berikut:
• Pemerintah
• Sektor swasta potensial
• Masyarakat sebagai pelaku maupun pihak yang secara langsung merasakan dampak dari pembangunan proyek ini
Dana pemerintah tidak memungkinkan untuk membiayai realisasi proyek Kampung Reyog secara keseluruhan sehingga sumber pembiayaan didapatkan melalui kerjasama antara pemerintah dan swasta (KPS)
11
Batasan
Asumsi
Manfaat
12
• Memberikan informasi terintegrasi mengenai kesiapan realisasi proyek KPS Kampung Reyog dari perspektif stakeholder terkait
• Memudahkan pemerintah daerah merumuskan strategi pengembangan KPS pada sektor pariwisata Kabupaten Ponorogo di masa mendatang
Penelitian Terdahulu
13
No Judul Th Penulis Konteks Tools Perspektif Output Kategori
1
Perumusan Strategi Kemitraan PT. Inka dan Industri
Kecil Menengah dengan Metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) dan Analisa SWOT
2004 Syafril
Syafar
Kerjasa
ma
umum
SWOT-
AHP -
Rumusan strategi kemitraan
terbaik Tugas akhir
2 Applying Modified SWOT–AHP Method to the
Tourism of Gornje Medimurje 2011
Robert
Fabac dan
Ivan Zver
Non-
kerjasa
ma
SWOT-
AHP
Pemerintah
dan swasta
Rumusan strategi
pengembangan daerah
wisata Medimurje
Jurnal
internasional
3
Quantitative SWOT Analysis of Public Housing
Delivery by Public-Private Partnership in China Based
on the Perspective of the Public Sector
2011 Jingfeng
Yuan et al. KPS
SWOT-
AHP Pemerintah
Rumusan strategi
pengembangan KPS
Jurnal
internasional
4
A case study of the GSPP (Government-State-owned
Enterprise-Private Enterprise–Public) model in the
public-private cooperation on the ecological project
construction in Kunming
2012 Bao Jianbin KPS
Game-
theory,
SWOT
Pemerintah,
masyarakat,
swasta
Keuntungan dan kerugian
implementasi KPS; model
kemitraan terbaik dan
dampak KPS bagi proyek eco-
construction
Thesis
5 Hybrid SWOT-AHP Analysis of Saudi Arabia E-
Government 2012
Saleh
Alshomrani
Non-
kerjasa
ma
SWOT-
AHP Pemerintah
Rumusan strategi
implementasi e-government
Jurnal
internasional
6
Perumusan Strategi Pengembangan Proyek
Kerjasama Pemerintah Dan Swasta (KPS) Dengan
Pendekatan SWOT-AHP Pada Rencana Pembangunan
Kampung Reyog Kabupaten Ponorogo
2013 Nicola Riess KPS SWOT-
AHP
Pemerintah,
swasta dan
masyarakat
perumusan strategi
pengembangan KPS Tugas akhir
METODOLOGI
14
15
Penentuan Objek Amatan
dan Identifikasi Masalah
Perumusan masalah & Penentuan
Tujuan
Studi PustakaStudi Lapangan
Identifikasi faktor SWOT dari perspektif stakeholder terkait :
· Literatur review
· Interview langsung dengan stakeholder Kampung Reyog
Kesimpulan & Saran
Analisa dan intepretasi
Penetapan desain sampling
Tahap Identifikasi
& Perumusan
Masalah
Tahap
Pengumpulan &
Pengolahan Data
Tahap Analisis &
Kesimpulan
Pembuatan hierarki AHP
Pairwise comparation
(software expert choice)
Perhitungan group
intensities & strategic
value
Pembuatan radar chart
Perumusan strategi pengembangan proyek
KPS Kampung Reyog
Penyusunan dan penyebaran kuisioner
(scoring & pairwise comparation)
Verifikasi faktor SWOT
SWOT-AHP
Metodologi
16
Desain Sampling
Stakeholder Responden
Pem
erin
tah
Disbudparpora Kab.
Ponorogo
Kepala Dinas
Sekretaris Dinas
Kabid Kebudayaan
Kabid Jasa dan Sarana Wisata
Kabid Pemuda dan Olahraga
Kabid Pengembangan Pariwisata
Bappekab Ponorogo
Sekretaris Dinas
Kabid Penanaman Modal
Kabid Sosial dan Budaya
Kabid Prasarana
Kabid Litbang
Kabid Indakop dan ESDM
Indakop Kab. Ponorogo Sekretaris Dinas Indakop
Dinas Pekerjaan Umum Kasi Penataan Ruang dan
Bangunan-Bidang Cipta Karya
DPPKAD Kab. Ponorogo Kepala Dinas DPPKAD
Paguyuban Reyog
Ponorogo
Sekretaris 1 Yayasan Reyog
Ponorogo
Swas
ta
Jasa Konsultan
Owner CV. Inti Konsult Ponorogo
Owner CV. Nartantari Graha
Arsitektur
Owner CV. Armenida
Kontraktor
Owner CV. Murti Agung
Owner BPK Aksindo Ponorogo
Owner CV. Cendrawasih Karya
Putra
Owner CV. Karya Indonesia
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Expert Sampling
Stakeholder Responden
Mas
yara
kat
Tokoh Masyarakat
Kecamatan
Kauman
Camat Kecamatan Kauman
Sekretaris Kecamatan Kauman
Kasi 1 Kecamatan Kauman
Kasi 2 Kecamatan Kauman
Tokoh masyarakat
Kecamatan
Ponorogo
Camat Kecamatan Kauman
Sekretaris Kecamatan Kauman
Kasi 1 Kecamatan Kauman
Kasi 2 Kecamatan Kauman
Budayawan Dosen 1 Unmuh Ponorogo
Dosen 2 Unmuh Ponorogo
Pengusaha
Owner Hotel Latiban
Owner Toko Souvenir Khas
Ponorogo 1
Owner Toko Souvenir Khas
Ponorogo 2
Manager Swalayan Luwes
Owner Restoran Sami
Lumayan
Pengamat
ekonomi, sosial
dan politik
Wakil Rektor 1 Unmuh
Ponorogo
Dosen 3 Unmuh Ponorogo
Total 40 Responden
17
Penentuan Objek Amatan
dan Identifikasi Masalah
Perumusan masalah & Penentuan
Tujuan
Studi PustakaStudi Lapangan
Identifikasi faktor SWOT dari perspektif stakeholder terkait :
· Literatur review
· Interview langsung dengan stakeholder Kampung Reyog
Kesimpulan & Saran
Analisa dan intepretasi
Penetapan desain sampling
Tahap Identifikasi
& Perumusan
Masalah
Tahap
Pengumpulan &
Pengolahan Data
Tahap Analisis &
Kesimpulan
Pembuatan hierarki AHP
Pairwise comparation
(software expert choice)
Perhitungan group
intensities & strategic
value
Pembuatan radar chart
Perumusan strategi pengembangan proyek
KPS Kampung Reyog
Penyusunan dan penyebaran kuisioner
(scoring & pairwise comparation)
Verifikasi faktor SWOT
SWOT-AHP
Metodologi
Identifikasi Faktor SWOT
18
Faktor Strengths P
emer
inta
h
S1 Solusi limitasi dana pemerintah
S2 Risk transferring dan risk sharing
S3 Memacu transfer teknologi dan management skill yang lebih baik
S4 Menekan biaya konstruksi, operasional maupun maintenance
S5 Ketersediaan jumlah human resource yang cukup
S6 Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek
Swas
ta S7
Memfasilitasi pihak swasta dalam pengembangan bisnis dan
ketrampilan yang dimiliki
S8 Sharing value antar pelaku proyek KPS
S9 Kemudahan mengakses data di berbagai bidang
Mas
yara
kat
S10 Iklim kerja yang lebih terstandarisasi dan terkoordinasi
S11 Meningkatkan service level terhadap pelayanan publik
S12 Meningkatkan kualitas fasilitas publik
Faktor Weaknesses
Pem
erin
tah
W1 Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman bekerjasama dengan
pihak swasta
W2 Struktur organisasi proyek KPS relatif kompleks
W3 Berkurangnya fungsi kontrol pemerintah terhadap proyek KPS
W4 Tidak jelasnya batas pertanggungjawaban dan otoritas antara
pemerintah dan swasta dalam penanganan proyek
W5 Ketidaksinkronan regulasi antara pemerintah daerah dan
pemerintah pusat
W6
Regulasi pemerintah pusat belum sepenuhnya dipahami dengan
baik oleh Pemda dan swasta sehingga menyebabkan rendahnya
kemampuan penyiapan proyek KPS
Swas
ta W7 Profit yang tidak terlalu besar
W8 Keterbatasan mobilisasi dan pengadaan kebijakan dalam
pengerjaan proyek publik
Mas
yara
kat W9 Peningkatan biaya terhadap penggunaan fasilitas publik
W10 Kesulitan masyarakat setempat berpartisipasi dalam proses
pembangunan proyek
W11 Kurangnya pengalaman masyarakat dalam menggunakan fasilitas
publik yang secara langsung dikelola oleh pihak swasta
Faktor Opportunities
Pem
erin
tah
O1 Membuka peluang Kabupaten Ponorogo sebagai daerah tujuan investasi
O2 Banyaknya objek wisata potensial di Kabupaten Ponorogo yang masih
sangat perlu untuk dikembangkan
O3
Dukungan pemerintah pusat terhadap pengembangan proyek-proyek
KPS berupa dibentuknya lembaga-lembaga yang membantu regulasi
maupun penjaminan pembiayaan proyek KPS
Swas
ta
O4 Menciptakan peluang bisnis baru pada lingkup domestik
O5 Urgensi pemerintah untuk mendapatkan sokongan dana pembangunan
kampung reyog
O6 Disediakannya jaminan, insentif dan financial return atas investasi pihak
swasta oleh pemerintah sebagai usaha peningkatan iklim kerjasama
O7 Perijinan dan proses birokrasi pemerintah yang lebih mudah dalam
menjalankan proses bisnis
Mas
yara
kat O8 Terbukanya lahan baru untuk mengembangkan usaha
O9 Ketersediaan ruang untuk melakukan negosiasi kepada pemerintah
dalam memperoleh keadilan dan kesetaraan
Faktor Threats
Pem
erin
tah
T1 Terbatasnya jumlah perusahaan swasta domestik untuk mengikuti
tender pemerintah daerah
T2 Kurangnya minat investor lokal untuk berinvestasi pada proyek
pariwisata
T3 Kurangnya tenaga profesional dalam penanganan proyek KPS Sw
asta
T4 Peraturan pemerintah yang mengatur kebijakan KPS pada proyek
pariwisata belum mencapai level operasional
T5 Belum adanya batasan yang jelas dan standar pengukuran performansi
bagi para pelaku KPS sehingga proses evaluasi lebih sulit dilakukan
T6 Pihak pemerintah pada umumnya akan lebih dominan dalam penetapan
desain, kebijakan dan alur pengerjaan proyek
T7 Terbatasnya perusahaan swasta regional berskala besar
Mas
yara
kat
T8 Standar pelayanan dan kualitas produk lokal yang masuk ke dalam
Kampung Reyog akan relatif lebih tinggi
T9 Proses tender dan negoisasi proyek KPS akan berlangsung lebih lama,
sehingga realisasi proyek akan berlangsung lebih lama
Penentuan Objek Amatan
dan Identifikasi Masalah
Perumusan masalah & Penentuan
Tujuan
Studi PustakaStudi Lapangan
Identifikasi faktor SWOT dari perspektif stakeholder terkait :
· Literatur review
· Interview langsung dengan stakeholder Kampung Reyog
Kesimpulan & Saran
Analisa dan intepretasi
Penetapan desain sampling
Tahap Identifikasi
& Perumusan
Masalah
Tahap
Pengumpulan &
Pengolahan Data
Tahap Analisis &
Kesimpulan
Pembuatan hierarki AHP
Pairwise comparation
(software expert choice)
Perhitungan group
intensities & strategic
value
Pembuatan radar chart
Perumusan strategi pengembangan proyek
KPS Kampung Reyog
Penyusunan dan penyebaran kuisioner
(scoring & pairwise comparation)
Verifikasi faktor SWOT
SWOT-AHP
• Proses ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar dampak masing-masing faktor SWOT terhadap pemerintah, swasta dan masyarakat.
19
Metodologi
Scoring
• Hasil dari pairwise comparation berupa local importance merepresentasikan tingkat keberartian faktor satu relatif terhadap faktor lain dalam satu grup.
Pairwise Comparation
Nama Responden : Instansi : Jabatan :
20
Faktor SWOT Skala
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4
S1 Solusi batasan dana pemerintah
S2 Risk transferring dan risk sharing
S3 Memacu transfer teknologi dan management skill yang lebih baik
S4 Menekan biaya konstruksi, operasional maupun maintenance
S5 Ketersediaan jumlah human resource yang cukup
S6 Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek
W1 Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman bekerjasama dengan dengan pihak swasta
W2 Struktur organisasi proyek KPS relatif kompleks
W3 Berkurangnya fungsi kontrol pemerintah terhadap proyek KPS
W4 Tidak jelasnya batas pertanggungjawaban dan otoritas antara pemerintah dan swasta dalam penanganan proyek
W5 Ketidaksinkronan regulasi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat
W6 Regulasi pemerintah pusat belum sepenuhnya dipahami dengan baik oleh Pemda dan swasta sehingga
menyebabkan rendahnya kemampuan penyiapan proyek KPS
O1 Membuka peluang Kabupaten Ponorogo sebagai daerah tujuan investasi
O2 Banyaknya objek wisata potensial di Kabupaten Ponorogo yang masih sangat perlu untuk dikembangkan
O3 Dukungan pemerintah pusat terhadap pengembangan proyek-proyek KPS berupa dibentuknya lembaga-lembaga
yang membantu regulasi maupun penjaminan pembiayaan proyek KPS
T1 Terbatasnya jumlah perusahaan swasta domestik untuk mengikuti tender pemerintah daerah
T2 Kurangnya minat investor lokal untuk berinvestasi pada proyek pariwisata
T3 Kurangnya tenaga profesional dalam penanganan proyek KPS
KUISIONER A : SCORING FAKTOR SWOT TERHADAP PROYEK KPS KAMPUNG REYOG
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
Desain Kuisioner
No Faktor SWOT Skala Skala
Faktor SWOT 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Faktor Strengths
1 Solusi limitasi dana pemerintah Risk transferring dan risk sharing
2 Solusi limitasi dana pemerintah Memacu transfer teknologi dan management skill
yang lebih baik
3 Solusi limitasi dana pemerintah Menekan biaya konstruksi, operasional maupun
maintenance
4 Solusi limitasi dana pemerintah Menambah ketersediaan human resource
5 Solusi limitasi dana pemerintah Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek
6 Risk transferring dan risk sharing Memacu transfer teknologi dan management skill
yang lebih baik
7 Risk transferring dan risk sharing
Menekan biaya konstruksi, operasional maupun
maintenance
8 Risk transferring dan risk sharing Menambah ketersediaan human resource
9 Risk transferring dan risk sharing Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek
10 Memacu transfer teknologi dan
management skill yang lebih baik
Menekan biaya konstruksi, operasional maupun
maintenance
11 Memacu transfer teknologi dan
management skill yang lebih baik Menambah ketersediaan human resource
12 Memacu transfer teknologi dan
management skill yang lebih baik Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek
14 Menekan biaya konstruksi,
operasional maupun maintenance Menambah ketersediaan human resource
15 Menekan biaya konstruksi,
operasional maupun maintenance Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek
16 Menambah ketersediaan human
resource Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek 21
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
KUISIONER B : PAIRWISE COMPARISON SELURUH FAKTOR SWOT
Desain Kuisioner
22
Penentuan Objek Amatan
dan Identifikasi Masalah
Perumusan masalah & Penentuan
Tujuan
Studi PustakaStudi Lapangan
Identifikasi faktor SWOT dari perspektif stakeholder terkait :
· Literatur review
· Interview langsung dengan stakeholder Kampung Reyog
Kesimpulan & Saran
Analisa dan intepretasi
Penetapan desain sampling
Tahap Identifikasi
& Perumusan
Masalah
Tahap
Pengumpulan &
Pengolahan Data
Tahap Analisis &
Kesimpulan
Pembuatan hierarki AHP
Pairwise comparation
(software expert choice)
Perhitungan group
intensities & strategic
value
Pembuatan radar chart
Perumusan strategi pengembangan proyek
KPS Kampung Reyog
Penyusunan dan penyebaran kuisioner
(scoring & pairwise comparation)
Verifikasi faktor SWOT
SWOT-AHP
Output dari perhitungan SWOT-AHP adalah berupa :
Metodologi
1. Nilai intensities yang merepresentasikan seberapa besar tingkat keberartian faktor SWOT relatif terhadap faktor lain
2. Final strategy value untuk melihat
seberapa dominan faktor pendukung relatif terhadap faktor penghambat proyek KPS.
Langkah 1 : pembuatan hierarki AHP
23
Strategic Goal
S W O T
S9 S10 S11 S12
W1 W2 W3 W4
O6 O7 O8 O9 T6 T7 T8 T9
Strategy
WS(wS=0,)WW(wW=0,) WO(wO=0,)
WT(wT=0,)
S1 S2 S3 S4 S5 S6
S7 S8
W5 W6
W7 W8 W9 W10 W11
O1 O2 O3 O4 O5 T1 T2 T3 T4 T5
Langkah 2 : Perhitungan Local Importance
24
Rekap data pairwise comparation akan menjadi input dari software Expert Choice untuk mendapatkan nilai local importance
Contoh Input Data pada Software Expert Choice
Contoh rekap skor dan local importance pihak swasta
SWO
T
Responden
CV. Cendrawa-
sih Karya Putra BPK Aksindo
CV. Inti Konsult
Ponorogo
CV. Nartantari
Graha Arsitektur CV. Murti Agung CV. Armenida
CV. Karya
Indonesia
U w U w U w U w U w U w U w
S7 4 0,69 0 0,13 4 0,58 3 0,64 1 0,20 0 0,08 1 0,13
S8 1 0,09 0 0,13 1 0,08 2 0,26 1 0,12 1 0,24 2 0,21
S9 2 0,22 3 0,75 3 0,34 2 0,11 3 0,68 3 0,68 3 0,66
W7 0 0,25 0 0,50 0 0,14 -3 0,17 -3 0,75 0 0,11 -1 0,20
W8 -1 0,75 0 0,50 0 0,86 -2 0,83 -3 0,25 -4 0,89 -2 0,80
O4 3 0,13 4 0,68 4 0,21 3 0,09 3 0,14 0 0,08 2 0,27
O5 4 0,38 0 0,06 0 0,13 4 0,28 3 0,21 4 0,38 3 0,49
O6 3 0,13 0 0,06 0 0,04 2 0,16 0 0,04 0 0,13 3 0,08
O7 4 0,38 2 0,22 4 0,62 2 0,47 3 0,61 4 0,40 2 0,15
T4 -2 0,21 -3 0,61 -1 0,14 -4 0,47 -4 0,31 -3 0,18 -2 0,14
T5 0 0,06 0 0,09 0 0,17 -3 0,16 -2 0,15 -4 0,36 -1 0,10
T6 -2 0,21 0 0,09 0 0,62 -2 0,27 -4 0,44 -4 0,40 -2 0,20
T7 -3 0,53 -1 0,22 0 0,07 -3 0,10 -3 0,10 0 0,06 -3 0,56
25
Keterangan :
U : Skor w : Local importance
Faktor SWOT Total Skor Total Skor Grup
(Us, Uw, Uo, Ut)
Weight
(wS, wW, wO, wT) Factor Intensities
Group
Intensities
(IS, IW, IO, IT)
S
S7 13
40 0,221
7,314
18,771 S8 8 1,457
S9 19 10,000
W W7 -7
-19 0,105 -2,951
-11,273 W8 -12 -8,322
O
O4 19
66 0,365
5,134
21,455 O5 18 6,258
O6 8 0,937
O7 21 9,126
T
T4 -19
-56 0,309
-6,335
-17,457 T5 -10 -2,328
T6 -14 -4,714
T7 -13 -4,080 26
Langkah 3 : Perhitungan group intensities dan strategic value
ISi = 7𝑟=1 USi . wSi IWi = 7
𝑟=1 UWi . wWi
IOi = 7𝑟=1 UOi . wOi ITi = 7
𝑟=1 UTi . wTi
• Perhitungan Total Skor, Weight dan Intensities Grup SWOT (Contoh Responden Swasta)
wS= | 𝑈𝑟𝑠𝑖|3
𝑖=17𝑟=1
| 𝑈𝑟𝑠𝑖|3𝑖=1
7𝑟=1 +| 𝑈𝑟𝑤𝑖|+| 𝑈𝑟𝑜𝑖|+| 𝑈𝑟𝑡𝑖|4
𝑖=17𝑟=1
4𝑖=1
7𝑟=1
2𝑖=1
7𝑟=1
Weight
(wS, wW, wO, wT)
Faktor
SWOT
Mean Factor Intensities
(ImSi, ImWi, ImOi, ImTi) Total Mean
Final Factor
intensities All Group
Final Group
Intensities
(IFS, IFW, IFO, IFT)
Final strategy
value (VF)
0,221
S7 1,045
2,682
0,231
0,593
0,770
S8 0,208 0,046
S9 1,429 0,316
0,105 W7 -0,422
-1,610 -0,044
-0,169 W8 -1,189 -0,125
0,365
O4 0,733
3,065
0,267
1,118 O5 0,894 0,326
O6 0,134 0,049
O7 1,304 0,475
0,309
T4 -0,905
-2,4 94
-0,280
-0,772 T5 -0,333 -0,103
T6 -0,673 -0,208
T7 -0,583 -0,180
27
VF = IFS + IFW + IFO + IFT
• Perhitungan Final Strategy Value (Contoh Responden Swasta)
Si = wS . ImSi Oi = wO . ImOi
Wi = ww . ImWi Ti = wT . ImTi
Hasil Pengolahan Data (Responden Pihak Pemerintah)
Strength
(1,220)
Opportunity (0,650)
Weakness
(-0,613)
Threat
(-0,299)
28
0,000
0,050
0,100
0,150
0,200
0,250
0,300S1
S2
S3
S4
S5
S6
W1
W2
W3W4
W5
W6
O1
O2
O3
T1
T2
T3
Factor Intensities Pemerintah
0
0,5
1
1,5O
S
T
W
Final Factor Intensities All Groups (Pemerintah)
Final Strategy
Value : 0,958
Faktor-faktor positif cukup dominan dibandingkan dengan hambatan dalam pengembangan proyek KPS Kampung Reyog.
S5 : Ketersediaan jumlah human resource yang cukup
W4 : Tidak jelasnya batas pertanggungjawaban dan otoritas
antara pemerintah dan swasta dalam penanganan proyek
O1 : Membuka peluang Kabupaten Ponorogo sebagai daerah
tujuan investasi
T3 : Kurangnya tenaga profesional dalam penanganan proyek KPS
Hasil Pengolahan Data (Responden Pihak Swasta)
29
0,000
0,100
0,200
0,300
0,400
0,500S7
S8
S9
W7
W8
O4
O5O6
O7
T4
T5
T6
T7
Factor Intensities Swasta
00,20,40,60,8
11,2
O
S
T
W
Final Factor Intensities All Groups (Swasta)
Opportunity
(1,118)
Threat
(-0,772)
Strength
(0,593)
Weakness
(-0,169)
Final Strategy
Value : 0,770 Faktor-faktor positif masih relatif lebih dominan dibandingkan dengan faktor-faktor penghambat proyek KPS Kampung Reyog
S9 : Kemudahan mengakses data di berbagai bidang
W8 : Keterbatasan mobilisasi dan pengadaan kebijakan
dalam pengerjaan proyek publik
O7 : Kemudahan perijinan dan proses birokrasi dalam
menjalankan proses bisnis
T4 : Peraturan pemerintah yang mengatur kebijakan KPS
pada proyek pariwisata belum mencapai level operasional
Hasil Pengolahan Data (Responden Pihak Masyarakat)
30
0,0000,0500,1000,1500,2000,2500,3000,350
S10
S11
S12
W9
W10
W11
O8
O9
T8
T9
Factor Intensities Masyarakat
0
0,2
0,4
0,6
0,8
1O
S
T
W
Final Factor Intensities All Groups (Masyarakat)
Strength
(0,938)
Weakness
(-0,688)
Threat
(-0,568)
Opportunity
(0,479)
Final Strategy
Value : 0,160 faktor pendukung proyek KPS masih sedikit lebih dominan dibandingkan dengan faktor-faktor negatif. Nilai ini tergolong kecil yang mengindikasikan bahwa hambatan-hambatan dalam pengimplementasian skema KPS ini juga perlu mendapatkan perhatian serius
S12 : Meningkatkan kualitas fasilitas publik
W10 : Kesulitan masyarakat setempat berpartisipasi dalam proses
pembangunan proyek
O8 : Membuka lahan baru untuk mengembangkan usaha
T8 : Standar pelayanan dan kualitas produk lokal yang masuk ke
dalam Kampung Reyog akan relatif lebih tinggi
31
Penentuan Objek Amatan
dan Identifikasi Masalah
Perumusan masalah & Penentuan
Tujuan
Studi PustakaStudi Lapangan
Identifikasi faktor SWOT dari perspektif stakeholder terkait :
· Literatur review
· Interview langsung dengan stakeholder Kampung Reyog
Kesimpulan & Saran
Analisa dan intepretasi
Penetapan desain sampling
Tahap Identifikasi
& Perumusan
Masalah
Tahap
Pengumpulan &
Pengolahan Data
Tahap Analisis &
Kesimpulan
Pembuatan hierarki AHP
Pairwise comparation
(software expert choice)
Perhitungan group
intensities & strategic
value
Pembuatan radar chart
Perumusan strategi pengembangan proyek
KPS Kampung Reyog
Penyusunan dan penyebaran kuisioner
(scoring & pairwise comparation)
Verifikasi faktor SWOT
SWOT-AHP
Matriks SWOT (Rangkuti, 2009)
Strengths
(S)
Weaknesses
(W)
Opportunities
(O)
Threats
(T)
Strategi SO :
Menggunakan
kekuatan untuk
memanfaatkan
peluang
Strategi WO :
Meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan
peluang
Strategi ST :
Menggunakan
kekuatan untuk
mengatasi ancaman
Strategi WT :
Meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
Internal
Eksternal
Metodologi
Strategi WO
1. Kombinasi O6/W1/W2/W3/W4/W5/W6/W7/W8/W9/ W10/W11
32
O6 Disediakannya jaminan, insentif dan financial return atas investasi pihak swasta oleh pemerintah sebagai usaha peningkatan iklim kerjasama
W1
Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman bekerjasama dengan pihak swasta
Secara nasional, telah dibentuk lembaga-lembaga pendukung pengembangan KPS diantaranya adalah PT SMI (Sarana Multi Infrastruktur) untuk menutup celah pembiayaan proyek dan Indonesia Infrastructure Guarantee Fund (IIGF) yang dibentuk untuk memitigasi risiko-risiko tertentu pada pembangunan proyek infrastruktur. Dibawah naungan lembaga-lembaga tersebut terdapat sebanyak 38 proyek KPS yang menjadi prioritas dalam program kerja Master Plan Percepatan dan Perluasan Ekonomi Indonesia (MP3EI) hingga periode tahun 2017.
Pemerintah daerah dapat secara proaktif melakukan studi terhadap keberlangsungan proyek-proyek tersebut untuk mempelajari lebih mendetail mengenai mekanisme dan kebijakan yang dapat diaplikasikan pada proyek-proyek pariwisata di Ponorogo. Selain itu melalui studi tersebut, diharapkan dapat diidentifikasi permasalahan yang umumnya muncul pada proyek KPS beserta strategi mitigasinya dan juga dapat menjadi sarana edukasi mengenai standar regulasi proyek KPS.
W2 Struktur organisasi proyek KPS relatif kompleks
W3 Berkurangnya fungsi kontrol pemerintah terhadap proyek KPS
W4
Tidak jelasnya batas pertanggungjawaban dan otoritas antara pemerintah dan swasta dalam penanganan proyek
W5
Ketidaksinkronan regulasi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat
W6
Regulasi pemerintah pusat belum sepenuhnya dipahami dengan baik oleh Pemda dan swasta sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan penyiapan proyek KPS
W7 Profit yang tidak terlalu besar
W8
Keterbatasan mobilisasi dan pengadaan kebijakan dalam pengerjaan proyek publik
W9 Peningkatan biaya terhadap penggunaan fasilitas publik
W10
Kesulitan masyarakat setempat berpartisipasi dalam proses pembangunan proyek
W11
Kurangnya pengalaman masyarakat dalam menggunakan fasilitas publik yang secara langsung dikelola oleh pihak swasta
Strategi Pengembangan Proyek KPS Kampung Reyog
Strategi SO Strategi ST
1. Perubahan mindset pemerintah untuk menempatkan pihak
swasta sebagai mitra sejajar
2. Perancangan rumusan kebijakan KPS mengenai pelaku proyek
KPS, jobdesk dan hak masing-masing pelaku KPS oleh pemerintah
3. Perumusan kebijakan jaminan investasi pihak swasta
4. Perumusan strategi pembagian risiko yang berimbang
5. Pembuatan KPI (Key Performance Indikator) mengenai seluruh
tahapan KPS secara terperinci dan terukur
1. Pemerintah melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada para
stakeholder mengenai penyamaan persepsi untuk mencapai
tujuan bersama
2. Perbaikan konten informasi pada media Layanan Pengadaan Secara
Elektronik (LPSE) Kabupaten Ponorogo, dengan menyediakan
penawaran dan informasi yang mencukupi bagi pihak swasta
3. Memanfaatkan keunggulan ketrampilan manajemen dan teknologi
pihak swasta untuk membentuk kader-kader tenaga profesional di
bidang KPS
Strategi WO Strategi WT
1. Pemerintah daerah secara proaktif melakukan studi terhadap
keberlangsungan proyek-proyek KPS di Indonesia
2. Menggunakan potensi pembangunan Kampung Reyog untuk
menarik minat perusahaan swasta berinvestasi pada proyek
tersebut
3. Pembentukan lembaga pelaksana khusus KPS di tingkat daerah
1. Pembentukan komitmen pada lingkup pemerintah kabupaten
untuk mulai fokus mengembangkan skema KPS
2. Dilakukannya sosialisasi dan edukasi mengenai penyelenggaraan
proyek KPS di daerah-daerah secara intensif oleh pemerintah pusat
3. Kerjasama dengan pihak konsultan atau lembaga sejenis PT SMI
mengenai penyiapan dokumen tender yang matang dan memadai
33
Strategi Pengembangan Proyek KPS Kampung Reyog (cont’d)
34
S-W O-T
Pemerintah 0,607 0,351
Swasta 0,424 0,346
Masyarakat 0,250 -0,089
I. Mendukung strategi AgresifIII. Mendukung strategi Turn-around
II. Mendukung strategi DiversifikasiIV. Mendukung strategi Defensif
W S
O
T
0,607
0,346
0,424
0,351
0,250-0,089
Pemerintah
Swasta
Masyarakat
Keterangan :
Dalam perspektif pemerintah dan pihak swasta, peluang proyek KPS Kampung Reyog berada dalam tingkatan kuadran I, yaitu mendukung strategi agresif dengan mengaplikasikan strategi SO
Dalam perspektif masyarakat, tingkat peluang proyek KPS Kampung Reyog berada di kuadran II, yaitu mendukung strategi diversifikasi dengan mengaplikasikan strategi ST
KESIMPULAN DAN SARAN
35
36
Kesimpulan
1. Faktor-faktor SWOT Pengembangan Proyek KPS Kampung Reyog
Faktor Weaknesses
1. Terbatasnya pengetahuan dan pengalaman bekerjasama dengan pihak swasta 2. Struktur organisasi proyek KPS relatif kompleks 3. Berkurangnya fungsi kontrol pemerintah terhadap proyek KPS 4. Tidak jelasnya batas pertanggungjawaban dan otoritas antara pemerintah dan swasta dalam penanganan proyek 5. Ketidaksinkronan regulasi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat 6. Regulasi pemerintah pusat belum sepenuhnya dipahami dengan baik oleh Pemda dan swasta sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan
penyiapan proyek KPS 7. Profit sektor swasta yang tidak terlalu besar 8. Keterbatasan mobilisasi dan pengadaan kebijakan dalam pengerjaan proyek publik 9. Peningkatan biaya terhadap penggunaan fasilitas publik 10. Kesulitan masyarakat setempat berpartisipasi dalam proses pembangunan proyek 11. Kurangnya pengalaman masyarakat dalam menggunakan fasilitas publik yang secara langsung dikelola oleh pihak swasta.
Faktor Strengths
1. Solusi limitasi dana pemerintah 2. Risk transferring dan risk sharing 3. Memacu transfer teknologi dan management skill yang lebih baik 4. Menekan biaya konstruksi, operasional maupun maintenance 5. Ketersediaan jumlah human resource yang cukup 6. Menambah akuntabilitas keberlangsungan proyek 7. Memfasilitasi pihak swasta dalam pengembangan bisnis dan ketrampilan yang dimiliki 8. Sharing value antar pelaku proyek KPS 9. Kemudahan mengakses data di berbagai bidang 10. Iklim kerja yang lebih terstandarisasi dan terkoordinasi 11. Meningkatkan service level pemerintah terhadap pelayanan publik 12. Meningkatkan kualitas fasilitas publik
1. Faktor-faktor SWOT Pengembangan Proyek KPS Kampung Reyog (cont’d)
37
Faktor Opportunities
1. Membuka peluang Kabupaten Ponorogo sebagai daerah tujuan investasi 2. Banyaknya objek wisata potensial di Kabupaten Ponorogo yang masih sangat perlu untuk dikembangkan 3. Dukungan pemerintah pusat terhadap pengembangan proyek-proyek KPS berupa dibentuknya lembaga-lembaga yang membantu
regulasi maupun penjaminan pembiayaan proyek KPS 4. Menciptakan peluang bisnis baru sektor swasta pada lingkup domestik 5. Urgensi pemerintah untuk mendapatkan sokongan dana pembangunan kampung reyog 6. Disediakannya jaminan, insentif dan financial return atas investasi pihak swasta oleh pemerintah sebagai usaha peningkatan iklim
kerjasama 7. Kemudahan perijinan dan proses birokrasi sektor swasta dalam menjalankan proses bisnis 8. Membuka lahan baru untuk mengembangkan usaha 9. Ketersediaan ruang untuk melakukan negosiasi kepada pemerintah dalam memperoleh keadilan dan kesetaraan.
Faktor Threats
1. Terbatasnya jumlah perusahaan swasta domestik untuk mengikuti tender pemerintah daerah 2. Kurangnya minat investor lokal untuk berinvestasi pada proyek pariwisata 3. Kurangnya tenaga profesional dalam penanganan proyek KPS 4. Peraturan pemerintah yang mengatur kebijakan KPS pada proyek pariwisata belum mencapai level operasional 5. Belum adanya batasan yang jelas dan standar pengukuran performansi bagi para pelaku KPS sehingga proses evaluasi lebih sulit
dilakukan 6. Pihak pemerintah pada umumnya akan lebih dominan dalam penetapan desain, kebijakan dan alur pengerjaan proyek 7. Terbatasnya perusahaan swasta regional berskala besar 8. Standar pelayanan dan kualitas produk lokal yang masuk ke dalam Kampung Reyog akan relatif lebih tinggi 9. Proses tender dan negoisasi proyek KPS akan berlangsung lebih lama, sehingga realisasi proyek akan berlangsung lebih lama
38
• Perspektif pemerintah : Final strategy value 0,958 menunjukkan bahwa, faktor-faktor pendukung lebih dominan dibandingkan dengan faktor-faktor penghambat dalam pengembangan proyek KPS Kampung Reyog.
• Perspektif swasta : Final strategy value 0,77 menunjukkan bahwa,
faktor-faktor pendukung relatif lebih dominan dibandingkan dengan faktor-faktor penghambat proyek KPS Kampung Reyog.
• Perspektif masyarakat : Final strategy value 0,16 menunjukkan bahwa
meskipun nilai tersebut bernilai positif, namun nilainya relatif kecil yang mengindikasikan perlu diperhatikannya faktor-faktor penghambat proyek KPS.
2. Hasil dari proses penilaian faktor-faktor SWOT pengembangan proyek KPS Kampung Reyog
39
1.Perubahan mindset pemerintah untuk menempatkan pihak swasta sebagai mitra
sejajar
2.Perancangan rumusan kebijakan KPS mengenai pelaku proyek KPS, jobdesk dan hak
masing-masing pelaku KPS oleh pemerintah
3.Perumusan kebijakan jaminan investasi pihak swasta
4.Perumusan strategi pembagian risiko yang berimbang
5.Pembuatan KPI (Key Performance Indikator) mengenai seluruh tahapan KPS secara
terperinci dan terukur
3. Rumusan strategi pengembangan proyek KPS Kampung Reyog
Dalam perspektif pemerintah dan pihak swasta, peluang proyek KPS Kampung Reyog berada dalam tingkatan kuadran I, yaitu mendukung strategi agresif dengan mengaplikasikan strategi SO sebagai berikut :
Menurut perspektif masyarakat, tingkat peluang proyek KPS Kampung Reyog berada di kuadran II, yaitu mendukung strategi diversifikasi dengan mengaplikasikan strategi ST sebagai berikut :
40
1.Pemerintah melakukan pendekatan dan sosialisasi kepada para stakeholder mengenai penyamaan persepsi untuk mencapai tujuan bersama
2.Perbaikan konten informasi pada media Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Ponorogo, dengan menyediakan penawaran dan informasi yang mencukupi bagi pihak swasta
3.Memanfaatkan keunggulan ketrampilan manajemen dan teknologi pihak swasta untuk membentuk kader-kader tenaga profesional di bidang KPS
3. Rumusan strategi pengembangan proyek KPS Kampung Reyog (cont’d)
41
Saran
1. Penelitian selanjutnya dapat merumuskan metode penentuan batas atas dan bawah nilai intensitas dan strategy value
2. Penelitian selanjutnya dapat merumuskan standar batas atas dan bawah nilai intensitas dan strategy value serta seberapa besar dampak perubahan nilai-nilai tersebut bagi objek amatan
3. Penelitian selanjutnya dapat dilanjutkan hingga proses decision making layak atau tidaknya proyek KPS untuk direalisasikan dengan menetapkan dan mengukur parameter-parameter kelayakan proyek KPS
Daftar Pustaka
42
Aji, Sandhi Marta (2012), Arahan Lokasi Kampung Reyog di Kabupaten Ponorogo, Tugas Akhir Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Alshomrani, Saleh dan Qamar, Shahzad (2012), ”Hybrid SWOT-AHP Analysis of Saudi Arabia E-Government”, Faculty of Computing and IT King Abdulaziz University, Vol. 48, No. 2.
Fabac, Robert dan Zver, Ivan (2011), “Applying Modified SWOT–AHP Method to the Tourism of Gornje Medimurje”, Tourism and Hospitality Management, Vol. 17, No. 2, hal. 201-215.
Hartono (2012), Peluang Kerjasama Pemerintah-Swasta pada Pembangunan Graving Dock dan Pengelolaan Galangan Kapal dengan Metoda SWOT Analysis (Studi Kasus di PT. Janata Marina Indah, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang), Jurusan Perkapalan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Riptek Vol. 6, No.I, Hal. 17 – 25
Jianbin, Bao. (2012), “A case study of the GSPP (Government - State-owned Enterprise - Private Enterprise – Public) model in the public-private cooperation on the ecological project construction in Kunming”, Tesis Magister Business Administration, Tongji University, China.
Kim, Dae-Kwan et al. (2005), “Public and Private Partnership for Facilitating Tourism Investment in the APEC Region”, College of Hotel and Tourism Management, Kyung Hee University.
Kurniawan, Eri Setianto; Pudjianto, Bambang dan Wicaksono, Y.I. (2009), Analisis Potensi Penerapan Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dalam Pengembangan Infrastruktur Transportasi di Perkotaan (Studi Kasus Kota Semarang), Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Vol. 30 No. 3.
Kurttila et al. (2000), “Utilizing the analytic hierarchy process AHP in SWOT analysis-a hybrid method and its application to a forest-certification case”, Forest Policy and Economics, Vol. 1, hal. 41-52.
Li, B., Akintoye, A., Edwards, P. J., and Hardcastle, C. (2005). “Perceptions of positive and negative factors influencing the attractiveness of PPP/PFI procurement for construction projects in the UK: Findings from a questionnaire survey”. Eng., Constr. Archit. Manage., 12(2), 125–148.
McCarthy dan Tiong (1991), “Financial and Contractual Aspects of Build-Operate-Transfer Projects”, Vol.9, No. 4, hal. 222-227.
Osuna, Edgar Elias dan Aranda, Alvaro (2007), “Combining SWOT and AHP Techniques for Strategic Planning”, Instituto de Estudios Superiores de Administración (IESA) and Constructora Parque Habitat, C.A., Venezuela.
Sari, Karmila dan Utomo, Christiono (2012), Analisa Pembeayaan Kerjasama Pemerintah dan Swasta pada Proyek Sidoarjo Town Square. Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Vol. 1, No. 1.
Strategic Asia and UK Foreign Commonwealth Office (2012),” PPP (Public-Private Partnerships) in Indonesia: Opportunities from the Economic Master Plan”.
Swarbrooke, John (1998), “Sustainable Tourism Management”, Oxford University.
Syafar, Syafril (2004), Perumusan Strategi Kemitraan PT. Inka dan Industri Kecil Menengah dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Analisa SWOT, Tugas Akhir Sarjana Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Diakses tanggal 10 Februari 2013.
Yuan, Jingfeng et al. (2012),” Quantitative SWOT Analysis of Public Housing Delivery by Public-Private Partnership in China Based on the Perspective of the Public Sector”, American Society of Civil Engineering.
Zainuddin, Rokhmat (2012), Model Pendanaan Kemitraan pada Pengelolaan Kawasan Wisata Telaga Sarangan, Magetan. Tesis Magister Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
43
Terima Kasih....