Top Banner
PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA PENDATANG (Kasus Pengusaha UMKM Sepatu di Desa Kotabatu, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) FAUZIAH ZURRIYATINA DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2014
94

PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

Mar 06, 2019

Download

Documents

ngokhanh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP

PENGUSAHA PENDATANG (Kasus Pengusaha UMKM Sepatu di Desa Kotabatu, Kabupaten Bogor,

Provinsi Jawa Barat)

FAUZIAH ZURRIYATINA

DEPARTEMEN

SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Page 2: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

2

Page 3: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

i

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Persepsi Pengusaha

Lokal terhadap Pengusaha Pendatang (Kasus Pengusaha UMKM Sepatu di Desa

Kotabatu, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) adalah benar karya saya dengan

arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada

perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam

teks dan dicantumkan dalam Dastar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Juli 2014

Fauziah Zurriyatina

NIM I34100077

Page 4: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

ii

Page 5: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

iii

ABSTRAK

FAUZIAH ZURRIYATINA. Persepsi Pengusaha Lokal terhadap Pengusaha Pendatang

(Kasus Pengusaha UMKM Sepatu di Desa Kotabatu, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Barat) Dibimbing oleh NURMALA K. PANDJAITAN.

Ciomas merupakan sentra pengrajin sepatu di wilayah Bogor. Semenjak industri

sepatu ini berkembang, kalangan pengusaha Tionghoa maupun Minang datang ke Desa

Kotabatu kemudian usaha mereka berkembang pesat. Beberapa tahun lalu terjadi

demonstrasi penolakan keberadaan pengusaha pendatang namun hal tersebut tidak terlalu

dihiraukan sehingga persaingan antar pengusaha semakin ketat. Munculnya pengusaha

pendatang tersebut dapat dipersepsikan positif atau negatif oleh pengusaha lokal. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan karakteristik dan tingkat

pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta menganalisis hubungan

antara persepsi dengan respons pengusaha lokal terhadap keberadaan pengusaha

pendatang dalam Usaha Mikro sepatu/sandal. Responden pada penelitian ini berjumlah 50

orang pengusaha lokal Usaha Mikro sepatu di Desa Kotabatu. Pada umumnya responden

memiliki persepsi positif mengenai pengusaha pendatang yaitu menganggap bahwa

pengusaha pendatang memiliki jiwa entrepreneur. Karakteristik pengusaha lokal tidak

memiliki hubungan dengan persepsi sedangkan tingkat pengalaman memiliki hubungan

dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang. Respons pengusaha lokal pada umumnya

menerima kehadiran pengusaha pendatang namun tidak ditemukan hubungan antara

persepsi dengan respon terhadap pengusaha pendatang.

Kata kunci: persepsi sosial, pengusaha pendatang, usaha mikro

ABSTRACT

FAUZIAH ZURRIYATINA. Perceptions of Local Entrepreneur to the Entrant

Entrepreneurs (in the case of Micro Entrepreneurs Shoes Kotabatu Village, Bogor

District, West Java Province). Supervised by NURMALA K. PANDJAITAN.

Ciomas is a center of craftsmen shoes in Bogor. Since this industry develops, many

Chinese entrepreneurs and Minang entrepreneurs come to the Kotabatu village of their

work progresses. A couple years ago there was a demonstration of rejection of the

existence of the entrants entrepreneurs but it did not too anyone noticing it so that the

competitions among gets tougher. The emergence of entrant entrepreneurs can be

perceived as positive or negative by local entrepreneurs. The purpose of this research was

to analyze the relationship of the characteristics and level of experience with the

perception of the entrant entrepreneurs as well as analyzing the relationship between

perception and response to the existence of the entrant entrepreneurs in micro enterprises

shoes. Respondents in this research amounted to 50 local entrepreneurs of the micro

enterprises shoes/sandals in Kotabatu village. In general, the respondents have a positive

perception of assume that the entrant entrepreneur have entrepreneurial spirit. The

characteristics of local entrepreneurs did not have a relationship with the perception,

while the level of experience of having a relationship with the perception of entrant

entrepreneurs. The response of local entrepreneurs generally accept the presence of

entrant entrepreneur but not found the relationship between perception and response to

the entrant entrepreneurs.

Keywords: social perception, entrant enterpreneur, micro enterprises

Page 6: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

iv

Page 7: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

v

PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP

PENGUSAHA PENDATANG (Kasus Pengusaha UMKM Sepatu di Desa Kotabatu, Kabupaten Bogor,

Provinsi Jawa Barat)

FAUZIAH ZURRIYATINA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN

SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2014

Page 8: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

vi

Page 9: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

i

Judul Skripsi : Persepsi Pengusaha Lokal terhadap Pengusaha Pendatang

(Kasus Pengusaha UMKM Sepatu di Desa Kotabatu,

Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

Nama : Fauziah Zurriyatina

NIM : I34100077

Disetujui oleh

Dr. Nurmala K. Pandjaitan, MS. DEA

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc.

Ketua Departemen

Tanggal Lulus: ______________

Page 10: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

ii

Page 11: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

iii

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala berkat,

rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Persepsi Pengusaha Lokal terhadap Pengusaha Pendatang (Kasus

Pengusaha UMKM Sepatu di Desa Kotabatu, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Barat)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat kelulusan pada Departemen Sains

Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Skripsi ini menjelaskan tentang

persepsi pengusaha lokal di Desa Kotabatu Kecamatan Ciomas terhadap

pengusaha pendatang dalam Usaha Mikro sepatu.

Penulis mengucapkan terima kasih dan hormat kepada Dr. Nurmala K.

Pandjaitan, MS. DEA selaku dosen pembimbing yang telah memberi banyak

masukan, dukungan, dan telah sabar dalam membimbing penulis untuk

menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapakan pula terima kasih kepada

Ayahanda Saepuloh dan Ibunda Aah Thahirrah yang telah memberi dukungan

beserta doa yang tak pernah lepas dipanjatkan untuk kesuksesan penulis. Penulis

juga mengucapkan banyak terima kasih kepada sahabat-sahabat penulis yaitu

Atrina, Aulia, Anna, Kunti, dan Regina yang tidak pernah lelah memberikan

semangat kepada penulis terutama dalam penyelesaian skripsi ini. Tidak lupa

penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman Javanication (Anggi,

Anna, Ditha, Regina, dan Sadri) yang selalu memberikan keceriaan. Tidak lupa

penulis mengucapkan terima kasih kepada teman-teman SKPM angkatan 47 yang

telah mengisi hidup penulis menjadi lebih bermakna dan belajar untuk semakin

dewasa. Terima kasih pula untuk seluruh aparat pemerintahan Desa Kotabatu

Kecamatan Ciomas, pengusaha lokal sepatu dan sandal Desa Kotabatu, serta

pengusaha pendatang sepatu dan sandal yang berada di Desa Kotabatu pula.

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Page 12: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

iv

Page 13: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

v

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan Penelitian 3

Kegunaan Penelitian 3

PENDEKATAN TEORITIS 5

Tinjauan Pustaka 5

Kerangka Pemikiran 9

Hipotesis 11

Definisi Operasional 11

PENDEKATAN LAPANG 15

Metode Penelitian 15

Lokasi dan Waktu 15

Penentuan Responden dan Informan Penelitian 15

Teknik Pengumpulan Data 16

Teknik Analisis Data 17

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 19

Profil Desa Kotabatu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor 19

Kondisi Masyarakat Desa Kotabatu 21

Karakteristik Usaha Industri Skala Kecil Sepatu/Sandal 23

KARAKTERISTIK RESPONDEN 25

PENGALAMAN DENGAN PENGUSAHA PENDATANG 29

Tingkat Pengalaman dengan Pengusaha Pendatang 29

Bentuk Kerjasama 31

PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA

PENDATANG

33

Persepsi mengenai Cara Berdagang 33

Persepsi mengenai Kualitas Produk 36

Persepsi mengenai Budaya Kerja 39

Persepsi mengenai Dampak Kehadiran 42

Persepsi mengenai Sifat dan Karakter 45

RESPONS TERHADAP PENGUSAHA PENDATANG 49

Tingkat Penerimaan terhadap Pengusaha Pendatang 49

Keterlibatan Pengusaha Lokal dalam Demonstrasi 51

HUBUNGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN TINGKAT

PENGALAMAN DENGAN PERSEPSI

53

Hubungan Karakteristik Responden dengan Persepsi 53

Hubungan Tingkat Pengalaman dengan Persepsi 56

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN RESPONS TERHADAP

PENGUSAHA PENDATANG

59

SIMPULAN DAN SARAN 61

Simpulan 61

Saran 61

DAFTAR PUSTAKA 63

LAMPIRAN 65

Page 14: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

vi

Page 15: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

vii

DAFTAR TABEL

1 Luas wilayah Desa Kotabatu menurut pemanfaatannya tahun 2010 20

2 Sebaran penduduk Desa Kotabatu menurut jenis mata pencaharian

tahun 2010

21

3 Sebaran jumlah penduduk Desa Kotabatu berdasarkan tingkat

pendidikan tahun 2010

22

4 Sebaran jumlah penduduk Desa Kotabatu menurut kualitas angkatan

kerja tahun 2010

22

5 Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik individu 25

6 Sebaran jawaban responden berdasarkan tingkat pengalaman dengan

pengusaha pendatang

30

7 Sebaran jawaban responden berdasarkan pernyataan persepsi

mengenai cara berdagang

34

8 Sebaran jawaban responden berdasarkan pernyataan persepsi

mengenai kualitas produk

37

9 Sebaran jawaban responden berdasarkan pernyataan persepsi

mengenai budaya kerja

40

10 Sebaran jawaban responden berdasarkan pernyataan persepsi

mengenai dampak kehadiran

43

11 Sebaran jawaban responden berdasarkan pernyataan persepsi

mengenai sifat dan karakter

45

12 Sebaran jawaban responden berdasarkan tingkat penerimaan terhadap

pengusaha pendatang

49

13 Jumlah dan persentase responden berdasarkan respons terhadap

pengusaha pendatang

52

14 Jumlah dan persentase responden berdasarkan jenis kelamin dan

persepsi

53

15 Jumlah dan persentase responden berdasarkan umur dan persepsi 54

16 Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan dan

persepsi

55

17 Jumlah dan persentase responden berdasarkan lokalit/kosmopolit dan

persepsi

56

18 Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat pengalaman

dan persepsi

57

19 Jumlah dan persentase responden berdasarkan persepsi dan respons 59

Page 16: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

viii

Page 17: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

ix

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran 10

2 Jumlah responden berdasarkan persepsi terhadap pengusaha

pendatang

47

3 Jumlah responden berdasarkan keterlibatannya pada demonstrasi 51

DAFTAR LAMPIRAN

1 Sketsa Desa Kotabatu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor,

Provinsi Jawa Barat

65

2 Dokumentasi Penelitian 67

3 Hasil Uji SPSS 69

4 Pedoman wawancara mendalam 71

5 Data Responden 73

Page 18: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

x

Page 19: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan sektor yang

penting dan besar kontribusinya dalam mewujudkan sasaran-sasaran

pembangunan ekonomi nasional, seperti pertumbuhan ekonomi, kesempatan

kerja, peningkatan devisa negara, dan pembangunan ekonomi daerah. Usaha

Mikro diharapkan mempunyai kemampuan untuk ikut memacu pertumbuhan

ekonomi nasional sehingga UMKM membutuhkan pelindung berupa kebijakan

pemerintahan seperti undang-undang dan peraturan pemerintah. (Setiyadi 2008).

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) terbukti memberikan

kontribusi bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2009 tercatat kontribusi

UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai sekitar 45%

atau senilai Rp 2 000 triliun, sedangkan tahun 2010 diperkirakan UMKM mampu

memberi kontribusi lebih besar lagi kepada PDB Indonesia yakni sekitar Rp3 000

triliun. Besarnya kontribusi juga terlihat dari tingginya penyerapan tenaga kerja

sektor UMKM ini, yaitu hingga tahun 2009 sebanyak 91,8 juta atau 97,3% dari

seluruh tenaga kerja di Indonesia (Departemen Koperasi 2010).

Pada tahun 2010, jumlah unit UMKM di Indonesia mencapai 53.8 juta unit

usaha yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Besarnya jumlah UMKM

tersebut mencerminkan besarnya potensi yang dapat dikembangkan dan

ditingkatkan bagi UMKM untuk lebih berkontribusi bagi negeri ini. UMKM

mampu bertahan dari beberapa gelombang krisis yang pernah terjadi di negeri ini,

seperti krisis ekonomi tahun 1997-1998 dan krisis ekonomi global tahun 2008. Di

saat banyak perusahaan besar yang bangkrut dan melakukan pemutusan hubungan

kerja (PHK), UKM mampu menyerap para pengangguran untuk dapat bekerja

kembali (Rizki dan Sylvia 2011dalam Devanti 2013).

Perkembangan sektor usaha mikro hingga saat ini jumlahnya telah

menggelembung sedemikian besar bahkan hampir menyamai jumlah mereka yang

bekerja di sektor formal lainnya. Di wilayah Jawa jumlah pelaku sektor usaha

kecil berkisar antara 37% sampai 43%, sementara di luar Jawa lebih banyak lagi

berkisar antara 40%-50%. Dengan begitu saat ini tidak bisa dikatakan lagi bahwa

sektor usaha kecil dan menengah hanya sebagai tempat penampungan sementara

bagi para pekerja yang belum bisa masuk ke sektor formal lainnya, namun

keberadaannya justru sebagai motor pertumbuhan ektivitas ekonomi (perkotaan)

karena jumlah penyerapan tenaga kerjanya yang demikian besar (sama dengan

jumlah tenaga kerja di sektor formal) (Sriyana 2010).

Ciomas merupakan sentra pengrajin sepatu dan sandal di wilayah Bogor.

Sebagian besar warga di wilayah tersebut bekerja di bengkel-bengkel sepatu yang

terletak di rumah masing-masing pengrajin. Sebagai usaha menengah dan kecil,

para pengrajin sepatu asal Ciomas mampu menghasilkan kualitas yang baik serta

tidak kalah dengan produk sepatu ternama. Desa Kotabatu merupakan salah satu

daerah di Ciomas yang memiliki pengrajin sepatu di dalamnya. Sebagaian besar

mata pencaharian warga Desa Kotabatu bergerak dalam bidang usaha mandiri

atau wirausaha yaitu sebesar 1 701 orang. Tercatat sebanyak 201 penduduk desa

ini merupakan pengusaha kecil dan menengah. Di Bogor, kawasan ini sejak lama

Page 20: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

2

dikenal sebagai sentra penghasil sepatu dan sandal rumahan serta sentra cetakan

kayu sepatu. Adanya usaha sepatu ini mampu menyerap tenaga kerja di wilayah

ini bahkan sampai luar desa.

Semenjak usaha sepatu ini berkembang, kalangan pengusaha Cina maupun

Minang datang ke desa Kotabatu. Mereka pada awalnya hanya menjual kebutuhan

usaha sepatu, namun seiring berjalannya waktu mulai membuka bengkel sepatu.

Para pengusaha tersebut mempekerjakan warga sekitar di bengkelnya. Persaingan

di kawasan tersebut menjadi sangat ketat. Hal ini menjadi salah satu kendala yang

dihadapi Usaha Mikro sehingga mengakibatkan Usaha Mikro sulit bersaing di

pasar terutama pasar domestik.

Keberadaan pengusaha sepatu yang berasal dari Cina maupun Minang dapat

memperbesar jumlah pesaing Usaha Mikro. Hal ini dapat mengakibatkan jalannya

Usaha Mikro pengusaha lokal terhambat. Penghambatan ini terjadi karena

pengusaha pendatang memiliki modal yang cukup serta jaringan yang luas

sehingga memungkinkan untuk mendapatkan untung yang lebih besar. Tidak

dapat dipungkiri pengusaha lokal memiliki keterbatasan modal serta

menggunakan cara lama untuk memasarkan produknya. Hal ini memungkinkan

munculnya konflik antara pengusaha lokal dengan pengusaha pendatang di dalam

Usaha Mikro sepatu/sandal.

Beberapa tahun lalu terjadi demonstrasi di Desa Kotabaru yang menolak

adanya pengusaha sepatu yang berasal dari luar kawasan tersebut. Mereka

menyesalkan adanya izin pengusaha yang berasal dari Cina dan Minang tersebut

menjual kebutuhan usaha sepatu bahkan sampai membuka bengkel masing-

masing di rumahnya. Namun demo tersebut tidak dihiraukan sehingga persaingan

antara pengrajin sepatu yang berasal dari Desa Kotabatu semakin ketat.

Berdasarkan pemaparan tersebut maka akan timbul berbagai kondisi yang

berdampak pada pola interaksi diantara mereka. Hal ini dapat dilihat dari persepsi

yang timbul antar pengusaha mengenai pengusaha lainnya. Persepsi tersebut dapat

bernilai positif atau negatif tergantung cara mereka menganggap keberadaan

pengusaha lain sebagai ancaman atau malah pemicu usaha mereka sendiri agar

lebih baik lagi.

Rumusan Masalah

Persepsi sosial berperan penting dalam perilaku sosial dan pola pemikiran

sosial. Persepsi terhadap pengusaha pendatang yang dihasilkan dari pengusaha

lokal akan memengaruhi perilaku yang dimunculkan oleh pengusaha lokal dalam

menanggapi kedatangan pengusaha pendatang tersebut. Hal ini akan berdampak

pula pada interaksi antara kedua pihak terutama dalam persaingan usaha.

Berkembangnya Usaha Mikro sepatu memiliki dampak yang baik karena

mampu mengurangi tingkat pengangguran karena mampu menyerap tenaga kerja

yang cukup. Desa yang menjadi kawasan Usaha Mikro pun akan mempermudah

para pengusaha untuk mendapatkan produk sepatu.

Perkembangan Usaha Mikro di pedesaan ternyata mampu menarik perhatian

pengusaha-pengusaha luar untuk turut andil dalam usaha tersebut. Maka bukan

hal yang mustahil jika di kawasan yang telah berkembang dan masih berpotensi

perekonomiannya akan mendapat ancaman yaitu munculnya saingan dari kawasan

Page 21: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

3

luar. Munculnya pengusaha pendatang tersebut dapat dipersepsikan positif atau

negatif oleh pengusaha lokal. Persepsi ini akan memengaruhi pola interaksi

diantara mereka. Persepsi negatif dapat menjadi akar konflik diantara mereka

sedangkan persepsi positif dapat menghasilkan kerja sama atau kemitraan diantara

mereka. Maka perlu diteliti bagaimana persepsi pengusaha lokal Usaha Mikro

sepatu.

Rumusan masalah yang diangkat dalam topik penelitian mengenai persepsi

pengusaha lokal terhadap pengusaha pendatang dalam Usaha Mikro sepatu, yaitu

sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan antara karakteristik pengusaha lokal dan tingkat

pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang dalam Usaha

Mikro sepatu?

2. Bagaimana hubungan antara persepsi dengan respons pengusaha lokal

terhadap keberadaan pengusaha pendatang dalam Usaha Mikro sepatu?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalah di atas, maka tujuan penulisan pada penelitian ini

adalah menganalisis persepsi pengusaha lokal Usaha Mikro sepatu Desa Kotabatu.

Tujuan khusus pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis hubungan antara karakteristik pengusaha lokal dan tingkat

pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang dalam Usaha

Mikro sepatu.

2. Menganalisis hubungan antara persepsi dengan respons pengusaha lokal

terhadap keberadaan pengusaha pendatang dalam Usaha Mikro sepatu.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai persepsi

yang mucul antara pengusaha lokal terhadap adanya pengusaha pendatang dalam

Usaha Mikro sepatu. Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat

bagi beberapa pihak, diantaranya adalah:

1. Bagi masyarakat Desa Kotabatu

Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran mengenai Desa

Kotabatu terutama mengenai Usaha Mikro (UM) sepatu yang ada di desa

tersebut. Selain itu penelitian ini juga diharapkan mampu menjadi referensi

bagi desa-desa lain pada umumnya dan Desa Kotabatu pada khususnya untuk

mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki terlebih mengenai usaha

sepatu.

Sementara bagi masyarakat umum penelitian ini diharapkan mampu

menambah wawasan masyarakat mengenai kehidupan masyarakat desa yang

memiliki mata pencaharian utama adalah sebagai pengusaha mikro.

2. Bagi pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi para pengambil

kebijakan dalam menghadapi masalah interaksi antara pengusaha lokal

dengan pengusaha pendatang. Pemerintah diharapkan dapat membangun

Page 22: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

4

hubungan yang sinergis antara semua stakeholder. Selain itu diharapkan agar

pemerintah dapat menyusun strategi yang tepat dalam meningkatkan

kesejahteraan, dalam hal ini adalah kelancaran jalannya UMKM yang telah

menjadi salah satu bagian penting di masyarakat.

3. Bagi peneliti dan kalangan akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pustaka dan

menjadi proses pembelajaran dalam memahami fenomena sosial di

masyarakat khususnya yang berkaitan dengan topik persepsi, UMKM, serta

hubungan interaksi antara lokal dan pendatang.

Page 23: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

5

PENDEKATAN TEORITIS

Tinjauan Pustaka

Persepsi Sosial

Berdasarkan pendapat Baron dan Byrne (2004) persepsi sosial adalah proses

yang digunakan untuk mencoba mengetahui dan memahami orang lain. Persepsi

sosial berperan penting dalam perilaku sosial dan pola pemikiran sosial. Persepsi

sosial ini tidak bisa lepas dari komunikasi nonverbal yaitu komunikasi

antarindividu tanpa melibatkan isi bahasa lisan, namun mengandalkan bahasa-

bahasa nonlisan melalui ekspresi wajah, kontak mata, dan bahasa tubuh. Baron

dan Byrne pula menjelaskan bahwa dalam persepsi sosial terdapat atribusi yaitu

proses kompleks dimana manusia berusaha memahami alasan-alasan dibalik

perilaku orang lain.

Aronson et al. (2005) mengemukakan bahwa “social perception is the study

of how people form impressions and make inferences about other people. People

constantly form such impressions because doing so helps them understand and

predict their sosial worlds”. Hal ini berarti persepsi sosial merupakan cara

seseorang membentuk kesan mengenai orang lain kemudian menyimpulkannya

agar mempermudah orang tersebut mengenal orang lain. Selanjutnya Aronson et

al. (2005) juga mengutarakan bahwa “culture plays an important role in the

formation of attributons” sehingga persepsi sosial juga dipengaruhi oleh budaya

orang yang mempersepsikan.

Kemudian Taylor et al. (2009) berpendapat bahwa persepsi sosial adalah

bagaimana manusia membentuk kesan terhadap orang lain, jenis informasi apa

yang kita gunakan untuk mendapatkan kesan itu, seberapa akuratkah kesan kita,

dan bias apa yang memengaruhi kesan. Manusia menggunakan apapun informasi

yang tersedia untuk membentuk kesan kita tentang orang lain yaitu dengan

membuat penilaian tentang kepribadiannya atau menyusun hipotesis tentang jenis

orang itu. Menurut Taylor et al. (2009) dalam mengkaji bagaimana orang

membentuk kesan tentang orang lain, terdapat enam prinsip umum dan sederhana:

1. Orang membentuk kesan tentang orang lain dengan cepat berdasarkan

informasi minimal dan kemudian menyebut ciri-ciri umum daari orang lain.

2. Orang memberi perhatian khusus pada ciri yang paling menonjol dari

seseorang, bukan memerhatikan seluruh ciri seseorang.

3. Dalam memproses informasi tentang orang lain kita akan memberi makna

yang koheren pada perilaku mereka.

4. Kita menata persepsi kita dengan mengorganisasikan atau mengelompokkan

stimuli.

5. Kita menggunakan struktur kognitif kita untuk memahami perilaku orang

lain.

6. Kebutuhan pihak yang memahami dan tujuan personal juga akan

memengaruhi bagaimana dia memandang orang lain.

Selanjutnya menurut Rahman (2013) persepsi sosial adalah suatu usaha

untuk memahami orang lain dan diri kita sendiri. Sebagai objek, banyak aspek

dari manusia yang bisa dipersepsi. Aspek-aspek tersebut bisa berupa:

Page 24: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

6

1. Aspek fisik: daya tahan fisik, daya tarik fisik, kecepatan, kekuatan, tinggi

badan, berat badan, kesehatan, kebugaran, kelenturan, warna kulit, kualitas

suara, warna rambut, bentuk muka, bentuk hidung, dan lain-lain.

2. Aspek psikologis: kepribadian, sikap, motivasi, stabilitas emosi, kecerdasan,

minat, kesabaran, dan lain-lain.

3. Aspek sosio-kultural: keterampilan sosial, keberanian, konformitas, integrasi

sosial, intensi prososial, kepekaan sosial, kemandirian, dan lain-lain.

4. Aspek spiritual: orientasi beragama, integritas moral, perilaku beribadah, dan

lain-lain.

Rahman (2013) pula menjelaskan bahwa persepsi sosial bersifat selektif.

Tidak semua aspek dari orang lain menjadi objek persepsi kita, adakalanya kita

lebih tertarik untuk memahami aspek fisiknya, psikologis, sosial, dan/atau

spiritualnya. Di dalam memahami orang lain, manusia kadang hanya

mengandalkan shortcut mental. Pada saat itu pemahaman sosial menjadi lebih

cepat, tetapi keakuratan dikorbankan.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Persepsi

Persepsi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Yuniarti (2000)

dalam Siregar (2008) proses terbentuknya persepsi tidak terlepas dari pengalaman

penginderaan dan pemikiran. Pengalaman masa lalu akan memberikan dasar pada

pemahaman penerimaan, pandangan atau tanggapan manusia terhadap sesuatu

yang ada di sekitarnya.

Berdasarkan Krech & Cruchfield (1948) seperti yang dikutip oleh Rakhmat

(2004) terdapat beberapa faktor yang memengaruhi persepsi yaitu perhatian,

faktor fungsional, dan faktor struktural. Perhatian adalah proses mental ketika

stimuli atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat

stimuli lainnya melemah. Perbedaan perhatian di tiap-tiap manusia dipengaruhi

oleh faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Selanjutnya adalah faktor

fungsional yaitu faktor-faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu

dan hal-hal lain yang termasuk apa yang kita sebut sebagai faktor personal. Hal

yang menentukan persepsi bukan jenis atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik

orang yang memberikan respons pada stimuli tersebut. Kemudian faktor struktural

adalah faktor-faktor yang berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek-

efek syaraf yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu. Walaupun stimuli

yang kita terima tidak lengkap, kita akan mengisinya dengan intepretasi yang

konsisten dengan rangkaian stimuli yang kita persepsi.

Suatu objek dapat dilihat secara berbeda oleh masing-masing individu

tergantung dari kesan yang muncul terhadap objek tersebut. Menurut Estiningsih

(1998) seperti yang dikutip oleh Siregar (2008) terdapat empat hal yang dapat

memengaruhi persepsi seseorang yaitu (1) lingkungan fisik dan sosialnya, (2)

struktur fisiologisnya, (3) kebutuhan dan cita-citanya, serta (4) pengalaman masa

lalunya. Dengan demikian persepsi bergantung pada empat hal tersebut sehingga

yang penting untuk diperhatikan adalah persepsi subyektif dari individu, bukan

lagi apa yang diamatinya secara obyektif.

Berdasarkan Gudykunst (2003), budaya dapat memengaruhi persepsi

seseorang. Beberapa studi menunjukkan bahwa kemiripan budaya akan

menghasilkan persepsi yang positif pada orang yang mempersepsi. Hal ini

dipengaruhi oleh kesamaan/kemiripan pandangan perasaan, intensitas/tingkat

Page 25: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

7

kedekatan, penggabungan antara intensitas ekspresi yang dirasakan dengan

kesimpulan tentang pengalaman subyektif, emosi terhadap persepsi yang

direspons, serta ekspresi yang dirasakan.

Selain itu terdapat perbedaan budaya yang dapat memengaruhi persepsi. Hal

tersebut diantaranya adalah adanya pengenalan emosi yang berbeda, perbedaan

pandangan mengenai dimensi budaya, atribusi personal berdasarkan sebuah

senyuman, intensitas atribusi, perbedaan etnis dalam tingkat intensitas, dan

kontribusi dimensi budaya dalam mempersepsi. Hal yang buktinya tersedia

sampai saat ini menunjukkan bahwa persepsi dapat memiliki elemen baik

universal dan budaya-spesifik. Di tempat lain Gudykunst (2003) mengusulkan

mekanisme mirip dengan teori ekspresi neurocultural Ekman dan Friensen untuk

menggambarkan bagaimana kesamaan budaya dan perbedaan persepsi emosi atau

penilaian dapat diperoleh. Mekanisme ini menyiratkan bahwa penilaian emosi

dipengaruhi oleh wajah.

Usaha Mikro

Sesuai dengan Undang-Undang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM) Nomor 20 tahun 2008, Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang

perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha

Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka

membangun perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang

berkeadilan. (Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008).

Berdasarkan UU Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Nomor 20

tahun 2008 pada Bab IV pasal 16 menetapkan kriteria Usaha Mikro yaitu

memiliki kekayaan bersih paling banyak 50 juta rupiah tidak termasuk tanah dan

bangunan tempat usaha serta memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak tiga

ratus juta rupiah.

Pengusaha Lokal dan Pengusaha Pendatang Pengusaha lokal adalah pengusaha yang berasal dari lokasi Usaha Mikro

berdasarkan etnisitas lokal setempat sehingga pengusaha lokal adalah pengusaha

Sunda. Sedangkan pengusaha pendatang adalah pengusaha yang berasal dari luar

lokasi Usaha Mikro yang datang ke tempat tersebut akibat adanya peluang bisnis

yang telah terbuka. Pengusaha pendatang dilihat berasal dari etnis lain. Menurut

Nagel (2013) pengusaha pendatang biasanya merupakan etnis yang lebih siap

untuk menjalankan usaha seperti Tionghoa, Jawa, dan Minang.

Indrahti (2013) mengemukakan bahwa pengusaha yang berorientasi pada

pemenuhan kebutuhan hidup akan cenderung mengutamakan kepemilikan materi.

Mereka akan melihat keberhasilan berdasarkan kepemilikan rumah yang bagus

dan besar, mobil pribadi, dan naik haji. Berdasarkan penemuan tersebut maka

orang-orang yang melihat keberhasilan berdasarkan kepemilikan materi akan

melakukan berbagai cara untuk dapat terlihat berhasil di mata orang lain. Hal ini

akan berdampak pada cara kerja yang dilakukan oleh orang-orang yang memiliki

pemikiran seperti ini bahwa patokan keberhasilan adalah materi sehingga

bagaimanapun caranya harus mendapatkan keuntungan yang sebanyak-

banyaknya.

Page 26: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

8

Menurut Nagel (2013) secara umum baik pengusaha lokal maupun

pengusaha Tionghoa memiliki kesepakatan bahwa hal-hal berikut menjadi kunci

keberhasilan usaha: Pertama, adalah faktor kerja keras, dorongan, dan dedikasi.

Para pemilik bisnis kecil harus berkomitmen dalam mencapai keberhasilan dan

rela menghabiskan waktu dan usaha sebanyak mungkin untuk dapat

mewujudkannya. Kedua, permintaan pasar akan produk dan jasa yang disediakan.

Analisis yang cermat terhadap kondisi pasar dapat membantu para pemilik bisnis

kecil melihat kemungkinan penerimaan produk mereka di pasar. Ketiga,

kompetensi managerial. Para pemilik bisnis kecil yang berhasil mungkin

mendapatkan kompetensi melalui pelatihan atau penggalanan atau dengan belajar

dari keahlian orang lain. Hanya sedikit wirausahawan berhasil yang dapat sukses

sendiri atau langsung berhasil setelah lulus kuliah, sebagian besar bekerja dulu

diperusahaan besar atau bersekutu dengan teman-teman lain agar dapat memiliki

lebih banyak keahlian dalam suatu bisnis baru serta yang keempat adalah

keberuntungan.

Etnis Tionghoa mendominasi UMKM-UMKM di Indonesia. Sebutan

Tionghoa adalah orang-orang keturunan Cina di Indonesia yang termasuk Warga

Negara Indonesia. Etnis Tionghoa memiliki falsafah 3C kesuksesan dan

pantangan 3C pula. Adapun 3C untuk kesuksesan mereka adalah: Cengli yang

artinya kalau ingin sukses, cara kita bekerja mesti cengli atau adil yang berarti kita

harus jujur, tidak curang dan bisa dipercaya. Cincai artinya orang yang mudah

memberi, tidak terlalu banyak perhitungan dan bukan tipe orang yang sulit Coan

yang artinya orang kerja adalah wajar kalau mengharapkan keuntungan.

Sedangkan pantangan 3C adalah Ciok (hutang). Jika hutang mampu dibayar

hutang tidak akan menjadi masalah, tetapi terkadang akan menjadi C yang kedua

yaitu Ciak (dimakan saja). Dan semakin tidak bertanggung jawab jika kemudian

orang tersebut melakukan C yang ketiga yaitu Cao (lari). (Devanti 2013)

Terdapat sembilan rahasia sukses orang Tionghoa. Pertama adalah usaha

keras, berani mencoba, dan tidak takut gagal. Kedua adalah mengumpulkan

informasi dan belajar. Ketiga melakukan perencanaan, keempat membina relasi,

kelima memiliki kemampuan administratif dan inventory control. Keenam

memiliki kemampuan pemasaran, ketujuh mendelegasikan, kedelapan adalah

mendiversivikasi serta kesembilan adalah mengolah keuangan (Devanti 2013).

Berdasarkan sembilan rahasia ini, pengusaha Tionghoa mampu menjalankan

usahanya dengan baik karena pendidikan mengenai bisnis telah didapat dari kecil

serta telah ditanamkan oleh orang tua mereka untuk berwirausaha sejak kecil.

Berbeda dengan sebagian orang Indonesia yang telah ditanamkan oleh orang

tuanya untuk menjadi pegawai di instansi. Orang-orang Indonesia tidak

dibiasakan atau bahkan tidak disiapkan menjadi wirausaha sejak kecil.

Berdasarkan perspektif etnis seperti yang diutarakan Nagel (2013),

wirausaha Tionghoa lebih mengatribusikan keberhasilan bisnis mereka sebagai

faktor internal dibanding wirausahawan pribumi. Tidak ada perbedaan atribusi

kegagalan bisnis wirausahawan Tionghoa dan pribumi, keduanya cenderung

mengatribusikan kegagalan bisnis mereka sebagai faktor eksternal. Untuk faktor

keberhasilan bisnis, tidak terdapat perbedaan atribusi. Para wirausahawan, baik

Tionghoa-pribumi maupun perempuan-laki-laki, lebih cenderung mengatribusikan

keberhasilan bisnis mereka sebagai faktor yang tidak stabil. Hal yang sama juga

berlaku untuk kegagalan bisnis. Para wirausahawan lebih cenderung

Page 27: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

9

mengatribusikan kegagalan bisnis mereka sebagai faktor yang tidak stabil.

Terdapat perbedaan atribusi keberhasilan bisnis berdasarkan prespektif etnis.

Wirausahawan Tionghoa lebih mengatribusikan keberhasilan bisnis mereka

sebagai faktor yang dapat dikontrol, sedangkan wirausahawan pribumi lebih

mengatribusikan keberhasilan bisnis mereka sebagai faktor yang tidak dapat

dikontrol. Para wirausahawan lebih cenderung mengatribusikan kegagalan bisnis

mereka sebagai faktor yang tidak dapat mereka kontrol.

Orang Tionghoa memiliki watak yang serius dalam bekerja. Watak ini yang

menjadi bekal orang Tionghoa untuk merantau sehingga menjadi etos kerja

mereka. Kerja keras ini didorong oleh anggapan bahwa bekerja keras merupakan

tanggung jawab orang Tionghoa terutama sebagai anak laki-laki yang harus

menghidupi keluarga. Hal ini dapat terjadi karena selalu ingat bahwa mereka

hidup dalam masyarakat yang kelangsungan hidup individunya sangat tergantung

pada dukungan keluarga sehingga bila tidak bekerja keras mereka akan mendapat

tekanan sosial. Mereka menjadi tidak punya pilihan lain selain bekerja keras untuk

bisa menjamin masa depan mereka dan keluarganya.

Pengusaha pendatang memiliki karakter yang khas karena mereka lebih

disiapkan untuk merantau dan membuka usaha sendiri. Tidak jarang pengusaha

pendatang memasuki kawasan industri kecil kemudian mendominasi industri

tersebut karena memiliki keunggulan dari segi kualitas, perhitungan usaha, dan

jaringan usaha yang luas. Mereka biasanya memiliki persatuan pengusaha asal

daerahnya. Kekuatan jaringan tersebut yang menjadi titik persaingan antara

pengusaha lokal dengan pengusaha pendatang.

Berdasarkan pemaparan di atas maka pengusaha adalah seseorang yang

memiliki Usaha Mikro sepatu (wirausahawan). Pada penelitian ini pengusaha

dikategorikan menjadi dua, yaitu:

a. Pengusaha lokal adalah pemilik Usaha Mikro yang beretnis Sunda serta berasal

dari Desa Kotabatu.

b. Pengusaha pendatang adalah pemilik Usaha Mikro yang berasal dari luar Desa

Kotabatu baik yang menetap maupun yang hanya membuka usaha saja di

kawasan tersebut. Hal ini dapat dilihat dari etnisitas pengusaha tersebut yang

berbeda dengan etnis setempat. Contohnya adalah pengusaha Tionghoa dan

pengusaha Minang.

Kerangka Pemikiran

Merebaknya Usaha Mikro di dalam suatu kawasan akan menjadi daya tarik

pengusaha lain untuk masuk ke dalam kawasan tersebut. Pengusaha yang mulai

merambah ke kawasan Usaha Mikro sepatu di Desa Kotabatu ini adalah

pengusaha Cina dan Minang. Terdapat berbagai persepsi pengusaha lokal dalam

melihat fenomena merambahnya pengusaha pendatang di kawasan industri kecil

mereka. Munculnnya persepsi pengusaha lokal terhadap pengusaha pendatang

disebabkan oleh ciri-ciri yang melekat pada masyarakat yang mencakup

karakteristik individu dan karakteristik lingkungan.

Pengalaman dengan pengusaha pendatang dapat diukur dengan tingkat

pengalaman pengusaha lokal memiliki hubungan dengan pengusaha pendatang

Page 28: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

10

serta seperti apa saja bentuk kerja sama yang terjalin antara pengusaha lokal

dengan pengusaha pendatang.

Selanjutnya baik karakteristik pengusaha, pengalaman dengan pengusaha

pendatang, dan tingkat penerimaan tersebut diduga berhubungan dengan persepsi

pengusaha lokal terhadap pengusaha pendatang. Persepsi terhadap pengusaha

pendatang dilihat berdasarkan lima dimensi yaitu cara berdagang pengusaha

pendatang, kualitas produk, budaya kerja, dampak keberadaan pengusaha

pendatang, serta sifat dan karakter pengusaha pendatang. Persepsi tersebut dapat

bermakna positif atau negatif. Hasil dari proses persepsi tersebut diduga dapat

memengaruhi respons yang muncul terhadap pengusaha yang ada di Usaha Mikro

sepatu. Respons dapat dilihat berdasarkan tingkat penerimaan terhadap pengusaha

pendatang mengarah pada hubungan timbal balik antara pengusaha lokal dengan

pengusaha pendatang. Tingkatan ini menunjukkan sampai sejauh mana pengusaha

lokal menerima keberadaan pengusaha pendatang. Dimulai dari interaksi antara

dua pihak yang paling sederhana hingga hubungan interaksi yang lebih intensif. Respons tersebut dapat tercermin pula pada munculnya demonstrasi penolakan

adanya pengusaha pendatang, kerja sama, hubungan kemitraan, bahkan sampai

konflik. Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1.

Keterangan : Berhubungan

Tidak diuji dengan persepsi

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Karakteristik Pengusaha

Jenis Kelamin

Umur

Tingkat pendidikan

Lokalit/Kosmopolit

Keterlibatan kelompok

Empati

Pengalaman dengan

Pengusaha Pendatang

Tingkat pengalaman

dengan pengusaha

pendatang

Bentuk kerja sama

Persepsi terhadap

Pengusaha Pendatang

Cara berdagang

Kualitas produk

Budaya kerja

Dampak keberadaan

Sifat dan karakter

Respons

terhadap

Pengusaha

Pendatang

Page 29: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

11

Page 30: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

12

Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dibuat, maka hipotesis yang

dapat ditarik adalah:

1. Diduga terdapat hubungan nyata antara karakteristik pengusaha lokal dan

tingkat pengalaman dengan persepsi pengusaha lokal terhadap pengusaha

pendatang.

2. Diduga bahwa persepsi pengusaha lokal terhadap pengusaha pendatang

memiliki hubungan dengan respons terhadap pengusaha pendatang.

Definisi Operasional

Definisi operasional peubah dimaksudkan untuk memberikan batasan yang

jelas sehingga memudahkan dalam melakukan pengukuran. Definisi operasional

dan pengukuran peubah dalam perencanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik pengusaha adalah ciri yang melekat pada masing-masing

responden. Variabel yang diukur adalah ciri-ciri pengusaha yang diduga

berpengaruh langsung terhadap variabel terpengaruh. Variabel yang diteliti

dalam penelitian ini adalah:

a. Jenis Kelamin

Jenis kelamin merupakan struktur biologis responden, yaitu laki-laki dan

perempuan. Pengukuran data dilakukan dengan menggunakan skala

nominal.

Perempuan (kode 1)

Laki-laki (kode 2)

b. Umur

Umur merupakan rentang waktu responden sejak dilahirkan hingga

penelitian dilakukan. Pengukuran data dilakukan dengan menggunakan

skala ordinal. Umur dikategorikan menjadi dua berdasarkan data yang

didapatkan di lapang sebagai berikut:

Muda (Skor 1) : Umur dibawah 41 tahun

Tua (Skor 2) : Umur dari 41 tahun ke atas

c. Tingkat Pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal tertinggi yang

pernah ditempuh responden dan telah memperoleh kelulusan. Pengukuran

data dilakukan dengan menggunakan skala ordinal. Tingkat pendidikan

dikategorikan sebagai berikut:

Pendidikan rendah (Skor 1) : Tidak sekolah, tidak lulus SD, lulus SD, dan

lulus SMP

Pendidikan tinggi (Skor 2) : Tidak lulus SMA, lulus SMA, Perguruan

Tinggi

d. Lokalit/Kosmopolit merupakan keterdedahan responden terhadap dunia

luar. Lokalit dapat dilihat berdasarkan kurangnya responden dalam

menggunakan media serta hanya bersumber pada hubungan interpersonal.

Kosmopolit adalah keragaman di dalam masyarakat yang tercermin dalam

kehidupan sehari-hari. Semakin kosmopolit responden maka semakin

terdedah oleh informasi yang didapatkan dari luar lingkungan sehingga

luas pengetahuannya mengenai hal-hal yang tidak ada di lingkungannya.

Page 31: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

13

Masyarakat yang kosmopolit lebih terdedah informasi melalui media

massa serta masyarakat yang didalamnya terdapat keberagaman budaya.

Variabel diukur menggunakan skala ordinal dengan skoring sebagai

berikut:

Lokalit (kode 1) : skor total 3-4

Kosmopolit (kode 2) : skor total 5-6

e. Keterlibatan Kelompok merupakan keanggotaan seseorang terhadap suatu

kelompok tertentu yang dapat memengaruhi pendapat atau pemikirannya

mengenai suatu obyek atau subyek. Keterlibatan responden di dalam

kelompok menunjukkan kekohesivitasan responden dengan sesama

pengusaha lokal lainnya.

f. Empati merupakan kemampuan untuk menyadari perasaan orang lain yang

terkait dengan rasa iba dan kasih sayang. Rasa empati juga ditunjukkan

dengan bagaimana seseorang menempatkan diri sebagai orang lain.

2. Tingkat pengalaman dengan pengusaha pendatang adalah seberapa jauh

hubungan responden dengan pengusaha pendatang. Pengalaman kontak

diukur melalui kejadian-kejadian yang terhimpun berdasarkan pengalaman

responden dalam berinteraksi dengan pengusaha pendatang. Variabel ini

diukur berdasarkan sejauh mana responden pernah bergaul dengan pengusaha

pendatang menggunakan skala bogardus. Tingkatan diukur dari kontak yang

paling sederhana hingga yang lebih komplek dengan pilihan pernah (skor 2)

dan tidak pernah (skor 1) untuk setiap pertanyaan yang bermakna positif serta

skor akan dibalik untuk pertanyaan yang bermakna negatif. Tingkat

pengalaman ini dikategorikan sebagai berikut:

Tingkat 1: Responden bertemu pengusaha pendatang (skor 5)

Tingkat 2: Responden memiliki hubungan yang baik dengan pengusaha

(skor 6)

Tingkat 3: Responden memiliki pengalaman baik dengan pengusaha

pendatang (skor 7)

Tingkat 4: Responden memiliki hubungan kerja sama (skor 8)

3. Persepsi pengusaha lokal terhadap pengusaha pandatang adalah pandangan

responden sebagai pengusaha lokal yang dianggap dapat mewakili pengusaha

lokal lainnya dalam kawasan ini yang sama terhadap pengusaha pendatang

dengan menyimpulkan informasi. Persepsi dapat diukur berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman responden terhadap pengusaha pendatang.

Terdapat lima dimensi persepsi yang diukur dengan menggunakan skala likert

berskala empat terhadap sebuah pernyataan. Skala likert tersebut mencakup

pilihan sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) (Skor 4)

Setuju (S) (Skor 3)

Tidak Setuju (TS) (Skor 2)

Sangat Tidak Setuju (STS) (Skor 1)

Skor tersebut berlaku bagi pernyataan positif sedangkan bagi pernyataan

negatif skor akan dibalik. Setelah itu skor total akan digolongkan kembali

menjadi dua, yaitu pengusaha pendatang:

Entrepreneur : skor total 22-55 (kode 2)

Bukan entrepreneur : skor total 56-88 (kode 1)

Page 32: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

14

Lima dimensi persepsi yang dikaji yaitu:

a. Persepsi mengenai cara berdagang merupakan pandangan responden

mengenai cara berdagang yang dilakukan oleh pengusaha pendatang.

Termasuk di dalamnya mengenai cara pengusaha pendatang menjalankan

usahanya sehingga usaha tersebut dapat tetap bertahan. Persepsi responden

dihitung berdasarkan frekuensi munculnya pilihan jawaban kemudian

dikalikan bobot jawaban lalu dibagi dengan jumlah keseluruhan

responden. Setelah itu total skor rata-rata pada setiap pernyataan dijumlah

lalu dibagi empat sehingga didapatkan rata-rata jawaban responden untuk

dimensi persepsi mengenai cara berdagang.

b. Persepsi mengenai kualitas produk merupakan cara pandang responden

terhadap kualitas produk pengusaha pendatang. Persepsi responden

dihitung berdasarkan frekuensi munculnya pilihan jawaban kemudian

dikalikan bobot jawaban lalu dibagi dengan jumlah keseluruhan

responden. Setelah itu total skor rata-rata pada setiap pernyataan dijumlah

lalu dibagi empat sehingga didapatkan rata-rata jawaban responden untuk

dimensi persepsi mengenai kualitas produk.

c. Persepsi mengenai budaya kerja pengusaha pendatang merupakan cara

pandang responden terhadap nilai-nilai yang dianut pengusaha pendatang

dalam menjalankan usahanya. Hal ini dilihat pula berdasarkan etnis

pengusaha pendatang yang dipersepsikan. Persepsi responden dihitung

berdasarkan frekuensi munculnya pilihan jawaban kemudian dikalikan

bobot jawaban lalu dibagi dengan jumlah keseluruhan responden. Setelah

itu total skor rata-rata pada setiap pernyataan dijumlah lalu dibagi lima

sehingga didapatkan rata-rata jawaban responden untuk dimensi persepsi

mengenai budaya kerja.

d. Persepsi mengenai dampak kehadiran pengusaha pendatang adalah cara

pandang responden mengenai dampak kehadiran pengusaha pendatang

bagi kelangsungan industri kecil yang ada di kawasan responden. Persepsi

responden dihitung berdasarkan frekuensi munculnya pilihan jawaban

kemudian dikalikan bobot jawaban lalu dibagi dengan jumlah keseluruhan

responden. Setelah itu total skor rata-rata pada setiap pernyataan dijumlah

lalu dibagi lima sehingga didapatkan rata-rata jawaban responden untuk

dimensi persepsi mengenai dampak keberadaan.

e. Persepsi mengenai sifat dan karakter pengusaha pendatang adalah cara

pandang responden mengenai ciri-ciri yang melekat pada pengusaha

pendatang. Persepsi responden dihitung berdasarkan frekuensi munculnya

pilihan jawaban kemudian dikalikan bobot jawaban lalu dibagi dengan

jumlah keseluruhan responden. Setelah itu total skor rata-rata pada setiap

pernyataan dijumlah lalu dibagi lima sehingga didapatkan rata-rata

jawaban responden untuk dimensi persepsi mengenai sifat dan karakter.

4. Respons diukur berdasarkan tingkat penerimaan responden serta

keikutsertaan responden dalam demonstrasi yang pernah dilakukan. Tingkat

penerimaan adalah seberapa sering interaksi responden dengan pengusaha

pendatang. diukur berdasarkan jenis interaksi serta substansi yang dibicarakan

dengan pengusaha pendatang. Pengukuran menggunakan skala Bogardus

yang dapat mengukur jarak sosial antara responden dengan pengusaha

pendatang. Tingkatan diukur dari interaksi yang sebentar hingga yang lebih

Page 33: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

15

intensif dengan pilihan tidak pernah (skor 1) dan pernah (skor 2). Tingkat

penerimaan ini dikategorikan sebagai berikut:

Tingkat 1: Responden menyapa pengusaha pendatang setiap kali

berpapasan (skor 6)

Tingkat 2: Responden berbincang dengan pengusaha pendatang (skor 7)

Tingkat 3: Responden membuka obrolan mengenai usaha (skor 8)

Tingkat 4: Responden membagikan informasi mengenai usaha (skor 9)

Tingkat 5: Responden memiliki kegiatan bersama dalam masyarakat

(skor 10)

Selain itu responden pula diberikan pertanyaan terkait keterlibatan mereka

dalam demonstrasi. Responden yang terlibat dalam demonstrasi termasuk

yang memiliki respons kurang baik terhadap keberadaan pengusaha

pendatang. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal

Tidak ikut demonstrasi (skor 2)

Ikut demonstrasi (skor 1)

Respons terhadap pengusaha pendatang diukur berdasarkan akumulasi dari

tingkat penerimaan dengan keterlibatan responden dalam demonstrasi.

Respons negatif: skor total 2-4 (kode 1)

Respons positif :skor total 5-7 (kode 2)

Page 34: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

16

PENDEKATAN LAPANG

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survey serta dengan didukung oleh

metode wawancara mendalam. Menggunakan data kuantitatif yang didukung oleh

data kualitatif. Hal ini dilakukan untuk memperkaya data dan lebih memahami

fenomena sosial yang diteliti. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan survey

yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang utama.

Pendekatan kualitatif dilakukan dengan menggunakan metode wawancara

mendalam (in-depth interview) terhadap informan yang dipilih. Kuesioner ini

digunakan untuk menganalisis persepsi pengusaha lokal terhadap pengusaha

pendatang. Teknik survey ini mencakup penelitian deskriptif dan eksplanatoris.

Penelitian ini menggunakan penelitian eksplanatoris karena menjelaskan

hubungan antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis.

Lokasi dan Waktu

Lokasi yang dipilih untuk penelitan ini adalah desa yang memiliki industri

kecil di dalamnya yaitu Desa Kotabatu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor,

Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja

(purposive) dengan alasan pemilihan lokasi penelitian adalah:

1. Kawasan Desa Kotabatu dikenal sebagai desa yang menjadi sentral industri

sepatu di Bogor yang hampir sebagain besar warganya bergantung pada

industri sepatu tersebut.

2. Terdapat pengusaha industri kecil yang berasal dari luar daerah yang

membuka usaha sepatu baik dari Cina maupun Minang.

3. Sempat adanya konflik antara pengusaha lokal dengan pengusaha pendatang

terutama dalam perebutan order sepatu.

Unit usaha sepatu/sandal dijadikan sampel penelitian mewakili unit usaha

industri skala kecil karena kecenderungan banyaknya penduduk Kabupaten Bogor

yang bekerja di sektor tersebut. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari –

Juli 2014. Kegiatan penelitian meliputi penyusunan proposal skripsi, kolokium,

perbaikan proposal, pengambilan data lapangan, penulisan draft skripsi, sidang

skripsi, dan perbaikan laporan penelitian.

Penentuan Responden dan Informan Penelitian

Populasi yang diteliti adalah pengusaha Usaha Mikro sepatu yang berada di

tiap-tiap bengkel sepatu miliknya di Desa Kotabatu, Ciomas. Unit analisis yang

diambil oleh peneliti adalah pengusaha sepatu yang memiliki bengkel di masing-

masing rumahnya. Selanjutnya informasi dan data penelitian diperoleh melalui

responden dan informan. Responden adalah pihak yang memberikan keterangan

dan informasi mengenai situasi-situasi yang terjadi pada dirinya. Informan adalah

Page 35: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

17

pihak yang melengkapi informasi serta memberikan pandangan lain dari sudut

pandang yang berbeda mengenai pengusaha pendatang maupun pengusaha lokal.

Penelitian ini menggunakan teknik snowball sampling atau dilakukan secara

berantai dengan meminta informasi pada orang yang telah diwawancarai atau

dihubungi sebelumnya, demikian seterusnya. Penentuan responden serta informan

menggunakan metode snowball. Melalui teknik snowball subjek atau sampel

dipilih berdasarkan rekomendasi orang ke orang yang sesuai dengan penelitian

untuk diwawancarai. Teknik ini melibatkan beberapa informan yang

menguhubungkan peneliti dengan orang-orang dalam jaringan sosialnya yang

cocok dijadikan sebagai narasumber penelitian. Prakiraan jumlah populasi adalah

304 orang pengusaha bila dilihat tanpa pembagian etnis asal mereka namun

perkiraan populasi sasaran adalah sebanyak 120 orang pengusaha lokal.

Responden yang ditentukan adalah pemilik Usaha Mikro sepatu yang beretnis

Sunda dan berasal dari Desa Kotabatu atau bisa dikatakan pengusaha lokal.

Sebelum pengambilan responden, terlebih dahulu dilakukan penjajagan lokasi

dengan tujuan mengetahui dimana titik untuk memulai menggulirkan informasi

terkait pihak mana saja yang dapat diambil data. Selanjutnya diambil sampel

sebanyak 50 responden. Seluruh informan adalah orang atau pihak yang

memberikan keterangan mengenai informasi ataupun data di sekitar

lingkungannya yang berhubungan dengan penelitian. Informan dalam penelitian

ini adalah aparat pemerintahan serta pengusaha pendatang.

Langkah awal jumlah subjek yang dijadikan informan dalam penelitian ini

berjumlah tiga orang pemerintah Desa Kotabatu. Peneliti juga mewawancarai

ketua rukun warga (RW). Peneliti tidak membatasi jumlah subjek penelitian,

sesuai dengan pemahaman konseptual yang berkembang di lapangan.

Pengambilan data dihentikan ketika peneliti telah merasa data yang terkumpul

telah cukup akurat dan menggambarkan dengan jelas keadaan yang ada di Desa

Kotabatu secara rinci. Hal ini sesuai dengan konsep titik saturasi (saturation

point) ketika penambahan data tidak lagi memberikan tambahan informasi baru

dalam analisis.

Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data adalah

pendekatan kuantitatif yang didukung oleh pendekatan kualitatif. Pendekatan

kuantitatif yang digunakan adalah penelitian survey yaitu penelitian yang

mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat

pengumpulan data yang utama. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan

data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui kuesioner, wawancara

mendalam, dan observasi lapang. Kuesioner diberikan kepada responden serta

peneliti membantu responden dalam pengisian kuesioner tersebut untuk mencegah

terjadinya kesalahan dalam pengisian. Wawancara mendalam dilakukan dengan

menggunakan pedoman pertanyaan kepada informan yang telah dirumuskan oleh

peneliti sebelumnya. Observasi langsung dilakukan untuk memperoleh gambaran

keadaan desa dan masyarakat secara langsung serta untuk kebutuhan

dokumentasi.

Page 36: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

18

Selain data primer, peneliti melakukan pengumpulan data sekunder yaitu

data yang dikumpulkan dan telah diolah oleh pihak lain. Data sekunder ini

diperoleh melalui kajian pustaka dan analisis berbagai literatur yang terkait

dengan kondisi desa, peta lokasi penelitian, dan dokumen tertulis lainnya.

Kemudian data primer dan data sekunder digunakan untuk saling mendukung satu

sama lain untuk menyempurnakan hasil penelitian.

Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh, baik primer maupun sekunder, diolah menggunakan

tabel tabulasi silang, Microsoft Excel 2013, dan SPSS 20.0 for Windows. Data

hasil kuesioner dicatat kemudian dilakukan analisis serta interpretasi untuk

menarik kesimpulan tentang hasil kuesioner. Pengolahan data kuantitatif

dilakukan dengan menggunakan Uji Korelasi Rank Spearman.Uji Kolerasi Rank

Spearman digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua

variabel yang berskala ordinal dan tidak menentukan prasyarat data terdistribusi

normal.

Selain analisis data kuantitatif, dilakukan pula analisis data kualitatif

sebagai pendukung data kuantitatif. Data kualitatif diolah melalui tiga tahap

analisis data kualitatif, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan. Penyimpulan hasil penelitian dilakukan dengan mengambil hasil

analisis antar variabel yang konsisten.

Page 37: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

19

Page 38: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

20

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Profil Desa Kotabatu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor

Letak dan Luas Wilayah

Secara geografis, Desa Kotabatu termasuk dalam wilayah administrasi

Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa Kotabatu

memiliki luas wilayah sebesar ±274 ha. Wilayah tersebut merupakan pemukiman

padat penduduk yang terdiri dari 15 RW. Adapun batas wilayah Desa Kotabatu

menurut data dari Data Potensi Desa Kotabatu 2010 dibatasi oleh Kelurahan

cikaret/Mekarjaya di sebelah utara, Desa Suka Mantri dan Sirna disebelah selatan,

Kelurahan Cikaret di sebelah timur dan Desa Parakan dan Desa Sirna di sebelah

baratnya.

Jarak Desa Kotabatu dari pusat Kecamatan Ciomas adalah 5 km, jarak dari

ibu kota Kabupaten Bogor (Cibinong) 40 Km dan jarak dari ibu kota negara

(Jakarta) adalah 120 Km. Akses menuju Desa Kotabatu dari Kecamatan Ciomas

yaitu Jalan Pasir Kuda lalu ke arah Ciapus. Perjalanan dari Kecamatan Ciomas

menuju Desa Kotabatu membutuhkan waktu 25 menit dengan menggunakan

angkutan umum atau 15 menit dengan menggunakan sepeda motor.

Luas Wilayah Menurut Pemanfaatannya

Desa Kotabatu berada di bawah kaki Gunung Salak dengan luas wilayah

desa sebesar ±274 ha. Pada Tabel 1 dapat diketahui bahwa luas pemukiman lebih

luas dibandingkan dengan luas persawahan. Hal ini menunjukkan bahwa Kotabatu

termasuk desa urban. Luas wilayah pemukiman sebanyak ±169 ha termasuk

pemukiman padat. Warga membangun rumah dengan jarak yang berdekatan

bahkan tidak sedikit warga yang membangun rumahnya berdampingan dengan

rumah warga yang lainnya. Pemukiman warga di desa ini pada umumnya masih

berupa pemukiman tradisional dengan menyisakan ruang jalan sempit (gang)

untuk menuju rumah warga yang lain. Terdapat pula komplek perumahan yang

pada awalnya dihuni hanya untuk para pengawal presiden sehingga komplek

perumahan tersebut bernama komplek Paspampres, namun belakangan ini

komplek tersebut dapat dihuni oleh siapa saja terutama para pendatang di Desa

Kotabatu.

Tabel 1 menunjukkan bahwa 61.7 persen luas wilayah Desa Kotabatu

dimanfaatkan sebagai pemukiman. Jumlah penduduk yang banyak mengharuskan

lahan yang dimanfaatkan untuk menjadi pemukiman juga lebih banyak. Hal ini

yang menandakan bahwa semakin banyak kebutuhan akan pemukiman di

Kotabatu. Pemanfaatkan luas lahan terkecil berada pada perkantoran. Hanya

sebesar 0.37 persen dari keseluruhan luas wilayah Kotabatu yang dimanfaakan

menjadi perkantoran. Hal ini menunjukkan bahwa perkantoran di wilayah desa

hanya sebagian kecil dimanfaatkan untuk menjadi kantor karena sebagian besar

warga memiliki kantor atau bekerja di daerah lain sehingga bukan di desa tempat

mereka tinggal.

Page 39: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

21

Tabel 1 Luas wilayah Desa Kotabatu menurut pemanfaatannya tahun 2010

Luas wilayah Luas (Ha) Persentase (%)

Luas pemukiman 169 61.70

Luas persawahan 50 18.20

Luas perkebunan 17 6.20

Luas kuburan 2 0.73

Luas pekarangan 3 1.10

Perkantoran 1 0.37

Luas prasarana umum lainnya 32 11.70

Total luas 274 100.00

Sumber: Data Potensi Desa Kotabatu 2010

Wilayah pemukiman warga di Desa Kotabatu tidak sedikit dijadikan

tempat usaha warga. Bengkel-bengkel sepatu/sandal rumahan tidak terlalu sulit

untuk ditemui karena sebagian besar warga bekerja menjadi kuli/tukang di

bengkel atau mendirikan bengkel di rumahnya masing-masing. Terdapat pula

beberapa rumah toko (ruko) di samping jalan raya dan bahkan usaha waralaba

telah banyak dibuka di wilayah Desa Kotabatu.

Gambaran Desa Kotabatu

Desa Kotabatu berdasarkan data potensi desa tahun 2010 memiliki 4 925

KK. Transportasi menuju Kotabatu tidak sulit ditemui termasuk angkutan

umumnya. Kotabatu memiliki beberapa potensi wisata seperti taman kota, taman

bermain, danau (wisata air), situs sejarah dan museum. Desa ini masih memiliki

persawahan meskipun tidak begitu luas seperti di desa-desa pada umumnya.

Sawah berada pada Rukun Warga (RW) tertentu saja yang warganya masih

menjadi petani.

Fasilitas pendidikan yang ada di Desa Kotabatu cukup lengkap. Terdapat

Play Group (5 unit), Taman Kanak-Kanak (6 unit), Sekolah Dasar (10 unit),

Sekolah Menengah Pertama (2 unit), dan Sekolah Menengah Atas (2 unit). Selain

pendidikan formal pada umumnya ada pula pendidikan formal keagamaan seperti

Raudhatul Athfal, Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah, dan Pondok Pesantren yang

berjumlah tiga unit.

Kotabatu termasuk desa urban karena banyaknya pendatang dari luar desa

serta sektor industri sebagai mata pencaharian utama warga. Tidak sedikit warga

menjadi pengusaha industri skala kecil sepatu dan menjadi pekerja di perusahaan-

perusahaan swasta. Hal ini dikarenakan telah sejak lama desa ini terkenal oleh

hasil produksi sepatu. Namun kenyataan dilapang menunjukkan bahwa kurang

baiknya perhatian pihak pemerintah desa terhadap para pengusaha kecil tersebut.

Tidak adanya kelompok pengusaha menjadi keluhan para pengusaha kecil karena

menjadi sulit bersaing di pasar akibat perdagangan bebas. Pengusaha industri

kecil sepatu tidak jarang saling menjatuhkan harga di pasar sehingga beberapa

diantara mereka kurang mempercayai pengusaha satu sama lain.

Page 40: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

22

Kondisi Masyarakat Desa Kotabatu

Kependudukan Desa Kotabatu

Jumlah penduduk Desa Kotabatu sebanyak 20 886 orang dengan komposisi

laki-laki sebanyak 10 878 orang sedangkan perempuan sebanyak 10 008 orang.

Jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 4 925 KK. Desa Kotabatu terdiri dari 15

Rukun Warga (RW) dan 63 Rukun Tetangga (RT). Jumlah penduduk berdasarkan

agamanya di bedakan menjadi Islam, Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha.

Desa Kotabatu cenderung berada pada masyarakat urban karena banyaknya

pendatang dari luar desa serta munculnya industri-industri skala kecil yang

berkembang. Etnis yang ada di Desa Kotabatu cukup beragam. Namun mayoritas

warga desa beretnis Sunda dengan persentase 93.77 persen dari keseluruhan

jumlah warga. Selain etnis Sunda terdapat pula etnis Jawa, Batak, Betawi,

Minang, Aceh, Madura, Nias, Bali, Dayak, Ambon, Flores, Sumba, dan Tionghoa.

Kondisi Sosial Ekonomi

Warga Desa Kotabatu memiliki berbagai jenis pekerjaan. Sebagian besar

warga Kotabatu adalah karyawan perusahaan swasta yaitu sebanyak 1 937 orang

atau sebesar 46.2 persen. Kotabatu termasuk wilayah yang padat akan kerajinan

industri sepatu dan sandal baik industri rumah tangga dan industri kecil. Pada

Tabel 2 dapat diketahui bahwa sebanyak 304 orang warga atau 7.25 persen warga

adalah pengusaha kecil menengah. Hal ini menunjukkan bahwa cukup banyak

warga desa yang memiliki usaha kecil dan menengah. Rukun Warga (RW) yang

merupakan RW dengan jumlah industri skala kecil terpadat adalah RW 12.

Tabel 2 Sebaran jumlah penduduk Desa Kotabatu menurut jenis mata

pencaharian

tahun 2010

Jenis pekerjaan Jumlah

n %

Petani 71 1.69

Buruh tani 124 2.96

Pegawai Negeri Sipil 701 16.72

TNI/POLRI 588 14.02

Pengusaha kecil menengah 304 7.25

Karyawan perusahaan swasta 1 937 46.20

Lainnya 468 11.16

Total 4 193 100.00

Sumber: Data Potensi Desa Kotabatu 2010

Jumlah warga yang mengenyam pendidikan di Desa Kotabatu beragam di

tiap-tiap tingkatannya. Tabel 3 dapat dengan jelas memperlihatkan bahwa

sebagian besar warga Kotabatu 31.05% pernah SD tetapi tidak lulus dan 22.12%

tamat SD. Pada tingkat ini baik pernah SD tamat atau tidak tamat, menunjukkan

bahwa sebesar 53.17% warga Kotabatu berada di tingkat pendidikan SD.

Page 41: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

23

Tabel 3 memperlihatkan bahwa sebagian besar warga Desa Kotabatu belum

mencapai pendidikan yang cukup yaitu dibawah 9 tahun. Berdasarkan tabel

tersebut terlihat bahwa sebaran data berkumpul di pendidikan antara SD hingga

SMP. Sebaran penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3 Sebaran jumlah penduduk Desa Kotabatu berdasarkan tingkat pendidikan

tahun 2010

Tingkat pendidikan Jumlah

n %

Pernah SD tetapi tidak tamat 5 837 31.05

Tamat SD/sederajat 4 157 22.12

Tamat SMP/sederajat 3 349 17.82

Tamat SMA/sederajat 4 106 21.85

Tamat D-1/sederajat 443 2.36

Tamat D-2/sederajat 437 2.32

Tamat D-3/sederajat 412 2.19

Tamat S-1/sederajat 28 0.15

Tamat S-2/sederajat 21 0.11

Tamat S-3/sederajat 6 0.03

Total 18 796 100.00

Sumber: Data Potensi Desa Kotabatu 2010

Angkatan Kerja adalah penduduk umur 15 tahun ke atas yang bekerja atau

sementara tidak bekerja, dan yang sedang mencari pekerjaan. Sebanyak 17 444

warga Desa Kotabatu termasuk angkatan kerja di Desa Kotabatu. Hal ini

menunjukkan bahwa sebagian besar warga termasuk ke dalam umur angkatan

kerja.

Tabel 4 menunjukkan bahwa kualitas angkatan kerja di Desa Kotabatu di

dominasi oleh penduduk umur 18-56 tahun yang tidak tamat Sekolah Dasar (SD)

yaitu sebesar 33.46 persen dari jumlah angkatan kerja. Selanjutnya sebesar 23.83

persen angkatan kerja tamat Sekolah Dasar (SD). Hal ini menunjukkan bahwa

kualitas angkatan kerja Desa Kotabatu belum termasuk tinggi sehingga

mengakibatkan banyaknya warga yang menjadi pekerja dan karyawan perusahaan

swasta. Tabel 4 juga menunjukkan masih terdapat angkatan kerja yang buta aksara

dan buta huruf atau latin. Sebanyak 0.48 persen angkatan kerja Desa Kotabatu

masih belum bisa membaca, menulis, dan menghitung. Salah satu aparat desa

mengatakan bahwa sebagian besar warga yang buta aksara dan buta huruf bekerja

menjadi buruh bengkel atau pabrik yang berada di Kotabatu maupun di luar desa.

Hal ini menunjukkan bahwa kualitas angkatan kerja termasuk rendah karena

sebaran jumlah penduduk berpusat pada penduduk yang tidak tamat dan tamat

SD.

Tabel 4 Sebaran jumlah penduduk Desa Kotabatu menurut kualitas angkatan

kerja tahun 2010

Angkatan kerja Jumlah

n %

Penduduk umur 18-56 tahun yang buta aksara dan buta 83 0.48

Page 42: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

24

huruf atau latin.

Penduduk umur 18-56 tahun yang tidak tamat SD 5 837 33.46

Penduduk umur 18-56 tahun yang tamat SD 4 157 23.83

Penduduk umur 18-56 tahun yang tamat SLTP/SMP 3 349 19.20

Penduduk umur 18-56 tahun yang tamat SLTA/SMA 4 018 23.03

Total 17 444 100.00

Sumber: Data Potensi Desa Kotabatu 2010

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan, salah satu informan yang

merupakan aparat pemerintahan desa menyatakan bahwa warga Desa Kotabatu

sebagian besar bekerja menjadi buruh pabrik. Buruh tersebut baik pabrik di suatu

perusahaan atau hanya pabrik rumahan. Hal ini dikarenakan bahwa pendidikan

warga kurang mencukupi untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih besar

menghasilkan uang. Warga yang bekerja menjadi buruh atau karyawan di pabrik

merasa tidak memiliki kemampuan lain.

Karakteristik Usaha Mikro Sepatu/Sandal

Ciomas merupakan pusat sentra sepatu dan sandal di wilayah Bogor.

Hampir seluruh warganya di wilayah tersebut bekerja di bengkel-bengkel sepatu

yang terletak di rumah-rumah. Sebagai usaha home industry, para pengrajin

sepatu asal Ciomas mampu menghasilkan kualitas yang baik dan tidak kalah

dengan produk sepatu ternama. Desa Kotabatu merupakan salah satu daerah di

Ciomas yang memiliki banyak pengrajin sepatu/sandal didalamnya. Kawasan ini

sejak lama dikenal sebagai sentra penghasil cetakan kayu sepatu, sandal, dan

sepatu rumahan di Bogor. Di kawasan ini banyak masyarakat yang

menggantungkan hidupnya dari usaha tersebut.

Warga Kotabatu tidak sedikit yang membuka bengkel-bengkel sepatu di

rumahnya. Sejak lama desa ini terkenal karena hasil produksi sepatu dan

sandalnya sehingga sebagian besar warga pernah bekerja atau sekedar mengetahui

bagaimana cara kerja di bengkel sepatu. Mereka pada umumnya mulai bekerja

menjadi kuli/tukang di bengkel rumahan milik orang lain. Ketika telah dirasa

cukup memiliki bekal kemampuan dan memiliki modal atau kepercayaan dari

pihak lain untuk meminjamkan modal, mereka akan memulai membuka bengkel

masing-masing di rumah.

Jumlah pekerja yang terdapat di tiap bengkel sepatu di Desa Kotabatu

umumnya berkisar antara 2-8 orang namun ada pula bengkel yang sudah cukup

besar sehingga memiliki pekerja sebanyak 20 orang. Para pekerja di bengkel

terbagi menjadi tiga kategori yaitu tukang atas, tukang bawah, tukang bensol, dan

tukang jadi (finishing). Pekerja atas atau tukang muka adalah pekerja yang

mengerjakan bagian atas sepatu atau sandal, biasanya memasang kancing, mute,

atau berbagai aksesoris pada sepatu.

Selanjutnya tukang bawah adalah pekerja yang bertugas memanaskan sol

sepatu atau oven, mengelem, kemudian menempelkannya dengan bagian sepatu

yang lain. Tukang bensol adalah pekerja yang bertugas membentuk pola-pola alas

kaki, menjiplak pola dasar, dan memotong bahan. Selanjutnya bagian finishing

Page 43: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

25

yang biasanya dikerjakan oleh pemilik bengkel untuk menyatukan serta

merapikan hasil tempelan antara bagian atas, bensol, dengan bagian bawahnya.

Tukang finishing juga bisa dikerjakan oleh perempuan karena dianggap lebih jeli

serta memiliki pekerjaan yang rapi. Kemudian tukang finishing ini pula yang

bertugas mengepakkan sepatu ke tempat masing-masing.

Pekerja di bengkel sepatu Desa Kotabatu berasal dari lingkungan keluarga

sendiri maupun lingkungan luar. Berdasarkan hasil pengamatan, banyak pekerja

yang merupakan anggota keluarga sendiri maupun saudara dekat, serta beberapa

tetangga. Belakangan ini para pemilik bengkel mengeluhkan sulitnya

mendapatkan tukang sehingga tidak jarang pemilik bengkel mencari pekerja dari

kampung luar untuk memaksimalkan usahanya. Para pekerja ini umumnya mulai

bekerja dari pukul 8 hingga sore hari. Namun bila bengkel sedang mengejar hasil

produksi karena harus segera di bayarkan ke pemilik grosir, maka tidak jarang

para pekerja bekerja lebih lama yaitu hingga malam hari. Hari Sabtu umumnya

bengkel-bengkel di Kotabatu tutup, mereka hanya datang pagi hari untuk

mengirimkan barang serta mendapatkan upah selama satu minggu.

Umumnya tiap-tiap bengkel memasarkan hasil produksinya ke Pasar Anyar

namun ada pula yang memasarkan hasil produksinya ke luar kota seperti Jakarta,

Bandung, Kalimantan, dan Jambi. Cara pengusaha memasarkannya yaitu

mengumpulkan semua sepatu ke toko pengumpul atau grosir yang berada di Pasar

Anyar. Ada produk yang dijual untuk diecer langsung ada pula produk yang

didistribusikan ke kota lain untuk dijual. Bahkan tidak jarang ada pesanan yang

harus dipenuhi untuk dikirimkan ke beberapa negara di Afrika.

Pendapatan pengusaha perminggunya rata-rata sekitar 5-7 juta rupiah belum

termasuk upah pekerja bengkel serta dipotong harga bahan sepatu. Bila sedang

berada pada bulan-bulan tertentu misalnya bulan ramadhan, musim kenaikan kelas

serta tahun baru pendapatan mereka bisa sampai dua kali lipat.

Page 44: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

26

KARAKTERISTIK RESPONDEN

Individu yang menjadi responden pada penelitian ini adalah pengusaha lokal

sepatu. Responden diwawancarai dan mengisi kuesioner berjumlah 50 orang.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, secara garis besar karakteristik responden

tertuang pada Tabel 5.

Tabel 5 Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik individu

Karakteristik responden Kategori Jumlah

n %

Jenis kelamin Perempuan

Laki-laki

16

34

32.0

68.0

Umur Muda (<41 tahun)

Tua (≥41 tahun )

23

27

46.0

54.0

Tingkat pendidikan Rendah (tidak sekolah-SMP)

Tinggi (SMA)

43

7

86.0

14.0

Lokalit/Kosmopolit Lokalit

Kosmopolit

39

11

78.0

22.0

Keterlibatan dalam

kelompok

Terlibat

Tidak terlibat

0

50

0.0

100.0

Empati Rendah

Tinggi

49

1

98.0

2.0

Berdasarkan hasil penelitian, pengusaha industri yang berjenis kelamin laki-

laki sebanyak 34 orang dan perempuan sebanyak 16 orang. Menurut FT (38

tahun) salah satu pengusaha lokal industri kecil sandal mengungkapkan bahwa

mayoritas pengusaha industri sepatu adalah laki-laki dikarenakan laki-laki adalah

kepala rumah tangga di tiap-tiap rumah, namun tidak menutup kemungkinan jika

ada pengusaha perempuan karena mungkin terdapat pembagian tugas dalam

mengatur usaha mereka. Laki-laki mengambil bagian sebagai pendistribusi

produk sedangkan perempuan dalam rumah tangga tersebut bertugas mengelola

bengkel termasuk mengurusi keuangan.

Merujuk pada Tabel 5, umur pengusaha lokal dibagi menjadi muda dan tua.

Pengklasifikasian umur muda dan tua didapatkan berdasarkan data emik yaitu

data yang didapat di lapangan. Kategori umur muda dibawah umur 41 tahun

sedangkan umur tua dari 41 tahun ke atas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,

sebagian besar pengusaha lokal berumur dari 41 tahun ke atas yaitu sebanyak 54

persen. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki

pengalaman dalam membuka usaha sepatu karena sejak kecil mereka telah

memulai pekerjaan di bidang ini yaitu menjadi pekerja di bengkel milik orang

lain. Komposisi perbandingan antara umur tua dengan umur muda tidak begitu

jauh dikarenakan baik pengusaha muda maupun tua sama-sama memiliki

kesempatan untuk membuka usaha.

Responden pengusaha lokal Usaha Mikro sepatu dibagi menjadi dua

kategori pendidikan. Pembagian tingkat pendidikan menjadi pendidikan rendah

Page 45: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

27

dan pendidikan tinggi berdasarkan data yang didapatkan di lapangan. Sebanyak

86 persen responden memiliki pendidikan rendah yaitu tidak sekolah hingga lulus

Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal ini dikarenakan mayoritas pengusaha

sepatu mulai bekerja di bengkel sejak SD dan tidak melanjutkan sekolah setelah

bekerja. Keadaan ini juga sesuai dengan tingkat pendidikan secara umum warga

Desa Kotabatu yaitu mayoritas tidak lulus SD, lulus SD, dan lulus SMP adalah

mayoritas tingkat pendidikan di Kotabatu. Mereka pula tidak memiliki pemikiran

untuk bersekolah lagi lebih tinggi. Hal ini dikarenakan mereka menganggap yang

terpenting sekarang adalah bekerja sebaik mungkin dan mendapat penghasilan

banyak. Namun mereka tetap akan menyekolahkan anak-anak mereka setinggi

mungkin karena mereka percaya jika pendidikan semakin tinggi maka dapat

mendapatkan pekerjaan yang lebih bisa menghasilkan banyak uang dan lebih

sukses. Sehingga mereka tetap menganggap bahwa pendidikan penting bagi anak-

anak mereka.

Berdasarkan hasil wawancara mendalam, responden menyatakan bahwa

dalam menjalankan usahanya mereka tidak terlalu memperhatikan kekinian

seperti melihat model-model sepatu di majalah, melihat di televisi, media-media

lain. Beberapa dari mereka mengaku bahwa pernah mencoba membuat model-

model sepatu berdasarkan contoh-contoh dari media, namun mereka sering

mendapat kerugian. Hal ini dikarenakan model yang mereka buat tidak sesuai

dengan pasar. Responden kini lebih percaya pada permintaan pasar atau toko

grosir, mereka diminta membuat model-model sesuai permintaan tersebut. Mereka

lebih percaya membuat model yang diminta karena pasti hasil produksinya akan

tetap dibeli oleh pasar atau toko grosir tersebut. Responden juga tidak terlalu bisa

mengikuti model-model yang ada di media massa karena mereka mengatakan

bahwa pasar mereka tidak sama dengan para artis di televisi, produk yang mereka

hasilkan hanya untuk kalangan menengah ke bawah sehingga yang penting adalah

harga murah. Responden lebih mengutamakan kepercayaan antar pengusaha

sehingga mereka mementingkan menjaga hubungan satu sama lain. Berdasarkan

hal tersebut maka terlihat jelas bahwa sebagian besar responden termasuk lokalit.

Tabel 5 memperlihatkan bahwa sebanyak 78 persen responden termasuk

lokalit. Sebaliknya sebanyak 22 persen responden sudah kosmopolit. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat keterdedahan terhadap media massa masih kurang

serta lingkup hubungan dengan dunia luar masih sempit. Mereka lebih

mengutamakan hubungan interpersonal dalam mencari informasi dan

bermasyarakat karena lebih percaya pada hubungan yang dijalin secara langsung.

Hal ini menunjukkan bahwa pentingnya hubungan sosial yang dijalin secara

personal diantara warga karena mereka akan lebih mudah menyerap informasi

yang didapat dari pertemuan langsung, berbincang, adanya rapat, dan segala

bentuk hubungan interpersonal.

Ketiadaan kelompok pengusaha sepatu di Desa Kotabatu mengakibatkan

hubungan yang terjadi diantara sesama pengusaha sepatu/sandal tidak erat.

Mereka bahkan saling menjatuhkan harga di pasar akibat tidak adanya kompromi.

Hal ini diperkuat dengan yang diutarakan oleh salah satu responden seperti

berikut:

”Saya sebenarnya setuju kalau diadakan kelompok usaha atau

paguyuban seperti yang ada di Cibaduyut. Kalau ada kelompok

Page 46: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

28

gitu kan sesama pengusaha yang punya bengkel jadi lebih

gampang tukar informasi dan juga bisa buat kesepakatan harga

pasar bersama. Jadi kita nggak akan dipermainkan para Cina

yang punya toko grosir. Kalau sekarang ini kita malah ada aja

yang ngejatuhin harga, jadi akibat kejadian itu diantara kitanya

sendiri sesama pengusaha Kotabatu susah percaya sama yang

lain padahal kita sama-sama orang Sunda”. (II, 28 tahun)

Skala usaha responden pada penelitian ini termasuk rendah. Dikatakan

rendah karena hampir seluruh responden termasuk Usaha Mikro atau usaha rumah

tangga saja yang hanya memiliki pekerja 2-4 orang dengan hasil produksi yang

tidak besar. Hal ini juga dikarenakan sedikitnya modal yang mereka miliki dalam

memulai usaha. Beberapa responden bahkan meminjam modal pada pengusaha

toko bahan, toko grosir, dan pemilik pengusaha lain yang biasanya adalah orang

beretnis Tionghoa. Pengusaha lokal ini pun menggunakan mesin-mesin sederhana

dan hampir seluruhnya dijalankan manual oleh tenaga manusia. Mesin-mesin

besar seperti alat press karet hanya bisa dijumpai pada pengusaha Tionghoa yang

tinggal di pinggir-pinggir jalan raya desa. Menurut AX (45 tahun) salah satu

pengusaha lokal yang memiliki mesin press.

“Kalo disini mah orang kita yang punya mesin press paling

cuma dua atau tiga orang saja termasuk saya. Biasanya yang

punya mesin-mesin gede tuh ya orang-orang Cina yang ada di

pinggir jalan desa atau yang di komplek Paspampres”. (AX, 45

tahun)

Berdasarkan penuturan responden tersebut jelas terlihat bahwa hanya

pengusaha lokal yang cukup berhasil saja yang mampu memiliki mesin-mesin

press yang dapat membantuk mempercepat hasil produksi sepatu. Mesin press ini

digunakan untuk memotong bahan alas sepatu baik yang berasal dari bahan spons

maupun karet. Pengusaha lokal yang membutuhkan untuk memotong bahannya

menggunakan jasa pengusaha pendatang yang memiliki mesin press. Mereka

harus membayar dengan biaya yang cukup untuk bisa memotong bahan sepatu

tersebut. Hal ini dapat mengurangi keuntungan pengusaha lokal dalam

penjualannya karena akan bersaing dengan semua pengusaha baik lokal maupun

pendatang.

Sebagian besar responden mengeluh karena sebagai etnis Sunda tidak bisa

membuat jaringan kerja atau bahkan kelompok pengusaha seperti etnis-etnis lain

yang terkenal gigih dalam berusaha. Kepercayaan responden kepada sesama etnis

Sunda telah luntur karena mereka memandang bahwa dari etnis manapun

pengusaha tetap pengusaha, mereka para pengusaha pasti memikirkan untung dan

rugi tanpa melihat siapa dan dari mana mereka berasal. Sehingga masih

diperlukan berbagai pertemuan untuk dapat membangun kepercayaan sesama

pengusaha. Mereka percaya bila pengusaha lokal berkumpul dalam satu wadah

mereka dapat menjadi industri sepatu yang sama kuatnya seperti yang telah ada di

Bandung. Hal ini dikarenakan mereka mementingkan saluran lokalit yang kuat

dibangun. Mereka percaya bila hubungan interpersonal tiap-tiap pengusaha lokal

Page 47: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

29

baik maka akan memperkuat industri sepatu dan membuat usaha mereka serta

nama Kotabatu menjadi lebih terkenal akan industri sepatu.

Keterlibatan responden di dalam kelompok sangat rendah. Tidak terdapat

kelompok pengusaha lokal yang dapat menjadi tempat berkumpul. Perkumpulan

pengusaha seperti yang dikatakan oleh salah satu informan pernah didirikan

namun tidak berjalan dikarenakan pengusaha yang asli berasal dari Desa Kotabatu

sulit untuk dikumpulkan karena masing-masing sibuk dengan usahanya. Hal ini

menunjukkan bahwa kohesivitas kelompok responden lemah karena tidak adanya

kelompok yang menghimpun pengusaha lokal. Responden menyatakan bahwa

adanya kelompok pengusaha penting untuk membentuk kesepakatan harga pasar

serta akan memperkuat industri lokal. Selama ini masing-masing pengusaha saling

menjatuhkan harga di pasar sehingga pengusaha sering kali mendapatkan

kerugian. Responden menyatakan juga bahwa ingin sekali Desa Kotabatu menjadi

sentra industri lokal sepatu yang kuat, terkenal, dan sukses seperti sentra industri

lain di kota lain.

Empati responden terhadap pengusaha pendatang termasuk rendah. Hal ini

dikarenakan hanya satu responden (2 persen) yang pernah menjadi pengusaha

pendatang dan pernah merasakan menjadi pengusaha pendatang. Empati

merupakan kemampuan untuk memahami orang lain dengan cara merasakan diri

sebagai pengusaha pendatang dan bagaimana menempatkan diri sebagai

pengusaha pendatang. Berdasarkan hasil wawancara, responden mengaku sulit

untuk membayangkan berada di posisi menjadi pengusaha pendatang. Hal ini

terjadi karena responden belum pernah merasakan bagaimana menjadi pengusaha

pendatang. Responden pula menyatakan bahwa pengusaha yang biasanya

membuka usaha di daerah lain sama dengan etnisnya, pengusaha Tionghoa dan

Minang memang sudah terkenal sebagai etnis pengusaha. Hal ini yang tidak bisa

dirasakan responden sehingga empati terhadap pengusaha pendatang kecil.

Responden hanya bisa berandai jika mereka menjadi pengusaha Tionghoa atau

pengusaha Minang, mereka akan lebih sukses usahanya karena pengusaha

pendatang tersebut sangat dekat kekerabatannya dengan etnis mereka. Namun hal

tersebut belum bisa dikatakan rasa empati karena sebenarnya responden belum

benar-benar merasakan menjadi orang lain.

Page 48: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

30

PENGALAMAN DENGAN PENGUSAHA PENDATANG

Tingkat Pengalaman dengan Pengusaha Pendatang

Tingkat pengalaman dengan pengusaha pendatang diukur berdasarkan

intensitas komunikasi antara keduanya serta bentuk kerja sama apa saja yang

pernah dibangun. Sebagian besar responden memiliki pengalaman yang cukup

tinggi dalam menjalankan usahanya. Sebagian besar pengusaha lokal memiliki

pengalaman berusaha sepatu lebih dari 10 tahun. Sebanyak 33 responden

memiliki usaha di atas 10 tahun dan bahkan ada beberapa responden yang telah

menjalankan usaha sepatu ini lebih dari 20 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar responden memiliki banyak pengalaman berusaha mengenai sepatu

yang dikelolanya. Hampir seluruh responden bahkan pernah mengalami kerugian

dalam usaha seperti ditipu, dimanipulasi hasil dagang oleh pihak grosir, hasil

dagangan dibawa lari, dan lain sebagainya. Pengalaman berusaha yang seperti itu

membuat para pengusaha lokal lebih berhati-hati dalam menjalankan usahanya.

Mereka menjadi tidak mudah percaya pada orang yang mengajak bekerja sama

dan selalu memperhitungkan untung-rugi dalam menjalankan usahanya. Namun

mereka tetap saja membuka bengkel di rumah masing-masing karena menjadi

pengusaha sepatu hanya satu-satunya kemampuan yang mereka miliki untuk

mencari penghasilan rumah tangga.

Hasil wawancara menunjukkan bahwa hampir seluruh responden

menyatakan pernah bekerja sama dengan pengusaha pendatang. Para pengusaha

lokal pernah mencoba meminjam beberapa modal seperti ke pengusaha toko

bahan dan toko grosir. Terdapat tiga responden yang menyatakan “kapok” tidak

akan bekerja sama lagi dengan pengusaha pendatang. Bahkan salah satu

responden menyatakan sebagai berikut:

“Saya sekarang mau usaha sendiri saja. Biarin lah mau sedikit

hasil produksi, untung sedikit, yang penting gak usah kerja

sama lagi sama orang Cina atau Minang. Sama aja mau Cina

mau Minang, pernah kecewa saya mah. Jadi kapok gak mau

kerja sama lagi”. (AT, 65 tahun)

Berdasarkan pengalaman berhubungan dengan pengusaha pendatang hampir

semua responden menyatakan pernah mengalami kerugian. Namun hal tersebut

tidak menutup kemungkinan bila responden tetap membutuhkan hubungan kerja

sama dengan pengusaha pendatang. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengusaha

lokal dalam menjalankan usaha mereka. Keterbatasan ini yang menyebabkan

mereka mau tidak mau tetap harus menjaga hubungan baik dengan pengusaha

pendatang karena mereka membutuhkan bantuan. Berdasarkan penelitian yang

dilakukan, tingkat pengalaman responden dengan pengusaha pendatang

ditunjukkan pada Tabel 6.

Page 49: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

31

Tabel 6 Sebaran jawaban responden berdasarkan tingkat pengalaman dengan

pengusaha pendatang

Pernyataan mengenai Pengalaman

berdasarkan tingkatan

Jawaban

Total Tidak

Pernah Pernah

n % n % n % Responden bertemu dengan pengusaha

pendatang 0 0 50 100 50 100

Responden memiliki hubungan yang baik

dengan pengusaha 6 12 44 88 50 100

Responden memiliki pengalaman baik dengan

pengusaha pendatang 36 72 14 28 50 100

Responden memiliki hubungan kerja sama

dengan pengusaha pendatang 38 76 12 24 50 100

Tabel 6 menunjukkan bahwa seluruh responden pernah bertemu dengan

pengusaha pendatang. Responden berarti telah menyadari dengan jelas mengenai

keberadaan pengusaha pendatang di Desa Kotabatu. Responden mengakui bahwa

bertemu dengan pengusaha pendatang termasuk sering karena cakupan satu desa

cukup sempit untuk tidak bertemu dengan orang-orang baru termasuk pengusaha

pendatang. Kotabatu yang termasuk desa urban termasuk daerah yang banyak

sekali pendatang baik yang sekedar kerja di lingkungan desa maupun yang

berpindah domisili. Responden mengakui bahwa tidak sulit untuk menemukan

orang baru di Kotabatu karena akses jalan menuju desa yang sudah semakin

mudah juga mempermudah orang lain menuju desa ini. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa semua responden sudah pasti pernah bertemu dengan

pengusaha pendatang yang berada di Desa Kotabatu.

Hubungan responden dengan pengusaha pendatang dapat dikatakan baik.

Berdasarkan Tabel 6 terlihat sebanyak 88 persen responden memiliki hubungan

yang baik dengan pengusaha pendatang. Hal ini menunjukkan bahwa hanya

kurang dari seperempat responden yang pernah memiliki hubungan yang tidak

baik. Responden yang berada pada tingkat ini mengaku tidak pernah sampai

bermusuhan atau bertengkar dengan pengusaha pendatang. Saling silang pendapat

mungkin sering terjadi tetapi tidak sampai merusak hubungan yang telah dijalin.

Menjaga hubungan dengan pengusaha pendatang perlu dilakukan selain berkaitan

dengan moralitas juga ada keuntungan yang dapat diperoleh dari pengusaha lokal

jika masih bisa mempertahankan hubungan kerja sama dengan pengusaha

pendatang. Ini dikarenakan pengusaha pendatang sulit untuk mempercayai orang

lain sehingga dengan menjaga hubungan dapat menjaga kepercayaan pengusaha

pendatang.

Sebanyak 28 persen responden menyatakan bahwa mereka memiliki

pengalaman yang baik dengan pengusaha pendatang. Hal ini berarti sebagian

besar responden menyatakan bahwa mereka pernah memiliki pengalaman yang

buruk dengan pengusaha pendatang. Pengalaman buruk tersebut terdiri dari

masalah kerugian yang dialami pengusaha lokal akibat keberadaan pengusaha

pendatang serta akibat dari adanya hubungan kemitraan yang timpang. Responden

merasa bahwa seringkali mendapat kerugian akibat dari kerja sama dengan

pengusaha pendatang namun mereka tidak mempunyai pilihan lain. Jika

Page 50: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

32

responden tidak bekerja sama dengan pengusaha pendatang maka usahanya akan

kekurangan modal. Sedangkan hanya usaha sepatu saja yang bisa diandalkan

responden untuk bisa terus melanjutkan hidupnya. Hal ini yang menyebabkan

pengusaha lokal tetap bertahan untuk bekerja sama dengan pengusaha pendatang

meskipun sering mengalami pengalaman buruk. Pengalaman buruk yang terjadi

seolah tidak menjadikan pengusaha lokal jera dan tetap mencari mitra lain untuk

bekerja sama.

Sebanyak 24 persen responden mengaku pernah memiliki hubungan kerja

sama dengan pengusaha pendatang. Hubungan kerja sama yang dijalin bertujuan

untuk memperkuat usaha yang dijalankan pengusaha lokal. Kerja sama dilakukan

dengan mengandalkan asas kepercayaan sesama pengusaha dengan hubungan

yang profesional. Kemitraan tidak jarang terjalin antara pengusaha lokal dengan

pengusaha pendatang. Jenis kemitraan bermacam-macam tergantung kesepakatan

antara pengusaha. Responden mengakui bahwa seringkali terdapat

kesalahpahaman dan saling curiga antara pengusaha lokal dengan pengusaha

pendatang. Pengusaha lokal cenderung beranggapan bahwa pengusaha pendatang

tidak adil dalam pembagian hasil usaha sedangkan pengusaha pendatang sulit

untuk terlalu percaya dengan pengusaha lokal karena khawatir bila dibelakang

mereka pengusaha lokal menyalahgunakan kepercayaannya dengan menjual hasil-

hasil produksinya sendiri tanpa melapor ke pengusaha pendatang. Hal ini

menunjukkan bahwa responden yang tidak pernah bekerja sama dengan

pengusaha pendatang bukannya tidak mau melakukan kerja sama melainkan

belum merasa perlu bekerja sama.

Hal yang dapat disimpulkan dari Tabel 6 adalah 12 persen responden (6

orang) berada pada tingkat 1 pengalaman yaitu hanya sampai pada responden

bertemu dengan pengusaha pendatang. Selanjutnya sebanyak 60 persen responden

(30 orang) berada pada tingkat 2 pengalaman yaitu responden hanya sampai

pernah memiliki hubungan yang baik dengan pengusaha pendatang. Kemudian

hanya empat persen responden (2 orang) yang berada pada tingkat 3 pengalaman

yaitu responden memiliki pengalaman yang baik dengan pengusaha pendatang.

Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 28 responden yang pernah memiliki

hubungan kerja sama dengan pengusaha pendatang yang memilki pengalaman

buruk. Pengalaman buruk tersebut terjadi pada lebih dari setengah jumlah

responden sehingga hal ini dapat berdampak pada hubungan antara responden

dengan pengusaha pendatang. Selain itu 24 persen responden (12 orang) mengaku

masih memiliki hubungan kerja sama dengan pengusaha pendatang. Hal ini

menunjukkan bahwa hanya dua responden yang memiliki pengalaman baik

dengan responden yang memiliki hubungan tidak baik. Hubungan bisa dikatakan

tidak baik karena responden cenderung terpatok dengan penyamarataan pemikiran

bahwa semua pengusaha pendatang sama sifatnya dengan pengusaha pendatang

lain yang sama etnisnya.

Pengusaha lokal memiliki tingkat pengalaman dengan pengusaha pendatang

berada pada pernah berhubungan dengan pengusaha pendatang. Hal ini

dikarenakan pengusaha lokal pernah memiliki pengalaman buruk pada saat

berhubungan dengan penguasha pendatang sehingga hanya sedikit dari pengusaha

lokal yang memiliki hubungan kerja sama dengan pengusaha pendatang.

Page 51: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

33

Bentuk Kerja sama

Berdasarkan hasil wawancara mendalam pada tiap-tiap responden,

didapatkan bahwa terdapat dua macam bentuk hubungan antara responden dengan

pengusaha pendatang. Pertama terdapat hubungan boss dengan anak buah. Hal ini

terjadi karena pengusaha pendatang memberikan modal sebanyak 100 persen

kepada pengusaha lokal untuk membuka bengkel. Pengusaha lokal yang diberikan

modal tersebut diberikan pula order sepatu. Modal berupa uang dan bahan mentah

sepatu, tetapi pekerja tetap mencari sendiri namun para pengusaha lokal ini hanya

boleh menjual hasil produksinya kepada pengusaha pendatang serta tidak

diperkenankan mendapatkan hasil yang lebih tinggi karena menggunakan sistem

bagi hasil yang tergantung pada pemodal.

Pengusaha lokal yang terjerat hubungan ini tidak sedikit, bahkan sebagian

besar pengusaha lokal diduga pernah menjalankan kerja sama sistem ini dengan

para pengusaha pendatang. Pada hubungan ini, pengusaha lokal mengambil

barang ke toko bahan yang telah kerja sama oleh boss yang dibayar dengan bon.

Selanjutnya pengusaha lokal tersebut memproduksi sepatu di bengkelnya.

Kemudian hasil produksinya diberikan ke toko grosir yang kemudian dibayar

dengan bon pula. Setelah perhitungan dari bon-bon tersebut, maka pengusaha

lokal mendapatkan gaji dari boss. Hubungan seperti ini adalah hubungan yang

menjerat pengusaha lokal sehingga tidak mampu mandiri.

Kedua terdapat hubungan pemodal dengan pengusaha, biasanya besar modal

yang dikeluarkan tergantung kesepakatan dan kemampuan pengusaha lokal.

Pembagian untung dan rugi pula ada yang sebanyak 50 banding 50 atau 80

banding 20. Jenis hubungan ini termasuk cukup sehat karena pada hubungan

pemodal dengan pengusaha, pengusaha lokal yang menentukan harga dan dapat

mengembalikan uang pada pemodal setiap kali mendapatkan hasilnya. Pengusaha

lokal dituntut untuk memutar cara agar mendapatkan untung yang lebih, sehingga

salah satu caranya adalah dengan memaksimalkan penggunaan bahan. Jika

pengusaha dapat memaksimalkan bahan maka menghasilkan produk yang lebih.

Kelebihan produk ini dapat dijual oleh pengusaha lokal secara satuan (eceran)

yang dijajakan secara mandiri. Namun kegiatan ini tidak boleh diketahui oleh

pemodal karena pemodal dapat kecewa karena merasa dimanipulasi hasil

pendapatannya oleh pengusaha.

Page 52: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

34

PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA

PENDATANG

Hasil wawancara mendalam mendapati bahwa terdapat keberagaman

persepsi responden terhadap pengusaha pendatang yang berada di Desa Kotabatu.

Namun sebagian besar dari responden menyatakan terganggu akan kehadiran

pengusaha pendatang yang sama-sama membuka bengkel sepatu di rumah.

Responden mengeluhkan mengenai sulitnya mendapatkan pekerja (tukang) di

bengkel. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh salah satu responden sebagai

berikut:

“Sekarang nyari tukang di bengkel susah. Mereka lebih memilih

kerja di Cina sama Minang soalnya order di mereka lancar, jadi

selalu ada kerjaan. Terus juga kerja di mereka mah dapet

upahnya mungkin lebih gede, tapi kan sebenernya itu sama aja

sama uang makan. Bedanya disini dikasih makan langsung, tapi

di mereka mah uang makan. Kan anak muda sekarang mah

lebih suka dapet duit mentah, soalnya kan buat nambah-nambah

uang pulsa”. (AR, 25 tahun)

Selain itu sangat sulit bagi mereka untuk bersaing dengan para pengusaha

pendatang. Mereka beranggapan bahwa pengusaha Tionghoa dan Minang lebih

mudah dalam hal menjual hasil produksinya. Hal ini dikarenakan adanya jaringan

usaha berdasarkan etnisitas. Pengusaha Tionghoa memiliki berbagai usaha lain

seperti pengusaha toko bahan sepatu dan toko grosir sepatu. Hal ini membuat

jalannya usaha para pengusaha sepatu pendatang akan lebih mudah sebab toko

bahan merupakan jalur sebelum ke bengkel dan toko grosir adalah jalan setelah

dari bengkel sepatu. Jalur usaha tersebut sebagian besar dikuasai oleh pengusaha

Tionghoa sehingga mempermudah para pengusaha industri sepatu yang memiliki

bengkel pula dalam mendapatkan bahan maupun dalam penjualan produk.

Perhitungan mengenai persepsi dilihat berdasarkan rata-rata jawaban

responden yang berdasarkan pilihan jawaban yang dikali dengan bobot jawaban

kemudia dibagi jumlah total responden yaitu 50. Pilihan jawaban terdiri dari

empat dengan pilihan sangat setuju (bobot 4), setuju (bobot 3), tidak setuju (bobot

2), serta sangat tidak setuju (bobot 1). Nilai tengah rata-rata yang didapat adalah

2.5 sehingga dapat dilihat tiap-tiap skor yang memiliki nilai rata-rata lebih dari 2.5

adalah persepsi positif sedangkan untuk nilai rata-rata di bawah 2.5 termasuk

persepsi negatif.

Persepsi mengenai Cara Berdagang

Cara berdagang pengusaha pendatang dipersepsikan secara tepat guna oleh

responden. Responden menganggap bahwa cara berdagang pengusaha pendatang

baik, maka dari itu tidak heran jika usaha mereka lebih maju. Pengusaha lokal

Page 53: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

35

mempersepsikan bahwa pengusaha pendatang memiliki jiwa dagang yang

strategis. Hal ini seperti yang dikatakan oleh HD (33 tahun) sebagai berikut:

“Pendatang disini mah ya memang sudah ada niat mau buka

usaha. Jadi sudah pasti mereka tahu lebih banyak tentang usaha

sepatu/sandal yang akan mereka jalankan. Lagipula, mereka tuh

kuat di modal jadi pasti percaya diri waktu menjalankan

usahanya.” (HD, 33 tahun)

Persepsi mengenai cara berdagang pengusaha pendatang cenderung baik.

Responden menyetujui bahwa pengusaha pendatang mempunyai cara-cara

berdagang yang seharusnya sudah ada di tiap-tiap pengusaha. Sebaran jawaban

responden mengenai persepsinya terhadap cara berdagang pengusaha pendatang

disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 Sebaran jawaban responden berdasarkan pernyataan persepsi mengenai

cara berdagang

Pernyataan

Pilihan jawaban Total Rata-

rata

skor

SS S TS STS

n % n % n % n % n %

Pengusaha pendatang

memiliki pengetahuan

mengenai cara

memperbesar usahanya

20 40.0 25 50.0 5 10.0 0 0.0 50 100.0 3.30

Pengusaha pendatang

memberikan harga

khusus pada setiap

pembelian dengan

jumlah tertentu

2 4.0 9 18.0 32 64.0 7 14.0 50 100.0 2.12

Pengusaha pendatang

mengetahui berbagai

mode terkini

4 8.0 44 88.0 2 4.0 0 0.0 50 100.0 3.04

Pengusaha pendatang

jeli melihat peluang

bisnis di industri

sepatu/sandal

15 30.0 35 70.0 0 0.0 0 0.0 50 100.0 3.30

Total 41 20.5 113 56.5 39 19.5 7 3.5 200 100.0 2.94

Tabel 7 dapat menunjukkan bahwa persepsi responden yang paling positif

tentang cara berdagang pengusaha pendatang adalah mengenai pengetahuan

pengusaha pendatang untuk memperbesar usahanya serta kejelian pengusaha

pendatang dalam melihat peluang bisnis. Rata-rata skor jawaban responden adalah

3.3 yang berarti bahwa persepsi responden sangat baik mengenai pengetahuan

serta kejelian pengusaha pendatang. Responden yang menjawab sangat setuju

bahwa pengusaha pendatang memiliki pengetahuan memperbesar usahanya

sebanyak 20 persen serta yang menjawab setuju sebanyak 50 persen responden.

Kemudian pada pernyataan mengenai kejelian pengusaha pendatang, seluruh

responden bahkan memiliki persepsi yang sangat positif.

Page 54: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

36

Pengetahuan mengenai cara memperbesar usaha pengusaha pendatang

dipersepsikan positif karena responden menganggap bahwa pengusaha pendatang

lebih mengetahui seluk-beluk tentang industri sepatu. Pengusaha pendatang harus

mengetahui banyak hal tentang industri sepatu yang berada di Desa Kotabatu

karena mereka adalah pendatang sehingga semakin banyak mereka tahu maka

akan semakin mudah mereka beradaptasi serta mengenal lingkungan. Responden

menyatakan bahwa pengusaha pendatang tidak akan berani membuka usaha bila

mereka tidak paham dengan benar mengenai usaha yang akan dijalankan. Seperti

yang dikatakan salah satu responden sebagai berikut:

“Orang rantau yang buka usaha disini mah nggak akan berani

membuka usaha kalau mereka belum paham benar tentang

seluk-beluk usaha yang dijalankan. Jadi mereka harus sudah

yakin bahwa usaha mereka akan sukses baru mereka yakin buka

usaha.” (TT, 46 tahun)

Pengusaha pendatang dipersepsikan jeli dalam melihat peluang bisnis di

industri sepatu. Responden menganggap bahwa pengusaha pendatang seperti

memiliki insting dalam melihat peluang bisnis mana yang akan memberikan

banyak keuntungan untuk mereka. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan II (28

tahun) sebagai berikut:

“Mereka tuh kaya punya insting yang kuat sesuatu akan

menjadi berhasil kalau diolah dengan baik dan akan

menghasilkan keuntungan.” (II, 28 tahun)

Responden menyatakan bahwa kejelian dalam berbisnis ini merupakan

insting para pengusaha pendatang karena memang orang Tiongha dan Minang

terkenal dengan etnis yang giat dalam membuka usaha mandiri. Responden

memiliki pendapat bahwa memang kejelian terhadap peluang bisnis sudah berasal

dari leluhur mereka, orang Sunda sulit menggali kemampuan tersebut. Kejelian ini

merupakan salah satu cara berdagang atau strategi usaha dari pengusaha

pendatang untuk terus bertahan dan bahkan lebih maju usahanya.

Tabel 7 menunjukkan juga bahwa responden mempersepsikan bahwa

pengusaha pendatang tidak memberikan harga khusus pada setiap pembelian

dengan jumlah tertentu. Rata-rata skor jawaban responden untuk pernyataan ini

adalah 2.2 yang menunjukkan bahwa responden tidak setuju bahwa pengusaha

pendatang memberikan harga khusus. Responden menyatakan bahwa pengusaha

pendatang tidak memberikan diskon namun memanipulasi harga sehingga mereka

mendapat keuntungan. Meskipun persepsi responden tidak baik namun responden

menyatakan bahwa harga produk pengusaha pendatang dapat dikatakan tidak kaku

serta dapat disesuaikan berdasarkan perhitungan-pehitungan tertentu. Seperti yang

dikatakan SP (34 tahun) sebagai berikut:

“Kalau mau membandingkan harga, harga kita lebih murah

dari mereka. Mereka tapi nggak tahu kenapa bisa memanipulasi

harga hingga bisa mendapatkan keuntungan yang lebih besar

Page 55: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

37

dari kita. Ya saya akui mereka pintar hitung-hitungan harga.”

(SP, 34 tahun)

Responden memiliki persepsi positif mengenai cara berdagang pengusaha

pendatang, baik berdasarkan pengetahuan usaha, kejelian pengusaha pendatang

dalam melihat peluang bisnis, hingga pengetahuan akan mode terkini. Seluruh

responden mempersepsikan positif mengenai cara berdagang yang dikatakan baik

berdasarkan hal tersebut. Responden memiliki persepsi positif mengenai cara

berdagang pengusaha pendatang karena responden menganggap bahwa cara

berdagang pengusaha pendatang adalah kekuatan pengusaha pendatang untuk

bertahan di industri kecil ini. Sehingga bila pengusaha pendatang lebih berhasil

dari pengusaha lokal maka cara berdagang pengusaha pendatang lebih baik

daripada pengusaha lokal.

Kesimpulan yang dapat diambil dari Tabel 7 adalah rata-rata persepsi

responden mengenai cara berdagang sebesar 2.94. Hal ini menunjukkan bahwa

responden memiliki persepsi yang positif mengenai cara berdagang pengusaha

pendatang. Responden menganggap bahwa cara berdagang pengusaha pendatang

dianggap strategis. Hal ini terlihat dari rata-rata responden yang sangat

menyetujui mengenai pengetahuan pengusaha pendatang mengenai cara

memperbesar usahanya, mode terkini, serta kejelian pengusaha pendatang dalam

melihat peluang bisnis. Responden pula menyetujui mengenai pengusaha

pendatang yang memberikan harga khusus karena responden menganggap bahwa

perhitungan harga memang menjadi salah satu strategi berdagang pengusaha

pendatang. Cara berdagang pengusaha pendatang yang strategis memiliki ciri

yaitu jeli dalam melihat peluang bisnis, memiliki pengetahuan mengenai usahanya

serta mengetahui mode terkini.

Persepsi mengenai Kualitas Produk

Kualitas produk suatu usaha merupakan salah satu penentu kesuksesan

usaha tersebut. Persepsi responden mengenai kualitas produk pengusaha

pendatang cukup beragam. Keberagaman persepsi responden tersebut disebabkan

perbedaan pengalaman bersama dengan pengusaha pendatang. Persepsi terhadap

kualitas dapat dilihat berdasarkan minat konsumen, keseriusan dalam pembuatan

produk, serta harga. Responden menyatakan bahwa secara keseluruhan kualitas

produk pengusaha pendatang hampir sama dengan pengusaha lokal sehingga yang

membedakan adalah bahan baku, harga, serta minat konsumen terhadap produk.

Sebaran jawaban responden berdasarkan pernyataan persepsi mengenai

kualitas produk dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 8 menunjukkan bahwa

responden memiliki keberagaman pendapat mengenai kualitas produk pengusaha

pendatang. Hal ini terlihat dari persepsi responden mengenai tingginya kualitas

pengusaha pendatang, responden yang memiliki persepsi negatif mengenai hal ini

beranggapan bahwa kualitas produk baik pengusaha pendatang maupun

pengusaha lokal sama baiknya. Hal ini dikarenakan pekerja di setiap pengusaha

adalah warga Desa Kotabatu dan desa sekitarnya. Perihal yang membedakan

kualitas produk adalah bahan baku dan lem sepatu/sandal yang digunakan. Terkait

proses pembuatan serta model, baik pengusaha pendatang maupun pengusaha

Page 56: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

38

lokal tidak terlampau jauh berbeda. Berikut merupakan penuturan salah satu

responden mengenai perbandingan kualitas produk.

“Produk kita mah sama aja neng soalnya kan kualitas yang

kerjanya juga sama, sama-sama orang sini. Kita tuh jarang

dapet order sepatu bermerk, kalau orang Cina biasanya suka

dapet orderan dari yang udah punya nama gede jadi mereka

jadi pengusaha mitra perusahaan gede. Misalnya Yongki

Komaladi, Fladeo, sama Ifa. Nah kalau buat produk-produk itu

jelas kualitas produknya beda.” (EL, 42 tahun)

Kualitas produk pengusaha pendatang dipersepsikan oleh responden cukup

baik. Tabel 8 menunjukkan bahwa secara keseluruhan rata-rata jawaban

responden adalah 2.79 sehingga dapat dikatakan persepsi responden mengenai

kualitas produk pengusaha pendatang termasuk positif. Hal ini karena responden

menganggap bahwa kualitas produk miliki responden juga baik sedangkan

kualitas produk antara responden dengan pengusaha pendatang pula dianggap

tidak jauh berbeda.

Tabel 8 Sebaran Jawaban Responden Berdasarkan Pernyataan Persepsi mengenai

Kualitas Produk

Pernyataan

Pilihan jawaban Total

Rata-

rata

skor

SS S TS STS

n % n % n % n % n % Pengusaha pendatang

memiliki produk yang

berkualitas tinggi

3 6.0 25 50.0 22 44.0 0 0.0 50 100.0 2.62

Pengusaha pendatang

tidak membuat produk

yang asal jadi

3 6.0 39 78.0 8 16.0 0 0.0 50 100.0 2.90

Sepatu/sandal yang

dibuat pengusaha

pendatang lebih diminati

konsumen

1 2.0 38 76.0 11 22.0 0 0.0 50 100.0 2.80

Produk pengusaha

pendatang memiliki

harga murah dengan

kualitas yang baik

3 6.0 35 70.0 12 24.0 0 0.0 50 100.0 2.82

Total 10 5.0 137 68.5 53 26.5 0 0.0 200 100.0 2.79

Tabel 8 memperlihatkan bahwa responden mempersepsikan bahwa

pengusaha pendatang tidak membuat produk yang asal jadi. Responden

mempersepsikan pengusaha pendatang serius dalam setiap pembuatan produknya.

Rata-rata skor jawaban respoden mengenai pernyataan ini adalah 2.9 yang berarti

bahwa persepsi terhadap pengusaha pendatang positif. Sebanyak 78 persen

responden menyatakan setuju serta 6 persen lainnya menyatakan sangat setuju

bahwa pengusaha pendatang tidak membuat produk yang asal jadi. Hal ini karena

responden beranggapan bahwa tidak mungkin pengusaha pendatang dalam

menjalankan usahanya tidak serius karena mereka terkenal gigih dalam berusaha.

Page 57: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

39

Pengusaha pendatang terkenal tidak mudah puas terhadap sesuatu termasuk dalam

membuat produk. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh salah satu responden

mengenai kegigihan pengusaha pendatang sebagai berikut:

“Mereka nggak mungkin nggak serius kalau lagi kerja dan

mereka nggak mungkin main-main. Soalnya setiap usaha yang

mereka kerjakan kan membutuhkan biaya, ya mereka tidak

mungkin menyiakan biaya itu buat hal yang tidak mereka

seriusi.” (TK, 38 tahun)

Pembuatan produk pengusaha pendatang tidak mungkin asal jadi karena

tiap-tiap pengusaha memiliki tanggung jawab atas kualitas produk yang dibuatnya

kepada pemilik toko grosir. Hal ini membuktikan bahwa produk yang dihasilkan

oleh pengusaha baik lokal maupun pendatang tidak asal jadi. Responden pula

menyatakan bahwa kualitas produk biasanya adalah pesanan dari pemilik toko

grosir apakah membutuhkan produk yang berkualitas tinggi atau hanya produk

yang dijual hanya untuk kalangan menengah ke bawah. Seperti yang diungkapkan

responden sebagai berikut:

“Karena mereka sering dapet order sepatu yang buat kalangan

menengah ke atas jadi mereka punya tanggung jawab sama

kualitas produk yang mereka haslkan. Sedangkan kami biasanya

hanya menerima order sepatu untuk kalangan menengah

kebawah yang biasanya dari grosir pasar anyar dibawa ke

tanah abang. Mungkin neng tahu sendiri kalau barang dari

tanah abang juga biasanya dibawa ke mana aja.” (US, 35

tahun)

Tabel 8 juga menunjukkan bahwa responden mempersepsikan kualitas

produk pengusaha pendatang tidak tinggi. Responden menyatakan bahwa kualitas

produk baik yang dihasilkan dari bahan baku yang baik pula. Responden yang

setuju kualitas produk pengusaha pendatang baik menyatakan bahwa bila mereka

juga memiliki modal cukup untuk membeli bahan baku yang lebih baik dan

bermutu, pasti kualitas produk milik mereka akan sebaik pengusaha pendatang.

Alasan ini pula keluar dari 44 persen responden yang menyatakan tidak setuju bila

kualitas produk pengusaha pendatang lebih baik. Mereka berpendapat bahwa

kualitas produk pengusaha pendatang tidak lebih baik dari kualitas produk

responden, mereka bahkan menganggap bahwa pengusaha pendatang tidak

memiliki pengetahuan dalam mengolah bahan mentah menjadi sepatu yang utuh

bila tidak memiliki pekerja dari Desa Kotabatu. Hal ini yang menyebabkan 44

responden tidak menyetujui bahwa kualitas produk pengusaha pendatang tinggi.

Responden mempersepsikan bahwa produk pengusaha pendatang tidak perlu

memiliki kualitas yang baik untuk mendapatkan keuntungan karena seperti

apapun produk yang dihasilkan akan tetap dibeli oleh pihak grosir yang memang

sudah bermitra dengan pengusaha pendatang sehingga keuntungan pengusaha

pendatang akan tetap tinggi. Angka rata-rata skor responden adalah 2.6 yang

menunjukkan bahwa responden menyetujui bahwa pengusaha pendatang memiliki

Page 58: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

40

produk yang berkualitas tinggi. Hasil tersebut diperkuat oleh pernyataan

responden mengenai kualitas produk pengusaha pendatang sebagai berikut:

“Ini mah karena kita jarang dapet order sepatu yang skala

besar aja. Kalau kita dapet order sepatu yang dari perusahaan

besar kaya mereka kita juga bisa punya kualitas produk yang

bagus. Kan tinggal diganti bahannya aja sama lem yang

bagus.” (RH, 38 tahun)

Kesimpulan yang dapat diambil dari Tabel 8 adalah rata-rata responden

mempersepsikan bahwa kualitas produk pengusaha pendatang bermutu dan

bersaing. Hal ini menandakan bahwa responden mengetahui akan kualitas produk

pengusaha pendatang yang baik serta tidak bisa memungkiri bahwa kualitas

merupakan salah satu penentu suatu kesuksesan usaha. Responden pula tidak

berusaha menjelek-jelekan produk pengusaha pendatang. Mereka mengatakan apa

adanya, bila produk pengusaha pendatang menurut mereka baik mereka akan

mengatakan baik. Sebaliknya bila dengan pandangan dan pengalaman mereka

melihat bahwa produk pengusaha pendatang kualitasnya tidak baik, mereka akan

mengatakan tidak baik pula. Kualitas yang baik dengan harga yang relatif murah

merupakan salah satu kekuatan usaha pengusaha pendatang. Mereka pula

mengatakan alasan terkait pendapat mengenai kualitas produk seperti yang telah

dijabarkan sebelumnya. Baik atau buruknya kualitas produk usaha sepatu/sandal

menurut responden ditentukan oleh bahan baku, lem, serta kualitas pekerja dari

masing-masing bengkel sepatu. Pekerja di tiap-tiap bengkel baik di pengusaha

lokal dan pengusaha pendatang adalah warga Desa Kotabatu, sehingga kualitas

hasil kerja mereka tidak akan jauh berbeda. Responden mempersepsikan bahwa

kualitas produk pengusaha pendatang dikatakan bermutu karena memiliki ciri

produknya tidak asal jadi, memiliki harga murah dengan kualitas yang baik serta

diminati konsumen.

Persepsi mengenai Budaya Kerja

Budaya kerja adalah falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai

nilai-nilai yang menjadi sifat, kebiasaan, dan juga pendorong yang dibudayakan

dalam suatu kelompok. Budaya kerja tercermin dalam sikap menjadi perilaku,

cita-cita, pendapat serta tindakan yang terwujud sebagai kerja. Budaya kerja dapat

terlihat dari sikap terhadap pekerjaan dan perilaku pada waktu bekerja. Pada

penelitian ini, budaya kerja yang dilihat adalah budaya yang melekat pada etnis

pengusaha pendatang. Sehingga responden mempersepsikan budaya kerja

berdasarkan budaya kerja yang melekat pada etnis pengusaha pendatang. Hal ini

dikarenakan budaya dapat dilihat dengan merefleksikan pengusaha pendatang

pada suatu kelompok, kelompok yang direfleksikan adalah kelompok etnis.

Budaya kerja merupakan nilai yang ada pada tiap-tiap manusia. Budaya

kerja yang dilihat pada penelitian ini adalah budaya kerja pengusaha pendatang

berdasarkan etnis. Secara spesifik, etnis yang dilihat ada dua yaitu etnis Tionghoa

dan etnis Minang. Berdasarkan etnisitas tersebut, budaya kerja yang dinilai oleh

responden mengenai jiwa berdagang, kedisiplinan, hubungan mitra berdasarkan

Page 59: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

41

etnis, keuletan, serta keterbukaan pengusaha pendatang dalam menjalankan

usahanya. Budaya kerja dipersepsikan dengan kata kuat atau lemah. Budaya kerja

kuat berarti pengusaha pendatang dipersepsikan memiliki budaya kerja yang baik

sedangkan budaya kerja lemah adalah pengusaha pendatang tidak mencerminkan

budaya kerja yang baik. Sebaran jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 menunjukkan bahwa rata-rata persepsi responden mengenai budaya

kerja adalah baik. Nilai rata-rata skor jawaban responden adalah 2.94 yang berarti

bahwa responden memiliki persepsi yang positif terhadap budaya kerja pengusaha

pendatang. Hal ini menunjukkan bahwa responden mempersepsikan budaya kerja

pengusaha pendatang termasuk disiplin, ulet, memiliki jiwa dagang, terbuka

mengenai informasi, serta memiliki kemitraan berdasarkan etnis. Responden

menyatakan bahwa budaya kerja yang dimiliki pengusaha pendatang cukup

terlihat dan tercermin pada perilaku mereka.

Tabel 9 Sebaran jawaban responden berdasarkan pernyataan persepsi mengenai

budaya kerja

Pernyataan

Pilihan jawaban Total

Rata-

rata

skor

SS S TS STS

n % n % n % n % n % Pengusaha pendatang

memiliki jiwa

berdagang yang telah

ditanamkan sejak kecil

9 18.0 41 82.0 0 0.0 0 0.0 50 100.0 3.18

Pengusaha pendatang

mampu

mengembangkan

usahanya karena

memiliki kedisiplinan

yang tinggi

4 8.0 40 80.0 6 12.0 0 0.0 50 100.0 2.96

Pengusaha pendatang

memiliki kekuatan

kemitraan berdasarkan

hubungan kesamaan

etnis

28 56.0 22 44.0 0 0.0 0 0.0 50 100.0 3.56

Pengusaha pendatang

memiliki keuletan

dalam berusaha

4 8.0 31 62.0 15 30.0 0 0.0 50 100.0 2.78

Pengusaha pendatang

terbuka menerima

informasi serta

masukan dari orang

lain

2 4.0 14 28.0 26 52.0 8 16.0 50 100.0 2.20

Total 47 18.8 148 59.2 47 18.8 8 3.2 250 100.0 2.94

Tabel 9 menunjukkan bahwa responden paling banyak mempersepsikan

bahwa kemitraan pengusaha pendatang berdasarkan hubungan etnsitas merupakan

salah satu budaya kerja mereka. Rata-rata skor jawaban responden adalah 3.56

yang menunjukkan bahwa responden dapat melihat dengan jelas mengenai

kekuatan kemitraan pengusaha pendatang karena terlihat pada keseharian mereka.

Hubungan etnisitas yang kuat ini dimanfaatkan para pengusaha pendatang untuk

membentuk suatu jaringan kerja atau usaha. Responden juga menyatakan bahwa

Page 60: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

42

jaringan usaha sepatu/sandal dikuasai seutuhnya oleh pengusaha Tionghoa seperti

berikut:

“Sekarang mau bikin usaha mandiri tuh susah soalnya dari

yang punya toko bahan sampai yang punya toko grosir orang

Cina. Ya kita pengusaha kecil adanya di tengah-tengah, mau

beli bahan ke mereka mau jual juga ke mereka. Kalo yang

punya bengkelnya orang Cina juga ya pasti lebih gampang,

mereka pasti lebih milih beli di pemilik bengkelnya orang Cina

juga. Pengusaha Cina juga kalau mau jual lebih gampang, pake

asas kepercayaan sesamanya saja”. (AS, 65 tahun)

Tabel 9 juga menjabarkan bahwa seluruh responden memiliki persepsi

positif mengenai jiwa berdagang pengusaha pendatang yang telah ditanamkan

sejak kecil. Sebanyak 82 persen menyatakan setuju serta 18 persen lainnya

menyatakan sangat setuju bahwa pengusaha pendatang sejak dari kecil telah

ditanamkan jiwa berdagang. Jiwa berdagang ini yang belum bisa didapatkan di

pengusaha lokal. Responden beranggapan bahwa jiwa berdagang yang tinggi akan

menentukan keberhasilan seorang pengusaha. Pengusaha pendatang telah

memiliki hal itu sehingga bukan suatu hal yang aneh bila pengusaha pendatang

termasuk berhasil dalam menjalankan usahanya. Hal ini seperti yang dikatakan

salah satu responden sebagai berikut:

“Ya orang Cina sama kaya orang Minang. Mereka kan sudah

terkenal jago dagang. Jiwa dagang mereka yang pasti kuat,

sudah dari kecil ditanamkan sama orang tuanya. Biasanya

mereka diajarkan mau berdagang dan merantau buat

mengembangkan usahanya.”. (SN, 44 tahun)

Responden paling sedikit mempersepsi positif mengenai budaya kerja pada

aspek kedisiplinan namun tetap termasuk persepsi positif. Rata-rata skor

responden adalah 2.96 pada pernyataan ini yang menunjukkan bahwa persepsi

responden positif. Sebanyak 80 persen responden menyetujui bahwa pengusaha

pendatang mampu mengembangkan usahanya karena memiliki kedisiplinan yang

tinggi. Kedisiplinan ini merupakan salah satu ukuran keberhasilan suatu usaha

dapat berjalan terus menerus atau tidak. Responden mempersepsikan bahwa

pengusaha pendatang disiplin baik dalam mendapatkan keuntungan hingga

mendidik anak-anaknya untuk memiliki jiwa berwirausaha yang giat. Delapan

persen responden bahkan menyatakan sangat setuju bahwa pengusaha pendatang

memiliki kedisiplinan yang tinggi. Hal ini dikarenakan responden tersebut pernah

bekerja pada pengusaha pendatang menjadi pekerja di bengkel sepatu/sandal.

Responden menyatakan bahwa pengusaha pendatang tidak memandang bulu

dalam hal kedisiplinan ini, baik orang lain maupun keluarga sendiri bila tidak

disiplin akan dikenakan hukuman.

Budaya kerja pengusaha pendatang secara rata-rata dipersepsikan positif.

Hal ini menunjukkan bahwa responden mempersepsikan bahwa pengusaha

pendatang memiliki budaya kerja yang baik. Pengusaha pendatang dipersepsikan

memiliki sifat ulet yang berarti responden mempersepsikan pengusaha pendatang

Page 61: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

43

gigih dalam berusaha serta tidak mudah puas. Keuletan tersebut mempengaruhi

kesuksesan dalam bekerja seperti yang diutarakan salah satu responden sebagai

berikut:

“Mereka tuh kalau pendapatannya kurang sedikit aja dari

target pasti akan diulik terus kenapa bisa nggak sesuai target.

Dirunut lagi kenapa bisa dapet hasil segitu, apakah targetnya

terlalu tinggi, atau ada yang ngehambat jalan mereka di

tengah-tengah, malah nggak jarang mereka suka curigaan sama

pekerjanya.”(ML, 42 tahun)

Keterbukaan menjadi salah satu aspek budaya kerja. Sifat terbuka terhadap

informasi dari orang lain dapat memperkaya pengetahuan mengenai usaha yang

sedang dijalankan. Rata-rata responden tidak menyetujui bahwa pengusaha

pendatang terbuka menerima informasi serta masukan dari orang lain namun

keterbukaan dipersepsikan secara negatif oleh responden. Terlihat dari rata-rata

skor untuk pernyataan ini yaitu 2.2 yang berarti bahwa responden tidak setuju

terhadap pernyataan keterbukaan pengusaha pendatang. Hal ini menunjukkan

bahwa keterbukaan pengusaha pendatang bukan merupakan salah satu budaya

kerja yang ditunjukan oleh pengusaha pendatang. Responden mempersepsi

pengusaha pendatang dengan negatif yaitu kurang bisa menerima informasi.

Kesimpulan yang dapat diambil dai Tabel 9 adalah responden

mempersepsikan budaya kerja pengusaha pendatang adalah budaya kerja yang

ulet. Responden mempersepsikan bahwa budaya kerja ulet memiliki ciri punya

kekuatan kemitraan, memiliki jiwa berdagang, disiplin, serta ulet dalam berusaha.

Hal tersebut menunjukkan bahwa budaya kerja yang dimiliki pengusaha

pendatang dapat dikatakan baik untuk dijadikan panutan. Responden juga

menyatakan bahwa mereka ingin usaha mereka sukses bahkan melampaui

pengusaha pendatang namun sulit untuk menanamkan budaya kerja seperti

pengusaha pendatang.

Persepsi mengenai Dampak Kehadiran

Dampak kehadiran pengusaha pendatang dirasakan cukup berpengaruh pada

usaha yang dijalankan pengusaha lokal. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh

salah satu responden bahwa pengusaha pendatang mempengaruhi keseluruhan

usaha sepatu di Desa Kotabatu. Ini dikarenakan semakin tahun pengusaha

pendatang semakin banyak dan tidak hanya membuka usaha bengkel sepatu saja

bahkan merambah pada usaha bahan sepatu hingga usaha grosir. Pengusaha lokal

hanya mampu membuka bengkel rumahan yang sederhana sedangkan pengusaha

pendatang dapat membuka tempat usaha yang sudah memiliki mesin-mesin besar.

Semakin banyaknya pengusaha pendatang dirasa responden cukup

memberikan dampak pula pada jalannya usaha sepatu responden. Responden

mengatakan bahwa usaha yang dijalankan semakin mengalami kesulitan akibat

banyaknya persaingan dengan pengusaha pendatang maupun pengusaha lokal

pula. Kehadiran pengusaha pendatang dapat dilihat berdasarkan lima aspek

berikut yaitu (1) meningkatkan jiwa kompetisi pengusaha lokal, (2) membuat

Page 62: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

44

usaha pengusaha lokal terancam, (3) menjadikan pengusaha pendatang mengalami

banyak keuntungan, (4) membuat pengusaha lokal mengalami kerugian usaha,

serta (5) mengakibatkan industri di Kotabatu menjadi lebih terkenal. Tabel 10

menunjukkan data tentang persepsi mengenai dampak kehadiran pengusaha

pendatang.

Tabel 10 Sebaran jawaban responden berdasarkan pernyataan persepsi mengenai

dampak kehadiran

Pernyataan

Pilihan jawaban Total

Rata-

Rata

Skor

SS S TS STS

n % n % n % n % n % Adanya pengusaha

pendatang dapat

meningkatkan jiwa

kompetisi dalam

berusaha

5 10.0 38 76.0 7 14.0 0 0.0 50 100.0 2.96

Datangnya pengusaha

pendatang tidak

membuat usaha saya

menjadi terancam

1 2.0 18 36.0 15 30.0 16 32.0 50 100.0 2.08

Adanya pengusaha

pendatang tidak

membuat saya

mengalami kerugian

usaha

0 0.0 15 30.0 18 36.0 17 34.0 50 100.0 1.96

Pengusaha pendatang

mengakibatkan

industri di desa ini

menjadi lebih

terkenal

0 0.0 19 38.0 30 60.0 1 2.0 50 100.0 2.36

Total 6 2.4 90 36.0 111 44.4 43 17.2 250 100.0 2.24

Tabel 10 menunjukkan bahwa secara rata-rata responden mempersepsikan

bahwa dampak kehadiran pengusaha pendatang merugikan pengusaha lokal. Nilai

rata-rata skor responden dalam menjawab pernyataan mengenai dampak adalah

2.24, ini berarti responden memiliki persepsi bahwa dampak kehadiran pengusaha

pendatang tidak bisa memotivasi responden dalam berusaha. Terdapat satu

pernyataan yang ditanggapi positif yaitu adanya pengusaha pendatang dapat

meingkatkan jiwa kompetisi dalam berusaha.

Sebanyak 86 persen responden memiliki persepsi positif keberadaan

pengusaha pendatang dapat meningkatkan jiwa kompetisi dalam berusaha.

Sebanyak 76 persen responden menyatakan setuju dan 10 persen menyatakan

sangat setuju bahwa jiwa kompetisi mereka semakin muncul karena responden

merasa memiliki pesaing yang bukan saja sesama pengusaha lokal melainkan

pengusaha pendatang. Munculnya pesaing dapat memicu semangat seseorang

dalam berusaha, tidak terkecuali pengusaha lokal yang tidak ingin kalah saing

dengan pengusaha pendatang. Pengusaha lokal berusaha semakin produktif dan

inovatif dalam menjalankan usahanya. Rata-rata skor responden dalam menjawab

pernyataan ini adalah 2.96. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden

menyetujui bahwa adanya pengusaha pendatang dapat meningkatkan jiwa

Page 63: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

45

kompetisi dalam berusaha. Responden mempersepsikan secara positif mengenai

dampak kehadiran pengusaha pendatang. Responden mempersepsikan bahwa

dampak kehadiran pengusaha pendatang dapat menginspirasi pengusaha lokal

untuk tetap berusaha dan jangan sampai kalah saing dengan pengusaha pendatang.

Hal ini sesuai dengan yang dituturkan salah satu responden sebagai berikut:

“Sebenarnya adanya orang pendatang disini yang buka usaha

ya berarti kan nambah saingan. Kalau ditanggapi positif berarti

kita harus lebih rajin lagi usahanya soalnya hidup kita kan

bergantung di usaha ini jadi mau nggak mau kita harus berani

bersaing sama pendatang.” (SF, 45 tahun)

Responden memiliki persepsi bahwa adanya pengusaha pendatang membuat

mereka mengalami kerugian. Rata-rata skor responden dalam menanggapi

pernyataan ini adalah 1.96 yang berarti bahwa responden mempersepsikan negatif.

Responden menganggap bahwa pengusaha pendatang membuat mereka

mengalami kerugian. Kerugian yang dirasakan oleh responden terutama terjadi

perebutan pekerja bengkel sepatu. Pekerja bengkel sepatu lebih memilih bekerja

di bengkel pengusaha pendatang. Hal ini terjadi karena di pengusaha pendatang

selalu memiliki pekerjaan yang banyak dan setiap harinya ada tugas. Pengusaha

pendatang lebih sering mendapat order sepatu yang banyak dan membutuhkan

banyak pula pekerja. Selain itu jumlah upah yang dibayarkan pengusaha

pendatang lebih tinggi karena termasuk uang makan, berbeda dengan pekerja di

pengusaha lokal yang tidak diberi uang makan. Pekerja di pengusaha lokal tidak

diberi uang makan karena pemilik bengkel menyediakan makan di bengkel. Hal

ini yang menjadi perhitungan para pekerja. Karena jelas mereka lebih memilih

uang tunai bila dibandingkan dengan disediakan makan. Hal ini sesuai dengan

yang dikatakan oleh responden sebagai berikut:

“Sekarang mah ya kalau dipikir rugi ya jelas kita rugi. Kan

semakin banyak yang buka bengkel jadi semakin banyak juga

yang nyari pekerja di bengkel. Sedangkan kita tahu sendiri

kalau anak muda sekarang jarang ada yang mau kerja di

bengkel. Mereka lebih milih kerja di pabrik besar soalnya gaji

disana lebih banyak dari disini.” (AD, 25 tahun)

Secara rata-rata responden mempersepsikan dampak kehadiran pengusaha

pendatang kurang menguntungkan. Nilai skor rata-rata jawaban responden

mengenai dampak kehadiran adalah 2.24 yang berarti bahwa responden

mempersepsi dampak kehadiran pengusaha pendatang tidak bisa memotivasi

pengusaha lokal untuk lebih giat berusaha. Hal tersebut bisa terjadi karena secara

umum responden menganggap bahwa pengusaha pendatang adalah pesaing bisnis

yang dijalankan serta dapat mengancam keberlanjutan usaha mereka. Dampak

negatif dirasakan responden ketika sedang mencari pekerja untuk bengkel sepatu

mereka. Selain masalah pekerja hal lain yang dirasa dampak keberadaan

pengusaha pendatang adalah jatuhnya harga pasar sepatu. Pengusaha pendatang

memiliki hubungan kemitraan berdasarkan etnis sehingga mudah memperoleh

kepercayaan pemilik toko grosir yang hampir seluruhnya etnis Tionghoa dan

Page 64: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

46

beberapa Minang. Hal tersebut mendesak pengusaha lokal untuk memperkecil

harga produk agar memperoleh kepercayaan pemilik grosir.

Persepsi mengenai Sifat dan Karakter

Sifat dan karakter seseorang mudah dipersepsikan oleh orang lain terutama

bila orang tersebut berada pada suatu kelompok tertentu. Sifat dan karakter

pengusaha pendatang dinilai berdasarkan etnisnya. Etnis yang sudah terkenal

memiliki jiwa usaha yang kental adalah Tionghoa dan Minang. Pandangan

tersebut sudah menjadi pandangan yang umum sehingga responden cenderung

beranggapan bahwa etnis pengusaha pendatang akan sama sifat dan karakternya

dengan orang lain yang sama etnisnya.

Rata-rata responden mempersepsikan sifat dan karakter pengusaha

pendatang secara negatif. Hal ini dikarenakan nilai rata-rata skor jawaban

responden mengenai sifat dan karakter ini adalah 2.31 yang berarti bahwa

responden mempersepsi secara negatif. Hal ini menunjukkan bahwa responden

menganggap bahwa pengusaha pendatang memiliki sifat dan karakter yang tidak

baik. Responden terutama memiliki persepsi negatif mengenai sifat dan karakter

pengusaha pendatang yang pelit serta tidak mudah untuk mempercayai orang lain.

Responden mempersepsikan bahwa pengusaha pendatang memiliki sifat yang

curiga terhadap orang lain terutama pesaing bisnis mereka. Responden juga

mempersepsikan bahwa tidak mudah membagikan informasi kepada orang lain.

Berikut merupakan tabel yang menjabarkan persepsi mengenai sifat dan karakter

pengusaha pendatang.

Tabel 11 Sebaran jawaban responden berdasarkan pernyataan persepsi mengenai

sifat dan karakter

Pernyataan

Pilihan jawaban Total

Rata-

rata

skor

SS S TS STS

n % n % n % n % n % Pengusaha

pendatang memiliki

sifat yang ulet

2 4.0 41 82.0 7 14.0 0 0.0 50 100.0 2.90

Pengusaha

pendatang tidak

pelit dalam berbagi

informasi

0 0.0 0 0.0 34 68.0 16 32.0 50 100.0 1.68

Pengusaha

pendatang memiliki

sifat yang jujur

dalam bekerja

4 8.0 34 68.0 12 24.0 0 0.0 50 100.0 2.84

Pengusaha

pendatang mudah

untuk mempercayai

orang

0 0.0 0 0.0 10 20.0 40 80.0 50 100.0 1.20

Pengusaha

pendatang rajin

dalam berusaha

5 10.0 36 72.0 9 18.0 0 0.0 50 100.0 2.92

Total 11 4.4 111 44.4 72 28.8 56 22.4 250 100.0 2.31

Page 65: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

47

Tabel 11 menunjukkan bahwa respoden mempersepsikan bahwa pengusaha

pendatang yang rajin dalam berusaha. Nilai rata-rata responden dalam menjawab

pernyataan ini adalah 2.92 sehingga persepsi responden menyatakan pengusaha

pendatang memiliki sifat/karakter yang rajin. Sebanyak 82 persen responden

menyatakan setuju dan 4 persen menyatakan sangat setuju bahwa pengusaha

pendatang memiliki sifat yang ulet. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan salah

satu responden sebagai berikut:

“Mereka mah rajin kalau udah masalah kerja. Ya dibilang rajin

soalnya mau kemanapun misalnya mereka pergi pasti ada aja

obrolan tentang bisnis. Apalagi kalau mereka udah ketemu

sama orang yang sama-sama Cina pasti aja ada yang

diomongin tentang usahanya.” (TK, 38 tahun)

Responden juga mempersepsikan bahwa pengusaha pendatang termasuk

tidak mudah mempercayai orang lain. Nilai rata-rata responden untuk pernyataan

ini adalah 1.2 yang berarti bahwa persepsi responden negatif. Hal ini

menunjukkan bahwa responden memiliki kesepakatan pemikiran bahwa

pengusaha pendatang sulit untuk mempercayai orang lain. Rata-rata responden

menyatakan tidak setuju bahwa pengusaha pendatang mudah untuk mempercayai

orang lain. Responden menyatakan bahwa bila ingin mendapat kepercayaan

pengusaha pendatang, pengusaha lokal harus berani berkorban terlebih dahulu

kemudian pengusaha pendatang terebut akan menilai apakah usahanya tersebut

sungguh-sungguh atau tidak. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh salah satu

responden sebagai berikut:

“Kalau mau kerja sama sama orang Cina dan Minang, awalnya

kita harus nyiapin modal walaupun cuma sedikit nanti sisanya

mereka yang tambahin. Terus nanti kita dikasih order sepatu

sama mereka, kita yang kerjain. Nanti hasil kerja kita dinilai

sama mereka, apa kita jujur waktu pakai bahan mentahnya, apa

kita jujur ngasih semua hasilnya cuma ke mereka. Kalau kita

sudah dapat kepercayaan mereka, mereka pasti baik sama

kita.” (HB, 50 tahun)

Sifat dan karakter responden yang dinyatakan secara positif oleh responden

adalah mengenai sifatnya yang ulet serta kejujuran. Kejujuran dianggap menjadi

hal yang paling penting dan benar-benar dijaga oleh pengusaha pendatang. Dalam

hubungan kerja sama dengan pengusaha lokal, pengusaha pendatang akan

langusng memberhentikan kerja sama bila mengetahui bahwa pengusaha lokal

tidak jujur dalam bekerja. Selanjutnya sifat dan karakter yang dipersepsikan

secara negatif oleh responden adalah mengenai sifatnya yang tidak mudah

mempercayai orang lain serta pelit dalam berbagi informasi. Kesimpulan yang

dapat diambil dari Tabel 11 adalah responden mempersepsikan pengusaha

pendatang adalah pengusaha yang pekerja keras namun tertutup. Dikatakan

pekerja keras karena pengusaha pendatang ulet, jujur, serta rajin dalam berusaha

namun dikatakan tertutup karena pengusaha pendatang dipersepsikan pelit dalam

berbagi informasi serta tidak mudah percaya pada orang lain.

Page 66: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

48

Gambar 2 disajikan jumlah responden berdasarkan persepsi terhadap

pengusaha pendatang. Persepsi tersebut berdasarkan total skor jawaban responden

mengenai persepsi terhadap pengusaha pendatang.

Gambar 2 Jumlah responden berdasarkan persepsi terhadap pengusaha pendatang

Gambar 2 menunjukkan bahwa responden cenderung mempersepsikan

pengusaha pendatang adalah seorang Entrepreneur. Sebanyak 64 persen

responden mempersepsikan pengusaha pendatang adalah pengusaha yang

memiliki jiwa entrepreneur yang tinggi. Dikatakan demikian karena responden

mempersepsikan hal-hal yang dapat mencerminkan pengusaha yang jiwa

entrepreneurnya tinggi sebagai berikut:

1. Mempunyai hubungan kemitraan berdasarkan etnis

2. Mengetahui cara memperbesar usahanya

3. Jeli melihat peluang usaha

4. Mempunyai jiwa berdagang yang telah ditanamkan sejak kecil

5. Mengetahui mode terkini

6. Dapat meningkatkan jiwa kompetisi dalam berusaha

7. Memiliki kedisiplinan yang tinggi

8. Rajin dalam berusaha

9. Tidak membuat produk yang asal jadi

10. Memiliki sifat yang ulet

11. Jujur dalam bekerja

12. Memiliki kualitas produk yang tinggi dengan harga murah

13. Produknya lebih diminati konsumen

14. Produknya berkualitas tinggi

Sebanyak 36 persen responden mempersepsikan bahwa pengusaha

pendatang adalah pengusaha yang tertutup pada orang yang berbeda etnis. Hal ini

dapat terlihat dari ciri-ciri pengusaha pendatang sebagai berikut:

36%

64%

Jumlah responden berdasarkan persepsi terhadap pengusaha pendatang

Bukan entrepreneur (skor total 22-55) Entrepreneur (skor 56-88)

Page 67: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

49

1. Tidak mudah mempercayai orang lain

2. Termasuk pelit dalam berbagi informasi

3. Membuat pengusaha lokal mengalami kerugian usaha

4. Membuat usaha pengusaha lokal terancam

5. Tidak memberikan harga khusus

6. Tidak terbuka terhadap informasi

7. Tidak membuat industri sepatu/sandal di desa menjadi lebih terkenal

Responden menyatakan bahwa pengusaha pendatang termasuk pengusaha

yang sukses namun tertutup dalam berbagi informasi. Mereka memiliki etika

tersendiri dalam berusaha sehingga hanya membagikan informasi pada orang-

orang tertentu terutama yang memiliki kesamaan etnis. Responden

mempersepsikan bahwa baik dari cara berdagang, kualitas produk, serta budaya

kerja pengusaha pendatang patut untuk dicontoh.

Page 68: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

50

RESPONS TERHADAP PENGUSAHA PENDATANG

Tingkat Penerimaan terhadap Pengusaha Pendatang

Penerimaan pengusaha lokal terhadap pengusaha pendatang dapat dilihat

dari seberapa jauh pengusaha lokal berinteraksi dengan pengusaha pendatang.

Interaksi tersebut dapat ditentukan berdasarkan skala jarak sosial antara responden

dengan pengusaha pendatang. Pengukuran menggunakan skala Bogardus yang

dapat mengukur bagaimana tingkat kedekatan atau jarak yang dirasakan

responden dengan yang berbeda etnis. Jarak kedekatan tersebut dilihat dari sampai

sejauh mana responden berinteraksi dan dalam konteks apa mereka

berkomunikasi. Apakah hanya sebatas menyapa dan berbincang atau telah sampai

tahap memiliki kegiatan bersama di dalam masyarakat. Berikut tabel yang

menjelaskan jumlah responden yang berada di tingkat-tingkat penerimaan.

Tabel 12 Sebaran jawaban responden berdasarkan tingkat penerimaan terhadap

pengusaha pendatang

Pertanyaan mengenai penerimaan

berdasarkan tingkatan

Jawaban

Total Tidak

pernah Pernah

n % n % n % Apakah bapak/ibu menyapa pengusaha

pendatang setiap kali berpapasan? 0 0.0 50 100.0 50 100.0

Apakah bapak/ibu berbincang dengan

pengusaha pendatang? 1 2.0 49 98.0 50 100.0

Apakah bapak/ibu membuka obrolan mengenai

usaha yang sedang dijalankan? 8 16.0 42 84.0 50 100.0

Apakah bapak/ibu membagikan informasi

mengenai pengelolaan industri ke pengusaha

pendaang?

14 28.0 36 72.0 50 100.0

Apakah bapak/ibu memiliki kegiatan bersama

dalam masyarakat dengan pengusaha

pendatang?

26 52.0 24 48.0 50 100.0

Berdasarkan Tabel 12 terlihat bahwa seluruh responden pernah bertegur

sapa dengan pengusaha pendatang dan tidak ada satupun responden yang tidak

pernah menyapa pengusaha pendatang. Hal ini menunjukkan bahwa pengusaha

lokal (responden) berusaha untuk menerima kehadiran pengusaha pendatang

sehingga hubungan sesama tetangga akan terjalin lebih baik. Saling menyapa

ketika berpapasan menunjukkan itikad baik dari kedua belah pihak untuk

menghasilkan hubungan yang baik pula. Hal ini pula dapat membuka hubungan

yang positif antara pengusaha lokal dengan pengusaha pendatang. Responden

yang memiliki pengalaman pada tingkat satu menurut interaksinya ada satu orang.

Responden tersebut memiliki interaksi yang sangat rendah dengan pengusaha

pendatang.

Selain itu sebanyak 98 persen responden mengatakan bahwa mereka pernah

berbincang dengan pengusaha pendatang. Hal yang dibicarakan adalah hal-hal

Page 69: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

51

umum. Hanya 2 persen responden yang menyatakan bahwa tidak pernah

berbincang dengan pengusaha pendatang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian

besar responden intensitas komunikasi responden dengan pengusaha pendatang

cukup tinggi karena bukan hanya bertegur sapa, tetapi sering berbincang dengan

pengusaha pendatang. Sebanyak 42 persen dari responden pernah membuka

obrolan dengan pengusaha pendatang, hal ini menandakan bahwa responden

terbuka untuk mengobrol dengan pengusaha pendatang karena mencoba untuk

mengakrabkan diri yaitu dengan berbincang.

Berdasarkan Tabel 12 dapat dilihat bahwa sebanyak 72 persen responden

pernah membagikan informasi mengenai pengelolaan industri ke pengusaha

pendatang. Responden mengakui bahwa urusan pengelolaan baik tentang order

sepatu/sandal ataupun mengenai pekerja adalah rahasia. Hal yang dibagikan

kepada pengusaha pendatang adalah mengenai informasi harga-harga bahan baku

saja. Hampir seluruh responden yang sering berbagi informasi ini memiliki

hubungan kerja sama dengan pengusaha pendatang. Sehingga minimal satu hari

dalam seminggu responden bertukar pikiran atau hanya sekedar berkonsultasi

mengenai usaha yang dijalankannya. Responden yang tidak pernah membagikan

informasi menganggap bahwa pengusaha pendatang tidak penah memberikan

informasi mengenai usaha mereka sehingga responden juga tidak perlu

membagikan informasi kepada mereka. Responden menganggap bahwa usaha

pengusaha pendatang lebih berjalan lancar dibanding usahanya sehingga tidak

perlu lagi membagikan informasi apapun.

Tidak banyak pengusaha pedatang yang bermasyarakat. Kebanyakan dari

mereka tinggal di Desa Kotabatu karena memang hanya ingin membuka usaha di

desa tersebut. Sebanyak 52 persen responden menyatakan bahwa mereka tidak

pernah memiliki kegiatan bersama di dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan para

pengusaha baik pengusaha lokal maupun pengusaha pendatang jarang mengikuti

kegiatan masyarakat seperti ronda, kerja bakti, pengajian, arisan, bahkan rapat

warga sekalipun. Sebanyak 48 persen responden menyatakan bahwa mereka

pernah memiliki kegiatan bersama dengan masyarakat. Hal ini menandakan

bahwa terdapat pengusaha lokal dan pengusaha pendatang yang mengikuti

kegiatan di masyarakat. Responden menyatakan bahwa mereka sering memiliki

kegiatan bersama di dalam masyarakat dengan pengusaha pendatang. Responden

yang sering memiliki kegiatan bersama di masyarakat adalah responden yang

berdomosili di sekitar komplek perumahan Paspampres yang sebagian besar

pengusaha pendatang bertempat tinggal di komplek tersebut.

Berdasarkan Tabel 12 dapat disimpulkan bahwa interaksi responden dengan

pengusaha pendatang termasuk intens karena sebanyak 48 persen responden telah

sampai tingkat memiliki kegiatan bersama dalam masyarakat. Seluruh responden

telah melewati tingkat 1 penerimaan yaitu menyapa pengusaha pendatang setiap

kali berpapasan. Hal ini menunjukkan bahwa responden termasuk warga yang

ramah serta berusaha menerima pendatang. Responden yang berada pada tingkat 2

penerimaan yaitu hanya sampai menyapa pengusaha pendatang sebanyak 1 orang.

Di tingkat 3 penerimaan terdapat 7 responden yang sampai tingkat berbincang

dengan pengusaha pendatang. Selanjutnya responden di tingkat 4 yaitu hanya

sampai membuka obrolan mengenai usahanya sebanyak 6 orang. Responden yang

berada di tingkat 5 yaitu membagikan informasi mengenai usahanya sebanyak 12

orang. Responden yang membagikan informasi tersebut mengaku hanya

Page 70: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

52

memberikan informasi seperlunya saja. Kemudian sebanyak 24 responden

menyatakan pernah memiliki kegiatan bersama masyarakat. Hal ini menunjukkan

bahwa tingkat penerimaan responden yang berada di tingkat 4 penerimaan paling

banyak daripada responden yang berada di tingkat lain. Berdasarkan hal tersebut

dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat keintiman

dan keakraban yang tinggi dengan pengusaha pendatang.

Responden memiliki intensitas komunikasi yang tinggi terhadap pengusaha

pendatang. Pengusaha pendatang yang dimaksud adalah semua pengusaha

beretnis lain yang sama-sama mendirikan bengkel maupun yang memiliki usaha

di bidang sepatu lain seperti pengusaha toko bahan sepatu dan toko grosir.

Intensitas komunikasi responden dikatakan tinggi karena hampir seluruh jalur

usaha sepatu ini dikuasai oleh etnis Tionghoa sehingga mau tidak mau mereka

harus berhubungan langsung dengan pengusaha pendatang tersebut. Sebagian

kecil responden yang memiliki intensitas komunikasi rendah. Hal ini dikarenakan

hanya beberapa responden saja yang menyatakan sebisa mungkin tidak banyak

bergantung pada pengusaha pendatang. Mereka lebih memilih untuk menjalankan

usaha secara mandiri karena akan sulit berhubungan dengan pengusaha pendatang

karena keuntungan yang didapat pun tidak seberapa besar.

Keterlibatan Pengusaha Lokal dalam Demonstrasi

Respons juga dilihat berdasarkan keterlibatan responden pada demonstrasi

yang pernah terjadi. Demonstrasi penolakan adanya pengusaha pendatang

dilakukan oleh beberapa pengusaha lokal untuk meyatakan keresahan mereka

akibat keberadaan pengusaha pendatang yang semakin lama semakin banyak.

Pada Gambar 3 disajikan jumlah responden berdasarkan keterlibatannya pada

demonstrasi sebagai berikut.

Gambar 3 Jumlah responden berdasarkan keterlibatannya pada demonstrasi

24%

76%

Jumlah responden berdasarkan keterlibatannya pada demonstrasi

Ikut Tidak Ikut

Page 71: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

53

Gambar 3 menunjukkan bahwa hanya 24 persen dari responden yang

mengikuti demonstrasi penolakan kehadiran pengusaha pendatang. Responden

yang tidak mengikuti demonstrasi merasa tidak perlu mengikuti demonstrasi

tersebut secara ramai-ramai. Cukup beberapa orang saja sebagai perwakilan dari

pegusaha lokal yang menyampaikan aspirasi kepada pemerintah desa. Beberapa

responden juga mengaku percuma mengadakan demonstrasi karena belum tentu

aspirasi mereka ditampung serta ditindaklanjuti oleh pihak pemerintah desa.

Pengusaha lokal yang mengikuti demonstrasi adalah pengusaha yang rata-rata

telah lebih dari sepuluh tahun membuka Usaha Mikro sepatu/sandal di Desa

Kotabatu. Berikut Tabel 13 yang menunjukkan respons responden terhadap

pengusaha pendatang.

Tabel 13 Jumlah dan persentase responden berdasarkan respons terhadap

pengusaha pendatang

Respons Jumlah

n %

Negatif 11 22.0

Positif 39 78.0

Total 50 100.0

Tabel 13 menunjukkan bahwa sebanyak 78 persen responden memiliki

respons yang positif mengenai keberadaan pengusaha pendatang. Hal ini

menunjukkan bahwa meskipun secara tersirat responden kurang menyukai

keberadaan pengusaha pendatang namun sebagian besar mereka memiliki respons

yang baik terhadap keberadaan pengusaha pendatang. Responden menerima

kehadiran pengusaha pendatang dari segi cara berdagang namun tidak menerima

sifat pengusaha pendatang. Pengusaha lokal hanya memiliki respons positif yaitu

menerima kehadiran pengusaha pendatang. Pengusaha lokal dapat menerima

kemudahan akibat kehadiran pengusaha pendatang yaitu lebih mudah

mendapatkan bahan baku tersebut sehingga menguntungkan dari segi materi dan

waktu. Salah satu responden menyatakan bahwa meskipun mereka merasa

tersaingi namun mempermudah dalam akses bahan baku seperti berikut:

“Sebenernya sih yah adanya mereka ya nambah saingan, tapi

semenjak mereka banyak yang pindah kesini jadi banyak orang yang

buka usaha sepatu. Toko bahan sama grosir sepatu jadi banyak yang

buka disini jadinya kan kita kalau mau nyari bahan-bahan gampang,

gak usah jauh-jauh ke pasar. Jadi ya menurut saya kita mau gak suka

juga tapi sebenarnya dipermudah akibat keberadaan mereka, terlebih

buat yang suka pinjem-pinjem modal jadi lebih gampang.” (EJ, 54

tahun)

Responden yang menyatakan hal seperti EJ tersebut tidak banyak namun

responden lain cenderung menyangkal bahwa dengan adanya pengusaha

pendatang di Desa Kotabatu ternyata dapat mempermudah akses mereka terhadap

bahan baku serta mempersingkat waktu dalam membeli dan mengirimkan barang

karena grosir sudah ada di desa ini. Hal yang tidak dipungkiri oleh responden

Page 72: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

54

adalah mereka menjadi lebih mudah memperoleh bantuan modal karena

pengusaha pendatang ada pula yang menawarkan bantuan bila ingin bekerja sama

dengan mereka.

Page 73: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

55

HUBUNGAN KARAKTERISTIK RESPONDEN DAN

TINGKAT PENGALAMAN DENGAN PERSEPSI

Hubungan Karakteristik Responden dengan Persepsi

Hubungan Jenis Kelamin dengan Persepsi

Jenis kelamin diduga memiliki hubungan dengan persepsi mengenai cara

berdagang. Perempuan diduga akan memiliki persepsi yang negatif terhadap

pengusaha pendatang mengenai cara berdagang. Hal ini dikarenakan perempuan

biasanya lebih menggunakan perasaan dalam mempersepsi seseorang. Sedangkan

laki-laki diduga akan memiliki persepsi yang lebih positif. Berikut tabel yang

menjelaskan hubungan antara jenis kelamin dengan persepsi.

Tabel 14 Jumlah dan persentase responden berdasarkan jenis kelamin dan

persepsi

Jenis Kelamin

Persepsi terhadap pengusaha pendatang Total

Bukan entrepreneur Entrepreneur

n % n % n %

Perempuan 5 27.8 11 34.4 16 32.0

Laki-laki 13 72.2 21 65.6 34 68.0

Total 18 100.0 32 100.0 50 100.0

Responden penelitian ini berjumlah 50 orang pengusaha lokal yang terdiri

dari 16 orang berjenis kelamin perempuan dan 34 orang berjenis kelamin laki-

laki. Tabel 14 menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin perempuan yang

mempersepsikan pengusaha pendatang bukan entrepreneur sebanyak 5 orang

(27.8%) dan 11 orang (34.4%) yang mempersepsikan pengusaha pendatang

adalah entrepreneur. Responden berjenis kelamin laki-laki yang memiliki

mempersepsikan pengusaha pendatang bukan entrepreneur sebanyak 13 orang

(72.2%) dan 21 orang (65.6%) yang mempersepsikan entrepreneur. Berdasarkan

data tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin

dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang.

Hasil dari pengolahan data SPSS menunjukkan bahwa tidak ada korelasi

antara jenis kelamin dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang. Korelasi

antara jenis kelamin dengan persepsi yaitu sangat lemah dan tidak searah yaitu

sebesar -0.068 dengan nilai p (0.639) > alpha 10 persen yang artinya korelasi

tidak signifikan. Responden cenderung memiliki persepsi yang positif sehingga

persepsi tidak bergantung pada jenis kelaminnya.

Berdasarkan hasil yang didapat jelas terlihat bahwa tidak terdapat hubungan

yang signifikan antara jenis kelamin dengan persepsi. Hal ini menunjukkan bahwa

jenis kelamin apapun dapat memiliki persepsi baik positif maupun negatif. Namun

persepsi yang muncul lebih banyak yang mempersepsikan pengusaha pendatang

adalah entrepreneur sehingga tidak terlihat jelas perbedaan antara jenis kelamin

yang melihat pengusaha secara positif atau negatif.

Page 74: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

56

Hubungan Umur dengan Persepsi

Umur responden dibagi ke klasifikasi tua dan muda berdasarkan data emik.

Responden termasuk muda bila umur mereka kurang dari 41 tahun dan dikatakan

tua bila umur mereka dari 41 tahun ke atas. Umur responden diduga memiliki

hubungan dengan persepsi yang muncul. Berdasarkan penelitian yang dilakukan,

hubungan antara umur dengan persepsi tertuang pada tabel berikut.

Tabel 15 Jumlah dan persentase responden berdasarkan umur dan persepsi

Umur

Persepsi terhadap pengusaha pendatang Total

Bukan entrepreneur Entrepreneu

n % n % n %

Muda 5 27.8 18 56.2 23 46.0

Tua 13 72.2 14 43.8 27 54.0

Total 18 100.0 32 100.0 50 100.0

Tabel 15 memperlihatkan jumlah dan persentase persepsi responden

berdasarkan umurnya. Responden penelitian ini terdiri dari umur muda dan umur

tua. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berumur muda

yang mempersepsikan pengusaha pendatang bukan entrepreneur sebanyak 5 orang

(27.8%) dan sebanyak 18 orang (56.2%) yang mempersepsikan pengusaha

pendatang adalah entrepreneur. Berbeda dengan responden yang berumur muda,

pada responden yang berumur terdapat 13 orang (72.2%) yang memiliki

mempersepsikan pengusaha pendatang bukan entrepreneur dan 14 orang (43.8%)

yang mempersepsikan pengusaha pendatang adalah entrepreneur.

Berdasarkan hasil uji statistik Rank Spearman, didapatkan nilai koefisien

korelasi antara umur dengan persepsi sebesar -0.274 sehingga dapat dikatakan

bahwa terdapat korelasi antara umur dengan persepsi namun korelasi antara umur

dengan cukup dan tidak searah. Sedangkan nilai p (0.054) > alpha 10 persen yang

artinya korelasi antara umur dengan persepsi tidak signifikan.

Hal ini menunjukkan bahwa persepsi responden terhadap pengusaha

pendatang tidak bergantung pada umurnya. Meskipun terdapat kecenderungan

responden umur muda lebih mempersepsikan pengusaha pendatang secara positif

dan responden umur tua cenderung mempersepsikan pengusaha pendatang secara

negatif namun hubungan tersebut tidak cukup kuat menggambarkan hubungan.

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Persepsi Tingkat pendidikan diduga berhubungan dengan persepsi. Diduga tingkat

pendidikan responden yang tinggi akan menghasilkan persepsi terhadap

pengusaha pendatang yang positif. Tingkat pendidikan dibagi ke dalam dua

klasifikasi yaitu rendah dengan tinggi. Tingkat pendidikan termasuk rendah bila

responden tidak sekolah hingga tamat Sekolah Menengah Pertama dan termasuk

tingkat pendidikan tinggi bila responden pernah atau lulus Sekolah Menengah

Atas. Berikut merupakan tabel yang menunjukkan ada atau tidaknya hubungan

antara tingkat pendidikan dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang.

Page 75: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

57

Tabel 16 Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat pendidikan dan

persepsi

Tingkat

pendidikan

Persepsi terhadap pengusaha pendatang Total

Bukan entrepreneur Entrepreneur

n % n % n %

Rendah 17 94.4 26 81.2 43 86.0

Tinggi 1 5.6 6 18.8 7 14.0

Total 18 100.0 32 100.0 50 100.0

Tabel 16 menunjukkan hasil bahwa responden yang tingkat pendidikannya

tinggi lebih sedikit yang mempersepsikan pengusaha pendatang buka

entrepreneur. Di tingkat pendidikan rendah, terdapat 17 orang (94.4%) responden

yang memiliki mempersepsikan pengusaha pendatang bukan entrepreneur dan 26

orang (81.2%) responden yang mempersepsikan bahwa pengusaha pendatang

adalah entrepreneur. Responden yang tingkat pendidikan tinggi terdapat 1 orang

(5.6%) yang mempersepsikan pengusaha pendatang bukan entrepreneur yaitu

pengusaha yang tertutup sedangkan 6 orang lainnya (18.8%) mempersepsikan

bahwa pengusaha pendatang adalah entrepreneur. Hal ini menunjukkan bahwa

tidak terlihat hubungan yang jelas antara tingkat pendidikan responden dengan

persepsi yang muncul terhadap pengusaha pendatang.

Berdasarkan hasil uji statistik Rank Spearman yang dilakukan, didapatkan

nilai koefisien korelasi sebesar 0.183. Hal ini berarti tidak terdapat korelasi antara

tingkat pendidikan dengan persepsi. Korelasi tersebut sangat lemah dan searah

dengan nilai p (0.205) > alpha 10 persen. Artinya korelasi antara tingkat

pendidikan dengan persepsi tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi

yang muncul pada responden tidak bergantung dengan tingkat pendidikan

responden. Tingkat pendidikan baik tinggi maupun rendah sama-sama dapat

menghasilkan persepsi apapun. Responden yang tingkat pendidikannya rendah

lebih banyak yang memiliki mempersepsikan pengusaha pendatang bukan

entrepreneur dibandingkan dengan responden yang tingkat pendidikannya tinggi.

Selain itu responden yang tingkat pendidikannya rendah pula lebih banyak yang

mempersepsikan pengusaha pendatang adalah entrepreneur daripada responden

yang memiliki tingkat pendidikan tinggi.

Hubungan Lokalit/Kosmopolit dengan Persepsi

Tingkat kosmopolit merupakan seberapa jauh tingkat keterdedahan

masyarakat dengan lingkungan luar. Semakin terdedah masyarakat dengan

informasi, media dan terdapat keragaman budaya maka dapat dikatakan

masyarakat termasuk kosmopolit. Masyarakat yang terpaku hanya pada

budayanya serta kurang terdedah informasi dan media makan termasuk masyarakt

yang lokalit. Berikut merupakan tabel yang menggambarkan jumlah dan

persentase persepsi responden berdasarkan lokalit/kosmopolit.

Page 76: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

58

Tabel 17 Jumlah dan persentase responden berdasarkan lokalit/kosmopolit dan

persepsi

Lokalit/

Kosmopolit

Persepsi terhadap pengusaha pendatang Total

Bukan entrepreneur Entrepreneur

n % n % n %

Lokalit 15 83.3 24 75.0 39 78.0

Kosmopolit 3 16.7 8 25.0 11 22.0

Total 18 100.0 32 100.0 50 100.0

Tabel 17 menunjukkan bahwa responden yang lokalit terdapat 15 orang

(83.3%) yang mempersepsikan pengusaha pendatang bukan entrepreneur

(persepsi negatif) dan 24 orang (75.0%) responden yang mempersepsikan

pengusaha pendatang adalah entrepreneur (persepsi positif). Responden yang

kosmopolit terdapat 3 orang (16.7%) yang mempersepsikan pengusaha pendatang

bukan entrepreneur dan 8 orang (25.0%) responde yang mempersepsikan

pengusaha pendatang adalah seorang entrepreneur. Hal ini berarti bahwa tidak

terlalu jelas terlihat hubungan antara skala usaha dengan persepsi yang muncul.

Berdasarkan hasil uji statistik Rank Spearman menunjukkan bahwa tidak

terdapat korelasi antara skala usaha dengan persepsi. Korelasi antara skala usaha

dengan persepsi sebesar 0.097 yaitu sangat lemah dan searah dengan nilai p

(0.505) > alpha 10 persen yang artinya korelasi tidak signifikan. Hal ini berarti

bahwa korelasi lokalit/kosmopolit dengan persepsi tidak kuat dengan hubungan

yang tidak signifikan. Artinya hubungan antara keduanya lemah. Persepsi yang

mucul tidak bergantung pada tingkat keterdedahan serta keberagaman budaya

responden. Baik responden yang memiliki lokalit maupun yang kosmopolit sama-

sama lebih banyak yang mempersepsikan bahwa pengusaha pendatang adalah

pengusaha yang entrepreneur.

Hubungan Tingkat Pengalaman dengan Persepsi

Tingkat pengalaman dengan pengusaha pendatang diduga memiliki

hubungan dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang. Diduga bahwa tingkat

pengalaman yang tinggi cenderung akan menghasilkan persepsi yang positif

sedangkan tingkat pengalaman yang rendah akan mengasilkan persepsi yang

negatif. Tingkat pengalaman itu sendiri dibagi empat berdasarkan data yang

didapat dan dibagi berdasarkan skala pengukuran Bogardus. Respoden yang

memiliki tingkat satu pengalaman adalah responden yang bertemu dengan

pengusaha pendatang. Tingkat dua adalah responden yang memiliki hubungan

kerja sama dengan pengusaha pendatang. Tingkat tiga pengalaman adalah

responden memiliki pengalaman baik dan tidak pernah memiliki pengalaman

buruk dengan pengusaha pendatang. Terakhir adalah tingkat empat pengalaman

adalah responden memiliki hubungan yang baik dan tidak pernah memiliki

hubungan yang buruk dengan pengusaha. Berikut adalah tabel yang mejelaskan

mengenai jumlah dan presentase persepsi responden berdasarkan tingkat

pengalaman.

Page 77: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

59

Tabel 18 Jumlah dan persentase responden berdasarkan tingkat pengalaman dan

persepsi

Tingkat

pengalaman

Persepsi terhadap pengusaha pendatang Total

Bukan entrepreneur Entrepreneur

n % n % n %

Bertemu 1 5.6 3 9.4 4 8.0

Berhubungan baik 2 11.1 10 31.2 12 24.0

Pengalaman baik 8 44.4 19 59.4 27 54.0

Bekerja sama 7 38.9 0 0 7 14.0

Total 18 100.0 32 100.0 50 100.0

Tabel 18 menunjukkan bahwa pada tingkat 1 pengalaman yaitu pernah

bertemu dengan pengusaha pendatang terdapat 1 orang (5.6%) responden yang

mempersepsikan bahwa pengusaha pendatang buka entrepreneur (tidak memiliki

jiwa entrepreneur) dan 3 orang (9.4%) yang mempersepsikan bahwa pengusaha

pendatang adalah entrepreneur. Pada tingkat pengalaman 2 yaitu berhubungan

baik dengan pengusaha pendatang terdapat 2 orang (11.1%) responden yang

memiliki persepsi negatif (pengusaha pendatang bukan entrepreneur) dan 10

orang (31.2%) responden yang memiliki persepsi positif. Responden yang

memiliki pengalaman baik dengan pengusaha pendatang sebanyak 8 orang

(44.4%) mempersepsikan bahwa pengusaha pendatang bukan entrepreneur dan 19

orang (59.4%) mempersepsikan bahwa pengusaha pendatang adalah entrepreneur.

Seluruh responden yang pernah bekerja sama dengan pengusaha pendatang

sebanyak 7 orang (38.9%) menyatakan bahwa pengusaha pendatang tidak

memiliki jiwa entrepreneur.

Responden yang lebih banyak mempersepsikan bahwa pengusaha pendatang

tidak memiliki jiwa entrepreneur tinggi adalah responden yang tingkat

pengalamannya berada pada tingkat 3 yaitu hanya sampai pernah memiliki

pengalaman baik (tidak pernah memiliki pengalaman buruk) dengan pengusaha

pendatang. Selanjutnya responden yang lebih banyak mempersepsikan bahwa

pengusaha pendatang memiliki jiwa entrepreneur yang tinggi adalah responden

yang berada di tingkat 3 juga. Pada tingkat pengalaman pernah bekerja sama

dengan pengusaha pendatang responden memiliki persepsi negatif. Hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pengalaman responden dengan

pengusaha pendatang responden cenderung mempersepsikan bahwa pengusaha

pendatang bukan seorang entrepreneur (persepsi neggatif). Responden yang lebih

banyak pengalaman berinteraksi dengan pengusaha pendatang lebih mengenal

sifat dan karakter dari pengusaha pendatang sehingga mereka akan lebih banyak

pengetahuan mengenai pengusaha pendatang.

Berdasarkan hasil dari olah data SPSS menunjukkan bahwa terdapat

korelasi antara tingkat pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha

pendatang. Korelasi antara tingkat pengalaman dengan persepsi tersebut sebesar -

0.424 yang berarti korelasi cukup dan tidak searah dengan nilai p (0.002) > alpha

10 persen yang artinya bahwa korelasi signifikan. Hal ini membuktikan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengalaman dengan persepsi.

Artinya persepsi terhadap pengusaha pendatang ditentukan oleh tingkat

Page 78: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

60

pengalaman responden dengan pengusaha pendatang. Dapat dikatakan bahwa

semakin tinggi tingkat pengalaman responden maka responden cenderung akan

mempersepsikan secara negatif mengenai pengusaha pendatang. Hal ini karena

semakin banyak pengalaman maka semakin responden mengenal sosok pengusaha

pendatang yang beragam sehingga persepsinya akan lebih jamak. Persepsi yang

muncul tidak begitu baik karena responden yang memiliki banyak pengalaman

akan membandingkan beberapa pengusaha pendatang sehingga tidak akan

mempersepsikan terlalu baik.

Page 79: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

61

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN RESPONS TERHADAP

PENGUSAHA PENDATANG

Respons terhadap pengusaha pendatang dapat dilihat berdasarkan jawaban

responden mengenai pendapatnya apakah menerima kehadiran pengusaha

pendatang atau tidak serta pertanyaan mengenai keterlibatan responden dalam

demonstrasi. Demonstrasi yang dimaksud adalah penyaluran aspirasi pengusaha

lokal mengenai keberatannya terhadap pengusaha pendatang yang semakin

banyak datang ke Desa Kotabatu dan membuka usaha yang sama dengan

pengusaha lokal. Hal ini merupakan salah satu cara yang ditempuh oleh

pengusaha lokal agar mendapatkan perhatian pemerintah serta mendapatkan

keadilan. Demonstrasi itu sendiri telah terjadi cukup lama namun hingga saat ini

belum terlalu dihiraukan dengan jelas tentang posisi pemerintahan desa dalam

masalah ini.

Pemerintah desa telah memberikan peraturan bahwa pengusaha pendatang

boleh membuka usaha di Desa Kotabatu dengan syarat harus dengan persetujuan

ketua rukun tetangga, rukun warga, serta warga sekitar rumahnya. Serta

pemerintah pula mengimbau bahwa pengusaha pendatang dibolehkan membuka

bengkel sepatu/sandal asalkan lokasinya tidak berada pada perkampungan warga

sehingga hanya boleh di perumahan Paspampres. Warga memegang kebijakan

tersebut sehingga tidak ada pengusaha pendatang yang membuka bengkel

sepatu/sandal ke daerah perkampungan warga. Berikut Tabel 19 yang

menunjukkan jumlah dan presentase responden berdasarkan persepsi dan respons

terhadap pengusaha pendatang.

Tabel 19 Jumlah dan presentase responden berdasarkan persepsi dan respons

terhadap pengusaha pendatang

Persepsi terhadap

pengusaha

pendatang

Respons terhadap pengusaha pendatang Total

Negatif Positif

n % n % n %

Bukan entrepreneur 6 54.5 12 30.8 18 36.0

Entrepreneur 5 45.5 27 69.2 32 64.0

Total 11 100.0 39 100.0 50 100.0

Tabel 19 menunjukkan bahwa dari responden yang mempersepsikan bahwa

pengusaha pendatang bukan entrepreneur terdapat 6 orang (54.5%) memiliki

respons yang negatif dan 12 orang (30.8%) memiliki respons positif. Selain itu

ada 5 orang (45.5%) responden yang mempersepsikan pengusaha pendatang

memiliki jiwa entrepreneur memiliki respons negatif dan 27 orang (69.2%)

responden lainnya memiliki respons positif. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

korelasi sangat lemah antara persepsi dengan respons terhadap pengusaha

pendatang. Persepsi terhadap pengusaha pendatang yang positif maka responsnya

mengenai hal tersebut akan positif pula. Namun hubungan ini tidak terlalu terlihat

jelas.

Berdasarkan hasil uji statistik Rank Spearman menunjukan bahwa terdapat

korelasi yang sangat lemah antara persepsi dengan respons. Korelasi antara

Page 80: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

62

persepsi dengan respons tersebut sebesar 0.205 dengan koefisien signifikansi p

(0.428) > alpha 10 persen. Hal ini membuktikan bahwa korelasi antara persepsi

dengan respons sangat lemah dan searah namun korelasi tersebut tidak signifikan.

Artinya respons yang mucul dari responden tidak bergantung pada persepsi

responden.

Persepsi yang positif cenderung akan menghasilkan respons yang positif

pula mengenai pengusaha pendatang. Hal ini dikarenakan persepsi responden

yang positif menandakan cara pandang mengenai pengusaha pendatang juga lebih

positif sehingga respons pada pengusaha pendatang lebih positif. Responden yang

mempersepsikan negatif mengenai pengusaha pendatang cenderung memiliki

respons yang negatif pula. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

lemah antara persepsi dengan respons namun tidak kuat. Hubungan tidak kuat

dikarenakan baik persepsi responden positif ataupun negatif tidak menentukan

respons responden terutama responsnya di tingkat penerimaan. Pada tingkat

penerimaan terlihat bahwa sebagian besar responden pernah memiliki kegiatan

bersama di masyarakat dan tidak mengikuti demonstrasi sehingga respons

responden cenderung positif terhadap keberadaan pengusaha pendatang. Sesuai

yang diutarakan oleh salah satu responden sebagai berikut:

“Sebenernya ya sekarang saya suka-suka aja soalnya memang gak

punya masalah pribadi sama orang-orang itu. Misalnya mau nolak

mereka disini pun gak bisa toh mereka juga kan gak gratis tinggal di

desa ini.” (ST, 35 tahun)

Hal tersebut memperjelas hasil yang didapat bahwa respons responden tidak

bergantung pada persepsi mereka terhadap pengusaha pendatang. Persepsi

responden baik positif ataupun negatif tetap lebih banyak yang memiliki respons

positif. Hal ini dikarenakan penerimaan responden terhadap pengusaha pendatang

sudah termasuk tinggi. Responden pula tidak banyak yang mengikuti demonstrasi

karena merasa rezeki mereka tidak akan tertukar sehingga mau sebanyak apapun

saingan usaha namun mereka akan tetap bisa mendapatkan rezeki. Hal ini seperti

yang dikatakan oleh YS (42 tahun) sebagai berikut:

“Alhamdulillah neng, saya mah bersyukur aja. Rezeki kan udah ada

yang ngatur jadi kita tinggal usaha saja sebisanya pasti ada jalan.

Gak usah terlalu mikirin orang lain yang bisa ngehambat usaha kita

yang ada mah malah kita gak maju-maju.” (YS, 42 tahun)

Responden cenderung lebih menerima pengusaha pendatang dan beradaptasi

dengan persaingan usaha yang semakin ketat. Pengusaha lokal telah mengetahui

bahwa bila sikap mereka tidak terbuka pada perubahan maka usaha mereka tidak

akan maju. Hal ini yang menyebabkan respons mereka terhadap pengusaha

pendatang cenderung positif sehingga tidak terbukti bahwa persepsi negatif akan

menghasilkan respons yang negatif pula.

Page 81: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

63

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Karakteristik pengusaha lokal tidak memiliki hubungan dengan persepsi

terhadap pengusaha pendatang. Tingkat pengalaman memiliki hubungan yang

signifikan dengan persepsi. Responden yang memiliki tingkat pengalaman

tinggi cenderung mempersepsikan pengusaha pendatang adalah entrepreneur.

Pengusaha lokal memiliki mempersepsikan bahwa pengusaha pendatang

memiliki cara berdagang yang strategis, kualitas produk yang bermutu dan

bersaing, serta budaya kerja yang ulet. Pengusaha lokal mempersepsikan

bahwa pengusaha pendatang adalah seorang entrepreneur. Pengusaha lokal

pula mempersepsikan bahwa pengusaha pendatang adalah pengusaha yang

sukses tapi tertutup.

2. Respons dilihat berdasarkan tingkat penerimaan, pengusaha lokal memiliki

tingkat penerimaan yang tinggi yaitu telah sampai memiliki kegiatan bersama

di dalam masyarakat. Respons juga dilihat berdasarkan keterlibatan pengusaha

lokal dalam demonstrasi namun tidak banyak pengusaha lokal yang terlibat

dalam demonstrasi tersebut. Persepsi memiliki hubungan yang lemah dengan

respons terhadap pengusaha pendatang. Pengusaha lokal cenderung menerima

pengusaha pendatang namun hanya cara berdagangnya saja karena pengusaha

pendatang tidak bisa menerima sifat pengusaha pendatang.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, saran yang dapat disampaikan adalah:

Perlu adanya organisasi yang menghimpun baik pengusaha lokal maupun

pengusaha pendatang yang berada di Desa Kotabatu. Organisasi tersebut berguna

untuk menjalin komunikasi yang baik antar pengusaha sehingga diantara

pengusaha tersebut terdapat keterbukaan. Hal ini dapat membuka peluang antar

sesama pengusaha untuk bekerja sama serta membentuk jaringan kerja.

Page 82: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

64

Page 83: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

65

DAFTAR PUSTAKA

Aronson E, Wilson TD, Akert RM. 2005. Social Psychology 5th

Edition. New

Jersey (US): Pearson Educatin, Inc. 656 hal.

Baron RA, Byrne D. 2004. Psikologi Sosial Jilid 1. Edisi Kesepuluh. Djuwita R,

Parman MM, Yasmina D, Lunanta LP, penerjemah; Kristiaji WC, Medya R,

editor. Jakarta (ID): Erlangga. Terjemahan dari: Social Psychology 10th

Edition. 307 hal.

[BPMPD] Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kabupaten

Bogor. 2010. Data Potensi Desa dan Kelurahan Kecamatan Ciomas Desa

Kotabatu. Bogor (ID): Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah

Desa Kabupaten Bogor.

Departemen Koperasi. 2010. Berita. [internet]. [diunduh pada 20 Juli 2014].

Tersedia pada: www.depkop.go.id

Devanti AP. 2013. UKM Indonesia vs Pedagang Tionghoa di Indonesia. Jurnal

Akuntansi. [internet]. [diunduh pada 16 Desember 2013]. 1 (2). Tersedia

pada: http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/jurnal-akuntansi/article/viewFile/719/503

Gudykunst WB. 2003. Cross-Cultural and Intercultural Communication.

California [US]: Sage Publications, Inc.

Indrahti S. 2013. Potret Jiwa Kewirausahaan Pengusaha Kerajinan Ukir Jepara.

Jurnal Humanika. [internet]. [diunduh pada 2 Januari 2014]. Tersedia pada:

http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/ view/5950/5102

Nagel PJF. 2013. Studi Eksploratori Pola Atribusi Keberhasilan dan Kegagalan

Bisnis: Sebuah Persepsi dari Pengusaha Kecil dan Mikro Pribumi dan

Tionghoa di Surabaya. Di dalam: Nagel PJF, editor. Peran Perbankan

Syariah dalam Penguatan Kapasitas UMKM Menuju Kemandirian Ekonomi

Nasional. Proceeding Seminar Nasional dan Call for Papers Sancall 2013.

[internet]. 2013 Maret 23. Surakarta (ID): Universitas Katolik Widya

Mandala Surabaya. hlm 245-255; [diunduh pada 12 Desember 2013].

Tersedia pada:

http://publikasiilmiah.ums.ac.id:8080/xmlui/bitstream/handle/123456789/3821/22.%20P.%20Ju lius%20Nagel.pdf?sequence=1

Rahman AA. 2013. Psikologi Sosial: Integrasi Pengetahuan Wahyu dan

Pengetahuan Empirik. Depok (ID): PT RAJAGRAFINDO PERSADA.

Rakhmat J. 2004. Psikologi Komunikasi. Bandung (ID): PT. Remaja Rosdakarya

Setiyadi H. 2008. Penyerapan Tenaga Kerja pada Industri Kecil (Studi Kasus

Desa Sendang Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara). [tesis].

[internet]. [diunduh pada 28 November 2013]. Semarang (ID): Universitas

Diponegoro. 110 hal. Tersedia pada: http://eprints.undip.ac.id/17604/

Siregar WR. 2008. Persepsi Pekerja Industri Skala Kecil Tentang Pendidikan

(Kasus: RW 09, Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor).

[skripsi]. [internet]. [diunduh pada 21 Oktober 2013]. Bogor (ID): Institut

Pertanian Bogor. 132 hal. Tersedia pada:

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/3003

Page 84: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

66

Sriyana J. 2010. Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM):

Studi Kasus di Kabupaten Bantul. Di dalam: Sriyana J. [tidak diketahui].

Simposium Nasional 2010: Menuju Purworejo Dinamis dan Kreatif.

[internet]. [diunduh pada 13 Februari 2014]. Tersedia pada:

http://dppm.uii.ac.id/dokumen/dikti/files/DPPM-UII_09._79-

103_STRATEGI_PENGEMBANGAN_USAHA_KECIL_DAN_MENENG

AH_%28UKM%29.pdf

Tambunan TTH. 2012. Peluang, Tantangan dan Ancaman Bagi UMKM Indonesia

dalam Era AFTA dan ME-ASEAN 2015. Di dalam: Tambunan TTH, editor.

Buku Seminar dan Konferensi Nasional Magister Manajemen Universitas

Muria Kudus. Prosiding Seminar & Konferensi Nasional Manajemen

Bisnis: Memberdayakan UMKM dalam Meningkatkan Kesejahteraan

Masyarakat Menghadapi Persaingan Global.[internet]. 2012 Mei 26.

[tempat terbit dan nama penerbit tidak diketahui]. hlm 1-14; [diunduh pada

28 November 2013]. Tersedia pada: http://eprints.umk.ac.id/279/

Taylor SE, Peplau LA, Sears DO. 2009. Psikologi Sosial. Wibowo T, penerjemah.

Jakarta (ID): Kencana Prenada Media Grup. Terjemahan dari: Social

Psychology edisi 12.

Page 85: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

65

LAMPIRAN

Lampiran 1 Sketsa Desa Kotabatu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor,

Provinsi Jawa Barat

Page 86: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

66

Page 87: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

67

Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian

Page 88: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

68

Lampiran 3 Hasil Uji SPSS

Correlations

Jenis_Kelamin Persepsi

Spearman's rho Jenis_Kelamin Correlation Coefficient 1.000 -.068

Sig. (2-tailed) . .639

N 50 50

Persepsi Correlation Coefficient -.068 1.000

Sig. (2-tailed) .639 .

N 50 50

Correlations

Umur Persepsi

Spearman's rho Umur Correlation Coefficient 1.000 -.274

Sig. (2-tailed) . .054

N 50 50

Persepsi Correlation Coefficient -.274 1.000

Sig. (2-tailed) .054 .

N 50 50

Correlations

Tingkat_Pendidikan Persepsi

Spearman's rho Tingkat_Pendidikan Correlation Coefficient 1.000 .183

Sig. (2-tailed) . .205

N 50 50

Persepsi Correlation Coefficient .183 1.000

Sig. (2-tailed) .205 .

N 50 50

Correlations

Kosmopolit Persepsi

Spearman's rho Kosmopolit Correlation Coefficient 1.000 .097

Sig. (2-tailed) . .505

N 50 50

Persepsi Correlation Coefficient .097 1.000

Sig. (2-tailed) .505 .

N 50 50

Correlations

Page 89: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

69

Tingkat_Pengalaman Persepsi

Spearman's rho Tingkat_Pengalaman Correlation Coefficient 1.000 -.424**

Sig. (2-tailed) . .002

N 50 50

Persepsi Correlation Coefficient -.424** 1.000

Sig. (2-tailed) .002 .

N 50 50

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Correlations

Persepsi Respons

Spearman's rho Persepsi Correlation Coefficient 1.000 .205

Sig. (2-tailed) . .153

N 50 50

Respons Correlation Coefficient .205 1.000

Sig. (2-tailed) .153 .

N 50 50

Page 90: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

70

Lampiran 4 Pedoman Wawancara Mendalam

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA

PENDATANG DALAM INDUSTRI KECIL SEPATU/SANDAL DESA

KOTABATU

1. Menurut bapak/ibu mengapa pengusaha-pengusaha yang berasal dari luar

desa berdatangan ke desa ini untuk membuka usaha sepatu/sandal yang sama

dengan anda?

2. Apakah pengusaha pendatang semakin banyak berdatangan ke desa ini?

3. Bagaimana cara bapak/ibu menghadapi kehadiran para pengusaha pendatang?

4. Bagaimana tanggapan bapak/ibu terhadap kedatangan pendusaha pendatang?

5. Apakah bapak/ibu mengetahui bagaimana para pengusaha pendatang bisa

mendapatkan order sepatu/sandal? Apakah mudah/lancar?

6. Menurut bapak/ibu apakah pengusaha pendatang lebih mendominasi industri

sepatu/sandal di desa ini?

7. Menurut bapak/ibu apa saja hambatan yang dirasakan setelah kehadiran

pengusaha pendatang?

8. Bagaimanakah dampak kehadiran pengusaha pendatang pada usaha anda?

9. Apakah pernah terjadi konflik antara bapak/ibu atau pengusaha lokal lain

dengan pengusaha pendatang?

10. Menurut bapak/ibu bagaimana upaya pemerintah dalam menyelesaikan

konflik yang pernah terjadi diantara pengusaha lokal dengan pengusaha

pendatang di desa ini?

Page 91: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

71

Page 92: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

72

Lampiran 5 Data responden

No. Nama Umur

1 Siti 35 tahun 26 Tikah 38 tahun

2 Ati 49 tahun 27 Rusban 42 tahun

3 Atang 32 tahun 28 Tini 35 tahun

4 Siti Suhaemi 28 tahun 29 Siti Amsiah 24 tahun

5 Supriatna 34 tahun 30 Usman 35 tahun

6 Fati 38 tahun 31 Yusuf Supriatna 42 tahun

7 Ela 42 tahun 32 Iyah 52 tahun

8 Alex 45 tahun 33 Depi 33 tahun

9 Ika Iskandar 28 tahun 34 Royani 56 tahun

10 Enjang 54 tahun 35 Ruslan 40 tahun

11 Ridwan 39 tahun 36 Sofyan 45 tahun

12 Supendi 53 tahun 37 Rahmat 38 tahun

13 Hendra 33 tahun 38 Fatimah 40 tahun

14 Heni 29 tahun 39 Neneng 38 tahun

15 Agus 34 tahun 40 Kusnandar 46 tahun

16 Roni 33 tahun 41 Andri 25 tahun

17 Odang 44 tahun 42 Rianto 52 tahun

18 Sunarsih 44 tahun 43 Sopiah 46 tahun

19 Sugandi 51 tahun 44 Hasan Basri 50 tahun

20 Endang 42 tahun 45 Atang Solihin 65 tahun

21 Kusnadi 42 tahun 46 Irwan Gunawan 41 tahun

22 Sukma 48 tahun 47 Wasim 44 tahun

23 Dadang 38 tahun 48 Emi 40 tahun

24 Ali 45 tahun 49 Mulya 42 tahun

25 Teti 43 tahun 50 Endang Mahmud 53 tahun

Page 93: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

73

Page 94: PERSEPSI PENGUSAHA LOKAL TERHADAP PENGUSAHA … · pengalaman dengan persepsi terhadap pengusaha pendatang serta ... Profil Desa Kotabatu, Kecamatan ... Hal ini menjadi salah satu

74

RIWAYAT HIDUP

Fauziah Zurriyatina dilahirkan di Bogor pada tanggal 27 Januari 1992.

Penulis merupakan anak tunggal dari pasangan Saepuloh dan Aah Thahirrah.

Penulis memulai pendidikan di Taman Kanak-Kanak Insan Kamil pada tahun

1996-1998, kemudian melanjutkan di Sekolah Dasar Negeri Gunung Batu 01

Bogor pada tahun 1998-2004, Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Bogor tahun

2004-2007, dan Sekolah Menengah Atas Negeri 5 Bogor tahun 2007-2010. Pada

tahun 2010, penulis melanjutkan studinya di Institut Pertanian Bogor melalui

Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) di Fakultas Ekologi Manusia, Departemen

Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarkat.

Selama penulis menimba ilmu di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif di

kegiatan organisasi di Institut Pertanian Bogor. Penulis merupakan anggota dari

Unit Kegiatan Mahasiswa Paduan Suara Mahasiswa Agria Swara. Selama satu

tahun kepengurusan, penulis aktif dalam Unit Kegiatan Mahasiswa IPB Agria

Swara sebagai kepala divisi Pengembangan Sumber Daya Manusia periode 2012.

Penulis juga pernah mendapatkan prestasi di bidang seni vokal pada acara IPB Art

Cotest (IAC). Pada tahun 2012 menjadi Juara 2 Lomba Solo Vokal Seriosa dan

Juara 2 Lomba Vokal Grup. Pada tahun 2013 menjadi Juara 2 Lomba Vokal Grup

pada acara yang sama. Hingga saat ini penulis menjadi guru bimbingan belajar di

Sakura Learning Center. Mengajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam,

Matematika, dan Bahasa Indonesia di tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah

Menengah Pertama.