Top Banner
12

Persepsi dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ...

Jan 13, 2017

Download

Documents

vanduong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Persepsi dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ...
Page 2: Persepsi dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ...

Vol 7. No. 1, Maret 2015

MEDICA MAJAPAHIT

PERSEPSI DAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS OLEH KELUARGA

PENERIMA JAMKESMAS

Sandu Siyoto1 *) Abdul Muhith2 *)

ABSTRAK Pendahuluan: Belum optimalnya pemanfaatan pelayanan kesehatan (use

health service) tingkat I (PPK I) oleh keluarga penerima jamkesmas di Kota Kediri. Dan atas dasar permasalahan tersebut, maka peneliti akan mengkaji dan menelaah dalam sebuah penelitian dengan judul “persepsi dan pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas oleh keluarga penerima jamkesmas. Metode: Desain penelitian cross-sectional, Populasi pada penelitian ini meliputi seluruh rumah tangga di wilayah Kota Kediri yang berkualifikasi: rumah tangga miskin yang masuk program jamkesnas (kuota) dan keluarga miskin/non miskin yang tidak masuk kuota jamkesmas (jamkesda), yang berdasarkan data sejumlah 14.200 RT (Profil, 2011) dengan jumlah jiwa sebesar 74.129, yang tersebar di Sembilan wilayah puskesmas dan tiga wilayah kecamatan, besar sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebesar 270 RT. Pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling dengan tahapan sebagai berikut; Tahap I: tiga wilayah kecamatan Sembilan puskesmas masing-masing kecamatan diambil satu wilayah puskesmas dengan cara di random. Tahap II: dari puskesmas yang dipilih selanjutnya dilakukan mapping/pemetaan terkait jarak kelurahan wilayah puskesmas dengan lokasi puskesmas/fasiltas pelayanan kesehatan. Jarak Kelurahan dengan fasilitas pelayanan kesehatan diklasifikasikan < 1 km, 1, 1 km – 2 km, 2 – 5 km , dan lebih dari 5 km, dan diupayakan adanya keterwakilan dari masing-masing kategori jarak ini. Tahap III: membuat tabel jumlah KK miskin (penerima jamkesmas dan jamkesda) pada kelurahan terpilih. Tahap IV: menetapkan dengan cara random, KK yang menjadi ditetapkan.Variabel penelitianya adalah persepsi dan pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga penerima jamkesmas di puskesmas. Penelitian ini digunakan dua teknik analisis, yaitu analisis deskriptif dan analisis kuantitatif uji korelasi. Hasil: Karakteristik sosiodemografik dari keluarga

1) Penulis adalah Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Suya Mitra Husada Kediri 2) Penulis adalah Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto

11

Page 3: Persepsi dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ...

Vol 7. No. 1, Maret 2015

MEDICA MAJAPAHIT

penerima Jamkesmas di Kota Kediri tahun 2012 menunjukkan bahwa rata–rata umur kepala keluarga adalah 49,5 tahun, mayoritas merupakan keluarga inti dengan besar keluarga 4 orang, sudah memiliki rumah sendiri, bekerja sebagai buruh tani dan buruh bangunan, berpendidikan SMP dan SMA sederajat, serta aktif mengikuti kegiatan RT di lingkungan tempat tinggalnya, mayoritas rata–rata pengeluaran per bulannya di atas Upah Minimum Regional (UMR) Kota Kediri, dengan persentase terbesar untuk keperluan makan dan tembakau (rokok). Bahwa tidak banyak responden yang memiliki persepsi tidak baik terhadap pelayanan kesehatan yang ditetapkan bagi penerima Jamkesmas. Tidak seluruh keluarga penerima Jamkesmas pada saat sakit, memanfaatkan pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan yakni Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, meskipun tidak dikenakan biaya sama sekali. Diskusi: Bahwa tidak ada hubungan antara persepsi dan pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas oleh keluarga penerima jamkesmas. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengeksplorasi secara kualitatif dan kuantitatif terkait faktor –faktor lain yang mempenegaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas bagi penerima Kata kunci: persepsi, pemanfaatan pelayanan kesehatan, keluarga

penerima jamkesmas A. PENDAHULUAN

Krisis multidimensi yang melanda Indonesia, ternyata memiliki risiko yang sangat besar terhadap kelangsungan bangsa. Kondisi ini tentu semakin memperbesar disparitas status kesehatan penduduk mampu dan penduduk miskin. Berbagai data menunjukkan bahwa status kesehatan penduduk miskin lebih rendah jika dibandingkan dengan penduduk kaya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kematian bayi dan angka kematian balita pada kelompok penduduk miskin. Akibat dari kondisi sebagai tersebut diatas, maka terjadi penurunan derajat kesehatan masyarakat Indonesia yakni Angka Kematian Ibu yang cukup tinggi 48 per 100.000 kelahiran hidup, AKB 99 per 1.000 kelahiran hidup, serta Umur Harapan Hidup yang hanya 63 tahun (Depkes, 2007). Dan akibat dari sektor kesehatan yang terpuruk, maka Indek Pertumbuhan manusia (Human Development Index) negara Indonesia juga ikut terpuruk, Untuk mencegah semakin terpuruknya kondisi derajat kesehatan sebagai akibat krisis ekonomi, maka Pemerintah membuat kebijakan strategis sejak tahun 1999 hingga kini, khususnya untuk melindungi kesehatan masyarakat

12

Page 4: Persepsi dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ...

Vol 7. No. 1, Maret 2015

MEDICA MAJAPAHIT

miskin melalui program jaring pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPS-BK), yang dalam perkembangannya berganti istilah menjadi Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM), Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin), Jaminan Kesehatan Masyarakat Miskin (Mukti, 2007).

Menurut Deparetemen Kesehatan (2011), tingkat kunjungan/ pemanfaatan (utilisasi) pelayanan kesehatan, masih belum maksimal, yakni cukup rendah yakni sekitar 39,8%, bahkan secara khusus pemanfaatan jamkesmas secara nasional oleh ibu hamil juga belum optimal yakni : 1. Pemanfaatan kartu Jamkesmas oleh Ibu hamil untuk ANC (K4)

sebanyak 554.034 kunjungan atau 4,8% dari total populasi ibu hamil. Terhadap ibu hamil miskin dan hampir miskin persentase kunjungan ibu hamil (K4) me-manfaatkan jamkesmas sebesar 34,53%.

2. Pemanfaatan kartu Jamkesmas untuk rujukan Ibu hamil sebanyak 184.008 kunjungan atau 9,6% dari total populasi ibu hamil.

3. Pemanfaatan kartu Jamkesmas untuk persalinan oleh tenaga kesehatan sebanyak 368.088 kunjungan atau 1% dari total sasaran ibu bersalin, namun terhadap ibu bersalin miskin dan hampir miskin persentase terlayani pelayanan jamkesmas sebesar 23,97%.

4. Pemanfaatan kartu Jamkesmas untuk KN sebanyak 430.796 kunjungan atau 1% dari total populasi bayi, namun terhadap bayi miskin dan potensial miskin persentase terlayani pelayanan jamkesmas sebesar 29,44%.

Untuk di Jawa Timur jumlah penduduk miskinnya adalah sebanyak sebanyak 11.634.718 jiwa dan yang telah mendapat jaminan kesehatan melalui Jamkesmas/Jamkesda dari pemerintah sebanyak 11.587.474 (99,59%) yang artinya hampir seluruh masyarakat miskin telah ditanggung biaya kesehatannya oleh pemerintah. Adapun tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan Jamkesmas di Puskesmas pada tahun 2010 tercatat sebanyak 5.403.249 terdiri dari 45,38% (kurang lebih 3, 9 % / bln) untuk pelayanan rawat jalan dan 1,06% untuk pelayanan rawat inap, sedangkan yang memanfaatkan rumah sakit sebanyak 1.074.844 terdiri dari 7,32% untuk pelayanan rawat jalan dan 1,92% untuk pelayanan rawat inap.

Di Kota Kediri yang memiliki 297.961 jiwa penduduk yang tersebar di 3 (tiga) wilayah kecamatan dan 9 Puskesmas, terdapat jumlah 37.216 jiwa miskin yang masuk jamkesmas (biaya ditanggung

13

Page 5: Persepsi dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ...

Vol 7. No. 1, Maret 2015

MEDICA MAJAPAHIT

APBN/pusat) dan 36.923 jiwa miskin yang ditanggung jamkesda (anggaran ditanggung daerah/APBD) Profil tahun 2010 juga menunjukkan bahwasanya pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh peserta jamkesmas juga belum optimal, yakni sebesar 35 % per tahun atau rata-rata 3 % per bulan.

Berdasarkan data-data tersebut, maka permasalahan penelitian ini adalah belum optimalnya pemanfaatan pelayanan kesehatan (use health service) tingkat I (PPK I) oleh keluarga penerima jamkesmas di Kota Kediri. Dan atas dasar permasalahan tersebut, maka peneliti akan mengkaji dan menelaah dalam sebuah penelitian dengan judul “persepsi dan pemaanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas oleh keluarga penerima jamkesmas.

B. BAHAN DAN METODE

Penelitian menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif dengan sifat penelitian yaitu penelitian penjelasan (explanatory research). Populasi pada penelitian ini meliputi seluruh rumah tangga di wilayah Kota Kediri yang berkualifikasi: rumah tangga miskin yang masuk program jamkesnas (kuota) dan keluarga miskin/non miskin yang tidak masuk kuota jamkesmas (jamkesda), yang berdasarkan data sejumlah 4.200 RT (Profil, 2011) dengan jumlah jiwa sebesar 74.129, yang tersebar di Sembilan wilayah puskesmas dan tiga wilayah kecamatan. Berdasarkan jumlah populasi (14.200 RT) dan derajat kesalahan dalam penelitian ini (5%), maka dengan menggunakan rumus besar sampel dan tabel besar sampel dari Supriyanto (2007), besar sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebesar 270 RT. Pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling dengan tahapan sebagai berikut; Tahap I: tiga wilayah kecamatan Sembilan puskesmas masing-masing kecamatan diambil satu wilayah puskesmas dengan cara di random. Tahap II: dari puskesmas yang dipilih selanjutnya dilakukan mapping/pemetaan terkait jarak kelurahan wilayah puskesmas dengan lokasi puskesmas/fasiltas pelayanan kesehatan. Jarak Kelurahan dengan fasilitas pelayanan kesehatan diklasifikasikan < 1 km, 1, 1 km – 2 km, 2 – 5 km , dan lebih dari 5 km, dan diupayakan adanya keterwakilan dari masing-masing kategori jarak ini. Tahap III: membuat tabel jumlah KK miskin (penerima jamkesmas dan jamkesda) pada kelurahan terpilih. Tahap IV: menetapkan dengan cara

14

Page 6: Persepsi dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ...

Vol 7. No. 1, Maret 2015

MEDICA MAJAPAHIT

random, KK yang menjadi ditetapkan. Penelitian ini digunakan dua teknik analisis, yaitu analisis deskriptif dan analisis kuantitatif (uji korelasi).

Tabel.1 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran Persepsi Dan

Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas Oleh Keluarga Penerima Jamkesmas

Variabel / Sub Variabel Definisi Operasional Alat ukur Skala

Pengukuran 1 2 3 4

Umur Usia responden pada ulang tahunnya yang terakhir. Variabel ini akan dikategorikan menjadi dua: < 25 tahun dan 25 tahun ke atas

Kuesioner Rasio

Status perkawinan

Status perkawinan resmi responden, yang meliputi belum kawin, kawin, janda/duda

Kuesioner Nominal

Jumlah keluarga Jumlah keluarga serumah yang dimiliki oleh responden yang akan dikelompokkan menjadi kecil, dedang dan besar

Kuesioner Rasio

Jenis kelamin Identitas jenis kelamin penerima jamkesmas yang dikategorikan dalam jenis kelamin pria dan wanita

Kuesioner Nominal

Pendidikan jenjang pendidikan formal tertinggi yang pernah diikuti oleh responden yang meliputi tamat SD, SMP, SMA, dan S1

Kuesioner Ordinal

Pekerjaan Aktifitas menetap atau tidak menetap yang menghasilkan pendapatan untuk mencukupi kebutuhan hidup responden. Variabel ini dikelompokkan menjadi : tetap, tidak tetap, pengangguran

Kuesioner Nominal

Persepsi tentang mutu pelayanan kesehatan

Pandangan dan pemahaman responden tentang hal – hal yang berkaitan pelayanan kesehatan di puskesmas

Kuesioner Ordinal

Pemanfaatan pelayanan kesehatan

Kegiatan/tindakan yang dilakukan oleh responden dalam rangka memperoleh kesembuhan saat sakit, yang meliputi pemanfaatan puskesmas, puskesmas pembantu, dan rumah sakit yang ditetapkan menjadi PPK peserta jamkesmas. Variabel ini dikategorikan menjadi selalu, kadang-kadang, tidak pernah.

Kuesioner Ordinal

15

Page 7: Persepsi dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ...

Vol 7. No. 1, Maret 2015

MEDICA MAJAPAHIT

C. HASIL 1. Persepsi Keluarga tentang Pelayanan Kesehatan Puskesmas

Tabel 2. Karakteristik Persepsi Kepala Keluarga tentang Pelayanan Kesehatan Puskesmas di Kota Kediri Tahun 2012

No Item Pernyataan Sangat Setuju

Setuju Biasa saja Tidak Setuju

Sangat tidak setuju

Total

N % N % N % N % N % N % Mutu SDM 1 Perawatnya terampil

dan ramah 44 16.30 70 25.93 80 29.63 76 28.15 0 0.00 270 100

2 Petugas administrasinya terampil dan ramah

20 7.41 121 44.81 109 40.37 20 7.41 0 0.00 270 100

3 Dokternya terampil dan ramah

28 10.37 157 58.15 73 27.04 11 4.07 0 0.00 270 100

4 Pelayanannya cepat 33 12.22 106 39.26 112 41.48 18 6.67 1 0.37 270 100 Fasilitas dan peralatan

(ALKES)

5 Fasilitas dan peralatannya sudah sesuai dengan yang saya butuhkan untuk pengobatan penyakit

29 10.74 117 43.33 89 32.96 34 12.59 1 0.37 270 100

6 Gedung puskesmas bersih dan nyaman

23 8.52 127 47.04 109 40.37 11 4.07 0 0.00 270 100

7 Tempat parkirnya nyaman dan aman

26 9.63 112 41.48 121 44.81 11 4.07 0 0.00 270 100

8 Ruang tunggunya luas dan nyaman

25 9.26 101 37.41 134 49.63 10 3.70 0 0.00 270 100

Akses 9 Pelayanan puskesmas

buka 24 jam 0 0.00 0 0.00 0 0.00 139 51.48 131 48.52 270 100

10 Pelayanan puskesmas tidak hanya untuk orang yang tidak mampu saja

30 11.11 158 58.52 78 28.89 4 1.48 0 0.00 270 100

11 Puskesmas ada loket dan tempat pelayanan khusus Jamkesmas

26 9.63 147 54.44 73 27.04 23 8.52 1 0.37 270 100

16

Page 8: Persepsi dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ...

Vol 7. No. 1, Maret 2015

MEDICA MAJAPAHIT

Berdasarkan tabel 2 didapatkan hasil bahwa keluarga penerima Jamkesmas di Kota Kediri cenderung menyatakan biasa/setuju/sangat setuju terkait dengan persepsi tentang SDM Puskesmas, meskipun ada juga menyatakan sikap tidak setuju, khususnya yang terkait dengan pelayanan SDM yang berkualifikasi perawat, petugas administrasi dan dokter puskesmas.

Data penelitian juga menunjukkan bahwa mayoritas penerima Jamkesmas di Kota Kediri cenderung menyatakan biasa saja/setuju dan sangat setuju atas persepsinya terkait fasilitas dan sarana Puskesmas (Alkes), meskipun ada juga yang menyatakan tidak setuju atas hal tersebut, khususnya pada item pernyataan no 5,6,7 dan 8.

Adapun untuk persepsi penerima Jamkesmas di Kota Kediri terkait dengan Akses ke Puskesmas, ternyata tidak ada seorangpun dari penerima Jamkesmas yang menyatakan setuju/sangat setuju/biasa atas pernyataan pada no 9 (pelayanan 24 jam), jadi semuanya menyatakan sangat tidak setuju/tidak setuju atas item pernyataan tersebut. Hasil ini menunjukkan, bahwa keluarga penerima Jamkesmas tidak ada yang mengetahui bahwa ada beberapa Puskesmas di Kota Kediri yang membuka sudah memberi pelayanan selama 24 jam baik untuk masyarakat umum maupun untuk masyarakat penerima Jamkesmas.

Namun terkait dengan item pernyataan no 10 dan 11 (Akses), mayoritas keluarga penerima Jamkesmas menyatakan setuju/sangat tidak setuju dan biasa, meskipun ada akumulasi sebesar 10% penerima Jamkesmas yang menyatakan tidak setuju atas pernyataan tersebut.

2. Pola Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan. Tabel 3. Pemanfaatan Pelayanan Puskesmas oleh Keluarga

Penerima Jamkesmas di Kota Kediri Tahun 2012 No. Kategori Pemanfaatan N Presentase (%) 1. Tidak Memanfaatkan

Puskesmas 145 53,7

2. Memanfaatkan Puskesmas

125 46,3

Jumlah 270 100 Tabel 3. menunjukkan bahwa hanya 46,3% keluarga penerima

Jamkesmas di Kota Kediri yang memanfaatkan pelayanan kesehatan

17

Page 9: Persepsi dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ...

Vol 7. No. 1, Maret 2015

MEDICA MAJAPAHIT

puskesmas pada saat keluarga dan atau anggota keluarganya sakit, meskkipun dari aspek jarak dan pembiayaan, puskesmas yang ada di Kota Kediri cukup dekat dan mudah dijangkau serta tidak memerlukan biaya pelayanan.

D. PEMBAHASAN

1. Karakteristik Sosio Demografi Penerima Jamkesmas di Kota Kediri Tahun 2012.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata umur kepala keluarga adalah 49,5 tahun, mayoritas merupakan keluarga inti dengan rata-rata besar keluarga 4 orang, serta sudah memiliki rumah sendiri. Data ini menunjukkan bahwasanya karakteristik dari penerima Jamkesmas di Kota Kediri adalah produktif (masih mampu bekerja dan menghasilkan sesuatu), beban tanggungan keluarga tidak terlalu besar serta telah memiliki kepastian kepemilikan tanah dan rumah. Hal ini juga bisa dimaklumi, mengingat lokasi penelitian merupakan daerah perkotaan, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi dan sosiologi yang cukup baik, sehingga karakteristik demografi dari penerima Jamkesmas yang pada hakekatnya dikhususkan untuk masyarakat miskin ini tentu sedikit berbeda dengan indikator kemiskinan menurut Bappenas (2006), BPS (2005) maupun BKKBN (2006), yang salah satunya ditandai dengan adanya ketidakmampuan baik secara fisik maupun kepemilikan aset.Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa karakteristik pendidikan, pekerjaan, interaksi sosial menunjukkan bahwasanya mayoritas bekerja sebagai buruh tani dan buruh bangunan, berpendidikan SMP dan SMA sederajat, serta aktif mengikuti kegiatan RT dilingkungan tempat tinggalnya.

Data penerima Jamkesmas yang pada hakekatnya adalah kategori masyarakat miskin ini sedikit berbeda dengan indikator kemiskinan menurut BPS (2005) dan Bappenas (2006) yang salah satunya ditandai dengan rendahnya tingkat pendidikan dan kurangannya apresiasi terhadap lingkungan serta keterbatasan akses dalam lapangan kerja dan mata pencaharian yang berkesinambungan. Fakta penelitian ini terjadi mengingat lokasi penelitian adalah di Kota Kediri.

18

Page 10: Persepsi dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ...

Vol 7. No. 1, Maret 2015

MEDICA MAJAPAHIT

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwasanya pendapatan yang diukur dari pengeluaran menunjukkan bahwa sebagian besar penerima Jamkesmas rata –rata pengeluaran per bulannya diatas Upah Minimum Regional (UMR) Kota Kediri, dengan persen terbesar untuk keperluan makan dan tembakau (rokok).

2. Karakteristik Persepsi Responden tentang mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas

Hasil penelitian menunjukkan bahwasanya responden yang mempunyai persepsi tidak baik terhadap pelayanan kesehatan yang ditetapkan bagi penerima Jamkesmas cukup sedikit, baik pada parameter sdm, mutu, fasiltias dan sarana serta akses . Hasil penelitian dapat dimaklumi, mengingat lokasi tempat tinggal adalah di perkotaan, dimana fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Kediri cukup banyak, tersebar merata, dan mudah dijangkau.

3. Pola Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Penerima Jamkesmas di Kota Kediri Tahun 2012

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak seluruh keluarga penerima Jamkesmas pada saat sakit memanfaatkan pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan yakni Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, meskipun tidak ada dikenakan biaya sama sekali dan mereka memiliki banyak keluhan sakit (need). Adapun fasilitas pelayanan kesehatan lain yang dipilih saat kepala keluarga dan anggota keluarga sakit adalah dokter praktek swasta, diobati sendiri dengan beli obat di apotik dan toko obat serta Bidan/mantri Praktek Swasta. Temuan ini tentu saja berbeda dengan tujuan adanya program Jamkesmas (Depkes, 2009), yakni meningkatkan cakupan masyarakat kurang mampu dalam mendapatkan pelayanan kesehatan secara cuma-cuma di puskesmas dan jaringannya. Hasil ini juga tidak jauh berbeda dengan penelitian Depkes (2011) dan Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur (2011), bahwasanya tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu masih belum optimal. Penelitian ini juga menemukan bahwasanya tidak ada karakteristik sosiodemografik keluarga penerima Jamkesmas yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di Kota Kediri. Temuan ini tentu saja berbeda dengan Teori Andersen dan Newman (1995), hasil penelitian Lukiono W (2011) dan hasil penelitian widyastuti (2009),

19

Page 11: Persepsi dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ...

Vol 7. No. 1, Maret 2015

MEDICA MAJAPAHIT

bahwasanya pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi karakteristik demografi, struktur sosial, dan kepercayaan kesehatan (faktor predisposing) serta faktor enabling baik secara partial dan atau secara bersama sama.

4. Persepsi tentang mutu pelayanan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan penerima Jamkesmas di Kota Kediri Tahun 2012

Menurut Andersen dan Newman (1995), salah satu faktor yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah persepsi tentang mutu pelayanan kesehatan. Pendapat tersebut sama dengan model Zschock (1979) dan Model Andersen dan Anderson (1979) dalam Ilyas (2003). Hal serupa diperkuat oleh Notoadmojo (2003) terkait faktor yang berhubungan perilaku pencarian pengobatan (health seeking behaviour). Meskipun teorinya demikian, namun hasil uji hipotesis menemukan bahwa ternyata tidak ada hubungan antara persepsi tentang mutu pelayanan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Hasil penelitian ini tentu saja berbeda dengan penelitian Lukiono (2011) bahwasanya pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas pada masyarakat miskin dipengaruhi oleh persepsi atas mutu pelayanan kesehatan yang meliputi fasilitas, sikap petugas, dan kesulitan akses. Sedangkan Widiastuti (2009) menyampaikan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas oleh masyarakat miskin berhubungan dengan transcation convinence, benefit convinence dan postbenefit convinence.

E. SIMPULAN DAN SARAN

Karakteristik sosiodemografik dari keluarga penerima Jamkesmas di Kota Kediri tahun 2012 menunjukkan bahwa rata–rata umur kepala keluarga adalah 49,5 tahun, mayoritas merupakan keluarga inti dengan besar keluarga 4 orang, sudah memiliki rumah sendiri, bekerja sebagai buruh tani dan buruh bangunan, berpendidikan SMP dan SMA sederajat, serta aktif mengikuti kegiatan RT di lingkungan tempat tinggalnya, mayoritas rata–rata pengeluaran per bulannya di atas Upah Minimum Regional (UMR) Kota Kediri, dengan persentase terbesar untuk keperluan makan dan tembakau (rokok).Bahwa tidak banyak responden yang memiliki persepsi tidak baik terhadap pelayanan kesehatan yang ditetapkan

20

Page 12: Persepsi dan Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas ...

Vol 7. No. 1, Maret 2015

MEDICA MAJAPAHIT

bagi penerima Jamkesmas. Tidak seluruh keluarga penerima Jamkesmas pada saat sakit, memanfaatkan pelayanan kesehatan yang telah ditetapkan yakni Puskesmas dan Puskesmas Pembantu, meskipun tidak dikenakan biaya sama sekali.

Bahwa tidak ada hubungan antara persepsi tentang mutu pelayanan kesehatan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas oleh keluarga penerima jamkesmas.

Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengeksplorasi secara kualitatif dan kuantitatif terkait faktor-faktor lain yang mempenegaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas bagi penerima jamkesmas.

DAFTAR PUSTAKA Andersen R. and J.F. Newman. (2005). Societal and Individual Determinants of

Medical Care Utilizationin the United State, The Milbank Quarterly, Vol. 83 No. 4.

Azwar, A. (1996). Reformasi Pelayanan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Bappeda dan BPS Kota Kediri. (2011). Kota Kediri Dalam Angka, Kediri. BPS. (2005). Tingkat Kemiskinan di Indonesia, Jakarta Bappenas. (2009). Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia, Jakarta. Departemen Kesehatan RI (2009). Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan

Masyarakat (Jamkesmas 2009), Jakarta Dunlap, L. (2006). berjudul “The Relationship Between Health Insurance

Characteristics And The Use Of Behavioral Health Treatment Service”. Australian Health Riview, Sydney

Gonzales, Kristin A. (2005). The Effect of Health Insurance on Health Care Utilization in Mexico,The University of North Carolina at Chapel Hill

Glanz K., Rimer K., Viswanath K. (2008). Health Behavior and Health Education: Theory, Research, and Practice. 4ͭ ͪ Edition, Jossey-Bass Wiley Imprint, San Francisco

Ilyas, Y. (2003). Wajah Pelayanan Kesehatan Kita, PT Penerbit Jambatan, Jakarta

Ilyas, Y. (2003). Asuransi Kesehatan, Review Utilisasi, Manajemen Klaim Dan Fraud, Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKM UI, Jakarta

21