Top Banner
PRESENTASI KASUS TUBERKULOSIS Disusun oleh : Nur Agami (FK UPN) Pembimbing : Dr. Endah Aryastuti.Sp.P
62

persentasi tbc

Aug 04, 2015

Download

Documents

Nur Agami
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: persentasi tbc

PRESENTASI KASUSTUBERKULOSIS

Disusun oleh :Nur Agami (FK UPN)

  

Pembimbing :Dr. Endah Aryastuti.Sp.P

Page 2: persentasi tbc

IDENTITAS PASIEN

• Nama : Tn. T• Umur : 51 Tahun• Jenis Kelamin : Laki-laki• Agama : Islam• Pekerjaan : pegawai• Alamat : Jl. Jati Keramat 1 Rt 10/07

Bekasi• Mauk RS : 05 September 2012

Page 3: persentasi tbc

AUTOANAMNESIS (10-09-2012)

Page 4: persentasi tbc

PEMERIKSAAN FISIK

• KU / Keasadaran : TSS / CM• Tekanan Darah : 120/70 mmHg• Frekuensi nadi : 76 x/m• Frekuensi napas : 32 x/m• Suhu : 36,5 °C• Berat Badan : 51 Kg• Tinggi Badan: 160 cm• IMT : 19,92• Gizi : Cukup

• Px. Fisik Head to toe T.a.k

Page 5: persentasi tbc

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Page 6: persentasi tbc

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pada pemeriksaan penunjang (Rontgen) ditemukan adanya Bronkiektasis pada hemisfer kiri dan ditemukan adanya lesi khas TB.

Page 7: persentasi tbc

RESUME

Pasien laki-laki, 51 tahun, dengan keluhan Pasien datang ke IGD dengan keluhan panas hingga menggigil

terutama pada malam hari disertai keringat dingin.

Selain itu juga pasien mengeluhkan batuk kering terutama pada malam hari sejak ± 3 minggu yang lalu, pasien juga mengeluhkan sesak pasien merasa dada pasien seperti ditekan , selain itu pasien juga mengeluhkan pusing, dan

pasien juga mengeluhkan selama seminggu badan terasa lemas dan cepat capek saat melakukan aktifitas.

Page 8: persentasi tbc

PENATALAKSANAAN

• IVFD RL 1 Kolf/12 jam

• Levotaksim 1 x 500 mg/drip

• Etambutol 1x 1000 mg

• INH 1 x 300 mg

• Ventolin + NaCl 0,9% 2 cc, 3 x 1

Page 9: persentasi tbc

PROGNOSIS

Page 10: persentasi tbc

PEMBAHASAN

Page 11: persentasi tbc

Lanjutan

Page 12: persentasi tbc

KESIMPULAN

Pasien laki-laki, 51 thn. Demam hingga menggigil pada malam hari, keringat dingin, batuk kering ± 3 minggu yang

lalu, sesak +, pusing +, lemah +, mudah capek +. dari laboratorium pada tanggal 8 September 2012, ditemukan : Hb

:10,8 gr/dL, HT : 31 %, Trombosit : 287.000/uL, Leukosit : 11.100/uL, LED: 70 mm, Glukosa Nuchler: 193 mg/dL dan Glukosa 2 Jam PP : 180 mg/dL. Pemeriksaan penunjang

(Rontgen) ditemukan adanya Bronkiektasis pada hemisfer kiri dan ditemukan adanya lesi khas TB Bronkiektasis ec

Tuberkulosis Paru dan Diabetes Melitus tipe II. Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium

tuberculosis complex. Diabetes Melitus adalah suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik

hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

Page 13: persentasi tbc

TB di Indonesia

• Setiap tahun lebih dari setengah juta pasien TB di Indonesia

• Setiap tahun sekitar seperempat juta kasus baru TB

• Setiap hari 300 – 400 orang mati akibat TB di Indonesia

Page 14: persentasi tbc

ETIOLOGI

Mycobacterium tuberculosis• Mycobacterium tuberculosis• Berbentuk batang lurus atau

sedikit melengkung• tidak berspora• tidak berkapsul. • berukuran lebar 0,3 – 0,6

mm dan panjang 1 – 4 mm.• Dinding M. tuberculosis

sangat• kompleks, terdiri dari lapisan

lemak cukup tinggi (60%).

Page 15: persentasi tbc

Kuman TB :

• Hidup beberapa jam tempat yang gelap &

lembab

• Cepat mati sinar matahari : 5 menit ,

Pemanasan : 60o C : 20 mnt, 70o C : 5 mnt

• Jaringan tubuh kuman dormant (tidur)

beberapa tahun

Page 16: persentasi tbc
Page 17: persentasi tbc

Patogenesis

Page 18: persentasi tbc

Inhalasi kuman TB Alveolus Fagositosis oleh makrofag

Basil TB berkembang biak Destruksi kuman TB

Destruksi makrofag

Pembentukan tuberkel Kelenjar limfeResolusi

Kalsifikasi

Kompleks Ghon Perkijuan Penyebaran hematogen

Pecah

Lesi sekunder paru Lesi di hepar, lien, ginjaltulang, otak dll

Patogenesis tuberkulosis

Page 19: persentasi tbc

INFEKSI PRIMER

Droplet melewati sistem mukosilier

bronkus di paru membentuk sarang

pneumonik ( afek primer ) saluran limfe

kelenjar limfe di hilus kompleks

primer

4-6 minggu

Page 20: persentasi tbc

Infeksi primer tergantung banyaknya

kuman yang masuk respon daya tahan

tubuh ( imunitas seluler ) :

- Menghentikan perkembangan kuman

- Kuman dormant

- Sakit penderita TB

Page 21: persentasi tbc

DIAGNOSIS TB

• Anamnesis

• Pemeriksaan fisis

• Pemeriksaan penunjang

– Laboratorium : darah, dahak

– Foto toraks

Page 22: persentasi tbc

ANAMNESIS

• Gejala umum batuk 3 minggu• Gejala lain yang sering dijumpai

– Dahak bercampur darah– Batuk darah– Sesak napas, nyeri dada– Badan lemah, nafsu makan , BB malaise,

keringat malam – demam

Page 23: persentasi tbc

PEMERIKSAAN FISIS

• Awal penyakit tidak dijumpai kelainan

• Ronki basah didaerah kelainan terutama

apeks paru

• Stadium lebih lanjut proses penyakit

semakin luas kelainan yang ditemukan

semakin jelas

Page 24: persentasi tbc

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium :Pemeriksaan darah

Darah rutin tidak spesifikLekosit normal atau ↑ sedikitLimfosit ↑LED ↑

Serologi, kurang bermakna untuk menegakkan diagnosis

Page 25: persentasi tbc

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Dahak

Tujuan :

• Menegakkan diagnosis dan klasifikasi

• Menilai kemajuan pengobatan

• Menentukan tingkat penularan

Page 26: persentasi tbc

Dahak dikumpulkan diperiksa 3 kali SPS (sewaktu,

pagi, sewaktu) atau setiap pagi 3 hari berturut-turut

Dahak dikumpulkan / ditampung pada pot bermulut

lebar , berpenampang 6 cm atau lebih dengan tutp

berulir , tidak mudah bocor atau pecah

Pemeriksaan dahak diulang pada :

• Akhir pengobatan tahap intensif

• Akhir pengobatan

Page 27: persentasi tbc

FOTO TORAKS

Infiltrat

Kavitas

Kalsifikasi & fibrotik

di apeks (lapangan atas) paru atau pars

superior lobus bawah

Efusi pleura , penebalan pleura, cincin

ektasis, destroyed lung atau lobus, lesi

milier,

Page 28: persentasi tbc

KLASIFIKASI PENYAKIT

1. Tuberkulosis paru

2. Tuberkulosis ekstra paru

Page 29: persentasi tbc

TUBERKULOSIS PARU

• Tuberkulosis menyerang jaringan paru• Berdasarkan pemeriksaan dahak :

* BTA (+) 2 dari 3 spesimen dahak SPS hasil (+) 1 spesimen dahak (+) dengan hasil foto toraks sesuai TB

* BTA (-) 3 spesimen dahak (-) dan foto toraks sesuai TB

• Berdasarkan tipe penderita :- Kasus baru- Kasus putus berobat- Gagal- Kasus kambuh - Kasus kronik

Page 30: persentasi tbc

TUBERKULOSIS EKSTRA PARU

• Menyerang organ lain selain paru - Pleura - Kel. Limfe- Selaput otak - Tulang- Selaput jantung - Kulit- Usus - Ginjal- Saluran kencing - dll

• Tingkat keparahan- Ringan- Berat

Page 31: persentasi tbc

PENATALAKSANAAN

Tujuan :

1. Menyembuhkan penderita

2. Mencegah kematian

3. Mencegah kekambuhan

4. Menurunkan risiko penularan

Page 32: persentasi tbc

Jenis, sifat dan dosis

Jenis obat Sifat Dosis yang direkomendasika

(mg/kg)

Harian 3 x seminggu

Isoniazid (H) Bakterisid 5 (4-6) 10 (8-12)

Rifampisin ® Bakterisid 10 (8-12) 10 (8-12)

Pyrazinamide (Z)

Bakterisid 25 (20-30) 35 (30-40)

Streptomycin (S)

Bakterisid 15 (12-18)

Ethambutol bakteriostatik 15 (15-20) 30 (20-35)

Page 33: persentasi tbc

PRINSIP PENGOBATAN

• Obat kombinasi dari beberapa obat

• Jumlah cukup

• Dosis tepat

• Waktu 6 – 8 bulan

Semua kuman terbunuh

Page 34: persentasi tbc

PRINSIP PENGOBATAN

• Tahap intensif dan lanjutan ditelan

sebagai dosis tunggal, perut kosong

• Paduan obat tidak adekuat kuman TB

menjadi kuman kebal obat (resisten)

• Pengobatan dengan pengawasan langsung

PMO menjamin kepatuhan penderita

menelan obat

Page 35: persentasi tbc

PENGOBATAN TB DIBERIKAN DALAM 2 TAHAP

1. Tahap intensif

2. Tahap lanjutan

Page 36: persentasi tbc

• Obat setiap hari

• Diawasi langsung mencegah kekebalan obat

• Penderita menular tidak menular dalam

waktu 2 minggu

• Penderita BTA positif BTA negatif (konversi)

pada akhir pengobatan intensif

Page 37: persentasi tbc

TAHAP LANJUTAN

• Obat dalam jangka waktu lebih lama

• Jenis obat lebih sedikit

• Mencegah kekambuhan

Page 38: persentasi tbc

KATEGORI 1 (2RHZE / 4H3R3)

Fase awal RHZE Kombipak atau 4 FDC

Jika setelah 2 bulan tetap BTA (+), diberi

sisipan 1 RHZ

Setelah 3 bulan masih (+) pengobatan

diteruskan ,bila masih (+) kategori 2 mulai dari awal

Page 39: persentasi tbc

KATEGORI 2 (2RHZES / RHZE / 5H3R3E3)

Fase awal RHZE + streptomisin 60x

kombipak II, atau 4 FDC

Setelah fase awal (3 bulan) BTA tetap

(+) sisipan tetap (+) fase

lanjutan R3H3E3 (kombipak IV) atau 3

FDC

Page 40: persentasi tbc

KATEGORI 3 (2RHZ / 4H3R3)

FASE AWAL RHZ : KOMBIPAK atau 3 FDC

FASE LANJUTAN R3H3 KOMBIPAK II atau

2 FDC

Page 41: persentasi tbc

KATEGORI 1

1. TB paru, kasus baru, BTA positif

2. TB paru, BTA negatif, foto toraks lesi luas

3. TB ekstra paru berat

Page 42: persentasi tbc

KATEGORI 2

1. Kasus kambuh

2. Kasus gagal

3. Kasus putus berobat

Page 43: persentasi tbc

KATEGORI 3

1. TB paru, kasus baru, BTA negatif, foto toraks lesi minimal

2. TB ekstra paru ringan

- TB kel. Limfe

- Pleuritis eksudativa unilat

- TB kulit

- TB tulang (kec tul belakang), sendi

- Kel adrenal

Page 44: persentasi tbc

Jenis dan Dosis ObatJenis dan Dosis Obat

Isoniazid ( INH, H )• Bakterisid , membunuh 90% populasi

kuman dalam beberapa hari pengobatan• Sangat efektif pada kuman yang metabolit

aktif yaitu sedang berkembang• Dosis :

– Harian : 5 mg/Kg BB– Intermiten : 10 mg/kg BB

Page 45: persentasi tbc

Rifampisin ( R ) Rifampisin ( R ) Bakterisid, dapat membunuh kuman semi dormatBakterisid, dapat membunuh kuman semi dormatDosis : 10 mg /Kg BB , harian maupun intermitenDosis : 10 mg /Kg BB , harian maupun intermiten

Pirazinamid ( Z )Pirazinamid ( Z )Bakterisid, dapat membunuh kuman ekstra dan intra sel dengan suasana Bakterisid, dapat membunuh kuman ekstra dan intra sel dengan suasana asamasamDosis :Dosis :

Harian 25 mg/ Kg BBHarian 25 mg/ Kg BBIntermiten 35 mg/ kg BBIntermiten 35 mg/ kg BB

Page 46: persentasi tbc

Streptomisin ( S )Bersifat bakterisidDosis :Harian dan intermiten sama yaitu 15 mg/ Kg BBUsia sampai 60 tahun : 0,75 gr/ hari

> 60 tahun : 0,5 gr / hari

Etambutol ( E )Bersifat bakteriostatikDosis :

Harian : 15 mg/ Kg BB Intermiten : 30 mg / Kg BB

Page 47: persentasi tbc

EFEK SAMPING OAT

• Sebagian besar menyelesaikan

pengobatan tanpa efek samping

• Sebagian kecil timbul efek samping

Page 48: persentasi tbc

Efek Samping OAT

• INH– Neuropati perifer, kesemutan dan nyeri otot atau

gangguan kesadaran, dikurangi dengan Vit. B6 5-10 mg/ hari atau Vit. B kompleks

– Kelainan menyerupai defisiensi pyridoksin (sindrom pellagara )

– Kelainan kulit yang bervarisi

Bila terjadi ES pemberian OAT dapatditeruskan sesuai dosis

Page 49: persentasi tbc

Rifampicin

• Hepatitis• Alkoholisme, penyakit hati yang pernah

ada, atau pemakaian obat hepatotoksik yang lain secara bersamaan akan meningkatkan risiko terjadinya hepatitis

• Bila terjadi ikterik maka OAT dihentikan • Bila fungsi hati normal kembali maka

rifampisin dapat diberikan kembali

Page 50: persentasi tbc

Pirazinamid

•ES utama : hepatitis•ES lain : nyeri sendi, arthritis gout, reaksi hipersensitifitas misal demam, mual, kemerahan dan reaksi kulit lain

Streptomisin

•Kerusakan N.VIII, berhubungan dengan keseimbangan dan pendengaran•Nefrotoksik•Reaksi hipersensitif berupa deam, sakit kepala, mual, muntah dan eritem pada kulit

Page 51: persentasi tbc

Etambutol

• Gangguan penglihatan berupa berkurangnya visus, buta warna untuk warna merah dan hijau

Page 52: persentasi tbc
Page 53: persentasi tbc

Evaluasi pengobatan

• Meliputi evaluasi klinik, bakteriologik, radiologik, efek samping obat dan keteraturan obat

• Evaluasi klinik– Tiap 2 minggu pada 1 bulan pertama, selanjutnya

tiap bulan– Respon pengobatan, efek samping obat dan

komplikasi penyakit– Meliputi : keluhan, BB dan pemeriksaan fisik

Page 54: persentasi tbc

Evaluasi bakteriologik ( 0,2,6 / 9 )

• Tujuan untuk mengetahui konversi dahak

• Pemeriksaan dan evaluasi mikroskopik– Sebelum pengobatan– Akhir fase intensif / 2 bulan pengobatan– Akhir pengobatan

• Jika ada fasilitas biakan pada 0, 2, 6 / 9

bulan

Page 55: persentasi tbc

Evaluasi radiologik

• Dilakukan pada :– Sebelum pengobatan– Akhir fase intensif / 2 bulan pengobatan– Akhir pengobatan

Page 56: persentasi tbc

Evaluasi penderita yang telah sembuh

• Angka kekambuhan paling tinggi pada 1 sampai 2 tahun pertama makin lama makin kurang

• Evaluasi mikroskopik BTA dahak dan foto toraks– Mikroskopik BTA dahak 3, 6, 12 dan 24 bulan– Foto toraks 6, 12 dan 24 bulan

Page 57: persentasi tbc

DOTS

• Directly Observed Treatment Short course• 5 komponen DOTS

1. Komitmen politik2. Diagnosis : mutu, pemeriksaan BTA

sputum3. DOT : PMO4. Obat : tersedia cukup 5. Pencatatan dan pelaporan yang baik

Page 58: persentasi tbc

5 komponen DOTS

dOTS

Komitmen pemerintah

Penemuan kasusSecara pasif

Pemberian obat Secara langsung ( DOT )

Pengadaan obatberkesinambungan

Monitoring Pencatatan & pelaporan

Page 59: persentasi tbc

DOT

Pengawasan langsung menelan obat obat jangka pendek setiap hari oleh pengawas menelan obat

( PMO ) Pengawasan dilakukan oleh :

Rawat jalan Petugas kesehatan Orang lain ( kader, tokoh masyarakat, dll ) Keluarga

Rawat inap : Selama perawatan adalah petugas rumah sakit selanjutnya

sesuai dengan rawat jalan

Page 60: persentasi tbc

PMO

• Syarat :– Seseorang yang dikenal, dipercaya dan

disetujui oleh penderita da petugas kesehatan– Seseorang yang tinggal dekat dengan

penderita– Besedia membantu dengan sukarela– Bersedia dilatih atau disuluh bersama

penderita

Page 61: persentasi tbc

Tugas PMO

• Mengawasi penderita agar menelan obat teratur sampai pengobatan selesai

• Memberi dorongan

• Mengingatkan pemeriksaan ulang dahak

• Memberi penyuluhan kepada keluarga penderita yang mempunyai gejala TB

Page 62: persentasi tbc

Pengobatan TB pada kead. khusus

• DM– Diabetes harus dikontrol– Rifampisin dapat mengurangi efektivitas obat

antidiabetes gol. Sulfonil urea, sehingga dosis perlu ditingkatkan

– Insulin dapat digunakan sampai penyakit TBnya sembuh, kemudian kembali ke ADO

– Hati-hati pemberian ethambutol, sebab dapat memperberat kelainan retinopathy