APLIKASI PERSAMAAN SCHRODINGER PADA TANGGUL POTENSIAL I. PENDAHULUAN Pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20, semakin jelas bahwa fisika (konsep-konsep fisika) memerlukan revisi atau penyempurnaan. Hal ini disebabkan semaki banyaknya hasil-hasil eksperimen dan gejala-gejala fisika yang teramati yang tidak bisa dijelaskan dengan konsep-konsep fisika yang telah dikuasai pada saat itu (fisika klasik), sekalipun dengan pendekatan. Masalah-masalah yang dimaksud di atas muncul terutama pada obyek-obyek fisis yang berukuran "kecil" (mikroskopik, atomistik), seperti partikel-partikelelementer dan atom serta interaksinya dengan radiasi atau medan elektromagnetik. "Perbedaan-perbedaan" dalam eksperimen fisika mula-mula dapat diatasi dengan postulat-postulat dan hipotesis-hipotesis. Namun karena jumlahnya semakin banyak dan persoalannya dipandang mendasar, menuntut dan mendorong fisikawan untuk melakukan penyempurnaan, dan bila perlu perubahan pada formulasi dan konsep-konsep fisika. Hasilnya adalah konsep yang dinamakan "Mekanika Kuantum". Mekanika kuantum merupakan teori kebolehjadian yang bersifat abstrak, seperti konsep panjang gelombang, rapat kebolehjadian, operator, dan lain-lain. Mekanika kuantum disusun di atas postulat-postulat. Ada dua pendekatan formulasi mekanika kuantum, yakni dengan Mekanika Gelombang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
APLIKASI PERSAMAAN SCHRODINGER
PADA TANGGUL POTENSIAL
I. PENDAHULUAN
Pada akhir abad ke 19 dan awal abad ke 20, semakin jelas bahwa
fisika (konsep-konsep fisika) memerlukan revisi atau penyempurnaan.
Hal ini disebabkan semaki banyaknya hasil-hasil eksperimen dan
gejala-gejala fisika yang teramati yang tidak bisa dijelaskan dengan
konsep-konsep fisika yang telah dikuasai pada saat itu (fisika klasik),
sekalipun dengan pendekatan.
Masalah-masalah yang dimaksud di atas muncul terutama pada
obyek-obyek fisis yang berukuran "kecil" (mikroskopik, atomistik),
seperti partikel-partikelelementer dan atom serta interaksinya dengan
radiasi atau medan elektromagnetik. "Perbedaan-perbedaan" dalam
eksperimen fisika mula-mula dapat diatasi dengan postulat-postulat
dan hipotesis-hipotesis. Namun karena jumlahnya semakin banyak dan
persoalannya dipandang mendasar, menuntut dan mendorong
fisikawan untuk melakukan penyempurnaan, dan bila perlu perubahan
pada formulasi dan konsep-konsep fisika. Hasilnya adalah konsep yang
dinamakan "Mekanika Kuantum".
Mekanika kuantum merupakan teori kebolehjadian yang bersifat
abstrak, seperti konsep panjang gelombang, rapat kebolehjadian,
operator, dan lain-lain. Mekanika kuantum disusun di atas postulat-
postulat. Ada dua pendekatan formulasi mekanika kuantum, yakni
dengan Mekanika Gelombang yang dikembangkan oleh Schrodinger,
dan Mekanika Matriks yang dikembangkan oleh Heisenberg.
Mekanika gelombang diperkenalkan oleh Fisikawan Austria Erwin
Schrödinger pada tahun 1962. Digunakan dalam fisika (khususnya
mekanika kuantum), itu adalah persamaan yang menggambarkan
bagaimana keadaan kuantum sebuah perubahan sistem dalam waktu.
Schrödinger menyatakan bahwa perilaku elektron, termasuk tingkat-
tingkat energi elektron yang diskrit dalam atom, mengikuti suatu
persamaan diferensial untuk gelombang, yang kemudian dikenal
sebagai persamaan Schrödinger.
Dalam mekanika kuantum, analog dari hukum Newton adalah
persamaan Schrödinger untuk sistem kuantum, biasanya atom,
molekul, dan partikel subatomic, bebas terkait dan lokal. Persamaan ini
merupakan deferensial melalui fungsi gelombang dari sistem dan
menggunakan dasar-dasar metode matematika yang familiar.
Persyaratan Fungsi Gelombang. Fungsi gelombang Ψ(x) hasil
solusi persamaan Schrödinger harus memenuhi beberapa persyaratan
agar ia mempunyai arti fisis. Syarat-syarat tersebut adalah sebagai
berikut.
Elektron sebagai suatu yang nyata harus ada di suatu tempat. Oleh
karena itu fungsi gelombang (untuk satu dimensi) harus memenuhi
∫−∞
∞
Ψ ¿Ψ dx=1.
Fungsi gelombang Ψ(x), harus kontinu sebab jika tidak kontinu hal
itu dapat ditafsirkan sebagai rusaknya elektron, suatu hal yang
tidak dapat diterima.
Turunan fungsi gelombang terhadap posisi, dΨ/dx , juga harus
kontinyu. Kita telah melihat bahwa turunan fungsi gelombang
terhadap posisi terkait dengan momentum elektron sebagai
gelombang. Oleh karena itu persyaratan ini dapat diartikan sebagai
persayaratan kekontinuan momentum.
Fungsi gelombang harus bernilai tunggal dan terbatas sebab jika
tidak, akan berarti ada lebih dari satu kemungkinan keberadaan
elektron.
Fungsi gelombang tidak boleh sama dengan nol di semuaposisi
sebab kemungkinan keberadaan elektron haruslah nyata,
betapapun kecilnya.
II. PERSAMAAN SCHRODINGER PADA POTENSIAL TANGGUL
Aplikasi persamaan Schrodinger dalam banyak hal akan berkaitan
dengan energi potensial, yaitu besaran yang merupakan fungsi posisi
a
V
dan tidak merupakan fungsi waktu. Perhatian kita tidak tertuju pada
keberadaan partikel dari waktu ke waktu, melainkan tertuju pada
kemungkinan berada dalam selang waktu yang cukup panjang. Jadi jika
faktor waktu dapat dipisahkan dari fungsi gelombang, maka hal itu
akan menyederhanakan persoalan.
Persamaan Schrodinger satu dimensi dapat dituliskan sebagai
berikut;
Solusi dari persamaan bersesuaian dengan persamaan diferensial
biasa orde dua dengan solusi umum sebagai berikut
Ψ ( x )=Ae ikx+Be−ikx
Persamaan tersebut dapat dimaknai sebagai representasi dari sebuah
gelombang yang merambat ke arah sumbu x positif dan sumbu x
negatif, dengan k adalah bilangan gelombang.
Salah satu aplikasi persamaan Schrodinger pada sistem potensial,
yaitu; potensial tanggul (potensial halang persegi) dan ditunjukkan
pada gambar berikut ini
misalkan sebuah partikel bermassa m, berenergi E < V, lebar potensial
tanggul a. Untuk menyelesaikan persamaan Schrodinger pada kasus
tersebut, kita perlu membagi solusi daerah potensial tanggul menjadi
tiga daerah, yaitu 1) x < 0 sebagai daerah I, 2) 0 < x < a sebagai
daerah II dan 3) x > a sebagai daerah III, seperti yang diperlihatkan
pada gambar berikut
Persamaan Schrodinger pada tiga daerah sebagai berikut