Top Banner
Oleh: Oleh: Rico Mardiansyah Rico Mardiansyah
48

permenkes 56

Jan 31, 2016

Download

Documents

dhia

permenkes 56
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: permenkes 56

Oleh:Oleh:Rico MardiansyahRico Mardiansyah

Page 2: permenkes 56

Pokok Pembahasan

Page 3: permenkes 56

DASAR HUKUM

Undang - Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.

Undang - Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

Undang - Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit,

Page 4: permenkes 56

KEBIJAKAN PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG UPAYA KESEHATAN

Page 5: permenkes 56

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAN

DAERAH

Undang-Undang No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah

•Urusan Pemerintahan terdiri atas urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum.

•Urusan pemerintahan absolut adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat.

•Urusan pemerintahan konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah provinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota.

Page 6: permenkes 56

PEMBAGIAN URUSANPEMERINTAHANBIDANG UPAYA KESEHATAN

Pembagian urusan pemerintahan Bidang Upaya Kesehatan merupakan bagian dari Urusan Pemerintahan Konkuren, yang kemudian mendasari Pembagian Perizinan Rumah Sakit.

Page 7: permenkes 56

PEMBAGIAN URUSANPEMERINTAHANDALAM PERIZINAN RUMAH SAKIT

PEMERINTAH PUSAT PEMDA PROVINSI PEMDA KABUPATEN/KOTA

Penerbitan izin rumah sakit kelas A dan fasilitaspelayanan kesehatan penanaman modal asing (PMA) serta fasilitas pelayanan kesehatan tingkat nasional.

Penerbitan izin rumah sakit kelas B dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat Daerah provinsi.

Penerbitan izin rumah sakit kelas C dan D dan fasilitas pelayanan kesehatan tingkat Daerah.

Page 8: permenkes 56

KEBIJAKAN PERUMAHSAKITAN(Peraturan Menteri Kesehatan No.56 tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit)

Page 9: permenkes 56

9

RUMAH SAKIT

Undang-Undang 44 tahun 2009 tentang Rumah SakitUndang-Undang 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Rumah sakitRumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

.

Page 10: permenkes 56

BENTUK RUMAH SAKIT

Berdasarkan bentuknya, Rumah Sakit dibedakan menjadi:

Page 11: permenkes 56

BENTUK RUMAH SAKIT

Rumah Sakit menetap• rumah sakit yang didirikan secara permanen untuk

jangka waktu lama untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan perseorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.

Rumah Sakit bergerak• Rumah Sakit yang siap guna dan bersifat sementara

dalam jangka waktu tertentu dan dapat dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain.

• # ContohBus, kapal laut, karavan, gerbong kereta api, atau kontainer.

Page 12: permenkes 56

BENTUK RUMAH SAKIT

Rumah Sakit lapangan

• Rumah Sakit yang didirikan di lokasi tertentu selama kondisi darurat dalam pelaksanaan kegiatan tertentu yang berpotensi bencana atau selama masa tanggap darurat bencana.

• Rumah Sakit lapangan dapat berbentuk tenda di ruang terbuka, kontainer, atau bangunan permanen yang difungsikan sementara sebagai Rumah Sakit.

Page 13: permenkes 56

KEPEMILIKAN RUMAH SAKIT

Rumah Sakit dapat didirikan dan diselenggarakan oleh:

Page 14: permenkes 56

RUMAH SAKIT PEMERINTAH

Rumah Sakit yang didirikan dan diselenggarakan oleh Pemerintah merupakan unit pelaksana teknis dari instansi Pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya di bidang kesehatan ataupun instansi Pemerintah lainnya.

Instansi Pemerintah lainnya meliputi:

a.Kepolisian;

b.Tentara Nasional Indonesia; dan

c.Kementerian atau lembaga pemerintah non kementerian.

Page 15: permenkes 56

RUMAH SAKIT SWASTA

• Rumah Sakit yang didirikan oleh swasta harus berbentuk badan hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan.

• Badan hukum yang kegiatan usahanya hanya bergerak di bidang perumahsakitan Dikecualikan bagi Rumah Sakit publik yang diselenggarakan oleh badan hukum yang bersifat nirlaba.

Sifat Nirlaba dibuktikan dengan laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik.

Page 16: permenkes 56

RUMAH SAKITPENANAMAN MODAL ASING

• Rumah Sakit penanaman modal asing merupakan Rumah Sakit dengan pelayanan spesialistik dan subspesialistik (Rumah Sakit Kelas A atau Kelas B)

Peraturan Presiden N0.39 Tahun 2014 tentang Daftar Bidang Usaha Yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal

• Rumah Sakit Penanaman Modal dari Seluruh Dunia kecuali Asean Maksimal 67% dan dapat dilakukan di seluruh Indonesia

• Rumah Sakit Penanaman Modal Asing dari Negara Asean Maksimal 70% dapat dilakukan Diseluruh Ibukota Provinsi Indonesia Timur, kecuali Makassar dan Manado

Page 17: permenkes 56

PERIZINAN RUMAH SAKIT

Izin Mendirikan Rumah Sakit• izin yang diberikan oleh pejabat yang berwenang kepada

instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah atau badan swasta yang akan mendirikan bangunan atau mengubah fungsi bangunan yang telah ada untuk menjadi rumah sakit

Izin Operasional Rumah Sakit• izin yang diberikan oleh pejabat yang berwenang sesuai kelas

rumah sakit kepada penyelenggara/pengelola rumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan di rumah sakit setelah memenuhi persyaratan dan standar yang berlaku

Rumah sakit wajib memiliki izinRumah sakit wajib memiliki izin

Page 18: permenkes 56

PENGAJUAN IZIN MENDIRIKAN DAN IZIN OPERASIONAL

Dalam hal ini Rumah Sakit dimungkinkan dikelola oleh Badan Hukum lain yang ditunjuk oleh Pemilik Rumah Sakit.

Page 19: permenkes 56

KEWENANGAN PEMBERIAN IZIN RUMAH SAKIT SWASTA

Undang-Undang No.44 tahun 2009

tentang Rumah Sakit

Pasal 26 ayat (1)

Izin Rumah Sakit kelas A dan Rumah Sakit Penanaman Modal Asing atau Penanaman Modal Dalam Negeri diberikan oleh Menteri setelah mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah Provinsi.

Page 20: permenkes 56

PENDELEGASIAN WEWENANG

• Menteri mendelegasikan pemberian Izin Mendirikan dan Izin Operasional Rumah Sakit kelas B penanaman modal dalam negeri kepada pemerintah daerah provinsi setelah mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah kabupaten/kota.

• Menteri mendelegasikan pemberian Izin Mendirikan dan Izin Operasional Rumah Sakit kelas C dan Rumah Sakit kelas D penanaman modal dalam negeri kepada pemerintah daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah kabupaten/kota.

Dengan demikian atas Pendelegasian tersebut Kementerian Kesehatan dapat melakukan pengkajian terhadap kesesuaian pemberian izin dan klasifikasi bagi suatu Rumah Sakit.

Page 21: permenkes 56

KELASIFIKASIRUMAH SAKIT UMUM

Page 22: permenkes 56

KLASIFIKASIRUMAH SAKIT KHUSUS

Page 23: permenkes 56

Penetapan klasifikasi Rumah Sakit didasarkan pada:

•pelayanan;

•sumber daya manusia;

•peralatan; dan

•bangunan dan prasarana.

PENETAPAN KELASIFIKASIRUMAH SAKIT

Page 24: permenkes 56

Sumber Daya Manusia Rumah Sakit terdiri dari:

a.Tenaga Medis;

b.Tenaga Kefarmasian;

c.Tenaga Keperawatan;

d.Tenaga Kesehatan Lain; dan

e.Tenaga Non Kesehatan.

SUMBER DAYA MANUSIA

Page 25: permenkes 56

Klasifikasi RS

Medik Dasar

Gigi dan Mulut

Spesialis Dasar

Spesialis Penunjang

Spesialis Lain

Sub-spesialis

Spesialis Gigi dan

Mulut

A 18 dr umum

4 drg umum

6 dr spes/yan

spes dasar

3 dr spes/yan

spes penunjang

3 dr spes/yan spes lain

2 dr subspes/

yan subspes

3 drg spes/yan spes gilut

B 12 dr umum

3 drg umum

3 dr spes/yan

spes dasar

2 dr spes/yan

spes penunjang

1 dr spes/yan spes lain

1 dr subspes/

yan subspes

1 drg spes/yan spes gilut

C 9 dr umum

2 drg umum

2 dr spes/yan

spes dasar

1 dr spes/yan

spes penunjang

- - 1 drg spes/yan spes gilut

D 4 dr umum

1 drg umum

1 dr spes/yan

spes dasar

- - - -

TENAGA MEDIS

Page 26: permenkes 56

Klasifikasi RS

Ka Inst Farmasi

Rawat Jalan

Rawat Inap IGD ICU Koordinator Penerimaan dan

Distribusi

Koordinator Produksi

A 1 orang apoteker

5 orang apoteker

5 orang apoteker

1 orang apoteker

1 orang apoteker

1 orang apoteker

1 orang apoteker

B 1 orang apoteker

4 orang apoteker

4 orang apoteker

1 orang apoteker

1 orang apoteker

1 orang apoteker

1 orang apoteker

C 1 orang apoteker

2 orang apoteker

4 orang apoteker

1 orang apoteker (merangkap)

D 1 orang apoteker

1 orang apoteker (merangkap)

1 orang apoteker (merangkap)

TENAGA KEFARMASIAN

Page 27: permenkes 56

Klasifikasi Rumah Sakit Umum

Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan

A Sama dengan jumlah TT pada rawat inap

B Sama dengan jumlah TT pada rawat inap

C 2 (dua) perawat untuk 3 (tiga) tempat tidur

D 2 (dua) perawat untuk 3 (tiga) tempat tidur

TENAGA KEPERAWATAN

Page 28: permenkes 56

Jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain dan tenaga non kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit

TENAGA KESEHATAN LAIN DAN

TENAGA NON KESEHATAN

Sesuai dengan perkembangan Kebutuhan kesehatan dan tuntutan terhadap suatu Standar dan Kualitas Pelayanan Kesehatan yang baik serta semakin terbukanya Informasi Publik, maka akan sangat mungkin untuk memunculkan permasalahan/perselisihan antara Pasien dengan Rumah Sakit. Maka peran Perangkat Kehumasan dan Perangkat Bagian Hukum di Rumah Sakit memerankan peran penting dalam meminimalisir permasalahan/perselisihan di Rumah Sakit.

Peran Tenaga Non KesehatanPeran Tenaga Non Kesehatan

Page 29: permenkes 56

PROSES PERIZINAN RUMAH SAKIT SEBELUM DITETAPKANNYA PERMENKES NO.56 TAHUN 2014

1 (satu) tahun 5 (Lima) tahun

Page 30: permenkes 56

IZIN MENDIRIKAN

Page 31: permenkes 56

IZIN MENDIRIKAN

• Izin Mendirikan diberikan untuk mendirikan bangunan baru atau mengubah fungsi bangunan lama untuk difungsikan sebagai Rumah Sakit.

• Pendirian bangunan dan pengalihan fungsi bangunan harus dimulai segera setelah mendapatkan Izin Mendirikan.

Page 32: permenkes 56

PERSYARATANIZIN MENDIRIKAN

1. fotokopi akta pendirian badan hukum yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, kecuali instansi Pemerintah atau Pemerintah Daerah;

2. studi kelayakan;

3. master plan;

4. Detail Engineering Design;

5. dokumen pengelolaan dan pemantauan lingkungan;

Page 33: permenkes 56

LANJUTAN...

6. izin undang-undang gangguan (Hinder Ordonantie/HO);

7. Surat Izin Tempat Usaha (SITU);8. Izin Mendirikan Bangunan (IMB);9. rekomendasi dari pejabat yang berwenang di

bidang kesehatan pada Pemerintah Daerah provinsi/kabupaten/kota sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit.

10.fotokopi sertifikat tanah/bukti kepemilikan tanah atas nama badan hukum pemilik rumah sakit;

Page 34: permenkes 56

PERSYARATANIZIN OPERASIONAL

1. Izin Mendirikan Rumah Sakit, bagi permohonan Izin Operasional untuk pertama kali;

2. profil Rumah Sakit, meliputi visi dan misi, lingkup kegiatan, rencana strategi, dan struktur organisasi;

3. isian instrumen self assessment sesuai klasifikasi Rumah Sakit yang meliputi pelayanan, sumber daya manusia, peralatan, bangunan dan prasarana;

4. gambar desain (blue print) dan foto bangunan serta sarana dan prasarana pendukung;

5. izin penggunaan bangunan (IPB) dan sertifikat laik fungsi;

Page 35: permenkes 56

LANJUTAN...

6. dokumen pengelolaan lingkungan berkelanjutan;

7. daftar sumber daya manusia;

8. daftar peralatan medis dan nonmedis;

9. daftar sediaan farmasi dan alat kesehatan;

10.berita acara hasil uji fungsi peralatan kesehatan disertai kelengkapan berkas izin pemanfaatan dari instansi berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk peralatan tertentu; dan

11.dokumen administrasi dan manajemen.

Page 36: permenkes 56

LANJUTAN....

Dokumen administrasi dan manajemen meliputi:

1.badan hukum atau kepemilikan;

2.peraturan internal Rumah Sakit (hospital bylaws);

3.komite medik;

4. komite keperawatan;

5.satuan pemeriksaan internal;

6. standar prosedur operasional

7. surat izin praktik atau surat izin kerja tenaga kesehatan;

Page 37: permenkes 56

Pengaturan Yang Baik pada HOSPITAL BYLAWS akan memberikan Landasan Hukum yang jelas bagi penyelenggaraan Rumah Sakit dan mempengaruhi terciptanya Good Governance dan Patient Safety di Rumah Sakit

DOKUMEN PENDUKUNG AKREDITASI KARS & JCI

Page 38: permenkes 56

KETENTUAN IZIN OPERASIONAL

• Izin Operasional berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang selama memenuhi persyaratan.

• Dalam hal masa berlaku Izin Operasional berakhir dan pemilik Rumah Sakit belum mengajukan perpanjangan Izin Operasional, Rumah Sakit harus menghentikan kegiatan pelayanannya kecuali pelayanan gawat darurat dan pasien yang sedang dalam perawatan inap.

• Apabila Rumah Sakit tetap menyelenggarakan pelayanan tanpa Izin Operasional, maka dikenakan sanksi pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 39: permenkes 56

ALUR DAN BATAS WAKTU PENERBITAN IZIN

Page 40: permenkes 56

IZIN OPERASIONAL

Page 41: permenkes 56

ALUR DAN BATASAN WAKTU IZIN OPERASIONAL

• Tim visitasi melakukan visitasi dalam rangka penilaian kesiapan dan kelaikan operasional Rumah Sakit paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak penugasan.

• Tim visitasi harus menyampaikan laporan hasil visitasi paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah visitasi dilakukan.

• Rekomendasi diberikan paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak laporan tim visitasi diterima.

• Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak rekomendasi diterima, Menteri, Pemerintah Daerah provinsi atau Pemerintah Daerah kabupaten/kota sebagai pemberi izin harus menetapkan untuk memberikan atau menolak permohonan Izin Operasional.

Page 42: permenkes 56

PENETAPANIZIN OPERASIONAL

pemberi izin menerbitkan Izin Operasional berupa surat keputusan dan sertifikat yang memuat kelas Rumah Sakit dan jangka waktu berlakunya izin.

KEPUTUSAN GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA

NOMOR : .....

TENTANG

IZIN OPERASIONAL RUMAH SAKIT _______

SEBAGAI RUMAH SAKIT UMUM/KHUSUS KELAS A/B/C/D

Page 43: permenkes 56

PERUBAHAN IZIN OPERASIONAL

Setiap Rumah Sakit yang telah memiliki Izin Operasional dapat mengajukan permohonan perubahan Izin Operasional secara tertulis apabila terjadi perubahan.

Page 44: permenkes 56

KEBIJAKAN ALOKASI TEMPAT TIDUR

Pelayanan rawat inap harus dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:

•jumlah tempat tidur perawatan Kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah;

•jumlah tempat tidur perawatan Kelas III paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta;

•jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan Rumah Sakit milik swasta

Page 45: permenkes 56

PENAMAAN RUMAH SAKIT

• Penamaan Rumah Sakit tidak boleh menggunakan kata internasional, international, kelas dunia, world class, global dan/atau yang disebut nama lainnya yang bermakna sama.

• Penamaan Rumah Sakit milik pemerintah dan pemerintah daerah dilarang menggunakan nama orang yang masih hidup.

• Penamaan Rumah Sakit harus memperhatikan nilai dan norma agama, sosial budaya, dan etika

Page 46: permenkes 56

REGISTRASI DAN AKREDITASI&

KETERBUKAAN INFORMASI

Setiap Rumah Sakit yang telah mendapakan Izin Operasional harus diregistrasi dan diakreditasi.

Sebagai ketebukaan informasi bagi Masyarakat maka, Sertifikat Izin Operasional Rumah Sakit harus dipasang di ruang yang mudah terlihat oleh masyarakat.

Registrasi dan akreditasi merupakan persyaratan untuk perpanjangan Izin Operasional dan Perubahan

kelas.

Page 47: permenkes 56

PENUTUP

Akses terhadap Fasilitas Pelayanan kesehatan yang layak dan berkualitas merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

Dengan demikian untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit dan kepastian layanan bagi masyarakat, dilakukan penyempurnaan terhadap sistem perizinan dan klasifikasi rumah sakit