Perlunya al qur'an-diturunkan

Tiada Tuhan yang patut disembah selain Allah s.w.t , dan

Nabi Muhammad s.a.w Adalah utusan Allah

Surat Fathir 5. Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.

Assalamu’alaikum w.r. w.b

Alhamdulillahi robbil alamin, segala puji bagi Allah tuhan semesta Alam. Berkat rahmat dan inayatnya saya bias mengerjakan e-book ini dari berbagai sumber yang saya gunakan. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita, nabi Muhammad s.a.w, yang telah menyebarkan agama Allah yaitu agama islam, dan beliau adalah suri tauladan bagi kita semua. Mudah-mudahan dengan hadirnya e-book tentang “ Perlunya Al-Qur’an Diturunkan” dapat bermanfaat bagi pembaca khususnya saya sendiri. E-book ini belumlah sempurna, mungkin masih ada kekurangan didalamnya, maka dari itu saya membutuhkan kritik dan saranya dari pembaca. Demikianlah saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum w.r w.b.

Penyusun

www.no-eyes-canhurt.co.cc

http://www.no-eyes-canhurt.co.cc/




Sumber : -Al-Qur’an dan situs al kitab (www.sabda.com)

-Dari berbagai sumber yang saya temukan, dari buku2 islam yang terkaitkan akan ebook ini. dll

Bila ingin memberikan saran dan kritik, anda bisa menyalurkan pendapat anda ke sini : [email protected]

http://www.sabda.com/




Perlunya Al-Qur’an diturunkan

ewaktu Al-Qur’an diturunkan pada kira-kira 14 abad yang lalu, didunia sudah terdapat banyak agama dan banyak kitab yang dianggap suci oleh

pengikut-pengikutnya. Disekitar negara Arab terdapatlah orang-orang yang percaya kepada kitab perjanjian lama dan kitab Perjanjian Baru. Banyaklah orang-orang Arab yang menjadi kristen atau condong kearah agama Kristen. Diantara orang-orang Arab itu juga ada yang memeluk agama Yahudi. Diantara mereka yang memeluk agama yahudi adalah penduduk madinah sendiri dan musuh Islam. Di mekah sendiri budak-budak yang beragama Kristen, terdapat juga juga orang-orang mekah yang condong ke Kristen. Waraqah Bin Naufal paman dari Khadijah, isteri pertama Nabi Muhammad s.a.w. juga memeluk agama kristen. Ia paham bahasaa ibrani dan menterjemahkan Kitab Injil dari bahasa ibrani ke bahasa Arab.

Disebelah ujung lain dari negeri Arab, hiduplah orang-orang persia yang juga mempercayai seorang nabi dan sebuah kitab suci. Sekalipun kitab Zend Avesta telah mengalami perubahan-perubahan oleh tangan manusia, tetapi kitab itu masih dianggap suci oleh beratus ribu pengikutnya dan suatu negeri yang kuat mendukungnya. Adapun di India maka kitab Weda dipandang suci beribu-ribu tahun lamanya. Disitu juga ada kitab Gita dari Shri Krisna dan ajaran budha. Agama Kong Hu Tju menguasai negeri Tiongkok, tetapi pengaruh Buddha makin hari makin meluas dinegeri itu.

Dengan adanya kitab-kitab yang dipandang suci oleh pengikut-pengikutnya dan ajaran-ajarannya itu, apakah dunia ini memerlukan kitab suci yang lain lagi ?? Inilah sebenarnya satu pertanyaan yang ada pada setiap orang yang mempelajari Al-Qur’an. Jawabannya bisa diberikan dalam beberapa bentuk.

S




Pertama, apakah adanya berbagai agama itu, tidak menjadi alasan yang cukup untuk datangnya agama yang baru lagi untuk untuk meninggalkan agama-agama itu semua ?

Kedua, apakah akal manusia itu tidak mengalami proses evolusi sebagaimana badannya ? Dan karena evolusi fisik itu akhirnya mencapai bentuk sempurna, apakah evolusi mental dan rohani itu tidak menuju kearah kesempurnaan yang akhir, yang sebenarnya merupakan tujuan daripada adanya manusia itu ?

Ketiga, apakah agama-agama yang dulu itu menganggap ajaran-ajaran yang dibawanya itu ajaran-ajaran terakhir ? apakah mereka tidak mengharapkan perkembangan kerohanian yang terus menerus ? Apakah mereka tidak selalu memberitahukan kepada pengikut-pengikutnya tentang datang juru selama yang akan menyatukan seluruh umat manusia dan membawa kearah tujuan yang terakhir ?

Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut diatas merupakan jawaban yang mengharuskan supa Al-Qur’an diturunkan, sekalipun sudah ada kitab-kitab yang dianggap suci oleh umat-umatnya yang dahulu.

Dibawah ini akan dicoba menjawab pertanyaan-pertanyaan itu satu demi satu.

Bukankah perbedaan antara agama yang satu dengan lainnya itu sudah cukup menjadi alasan akan perlu datangnya ajaran yang baru lagi, yang akan menyatukan seluruh ajaran agama-agama yang lain?

a) Nabi isa a.s diutus untuk suaut kaum tertentu

Dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 49 dinyatakan :


Nabi Muhammad s.a.w Adalah utusan

Surat Fathir 5. Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekalimemperdayakan kamu dan sekalitentang Allah.

49. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka iaburung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpyang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman. Hal ini dibuktikan juga oleh ayatI Samuel (25 : 32) maka kata Daud kepada abigail : segala puji bagi Tuhan, Allah orang israel, sebab disuruhkannya engkau mendapatkan aku pada hari ini. I Raja-raja (1 : 48) Dan lagi titah baginda demikian : segala puji bagi Tuhan, Allah orang israil, yang mengaruniakan kerajaanku. Sehinngga mataku sendiri telah melihatnyaI kitab tawareh ( 16 : 36 Segala puji bagi Tuhan, Allah orang israil, daripada datang kepada kekal ! maka hendahklahpuji bagi Tuhan ! I Kitab Tawareh (6 : 4) Maka kata baginda : segala puji bagi Tuhan, Allah orang israil, yang telah berfirman dengan mulutnya kepada ayahku Daud ,dan yang sudah menyampaikan dia dengan tangannya, firmannya .



5. Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu

49. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung; kemudian aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika

sungguh beriman.

Hal ini dibuktikan juga oleh ayat-ayat dalam injil :

maka kata Daud kepada abigail : segala puji bagi Tuhan, Allah orang israel, sebab disuruhkannya engkau mendapatkan aku pada hari ini.

Dan lagi titah baginda demikian : segala puji bagi Tuhan, Allah orang israil, yang mengaruniakan pada hari ini seorang yang duduk diatas tahta kerajaanku. Sehinngga mataku sendiri telah melihatnya I kitab tawareh ( 16 : 36)

Segala puji bagi Tuhan, Allah orang israil, daripada datang kepada kekal ! maka hendahklah segenap orang banya mengatakan amin.

Maka kata baginda : segala puji bagi Tuhan, Allah orang israil, yang

telah berfirman dengan mulutnya kepada ayahku Daud ,dan yang sudah menyampaikan dia dengan tangannya, firmannya .



lah kehidupan dunia kali janganlah syaitan yang pandai menipu, memperdayakan kamu

49. Dan (sebagai) Rasul kepada Bani Israil (yang berkata kepada mereka): "Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah

menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang

an di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika

maka kata Daud kepada abigail : segala puji bagi Tuhan, Allah orang israel, sebab disuruhkannya engkau mendapatkan aku pada hari ini.

Dan lagi titah baginda demikian : segala puji bagi Tuhan, Allah orang pada hari ini seorang yang duduk diatas tahta

Segala puji bagi Tuhan, Allah orang israil, daripada datang kepada segenap orang banya mengatakan amin. Segala

Maka kata baginda : segala puji bagi Tuhan, Allah orang israil, yang telah berfirman dengan mulutnya kepada ayahku Daud ,dan yang sudah




Yesus juga menganggap dirinya sebagai nabi untuk Bani israil. Apabila ada orang lain mendekati dia maka ia mengusirnya. Dalama Matius XV : 21-26, orang dapat membaca : 15:21. Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. 15:22 Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: "Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita." 15:23 Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: "Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak." 15:24 Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." 15:25 Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: "Tuhan, tolonglah aku." 15:26 Tetapi Yesus menjawab: "Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing."

b) Kitab Weda adalah kitab untuk suatu golongan . Diantara pengikut-pengikut Weda, maka membaca weda itu menjadi hak khusus bagi golongan Kasta yang derajarnya tinggi saja. Demikianlah, maka Gotama Risji berkata :

“Apabila orang sudra kebetulan mendengarkan kitab Weda dibaca, maka adalah kewajiban raja untuk mengecor timah dalam kupingnya; apabila sudra membaca mantra-mantra Weda maka raja harus memotong lidanya, dan apabila ia berusaha membaca Weda, maka raja harus memotong badannya.” (Gotama Smarti : 12).

Agama Kong Hu Tju dan amga Zoroaster adalah juga agama-agama nasional. Kedua agama itu tidak berusaha untuk mengajarkan ajaran-ajarannya keseluruh dunia, juga mereka tidak berusaha untuk menyiarkannya kedaerah yang luas. Orang Hindu menganggap negeri india sebagai negeri pilihan bagi Tuhannya, demikian juga agama Kong Hu Tju menganggap Tiongkok satu-satunya kerajaan Tuhan. Dalam hal ini, ada dua jalan menyelesaikan pertentangan antara satu agama dengan lainnya itu, yaitu bahwa orang harus percaya bahwa Tuhan itu BANYAK, atau




Tuhan itu ESA. Dan kalau orang percaya bahwa tuhan itu ESA, maka orang harus mengganti agama yang berbeda itu dengan ajaran yang bisa meluputi seluruhnya .

c) Tuhan Adalah ESA

Dunia kini telah maju. Orang tidak perlu berusaha untuk membuktikkan bahwa apabila dunia ini mempunyai pencipta, maka ia harus Pencipta yang ESA. Tuhan orang-orang israil, Tuhan orang-orang Hindu, Tuhan orang-orang Tiongkok dan Tuhan dari negara irann adalah tidak berbeda. Juga tuhan dari afghanistan,arab ,Eropah, INDONESIA juga Malaysia tidaklah berlainan. Juga tuhan dari orang-orang Mongol dan Tuhan orang-orang semit adalah tidak berbeda. Tuhan Adalah ESA, dan hukum yang mengatur dunia ini juga satu hukum, dan sistim yang menghubungkan satu bagian dari dunia ini dengan yang lainnya adalah juga satu sistim. Ilmu pengetahuan memberikan keyakian, bahwa semua perubahan-perubahan alami dan mekanis dimana saja, adalah pernyataan daripada hukum yang sama. Dunia ini hanyaa mempunyai satu prinsip : ialah gerak, sebagaimana pernyataan para ahli-ahli filsafat materialis. Atau dunia ini hanya mempunyai seorang pencipta. Apabila demikian halnya, maka pernyataan Tuhan daripada orang-orang Israel, Tuhan daripada orang-orang Arab, Tuhan daripada orang-orang Hindu dan Buddha adalah tidak berarti sama sekali. Tetapi apabila Tuhan itu SATU, mengapa dunia ini mempunyai banyak agama? Apakah agama ini hasil daripada pemikiran manusia? Apakah karena ini, maka setiap bangsa dan setiap kelompok umat menyembah Tuhannya Sendiri? Apabila agama itu buka produksi dari otak manusia, mengapa ada satu perbedaan antara agama satu dan agama yang lain ? Apabila dulu adalah alasan tentang adanya perbedaan ini, apakah dewasa ini masih tepat perbedaan-perbedaan itu terus berlangsung?

d) Agama adalah bukan hasil pemikiran umat manusia.

Persoalan apakah agama itu merupakan produksi daripada pemikiran manusia, maka dijawabnya sudah barang tentu, ialah bahwa ia bukan hasil pemikiran manusia; dan sebabnya adalah banya. Agama-agama yang merata didunia mempunyai ciri-ciri yang khas :

Pertama, menurut ukuran yang biasa, maka pembawa agama adalah orang biasa. Mereka tidak mempunyai kekuatan dan kuasaan yang tinggi. Sungguhpun demikian, mereka berani memberikan ajaran, baik kepada




orang-orang besar maupun orang kecil dan dalam waktu yang mereka dengan pengikutrendah sampao keudukan yang tinggi. Ini membuktikan bahwa mereka itu dibantu oleh kekuasaan yang Maha Agung.

Kedua, semua pembawa agama itu, adalah orang yang sejak sebelum jadi nabi dihargai dan dinilai tinggi oleh masyarakatnya karena ketinggian budi pekertinya, sekalipun orang0musunya, setelah mereka itu menyatakan tentang kenabiannnya. Oleh karena itu tidak masuk akal sama sekali, bahwa merekdusta terhadap manusia dengan serta merta berdusta terhadap Tuhannya. Pengakuan yang universil tentang kesucian dari kehidupannya, sebelum mereka itu menyiarka agama yang mereka bawatentang kebenaran pengakuan merekdengan menyatakan : (surat (10) yunus ayat (16).

16.Katakanlah : “Dijikalau Allah menghendaki, nicaya aku tidak akan membacakannya kepadamu dan tidak (pula) Allah memberitahukan.kepadamu. Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumnya. Apakah kamu tidak memikirkannya ?”

Ayat ini berarti, bahwmereka bahwa ia telah lama hidup bersammereka mempunyai kesempatan yang cukup panjang untuk mengamati dia. Juga mereka telah menjadi saksi tentang kejujurannya, maka bagaimanakah mereka dapatwaktu itu berani berdusta terhadap Tuhannya !

Demikian juga Al Quran menyatakan :

Surat 3 ali imran ayat 164.




orang besar maupun orang kecil dan dalam waktu yang mereka dengan pengikut-pengikutnya meningkat daripada kedudukan yang rendah sampao keudukan yang tinggi. Ini membuktikan bahwa mereka itu dibantu oleh kekuasaan yang Maha Agung.

Kedua, semua pembawa agama itu, adalah orang yang sejak sebelum nabi dihargai dan dinilai tinggi oleh masyarakatnya karena ketinggian

budi pekertinya, sekalipun orang0-orang yang kemudian hari menjadi musunya, setelah mereka itu menyatakan tentang kenabiannnya. Oleh karena itu tidak masuk akal sama sekali, bahwa mereka yang tidak pernah dusta terhadap manusia dengan serta merta berdusta terhadap Tuhannya. Pengakuan yang universil tentang kesucian dari kehidupannya, sebelum mereka itu menyiarka agama yang mereka bawa, adalah suatu bukti tentang kebenaran pengakuan mereka. Al Qur’an telah menekankan hal ini

(surat (10) yunus ayat (16).

: “Dijikalau Allah menghendaki, nicaya aku tidak akan membacakannya kepadamu dan tidak (pula) Allah memberitahukan.kepadamu. Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumnya. Apakah kamu tidak memikirkannya ?”

Ayat ini berarti, bahwa Nabi Muhammad s.a.w menyatakan kepada mereka bahwa ia telah lama hidup bersam-sama dengan mereka ,dan mereka mempunyai kesempatan yang cukup panjang untuk mengamati dia. Juga mereka telah menjadi saksi tentang kejujurannya, maka bagaimanakah mereka dapat berkata bahwa Nabi Muhammad s.a.w Pada waktu itu berani berdusta terhadap Tuhannya !

Demikian juga Al Quran menyatakan :

Surat 3 ali imran ayat 164.




orang besar maupun orang kecil dan dalam waktu yang tertentu pengikutnya meningkat daripada kedudukan yang

rendah sampao keudukan yang tinggi. Ini membuktikan bahwa mereka itu

Kedua, semua pembawa agama itu, adalah orang yang sejak sebelum nabi dihargai dan dinilai tinggi oleh masyarakatnya karena ketinggian

orang yang kemudian hari menjadi musunya, setelah mereka itu menyatakan tentang kenabiannnya. Oleh

a yang tidak pernah dusta terhadap manusia dengan serta merta berdusta terhadap Tuhannya. Pengakuan yang universil tentang kesucian dari kehidupannya, sebelum

, adalah suatu bukti a. Al Qur’an telah menekankan hal ini

: “Dijikalau Allah menghendaki, nicaya aku tidak akan membacakannya kepadamu dan tidak (pula) Allah memberitahukan.\nya kepadamu. Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu beberapa lama

a Nabi Muhammad s.a.w menyatakan kepada sama dengan mereka ,dan

mereka mempunyai kesempatan yang cukup panjang untuk mengamati dia. Juga mereka telah menjadi saksi tentang kejujurannya, maka

berkata bahwa Nabi Muhammad s.a.w Pada




164. Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orangketika Allah mengutus diantarasendiri, yang membacakan kepada mereka ayat(jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benardalam kesesatan yang nyata.

Surat 9 At taubah ayat 128

128.“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.

Ini berarti, bahwa rasul yang dikirimkan kepada mereka itu adalah seorang diantara mereka, yang mreka tahu benar tentang kemurnian moralnya dan kebaikan budi pekertinya.

Tentang Nabi-nabi lainpun Al Qur’an juga menyatakan ialah bahwa para Rasul dari itu adalah dari antara mereka sendiri. Oleh karena itu adalah mustahil bahwa mereka tidak mengerti tentang Nabimereka sendiri. Demikianlah, Maka Al Qur’an menyatakan :

Surat 23 Al mu’minuun ayat 32.




164. Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar

alam kesesatan yang nyata.

Surat 9 At taubah ayat 128

Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang

orang mukmin. “

Ini berarti, bahwa rasul yang dikirimkan kepada mereka itu adalah seorang diantara mereka, yang mreka tahu benar tentang kemurnian moralnya dan kebaikan budi pekertinya.

nabi lainpun Al Qur’an juga menyatakan ialah bahwa para Rasul dari itu adalah dari antara mereka sendiri. Oleh karena itu adalah mustahil bahwa mereka tidak mengerti tentang Nabimereka sendiri. Demikianlah, Maka Al Qur’an menyatakan :

Surat 23 Al mu’minuun ayat 32.




orang yang beriman mereka seorang rasul dari golongan mereka

ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar

Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang

Ini berarti, bahwa rasul yang dikirimkan kepada mereka itu adalah seorang diantara mereka, yang mreka tahu benar tentang kemurnian moralnya dan

nabi lainpun Al Qur’an juga menyatakan demikian, ialah bahwa para Rasul dari itu adalah dari antara mereka sendiri. Oleh karena itu adalah mustahil bahwa mereka tidak mengerti tentang Nabi-nabi




32. Lalu Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekalitidak ada Tuhan selain daripada(kepada-Nya).

Surat 16 An Nahl ayat 84.

84. Dan (ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan dari tiapseorang saksi (rasul), kemudian tidak diizinkan kepada orangkafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) mereka dibolehkan meminta ma'af.

Surat 7 Al A’raaf ayat 65.

65. Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekaliselain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada

Surat 7 Al A’raaf ayat 73




Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekalitidak ada Tuhan selain daripada-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa

Surat 16 An Nahl ayat 84.

(ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan dari tiapseorang saksi (rasul), kemudian tidak diizinkan kepada orang-kafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) mereka dibolehkan meminta


(Kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu

Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada

Surat 7 Al A’raaf ayat 73




Kami utus kepada mereka, seorang rasul dari kalangan mereka sendiri (yang berkata): "Sembahlah Allah oleh kamu sekalian, sekali-kali

Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa

(ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan dari tiap-tiap umat -orang yang

kafir (untuk membela diri) dan tidak (pula) mereka dibolehkan meminta

(Kami telah mengutus) kepada kaum 'Aad saudara mereka, Hud. Ia kali tidak ada Tuhan bagimu

Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?"




73. Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekaliTuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan yang pedih."


85. Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madmereka, Syu'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekaliada Tuhan bagimu selainyang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barangtimbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi




mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka Shaleh. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada

Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan


85. Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan [552] saudara u'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali

ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi




mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka kali tidak ada

Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari Tuhammu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apapun, (yang karenanya) kamu akan ditimpa siksaan

yan [552] saudara u'aib. Ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak

Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan

ang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi




sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman".

Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Nabi-nabi Hud, Shaleh, Syu’aib dan nabi-nabi yang lain, adalah buka orang-orang yang tidak diketahui oleh masyarakatnya masing-masing. Mereka tahu benar tentang kehidupa yang dialami oleh para nabi-nabi baik sebelum, maupun setelah menerima wahyu, bahwa mereka adalah orang-orang yang jujur bertakwa dan shaleh. Oleh karena itu maka tidaklah masuk akal bahwa mereka dengan serta merta berusaha untuk menipu kaumnya.

Ketiga, bahwa pembawa agama itu tidak mempunyai kekuasaan dan alat-alat yang pada umumnya dapat dikatakan menjamin suksesnya pimpinannya. Umumnya mereka sedikit sekali mengetahui tentang seni atau kebudayaan masanya. Sungguhpun demikia, apa yang mereka ajarkan adalah sesuatu yang lebih dari apa yang ada dalam masa itu; tidak sama dengan apa yang berlaku pada masanya. Dengan mengambil ajaran-ajarannya itu, maka manusia akan sampai kepada peradaban dan kebudayaan yang tinggi dan sanggup mempertahankan kebesarannya itu untuk berabad-abad lamanya.

Hanya pembawa-pembawa agam yang benar sajalah dapat berbuat yang demikian itu. Oleh karena itu adalah mustahil bahwa orang yang tidak mengerti sama sekali tentang peradaban, kemajuan yang terdapat pada waktunya, setelah berbuat dusta terhadap Tuhannya, akan mempunyai kekuatan yang luar biasa, hingga ajaran-ajarannya itu mengalahkan ajaran-ajaran yang ada pada waktu itu. Kemenangan yang sedemikian itu adalah mustahil dengan tidak adanyaa bantuan dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Keempat, apabila diperhatikan ajaran-ajaran yang dibawa oleh pembawa-pembawa agama itu, maka diketahui bahwa ajaran-ajarannya itu selalu bertentangan dengan pikiran-pikiran yang hidup dalam waktu itu. Apabila ajarannya itu sama dengan pikiran-pikiran yang hidup didalam waktunya, maka hal itu dapat dikatakan bahwa ajaran mereka itu adalah merupakan pernyataan saja dari pada pikiran-pikiran yang pada waktu itu. Sebaliknya apa yang mereka ajarkan adalah sangat berlainan dengan alam pikiran yang ada dalam waktunya. Pertentangan yang sengit lalu timbul, menjadikan daerah tempat penyiaran agama itu seolah-olah menjadi terbakar. Sungguhpu demikian, mereka yang menetang ajaran-ajaran itu




akhirnya tunduk. Ini membuktikan bahwa pembawa-pembawa agam bukanlah orang-orang yang tidak memenuhi kehendak masanya, tetapi mereka adalah Nabi-nabi dan Rasul-rasul, dalam arti sebagaimana mereka sendiri mengakuinya.

merekapun menentang para Nabi dan Rasul, bahkan dengan perkataan dan Fisik yang mereka lakukan. Dalam zaman Nabi Musa a.s, alangkah anehnya ajaranya yang ia bawa ,ialah tentang keesaan Tuhan , diwaktu dunia diliputi oleh poltheisme. Sewaktu Nabi isa a.s yang yang dilahirkan dalam dunia materialistis daripada orang-orang Yahudi dan yang sangat terpengaruh oleh kemewahan Romawi, maka alangkah anehnya ajaran yang dibawanya, yang menekankan kepada kejiwaan. Alangkah sumbangnya ajaran yang ia bawa untu memberikan ampuan kepada orang-orang zalim yang telah menganiaya rakyat yang sekian lamanya hidup dibawah tirany serdadu-sedadu Romawi, yang sudah sekian lamanya oula mengharapkan dapat hak untuk menuntuk kebenaran. Nabu Muhammad s.a.w dinegeri Arab mengajarkan orang-orang yang telah mendengar ajaran-ajaran Yahudi dan Nasrani. Alangkah ganjilnya bagi mereka yang percaya, bahwa sebenarnya tidak ada ajaran yang benar diluar ajaran mereka sendiri. Dan ia mengajar keoada orang-orang kafir Mekah, bahwa Tuhan adalah Esa, dan bahwa semua manusia itu sama. Alangkah menyendirinya ajaran itu bagi masyarakat yang percaya bahwa bangsanya adalah golongan yang paling tinggi. Untuk mengajar penyembah-penyembah berhala, peminum minum-minuman keras dan penjudi-penjudi ulung tentang jeleknya perbuatan mereka mengeritik hampir semua dan apa saja yang mereka percayai atau mereka perbuat, untuk memberikan kepada mereka ajaran yang baru, lalu mendapatkan sukse, adalah merupakan suatu hal yang mustahil. Itu adalah seperti usaha bererang melawan arus banjir dengan kekuatan yang luar biasa. Itu diluar kemampuan manusia.

Kelima, pendiri dari pada agama-agama itu semua menunjukkan tanda-tanda bukti dan mu’djizat-mu’djizat. Setiap orang dari mereka menerangkan sejak permulaan, bahwa ajarannya itu akan berhasil dan bahwa mereka yang berusaha untuk menghancurkan itu, akan hancur sendiri. Padahal mereka tidak mempunyai kekuatan-kekuatan lahir. Ditambah lagi bahwa ajaran-ajaran mereka itu bertentangan dengan kepercayaan-kepercayaan dan kebiasaan-kebiasaan dari pada masyarakat dan menimbulkan pertentangan yang luar biasa. Sungguhpun demikian mereka berhaasil dan apa yang mereka katakan itu benar-benar terjadi.




Mengapa perkataan mereka itu benar-benar terjadi? Karena suksesnya para nabi itu, sukses yang dikatakan terlebi dahulu, yang akan disandarkan kepada Tuhan sejak dari pada permulaannya, sukses yang menjadi taruhan seluruh kehormatannya dan dapa dicapai sekalipun adanya oposisi yang luar biasa. Orang seperti Napoleon, Hitler dan gengkhis khan dapat mencapai tingkatan yang tinggi dari kedudukan yang rendah. Tetapi mereka tidak berbuat sesuatu yang bertentangan dengan pikiran pada waktunya. Juga mereka tidak mengatakan Tuhan telah menjajikan KEMENANGAN, sekalipun ada tantangan yang bagaimanapun. Juga mereka tidak harus berhadapan dengan oposisi yang besar dari orang-orang yang sezaman dengan mereka. Tetapi apabila mereka kalah, maka sebenarnya mereka tidak kehilangan apa-apa. Mereka masih dianggap besar dan tinggi oleh rakyatnya dan tidak takut apa-apa. Hal yang demikian itu sangat berbeda dengan Nabi Musa a.s, Nabi Isa a.s, dan Nabi Muhammad s.a.w

Memang mereka para nabi dan rasul itu tidaklah gagal tetapi andaikata mereka itu gagal mereka akan kehilangan segala-galanya. Mereka tidak akan dibangga-banggakan oleh masyarakatnya, tapi mereka akan dimaki-maki sebagai nabi-nabi palsu dan pembohong-pembohong. Sejarah tidak akan menghargai sedikitpun kepada mereka dan hinaan dan cercaan selama-lamanya adalah sebagai pembalasan bagi mereka, diantara mereka dan orang-orang seperti Napoleon atau Hitler terdapatlah perbedaan yang jauh sekali sebagai mana juga terdapat perbedaan antara sukses-suksesnya kedua golongan itu. Sebenarnya tidak banyak orang yang menghargai kepada Napoleon, Hitler dan Gengkhis khan itu. Memang ada juga orang-orang menganggap mereka sebagai pahlawan dan kagum akan perbuatan-perbuatan mereka, aka tetapi apakah mereka itu dapat memperoleh ketaatan dan ketundukan yang sebenarnya ? ketaatan dan ketundukan hanya diberikan kepada pembawa-pembawa agama seperti Nabi Musa a.s , Nabi Isa a.s , Nabi Muhammad s.a.w . Juga kepada khrisna,zoroater dan buddha bagi orang-orang yang menganggap mereka sebagai Nabi.

e) Mengapa hukum-hukum dari agama-agama itu berbeda ?

Inilah sebenarnya yang menjadi pertanyaan penting, apabila nabi-nabi itu semuanya dari Tuhan, mengapa ajaran-ajaran mereka itu berbeda-beda satu sama lainya ? Apakah tuhan menjajarkan soal-soal




yang berbeda-beda pula? Orang biasa sajapun akan berusaha untuk tetap kepada ajarannya dalam waktu dan tempat yang berbeda-beda. Jawabannya adalah bahwa bila keadaan itu tetap sebagaimana biasa, maka adalah tidak perlu dikeluarkan petunjuk yang berbeda-beda. Tetapi sewaktu keadaan itu sudah berubah, adalah suatu kebijaksanaan bahwa ajaran itu harus berbeda. Pada masa Nabi Adam a.s rupa-rupanya umat manusia itu hidup dalam satu tempat,oleh karena itu maka ajaran yang coraknya satu itu telah mencukupinya. Hingga zaman Nabi Nuh a.s umat manusia itu hidup dalam tempat yang terpencil-pencil. Setelah Nabi Nuh a.s inilah, maka umat manusia itu merata dipelbagai penjuru dunia ini. Tetapi pengaruh dari ajaran Nabi Nuh a.s ini mulai berkurang. Maka datanglah Rasul-rasul yang lain, dan pengaruh mereka berangsur-angsur berkurang pula, dan tiap-tiap rasul itu diutus untuk kaumnya masing masing dan untuk masa tertentu.

Inilah yang menyebabkan adanya perbedaan hukum-hukum antara satu agama dengan lainya, terutama lagi karena akal manusia belum benar-benar berkembang pada saat itu. Karena kecerdasan umat manusia belum berkembang, maka untuk tiap negeri dikirim utusan yang sesuai dengan perkembangan pikiran yang ada dalam waktu itu. Tetapi sewaktu umat manusia ini sudah maju , dan makin banyak negeri yang ditempati manusia, dan jarak antara satu negeri dengan lainya menjadi tidak berarti lagi dan alat-alat komunikasi menjadi lebih baik, maka tidak berarti lagi dan alat-alat komunikasi menjadi lebih baik, maka fikiran orang mulai menghargai akan perlunya ajaran yang Universal yang mencukupi untuk mengurus perikedupan seluruh umat manusia ini. Dengan perantara saling hubungan antara satu kelompok umat manusia lainnya, maka orang mulai memahami tentang kesatuan. Di arabia, Tuhan membangkitkan utusan-Nya yang terakhir untuk seluruh umat manusia, dan itulah Nabi Muhammad dengan menyeru manusia kepada keesaan Tuhan, yang menguasai alama semesta. Ajarannya itu menyatakan tentang tuhan yang berhak disembah, yang memberika petunjuk kepada segolongan umat manusia disemua negeri-negeri dunia secara merata, dan tidak dihadapkan kepada sesuatu negeri tertentu atau suatu golongan tertentu, melainkan untuk seluruh umat manusia, dan itu tugas yang berat.

Oleh karena itu apabila dunia ini diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, dan apabila Tuhan itu memelihara umat manusia dinegeri dimana




saja dan waktu kapa saja, maka adalah suatu keharusan, bahwa akhirnya kelompok-kelompok manusia yang berbeda-beda itu dengan tradisi-tradisi yang berbeda-beda pula, bersatu dalam satu ikatan kepercayaan dan pandagan hidup. Andaikata Al-Qur’an tidak diturunkan, maka tujuan kerohanian tentang penciptaan manusia itu akan lenyap.

Kenyataanya umat manusia dewasa ini terbagi atas pelbagai agama. Risalah yang dibawa oleh Musa a.s, isa a.s,dan nabi lain, ajaran-ajaran yang dibawa oleh krishna, Zoroaster dan Buddha kepelbagai dunia adalah laksana anak-anak sungai yang mengalir menuju kesatualiran sungai yang besar dan menuju ke samudra raja. Memang semua risalah yang dibawa Musa a.s, Isa a.s dan nabi yang lain serta ajaran krishna, Zoroaster, dan Buddha itu baik. Tetapi adalah suatu keharusan bahwa sungai-sungai itu harus mengalir kesatujuan, ialah samudra raja, dan membuktikan tentang keesaan Tuhan dan mengajarkan satu tujuan agung yang penghabisannya agalah agama ISLAM, yang untuk tujuan itu manusia diciptakan. Apabila Al-Qur’an tidak membawa ajaran ini, maka ajaran Nabi manakah yang akan menerangkan jagad raya ini ? sudah barang tentu bukanlah kitab injil, karena injil membicarakan Tuhan dari pada anak cucu israil. Juga sudah barang tentu bukan ajaran Nabi Isa a.s, karena nabi Isa a.s sendiri bukan seorang nabi untuk seluruh umat manusia.

Ia sendiri menyatakan :

Matius 5 : 17,18

5:17. "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. 5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.

Apa yang diajarkan oleh Musa a.s dan nabi-nabi yang dulu itu sudah jelas. Memang ajaran penyiar-penyiar Agama kristen pergi keseluruh dunia untuk menyiarkan agama Isa a.s , tetapi Nabi Isa a.s sendiri tidak mempunyai maksud yang demikian itu. Persoalannya adalah bukan apa yang dicoba untuk mengajarkan oleh penyiar-penyiar Kristen. Apa yang sebenarnya




dimaksud oleh Tuhan dalam mengutus Isa a.s Ini !!?? Tentang hal ini rasanya tidak ada orang yang lebih patut memberi keterangan selain Isa a.s sendiri, dan dengan jelas ia menyatakan :

Matius 15 : 24

“Maka jawab Yesus, katanya : tiadalah aku disuruhkan kepada yang lain, hanya kepada segala domba yang sesat dari antara Bani Israil.”

Oleh karena itulah, ajaran nabi Isa a.s itu hanya untuk bani israil dan bukan untuk lainnya.

Para rasul-rasulpun menganggap tidak betul mengajarkan injil kepada bukan orang-orang yang buka bani israil. Demikianlah apa yang dibaca di Kisah rasul-rasul 11 : 19 =

“Maka sekalian orang yang berpecah-belah oleh sebab aniaya yang berbangkit karena stepanus itupun mengembaralah sampai ke Feniki ada kiperun dan antiochia, tetapitiada memberitakan firman itu kepada seorangpun kecuali kepada orang yahudi.”

Jugaa bukaan kita yang dibawa oleh Zoroaster, karena kitab itu mengajarkan bahwa petunjuk Tuhan itu hanya,diberikan kepada bangsa Iran belaka. Juga bukan Kitab Weda, karena para Rishi mengajarkan keharusan adanya hukuman menuangkan timah yang mendidih kedalam telinga-telinga orang-orang sudra, -penduduk india asli- yang berani mendengarkan bacaan kitab Weda. Juga bukan Buddha, karena sekalipun kepercayaan tentang buddha itu tersiar ke negeri Tiongkok setelah Buddha meninggal, tetapi ajaran Buddha itu sendiri tidak pernah melintasi daerah perbatasa india.

Oleh karena itu memang sebelum datangnya Nabi Muhammad s.a.w. tidak ada seorang nabipun yang diutus untuk seluruh umat manusia, dan sebelum Al Qur’an ada, tidak ada sebuah kitab sucipun yang ditunjukan kepada seluruh umat manusia

Surat al ‘araaf 158




158. Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasulyang ummi yang beriman kepada(kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk".

Dengan ini jelaslah bahwa tujuan penurunan Al Quran itu adalah untuk menghilangkah perbedaanperbedaan antara satu agama dengan lainnya dan antara sekelompok umat manusia dengan kelompok umat manusia lainnya. karena terbatasnya ajarantidak diturunkan, maka perbedaan itu akan terus berlangsung.

Pertanyaan yang kedua : mengalami proses evolusi yang akhirnya sampai kepada tingkat kesempurnaan ?

Untuk menjawab pertanyaan ini, orang harus ingat bahwa sewaktu orang mempelajari peradaban dan kebudayaan pelbagai negeri,akan mendapatkan bahwa dalam beberapa periode, peradaban suatu negeri itu demikian maju, hingga kalau tidak memperhitungkan kamajuankemajuan yang diperoleh dalam zamanumat manusia itu rupa-rupanya tidak demikkemajuan-kemajuan yang dicapai dalam waktu kita sekarang

Perlu diterangkan disini bahwa ‘peradaban’ adalah suatu konsep yang murni materialistik. Apabila kemajuan materi tercapai, maka terdapatlah kenikmatan dalam hidup ini. Keni’matan dalam hidup ini merupakan peradaban. Tetapi ‘kebudayan’ adalah lain dari padapertimbanga wajar hubungan antara kebudayaan dengan peradaban,




158. Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasulyang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat

Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk".

Dengan ini jelaslah bahwa tujuan penurunan Al Quran itu adalah untuk menghilangkah perbedaan-perbedaan itu dan untuk menghapuskan

tu agama dengan lainnya dan antara sekelompok umat manusia dengan kelompok umat manusia lainnya. Perbedaankarena terbatasnya ajaran-ajaran Nabi-nabi yang dulu. Apabila Al Qur’an tidak diturunkan, maka perbedaan itu akan terus berlangsung.

Pertanyaan yang kedua : apakah pikiran manusia itu tidak mengalami proses evolusi yang akhirnya sampai kepada tingkat

Untuk menjawab pertanyaan ini, orang harus ingat bahwa sewaktu orang mempelajari peradaban dan kebudayaan pelbagai negeri,

bahwa dalam beberapa periode, peradaban suatu negeri itu demikian maju, hingga kalau tidak memperhitungkan kamajuankemajuan yang diperoleh dalam zaman-zaman yang lalu dari pada sejarah

rupanya tidak demikian berbeda dari pada kemajuan yang dicapai dalam waktu kita sekarang

Perlu diterangkan disini bahwa ‘peradaban’ adalah suatu konsep yang murni materialistik. Apabila kemajuan materi tercapai, maka terdapatlah kenikmatan dalam hidup ini. Keni’matan dalam hidup ini merupakan peradaban. Tetapi ‘kebudayan’ adalah lain dari pada peradaban. Menurut pertimbanga wajar hubungan antara kebudayaan dengan peradaban,




adalah utusan Allah kepadamu semua, yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi

kalimat-Nya Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk".

Dengan ini jelaslah bahwa tujuan penurunan Al Quran itu adalah perbedaan itu dan untuk menghapuskan

tu agama dengan lainnya dan antara sekelompok umat erbedaan itu tidak bisa

nabi yang dulu. Apabila Al Qur’an tidak diturunkan, maka perbedaan itu akan terus berlangsung.

apakah pikiran manusia itu tidak mengalami proses evolusi yang akhirnya sampai kepada tingkat

Untuk menjawab pertanyaan ini, orang harus ingat bahwa sewaktu orang mempelajari peradaban dan kebudayaan pelbagai negeri, maka orang

bahwa dalam beberapa periode, peradaban suatu negeri itu demikian maju, hingga kalau tidak memperhitungkan kamajuan-

zaman yang lalu dari pada sejarah ian berbeda dari pada

kemajuan yang dicapai dalam waktu kita sekarang ini.

Perlu diterangkan disini bahwa ‘peradaban’ adalah suatu konsep yang murni materialistik. Apabila kemajuan materi tercapai, maka terdapatlah kenikmatan dalam hidup ini. Keni’matan dalam hidup ini merupakan

peradaban. Menurut pertimbanga wajar hubungan antara kebudayaan dengan peradaban,




adalah seperti hungan antara jiwa manusia dengan tubuhnya. Perbedaan-perbedaan dalam peradaban adalah perbedaan-perbedaan dalam kemajuan materi,tetapi perbedaan-perbedaan kebudayaan, disebabkan karena perbedaan kamajuan rohani. Kebudayaan dari pada suatu golongan dapatlah dikatakan terdiri dari ide-ide yang tumbuh dibawah pengaruh ajaran-ajaran agama. Ajaran-ajaran agama itulah yang memberikan dasar kebudayaan.

Dalam peradaban dan kebudayaan kadang-kadang terpisah, kadang-kadang tidak. Bisa juga suatu bangsa pada suatu zaman mencapai peradaban yang tinggi, tetapi tidak mencapai kebudayaan yang besar. Kadang-kadang sebaliknya; suatu negeri nencapai kebudayaan yang tinggi, tetapi peradabannya tidak. Romawi dalam zaman kebesarannya adalah pemilik peradaban yang besar, tetapi tidak mempunyai kebudayaan yang tinggi. Pada abad-abad pertama dari agama kristen, maka agama kristen itu tidak memberikan peradaban kepada dunia,tetapi memberikan kebudayaan yang sangat tinggi. Kebudayaan itu keluar dari pandangan hidup tertentu dan oleh karena itu mempunyai ciri-ciri yang tersendiri pula. Orang-orang kristen pada abad-abad pertama, kegiatan mereka itu berakar pada prinsip-prinsip tertentu, kehidupan mereka itu ditentukan oleh batas-batas itu ditentukan ajaran agama mereka. Sebaliknya prinsip-prinsip dan batas-batas yang membimbing alam pikiran Romawi, adalah karena dorongan-dorangan yang materialistik. Pendeknya dunia romawi dalam zaman kebesarannya adalah contoh yang baik sekali tentang peradaban yang besar dan agama kristen yang pertama-tama adalah merupakan contoh kebudayaan tinggi. Kemudian di Romawi itu peradaban dan kebudayaan campur menjadi satu. Sewaktu Romawi menjadi Kristen, maka ia mempunya kebudayaan dan peradaban, tetapi peradabannya itu kalah dengan kebudayaanya. Dewasa ini eropa memiliki kebudayaan dan peradaban,tetapi peradabannya itu kalah dengan kebudayaannya, karena desakan konsepsi-konsepsi yang materialistik. Maka kebuadayaannya terdesak oleh peradabannya.

Peradaban dan kebudayaan yang timbul sebelum datangnya ISLAM adalah tidak universil dalam konsepsinya. Kedua-duanya itu tidaklah keluar dari prinsip-prinsip yang universil. Pada agama yahudi sudah barang tentu ada usaha untuk menghimpun peradaban dan kebudayaan itu. Dalam Perjanjian Lama, dalam banyak ide-ide sosial itu disatukan dengan konsep-konsep materil, dan kedua-duanya itu berpusat disekitar




agama. Tetapi usaha Perjanjian Lama itu bisa digambarkan sebagai usaha yang pertama dan bukanlah usaha yang penghabisan. Demikian juga ajaran-ajaran Hindu dan Zoroaster. Seribu satu persoalan hidup rupa-rupanya memerlukan ideologi dan sistim pemikiran yang cukup elastik untuk dipergunakan sebagai petunjuk bagi pelbagai persoalan itu dalam waktu kapan dan ditempat mana saja. Ideologi yang sedemikian itu tidak dapat diberikan oleh agama-agama yang lalu.

Nabi Musa a.s. memberikan kepada Bani israil agama dan peradaban tetapi ajaran-ajarannya itu hanya untuk Bani israil yang pada masa itu dan tidak untuk seluruh umat manusia. Setelah Bani israil mulai berfikir menurut fikiran-fikiran baru dan mulai mempunyai ide-ide yang baru pula, maka ajaran Musa a.s mulai kelihatan tidak sanggup untuk mencukupinya. Ajaran itu tidak sanggup untuk mencetak manusia utama daripada generasi baru Bani Israil. Memang mereka masih mengaku juga mengikuti ajaran-ajaran Nabi Musa a.s , tetapi mereka itu sebenarnya telah menyimpang dari ajaran itu. Isa a.s dengan ajarannya tidak sesuai dengan sebagian ajaran-ajaran Musa a.s. yang sempit itu, karena itu ia membawa beberapa perubahan. Dengan ini dapat dipahami bahwa sewaktu Musa a.s itu mengikat pengikut-pengikutnya dengan ajaran yang sanga sempit, maka Isa a.s membebaskan orang dari sebagian ajaran-ajaran yang tidak sesuai lagi itu. Demikian pula ajaran-ajaran nabi Isa a.s karena beliau itu hanya diutus untuk suatu kaum saja, maka ajaran-ajarannya itu tidak mencukupi lagi untuk menampung keperluan-keperluan yang beraneka ragam dari pada kegiatan umat manusia. Dalam keadaan yang demikian, maka dengan melintasi pelbagai tingkatan, maka agama-agama yang ada sebelum ISLAM itu, tidak sanggup untuk melintasi batas-batas bangsa,zaman dan waktu. Proses dan tingkatan peradaban dan kebudayaan itu menunjukan bahwa kedua-duanya juga mengalami kemajuan. Kebudayaan umat manusia dan peradabannya harus sampai kepada kesempurnaan yang stabil dan pertumbuhannya harus mendapat bimbingan dari ajaran-ajaran Agama. Agama-agama sebelum ISLAM tidak sanggup lagi memberikan bimbingan itu. Dan ini menunjukan perlunya Al-Qur’an diturunkan, yang memberi petunjuk kepada seluk-beluk tingkah laku manusia dengan berbagai macam ragamnya, sesuai dengan revolusi kebudayaan umat manusia.




Pertanyaan yang ketiga : Bukankah agama-agama yang dulu itu mengajarkan tentang adanya kemajuan kerohanian yang akhirnya akan sampai kepada ajaran yang universil untuk seluruh umat manusia ?

Memang kitab-kitab suci yang dulu menjanjikan tentang akan datangnya seorang Nabi yang pembawa rahmat ke seluruh penjuru dunia. Nabi itu adalah keturunan nabi Ibrahim a.s, bahwa keturunannya itu akan lahir seorang Nabi akhir. Dapat dibaca diantara lain dalam :

kitab kejadian 12 : 2, 3 ; 13 : 15; 16 : 10-12 dan masih banya lagi. Adapun nubuat bahwa kedatangan seorang nabi yang paling besar itu dari Nabi Ismail a.s orang dapat membaca dalam =

kitab kejadian 21 : 13

“maka anak sahayamu itupun akan kujadikan suatu bangsa, iapun dari pada benihmu.”

Demikian juga dalam kejadian 21 : 13

“bangunlah engkau, angkatlah budak itu, sokonglah dia, karena aku hendak menjadikan dia satu bangsa yang besar”

Juga dalam kitab kejadian 17 : 20

“maka akan hal ismail itupun telah kutuluskan permintaamu; bahwa sesungguhnya aku telah memberkati akan dia dan membiakkan dia dan memperbanyakka dia amat sangat dan dua belas orang raja-raja akan berpencar dari padanya aku dan aku akan menjadikan dia satu bangsa yang besar.

Sudah barang tentu yang dimaksud adalah Nabi Muhammad s.a.w. adapum nubuat-nubuat lain ialah umpamanya nubuat dari Nabi Habakuk yang menyatakan , Habakuk 3 : 3 =

“Bahwa Allah datang dari Teman dan yang maha suci dari pegunungan paran-selah. Maka kemulyaanya menudungilaj segala langit dan bumipun adalah penuh dengan pujunya.”

Disini diterangkan tentang teman dan orang yang suci dari pegunungan Paran(Arab=Faron) ,dan juga dimaksud ini tidak lagi dari Nabi Muhammad s.a.w




Demikian juga Nabi Musa a.s. dalam kitab ulangan 18 : 17-22 telah menyatakan kedatangan Nabi Muhammad s.a.w itu :

18:17 Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik;

18:18 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.

18:19 Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.

18:20 Tetapi seorang nabi yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.

18:21 Jika sekiranya kamu berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak difirmankan TUHAN? --

18:22 apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya."

Dalam 6 ayat Taurat diatas ada beberapa isyarat yang menjadi dalil untuk menyatakan nubuat tentang nabi Muhammad s.a.w. itu, “seorang nabi dari antara segala saudaranya “. Hal ini menunjukan bahwa orang yang dinubuatkan oleh Tuhan itu akan timbul dari saudara-saudara Bani Israil, tetapi bukan dari Bani Israil sendiri. Adapun saudara-saudara Bani Israil itu ialah Bani Ismail (bangsa arab) sebab Ismail adalah saudara tua dari Ishak bapak dari Israil (yakub). Dan nabi Muhammad s.a.w. sudah jelas adalah keturunan Bani Ismail. Kemudian kalimat “yang seperti engkau” , memberikan arti bahwa nabi yang akan datang haruslah yang seperti Nabi Musa a.s, maksudnya Nabi Muhammad itulah satu-satunya Nabi yang membawa syariat baru (agama ISLAM) yang juga berlaku untuk Bangsa Israil.

Kemudian diterangkan lagi ,bahwa Nabi itu tidak sombong tidak dan ttidak akan mati dibunuh. Nabi Muhammad s.a.w seperti bukanlah seorang yang sombong,baik sebelum menjadi Nabi, apalagi sesudah menjadi Nabi.

http://www.sabda.org/sabdaweb/bible/verse/?b=5&c=18&v=17









Sebelum menjadi nabi beliau sudah disenangi umum ,terbukti beliau mendapatkan gelar “Al Amin” artinya orang yang dipercayai. Kalau beliau sombong tentulah beliau tidak mendapatkan gelar tersebut.

Umat nasrani menyesuaikan nubuat itu kepada nabi isa a.s disamping mereka mengakui pula bahwa Nabi isa a.s sungguh mati terbunuh (mati disalib). Hal ini jelas bertentangan dengan ayat nubuat itu sendiri (...bahwa nabi itu tidak sombong dan tidak akan mati dibunuh...). Sebab nabi yang di tunggu-tunggu itu haruslah tidak mati terbunuh ( Tersalib atau lainnya).

Itulah sebabnya nubuat tentang kedatangan nabi Muhammad s.a.w sebenarnya masih ada lagi beberapa nubuat yang diberikan oleh nabi yesaya 42 : 12

42:12 Baiklah mereka memberi penghormatan kepada TUHAN, dan memberitakan pujian yang kepada-Nya di pulau-pulau.

Yermia 31 : 31,32

31:31 Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda,

31:32 bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN.

Daniel 2 : 38-45

2:38 dan yang ke dalam tangannya telah diserahkan-Nya anak-anak manusia, di manapun mereka berada, binatang-binatang di padang dan burung-burung di udara, dan yang dibuat-Nya menjadi kuasa atas semuanya itu--tuankulah kepala yang dari emas itu.

2:39

Tetapi sesudah tuanku akan muncul suatu kerajaan lain, yang







kurang besar dari kerajaan tuanku; kemudian suatu kerajaan lagi, yakni yang ketiga, dari tembaga, yang akan berkuasa atas seluruh bumi.

2:40

Sesudah itu akan ada suatu kerajaan yang keempat, yang keras seperti besi, tepat seperti besi yang meremukkan dan menghancurkan segala sesuatu; dan seperti besi yang menghancurluluhkan, maka kerajaan ini akan meremukkan dan menghancurluluhkan semuanya.

2:41

Dan seperti tuanku lihat kaki dan jari-jarinya sebagian dari tanah liat tukang periuk dan sebagian lagi dari besi, itu berarti, bahwa kerajaan itu terbagi; memang kerajaan itu juga keras seperti besi, sesuai dengan yang tuanku lihat besi itu bercampur dengan tanah liat.

2:42

Tetapi sebagaimana jari-jari kaki itu sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat, demikianlah kerajaan itu akan menjadi keras sebagian dan rapuh sebagian.

2:43

Seperti tuanku lihat besi bercampur dengan tanah liat, itu berarti: mereka akan bercampur oleh perkawinan, tetapi tidak akan merupakan satu kesatuan, seperti besi tidak dapat bercampur dengan tanah liat.

2:44

Tetapi pada zaman raja-raja, Allah semesta langit akan mendirikan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya,

Dan beberapa lagi, yang untuk menghindari terlalu panjang tidak perlu disebut disni.

Itulah nubuat-nubuat yang diberikan nabi-nabi sebelum kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. ini semua membawa makin kuatnya akan keharusan datangnya Al Qur’an yang dibawa Oleh Nabi Muhammad s.a.w .

Perlunya al qur'an-diturunkan

Documents