Top Banner
Perkembangan Televisi I. Introduction Kehadiran inovasi televise cukup membuat semua orang terkagum kagum karena pada akhirnya televise merupakan sebuah alat manifestasi imajinasi manusia lengkap dengan perangkat audio dan visual. Menurut John Logie Baird Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang digunakan untuk memancarkan dan menerima siaran gambar bergerak, baik itu yang monokrom ("hitam putih") maupun warna, biasanya dilengkapi oleh suara. "Televisi" juga dapat diartikan sebagai kotak televisi, rangkaian televisi atau pancaran televisi. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε, "jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin. Sehingga televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Pada tahun 1873 seorang operator telegram asal Valentia, Irlandia yang bernama Joseph May menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan fotosel silenium (selenium photocell).
39

Perkembangan Televisi

Jul 04, 2015

Download

Documents

Ruffy Shank
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Perkembangan Televisi

Perkembangan Televisi

I. Introduction

Kehadiran inovasi televise cukup membuat semua orang terkagum kagum karena

pada akhirnya televise merupakan sebuah alat manifestasi imajinasi manusia lengkap

dengan perangkat audio dan visual. Menurut John Logie Baird Televisi adalah sebuah

media telekomunikasi terkenal yang digunakan untuk memancarkan dan menerima siaran

gambar bergerak, baik itu yang monokrom ("hitam putih") maupun warna, biasanya

dilengkapi oleh suara. "Televisi" juga dapat diartikan sebagai kotak televisi, rangkaian

televisi atau pancaran televisi. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata tele (τῆλε,

"jauh") dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin. Sehingga televisi

dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh.

Pada tahun 1873 seorang operator telegram asal Valentia, Irlandia yang bernama Joseph

May menemukan bahwa cahaya mempengaruhi resistansi elektris selenium. Ia menyadari

itu bisa digunakan untuk mengubah cahaya kedalam arus listrik dengan menggunakan

fotosel silenium (selenium photocell). Joseph May bersama Willoughby Smith (teknisi

dari Telegraph Construction Maintenance Company) melakukan beberapa percobaan

yang selanjutnya dilaporkan pada Journal of The Society of Telegraph Engineers. Hal ini

merupakan embrio dari teknologi perekaman gambar.

Penyiaran TV biasanya disebarkan melalui pancaran radio dalam saluran-saluran

yang ditetapkan dalam jalur frekuensi 54-890 megahertz[1]. Gelombang TV juga kini

dipancarkan dengan suara stereo atau bunyi keliling di banyak negara. Siaran TV pada

awalnya direkam dan dipancarkan dalam bentuk gelombang analog, tetapi kebelakangan

ini perusahaan siaran publik maupun swasta kini beralih ke teknologi televisi digital.

Berikut kita akan ulas bagamana sejarah perkembangan Televisi dari masa ke masa

Page 2: Perkembangan Televisi

II. Sejarah Perkembangan Televisi

Bagi kita Televisi merupakan hal yang biasa, tetapi jaman dahulu televisi

merupakan invensi yang cukup menggemparkan , Hal ini merupakan embrio dari

teknologi perekaman gambar.

pada tahun 1876 pada saat listrik baru dikenal oleh masyarakat dunia, dan moment ini

kamera Silenium dikenalkan d masyarakat

Pada tahun 1881 berkembang kegunaan dari kamera silenium, Ide dari penggunaan

scanning untuk mengirim gambar dimasukkan untuk sebenarnya penggunaan praktis

pantelegraph.

Seiring berkembangya pengetahuan tahun demi tahun pada tahun1884, Seorang

mahasiswa di German bernama Paul Gottlieb Nipkow mematenkan pertama kali

elektromekanik sistem pada televisi yang bekerja dengan pemindaian disk, pemintalan

sebuah disk dengan sejumlah lubang sulur yang menuju pusat. Pada lubang yang sama di

interval dalam rotasi disk akan memungkinkan cahaya untuk melewati setiap lubang dan

menuju selenium sensor yang menghasilkan listrik pulses. Disebut dengan teleskop

elektrik dengan resolusi 18 garis.

1897, Karl Ferdinand Braun menciptakan  CRT dengan layar yang dapat berpendar jika

terkena sinar. Inilah awal dasar sejarah televisi layar berbasis tabung.

1900,  Sejarah penggunaan nama televisi malah baru pertama kali ditemukanpada tahun

ini. Adalah Constatin Perskyl yang menyebutkan  tele(jauh) dan tampak (vision). yang

jika digabung menjadi television.

1907, Dua orang bernamaBoris Rosing dan Campbell Swinton melakukan percobaan

terpisah yang menggunakan sinar katoda untuk dapat mengirim gambar.

Page 3: Perkembangan Televisi

1925, John Logie Baird asal skotlandia menunjukkan transmisi dari gambar bayangan

hitam bergerak di London. Dia juga yang menemukan sistem video recording untuk

pertama kalinya.

1927 – Sejarah dalam pengembangan televisi modern pertama ditemukan oleh Philo T

Farnsworth. Seorang ilmuwah asal Utah, Amerika Serikat. Mengapa demikian? hal ini

disebabkan gagasannya tentang image dissector yang menjadi dasar televisi.

1929 – Vladimir Zworykin dari Rusia menyempurnakan perkembangan tabung katoda

dan kemudian menamakannya dengan kinescope. Temuannya sebenarnya hanya

mengembangkan teknologi yang dimiliki CRT.

1940 – Ini adalah awal perkembangan televisi warna pertama. Seseorang bernama Peter

Goldmark menciptakan televisi warna dengan resolusi mencapai 343 garis.

1956, Robert Adler dan  Eugene Polleymenemukan remote televisi. Yang tujuan

sebenarnya adalah untuk menghindari iklan. Wah untung ada mereka ya :D

1975 – Larry Weber seorang ilmuwan dari Universitas Illionis mulai merancang layar

plasma berwarna. namun sejarah orang ini tidak berakhir disini saja..

1979, Perusahaan kodak menciptakan OLED (organic light emitting diode), Pada tahun

yang sama Walter Spear dan Peter Le Comber membuat  LCD dari bahan thin film

transfer yang ringan.

1981, NHK sebuah stasiun televisi di negara Jepang mendemonstrasikan sebuah sejarah

baru yaitu  teknologi HDTV.

1995 – Masih ingat dengan Larry Weber, Pada tahun ini dia berhasil mengelesaikan

proyek layar plasmanya. Ia menciptakan layar plasma yang lebih stabil dan cemerlang.

2000 tahun ke atas, Pengembanga produk LCD, Plasma bahkan CRT. Dan menyusul

perkembangan sejarah dari televisi digital.

Page 4: Perkembangan Televisi

Wow banyak sekali kan usaha orang yang terlibat dalam sejarah televisi, sampai kita bisa

menontonnya dirumah. Walau begitu Bintang masih percaya bahwa perkembangan

tekhnologi ini akan masih tetap berkembang.

III Regulasi Media Televisi

Televisi bukanlah teknologi ciptaan bangsa Indonesia. Teknologi ini ditemukan di

peradaban bangsa Eropa. Teknologi ini berkembang di awal abad 19 di Prancis melalui

kamera. Setelah teknologi kamera ditemukan maka berkembanglah teknologi baru yaitu

pembuatan film dan sinema lalu kemudian berkembang menjadi televisi.

Industri televisi sendiri saat ini juga lebih dikenal dengan istilah broadcasting

atau penyiaran. Perlu disadari juga bahwa industri ini telambat masuk ke Indonesia.

Sekitar tahun 1930-an Belanda sebenarnya sudah menjual televisi mereka yang pertama.

Namun sekitar tahun tersebut Indonesia masih belum bebas dari jerat penjajahan. Kondisi

tersebut mungkin yang menyebabkan Indonesia terlambat untuk menerima kehadiran

teknologi baru, yaitu televisi.

Era teknologi media bangsa ini diawali dengan era media cetak dan radio. Pers

dan radio berkembang pesat di Indonesia pada masa itu dan memang menjadi salah satu

alat perjuangan bangsa ini dalam mencapai kemerdekaan. Era media cetak di Indonesia

diperkenalkan oleh Belanda pada abad ke 17 lewat tulisan berita singkat mengenai

keadaan Eropa. Sedangkan radio sendiri menjadi saksi atas dibacakannya teks Proklamasi

pada tahun 1945. Teknologi radio diperkenalkan kepada bangsa ini pada saat penjajahan

Jepang dan digunakan sebagai alat propaganda oleh Jepang untuk kepentingan Perang

Dunia II.

Era Orde Lama

Pada tahun 1962 menjadi tonggak pertelevisian Nasional Indonesia dengan berdiri

dan beroperasinya TVRI. Pada perkembangannya TVRI menjadi alat strategis pemerintah

dalam banyak kegiatan, mulai dari kegiatan sosial hingga kegiatan-kegiatan politik.

Selama beberapa decade TVRI memegang monopoli penyiaran di Indonesia, dan menjadi

Page 5: Perkembangan Televisi

“ corong “ pemerintah. Sejak awal keberadaan TVRI, siaran berita menjadi salah satu

andalan. Bahkan Dunia dalam Berita dan Berita Nasional ditayangkan pada jam utama.

Siaran televisi pertama di Indonesia ditayangkan pada tanggal 17 Agustus 1962

bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke XVII.

Siaran tersebut berlangsung mulai pukul 07.30 sampai pukul 11.02 waktu Indonesia

bagian barat untuk meliput upacara peringatan hari Proklamasi di Istana Negara. Televisi

Republik Indonesia (TVRI) baru melaksanakan siaran secara kontinyu 24 Agustus 1962.

Liputan perdananya adalah upacara pembukaan Asian Games ke IV di Stadion Utama

Senayan Jakarta. Saat ini siaran televisi di Indonesia telah dapat menjangkau di duapuluh

tujuh propinsi di seluruh Indonesia berkat pemanfaatan satelit Palapa (yang mampu pula

menjangkau wilayah Asean).

Pada awalnya, persetujuan untuk mendirikan televisi hanya dari telegram pendek

Presiden Soekarno ketika sedang melawat ke Wina, 23 Oktober 1961. Saat itu tentunya

bangsa ini belum melek teknologi. Teknologi yang digunakan masih sangat sederhana,

bahkan acara yang di tayangkan pun tidaklah variatif. Terlebih bangsa ini belum familiar

terhadap barang ini dan kepemilikan televisi saat itu berbeda dengan saat ini. tidak semua

orang bisa memiliki televisi. Di era ini regulasi penyiaran dikeluarkan melalui Menteri

Penerangan dengan SK Menpen No. 20/SKM/1961 tentang Pembentukan Panitia

Persiapan Televisi (P2T) dan Kepres No. 215/1963 tentang pembentukan Yayasan TVRI

dengan PU Presiden RI.

Era Orde Baru

Tahun 1974 posisi TVRI diubah menjadi salah satu bagian organisasi dari

Departemen Penerangan. Status TVRI menjadi Direktorat dan bertanggung jawab kepada

Direktorat Jendral Radio, TV dan Film Departemen Penerangan RI. Televisi bertugas

menginformasikan dan mendukung penuh usaha pembangunan era itu. Tahun 1975

dikeluarkan SK Menpen No. 55 Bahan Siaran/KEP/Menpen/1975. dengan demikian

status TVRI menjadi ganda yaitu sebagai yayasan dan direktorat dan dalam manajemen

diterapkan manajemen birokrasi.

Page 6: Perkembangan Televisi

Tahun 1987, monopoli TVRI akhirnya roboh dengan dikeluarkannya SK Menpen

No. 190A/KEP/MENPEN/1987. SK ini menunjukkan bahwa TVRI diberi hak untuk

menyelenggarakan SSU (Siaran Saluran Umum) dan SST (Siaran Saluran Terbatas). SSU

adalah siaran yang bisa ditangkap oleh televisi biasa, sedangkan SST memerlukan alat

khusus dan hanya dalam wilayah Jakarta dan sekitarnya.

Pihak swasta yang boleh mengisi SST pada waktu itu adalah RCTI. RCTI dan

TVRI bekerjasama dan menandatangani perjanjian 12,5% pendapatan iklan dari siaran

RCTI adalah milik TVRI. Akhirnya 1 Maret 1989 RCTI mengudara dan menyediakan

70.000 dekorder sebagai alat untuk menyaksikan SST milik RCTI.

Tahun 1990 RCTI menjadi SPTSU (Stasiun Penyiaran Televisi Swasta Umum),

yang boleh siaran tanpa batas. Menyusul 1 Agustus 1990 SCTV menyusul menjadi

SPSTU tanpa perlu dekorder seperti RCTI. Menyusul TPI sebagai stasiun televisi milik

keluarga Cendana diresmikan tanggal 23 Januari 1991 sebagai televisi pendidikan. Lalu

pada 30 Januari 1993 berdiri ANTV serta tanggal 18 Juni 1994 berdiri INDOSIAR.

Kesemua stasiun tersebut berdiri sebagai SPSTU.

Era Reformasi

Era ini dikejutkan dengan ditutupnya Departemen Penerangan oleh presiden

Abdurachman Wahid, yang mengakibatkan status TVRI menjadi tidak jelas. Kemudian

pemerintah mengeluarkan PP No. 36 Tahun 2000 tentang status TVRI menjadi Perjan

yang berada dan bertanggung jawab pada Departemen Keuangan RI. Tak lama kemudian

muncul lagi PP No. 9 Tahun 2002 yang mengubah status TVRI menjadi PT. Ini

menempatkan posisi TVRI menjadi dibawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan

Kantor Menteri Negara BUMN. Desember 2002 keluar UU No. 32 Tahun 2002 tentang

Penyiaran yang dalam salah satu poinnya menjelaskan TVRI sebagai TV Publik.

Hingga tahun 2002 muncul banyak stasisun televise seperti MetroTV, Lativi, TV7

dan Global TV. Kemudian muncul juga TV Lokal seperti Bali TV, Jogja TV, TATV,

Jawa Pos TV, Riau TV, dan lain-lain. Hingga kini muncul 11 stasiun televisi yaitu RCTI,

Page 7: Perkembangan Televisi

MNC TV (TPI), Global TV, TV One, ANTV, Trans TV, Trans 7, Indosiar, SCTV, Metro

TV, dan TVRI.

Saat ini UU Penyiaran yang dipakai adalah UU No. 32 Tahun 2002. UU ini

mengatur perihal penyelenggaraan penyiaran seperti KPI, jasa penyiaran, lembaga

penyiaran publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas, lembaga

penyiaran berlangganan, lembaga penyiaran asing, stasiun dan wilayah jangkauan, teknis

penyiaran, perizinan, dan lain-lain. Selain lembaga yang berwenang mengawasi jalannya

UU tersebut adalah KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) dan LSF (Lembaga Sensor Film).

Sedangkan regulasi diluar regulasi negara diatur oleh asosiasi-asosiasi televisi.

Mereka membuat kode etik berkenaan content product dan regulasi mengenai persaingan.

Tujuannya agar tercipta persaingan sehat diantara perusahaan media, terutama TV.

Asosiasi Industri Media Televisi

Media bagaimanapun juga adalah sebuah institusi ekonomi. Sebuah institusi

ekonomi dalam era globalisasi tidaklah mungkin berdiri sendiri atau memiliki single

market, kecuali apabila memang lembaga tersebut milik Negara. Layaknya sebuah

institusi ekonomi, media juga memiliki jaringan serta asosiasi untuk mengawasi

persaingan juga turut membangun jaringan agar menjadi wadah komunikasi bersama

berkaitan dengan kepentingan media tersebut.

Televisi yang merupakan salah satu media massa juga memiliki asosiasi serta

jaringan bersama masyarakat dan pemerintah. Asosiasi menjadi penting bagi industri

media seperti televisi karena dengan adanya asosiasi maka hak-hak usaha akan

dilindungi. Selain itu jaringan serta pengawasan dari masyarakat dan pemerintah akan

mewujudkan suatu keadaan yang harmonis dimana mereka dapat juga melindungi

kepentingan masyarakat dan Negara.

Page 8: Perkembangan Televisi

Di Indonesia sendiri sudah ada asosiasi untuk televisi nasional swasta. Sedangkan

jaringan masyarakat yang peduli media sendiri juga sudah ada namun jumlahnya masih

sangat sedikit. Sedangkan lembaga independen yang mengawasi media televisi juga

sudah ada dan dibentuk oleh pemerintah.

Berikut asosiasi industri televisi, jaringan masyarakat peduli televisi dan lembaga

pemerintah yang mengawasi televisi di Indonesia:

1. ATVSI (Asosiasi Televisi Swasta Indonesia)

ATVSI berusaha menumbuhkembangkan industri televisi swasta juga sekaligus

ikut menumbuhkembangkan dan mensejahterakan masyarakat Indonesia.

Sebagai wadah kepentingan bersama anggota, ATVSI antara lain berperan aktif

dalam berbagai isu regulasi maupun peraturan perundang-undangan penyiaran.

Peran aktif ini dilakukan untuk memastikan regulasi maupun peraturan

perundang-undangan penyiaran kondusif bagi pertumbuhkembangan industri

penyiaran Indonesia. Sebagai penghubung dengan stakeholders penyiaran, ATVSI

antara lain aktif dalam berbagai forum masyarakat yang membahas,

mendiskusikan bahkan mengkritisi isi siaran televisi. Dan komunikasi yang aktif

juga dilakukan dengan regulator penyiaran dan yang terkait dengan penyiaran.

Hal ini sebagai bagian dari upaya agar isi siaran anggota ATVSI lebih berkualitas

dan melahirkan nilai nilai positif bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia.

ATVSI didirikan pada tanggal 4 Agustus 2000 dengan pendirinya adalah RCTI,

SCTV, TPI,  Indosiar , ANTV. Kini ATVSI memiliki 10 anggota yaitu RCTI,

SCTV, Indosiar, TPI, Trans TV, Antv, Global TV, Metro TV, Trans 7 dan TV

One. Kesepuluh anggota ini menyelenggarakan siaran secara nasional. Sebagai

asosiasi ATVSI memiliki Visi yaitu memajukan industri televisi siaran Indonesia

dan Misi yaitu memajukan, menampung, menyalurkan kepentingan dan keinginan

bersama dalam mengembangkan etika perilaku, tanggung jawab profesional dan

pelayanan bagi anggotanya demi kepentingan masyarakat.

2. Asosiasi Televisi Kerakyatan Indonesia

Page 9: Perkembangan Televisi

Mengembangkan lembaga penyiaran televisi yang memiliki ciri keberagaman

pemilik (diversity of ownership) dan keberagaman isi siaran (diversity of content)

sebagai wujud tercapainya kebijakan otonomi daerah dan regulasi kebebasan pers

di Indonesia.

3. Asosiasi Televisi Komunitas Indonesia

Pada tanggal 30 Mei 2o07, Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta

(FFTV IKJ) menyelenggarakan Seminar Nasional tentang Perkembangan TV

Komunitas di Indonesia. Forum diskusi yang didukung oleh Depkominfo RI

tersebut menelorkan adanya gagasan untuk memberikan advokasi bagi

keberadaan televisi komunitas di Indonesia.

Pasca kegiatan seminar tersebut, bertempat di Grabag TV, Kecamatan Grabag,

Kabupaten Magelang, Jawa Tengah bulan September 2007 diselenggarakan

Workshop dan pertemuan televisi komunitas. Kegiatan tersebut didukung oleh

Fakultas Film dan Televisi Institut Kesenian Jakarta. Forum pertemuan tersebut

juga menghasilkan terbentuknya Kelompok Kerja (Pokja) Televisi Komunitas

yang bertugas untuk: 1) menyiapkan kelembagaan asosiasi televisi komunitas se-

Indonesia, 2) memberikan penguatan kapasitas bagi pengelola televisi komunitas,

3) memberikan advokasi bagi lembaga penyiaran televisi komunitas dan 4)

membangun jaringan bagi televisi komunitas. Anggota Kelompok Kerja ini

berjumlah 6 (enam) orang yang terdiri dari berbagai unsur dari lembaga penyiaran

televisi komunitas, akademik, dan LSM.

Pada bulan Desember 2007, Kelompok Kerja TV komunitas bekerjasama dengan

Program Studi Komunikasi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta,

menyelenggarakan seminar dan workshop tentang masa depan televisi komunitas

di Indonesia. Kegiatan ini juga didukung oleh Combine Resource Institution

Yogyakarta, FFTV Institut Kesenian Jakarta, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah

Yogyakarta, dan Departemen Pendidikan Nasional. Dalam kegiatan tersebut

didiskusikan tentang bagaimana latar belakang keberadaan televisi komunitas,

Page 10: Perkembangan Televisi

regulasi bagi televisi komunitas dan sharing pengetahuan tentang televisi

komunitas serta upaya membangun jaringan kerjasama bagi pengembangan

televisi komunitas di Indonesia.

Sesuai dengan amanat yang diemban oleh kelompok kerja (Pokja) TV komunitas

pasca pertemuan di Grabag-Magelang, Pokja TV komunitas menyiapkan konsep

kelembagaan bagi asosiasi televisi komunitas se-Indonesia dan menyelenggarakan

Temu Nasional Televisi Komunitas Se-Indonesia yang diselenggarakan pada

tanggal 17-20 Mei 2008 di Grabag, Magelang. Kegiatan tersebut didukung oleh

Yayasan Tifa Jakarta, FFTF IKJ, Combine Resource Institution,

Rumah Pelangi, dan Departemen Pendidikan Nasional. Temu Nasional TV

komunitas diikuti oleh berbagai pengelola televisi komunitas baik yang berbasis

geografis/warga, televisi komunitas berbasis kampus dan berbagai pengelola TV

Edukasi yang berada di SMK-SMK baik swasta maupun negeri, serta para aktivis

penyiaran dan pegiat media komunitas dari berbagai lembaga swadaya

masyarakat dan akademisi.

Pada tanggal 20 Mei 2008, Asosiasi Televisi Komunitas Indonesia (ATVKI)

dideklarasikan dengan struktur kelembagaan berupa Dewan Pengawas dan Dewan

Pengurus ATVKI. Semua peserta dan sejumlah tokoh menandatangai naskah

deklarasi asosiasi televisi komunitas Indonesia. Selanjutnya Dewan Pengurus

ATVKI akan menentukan Direktur Eksekutif ATVKI yang bertugas menjalankan

roda organisasi dalam kesehariannya untuk mencapai visi dan misi organisasi

yang telah dirumuskan bersama dalam Temu Nasional Televisi Komunitas se-

Indonesia.

4. Asosiasi Televisi Lokal Indonesia

ASOSIASI TELEVISI LOKAL INDONESIA atau ATVLI didirikan sebagai

wadah berkumpulnya stasiun-stasiun televisi lokal di Indonesia guna

memperjuangkan kepentingan para anggotanya dan kepentingan masyarakat lokal

Page 11: Perkembangan Televisi

untuk mendapatkan informasi, serta kepentingan seluruh elemen bangsa sebagai

bagian yang utuh dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Prinsip desentralisasi juga berlaku bagi media penyiaran televisi. Spirit otonomi

daerah yang bermartabat membutuhkan media penyiaran televisi lokal. Media

penyiaran televisi lokal adalah cermin bagi penyelenggaraan pemerintahan di

daerah. Media Penyiaran televisi lokal adalah pentas hidup dan permanen bagi

tumbuh dan berkembangnya budaya lokal sebagai asset nasional.

Selaras atas amanah Forum Televisi Lokal Indonesia yang dideklarasikan di

UNAIR Surabaya pada tanggal 18 Juni 2002 dan hasil Kongres Bali tentang

Pendeklarasian Asosiasi Televisi Lokal Indonesia pada tanggal 26 Juli 2002 ;

yang antara lain menegaskan bahwa …" atas dasar semangat, keinginan bersama

yang luhur, keyakinan yang kuat untuk mewujudkan spirit OTONOMI DAERAH

YANG BERMARTABAT di Indonesia bersama MEDIA TELEVISI LOKAL,

serta kerinduan untuk memenuhi hak asasi manusia setiap orang Indonesia yang

berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan

pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh,

memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan informasi dengan

menggunakan segala saluran yang tersedia sebagaimana diamanatkan oleh Pasal

28 F UUD 1945 ".

Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran juga menjadi payung

hukum bagi keberadaan televisi lokal, sebagai paradigma baru dan menunjang

proses demokratisasi penyiaran.

5. IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia)

IJTI (Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia), suatu asosiasi yang menghimpun para

jurnalis televisi dan didirikan pada era reformasi, yakni pada bulan Agustus 1998,

menyusul pengunduran diri Presiden Soeharto. Pada saat itu, ratusan jurnalis

televisi dari RCTI, TPI, SCTV, Indosiar, dan ANTV berkumpul di Jakarta untuk

melakukan kongres pertama dan sepakat mendirikan IJTI dan memilih pengurus

Page 12: Perkembangan Televisi

pertama organisasi ini. Setelah melalui proses yang panjang dalam usaha

memapankan organisasi ini, akhirnya organisasi ini melalahirkan sebuah

ketetapan penting mengenai KODE ETIK IKATAN JURNALIS TELEVISI

INDONESIA.

6. KIDIA (Kritis Media Untuk Anak)

"Kidia" adalah inti perjuangan lembaga ini. Kritis berarti tidak begitu saja

menerima apa yang ada, namun merupakan sikap yang secara aktif selalu

melakukan penilaian dari berbagai segi. Kritis dalam berintreaksi dengan media

mencakup 5 kemampuan:

dapat membatasi jumlah jam yang digunakan untuk mengkonsumsi media

dapat memilih isi media yang sesuai

dapat memahami isi media yang dikonsumsi

tidak mudah terpengaruh oleh isi media, dan

dapat mengambil manfaat dari media yang dikonsumsi.

Tujuan:

1. Melindungi anak dari pengaruh negatif media

2. Memberdayakan posisi orangtua dan guru sebagai pendamping anak

dalam berinteraksi dengan media

3. Mendorong peningkatkan kualitas isi media untuk anak.

7. KOMPAK (Komunitas Peduli Media Anak)

KOMPAK adalah KOMunitas Peduli mediA (hiburan)anaK.

Komunitas ini beranjak dari keprihatinan para ibu, pendidik dan masyarakat luas

berkaitan dengan kualitas dan ragam media hiburan bagi anak Indonesia.

Komunitas ini berupaya untuk menyebarkan kesadaran masyarakat untuk menjadi

advokasi bagi anak-anak Indonesia. Untuk membantu perbaikan kualitas serta

ragam media hiburan bagi anak Indonesia yang ada sekarang ini.

8. KPI (Komisi Penyiaran Indonesia)

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), yang lahir atas amanat Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2002, terdiri atas KPI Pusat dan KPI Daerah (tingkat provinsi).

Page 13: Perkembangan Televisi

Anggota KPI Pusat (9 orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan KPI

Daerah (7 orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Selain itu,

anggaran program kerja KPI Pusat dibiayai oleh APBN (Anggaran Pendapatan

Belanja Negara) dan KPI Daerah dibiayai oleh APBD (Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah).

Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), yang lahir atas amanat Undang-undang

Nomor 32 Tahun 2002, terdiri atas KPI Pusat dan KPI Daerah (tingkat provinsi).

Anggota KPI Pusat (9 orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan KPI

Daerah (7 orang) dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Selain itu,

anggaran program kerja KPI Pusat dibiayai oleh APBN (Anggaran Pendapatan

Belanja Negara) dan KPI Daerah dibiayai oleh APBD (Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah).

Dalam pelaksanaan tugasnya, KPI dibantu oleh sekretariat tingkat eselon II yang

stafnya terdiri dari staf pegawai negeri sipil serta staf profesional non PNS. KPI

merupakan wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi serta

mewakili kepentingan masyarakat akan penyiaran harus mengembangkan

program-program kerja hingga akhir kerja dengan selalu memperhatikan tujuan

yang diamanatkan Undang-undang Nomor 32 tahun 2002 Pasal 3:

 "Penyiaran diselenggarakan dengan tujuan untuk memperkukuh integrasi

nasional, terbinanya watak dan jati diri bangsa yang beriman dan bertaqwa,

mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan umum, dalam

rangka membangun masyarakat yang mandiri, demokratis, adil, dan sejahtera,

serta menumbuhkan industri penyiaran Indonesia."

Untuk mencapai tujuan tersebut organisasi  KPI dibagi menjadi tiga bidang, yaitu

bidang kelembagaan, struktur penyiaran dan pengawasan isi siaran. Bidang

kelembagaan menangani persoalan hubungan antar kelembagaan KPI, koordinasi

KPID serta pengembangan kelembagaan KPI. Bidang struktur penyiaran bertugas

menangani perizinan, industri dan bisnis penyiaran. Sedangkan bidang

Page 14: Perkembangan Televisi

pengawasan isi siaran menangani pemantauan isi siaran, pengaduan masyarakat,

advokasi dan literasi media.

9. LSF (Lembaga Sensor Film)

Memasuki Era Teknologi Informasi, satu-satunya yang tidak berubah di bumi ini

adalah perubahan itu sendiri. Begitu juga dengan teknologi di bidang film turut

berubah seiring dengan perkembangan zaman. Film yang sebelumnya hanya dapat

direkam pada pita seluloid melalui kamera mekanik, kini sudah dapat direkam

dengan sangat efektif dan efisien melalui kamera digital pada pita video, bahkan

untuk home use sudah dapat direkam pada video disc. Satu hal yang tidak boleh

diabaikan adalah akibat perubahan yang mendadak tanpa persiapan matang dalam

situasi politik Indonesia 1998-2001, tak terelakkan lagi masyarakat Indonesia

terjebak pada suasana euphoria. Pada masa yang cukup singkat itu telah tumbuh

secara berlebihan keinginan untuk hidup bebas tanpa tanggung jawab. Akibatnya

dunia film pun terkontaminasi dengan semangat itu, lalu produksi film setahap

demi setahap berani menampilkan adegan yang sebetulnya kurang patut. Sampai

pada suatu waktu di mana titik kulminasi sudah mencapai puncaknya, masyarakat

Indonesia terkejut dan menyadari bahwa banyak perubahan perlu dilakukan untuk

memperbaiki dunia film kita, khususnya yang berkaitan dengan aspek etika dan

moral dalam membuat dan mempertunjukkan atau menayangkan film untuk

umum. Ada perubahan yang lebih mendasar lagi, kalau dahulu orang harus datang

ke bioskop untuk menonton film, kini film itu yang mendatangi penonton di mana

pun dia berada hanya sekadar dengan sentuhan ringan pada remote control

pesawat teve. Menghadapi kenyataan itu, maka visi, misi dan fungsi LSF mau

tidak mau harus diperbaharui untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi

informasi yang begitu pesat kemajuannya.

Tugas penyensoran tidak hanya sekadar memotong atau menghapus apa-apa yang

tidak patut ditonton oleh masyarakat, khususnya remaja dan anak-anak, tetapi

sekaligus membimbing dan mengajak masyarakat untuk dapat mengembangkan

sikap kritis dalam menapis atau lebih tepat lagi dalam melakukan self censorship.

Untuk itu, melalui situs ini, LSF merasa perlu memberikan informasi selengkap

Page 15: Perkembangan Televisi

mungkin tentang Lembaga Sensor Film dalam empat kelompok informasi sebagai

berikut:

1. Payung Hukum Lembaga Sensor Film;

2. Visi dan Misi serta Fungsi, Tugas dan Wewenang Lembaga Sensor Film;

3. Pedoman dan Kriteria Penyensoran;

4. Organisasi dan Keanggotaan Lembaga Sensor Film.

Tugas pertama LSF adalah secara rutin melakukan penyensoran dengan hasil:

1. Meluluskan dengan atau tanpa potongan untuk SEMUA UMUR, REMAJA,

dan DEWASA untuk penonton bioskop;

2. Meluluskan dengan atau tanpa potongan untuk SEMUA UMUR, REMAJA,

DEWASA untuk penonton televisi;

3. Tidak meluluskan dengan catatan revisi, khusus untuk film Indonesia;

4. Tidak meluluskan secara utuh;

5. Meluluskan tanpa potongan untuk film keperluan festival film dengan

kategori ‘TERBATAS’ .

Tugas kedua LSF adalah secara terus-menerus wajib mengadakan pemantauan melalui

konsultasi dengan pimpinan Majelis Ulama Indonesia (MUI), Persekutuan Gereja-Gereja

Indonesia (PGI), Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Parisada Hindudharma

Indonesia, Perwalian Umat Buddha Indonesia

IV Model Struktur Pasar Televisi Indonesia

Jual beli media, terutama media pertelevisian tidak akan pernah lepas dari

ekonomi dan politik. Namun, ekonomi menjadi salah satu bagian terbesar dari proses jual

beli ini. Dari nama jual belinya sudah jelas bahwa di sana akan ada proses pertukaran

secara ekonomi antara produsen dan konsumen dalam bentuk barang dan jasa.

Banyaknya kepentingan ekonomi yang bisa memberi keuntungan besar bagi seseorang

membuat banyak perusahaan yang bermunculan, terutama perusahaan penyedia media

informasi, pendidikan, dan hiburan melalui televisi. Perusahaan-perusahaan ini akan

Page 16: Perkembangan Televisi

disebut monopoli bila hanya ada satu perusahaan yang menjadi power dari semua proses

jual beli media tadi. Bila mengambil contoh di Indonesia, TVRI yang sebelum tahun

1987 pernah menjadi market leader di media pertelevisian sebagai stasiun televisi

pertama dan satu-satunya yang mengudara di Indonesia secara nasional milik pemerintah

Indonesia.

Melihat keadaan industri pertelevisian Indonesia saat ini, sepertinya sulit

mengatakan secara mutlak struktur pasar televisi sebagai monopolistik, karena sudah

banyak stasiun televisi baru, terutama swasta yang menjadi pesaing TVRI. Kepemilikan

media saat ini sudah jarang yang bersifat monopolistik, karena kepentingan-kepentingan

setiap individu atau kelompok yang ingin mendapatkan keuntungan dalam berbisnis.

Bila menganalisis model struktur pasar pertelevisian Indonesia, dapat dikatakan

kepemilikan media televisi sudah mulai menjadi oligopoli. Oligopoli menggambarkan

sebuah situasi ekonomi yang di sana ada beberapa pelaku usaha/penjual/produsen yang

menguasai sebuah komoditas tertentu. Indonesia dikatakan oligopoli melihat

perkembangan stasiun televisi Indonesia yang membentuk sebuah group dengan cara

mengakuisisi atau bekerja sama di dalam satu wadah. Indonesia berusaha tidak

menerapkan monopoli lagi mengingat status Indonesia sebagai Negara demokratis.

Stasiun televisi Indonesia yang semakin banyak, memberi kesempatan konsumen

untuk memilih acara yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya. Beberapa stasiun

televisi Indonesia yang menawarkan spesialisasi acara adalah:

1. TVRI. Kebanyakan kontennya adalah informasi dalam negeri, tentang

Indonesia. Terkadang mata acaranya pun kurang sesuai dengan selera anak

muda.

2. RCTI. Sebenarnya mata acara yang ditawarkan sangat beragam. Namun yang

paling menonjol saat ini adalah sinetron. Sinetron yang ditayangkan sudah

tidak lagi seminggu sekali, saat ini setiap hari dalam waktu yang berurutan

beberapa sinetron langsung ditayangkan dalam satu waktu (malam hari).

3. MNCTV. MCTV lebih dikenal dengan TPI sebagai televisi pendidikan. TPI

sering dianggap tidak sesuai dalam menawarkan acara. Tidak lagi

berhubungan dengan pendidikan, tetapi sesuatu yang jauh di luar pendidikan,

misalnya musik dangdut, sinetron mistis, humor lawak, dll.

Page 17: Perkembangan Televisi

4. SCTV. Ini mirip RCTI, memiliki tawaran acara yang beragam, namun

sinetron dan infotainment sedang menjamur di SCTV.

5. ANTV. Melihat situasi ANTV seperti kehilangan pamor disbanding stasiun

televisi lainnya. Semenjak MTV Asia dipindah ke stasiun TV lain, ANTV

seperti bingung harus ikut memproduksi acara apa supaya sama laris dengan

pesaingnya.

6. Indosiar. Sekelas RCTI dan SCTV, namun sekarang mulai sedikit peminatnya

dibandingkan pada tahun 1990-an. Sinetron yang ditawarkan adalah sinetron-

sinetron fiksi pada zaman kerajaan.

7. Metro TV. Metro TV cukup diperhitungkan sebagai salah satu stasiun TV

yang ajeg karena spesialisasinya tetap bertahan di bidang news dan edukasi

hingga 10 tahun.

8. Global TV. Stasiun televisi ini memang beragam mata acara yang ditawarkan,

namun saat ini Global masih fokus untuk menyediakan acara anak-anak

(kartun) berkolaborasi dengan Nickelodeon. MTV yang dulu sempat

menguasai awal siaran Global Tv, saat ini mulai dikurangi.

9. Trans TV. Saat ini Trans TV seperti sedang di puncak kesuksesan.

Keanekaragaman acara yang ditawarkan membuat Trans TV mampu

menyaingi RCTI, Indosiar, dan SCTV. Namun, lebih banyak menawarkan

hiburan, seperti reality show atau infotainment, dan box office.

10. TV One. TV One ingin menyaingi Metro TV. TV One menawarkan news

sepanjang hari, secepat mungkin memberitakan sebelum berita lain. Konsep

pembawaan berita dengan lebih santai membedakannya dengan Metro TV.

11. Trans 7. Stasiun TV yang sebelumnya bernama TV7. Namun, PT Trans

Corpora membeli hampir sebagian sahamnya dan pada tahun 2006 berganti

nama menjadi Trans 7. Selama 4 tahun, perkembangan Trans 7 sangat pesat.

Trans 7 menjadi stasiun televisi yang banyak memberikan acara edukasi

kepada anak-anak, seperti Si Bolang, Laptop Si Unyil, dll.

Dari sekian banyak stasiun televisi yang ada di Indonesia, seperti di atas,

memperlihatkan Indonesia mulai pandai berkiprah dalam bisnis media. Keuntungan yang

besar membuat semakin banyak dibangun stasiun TV baru yang mengudara di daerah

Page 18: Perkembangan Televisi

tertentu, misalnya TV Bogor, JakTV, Space Toon, Jogja TV, Bali TV, dll. Dari

jumlahnya saja sudah jelas tidak ada lagi dominasi media oleh satu produsen saja, tetapi

banyak produsen. Keberlangsungan dan ketahanan stasiun TV itu tergantung pada jumlah

penontonnya.

Contoh untuk memperjelas model kepemillikan media pertelevisian di Indonesia

yang bersifat oligopoli adalah:

Jumlah stasiun televisi Indonesia semakin banyak karena melihat potensi

keuntungan yang besar karena media televisi masih menjadi media terlaris yang

digunakan oleh masyarakat Indonesia. Kebutuhan masyarakat, serta keinginana

masyarakat yang sering berubah-ubah membuat munculnya jenis-jenis acara baru

yang konsepnya berbeda dengan yang lain, walaupun kontennya sama. Paling

sering terlihat adalah infotainment. Hampir seluruh stasiun televisi membuat mata

acara infotainment dengan konsep yang berbeda padahal konten beritanya masih

sama tentang salah satu artis yang menikah. Perbedaan pengemasan ini yang

mempengaruhi konsumen untuk mau menonton dan berganti-ganti ke mata acara

infotainment yang lain. Misalnya persaingan antara Investigasi Selebriti dengan

Intens sebagai pengganti Silet, atau Was-was dengan Cek dan Ricek..

Bila melihat TV network antara beberapa stasiun televisi swasta Indonesia,

tampak jelas saat ini industri pertelevisian bersifat oligopoli. Paling jelas terlihat

adalah adanya MNC Group yang memayungi beberapa industri media, mulai dari

televisi, majalah, radio, dll. MNC Group sempat diduga memonopoli kepemilikan

media, karena MNC bergerak di semua bidang media. Namun, itu bisa dipatahkan

dengan adanya pesaing yang juga bergerak di komoditi yang sama yaitu Trans

Corpora. Walaupun sahamnya tidak lebih besar dibandingkan MNC, namun ini

membuktikan tidak ada lagi pasar monopoli yang hanya dikuasai oleh satu

produsen. Contoh TV berjaringan lainnya yang juga menjadi pesaing MNC Group

dan Trans Corpora adalah Star TV yang memayungi ANTV dan TV One.

Banyaknya stasiun televisi yang baru saja berdiri memperlihatkan halangan untuk

bisa masuk ke industri yang sama tidaklah terlalu sulit. Mereka bisa dengan

mudah masuk, juga bisa dengan mudah keluar. Perilaku setiap perusahaan dapat

mempengaruhi keputusan lanjutan yang akan diambil oleh perusahaan lainnya.

Page 19: Perkembangan Televisi

Produknya juga banyak yang sejenis, namun ada juga yang dapat dibedakan.

Misalnya, produk news, terdiri dari kriminal, breaking news, investigasi, live

report, dan dialog interaktif.

Persaingan yang ada bukan berdasarkan harga, tetapi pada produk atau konten

produk yang mereka tawarkan kepada penonton. Siapa yang paling kreatif

membuat suatu konsep acara dan konten yang unik, maka penonton pun mungkin

akan banyak yang menonton. Maka, keberlangsungan suatu perusahaan/stasiun

televisi tergantung pada banyaknya penonton yang mengkonsumsi acara-acara

yang ditawarkannya. Setiap perusahaan harus punya strategi masing-masing

untuk menekan perusahaan baru masuk. Selain itu persaingan non harga bisa

dilihat dari banyaknya pengiklan yang memasang di stasiun televisi tersebut (di

mata acaranya). Ini akan memberikan citra kepada stasiun TV itu. Kalau banyak

iklan, maka banyak yang suka dan menonton acara itu.

Bila mau mengklasifikasikan jenis struktur pasar yang digunakan di industri

pertelevisian Indonesia secara global, Indonesia sudah tidak lagi menerapkan system

monopolistik seperti dulu, hanya ada TVRI, tetapi sekarang banyaknya pesaing TVRI,

terutama penggabungan beberapa stasiun televisi untuk memperluas pasar, dapat

dikatakan industri pertelevisian Indonesia secara global bersifat oligopoli.

V Konvergensi Televisi dengan Tekonologi

Teori Konvergensi yang dikemukakan oleh William Louis Stern seorang ahli

psikologi dari Jerman, diasumsikan berdasarkan eksperimennya mengenai dua anak

kembar yang memiliki sifat keturunan yang sama, dipisahkan pada dua lingkungan yang

berbeda. Hasilnya adalah dua anak kembar ini akan memiliki sifat yang berbeda juga.

Teori ini merupakan teori gabungan (konvergensi) dari teori nativisme dan empirisme.

Teori ini mengatakan pembawaan, lingkungan, maupun pengalaman membawa peranan

penting yang dapat mempengaruhi perkembangan individu.

Bila dihubungkan dengan teknologi saat ini, teori konvergensi memberikan

pengaruhnya pada seluruh perubahan teknologi yang ada. Konvergensi diperlihatkan dari

adanya kombinasi industri, yaitu komputer, komunikasi, elektronik, hiburan, dan media

Page 20: Perkembangan Televisi

massa melalui beragam peralatan yang saling bertukar data secara digital. Contoh

sederhana saja adalah televisi yang saat ini semakin berkembang. Awalnya televisi

merupakan manifestasi dari imajinasi manusia yang berarti kita tidak lagi harus dipaksa

menciptakan teathre of mind seperti membaca novel dan mendengar radio, engan

keberadaan TV sudah cukup menggambarkan secara nyata dengan kekuatan audio dan

visualnya. Seiring berkembangnyan waktu dan konvergensi televisi juga membahana,

bisa terlihat dari meninkatnya fungsi / kegunaan televisi, berawal dari tv yang hanya bisa

dinikmati sebagai tontonan, secara bertahap bisa dinikmati untuk bermain game, lalu bisa

menikmati video sampai sekarang ini dapat menikmati layanan internet dalam 1 layar

saja. Berikut kita lihat

Google TV, Konvergensi Antara Internet dan Televisi

Friday, October 29, 2010

AMBISI pabrikan teknologi yang berpusat di Mountain View, California, Amerika

Serikat, Google Inc. untuk ikut nyemplung ke bisnis tayangan hiburan di tengah ruang

keluarga sepertinya mendekati kenyataan. Pasalnya, dalam waktu dekat ini, perusahaan

yang pertama berdiri di Kota Menlo Park, California 4 September 1998, akan

meluncurkan layanan yang menggabungkan tayangan acara televisi secara real-time serta

kemampuan untuk menjelajah dunia maya.

Keinginan Google untuk menyerbu ruang keluarga makin mendekati kenyataan. Layanan

tersebut akan dihadirkan Google di Amerika Serikat Desember mendatang. Untuk negara

lainnya, pihak Google menjanjikan akan diluncurkan 2011.

Lalu, layanan apakah yang sebentar lagi akan diluncurkan oleh Google yang akan

menyerbu ruang keluarga di Amerika Serikat serta negara lainnya pada 2011 mendatang?

Layanan tersebut adalah Google TV. Sebelum layanan ini secara resmi diluncurkan oleh

Google, sudah lebih dulu bocor di internet. Kemungkinan besar hal ini terjadi akibat ulah

dari seorang beta tester. Karena ulahnya itu, banyak blog yang mem-posting tentang

Google TV, salah satunya Engadget.

Page 21: Perkembangan Televisi

Pada posting pertamanya 17 Maret 2010 sudah memunculkan tentang rumor akan

keluarnya layanan Google TV, tetapi belum membahasnya secara detail. Baru pada

posting 21 Mei lalu, mereka membahasnya secara panjang lebar bahkan ikut pula

ditampilkan perangkat set-top box guna menikmati layanan Google TV.

Sekilas Google TV

SeLayanan ini pertama diumumkan pada konferensi Google Mei silam, kemudian

dipamerkan pada pameran elektronik Internationale Funkausstellung (IFA) di Berlin,

Jerman. Google TV merupakan upaya Google menghadirkan situs web ke layar televisi.

Apakah layanan ini berbayar seperti lazimnya semacam layanan televisi berlangganan

yang sudah kita kenal selama ini? Menurut CEO Google Eric Schmidt, layanan Google

TV akan tersedia secara gratis. Google akan bekerja sama dengan beragam penyedia

program dan produsen perangkat elektronik untuk Google TV. "Kami akan bekerja sama

dengan penyedia konten, tetapi hampir tak mungkin kami akan melakukan produksi

konten sendiri," tutur Schmidt, seperti dikutip Reuters dalam pidatonya di rangkaian

pameran Internationale Funkausstellung Berlin (IFA Berlin).

Beberapa nama vendor elektronik papan atas memang telah merespons baik soal rencana

Google menghadirkan Google TV, dan Sony adalah salah satunya. Dukungan Sony

tersebut diungkap saat konferensi Google yang diadakan di Moscone Center, San

Francisco, 19-20 Mei lalu. Dalam kesempatan tersebut, turut hadir CEO Sony Sir

Howard Stringer, CEO Logitech Gerald Quindlen, dan bos Adobe Shantanu Narayen.

Selain Sony, didukung pula oleh vendor perangkat elektronik asal Korea Selatan,

Samsung.

Sony dijadwalkan meluncurkan TV ter-anyar-nya pada 12 Oktober 2010. Istimewanya,

TV yang diklaim Sony sebagai TV internet pertama di dunia tersebut merupakan salah

satu produk home video yang di dalamnya tertanam built-in support Google TV.

Kabarnya TV internet Sony juga memiliki kemampuan untuk memutar format video

definisi tinggi Blue-ray. Selain Sony, didukung pula oleh pabrikan teknologi yang

berpusat Romanel-sur-Morges, Swiss, Logitech International S.A. melalui perangkat

Page 22: Perkembangan Televisi

Logitech Revue, yaitu perangkat berupa sebuah set-top-box yang bisa tersambung lewat

HDMI ke pesawat televisi. Alat itu dilengkapi keyboard sebagai remote control.

Selain qwerty, keyboard itu juga memiliki trackpad seperti yang yang ada pada laptop.

Kemudian, ada juga tombol kendali media (play, pause, rewind, dan seterusnya) serta

tombol fungsi lainnya. Selain lewat keyboard, kendali juga bisa dilakukan melalui

smartphone.

Untuk "otak" dari Google TV menjadi tugas bagi Intel untuk menyediakan teknologi

prosesor yang cocok digunakan untuk perangkat televisi pintar (Smart TV). Pihak Intel

bahkan telah mendemokan bagaimana kira-kira Google TV itu akan berjalan melalui

CEO Intel Paul Otellini serta ditemani Tech Marketing Manager Intel Art Webb,

memamerkan platform layanan yang disebut-sebut sebagai televisi pintar (Smart TV) itu

dalam gelaran Intel Developer Forum (IDF) 2010 yang dihelat di San Fransisco, Amerika

Serikat.

Dalam demo tersebut, terlihat bahwa layanan televisi masa depan ini dapat berjalan

mulus ketika berganti saluran dari TV menjadi akses internet. Bahkan, dalam satu layar

bisa ditampilkan dua display sekaligus yaitu internet dan TV. Webb mengatakan, layanan

TV pintar ini layaknya seperti akses internet pada umumnya. Anda bisa mencari suatu

informasi dalam mesin pencari Google maupun memutar video YouTube, sharing foto,

video atau peta dapat dinikmati melalui TV serta dapat berbagi game via situs jejaring

sosial facebook dan situs lainnya.

Tampilan menu

Menu pada layar terbilang cukup menjanjikan. Salah satu kategori menu adalah Aplikasi

yang berisi berbagai aplikasi yang berjalan di atas Google TV. Aplikasi tersebut di

antaranya Chrome, Facebook, Twitter, serta Napster. Ada juga menu YouTube dan

Amazon di sisi kiri layar. Menu YouTube tentunya untuk mengakses konten dari situs

sharing video YouTube, sedangkan menu Amazon kemungkinan besar merupakan salah

Page 23: Perkembangan Televisi

satu metode untuk membeli atau menyewa film digital.

Satu hal yang unik, Google TV memiliki menu What`s On TV. Dalam menu ini, acara

pada televisi (baik TV kabel atau lainnya) akan dipilah dalam kategori seperti Movies,

Sports, dan Music. Sebagai contoh, jika kita klik kategori Movies, akan muncul acara

televisi berupa film yang sedang ditayangkan. Ditampilkan juga berapa menit lagi waktu

yang tersisa untuk menyaksikan acara tersebut

Page 24: Perkembangan Televisi

Daftar Pustaka:

Effendy, Heru, 2008, Industri Pertelevisian Indonesia, Jakarta : Penerbit Erlangga

Burke, Peter, Asa, Briggs, 2006, Sejarah Sosial Media : Dari Gutenberg Sampai Internet,

Jakarta : Yayasan Obor Indonesia

http://organisasi.org/

daftar_stasiun_televisi_lokal_dan_nasional_yang_bisa_ditangkap_di_jakarta (17

Februari 2010)

http://koranbaru.com/daftar-10-stasiun-televisi-swasta-pertama-di-indonesia/

(17 Februari 2010)

http://bambangsukmawijaya.wordpress.com/category/kajian-media/ (17 Februari 2010)

http://misteridigital.wordpress.com/2007/09/24/sejarah-televisi/ (19 Februari 2010)

http://lisa-thomberrys.blogspot.com/2009/10/teori-perkembangan-teori-konvergensi.html

Page 25: Perkembangan Televisi

TELEVISI

Paskalia Pramita (03615)

Brigitta Agni (03630)

Yosef Pramudito (03096)

Page 26: Perkembangan Televisi