Top Banner
SURAT KABAR DI INDONESIA PADA MASA KOLONIAL
11

Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemerdekaan

Jun 25, 2015

Download

Education

Muhammad Yossi

Presentasi ini berisi tentang sejarah perkembangan pers di Indonesa yang dirangkum secara singkat yang dikutip dari beberapa sumber seperti Wikipedia.com dan beberapa blog lain.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemerdekaan

SURAT KABAR DI INDONESIA

PADA MASA KOLONIAL

Page 2: Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemerdekaan

Sejarah surat kabar di Indonesia terbagi dalam dua babak• Babak pertama yang biasa disebut Babak Putih , yaitu saat Indonesia masih

dalam keadaan terjajah oleh kolonialisme Belanda. Disebut babak putih karena surat kabar pada waktu itu mutlak milik orang-orang Eropa, berbahasa Belanda dan diperuntukkan bagi pembaca berbahasa Belanda. Kontennya hanya seputar kehidupan orang-orang Eropa dan tidak mempunyai kaitan kehidupan pribumi. Babak ini berlangsung antara tahun 1744-1854.

• Babak kedua antara tahun 1854 hingga Kebangkitan Nasional. Kedua babak inilah yang amat berperan dalam perkembangan Surat Kabar di Indonesia.

Page 3: Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemerdekaan

Babak kedua yang berlangsung antara tahun 1854 hingga Kebangkitan Nasional secara kasar dapat dibagi dalam tiga periode, yakni:• Antara tahun 1854-1860

Dalam periode ini surat kabar dengan bahasa Belanda masih memegang peranan penting dalam dunia pers Indonesia, namun surat kabar dengan bahasa melayu telah terbit bernama slompret melajoe di Semarang yang diterbitkan oleh H.C. Klinkert.

• Antara tahun 1860-1880

Surat kabar dengan bahasa pra-Indonesia dan Melayu mulai banyak bermunculan tetapi yang menjadi pemimpin surat kabar-surat kabar ini semuanya adalah orang-orang dari peranakan Eropa.

• Antara tahun 1881 sampai kebangkitan nasional

Periode ini mempunyai ciri tersendiri karena para pekerja pers terutama para redakturnya tidak lagi dari peranakan Eropa tetapi mulai banyak peranakan Tionghoa dan Indonesia atau biasa disebut dengan pribumi.

Page 4: Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemerdekaan

Lima Periode Surat Kabar Indonesia Surat Kabar di Indonesia Mempunyai Sejarah yang Cukup Panjang yang Secara Singkat Terbagi dalam Enam Periode

• Zaman Belanda,

• Zaman Jepang,

• Zaman Kemerdekaan,

• Zaman Orde Lama,

• Zaman Orde Baru,

• Dan zaman Reformasi.

Page 5: Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemerdekaan

Zaman BelandaPada tahun 1744 dilakukanlah percobaan pertama untuk menerbitkan media massa dengan diterbitkannya surat kabar pertama pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Van Imhoff dengan nama Bataviasche Nouvelles, tetapi surat kabar ini hanya mempunyai masa hidup selama 2 tahun. Kemudian pada tahun 1828 diterbitkanlah Javasche Courant di Jakarta yang memuat berita-berita resmi pemerintahan, berita lelang dan berita kutipan dari harian-harian di Eropa.

Mesin cetak pertama di Indonesia juga datang melalui Batavia (Jakarta) melalui seorang Nederland bernama W. Bruining dari Rotterdam yang kemudian menerbitkan surat kabar bernama Het Bataviasche Advertantie Blad yang memuat iklan-iklan dan berita-berita umum yang dikutip dari penerbitan resmi di Nederland (Staatscourant).

Page 6: Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemerdekaan

Di Surabaya sendiri pada periode ini telah terbit Soerabajasch Advertantiebland yang kemudian berganti menjadi Soerabajasch Niews En advertantiebland. Sedang di Semarang terbit Semarangsche Advertetiebland dan de Semarangsche Courant.

Secara umum surat kabar-surat kabar yang muncul saat itu tidak mempunyai arti secara politis karena cenderung pada iklan dari segi konten. Pencetakkannya tidak lebih dari 1000-1200 eksemplar tiap harinya. Setiap surat kabar yang beredar haruslah melalui penyaringan oleh pihak Pemerintahan Gubernur Jenderal di Bogor. Tidak hanya itu, surat kabar Belanda pun terbit di daerah Sumatera dan Sulawesi. Di Padang terbit Soematra Courant, Padang Handeslsbland dan Bentara Melajoe. Di Makassar terbit Celebes Courant dan Makassarsch Handelsbland.

Page 7: Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemerdekaan

Pada tahun 1885 di seluruh daerah yang dikuasai Belanda telah terbit sekitar 16 surat kabar dalam bahasa Belanda dan 12 surat kabar dalam bahasa Melayu seperti, Bintang Barat, Hindia-Nederland, Dinihari, Bintang Djohar (terbit di Bogor), Selompret Melayu dan Tjahaja Moelia, Pemberitaan Bahroe (Surabaya) dan surat kabar berbahasa Jawa, Bromatani yang terbit di Solo.

Page 8: Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemerdekaan

Zaman JepangSaat wajah penjajah berganti dan Jepang memasuki Indonesia, surat kabar-surat kabar yang beredar di Indonesia diambil alih secara pelan-pelan. Beberapa surat kabar disatukan dengan alasan ‘penghematan’ namun yang sebenarnya adalah agar pemerintah Jepang memperketat pengawasan terhadap isi surat kabar. Kantor Berita Antara diambil alih dan diubah menjadi kantor berita Yashima dengan berpusat di Domei, Jepang. Konten surat kabar dimanfaatkan sebagai alat propaganda untuk memuji-muji pemerintahan Jepang. Wartawan Indonesia saat itu bekerja sebagai pegawai sedang yang mempunyai kedudukan tinggi adalah orang-orang yang sengaja didatangkan dari Jepang.

Page 9: Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemerdekaan

Salah satu surat kabar yang terbit pada masa ini adalah Tjahaja (ejaan baru cahaya). Surat kabar ini sudah menggunakan bahasa Indonesia dan penerbit berada di kota Bandung. Surat kabar ini terbit di Indonesia namun berisikan berita tentang segala kondisi yang terjadi di Jepang. Para pemimpinnya adalah Oto Iskandar Dinata, R. Bratanata, dan Mohamad Kurdi.

Page 10: Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemerdekaan

Zaman KemerdekaanKetika pemerintah Jepang menggunakan surat kabar sebagai alat propaganda pencitraan pemerintah, Indonesia pun melakukan hal yang sama untuk melakukan perlawanan dalam hal sabotase komunikasi.

Edi Soeradi melakukan propaganda agar rakyat berdatangan pada rapat raksasa Ikada pada tanggal 19 September 1945 untuk mendengarkan pidato Bung Karno.

Salah satu surat kabar perjuangan adalah Harian Rakyat dengan pemimpin redaksi Samsudin Sutan Makmur dan Rinto Alwi dimana surat kabar tersebut menampilkan “pojok” dan “bang golok” sebagai artikel.

Surat kabar lainnya yang terbit pada masa ini adalah Soeara Indonesia, pedoman harian yang berubah menjadi Soeara Merdeka (Bandung), Kedaulatan Rakyat (Bukit Tinggi), Demokrasi (Padang) dan Oetoesan Soematra (Padang).

Page 11: Perkembangan Surat Kabar di Indonesia pada Masa Sebelum Kolonial sampai Kemerdekaan

Referensi

• ANONYMOUS. 2002. BEBERAPA SEGI PERKEMBANGAN SEJARAH PERS DI INDONESIA. JAKARTA: PENERBIT BUKU KOMPAS