Top Banner
1 1. Pendahuluan Perkembangan dunia usaha dewasa ini, khususnya di Indonesia yang sedang mengalami masa kritis, terdapat persaingan yang sangat ketat antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya. Dengan kondisi yang terjadi di Indonesia ini tidak jarang juga mengakibatkan kehancuran perusahaan karena kalah bersaing dengan perusahaan lain. Persaingan yang ketat tersebut membuat manajer perusahaan meningkatkan sistem pengendalian internal untuk mengontrol kegiatan yang terjadi dalam perusahaan. Istilah sistem pengendalian internal sebelumnya dikenal dengan internal check, maksudnya ialah kegiatan pemeriksaan akurasi (kecermatan) book-keeping yang pada saat ini lazimnya disebut verifikasi “independen” (pemeriksaan ulang secara independen). Istilah pengendalian internal makin popular setelah disahkannya Foreign Corrupt Practice Act of 1997 di USA yang mempengaruhi Security Exchange Act 1934 bahwa perusahaan-perusahaan harus menyelenggarakan pembukuan secara lengkap dan aman (terkontrol). Dalam perkembangannya istilah pengendalian internal digunakan dalam penelitian yang lebih luas, sebagai mekanisme untuk mendukung kebijakan perusahaan, pengamanan aset perusahaan, pendukung mutu operasi dan sebagai persyaratan dicapainya tujuan perusahaan (Gondodiyoto, 2006). Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) pengendalian intern adalah suatu proses-yang dijalankan oleh dewan komisaris manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Pengendalian internal berawal dari adanya kejatuhan pasar saham tahun 1929, badan legislatif AS mengesahkan dua peraturan untuk mengembalikan kepercayaan dalam pasar modal. Pertama, Undang-undang Sekuritas tahun 1933, yang memiliki dua tujuan yaitu mensyaratkan
32

Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

Dec 17, 2020

Download

Documents

dariahiddleston
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

1

1. Pendahuluan

Perkembangan dunia usaha dewasa ini, khususnya di Indonesia yang sedang mengalami

masa kritis, terdapat persaingan yang sangat ketat antara perusahaan yang satu dengan

perusahaan yang lainnya. Dengan kondisi yang terjadi di Indonesia ini tidak jarang juga

mengakibatkan kehancuran perusahaan karena kalah bersaing dengan perusahaan lain.

Persaingan yang ketat tersebut membuat manajer perusahaan meningkatkan sistem pengendalian

internal untuk mengontrol kegiatan yang terjadi dalam perusahaan. Istilah sistem pengendalian

internal sebelumnya dikenal dengan internal check, maksudnya ialah kegiatan pemeriksaan

akurasi (kecermatan) book-keeping yang pada saat ini lazimnya disebut verifikasi “independen”

(pemeriksaan ulang secara independen). Istilah pengendalian internal makin popular setelah

disahkannya Foreign Corrupt Practice Act of 1997 di USA yang mempengaruhi Security

Exchange Act 1934 bahwa perusahaan-perusahaan harus menyelenggarakan pembukuan secara

lengkap dan aman (terkontrol). Dalam perkembangannya istilah pengendalian internal digunakan

dalam penelitian yang lebih luas, sebagai mekanisme untuk mendukung kebijakan perusahaan,

pengamanan aset perusahaan, pendukung mutu operasi dan sebagai persyaratan dicapainya

tujuan perusahaan (Gondodiyoto, 2006). Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP)

pengendalian intern adalah suatu proses-yang dijalankan oleh dewan komisaris manajemen, dan

personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian

tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi

operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Pengendalian internal berawal dari adanya kejatuhan pasar saham tahun 1929, badan

legislatif AS mengesahkan dua peraturan untuk mengembalikan kepercayaan dalam pasar modal.

Pertama, Undang-undang Sekuritas tahun 1933, yang memiliki dua tujuan yaitu mensyaratkan

Page 2: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

2

para investor untuk menerima informasi keuangan dan berbagai informasi penting lainnya yang

berkaitan dengan surat berharga yang ditawarkan ke publik untuk dijual, dan melarang

pembohongan, penyalahsajian, dan penipuan lainnya dalam penjualan surat berharga. Peraturan

yang kedua, Undang-undang Perdagangan Sekuritas tahun 1934, membentuk Securities and

Exchange Commission (SEC) dan memberdayakannya dengan kewenangan luas atas semua

aspek industri surat berharga, yang meliputi kewenangan berkaitan dengan standar audit. Bagian

dari Undang-undang yang mengharuskan semua perusahaan yang bertanggung jawab ke SEC

untuk mempertahankan sistem pengendalian internal terdapat kelonggaran sehingga berubah

dengan disahkannya Undang-undang Sarbanes-Oxley pada bulan Juli 2002 (Hall, 2007). Selain

itu juga ada Undang-undang Hak Cipta pada tahun 1976 yang mengalami beberapa kali revisi

dengan menambahkan peranti lunak dan berbagai hak cipta intelektual lainnya ke dalam

Undang-undang perlindungan hak cipta yang telah ada. Dengan ditemukannya para eksekutif

bisnis AS yang menggunakan dana perusahaan untuk menyuap pejabat luar negeri, isu

pengendalian internal yang dulu tidak terlalu diperhatikan oleh para pemegang saham segera

menjadi sorotan publik. Dari isu inilah timbul pengesahan Undang-undang Praktik Korupsi

Asing tahun 1977 (Foreign Corrupt Practices Act-FCPA). FCPA mensyaratkan perusahaan

yang terdaftar di SEC untuk menyimpan catatan yang secara wajar dan logis mencerminkan

berbagai transaksi perusahaan dan posisi keuangannya serta mempertahankan sistem

pengendalian internal yang memberikan jaminan yang wajar bahwa tujuan perusahaan terpenuhi.

(Hall, 2007)

Setelah adanya serangkaian skandal saving & loan pada tahun 1980-an, sebuah komite

dibentuk untuk menangani berbagai penipuan terkait. Organisasi yang disponsori dan

memberikan sponsor, untuk entitas ini adalah Financial Executive International (FEI), Institute

Page 3: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

3

of Management Accountants (IMA), American Accounting Association (AAA), AICPA, dan IIA.

Komite ini memutuskan untuk berfokus pada model pengendalian internal yang efektif dari

perspektif pihak manajemen. Hasilnya adalah model Committee of Sponsoring Organization

(COSO). AICPA mengadopsi model ini ke dalam standar auditnya melalui adopsi ke SAS

No.78—Pertimbangan Pengendalian Internal dalam Audit Laporan Keuangan (Consideration of

Internal Control in a Financial Statement Audit). Terjadinya beberapa penipuan keuangan

berskala besar dan kerugian yang timbul yang dialami oleh para pemegang saham, hal ini

menimbulkan tekanan dari kongres AS untuk melindungi masyarakat dari peristiwa semacam itu.

Tekanan tersebut mengarah pada pengesahan Undang-undang Sarbanes-Oxley pada 30 Juli

2002. Peraturan ini mendukung berbagai usaha untuk meningkatkan kepercayaan publik atas

pasar model dengan mencari cara untuk memperbaiki tata kelola perusahaan, pengendalian

internal, dan kualitas audit. (Hall, 2007)

Dalam perkembangannya ada beberapa alat ukur pengendalian internal, diantaranya

menggunakan model Committee of Sponsoring Organization (COSO), Enterprise Risk

Management (ERM) dan Statement On Auditing Standards—SAS (SAS78). Masing-masing alat

ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada

COSO terdapat 5 komponen pengendalian internal yaitu lingkungan pengendalian, penilaian

risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pengawasan. Sedangkan pada

ERM yang merupakan pengembangan dari model COSO memiliki 8 komponen pengendalian

yaitu lingkungan internal, penentuan tujuan, identifikasi kejadian, penilaian risiko, respons

risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi dan pengawasan. Pada dasarnya COSO

dengan SAS 78 memiliki komponen pengendalian yang sama, yang membedakan adalah dalam

Page 4: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

4

SAS 78 elemen-elemen komponen pengendalian dijelaskan lebih detail dibandingkan dengan

COSO.

Seiring berjalannya waktu, dengan adanya kemungkinan meningkatnya risiko dalam

perusahaan dan risiko orang-orang yang berkepentingan apakah pengendalian internal yang

diterapkan dapat dipertahankan perusahaan secara terus-menerus. Tujuan penelitian ini adalah

untuk menghasilkan dokumentasi perkembangan pengukuran pengendalian internal. Hasil

tersebut diharapkan memberikan manfaat bagi peneliti dan pembaca untuk mengetahui

perkembangan pengukuran pengendalian internal, selain itu bagi lembaga, hasil ini dapat

menjadi bahan untuk menambah sumber pengetahuan yg lebih terstruktur.

1. Committee of Sponsoring Organization (COSO) : Internal Control

Pada Oktober 1987 The Treadway Commission Report menghasilkan kajian yang disebut

COSO framework/model of internal control (Gondodiyoto, 2006). COSO adalah kelompok

sektor swasta yang terdiri dari American Accounting Association (AAA), AICPA, Institute of

Internal Auditors, Institute of Management Accountants, dan Financial Executives Institute.

COSO menyebutkan sistem pengendalian yang baik harus memenuhi lima komponen

pengendalian internal yang saling terkait (Romney and Steinbart, 2006), yaitu:

1. Lingkungan pengendalian merupakan hal dasar bagi komponen COSO yang lain.

Manajemen harus paham pentingnya akuntabilitas control, dan memberikan dukungan

terhadap control manajemen, dan menyampaikannya kepada seluruh karyawan. Faktor-

faktor lingkungan pengendalian terdiri dari:

a) Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika merupakan hal yang penting bagi pihak

manajemen untuk menciptakan struktur organisasional yang menekankan pada

integritas dan nilai-nilai etika.

Page 5: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

5

b) Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi. Semakin bertanggung jawab filosofi

pihak manajemen dan gaya beroperasi mereka, semakin besar kemungkinannya para

pegawai akan berperilaku secara bertanggung jawab dalam usaha untuk mencapai

tujuan organisasi.

c) Struktur organisasional perusahaan menetapkan garis otoritas dan tanggung jawab

serta menyediakan kerangka umum untuk perencanaan, pengarahan dan pengendalian

operasinya.

d) Komite Audit Dewan Komisaris. Komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi

struktur pengendalian internal perusahaan, proses pelaporan keuangannya dan

kepatuhannya terhadap hukum, peraturan dan standar yang terkait.

e) Metode memberikan otoritas dan tanggung jawab melalui deskripsi pekerjaan secara

formal, pelatihan pegawai, dan rencana operasional, jadwal dan anggaran.

f) Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia

g) Pengaruh-pengaruh eksternal

2. Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk

memastikan dilaksanakannya kebijakan manajemen.

Aktivitas pengendalian menurut Romney dan Steinbart, 2006 :

a) Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai. Otorisasi sering kali

didokumentasikan sebagai penandatanganan, pemberian tanda paraf, atau

memasukkan kode otorisasi atas dokumen atau catatan transaksi. Otorisasi yang

diberikan pihak manajemen pada saat aktivitas atau transaksi tertentu disebut otorisasi

khusus. Sedangkan otorisasi umum adalah otorisasi yang diberikan pihak manajemen

pada pegawai untuk menangani transaksi rutin tanpa persetujuan khusus.

Page 6: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

6

b) Pemisahan tugas untuk mencegah para pegawai memalsukan catatan untuk

menyembunyikan pencurian aset yang dipercayakan pada mereka. Pemisahan tugas

yang efektif ketika fungsi-fungsi ini dipisahkan :

Otorisasi – menyetujui transaksi dan keputusan

Pencatatan – mempersiapkan dokumen sumber; memelihara catatan jurnal,

buku besar dan file lainnya; mempersiapkan rekonsiliasi; serta mempersiapkan

laporan kinerja.

Penyimpanan – menangani kas, memelihara tempat penyimpanan persediaan,

menerima cek yang masuk dari pelanggan, menulis cek atas rekening bank

organisasi.

c) Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai

d) Penjagaan aset dan pencatatan yang memadai

e) Pemeriksaan independen atas kinerja. Sub-bagian di dalamnya adalah rekonsiliasi dua

rangkaian catatan yang dipelihara secara terpisah, perbandingan jumlah actual dengan

yang dicatat, pembukuan berpasangan, jumlah total pengendalian, peninjauan

independen.

3. Penilaian resiko merupakan proses pengidentifikasian dan analisa resiko yang

berhubungan dengan pencapaian tujuan manajemen serta menentukan cara bagaimana

resiko tersebut ditangani.

4. Informasi dan komunikasi. Komponen ini menjelaskan tentang kebutuhan terhadap

pemerolehan informasi eksternal dan internal, potensi strategis dan sistem yang

terintegras, dan kebutuhan terhadap kualitas data.

a) Berhubungan dengan sasaran

Page 7: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

7

b) Akurat dan terinci

c) Mudah dipahami/ digunakan

5. Pengawasan merupakan proses yang menilai kualitas dari kinerja sistem pengendalian

internal dari waktu ke waktu, yang dilakukan dengan melakukan aktivitas monitoring dan

melakukan evaluasi secara terpisah.

2. Enterprise Risk Management (ERM)

Sembilan tahun setelah COSO mengeluarkan kerangka kerja sebelumnya, kemudian

mulai diselidiki bagaimana cara yang efektif untuk mengidentifikasi, menilai, dan mengelola

risiko sehingga organisasi dapat meningkatkan proses manajemen risiko. hasilnya adalah

dokumen perusahaan yang disempurnakan, disebut Enterprise Risk Management (ERM). ERM

memperluas pada unsur-unsur dari kerangka pengendalian internal yang terintegrasi dan

memberikan fokus yang mencakup segala pada subjek yang lebih luas dari manajemen risiko

perusahaan. tujuannya adalah untuk mencapai semua sasaran dari control framework dan

membantu organisasi untuk :

1. memberikan keyakinan yang memadai bahwa tujuan dan sasaran perusahaan tercapai dan

meminimalkan masalah yang terjadi.

2. mencapai target keuangan dan kinerja.

3. menilai risiko secara terus menerus dan mengidentifikasi langkah-langkah yang harus

diambil dan memiliki sumber daya yang dialokasikan untuk mengatasi atau mengurangi

risiko.

4. menghindari publisitas yang merugikan dan merusak reputasi entitas.

Page 8: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

8

ERM versi COSO terdiri dari 8 komponen yang saling terkait. Kedelapan komponen ini

diturunkan dari bagaimana manajemen menjalankan perusahaan dan diintegrasikan dengan

proses manajemen. Kedelapan komponen ini diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan

perusahaan, baik tujuan strategis, operasional, pelaporan keuangan, maupun kepatuhan terhadap

ketentuan perUndang-undangan. Komponen-komponen tersebut (Romney and Steinbart, 2009)

adalah:

1. Lingkungan Internal – Lingkungan internal sangat menentukan warna dari sebuah

organisasi dan memberi dasar bagi cara pandang terhadap risiko dari setiap orang

dalam organisasi tersebut. Di dalam lingkungan internal ini termasuk, filosofi

manajemen risiko dan risk appetite, nilai-nilai etika dan integritas, dan lingkungan

di mana kesemuanya tersebut berjalan.

2. Penentuan Tujuan – Tujuan perusahaan harus ada terlebih dahulu sebelum

manajemen dapat mengidentifikasi kejadian-kejadian yang berpotensi

mempengaruhi pencapaian tujuan tersebut. ERM memastikan bahwa manajemen

memiliki sebuah proses untuk menetapkan tujuan dan bahwa tujuan yang dipilih

atau ditetapkan tersebut terkait dan mendukung misi perusahaan dan konsisten

dengan risk appetite-nya.

3. Identifikasi Kejadian – Kejadian internal dan eksternal yang mempengaruhi

pencapaian tujuan perusahaan harus diidentifikasi, dan dibedakan antara risiko

dan peluang. Peluang dikembalikan kepada proses penetapan strategi atau tujuan

manajemen.

Page 9: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

9

4. Penilaian Risiko – Risiko dianalisis dengan memperhitungkan kemungkinan

terjadi dan dampaknya (impact), sebagai dasar bagi penentuan bagaimana

seharusnya risiko tersebut dikelola.

5. Respons Risiko – Manajemen memilih respons risiko – menghindar, menerima,

mengurangi, atau mengalihkan dan mengembangkan satu set kegiatan agar risiko

tersebut sesuai dengan toleransi dan risk appetite.

6. Kegiatan Pengendalian – Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan dan

diimplementasikan untuk membantu memastikan respons risiko berjalan dengan

efektif.

7. Informasi dan komunikasi – Informasi yang relevan diidentifikasi, ditangkap, dan

dikomunikasikan dalam bentuk dan waktu yang memungkinkan setiap orang

menjalankan tanggung jawabnya.

8. Pengawasan – Keseluruhan proses ERM dimonitor dan modifikasi dilakukan

apabila perlu. Pengawasan dilakukan secara melekat pada kegiatan manajemen

yang berjalan terus-menerus, melalui eveluasi secara khusus, atau dengan

keduanya.

3. Control Objectives for Information Technology (COBIT)

Menurut Campbell COBIT muncul pertama kali pada tahun 1996 yaitu COBIT versi 1

yang menekankan pada bidang audit, COBIT versi 2 pada tahun 1998 yang menekankan pada

tahap pengendalian, COBIT versi 3 pada tahun 2000 yang berorientasi kepada manajemen, dan

COBIT versi 4 yang lebih mengarah kepada IT governance. Information Systems Audit and

Control Foundation (ISACF) mengembangkan Control Objectives for Information Technology

(COBIT). COBIT adalah sebuah kerangka praktik pengendalian untuk teknologi informasi, dan

Page 10: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

10

keamanan sistem informasi yang pada umumnya dapat diaplikasikan. COBIT membantu para

manajer untuk mempelajari bagaimana menyeimbangkan risiko dan pengendalian investasi

dalam lingkungan sistem informasi (Romney and Steinbart, 2006). COBIT muncul pertama kali

pada tahun 1996 yaitu COBIT versi 1 yang menekankan pada bidang audit, COBIT versi 2 pada

tahun 1998 yang menekankan pada tahap pengendalian, COBIT versi 3 pada tahun 2000 yang

berorientasi kepada manajemen, dan COBIT versi 4 yang lebih mengarah kepada IT governance.

COBIT terdiri dari 4 domain (Gondodiyoto, 2006), yaitu:

1. Planning and Organization. Dalam hal ini mencakup pembahasan strategi untuk

mengindentifikasi TI sehingga dapat memberikan yang terbaik untuk pencapaian

objektif bisnis.

2. Acquisition and Implementation. Untuk merealisasi strategi TI, solusi TI yang perlu

diidentifikasi, dikembangkan sebagai implementasi dan diintegrasikan kedalam

proses bisnis.

3. Delivery and Support. Dipusatkan pada penyerahan aktual dari syarat servis dengan

jarak dari semua operasi keamanan tradisional dan aspek urutan untuk pelatihan.

4. Monitoring. Semua proses TI yang perlu dinilai secara regular agar kualitas dan

kelengkapannya berdasarkan pada syarat pengendalian.

4. Statement On Auditing Standards (SAS) No. 78

Pernyataan Standar Audit (Statement On Auditing Standards—SAS) No.78 sesuai dengan

berbagai rekomendasi komite organisasi pendukung dari komisi Treadway (Committee of

Sponsoring Organizations of the Treadway Commission—COSO). Pengendalian internal, seperti

didefinisikan dalam SAS 78, terdiri atas lima komponen: lingkungan pengendalian, penilaian

risiko, informasi dan komunikasi, pengawasan, dan aktivitas pengendalian (Hall, 2007).

Page 11: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

11

1. Lingkungan pengendalian adalah dasar untuk keempat komponen pengendalian lainnya.

Lingkungan pengendalian menetapkan arah perusahaan dan pengaruh kesadaran pihak

manajemen dan para karyawannya akan pengendalian. Lingkungan pengendalian memiliki

beberapa elemen penting:

Nilai integritas dan etika pihak manajemen

Struktur perusahaan

Keterlibatan dewan komisaris dan komite audit perusahaan, jika ada

Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi

Prosedur untuk mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang

Metode pihak manajemen untuk menilai kinerja

Pengaruh eksternal, seperti pemeriksaan oleh lembaga yang berwenang

Kebijakan dan praktik perusahaan untuk mengelola sumber daya manusianya.

2. Penilaian Risiko

Perusahaan harus melakukan penilaian risiko untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan

mengelola risiko yang berkaitan dengan pelaporan keuangan. Berbagai risiko dapat

timbul dari berbagai perubahan lingkungan, seperti berikut ini:

Perubahan dalam lingkungan operasional yang membebankan berbagai tekanan

persaingan baru atas perusahaan.

Personel baru yang memiliki pemahaman berbeda atau tidak memadai atas pengendalian

internal.

Sistem informasi baru yang direkayasa ulang sehingga mempengaruhi pemrosesan

transaksi.

Page 12: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

12

Pertumbuhan yang signifikan dan cepat hingga mengalahkan pengendalian internal yang

ada.

Implementasi teknologi baru ke dalam proses produksi atau sistem informasi yang

berdampak pada pemrosesan transaksi

Pengenalan lini baru produk atau aktivitas di mana perusahaan memiliki pengalaman

sedikit mengenainya

Restrukturisasi organisasional yang mengakibatkan pengurangan dan/atau relokasi

personel hingga operasi bisnis serta pemrosesan transaksi terkena pengaruhnya

Masuk ke pasar asing yang dapat berdampak pada operasi (contohnya, risiko yang

berkaitan dengan transaksi mata uang asing)

Adopsi prinsip akuntansi baru yang berdampak pada pembuatan laporan keuangan

3. Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi akuntansi terdiri atas berbagai record dan metode yang digunakan

untuk memulai, mengidentifikasi, menganalisis, mengklasifikasi, serta mendapat

berbagai transaksi perusahaan dan untuk menghitung aktiva serta kewajiban yang terkait.

Kualitas dari informasi yang dihasilkan oleh SIA berdampak pada kemampuan pihak

manajemen untuk melakukan tindakan dan mengambil keputusan sehubungan dengan

operasi perusahaan serta untuk membuat laporan keuangan yang andal. Sistem informasi

akuntansi yang efektif akan dapat melakukan berbagai hal berikut ini (Hall, 2007):

Mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi keuangan yang valid

Menyediakan informasi secara tepat waktu mengenai berbagai transaksi dalam detail

yang memadai untuk memungkinkan klasifikasi dan pelaporan keuangan yang benar

Page 13: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

13

Secara akurat mengukur nilai keuangan berbagai transaksi agar pengaruhnya dapat

dicatat ke dalam laporan keuangan

Secara akurat mencatat berbagai transaksi dalam periode waktu terjadinya

4. Pengawasan adalah proses di mana kualitas dari desain dan operasi pengendalian internal

dapat dinilai. Penilaian ini dapat dicapai dengan prosedur yang terpisah atau melalui

aktivitas yang berjalan.

5. Aktivitas pengendalian adalah berbagai kebijakan dan prosedur yang digunakan untuk

memastikan bahwa tindakan yang tepat telah dilakukan untuk menangani berbagai risiko

yang telah diidentifikasi perusahaan. Aktivitas pengendalian dapat dikelompokkan ke

dalam dua kategori: pengendalian computer dan pengendalian fisik.

Tabel 5.1 Kategori Aktivitas Pengendalian

Sumber : Audit dan Assurance Teknologi Informasi 1 (ed.2) – James A. Hall, 2007

Aktivitas

Pengendalian

Pengendalian

Umum

Verifikasi

independen

Komputer

Otorisasi

transaksi

Fisik

Pengendalian

Aplikasi

Pemisahan

tugas

Pengendalian

akses

Catatan

akuntansi

Supervisi

Page 14: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

14

Pengendalian computer membentuk bagian yang merupakan perhatian utama.

Pengendalian ini, yang secara khusus berkaitan dengan lingkungan TI dan audit TI,

digolongkan dalam dua kelompok umum: pengendalian umum (general control) dan

pengendalian aplikasi (application control). Pengendalian umum berkaitan dengan

perhatian tingkat keseluruhan perusahaan, seperti pengendalian terhadap pusat data, basis

data perusahaan, akses sistem, pengembangan sistem, dan pemeliharaan program.

Pengendalian aplikasi memastikan integritas sistem tertentu seperti pemrosesan pesanan

penjualan, utang usaha, dan aplikasi penggajian.

Pengendalian fisik terutama berhubungan dengan sistem akuntansi tradisional yang

menggunakan prosedur manual. Namun, pemahaman atas konsep pengendalian ini juga

memberikan pandangan atas berbagai risiko dan kekhawatiran dalam pengendalian yang

berkaitan dengan lingkungan TI. Enam kategori tradisional aktivitas pengendalian:

Otorisasi Transaksi. Tujuan dari otorisasi transaksi adalah untuk memastikan bahwa

semua transaksi material yang diproses oleh sistem informasi valid dan sesuai dengan

tujuan pihak manajemen. Otorisasi dapat bersifat umum atau khusus. Otorisasi umum

diberikan pada personel operasional untuk melakukan operasi rutin. Sebaliknya, otorisasi

khusus berkaitan dengan keputusan kasus per kasus yang berhubungan dengan transaksi

nonrutin.

Pemisahan tugas dapat berupa bermacam bentuk, tergantung pada tugas tertentu yang

harus dikendalikan. Tiga tujuan pemisahan tugas :

a. Pemisahan tugas seharusnya sedemikian rupa sehingga otorisasi untuk suatu transaksi

terpisah dari pemrosesan transaksi tersebut.

Page 15: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

15

b. Tanggung jawab untuk penyimpanan aktiva seharusnya terpisah dari tanggung jawab

pencatatan.

c. Perusahaan seharusnya distrukturisasi agar jika ada penipuan maka penipuan hanya

dapat dilakukan lewat kolusi antara dua atau lebih individu dengan pekerjaan yang

tidak saling bersesuain (kompatibel). Dengan kata lain, tidak ada satu orang yang

memiliki akses cukup ke aktiva dan catatan pendukungnya, untuk melakukan

penipuan.

Supervisi. Implementasi pemisahan tugas yang memadai mengharuskan perusahaan

mempekerjakan sejumlah besar karyawan. Mewujudkan pemisahan tugas yang memadai

sering kali menimbulkan berbagai kesulitan bagi perusahaan kecil.

Catatan Akuntansi. Catatan akuntansi tradisional suatu perusahaan terdiri atas dokumen

sumber, jurnal dan buku besar. Catatan-catatan ini menangkap aspek ekonomi transaksi

dan menyediakan jejak audit peristiwa ekonomi.

Pengendalian Akses. Tujuan pengendalian akses adalah untuk memastikan hanya

personel yang sah saja yang memiliki akses ke aktiva perusahaan. Akses tidak sah

mengekspos aktiva ke penyalahgunaan, pengrusakan, dan pencurian. Jadi, pengendalian

akses memainkan bagian penting dalam pengamanan aktiva (Hall, 2007).

6. Sarbanes-Oxley Act (SOA)

SOX / SOA adalah kepanjangan dari Sarbanes-Oxley Act, yang merupakan gabungan

dua nama Senator Sarbanes dan Anggota Dewan Oxley di USA, yang memelopori perlunya

pemberlakuan sebuah Undang-undang yang mengatur pengendalian internal sebuah

perusahaan yang konsentrasinya pada aktivitas- aktivitas yang mempunyai konsekuensi pada

Page 16: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

16

financial. Sarbanes-Oxley Act (Sarbox) merupakan peraturan yang ditandatangani Presiden

George W. Bush pada tanggal 30 Juli 2002 untuk mereformasi dunia pasar modal Amerika Serikat yang

sempat terguncang oleh skandal akuntansi yang menimpa Enron dan WorldCom. Seperti

yang dinyatakan pada bagian awalnya “To protect investors byimproving the accuracy and

reliability of corporate disclosures made pursuant to thesecurities laws, and for other

purposes”, Undang-undang ini diharapkan dapat memberikan kepastian atas realibilitas

laporan keuangan yang dipublikasikan dan meningkatkan kepercayaan diri pasar modal

Amerika Serikat dengan memaksa perusahaan terbuka untuk memperbaiki pengungkapan

laporan keuangannya. Sarbanes Oxley Act diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes (Maryland)

dan Michael Oxley (Ohio). Undang-undang ini dikeluarkan untuk merespon skandal keuangan

yang terjadi di beberapa korporasi besar di Amerika yang sangat mempengaruhi perekonomian negara

secara signifikan (Gondodiyoto, 2006:229). Undang-undang ini disebut-sebut sebagai

perubahan terbesar dalam pengaturan pengelolaan perusahaan dan pelaporan keuangan sejak

Undang-undang Keuangan pertama kali ditetapkan di tahun 1933 dan 1934. Tujuan dari SOA

adalah melindungi investor lewat pengungkapan keuangan yang lebih akurat, tepat waktu,

komprehensif, dapat dimengerti, tata kelola perusahaan yang lebih baik, dan pengawasan yang lebih ketat

dengan pembentukan PCAOB (Publik Company Accounting Oversight Board). Peraturan ini

mengikat semua perusahaan publik yang mencatatkan bursanya di pasar modal Amerika

Serikat dan kantor akuntan yang memeriksanya baik kantor akuntan tersebut berada dalam

yurisdiksi Amerika Serikat maupun bukan (Romney, 2009).

Page 17: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

17

7. Pengendalian model CoCo

The Canadian Institute of Chartered Accountants Criteria of Control Committee (CoCo)

menyusun model pengedalian internal yang mirip dengan COSO tetapi mempunyai perbedaan.

Perbedaannya terdapat pada CoCo memfokkuskan pada empat pertanyaan utama yakni:

1. Apakah perusahaan/institusi mempunyai tujuan yang benar ?

2. Apakah perusahaan tersebut mempunyai aktivitas pengendalian yang memadai?

3. Apakah perusahaan tersebut mempunyai kapabilitas, komitmen dan lingkungan yang tepat?

4. Apakah perusahaan tersebut melakukan monitoring, pembelajaran dan mengadaptasi?

CoCo mempunyai empat komponen untuk menjawab keempat pertanyaan tersebut yakni

purpose, commitment, capability dan monitoring dan learning. Keempat komponen tersebut

merupakan siklus yang sangat mudah dipahami. CoCo membangun landasan COSO dengan

mengidentifikasi komponen-komponen yang sama tetapi CoCo melebihi COSO dalam melihat

apakah suatu organisasi mempunyai tujuan dan aktivitas pengendalian yang tepat. CoCo

menekankan pada komitmen dan kapabilitas sebagai bagian yang penting dalam proses

pembelajaran suatu organisasi untuk meyakinkan apakah lingkungan pengendalian mendukung

perbaikan yang terus menerus dan pada saat yang sama mencegah risiko atas ketidaktercapaian

tujuan organisasi. Seperti juga COSO, model CoCo dapat diaplikasikan pada bentuk organisasi

apapun, pada setiap level tingkatan yang dapat memungkinkan adanya respon secara umum atas

SPI menyeluruh (Sukma, 2011). Model CoCo dikembangkan di Kanada. Kriteria yang

digunakan dalam CoCo adalah sebagai berikut :

Tujuan

1. Tujuan harus dinyatakan dan dikomunikasikan kepada seluruh stakeholder

Page 18: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

18

2. Risiko signifikan baik dari dalam maupun luar organisasi yang terkait dengan pencapaian

tujuan harus diidentifikasikan dan dinilai.

3. Kebijakan yang didesain untuk mendukung pencapaian tujuan organisasi dan pengelolaan

risik harus dibuat, dikomunikasikan dan dipraktekan sehingga pegawai mengerti apa

yang diharapkan dan kebebasan yang diperlukan untuk bertindak.

4. Perencanaan untuk menuntun pencapaian tujuan organisasi harus disusun dan

dikomunikasikan.

5. Tujuan dan perencanaan terkait harus mencantumkan target dan indicator kinerja.

Komitmen

1. Nilai-nilai etika termasuk integritas harus dibuat secara formal, dikomukasikan kepada

seluruh stakeholder dalam organisasi.

2. Kebijakan dan praktek managemen SDM harus konsisten dengan etika dan nilai-nilai dan

pencapaian tujuan.

3. Wewenang, tanggungjawab dan tanggungjelasan harus secara jelas didefinisikan dan

konsisten dengan tujuan oerganiasi sehingga keputusan-keputusan dan pelaku-pelaku

diperagakan dengan benar oleh pegawai.

4. Atmosfir kepercayaan yang tinggi harus dipelihara dan didukung oleh informasi yang

mengalir antara pegawai dan kinerja mereka dalam mendukung pencapaian tujuan organisasi.

Kemampuan

1. Pegawai harus memiliki pengetahuan, keahlian dan peralatan yang cukup untuk

mendukung pencapaian tujuan organisasi.

2. Proses komunikasikan harus mendukung nilai dan pencapaian organisasi atas tujuan yang

telah ditetapkan.

Page 19: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

19

3. Informasi yang cukup dan relevan harus diidentifikasi dan dikomunikasikan pada saat

yang tepat sehingga pegawai dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

4. Tujuan dan aktivitas dari bagian yang berbeda dalam suatu organisasi harus

dikoordinasikan.

5. Aktivitas pengendalian harus didesain sebagai kesatuan yang menyeluruh dari suatu

organisasi dengan mempertimbangkan tujuan, risiko dan hubungan terkait antar

komponen pengendalian.

Pengawasan dan Pembelajaran

1. Lingkungan internal dan eksternal harus diminitor untuk memperoleh informasi sehingga

tujuan dan pengendalian organisasi tetap mutakhir.

2. Kinerja harus dimonitor dibandingkan dengan target dan indikator yang telah ditetapkan.

3. Asumsi yang digunakan dalam penentuan tujuan dan sistem harus secara periodik dikaji

ulang.

4. Informasi yang dibutuhkan harus dikaji terus menerus sesuai dengan adanya perubahan

tujuan atau adanya pelaporan yang menunjukan penyimpangan.

5. Prosedur tindaklanjut harus disusun dan dilakukan untuk menjamin bahwa perubahan dan

kegiatan yang tepat dilakukan.

6. Manajemen secara periodik menilai efektivitas pengendalian dan kemudian

mengkomunikasikan yang tepat dilakukan.

Page 20: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

20

8. Metode penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan studi kepustakaan yaitu

segala usaha untuk mengumpulkan data melalui sumber-sumber tertulis maupun dari sumber-

sumber internalet yang dapat diakses secara online, seperti buku, artikel-artikel dalam majalah,

surat kabar, buletin, jurnal, makalah, dan lain-lain. Dalam mengumpulkan data, penulis

mendapatkan kesulitan karena jurnal-jurnal yang melaporkan penelitian sesuai dengan yang

dibutuhkan terlalu sedikit. Sehingga penulis lebih banyak mendapatkan data-data yang

diperlukan melalui buku dan juga tulisan-tulisan yang diterbitkan oleh asosiasi. Dalam penelitian

ini terdapat beberapa metode atau pendekatan untuk mengukur pengendalian internal dalam

perusahaan, yaitu menggunakan metode COSO, COBIT, ERM, SAS 78, Sarbanes-Oxley, dan

CoCo.

9. Analisis dan Pembahasan

Dengan adanya berbagai risiko yang ada dalam perusahaan diperlukan sistem pengendalian

internal untuk mengurangi risiko-risiko tersebut. Tetapi sering kali sistem pengendalian internal

yang ada tidak dapat bertahan untuk jangka waktu yang panjang. Sehingga perlu dikembangkan

dari sistem yang telah ada sebelumnya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik mengingat

teknologi informasi juga semakin berkembang. Dari pernyataan diatas dapat digambarkan

perbandingan konsep pengendalian internal dalam tabel sebagai berikut :

Page 21: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

21

9.1 Tabel Perbandingan Konsep Pengendalian Internal

COSO COBIT SAS 78 ERM SOA CoCo

Penonton

utama

Manajemen Manajemen, pengguna,

auditor sistem informasi

Auditor eksternal Manajemen Manajemen Manajemen, auditor

Sudut pandang

pengendalian

internal

Proses Mengatur proses termasuk

kebijakan, prosedur,

praktek dan struktur

organisasi

Proses Proses Proses Elemen dari sebuah

organisasi (termasuk sumber

daya, sistem proses, budaya,

struktur dan tugas) yang bila

digabungkan mendukung

orang dalam mencapai

tujuan

Tujuan

organisasi

Operasi yang efektif

dan efisien, laporan

keuangan yang dapat

diandalkan,

kepatuhan terhadap

hukum dan peraturan

Operasi kerahasiaan yang

efektif dan efisien,

integritas dan ketersediaan

informasi pelaporan

keuangan yang dapat

diandalkan, kepatuhan

terhadap hukum dan

peraturan

Operasi yang efektif

dan efisien, laporan

keuangan yang dapat

diandalkan, kepatuhan

terhadap hukum dan

peraturan

Operasi yang efektif dan

efisien, laporan

keuangan yang dapat

diandalkan, kepatuhan

terhadap hukum dan

peraturan

Operasi yang

efektif dan efisien,

laporan keuangan

yang dapat

diandalkan,

kepatuhan

terhadap hukum

dan peraturan

Operasi keandalan

pelaporan internal dan

ekstrnal, kepatuhan terhadap

hukum dan peraturan dan

kebijakan internal

Page 22: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

22

Komponen

atau domain

Komponen :

1. Lingkungan

pengendalian

2. Penilaian resiko

3. Aktivitas

pengendalian

4. Informasi dan

komunikasi

5. Pengawasan

Domain :

1. Perencanaan dan

Organisasi

2. Perolehan dan

Implementasi

3. Penyerahan dan

Pendukung

4. Monitoring

Komponen :

1. Lingkungan

pengendalian

2. Penilaian resiko

3. Informasi dan

komunikasi

4. Pengawasan

5.Aktivitas

pengendalian:

a.Komputer

b. Fisik

Komponen :

1. Lingkungan Internal

2. Penentuan Tujuan

3. Identifikasi Kejadian

4. Penilaian Risiko

5. Respons Risiko

6. Kegiatan

Pengendalian

7. Informasi dan

komunikasi

8. Pengawasan

Komponen :

1. Lingkungan

pengendalian

2. Penilaian resiko

3. Informasi dan

komunikasi

4. Pengawasan

5. Aktivitas

pengendalian

Komponen :

1. Tujuan

2. Komitmen

3. Kemampuan

4. Pengawasan dan

pembelajaran

Fokus Keseluruhan entitas Teknologi informasi Laporan keuangan Keseluruhan entitas Keseluruhan

entitas

Keseluruhan entitas

Tanggung

jawab

Manajemen Manajemen Manajemen Manajemen Manajemen Manajemen

Sumber : Audit Sistem Informasi edisi pertama – Sanyoto Gondodiyoto, 2006

Page 23: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

23

Dari ketiga sumber yang di dapat yaitu Audit Sistem Informasi edisi pertama

(Gondodiyoto, 2006), Hall, 2007 dan Sukma, 2011 dapat digambarkan tabel di

bawah ini :

Tabel Perkembangan Pengendalian Internal

COSO mulai berkembang saat terjadinya skandal Saving and Loan .pada

tahun 1985. Kasus skandal penipuan atas penggelapan uang yang dilakukan oleh

Keating. Dia menggunakan pengaruh politik juga relasi untuk dapat uang dan

bebas dari tuduhan. Dia juga menjual real estate dengan tipuan yang canggih yaitu

memanfaatkan kebaikan orang. Orang juga diyakinkan karena ada sistem kredit

rumah, jadi orang bisa membeli rumah dengan pinjaman yang setara dengan

pinjamannya. Sehingga negara mengalami kerugian besar karena banyak orang

yang tidak lagi mengembalikan pinjaman (The New York Times, 7 Agustus

2012). COSO mulai diberlakukan pada tahun 1992. Model ini cocok digunakan

untuk semua perusahaan karena model COSO adalah model yang umum dan

mudah diterapkan dalam pengendalian internal perusahaan. Dengan adanya

perkembangan teknologi informasi yang semakin maju maka akan meningkatkan

•COSO

•1992

Skandal Saving and Loan

•COBIT

•1996

Perkembangan IT

•SAS 78

•1998

Perkembangan auditing

•ERM

•9 thn setelah terbentuknya COSO

Pengembangan dari COSO

•Sarbanes-Oxley Act

•2002 Skandal Enron dan WorldCom

•CoCo

•di Kanada

Pengembangan dari COSO

Page 24: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

24

sistem pengendalian internal yang berbasis komputer. Oleh sebab itu IT

governance Institute (ITGI) yang merupakan bagian dari Information Systems

Audit and Control Association (ISACA) mengembangkan COBIT pada tahun

1996. Menurut Campbell, 2005 COBIT merupakan suatu cara untuk menerapkan

IT governance. COBIT berupa kerangka kerja yang harus digunakan oleh suatu

organisasi bersamaan dengan sumber daya lainnya untuk membentuk suatu

standar yang umum berupa panduan pada lingkungan yang lebih spesifik. Secara

terstruktur, COBIT terdiri dari seperangkat contol objectives untuk bidang

teknologi informasi, dirancang untuk memungkinkan tahapan bagi audit. Dalam

mengaudit laporan keuangan telah dibentuk standar audit oleh GAAS (generally

accepted auditing standards). Standar audit dibagi ke dalam tiga golongan :

standar kualifikasi umum, standar kegiatan lapangan, dan standar pelaporan.

Selain itu GAAS membentuk kerangka kerja yang menentukan kinerja auditor,

akan tetapi standar tersebut tidak cukup terperinci untuk memberikan petunjuk

yang berarti dalam kondisi-kondisi tertentu. Untuk memberikan petunjuk yang

terperinci, lembaga akuntan publik bersertifikat di Amerika (AICPA) menerbitkan

pernyataan standar audit (Statements on Auditing Standards—SAS) sebagai

interpretasi legal atas GAAS. SAS sering kali disebut sebagai standar audit, atau

GAAS, walaupun SAS bukanlah sepuluh Standar Audit yang Berterima Umum.

SAS yang pertama (SAS 1) diterbitkan oleh AICPA pada tahun 1972.

Sejak saat itu, banyak SAS diterbitkan untuk memberikan petunjuk bagi para

auditor mengenai berbagai spectrum topic, termasuk berbagai metode untuk

menyelidiki klien baru, prosedur untuk mengumpulkan informasi dari para

Page 25: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

25

pengacara mengenai klaim kewajiban kontinjensi atas klien, serta berbagai teknik

terkait untuk mendapat informasi latar belakang industri klien (Hall, 2007). Salah

satu penyebab yang melatarbelakangi adanya pengendalian internal adalah

munculnya risiko-risiko yang berkembang dengan cepat. Di Indonesia, era

perkembangan manajemen risiko khususnya risiko korporat baru dimulai sekitar

tahun 2000-an dengan terbitnya Peraturan Bank Indonesia Nomor 5 tahun 2003

Tentang Pedoman Manajemen Risiko Perbankan yang mengharuskan semua bank

melakukan pengelolaan risiko. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan

(BPKP) melalui satuan tugasnya mengembangkan pedoman umum dan asesmen

risiko di lingkungan BUMN dan sektor publik. Kementerian BUMN

mengharuskan BUMN mengelola risiko bagian dari tata kelola perusahaan yang

baik melalui Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: Kep – 117/M-

MBU/2002 tanggal 1 Agustus 2002, tentang Penerapan GCG BUMN (2003)

untuk perusahaan terbuka (Tbk) ada Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar

Modal, Nomor : Kep- 02 /PM/2003, Tanggal : 15 Januari 2003 di mana

perusahaan yang listing di pasar modal harus melakukan kajian manajemen risiko

yang berkaitan dengan penerapan prinsip mengenal nasabah. Melihat

perkembangan manajemen risiko seperti yang telah diuraikan di atas awalnya

manajemen risiko lebih banyak digunakan untuk menentukan bagaimana

menghindari atau menurunkan akibat/dampak dari peristiwa risiko dengan

dilindungi asuransi. Manajemen risiko saat ini sering dipakai di bidang:

keselamatan, asuransi, perbankan, investasi, obat-obatan, teknologi, matematika,

analisis kebijakan publik, dan pengawasan internal.

Page 26: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

26

Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis, maka manajemen risiko

diterapkan perusahaan, maka semakin bertambah pula peluang dan tantangan

bisnis yang dihadapi. Stabilitas dan kelangsungan hidup (sustainability)

perusahaan akan sangat bergantung pada kejelian para eksekutif dalam melihat

peluang (opportunity) dan keseriusan dalam mengelola setiap risiko bisnis yang

dihadapi. Pada era turbulensi bisnis seperti saat ini, manajemen risiko mulai

diperhitungkan sebagai alat bagi manajemen dalam melindungi seluruh entitas

bisnisnya. Awalnya, manajemen risiko hanya digeluti oleh industri keuangan

seperti bank dan asuransi, namun saat ini, perusahaan berusaha menerapkan

fungsi manajemen risiko di seluruh entitas bisnisnya. Di negara maju, ilmu ini

sebetulnya sudah populer sejak 15 tahun lalu. Hasil riset Allayannis dan Watson

(1995) menyimpulkan bahwa manajemen risiko akan meningkatkan nilai

perusahaan sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi dengan menurunkan

biaya modal dan mengurangi ketidakpastian aktivitas sosial. Manajemen risiko

terkait dengan good corporate governance (GCG). Prinsip transparansi dalam

GCG menuntut diterapkannya enterprise-wide risk management. Penerapan

manajemen risiko oleh perusahaan ini bertujuan mengidentifikasi risiko

perusahaan, mengukur dan mengatasi pada level toleransi tertentu. Inilah yang

saat ini dikenal dengan Enterprise Risk Management (ERM), dimana framework

dan implementasinya mengacu pada konsep yang dikembangkan oleh Australia

dan New Zealand (AS/NZS 4360:2004), Committee of Sponsoring Organizations

of the Treadway Commission (COSO) dan masih banyak standar lain (Daud ,

2011) . Salah satunya adalah Sarbanes-Oxley Act 2002 (SOA) yang disebabkan

Page 27: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

27

oleh mencuatnya skandal keuangan yang melibatkan perusahaan-perusahaan besar

seperti Enron, WorldCom, Global Crossing, Adelphia, dan Tyco dan beberapa

perusahaan besar lainnya telah mempengaruhi kepercayaan publik terhadap

laporan keuangan, pelaksana audit dan kompetensi dewan direksi perusahaan

(Hall, 2007). Sehingga akibat dari kasus-kasus tersebut menyebabkan pemerintah

Amerika Serikat (Presiden George W. Bush pada tanggal 30 Juli 2002

menandatangani “The Sarbanes-Oxley Act of 2002 (SOA)”. Untuk

mengamandemen beberapa peraturan pada U.S Securities dan peraturan-peraturan

lainnya yang berkaitan dengan perdagangan surat-surat berharga di USA (Lander,

2004). Dampak terhadap manajemen diantaranya: mengharuskan adanya

sertifikasi laporan keuangan oleh chief executive officer/chief financial officer

(CEO/CFO); membuat laporan pengendalian internal yang dimasukkan dalam

laporan tahunan; dan mengungkapkan informasi baru yang menyeluruh (full

disclosure) meliputi pelaporan performa, pengungkapan off-balanced sheet dan

kontijensi, pengungkapan secara real time (Gusnardi, 2010).

Model CoCo di Kanada mencakup 4 komponen yang digunakan untuk

mengklasifikasikan 20 kriteria yang bisa menjadi bagian dari program audit, yaitu

tujuan, komitmen, kemampuan, dan pengawasan dan pembelajaran.

Kelemahan Sistem Pengendalian Internal

Tidak ada satu sistem pun yang dapat mencegah secara sempurna semua

pemborosan dan penyelewengan yang terjadi pada suatu perusahaan, karena

Page 28: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

28

pengendalian internal setiap perusahaan memiliki keterbatasan bawaan.

Keterbatasan bawaan yang melekat pada pengendalian internal menurut Mulyadi,

2002 sebagai berikut:

a. Kesalahan dalam pertimbangan

Seringkali, manajemen dan personil lain dapat salah dalam mempertimbangkan

keputusan hisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak

memadainya informasi, keterbatasan waktu, dan tekanan lain.

b. Gangguan

Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personil

secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak

adanya perhatian, atau kelelahan. Perubahan yang bersifat sementara atau

permanen dalam personil atau dalam sistem dan prosedur dapat pula

mengakibatkan gangguan.

c. Kolusi

Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut kolusi.

Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian internal yang dibangun untuk

melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau

terdeteksinya kecurangan oleh struktur pengendalian internal yang dirancang.

d. Pengabaian oleh manajemen

Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan

untuk tujuan yang tidak sah. Seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian

kondisi keuangan yang berlebihan atau kepatuhan semu.

e. Biaya lawan manfaat

Page 29: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

29

Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan struktur pengendalian internal tidak

boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian internal tersebut,

karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak

mungkin dilakukan. Manajemen harus memperkirakan dan mempertimbangkan

secara kuantitatif dan kualitatif untuk mengevaluasi biaya dan manfaat suatu

strukur pengendalian internal. Berdasarkan uraian di atas, bahwa keefektivan

pengendalian internal tergantung dari orang-orang yang melaksanakannya dan

juga perlu diperhatikan manfaat yang dihasilkan. Pengendalian internal, terlepas

bagaimanapun baiknya desain maupun pengoperasiannya, hanya dapat

memberikan keyakinan memadai kepada manajemen dan dewan komisaris

tentang kolusi dua orang atau lebih atau karena manajemen melanggar

pengendalian yang pencapaian tujuan entitas. Kemungkinan pencapaian tujuan

entitas dipengaruhi oleh keterbatasan bawaan yang terdapat dalam pengendalian

internal. Hal ini mencakup kenyataan tentang pertimbangan manusia dapat salah,

dan kerusakan pengendalian internal dapat terjadi karena kegagalan manusia

seperti kesalahan yang sederhana. Lingkungan pengendalian yang efektif dapat

juga membantu mengurangi kemungkinan dilakukannya ketidakberesan semacam

itu. Sebagai contoh, faktor lingkungan pengendalian seperti dewan komisaris,

komite audit, dan fungsi audit internal yang efektif dapat menghalangi perbuatan

manajemen yang tidak semestinya. Di lain pihak, suatu lingkungan pengendalian

yang tidak efektif dapat berakibat negatif terhadap efektivitas komponen lain

pengendalian internal. Sebagai contoh, pada waktu adanya insentif manajemen

yang menciptakan lingkungan yang dapat mengakibatkan salah saji material

Page 30: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

30

dalam laporan keuangan, efektivitas aktivitas pengendalian dapat berkurang.

Efektivitas pengendalian internal entitas dapat pula dipengaruhi secara negatif

oleh faktor-faktor seperti perubahan dalam pemilikan perusahaan atau

pengendalian, perubahan manajemen atau pegawai lain, atau perkembangan

dalam pasar atau industri entitas.

10. Penutup

Dari berbagai pengukuran pengendalian internal tersebut dapat disimpulkan

bahwa pengukuran pengendalian internal model COSO merupakan dasar acuan

dari alat ukur pengendalian internal lainnya. Sehingga dari model COSO dapat

dikembangkan model COBIT yang lebih mengarah pada pengendalian IT

governance, SAS 78 model pengendalian internal dalam perkembangan audit,

ERM sendiri adalah pengembangan dari model COSO untuk meminimalisasi

risiko-risiko yang ada dalam perusahaan.

Page 31: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

31

Daftar Pustaka

Anand, Sanjay, 2006, Sarbanes-Oxley Guide for Finance and Information

Technology Professionals, second edition, Sarbanes Oxley Group, New

Jersey

Batemann, Thomas S dan Scott A. Snell, 2008, Manajemen Kepemimpinan dan

Kolaborasi dalam Persaingan Dunia yang Kompetitif, edisi ketujuh,

Salemba Empat, Jakarta.

Campbell, Philip L. 2005. A COBIT Primer. USA : Sandia National.

Daud, Mukhtar. 2011, Perkembangan Manajemen Risiko. Error! Hyperlink

reference not valid.. diunggah pada tanggal 8 Agustus 2012.

Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati, 2010, Sistem Informasi Akuntansi,

Andi,Yogyakarta.

Gondodiyoto, Sanyoto dan Henny Hendarti, 2006, Audit Sistem Informasi, edisi

pertama, Mitra Wacana Media, Jakarta.

Gusnardi, 2010, ” Pengaruh Sarbanes-Oxley Act dan Efektivitas Internal Audit

Departemen Terhadap Pelaksanaan Good Corporate Governance”, Pekbis,

Vol.2, No.1.

Hall, James A. dan Tommie Singleton, 2007, Audit Teknologi Informasi dan

Assurance, edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.

Lander, P. Guy. 2004. What is Sarbanes Oxley?, McGraw-Hill USA.

Romney, Marshall B and Paul John Steinbart, 2009, Accounting Information

Systems, eleventh edition, Pearson Education, Inc., New Jersey.

Page 32: Perkembangan Pengukuran Pengendalian Internal...ukur pengendalian internal tersebut memiliki komponen pengendalian yang berbeda-beda. Pada Pada COSO terdapat 5 komponen pengendalian

32

Romney, Marshall B dan Paul John Steinbart, 2006, Sistem Informasi Akuntansi,

edisi sembilan, Salemba Empat, Jakarta.

Sukma, Septian, 2011, Pengendalian Internal COSO dan CoCo. Error! Hyperlink

reference not valid.. diunggah pada tanggal 9 Agustus 2012.

Tiolinar, Sirumapea, 2010, Analisa Pengendalian Internal pada Prosedur

Pemberian Kredit Usaha di PT. BANK BTN (PERSERO) Tbk. Skripsi

Program S1 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

http://onvalue.wordpress.com/2007/10/09/sejarah-timbulnya-corporate-governance.

diunggah pada tanggal 31 Juli 2012.