Top Banner
6

PERKEMBANGAN PENDUDUK LANSIA DI DUNIA bertambah dengan pesat baik di negara maju maupun negara berkembang, hal ini disebabkan oleh penurunan angka fertilitas (kelahiran) dan mortalitas

Mar 03, 2019

Download

Documents

lamkien
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PERKEMBANGAN PENDUDUK LANSIA DI DUNIA bertambah dengan pesat baik di negara maju maupun negara berkembang, hal ini disebabkan oleh penurunan angka fertilitas (kelahiran) dan mortalitas
Page 2: PERKEMBANGAN PENDUDUK LANSIA DI DUNIA bertambah dengan pesat baik di negara maju maupun negara berkembang, hal ini disebabkan oleh penurunan angka fertilitas (kelahiran) dan mortalitas

Besarnya jumlah penduduk lansia di Indonesia di masa depan membawa dampak positif maupun

negatif. Berdampak positif, apabila penduduk lansia berada dalam keadaan sehat, aktif dan

produktif. Disisi lain, besarnya jumlah penduduk lansia menjadi beban jika lansia memiliki masalah

penurunan kesehatan yang berakibat pada peningkatan biaya pelayanan kesehatan, penurunan

pendapatan/penghasilan, peningkatan disabilitas, tidak adanya dukungan sosial dan lingkungan

yang tidak ramah terhadap penduduk lansia.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004, lanjut usia adalah

seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Komposisi penduduk tua

bertambah dengan pesat baik di negara maju maupun negara berkembang, hal ini disebabkan

oleh penurunan angka fertilitas (kelahiran) dan mortalitas (kematian), serta peningkatan angka

harapan hidup (life expectancy), yang mengubah struktur penduduk secara keseluruhan. Proses

terjadinya penuaan penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya: peningkatan gizi,

sanitasi, pelayanan kesehatan, hingga kemajuan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang

semakin baik. Secara global populasi lansia diprediksi terus mengalami peningkatan seper tampak

pada gambar di bawah. Dari gambar juga menunjukkan bahwa baik secara global, Asia dan

Indonesia dari tahun 2015 sudah memasuki era penduduk menua (ageing population) karena

jumlah penduduknya yang berusia 60 tahun ke atas (penduduk lansia) melebihi angka 7 persen.

GAMBAR I.PERKEMBANGAN PENDUDUK LANSIA DI DUNIA

SITUASI LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017

Sumber : United Nations, Department of Economic and Social Affairs, Population Division (2017).

World Population Prospects: The 2017 Revision, custom data acquired via website.

Berdasarkan data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa penduduk

lansia di Indonesia (9,03%). Diprediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020 (27,08 juta),

tahun 2025 (33,69 juta), tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19 juta).

Besarnya jumlah penduduk lansia di Indonesia di masa depan membawa dampak positif maupun

negatif. Berdampak positif, apabila penduduk lansia berada dalam keadaan sehat, aktif dan

produktif. Disisi lain, besarnya jumlah penduduk lansia menjadi beban jika lansia memiliki masalah

penurunan kesehatan yang berakibat pada peningkatan biaya pelayanan kesehatan, penurunan

pendapatan/penghasilan, peningkatan disabilitas, tidak adanya dukungan sosial dan lingkungan

yang tidak ramah terhadap penduduk lansia.

Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2004, lanjut usia adalah

seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke atas. Komposisi penduduk tua

bertambah dengan pesat baik di negara maju maupun negara berkembang, hal ini disebabkan

oleh penurunan angka fertilitas (kelahiran) dan mortalitas (kematian), serta peningkatan angka

harapan hidup (life expectancy), yang mengubah struktur penduduk secara keseluruhan. Proses

terjadinya penuaan penduduk dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya: peningkatan gizi,

sanitasi, pelayanan kesehatan, hingga kemajuan tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang

semakin baik. Secara global populasi lansia diprediksi terus mengalami peningkatan seper tampak

pada gambar di bawah. Dari gambar juga menunjukkan bahwa baik secara global, Asia dan

Indonesia dari tahun 2015 sudah memasuki era penduduk menua (ageing population) karena

jumlah penduduknya yang berusia 60 tahun ke atas (penduduk lansia) melebihi angka 7 persen.

GAMBAR I.PERKEMBANGAN PENDUDUK DI DUNIA

SITUASI LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017

Berdasarkan data proyeksi penduduk,

diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66 juta

jiwa penduduk lansia di Indonesia (9,03%).

Diprediksi jumlah penduduk lansia tahun

2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta),

tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035

(48,19 juta).

Suatu negara dikatakan berstruktur tua jika

mempunyai populasi lansia di atas tujuh

persen (Soeweno). Gambar di bawah

memperlihatkan persentase lansia di

Indonesia tahun 2017 telah mencapai 9,03%

dari keseluruhan penduduk. Selain itu, terlihat

pula bahwa persentase penduduk 0-4 tahun

lebih rendah dibanding persentase penduduk

5-9 tahun. Sementara persentase penduduk

produkt i f 10-44 tahun terbesar j ika

dibandingkan kelompok umur lainnya.

15-59 th

2030202520102015

12,9%11,1%

9,5%8,1%

2030202520102015

63,6%63,9%64,1%64%

2030202520102015

23,4%25%26,4%

27,9%

60+ th

IND

ON

ESIA

ASI

AD

UN

IA

0-14 th

2030202520102015

17,1%15%

13,1%11,6%

2030202520102015

61,8%62,7%63,4%63,8%

2030202520102015

21,1%22,4%23,5%24,6%

60+ th

15-59 th

0-14 th

2030202520102015

16,4%14,9%

13,5%12,3%

2030202520102015

59,9%60,4%61%61,6%

2030202520102015

23,7%24,6%25,5%26,1%

60+ th

15-59 th

0-14 th

Sumber: UN, Departement of Economic and Social Affairs, Population Division (2017).World Population Prospects, the 2017 Revision, custom data acquired via website.

Suatu negara dikatakan berstruktur tua jika mempunyai populasi lansia di atas tujuh persen

(Soeweno). Gambar di bawah memperlihatkan persentase lansia di Indonesia tahun 2017 telah

mencapai 9,03% dari keseluruhan penduduk. Selain itu, terlihat pula bahwa persentase penduduk

0-4 tahun lebih rendah dibanding persentase penduduk 5-9 tahun. Sementara persentase

penduduk produktif 10-44 tahun terbesar jika dibandingkan kelompok umur lainnya. Hal ini

menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara dengan struktur penduduk menuju tua (ageing

population).

GAMBAR II.STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2017

Sumber : Pusat Data dan Informasi

Dari gambar di bawah menunjukkan bahwa belum seluruh provinsi Indonesia berstruktur tua. Ada

19 provinsi (55,88%) provinsi Indonesia yang memiliki struktur penduduk tua. Dari gambar di

bawah dapat dilihaat tiga provinsi dengan persentase lansia terbesar adalah DI Yogyakarta

(13,81%), Jawa Tengah (12,59) dan Jawa Timur (12,25%). Sementara itu, tiga provinsi dengan

persentase lansia terkecil adalah Papua (3,20%), Papua Barat (4,33%) dan Kepulauan Riau (4,35%).

GAMBAR III.PRESENTASE PENDUDUK LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017

Sumber : Pusat Data dan Informasi, 2015

Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia termasuk negara dengan struktur penduduk menuju tua

(ageing population).

GAMBAR II.STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2017

Sumber : Pusat Data dan Informasi

Dari gambar di bawah menunjukkan bahwa belum seluruh provinsi Indonesia berstruktur tua. Ada

19 provinsi (55,88%) provinsi Indonesia yang memiliki struktur penduduk tua. Dari gambar di

bawah dapat dilihaat tiga provinsi dengan persentase lansia terbesar adalah DI Yogyakarta

(13,81%), Jawa Tengah (12,59) dan Jawa Timur (12,25%). Sementara itu, tiga provinsi dengan

persentase lansia terkecil adalah Papua (3,20%), Papua Barat (4,33%) dan Kepulauan Riau (4,35%).

GAMBAR III.PRESENTASE PENDUDUK LANSIA DI INDONESIA TAHUN 2017

Sumber : Pusat Data dan Informasi, 2015

tahun5-9

9,11

0-4 tahun

100%

tahun tahun tahun10-44 45-59 60+

9,06 56,18 16,62 9,03

Angka harapan hidup perempuan lebih tinggi daripada laki-laki, hal ini terlihat dengan

keberadaan penduduk lansia perempuan yang lebih banyak dari pada lansia laki-laki seperti

tampak pada gambar di bawah ini.

Page 3: PERKEMBANGAN PENDUDUK LANSIA DI DUNIA bertambah dengan pesat baik di negara maju maupun negara berkembang, hal ini disebabkan oleh penurunan angka fertilitas (kelahiran) dan mortalitas

Angka beban ketergantungan mencerminkan beban ekonomi yang harus ditanggung oleh

penduduk usia produktif untuk membiayai penduduk lansia dengan asumsi bahwa penduduk lansia

tersebut secara ekonomi bukanlah lansia yang produktif. Rasio ketergantungan penduduk lansia

Indonesia pada tahun 2015 sebesar 13,28 artinya bahwa setiap 100 orang penduduk usia

produktif harus menanggung sekitar 14 orang penduduk lansia. Perkembangan rasio

ketergantungan penduduk lansia dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2015 tidak ada

perubahan yang signikan seperti tampak pada gambar di bawah ini.

GAMBAR IV.PRESENTASE PENDUDUK LANSIA MENURUT JENIS KELAMIN TAHUN 2017

Sumber : Pusat Data dan Informasi

GAMBAR V.RASIO KETERGANTUNGAN PENDUDUK LANSIA TAHUN 2012-2015

Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015

Keberadaan anggota rumah tangga lain utamanya pasangan hidup lansia sangat berarti untuk

menemani dan menghabiskan sisa perjalanan hidup. Pada tahun 2015 separuh lebih penduduk

lansia masih memiliki pasangan hidup, yaitu sebesar 59,78% penduduk lansia masih berstatus cerai

mati. Hanya sedikit penduduk lansia yang cerai hidup dan belum kawin (dibawah 5%).

+

8,54%

9,53%

9,03%

Angka harapan hidup perempuan lebih tinggi

daripada laki-laki, hal ini terlihat dengan

keberadaan penduduk lansia perempuan yang

lebih banyak dari pada lansia laki-laki seperti

tampak pada gambar di samping.

GAMBAR VI.PRESENTASE PENDUDUK LANSIA MENURUT STATUS PERKAWINAN DI INDONESIA TAHUN 2015

Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015

Peran penduduk lansia dalam rumah tangga pada dasarnya adalah sebagai agen transfer

pengetahuan kepada generasi berikutnya dan seyogyanya peran tersebut tidak membebani para

penduduk lansia. Dalam suatu rumah tangga penduduk lansia dapat berperan sebagai kepala

rumah tangga (KRT), istri/pasangan, orang tua KRT atau famili. Dari peran tersebut peran sebagai

KRT adalah yang paling berat sebab KRT adalah orang yang bertanggung jawab atas pemenuhan

kebutuhan sehari-hari di rumah tangga. Kedudukan KRT juga sangat penting dalam menentukan

kelangsungan dan keberadaan rumah tangga. KRT harus bertanggung jawab secara ekonomi

untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota rumah tangga maupun harus mengatur, memimpin,

serta berperan sebagain mengambil keputusan. Sebagian besar penduduk lansia berperan sebagai

KRT yaitu 61,80% seperti tampak pada gambar di bawah ini.

GAMBAR VII.PRESENTASE PENDUDUK LANSIA MENURUT STATUS KEANGGOTAAN RUMAH TANGGA DI INDONESIA TAHUN 2015

Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015

0,68%0,68%

+

Belum Kawin

KawinCerai Hidup

CeraiMati

1,14%1,14%

0,92%0,92%

82,78%82,78%

39,25%

59,78%59,78%

1,44%1,44%

3,22%3,22%

2,38%2,38%

15,10%15,10%

56,39%56,39%

36,92%36,92%

STATUS PERKAWINAN

2015

2,05 2,85 1,16

17,0525,59

7,48

19,1

35,8

0,38

61,8

35,76

90,99

Kepala Rumah Tangga Istri/Suami Mertua/Orang Tua Lainnya

+

Pola komposisi perkawinan yang

berkebalikan antara penduduk lansia

laki-laki dan penduduk lansia

perempuan, yaitu pada status kawin

dan bercerai. Persentase lansia laki-

laki kawin lebih tinggi daripada

persentase perempuan kawin, yaitu

82,78% disbanding 39,25%. Untuk

kelompok cerai mati, persentasi laki-

laki yang berstatus cerai mati lebih

r endah da r i pada pe r s en t a s e

perempuan yang cerai mati, yaitu

berturut turut 15,10% disbanding

56,39%, hal ini mengindikasikan

bahwa penduduk lansia perempuan

cenderung dapat hidup mandiri

dibanding penduduk lansia laki-laki.

Page 4: PERKEMBANGAN PENDUDUK LANSIA DI DUNIA bertambah dengan pesat baik di negara maju maupun negara berkembang, hal ini disebabkan oleh penurunan angka fertilitas (kelahiran) dan mortalitas

Salah satu kelompok masyarakat yang paling membutuhkan pelayanan kesehatan adalah

penduduk lanjut usia. Penduduk lanjut usia secara biologis akan mengalami proses penuaan secara

terus menerus, dengan ditandai menurunnya daya tahan sik sehingga rentan terhadap serangan

penyakit yang dapat menyebabkan kematian.

Jenis dari keluhan kesehatan dapat mencerminkan kondisi lingkungan tempat tinggal penduduk

secara umum. Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang yang mengalami ganguan

kesehatan atau kejiwaan, baik karena gangguan/penyakit yang sering dialami penduduk seperti

panas, pilek, diare, pusing, sakit kepala, maupun karena penyakit akut, penyakit kronis,

kecelakaan, kriminalitas atau keluhan lainnya. Keluhan kesehatan tidak selalu mengakibatkan

terganggunya aktivitas sehari-hari.

Keluhan kesehatan yang mengganggu aktivitas sehari-hari, akan menghambat upaya peningkatan

kesejahteraan. Keluhan kesehatan yang mengganggu kegiatan sehari-hari inilah yang disebut

sebagai kondisi sakit akibat daya tahan tubuh yang menurun menyebabkan kondisi tubuh lebih

rentan terhadap penyakit.

Pada tahun 2015 angka kesakitan lansia sebesar 28,62%, artinya bahwa dari setiap 100 orang

lansia terdapat sekitar 28 orang diantaranya mengalami sakit. Bila dilihat berdasarkan tipe daerah,

derajat kesehatan lansia yang tinggal di perkotaan cenderung lebih baik daripada lansia yang

tinggal di perdesaan seperti tampak pada gambar di bawah ini.

GAMBAR VIII.ANGKA KESAKITAN LANSIA MENURUT TIPE DAERAH DI INDONESIA TAHUN 2013-2015

Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015

Waktu yang diperlukan seseorang dalam rangka proses penyembuhan dari sakitnya bervariasi.

Tingkat keparahan penyakit dan daya tahan tubuh seseorang mempengaruhi lamanya menderita

sakit. Semakin lama seseorang menderita sakit menunjukkan bahwa sakit yang dideritanya cukup

parah, begitu pula sebaliknya.

26,89%26,89%2015

23,25%23,25%2014

23,12%23,12%2013

Perkotaan

30,14%30,14%2015

26,59%26,59%2014

26,24%26,24%2013

Perdesaan

28,62%28,62%2015

25,05%25,05%2014

24,8%24,8%2013

Perkotaan & Perdesaan

Sebagian besar penduduk lansia

penduduk lansia mengalami sakit

tidak lebih dari seminggu, yaitu

lama sakit 1-3 hari sebesar 36,44%

dan 4-7 hari sebesar 35,05%.

Sementara itu, peduduk lansia

yang menderita sakit lebih dari tiga

minggu mas ih cukup besar

(14,5%).

GAMBAR IX.PRESENTASE PENDUDUK LANSIA SAKIT YANG DIRAWAT INAP DI INDONESIA TAHUN 2015

Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015

Berbagai upaya dilakukan penduduk untuk menjaga kesehatan lansia, baik oleh lansia yang sakit

secara mandiri maupun oleh keluarganya yang masih sehat. Upaya menjaga kesehatan yang dapat

dilakukan di antaranya adalah dengan berobat sendiri, berobat jalan, maupun rawat inap. Masih

banyak lansia yang tidak berobat jalan yaitu sebesar 27,84%. Sebagian besar yang menjadi alasan

penduduk lansia tidak mau berobat jalan adalah dengan mengobati sendiri sebesar 54,06%.

GAMBAR X.PRESENTASE LANSIA SAKIT YANG TIDAK BEROBAT JALAN DAN ALASANNYA TAHUN 2015

+

1-3 4-7 8-14 15-21 22+

35,2

237

,57

36,4

4

35,4

634

,68

35,0

5

9 9,33

9,18

5,01

4,67

4,83

15,3

213

,76

14,5

99,0557,11

26,067,78

19,22

51,99

20,97

7,81

51,12

54,06

23,027,8

25,59% 29,6%

PERKOTAAN PERDESAAN PERKOTAAN & PERDESAAN

27,84%

Lainnya

Merasa tidak perlu

Mengobati sendiri

Tidak ada biaya

Alasan :

Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015

Page 5: PERKEMBANGAN PENDUDUK LANSIA DI DUNIA bertambah dengan pesat baik di negara maju maupun negara berkembang, hal ini disebabkan oleh penurunan angka fertilitas (kelahiran) dan mortalitas

Berobat jalan dapat dilakukan dengan mendatangi tempat-tempat pelayanan kesehatan modern

atau tradisonal tanpa menginap, termasuk mendatangkan petugas kesehatan.

Dari gambar di bawah terlihat tiga tempat yang paling banyak didatangi oleh penduduk lansia

untuk berobat jalan yaitu praktek dokter/bidan (43,11%), Puskesmas (25,97%) dan Rumah Sakit

Pemerintah (12,72%). Dari gambar di bawah juga tampak pola yang sama antara perkotaan dan

perdesaan dalam hal tempat/fasilitas berobat jalan yang diakses penduduk lansia, seperti tampak

pada tabel di bawah.

TABEL I.PRESENTASE PENDUDUK LANSIA SAKIT YANG BEROBAT JALAN DAN TEMPAT BEROBAT JALANMENURUT TIPE DAERAH DI INDONESIA TAHUN 2015

Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015

Persentase penduduk lansia yang pernah di rawat inap dalam setahun terakhir hanya 7,17%. Pada

gambar di bawah terlihat bahwa persentase penduduk lansia di daerah perkotaan yang pernah

di rawat inap lebih tinggi daripada persentase lansia di daerah perdesaan.

Tipe Daerah

Lansia

Berobat

Jalan

RS

Pemer intahRS Swasta

Praktek

dokter/

Bidan

Klinik/

Praktek

Dokter

Bersama

Puskesmas/

PustuUKBM

Praktek

BatraLainnya

Perkotaan 74,41 17,55 11,24 36,44 13,22 23,72 1,65 2,97 1,66

Perdesaan 70,40 8,72 4,68 48,63 7,66 27,83 3,93 3,39 2,63

Perkotaan dan

Perdesaan72,16 12,72 7,65 43,11 10,17 25,97 2,90 3,20 2,19

Masa tua jika tidak dijaga dengan baik dapat mengakibatkan ancaman nyawa, sehingga segala

upaya memang harus dirubah, salah satunya dengan perilaku hidup sehat (PHBS), yang

merupakan program pemerintah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama

lansia adalah perilaku merokok. Persentase penduduk lansia yang merokok pada tahun 2015

masih cukup tinggi yaitu sebesar 26,04. Bila menurut tipe daerah, persentase merokok di daerah

perdesaan (29,11%) lebih tinggi disbanding perkotaan (22,54%). Sedangkan menurut jenis

kelamin, persentase penduduk lansia laki-laki yang merokok jauh lebih besar (52,47%) dari pada

lansia perempuan (2,47%).

Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015

GAMBAR XI.ANGKA KESAKITAN LANSIA MENURUT TIPE DAERAH DI INDONESIA TAHUN 2013-2015

Puskesmas Santun Lansia merupakan puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan lengkap

kepada penduduk lansia yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative. Tujuan

program Puskesmas Santun Lansia adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan mutu

kehidupan penduduk lanjut usia untuk mencapai masa tua yang bahagia dan berdaya guna dalam

kehidupan keluarga dan masyarakat. Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

Santun Lansia sebanyak 824 Puskesmas.

GAMBAR XII.PRESENTASE PENDUDUK LANSIA YANG MEROKOK DALAM SEBULAN TERAKHIR MENURUT TIPE DAERAH DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2015

Sumber : Badan Pusat Statitik, SUSENAS 2015

GAMBAR XIII.JUMLAH PUSKESMAS SANTUN LANSIA MENURUT PROVINSI DI INDONESIA TAHUN 2015

Sumber : Kementerian Kesehatan Tahun 2015

Page 6: PERKEMBANGAN PENDUDUK LANSIA DI DUNIA bertambah dengan pesat baik di negara maju maupun negara berkembang, hal ini disebabkan oleh penurunan angka fertilitas (kelahiran) dan mortalitas

LANSIAINFOGRAFIS

0,68%0,68%

+

Belum Kawin

KawinCerai Hidup

CeraiMati

1,14%1,14%

0,92%0,92%

82,78%82,78%

39,25%

59,78%59,78%

1,44%1,44%

3,22%3,22%

2,38%2,38%

15,10%15,10%

56,39%56,39%

36,92%36,92%

STATUS PERKAWINAN

2015

Sumber: Badan Pusat Statistik, SUSENAS 2015

PROPORSI PENDUDUK LANSIA INDONESIA

15-59 th

2030202520102015

12,9%11,1%

9,5%8,1%

2030202520102015

63,6%63,9%64,1%64%

2030202520102015

23,4%25%26,4%

27,9%

60+ th

IND

ON

ESIA

ASI

AD

UN

IA

0-14 th

2030202520102015

17,1%15%

13,1%11,6%

2030202520102015

61,8%62,7%63,4%63,8%

2030202520102015

21,1%22,4%23,5%24,6%

60+ th

15-59 th

0-14 th

2030202520102015

16,4%14,9%

13,5%12,3%

2030202520102015

59,9%60,4%61%61,6%

2030202520102015

23,7%24,6%25,5%26,1%

60+ th

15-59 th

0-14 th

Sumber: UN, Departement of Economic and Social Affairs, Population Division (2017).World Population Prospects, the 2017 Revision, custom data acquired via website.

tahun5-9

9,11

0-4 tahun

100%

tahun tahun tahun10-44 45-59 60+

9,06 56,18 16,62 9,03

6,6013,81

12,59

12,25

10,71

10,42

5,58

5,26

4,35

4,33

3,20

Kalteng

Riau

Kep. Riau

Papbar

Papua

DIY

Jateng

Jatim

Bali

Sulut

TERBANYAK (%)

TERKECIL (%)

13,81

12,59 12,25

10,71

10,42

3,20

4,33

4,35

5,58

Sumber: Pusat Data dan Informasi

PENDUDUK LANSIA INDONESIA 2017 (%)

STRUKTUR UMUR PENDUDUK INDOONESIA 2017 (%)

+

8,54%

9,53%

9,03%

PENDUDUK LANSIA INDONESIA 2017

Sumber: Pusat Data dan Informasi

2,05 2,85 1,16

17,0525,59

7,48

19,1

35,8

0,38

61,8

35,76

90,99

Kepala Rumah Tangga Istri/Suami Mertua/Orang Tua Lainnya

Sumber: Badan Pusat Statistik, SUSENAS 2015

ANGKA KESAKITAN LANSIA INDONESIA

26,89%26,89%2015

23,25%23,25%2014

23,12%23,12%2013

Perkotaan

30,14%30,14%2015

26,59%26,59%2014

26,24%26,24%2013

Perdesaan

28,62%28,62%2015

25,05%25,05%2014

24,8%24,8%2013

Perkotaan & Perdesaan

STATUS KEANGGOTAAN LANSIADALAM RUMAH TANGGA TAHUN 2015 (%)

+

74,41% 70,4%

PERKOTAAN PERDESAAN PERKOTAAN &PERDESAAN

72,16%

3,933,392,63

12,72

7,65

43,11

10,17

25,97

2,93,22,19

17,55

11,24

36,44

13,22

23,72

1,652,9721,6

8,724,68

48,63

7,66

27,83

99,0557,11

26,067,78

19,22

51,99

20,97

7,81

51,12

54,06

23,027,8

25,59% 29,6%

PERKOTAAN PERDESAAN PERKOTAAN & PERDESAAN

27,84%

Lainnya

Merasa tidak perlu

Mengobati sendiri

Tidak ada biaya

Alasan :

LANSIA SAKIT BEROBAT JALAN TAHUN 2015 (%)

Pusat Data dan Informasi, 2017

PERBANDINGAN JML PKM SANTUN LANSIA DAN PERSEN JML LANSIA

Tempat Berobat Jalan:

Puskesmas/Pustu

UKBM

Praktek Batra

Lainnya

RS Pemerintah

RS Swasta

Praktek Dokter/Bidan

Klinik/Praktek Dokter

LANSIA SAKIT YANG PERNAH RAWAT INAP TAHUN 2015 (%)

158

PUSKESMAS SANTUN LANSIA

131

100

96

73

47

32

29

26

20

19

16

13

158

12

10

8

7

7

6

6

5

2

8,1

11,5

13,4

6,8

11,8

5,3

6,5

7,7

6,5

6,3

4,0

10,3

7,3

7,5

8,8

6,5

5,3

4,8

9,7

5,2

6,6

6,8

4,0

8,8

7,8

7,1

7,0

6,8

6,5

6,3

6,3

5,5

5,2

2,8

JabarJatimDIY

Sumut

BantenJambiNTB

Bengkulu

AcehKep.Riau

BaliSulteng

NTTSulsel

DKI JktKaltara

RiauSulut

kaltimMaluku

Papbar

SumbarLampung

GorontaloSumselKalbarKalselSultraSulbarMalut

KaltengPapua

1

Jateng

Kep. Babel

JUMLAH LANSIA (%)2015

Sumber: Badan Pusat Statistik, SUSENAS 2015

LANSIA TIDAK BEROBAT JALAN

LANSIA RAWAT INAP SETAHUN TERAKHIR

TAHUN 2015

LAMANYA LANSIA SAKITTAHUN 2015

1-3

+

4-7 8-14 15-21 22+

35,2

237

,57

36,4

4

35,4

634

,68

35,0

5

9 9,33

9,18

5,01

4,67

4,83

15,3

213

,76

14,5