8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
1/24
PERHITUNGAN POSTUR KERJA DENGAN
MENGGUNAKANMETODE RULA( RAPI D UPPER LI M B
ASSESM ENT ) OPERATOR WORKSHOP 3 PADA
PT KRAKATAU STEEL
( Studi Kasus Workshop 3 PT Krakatau Steel )
Handi, Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Uiversitas Sultan Ageng [email protected]
Abstract
Untuk mendukung proses maintenance , repair part dan perbengkelan padaPT.krakatau steel terdapat divisi workshop yang terbagi menjadi workshop 1, 2, 3,dan 4 yang bertugas melakukan perawatan part , perbaikan part dan perbengkelan darimesin produksi PT.krakatau steel, berdasarkan kuesioner nordic body map yang disebar pada operator dapat diketahui bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh operatormemang sangatlah beresiko menyebabkan terjadinya keluhan atau cidera kerja,dimana dapat terlihat pada kuesioner Nordic body map banyak operator yangmengeluh merasakan sakit pada bagian tubuh tertentu, tujuan dari penelitian inidiantaranya adalah, Menghitung skor postur kerja operator dengan menggunakanmetode RULA ( Rapid Upper Limb Assesment ), mengindentifikasi skor postur kerjatertinggi setiap aktivitas operator, membandingkan skor postur kerja masing-masing
operator, metode yang digunakan dalam perhitungan postur kerja adalah metodeRULA ( Rapid Upper Limb Assesment ), perhitungan dilakukan menggunakan
software Catia V5R17 dan manual berdasarkan tabel RULA, operator yang diteliti pada workshop 3 diantaranya adalah operator bubut dengan kegiatan assembly ragumdengan benda kerja tahap 1-4 dan pembubutan, 4, operator welding dengan kegiatan
pembersihan area las, pengambilan dioda, dan pengelasan, operator repair pompadengan kegiatan assembly valve tahap 1-4, operator repai r hidrolik dengan kegiatan
pengambilan alat pembersih kerak dan oli, pembersihan kerak dan oli tahap 1 danakhir, pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati operator pada saat
beraktivitas, pengolahan data dengan software dilakukan dengan cara menyesuaikan postur kerja operator dengan manikin yang dibuat menggunakan softwar e CatiaV5R17 sedangkan contoh perhitungan manual dilakukan dengan perhitungan sudutdan dianalisis dengan menggunakan tabel RULA untuk mendapatkan skor posturkerja aktivitas tersebut, hasil penelitian ini adalah Perhitungan nilai postur kerjadengan menggunakan metode RULA (Rappid Upper Limb Assisment) analysis dilakukan dengan menggunakan software catia V5R17 dan manual , kegiatan yang
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
2/24
diteliti untuk operator machining bubut adalah assembly ragum tahap 1 sampaidengan 4, operator machining welding adalah pembersihan area yang akan di las,
pengambilan dioda dan pengelasan, operator repair pompa adalah assembly valve tahap 1 sampai dengan 4 dan operator repair hidrolik adalah pengambilan alat
pembersih kerak dan oli dan pembersihan oli tahap 1 dan tahap 2, Skor postur kerjatertinggi pada operator bubut adalah pada assembly tahap 2, 4 dan pembubutandengan skor 6, pada operator welding setiap kegiatannya stabil dengan nilai skor
postur kerja 7, dan pada operator repair pompa nilainya cenderung stabil dengan skor7, sedangkan untuk operator repair hidrolik adalah pada saat pengambilan alat dan
pembersihan tahap 1 dengan skor 6, Skor postur kerja tertinggi dari 4 operator yangditeliti terdapat pada operator welding dan repair pompa, dengan nilai skor 7 yangartinya perbaikan harus segera dilakukan saat itu juga oleh pihak perusahaan agaroperator terhindar dari cidera kerja.
Kata Kunci : Postur Kerja, RULA ( Rapid Upper Limb Assesment ).
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
3/24
1. Pendahuluan
Dalam era globalisasi seperti saatini sudah seharusnya perusahaan
menyadari bahwa gerakan-gerakankerja merupakan faktor-faktor yangmenentukan waktu penyelesaian suatu
pekerjaan dan produktivitas seorangoperator, dengan demikian analisa dan
penataan kembali gerakan-gerakankerja operator akan sangat membantumeningkatkan efektivitas dan efisiensi
penggunaan tenaga pada saat operatormelakukan pekerjaannya, besarnya
penggunaan tenaga saat melakukanaktivitas tertentu akan berpengaruh
pada kekuatan dan daya tahan tubuhoperator untuk melakukan
pekerjaannya, PT Krakatau steeladalah sebuah perusahaan baja terpaduyang menghasilkan banyak produk
baja diantaranya adalah baja lembaran panas yang berukuran tipis, dan baja Hot roll coil yang diproduksi pada plan Hot strip Mill (HSM), pada proses pembuatan hot roll coil diantaranya adalah pemanasan bahan
baku berbentuk slab berukuran tebalyang kemudian dipanaskan di dalam
furnace hingga mencapai temperatur1200-1300C, setelah dipanaskan dandikeluarkan dari furnance proses yangselanjutnya adalah penyemprotan baja
untuk menghilangkan scrab yangmenempel pada baja, pada pemanasanyang dilakukan di furnance bertujuanagar baja slab tebal mudah untukdibentuk pada mesin roughing mill hingga tipis dan mengalami
pertambahan panjang, prosesselanjutnya adalah finishing mill yang
bertujuan untuk menghaluskan permukaan baja slab yang sebelumnyatelah diproses pada mesin roughingmill , setelah diproses pada mesin
finishing mill selanjutnya adalah proses pendinginan baja yangdilakukan menggunakan air, prosesselanjutnya adalah pengerolan baja danmenghasilkan baja hot roll coil . Untukmendukung proses maintenance ,repair part dan perbengkelan padaPT.krakatau steel terdapat divisiworkshop yang terbagi menjadiworkshop 1, 2, 3, dan 4 yang bertugasmelakukan perawatan part , perbaikan
part dan perbengkelan dari mesin produksi PT.krakatau steel, olehkarena itu perlu diperhatikan masalahkebugaran atau kesiapan operatordalam melakukan maintenance dan
perbaikan agar tidak terjadi
keterlambatan dalam menangani setiapmasalah, workshop yang diteliti adalahworkshop 3 dengan caramemperhatikan postur kerja operatoryang bekerja, berdasarkan kuesionernordic body map yang di sebar padaoperator workshop 3, dapat diketahui
bahwa pekerjaan yang dilakukan olehoperator memang sangatlah beresikomenyebabkan terjadinya keluhan ataucidera kerja, dimana dapat terlihat
pada kuesioner Nordic body map banyak operator yang mengeluhmerasakan sakit pada bagian tubuhtertentu, maka dari itu perlu dilakukanidentifikasi postur kerja operator yang
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
4/24
ada pada workshop 3 tersebut agardapat diketahui keluhan yang terjadimerupakan faktor postur kerja atau adafaktor lain yang ikut mempengaruhiseperti lingkungan kerja dan lainnya.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 ErgonomiErgonomi berasal dari bahasa Latinyaitu ERGON (kerja) dan NOMOS (hukum) dan dapat didefinisikansebagai studi tentang aspek-aspekmanusia dalam lingkungan kerjanya
yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering , manajemendan desain/perancangan. Padaergonomi dibutuhkan studi tentangsistem dimana manusia, fasilitas kerjadan lingkungannya saling berinteraksidengan tujuan utama yaitumenyesuaikan suasana kerja denganmanusianya (Numiarto, 2008).Ergonomi ialah suatu cabang ilmuyang sistematis untuk memanfaatkaninformasi-informasi mengenai sifat,kemampuan dan keterbatasan manusiauntuk merancang suatu sistem kerjasehingga orang dapat hidup dan
bekerja pada sistem itu dengan baik,yaitu mencapai tujuan yang diinginkanmelalui pekerjaan itu, dengan efektif,aman dan nyaman (Sutalaksana dkk.,1979). Dengan kata lain bahwa disiplinilmu ergonomi akan lebihmemperhatikan faktor manusia, jadidisini manusia tidak lagi harusmenyesuaikan dirinya dengan mesinyang dioperasikan ( the man fits to the design ) melainkan sebaliknya yaitu
mesin/perlengkapan kerja dirancangterlebih dahulu dengan memperhatikankelebihan dan keterbatasan manusiayang mengoperasikannya ( the design
fits to the man ). (Sritomo W, 1995: 56)2.2 Rapid Upper Limb Assessment(RULA)
RULA dikembangkan oleh Dr.Lynn Mc Attamey dan Dr. NigelCorlett dari universitas di Nottingham(Universitys Nottingham Institute ofOccupational Ergonomics ). RULAdigunakan untuk menilai postur, gayadan gerakan dengan menyediakansebuah perhitungan tingkatan bebanmuskuluskeletal di dalam sebuah
pekerjaan yang memiliki resiko pada bagian tubuh dan perut hingga leheratau anggota badan bagian atas.
Metode ini tidak membutuhkan peralatan spesial dalam penetapan penilaian postur leher, punggung, danlengan atas. Setiap pergerakan di beri
skor yang telah ditetapkan. RULAdikembangkan sebagai suatu metodeuntuk mendeteksi postur kerja yangmerupakan faktor resiko. Metodedidesain untuk menilai para pekerjadan mengetahui beban musculoskeletalyang kemungkinan menimbulkangangguan pada anggota badan atas.Ada empat kegunaan utama dariRULA yaitu:
1. Mengukur resikomuskuloskeletal, biasanyasebagai bagian dari
penyelidikan ergonomi yanglebih luas.
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
5/24
2. Membandingkan bebanmuskuloskeletal sekarangdengan desian stasiun kerjayang dimodifikasi atau diubah.
3. Mengevaluasi hasil seperti produktivitas dan kesesuaiandengan peralatan.
4. Mengajarkan pada pekerjamengenai resikomuskuloskeletal yangdiakibatkan oleh postur kerjayang berbeda.
Metode ini menggunakan diagramdan postur tubuh dan tiga tabel skordalam menetapkan evaluasi faktorresiko. Faktor resiko yang telahdiinvestigasi dijelaskan sebagai faktor
beban eksternal antara lain jumlah pergerakan, kerja otot statik,tenaga/kekuatan, penentuan posturkerja oleh peralatan dan waktu kerjatanpa istirahat. Dalam usaha untuk
penilaian 4 faktor beban eksternal
antara lain jumlah gerakan, kerja ototstatis, tenaga kekuatan dan postur,RULA dikembangkan untuk :
1. Memberikan sebuah metode penyaringan suatu populasikerja dengan cepat,
berhubungan dengan kerjayang beresiko yangmenyebabkan gangguan padaanggota badan bagian atas.
2. Mengidentifikasi usaha ototyang berhubungan dengan
postur kerja, penggunaantenaga dan kerja yang
berulang-ulang yang dapatmenimbulkan kelelahan otot.
3. Memberikan hasil yang dapatdigabungkan dengan sebuahmetode penilaian ergonomiyaitu epidomiologi, fisik,mental, lingkungan dan faktororganisasi.
Pengembangan dari RULA terdiri atastiga tahapan yaitu
1. Mengidentifikasi postur kerja2. Sistem pemberian skor3. Skala level tindakan yang
menyediakan sebuah pedoman pada tingkat resiko yang adadan dibutuhkan untukmendorong penilaian yangmelebihi detail berkaitandengan analisis yang yangdidapat.
Input metode ini adalah postur(telapak tangan, lengan atas, lengan
bawah, punggung dan leher), bebanyang diangkat, tenaga yang dipakai(statis/dinamis), jumlah pekerjaan.
Metode ini menyediakan perlindunganyang cepat dalam pekerjaan sepertiresiko pada pekerjaan yang
berhubungan dengan upper limbdisorders , mengidentifikasi usaha yangdibutuhkan otot yang berhubungandengan postur tubuh saat kerja(penggunaan kekuatan dan kerja statisyang berulang). Input postur metodeRULA dibedakan menjadi 2 grup yaitugrup A (lengan atas dan bawah dan
pergelangan tangan) dan grup B (leher,tulang belakang dan kaki).
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
6/24
2.2.1 Penilaian postur tubuh group APostur tubuh grup A terdiri atas
lengan atas (upper arm), lengan bawah(lower arm), pergelangan tangan(Wrist ) dan putaran pergelangantangan (wrist twist).
1. Lengan atas (upper arm)Penilaian terhadap lengan atas ( upper arm) adalah penilaian yang dilakukanterhadap sudut yang dibentuk lenganatas pada saat melakukan aktivitaskerja. Sudut yang diukur oleh lenganatas diukur menurut posisi batangtubuh. Adapun postur lengan atas(upper arm ),
Gambar 2.1
Tabel 2.1 Skor Bagian Lengan Atas
(Upper Ar m )
Pergerakan Skor Perubahan20 0 Kedepanmaupunkebelakang daritubuh
1 +1 jika bahunaik+1 Jika bahu
berputar atau bengkok
>20 kebelakangatau 20 0-45 0
2
45 0-90 0 3
>90 0 4
2. Lengan bawah (lower arm)Penilaian terhadap lengan
bawah (lower arm) adalah penilaianyang dilakukan terhadap sudut yangdibentuk lengan bawah pada saat
melakukan aktivitas kerja. Sudut yangdibentu oleh lengan bawah diukurmenurut posisi hitang tubuh. Adapun
postur lengan bawah (lower arm)dapat dilihat pada Gambar dibawah ini:
Gambar 2.2 L ower arm
Tabel 2.2 Skor Bagian Lengan Bawah(L ower Ar m )
Pergerakan Skor Perubahan
60-100 0 1 Jika lengan bawah melewatigaris tengah ataukeluar dari sisitubuh100 0 2
3. Pergelangan tangan ( Wrist )Penilaian terhadap pergelangan
tangan adalah penilaian yangdilakukan terhadap sudut yangdibentuk oleh pergelangan tangan padasaat melakukan aktivitas kerja. Sudutyang dibentuk oleh pergelangan tangandiukur menurut posisi lengan bawah.Adapun postur pergelangan tangandapat dilihat pada gambar di bawah :
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
7/24
Gambar 2.3 Pergelangan Tangan
Tabel 2.3 Skor Bagian Pergelangan
Tangan ( Wrist )
Pergerakan Skor Perubahan
Posisi Netral 1
+1 jika
pergelangan
tangan
menjauhi sisi
tengah
0-15 (keatas
maupun
kebawah)
2
>15 (Keatas
maupun
kebawah)
3
4. Putaran pergelangan tangan(Wrist Twist )
Adapun postur putaran pergelangan tangan ( wrist twist ) dapatdilihat pada gambar dibawah ini :
Untuk putaran pergelangantangan ( Wrist twist ) posturnetral diberi skor : 1= Posisi tengah dari putaran
2 = Pada atau dekat dari putaran Nilai dari tubuh lengan atas,lengan bawah, pergelangantangan dan putaran pergelangantangan dimasukkan ke dalamtabel postur tubuh grup Auntuk memperoleh skor sepertiterlihat pada table 3.4.
Tabel 2.4 Skor Group A
Upper
Arm
Lower
Arm
Wrist
1 2 3 4
Wrist
Twist
Wrist
Twist
Wrist
Twist
Wris t
Twis
t
1 2 1 2 1 2 1 2
1
1 1 2 2 2 2 3 3 3
2 2 2 2 2 3 3 3 3
3 2 3 2 3 3 3 4 4
2
1 2 2 2 3 3 3 4 4
2 2 2 2 3 3 3 4 4
3 2 3 3 3 3 4 4 5
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
8/24
Tabel 3.4 Skor Group A (Lanjutan)
3
1 2 3 3 3 4 4 5 5
2 2 3 3 3 4 4 5 5
3 2 3 3 4 4 4 5 5
4
1 3 4 4 4 4 4 5 5
2 3 4 4 4 4 4 5 5
3 3 4 4 5 5 5 6 6
5
1 5 5 5 5 5 6 6 7
2 5 6 6 6 6 7 7 7
3 6 6 6 7 7 7 7 8
6
1 7 7 7 7 7 8 8 9
2 7 8 8 8 8 9 9 9
3 9 9 9 9 9 9 9 9
5. Penambahan skor aktifitasSetelah diperoleh hasil skor untuk
postur tubuh grup A pada tabel 2.4,hasil skor tersebut ditambahkandengan skor aktifitas. Penambahanskor aktivitas tersebut berdasarkankategori yang dapat dilhat pada tabel
2.5.Tabel 2.5 Skor Aktivitas
Aktivitas Skor Keterangan
Postur Statik +1 Satu atau
lebih bagian
tubuh
statis/diam
Perulangan +1 Tindakan
berulang-
ulang lebih
dari 4 kali per
menit
(Sumber: www.rula.co.uk )
6. Penambahan skor beban
Setelah diperoleh hasil
penambahan dengan skor
aktivitas untuk postur tubuhgrup A pada tabel 2.5, maka
hasil skor tersebut ditambahkan
dengan skor beban. Skor beban
tersebut berdasarkan kategori
yang dapat dilihat pada table
2.6 :
Tabel2.6 Skor Beban
Beban Skor Keterangan
< 2 kg 0 -
2 kg-
10 kg
1 +1 Jika postur
statis dan
dilakukan
berulang-
ulang
>10 kg 3 -
2.2.2 Penilaian postur group BPostur tubuh grup B terdiri atas
leher ( neck ), batang tubuh ( trunk ), dankaki ( legs ).
1. Leher ( neck )Penilaian terhadap leher adalah
penilaian yang dilakukan terhadap posisi leher pada saat melakukanaktivitas kerja apakah operator harusmelakukan kegiatan ekstensi ataufleksi dengan sudut tertentu. Adapun
postur leher dapat dilihat pada gambar2.5 :
http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
9/24
Gambar 2.5 Postur Tubuh Bagian Leher(Neck )
(Sumber: www.rula.co.uk )
Tabel 2.7 Skor Bagian Leher ( Neck )Pergerakan Skor Skor Perubahan0-10 0 1 +1 jika leher
berputar/bengkok+1 Jika batangtubuh bengkok
10-20 2>20 3Ekstensi 4
2. Batang bubuh ( Trunk) Penilaian terhadap batang tubuh,
merupakan penilian terhadap sudutyang dibentuk tulang belakang tubuhsaat melakukan aktivitas kerja dengan
kemiringan yang sudahdiklasifikasikan. Adapun klasifikasikemiringan batang tubuh saatmelakukan aktivitas kerja dapat dilihat
pada gambar 2.6:
Gambar 2.6 Postur Tubuh Bagian BatangTubuh ( Trunk )
(Sumber: www.rula.co.uk )
Tabel 2.8 Skor Bagian Batang Tubuh(Trunk )
Pergerakan Skor Skor Perubahan
Posisinetral
1 +1 jika leher berputar/bengkok
+1 Jika batangtubuh bengkok
0-20 220-60 3>60 4
3. Kaki ( Legs )Penilaian terhadap kaki adalah
penilaian yang dilakukan terhadap posisi kaki pada saat melakukanaktivitas kerja apakah operator bekerjadengan posisi normal atau seimbangdan bertumpu pada satu kaki lurus.Adapun posisi kaki dapat dilihat padagambar 2.7 :
Gambar 2.7 Postur Tubuh Bagian Kaki(Legs )
(Sumber: www.Rula.co.uk )
Tabel 2.9 Skor Bagian Kaki ( Legs )Pergerakan Skor
Posisi Normal/seimbang 1Posisi satu kaki 2
Nilai dari skor postur tubuh leher, batang tubuh, dan kaki dimasukkan ketabel 3.10 untuk mengetahui skornya.
a
b
http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
10/24
Tabel 2.10 Skor Grup B
Neck
Trunk Posture Score
1 2 3 4 5 6
L egs L egs L egs L egs L egs L egs
1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2
1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7
2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7
3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7
4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8
5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8
6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9
4. Penambahan skor aktivitasSetelah diperoleh hasil skor untuk
postur tubuh grup B pada tabel 3.10,hasil skor tersebut ditambahkandengan skor aktifitas. Penambahanskor aktivitas tersebut berdasarkankategori yang dapat dilhat pada tabel2.11 :
Tabel 2.11 Skor Aktivitas
Aktivitas Skor Keterangan
PosturStatik
+1 Satu ataulebih
bagiantubuhstatis/diam
Perulangan +1 Tindakan berulang-ulang lebih
dari 4 kali per menit
(Sumber: www.Rula.co.uk )
5. Penambahan skor bebanSetelah diperoleh hasil
penambahan dengan skor aktivitas
untuk postur tubuh grup B pada tabel2.11, hasil skor tersebut ditambahkandengan skor beban. Skor bebantersebut berdasarkan kategori yangdapat dilihat pada tabel 2.12 :
Tabel 2.12 Skor BebanBeban Skor Keterangan< 2 kg 0 -2 kg-10 kg
1 +1 Jika posturstatis dandilakukan
berulang-ulang>10 kg 3 -
(Sumber: www.Rula.co.uk )
Skor akhir ( Grand Score ) yangdiperoleh untuk postur tubuh grup Adan grup B dikombinasikan ke table2.13 :
Tabel 3.13 Grand T otal Score ScoreGroup
A
Score Group B
1 2 3 4 5 6 7
1 1 2 3 3 4 5 5
2 2 2 3 4 4 5 53 3 3 3 4 4 5 6
4 3 3 3 4 5 6 6
5 4 4 4 5 6 7 7
6 4 4 5 6 6 7 7
7 5 5 6 6 7 7 7
+8 5 5 6 7 7 7 7
Hasil skor dri tabel 3.13 tersebut
diklasifikasikan ke dalam beberapakategori level resiko pada tabel 3.14 :
\
http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
11/24
Tabel 2.14 Kategori Tindakan RULA
Skor LevelResiko
Tindakan
1-2 Minimum Aman3-4 Kecil Diperlukan beberapa
waktu kedepan untuktindakan
5-6 Sedang Tindakan dalamwaktu dekat
7 Tinggi Tindakan sekarang juga
3.Hasi Penelitian
Dalam penelitian yangdilakukan pada PT.Krakatau Steel PlanHSM divisi workshop 3, data yangdiperlukan untuk melakukanidentifikasi psotur kerja operatoradalah data postur kerja operator saat
bekerja yang diambil pada saatoperator sedang melakukankegiatannya, data operator yang diteliti adalah data operator bubut danaktivitas yang dilakukan diantarnyaadalah assembly ragum dengan bendakerja yang akan di proses dari tahap 1sampai dengan tahap 4 untukselanjutnya dilakukan proses
pembubutan, dan untuk operatorwelding kegiatan yang dilakukandiantaranya adalah pembersihan areayang akan di las, pengambilan dioda
dan proses pengelasan, pada operatorrepair pompa kegiatan yang dilakukandiantaranya adalah assembly valve tahap 1 sampai dengan tahap 4,sedangkan untuk operator repairhidrolik kegiatan yang dilakukan
diantaranya adalah pengambilan alat pembersih kerak dan oli, pembersihankerak dan oli tahap 1 dan tahap 2
berikut ini merupakan beberapa bagiandata postur kerja yang dibuatmenggunakan software catia V5R17dengan berdasarkan data postur kerjayang ada diolah dan didapatkan hasilsebagai berikut :
3.1. Operator Machining Pembubutan
Tabel 3.1 Rekapitulasi Skor Postur
Kerja Operator Bubut
Kegiatan Keteranga
Bagian Kana
Bagian Kiri 4
Assembly Ragum Dengan Benda Kerja Tahap 2Bagian Kana
Bagian Kiri 5
Assembly Ragum Dengan Benda Kerja Tahap 3Bagian Kana
Bagian Kiri 4
Assembly Ragum Dengan Benda Kerja Tahap 4Bagian Kana
Bagian Kiri 6
Bagian Kana
Bagian Kiri 6
Skor Postur Kerja Menggunakan Software Catia
Proses Pembubutan
Assembly Ragum Dengan Benda Kerja Tahap 1
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
12/24
3.2 Operator Machining Welding
Tabel 3.2 Rekapitulasi Skor Postur
Kerja Operator Welding
3.3 Operator Repair Pompa
Tabel 3.3 Rekapitulasi Skor Postur
Kerja Operator Repair Pompa
Kegiatan Keterangan Skor
Bagian Kanan 7
Bagian Kiri 7
Pengambilan DiodaBagian Kanan 7
Bagian Kiri 7
Proses PengelasanBagian Kanan 7
Bagian Kiri 6
Pembersihan Area Yang Akan Di lasSkor Postur Kerja Menggunakan Software CatiaKegiatan Keterangan Skor
Bagian Kanan 7
Bagian Kiri 7
Bagian Kanan 7
Bagian Kiri 7
Assembly Valve Tahap 3Bagian Kanan 7
Bagian Kiri 7
Assembly Valve Tahap AkhirBagian Kanan 7
Bagian Kiri 7
Assembly Valve Tahap 1
Assembly Valve Tahap 2
Skor Postur Kerja Menggunakan Software Cat
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
13/24
3.4 Operator Repair Hidrolik
Tabel 3.4 Rekapitulasi Skor Postur
Kerja Operator Repair Hidrolik
3.4 Perbandingan Skor Postur Kerja
Setelah dilakukan perhitunganskor kerja dengan menggunakansoftware Catia V15R7 menggunakanmetode RULA analysis dapatdiketahui nilai skor postur kerja tubuhoperator bagian kanan dan bagian kiri,dengan skor tertinggi terdapat padaoperator repair pompa yang rata-ratanilainya mendapatkan skor 7 dimanaartinya perubhan harus segeradilakukan saat itu juga agar operatorterhindar dari cidera, perubahan yangdilakukan dapat berupa perbaikansistem kerja dengan cara memilihoperator yang memiliki postur yangsesuai dengan pekerjaannya dan jugadengan menambahkan alat bantu agaroperator dapat lebih aman dan nyamandalam melakukan pekerjaannya,
berikut ini merupakan skor posturkerja rata-rata bagian kanan dan kirir
operator :
Kegiatan KeteranganSkor
BagianKanan6
BagianKiri6
BagianKanan6
BagianKiri6
BagianKanan4
BagianKiri4
Skor Postur KerjaMenggunakanSoftware Catia
Pengambilan Alat Pembersih Kerak Dan Oli
Pembersihan Kerak Dan Oli Tahap 1
Pembersihan Kerak Dan Oli Tahap 2
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
14/24
3.4.1 Perbandingan Skor Postur KerjaOperator Bubut
Gambar 3.1 Grafik Perbandingan SkorKerja Operator Bubut
Berdasarkan gambar grafikskor kerja operator bubut dapatdiketahui nilai skor kerja terkecilterdapat pada saat operator melakukanassembly benda kerja dengan ragumtahap 1 dan 3 dengan nilai 4sedangkan nilai skor tertinggi berada
pada saat operator melakukan assembly tahap 4 dan pembubutandengan skor 6 yang artinya perludilakukan perubahan dan perbaikan di
periode yang akan datang.
3.4.2 Perbandingan Skor Postur KerjaOperator Las
Gambar 3.2 Grafirk PerbandinganSkor Kerja Operator Las
Berdasarkan gambar grafikdiatas dapat diketahui skor postur kerjaoperator cenderung stabil di angka 7
yang artinya perubahan harus segeradilakukan saat itu juga agar operatordapat terhindar dari resiko cidera kerjakarena skor postur kerja yang bernilai7 adalah skor postur kerja tertinggi dancenderung berbahaya.
01234567
A s s e m
b l y
A s s e m
b l y
A s s e m
b l y
A s s e m
b l y
P e m b u
b u t a n
Penjumlahan SkorBubut kanan Dan
kiri
Penjumlahan SkorBubutkananDan kiri
012345678
Penjumlahan SkorWelding Kanan Kiri
Penjumlahan SkorWeldingKananKiri
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
15/24
3.5.3 Perbandingan Skor Postur KerjaOperator Repair Pompa
Gambar 3.3 Grafirk PerbandinganSkor Kerja Operator Repair Pompa
Berdasarkan grafik nilai skor postur kerja operatot repair valve dapatdiketahui nilainya cenderung stabildengan skor 7, artinya perubahan-
perubahan harus segera dilakukan oleh pihak perusahaan karena dengan postur kerja yang bernilai 7 dapatmengakibatkan cidera pada saatoperator melakukan pekerjaannya.
3.5.4 Perbandingan Skor PosturKerja Operator Repair Hidrolik
Gambar 4.81 Grafik PerbandinganSkor Kerja Operator Repair Hidrolik
Dapat diketahui berdasarkan
gambar grafik skor postur kerja diatasnilai postur kerja tertinggi operatorrepair hidrolik adalah 6 yang artinya
perlu dilakukan perubahan dan perbaikan untuk periode yang akandatang, sedangkan nilai terkecil adalah
pada saat operator melakukan pembersihan tahap akhir dengan skor4 yang artinya perubahan dan
perbaikan perlu dilakukan agaroperator dapat lebih nyaman dan amandalam melakukan pekerjaannya.
012345678
Penjumlahan SkorRepair PompaKanan Kiri
PenjumlahanSkor
RepairPompaKananKiri
01234567
Penjumlahan SkorRepair HidrolikKanan Kiri
PenjumlahanSkorRepairHidrolikKananKiri
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
16/24
3.6 Contoh Perhitungan ManualDengan Menggunakan Tabel RULA
Melakukan perhitungan postur
kerja dengan menggunakan metodeRULA selain dapat dilakukan denganmenggunakan software CATIAV5R17 dapat juga dilakukan dengan
berdasarkan tabel RULA dimana suatugerakan atau postur tubuh yangdiamati disesuaikan dan diberi nilai
berdasarkan nilai yang ada pada tabelA ( upper arm, lower arm, wrist twist), tabel B ( neck, leg, trunk) dan tabelC penentuan skor akhir berdasarkanskor tabel A dan tabel B, berikut inimerupakan contoh perhitungan manualyang dilakukan dengan menggunakantabel RULA, contoh perhitungan yangdilakukan adalah untuk operator bubutassembly tahap 1, operator welding
pembersihan area las, operator repairhidrolik assembly valve tahap 1,operator repair hidrolik pengambilanalat pembersih kerak dan oli
3.6.1 Operator Machining BubutKegiatan Assembly ragumDan Benda Kerja Tahap 1
3.5 Perhitungan Manual Assembly ragum Dan Benda Kerja Tahap 1
kanan Tabel A
PosisiGamb
arKeteran
ganNilai
UpperArm 9.53
1
LenganBawah 110.3
2
Pergelangantangan 15
2
PerputaranTangan 1
Penggunaan Otot 0Beban 1Kg 0SkorAkhir 2
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
17/24
3.6 Perhitungan Manual Assembly ragum Dan Benda Kerja Tahap 1
Kanan Tabel B
Posisi Gambar Keterangan Nilai
Leher 9.53
2
Punggung 110.3
3
KakiTidak
Seimbang 1
PenggunaanOtot 0Skor Akhir 4
Dengan nilai grup pertama
berdasarkan tabel A mendapatkanskor 2 dan grup kedua berdasarkantabel B mendapatkan skor 4 makadapat diketahui nilai skor akhir
berdasarkan tabel RULA denganmelihat Tabel C skor akhir posturkerja assembly ragum dengan bendakerja tahap 1 bagian kanan adalah 4,sama dengan skor pengolahan datamenggunakan Catia V15R7
3.7 Perhitungan Manual Assembly ragum Dan Benda Kerja Tahap 1 kiri
Tabel A
PosisiGambar
Keterangan
Nilai
UpperArm 12.7
1
LenganBawah 106.61
2
Pergelangantangan 15
2
PerputaranTangan 1
Penggunaan Otot 0Beban 1Kg 0SkorAkhir 2
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
18/24
3.8 Perhitungan Manual Assembly ragum Dan Benda Kerja Tahap 1 kiri
Tabel B
Posisi Gambar Keterangan Nilai
Leher 4.19
2
Punggung 23.19
3
Kaki Seimbang 1
PenggunaanOtot 0Skor Akhir 4
Dengan nilai grup pertama berdasarkan tabel A mendapatkan
skor 2 dan grup kedua berdasarkantabel B mendapatkan skor 4 makadapat diketahui nilai skor akhir
berdasarkan tabel RULA denganmelihat Tabel C skor akhir posturkerja assembly ragum dengan bendakerja tahap 1 bagian kanan adalah 4,sama dengan skor pengolahan datamenggunakan Catia V15R7
3.7 Rekapitulasi Perhitungan ManualSkor Postur Kerja Berdasarkan TabelRULA ( Rappid Upper Limb Assisme
3.7.1 Operator Machining Pembubutan3.8 Rekapitulasi Perhitungan
Manual Operator Bubut Kegiatan Gambar Sudut Kanan K
Assembly Tahap 1 leher41.19 41.19 kanan
punggung23.19 23.19 kiri 4
Tangan Atat9.53 12.7
Tangan Bawah110.3 106.61
Assembly Tahap 2 leher24.16 24.16 kanan 6
punggung16.43 16.43 kiri 6
Tangan Atas13.2125.7
Tangan Bawah105.22 85.91
Assembly Tahap 3 leher39.73 39.73 kanan
punggung17.97 17.97 kiri 3
Tangan Atas56.75 89.96
Tangan Bawah110.49 128.10
Assembly Tahap 4 leher50.3 50.3 kanan 6
punggung27.62 27.62 kiri 6
Tangan Atas7.19 16.41
Tangan Bawah102.54 78.15
Pembubutan leher21.35 21.35 kanan 6
punggung13.69 13.69 kiri 6
Tangan Atas50.77 16.11
Tangan Bawah55.08 109.74
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
19/24
3.7.2 Operator Machining Welding
3.9 Rekapitulasi PerhitunganManual Operator Welding
3.7.3 Operator Repair Hidrolik
3.10 Rekapitulasi PerhitunganManual Operator Pompa
Kegiatan Gambar Sudut Kanan Kiri SkorPembersihan Area Las leher 54.43 54.43 kanan 7
punggung 17.98 17.98 kiri 7Tangan Atat 53.45 22.7
Tangan Bawah 89.15 72.56
Pemnagmbilan Dioda leher 78.54 78.54 kanan 7punggung 30.79 30.79 kiri 7Tangan Atas 12.95 9.56
Tangan Bawah 37.69 12.71
Pengelasan leher 67.43 67.43 kanan 7punggung 20.21 20.21 kiri 6Tangan Atas 22.4 27.63
Tangan Bawah 52.03 46.84
Kegiatan Gambar Sudut KananAssembly Tahap 1 leher55.46 55.46 kanan
punggung22.77 22.77 kiri 7Tangan Atat84.95 52.13
Tangan Bawah153.15 105.23
Assembly Tahap 2 leher42.65 42.65 kananpunggung25.46 25.46 kiri 7Tangan Atas52.95 79.6
Tangan Bawah74.5 101.04
Assembly Tahap 3 leher54.14 54.14 kananpunggung61.15 61.15 kiri 7Tangan Atas99.82 63.7
Tangan Bawah45.8 117.65
Assembly Tahap akhir leher79.8
79.8
kananpunggung29.48 29.48 kiri 7Tangan Atas68.05 50.55
Tangan Bawah94.99 110.41
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
20/24
3.7.4 Operator Repair Hidrolik
3.11 Rekapitulasi Perhitungan ManualOperator Pompa
4 Analisa Dan Pembahasan
4.1 Analisa Skor Postur Kerja
Operator Bubut
Berdasarkan hasil perhitungan skorkerja operator bubut yang telahdilakukan dengan menggunakan
software Catia VR15R7 ataupunsecara manual berdasarkan tabelRULA ( Rappid Upper Limb
Assisment) dapat diketahui nilai skorkerja terkecil ada pada saat operatormelakukan assembly benda kerjadengan ragum tahap 1 dan 3sedangkan nilai skor tertinggi berada
pada saat operator melakukanassembly tahap 4 dan pembubutandengan skor 6 yang artinya perludilakukan perubahan dan perbaikan di
periode yang akan datang, berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapatdiketahui yang menyebabkan nilai skor
postur kerja operator bubutdikarenakan postur operator yangcenderung terlalu membungkuk padasaat operator melakukan assemblytahap 4, sedangkan nilai tertinggi lainyaitu pada saat operator melakukan
proses pembubutan dikarenakan nilaisudut leher operator yang cenderung
besar namun sudut punggung yangtegak sehingga resiko cidera kerja
dapat terjadi pada bagian leheroperator jika perbaikan tidak segeradilakukan, perbaikan nilai postur kerjayang dapat dilakukan adalah dengancara membuat alat bantu yang sesuai
Kegiatan Gambar Sudut Kanan Kiri SkorPengambilan Alat Pembersih leher 88.92
88.92 kanan 6punggung 23.34
23.34 kiri 6Tangan Atat 20.11
66.37
Tangan Bawah 23.12 6.27
Pembersihan Tahap 1 leher 45.97 45.97 kanan 6punggung 10.3
10.3 kiri 6Tangan Atas 37.16
40.99
Tangan Bawah 71.32 91.06
Pembersihan Tahap 2 leher 64.66 64.66 kanan 4
punggung 25.39 25.39kiri 4Tangan Atas 18.21
7.04
Tangan Bawah 70.11 93.12
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
21/24
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
22/24
operator dapat lebih nyaman dan amandalam melakukan pekerjaannya,
berdasarkan pengamatan yangdilakukan secara langsung, perbaikanyang dapat dilakukan untukmemperbaiki nilai skor postur kerja
pada operator repair hidrolik adalahdengan cara membuat alat bantu
berupa perancangan meja yangtingginya telah disesuaikan olehkeadaan operator dan terdapat tempatmenyimpan alat pembersih kerak aagaroperator tidak perlu mengambil ditempat lain dengan postur kerja yangcenderung menunduk
5 Kesimpulan Dan Saran
5.1 KesimpulanDari hasil pengamatan dan dan
pengolahan data didapatkankesimpulan sebagai berikut:
1. Perhitungan nilai postur kerja
dengan menggunakan metodeRULA (Rappid Upper Limb
Assisment) analysis dilakukandengan menggunakan software catia V15R7 dan manual yangdilakukan berdsarkan tabelRULA (Rappid Upper Limb
Assisment), kegiatan yangditeliti untuk operatormachining bubut adalahassembly ragum tahap 1sampai dengan 4, operatormachining welding adalah
pembersihan area yang akan dilas, pengambilan dioda dan
pengelasan, operator repair
pompa adalah assembly valve tahap 1 sampai dengan 4 danoperator repair hidrolik adalah
pengambilan alat pembersihkerak dan oli dan pembersihanoli tahap 1 dan tahap 2.
2. Skor postur kerja tertinggi padaoperator bubut adalah padaassembly tahap 2, 4 dan
pembubutan dengan skor 6, pada operator welding setiapkegiatannya stabil dengan nilaiskor postur kerja 7, dan padaoperator repair pompa nilainyacenderung stabil dengan skor 7,sedangkan untuk operatorrepair hidrolik adalah pada saat
pengambilan alat dan pembersihan tahap 1 denganskor 6
3. Skor postur kerja tertinggi dari4 operator yang diteliti terdapat
pada operator welding dan
repair pompa, dengan nilai skor7 yang artinya perbaikan harussegera dilakukan saat itu jugaoleh pihak perusahaan agaroperator terhindar dari ciderakerja
5.2 Saran1. Untuk mengurangi nilai skor
postur kerja operator menjadilebih baik perlu dilakukanevaluasi kembali penempatanalat, mesin dan alat bantu kerjaagar operator merasa lebihnyaman dalam melakukan
pekerjaannya
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
23/24
2. Dalam pemilihan operatoruntuk pengoprasian suatumesin tertentu hendaknyadilakukan dengan penyesuaian
postur tubuh operator yangakan bekerja sehingga operatortidak terlalu kesulitan untukmengoprasikan atau melakukanaktivitas lainnya.
3. Pada penelitian selanjutnyadisarankan untuk menggunakanmetode yang lain, agar datayang didapatkan dapatdibandingkan antara data yangsatu dengan data lainnya
4. Sebelum pengambilan datahendaknya lakukan briefing kepada operator yang akan diambil data postur kerjanya agaroperator tidak merasaterganggu pada saat proses
pengambilan data.
DAFTAR PUSTAKA
Nurmianto, Eko Ir. Msc., EdisiPertama, 1996. Ergonomi
Konsep Dasar dan Aplikasinya
Guna Widya, Institut Teknologi
sepuluh November, Surabaya
Pullat, B.M. 1992. Fundamentals of
Industrial Ergonomics . United
States of America: Prentice HallInc.
Prasetyo W., Bagus 2000. Evaluasi
Ergonomi Dalam Desain
Surabaya: Proceeding Seminar
Nasional Ergonomi, Jurusan TI
ITS
Sutalaksana, Iftikar et all., 1979.
Teknik Tata Cara Kerja
Bandung: Jurusan Teknik
Industri, ITB.
Sritomo Wignjosoebroto, 1995,
Ergonomi Studi Gerak dan
Waktu. Guna Widya Jakarta.
Setyaningrum, R., Soewardi, H., 2004,
Analisis Postur Kerja
Menggunakan Metode Rapid
Upper Limb Assessme (RULA) ,
8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA
24/24
Prosiding Seminar Nasional
Viable Manufacturing System.
143-146
http://www.rula.co.uk/ ( Diakses Pada
Tanggal 30 Mei 2013 )
http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/