Top Banner

of 24

Perhitungan Postur Kerja RULA

Jun 02, 2018

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    1/24

    PERHITUNGAN POSTUR KERJA DENGAN

    MENGGUNAKANMETODE RULA( RAPI D UPPER LI M B

    ASSESM ENT ) OPERATOR WORKSHOP 3 PADA

    PT KRAKATAU STEEL

    ( Studi Kasus Workshop 3 PT Krakatau Steel )

    Handi, Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Uiversitas Sultan Ageng [email protected]

    Abstract

    Untuk mendukung proses maintenance , repair part dan perbengkelan padaPT.krakatau steel terdapat divisi workshop yang terbagi menjadi workshop 1, 2, 3,dan 4 yang bertugas melakukan perawatan part , perbaikan part dan perbengkelan darimesin produksi PT.krakatau steel, berdasarkan kuesioner nordic body map yang disebar pada operator dapat diketahui bahwa pekerjaan yang dilakukan oleh operatormemang sangatlah beresiko menyebabkan terjadinya keluhan atau cidera kerja,dimana dapat terlihat pada kuesioner Nordic body map banyak operator yangmengeluh merasakan sakit pada bagian tubuh tertentu, tujuan dari penelitian inidiantaranya adalah, Menghitung skor postur kerja operator dengan menggunakanmetode RULA ( Rapid Upper Limb Assesment ), mengindentifikasi skor postur kerjatertinggi setiap aktivitas operator, membandingkan skor postur kerja masing-masing

    operator, metode yang digunakan dalam perhitungan postur kerja adalah metodeRULA ( Rapid Upper Limb Assesment ), perhitungan dilakukan menggunakan

    software Catia V5R17 dan manual berdasarkan tabel RULA, operator yang diteliti pada workshop 3 diantaranya adalah operator bubut dengan kegiatan assembly ragumdengan benda kerja tahap 1-4 dan pembubutan, 4, operator welding dengan kegiatan

    pembersihan area las, pengambilan dioda, dan pengelasan, operator repair pompadengan kegiatan assembly valve tahap 1-4, operator repai r hidrolik dengan kegiatan

    pengambilan alat pembersih kerak dan oli, pembersihan kerak dan oli tahap 1 danakhir, pengumpulan data dilakukan dengan cara mengamati operator pada saat

    beraktivitas, pengolahan data dengan software dilakukan dengan cara menyesuaikan postur kerja operator dengan manikin yang dibuat menggunakan softwar e CatiaV5R17 sedangkan contoh perhitungan manual dilakukan dengan perhitungan sudutdan dianalisis dengan menggunakan tabel RULA untuk mendapatkan skor posturkerja aktivitas tersebut, hasil penelitian ini adalah Perhitungan nilai postur kerjadengan menggunakan metode RULA (Rappid Upper Limb Assisment) analysis dilakukan dengan menggunakan software catia V5R17 dan manual , kegiatan yang

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    2/24

    diteliti untuk operator machining bubut adalah assembly ragum tahap 1 sampaidengan 4, operator machining welding adalah pembersihan area yang akan di las,

    pengambilan dioda dan pengelasan, operator repair pompa adalah assembly valve tahap 1 sampai dengan 4 dan operator repair hidrolik adalah pengambilan alat

    pembersih kerak dan oli dan pembersihan oli tahap 1 dan tahap 2, Skor postur kerjatertinggi pada operator bubut adalah pada assembly tahap 2, 4 dan pembubutandengan skor 6, pada operator welding setiap kegiatannya stabil dengan nilai skor

    postur kerja 7, dan pada operator repair pompa nilainya cenderung stabil dengan skor7, sedangkan untuk operator repair hidrolik adalah pada saat pengambilan alat dan

    pembersihan tahap 1 dengan skor 6, Skor postur kerja tertinggi dari 4 operator yangditeliti terdapat pada operator welding dan repair pompa, dengan nilai skor 7 yangartinya perbaikan harus segera dilakukan saat itu juga oleh pihak perusahaan agaroperator terhindar dari cidera kerja.

    Kata Kunci : Postur Kerja, RULA ( Rapid Upper Limb Assesment ).

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    3/24

    1. Pendahuluan

    Dalam era globalisasi seperti saatini sudah seharusnya perusahaan

    menyadari bahwa gerakan-gerakankerja merupakan faktor-faktor yangmenentukan waktu penyelesaian suatu

    pekerjaan dan produktivitas seorangoperator, dengan demikian analisa dan

    penataan kembali gerakan-gerakankerja operator akan sangat membantumeningkatkan efektivitas dan efisiensi

    penggunaan tenaga pada saat operatormelakukan pekerjaannya, besarnya

    penggunaan tenaga saat melakukanaktivitas tertentu akan berpengaruh

    pada kekuatan dan daya tahan tubuhoperator untuk melakukan

    pekerjaannya, PT Krakatau steeladalah sebuah perusahaan baja terpaduyang menghasilkan banyak produk

    baja diantaranya adalah baja lembaran panas yang berukuran tipis, dan baja Hot roll coil yang diproduksi pada plan Hot strip Mill (HSM), pada proses pembuatan hot roll coil diantaranya adalah pemanasan bahan

    baku berbentuk slab berukuran tebalyang kemudian dipanaskan di dalam

    furnace hingga mencapai temperatur1200-1300C, setelah dipanaskan dandikeluarkan dari furnance proses yangselanjutnya adalah penyemprotan baja

    untuk menghilangkan scrab yangmenempel pada baja, pada pemanasanyang dilakukan di furnance bertujuanagar baja slab tebal mudah untukdibentuk pada mesin roughing mill hingga tipis dan mengalami

    pertambahan panjang, prosesselanjutnya adalah finishing mill yang

    bertujuan untuk menghaluskan permukaan baja slab yang sebelumnyatelah diproses pada mesin roughingmill , setelah diproses pada mesin

    finishing mill selanjutnya adalah proses pendinginan baja yangdilakukan menggunakan air, prosesselanjutnya adalah pengerolan baja danmenghasilkan baja hot roll coil . Untukmendukung proses maintenance ,repair part dan perbengkelan padaPT.krakatau steel terdapat divisiworkshop yang terbagi menjadiworkshop 1, 2, 3, dan 4 yang bertugasmelakukan perawatan part , perbaikan

    part dan perbengkelan dari mesin produksi PT.krakatau steel, olehkarena itu perlu diperhatikan masalahkebugaran atau kesiapan operatordalam melakukan maintenance dan

    perbaikan agar tidak terjadi

    keterlambatan dalam menangani setiapmasalah, workshop yang diteliti adalahworkshop 3 dengan caramemperhatikan postur kerja operatoryang bekerja, berdasarkan kuesionernordic body map yang di sebar padaoperator workshop 3, dapat diketahui

    bahwa pekerjaan yang dilakukan olehoperator memang sangatlah beresikomenyebabkan terjadinya keluhan ataucidera kerja, dimana dapat terlihat

    pada kuesioner Nordic body map banyak operator yang mengeluhmerasakan sakit pada bagian tubuhtertentu, maka dari itu perlu dilakukanidentifikasi postur kerja operator yang

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    4/24

    ada pada workshop 3 tersebut agardapat diketahui keluhan yang terjadimerupakan faktor postur kerja atau adafaktor lain yang ikut mempengaruhiseperti lingkungan kerja dan lainnya.

    2. Tinjauan Pustaka

    2.1 ErgonomiErgonomi berasal dari bahasa Latinyaitu ERGON (kerja) dan NOMOS (hukum) dan dapat didefinisikansebagai studi tentang aspek-aspekmanusia dalam lingkungan kerjanya

    yang ditinjau secara anatomi, fisiologi, psikologi, engineering , manajemendan desain/perancangan. Padaergonomi dibutuhkan studi tentangsistem dimana manusia, fasilitas kerjadan lingkungannya saling berinteraksidengan tujuan utama yaitumenyesuaikan suasana kerja denganmanusianya (Numiarto, 2008).Ergonomi ialah suatu cabang ilmuyang sistematis untuk memanfaatkaninformasi-informasi mengenai sifat,kemampuan dan keterbatasan manusiauntuk merancang suatu sistem kerjasehingga orang dapat hidup dan

    bekerja pada sistem itu dengan baik,yaitu mencapai tujuan yang diinginkanmelalui pekerjaan itu, dengan efektif,aman dan nyaman (Sutalaksana dkk.,1979). Dengan kata lain bahwa disiplinilmu ergonomi akan lebihmemperhatikan faktor manusia, jadidisini manusia tidak lagi harusmenyesuaikan dirinya dengan mesinyang dioperasikan ( the man fits to the design ) melainkan sebaliknya yaitu

    mesin/perlengkapan kerja dirancangterlebih dahulu dengan memperhatikankelebihan dan keterbatasan manusiayang mengoperasikannya ( the design

    fits to the man ). (Sritomo W, 1995: 56)2.2 Rapid Upper Limb Assessment(RULA)

    RULA dikembangkan oleh Dr.Lynn Mc Attamey dan Dr. NigelCorlett dari universitas di Nottingham(Universitys Nottingham Institute ofOccupational Ergonomics ). RULAdigunakan untuk menilai postur, gayadan gerakan dengan menyediakansebuah perhitungan tingkatan bebanmuskuluskeletal di dalam sebuah

    pekerjaan yang memiliki resiko pada bagian tubuh dan perut hingga leheratau anggota badan bagian atas.

    Metode ini tidak membutuhkan peralatan spesial dalam penetapan penilaian postur leher, punggung, danlengan atas. Setiap pergerakan di beri

    skor yang telah ditetapkan. RULAdikembangkan sebagai suatu metodeuntuk mendeteksi postur kerja yangmerupakan faktor resiko. Metodedidesain untuk menilai para pekerjadan mengetahui beban musculoskeletalyang kemungkinan menimbulkangangguan pada anggota badan atas.Ada empat kegunaan utama dariRULA yaitu:

    1. Mengukur resikomuskuloskeletal, biasanyasebagai bagian dari

    penyelidikan ergonomi yanglebih luas.

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    5/24

    2. Membandingkan bebanmuskuloskeletal sekarangdengan desian stasiun kerjayang dimodifikasi atau diubah.

    3. Mengevaluasi hasil seperti produktivitas dan kesesuaiandengan peralatan.

    4. Mengajarkan pada pekerjamengenai resikomuskuloskeletal yangdiakibatkan oleh postur kerjayang berbeda.

    Metode ini menggunakan diagramdan postur tubuh dan tiga tabel skordalam menetapkan evaluasi faktorresiko. Faktor resiko yang telahdiinvestigasi dijelaskan sebagai faktor

    beban eksternal antara lain jumlah pergerakan, kerja otot statik,tenaga/kekuatan, penentuan posturkerja oleh peralatan dan waktu kerjatanpa istirahat. Dalam usaha untuk

    penilaian 4 faktor beban eksternal

    antara lain jumlah gerakan, kerja ototstatis, tenaga kekuatan dan postur,RULA dikembangkan untuk :

    1. Memberikan sebuah metode penyaringan suatu populasikerja dengan cepat,

    berhubungan dengan kerjayang beresiko yangmenyebabkan gangguan padaanggota badan bagian atas.

    2. Mengidentifikasi usaha ototyang berhubungan dengan

    postur kerja, penggunaantenaga dan kerja yang

    berulang-ulang yang dapatmenimbulkan kelelahan otot.

    3. Memberikan hasil yang dapatdigabungkan dengan sebuahmetode penilaian ergonomiyaitu epidomiologi, fisik,mental, lingkungan dan faktororganisasi.

    Pengembangan dari RULA terdiri atastiga tahapan yaitu

    1. Mengidentifikasi postur kerja2. Sistem pemberian skor3. Skala level tindakan yang

    menyediakan sebuah pedoman pada tingkat resiko yang adadan dibutuhkan untukmendorong penilaian yangmelebihi detail berkaitandengan analisis yang yangdidapat.

    Input metode ini adalah postur(telapak tangan, lengan atas, lengan

    bawah, punggung dan leher), bebanyang diangkat, tenaga yang dipakai(statis/dinamis), jumlah pekerjaan.

    Metode ini menyediakan perlindunganyang cepat dalam pekerjaan sepertiresiko pada pekerjaan yang

    berhubungan dengan upper limbdisorders , mengidentifikasi usaha yangdibutuhkan otot yang berhubungandengan postur tubuh saat kerja(penggunaan kekuatan dan kerja statisyang berulang). Input postur metodeRULA dibedakan menjadi 2 grup yaitugrup A (lengan atas dan bawah dan

    pergelangan tangan) dan grup B (leher,tulang belakang dan kaki).

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    6/24

    2.2.1 Penilaian postur tubuh group APostur tubuh grup A terdiri atas

    lengan atas (upper arm), lengan bawah(lower arm), pergelangan tangan(Wrist ) dan putaran pergelangantangan (wrist twist).

    1. Lengan atas (upper arm)Penilaian terhadap lengan atas ( upper arm) adalah penilaian yang dilakukanterhadap sudut yang dibentuk lenganatas pada saat melakukan aktivitaskerja. Sudut yang diukur oleh lenganatas diukur menurut posisi batangtubuh. Adapun postur lengan atas(upper arm ),

    Gambar 2.1

    Tabel 2.1 Skor Bagian Lengan Atas

    (Upper Ar m )

    Pergerakan Skor Perubahan20 0 Kedepanmaupunkebelakang daritubuh

    1 +1 jika bahunaik+1 Jika bahu

    berputar atau bengkok

    >20 kebelakangatau 20 0-45 0

    2

    45 0-90 0 3

    >90 0 4

    2. Lengan bawah (lower arm)Penilaian terhadap lengan

    bawah (lower arm) adalah penilaianyang dilakukan terhadap sudut yangdibentuk lengan bawah pada saat

    melakukan aktivitas kerja. Sudut yangdibentu oleh lengan bawah diukurmenurut posisi hitang tubuh. Adapun

    postur lengan bawah (lower arm)dapat dilihat pada Gambar dibawah ini:

    Gambar 2.2 L ower arm

    Tabel 2.2 Skor Bagian Lengan Bawah(L ower Ar m )

    Pergerakan Skor Perubahan

    60-100 0 1 Jika lengan bawah melewatigaris tengah ataukeluar dari sisitubuh100 0 2

    3. Pergelangan tangan ( Wrist )Penilaian terhadap pergelangan

    tangan adalah penilaian yangdilakukan terhadap sudut yangdibentuk oleh pergelangan tangan padasaat melakukan aktivitas kerja. Sudutyang dibentuk oleh pergelangan tangandiukur menurut posisi lengan bawah.Adapun postur pergelangan tangandapat dilihat pada gambar di bawah :

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    7/24

    Gambar 2.3 Pergelangan Tangan

    Tabel 2.3 Skor Bagian Pergelangan

    Tangan ( Wrist )

    Pergerakan Skor Perubahan

    Posisi Netral 1

    +1 jika

    pergelangan

    tangan

    menjauhi sisi

    tengah

    0-15 (keatas

    maupun

    kebawah)

    2

    >15 (Keatas

    maupun

    kebawah)

    3

    4. Putaran pergelangan tangan(Wrist Twist )

    Adapun postur putaran pergelangan tangan ( wrist twist ) dapatdilihat pada gambar dibawah ini :

    Untuk putaran pergelangantangan ( Wrist twist ) posturnetral diberi skor : 1= Posisi tengah dari putaran

    2 = Pada atau dekat dari putaran Nilai dari tubuh lengan atas,lengan bawah, pergelangantangan dan putaran pergelangantangan dimasukkan ke dalamtabel postur tubuh grup Auntuk memperoleh skor sepertiterlihat pada table 3.4.

    Tabel 2.4 Skor Group A

    Upper

    Arm

    Lower

    Arm

    Wrist

    1 2 3 4

    Wrist

    Twist

    Wrist

    Twist

    Wrist

    Twist

    Wris t

    Twis

    t

    1 2 1 2 1 2 1 2

    1

    1 1 2 2 2 2 3 3 3

    2 2 2 2 2 3 3 3 3

    3 2 3 2 3 3 3 4 4

    2

    1 2 2 2 3 3 3 4 4

    2 2 2 2 3 3 3 4 4

    3 2 3 3 3 3 4 4 5

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    8/24

    Tabel 3.4 Skor Group A (Lanjutan)

    3

    1 2 3 3 3 4 4 5 5

    2 2 3 3 3 4 4 5 5

    3 2 3 3 4 4 4 5 5

    4

    1 3 4 4 4 4 4 5 5

    2 3 4 4 4 4 4 5 5

    3 3 4 4 5 5 5 6 6

    5

    1 5 5 5 5 5 6 6 7

    2 5 6 6 6 6 7 7 7

    3 6 6 6 7 7 7 7 8

    6

    1 7 7 7 7 7 8 8 9

    2 7 8 8 8 8 9 9 9

    3 9 9 9 9 9 9 9 9

    5. Penambahan skor aktifitasSetelah diperoleh hasil skor untuk

    postur tubuh grup A pada tabel 2.4,hasil skor tersebut ditambahkandengan skor aktifitas. Penambahanskor aktivitas tersebut berdasarkankategori yang dapat dilhat pada tabel

    2.5.Tabel 2.5 Skor Aktivitas

    Aktivitas Skor Keterangan

    Postur Statik +1 Satu atau

    lebih bagian

    tubuh

    statis/diam

    Perulangan +1 Tindakan

    berulang-

    ulang lebih

    dari 4 kali per

    menit

    (Sumber: www.rula.co.uk )

    6. Penambahan skor beban

    Setelah diperoleh hasil

    penambahan dengan skor

    aktivitas untuk postur tubuhgrup A pada tabel 2.5, maka

    hasil skor tersebut ditambahkan

    dengan skor beban. Skor beban

    tersebut berdasarkan kategori

    yang dapat dilihat pada table

    2.6 :

    Tabel2.6 Skor Beban

    Beban Skor Keterangan

    < 2 kg 0 -

    2 kg-

    10 kg

    1 +1 Jika postur

    statis dan

    dilakukan

    berulang-

    ulang

    >10 kg 3 -

    2.2.2 Penilaian postur group BPostur tubuh grup B terdiri atas

    leher ( neck ), batang tubuh ( trunk ), dankaki ( legs ).

    1. Leher ( neck )Penilaian terhadap leher adalah

    penilaian yang dilakukan terhadap posisi leher pada saat melakukanaktivitas kerja apakah operator harusmelakukan kegiatan ekstensi ataufleksi dengan sudut tertentu. Adapun

    postur leher dapat dilihat pada gambar2.5 :

    http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/
  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    9/24

    Gambar 2.5 Postur Tubuh Bagian Leher(Neck )

    (Sumber: www.rula.co.uk )

    Tabel 2.7 Skor Bagian Leher ( Neck )Pergerakan Skor Skor Perubahan0-10 0 1 +1 jika leher

    berputar/bengkok+1 Jika batangtubuh bengkok

    10-20 2>20 3Ekstensi 4

    2. Batang bubuh ( Trunk) Penilaian terhadap batang tubuh,

    merupakan penilian terhadap sudutyang dibentuk tulang belakang tubuhsaat melakukan aktivitas kerja dengan

    kemiringan yang sudahdiklasifikasikan. Adapun klasifikasikemiringan batang tubuh saatmelakukan aktivitas kerja dapat dilihat

    pada gambar 2.6:

    Gambar 2.6 Postur Tubuh Bagian BatangTubuh ( Trunk )

    (Sumber: www.rula.co.uk )

    Tabel 2.8 Skor Bagian Batang Tubuh(Trunk )

    Pergerakan Skor Skor Perubahan

    Posisinetral

    1 +1 jika leher berputar/bengkok

    +1 Jika batangtubuh bengkok

    0-20 220-60 3>60 4

    3. Kaki ( Legs )Penilaian terhadap kaki adalah

    penilaian yang dilakukan terhadap posisi kaki pada saat melakukanaktivitas kerja apakah operator bekerjadengan posisi normal atau seimbangdan bertumpu pada satu kaki lurus.Adapun posisi kaki dapat dilihat padagambar 2.7 :

    Gambar 2.7 Postur Tubuh Bagian Kaki(Legs )

    (Sumber: www.Rula.co.uk )

    Tabel 2.9 Skor Bagian Kaki ( Legs )Pergerakan Skor

    Posisi Normal/seimbang 1Posisi satu kaki 2

    Nilai dari skor postur tubuh leher, batang tubuh, dan kaki dimasukkan ketabel 3.10 untuk mengetahui skornya.

    a

    b

    http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/
  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    10/24

    Tabel 2.10 Skor Grup B

    Neck

    Trunk Posture Score

    1 2 3 4 5 6

    L egs L egs L egs L egs L egs L egs

    1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

    1 1 3 2 3 3 4 5 5 6 6 7 7

    2 2 3 2 3 4 5 5 5 6 7 7 7

    3 3 3 3 4 4 5 5 6 6 7 7 7

    4 5 5 5 6 6 7 7 7 7 7 8 8

    5 7 7 7 7 7 8 8 8 8 8 8 8

    6 8 8 8 8 8 8 8 9 9 9 9 9

    4. Penambahan skor aktivitasSetelah diperoleh hasil skor untuk

    postur tubuh grup B pada tabel 3.10,hasil skor tersebut ditambahkandengan skor aktifitas. Penambahanskor aktivitas tersebut berdasarkankategori yang dapat dilhat pada tabel2.11 :

    Tabel 2.11 Skor Aktivitas

    Aktivitas Skor Keterangan

    PosturStatik

    +1 Satu ataulebih

    bagiantubuhstatis/diam

    Perulangan +1 Tindakan berulang-ulang lebih

    dari 4 kali per menit

    (Sumber: www.Rula.co.uk )

    5. Penambahan skor bebanSetelah diperoleh hasil

    penambahan dengan skor aktivitas

    untuk postur tubuh grup B pada tabel2.11, hasil skor tersebut ditambahkandengan skor beban. Skor bebantersebut berdasarkan kategori yangdapat dilihat pada tabel 2.12 :

    Tabel 2.12 Skor BebanBeban Skor Keterangan< 2 kg 0 -2 kg-10 kg

    1 +1 Jika posturstatis dandilakukan

    berulang-ulang>10 kg 3 -

    (Sumber: www.Rula.co.uk )

    Skor akhir ( Grand Score ) yangdiperoleh untuk postur tubuh grup Adan grup B dikombinasikan ke table2.13 :

    Tabel 3.13 Grand T otal Score ScoreGroup

    A

    Score Group B

    1 2 3 4 5 6 7

    1 1 2 3 3 4 5 5

    2 2 2 3 4 4 5 53 3 3 3 4 4 5 6

    4 3 3 3 4 5 6 6

    5 4 4 4 5 6 7 7

    6 4 4 5 6 6 7 7

    7 5 5 6 6 7 7 7

    +8 5 5 6 7 7 7 7

    Hasil skor dri tabel 3.13 tersebut

    diklasifikasikan ke dalam beberapakategori level resiko pada tabel 3.14 :

    \

    http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/
  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    11/24

    Tabel 2.14 Kategori Tindakan RULA

    Skor LevelResiko

    Tindakan

    1-2 Minimum Aman3-4 Kecil Diperlukan beberapa

    waktu kedepan untuktindakan

    5-6 Sedang Tindakan dalamwaktu dekat

    7 Tinggi Tindakan sekarang juga

    3.Hasi Penelitian

    Dalam penelitian yangdilakukan pada PT.Krakatau Steel PlanHSM divisi workshop 3, data yangdiperlukan untuk melakukanidentifikasi psotur kerja operatoradalah data postur kerja operator saat

    bekerja yang diambil pada saatoperator sedang melakukankegiatannya, data operator yang diteliti adalah data operator bubut danaktivitas yang dilakukan diantarnyaadalah assembly ragum dengan bendakerja yang akan di proses dari tahap 1sampai dengan tahap 4 untukselanjutnya dilakukan proses

    pembubutan, dan untuk operatorwelding kegiatan yang dilakukandiantaranya adalah pembersihan areayang akan di las, pengambilan dioda

    dan proses pengelasan, pada operatorrepair pompa kegiatan yang dilakukandiantaranya adalah assembly valve tahap 1 sampai dengan tahap 4,sedangkan untuk operator repairhidrolik kegiatan yang dilakukan

    diantaranya adalah pengambilan alat pembersih kerak dan oli, pembersihankerak dan oli tahap 1 dan tahap 2

    berikut ini merupakan beberapa bagiandata postur kerja yang dibuatmenggunakan software catia V5R17dengan berdasarkan data postur kerjayang ada diolah dan didapatkan hasilsebagai berikut :

    3.1. Operator Machining Pembubutan

    Tabel 3.1 Rekapitulasi Skor Postur

    Kerja Operator Bubut

    Kegiatan Keteranga

    Bagian Kana

    Bagian Kiri 4

    Assembly Ragum Dengan Benda Kerja Tahap 2Bagian Kana

    Bagian Kiri 5

    Assembly Ragum Dengan Benda Kerja Tahap 3Bagian Kana

    Bagian Kiri 4

    Assembly Ragum Dengan Benda Kerja Tahap 4Bagian Kana

    Bagian Kiri 6

    Bagian Kana

    Bagian Kiri 6

    Skor Postur Kerja Menggunakan Software Catia

    Proses Pembubutan

    Assembly Ragum Dengan Benda Kerja Tahap 1

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    12/24

    3.2 Operator Machining Welding

    Tabel 3.2 Rekapitulasi Skor Postur

    Kerja Operator Welding

    3.3 Operator Repair Pompa

    Tabel 3.3 Rekapitulasi Skor Postur

    Kerja Operator Repair Pompa

    Kegiatan Keterangan Skor

    Bagian Kanan 7

    Bagian Kiri 7

    Pengambilan DiodaBagian Kanan 7

    Bagian Kiri 7

    Proses PengelasanBagian Kanan 7

    Bagian Kiri 6

    Pembersihan Area Yang Akan Di lasSkor Postur Kerja Menggunakan Software CatiaKegiatan Keterangan Skor

    Bagian Kanan 7

    Bagian Kiri 7

    Bagian Kanan 7

    Bagian Kiri 7

    Assembly Valve Tahap 3Bagian Kanan 7

    Bagian Kiri 7

    Assembly Valve Tahap AkhirBagian Kanan 7

    Bagian Kiri 7

    Assembly Valve Tahap 1

    Assembly Valve Tahap 2

    Skor Postur Kerja Menggunakan Software Cat

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    13/24

    3.4 Operator Repair Hidrolik

    Tabel 3.4 Rekapitulasi Skor Postur

    Kerja Operator Repair Hidrolik

    3.4 Perbandingan Skor Postur Kerja

    Setelah dilakukan perhitunganskor kerja dengan menggunakansoftware Catia V15R7 menggunakanmetode RULA analysis dapatdiketahui nilai skor postur kerja tubuhoperator bagian kanan dan bagian kiri,dengan skor tertinggi terdapat padaoperator repair pompa yang rata-ratanilainya mendapatkan skor 7 dimanaartinya perubhan harus segeradilakukan saat itu juga agar operatorterhindar dari cidera, perubahan yangdilakukan dapat berupa perbaikansistem kerja dengan cara memilihoperator yang memiliki postur yangsesuai dengan pekerjaannya dan jugadengan menambahkan alat bantu agaroperator dapat lebih aman dan nyamandalam melakukan pekerjaannya,

    berikut ini merupakan skor posturkerja rata-rata bagian kanan dan kirir

    operator :

    Kegiatan KeteranganSkor

    BagianKanan6

    BagianKiri6

    BagianKanan6

    BagianKiri6

    BagianKanan4

    BagianKiri4

    Skor Postur KerjaMenggunakanSoftware Catia

    Pengambilan Alat Pembersih Kerak Dan Oli

    Pembersihan Kerak Dan Oli Tahap 1

    Pembersihan Kerak Dan Oli Tahap 2

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    14/24

    3.4.1 Perbandingan Skor Postur KerjaOperator Bubut

    Gambar 3.1 Grafik Perbandingan SkorKerja Operator Bubut

    Berdasarkan gambar grafikskor kerja operator bubut dapatdiketahui nilai skor kerja terkecilterdapat pada saat operator melakukanassembly benda kerja dengan ragumtahap 1 dan 3 dengan nilai 4sedangkan nilai skor tertinggi berada

    pada saat operator melakukan assembly tahap 4 dan pembubutandengan skor 6 yang artinya perludilakukan perubahan dan perbaikan di

    periode yang akan datang.

    3.4.2 Perbandingan Skor Postur KerjaOperator Las

    Gambar 3.2 Grafirk PerbandinganSkor Kerja Operator Las

    Berdasarkan gambar grafikdiatas dapat diketahui skor postur kerjaoperator cenderung stabil di angka 7

    yang artinya perubahan harus segeradilakukan saat itu juga agar operatordapat terhindar dari resiko cidera kerjakarena skor postur kerja yang bernilai7 adalah skor postur kerja tertinggi dancenderung berbahaya.

    01234567

    A s s e m

    b l y

    A s s e m

    b l y

    A s s e m

    b l y

    A s s e m

    b l y

    P e m b u

    b u t a n

    Penjumlahan SkorBubut kanan Dan

    kiri

    Penjumlahan SkorBubutkananDan kiri

    012345678

    Penjumlahan SkorWelding Kanan Kiri

    Penjumlahan SkorWeldingKananKiri

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    15/24

    3.5.3 Perbandingan Skor Postur KerjaOperator Repair Pompa

    Gambar 3.3 Grafirk PerbandinganSkor Kerja Operator Repair Pompa

    Berdasarkan grafik nilai skor postur kerja operatot repair valve dapatdiketahui nilainya cenderung stabildengan skor 7, artinya perubahan-

    perubahan harus segera dilakukan oleh pihak perusahaan karena dengan postur kerja yang bernilai 7 dapatmengakibatkan cidera pada saatoperator melakukan pekerjaannya.

    3.5.4 Perbandingan Skor PosturKerja Operator Repair Hidrolik

    Gambar 4.81 Grafik PerbandinganSkor Kerja Operator Repair Hidrolik

    Dapat diketahui berdasarkan

    gambar grafik skor postur kerja diatasnilai postur kerja tertinggi operatorrepair hidrolik adalah 6 yang artinya

    perlu dilakukan perubahan dan perbaikan untuk periode yang akandatang, sedangkan nilai terkecil adalah

    pada saat operator melakukan pembersihan tahap akhir dengan skor4 yang artinya perubahan dan

    perbaikan perlu dilakukan agaroperator dapat lebih nyaman dan amandalam melakukan pekerjaannya.

    012345678

    Penjumlahan SkorRepair PompaKanan Kiri

    PenjumlahanSkor

    RepairPompaKananKiri

    01234567

    Penjumlahan SkorRepair HidrolikKanan Kiri

    PenjumlahanSkorRepairHidrolikKananKiri

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    16/24

    3.6 Contoh Perhitungan ManualDengan Menggunakan Tabel RULA

    Melakukan perhitungan postur

    kerja dengan menggunakan metodeRULA selain dapat dilakukan denganmenggunakan software CATIAV5R17 dapat juga dilakukan dengan

    berdasarkan tabel RULA dimana suatugerakan atau postur tubuh yangdiamati disesuaikan dan diberi nilai

    berdasarkan nilai yang ada pada tabelA ( upper arm, lower arm, wrist twist), tabel B ( neck, leg, trunk) dan tabelC penentuan skor akhir berdasarkanskor tabel A dan tabel B, berikut inimerupakan contoh perhitungan manualyang dilakukan dengan menggunakantabel RULA, contoh perhitungan yangdilakukan adalah untuk operator bubutassembly tahap 1, operator welding

    pembersihan area las, operator repairhidrolik assembly valve tahap 1,operator repair hidrolik pengambilanalat pembersih kerak dan oli

    3.6.1 Operator Machining BubutKegiatan Assembly ragumDan Benda Kerja Tahap 1

    3.5 Perhitungan Manual Assembly ragum Dan Benda Kerja Tahap 1

    kanan Tabel A

    PosisiGamb

    arKeteran

    ganNilai

    UpperArm 9.53

    1

    LenganBawah 110.3

    2

    Pergelangantangan 15

    2

    PerputaranTangan 1

    Penggunaan Otot 0Beban 1Kg 0SkorAkhir 2

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    17/24

    3.6 Perhitungan Manual Assembly ragum Dan Benda Kerja Tahap 1

    Kanan Tabel B

    Posisi Gambar Keterangan Nilai

    Leher 9.53

    2

    Punggung 110.3

    3

    KakiTidak

    Seimbang 1

    PenggunaanOtot 0Skor Akhir 4

    Dengan nilai grup pertama

    berdasarkan tabel A mendapatkanskor 2 dan grup kedua berdasarkantabel B mendapatkan skor 4 makadapat diketahui nilai skor akhir

    berdasarkan tabel RULA denganmelihat Tabel C skor akhir posturkerja assembly ragum dengan bendakerja tahap 1 bagian kanan adalah 4,sama dengan skor pengolahan datamenggunakan Catia V15R7

    3.7 Perhitungan Manual Assembly ragum Dan Benda Kerja Tahap 1 kiri

    Tabel A

    PosisiGambar

    Keterangan

    Nilai

    UpperArm 12.7

    1

    LenganBawah 106.61

    2

    Pergelangantangan 15

    2

    PerputaranTangan 1

    Penggunaan Otot 0Beban 1Kg 0SkorAkhir 2

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    18/24

    3.8 Perhitungan Manual Assembly ragum Dan Benda Kerja Tahap 1 kiri

    Tabel B

    Posisi Gambar Keterangan Nilai

    Leher 4.19

    2

    Punggung 23.19

    3

    Kaki Seimbang 1

    PenggunaanOtot 0Skor Akhir 4

    Dengan nilai grup pertama berdasarkan tabel A mendapatkan

    skor 2 dan grup kedua berdasarkantabel B mendapatkan skor 4 makadapat diketahui nilai skor akhir

    berdasarkan tabel RULA denganmelihat Tabel C skor akhir posturkerja assembly ragum dengan bendakerja tahap 1 bagian kanan adalah 4,sama dengan skor pengolahan datamenggunakan Catia V15R7

    3.7 Rekapitulasi Perhitungan ManualSkor Postur Kerja Berdasarkan TabelRULA ( Rappid Upper Limb Assisme

    3.7.1 Operator Machining Pembubutan3.8 Rekapitulasi Perhitungan

    Manual Operator Bubut Kegiatan Gambar Sudut Kanan K

    Assembly Tahap 1 leher41.19 41.19 kanan

    punggung23.19 23.19 kiri 4

    Tangan Atat9.53 12.7

    Tangan Bawah110.3 106.61

    Assembly Tahap 2 leher24.16 24.16 kanan 6

    punggung16.43 16.43 kiri 6

    Tangan Atas13.2125.7

    Tangan Bawah105.22 85.91

    Assembly Tahap 3 leher39.73 39.73 kanan

    punggung17.97 17.97 kiri 3

    Tangan Atas56.75 89.96

    Tangan Bawah110.49 128.10

    Assembly Tahap 4 leher50.3 50.3 kanan 6

    punggung27.62 27.62 kiri 6

    Tangan Atas7.19 16.41

    Tangan Bawah102.54 78.15

    Pembubutan leher21.35 21.35 kanan 6

    punggung13.69 13.69 kiri 6

    Tangan Atas50.77 16.11

    Tangan Bawah55.08 109.74

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    19/24

    3.7.2 Operator Machining Welding

    3.9 Rekapitulasi PerhitunganManual Operator Welding

    3.7.3 Operator Repair Hidrolik

    3.10 Rekapitulasi PerhitunganManual Operator Pompa

    Kegiatan Gambar Sudut Kanan Kiri SkorPembersihan Area Las leher 54.43 54.43 kanan 7

    punggung 17.98 17.98 kiri 7Tangan Atat 53.45 22.7

    Tangan Bawah 89.15 72.56

    Pemnagmbilan Dioda leher 78.54 78.54 kanan 7punggung 30.79 30.79 kiri 7Tangan Atas 12.95 9.56

    Tangan Bawah 37.69 12.71

    Pengelasan leher 67.43 67.43 kanan 7punggung 20.21 20.21 kiri 6Tangan Atas 22.4 27.63

    Tangan Bawah 52.03 46.84

    Kegiatan Gambar Sudut KananAssembly Tahap 1 leher55.46 55.46 kanan

    punggung22.77 22.77 kiri 7Tangan Atat84.95 52.13

    Tangan Bawah153.15 105.23

    Assembly Tahap 2 leher42.65 42.65 kananpunggung25.46 25.46 kiri 7Tangan Atas52.95 79.6

    Tangan Bawah74.5 101.04

    Assembly Tahap 3 leher54.14 54.14 kananpunggung61.15 61.15 kiri 7Tangan Atas99.82 63.7

    Tangan Bawah45.8 117.65

    Assembly Tahap akhir leher79.8

    79.8

    kananpunggung29.48 29.48 kiri 7Tangan Atas68.05 50.55

    Tangan Bawah94.99 110.41

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    20/24

    3.7.4 Operator Repair Hidrolik

    3.11 Rekapitulasi Perhitungan ManualOperator Pompa

    4 Analisa Dan Pembahasan

    4.1 Analisa Skor Postur Kerja

    Operator Bubut

    Berdasarkan hasil perhitungan skorkerja operator bubut yang telahdilakukan dengan menggunakan

    software Catia VR15R7 ataupunsecara manual berdasarkan tabelRULA ( Rappid Upper Limb

    Assisment) dapat diketahui nilai skorkerja terkecil ada pada saat operatormelakukan assembly benda kerjadengan ragum tahap 1 dan 3sedangkan nilai skor tertinggi berada

    pada saat operator melakukanassembly tahap 4 dan pembubutandengan skor 6 yang artinya perludilakukan perubahan dan perbaikan di

    periode yang akan datang, berdasarkan pengamatan yang dilakukan dapatdiketahui yang menyebabkan nilai skor

    postur kerja operator bubutdikarenakan postur operator yangcenderung terlalu membungkuk padasaat operator melakukan assemblytahap 4, sedangkan nilai tertinggi lainyaitu pada saat operator melakukan

    proses pembubutan dikarenakan nilaisudut leher operator yang cenderung

    besar namun sudut punggung yangtegak sehingga resiko cidera kerja

    dapat terjadi pada bagian leheroperator jika perbaikan tidak segeradilakukan, perbaikan nilai postur kerjayang dapat dilakukan adalah dengancara membuat alat bantu yang sesuai

    Kegiatan Gambar Sudut Kanan Kiri SkorPengambilan Alat Pembersih leher 88.92

    88.92 kanan 6punggung 23.34

    23.34 kiri 6Tangan Atat 20.11

    66.37

    Tangan Bawah 23.12 6.27

    Pembersihan Tahap 1 leher 45.97 45.97 kanan 6punggung 10.3

    10.3 kiri 6Tangan Atas 37.16

    40.99

    Tangan Bawah 71.32 91.06

    Pembersihan Tahap 2 leher 64.66 64.66 kanan 4

    punggung 25.39 25.39kiri 4Tangan Atas 18.21

    7.04

    Tangan Bawah 70.11 93.12

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    21/24

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    22/24

    operator dapat lebih nyaman dan amandalam melakukan pekerjaannya,

    berdasarkan pengamatan yangdilakukan secara langsung, perbaikanyang dapat dilakukan untukmemperbaiki nilai skor postur kerja

    pada operator repair hidrolik adalahdengan cara membuat alat bantu

    berupa perancangan meja yangtingginya telah disesuaikan olehkeadaan operator dan terdapat tempatmenyimpan alat pembersih kerak aagaroperator tidak perlu mengambil ditempat lain dengan postur kerja yangcenderung menunduk

    5 Kesimpulan Dan Saran

    5.1 KesimpulanDari hasil pengamatan dan dan

    pengolahan data didapatkankesimpulan sebagai berikut:

    1. Perhitungan nilai postur kerja

    dengan menggunakan metodeRULA (Rappid Upper Limb

    Assisment) analysis dilakukandengan menggunakan software catia V15R7 dan manual yangdilakukan berdsarkan tabelRULA (Rappid Upper Limb

    Assisment), kegiatan yangditeliti untuk operatormachining bubut adalahassembly ragum tahap 1sampai dengan 4, operatormachining welding adalah

    pembersihan area yang akan dilas, pengambilan dioda dan

    pengelasan, operator repair

    pompa adalah assembly valve tahap 1 sampai dengan 4 danoperator repair hidrolik adalah

    pengambilan alat pembersihkerak dan oli dan pembersihanoli tahap 1 dan tahap 2.

    2. Skor postur kerja tertinggi padaoperator bubut adalah padaassembly tahap 2, 4 dan

    pembubutan dengan skor 6, pada operator welding setiapkegiatannya stabil dengan nilaiskor postur kerja 7, dan padaoperator repair pompa nilainyacenderung stabil dengan skor 7,sedangkan untuk operatorrepair hidrolik adalah pada saat

    pengambilan alat dan pembersihan tahap 1 denganskor 6

    3. Skor postur kerja tertinggi dari4 operator yang diteliti terdapat

    pada operator welding dan

    repair pompa, dengan nilai skor7 yang artinya perbaikan harussegera dilakukan saat itu jugaoleh pihak perusahaan agaroperator terhindar dari ciderakerja

    5.2 Saran1. Untuk mengurangi nilai skor

    postur kerja operator menjadilebih baik perlu dilakukanevaluasi kembali penempatanalat, mesin dan alat bantu kerjaagar operator merasa lebihnyaman dalam melakukan

    pekerjaannya

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    23/24

    2. Dalam pemilihan operatoruntuk pengoprasian suatumesin tertentu hendaknyadilakukan dengan penyesuaian

    postur tubuh operator yangakan bekerja sehingga operatortidak terlalu kesulitan untukmengoprasikan atau melakukanaktivitas lainnya.

    3. Pada penelitian selanjutnyadisarankan untuk menggunakanmetode yang lain, agar datayang didapatkan dapatdibandingkan antara data yangsatu dengan data lainnya

    4. Sebelum pengambilan datahendaknya lakukan briefing kepada operator yang akan diambil data postur kerjanya agaroperator tidak merasaterganggu pada saat proses

    pengambilan data.

    DAFTAR PUSTAKA

    Nurmianto, Eko Ir. Msc., EdisiPertama, 1996. Ergonomi

    Konsep Dasar dan Aplikasinya

    Guna Widya, Institut Teknologi

    sepuluh November, Surabaya

    Pullat, B.M. 1992. Fundamentals of

    Industrial Ergonomics . United

    States of America: Prentice HallInc.

    Prasetyo W., Bagus 2000. Evaluasi

    Ergonomi Dalam Desain

    Surabaya: Proceeding Seminar

    Nasional Ergonomi, Jurusan TI

    ITS

    Sutalaksana, Iftikar et all., 1979.

    Teknik Tata Cara Kerja

    Bandung: Jurusan Teknik

    Industri, ITB.

    Sritomo Wignjosoebroto, 1995,

    Ergonomi Studi Gerak dan

    Waktu. Guna Widya Jakarta.

    Setyaningrum, R., Soewardi, H., 2004,

    Analisis Postur Kerja

    Menggunakan Metode Rapid

    Upper Limb Assessme (RULA) ,

  • 8/10/2019 Perhitungan Postur Kerja RULA

    24/24

    Prosiding Seminar Nasional

    Viable Manufacturing System.

    143-146

    http://www.rula.co.uk/ ( Diakses Pada

    Tanggal 30 Mei 2013 )

    http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/http://www.rula.co.uk/