Top Banner
PERENCANAAN SISTEM DRAINASE STADION BUKIT LENGIS KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK Ardy Satriya, M. Janu Ismoyo, Dian Chandrasasi Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono No. 167 Malang 65145 Telp (0341)562454 Email: [email protected] ABSTRAK Dengan dibangunnya Stadion Bukit Lengis di Kecamatan Kebomas Kabupaten Gresik, maka perencanaan sistem drainase stadion harus direncanakan dengan baik. Perencanaan sistem drainase stadion terbagi menjadi dua, yaitu sistem drainase bawah permukaan dan sistem drainase permukaan. Langkah awal yang dilakukan dalam perencanaan drainase stadion adalah analisis hidrologi. Setelah itu, dilakukan perencanaan struktur tanah pada lapangan sepak bola. Setelah direncanakan struktur tanah pada lapangan sepak bola, dilakukan perencanaan pipa dibawah lapangan sepak bola. Setelah melakukan perencanaan sistem drainase bawah permukaan, dilakukan perhitungan debit limpasan untuk mendapatkan perencanaan sistem drainase permukaan. Selain debit limpasan, debit air kotor dari tribun juga diperhitungkan. Hasil perhitungan curah hujan rancangan dengan kala ulang 10 tahun distribusi Log Pearson III didapat besarnya 116,0114 mm. Untuk perencanaan struktur tanah dibawah lapangan sepakbola terdiri dari bahan pasir urug dan pupuk kandang, pasir murni, geokomposit, dan batu koral. Dibawah lapisan tersebut direncanakan pipa PVC AW Ø 2”. Untuk perencanaan sistem drainase permukaan, terdapat 3 saluran utama, yaitu saluran I direncanakan dengan dimensi lebar = 0,3 m dan tinggi = 0,7 m, saluran II direncanakan dengan dimensi lebar = 0,3 m dan tinggi = 0,45 m, dan saluran III direncanakan dengan dimensi lebar = 1,5 m dan tinggi = 1,5 m. Dan saluran pembuang rencana dari hasil debit total yang masuk sebesar 3,90856 m 3 /detik seharusnya direncanakan dengan dimensi lebar = 1,25 m dan tinggi = 1 m. Kata kunci: drainase, geokomposit, debit, pipa, saluran ABSTRACT With the construction of Bukit Lengis Stadium in subdistrict Kebomas, Gresik Regency, so the design of stadium drainage system must be planned well. Design of stadium drainage system divided into two, subsurface drainage system and surface drainage system. First step for design stadium drainage system is hydrology analysis. Then, design the substructure material in the football pitch. After design the substructure material, calculating the pipe design under the football pitch. After design the subsurface drainage, calculating the runoff discharge for design the surface drainage. Besides runoff discharge, calculating the dirty water discharge. Results of the Log Pearson III distribution rainfall design with 10 years period is 116,0114 mm. The substructure material consist of, sand and manure, pure sand, geocomposite, and coral rock. Under the substructure material applied the PVC AW pipe with Ø 2”. Results of the surface drainage is divided by 3 main channel, which is channel I planned with dimension: width (b) = 0,3 m and high (t) = 0,7 m, channel II planned with dimension: width (b) = 0,3 m and high (t) = 0,45 m, channel III planned with dimension: width (b) = 1,5 m and high (t) = 1,5 m. From the total discharge 3,90856 m 3 /s, the wastewater drainage channel should planned with dimension: width (b) = 1,25 m and high (t) = 1 m. Keywords: drainage, geocomposite, discharge, pipe, channel
14

perencanaan sistem drainase stadion bukit lengis kecamatan ...

Jan 23, 2017

Download

Documents

ngotuong
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: perencanaan sistem drainase stadion bukit lengis kecamatan ...

PERENCANAAN SISTEM DRAINASE STADION BUKIT LENGIS

KECAMATAN KEBOMAS KABUPATEN GRESIK

Ardy Satriya, M. Janu Ismoyo, Dian Chandrasasi

Jurusan Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Jalan MT. Haryono No. 167 Malang 65145 – Telp (0341)562454

Email: [email protected]

ABSTRAK

Dengan dibangunnya Stadion Bukit Lengis di Kecamatan Kebomas Kabupaten

Gresik, maka perencanaan sistem drainase stadion harus direncanakan dengan baik.

Perencanaan sistem drainase stadion terbagi menjadi dua, yaitu sistem drainase bawah

permukaan dan sistem drainase permukaan. Langkah awal yang dilakukan dalam

perencanaan drainase stadion adalah analisis hidrologi. Setelah itu, dilakukan perencanaan

struktur tanah pada lapangan sepak bola. Setelah direncanakan struktur tanah pada

lapangan sepak bola, dilakukan perencanaan pipa dibawah lapangan sepak bola. Setelah

melakukan perencanaan sistem drainase bawah permukaan, dilakukan perhitungan debit

limpasan untuk mendapatkan perencanaan sistem drainase permukaan. Selain debit

limpasan, debit air kotor dari tribun juga diperhitungkan. Hasil perhitungan curah hujan

rancangan dengan kala ulang 10 tahun distribusi Log Pearson III didapat besarnya

116,0114 mm. Untuk perencanaan struktur tanah dibawah lapangan sepakbola terdiri dari

bahan pasir urug dan pupuk kandang, pasir murni, geokomposit, dan batu koral. Dibawah

lapisan tersebut direncanakan pipa PVC AW Ø 2”. Untuk perencanaan sistem drainase

permukaan, terdapat 3 saluran utama, yaitu saluran I direncanakan dengan dimensi lebar =

0,3 m dan tinggi = 0,7 m, saluran II direncanakan dengan dimensi lebar = 0,3 m dan tinggi

= 0,45 m, dan saluran III direncanakan dengan dimensi lebar = 1,5 m dan tinggi = 1,5 m.

Dan saluran pembuang rencana dari hasil debit total yang masuk sebesar 3,90856 m3/detik

seharusnya direncanakan dengan dimensi lebar = 1,25 m dan tinggi = 1 m.

Kata kunci: drainase, geokomposit, debit, pipa, saluran

ABSTRACT

With the construction of Bukit Lengis Stadium in subdistrict Kebomas, Gresik

Regency, so the design of stadium drainage system must be planned well. Design of

stadium drainage system divided into two, subsurface drainage system and surface

drainage system. First step for design stadium drainage system is hydrology analysis.

Then, design the substructure material in the football pitch. After design the substructure

material, calculating the pipe design under the football pitch. After design the subsurface

drainage, calculating the runoff discharge for design the surface drainage. Besides runoff

discharge, calculating the dirty water discharge. Results of the Log Pearson III

distribution rainfall design with 10 years period is 116,0114 mm. The substructure

material consist of, sand and manure, pure sand, geocomposite, and coral rock. Under the

substructure material applied the PVC AW pipe with Ø 2”. Results of the surface drainage

is divided by 3 main channel, which is channel I planned with dimension: width (b) = 0,3

m and high (t) = 0,7 m, channel II planned with dimension: width (b) = 0,3 m and high (t)

= 0,45 m, channel III planned with dimension: width (b) = 1,5 m and high (t) = 1,5 m.

From the total discharge 3,90856 m3/s, the wastewater drainage channel should planned

with dimension: width (b) = 1,25 m and high (t) = 1 m.

Keywords: drainage, geocomposite, discharge, pipe, channel

Page 2: perencanaan sistem drainase stadion bukit lengis kecamatan ...

1. PENDAHULUAN

Sistem drainase dapat didefinisikan

sebagai serangkaian bangunan air yang

berfungsi untuk mengurangi atau

membuang kelebihan air dari suatu

kawasan atau lahan.

Sistem drainase stadion yang tidak

memadai menyebabkan air hujan yang

turun tidak dapat dialirkan dengan baik

dan lancar, sehingga terjadi genangan air

yang tinggi dan lama surutnya.

Stadion Bukit Lengis berada di

Jalan Veteran Kecamatan Kebomas

Kabupaten Gresik. Tepatnya berada di

kawasan Bukit Lengis seluas ±10,871 Ha.

1.1 Rumusan Masalah

Studi ini akan membahas tentang

masalah-masalah sebagai berikut :

1. Berapakah total air hujan yang turun

ke lapangan sepak bola dan debit

limpasan permukaan pada Stadion

Bukit Lengis Kecamatan Kebomas

Kabupaten Gresik?

2. Bagaimana perencanaan struktur

tanah pada lapangan sepak bola?

3. Bagaimana perencanaan sistem

drainase bawah permukaan pada

Stadion Bukit Lengis Kecamatan

Kebomas Kabupaten Gresik?

4. Bagaimana perencanaan sistem

drainase permukaan pada Stadion

Bukit Lengis Kecamatan Kebomas

Kabupaten Gresik?

5. Bagaimana analisis saluran pembuang

yang akan digunakan untuk

mengalirkan air ke luar stadion?

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan yang hendak dicapai dalam

studi ini adalah :

1. Untuk mengetahui berapa besar total

air hujan yang turun ke lapangan

sepak bola dan berapa besar debit

limpasan permukaan pada Stadion

Bukit Lengis Kecamatan Kebomas

Kabupaten Gresik.

2. Untuk mengetahui struktur lapisan

tanah pada lapangan sepak bola.

3. Untuk mengetahui mekanisme

perencanaan sistem drainase bawah

permukaan stadion.

4. Untuk mengetahui mekanisme

perencanaan sistem drainase

permukaan stadion.

5. Untuk mengetahui mekanisme

saluran pembuang dari perencanaan

sistem drainase stadion.

Manfaat studi ini yaitu memberikan

masukan atau informasi kepada Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik

dalam upaya perencanaan drainase

stadion dengan menggunakan bahan

geosintetik pada lapangan sepak bola.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Drainase Stadion

Sistem drainase stadion terbagi

menjadi dua bagain, yaitu sistem drainase

bawah permukaan dan sistem drainase

permukaan.

2.2. Analisa Hidrologi

2.2.1. Curah Hujan Harian Maksimum

Pengertian dari curah hujan harian

maksimum adalah jumlah curah hujan n

hari yang paling maksimum terjadi dalam

satu tahun, dimana n adalah jumlah hari.

2.2.2 Uji Konsistensi Data Hujan

Dalam melakukan uji konsistensi

data hujan dengan satu stasiun

pengamatan, metode yang digunakan

adalah Rest Adjusted Partial Sums

(RAPS). Rumus Umum (Sri Harto Br,

1983 : 59):

Sk* =

Dy2 =

Sk** =

2.2.3. Curah Hujan Rancangan

Hujan rancangan maksimum adalah

curah hujan terbesar tahunan yang

mungkin terjadi di suatu daerah dengan

kala ulang tertentu, yang dipakai sebagai

dasar perhitungan perencanaan suatu

dimensi bangunan. Berbagai metode yang

dapat dipakai dalam menganalisa curah

hujan rancangan antara lain distribusi

Gumbel, Log Normal, Log Pearson III,

dan lain–lain. Untuk menentukan macam

n

in

rata)-Yrata-(Yi 2

n

rata)-Yrata-(Yi 2

n

in

Dy

*Sk

Page 3: perencanaan sistem drainase stadion bukit lengis kecamatan ...

analisa frekuensi, perlu dihitung

parameter-parameter statistik seperti

koefisien Cs, Cv, Ck. Syarat untuk

distribusi (Limantara, 2009: 58):

1. Gumbel : Ck =5,4 dan Cs =1,14

2. Log Normal : Cs = 0 dan Ck = 3

3. Log Pearson III: Ck dan Cs bebas

2.2.4. Uji Kesesuaian Distribusi

2.2.4.1. Uji Chi-Square

Uji ini digunakan untuk menguji

simpangan secara vertikal apakah

distribusi pengamatan dapat diterima

secara teoritis. Langkah-langkahnya

adalah :

a. Menghitung selisih data curah hujan

perhitungan (Xt) dengan nilai data

curah hujan hasil pengamatan (Xe).

b. Selisihnya dikuadratkan lalu dibagi

nilai tiap tahunnya lalu dijumlahkan

untuk beberapa tahun. Nilai ini

disebut X2 hit.

c. Harga X2hit dibandingkan dengan

harga X2Cr dari tabel Chi Kuadrat

dengan dan jumlah data (n)

tertentu. Apabila X2hit < X2Cr maka

hipotesa distribusi dapat diterima.

2.2.4.2. Uji Smirnov-Kolmogorov

Uji Smirnov-Kolmogorov ini

akan membandingkan hargamaks

dengan suatu harga kritis yang ditentukan

berdasarkan jumlah data dan batas nilai

simpangan data. Bila maks < kritis,

hipotesa tersebut dapat diterima.

2.3 Sistem Drainase Bawah

Permukaan

2.3.1 Umum

Lapangan olah raga harus

mempunyai sistem pembuangan air yang

bagus, karena ini sangat penting untuk

menunjang kelancaran kegiatan olah

raga. Guna membuang air ke luar stadion

biasanya pada lapangan digunakan

drainase bawah permukaan (subsurface

drainage), sedang untuk mencegah air

dari luar masuk ke stadion, dibuat

selokan terbuka pada luar stadion.

2.3.2 Perencanaan Sistem Drainase

Bawah Permukaan

Faktor–faktor yang diperhatikan

dalam perencanaan drainase bawah

permukaan adalah (Prodjopangarso,

1987):

1. Perencanaan struktur dan

permeabilitas tanah

2. Perencanaan geokomposit

3. Laju infiltrasi

4. Jarak pipa (drain spacing)

5. Diameter pipa

6. Debit maksimum yang dilayani tiap

pipa

2.3.2.1 Struktur Tanah Lapangan Bola

Dalam pengoperasian sistem

drainase menggunakan geokomposit ini,

dipakai sistem gravitasi dimana air

mengalir menuju elevasi yang lebih

rendah.

Gambar 1 Perencanaan struktur tanah

Sumber : Prodjopangarso, 1987

2.3.2.2 Geokomposit

Geokomposit merupakan suatu

bahan geosintetik yang merupakan

kombinasi dari bahan-bahan geotekstil

(teranyam dan tidak teranyam), geogrid,

geonets, dan geomembran.

2.3.2.3 Ketebalan Geokomposit

Untuk mengetahui berapa

ketebalan geokomposit yang akan

digunakan, harus dihitung terlebih dahulu

besarnya beban yang berada diatas

lapisan geokomposit tersebut.

Gambar 2 Grafik Geokomposit

Sumber : Koerner, 1989 : 555

Page 4: perencanaan sistem drainase stadion bukit lengis kecamatan ...

2.3.2.4 Koefisien Permeabilitas Tanah

Untuk nilai k pada tanah yang

berlapis – lapis dan arah alirannya

vertikal digunakan kv(cq) dengan

persamaan (Braja M Das, 1998: 92) :

kv(eq) =

dengan :

k = koefisien permeabilitas (cm/detik)

h = ketebalan lapisan tanah (cm)

2.3.2.5 Laju Infiltrasi

Infiltrasi adalah proses aliran air

(umumnya berasal dari curah hujan)

masuk ke dalam tanah. Perhitungan laju

infiltrasi dapat dirumuskan (Chay Asdak,

2010 : 236):

R = P x C dengan :

R = laju infiltrasi (mm/hari)

P = curah hujan (mm/hari)

C = koefisien resapan daerah kajian(%)

2.3.2.6 Kecepatan Resap Tanah

Kecepatan resap tanah sangat

ditentukan oleh kemampuan tanah dalam

meresapkan air atau dalam hal ini adalah

koefisien permeabilitas tanah. Sehingga

dapat dirumuskan (Braja M.

Das,1998:81):

V = q / n

dengan :

V = kecepatan resap tanah (mm/hari)

q = laju infiltrasi (mm/hari)

n = porositas tanah

2.3.2.7 Porositas Tanah

Angka pori didefinisikan sebagai

perbandingan antara volume pori dan

volume butiran padat. Maka, hubungan

antara angka pori dengan porositas tanah

dapat dirumuskan (Braja M.

Das,1998:31):

n = e / (1+e)

dengan :

n = porositas tanah

e = angka pori

2.3.2.8 Jarak Pipa

Dalam merencanakan jarak pipa,

coba pandang suatu sistem drainase

dimana jarak antara pipa L meter, diatas

impervious layer setinggi a, dan b adalah

ketinggian maksimum water table diatas

impervious layer. Dengan berlaku hukum

Darcy :

Qy = k.y (dy/dx)

Gambar 3 Sket definisi jarak pipa drain

Dari gambar diatas, dengan

menggunakan rumus Dupuit dapat

dirumuskan :

L =

dengan :

L = jarak antar pipa (m)

k = koefisien permeabilitas tanah

(mm/hari)

v = laju infiltrasi (mm/hari)

b = ketinggian maksimum water table

diatas impervious layer (m)

a = Ketinggian air dalam pipa ke lapisan

kedap (m)

2.3.2.9 Kapasitas Pipa Drain

Dalam perhitungan kapasitas

pipa drainase, meskipun tanah bersifat

homogen namun dikhawatirkan tetap

akan terjadi aliran lateral pada lapisan

tanah. . Sehingga perencanaan kapasitas

pipa drainase tersebut bisa digambarkan:

Gambar 4 Sket Kapasitas Pipa Drain

LAPISAN KEDAP AIR

PERMUKAAN LAPANGAN SEPAK BOLA

L ab

LAPISAN KEDAP AIR

KAPASITAS PIPA DRAIN

L

V Sin aV Sin a

L

........

3

3

2

2

1

1

H

nk

nh

k

h

k

h

k

h

)2a2(bv

k2

Page 5: perencanaan sistem drainase stadion bukit lengis kecamatan ...

Dari Gambar 4, maka dapat

dihitung debit yang dialirkan oleh pipa

untuk setiap satuan luas permukaan tanah

(Prodjopangarso, 1987 : 46):

q = 4/5.n.V. Sin2 α

dengan:

q = debit yang dialirkan oleh pipa untuk

setiap satuan luas (m/hari)

n = porositas tanah

v = kecepatan resap tanah (mm/hari)

α = sudut aliran lateral

2.3.2.10 Diameter Pipa

Dalam perencanaan dimensi

pipa, berlaku hukum kontinuitas. Dimana

debit adalah perkalian antara kecepatan

dengan luas penampang pipa ataupun

saluran. Maka, hukum kontinuitas

tersebut dapat dirumuskan :

Q = V.A

dengan :

Q = debit pipa (m3/detik)

V = kecepatan aliran dalam pipa(m/detik)

A = luas penampang pipa (m2)

2.3.2.11 Koefisien Manning Pipa

Harga koefisien Manning (n)

ditetapkan berdasarkan pada bahan yang

membentuk tubuh saluran. Dalam hal ini

saluran berupa pipa PVC dengan harga n

berkisar antara 0,013 – 0,015 (Anonim,

1997). Pipa PVC yang digunakan untuk

saluran drainase bawah tanah adalah pipa

yang berbentuk gelombang beralur – alur

yang dilubangi kecil – kecil.

2.4 Sistem Drainase Permukaan

2.4.1 Umum

Stadion adalah sebuah bangunan

yang umumnya digunakan untuk

menyelenggarakan acara olahraga dan

konser, di mana di dalamnya terdapat

lapangan atau pentas yang dikelilingi

tempat berdiri atau duduk bagi penonton.

Selain itu, dalam area stadion tentunya

memiliki bangunan penunjang lain.

Seperti track atletik, area lompat galah,

dan tribun penonton.. Maka dari itu

diperlukan sistem drainase yang baik agar

tidak menggenangi areal stadion.

2.4.2 Perencanaan Sistem Drainase

Permukaan

Dalam melakukan perencanaan

sistem drainase permukaan, hal–hal yang

perlu diperhatikan dalam perencanaan ini

adalah (Suripin, 2004):

1. Debit Limpasan

2. Koefisien Pengaliran

3. Penampang Hidrolika

4. Kemiringan Dasar Saluran

5. Koefisien Manning

6. Kecepatan Ijin

2.4.2.1 Debit Limpasan

Untuk mendapatkan kapasitas

saluran drainase, terlebih dahulu harus

dihitung jumlah air hujan dan jumlah air

kotor atau buangan yang akan dibuang

melalui saluran drainase tersebut.

Besarnya debit limpasan dapat dihitung

dengan rumus berikut (Suripin, 2004:

79):

Q = 0,002778 C.I.A

dengan :

Q = debit limpasan (m3/dt)

C = koefisien pengaliran

I = intensitas hujan rerata selama waktu

tiba banjir (mm)

A = luas daerah aliran (ha)

2.4.2.2 Intensitas Hujan

Intensitas hujan didefinisikan

sebagai tinggi curah hujan per satuan

waktu. Untuk mendapatkan intensitas

hujan selama waktu konsentrasi

digunakan rumus Mononobe sebagai

berikut (Suripin, 2004 : 68):

I = (R24 / 24) x (24 / tc)2/3

dengan :

I = intensitas hujan selama waktu

konsentrasi (mm/jam)

R24= curah hujan maksimum harian

dalam 24 jam (mm)

Tc = waktu konsentrasi (jam)

2.4.2.3 Waktu Konsentrasi

Waktu konsentrasi adalah waktu

yang diperlukan oleh air hujan yang jatuh

untuk mengalir dari titik terjauh sampai

titik keluaran air. Besarnya waktu

konsentrasi dihitung dengan

menggunakan rumus Kirpich berikut

(Suripin,2004:82):

Page 6: perencanaan sistem drainase stadion bukit lengis kecamatan ...

Tc = [(0,87 x L2) / (1000 x S)]0,385

dengan :

Tc = waktu konsentrasi (jam)

L = panjang aliran (km)

S = kemiringan rerata (%)

2.4.2.4 Koefisien Pengaliran

Untuk menentukan harga

koefisien pengaliran suatu daerah yang

terdiri dari beberapa jenis tata guna lahan

dapat ditentukan dengan mengambil

harga rata–rata koefisien pengaliran pada

setiap tata guna lahan, yaitu dengan

memperhitungkan bobot masing–masing

bagian sesuai dengan luas daerah yang

diwakili (Suhardjono,1984):

Cm = AnAA

AnCnACAC

..........21

........2.21.1

Cm =

n

i

n

i

Ai

AiCi

1

1

.

dengan:

Cm = koefisien pengaliran rata-rata

C1,C2,…,Cn = koefisien pengaliran

yang sesuai dengan kondisi permukaan

A1,A2,…,An = luas daerah pengaliran

yang disesuaikan kondisi pemukaan

2.4.2.5 Penampang Hidrolika

Bentuk saluran yang akan

digunakan adalah dengan penampang

persegi empat. Saluran drainase ada 2

macam, yaitu :

1. Saluran tertutup

2. Saluran terbuka

2.3.2.6 Kemiringan Dasar Saluran

Kemiringan dasar saluran

direncanakan sedemikian rupa, sehingga

dapat memberikan pengaliran secara

gravitasi dengan batas kecepatan

minimun tidak terjadi pengendapan-

pengendapan.

2.3.2.7 Koefisien Manning

Koefisien Manning (n)

merupakan nilai kekasaran dari

penampang saluran yang dipengaruhi

oleh bahan pembentuk dinding dan dasar

saluran seperti misalnya saluran tanah,

saluran berdinding pasangan beton dan

dasar tanah, saluran berdinding pasangan

batu kali diplester dan dasar tanah

ataupun bermacam–macam bahan

pembentuk saluran lainnya.

2.3.2.8 Kecepatan Aliran

Kecepatan aliran berpengaruh

langsung pada stabilitas saluran dan

sedimentasi yang mungkin timbul.

2.4.3 Debit Air Kotor

Air buangan merupakan air sisa

atau bekas dari air yang dimanfaatkan

untuk kepentingan sehari-hari. Untuk

fasilitas sosial, pemerintahan dan

perdagangan air buangan yang masuk ke

saluran pengumpul air buangan

diperkirakan sebesar 70–90 % dari

kebutuhan air bersih. Untuk

memperkirakan jumlah debit air kotor,

dapat dirumuskan (Suhardjono,1984:21) :

Kebutuhan air bersih maksimum:

(Qab) = Qam x f

(2 - 44)

dengan :

Qam= konsumsi air baku untuk setiap jiwa

per hari (liter/orang/hari)

f = faktor maksimum kebutuhan air (f)

= 1,15-1,20

Kemudian, untuk mencari debit rata –

rata air kotor pada tiap tribun stadion:

Debit rata-rata air kotor:

(Qrt) = P x Qab x 0,90

dengan :

P = jumlah penonton

Qab = kebutuhan air bersih maksimum

(liter/orang/hari)

0,9 = prosentase air buangan maksimum

untuk fasilitas sosial

2.5 Perencanaan Saluran Pembuang

2.5.1 Dimensi Saluran

Untuk menghitung kapasitas

saluran pembuang, dipakai rumus

Manning sebagai berikut:

Q = A X V

V = 1

𝑛 𝑅

2

3 𝑆1

2

dimana :

Q = kapasitas saluran (m3/dt)

A = Luas penampang (m2)

V = Kecepatan aliran rata – rata (m/detik)

n = Koefisien kekasaran Manning

R = Jari–jari hidrolis (m)

S = kemiringan dasar saluran

Page 7: perencanaan sistem drainase stadion bukit lengis kecamatan ...

3. METODE PERENCANAAN

3.1. Daerah Studi

Studi perencanaan ini dilakukan di

Jalan Veteran Kecamatan Kebomas

Kabupaten Gresik. Tepatnya berada di

kawasan Bukit Lengis seluas ±10,871 Ha.

Gambar 5 Peta Lokasi Studi

3.1.1 Kondisi Topografi

Kondisi topografi dimaksudkan

sebagai keadaan tinggi rendahnya suatu

daerah yang merupakan salah satu faktor

yang sangat mempengaruhi perencanaan

pembangunan saluran drainase.

3.1.2 Kondisi Hidrologi

Kondisi hidrologi dimaksudkan

sebagai keadaan curah hujan di

Kabupaten Gresik yang ditinjau atau

diukur dari adanya stasiun penakar hujan

yang ada di Kabupaten Gresik.

3.1.3 Kondisi Geologi

Kondisi geologi dimaksudkan

sebagai keadaan struktur tanah pada

daerah kajian yaitu kawasan Bukit

Lengis.

3.2 Sistematika Penyusunan Skripsi

Tahapan–tahapan penyusunan

skripsi dimulai dari tahap pengumpulan

data, pengolahan data, dan diakhiri

dengan tahap studi perencanaan.

a. Pengumpulan data :

1. Data curah hujan harian

maksimum berasal dari stasiun

hujan Bunder Gresik. Data curah

hujan yang digunakan selama 11

tahun mulai tahun 2004 – 2014.

2. Data layout Stadion Bukit Lengis.

3. Data layout topografi.

4. Data koefisien permeabilitas

tanah dasar lokasi.

b. Pengolahan data

1. Menghitung curah hujan

rancangan dengan kala ulang 11

tahun.

2. Melakukan uji kesesuain

distribusi frekuensi dengan uji

Chi Kuadrat dan uji Smirnov-

Kolmogorov.

c. Perencanaan sistem drainase bawah

permukaan

1. Perencanaan struktur tanah

dengan menggunakan

geokomposit.

2. Menghitung tebal geokomposit.

3. Hitung koefisien permeabilitas

equivalen yang digunakan untuk

perhitungan laju infiltrasi dan

jarak antar pipa.

4. Perhitungan porositas tanah dan

kecepatan resap tanah untuk

mendapatkan kapasitas pipa drain.

5. Perhitungan dimensi pipa yang

akan digunakan.

d. Perencanaan sistem drainase

permukaan

1. Dalam melakukan perhitungan

debit limpasan harus dicari

terlebih dahulu koefisien

pengaliran, luas daerah aliran,

kemiringan lahan dan panjang

aliran menuju saluran rencana.

2. Perencanaan hidrolika yang

mencakup dimensi dan kapasitas

saluran.

e. Perhitungan debit air kotor

1. Setelah diketahui jumlah

penonton, maka dilakukan

perhitungan kebutuhan air

maksimum per orang yang

dikalikan dengan prosentase

pengeluaran air pada fasilitas

umum seperti stadion.

f. Analisis saluran pembuang

1. Hasil perhitungan debit total akan

dicocokkan dengan kapasitas

saluran drainase Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Gresik.

LOKASI STUDI :

KECAMATAN

KEBOMAS

Page 8: perencanaan sistem drainase stadion bukit lengis kecamatan ...

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Hidrologi

4.1.1 Curah Hujan Harian

Maksimum

Data curah hujan yang digunakan

dalam studi ini diperoleh dari Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik

Bidang Pengairan yang berupa hujan

harian selama 11 (sebelas) tahun

pengamatan yaitu dari tahun 2004 sampai

dengan tahun 2014. Dari hasil analisis

data, dapat dilihat data terurut dari kecil

ke besar pada Tabel 1.

Tabel 1 Curah Hujan Harian Maksimum

No Tahun Curah Hujan Harian

Maksimum (mm/hari)

1 2007 70

2 2012 72

3 2008 76

4 2004 77

5 2005 84

6 2009 85

7 2013 93

8 2014 100

9 2011 103

10 2010 103

11 2006 150

Jumlah 1013

Rerata 92,09

Sumber: Hasil perhitungan

4.1.2 Uji Konsistensi Data Hujan

4.1.2.1 Pengujian RAPS

Tabel 2 Uji RAPS

No Tahun Hujan

Sk* Dy2 Sk** [Sk**]

mm/hr

1 2004 77 227,74 20,70 10,526 10,526

2 2005 84 65,46 5,95 3,026 3,026

3 2006 150 3353,46 304,86 155 155

4 2007 70 488,01 44,36 22,556 22,556

5 2008 76 258,92 23,54 11,967 11,967

6 2009 85 50,28 4,57 2,324 2,324

7 2010 103 119,01 10,82 5,501 5,501

8 2011 103 119,01 10,82 5,501 5,501

9 2012 72 403,64 36,69 18,657 18,657

10 2013 93 0,830 0,08 0,038 0,038

11 2014 100 62,55 5,69 2,891 2,891

Jumlah 1013

468,08

Rerata 92,09

Sumber: Hasil perhitungan

diketahui :

n = 11

Sk** maks = 155

Sk** min = 0,038

Q = maks = 155,00

R = Maks Sk** – min Sk**

=155,00 – 0,038 =154,962

Q/(n0.5) = 155/(110,5) = 46,734

R/(n0.5) = 154,962/(110,5) = 46,723

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dan

dibandingkan dengan nilai statistik

dengan data hujan n = 11 tahun, syarat

Q/(n0.5) = 1,29 dan R/(n0.5) = 1,38,

sedangkan hasil perhitungan Q/(n0.5) =

46,734 dan R/(n0.5) = 46,723 sehingga

dapat disimpulkan data tidak konsisten.

Maka dilakukan penggambaran data

hujan terurut. Setelah dilakukan

penggambaran, diketahui bahwa data

hujan pada tahun 2006 dengan curah

hujan 150 mm mengalami kenaikan yang

ekstrim, sehingga dilakukan perhitungan

uji konsistensi data terhadap data yang

menyimpang tersebut. Dari hasil

perhitungan uji konsistensi data, data

hujan pada tahun 2006 sebesar 150 mm

yang menyimpang, diubah menjadi

135,6087 mm. Sehingga data tersebut

yang akan digunakan dalam perhitungan

curah hujan rancangan.

4.1.3 Curah Hujan Rancangan

Dari hasil perhitungan Cs dan Ck

untuk beberapa distribusi, diketahui

bahwa hanya distribusi log Pearson III

yang memenuhi syarat. Sehingga curah

hujan rancangan yang digunakan sebagai

dasar perencanaan adalah distribusi log

Pearson III.

Tabel 3 Hujan Rancangan Log Perason

III

Kala

Ulang

(Tr)

Pr

(%) G Log X

R rancangan

(mm)

2 50 -0,1321 1,9387 86,8297

5 20 0,77995 2,0168 103,9535

10 10 1,33601 2,0645 116,0114

25 4 1,99312 2,1208 132,0754

50 2 2,45321 2,1603 144,6296

Sumber: Hasil perhitungan

**Sk

Page 9: perencanaan sistem drainase stadion bukit lengis kecamatan ...

4.1.4 Uji Kesesuaian Distribusi

4.1.4.1 Uji Chi-Square Dari perhitungan yang dilakukan,

diperoleh nilai X2 hitung = 5,82. Untuk α

= 5 % dan DK=2, pada tabel nilai kritis

untuk uji Chi-Square diperoleh X2cr =

5,991. Karena X2 hitung < X

2 cr, maka

hipotesanya diterima.

4.1.4.2 Uji Smirnov-Kolmogorov Dari perhitungan yang dilakukan,

diperoleh nilai Dmax = 0,086. Untuk α 5%

dan n = 11, pada tabel nilai kritis untuk uji

Smirnov-Kolmogorov didapat Dcr = 0,391.

Karena Dmax<Dcr, maka distribusinya

diterima.

4.2 Perencanaan Sistem Drainase

Bawah Permukaan

4.2.1 Drainase Lapangan Sepak Bola

4.2.1.1 Perencanaan Struktur Tanah

Struktur tanah lapangan bola di

bawah rumput :

1. Pasir urug dan pupuk kandang (4:1)

15 cm.

2. Pasir urug setebal 10 cm.

3. Pasir murni setebal 5 cm.

4. Batu koral diameter 3-10 mm tebal

lapisan 5 cm.

5. Batu koral diameter 10-20 mm tebal

lapisan 20 cm.

6. Lapisan geokomposit

7. Saluran Pipa

8. Tanah Dasar lokasi

4.2.1.2 Hidrolika Geokomposit

Geokomposit yang digunakan

adalah poly-flex composite yang

diproduksi oleh American Wick Drain

dengan nama produk Exceldrain EX-T.

Dari grafik hubungan ketebalan dan

beban geokomposit, didapat beban total

diatas rencana letak geokomposit sebesar

114,97203 lb/ft2 maka didapat ketebalan

geokompositnya adalah 0,4461 inch atau

sama dengan 1,13309 cm. Dari hasil

perencanaan struktur tanah dengan

menggunakan geokomposit, maka

direncanakan kedalaman pipa berada 0,57

meter dari permukaan tanah.

4.2.1.3 Perhitungan Koefisien

Permeabilitas Tanah Equivalen

Berdasarkan hasil perencanaan

struktur tanah, maka dihitung koefisien

permeabilitas tanah equivalen dengan

menggunakan rumus:

kv(eq) =

kv(eq) = 9,29744 x 10-4 cm/detik

kv(eq) = 803,29912 mm/hari

4.2.1.4 Perhitungan Laju Infiltrasi

Untuk perhitungan laju infiltrasi,

didapat:

R = R24 x C

R = 116,0114 mm/hari x 100%

R = 116,0114 mm/hari

4.2.1.5 Perhitungan Jarak Pipa

Dengan menggunakan rumus dupuit :

L =

L = 3,99859 meter = 4 meter

4.2.1.6 Perhitungan Porositas Tanah

Sehingga perhitungan porositas

tanahnya :

n =

n = 0,31035

4.2.1.7 Perhitungan Kecepatan Resap

Tanah

Setelah dilakukan perhitungan

laju infilrasi dan porositas tanah, maka

dapat dihitung kecepatan resap tanah

dengan :

V =

V = 373,80828 mm/hari

4.2.1.8 Perhitungan Kapasitas Pipa

Drain

Untuk Perhitungan Kapasitas pipa

drain:

Tan α = = = 0,285

α = 15,90755

Sin2 α = 0,07512

Maka dapat dihitung debit yang dialirkan

oleh pipa untuk setiap satuan luas

permukaan tanah :

q = 4/5.n.V. Sin2 α

q = 4/5. 0,31035. 373,80828. 0,07512

q = 6,97182 mm/hari

3

20

1

5

1905,0

13309,1

001,0

5

0002,0

10

0028,0

15

56,13309

)22,432(2,54601116,0114

803,299122

0,45 1

0,45

31035,0

116,0114

L5,0

h

4.5,0

0,57

Page 10: perencanaan sistem drainase stadion bukit lengis kecamatan ...

q = 0,00697182 m/hari

dengan panjang pipa 36,45 m (pipa

terpanjang menuju saluran I rencana) dan

jarak antar pipa 4 m, debit yang dialirkan

adalah :

Q = q.L.P

Q = 0,00697182 x 4 x 36,45

Q = 1,0165 m3/hari

Q = 1,1765 x 10-5 m3/detik

4.2.1.9 Perhitungan Diameter Pipa

Drain

Diketahui:

Koefisien Manning (n)= 0,015

Kemiringan =0,002 (rencana) Q = V x A

Q = 1/n. R2/3.S1/2. A

1,1765 x 10-5 = (1/0,015). (A/P)2/3.(0,002)1/2. (πr2)

1,1765 x 10-5 = (66,6667). (πr2/2πr)2/3(0,0447).(3,14. r2)

1,1765 x 10-5 = (9,361676). (0,5r)2/3. r2

1,1765 x 10-5 = 4,68084. r8/3

r8/3 = 1,1765 x 10-5 / 4,68084

r8/3 = 2,51344.10-6 m

r = 7,945.10-3 m

d = 0,01589 m

d = 1,589 cm

asumsi air 1/3h : d = 1,589 cm x 3 = 4,767 cm

Sehingga pipa yang digunakan dilubangi

di bagian atas pipa, dengan ukuran yang

paling mendekati adalah pipa PVC

dengan diameter 2 inch atau sama dengan

5,08 cm.

4.3 Perencanaan Sistem Drainase

Permukaan

4.3.1 Perencanaan Sistem Drainase

Menuju Saluran I

Perhitungan debit limpasan pada

saluran I dimana ada debit limpasan track

atletik dan debit limpasan area galah.

Diketahui data–data :

A track atletik = 0,065704606 ha

A area galah = 0,003158802 ha

Track atletik (C) = 0,9 (data)

Area galah (C) = 0,1 (data)

S track atletik = 0,008 (data)

S area galah = 0,004 (data)

L track atletik = 0,009790 km

L area galah = 0,008136 km

1. Debit limpasan track atletik

a. Perhitungan waktu konsentrasi Tc = [(0,87xL2)/(1000xS)]0,385

Tc =[(0,87x 0,009792)/(1000x0,008)]0,385

Tc = 0,01208 jam

b. Perhitungan intensitas hujan

I = (R24 / 24) x (24 / tc)2/3

I = (116,0114/24) x (24/0,01208)2/3

I = 764,09078 mm/jam

c. Perhitungan debit limpasan

Q = 0,002778 C.I.A

Q = 0,002778x0,9x764,09078 x0,065704

Q = 0,12551 m3/dtk

2. Debit limpasan area galah

a. Perhitungan waktu konsentrasi Tc = [(0,87 x L2) / (1000 x S)]0,385

Tc = [(0,87x0,0081362)/(1000x0,004)]0,385

Tc = 0,01367 jam

b. Perhitungan intensitas hujan

I = (R24 / 24) x (24 / tc)2/3

I = (116,0114 / 24) x (24 / 0,01367)2/3

I = 703,29591 mm/jam

c. Perhitungan debit limpasan

Q = 0,002778 C.I.A

Q = 0,002778x0,1x703,2959x 0,0031588

Q = 0,000617 m3/dtk

3. Debit limpasan total =0,12551+0,000617

Debit limpasan total =0,12613 m3/dtk

Hasil perhitungan debit limpasan tersebut

kemudian ditambahkan dengan debit pipa

dari lapangan sepakbola sehingga debit

total Q = 0,12629 m3/detik. Dari hasil

trial perhitungan, direncanakan bahwa

slope saluran adalah 0,0015 dengan

panjang saluran I maksimum 60,427

meter didapat dimensi saluran : lebar (b)

= 0,3 m dan tinggi (h) = 0,7 m.

4.3.2 Perencanaan Sistem Drainase

Menuju Bak Penampung Saluran

I

Dari hasil perhitungan didapat

debit total yang masuk ke tiap–tiap bak

penampung adalah 0,20977 m3/detik.

Rencana bak penampung :

Panjang = 1 meter

Lebar = 0,3 meter

Tinggi = 0,8 meter

Maka, volume bak = 1 x 0,3 x 0,8

= 0,24 m3

4.3.3 Perhitungan Kapasitas dan

Dimensi Pipa Menuju Box

Penampung Saluran II

Dengan debit dari bak penampung

sebesar 0,20977 m3/detik, maka dimensi

pipa dengan diameter 35,56 cm = 14 inch

dapat digunakan untuk mengalirkan air

menuju box penampung saluran II.

Digunakan pipa sebanyak 2 buah.

Page 11: perencanaan sistem drainase stadion bukit lengis kecamatan ...

4.3.4 Perencanaan Sistem Drainase

Menuju Saluran II

Perhitungan debit limpasan pada

saluran II dimana ada debit limpasan

track pasir, rumput, dan paving.

Diketahui:

L (panjang aliran terjauh) =0,017482 km

S (kemiringan)= 0,04 (data)

A1 pasir = 0,029409835 ha

A2 rumput = 0,050815798 ha

A3 paving = 0,014329021 ha

C1 pasir = 0,1

C2 rumput = 0,2

C3 paving = 0,6

Perhitungan koefisien limpasan

gabungan : Cgabungan = (A1x C1) + (A2 x C2) + (A3 x C3)

Atotal

Cgabungan = (294,09835 x 0,1) + (508,15798 x 0,2) + (143,29021 x 0,6)

945,54645

Cgabungan = 0,229513354

Perhitungan waktu konsentrasi Tc = [(0,87 x L2) / (1000 x S)]0,385

Tc = [(0,87 x 0,0174822) /(1000 x 0,04)]0,385

Tc = 0,01016 jam

Perhitungan intensitas hujan I = (R24 / 24) x (24 / tc)2/3

I = (116,0114 / 24) x (24 / 0,01016)2/3

I = 857,60164 mm/jam

Perhitungan debit limpasan Q = 0,002778 C.I.A Q = 0,002778x0,2295133x857,60164 x 0,09455

Q = 0,05169 m3/dtk

Hasil perhitungan debit limpasan diatas

adalah debit paling besar yang masukke

saluran II. Sehingga dijadikan dasar

perencanaan dimensi. Dengan debit

sebesar Q = 0,05169 m3/dtk serta dengan

kemiringan rencana 0,003, dengan

panjang saluran II maksimum menuju

box penampung 71,88 meter maka

didapat dimensi saluran : lebar (b) = 0,3

m dan tinggi (h) = 0,45 m.

4.3.5 Perencanaan Box Penampung

Saluran II

Dari hasil perhitungan didapat

debit total paling besar yang masuk ke

box penampung saluran II adalah

0,32679 m3/dtk. Rencana dimensi box

penampung:

Panjang = 1,0 meter

Lebar = 0,5 meter

Tinggi = 1,0 meter

Maka, volume box = 1,0 x 0,5 x 1

= 0,5 m3

4.3.6 Perhitungan Kapasitas dan

Dimensi Pipa Menuju Saluran III

Dengan debit dari box penampung

paling besar 0,32679 m3/detik, maka

dimensi pipa dengan diameter 45,72 cm =

18 inch dapat digunakan untuk

mengalirkan air dari box penampung

saluran II menuju saluran III. Digunakan

pipa sebanyak 2 buah.

4.3.7 Perencanaan Sistem Drainase

Menuju Saluran III

Debit yang harus dihitung berasal

dari debit limpasan pada atap tribun

stadion ditambahkan dengan hasil

perhitungan debit pada tiap-tiap box

penampung saluran II. Sehingga didapat

total debit yang masuk menuju saluran III

sebesar 1,95428 m3/detik. Dari hasil trial

perhitungan, direncanakan bahwa slope

saluran adalah 0,0005 dengan panjang

saluran III 448,7013 meter didapat

dimensi saluran : lebar (b) = 1,5 m dan

tinggi (h) = 1,5 m.

4.4 Analisis Saluran Pembuang

Total debit dari saluran III adalah

sebesar 3,90856 m3/detik. Sebelum

masuk ke saluran pembuang air masuk

menuju tampungan saluran III dengan

dimensi:

Panjang = 1,5 meter

Lebar = 1,5 meter

Kedalaman = 2,0 meter

Maka, volume tampungan = 1,5x2,0 x 1,5

= 4,5 m3

Dari tampungan tersebut, air akan

masuk menuju saluran pembuang. Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik telah

merencanakan saluran drainase baru

akibat tambahan buangan air dari

dibangunnya Stadion Bukit Lengis. Data

yang diperoleh dari Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Gresik merencanakan

saluran pembuang stadion dengan:

Lebar saluran pembuang : 1,00 meter

Tinggi saluran pembuang : 1,00 meter

Dari hasil trial perhitungan, diperoleh

bahwa saluran yang direncanakan oleh

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten

Page 12: perencanaan sistem drainase stadion bukit lengis kecamatan ...

Gresik dengan dimensi lebar = 1 meter,

tinggi = 1 meter,dan slope rencana 0,015

tidak cukup untuk menampung debit hasil

perhitungan sebesar 3,90856 m3/detik.

Setidaknya, saluran rencana yang

digunakan adalah dengan lebar = 1,25

meter dan tinggi = 1 meter. Maka dari itu,

diberikan rekomendasi kepada Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Gresik

mengenai pelebaran saluran pembuang.

Sehingga air buangan dari dibangunnya

stadion dapat tercukupi masuk ke saluran

pembuang yang langsung dibuang

menuju Kali Lamong.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perencanaan,

dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Hasil perhitungan curah hujan

rancangan dengan distribusi log

Pearson III dengan kala ulang

10 tahun sebesar 116,0114

mm/hari. Debit total yang

dialirkan oleh pipa pada

lapangan sepak bola sebesar

0,000633 m3/detik. Total debit

limpasan dari track atletik, area

galah, area rumput, area paving,

area pasir, dan atap tribun serta

debit air kotor tribun sebesar

3,90792 m3/detik.

2. Perencanaan struktur tanah pada

lapangan sepak bola :

a. Rumput (lapangan sepak

bola).

b. Pasir urug dan pupuk

kandang (4:1) dengan tebal

15 cm.

c. Pasir urug dengan tebal 10

cm.

d. Pasir murni dengan tebal 10

cm.

e. Geokomposit Exceldrain

EX-T dengan tebal 1,3309

cm.

f. Batu koral Ø 3 – 10 mm

dengan tebal 5 cm

g. Batu koral Ø 10 – 20 mm

dengan tebal 20 cm.

h. Pipa PVC AW Ø 2” (Pipa

Perforated).

i. Tanah dasar lokasi.

3. Perencanaan sistem drainase

bawah permukaan dilakukan

pada lapangan sepak bola.

Dengan penggunaan pipa pvc

aw yang dilubangi diatasnya

digunakan pipa dengan diameter

2” yang diletakkkan pada

elevasi +37,43 atau dibawah

struktur lapisan tanah lapangan

sepak bola. Dengan panjang

pipa maksimum 36,45 meter,

aliran dari pipa akan masuk ke

saluran keliling lapangan

(saluran I).

4. Sistem drainase permukaan

direncanakan mengikuti hasil

dari perencanaan sistem

drainase bawah permukaan.

Direncanakan ada tiga saluran

utama pada stadion, dengan :

a. Saluran I, dimensi : lebar (b)

= 0,3 m dan tinggi (h) = 0,7

meter.

b. Saluran II, dimensi : lebar

(b) = 0,3 m dan tinggi (h) =

0,45 meter.

c. Saluran III, dimensi : lebar

(b) = 1,5 m dan tinggi (h) =

1,5 meter

Selain saluran, direncanakan pula

tampungan–tampungan untuk

mengumpulkan air dari tiap-tiap

saluran. Dengan perencanaan :

a. Bak penampung saluran I,

dimensi : panjang (p) = 1 m,

lebar (b) = 0,3 m, tinggi (h)

= 0,8 meter.

b. Pipa untuk mengalirkan air

dari bak penampung saluran

I menuju box penampung

saluran II digunkan pipa pvc

aw Ø 14”. Digunakan dua

pipa pada tiap–tiap bak

penampung.

c. Box penampung saluran II,

dengan dimensi : panjang

Page 13: perencanaan sistem drainase stadion bukit lengis kecamatan ...

(p) = 1 m, lebar (b) = 0,5 m,

tinggi (h) = 1 m.

d. Pipa untuk mengalirkan air

dari box penampung saluran

II menuju saluran III

digunakan pipa pvc aw Ø

18”. Digunakan dua pipa

pada tiap–tiap box

penampung.

e. Saluran talang pada tribun

stadion dengan dimensi

:lebar (b) = 0,6 m dan tinggi

(h) = 0,6 m.

f. Pipa untuk mengalirkan air

dari saluran talang menuju

saluran III dengan diameter

Ø 10”.

g. Tampungan saluran III yang

digunakan untuk

menampung air sebelum

dibuang ke saluran

pembuang dengan dimensi:

panjang (p) = 1,5 m, lebar

(b) = 1,5 m, dan tinggi (h) =

2 m.

5. Diketahui bahwa debit total yang

masuk ke tampungan saluran III

sebesar 3,90856 m3/detik.

Sedangkan saluran pembuang yang

direncanakan oleh Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Gresik dengan

dimensi lebar (b) = 1 meter dan

tinggi (h) = 1 meter tidak cukup

untuk mengalirkan debit hasil

perhitungan. Maka diberikan

rekomendasi untuk memperbesar

saluran dengan dimensi lebar (b) =

1,25 m dan tinggi (h) = 1 m.

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, Chay. 2010. Hidrologi dan

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Yogyakarta : Gadjah Mada

Unversity Press.

American Wick Drain. 2015. Exceldrain

EX-T Prefabricated Turf Stip Drain.

Monroe, NC.

http://www.americanwick.com

(diakses 22 desember 2014).

Chow, Ven Te. 1992. Hidrolika Saluran

Terbuka. Jakarta: Erlangga.

Harto, Sri. 1993. Analisis Hidrologi.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Koerner, Robert M. 1989. Designing with

Geosynthetics. New Jersey:

Prentice-Hall Inc.

Limantara, Lily M. 2009. Hidrologi

Teknik Sumber Daya Air – 2.

Malang : CV. Asrori

M. Das, Braja. 1998. Mekanika Tanah

(Prinsip – prinsip Rekayasa

Geosintetis) Jilid I.

Jakarta:Erlangga

Prodjopangarso, Hardjoso. 1987.

Drainasi. Yogyakarta:

Laboratorium P4S Fakultas Teknik

Universitas Gajah Mada.

Suhardjono, 1984. Drainasi. Malang:

UPT Fakultas Teknik Universitas

Brawijaya.

Suripin. 2004. Sistem Drainase

Perkotaan Yang Berkelanjutan.

Yogyakarta: Andi.

Triatmodjo, Bambang. 2010. Hidrologi

Terapan. Yogyakarta : Beta Offset.

Page 14: perencanaan sistem drainase stadion bukit lengis kecamatan ...

LAMPIRAN

+ 37.68179

+ 37.68179

+ 37.68179

SALURAN I BB = 0,3 mH = 0,7 m

Elevasi Muka Tanah = + 38,00

Elevasi Dasar Saluran= + 37,30

PIPA PVCØ = 14"

Elevasi = + 37,5556

BAK PENAMPUNG PP = 1,0 mL = 0,3 mT = 0,8 m

Elevasi Dasar = + 37,20

BAK PENAMPUNG RP = 1,0 mL = 0,3 mT = 0,8 m

Elevasi Dasar= + 37,20

BAK PENAMPUNG SP = 1,0 mL = 0,3 mT = 0,8 m

Elevasi Dasar = + 37,20

PIPA PVC (PERFORATED) Ø=2"

Elevasi Lapangan = + 38,00

Elevasi Pipa = + 37,43

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54

SALURAN II DB = 0,3 m

H = 0,45 m

Elevasi Muka Tanah = + 37,68179

Elevasi Dasar Saluran = + 37,23179

BOX PENAMPUNG WP = 1,0 mL = 0,5 mT = 1,0 m

Elevasi Dasar = + 36,68179

PIPA PVCØ = 18"

Elevasi = + 37,13899

TAMPUNGANP = 1,5 mL = 1,5 mT = 2,0 m

Elevasi Muka Tanah = + 37,68179

Elevasi Dasar = + 35,68179

SALURAN III AB = 1,5 m H = 1,5 m

Elevasi Muka Tanah = + 37,68179

Elevasi Dasar Saluran= + 36,18179

SALURAN I AB = 0,3 mH = 0,7 m

Elevasi Muka Tanah = + 38,00

Elevasi Dasar Saluran= + 37,30

SALURAN I EB = 0,3 mH = 0,7 m

Elevasi Muka Tanah = + 38,00

Elevasi Dasar Saluran= + 37,30

SALURAN I FB = 0,3 mH = 0,7 m

Elevasi Muka Tanah = + 38,00

Elevasi Dasar Saluran= + 37,30

SALURAN I CB = 0,3 mH = 0,7 m

Elevasi Muka Tanah = + 38,00

Elevasi Dasar Saluran= + 37,30

SALURAN I HB = 0,3 mH = 0,7 m

Elevasi Muka Tanah = + 38,00

Elevasi Dasar Saluran= + 37,30

SALURAN I GB = 0,3 mH = 0,7 m

Elevasi Muka Tanah = + 38,00

Elevasi Dasar Saluran= + 37,30

SALURAN I DB = 0,3 mH = 0,7 m

Elevasi Muka Tanah = + 38,00

Elevasi Dasar Saluran= + 37,30

BAK PENAMPUNG QP = 1,0 mL = 0,3 mT = 0,8 m

Elevasi Dasar = + 37,20

SALURAN II EB = 0,3 m

H = 0,45 m

Elevasi Muka Tanah = + 37,68179

Elevasi Dasar Saluran = + 37,23179

SALURAN II AB = 0,3 m

H = 0,45 m

Elevasi Muka Tanah = + 37,68179

Elevasi Dasar Saluran = + 37,23179

SALURAN II HB = 0,3 m

H = 0,45 m

Elevasi Muka Tanah = + 37,68179

Elevasi Dasar Saluran = + 37,23179

SALURAN II BB = 0,3 m

H = 0,45 m

Elevasi Muka Tanah = + 37,68179

Elevasi Dasar Saluran = + 37,23179

SALURAN II CB = 0,3 m

H = 0,45 m

Elevasi Muka Tanah = + 37,68179

Elevasi Dasar Saluran = + 37,23179

SALURAN II GB = 0,3 m

H = 0,45 m

Elevasi Muka Tanah = + 37,68179

Elevasi Dasar Saluran = + 37,23179

SALURAN II FB = 0,3 m

H = 0,45 m

Elevasi Muka Tanah = + 37,68179

Elevasi Dasar Saluran = + 37,23179

BOX PENAMPUNG XP = 1,0 mL = 0,5 mT = 1,0 m

Elevasi Dasar = + 36,68179

BOX PENAMPUNG YP = 1,0 mL = 0,5 mT = 1,0 m

Elevasi Dasar = + 36,68179

BOX PENAMPUNG ZP = 1,0 mL = 0,5 mT = 1,0 m

Elevasi Dasar = + 36,68179

PIPA PVCØ = 14"

Elevasi = + 37,5556

PIPA PVCØ = 14"

Elevasi = + 37,5556

PIPA PVCØ = 14"

Elevasi = + 37,5556

SALURAN III BB = 1,5 m H = 1,5 m

Elevasi Muka Tanah = + 37,68179

Elevasi Dasar Saluran= + 36,18179

PIPA PVCØ = 18"

Elevasi = + 37,13899

PIPA PVCØ = 18"

Elevasi = + 37,13899

PIPA PVCØ = 18"

Elevasi = + 37,13899

LOKASI:STADION BUKIT LENGIS

KABUPATEN GRESIK

JUDUL GAMBAR SKALA

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

DIRENCANAKAN

Ardy Satriya 115060400111031

DIPERIKSA DOSEN PEMBIMBING I

Ir. M. Janu Ismoyo, MT. NIP. 19580102 198601 1 001

Dian Chandrasasi, ST.,MT. NIK. 780702 06 1 2 0139

LEGENDA

DIPERIKSA DOSEN PEMBIMBING II

MUKASALURAN

MUKAAIR

DASARSALURAN

BETON

LAMPIRAN

1 : 1667

DETAIL DRAINASE STADION

BUKIT LENGIS

DETAIL DRAINASE STADION BUKIT LENGIS

Skala 1 : 1667

PIPA PVC (PERFORATED) Ø=2"

Elevasi Lapangan = + 38,00

Elevasi Pipa = + 37,43